DESAIN PENULANGAN TANAH DENGAN TULANGAN LEMBARAN
BERUPA GEOTEKSTIL UNTUK PERKUATAN TANAH
I Gusti Ngurah Wardana, Tjok Gede Suwarsa Putra, I Made Ribeg Kapitan, Fakultas Teknik Universitas Udayana, Denpasar
1
Abstrak : Kondisi kemiringan lereng yang curam dan bertambahnya beban lereng yang tidak mampu lagi dipikul oleh lereng dapat menyebabkan terjadinya tanah longsor. Bercermin pada kasus longsor yang terjadi di jalan raya Baturiti Kabupaten Tabanan, Bali, diperlukan penanggulangan agar terhindar dari bencana tanah longsor. Salah satu upaya adalah dengan penulangan tanah menggunakan tulangan lembaran berupa geotekstil. Geotekstil mempunyai keunggulan antara lain mudah dalam proses pemasangan, lebih ekonomis, ringan dalam proses pengangkutan dan dapat meningkatkan stabilitas lereng. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan desain lembaran geotekstil yang akan digunakan untuk perkuatan tanah.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer antara lain: kohesi tanah (c), berat volume kering tanah (γ), sudut geser (φ) tanah dan tinggi lereng (H) berdasarkan pengukuran di lokasi; sedangkan data sekunder berasal dari data karakteristik geotekstil. Analisis desain dilakukan dengan perhitungan manual menggunakan Metode Rankine. Analisis data
meliputi spasi antar lapisan geosintetik (Sv), tegangan ijin (Tall), tegangan lateral tanah (
'
h), panjang penjangkaran dijumlahkan dengan panjang nonacting (L), panjang overlap (Lo) dan tekanan aktif tanah (Pa). Analisis selanjutnya adalah menghitung stabilitas terhadap faktor-faktor penyebab kegagalannya, yang terdiri dari stabilitas internal dan stabilitas eksternal .Berdasarkan perhitungan diperoleh hasil spasi antar lapisan geotekstil berturut-turut sebesar 0,60 m, 0,50 m, 0,40 m, 0,20 m, 0,15 m, 0,10 m. Hasil L dengan panjang 4,00 m didapat pada kedalaman 0,60 m sampai 1,70, L dengan panjang 3,00 m pada kedalaman 2,20 m sampai 3,20 m dan L dengan panjang 2,00 m pada kedalaman 3,40 m sampai 5,00 m. Lo diperoleh hasil yang sama yaitu 1,00 m pada setiap kedalaman.
Hasil desain yang diperoleh telah memenuhi kontrol stabilitas eksternal yang meliputi kegagalan geser, kegagalan guling, kegagalan daya dukung tanah dasar dan kontrol terhadap stabilitas internal yang meliputi putusnya perkuatan dan tercabutnya perkuatan.
Kata kunci : tanah longsor, penulangan tanah, geotekstil.
DESIGN OF SOIL REINFORCEMENT WITH REINFORCEMENT
SHEET FORM OF GEOTEXTILES FOR SOIL REINFORCEMENT
Abstract : Steep slope conditions and the increasing burden of slopes which can no longer be borne by the slopes can cause landslides. Learning from the landslide that occurred on the highway of Baturiti Tabanan, Bali, it is necessary for countermeasures to avoid landslides. One of the efforts is by reinforcing the soil by using geotextile reinforcement sheet form. Geotextile has advantages such as easy installation process, more economical, lighter in the transport process and can improve the stability of the slope. This study aims to determine the design of the geotextile sheet that will be used for soil reinforcement.
The data used in the study were primary and secondary data. The primary data include: soil cohesion (c), the weight of dry soil volume (γ), friction angle (φ) soil and slope height (H) based on measurements at the site; while the secondary data derived from the data characteristics of geotextiles. Analysis of the design was done by manual calculation by using the method of Rankine. Data analysis covering the space
between geosynthetic layers (Sv), allowable stress (Tall), lateral soil tension (
'
h), the length of anchoring summed with non-acting length (L), the length of overlap (Lo) and the soil active pressure (Pa). The subsequent analysis was to calculate the stability of the factors that cause failure, which consists of internal and external stability.Based on the calculations, the results of the space between the layers of geotextiles were respectively amounted to 0.60 m, 0.50 m, 0.40 m, 0.20 m, 0.15 m, 0.10 m. Results of L with a length of 4.00 m obtained at a depth of 0.60 m to 1.70 L with a length of 3.00 m at a depth of 2.20 m to 3.20 m and 2.00 m of length L at a depth of 3, 40 m to 5.00 m. Lo obtained the same result, namely 1.00 m at each depth.
