• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pariwisata merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Pariwisata saat ini telah menjadi sebuah industri yang menjadi salah satu sumber pendapatan terbesar sebuah negara. Ada beberapa pengertian tentang industri pariwisata, antara lainnya sebagai kumpulan dari macam-macam perusahaan yang secara bersama menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa (goods and service) yang dibutuhkan para wisatawan pada khususnya dan traveler pada umumnya, selama dalam perjalanannya (Yoeti, 1985). Pengertian tentang industri pariwisata yang lain menurut Kusudianto (1996) adalah suatu susunan organisasi, baik pemerintah maupun swasta yang terkait dalam pengembangan, produksi dan pemasaran produk suatu layanan yang memenuhi kebutuhan dari orang yang sedang bepergian.

Industri pariwisata Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2000 pariwisata di Indonesia tercatat menyumbang devisa terbesar ketiga setelah tambang dan migas. Perkembangan pariwisata di Indonesia diprediksi akan terus meningkat. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai kekayaan sumber daya yang dimiliki. Keanekaragaman wisata alam dan budaya inilah yang menjadi daya tarik utama pariwisata di Indonesia. Kecendrungan pariwisata saat ini menunjukkan bahwa wisata alam menjadi faktor utama berkembangnya pariwisata Indonesia.

Pariwisata alam lebih menekankan pada kegiatan petualangan serta pencarian pengetahuan dan wawasan baru, sehingga pelaku wisata dapat menikmati secara lebih dekat keindahan dan fenomena alam yang terdapat didalam suatu obyek wisata alam. Menurut Fandeli (1999) dalam Demartoto (2009) dijelaskan bahwa pada masa sekarang pariwisata di Indonesia telah berkembang dari wisata massa (mass tourism) menjadi pola berwisata individu atau kelompok kecil. Hal tersebut dimaksudkan agar suatu perjalanan wisata yang

(2)

2 dilakukan oleh pelaku wisata dapat lebih fleksibel dan wisatawan dapat berinteraksi lebih tinggi dengan alam dan budaya masyarakat, seiring dengan pergeseran bentuk pariwisata internasional pada awal dekade delapan puluhan. Pergeseran yang dimaksudkan dalam konteks ini adalah banyaknya jumlah wisatawan di Indonesia yang mulai meminati ekowisata dengan memanfaatkan laut, pantai, hutan tropis, sungai, danau, dan bentuk-bentuk bentang lahan (lanskap) lainnya.

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Indonesia, yang memiliki berbagai kekayaan wisata baik wisata alam, budaya maupun kuliner. Kabupaten Gunung Kidul menjadi salah satu daerah tujuan wisata di DIY karena kekayaan objek dan daya tarik wisata alamnya. Selain wisata pantai yang dimiliki Kabupaten Gunung Kidul, saat ini objek wisata alam yang menjadi daya tarik wisatawan adalah objek wisata goa. Faktor geografis yang ada di Gunung Kidul menyebabkan banyak terbentuknya goa dan sungai bawah tanah. Objek wisata inilah yang sekarang sedang populer dikalangan wisatawan.

Objek wisata Goa Pindul merupakan salah satu tujuan wisata yang paling diminati saat ini. Muncul sebagai daerah tujuan wisata di tahun 2011, Objek Wisata Goa Pindul bahkan menjadi daya tarik utama mengalahkan wisata pantai yang ada di Gunung Kidul. Goa Pindul menawarkan paket wisata utama cave tubing yaitu kegiatan menyusuri sungai bawah tanah di sepanjang goa. Kegiatan cave tubing ini hanya dapat dijumpai di tiga negara di dunia, yaitu Mexico, New Zealand, dan Indonesia. Di Indonesia, cave tubing sendiri hanya terdapat di Kabupaten Gunung Kidul, yakni Goa Pindul dan Kali Suci.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengetahui faktor utama yang menyebabkan Objek Wisata Goa Pindul menjadi sangat populer dikalangan wisatawan. Ketertarikan penulis dituangkan kedalam penelitian “Kajian Daya Tarik Wisata Terkait Perkembangan Objek Wisata Goa Pindul”.

(3)

3 1.2. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi permasalahan diatas, maka dalam penelitian ini pertanyaan penelitiannya adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kondisi objek wisata di Goa Pindul?

2. Bagaimana pengaruh komponen pariwisata dalam perkembangan Objek Wisata Goa Pindul?

3. Faktor dominan apakah yang mempengaruhi perkembangan Obyek Wisata Goa Pindul?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengidentifikasi kondisi objek wisata di Goa Pindul.

2. Memverifikasi pengaruh komponen pariwisata dalam perkembangan Objek Wisata Goa Pindul.

3. Mengidentifikasi faktor dominan yang paling berpengaruh dalam perkembangan Obyek Wisata Goa Pindul.

1.4. Batasan Penelitian

Batasan penelitian digunakan sebagai kerangka acuan dalam melakukan penelitian ini agar tidak menyimpang jauh dari kerangka besar penilitian. Batasan penelitian ini meliputi :

1) Lingkup Substansial

Fokus dalam penelitian ini adalah untuk memverifikasi komponen-komponen pariwisata yang mempengaruhi pesatnya perkembangan Objek Wisata Goa Pindul.

2) Lingkup Areal

Area yang menjadi lokasi dalam penelitian ini adalah Kawasan Objek Wisata Goa Pindul, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunung Kidul

(4)

4 Penelitian ini dilakukan dengan mengamati perkembangan Objek Wisata Goa Pindul, terhitung sejak September hingga November 2012.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini dapat digunakan oleh berbagai pihak yaitu : 1. Bagi Pemerintah :

Melalui penelitian ini dapat diketahui pengaruh komponen-komponen pariwisata yang menyebabkan pesatnya perkembangan di Objek Wisata Goa Pindul. Sehingga nantinya hasil dari penelitian ini menjadi masukan bagi pemerintah untuk melakukan pengembangan maupun monitoring Objek Wisata Goa Pindul

2. Bagi Penulis:

Hasil penelitian yang ada dapat dijadikan pembelajaran dan sebagai tambahan ilmu pengetahuan bagi penulis maupun pihak lain menyangkut pengembangan pariwisata..

