F
AIQ
T
OBRONI
,
SHI
.,
MH
Sejarah dan Upaya Pembaharuan Hukum Pidana
S
EJARAH
H
UKUM
P
IDANA
Prof. Mr. J. E. Jonkers mengatakan “orang-orang
Belanda yang dengan melewati lautan dan
samudra luas memiliki jalan untuk menetap di
tanah-tanah jajahannya, membawa hukumnya
sendiri
untuk
berlaku
baginya.
(Het
Nederlandsch-Indische Strafstelsel, 1940).
Pada masa penjajahan Belanda terdapat dualisme
perundang-undangan, termasuk dalam pidana.
S
EJARAH
(
LANJUTAN
)
Untuk orang Eropa berlaku suatu kitab
undang-undang hukum pidana yang termuat
dalam Firman Raja Belanda tanggal 10
Februari 1866 no. 54 (Staatsblad 1866 no. 55),
yang mulai berlaku 1 Januari 1867.
Untuk orang Indonesia dan orang Timur Asing
berlaku suatu kitab undang-undang hukum
pidana
tersendiri
yang
termuat
dalam
S
EJARAH
(
LANJUTAN
)
Kedua kitab undang-undang hukum pidana
tersebut merupakan jiplakan dari Code Penal
Perancis,
yang
oleh
Kaisar
Napoleon
dinyatakan berlaku di Belanda pada waktu
negara itu ditaklukan oleh Napoleon pada awal
abad kesembilan belas.
Dualisme hukum, baik di daerah jajahan dan
di wilayah Belanda sendiri, baru berakhir pada
tahun 1881. tahun ini telah terbentuk hukum
pidana baru yang bersifat nasional dan
sebagian besar mencontoh KUHP di Jerman.
S
EJARAH
(
LANJUTAN
)
Sikap semacam ini merambah ke Indonesia
dengan dibentuknya KUHP baru (Wetboek van
Strafrecht voor Nederlandsch-Indie) dengan
Firman Raja Belanda tanggal 15 Oktober 1915,
yang mulai diberlakukan pada 1 Januari 1915.
Pemberlakuan kitab yang baru ini untuk
semua orang yang berada di wilayah
Hindia-Belanda.
Keadaan hukum pidana ini dilanjutkan pada
S
EJARAH
(L
ANJUTAN
)
Pada masa awal kemerdekaan, masih berlaku
juga dengan Pasal II Aturan Peralihan UUD
1945.
Kemudian diperbarui dengan UU 1/1946
S
EJARAH
(
LANJUTAN
)
Beberapa poin penting dari UU 1/1946 tentang status
kitab undang hukum pidana tersebut adalah:
1.
Pasal III, tulisan “Nederlandsch-Indie” atau
“Nederlandsch-Indisch (e) (en)” harus dibaca
“Indonesie” atau “Indonesisch (e) (en)”.
2.
Perintah dan larangan yang dimaksudkan kepada
S
EJARAH LANJUTAN
3.
Pasal VI: nama “Wetboek van Strafrecht voor
Nederlandsch-Indie” diubah menjadi “Wetboek
van Starfrecht” dan bisa disebut “Kitab
Undang-undang Hukum Pidana”.
4.
Pasal VII: kata “Nederlandsch onderdaan” diganti
“warga negara Indonesia”.
S
ISTEMATIKA
KUHP
KUHP (WvS) tersusun dari 3 buku dan terdiri 569
pasal.
1. Buku I tentang Aturan Umum [9 bab 103 pasal (Pasal
1-103)].
2. Buku II tentang Kejahatan [31 bab 385 pasal (Pasal
104-488)].
3. Buku III tentang Pelanggaran [9 bab 81 pasal (Pasal
489-569)].
P
EMBAHARUAN HUKUM PIDANA
(Barda Nawawi Arief) pembaharuan hukum
adalah upaya meninjau dan membentuk kembali
(reorientasi dan reformasi) hukum pidana yang
sesuai dengan nilai-nilai sentral sosio-politik,
sosio-filosofik, dan nilai-nilai sosio-kultural
masyarakat Indonesia.