Results of design which were obtained have fulfilled the external stability control, which includes the sliding failure, rolling failure, subgrade bearing capacity failure and control of internal stability which includes reinforcement breaking and uprooting of reinforcement.
PENDAHULUAN
Longsoran terjadi karena adanya kemiringan pada lereng yang curam, peningkatan pergeseran tanah yang sudah tidak mampu lagi ditahan oleh lereng dan bertambahnya beban lereng. Salah satu daerah di Provinsi Bali yang mengalami longsor adalah kawasan Jalan Raya Baturiti, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Bali. Salah satu cara yang
telah dikembangkan untuk mencegah dan
menanggulangi bencana longsor adalah dengan menggunakan geotekstil, Geotekstil adalah suatu material yang terbuat dari bahan polimer dan dirajut dengan fungsi utama sebagai perkuatan, pemisah
(separator) dan penyaring (filtrasi). Penggunaan
perkuatan geotekstil menyebabkan parameter
kekuatan geser tanah bertambah sehingga struktur tanah semakin kuat menahan beban yang bekerja di atas tanah. Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa perlu dilakukannya kajian ilmiah dan teknis mengenai penggunaan dan proses desain geotekstil sebagai tindakan pencegahan terhadap bencana tanah longsor di kawasan Jalan Raya Baturiti, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Bali.
MATERI DAN METODE
Penulangan Tanah
Konsep perkuatan tanah dengan tulangan diperkenalkan oleh Vidal pada tahun 1969. Sistem penulanagan tanah digunakan pada dinding penahan tanah, pangkal jembatan, timbunan badan jalan, penahan galian dan perbaikan stabilitas lereng. Jenis-jenis penulangan tanah dibedakan atas 4 jenis yaitu tulangan lajur, tulangan grid, tulangan lembaran dan tulangan batang dengan angker.
Definisi Geotekstil
Geotekstil adalah suatu material geosintetik yang berbentuk seperti karpet atau kain. Umumnya material geotekstil terbuat dari bahan polimer
polyester (PET) atau polypropylene (PP). Geotekstil
adalah material yang bersifat permeable (tidak
kedap air) dan memiliki fungsi yang bervariasi diantaranya sebagai lapisan penyaring, lapisan pemisah dan lapisan perkuatan,
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian bertempat di kawasan Jalan Raya Baturiti, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Bali.
Gambar 1. Lokasi studi kasus
Metode Pengumpulan Data
a. Pemeriksaan Berat Jenis Tanah
Air Volume Berat
ButirTanah Butir
Volume Berat
Gs
) ( ) (
) (
4 3 1 2
1 2
W W W W
W W
………...(1)
b. Pemadatan Tanah (Soil Compaction)
Gs w
w zav
1
……….…………(2)
Keterangan :
zav
= Berat volume saat kadar udara nolGs = Berat spesifik butiran padat tanah
w = Berat volume airw = Kadar air
c. Pemeriksaan Tekan Bebas (Unconfined
Compression Test)
Sudut geser (�) dapat dihitung dengan
persamaan:
�= (α – 450) x 2 ... (3) dimana :
α= sudut keretakan tanah saat tes
Kohesi (cu) dapat dihitung dengan persamaan:
cu =
2
u
q
... (4)
Perancangan
Perkuatan Tanah Dengan
Geotekstil
z
Sv
H
LR LE
Lo
45°
L
Gambar 2. Konsep Desain Rankine
Keterangan gambar:
H : tinggi dinding penahan tanah Sv : spasi antar lapisan perkuatan
LR : panjang nonacting
Lo : panjang overlap
LE : panjang penjangkaran
L : panjang penjangkaran + panjang nonacting
Z : kedalaman titik yang ditinjau dari
permukaan tanah Φ´ : sudut geser tanah
45° + ϕ/2 ad = H
3 1
Perhitungan spasi antar lapisan geosintetik
FS
T
S
h all v
.
