• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk

LAPORAN KEUANGAN

TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2010

Dengan Angka Perbandingan 31 Maret 2009

(2)

Daftar Isi

Halaman

Neraca……… 1 - 2

Laporan Laba Rugi……… 3

Laporan Perubahan Ekuitas……… 4

Laporan Arus Kas………. 5

Catatan atas Laporan Keuangan……… 6 - 27

(3)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

1

PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk NERACA

31 Maret 2010

Dengan Angka Perbandingan Pada Tanggal 31 Maret 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan 31 Maret 2010 31 Maret 2009

ASET

ASET LANCAR

Kas dan bank 2b, 2l, 3 538.713.799 1.408.521.047

Efek-efek - bersih 2d, 4 10.291.191.360 5.291.982.080

Piutang usaha

Pihak ketiga – setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 126.669.270 pada tanggal 31 Maret 2010 dan Rp.35.354.928

pada tanggal 31 Maret 2009 2e, 5 663.683.336 871.735.261

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 2e, 5 - 220.577.400

Piutang lain-lain 2e, 6 226.291.161 -

Persediaan 2g, 7 85.350.573 87.605.700

Biaya dibayar di muka 2h 200.458.859 202.386.202

Aset lancar lainnya - 1.093.850.432

JUMLAH ASET LANCAR 12.005.689.088 9.176.658.122

ASET TIDAK LANCAR

Investasi pada Perusahaan Asosiasi 2c, 8 270.500.646.032 80.727.564.880

Aset pajak tangguhan - bersih 2m, 13 12.211.119 765.946.371

Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 10.569.559.091 pada tanggal 31 Maret 2010 dan Rp 8.970.116.258 pada tanggal

31 Maret 2009 2i, 2j, 9 29.573.962.553 26.414.766.284

Aset tidak lancar lainnya 2q, 10 1.415.239.290 1.494.598.502

JUMLAH ASET TIDAK LANCAR 301.502.058.994 109.402.876.037

JUMLAH ASET 313.507.748.082 118.579.534.159

(4)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

2

Dengan Angka Perbandingan Pada Tanggal 31 Maret 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan 31 Maret 2010 31 Maret 2009

KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN LANCAR

Hutang usaha

Pihak ketiga 11 362.544.946 376.154.466

Hutang lain-lain 12 2.431.805.176 700.948.759

Hutang pajak 2m, 13 673.282.156 520.615.262

Biaya masih harus dibayar 14 513.243.890 956.850.466

Kewajiban sewa pembiayaan yang jatuh

tempo dalam satu tahun 2i 55.653.092 -

JUMLAH KEWAJIBAN LANCAR 4.036.529.260 2.554.568.953

KEWAJIBAN TIDAK LANCAR

Kewajiban sewa pembiayaan jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang telah jatuh

tempo dalam satu tahun 2i 82.524.331 -

Kewajiban diestimasi atas imbalan kerja 2n, 20 1.092.217.238 945.845.365

JUMLAH KEWAJIBAN TIDAK LANCAR 1.174.741.569 945.845.365

JUMLAH KEWAJIBAN 5.211.270.829 3.500.414.318

EKUITAS

Modal saham - nilai nominal Rp 100 per saham Modal dasar - 5.000.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh -

1.594.000.000 saham 15 159.400.000.000 159.400.000.000

Selisih penilaian aset dan kewajiban 144.715.511.834 -

Selisih transaksi perubahan ekuitas

Perusahaan Asosiasi 2c - (10.746.180.868)

Saldo laba (rugi) 4.180.965.419 (33.574.699.291)

JUMLAH EKUITAS - BERSIH 308.296.477.253 115.079.119.841

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 313.507.748.082 118.579.534.159

(5)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

3

PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk LAPORAN LABA RUGI

Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2010

Dengan Angka Perbandingan Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan 31 Maret 2010 31 Maret 2009 PENDAPATAN USAHA 2k, 16 2.928.350.202 2.671.272.548

BEBAN DEPARTEMENTALISASI 2k, 17 (649.442.205) (571.938.138)

LABA KOTOR 2.278.907.997 2.099.334.410

BEBAN USAHA 2k, 18

Penjualan 136.616.026 122.146.090

Umum dan administrasi 1.105.596.171 1.009.876.410

Jumlah Beban Usaha 1.242.212.197 1.132.022.500

LABA KOTOR USAHA 1.036.695.800 967.311.910

BEBAN USAHA LAINNYA

Beban usaha pemilik 2k, 19 660.179.631 491.065.975

Penyusutan 2i, 9 443.478.288 402.277.364

Jasa manajemen dan lisensi 574.881.653 -

Jumlah Beban Usaha Lainnya 1.678.539.572 893.343.339

LABA (RUGI) USAHA (641.843.772) 73.968.571

PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN

Bagian Perusahaan atas laba bersih

Perusahaan Asosiasi 2c, 8 403.373.488 1.098.657.472

Penghasilan bunga 505.001 624.925

Laba (Rugi) selisih kurs - bersih 2l (240.585) 614.756

Lain-lain - bersih 4.172.879 7.968.898

Penghasilan Lain-lain - Bersih 407.810.783 1.107.866.051

LABA (RUGI) BERSIH (234.032.989) 1.181.834.622 LABA (RUGI) BERSIH PER SAHAM 2p (0.15) 0,74

(6)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

4

PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2010

Dengan Angka Perbandingan Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Selisih Penilaian Aset dan Kewajiban Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Perusahaan

Asosiasi Saldo Rugi

Jumlah Ekuitas- Bersih Saldo 31 Desember 2008 159.400.000.000 - (10.746.180.868) (34.756.533.913) 113.897.285.219

Laba (Rugi) bersih Jan – Mar 2009 - - - 1.181.834.622 1.181.834.622

Saldo 31 Maret 2009 159.400.000.000 - (10.746.180.868) (33.574.699.291) 115.079.119.841

Penyesuaian selisih transaksi perubahan ekuitas Perusahaan Asosiasi

2c, 2r

- - 153.330.184 - 153.330.184

Laba (Rugi) bersih Apr – Des 2009 - - - 6.764.877.117 6.764.877.117

Saldo 31 Desember 2009 159.400.000.000 - (10.592.850.684) (26.809.822.174) 121.997.327.142

Kuasi Reorganisasi – Selisih penilaian kembali investasi pada Perusahaan Asosiasi

8

- 186.457.497.140 - - 186.457.497.140

Kuasi Reorganisasi – Surplus revaluasi

aset tetap - 75.685.960 - - 75.685.960

Kuasi Reorganisasi – Selisih transaksi

perubahan ekuitas Perusahaan Asosiasi - (10.592.850.684) 10.592.850.684 - -

Kuasi Reorganisasi – Saldo rugi - (31.224.820.582) - 31.224.820.582 -

Laba (Rugi) bersih Jan – Mar 2010 - - - (234.032.989) (234.032.989)

(7)

Lihat catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

5

PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk LAPORAN ARUS KAS

Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2010

Dengan Angka Perbandingan Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan 31 Maret 2010 31 Maret 2009

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan kas dari pelanggan 3.136.402.127 2.376.533.380

Pembayaran kas kepada:

Pemasok, karyawan dan untuk beban

operasi lainnya (195.116.756) (274.753.747)

Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi 2.941.285.371 2.101.779.633 ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Perolehan aset tetap 9 (3.083.510.309) (463.703.510)

Penghasilan bunga 505.001 624.925

Peningkatan investasi pada Perusahaan Asosiasi (2.912.210.524) (523.269.069)

Perolehan efek-efek - (1.431.002.080)

Penurunan selisih nilai transaksi ekuitas Perusahaan Asosiasi 153.330.184 -

Penurunan aktiva tidak lancar lain-lain 79.359.212 85.447.412

Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi (5.762.526.436) (2.331.902.322)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Peningkatan (Penurunan) hutang hubungan istimewa 1.951.433.817 489.070.786

KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN BANK (869.807.248) 258.948.097 KAS DAN BANK AWAL PERIODE 1.408.521.047 1.149.572.950

KAS DAN BANK AKHIR PERIODE 3 538.713.799 1.408.521.047

(8)

6

1. UMUM

a. Pendirian Perusahaan

PT Indonesian Paradise Property Tbk (Perusahaan) didirikan dengan nama PT Penta Karsa Lubrindo berdasarkan Akta No. 96 tanggal 14 Juni 1996 dan diubah dengan Akta No. 42 tanggal 8 Januari 1997, keduanya dibuat di hadapan Buntario Tigris Darmawa, NG, SH, CN, pengganti dari Rachmat Santoso, SH, Notaris di Jakarta. Akta pendirian Perusahaan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-1030 HT.01.01.TH.97 tanggal 12 Februari 1997 dan telah didaftarkan dalam daftar perusahaan di kantor Pendaftaran Perusahaan Kotamadya Jakarta Utara No.413/BH.09.01/IX/97 tanggal 9 September 1997 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 21 tanggal 12 Maret 2002 Tambahan No. 2574. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta notaris Robert Purba, SH, No. 13 tanggal 2 Juli 2009 antara lain mengenai rencana pemindahan kantor Pusat dan alamat Domisili Perusahaan. Perubahan anggaran dasar tersebut di atas telah mendapat persetujuan dari Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Penerimaan Laporan No. AHU-38926.A.H.01.02.Tahun 2009 tanggal 12 Agustus 2009.

Sesuai dengan Pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan antara lain meliputi bidang perhotelan, pembangunan dan lain-lain.

Kantor pusat Perusahaan berkedudukan di Jalan Tebet Timur Raya No. 10c, Jakarta 12820. Perusahaan memiliki hotel dengan nama Hotel Harris yang memiliki 66 kamar dan beralamat di Jalan Dewi Sartika, Tuban, Bali. Surat tanda izin usaha hotel No. 556.2/649/Diparda tanggal 7 Oktober 2002 dari Kantor Pariwisata Pemerintah Kabupaten Badung, Bali berlaku sampai dengan tanggal 15 Januari 2013.

Perusahaan memulai kegiatan operasionalnya pada bulan Oktober 2002.

b. Pencatatan sebagai Perusahaan Publik dan Penambahan Modal Saham

Pada tanggal 21 September 2004, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) berdasarkan Surat No. S-2970/PM/2004 dalam rangka pendaftaran sebagai Perusahaan Publik. Selanjutnya saham-saham Perusahaan dicatatkan pada Bursa Efek Surabaya (sekarang Bursa Efek Indonesia) pada tanggal 1 Desember 2004.

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan pada tanggal 26 Mei 2005, para pemegang saham Perusahaan menyetujui untuk melakukan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (sesuai dengan Peraturan BAPEPAM No. IX.D.4) sejumlah 75.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham yang diambil bagian oleh Premiere Estates Limited. Penambahan saham tersebut telah disetujui oleh Direksi Bursa Efek Surabaya melalui surat No. JKT-027/LIST-EMITEN/BES/VII/2006 tanggal 13 Juli 2005.

Pada bulan November 2007, Bursa Efek Indonesia (penggabungan Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya) menyatakan bahwa saham Perusahaan belum dapat diperdagangkan (suspensi) di bursa, namun berdasarkan surat No. S-05577/BEI.PSJ/10-2009 yang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) tanggal 29 Oktober 2009, BEI telah mencabut suspensi saham tersebut.

(9)

PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tiga Bulan Yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2010

Dengan Angka Perbandingan Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

7

1. UMUM (lanjutan)

c. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2010 berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 178 tanggal 30 Juni 2009 dan posisi pada tanggal 31 Maret 2009 berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 161 tanggal 30 Juni 2008 yang keduanya dibuat di hadapan Robert Purba SH, Notaris di Jakarta, dengan rincian sebagai berikut:

Dewan Komisaris

Presiden Komisaris : Todo sihombing

Wakil Presiden Komisaris : Fransiscus Xaverius Boyke Gozali

Komisaris : Karel Patipeilohy

Direksi:

Presiden Direktur : Agoes Soelistyo Santoso

Direktur : Patrick Santosa Rendradjaja

Direktur : Diana Solaiman

Susunan Komite Audit Perusahaan berdasarkan resolusi Rapat Dewan Komisaris pada tanggal 2 Juli 2007 dan penunjukkan Corporate Secretary berdasarkan surat dari Direksi Perusahaan pada tanggal 21 Juli 2004, pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, dengan rincian sebagai berikut:

Komite Audit:

Ketua : Todo Sihombing

Anggota : FX Marchelius Charles Colondam

Anggota : Eka Shanti T

Corporate Secretary : Ninawati

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI

a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan

Laporan keuangan disusun berdasarkan praktek dan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Peraturan No. VIII.G.7 yang merupakan Lampiran dari Keputusan Ketua BAPEPAM No. Kep-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 mengenai “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan” dan Lampiran 5 dari Surat Edaran Ketua BAPEPAM No. SE-02/PM/2002 tanggal 27 Desember 2002 tentang “Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik Industri Perhotelan”.

Laporan keuangan disusun berdasarkan basis akrual dan menggunakan konsep biaya historis, kecuali untuk efek-efek dengan tujuan diperdagangkan yang dinyatakan sebesar nilai wajar, persediaan yang dinyatakan berdasarkan nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, serta investasi pada Perusahaan asosiasi yang dinyatakan berdasarkan metode ekuitas.

Laporan arus kas menyajikan informasi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank yang dikelompokkan ke dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Arus kas dari aktivitas operasi disusun dengan menggunakan metode langsung.

(10)

8

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

b. Kas dan bank

Kas dan bank terdiri dari kas dan bank yang tidak dipergunakan sebagai jaminan atas pinjaman serta tidak dibatasi penggunaannya.

c. Investasi Perusahaan Asosiasi

Investasi pada Perusahaan asosiasi merupakan investasi saham Perusahaan dengan kepemilikan paling sedikit 20% tetapi tidak lebih dari 50% dihitung dengan metode ekuitas. Dalam metode ini, investasi dinyatakan sebesar biaya perolehannya, dan ditambah atau dikurangi bagian laba atau rugi bersih Perusahaan asosiasi sesuai dengan jumlah persentase pemilikan sejak tanggal perolehan serta dikurangi dividen yang diterima. Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, maka nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut yang ditentukan untuk setiap investasi secara individu dan kerugiannnya dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan. Investasi saham dengan persentase pemilikan kurang dari 20% dicatat sebesar biaya perolehan.

