• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI II DPR RI KE KOTA BEKASI PROVINSI JAWA BARAT TERKAIT EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM KTP-EL 04 OKTOBER 2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI II DPR RI KE KOTA BEKASI PROVINSI JAWA BARAT TERKAIT EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM KTP-EL 04 OKTOBER 2021"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK

KOMISI II DPR RI KE KOTA BEKASI PROVINSI JAWA BARAT TERKAIT EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM KTP-EL

04 OKTOBER 2021

BAB I : PENDAHULUAN A. Dasar Kunjungan

Kunjungan Kerja Spesifik Komisi II DPR RI Ke Kota Bekasi Provinsi Jawa Barat adalah dalam rangka pelaksanaan fungsi pengawasan terkait evaluasi pelaksanaan program Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-el). Tim Kunjungan Sepesifik Komisi II DPR RI berjumlah 7 orang, 4 orang staf sekretariat, 2 orang tenaga ahli, dan 2 orang tim media parlemen. Rombongan tim dipimpin oleh Dr. H.

Ahmad Doli Kurnia Tandjung, S.Si., MT (Ketua Komisi II DPR RI/F-PG).

NO NO.

ANGGOTA NAMA KETERANGAN

1 A-270 Dr. H. Ahmad Doli Kurnia

Tandjung, S.Si., MT Ketua Tim/ Ketua Komisi II/F-PG 2 A-141 Drs. Djarot Saiful Hidayat, M.S. Anggota/F-PDI-P

3 A-146 Ihsan Yunus Anggota/F-PDI-P

4 A-80 Dr. Ir. H. Sodik Mudjahid, M.Sc. Anggota/F-Gerindra 5 A-366 Drs. H. Tjetjep Muchtar Soleh, MM Anggota/F-Nasdem

6 A-386 Y. Jacki Uli Anggota/F-Nasdem

7 A-428 Teddy Setiadi, S.I.Kom Anggota/F-PKS

Kunjungan Kerja Spesifik Komisi II DPR RI ke Kota Bekasi Provinsi Jawa Barat ini juga didampingi oleh Staf Ahli dan Dirjen Dukcapil Kementerian Dalam Negeri RI yang merupakan mitra kerja Komisi II DPR RI.

B. Waktu Kunjungan Kerja Spesifik

Kunjungan Kerja Sepesifik Komisi II DPR RI dalam rangka evaluasi pelaksanaan program Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-el) ke Kota Bekasi dilaksanakan pada tanggal 4 Oktober 2021. Dalam kunjungan ini, Komisi II DPR RI melakukan kegiatan pengawasan, serap aspirasi dan dialog dengan berbagai pihak, terutama dengan Pemerintah Kota Bekasi, yang dihadiri langsung oleh Walikota Bekasi.

Kunjungan itu dimaksudkan untuk melaksanakan tugas dan fungsi dewan dalam bidang pengawasan terkait dengan ruang lingkup tugas dan fungsi Komisi II DPR RI.

(2)

BAB II: HASIL KUNJUNGAN

(Pertemuan dengan Pemerintah Kota Bekasi)

A. Pemaparan Pemerintah Kota Bekasi

Acara dimulai dengan sambutan singkat oleh Walikota Bekasi, Dr. H. Rahmat Effendi. Setelah itu pemaparan lebih detail dilanjutkan oleh Disdukcapil Kota Bekasi dengan poin-poin sebagai berikut:

Untuk memberikan layanan yang prima, efektif, dan efisien bagi masyarakat terkait KTP-el, Pemerintah Kota Bekasi, melalui Disdukcapil, telah melakukan upaya-upaya sebagai berikut:

1. Menerbitkan regulasi yang mensimplikasi pelayanan adminduk sehingga lebih efektif dan efisien diantaranya:

a. Peraturan Wali Kota Nomor 90 Tahun 2020 Tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan di Kota Bekasi

b. Standar Pelayanan (SP) bagi 24 jenis layanan administrasi kependudukan yang ditetapkan dalam Keputusan Kepala Disdukcapil Kota Bekasi Nomor : 067/413/Disdukcapil.SET, Tanggal: 14 Januari 2021, Tentang Standar Pelayanan Pada Disdukcapil Kota Bekasi c. Standar Operasional Prosedur (SOP) sesuai dengan Keputusan Wali Kota Bekasi Nomor:

