41 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Metode
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada sifat positivism, digunakan insutrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dan dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Metode kuantitatif adalah pendekatan ilmiah terhadap pengambilan keputusan manajerial dan ekonomi. Pendekatan ini menggunakan data. Data diproses dan disajikan menjadi informasi untuk pengambilan keputusan (Kuncoro, 2011:3).
Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif karena mengumpulkan data berupa angka. Data yang berupa angka tersebut kemudian diolah dan dianalisis untuk mendapatkan suatu informasi ilmiah pada angka-angka tersebut (Martono, 2010:19). Dari penelitian ini dapat dilihat bahwa peneliti melihat pengaruh dengan menguji hubungan dari variabel bebas yaitu inflasi, PDRB, upah minimum dan variabel terikat yaitu penyerapan tenaga kerja yang hasilnya berupa angka yang kemudian dianalisis sehingga dapat menghasilkan suatu informasi ilmiah pada angka-angka tersebut.
Penelitian ini bersifat asosiatif yang memiliki tujuan untuk menganalisis hubungan antara dua variabel atau lebih, dilakukan dengan menganalisi pengaruh inflasi, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), dan upah minimum terhadap penyerapan tenaga kerja. Dimana keterkaitan inflasi (X1), PDRB (X2), dan Upah Minimum Regional (UMR) (X3) digunakan sebagai alat ukur untuk penyerapan tenaga kerja (Y) di Kota Batu Periode 2004-2018.
B. Sumber Data
Sumber data yang digunakan adalah data sekunder. Sumber data sekunder adalah catatan tentang suatu peristiwa ataupun catatan-catatan yang telah jauh dari sumber orisinil. Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah data time series. Data runtut waktu (time series) adalah data yang secara kronologis
disusun menurut waktu pada suau variabel tertentu. Data time series digunakan untuk melihat pengaruh perubahan dalam rentang waktu tertentu (Kuncoro, 2011:29).
Data time series dalam penelitian ini berupa data tahunan, yaitu data selama runtut waktu lima belas tahun, dari tahun 2004-2018. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batu yang meliputi data inflasi, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), dan data penduduk yang bekerja. Peneliti juga menggunakan informasi dari Peraturan Gubernur Provinsi Jawa Timur untuk mendapatkan data Upah Minimum Regional (UMR) Kota Batu.
C. Operasional Variabel 1. Variabel Bebas (X)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
a. Inflasi adalah suatu keadaan yang menandakan bahwa semakin lemahnya daya beli yang diikuti dengan semakin merosotnya nilai riil (intrinsik) mata uang suatu negara (Mankiw, 2006).
b. PDRB adalah jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha pada suatu daerah tertentu dan dapat juga dikatakan sebagai
jumlah dari nilai barang dan jasa akhir (neto) yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. Dalam penelitian ini menggunakan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK). PDRB atas dasar harga konstan disusun berdasarkan harga pada tahun dasar dan bertujuan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi.
c. Upah minimum adalah upah terendah yang dijadikan standar oleh pengusaha atau perusahaan untuk menetukan upah yang sebenarnya dari pekerja atau buruh yang bekerja di perusahaan (Budiarto & Dewi, 2015). Dalam penelitian ini menggunakan standar Upah Minimum Regional (UMR) Kota Batu.
2. Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah penyerapan tenga kerja, yaitu banyaknya orang yang dapat terserap untuk bekerja pada suatu perusahaan atau instansi. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data penduduk yang bekerja di Kota Batu.
D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah studi pustaka, yaitu suatu kegiatan pengumpulan data dan informasi dari berbagai sumber, seperti buku yang memuat berbagai ragam kajian teori yang sangat dibutuhkan, majalah, naskah, dan dokumen. Data penelitian ini diperoleh dari berbagai sumber seperti jurnal-jurnal, buku teori, penelitian terdahulu yang memuat teori penelitian serta sumber-sumber pustaka lainnya. Dalam penelitian ini sumber data jurnal digunakan peneliti sebagai bahan untuk menyusun penelitian terdahulu dan
mengutip beberapa teori dalam kajian teoritis berupa tenaga kerja, inflasi, PDRB dan upah minimum. Peneliti juga memanfaatkan buku untuk membuat dan menyusun kajian pustaka yang memuat tentang kajian teoritis berupa tenaga kerja, inflasi, PDRB serta upah minimum.
E. Analisis Data
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif asosiatif. Pendekatan kuantitatif digunakan dengan metode Ordinal Least Square (OLS). Metode OLS merupakan salah satu metode dalam analisis
regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yaitu inflasi, PDRB, dan upah minimum terhadap variabel terikat yaitu penyerapan tenaga kerja. Sedangkan pendekatan bersifat asosiatif, yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih.
Peneliti menggunakan software E-Views 9 atau Econometric Views untuk melakukan olah data. E-Views digunakan dalam penelitian ini karena software ini mampu melakukan olah data berupa time series, cross section dan panel data.
Keunggulan E-Views sendiri adalah pada kemampuan untuk mengolah data time series, meskipun tetap dapat mengolah data cross section dan panel data. Dalam
penelitian ini data yang digunakan adalah data time series, sehingga peneliti menggunakan software E-Views sebagai alat analisis data.
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data dengan pengujian model estimasi yaitu uji asumsi klasik, analisis regresi linier berganda, dan uji hipotesis yaitu pengujian simultan dengan Uji F serta pengujian parsial dengan Uji T.
