PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENEGAKAN NORMA
KODE ETIK NOTARIS ATAS PELANGGARAN ETIK OLEH
NOTARIS DI KOTA MEDAN DAN KABUPATEN DELI
SERDANG
Oleh :
Yosephine Monica Sriulina Tobing
Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
Jalan Dr. T. Mansur Nomor 9, Kampus Padang Bulan, Medan Telp.(061)8211633. Email: claraapulina@gmail.com
ABSTRAK
Kode etik Notaris bertujuan agar suatu profesi Notaris dapat dijalankan dengan profesional dengan motivasi dan orientasi pada keterampilan intelektual serta berargumentasi secara rasional dan kritis serta menjunjung tinggi nilai-nilai moral. Penegakan dan pengawasan pelaksanaan kode etik jabatan profesi Notaris dilakukan melalui Dewan Kehormatan Notaris. Notaris dirasa perlu untuk diawasi agar kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam menjalankan jabatannya yang tidak sesuai dengan koridor hukum dan kode etik profesinya serta penyalahgunaan kewenangan atau kepercayaan yang diberikan pada Notaris dapat terhindari. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apa saja bentuk pelanggaran kode etik oleh Notaris di Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang?, bagaimana penerapan norma Kode Etik Notaris oleh Dewan Kehormatan Notaris di Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang? dan bagaimana penerapan sanksi terhadap Notaris atas pelanggaran etik oleh Dewan Kehormatan Daerah Notaris Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang?
Penelitian ini merupakan penelitian yuridis normatif dan yuridis empiris. Sedangkan sifat penelitian ini adalah deskriptif analitis. Maksudnya adalah dari penelitian ini diharapkan diperoleh gambaran secara rinci dan sistematis tentang permasalahan yang diteliti. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder dengan bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tertier yang diperoleh melalui studi kepustakaan dan pedoman wawancara.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk-bentuk pelanggaran kode etik yang dilakukan Notaris di Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang adalah kerjasama antara klien dengan Notaris yang tidak baik sehingga klien melaporkan Notaris yang bersangkutan ke Dewan Kehormatan Daerah, pencemaran nama baik dan perasaan tidak nyaman (perselingkuhan sesama Notaris), ukuran dan isi keterangan yang dimuat pada papan nama Kantor Notaris tidak sesuai aturan, dan sesama Notaris terdapat persaingan yang tidak sehat seperti masalah tarif jasa dan saling tarik menarik klien atau membujuk klien membuat akta / membujuk klien pindah dari Notaris lain. Kemudian penerapan norma kode etik Notaris oleh Dewan Kehormatan Notaris di Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang dilakukan dalam bentuk pengawasan dan pembinaan terhadap anggota perkumpulan yang dilakukan oleh Dewan Kehormatan Daerah Notaris yakni dengan melakukan pengawasan yang bersifat preventif (pencegahan) dan kuratif (penindakan). Selanjutnya penerapan sanksi yang dilakukan oleh Dewan Kehormatan Daerah Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang semaksimal mungkin melakukan penjatuhan sanksi sesuai kualitas dan kuantitas pelanggaran dengan pertimbangan yang matang dan menimbulkan efek jera kepada Notaris yang melanggarnya.
ABSTRACT
The notary code of ethics aims to ensure that a notary profession can be carried out professionally with motivation and orientation to intellectual skills as well as rational and critical arguments and upholding moral values. The enforcement and supervision of the implementation of the code of ethics for the Notary profession is carried out through the Notary Honorary Council. Notaries are deemed necessary to be supervised so that the possibility of irregularities in carrying out their positions that are not in accordance with the legal corridors and professional code of ethics and abuse of authority or trust given to the Notary can be avoided. The formulation of the problem in this study is What are the forms of violation of the code of ethics by Notaries in Medan City and Deli Serdang Regency?, How is the application of the Notary Code of Ethics norms by the Notary Honorary Council in Medan City and Deli Serdang Regency? and how is the application of sanctions against Notaries for ethical violations by the Notary Regional Honorary Council of Medan City and Deli Serdang Regency? This research is a normative juridical and empirical juridical research. While the nature of this research is analytical descriptive. The point is that this research is expected to obtain a detailed and systematic description of the problems studied. Sources of data used in this study are primary data and secondary data with primary legal materials, secondary legal materials and tertiary legal materials obtained through library research and interview guidelines.