470/Kep.204-Disdukcapil/IV/2021, Tanggal 21 April 2021, Tentang Tata Cara Penyelenggaraan Adminstrasi Kependudukan di Kota Bekasi

2. Mendistribusikan pelayanan di 12 Kecamatan untuk jenis layanan:

a. Perekaman KTP el b. Pencetakan KTP el baru c. Perubahan KK

d. Pencetakan KIA e. Penerbitan SKPWNI f. Penerbitan SKDWNI

g. Penerbitan Biodata Penduduk h. Penerbitan Akta Kelahiran i. Penerbitan Akta Kematian

Melaksanakan Pelayanan di MPP dan GPP untuk jenis layanan : a. Pencetakan KTP el Hilang/Rusak

b. Pencetakan KTP el Luar Domisili c. Konsolidasi NIK

d. Penerbitan Akta Kelahiran

Sedangkan Kantor Disdukcapil hanya melayani : a. Penggantian photo KTP el;

b. Penerbitan Biodata Penduduk;

c. Validasi NIK;

d. Akta Perkawinan;

e. Akta Perceraian;

f. Penerbitan Kutipan Kedua Akta Pencatatan Sipil;

g. Pelayanan Penerbitan Catatan Pinggir.

(3)

Note: Masyarakat lebih mudah mengakses layanan adminduk di titik terdekat, tidak tersentral pada Kantor Disdukcapil

3. Mengoptimalkan layanan daring yang dapat diakses dengan mudah, dimana saja dan terintegrasi dengan titik layanan yang ada, melalui Keputusan Wali Kota Bekasi Nomor:

470/Kep.609- Disdukcapil/XII/2020 Tanggal 23 Desember 2020 Tentang Pelayanan Administrasi Kependudukan Melalui e-OPen (Elektronik Online Pelayanan Kependudukan) di Kota Bekasi.

Aplikasi tersebut dapat diunduh melalui playstrore pada Smartphone berbasis android; Aplikasi tersebut memiliki 9 inovasi layanan, yakni :

a. Daftar dan Masuk (Layanan KTP el, KK, KIA, Akta Kelahiran, Akta Kematian, SKPWNI &

SKDWNI);

b. Motekar Bersahaja (Mohon KTP El Sekarang Diberikan Satu Hari Jadi);

c. Lapor (Jika anda belum menjadi warga Kota Bekasi);

d. Halo PAMOR (Bantuan Pelayanan Melalui Satgas PAMOR);

e. Konsolidasi Data (Data Belum Terupdate pada Lembaga Pelayanan Lain);

f. Jebol Dukcapil (Jemput Bola Layanan Administrasi Kependudukan);

g. Duduk Mesra (Pengaduan Disdukcapil Melayani Masyarakat);

h. Petak Ludo (Warga Luar JABODETABEK Kehilangan KTP-el);

i. Moto KTP (Permohonan Ganti Photo KTP-el);

j. SIPORA (Sistem Informasi Orang Asing)

4. Memaksimalkan inovasi Halo Pamor melalui peran Satgas Pamor Kelurahan yang ditempatkan di setiap RW untuk melaksanakan pelayanan adminduk secara jemput bola (door to door) di masing- masing RW, untuk selanjutnya diinput secara daring melalui Aplikasi e-OPen.

a. Dengan diberlakukannya pelayanan online e- OPen dan Halo Pamor dapat mengurai penumpukan pelayanan yang rentan dimanfaatkan oleh calo, dan warga mendapatkan kepastian pelayanan adminduk

b. Loket Pelayanan sudah disebar di 15 titik layanan dan memberikan pelayanan berdasarkan aplikasi daring e-OPen

c. Sistem antrian sudah diatur secara terukur dengan memilih tanggal pengambilan dokumen pada aplikasi e-OPen.

d. Untuk pelayanan pengaduan dan konsultasi sudah disiapkan menu Duduk Mesra (Pengaduan Dukcapil Melayanai Masyarakat) pada aplikasi e- OPen yang sudah terhubung langsung melalui 3 kanal Whatsapp

5. Untuk meningkatkan kualitas layanan perekaman dan pencetakan KTP el, Disdukcapil telah memiliki jaringan VPN mandiri dari Disdukcapil Ke Kecamatanyang pengelolaannya dilakukan oleh tim IT Disdukcapil sejumlah 4 Orang, terdiri dari : Admin Jaringan (1 orang); Admin Aplikasi dan Server (1 orang); dan Admin Database (2 orang)

6. Selanjutnya Disdukcapil melakukan identifikasi kondisi sarana prasarana pelayanan di setiap titik dan melakukan pembaharuan secara bertahap sesuai dengan ketersediaan anggaran serta memastikan ketersediaan ribbon dan film sebagai komponen penting untuk pencetakan KTP-el.

