• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 5 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 5

PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN

TERORISME

A. KONDISI UMUM

Keterlibatan dalam pergaulan internasional dan pengaruh dari arus globalisasi dunia,

menjadikan Indonesia secara langsung maupun tidak langsung akan terpengaruh oleh

arus perubahan ideologi, ekonomi, politik, dan keamanan internasional. Kebijakan

keamanan internasional yang didominasi oleh negara-negara adidaya untuk memerangi

terorisme, menyebabkan aksi-aksi terorisme tidak hanya menjadi permasalahan

keamanan dalam negeri negara-negara adidaya penggagas kebijakan perang melawan

terorisme, namun juga menjadi permasalahan bagi suatu negara yang memiliki

hubungan dengan negara adidaya. Peledakan bom di Kedutaan Besar Australia,

meskipun terjadi di Indonesia, namun hal tersebut mengindikasikan adanya pesan

ketidaksenangan pelaku terorisme terhadap kebijakan luar negeri Australia. Demikian

juga peledakan bom di Kedutaan Besar Indonesia di Perancis, mengindikasikan adanya

pesan tertentu kepada Indonesia yang membuat kebijakan tidak menguntungkan bagi

organisasi pelaku terorisme.

Sementara itu, kegiatan terorisme yang bernuansa lokal atau domestik memiliki

karakter yang lebih spesifik. Peledakan bom di rumah-rumah ibadah, perkantoran

pemerintah, rumah pejabat penegak hukum, atau tempat-tempat umum lainnya

cenderung bernuasa politik dan SARA. Giatnya proses hukum terhadap mantan pejabat

eksekutif dan legislatif di daerah yang diduga melakukan tindak pidana korupsi telah

memunculkan serangkaian teror kepada aparat penegak hukum yang berisikan pesan

untuk menghentikan proses hukum pelaku korupsi. Sedangkan peledakan bom di

tempat-tempat ibadah seperti gereja-gereja atau masjid-masjid cenderung ditujukan

untuk mengadu domba antara kelompok agama di masyarakat. Upaya adu domba

tersebut sering kali berhasil membakar amarah kelompok penganut agama, sehingga

konflik horisontal tidak dapat terelakkan. Meskipun saat ini kejadian terorisme lokal

cenderung menurun, akan tetapi pelaksanaan proses hukum yang tidak dibarengi dengan

pengawalan keamanannya berpotensi memunculkan aksi-aksi terorisme bom. Oleh

karena itu, dalam setiap proses hukum kejahatan politik dan korupsi, pemerintah telah

melakukan upaya pengamanan yang lebih ketat.

(2)

permasalahan keamanan dalam negeri Indonesia. Kekhawatiran ini didukung oleh

sulitnya menangkap aktor dan pelaku utama berbagai aksi terorisme di berbagai wilayah

Indonesia sebagai akibat terbatasnya kualitas dan kapasitas institusi intelijen.

Keberhasilan menangkap dan mengungkap indentitas pelaku peledakan bom Bali, Hotel

J.W. Marriot, atau Kedutaan Besar Australia oleh aparat keamanan saat ini

diprediksikan masih terbatas pada jaring-jaring kecil dan belum menyentuh jaring-jaring

besar. Perburuan terhadap tokoh teroris Dr. Azahari dan Nurdin Muh Top yang diduga

kuat sebagai otak utama serangkaian aksi terorisme di Indonesia, sampai saat ini masih

belum berhasil. Dengan demikian, dikhawatirkan masih akan terjadi serangkaian aksi

terorisme dan pengungkapan jaringan dan sel terorisme belum dapat dituntaskan sampai

ke akar-akarnya.

Aksi terorisme internasional dalam jangka pendek seringkali berdampak cukup

signifikan terhadap upaya-upaya menciptakan iklim investasi yang kondusif di dalam

negeri. Oleh karena itu, kemampuan menangani dan menangkap pelaku serta

mengungkapkan jaringan dan sel terorisme dapat dijadikan tolok ukur keberhasilan

mengamankan aktivitas dunia usaha. Belum tertangkapnya tokoh kunci terorisme

merupakan tantangan bagi upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui

peningkatan pembentukan modal asing. Ketidakpastian jaminan keamanan dalam negeri

dari ancaman terorisme, barangkali merupakan salah satu jawaban utama mengapa

pertumbuhan investasi asing di bidang industri masih berjalan di tempat, yaitu hanya

berkisar 3 – 4 persen selama tiga tahun terakhir dan mengapa World Invesment Report

menempatkan Indonesia pada posisi ke-139 dari 144 negara yang layak menjadi tujuan

investasi dunia.