The results of this study indicate that the forms of violations of the code of ethics committed by Notaries in Medan City and Deli Serdang Regency are bad cooperation between the client and the Notary so that the client reports the Notary concerned to the Regional Honorary Council, defamation and uncomfortable feelings (infidelity). fellow Notaries), the size and content of the information contained on the nameplate of the Notary's Office does not comply with the rules, and among Notaries there is unfair competition, such as the problem of service fees and mutual attraction of clients or persuading clients to make deed / persuading clients to move from another Notary. Then the application of the notary code of ethics by the Notary Honorary Council in Medan City and Deli Serdang Regency is carried out in the form of supervision and guidance to members of the association carried out by the Notary Regional Honorary Council, namely by carrying out preventive (prevention) and curative (action) supervision. Furthermore, the application of sanctions carried out by the Regional Honorary Council of Medan City and Deli Serdang Regency as much as possible shall impose sanctions according to the quality and quantity of violations with careful consideration and create a deterrent effect on Notaries who violate them.
Keywords: Code of Ethics, Notary, Violation and Sanctions.
PENDAHULUAN
Kode Etik Notaris diatur oleh satu-satunya wadah tunggal tempat berhimpunnya seluruh Notaris di Indonesia yaitu Ikatan Notaris Indonesia (INI) yang telah membentuk Kode Etik Profesi bagi para Notaris hanya sampai pada tatanan
1 Ikatan Notaris Indonesia, Jati Diri
Notaris Indonesia, Dulu, Sekarang dan Di
sanksi moral dan administratif.1 Tujuan daripada kode etik Notaris adalah agar suatu profesi Notaris dapat dijalankan dengan profesional dengan motivasi dan orientasi pada keterampilan intelektual serta berargumentasi secara rasional dan kritis serta menjunjung tinggi nilai-nilai
moral. Sedangkan kode etik memiliki fungsi ganda yaitu :
a. Mengontrol perilaku anggota profesi agar tidak terjadi penyalahgunaan pengetahuan/keunggulan yang dimiliki profesi dimaksud
b. Kode etik berfungsi untuk menjaga martabat.2
Penegakan pelaksanaan kode etik jabatan profesi Notaris dilakukan melalui Dewan Kehormatan Notaris. Dewan Kehormatan adalah alat perlengkapan perkumpulan yang bentuk dan berfungsi menegakkan kode etik, harkat dan martabat Notaris, yang bersifat mandiri dan bebas dari keberpihakan, dalam menjalankan tugas dan kewenangannya dalam perkumpulan.3 Tugas utama Dewan Kehormatan adalah melakukan pengawasan atas pelaksanaan kode etik. Bilamana ada Notaris terbukti melanggar kode etik dan peraturan terhadap ketentuan yang ada dalam undang-undang Jabatan Notaris, Notaris yang bersangkutan terkena sanksi sesuai dengan jenis pelanggaran yang telah dilakukan oleh Notaris.4
Pengawasan atas pelaksanaan kode etik profesi jabatan Notaris dilakukan pula oleh Dewan Kehormatan pada masing-masing tingkatan. Pengawasan di tingkat Kabupaten/Kota dilakukan oleh Pengurus Daerah (Pengda) dan Dewan Kehormatan Daerah (DKD). Pada tingkat propinsi dilakukan oleh Pengurus Wilayah (Pengwil) dan Dewan Kehormatan Wilayah (DKW). Pada tingkat Nasional
2 Yovita A. Mangesti dan Bernard L.
Tanya, Moralitas Hukum, Yogyakarta, Genta Publishing, 2014, hal 104
3 Bunyi Pasal 1 ayat 8 Bab I Ketentuan
Umum Kode Etik Notaris (Kongres Luar Biasa Ikatan Notaris Indonesia Banten, 29-30 Mei 2015)
4 Tri Ulfi Handayani, Op.Cit
dilakukan oleh Pengurus Pusat (PP) dan Dewan Kehormatan Pusat (DKP).
