LAMPIRAN A: LEMBAR BIMBINGAN
LAMPIRAN B: TRANSKRIP WAWANCARA ADOPTER
Waktu wawancara : Jum’at 12 Februari 2021 pukul 09:30 W.I.B.
Lokasi : Zoom Meeting / online
P = Penulis N = Narasumber
P : Selamat pagi kak Domi, saya ingin bertanya mengenani penanganan ketika batu mengadopsi kucing dan pengalaman kak Domi sendiri sebagai adopter.
N : Selamat pagi Alsa, boleh silahkan.
P : Pertama-tama boleh perkenalan dulu kak? Dan sudah berapa lama memelihara kucing.
N : Baik, nama saya Dominika Anggraeni Purwaningsih, saya bekerja sebagai dosen dan telah memelihara kucing… kalau tidak salah sejak tahun 2012.
Dan saat ini kucing yang saya pelihara ada 10 ekor. Pertama kali saya pelihara waktu masih ngekos, tiba-tiba ada kucing lahiran lalu dibuang. Saya kasihan lihatnya, lalu saya bawa.
P : Baik, terima kasih kak. Dan kalau boleh tahu kucingnya rata-rata berasal dari mana saja ya kak?
N : Semuanya adopsi, ngga ada yang beli. Jadi kalo memang (saya) dari kosan ya, ada kucing liar lalu dia (anak kucing) ada ibunya. Ada juga yang memang dibuang, ada yang saya mungut dari kafe, nggak ada induknya, jadi dari masih kecil saya ambil. Ada juga yang datang sendiri ke rumah, dia lagi sakit, kasihan, jadi saya pelihara dulu
P : Lumayan banyak juga ya kak, oke untuk pertanyaan pertama, menurut kak Domi, hal apa aja yang perlu dipertimbangkan sebelum memelihara kucing buat pemilik atau calon adopter yang belum pernah merawat kucing?
N : Jadi kalau memang mau memutuskan buat pelihara kucing, memang harus dipikirkan, ya. Itu (kucing) kan juga makhluk hidup, jadi jangan cuma karna lucu, atau buat beliin kado buat seseorang itu jangan. Karna kan kucing itu makhluk hidup, dan panjang (usianya). Jadi maksudnya kalau udah melihara kucing, baik itu dari adopsi atau dari beli, (oh nggak) mending jangan beli juga.
Kan banyak juga ya yang seperti itu. Jadi kalau misal dia sakit, harus siap keluar biaya. Terus juga ada biaya checkup, vaksin. Kemudian juga steril. Steril itu dikebiri, supaya (kucingnya) nggak bertambah banyak. Kemudian masalah tempat tinggal. Kalau masih sama orang tua, terus orang tuanya kurang suka sama hewan apalagi kucing, mending jangan. Atau mungkin masih ngekos, itu juga jangan.
Karna kosan pun juga bukan rumah sendiri ya, ditakutkan bermasalah dengan temen kosan yang lain atau mungkin sama yang punya kosan. Jadi kalau bisa, kalau memang mau pelihara kucing, pastikan punya tempat tinggal sendiri, atau minimal tempat tinggalnya ramah dengan kucing. Jadi jangan sampai kita mungut kucing tapi nggak sayang sama orang-orang sekitar. Kemudian ketiga itu masalah biaya. Seperti yang saya bilang tadi ‘kan gitu, melihara kucing itu bukan cuma ngasih makan lalu sudah, gitu ya. Tapi juga harus beli kebutuhannya. Misalnya kalau dia (kucing) indoor, harus beli alat-alat (seperti) pasirnya secara rutin, pasirnya itu buat dia buang air besar dan kecilnya. Kemudian beli tempat pasirnya, mainan, makanannya juga rutin. Kemudian kan makanan juga yang harian, yang
murah ada, tapi biasanya ada juga komplikasinya, lihat komposisinya dan lain-lain.
Jadi kalau bisa siap dulu secara mental, psikologis, kemudian secara tempatnya, dan juga secara biaya dan waktu juga. Kemudian kadang ada juga yang (kucingnya) kebanyakan di luar dan gamau lepas kucingnya di dalam rumah. Itu kan ada juga yang kucingnya dikurung ya, yang kayak gitu juga kasihan. (Jadi) pastikan jangan memelihara kucing hanya untuk dikurung. Dia ini kan masih makhluk hidup lah, kucing kan kalau di rumah suka lari kemana-mana lompat kemana-mana. Dan juga jangan melihara kucing dengan tujuan untuk dikembangbiakan, apalagi dijual. Itu sih paling dari saya (untuk pertimbangan bagi yang akan merawat).