B. SASARAN PEMBANGUNAN TAHUN 2006

Sasaran pokok yang akan dicapai dalam upaya pencegahan dan penanggulangan

terorisme di Indonesia pada tahun 2006 adalah sebagai berikut:

1. Tertangkapnya tokoh kunci terorisme; dan

2. Menurunnya kejadian tindak terorisme di wilayah hukum Indonesia.

C. ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN 2006

Arah kebijakan yang akan ditempuh dalam rangka mencegah dan menanggulangi

kejahatan terorisme pada tahun 2006 adalah sebagai berikut :

1. Penguatan koordinasi dan kerjasama diantara lembaga pemerintah dalam

pencegahan dan penanggulangan terorisme;

(3)

3. Memantapkan operasional penanggulangan terorisme dan penguatan upaya deteksi

secara dini potensi-potensi aksi terorisme;

4. Penguatan peran aktif rakyat dan masyarakat dalam pencegahan dan

penanggulangan terorisme; dan

(4)

D. MATRIKS PROGRAM PEMBANGUNAN TAHUN 2006

No. Program/

Kegiatan Pokok RPJM

Program/

Kegiatan Pokok RKP 2006 Sasaran Program Instansi Pelaksana

Pagu Sementara (Juta Rupiah)

1. Program Pengembangan Penyelidikan, Pengamanan dan Penggalangan Keamanan Negara 1. Operasi intelijen termasuk

pencegahan, penindakan dan penanggulangan terorisme; 2. Koordinasi seluruh

badan-badan intelijen pusat dan daerah di seluruh wilayah NKRI dalam pelaksanaan operasi intelijen yang melingkupi pencegahan, penindakan dan

penanggulangan terorisme; 3. Pengkajian, analisis intelijen

perkembangan lingkungan strategis, pengolahan dan penyusunan produk intelijen; dan

4. Pengadaan sarana dan

prasarana operasional intelijen di pusat dan daerah.

Program Pengembangan Penyelidikan, Pengamanan dan Penggalangan Keamanan Negara

1. Peningkatan upaya investigasi atas peledakan bom baik motif, pelaku dan jaringan;

2. Peningkatan kerjasama internasional dalam rangka pengungkapan jaringan terorisme internasional, Meningkatkan kerjasama koordinasi dalam bidang intelijen dan penegakan;

3. Pengkajian, analisis intelijen perkembangan lingkungan strategis, pengolahan dan penyusunan produk intelijen; dan

4. Pembangunan jaringan komunikasi pusat dan daerah guna menunjang kelancaran arus informasi intelijen secara cepat, tepat dan aman.

Menurunnya kejadian tindak terorisme di wilayah hukum Indonesia

Badan Intelijen Negara 350.000,0

2. Program Pengembangan Pengamanan Rahasia Negara

Program Pengembangan Pengamanan Rahasia Negara

Menurunnya kejadian tindak terorisme di wilayah hukum Indonesia

(5)

No. Program/ Kegiatan Pokok RPJM

Program/

Kegiatan Pokok RKP 2006 Sasaran Program Instansi Pelaksana

Pagu Sementara (Juta Rupiah)

2. Penyelenggaraan operasional persandian anti terorisme; 3. Pengadaan dan

pengembangan peralatan persandian pendukung operasional anti teror; dan 4. Perluasan Jaringan

Komunikasi Sandi dalam rangka kontra-terorisme.

terorisme;

2. Penyelenggaraan operasional persandian anti terorisme; 3. Penggelaran jaringan komunikasi

sandi di daerah rawan; dan 4. Perluasan pembangunan Jaringan

Komunikasi Sandi Nasional dalam rangka kontra-terorisme.

3. Program Pemantapan Keamanan Dalam Negeri

1. Peningkatan keberadaan Desk Terorisme untuk masalah penyiapan kebijakan dan koordinasi penanggulangan terorisme untuk disinergikan dengan pembangunan kapasitas masing-masing lembaga dan institusi keamanan;

2. Peningkatan kemampuan komponen kekuatan pertahanan dan keamanan bangsa dalam menangani tindak terorisme;

3. Restrukturisasi operasional institusi keamanan dalam penanganan terorisme termasuk pengembangan

Program Pemantapan Keamanan Dalam Negeri

1. Peningkatan keberadaan Desk Terorisme untuk masalah penyiapan kebijakan dan koordinasi

penanggulangan terorisme untuk disinergikan dengan pembangunan kapasitas masing-masing lembaga dan institusi keamanan;

