• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah

Pendidikan anak usia dini pada hakekatnya adalah pendidikan yang diselenggarakandengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak. Sebagaimana yang tercantum dalam undang-undang No 20 tahun 2003 Bab I Pasal 1 ayat 14, dinyatakan bahwa “Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yangditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan 6 tahun, yangdilakukanmelalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantupertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalammemasuki pendidikan lebih lanjut”(Kemendiknas.2010:2). Sedangkan pada pasal 28 tentang pendidikan anak usia dini dinyatakanbahwa: (1) Pendidikan anak usia dini (PAUD)diselengarakansebelum jenjang pendidikan dasar.(2) pendidikan anak usia dini dapat diselengarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal/

informal.

Pendidikan anak usia dini merupakan bagian dari pencapaian tujuan pendidikan nasional, sebagaimana diatur dalam undang-undang no 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (Sujiono,. 2011:8).

PAUD berfungsi untuk mengembangkan berbagai potensi anak secara optimal sesuai dengan kemampuan bawaannya, sejalan dengan perkembangan IPTEK dan hasil-hasil penelitian yang berkaitan dengan perkembangan otak (Brainwere) manusia, maka ke depan dimungkinkan

(2)

pendidikan PAUD mampu mengembangkan seluruh potensi anak melampaui batas potensi bawaannya. PAUD merupakan lembaga pendidikan pra- sekolah yang memperkenalkan iklim dan budaya sekolah dan sebagai peletak dasar untuk mengembangkan potensi anak secara optimal (Mulyasa. 2012 :6).

Anak usia dini merupakan masa usia emas (golden age) ditandai dengan berkembangnya jumlah dan fungsi sel-sel saraf otak yang akan berfungsi secara optimal ketika ada upaya sinergi. Pada usia emas terjadi transformasi yang luar biasa pada otak dan fisiknya sehingga usia ini sangat penting bagi perkembangan intelektual, spiritual, emosional dan sosial anak sesuai dengan karakteristiknya masing-masing dan masa keemasan ini kalau sudah terlewati tidak akan terulang lagi.Olehkarena itu, pendidikan dan lingkungan yang tepat untuk mengembangkan anak pada usia ini sangat diperlukan. (Mulyasa, 2012:35).

Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya,pada masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek sedang mengalami masa yang cepat dalam rentang perkembangan hidup manusia (Berk dalam Sujiono, 2011:6).

.Aspek pengembangan yang akan penulis teliti adalah aspek pengembangan kognitif. Dalam pedoman pembelajaran bidang pengembangan kognitif di taman kanak-kanak (Depdiknas a, 2007:3) disebutkan bahwa pengembangan kognitif adalah suatu proses berpikir berupa kemampuan untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan sesuatu dapat juga dimaknai sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah atau untuk menciptakan karya yang dihargai dalam suatu kebudayaan.

Salah satu aspek dalam pengembangan kognitif adalah pengembangan pembelajaran matematika, istilah-istilah yang dikenal di antaranya:

pengembangan kognitif, daya pikir, atau ada juga yang menyebutnya sebagai pengembangan kecerdasan logika matematika. Kegiatan pengembangan- pembelajaran matematika untuk anak usia dini dirancang agar anak mampu

(3)

menguasai berbagai pengetahuan dan keterampilan matematika yang memungkinkan mereka untuk hidup dan bekerja pada saat mendatang yang menekankan pada kemampuan memecahkan masalah (Sriningsih.2009:1).

Anak usia dini adalah masa yang sangat strategis untuk mengenalkan berhitung pada jalur matematika, karena usia dini sangat peka terhadap rangsangan yang diterima dari lingkungan. Rasa ingin tahunya yang tinggi akan tersalurkan apabila mendapatkan stimulus/rangsangan yang sesuai dengan perkembangannya.(Depdiknas b., 2007 : 4).

.Berhitung merupakan bagian dari matematika yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari terutama konsep bilangan yang merupakan juga dasar bagi pengembangan kemampuan matematika maupun kesiapan untuk mengikuti pendidikan dasar (Depdiknas b, 2007;43). Berhitung di taman kanak-kanak diharapkan tidak hanya berkaitan dengan kemampuan kognitif saja, tetapi juga kesiapan mental, sosial dan emosional, oleh karena itu dalam pelaksanaannya berhitung di taman kanak-kanak dilakukan secara menarik dan bervariasi. Maka dari itu, diperlukan strategi belajar mengajar yang sesuai dengan materi, salah satunya adalah penggunaan media belajar.