Selisih harga perolehan dengan bagian Perusahaan atas nilai aset bersih Perusahaan Asosiasi diakui sebagai bagian dari ekuitas pada akun “Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Perusahaan Asosiasi”.

d. Efek-efek

Sesuai dengan PSAK No. 50 tentang “Akuntansi Investasi Efek Tertentu”, efek-efek dinilai sesuai dengan tujuan manajemen pada saat efek-efek tersebut dibeli yaitu sebagai berikut:

- Efek yang dibeli dengan tujuan untuk dimiliki hingga jatuh tempo (“held to maturity”) disajikan sebesar biaya perolehannya yang telah disesuaikan dengan premi dan/atau diskonto yang belum diamortisasi. Premi dan diskonto diamortisasi dengan metode garis lurus. Bila terdapat kemungkinan akan terjadi penurunan nilai wajar dibawah biaya perolehannya (termasuk amortisasi premi dan/atau diskonto) yang sifatnya permanen, maka biaya perolehan efek yang bersangkutan akan diturunkan ke nilai wajarnya, dan penurunan nilai ini dibebankan sebagai rugi pada periode berjalan.

- Efek yang tersedia untuk dijual (“available-for-sale”) disajikan sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi yang disebabkan oleh kenaikan atau penurunan nilai wajarnya, setelah dikurangi dengan penerapan pajak penghasilan tangguhan, diakui dan dicatat sebagai komponen ekuitas. Selisih antara harga jual dan nilai tercatat dari efek-efek jenis ini diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada periode efek tersebut dijual. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi dari efek-efek tersedia dijual, setelah dikurangi dengan penerapan pajak tangguhan, yang tercatat dalam ekuitas diakui sebagai penghasilan atau beban pada saat surat berharga tersebut dijual.

(11)

PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tiga Bulan Yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2010

Dengan Angka Perbandingan Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

9

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) d. Efek-efek (lanjutan)

- Efek yang dibeli dengan tujuan untuk diperdagangkan (“trading”) disajikan sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi yang disebabkan oleh kenaikan atau penurunan nilai wajar disajikan dalam laporan laba rugi periode yang bersangkutan. Pada saat penjualan portofolio efek yang diperdagangkan, perbedaan antara harga jual dengan nilai wajar per buku diakui sebagai keuntungan atau kerugian yang terealisasi.

Untuk efek-efek yang telah secara aktif diperdagangkan di pasar keuangan yang terorganisasi, nilai wajar pada umumnya ditentukan dengan mengacu pada harga penawaran pasar yang terjadi di bursa efek pada tanggal neraca. Untuk efek-efek yang tidak mempunyai harga pasar, estimasi atas nilai wajar efek-efek ditetapkan dengan mengacu pada nilai wajar instrumen lain yang memiliki substansi yang sama atau dihitung berdasarkan arus kas yang diharapkan dari aset bersih efek-efek tersebut.

e. Penyisihan Piutang Ragu-ragu

Penyisihan piutang ragu-ragu ditetapkan berdasarkan hasil penelaahan terhadap kolektibilitas piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun.

f. Transaksi dengan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Perusahaan melakukan transaksi dengan beberapa pihak yang mempunyai hubungan istimewa sesuai dengan PSAK No. 7 mengenai “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”.

Seluruh transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan persyaratan dan kondisi yang normal sesuai dengan yang dilakukan dengan pihak ketiga, telah diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

g. Persediaan

Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value). Biaya perolehan Perusahaan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang (weighted-average method).

Penyisihan atas persediaan usang dan penurunan nilai persediaan, jika ada, ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan persediaan pada akhir periode untuk mengurangi nilai tercatat persediaan menjadi nilai realisasi bersih.

h. Biaya Dibayar di Muka

Biaya dibayar di muka diamortisasi sesuai dengan masa manfaatnya dengan menggunakan metode garis lurus.

(12)

10

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) i. Aset Tetap

Efektif tanggal 1 Januari 2008, Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007) mengenai “Aset Tetap”, yang menggantikan PSAK No. 16 (1994) mengenai “Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain” dan PSAK No. 17 (1994) mengenai “Akuntansi Penyusutan”. Berdasarkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), suatu entitas harus memilih antara model biaya dan model revaluasi sebagai kebijakan akuntansi pengukuran atas aset tetap. Jika entitas telah melakukan revaluasi aset tetap sebelum penerapan PSAK No. 16 (Revisi 2007) dan memilih untuk menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya, maka nilai revaluasi aset tetap tersebut dianggap sebagai biaya perolehan (deemed cost) dan biaya perolehan tersebut adalah nilai pada saat PSAK No. 16 (Revisi 2007) diterapkan. Seluruh saldo selisih penilaian kembali aset tetap pada saat penerapan pertama kali PSAK No. 16 (Revisi 2007) harus direklasifikasi ke saldo laba.

Aset tetap kecuali tanah, dinyatakan sebesar biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:

Tahun

Bangunan dan prasarana 20

Peralatan dan perlengkapan 8

Kendaraan 8

Tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak diamortisasi serta dikurangi dengan penurunan nilai (bila ada).

Pada setiap akhir tahun, nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan di review dan jika sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif.

Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya; biaya penggantian atau inspeksi yang signifikan dikapitalisasi pada saat terjadinya dan jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke Perusahaan, dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal. Aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau ketika tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset dimasukkan dalam laporan laba rugi pada periode aset tersebut dihentikan pengakuannya.

Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari akun aset tetap. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap untuk digunakan.

Sesuai dengan PSAK No. 47, mengenai “Akuntansi Tanah”, perolehan tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak diamortisasi. Biaya-biaya tertentu sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan hak pemilikan tanah, ditangguhkan dan diamortisasi sepanjang periode hak atas tanah atau umur ekonomis tanah, mana yang lebih pendek.

(13)

PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tiga Bulan Yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2010

Dengan Angka Perbandingan Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

11

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) i. Aset Tetap (lanjutan)

Sewa

Pada tanggal 1 Januari 2008, Perusahaan menerapkan PSAK No. 30 (Revisi 2007) mengenai “Sewa” yang menggantikan PSAK No. 30 (1990) mengenai “Akuntansi Sewa Guna Usaha”. Menurut PSAK No. 30 (Revisi 2007), sewa yang mengalihkan secara substansial semua risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset kepada lessee diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Pada awal masa sewa, sewa pembiayaan dikapitalisasi sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa minimum dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban sehingga menghasilkan suatu tingkat bunga periodik yang konstan atas saldo kewajiban. Beban sewa dicatat dalam laporan laba rugi. Aset sewaan yang dimiliki oleh lessee dengan dasar sewa pembiayaan dicatat pada akun aset tetap dan disusutkan sepanjang masa manfaat dari aset sewaan tersebut atau periode masa sewa, mana yang lebih pendek, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa lessee akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa.

Sewa yang tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Pembayaran sewa dalam sewa operasi diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi dengan dasar garis lurus (straight-line basis).

Laba atau rugi dari transaksi jual-dan-sewa balik, ditangguhkan dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama masa sewa.

Penerapan PSAK revisi ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan Perusahaan.

Sebelum tanggal 1 Januari 2008, transaksi sewa guna usaha dikelompokkan sebagai capital lease apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:

- Penyewa guna usaha memiliki hak opsi untuk membeli aset yang disewa guna usaha pada akhir masa sewa guna usaha dengan harga yang telah disetujui bersama pada saat dimulainya perjanjian sewa guna usaha.