1. Uji Asumsi Klasik
Pada analisis regresi untuk memperoleh model regresi yang bisa dipertanggungjawabkan, maka asumsi-asumsi berikut harus dipenuhi. Ada empat pengujian dalam uji asumsi klasik, yaitu:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Uji ini biasanya digunakan untuk mengukur data berskala ordinal, interval, ataupun rasio. Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk uji normalitas adalah dengan statistic Jarque- Bera. Metode Jarque-Bera digunakan untuk mengetahui apakah data
yang digunakan terdistribusi normal atau tidak. Jika hasil menujukkan nilai signifikan di atas α (0,05) maka data residual terdistribusi dengan normal, sedangkan jika hasil menunjukkan nilai signifikan di bawah α (0,05) maka data residual terdistribusi tidak normal.
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah antar variabel bebas memiliki korelasi linier yang tinggi atau tidak. Model regresi yang baik adalah regresi yang tidak ada gejala korelasi yang kuat di antara variabel bebasnya. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebasnya. Pengujian multikolinearitas dalam penelitian ini menggunakan matriks korelasi antar variabel bebas untuk melihat besarnya korelasi antar variabel bebas.
Uji multikolinearitas dapat dilihat dari Variance Inflation Faktor (VIF) dan nilai tolerance. Multikolinearitas terjadi jika nilai tolerance < 0,10
atau sama dengan VIF > 10. Jika nilai VIF tidak ada yang melebihi 10, maka dapat dikatan bahwa data lolos dari uji multikolinieritas.
Sebaliknya, jika nilai VIF melebihi 10 maka terjangkit masalah multikolinieritas.
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier terdapat korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya. Jika terjadi korelasi antar kesalahan pengganggu maka dapat dikatakan bahwa model persamaan regresi linier memiliki masalah autokorelasi. Autokorelasi menunjukkan korelasi di antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu dan ruang. Metode yang digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dalam penelitian maka dilakukan uji LM (metode Bruesch Godfrey). Metode ini didasarkan pada nilai F dan Obs* R-Square,
dimana jika nilai probabilitas dari Obs* R-Square melebihi α (0,05).
Artinya, tidak ada masalah autokorelasi, begitu juga sebaliknya.
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah ragam eror konstan atau tidak pada model. Heteroskedastisitas merupakan keadaan di mana semua gangguan yang muncul dalam fungsi regresi populasi tidak memiliki varian yang sama. Dalam penelitian ini menggunakan uji Bruesch Pagan Godfrey Heteroscedasticity yang tersedia dalam program EViews. Hasil yang diperhatikan dari uji ini adalah nilai F dan Obs* R-Square, jika nilai Obs* R-Square lebih kecil
dari α (0,05) yang berarti ada Heteroskedastisitas, demikian juga sebaliknya jika nilai Obs* R-Square lebih besar dari α (0,05) maka tidak terjadi Heteroskedastisitas (Indradewa & Natha, 2013).
2. Analisis Regresi Linier Berganda
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis linier berganda. Analisis regresi ganda digunakan oleh peneliti bila peneliti bermaksud meramalkan keadaan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel terikat, bila dua atau lebih variabel bebas sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya) (Sugiyono, 2016).
Analisis ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y), yakni pengaruh Inflasi (X1), PDRB (X2), dan Upah Minimum (X3) terhadap Penyerapan Tenaga Kerja (Y) (Sugiyono, 2016).
Analisis regresi ganda dapat dijabarkan dengan persamaan sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + е Keterangan:
Y = Variabel dependen (Angkatan Kerja) X1 = Variabel Independen (Inflasi)
X2 = Variabel Independen (PDRB)
X3 = Variabel Independen (Upah Minimum) a = konstanta yaitu (nilai Y bila X1, X2, X3, X4) = 0
b = koefesien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan).
e = error
3. Uji Hipotesis
a. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji T)
Uji signifikansi parameter individual (uji t) dilakukan untuk menunjukkan seberapa jauh satu variabel penjelas/dependen secara individu dalam menerangkan variasi variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi adalah sebesar 0,05 (α = 5%). Keputusan penerimaan hipotesis atau penolakannya adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dan H1,H2,H3 ditolak (koefisien regresi tidak signifikan). Hal ini membuktikan bahwa secara parsial variabel independen tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
2) Jika nilai signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak dan H1,H2,H3 diterima (koefisien regresi signifikan). Hal ini berarti bahwa secara parsial variabel independen mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Juliansah, 2011).
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Uji F merupakan suatu pengujian signifikansi persamaan yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independent secara bersama-sama terhadap variabel dependent, dengan kriteria sebagai berikut:
1) Jika F hitung < F tabel, maka H0 diterima dan H1, H2, H3 ditolak.
Hal ini membuktikan bahwa secara simultan (bersama-sama) variabel independen tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
2) Jika F hitung > F tabel, maka H0 ditolak dan H1, H2, H3 diterima.
Hal ini membuktikan bahwa secara simultan (bersama-sama) variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen (Juliansah, 2011).
c. Koefisien Determinasi (R2)
Koefesien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Nilai koefesien determinasi adalah antara nol dan 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Koefesien determinasi yaitu untuk mengetahui seberapa besar kontribusi variabel independen (inflasi, PDRB dan upah minimum) terhadap variabel dependen (penduduk yang bekerja)(Juliansah, 2011).