Mekanisme pengawasan terhadap Notaris terdiri atas 2 (dua) macam yang telah berjalan saat ini yaitu pengawasan internal kode etik melalui Dewan Kehormatan yang dibentuk sebagai alat perlengkapan organisasi Ikatan Notaris Indonesia, dan pengawasan eksternal yang dilakukan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, yang membentuk Majelis Pengawas.5 Keduanya lembaga tersebut adalah lembaga yang berbeda dan memiliki kewenangan berbeda pula dalam hal pelaksanaan pengawasan terhadap Notaris.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan dualisme jenis penelitian yakni yuridis
normatif dan yuridis empiris. Penelitian
yuridis normatif adalah penelitian hukum yang meletakkan hukum sebagai sebuah bangunan sistem norma. Sistem norma yang dimaksud adalah mengenai asas-asas, norma, kaidah dari peraturan perundang-undangan, putusan pengadilan, perjanjian serta doktrin (ajaran).6 Jenis penelitian yuridis normatif meliputi azas-azas hukum, yaitu penelitian terhadap hukum positif yang tertulis atau penelitian terhadap kaedah hukum yang hidup dalam masyarakat, sumber-sumber hukum, peraturan perundang-undangan yang bersifat teoritis ilmiah serta dapat menganalisa permasalahan yang dibahas, serta ditambah data-data lainnya yang diperoleh melalui wawancara.
5 Pengurus Pusat Ikatan Notaris Indonesia,
100 Tahun Ikatan Notaris Indonesia: Jati Diri Notaris Indonesia Dulu, Sekarang, Dan Di Masa Datang, Gramedia Pustaka, Jakarta, 2008, hal 228-229.
6 Mukti Fajar Nur Dewata dan Yulianto
Kemudian penelitian yuridis empiris atau sociological jurisprudence adalah penelitian yang mengkaji sistem norma atau peraturan perundangan ketika berinteraksi dalam masyarakat (law in
action).7
Selanjutnya sifat penelitian yang digunakan dalam penulisan penelitian ini adalah dengan metode pendekatan
deskriptif analitis. Maksudnya adalah dari
penelitian ini diharapkan diperoleh gambaran secara rinci dan sistematis tentang permasalahan yang diteliti. Analisis dilakukan berdasarkan gambaran, fakta yang diperoleh dan akan dilakukan secara cermat untuk menjawab permasalahan dalam menyimpulkan suatu solusi sebagai jawaban atas permasalahan tersebut.8
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan bahwa di Kota Medan untuk pelanggaran kode etik jabatan Notaris 4 (empat) tahun terakhir yang dilaporkan ke Dewan Kehormatan Daerah adalah sebanyak 1 (satu) kasus yang terjadi di tahun 2017 yaitu kerjasama antara klien dengan Notaris yang tidak baik sehingga klien melaporkan Notaris yang bersangkutan ke Dewan Kehormatan Daerah Kota Medan. Adapun sanksi yang terima oleh Notaris tersebut hanya berupa teguran.9 Sedangkan tahun 2018, 2019 dan 2020 nihil atau tidak terdapat pelanggaran kode etik jabatan Notaris.
Kurun waktu antara tahun 2017 hingga tahun 2020 tidak terdapat laporan kasus pelanggaran kode etik jabatan Notaris di Kota Medan yang dalam hal ini
7 Mukti Fajar Nur Dewata dan Yulianto
Achmad, Op. Cit., hal. 50.
8 Burhan Ashshofa, Metode Penelitian
Hukum, Rienika Cipta, Jakarta, 2008, hal 27
penulis mengambil kesimpulan bahwa Notaris kota Medan sendiri sudah sadar tentang pentingnya menjunjung tinggi etika dalam bekerja sesuai sumpah jabatannya sebagai Notaris.