Disdukcapil memiliki jumlah aparatur sebanyak 215 orang yang terdiri dari 74 orang PNS dan 141 Non PNS. 75 orang di tempatkan di 15 titik layanan. Masing- masing titik layanan memiliki sarana prasarana untuk melakukan rekam dan cetak KTP-el. Kemudian juga, menugaskan pemangku jabatan Esselon III dan IV menjadi penanggung jawab pada titik layanan Meningkatkan

(4)

integritas operator pelayanan adminduk dengan menandatangani Pakta Integritas dan melakukan rotasi secara periodik antar titik layanan.

Terkait blanko KTP-el di Kota Bekasi, ketersediaan stock opname blanko KTP-el sampai dengan 1 Oktober 2021 sebanyak 23.620 keping dari total 200.000. yang telah diterima sepanjang Tahun 2021.

Pengambilan Blanko KTP el dilakukan secara rutin dan berkala ke Ditjen Dukcapil Kemendagri, dengan menerima BAST sebesar 20.000 keping per pengambilan. KTP-el didistribusikan di 15 titik layanan dengan dibuatkan BAST antara Penyelia dengan Petugas Distribusi secara berkala setiap 2 minggu sebanyak 500 keping per titik layanan

Mengenai perekaman dan pencetakan KTP-el, Disdukcapil kota Bekasi sudah melakukan perekaman dan pencetakan KTP- el dengan memprioritaskan warga masyarakat yang menjadi wajib KTP el sejumlah 1.808.953 jiwa. Pencapaian sampai dengan 30 September 2021 telah dilayani: perekaman sebanyak 1.766.543 jiwa (97,66%) dan pencetakan sebanyak 1.763.770 jiwa (97,50%).

Dalam rangka percepatan Perekaman dan Pencetakan KTP-el, Pemkot Bekasi melakukan berbagai upaya sebagai berikut :

a. Menyebarkan undangan perekaman KTP el kepada warga yang belum melakukan perekaman untuk hadir di 12 Kecamatan, bekerjasama dengan Camat dan Lurah serta Satgas Pamor, berdasarkan Instruksi Wali Kota Bekasi Nomor : 470/57/Disdukcapil, Tanggal 13 Januari 2021, Tentang Penuntasan Wajib Rekam KTP el Bagi warga Kota Bekasi;

b. Melakukan Jemput Bola di masing masing Kecamatan secara bergilir di setiap Kelurahan Sampai ke titik RW sejak Bulan Januari 2021 sebanyak 80 kali kegiatan Jemput Bola dengan melayani 1.748 jiwa;

c. Memberikan kemudahan persyaratan pembuatan KTP-el berdasarkan Pepres Nomor 96 Tahun2018 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil;

d. Menyiapkan sarana prasarana pendukung proses perekaman dan pencetakan KTP-el, pada anggaran Disdukcapil Tahun 2021.

Disdukcapil Kota Bekasi melaksanakan kegiatan pelayanan dengan memanfaatkan sarana dan prasarana yang terdiri dari:

1. Aplikasi pelayanan terdiri dari:

a. SIAK (Kemendagri) b. B Card (Kemendagri) c. Benroll (Kemendagri) d. Dupnik (Kemendagri)

e. Data Ware House (Kemendagri)

f. Dashboard e-OPen (Disdukcapil Kota Bekasi) 2. Peralatan Pelayanan terdiri dari:

a. Personal Computer spesifikasi intel i3 – i5 dengan Windows 10 di 15 titik layanan b. Alat Cetak Fargo HDP 5000 di 15 titik layanan Printer Laserjet di 15 titik layanan Alat

Rekam di 12 titik layanan 3. Pendukung Pelayanan terdiri dari:

a. Koneksi jaringan internet masing masing 2 Mbps per titik layanan, dengan sarana: Gphone,

(5)

router dan switch

b. Mikrotik 4 unit dengan firewall dan Solarwind

c. Server sejumlah 11 unit untuk masing-masing jenis aplikasi dan database.