P : Boleh diceritakan sedikit kak tentang pengalamannya selama merawat kucing? Sejak kapan pertama memulai dan bagaimana proses belajarnya?
N : Kalau proses belajar ya, waktu itu pas saya masih di kos belum pernah pelihara kucing sama sekali. Karena sebelum ini saya peliharanya anjing, cuma sampai SMP habis itu udah (tidak perlihara lagi). Itu memang kan (waktu pertama kali merawat kucing) kaget. Karna kan anak kucingnya masih kecil, umurnya masih nyusu anak kucingnya. Karna waktu itu di kos ya, saya masih diem-diem (peliharanya). Intinya sih melihara kucing, itu (kucingnya) masih bayi ya istilahnya. Itu dia harus dikasih makan, disusui ya kayak bayi. Tiga jam sekali (atau) empat jam sekali, jadi itu bener-bener nggak tidur ya, bener-bener kayak punya bayi. Kemudian dia juga belum bisa bersihin diri sendiri, jadi kita harus sering-sering mengelap badannya. Dan kadang-kadang, bayi kucing ini belum bisa buang air besar/kecil sendiri. Maksudnya begini, kalau dia sama induknya,
harusnya di bagian duburnya dijilat-jilat sama si induk biar bisa merasakan pergerakan. Kalau masih kecil ini dia belum bisa (bersihkan sendiri). Jadi pastikan kucing ini selain mau makan, minum, oh maaf, sepertinya kalau makan itu belum, kalau (anak kucingnya) masih tutup mata masih belum bisa makan, paling minum susu aja. Nah, selain minum susu aja, dia juga harus bisa buang air kecil dan besar.
Kalau belum bisa (buang air sendiri) agak bahaya. Jadi caranya adalah dengan pakai tissue yang dicelup ke air hangat, lalu diusap-usap perutnya. Nah nanti dia bisa buang air kecil ataupun besar. Itu rasanya seneng banget sih, kayak sebuah pencapaian pas dia berhasil buang air besar pertama kali (dan) berhasil. Dan mungkin juga masalah susunya, (anak) kucing itu jangan pernah kasih susu biasa yang diminum sama manusia, misalnya (merek) ultra milk dan lain-lain itu jangan.
Kalau dikasih kucing, itu nanti dia bisa diare atau (bahkan) mati. Kalau memang nggak punya susu khusus kucing, tapi biasanya ada di pet shop ya, yang minimal banget kalau beli dari minimarket itu susu Bear Brand. Itu yang paling minimal.
Kalau memang besoknya udah bisa beli yang ke pet shop, (beli) susu kucing yang formula atau susu kambing. Jadi (yang dikasih) minimal itu susu yang khusus kucing, susu kambing, atau yang minimal banget itu susu Bear Brand. Pengganti susu biasa.
P : Kalau belajar (untuk merawatnya) itu dari mana kak? Sampai bisa tahu banyak begini.
N : Kalau saya (belajarnya) sampai saat ini sih pengalaman, sama sering- sering browsing, atau tanya teman yang memang udah punya kucing gitu supaya lebih cepet. Nah kalau kucing dewasa mau diadopsi, itu butuh pembiasaan. Karna
kan kalau ketemu (kucing lain) biasanya langsung berantem ya. Tapi tergantung juga, ada kucing yang sifatnya slow aja, ada yang takutan, agresif. Jadi jangan langsung campur. Kan belum tau juga apakah kucing ini ada kutu, atau bawa penyakit. Itu kan kita juga belum tau. Jadi kalau misal mau bawa kucing baru ke rumah, biasanya diisolasi dulu. (Bisa) dipisah di kamarnya sendiri atau dikandangin sementara. Dilihat dulu selama seminggu itu. Dan juga dimandikan dulu, (beri) obat cacing, jadi ketika (sudah waktunya) dicampur (dengan kucing peliharaan lain) dia nggak bawa penyakit. Nah, untuk membiasakan mereka nggak berantem itu biasanya mereka dipisahkan di kamar / ruangan yang berbeda, nanti dibuka sedikit supaya mereka bisa saling mengendus-endus bau masing-masing.
Jadi biar terbiasa juga (kucingnya). Atau kalau misal digabungin, masih dikandangin (sementara). Jadi kalau misalkan mau diserang dia masih aman, lah.
Tapi memang begitu, tergantung lagi sama sifat kucing, ada yang langsung akrab, ada yang berantem (agresif) tapi lama-lama dia bisa membaur. Jadi yang penting itu (juga) cek kutu, cacing, sama kalau bisa vaksin dulu. Tapi kalau misal memang terbatas sama biaya, pisahin (mereka) dulu. Takutnya kan dia bawa virus atau lainnya itu kan bahaya. Jadi vaksin juga paling penting. Jadi hampir semua kucing liar itu pasti punya cacing dan kutu.