1. Jenis Pelanggaran Kode Etik Notaris Kabupaten Deli Serdang
Berdasarkan hasil wawancara kepada ketua Dewan Kehormatan Daerah Kabupaten Deli Serdang bahwa pelanggaran kode etik jabatan Notaris di Kabupaten Deli Serdang dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir dari tahun 2017 hingga 2020 terdapat 5 (lima) kasus pelanggaran. Adapun bentuk pelanggaran kode etik Notaris di Kabupaten Deli Serdang adalah sebagai berikut :
a. Tahun 2017 nihil;
b. Tahun 2018 terdapat 2 (dua) pelanggaran yaitu pencemaran nama baik dan perasaan tidak nyaman (perselingkuhan sesama Notaris) dengan sanksi berupa teguran dan ukuran dan isi keterangan yang dimuat pada papan nama Kantor Notaris tidak sesuai aturan dengan sanksi berupa teguran;
c. Tahun 2019 nihil;
Tahun 2020 terdapat 3 (tiga) pelanggaran yaitu 1 (satu) kasus sesama Notaris terdapat persaingan yang tidak sehat seperti masalah tarif jasa dan saling tarik menarik klien atau membujuk klien membuat akta / membujuk klien pindah dari Notaris lain dengan sanksi berupa teguran, 1 (satu) kasus mengenai kerjasama yang tidak baik antara klien dan Notaris dengan sanksi berupa teguran, serta 1 (satu) kasus menghalangi kinerja profesi dengan sanksi berupa teguran.10
9 Wawancara kepada Ika, selaku Ketua
Dewan Kehormatan Daerah Kota Medan di Kantornya pada tanggal 23 Oktober 2020
10 Wawancara kepada Dana Barus, selaku
Pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh Notaris pada umumnya dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu :
a. Unsur kesengajaan, Notaris tersebut sudah mengetahui bahwa hal yang dilakukan adalah melanggar kode etik namun tetap dilakukan
b. Unsur ketidaktahuan, Pelanggaran pada kelompok ini biasanya dilakukan oleh para Notaris baru yang belum mengetahui dan memahami peraturan kode etik profesi Notaris.11
Penerapan kode etik Notaris dilingkungan Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang dilakukan dalam bentuk pengawasan dan pembinaan terhadap anggota perkumpulan yang dilakukan oleh Dewan Kehormatan Daerah Notaris yakni dengan melakukan pengawasan yang bersifat preventif (pencegahan) dan kuratif (penindakan).12
1) Bersifat preventif (pencegahan) Pengawasan dan pembinaan yang bersifat preventif ini dilakukan oleh Dewan Kehormatan berupa pembinaan dan penyuluhan yang dilakukan pada saat pemeriksaan terhadap Notaris bersangkutan. Pembinaan dan penyuluhan ini bukan hanya berkaitan dengan teknis pekerjaan Notaris dan etika profesi, namun juga dapat berupa pemberian nasehat hukum dan pandangan hukum serta perbaikan-perbaikan terhadap peraturan kode etik yang berlaku agar Notaris dalam menjalankan tugas dan jabatannya tetap dalam koridor peraturan yang berlaku. Pengawasan dan pembinaan ini dilakukan secara berkesinambungan untuk mencegah
Deli Serdang di Kantornya pada tanggal 23 Oktober 2020
11 Tri Ulfi Handayani, Urgensi Dewan
Kehormatan Notaris Dalam Penegakan Kode Etik Notaris Di Kabupaten Pati, Magister
terjadinya pelanggaran terhadap kode etik jabatan Notaris.
2) Bersifat kuratif (penindakan)
Pengawasan dan pembinaan yang bersifat kuratif ini dilakukan oleh Dewan Kehormatan dengan memberikan sanksi-sanksi sesuai dengan kuantitas dan kualitas pelanggaran yang telah dilakukan oleh Notaris. Pemberian sanksi itu bertujuan untuk mengurangi pelanggaran kode etik yang terjadi, dan juga bagian dari pembinaan terhadap pelaksanaan jabatan dan perilaku Notaris. Sehingga pengawasan dan pembinaan terhadap Notaris harus terus dilakukan dan dievaluasi secara berkala oleh Dewan Kehormatan agar mampu menyesuaikan perkembangan hukum dan masyarakat.
Dewan Kehormatan Daerah Kota Medan semaksimal mungkin melakukan penjatuhan sanksi sesuai kualitas dan kuantitas pelanggaran dengan pertimbangan yang matang dan menimbulkan efek jera kepada Notaris yang melanggarnya. Proses pemeriksaan dan penjatuhan sanksi mengikuti aturan yang telah diatur oleh Perkumpulan. Sejauh ini Notaris yang bersangkutan tunduk terhadap keputusan tersebut dan koorperatif ketika dilakukannya pemeriksaan sampai dijatuhinya sanksi terhadapnya.