4. Dalam rangka memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat yang lebih dekat dibutuhkan distribusi pelayanan rekam dan cetak KTP-el di 56 Kelurahan dan saat ini sarana dan prasarana yang dimiliki masih terbatas sampai dengan Kecamatan.

5. Ketersediaan Dukungan Anggaran Kegiatan pada Disdukcapil Kota Bekasi dalam menunjang pelaksanaan pelayanan Administrasi Kependudukan didukung dari beberapa sumber pandanaan yaitu: APBN melalui DAK Non Fisik; APBD Provinsi Jawa Barat; APBD Kota Bekasi.

Untuk memastikan seluruh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki KTP-el, terutama bagi kelompok rentan seperti: disabilitas, Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), masyarakat adat, masyarakat terdampak bencana, transgender, dan lain-lain, maka Pemkot Bekasi beberapa upaya sebagai berikut:

1. Melaksanakan pendataan warga ODGJ, Disabilitas dan Terlantar yang ditampung oleh Yayasan Sosial bekerjasama dengan Dinas Sosial Kota Bekasi.

2. Melaksanakan Pelayanan Jemput Bola (Jebol) Warga binaan di Yayasan dengan tahapan:

a. Melengkapi Formulir Pelayanan b. Pengecekan Biometrik

c. Penerbitan NIK d. Perekaman KTP el e. Pencetakan KTP el

3. Melaksanakan kegiatan Jemput Bola Warga terdampak bencana dengan menerbitkan kembali Dokumen Adminduk yang hilang atau rusak akibat bencana langsung di titik lokasi bencana.

4. Melaksanakan Pelayanan penggantian photo bagi warga transgender sesuai kondisi saat ini dan dokumen pendukung yang dimiliki.

5. Melaksanakan Rekonsiliasi dan Pemadanan data DTKS, PBI APBD, Data Vaksin berdasarkan DKB Bersama dengan Dinas Sosial, BPJS dan Dinas Kesehatan.

Untuk mempercepat layanan dokumen kependudukan, Pemerintah Kota Bekasi telah menerapkan Tanda Tangan Elektronik (TTE) dalam pelayanan penerbitan 18 dokumen adminduk kecuali KTP-el, KIA, SUKET, Catatan Pinggir Pencatatan Sipil. Sampai 30 September 2021 Disdukcapil Kota Bekasi telah menerbitkan TTE sebanyak 269.647 dokumen dengan 18 jenis layanan. Dengan menggunakan TTE terdapat beberapa keunggulan dalam pelayanan, yaitu: warga bisa mendapatkan pelayanan yang lebih cepat; bisa diterbitkan dokumen digital melalui email dan dicetak secara mandiri oleh warga; dan mempermudah proses penandatanganan yang bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja; Tidak perlu legalisir dan mudah diidentifikasi melalui QR Code.

Selain menerapkan strategi jemput bola untuk memperbaharui data kependudukan, Pemkot Bekasi melakukan beberapa upaya untuk mendorong peran serta masyarakat dalam melaporkan perubahan identitas diri (nama, jenis kelamin, golongan darah, alamat, agama, status perkawinan, pekerjaan, kewarganegaraan), di antaranya, memaksimalkan hal-hal berikut:

(6)

1. Penggunaan Apikasi e-OPen untuk mempermudah proses pembaharuan dokumen adminduk secara paket integrasi (Akta Lahir, Akta Mati, KK, KTP el dan KIA);

2. Sosialisasi kepada masyarakat untuk memperbaharui dokumen adminduk secara berkala dan komprehensif;

3. Melakukan jemput bola layanan sampai ke titik RW oleh Satgas Pamor untuk membantu pembaharuan dokumen adminduk bagi warga;

4. Sosialisasi GISA (Gerakan Indonesia Sadar Adminduk) melalui kanal kanal media sosial yang dimiliki oleh Disdukcapil kota bekasi.