'
………….……….…….(5)Dimana :
Sv : spasi antar lapisan geometrik
Tall : tegangan izin
'
h
: tekanan lateral tanah pada kedalaman tertentuFS : faktor keamanan (1,3 – 1,5)
Perhitungan tegangan izin (T
all)
BD CD CR ID ult all
FS FS FS FS T
T 1 ……….…(6)
Dimana :
Tult : tegangan tarik batas geosintetik
FSID: faktor parsial kerusakan instalasi saat
konstruksi (1,1 – 2,0)
FSCR: faktor parsial akibat rangkak (creep) (2,0-4,0)
FSCD: faktor parsial akibat degradasi kimia (1,0 -
1,5)
FSBD:faktor parsial akibat degradasi biologi (1,0 -
1,3)
Perhitungan
panjang
penjangkaran
ditambah panjang nonacting (L)
R E L L
L ………..………
..(7) Dimana :
LE: embedment length / panjang penjangkaran
LR: nonacting lengths / panjang nonacting
Perhitungan panjang overlap (L
o)
. tan
4 .
. '
z c
FS S
L v h
o
……….…………...
(8) Dimana :
FS : faktor keamanan (1,3 – 1,5)
Perhitungan tekanan aktif tanah (P
a)
a
a H K
P 0,5.
. 2. ……….…….(9)Dimana :
Pa : tekanan aktif tanah
Ka : koefisien tekanan aktif tanah, )
2 45 ( tan2
a
K
Stabilitas Eksternal
Faktor Keamanan Terhadap Kegagalan
Geser
5 , 1 cos
tan .
a a geser
P w L c
FK …………...…...(10)
Dimana :
ca: Adhesi antara tanah dengan geotekstil
w: gaya karena beban tanah sendiri
(QLEH
)Pa: tekanan yang menyebabkan gaya geser
: sudut geser.Faktor Keamanan Terhadap Kegagalan
Guling
2 . cos
) . (
ad P
x w FS
a guling
………...………….……(1
1) Dimana :
w :gaya karena beban tanah sendiri (QLEH) ar : 0,5 L
Pa : tekanan yang menyebabkan gaya geser
ad : Jarak antara titik berat tanah yang bekerja mendorong tanah dengan tanah dasar.
Faktor Keamanan Terhadap Kegagalan
Daya Dukung Tanah Dasar
3
tan
q
q
FK
ultpondasi
ah ………..(1
2)qultc.Nc q.Nq 0,5.
.B.N…………..…….(13)
Dimana :
ult
q
:daya dukung tanah)Q : berat tanah
B : lebar dasar pondasi yang kontak dengan tanah Nc : koefisien daya dukung untuk kohesi
Nq : koefisien daya dukung untuk berat tanah
(beban)
N
: koefisien daya dukung untuk berat jenis tanahStabilitas Internal
Faktor
Keamanan
Terhadap
Putusnya
Perkuatan
i pendorong
all OS
T T
Dimana :
Tall : tegangan yang dimiliki tiap geotekstil
Tpendorong I :tegangan tarik maksimum pada tiap
geotekstil
Faktor Keamanan Terhadap Tercabutnya
Perkuatan
i pendorong i penahan PO
T
T
FK
………...………….(16)
tan2 '
E h
i penahan L
T ………...(17)
Dimana :
Tpenahan I : tegangan penahan yang mencegah
geotekstil tercabut dari tanah yang menjepitnya Tpendorong I : tegangan tarik maksimum pada tiap
geotekstil
LE : panjang nonacting
: sudut friksi antara tanah dengan geotekstilHASIL DAN PEMBAHASAN
Data-data Perencanaan
Data Primer dari Hasil Laboratorium cu = 13,6 kN/m2
ca = 0,8. 13,6 = 10,88 kN/m2
=26o
d =11,56 kN/m3
b =15,73 kN/m3
sat =17 kN/m3312 , 0 26 tan 3 2 tan 3 2
H = 5 m
Data Sekunder
Gambar 3. Geotekstil yang digunakan
Geotekstil GW-235 dengan tensile strenght sebesar 43,8 kN/m.
Tegangan Izin (Tall)
BD CD CR ID ult all
FS FS FS FS T
T 1
m kN/ 066 , 12
1 , 1 1 , 1 5 , 2 2 , 1
1 8
, 43
Perhitungan Tegangan Lateral Tanah (
h')
Ka = )
2 45 ( tan2
390 , 0
) 2 26 45 ( tan2
Gambar 4. Diagram tegangan lateral tanah
Perhitungan
Tekanan
Lateral
Tanah
Dengan
Pengaruh
Air
Tanah
Pada
Pedalaman 2 m Dari Tanah Dasar.