- Seluruh pembayaran berkala yang dilakukan oleh penyewa guna usaha ditambah dengan nilai sisa dapat menutup pengembalian biaya perolehan barang modal yang disewa guna usaha beserta bunganya sebagai keuntungan perusahaan sewa guna usaha.

- Masa sewa guna usaha minimal dua tahun.

Transaksi sewa guna usaha yang tidak memenuhi kriteria tersebut di atas dikelompokkan sebagai transaksi sewa menyewa biasa (operating lease).

Menurut metode capital lease, aset sewa guna usaha dan hutang sewa guna usaha dicatat sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa guna usaha ditambah dengan nilai sisa (harga opsi). Aset sewa guna usaha disajikan sebagai bagian dari aset tetap, sedangkan kewajibannya dilaporkan dalam akun “Hutang Sewa Guna Usaha”. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis yang sama dengan aset tetap yang diperoleh melalui pemilikan langsung.

(14)

12

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) j. Penurunan Nilai Aset

Pada setiap tanggal neraca, Perusahaan melakukan penelaahan untuk menentukan adanya indikasi terjadinya penurunan nilai aset pada akhir periode. Perusahaan disyaratkan untuk menentukan niai yang dapat diperoleh kembali atas nilai aset apabila indikasi tersebut terjadi. Pemulihan penurunan nilai diakui sebagai laba pada periode terjadinya pemulihan.

Bila nilai tercatat suatu aset melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (estimated recoverable amount), nilai tersebut diturunkan ke jumlah yang dapat diperoleh kembali tersebut, yang ditentukan sebesar nilai tertinggi antara harga jual bersih dan nilai pakai. Perusahaan mengakui rugi penurunan nilai aset apabila taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (recoverable amount) dari suatu aset lebih rendah dari nilai tercatatnya.

k. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Pendapatan atas kamar hotel dan restoran diakui pada saat jasa dan barang telah diberikan kepada pelanggan atau tamu hotel.

Beban usaha pemilik merupakan beban usaha yang terjadi di kantor pusat seperti antara lain gaji, upah dan tunjangan, honorarium tenaga ahli dan keperluan lain untuk pengelolaan Perusahaan. Beban diakui pada saat terjadinya sesuai dengan masa manfaatnya (accrual basis).

l. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Transaksi dalam mata uang asing dicatat dalam Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah berdasarkan kurs tengah antara kurs jual dan kurs beli uang kertas asing dan/atau kurs transaksi yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia pada tanggal tersebut. Laba atau rugi kurs yang terjadi dikreditkan atau dibebankan pada usaha tahun berjalan. Pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, kurs yang digunakan masing-masing adalah sebagai berikut:

31 Maret 2010 31 Maret 2009

1 Dolar Amerika Serikat (1 US$) 9.115 11.575

m. Pajak Penghasilan

Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan taksiran laba kena pajak tahun berjalan. Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara aset dan kewajiban untuk tujuan komersial dan tujuan perpajakan setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak di masa mendatang, seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan, diakui sebesar kemungkinan realisasi atas manfaat pajak tersebut.

Aset dan kewajiban pajak tangguhan diukur pada tarif pajak yang diharapkan akan digunakan pada tahun ketika aset direalisasi atau ketika kewajiban dilunasi, berdasarkan tarif pajak (dan peraturan perpajakan) yang telah berlaku atau yang berlaku secara substantif pada tanggal neraca. Perubahan nilai tercatat aset dan kewajiban pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.

(15)

PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tiga Bulan Yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2010

Dengan Angka Perbandingan Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

13

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) m. Pajak Penghasilan (lanjutan)

Koreksi terhadap kewajiban pajak dicatat pada saat surat ketetapan pajak diterima atau pada saat keputusan atas keberatan ditetapkan, jika Perusahaan mengajukan keberatan.

n. Kewajiban Diestimasi atas Imbalan Kerja

Perusahaan menerapkan program imbalan kerja karyawan yang tidak didanai sesuai dengan Undang-Undang Tenaga Kerja No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003 (“UU No. 13”) dan PSAK No. 24 (Revisi 2004) mengenai “Imbalan Kerja”.

Berdasarkan PSAK No. 24 (Revisi 2004), biaya imbalan kerja sesuai dengan UU No. 13 dihitung berdasarkan metode projected unit credit. Keuntungan dan kerugian aktuarial diakui sebagai penghasilan atau beban apabila akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui pada akhir periode pelaporan sebelumnya melebihi jumlah yang lebih besar di antara 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti pada tanggal tersebut. Besarnya keuntungan dan kerugian aktuarial ini diakui selama rata-rata sisa masa kerja yang akan dijalani para pekerja dengan menggunakan metode garis lurus. Biaya jasa lalu yang timbul akibat pengenalan program imbalan pasti atau perubahan kewajiban imbalan kerja dari program sebelumnya harus diamortisasi sampai imbalan kerja tersebut telah menjadi hak karyawan.

o. Pelaporan Segmen

Perusahaan bergerak dalam industri perhotelan. Sesuai dengan struktur organisasi dan manajemen serta sistem pelaporan intern, bentuk primer informasi keuangan atas pelaporan segmen disajikan berdasarkan segmen usaha karena risiko dan imbalan dipengaruhi secara dominan oleh jenis kegiatan usaha yang berbeda.

Pelaporan segmen sekunder yang ditentukan berdasarkan lokasi geografis kegiatan usaha tidak disajikan karena seluruh kegiatan usaha Perusahaan berada di wilayah Bali.

p. Laba (Rugi) per Saham

Laba (rugi) per saham dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan yaitu sejumlah 1.594.000.000 saham.

q. Biaya Hak Guna Bangunan

Biaya legal tertentu yang terjadi sehubungan dengan pengurusan hak legal atas tanah, ditangguhkan dan diamortisasi menggunakan metode garis lurus sepanjang umur hukum hak atas tanah atau umur ekonomis aset tanah, mana yang lebih pendek.

(16)

14

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

r. Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali

Berdasarkan PSAK No. 38 tentang “Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali“ pengalihan aset, kewajiban, modal saham dan instrumen kepemilikan lainnya di antara entitas sepengendali tidak menimbulkan laba atau rugi bagi seluruh kelompok perusahaan ataupun entitas individual dalam kelompok perusahaan tersebut. Selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku sehubungan dengan restrukturisasi antar entitas sepengendali tidak dapat diakui sebagai goodwill tetapi sebagai akun “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali“ dan disajikan sebagai bagian dari ekuitas pada neraca.

Berdasarkan standar ini, transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali yang dilakukan dalam rangka reorganisasi perusahaan yang berada dalam suatu kelompok usaha yang sama, bukan merupakan perubahan pemilikan dalam arti substansi ekonomi, sehingga transaksi demikian tidak dapat menimbulkan laba atau rugi bagi seluruh kelompok perusahaan ataupun bagi entitas individual dalam kelompok perusahaan tersebut dan harus dicatat sesuai dengan nilai buku dengan menggunakan metode penyatuan kepemilikan (pooling of interest). Dalam metode penyatuan kepemilikan, laporan keuangan dari perusahaan yang direstrukturisasi disajikan sedemikian rupa seolah-olah perusahaan tersebut telah bergabung sejak permulaan tahun penyajian laporan keuangan.