Dalam rangka memaksimalkan fungsi KTP-el sebagai identitas tunggal penduduk yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan, khususnya dalam rangka memenuhi hak politik warga negara dalam Pemilu atau Pilkada, Pemkot Bekasi melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Memfaslitasi proses Kerjasama Hak Akses Pemanfaatan Data Kependudukan BHI dengan Dirjen Dukcapil Kementerian Dalam Negeri. Jumlah OPD yang sudah melakukan Perjanjian Kerjasama adalah 7 OPD dan 1 OPD dalam proses;

2. Mensosialisasikan kepada BHI untuk menggunakan NIK sebagai dasar pencarian data dalam layanan publik termasuk dalam proses Pemilu atau Pilkada;

3. Menerbitkan Peraturan Wali Kota Bekasi Nomor 113A Tahun 2019 Tanggal 25 Oktober 2019 Tentang Pedoman Pemanfaatan Data Kependudukan oleh Perangkat Daerah dan Badan Hukum Indonesia di Kota Bekasi.

Terkait pemanfaatan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK), Pemkot Bekasi dapat menyampaikan informasi sebagai berikut:

1. Sudah dilakukan Konsolidasi Data Kependudukan Bersih yang dilakukan setiap semester oleh kementerian dalam negeri.

2. Dengan pemanfaatan SIAK terintegrasi dalam seluruh pelayanan Adminduk oleh Disdukcapil maka tercapai tertib administrasi kependudukan.

3. Melakukan pembinaan terhadap operator SIAK yang bertanggungjawab terhadap pelayanan yang berbasis database kependudukan SIAK.

4. Menjadikan database SIAK sebagai Bahan Penyusunan Buku Profil Kependudukan, Sturuktur Umur dan Data Agregat Kependudukan sehingga dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak yang terkait.

5. Pemanfaatan Database SIAK digunakan untuk pelayanan publik, perencanaan pembangunan, alokasi anggaran, pembangunan demokrasi, dan penegakan hukum dan pencegahan kriminal Pemerintah Kota Bekasi menjaga kerahasiaan data pribadi masyarakat mengingat dokumen kependudukan berisi data pribadi yang sangat riskan disalahgunakan. Untuk itu, Pemkot melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Melengkapi sistem keamanan data pada perangkat IT yang ada pada Disdukcapil Kota Bekasi, dengan menggunakan jaringan VPN, firewall dan memisahkan setiap aplikasi dalam server yang berbeda;

2. Untuk merealisasikan hal tersebut Tahun 2021 Disdukcapil mengalokasikan anggaran dengan sumber dana APBD untuk pengadaan server sebanyak 2 unit;

3. Untuk data aplikasi lokal e-Open menggunakan jaringan lokal untuk akses server dan dashboard, sedangkan akses publik menggunakan aplikasi berbasis android;

4. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk tidak mengekspose data pribadi pada media

(7)

sosial;

5. Tidak memberikan akses kepada OPD lain kecuali melalui Perjanjian Kerjasama Hak Akses dan Pemanfaatan Data Kependudukan

Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kompetensi pegawai ASN dalam memanfaatkan teknologi informasi untuk memaksimalkan pelayanan KTP-el, Pemkot melakukan hal-hal berikut:

1. Menambahkan peningkatan kompetensi aparatur sebagai prioritas dalam Renstra dan Renja Disdukcapil setiap tahunnya;

2. Melaksanakan kegiatan Bimbingan Teknis secara periodik dan pelaksanaan kegiatan Bimbingan Teknis diikuti oleh Aparatur internal Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bekasi serta Aparatur di luar Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bekasi yang bersinggungan melakukan Pelayanan Adminduk seperti Aparatur wilayah Kecamatan dan Kelurahan termasuk Satgas PAMOR bagi 1013 RW se Kota Bekasi;

3. Mengirimkan aparatur Disdukcapil Kota Bekasi untuk mengikuti Bimbingan Teknis yang dieselenggarakan oleh Dirjen Dukcapoil Kemendagri dan Disdukcapil Provinsi Jawa Barat;

4. Menerbitkan Keputusan Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bekasi Nomor : 470/447/Disdukcapil.Yanduk Tanggal 19 Januari 2021 Tentang Kode Etik Penyelenggaraan Pelayanan di Lingkungan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bekasi.