Demikian halnya Dewan Kehormatan Daerah Kabupaten Deli Serdang. Penerapan sanksi juga dirasa sudah cukup maksimal mengingat pelanggaran terhadap kode etik Notaris tidak banyak lagi Kenotariatan, Unisulla, Semarang, Jurnal Akta Vol.5 Nomor 1 Maret 2018
12 Wawancara kepada Dana Barus, selaku
ditemukan.13 Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa para Notaris di Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang memiliki integritas yang tinggi dan menjunjung nilai moral dalam menjalankan profesinya dengan baik dan benar sesuai kaidah-kaidah hukum yang berlaku
KESIMPULAN
Jenis pelanggaran kode etik Notaris di Kota Medan berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari tahun 2017 hingga tahun 2020 hanya terdapat 1 (satu) pelanggaran yaitu kerjasama antara klien dengan Notaris yang tidak baik sehingga klien melaporkan Notaris yang bersangkutan ke Dewan Kehormatan Daerah Kota Medan. Adapun sanksi yang terima oleh Notaris tersebut hanya berupa teguran. Selanjutnya bentuk pelanggaran kode etik di Kabupaten Deli Serdang dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir dari tahun 2017 hingga 2020 terdapat 5 (lima) kasus pelanggaran meliputi :
a. Tahun 2018 terdapat 2 (dua) pelanggaran yaitu pencemaran nama baik dan perasaan tidak nyaman (perselingkuhan sesama Notaris) dengan sanksi berupa teguran dan ukuran dan isi keterangan yang dimuat pada papan nama Kantor Notaris tidak sesuai aturan dengan sanksi berupa teguran;
b. Tahun 2020 terdapat 3 (tiga) pelanggaran yaitu 1 (satu) kasus sesama Notaris terdapat persaingan yang tidak sehat seperti masalah tarif jasa dan saling tarik menarik klien atau membujuk klien membuat akta / membujuk klien pindah dari Notaris lain dengan sanksi berupa teguran, 1 (satu) kasus mengenai kerjasama yang tidak baik antara klien dan Notaris
13 Hasil Wawancara dengan Dana Barus
selaku Ketua Dewan Kehormatan Kabupaten
dengan sanksi berupa teguran, serta 1 (satu) kasus menghalangi kinerja profesi dengan sanksi berupa teguran.
Sedangkan tahun 2018 dan 2019 nihil. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa pelanggaran kode etik di Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang berdasarkan penelitian di lapangan tidak terlalu banyak yang ditemukan dan diproses oleh Dewan Kehormatan Daerah, hal ini disebabkan Notaris-Notaris tersebut memiliki integritas yang tinggi dan menjunjung nilai moral dalam menjalankan profesinya dengan baik dan benar sesuai kaidah-kaidah hukum yang berlaku .
Kehormatan dengan memberikan sanksi-sanksi sesuai dengan kuantitas dan kualitas pelanggaran yang telah dilakukan oleh Notaris yang bertujuan untuk mengurangi pelanggaran kode etik yang terjadi, dan juga bagian dari pembinaan terhadap pelaksanaan jabatan dan perilaku Notaris. 2. Penegakan sanksi terhadap Notaris atas
pelanggaran etik oleh Dewan Kehormatan Daerah Notaris di Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang sudah dijalankan sesuai aturan. Notaris yang bersangkutan dapat bekerja sama dengan baik dan tidak melakukan pelanggaran berulang. Dewan Kehormatan Daerah Kota Medan semaksimal mungkin melakukan penjatuhan sanksi sesuai kualitas dan kuantitas pelanggaran dengan pertimbangan yang matang dan menimbulkan efek jera kepada Notaris yang melanggarnya. Proses pemeriksaan dan penjatuhan sanksi mengikuti aturan yang telah diatur oleh Perkumpulan. Sejauh ini Notaris yang bersangkutan tunduk terhadap keputusan tersebut dan koorperatif ketika dilakukannya pemeriksaan sampai dijatuhinya sanksi terhadapnya. Sebagai saran, hendaknya Notaris dalam melakukan tugas jabatannya dapat menjunjung tinggi etika dan moral serta menjalankan sumpah jabatan sebagai pejabat publik sehingga bentuk terkecil dari pelanggaran kode etik Notaris tidak akan terjadi. Sikap profesionalisme hukum ini dan memahami akan kewajiban serta larangan yang telah diatur oleh Perkumpulan kiranya dapat meminimalisir jumlah pelanggaran yang terjadi. Dalam hal ini pula dapat diberikan masukan agar Dewan Kehormatan sebagai suatu lembaga yang melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap Notaris lebih sering melakukan sosialisasi terkait pelanggaran
kode etik yang sering terjadi dengan memberikan penyuluhan dan pemahaman terkait kode etik jabatan Notaris tersebut. Hendaknya Dewan Kehormatan Notaris dapat bertindak lebih independen sehingga segala keputusan yang diambil dalam penerapan norma kode etik Notaris dirasa tidak merugikan Notaris itu sendiri. Dan diharapkan Dewan Kehormatan Notaris mendengarkan keluh kesah para Notaris dalam prakteknya di lapangan dan memberikan solusi terbaik atas hambatan-hambatan yang dialami oleh para Notaris di Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang dan upaya apa sajakah yang dapat diberikan untuk meminimalisir pelanggaran norma kode etik jabatan Notaris di lingkungan Kota Medan dan Deli Serdang.Dewan Kehormatan Daerah Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang dalam menjalankan penerapan sanksi terhadap Notaris yang melanggar kode etik hendaknya lebih objektif, jeli, dan teliti. Mengingat hal tersebut merupakan bentuk kenetralan Dewan Kehormatan dalam melaksanakan kewenangannya. Hal ini bertujuan agar pelanggaran berulang tidak terjadi lagi di masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA Buku – Buku
Ashofa, Burhan, 1996, Metode Penelitian
Hukum, Rineka Cipta, Jakarta.