P = 0.8 kN q = 5 kN/m2
a. Tekanan Lateral akibat Beban Merata
q Ka
hq1 '
2
/ 95 , 1
5 390 , 0
m kN
b. Tekanan Lateral akibat Beban Hidup (Terpusat)
5 2 '
R z x P
hl
2 5 2
/ 00579 , 0
10 , 6
5 5 , 3 8 , 0
m N
c. Tekanan Lateral akibat Beban Tanah Diatas Muka
Air
z
K
ahs
hs
1'' 1 '
2
/ 14 , 6
) 73 , 15 390 , 0 (
m kN z
z
d. Tekanan Lateral akibat Beban Tanah Dibawah
z Ka hs
, '
2 / 46 , 5 2 390 , 0 ) 10 17 ( m kN e. Tekanan Lateral akibat Pengaruh Air Tanah
w hw
z
'
m kN/ 20 10 2 Persamaan Tegangan lateral total untuk daerah di atas muka air tanah :
1 1 ' hs hl hq
h
2 / 95579 , 1 14 , 6 / 14 , 6 00579 , 0 950 , 1 2 m kN z m kN z Persamaan Tegangan lateral total untuk daerah di bawah muka air tanah :
hw hs
hs hl hq
h
1
1
2
' 2 2 / 41 , 27 14 , 6 / 20 46 , 5 14 , 6 00579 , 0 950 , 1 m kN z m kN z
Menghitung
Spasi
Antar
Perkuatan
Geotekstil (S
v)
Dengan trial and error, dicoba memakai Sv =
0,10 m di kedalaman z = 5 m
FS T S
h all v
. ' ) ( 10 , 0 148 , 0 4 , 1 ) 41 , 27 ) 5 ( 14 , 6 ( 066 , 12 OK m
Berarti Sv sebesar 0,10 m dapat dipasang pada
kedalaman 5.00 m
Dengan trial and error, dicoba memakai Sv =
0,15 m di kedalaman z = 4.90 m
FS T S
h all v
. ' ) ( 15 , 0 152 , 0 4 , 1 ) 41 , 27 ) 9 , 4 ( 14 , 6 ( 12066 OK m
Berarti Sv 0,15 m dapat dipasang pada
kedalaman 4.90 m.
Hasil perhitungan spasi antar geotekstil dapat dilihat pada Tabel 1 berikut:
Tabel 1. Perhitungan lapisan antar geotekstil (Sv) dengan pengaruh air tanah
Kedalaman σhq σhq σhs1 σh1' σhs2 σhw Σσh sv sv dipakai (m) (kN/m2) (kN/m2) (kN/m2) (kN/m2) (kN/m2) (kN/m2) (kN/m2) (m) (m)
5 1.95 0.00579 - 33.2 5.46 20 60.6 0.142 0.1 4.9 1.95 0.00607 - 32.5 5.19 19 58.6 0.152 0.15 4.75 1.95 0.00651 - 31.5 4.78 17.5 55.7 0.155 0.15 4.6 1.95 0.00699 - 30.5 4.37 16 52.8 0.163 0.15 4.45 1.95 0.00751 - 29.5 3.96 14.5 49.9 0.173 0.15 4.3 1.95 0.00808 - 28.5 3.549 13 47.0 0.183 0.15 4.15 1.95 0.00870 - 27.5 3.1395 11.5 44.1 0.195 0.15 4 1.95 0.00929 - 26.5 2.73 10 41.2 0.209 0.2 3.8 1.95 0.01018 - 25.2 2.184 8 37.3 0.231 0.2 3.6 1.95 0.01107 - 23.9 1.638 6 33.5 0.258 0.2 3.4 1.95 0.01204 - 22.5 1.092 4 29.6 0.291 0.2 3.2 1.95 0.01311 - 21.2 0.546 2 25.7 0.335 0.2 3 1.95 0.01412 18.4 - - - 20.4 0.423 0.4 2.6 1.95 0.01617 16.0 - - - 17.9 0.481 0.4 2.2 1.95 0.01794 13.5 - - - 15.5 0.557 0.5 1.7 1.95 0.01870 10.4 - - - 12.4 0.695 0.5 1.2 1.95 0.01696 7.4 - - - 9.3 0.924 0.6 0.6 1.95 0.01043 3.7 - - - 5.6 1.528 0.6
Panjang Penjangkaran Ditambah Panjang
Nonacting (L)
Ditinjau pada kedalaman z = 0,50 meter
2 45 tan )
(H z
LR m 75 , 2 2 26 45 tan ) 60 , 0 00 , 5 (
.