B. Paparan Dr. H. Ahmad Doli Kurnia Tandjung, S.Si., MT Ketua Tim Sekaligus Ketua Komisi II DPR RI

Sistem data kependudukan adalah masalah klasik. Ujung dari masalah publik selalu bermuara pada data kependudukan yang belum baik. Artinya, pemerintah belum punya sistem dan pengelolaan database yang baik, setidaknya belum terintegrasi. Ada ego sektoral tentang database bentukan pada masing-masing kementerian/lembaga. Misalnya di Kementerian Sosial memiliki data sendiri yang disebut dengan Pusdatin Kesos RI, juga Kementerian Pertanian punya database sendiri, BPS juga punya database sendiri. Jika harus diintegrasian, tentu yang bisa ambil tanggung jawab adalah Kementeria Dalam Negeri karena yang banyak berurusan dengan administrasi kependudukan dan memiliki aparat sampai pada level paling bawah adalah Kemendagri. Maka Kemendagri seharusnya bisa melakukan konsolidasi dan mengintegrasikan database yang masih tersebar di banyak kementerian atau lembaga lain.

Dengan adanya database yang belum terintegrasi maka, misalnya terjadi bencana, masyarakat ribut karena merasa berhak dapat bantuan tapi justru tidak dapat, sebaliknya, yang seharusnya tidak dapat bantuan tapi justru dapat bantuan. Ini semua, ujung-ujungnya adalah soal database kependudukan yang belum baik pengelolaannya. Demikian juga saat jelang Pemilu atau Pilkada selalu ribut soal DPT, yang pada ujungnya bermuara pada soal database kependudukan yang belum update sehinggat database tidak valid. Di sini, kita perlu database kependudukan yang valid, sistematis, terstruktur dan terintegrasi.

Salah satu untuk mempermudah pembentukan database kependudukan yang lebih baik, Pemerintah telah menciptakan sistem KTP-el meskipun dalam pelaksanaannya masih banyak masalah. PR kita memang ada dua hal: pertama, masalah prinsipil menyangkut penginterasiannya database, dan kedua, masalah teknisnya. Pada saat rapat-rapat dan kunjungan lapangan, keluhan yang muncul adalah ketidaktersediaan blangko, masih ada orang yang memiliki identitas ganda, data penduduk yang tidak terproteksi dengan baik sehingga nyebar kemana-mana. Walaupun kalau mencermati sambutan bapak

(8)

Walikota, pelaksanaan di kota Bekasi sudah cukup baik. Sudah ada mall pelayanan publik, juga layanan-layanan di kecamatan, kelurahan/desa, dan pemantauan di tingkat RT RW. Ini praktek baik yang patut dijadikan model.

Jika melihat penjelasan Pemkot Bekasi tadi, terlihat sudah cukup baik. Saya cukup mengapresiasi terhadap terobosan dan pencapaian Pemkot Bekasi dalam hal pelayanan data kependudukan. Titik layanan yang semakin dekat kepada masyarakat menjadi terobosan untuk memberikan pelayanan secara maksimal.

Untuk memperdalam masalah ini, Ketua Komisi II DPR RI, selaku Ketua Tim Kunjungan Spesifik mempersilahkan kepada Anggota Komisi II DPR RI untuk memberikan masukan atau tanggapan.

C. Sesi Dialog Ihsan Yunus

Bekasi jauh lebih baik dari yang lain. Kami sedang mebahas UU ASN. Tentu praktik baik di Bekasi juga tidak bisa lepas dari komitmen dan kinerja ASN yang dimiliki. Sejauh mana proses pemeliharaan?

Karena ini juga terkait dengan aset baik yang berwujud fisik maupun yang bersifat pengetahuan.

Melihat praktik baik dari pelayanan kependudukan di Bekasi perlu disebarluaskan ke daerah lain.

Misalnya sistem yang baik di Kota Bekasi bisa dihibahkan kepada negara. Kementerian dan Kota Bekasi bisa berinisiatif untuk bisa sharing dengan daerah lain.

E-government sudah bagus, tinggal dimaksimalkan. Kalau bicara VPN, ini kebanyakan instansi menggunakan, tapi servernya ada di luar negeri. Ini tentu rawan dan gampang dibobol. Jika menghadapi resiko pencurian data jika sistem securitinya tidak pruden. Mengapa VPN tidak bisa kita kembangkan sendiri? Anak bangsa bisa banyak yang bisa untuk itu. Jika server di luar negeri terkait kependudukan kita ini berarti ini bahaya laten.

Tadi dijelaskan mengenai urgensi pencetakan sampai ke kelurahan. Apa ini tidak pemborosan? Bekasi punya VPN, kenapat tidak dipusatkan. Tadi masih ada 3000an yang belum dapat KTP-el. Ini kan jumlah kecil yang bisa diselesaikan dengan cepat, kendalanya di mana?