Adjie, Habieb, 2008, Hukum Notaris
Indonesia, Tafsir Tematik Terhadap UU No. 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris Cetakan Pertama,
Refika Aditama, Bandung.
---, 2014, Hukum Notaris
Indonesia (Tafsir Tematik Terhadap UU No.30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris), PT Refika Aditya,
Abdurrahman, Muslan, 2009, Sosiologi
Dan Metode Penelitian Hukum,
UMM Press, Malang.
Ali, Zainuddin, 2009, Metode Penelitian
Hukum, Sinar Grafika, Jakarta.
Anshori, Ghofur, Abdul, 2009, Lembaga
Kenotariatan Indonesia, Prespektif Hukum dan Etika, UII Press,
Yogyakarta.
Anand, Ghansham, 2018, Karakteristik
Jabatan Notaris Di Indonesia,
Prenada Media Group, Jakarta. Bungin, Burhan, 2003, Analisa Data
Penelitian, Pemahaman Filosofis, Dan Metodelogi Kearah Pengusaha Modal Aplikasi, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Baro, Rachmad, 2012, Penelitian Hukum
Non-Doktrinal Trend Penggunaan Metode dan Teknik Penelitian Social di Bidang Hukum, CV Budi Utama,
Yogyakarta.
D, William, Crano and Brewer, Marilyn B., 2002, Lowrence Erlbaum
Associates: Principles And
Methodes Of Social Research,
Mahwah Pulishers, New Jersey. Dewata, Nur , Fajar, Mukti dan Achmad
,Yulianto, 2010, Dualisme Penelitian Hukum Normatif &
Empiris, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.
Fajar, Mukti, 2010, Dualisme Penelitian
Hukum Normatif dan Empiris, PT.
Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Hadi, Sutrisno, 1973, Metodologi
Research, Yayasan Penerbit
Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta.
Hadjon, M, Philipus & Djatmiati, Sri, Tatik, 1997, Tentang Wewenang, Majalah Yuridika, Edisi V, Surabaya.
Harahap, Yahya, 1997, Beberapa Tinjauan
Mengenai Sistem Peradilan dan Penyelesaian Sengketa, PT Citra
Aditya Bakti, Bandung.
HR, Ridwan, 2002, Hukum Administrasi
Negara, Rajawali Press, Jakarta.
---, 2008, Hukum Administrasi
Negara, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Halim, Hamzah, 2015, Cara Praktis
Memahami dan Menyusun Legal Audit & Legal Opinion, Kencana,
Jakarta.
HS, Salim dan Nurbani , Septiana , Erlies, 2016, Penerapan Teori Hukum Pada
Penelitian Tesis Dan Disertasi, PT.
Raja Grafindo Persada, Jakarta. Haris, Freddy dan Helena, Leny, 2017, Notaris Indonesia, Cetakan Pertama, PT.Lintas Cetak Djaja, Jakarta.
Koentjoro, Hakim, Diana, 2004, Hukum
Administrasi Negara, Ghalia
Indonesia,Bogor.
Kie, Thong, Tan, 2011 Studi Notariat dan
Serba-Serbi Praktek Notaris,
Cetakan Kedua, PT. Ichtiar Baru van
Hoeve, Jakarta.
Koentjoroningrat, 1997, Metode-Metode
Ketiga, Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Lubis, M.Solly, 1994, Filsafat Ilmu dan
Penelitian, Mandar Madju, Bandung.
Lotulung, Efendi, Paulus, 1999, ”Perlindungan Hukum Bagi Notaris
selaku Pejabat Umum dalam Menjalankan Tugasnya”, Kongres
ke XVII Ikatan Notaris Indonesia. Maleong, Lexi J. 1993, Metodologi
Penelitian Kualitatif, Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Muhammad, Abdulkadir, 1997, Etika
Profesi Hukum, Citra Aditya Bakti,
Bandung.