tan
2
c
z
FS
S
L
a h vE
m 170 . 0 ) 26 3 2 tan( 60 . 0 73 , 15 ( 88 , 10 2 4 , 1 6 , 5 60 . 0 0 Karena panjang LE minimum = 1 meter, maka yang
dipakai adalah LE minimum
E R L L L
m 75 . 3 0 , 1 75 . 2
Hasil perhitungan panjang penjangkaran dan panjang nonacting dapat dilihat pada Tabel 2.
Menghitung Panjang Overlap (L
o)
Panjang Overlap (Lo) Ditinjau pada kedalaman
z = 0,60 meter
.
tan
4
0z
c
FS
S
L
a h v
m 085 , 0 ) 26 3 2 60 . 0 030 , 16 ( 88 , 10 4 4 , 1 7 , 5 60 . 0 0 Karena panjang Lo minimum = 1 meter, maka yang
Tabel 2. Nilai panjang penjangkaran, panjang
nonacting panjang overlap
z LE LE min LR L L
m m m m m terpakai (m)
0.60 0.170 1 2.75 3.75 4 1.20 0.233 1 2.375 3.375 4 1.70 0.226 1 2.062 3.062 4 2.20 0.250 1 1.75 2.75 3
2.60 0.212 1 1.5 2.5 3
3.00 0.223 1 1.2 2.2 3
3.20 0.135 1 1.125 2.125 3
3.40 0.150 1 1 2 2
3.60 0.164 1 0.875 1.875 2 3.80 0.177 1 0.75 1.75 2 4.00 0.189 1 0.625 1.625 2 4.15 0.148 1 0.53 1.53 2 4.30 0.154 1 0.43 1.43 2 4.45 0.160 1 0.34 1.34 2 4.60 0.166 1 0.25 1.25 2 4.75 0.171 1 0.15 1.15 2 4.90 0.176 1 0.06 1.06 2
5.00 0.120 1 0 1 2
Dari tabel tersebut, dapat digambarkan panjang perkuatan sebagai berikut:
Menghitung Tekanan Aktif Tanah (P
a)
Tabel 3. Perhitungan tekanan dan momen
Gaya (Pa) Momen Terhadap
A Pa1= Ka.q.H
= 0,390.5.5 = 9,75 kN/m
M1 = 9,75 . 2,5
= 24,375 kN.m
Pa2= P.x2.H2 / R5
= 0,800.3.52.52 / 6,1035 = 0,0289 kN/m
M2 = 0,0289 . 1,5
= 0,0433 kN.m
Pa3= Ka..h1 2
/ 2 = 0,390.15,73.32 / 2 = 27,61 kN/m
M3 = 27,61 . 3
= 82,83 kN.m
Pa4= Ka..h1.h2.
= 0,390.15,73.3.2 = 36,81 kN/m
M4 = 36,81 . 1
= 36,81 kN.m
Pa5= Ka.’.h22/ 2
= 0,390.(17-10).22/ 2 = 5,46 kN/m
M5 = 5,46 . 0.667
= 3,64 kN.m Pa6= w.h2
2
/ 2 = 10. 22 / 2 = 20 N/m
M6 = 20 . 0,667
= 13,340 kN.m
Pa = 99,66 kN/m M=161,04 kN.m
Perhitungan tegangan lateral tanah ke arah horizontal :
0
26 3 2 cos x 66 , 99
cos
Pa
95
,
13
kN
/
m
Perhitungan tegangan lateral tanah ke arah vertikal :
0
26 3 2 sin x 66 , 99
sin
Pa
29
,
69
kN
/
m
Kontrol Stabilitas Eksternal
Faktor Keamanan Terhadap Kegagalan
Geser
Gambar 5. Ilustrasi kegagalan geser
5 , 1
geser
FK
5 , 1 cos
) tan ( ) . (
a a geser
P w L c FK
ca = 0,8 c
L
h
w
.