Menurut Latif,dkk (2013 : 151 ) “Media dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya”.

Kegiatan pembelajaran matematika untuk anak usia dini sangat penting yaitu untuk menstimulasi dan mengoptimalkan kemampuan berpikir anak.Sedangkan jika dilihat dari sudut pandang pendidik, adalah bagaimana cara menyampaikannya sehingga memiliki manfaat yang sangat besar dalam mengoptimalkan kemampuanlogikamatematika(Sriningsih.2009:28).Tuntutan penguasaan matematika sangat besar, apalagii jika anak hendak masuk sekolah dasar, orang tua menuntut anak-anak mereka agar dapat menguasai matematika bahkan saat anak mereka masih di taman kanak-kanak. Hal ini memicu lembaga pendidikan anak usia dini mengajarkan matematika dengan metode yang kurang tepat. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Sriningsih (2009:2) tidak sedikit lembaga pendidikan usia dini

(4)

mengajarkannya dengan menggunakan paper -pencil yaitu bentuk lembar kerja anak yang didalamnya terdapat angka-angka tanpa benda konkritnya langsung. Hal ini dianggap lebih mudah bagi guru untuk mengajarkannya karena guru tidak perlu menyediakan media . Akan tetapi hal ini sulit bagi anak karena anak akan lebih mudah jika ada benda konkritnya langsung.

Berdasarkan hasil observasi yang telah penulis lakukan di TK Kartika Siliwangi 9 kelompok B-3, pada kenyataannya pembelajaran berhitung masih terasa sulit terutama bagi anak usia dini, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor permasalahan baik dari guru, siswa maupun sumber belajar sebagai pendukungnya. Hal ini ditandai dengan kondisi sebagai berikut:Dari 14 anak baru 8 anak paham lambang bilangan sedangkan 6 anak belum paham lambang bilangan. Untuk memahami proses berhitung secara sederhana hanya 7 anak yang paham dan mampu sementara 7 anak belum mampu dan tidak paham untuk melakukan proses berhitung sederhana.Dari 14 anak yang mengikuti pembelajaran berhitung sekitar 8 anak, sedangkan yang lainnya masih pasif.

Adapun masalah yang ada pada guru adalah:

1. Metode yang digunakan dalam kegiatan kurang menarik dan menyenangkan. Beberapa hal yang menyebabkan demikian di antaranya adalah bahasa tubuh guru yang masih kaku, penyajian yang kurang menarik.

2. Alat peraga dalam pembelajaran masih terbatas. Di antaranya hanya menggunakan media papan tulis, batang korek api, jari tangan atau sedotan saja.

3. Motivasi anak untuk belajar berhitung belum maksimal. Di antaranya sebagai anak masih pada suka main-main dalam mengikuti proses pembelajaran berhitung.

Terdapat banyak metode dan strategi yang bisa digunakan

untukmemecahkan permasalahan di atas, di antaranya: metode pemberian tugas, demonstrasi, tanya jawab, pengucapan syair, percobaan, eksperimen, bercakap-cakap, bercerita, dan praktek langsung (Depdiknas a,. 2007:16).

(5)

Dan dalam upaya menstimulasi perkembangan potensi anak , makapenulis mencoba mencari jalan keluar untuk memperbaiki kemampuan berhitung anak di TK Kartika Siliwangi 9 Dayeuhkolot tahun pelajaran 2013/2014 dengan melalui metode demonstrasi dan pemberian tugas dengan melalui media alat peraga konkrit yaitu berupa manik-manik.

Berdasarkan uraian di atas tersebut maka penulis melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Meningkatkan kemampuan berhitung permulaan Anak TK melalui media manik-manik”.

B..Rumusan Masalah.

Berdasarkan latarbelakang masalah di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi obyektif kemampuan berhitung pada anak kelompok B di TK Kartika Siliwangi 9 Dayeuhkolot sebelum digunakannya pembelajaran melalui media manik-manik.

2. Bagaimana proses penerapan permainanmanik-manik dalam meningkatkan kemampuan berhitung pada anak kelompok B di TK Kartika Siliwangi 9 Dayeuhkolot.