Marbun, SF, 1997, Peradilan Administrasi
Negara Dan Upaya Administrasi Di Indonesia, Liberty, Yogyakarta.
Mangesti, Yovita A. dan Bernard L., 2014,
Tanya, Moralitas Hukum,
Yogyakarta, Genta Publishing. Notodisoerjo, R. Soegondo 1993, Hukum
Notariat di Indonesia: Suatu Penjelasan, PT Raja Grafindo,
Jakarta.
Nasution, Johan,Bahder, 2008, Metode
Penelitian Ilmu Hukum, Mandar
Maju, Bandung.
Nasution, Johan, Bahder, 2008, Metode
Penelitian Hukum, Mandar Maju, Jambi.
Puspa, Pramadya, Yan, 1977 Kamus
Hukum Edisi Lengkap Bahasa Belanda Indonesia Inggris, Aneka
Ilmu, Semarang.
Pohan, Marthalena, 1985, Tanggunggugat
Advocaat, Dokter, dan Notaris, Bina
Ilmu, Surabaya.
Pengurus Pusat Ikatan Notaris Indonesia, 2008, 100 Tahun Ikatan Notaris
Indonesia: Jati Diri Notaris
Indonesia Dulu, Sekarang, Dan Di Masa Datang, PT Gramedia
Pustaka, Jakarta.
Pengurus Pusat Ikatan Notaris Indonesia, 2008, Jati Diri Notaris Indonesia, Gramedia Pustaka, Jakarta.
Rasjidi, Lili dan Rasjidi, Thania, Ira, 2007,
Dasar-Dasar Filsafat Dan Teori Hukum, PT Citra Aditya Bakti,
Bandung.
Soekanto, Soerjono, 1988, Pengantar
Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta.
Sjahdeini, Remy, Sutan, 1993, Kebebasan
Berkontrak dan Perlindungan yang Seimbang bagi Para Pihak dalam
Perjanjian Kredit Bank di
Indonesia, Institut Bankir Indonesia,
Jakarta.
Singarimbun, Masri, dkk., 1998, Metode
Penelitian Survei, PLP3ES, Jakarta.
Setiawan, Rahmat, 1999, Pokok-Pokok
Hukum Perikatan Cetakan Keenam,
Putra A Bardin, Bandung.
S., Salman, Otje, HR. dan Sutanto, Anton F., 2005, Teori Hukum, Refika Aditama, Bandung.
Supranto, J, 2006, Metode Penelitian
Subekti, R dan Tjitrosudibio, R, 2008,
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Pradnya Paramita, Jakarta.
Saputro, Dwi, Angke, 2008, 100 Tahun
Ikatan Nootaris Indonesia, Jati Diri
Notaris Indonesia,
Jakarta,Gramedia Pustaka Utama. Soekamto, Soerjono 2011, Faktor-faktor
Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Raja Grafindo, Jakarta.
Sugiono, 2012, Memahami Penelitian
Kualitatif, Alfabeta, Bandung.
Santoso, M. Agus, 2012, Hukum, Moral, &
Keadilan: Sebuah Kajian Filsafat
Hukum, Prenadamedia Group,
Jakarta.
Sjaifurrachman, 2017, Aspek
Pertanggungjawaban Notaris
Dalam Pembuatan Akta, CV
Mandar Maju, Bandung.
Tobing, Lumban, G.H.S, 1996, Peraturan
Jabatan Notaris , Cetakan ke 3,
Erlangga, Jakarta.
---, 1999,
Peraturan Jabatan Notaris, Erlangga,
Jakarta.
---, 1999,
Peraturan Jabatan Notaris, Erlangga,
Jakarta.
Tedjosaputro, Liliana, 1995, Etika Profesi
Notaris Dalam Penegakan Hukum
Pidana, Bigraf Publishing,
Yogyakarta.
Wuisman, J.J.J.M., Penyunting M. Hisyam, 1996, Penelitian Ilmu-Ilmu
Sosial, Lembaga Penerbit, Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
Waluyo, Bambang, 1996, Penelitian
Hukum dalam Praktek, Sinar
Grafika, Jakarta.
Wirartha, Made, 2005, Pedoman Penulisan
Usulan Penelitian, Skripsi, Dan Tesis, CV. Andi Offset, Yogyakarta.
Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004
Tentang Jabatan Notaris
Undang-Undang Nomor 2 tahun 2014 Tentang Perubahab Atas Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris.
Kode Etik Notaris (Kongres Luar Biasa Ikatan Notaris Indonesia Banten 29-30 Mei 2015).
Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Nomor 15 Tahun 2020 Tentang Tata Cara Pemeriksaan Majelis Pengawas Terhadap Notaris Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2015 Tentang Susunan Organisasi, Tata Cara Pengangkatan Anggota, Pemberhentian Anggota, Dan Tata Kerja Mejelis Pengawas. Keputusan Menteri Hukum Dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia Nomor M.39-PW.07.10. Tahun 2004 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Majelis Pengawas Notaris.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Balai Pustaka, Jakarta. Didit Wardio dan Latifah Hanim, Peranan
Majelis Pengawas Daerah (MPD) Terhadap Pengawasan Pelaksanaan
Tugas Jabatan Notaris di
Kabupaten Sleman, Jurnal Akta
Vol.5 No.1 Maret 2018, Fakultas Hukum Universitas Unissula, Semarang, 2018.
Eureika Kezia Sakudu dan Wahyuni Safitri, “Peranan Majelis Pengawas
Wilayah Notaris Dalam Melakukan Pengawasan Terhadap Pelaksanaan Jabatan Notaris Terkait Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Jabatan Notaris”, Fakultas
Hukum Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda.
I Wayan Parsa, Kadek Sarna dan Nengah Suharta, “Implikasi Yuridis
Legalitas Kewenangan
(Rechtmatigheid) Majelis
Kehormatan Dalam Pembinaan Notaris Sebagai Pejabat Publik”,
Jurnal Ilmiah Prodi Magister Kenotariatan, 2015 – 2016.
Muhammad Haris, Pengawasan Majelis
Pengawas Daerah terhadap Notaris setelah berlakunya UndangUndang No. 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang No 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris, Fakultas Syariah dan
Ekonomi Islam IAIN Antasari, Banjarmasin.
Mohamat Riza Kuswanto, “Urgensi
Penyimpanan Protokol Notaris dalam Bentuk Elektronik Dan Kepastian Hukumnya di Indonesia”,
Universitas Sebelas Maret Surakarta, Magister Kenotariatan, Jurnal Repertorium Volume IV No. 2 Juli - Desember 2017, Surakarta. Neky Kuntjoro, Efektivitas Pengawasan
Majelis Pengawas Daerah (MPD) Kota Yogyakarta Terhadap Perilaku Notaris Di Kota Yogyakarta
Menurut Kode Etik Notaris,
Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Jurnal Lex Reinassance No.2 Vol. 1 Juli 2016 : 201-215, Yogyakarta, 2016.
Ria Trisnomurti, I Gusti Bagus Suryawan, “Tugas, Fungsi Majelis Pengawas
Daerah Dalam Menyelenggarakan Pengawasan, Pemeriksaan, Dan
Penjatuhan Sanksi Terhadap
Notaris”, Pasca Sarjana Universitas
Warmadewa, Jurnal Notariil Vol. 2, No. 2 November 2017.
Rindawati, “Peran Majelis Pengawas
Daerah Terhadap Protokol Notaris
Yang Meninggal Dunia di
Kabupaten Bantul”,Universitas
Islam Indonesia, Yogyakarta, 2018. Sri Yuniati dan Sri Endah Wahyuningsih,
“Mekanisme Pemberian Sanksi
Terhadap Notaris Yang Melakukan Pelanggaran Kode Etik Jabatan Notaris”, Magister Kenotariatan
Fakultas Hukum Unissula Jurnal Akta Vol.4 No.4 Desember 2017, h.589-560
Tri Ulfi Handayani, Urgensi Dewan
Kehormatan Notaris Dalam
Penegakan Kode Etik Notaris di
Kabupaten Pati, Magister
Hasil Wawancara
Ika, selaku Ketua Dewan Kehormatan Daerah Kota Medan, di Kantor Dewan Kehormatan Daerah Kota Medan
Dana Barus, selaku Ketua Dewan Kehormatan Daerah Kabupaten Deli Serdang, di Kantor Dewan Kehormatan Daerah Kabupaten Deli Serdang
Ratih, Sekretariat Pengurus Daerah Ikatan Notaris Indonesia Kota Medan, di Kantor Sekretariat Pengurus Daerah Ikatan Notaris Indonesia