3. Bagi pihak lain:

Hasil peneltian yang ada dapat digunakan sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan untuk mengembangkan objek wisata serupa di daerah lain.

1.6. Keaslian Penelitian

Penulis tidak menemukan hasil penelitian serupa ataupun memiliki tema yang berkaitan dengan topik yang diangkat oleh penulis. Namun ada beberapa penelitian yang berkaitan dengan topik maupun tema penelitian yang dilakukan oleh penulis.

Tabel 1.1

Penelitian Yang Berhubungan dengan Judul

Judul Penulis Fokus Metode Lokasi Tah un

Kajian daya tarik wisata dalam pengembangan objek wisata pantai Lamongkia

Arie Elfira Mansyur

Kajian mengenai Daya Tarik Wisata dan keampuan komponen-komponen pariwisata dalam mendukung Deskriptif Kualitatif Rasionalistik Pantai Lamangkia, Desa Topejawa, Kecamatan Mangara 2003

(5)

5

Judul Penulis Fokus Metode Lokasi Tah un

Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. pengembangan Objek Wisata Pantai Lamangkia Bombang Kajian Potensi Objek Wisata Hutan Bunder dalam mendukung pengembangan pariwisata Kabupaten Gunungkidul Birowo Adhie

Kajian kondisi dan potensi Hutan Bunder dalam upaya

pengembangan Hutan Bunder sebagai Objek Tujuan Wisata Gunungkidul Deskriptif Kualitatif Hutan Bunder, Desa Bunder, Kecamatan Patuk dan Desa Banaran Kecamatan Playen 2000 Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Wisata Alam Air Terjun Jumog, Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah Argyo Demartoto Kajian partisipasi masyarakat lokal dalam kegiatan pengelolaan wisata aalam Air Terjun Jumog Deskriptif Inferensial Air Terjun Jumog, Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Propinsi Jawa Tengah 2009 Pengembangan Pariwisata Obyek Wisata Pantai Sigandu Kabupaten Batang Dewi Kusuma Sari

Kajian faktor yang mempengaruhi permintaan

pengunjung obyek wisata Pantai Sigandu, penentuan strategi upaya pengembangan obyek wisata Pantai Sigandu Deskriptif Kuantitatif Pantai Sigandu, Desa Klidang Lor, Kecamatan Batang, Kabupaten Batang, Propinsi Jawa Tengah 2011

Sumber : Perpustakaan MPKD UGM, 2012, Digilib Universitas Sebelas Maret Surakarta, Digilib Universitas Diponegoro Semarang

1.7. Sistematika Penulisan

Penelitian ini akan disusun dalam beberapa bab yaitu sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian

(6)

6 yang pernah dilakukan sebelumnya, juga dibahas mengenai sistematika penulisan dari tugas akhir ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini akan dibahas mengenai tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran. pengembangan pariwisata. Tinjauan pustaka berisikan teori-teori yang terkait dengan penelitian, yang nantinya akan dijadikan sebagai landasan teori bagi penulis untuk memetakan permasalahan yang ada di lapangan.

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam Bab III metode penelitian ini akan dibahas jenis metode yang akan digunakan peneliti serta pendekatan penelitian, lokasi penelitian, batasan penelitian, alat penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis dan tahapan penelitian yang akan digunakan.

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

Menjelaskan tentang kondisi (gambaran umum) lokasi wilayah amatan penelitian, yaitu kondisi umum Desa Bejiharjo serta profil Obyek Wisata Goa Pindul.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Menjelaskan tentang analisis identifikasi masalah di lapangan dan fenomena-fenomena yang muncul di lapangan.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bab VI merupakan bab terakhir dari penelitian ini, dimana dalam bab ini akan ditarik beberapa kesimpulan dari keseluruhan penelitian yang telah dilakukan.

Referensi

Dokumen terkait

Pendapatan masyarakat, memanfaatkan Tahura Djuanda sebagai sumber pendapatan masyarakat setempat yang bersumber dari wisatawan yang datang ke Tahura Djuanda. Pengeluaran

Kesulitan investor untuk menentukan saham yang dapat di masukkan portofolio, diversifikasi, dan estimasi return risiko dapat diatasi dengan penyusunan portofolio

Ringkasnya, meskipun struktur kristal serbuk ferit hasil sintesis telah sama dengan produk komersial, namun sifat-sifat magnetik magnet yang dihasilkan masih belum dapat

Hal ini menunjukkan bahwa senyawa aktif dari daun katuk yang diberikan pada induk tidak memberikan pengaruh pada bobot badan induk postpartus, sedangkan bobot uterus pada hari

Komunikasi dan Informatika, yang mencakup audit kinerja atas pengelolaan keuangan negara dan audit kinerja atas pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian Komunikasi dan

Pada Ruang Baca Pascasarjan perlu dilakukan pemebersihan debu baik pada koleksi yang sering dipakai pengguna maupun

Menurut teori hukum Perdata Internasional, untuk menentukan status anak dan hubungan antara anak dan orang tua, perlu dilihat dahulu perkawinan orang tuanya sebagai

Penyusunan LBP Kementerian Keuangan Tahunan Tahun Angggaran 2020 (Audited), mengacu pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 27 Tahun 2014 sebagaimana telah diubah dengan