2. Peningkatan kemampuan komponen kekuatan pertahanan dan keamanan bangsa dalam menangani tindak terorisme;

3. Restrukturisasi operasional institusi keamanan dalam penanganan terorisme termasuk pengembangan standar operasional dan prosedur pelaksanaan latihan bersama; 4. Peningkatan pengamanan terbuka

simbol-simbol negara untuk

1. Tertangkapnya tokoh kunci terorisme; dan

(6)

No. Program/ Kegiatan Pokok RPJM

Program/

Kegiatan Pokok RKP 2006 Sasaran Program Instansi Pelaksana

Pagu Sementara (Juta Rupiah)

prosedur pelaksanaan latihan bersama;

4. Peningkatan pengamanan terbuka simbol-simbol negara untuk meminimalkan

kemungkinan terjadinya aksi terorisme dan memberikan rasa aman bagi kehidupan bernegara dan berbangsa; 5. Peningkatan pengamanan tertutup area-area publik untuk mengoptimalkan kemampuan deteksi dini dan pencegahan langsung di lapangan;

6. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk

meminimalkan efek terorisme;

7. Komunikasi dan dialog serta pemberdayaan kelompok masyarakat secara intensif dalam kerangka

menjembatani aspirasi, mencegah berkembangnya potensi terorisme, serta secara tidak langsung melakukan delegitimasi motif teror;

terjadinya aksi terorisme dan memberikan rasa aman bagi kehidupan bernegara dan berbangsa;

5. Peningkatan pengamanan tertutup area-area publik untuk

mengoptimalkan kemampuan deteksi dini dan pencegahan langsung di lapangan; 6. Melakukan sosialisasi kepada

masyarakat untuk meminimalkan efek terorisme;

7. Komunikasi dan dialog serta pemberdayaan kelompok masyarakat secara intensif dalam kerangka menjembatani aspirasi, mencegah berkembangnya potensi terorisme, serta secara tidak langsung melakukan delegitimasi motif teror;

8. Peningkatan kerjasama regional negara-nagara ASEAN dalam upaya menangkal dan menanggulangi aksi terorisme;

(7)

No. Program/ Kegiatan Pokok RPJM

Program/

Kegiatan Pokok RKP 2006 Sasaran Program Instansi Pelaksana

Pagu Sementara (Juta Rupiah)

menangkal dan menanggulangi aksi terorisme;

9. Penanganan terorisme secara multilateral di bawah PBB, termasuk peredaran senjata konvensional dan Weapon of

Mass Destruction (WMD);

10. Penangkapan dan pemrosesan secara hukum tokoh-tokoh kunci operasional terorisme; 11. Pengawasan lalu lintas uang

dan pemblokiran asset kelompok teroris; 12. Peningkatan pengawasan

keimigrasian serta upaya interdiksi darat, laut, dan udara; dan

13. Peningkatan pengawasan produksi dan peredaran serta pelucutan senjata dan bahan peledak sebagai bagian global

disarmament.

operasional terorisme;

11. Pengawasan lalu lintas uang dan pemblokiran aset kelompok teroris; 12. Peningkatan pengawasan

keimigrasian serta upaya interdiksi darat, laut, dan udara; dan

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Gungwu (1988:9), ada tujuh identitas etnis Tionghoa yang dapat diidentifikasi, yaitu identitas sejarah (berkaitan dengan sejarah masa lalu orang- orang Tionghoa

Berdasarkan hasil evaluasi kinerja terhadap portofolio (3 dan 4 saham) diperoleh hasil berdasarkan kriteria Treynor-Index, selama periode penelitian kinerja portofolio belum maksimal

Eksperimen mengenai kekuatan pelet maupun briket bijih besi berbinder organik dan inorganik telah banyak dilakukan, namun pengaruh binder terhadap sifat metalurgis

Pancasila sebagai ideologi nasional artinya Pancasila merupakan kumpulan atau seperangkat nilai yang diyakini kebenaranya oleh pemerintah dan rakyat Indonesia dan digunakan oleh

Using picture word inductive model (P WIM) to teach junior high school students in writing a descriptive text.. Padang: State University

Selain itu terdapat kentang dan tahu yang digunakan sebagai penambah nilai gizi puding.Cara membuatnya yang mudah dan praktis membantu di dalam penyajiannya menu tambahan makanan

Rubrik tersebut dibuat sebagai nafas dari majalah Cita Cinta , jika pada artikel yang lain pembahasan topiknya cenderung serius, maka pada rubrik “CC Single ” topik yang