Selisih antara harga pengalihan yang dibayar Perusahaan dalam akuisisi Anak Perusahaan dengan nilai buku bersih Anak Perusahaan yang diakuisisi yang berasal dari transaksi restrukturisasi entitas sepengendali dicatat sebagai “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” pada bagian ekuitas. Selisih yang berasal dari akuisisi saham Anak Perusahaan direalisasikan ke akun yang terkait berdasarkan PSAK No. 22 mengenai “Akuntansi Penggabungan Usaha” pada saat pihak yang bertransaksi tidak lagi sepengendali.

Untuk Perusahaan, pada saat perubahan kepemilikan sehingga mengakibatkan laporan keuangan Anak Perusahaan menjadi tidak dikonsolidasi, maka akun “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” disesuaikan dan disajikan pada akun “Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Perusahaan Asosiasi”.

s. Pengunaan Estimasi

Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Karena adanya ketidakpastian dalam penetapan taksiran maka terdapat kemungkinan hasil akhir yang dilaporkan pada masa yang akan datang akan berbeda dengan estimasi yang telah dilaporkan sebelumnya.

(17)

PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tiga Bulan Yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2010

Dengan Angka Perbandingan Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

15

3. KAS DAN BANK

Akun ini terdiri dari:

31 Maret 2010 31 Maret 2009

Kas - Rupiah 15.250.000 18.900.550

Bank

Rupiah

PT Bank Central Asia Tbk 297.614.285 1.114.090.630

PT Bank Danamon Indonesia Tbk 165.034.287 120.351.104

PT Bank Mega Tbk 8.267.434 4.281.158

Dolar Amerika Serikat

PT Bank Central Asia Tbk (US$ 4.934,33 pada 31 Maret

2010 dan US$ 12.085,86 pada 31 Maret 2009) 44.976.418 139.893.831

PT Bank Danamon Indonesia Tbk (US$ 830,65 pada 31 Maret

2010 dan US$ 950,65 pada 31 Maret 2009) 7.571.375 11.003.774

Jumlah bank 523.463.799 1.389.620.497

Jumlah kas dan bank 538.713.799 1.408.521.047

4. EFEK-EFEK

Akun ini terdiri dari:

31 Maret 2010 31 Maret 2009

Tersedia untuk diperdagangkan (trading):

PT Mitra Adiperkasa Tbk 3.789.982.080 5.346.825.008

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 1.139.000.000 3.349.000.000

PT Plaza Indonesia Realty Tbk 336.000.000 189.472.500

PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk 27.000.000 63.157.500

Jumlah 5.291.982.080 8.948.455.008

Penyesuaian nilai wajar 4.999.209.280 (3.656.472.928)

Bersih 10.291.191.360 5.291.982.080

Dasar penentuan biaya perolehan untuk keperluan menghitung laba atau rugi yang direalisasi adalah menggunakan identifikasi khusus.

(18)

16

5. PIUTANG USAHA

Akun ini terdiri dari:

31 Maret 2010 31 Maret 2009

Pihak Ketiga :

PT Bayu Buana Bali Tour & Travel - 45.325.000

Air Asia 18.236.600 50.701.360

Holiday Inn Baruna Resort Bali - 32.415.335

International Organization For Migration - 31.812.000

Mg Holiday Jakarta Travel 53.905.000 -

Dunia Wisata Tour And Travel 36.300.000 -

Guillivers Travel Associates 20.002.560 -

Haryono Travel Surabaya (TAD) 15.350.002 -

Buana Sejahtera PT 29.241.500 -

Lain-lain 617.316.944 746.836.494

Jumlah 790.352.606 907.090.189

Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu (126.669.270) (35.354.928)

Bersih 663.683.336 871.735.261

31 Maret 2010 31 Maret 2009

Pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa :

Oasis Hotel Bogor - 145.717.816

Lain-lain - 74.859.584

Jumlah - 220.577.400

Rincian umur piutang usaha berdasarkan tanggal faktur adalah sebagai berikut:

31 Maret 2010 31 Maret 2009

Belum jatuh tempo 482.041.700 508.978.256

Jatuh tempo: 1 - 30 hari 60.922.004 113.326.560 31 - 60 hari 56.567.700 87.835.500 61 - 90 hari 190.821.202 196.949.873 Jumlah 790.352.606 907.090.189

Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu (126.669.270) (35.354.928)

(19)

PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tiga Bulan Yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2010

Dengan Angka Perbandingan Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

17

5. PIUTANG USAHA (lanjutan)

31 Maret 2010 31 Maret 2009

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Telah jatuh tempo:

1 - 30 hari - -

31 - 60 hari - 220.577.400

Saldo akhir tahun - 220.577.400

Perubahan saldo penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut:

31 Maret 2010 31 Maret 2009

Saldo awal tahun 35.354.928 58.136.753

Penyisihan selama tahun berjalan 91.314.342 (22.781.825)

Saldo akhir tahun 126.669.270 35.354.928

Berdasarkan hasil penelaahan keadaan akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir periode, manajemen Perusahaan berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu tersebut adalah cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang usaha tersebut.

6. PIUTANG LAIN-LAIN

Akun ini terdiri dari:

31 Maret 2010 31 Maret 2009

Oasis Hotel Bogor 145.717.816 -

Lain-lain 80.573.345 -

Jumlah 226.291.161 -

7. PERSEDIAAN

Akun ini terdiri dari:

31 Maret 2010 31 Maret 2009

Makanan dan minuman 35.929.480 29.747.260

Perlengkapan umum 49.421.093 57.858.440

Jumlah 85.350.573 87.605.700

Berdasarkan penelaahan atas kondisi fisik persediaan pada akhir periode, manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa persediaan telah mencerminkan nilai realisasi bersihnya, sehingga tidak perlu dilakukan penyisihan atas persediaan tersebut.

(20)

18

8. INVESTASI PADA PERUSAHAAN ASOSIASI

Akun ini terdiri dari:

31 Maret 2010

Bagian Kuasi Reorganisasi

Perusahaan Selisih Penilaian

Penambahan Atas Laba (Rugi) Kembali Investasi

Persentase Nilai Penyertaan (Pengurangan) Perusahaan PadaPerusahaan Nilai Penyertaan Kepemilikan 1 April 2009 Penyertaan Asosiasi Asosiasi 31 Maret 2010

Metode ekuitas

PT Indonesian Paradise

Island 48,75% 65.683.016.961 2.686.366.656 204.269.874 184.054.547.458 252.628.200.949 PT Java Paradise Island 27,50% 15.044.547.919 225.843.868 199.103.614 2.402.949.682 17.872.445.083

Jumlah 80.727.564.880 2.912.210.524 403.373.488 186.457.497.140 270.500.646.032 31 Maret 2009 Bagian Perusahaan Laba

Penambahan Atas Laba (Rugi) Penjualan

Persentase Nilai Penyertaan (Pengurangan) Perusahaan Dalam Bentuk Nilai Penyertaan Kepemilikan 1 April 2008 Asosiasi Saham 31 Maret 2009

Metode ekuitas

PT Indonesian Paradise

Island 48,75% 62.920.972.891 1.570.051.235 1.191.992.835 - 65.683.016.961 PT Java Paradise Island 27,50% 15.224.604.676 (86.721.394) (93.335.363) - 15.044.547.919 PT Oasis Hotel Bogor 50,00% 2.058.718.244 (2.058.718.244) - - -

Jumlah 80.204.295.811 (575.388.403) 1.098.657.472 - 80.727.564.880

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan pada tanggal 29 Januari 2010, yang dinyatakan dalam Akta No.160 yang dibuat di hadapan Robert Purba, SH, Notaris di Jakarta, para pemegang saham memutuskan untuk menyetujui Perusahaan untuk melakukan Kuasi-Reorganisasi sesuai dengan Standar Akuntansi yang berlaku serta memenuhi ketentuan Bapepam-LK yang berlaku.