Sodik Mujahid

Melihat Kota Bekasi dengan terobosannya, saya khawatir kota bandung kalah sama Bekasi. Jika melihat daerah lain belum sebagus bekasi. Ada yang perlu saya tanyakan untuk kota bekasi, berapa yang masih buta elektronik? Bagaimana strategi jemput bola di saat Pandemi, apa masih berjalan?

Berapa angka pencatatan untuk data dinamis, misalnya pengangkatan anak, perpindahan kewrganegaraan dan seterusnya.

Y. Jacki Uli

Terkait pencurian NIK, dan pemanfaatkan NIK palsu yang masih terjadi, seberapa jauh kerjasama dengan pihak kepolitisian untuk megnurangi kemungkinnan pencurian dan kebocoran? Kota Bekasi sudah bagus, perlu dibuat kerjasama dengan daerah lain agar yang lain juga bisa mempraktikkan hal yang sama.

(9)

Teddy Setiadi

NIK mejadi basis data kita, ada korelasinya antar no.telp dan NIK. Jadi tidak bisa main-main lagi dengan NIK. Lalu bagaimana konsolidasi data kaitanya dengan BPJS? SIAK harus kita manfaatkan betul sebagai sumber semuanya. Termasuk dengan Pemilu. Kalau semuanya ada di SIAK tidak perlu lagi coklit. Kota bekasi kota urban, tentu urbanisasinya tinggi. Orang sudah pindah, tapi KTPnya masih di Kota Bekasi. Kalau pindah ke luar daerah kan tidak sederhana. Bagaimana menyederhanakan ini?

Hal lain yang masih sering menemukan kesulitan adalah data kematian yang masih dianggap hidup terus. Padahal ada kaitannya dengan bantuan-bantuan. Jika RT/RW tidak lapor dan juga tidak dilakukan konsolidasi, atau dicleansing maka data tidak tercatat dengan baik. Disini perlu sinergi RT/RW, Kelurahan, dan Kecamatan penting terkait, misalnya, kematian. Kalau data kamatian masih tercatat hidup dan muncul di DP4 maka akan menjadi persolan.

Djarot Saiful Hidayat

Memang perlu, yang sudah baik mengajar, yang kurang belajar. Data kita masih sembraut tidak terintegrasi, tumpang tindih dan tidak akurat. Presiden mengeluarkan Perpres tentang Satu Data Indonesia. Basisnya e KTP, di dalamnya sudah ada cipnya, didalamnya mestinya sudah ada data NPWP, BPJS. Di Perbankan, m-banking bisa bagus. Negara harus lebih bagus dari bank tentunya.

Untuk mencegah ego sektoral, Kemendagri harus kita dorong sebagai leading sector dibantu Bappenas. Kita harus perkuat posisi Kemendagri.

Pemkot Bekasi: Jawaban

Kami ingin melayani masyrakat sebaik-baiknya. Di atas sistem yang ada. Yang kami tata bukan hanya sistemnya tapi juga komitmen (SDM)nya. Kami selau utamakan kepuasan masyarakat. Kemudian kami perbaiki jaringan infrastruktur. Kami sekarang punya seribu gerai, terus saya kembangkan.

Provinsi Maluku juga belajar ke kota Bekasi untuk mengelola RS. Bagitu juga terkait Mall Pelayan publik, daerah2 lain juga belajar ke kota Bekasi. Pemkot Bekasi pernah diminta Menpanrb untuk berbagi dengan Kalbar, juga kota Ambon, Pekan baru, Bangka Tengah terkait uapaya-upaya untuk mengembangkan inovasi layanan kependudukan.

Terkait NIK ganda memang pernah terjadi. Pemalsuan NIK kemudian dipakai untuk main kredit. Ini yang terus kemi cegah agar tidak terulang lagi.

Mengenai hal-hal yang tidak dijamin oleh BPJS, kami jamin. Kemudain terkait data dinamis, kalau ada yang tidak lapor, kami sudah ada sistemnya yang dapat mendeteksi warga yang tidak lapor.

Soal VPN, kami tekoneksi dengan jaringan lokal PT Telkom. Ini yang digunakan dari server kemendagri ke servel lokal kami, terus ke titik layanan.