Dari segi ilmu hukum pidana, pembaharuan
KUHP (materi hukum pidana) dapat dilakukan
dengan dua cara. Pertama, pembaharuan secara
parsial, yakni dengan mengganti bagian demi
bagian dari kodifikasi hukum pidana. Kedua,
pembaharuan secara universal, total atau
menyeluruh,
yaitu
pembaharuan
dengan
mengganti total kodifikasi hukum pidana.
P
EMBAHARUAN PARSIAL
Nama Undang- Undang Tambahan
UU Nomor 1 Tahun 1946 Perubahan nama WvSNI menjadi WvS/KUHP; beberapa pasal dan krimininalisasi delik pemalsuan uang dan kabar bohong.
UU Nomor 20 Tahun 1946 tentang
Hukuman Tutupan Menambah jenispidana pokok berupa pidana tutupan.
UU Nomor 8 Tahun 1951 tentang penangguhan Pemberian Surat Izin kepada Dokter dan Dokter Gigi.
Menambah kejahatan praktek dokter
UU Nomor 73 Tahun 1958 tentang Berlakunya UU Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana untuk Seluruh Wilayah RI dan Mengubah KUH Pidana
Menambah kejahatan terhadap bendera RI
UU Nomor 1 Tahun 1960 tentang
Perubahan KUHP Memperberat ancamanpidana Pasal 359, 360, dan
P
EMBAHARUAN PARSIAL
Nama Undang- Undang Tambahan UU Nomor 16 Prp Tahun 1960
tentang Beberapa Perubahan dalam KUHP
Merubah vijf en twintig gulden
dalam beberapa pasal menjadi dua ratus lima
puluh rupiah. UU Nomor 18 Prp Tahun 1960
tentang Perubahan Jumlah
Hukuman Denda dalam KUHP dan dalam Ketentuan-ketentuan
Pidana lainnya yang dikeluarkan sebelum tanggal 17 Agustus 1945.
Hukuman denda dibaca
dalam mata uang rupiah dan dilipatkan lima belas kali
UU Nomor 1 Tahun 1965 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan atau
Penodaan Agama
Penambahan Pasal 156a
UU Nomor 7 Tahun 1974 tentang Penerbitan Perjudian
(memperberat ancaman pidana bagi perjudian)
(Pasal 303 ayat (1) dan Pasal 542) dan
memasukkannya Pasal 542
menjadi jenis kejahatan (Pasal 303
P
EMBAHARUAN PARSIAL
Nama Undang-Undang Tambahan UU Nomor 4 Tahun 1976 tentang
Perubahan dan Penambahan Beberapa Pasal dalam KUHP Bertalian dengan Perluasan Berlakunya Ketentuan
Perundang-undangan Pidana, Kejahatan Penerbangan, dan Kejahatan terhadap
Sarana/Prasarana Penerbangan
(memperluas ketentuan berlakunya hukum pidana
menurut tempat (Pasal 3 dan 4), penambahan Pasal 95a, 95b, dan 95c serta menambah Bab XXIX A tentang Kejahatan Penerbangan).
UU Nomor 27 Tahun 1999 tentang Kejahatan terhadap Keamanan Negara
(menambah kejahatan terhadap keamanan negara Pasal 107 a-f)
P
EMBAHARUAN TOTAL
P
ERBANDINGAN
S
ISTEMATIKA
KUHP
DAN
R
ANCANGAN
KUHP 1999-2000
K U H P
Rancangan KUHP 1999-2000
Buku Kesatu Aturan Umum
Buku Kesatu Ketentuan Umum
Bab Materi Ba
b Materi
I
Batas-batas Berlakunya Aturan Pidana dalamPerundang-undangan (Pasal 1-9)
I
Berlakunya Ketentuan Pidana dalam Peraturan Perundang-undangan (Pasal 1-14)II
Pidana (Pasal 10-43)II
Tindak Pidana danPertanggungjawaban Pidana (Pasal
15-49) III Hal-hal yang Menghapuskan,
Mengurangi atau Memberatkan Pidana (Pasal 44-52a)
II
I
Pemidanaan, Pidana, dan Tindakan(Pasal 50-136)
IV Percobaan (Pasal 53-54)
I
V
Gugurnya Kewenangan PenuntutanF ai q T obr oni , S H I., M H .