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2008 yang dinyatakan dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat No 162, yang dibuat di hadapan Robert Purba SH, Notaris di Jakarta, pada tanggal yang sama, para pemegang saham menyetujui untuk mengalihkan seluruh penyertaan saham Perusahaan pada PT Oasis Hotel Bogor.

(21)

PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tiga Bulan Yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2010

Dengan Angka Perbandingan Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

19

9. ASET TETAP

Akun ini terdiri dari: 31 Maret 2010

Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir

Nilai tercatat Pemilikan langsung

Hak atas tanah 10.818.385.000 2.435.185.960 - 13.253.570.960

Bangunan dan prasarana 19.302.880.062 1.640.500.000 - 20.943.380.062 Peralatan dan perlengkapan 5.061.320.045 583.400.577 - 5.644.720.622

Kendaraan 11.850.000 - - 11.850.000 Sub jumlah 35.194.435.107 4.659.086.537 - 39.853.521.644 Sewa pembiayaan Kendaraan 290.000.000 - - 290.000.000

Jumlah nilai tercatat 35.484.435.107 4.659.086.537 - 40.143.521.644

Akumulasi penyusutan Pemilikan langsung

Bangunan dan prasarana 6.556.376.845 259.968.365 - 6.816.345.210

Peralatan dan perlengkapan 3.554.164.375 174.077.110 - 3.728.241.485

Kendaraan 3.456.249 370.313 - 3.826.562 Sub jumlah 10.113.997.469 434.415.788 - 10.548.413.257 Sewa pembiayaan Kendaraan 12.083.334 9.062.500 - 21.145.834

Jumlah akumulasi penyusutan 10.126.080.803 443.478.288 - 10.569.559.091

Nilai buku 25.358.354.304 29.573.962.553

31 Maret 2009

Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir

Nilai tercatat

Hak atas tanah 10.818.385.000 - - 10.818.385.000

Bangunan dan prasarana 19.193.995.827 - - 19.193.995.827

Peralatan dan perlengkapan 4.673.952.304 563.226.983 - 5.237.179.287

Kendaraan 135.322.428 - - 135.322.428

Jumlah nilai tercatat 34.821.655.559 563.226.983 - 35.384.882.542 Akumulasi penyusutan

Bangunan dan prasarana 5.596.214.221 239.924.947 - 5.836.139.168

Peralatan dan perlengkapan 2.892.479.404 158.123.593 - 3.050.602.997

Kendaraan 79.145.269 4.228.824 - 83.374.093

Jumlah Akumulasi Penyusutan 8.567.838.894 402.277.364 - 8.970.116.258

Nilai buku 26.253.816.665 26.414.766.284

(22)

20

9. ASET TETAP (lanjutan)

Beban penyusutan dibebankan ke dalam beban operasi sebesar Rp 443.478.288 dan Rp 402.277.364 masing-masing pada 31 Maret 2010 dan 2009.p

Pada bulan Januari 2010, perusahaan memperoleh tanah yang terletak di Kuta, Bali seluas 1.800 meter persegi atas nama I Gusti Ngurah Oka Suryawan dengan kepemilikan Hak Milik nomor 3288 dan bangunan atas nama I Gusti Ketut Gede yang telah memiliki Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) nomor 546 tahun 1996 .

Penambahan tanah tsb telah memperoleh persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dilaksanakan pada tanggal 30 Juni 2009.

Pada tahun 2008, Perusahaan memperoleh tanah yang berlokasi di Tebet, Jakarta berupa Hak Guna Bangunan (HGB) No. 2682 seluas 237 meter persegi atas nama Perusahaan. HGB tersebut akan jatuh tempo pada tahun 2021 dan menurut Perusahaan hak tersebut dapat diperpanjang pada saat jatuh tempo.

Perusahaan menguasai sebidang tanah yang terletak Tuban, Bali dengan Hak Guna Bangunan (HGB) seluas 2.700 meter persegi atas nama Perusahaan. HGB tersebut akan jatuh tempo pada tahun 2034 dan menurut Perusahaan hak tersebut dapat diperpanjang pada saat jatuh tempo.

Aset tetap, kecuali tanah, diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 46.200.000.000 pada tanggal 31 Maret 2010 , serta sebesar Rp 22.309.000.000 dan US$ 100.000 pada tanggal 31 Maret 2009. Manajemen Perusahaan berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas risiko tersebut.

Berdasarkan penelaahan manajemen Perusahaan, tidak terdapat kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai aset tetap pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009.

10. ASET TIDAK LANCAR LAINNYA

Akun ini merupakan biaya untuk hak guna bangunan yang ditangguhkan setelah dikurangi amortisasi masing-masing pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009.

(23)

PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tiga Bulan Yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2010

Dengan Angka Perbandingan Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

21

11. HUTANG USAHA

Akun ini terdiri dari:

31 Maret 2010 31 Maret 2009

Pihak ketiga

Rupiah

Agung Plaza Electronik - 12.250.000

Bali Kirana Sakti - 12.636.000

Mitra Jaya - 37.680.500

Suardika UD - 15.587.180

Sinar Biroe Computer - 34.425.000

Trust Surya Barutama Mandiri, PT - 23.133.000

Awani Electronic 72.900.000 - Eka Hadi UD 19.500.000 - Propan Raya PT 15.217.500 - Zigma Teknik 15.281.000 17.000.000 Lain-lain 239.646.446 223.442.786 Jumlah 362.544.946 376.154.466

Rincian umur hutang usaha dengan pihak ketiga berdasarkan tanggal faktur adalah sebagai berikut:

31 Mare 2010 31 Maret 2009

1 - 30 hari 198.004.144 171.602.680

31 - 60 hari 127.792.130 179.742.722

61 - 90 hari 21.824.540 16.770.552

Lebih dari 90 hari 14.924.132 8.038.512

Jumlah 362.544.946 376.154.466

12. HUTANG LAIN-LAIN

Akun ini terdiri dari:

31 Maret 2010 31 Maret 2009

Setoran jaminan tamu 206.429.799 167.728.342

Jasa pelayanan dan sisa penyisihan atas kerugian

dan kerusakan peralatan hotel dan restoran 244.119.295 212.625.551

Lain-lain 1.981.256.082 320.594.866

Jumlah 2.431.805.176 700.948.759

Setoran jaminan tamu merupakan uang muka yang disetor tamu atas pemakaian kamar dan ruangan pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009.