Mengapa Pencetakan sampai ke keluarahan, karena kami ingin sampai ke lapisan yang paling jauh sampai ke keluarahan. Kita ingin memperndek layanan. Kecamatan hanya berfungsi koordinator saja.

Terkait data 3.000 yang masih belum terlayanai, ini yang perekaman permulan, yg umur 16 tahun, sudah kami rekam tinggal nunggu ultah, habis itu kami antar ke rumahnya. Sebelum Pandemi kami jemput bola ke sekolah-sekolah, tapi sejak pandemi tidak bisa lagi.

(10)

Untuk yang gagap teknologi: ada 20% ada digenerasi baby boomer. 70% generasi milenial. Untuk melayani mereka ada petugas Pamor, tinggal ditunggu di rumah masing-masing, produknya juga dianter langsung.

Untuk konsolidasi data, tiap bulan kami lakukan dengan rekan-rekan kecamatan dan kami jaga sinergitas dengan RT/RW. Kami punya aplikasi yg nanti mereka melakuka verfikasi terkait data dinamis.

Terkait dengan data kematian, kami lakukan kerjasama dengan petugas TPU, termasuk saat covid, dan bisa diakses secara online.

BAB III: KESIMPULAN/CATATAN RAPAT

Dari pemaparan dan dialog (tanya jawab) dalam Kunjungan Kerja Spesifik ke Kota Bekasi Provinsi Jawa Barat, Komisi II DPR RI menyampaikan beberapa catatan penting, di antaranya sebagai berikut:

1. Sistem Satu Data Indonesia, dengan sistema data kependudukan yang sistematis dan terintergrasi harus kita segerakan untuk pemenuhan hak-hak masyarakat. Komisi II DPR RI akan mendorong Kemendagri agar bergerak lebih cepat lagi mengambil inisiasi pengintegrasian data kependudukan ini. Dengan ini, Komisi II berharap instansi yang lain dapat mengikutinya.

2. Untuk perbaikan sistem data kependudukan, Kota Bekasi bisa dijadikan role model untuk daerah lain. Dengan sistem yang bagus, masyarakat sadar akan pentingnya sistem data kependudukan. Mereka akan lapor untuk kepentingan mereka sendiri. Jika sistem sudah bagus, pelayanan juga bagus, tinggal kita dorong lebih maksimal agar masyarakat sadar sadar adminduk.

BAB IV. PENUTUP

Demikian laporan hasil Kunjungan Kerja Sepesifik Komisi II DPR RI ke Kota Bekasi Provinsi Jawa Barat, pada tanggal 04 Oktober 2021. Semoga laporan ini dapat menjadi referensi bagi pihak- pihak terkait. Kepada semua pihak yang membantu terselenggaranya kunjungan kerja ini, kami ucapkan terima kasih.

Jakarta, 18 Oktober 2021 KETUA TIM KUNJUNGAN KERJA KOMISI II DPR RI

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi ini menjelaskan bahwa pada tingkat bunga pengembalian investasi dan tingkat bunga atas kewajiban pensiun yang diasumsikan sama, nilai akhir iuran normal yang

Analisis major element dan trace element conto endapan lumpur hasil pemboran yang dilakukan pada penelitian tahun yang lalu menunjukkan relatif tidak adanya peningkatan

Pengaruh positif yang ditunjukan dari nilai Beta tersebut searah dengan arah yang diajukan pada hipotesis bahwa pajak warkop berpengaruh positif terhadap pendapatan

Menurut Walikota Medan, pelaksanaan KTP-el di Kota Medan masih terus dilakukan perekaman data bagi warga yang ingin mengurus KTP-el, walaupun masih banyak KTP-el warga Kota

BAB II PELAKSANAAN KUNJUNGAN KERJA Pelaksanaan kunjungan kerja reses Komisi VIII DPR RI ke Provinsi Kalimantan Timur Masa Persidangan II Tahun Sidang 2021 – 2022 dilaksanakan

dipertimbangkan konsumen dalam membeli susu formula balita pada pasar swalayan di Kota Yogyakarta untuk faktor iklan adalah variabel gambar kemasan (factor loading

Secara khusus, kunjungan kerja spesifik Komisi VI DPR RI ini dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan dan permasalahan yang dihadapi oleh PT Perusahaan Listrik

Dalam rangka Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VIII DPR RI mengenai Kebijakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Pesantren Masa Pandemi Covid-19 dan Penanggulangan