K U H P
Rancangan KUHP 1999-2000
Buku Kesatu Aturan Umum
Buku Kesatu Ketentuan Umum
Bab Materi Ba
b Materi
VI
Perbarengan Tindak Pidana (Pasal63-71)
V
I
Ketentuan Penutup (Pasal 192)VI
I
Mengajukan dan Mnarik KembaliPengaduan dalam Hal
Kejahatankejahatan yang Hanya Dituntut atas Pengaduan (Pasal 72-75)
VI
II Hapusnya Kewenangan Menuntut
Pidana dan Menjalankan Pidana (Pasal 76-85)
IX Arti Beberapa Istilah yang Dipakai
dalam Kitab Undang-undang (Pasal
86-101)
F ai q T obr oni , S H I., M H .
K U H P
Rancangan KUHP 1999-2000
Buku Kedua Kejahatan Buku Kedua Tindak Pidana
Bab Materi Ba
b Materi
I
Kejahatan terhadap KeamananNegara (Pasal 104-129)
I
Tindak Pidana terhadap Proses Kehidupan Ketatanegaraan (Pasal 193-223)II
Kejahatan-kejahatan terhadap Martabat Presiden dan Wakil Presiden (Pasal 130-139)II
Tindak Pidana terhadap Martabat Presiden dan Wakil Presiden(Pasal 224-227) III Kejahatan-kejahatan terhadap
Negara Sahabat dan terhadap Kepala Negara Sahabat serta Wakilnya (Pasal 139ª- 145)
II
I
Tindak terhadap Negara Sahabat,Kepala Negara Sahabat, danPerwakilan Negara Sahabat (Pasal 228-237)
IV Kejahatan terhadap Melakukan Kewajiban dan Hak Kenegaraan (Pasal 146-153)
I
V
Tindak Pidana terhadap Kewajibandan Hak Kenegaraan (Pasal 238-245)
V Kejahatan terhadap Ketertiban
Umum (Pasal 154-181)
V
Tindak Pidana terhadap Ketertiban Umum (Pasal 246-287)F ai q T obr oni , S H I., M H .
K U H P
Rancangan KUHP 1999-2000
Buku Kedua Kejahatan Buku Kedua Tindak Pidana
Bab Materi Bab Materi
VI
I
Kejahatan yang MembahayakanKeamanan Umum bagi Orangatau
Barang (Pasal 187-206)
VII
Tindak Pidana terhadap Agama danKehidupan Beragama (Pasal 290-297)
VI
II
Kejahatan terhadap Penguasa Umum (Pasal 207-241)VII
I
Tindak Pidana yang MembahayakanKeamanan Umum bagi Orang, Barang, dan Lingkungan Hidup (Pasal 298-337)
IX Sumpah Palsu dan Keterangan
Palsu (Pasal 242)
IX
Tindak Pidana terhadap KekuasaanUmum dan Lembaga Negara (Pasal
338-374) X Pemalsuan Mata Uang dan Uang
Kertas (Pasal 244-252)
X
Tindak Pidana Sumpah Palsu dan Keterangan Palsu (Pasal 375) XI Pemalsuan Materai dan MerkK U H P
Rancangan KUHP 1999-2000
Buku Kedua Kejahatan Buku Kedua Tindak Pidana
Bab Materi Bab Materi
XII
I
Kejahatan terhadap Asal-usul danPerkawinan (Pasal 277-280)
XIII
Tindak Pidana Pemalsuan Surat (Pasal 395-405)XI
V
Kejahatan terhadap Kesusilaan (Pasal 281-303 bis)XIV
Tindak Pidana terhadap Asasl-usuldan Perkawinan (Pasal 406-410) XV Meninggalkan Orang yang Perlu
Ditolong (Pasal 304-309)
XV