.
m kN w117.1,8.261,2 /
m kN w2(15,73.1,3.3)(17.3.0.2)71,55 /
m kN w315,73.1,7.4106,96 /
m kN w239,71 /
0
26 3 2 sin x 66 , 99
sin
Pa
29
,
69
kN
/
m
5 , 1 cos
) tan ) sin ((
) (
a a a
geser
P P w L c FK
5 , 1 13
. 95
) 487 , 0 ) 69 , 29 71 , 239 (( ) 2 88 , 10 (
geser
FK
(ok)
Faktor Keamanan Terhadap Kegagalan
Guling
Gambar 6. Ilustrasi kegagalan guling
2 . cos
) .. (
ad P
x w FS
a guling
2 . cos
) .. (
y P
x w FS
a guling
M y Pa
. 04 , 161 . 66 , 99 y
66 , 99 04 , 161 y
616
,
1
y
) ( 0 , 2 17 , 3 0 , 2 ) 616 , 1 13 , 96 ( ) 4 69 , 29 ( 2 96 , 106 ) 5 , 1 35 , 61 ( ) 1 68 ( 0 , 2 . cos . sin . .. 1 2 2 3 3 1 OK ad P x P x w x w x w a a
Faktor Keamanan Tanah Dasar
Gambar 7. Ilustrasi kegagalan tanah dasar
2
tan
act ult pondasi ah
q
q
FK
BN
Nq
q
Nc
c
q
ult
.
.
0
,
5
) 8 2 17 5 , 0 ( 0 ) 25 . 22 6 , 13 ( ult q 2 / 6 , 370 kN m qult
) ( ) ' ( )
( h q P h h
qact w
) 10 2 ( ) 2 ) 10 17 (( 103 , 6 5 5 , 3 8 , 0 5 ) 5 73 , 15 ( 5 2 act q 2 / 66 ,
117 kN m qact
2
tan
act ult pondasi ah q q FK 2 66 , 117 6 , 370
tanahpondasi FK ) ( 2 15 ,
3 ok
Kontrol Stabilitas Internal
Faktor
Keamanan
Terhadap
Putusnya
Perkuatan Geotekstil
Cek pada lapisan 1, dengan Sv = 0,60 meter
v h all OS S T FK ' ) ( 0 , 3 04 , 13 0 , 3 60 , 0 6 , 5 800 , 43 OK
Hasil perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 4. berikut.
Tabel 4. Perhitungan kontrol putusnya perkuatan
Lapi San Sv (m) Tall (kN/m) Tpendorong h x Sv
(kN/m)
FKos Kontrol
FKos>
3 = OK
1. 0,60 43,8 3,36 13,04 OK
2. 0,60 43,8 5,58 7,85 OK
3. 0,50 43,8 6,20 7,06 OK
4. 0,50 43,8 7,75 5,65 OK
5. 0,40 43,8 7,16 6,12 OK
6. 0,40 43,8 8,16 5,37 OK
7. 0,20 43,8 10,28 8,52 OK
8. 0,20 43,8 5,92 7,40 OK
9. 0,20 43,8 6,70 6,54 OK
10 0,20 43,8 7,46 5,87 OK
11 0,20 43,8 8,24 5,32 OK
12 0,15 43,8 6,62 6,62 OK
13 0,15 43,8 7,05 6,21 OK
14 0,15 43,8 7,49 5,85 OK
15 0,15 43,8 7,92 5,53 OK
16 0,15 43,8 8,36 5,24 OK
17 0,15 43,8 8,79 4,98 OK
18 0,10 43,8 6,06 7,23 OK
Faktor Keamanan Terhadap Tercabutnya
Perkuatan
Ditinjau Perkuatan pada lapisan ke-1,
dengan z = 0,50 meter
i pendorong i penahan PO T T FK tan 2 '
E v i penahan L T v h pendorongi
S
T
'
Ditinjau Perkuatan pada lapisan ke-1, dengan z = 0,60 meter
v h v e PO S L FK ' ' tan 2 ) ( 50 , 1 75 , 1 50 , 1 36 , 3 88 , 5 50 , 1 60 , 0 6 , 5 312 , 0 60 , 0 73 , 15 1 2 OK Hasil Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 5. berikut.