3. Bagaimana peningkatan kemampuan berhitung pada anak kelompok Bdi TK Kartika Siliwangi 9 Dayeuhkolot setelah digunakannya pembelajaran melalui media manik-manik.

C..Tujuan Penelitian

Tujuan yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui kondisi obyektif kemampuan berhitung pada anak kelompok B di TK Kartika Siliwangi 9 Dayeuhkolot setelah menggunakan pembelajaran melalui media manik-manik.

(6)

2. Untuk mengetahui prosedur langkah-langkah penerapan media manik- manik dalam meningkatkan kemampuan berhitung pada anak kelompok B di TK Kartika Siliwangi 9 Dayeuhkolot.

3. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan kemampuan berhitung pada anak kelompok B di TK Kartika Siliwangi 9 Dayeuhkolot setelah digunakannya pembelajaran melalui media manik-manik.

D..Manfaat Penelitian.

Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi yang baik di antaranya:

1. Bagi anak:

a. Dapat meningkatkan inisiatif anak untuk belajar berhitung melalui kegiatan bermain sambil belajar.

b. Dapat meningkatkan kemampuan anak dalam mengkonsepkan benda- benda dengan lambang bilangannya.

c. Dapat belajar berhitung dari berbagai media atau alat peraga dengan mudah dan menyenangkan.

2. Bagi Guru:

a. Menambah wawasan tentang rangsangan yang tepat dalam meningkatkan kemampuan berhitung pada PAUD.

b. Menambah pengetahuan dalam memilih dan menggunakan alternatif pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan materi berhitung.

c. Mampu melakukan perencanaan, melaksanakan dan mengevaluasi siswa.

(7)

3 .Bagi Sekolah

Kemampuan guru dalam melakukan PTK dengan berbagai strategi perbaikan pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan secara optimal dan hasilnya bisa disebarluaskan ke sekolah lain.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Adapun struktur organisasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I. Pendahuluan

Menjelaskan mengenai latar belakang masalah identifikasi masalah dan rumusan masalah terkait kemampuan berhitung di TK Kartika Siliwangi 9 kelompok B serta mengenai tujuan, manfaat dan struktur organisasi skripsi.

1. BAB II. Kajian Teori

Berisikan tentang kajian teoritik mengenai konsep matematika dan berhitung permulaan, definisi, manfaat, konsep, tujuan, teori, tahapan, prinsip-prinsip berhitung permulaan, media, strategi dan penelitian yang relevan.

2. BAB III. Metodelogi Penelitian

Membahas tentang subyek dan obyek penelitian, metode penelitian, desain penelitian, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data serta analisis data.

3. BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Menguraikan tentang temuan hasil penelitian yang didapat oleh penulis selama di lapangan serta pembahasan data.

4. BAB V. Kesimpulan dan Saran

Berisikan tentang kesimpulan penulis tentang penelitian yang dilakukan dan pemberian saran

Referensi

Dokumen terkait

Assalamualaikum Wr. Salam Sejahtera Bagi Kita Semua. Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas hidayah-Nya maka Seminar Hasil Pengabdian Masyarakat 2020 dapat

Perubahan Sosial, 2003), hal.. Upacara kematian adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh sejumlah keluarga untuk memberikan peringatan terakhir kepada orang yang dikasihinya

(c) Nilai prestasi penyelidikan pelajar melalui borang (PU/S/BR04/GS-11) yang telah dilengkapkan oleh pelajar dalam i- GIMS dalam tempoh yang ditetapkan. Laporan Kemajuan

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, penulis panjatkan atas segala limpahan rahmat, taufiq, hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Kita harus melihat hadd fi al-kayf ini karena ayat yang termaktub memakai shighat syarth, Jadi seolah-olah kalimatnya begini ”Fankihu ma thaba lakum min an-nisa’ matsna

'erlaksana dengan rlaksana dengan baik  baik  Peserta KKN Peserta KKN Reguler  Reguler  -enin 10 -enin 10 agustus agustus 2015 2015 Pembersihan halaman Pembersihan halaman kantr

Untuk meningkatkan effisiensi dan efektifitas pembelajaran IPBA melalui teleskop, dirancang perangkat sistem jaringan akuisisi astronomi yang menyambungkan komputer

(1) Keputusan berdasarkan suara terbanyak adalah sah apabila diambil dalam Sidang yang dihadiri oleh Anggota dari unsur Pemerintah maupun Non Pemerintah,