(24)

22

13. PERPAJAKAN

Hutang pajak terdiri dari:

31 Maret 2010 31 Maret 2009 Pajak Pembangunan I 552.989.828 486.479.582 Pajak Penghasilan Pasal 21 71.431.030 28.158.219 Pasal 23/26 48.861.298 5.977.461 Jumlah 673.282.156 520.615.262

Rincian aset (kewajiban) pajak tangguhan pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:

31 Maret 2010 31 Maret 2009

Imbalan kerja karyawan 273.054.309 236.461.341

Penyisihan piutang ragu-ragu 33.219.195 -

Sewa pembiayaan 5.023.446 -

Penyusutan aset tetap (299.085.831) (384.633.202)

Penyisihan penurunan nilai saham - 914.118.232

Jumlah aset pajak tangguhan 12.211.119 765.946.371

Pada bulan September 2008, Undang-undang No. 7 Tahun 1983 mengenai “Pajak Penghasilan” diubah untuk keempat kalinya dengan Undang-undang No. 36 Tahun 2008. Perubahan tersebut juga mencakup perubahan tarif pajak penghasilan badan dari sebelumnya menggunakan tarif pajak bertingkat menjadi tarif tunggal yaitu 28% untuk tahun fiskal 2009 dan 25% untuk tahun fiskal 2010 dan seterusnya.

Perusahaan tidak memperhitungkan rugi fiskal sebagai pajak tangguhan karena manajemen Perusahaan berpendapat bahwa rugi fiskal tersebut tidak dapat terpulihkan pada masa mendatang.

14. BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR

Akun ini terdiri dari:

31 Maret 2010 31 Maret 2009

Listrik, air dan bahan bakar 248.289.244 108.973.205

Gaji, upah dan tunjangan karyawan 39.305.989 8.098.296

Lain-lain 225.648.657 839.778.965

(25)

PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tiga Bulan Yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2010

Dengan Angka Perbandingan Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

23

15. MODAL SAHAM

Susunan pemegang saham dan kepemilikan saham Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 dari Biro Administrasi Efek PT Adimitra Transferindo adalah sebagai berikut:

31 Maret 2010

Jumlah Saham

Ditempatkan dan Persentase Pemegang Saham Disetor Penuh Pemilikan Jumlah

Anemone Continental S.A. BVI 949.000.000 59,54% 94.900.000.000

CB London S/A BSI SA 223.000.000 13,99% 22.300.000.000

PT Grahatama Kreasibaru 129.861.000 8,15% 12.986.100.000

Agoes Soelistyo Santoso (Direktur Utama) 10.000.000 0,63% 1.000.000.000

Patrick Santosa Rendradjaja (Direktur) 5.000.000 0,31% 500.000.000

Diana Solaiman (Direktur) 3.500.000 0,22% 350.000.000

Karel Patipeilohy (Komisaris) 1.000.000 0,06% 100.000.000

Lain-lain 272.639.000 17,10% 27.263.900.000

Jumlah 1.594.000.000 100,00% 159.400.000.000

31 Maret 2009

Jumlah Saham

Ditempatkan dan Persentase Pemegang Saham Disetor Penuh Pemilikan Jumlah

Anemone Continental S.A. BVI 949.000.000 59,54% 94.900.000.000

CGMI 1 Client Segreagated Secs 405.000.000 25,41% 40.500.000.000

PT Grahatama Kreasibaru 127.500.000 8,00% 12.750.000.000

Agoes Soelistyo Santoso (Direktur Utama) 10.000.000 0,63% 1.000.000.000

Patrick Santosa Rendradjaja (Direktur) 5.000.000 0,31% 500.000.000

Diana Solaiman (Direktur) 3.500.000 0,22% 350.000.000

Karel Patipeilohy (Komisaris) 1.000.000 0,06% 100.000.000

Lain-lain 93.000.000 5,83% 9.300.000.000

Jumlah 1.594.000.000 100,00% 159.400.000.000

16. PENDAPATAN

Akun ini terdiri dari:

31 Maret 2010 31 Maret 2009

Kamar 2.308.883.905 2.094.249.086

Makanan dan minuman 539.815.188 481.376.147

Telepon 3.590.211 6.466.665

Lainnya 76.060.898 89.180.650

(26)

24

16. PENDAPATAN (lanjutan)

Tidak terdapat pendapatan sebesar 10% atau lebih kepada pihak tertentu.

17. BEBAN DEPARTEMENTALISASI

Akun ini terdiri dari:

31 Maret 2010 31 Maret 2009

Beban Langsung:

Makanan dan minuman 161.184.996 146.012.454

Telepon 1.974.620 3.544.847

Departemen lainnya 4.473.959 30.220..081

Jumlah Beban Langsung 167.633.575 179.777.382

Gaji dan Beban Pegawai Lainnya 261.956.659 201.679.901

Beban Departemen Lainnya:

Kamar 173.663.942 154.336.659

Makanan dan minuman 35.792.819 36.144.196

Departemen lainnya 10.395.210 -

Jumlah Beban Departemen Lainnya 219.851.971 190.480.855

Jumlah 649.442.205 571.938.138

18. BEBAN USAHA

Akun ini terdiri dari:

31 Maret 2010 31 Maret 2009

Beban penjualan:

Promosi dan iklan 101.196.346 85.197.970

Gaji, upah dan tunjangan lainnya 35.419.680 36.948.120

Jumlah beban penjualan 136.616.026 122.146.090

Beban umum dan administrasi:

Pemeliharaan dan listrik 443.414.644 328.916.146

Gaji, upah dan tunjangan lainnya 277.074.975 307.015.431

Lain-lain 385.106.552 373.944.833

Jumlah beban umum dan administrasi 1.105.596.171 1.009.876.410

(27)

PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tiga Bulan Yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2010

Dengan Angka Perbandingan Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

25

19. BEBAN USAHA PEMILIK

Akun ini terdiri dari:

31 Maret 2010 31 Maret 2009

Gaji, upah dan tunjangan karyawan 344.314.936 341.115.655

Reprsentasi dan jamuan - 112.820

Beban sewa 9.479.167 29.479.167

Biaya administrasi saham 28.050.000 -

Beban iklan 68.123.220 -

Lain-lain 210.212.308 120.358.333

Jumlah 660.179.631 491.065.975

20. KEWAJIBAN DIESTIMASI ATAS IMBALAN KERJA KARYAWAN

Perusahaan mencatat penyisihan imbalan kerja untuk karyawannya yang telah mencapai usia pensiun yaitu 55 tahun sesuai dengan Undang-Undang No. 13 tahun 2005 tanggal 25 Maret 2005. Imbalan kerja tersebut yang tidak didanai.