Tindak Pidana Kesusilaan (Pasal411-441) XVI Penghinaan (Pasal 310-321)XVI
Tindak Pidana MenelantarkanOrang
(Pasal 442-446) XVI
I Membuka Rahasia (Pasal 322-323)
XVI
I
Tindak Pidana Penghinaan (Pasal447-456) XVIII Kejahatan terhadap Kemerdekaan Orang (Pasal 324-337)
XVI
II
Tindak Pidana Pembocoran Rahasia(Pasal 457-459)
XIX Kejahatan terhadap Nyawa XIX Tindak Pidana terhadap
K U H P
Rancangan KUHP 1999-2000
Buku Kedua Kejahatan Buku Kedua Tindak Pidana
Bab Materi Bab Materi
XX Penganiayaan (Pasal 351-358) XX Tindak Pidana terhadap Nyawa (Pasal 475-483)
XXI Menyebabkan Mati atau Luka-luka
Karena Kealpaan (Pasal 359-361)
XXI Tindak Pidana Penganiayaan (Pasal
484-488) XXI
I Pencurian (Pasal 362-367) XXII Tindak Pidana yang Mengakibatkan
Mati atau Luka-luka Karena Kealpaan (Pasal 489-490) XXI
II Pemerasan dan Pengancaman (Pasal 368-371) XXIII Tindak Pidana Pencurian (Pasal 491-497)
XXI
V Penggelapan (Pasal 372-377) XXIV Tindak Pidana Pemerasan danPengancaman (Pasal 498-501) XX
K U H P
Rancangan KUHP 1999-2000
Buku Kedua Kejahatan Buku Kedua Tindak Pidana
Bab Materi Bab Materi
XXVI
I Menghancurkan atau MerusakkanBarang (Pasal 406-412) XXVII Tindak Pidana Merugikan Kreditoratau Orang yang Berhak (Pasal 534-543)
XXVI
II Kejahatan Jabatan (Pasal 413-437) XXVIII Tindak Pidana Penghancuran atauPerusakan Barang (Pasal 544-550) XXIX Kejahatan Pelayaran (Pasal 438-479) XXIX Tindak Pidana Jabatan (Pasal
551-580) XXIX
A Kejahatan Penerbangan danKejahatan Terhadap Sarana/Prasarana Penerbangan (Pasal 479a-479r)
XXX Tindak Pidana Pelayaran (Pasal 581-619)
XXX Penggelapan (Pasal 372-377) XXXI Tindak Pidana Penerbangan dan
Tindak Pidana terhadap Sarana serta Prasarana Penerbangan (Pasal 620-637)
XXXI Aturan tentang Pengulangan Kejahatan yang Bersangkutan dengan Berbagai-bagai Bab (Pasal 486-488)
XXXI
I Tindak Pidana Pemudahan (Pasal638-645) XXXI
II Ketentuan Penutup (Pasal 646-647)
K U H P
Rancangan KUHP
1999-2000
Buku Ketiga Pelanggaran
Bab Materi
I Tentang Pelanggaran Keamanan Umum bagi
Orang atau Barang dan Kesehatan (Pasal 489-502) II Pelanggaran Ketertiban Umum (Pasal 503-520)
III
Pelanggaran terhadap Penguasa Umum (Pasal 521-528)IV Pelanggaran Mengenai Asal-usul dan Perkawinan (Pasal 529-530)
V Pelanggaran terhadap Orang yang Memerlukan Pertolongan (Pasal 531)
VI Pelanggaran Kesusilaan (Pasal 532- 547) VI
I Pelanggaran mengenai Tanah, Tanaman, dan Pekarangan (Pasal 548-551) VI
II Pelanggaran Jabatan (Pasal 552-559) IX Pelanggaran Pelayaran (Pasal 560- 569)