Tabel 5. Perhitungan kontrol tercabutnya perkuatan La
pi sa
n
z (m) Tpenahan
(kN/m)
Tpendoron g (N/m)
FKPO FKP
O>1,
5 = OK
1. 0,60 5,88 3,36 1,75 OK
2. 1,20 11,78 5,58 2,11 OK
3. 1,70 16,69 6,20 2,69 OK
5. 2,60 25,52 7,16 3,56 OK
6. 3,00 29,45 8,16 3,61 OK
7. 3,20 33,95 10,28 6,61 OK
8. 3,40 33,31 5,92 5,62 OK
9. 3,60 38,19 6,70 5,70 OK
10 3,80 40,31 7,46 5,40 OK
11 4,00 42,43 8,24 5,15 OK
12 4,15 44,02 6,62 6,66 OK
13 4,30 45,61 7,05 6,47 OK
14 4,45 47,21 7,49 6,31 OK
15 4,60 48,80 7,92 6,16 OK
16 4,75 50,39 8,36 6,03 OK
17 4,90 51,98 8,79 5,91 OK
18 5,00 53,04 6,06 8,75 OK
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1. cara melakukan desain penulangan tanah dengan
geotekstil meliputi proses pencarian lokasi peneltian yang mengalami longsor, pengambilan data primer berupa tanah asli lereng di lokasi yang kemudian di teliti di laboratorium untuk mendapatkan nilai kohesi
(c), berat volume tanah (γ), sudut geser tanah
(ϕ) dan tinggi lereng, pengambilan data sekunder berupa data karakteristik geotekstil ,pengumpulan literatur terkait.
2. Hasil analisis desain
a. Kekuatan tarik dari geotekstil woven tipe GW-235 yang digunakan adalah 43,800 kN/m.
b. Tegangan izin (Tall) diperoleh sebesar
12,066 kN/m.
c. Spasi Antar Lapisan Geosintetik didapatkan
hasil sebagai berikut :
Sv = 0,60 m dapat dipasang pada
kedalaman 0,60 m sampai 1,20
Sv = 0,50 m dapat dipasang pada
kedalaman 1,7 m sampai 2,20 m.
Sv = 0,40 m dapat dipasang pada
kedalaman 2,60 m sampai 3,00 m.
Sv = 0,20 m dapat dipasang pada
kedalaman 3,20 m sampai 4,00 m.
Sv = 0,15 m dapat dipasang pada
kedalaman 4,15 m sampai 4,90 m.
Sv = 0,10 m dapat dipasang pada
kedalaman 5.00 m.
d. Panjang penjangkaran ditambah panjang
nonacting :
L 4 m dipasang pada kedalaman 0,6 m sampai 1,70 m.
L 3 m dipasang pada kedalaman 2,2 m sampai 3,2 m.
L 2 m dipasang pada kedalaman 3,4 m sampai 5 m
Saran
Dapat menggunakan tipe geotekstil lainnya yang
terdapat di pasaran, Perhitungan dengan
mempertimbangkan berat volume tanah dasar, kohesi tanah dasar dan sudut geser tanah dasar, Hendaknya metode yang dipakai dalam desain tidak hanya dengan metode Rankine. Bisa juga memakai
metode metode satu baji (single wedge method) dan
dua baji (two part wedge method) ataupun dengan penggunaan software seperti Geoslope agar nantinya hasil masing-masing metode dapat dibandingkan sehingga didapatkan hasil akhir yang paling efisien untuk kasus longsor ini.
Ucapan Terima Kasih
Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan Jurnal Ilmiah yang berjudul “Desain
Penahan Tanah Dengan Perkuatan Geotekstil”.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang selalu memberikan dukungan baik secara
langsung maupun tidak langsung dalam
penyelesaian jurnal ilmiah ini
DAFTAR PUSTAKA
CRAIG, R. (1989). MEKKANIKA TANAH. Jakarta:
ERLANGGA.
Departemen, P. U. (2009). KLASIFIKASI &
FUNGSI GEOSINTETIK. Kementerian Pekerjaan Umum.
Departemen, P. U. (2009). PERENCANAAN dan
PELAKSANAAN DINDING PENAHAN TANAH YANG DIPERKUAT GEOSINTETIK.
Kementrian Pekerjaan Umum.
Geotextile Geomembrane Geogrid Center. (n.d.). Retrieved November Jumat, 2014, from About Us: http://geotextile.web.id
Hardiyatmo, H. C. (2002). Mekanika Tanah I.
Yogyakarta: GADJAH MADA UNIVERSITY PRESS.
Hardiyatmo, H. C. (2010). ANALISIS dan
PERANCANGAN FONDASI I. Yogyakarta: GADJAH MADA UNIVERSITY PRESS.
Koerner, R. M. (2005). Designing with
Geosynthetics. New Jersey: Pearson Prentice hall.
Nandy, S. M. (2007). LONGSOR. FPIPS-UPI.