Tabel berikut ini merangkum komponen-komponen atas beban penyisihan imbalan kerja yang diakui di laporan laba rugi dan penyisihan imbalan kerja yang diakui di neraca berdasarkan penilaian aktuaria yang dilakukan oleh PT Dian Artha Tama, aktuaris independen, berdasarkan laporannya masing-masing pada tanggal 29 Januari 2010 dan 27 Januari 2009 masing-masing-masing-masing untuk tahun 2009 dan 2008.

a. Kewajiban imbalan kerja karyawan

31 Maret 2010 31 Maret 2009

Nilai kini kewajiban imbalan kerja karyawan 930.484.306 412.730.994

Keuntungan aktuarial yang belum diakui 161.732.932 533.114.371

Kewajiban imbalan kerja karyawan 1.092.217.238 945.845.365

b. Mutasi kewajiban imbalan kerja untuk periode yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:

31 Maret 2010 31 Maret 2009

Saldo awal tahun 945.845.365 825.816.272

Beban penyisihan imbalan kerja tahun berjalan 146.371.873 120.029.093

(28)

26

20. KEWAJIBAN DIESTIMASI ATAS IMBALAN KERJA KARYAWAN (lanjutan)

Asumsi dasar yang digunakan Perusahaan dalam menentukan kewajiban imbalan kerja karyawan pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:

2009 2008

Tingkat diskonto 10% per tahun 13% per tahun

Tingkat kenaikan upah (gaji) 8% per tahun 8% per tahun

Usia Pensiun 55 tahun 55 tahun

21. PERJANJIAN PENTING, IKATAN DAN KONTINJENSI

a. Perjanjian Lisensi Merek Usaha dan Merek Dagang (Tradename and Trademark License Agreement)

Pada tanggal 1 Oktober 2002, Perusahaan menandatangani perjanjian lisensi merek usaha dan merek dagang (Tradename and Trademark License Agreement) dengan PT Harris International Management (HIM), Jakarta, untuk penggunaan merek dagang dan logo Harris pada pengoperasian hotel milik Perusahaan yang berlokasi di Jalan Dewi Sartika, Tuban, Bali, untuk periode 15 tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan dapat diperpanjang untuk tiap periode 5 tahun berikutnya, sehingga nama hotel menjadi Harris Hotel Tuban-Bali. Atas lisensi yang diberikan, Perusahaan akan membayar biaya lisensi berupa royalti kepada HIM sebesar 1,5% dari total pendapatan hotel setelah dikurangi pajak pembangunan dan service charge.

b. Perjanjian Konsultan Manajemen (Management Consulting Agreement)

Pada tanggal 1 Oktober 2002, Perusahaan juga telah menandatangani perjanjian konsultan manajemen (Management Consulting Agreement) dengan HIM berupa penunjukkan HIM selaku konsultan tunggal dan khusus untuk pemberian jasa konsultan manajemen pada Perusahaan dalam pengoperasian Haris Resort Tuban-Bali. Jasa konsultan manajemen hotel meliputi wewenang perekrutan, reservasi dan promosi, program pra-pembukaan dan jasa lainnya. Perusahaan akan membayar jasa konsultan manajemen yang dihitung berdasarkan prosentase tertentu dari laba usaha (Gross Operating Profit). Perjanjian ini akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan dapat diperpanjang 5 tahun berikutnya dengan kesepakatan masing-masing pihak.

(29)

PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tiga Bulan Yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2010

Dengan Angka Perbandingan Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

27

22. REVISI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

Berikut ini ikhtisar revisi dan pencabutan Standar Akuntansi yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia serta akan berlaku efektif, adalah sebagai berikut: ‐ Efektif yang berlaku pada tanggal 1 Januari 2010:

PSAK 26 (revisi 2008) : Biaya Pinjaman

PSAK 50 (revisi 2006) : Instrumen Keuangan : Penyajian dan Pengungkapan PSAK 55 (revisi 2006) : Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran

PPSAK No 1 : Pencabutan PSAK 32 : Akuntansi Pengusahaan Hutan, PSAK 35 : Akuntansi Pendapatan Jasa Telekomunikasi dan PSAK 37 : Akuntansi Penyelenggaraan Jalan Tol

PPSAK No 2 : Pencabutan PSAK 41 : Akuntansi Waran dan PSAK 43 : Akuntansi Anjak Piutang PPSAK No 3 : Pencabutan PSAK 54 : Akuntansi Restrukturisasi Utang Piutang Bermasalah

PPSAK No 4 : Pencabutan PSAK 31 (Revisi 2000): Akuntansi Perbankan, PSAK 42 : Akuntansi Perusahaan Efek dan PSAK 49 : Akuntansi Reksadana

PPSAK No 5 : Pencabutan ISAK 6 : Interpretasi atas paragraf 12 dan 16 PSAK No. 55 (1999) tentang Instrumen Derivatif melekat pada Kontrak Dalam Mata Uang Asing.

‐ Efektif yang berlaku pada tanggal 1 Januari 2011: PSAK 1 (Revisi 2009) : Penyajian Laporan Keuangan PSAK 2 (Revisi 2009) : Laporan Arus Kas

PSAK 4 (Revisi 2009) : Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri PSAK 5 (Revisi 2009) : Segmen Operasi

PSAK 12 (Revisi 2009) : Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama PSAK 15 (Revisi 2009) : Investasi pada Entitas Asosiasi

PSAK 25 (Revisi 2009) : Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan PSAK 48 (Revisi 2009) : Penurunan Nilai Aset

PSAK 57 (Revisi 2009) : Provisi, Liabilitas Kontijensi dan Aset Kontijensi

PSAK 58 (Revisi 2009) : Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan SAK ETAP : Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

ISAK 7 (Revisi 2009) : Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus

ISAK 9 : Perubahan atas Liabilitas Purna Operasi, Restorasi dan Liabilitas Serupa. ISAK 10 : Program Loyalitas Pelanggan

ISAK 11 : Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik

ISAK 12 : Pengendalian Bersama Entitas : Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer

Perusahaan sedang mengevaluasi dampak dari revisi Standar Akuntansi tersebut dan belum menentukan dampaknya terhadap laporan keuangannya.

23. TANGGUNG JAWAB ATAS PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan Perusahaan yang telah diselesaikan dan disetujui pada tanggal 28 April 2010.

Gambar

Tabel berikut ini merangkum komponen-komponen atas beban penyisihan imbalan kerja yang diakui di  laporan laba rugi dan penyisihan imbalan kerja yang diakui di neraca berdasarkan penilaian aktuaria  yang dilakukan oleh PT Dian Artha Tama, aktuaris independ

Referensi

Dokumen terkait

Menunjukan hasil pengujian menggunakan alat dynotest yang berupa pebandingan daya antara motor standar dengan motor yang telah di bore up yang berhubungan dengan putaran

3) Pemerintah membuat peraturan minimal tarif penerbangan sebesar 5 sen dollar untuk per-orang dengan jarak per-kilometer. Kepercayaan calon konsumen dan konsumen Adam Air

Apabila dalam kasus tertangkap tangan melakukan tindak pidana penyelundupan barang elektronik tanpa izin, namun yang melakukan penangkapan adalah pegawai Bea dan

Dilihat dari likuiditas Bank Riau Kepri Cabang Utama Pekanbaru yang cash rasio dan LDR nya kurang baik, sebaiknya bank dapat mengembalikan kewajiban jangka

pengetahuan tentang agama. Pondok dalam istilah pesantren adalah tempat untuk para santri dalam menimba ilmu ataupun dalam kata lain bisa disebut asrama, ini pernah

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : Secara parsial variabel-variabel independen (1) ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan, (2) struktur

Dapat disimpulkan bahwa dari bentuk sinyal terima kelima format modulasi yang menunjukkan bentuk sinyal yang paling mendekati dengan bentuk sinyal informasinya dan

Kuangkai merupakan puncak dari ritual kematian dalam Dayak Tonyooi Benuaq. Tujuan dari dilaksanakannya ritual kuangkai adalah untuk mengantarkan roh dari sanak saudara yang