P : Baik kak, terimakasih. Selanjutnya, apakah ada alasan tertentu yang kira- kira mendorong kak Domi untuk melanjutkan kegiatan adopsi kucing?
N : Kalau sekarang mungkin cukup 10 (ekor) ya. Tapi saya biasanya terpaksa kalau misalnya tiba-tiba di rumah didatengin kucing yang sakit. Itu kan kasian ya, jadi yasudah mau nggak mau saya adopsi dulu. Jadi kalo (sampai) ada 10, saya
memang nggak pernah lepas adopsi. Karna takutnya juga orang yang dikasih nggak bisa rawat, dan karna dia udah betah tinggal disini, nggak pindah-pindah tempat, betah, ya (saya) keep. Kecuali kalau ada yang minta mau merawat ya silahkan ambil. Tapi kalau nambah, nggak, please jangan dikasih lagi. Atau biasanya bukan (orang lain) yang minta (saya rawat), dia (kucingnya) datang sendiri. Kebanyakan datang (sendiri). Atau pas datang itu dia lagi bunting. Jadi itu tadi bisa tambahan ya (dari keadaan kucingnya), kalau memang nggak siap punya anak kucing pas (mereka) datang, selain dimandikan, obat cacing, vaksin, steril / kebiri (dahulu). Walaupun kucingnya jantan, kalau dia lagi birahi, dia bisa kabur.
Jadi kemungkinannya sama aja. Kalau betina nggak disteril, dia pertama ribut di rumah. (Dia bakal) ngeong-ngeong terus, bangunin orang satu rumah. Nah kalau jantan lebih ribet lagi. Kalau belum steril, dia akan cenderung galak, kemudian dia akan menandakan wilayah dengan nyebarin baunya. Dia akan pipis / spraying dimana-mana. Kemudian dia juga akan nyari masalah dengan kucing lain. Karena belum disteril ini mereka hormonnya lagi tinggi. Mereka akan berantem buat betina. (Setelah itu) dia pulang pasti bakal luka-luka. Dan juga ada (kemungkinan) kanker testis kalau belum disteril. Jadi kalau yang nggak siap dengan nambah kucing yang dari satu tiba-tiba jadi 7 atau 8, itu sebaiknya pas dateng selain dimandikan, dikasih obat cacing, dan disteril, kemudian vaksin (juga).
P : Selama ini apakah pernah menghadapi masalah nggak kak? Kalau misalnya ada, boleh dijelaskan dari masalah yang skalanya paling ringan ke paling berat.
N : Masalah paling ringan itu kalau saya lebih ke perilaku kucing. Jadi ada satu kucing saya kalau kita nggak lihat (perhatikan), dia akan buang air besar di luar kotak pasir, persis di depan kotaknya. Ini masalahnya kecil, cumin kan kalau tiap hari jadinya repot. Ada juga yang buang air kecil, dia buang airnya bukan di pasir juga, entah bisa di pojokan, atau dimana lah itu, hampir sama seperti yang sebelumnnya. Jadi (kalau ini) masalh kecil tapi (bisa) tiap hari. Kemudian kalau yang kedua itu kalau dia cacingan. Jadi ada satu kucing saya yang cacingannya itu sampai parah banget, hampir tiap bulan diberi obat cacing tapi tetap aja pas dia buang air (ada cacing), itu (masalah) benar-benar, kalau yang itu harus diapakan saya nggak ngerti lagi. Lalu ada lagi dulu saya punya kucing yang entah kenapa digalakin terus, walaupun udah lama (tinggal) tetep aja dia berantem sama kucing lain. Mungkin ini juga bisa jadi masalah yang sangat bahaya, karna kan dia berantemnya ini serius (seperti) mau dibunuh, gitu. (Mereka berantem) sampai bulunya kemana-mana (rontok-rontok), itu juga jadi masalah. Terus kalau yang paling susah ini kalau sedang musim wabah. Jadi biasanya kalau musim hujan, pas kondisi udaranya kurang baik, itu suka ada virus sama flu kucing. Itu (semua) kan sangat mudah menular. Nah kalau salah satu udah kena, itu ribet. Itu (harus ditangani dengan) cepet, harus karantina, semprot disinfektan di semua ruangan, harus ganti pasir dan segala macemnya. Ini juga tingkat kematiannya tinggi, jadi kalau satu udah kena bisa langsung cepat banget semuanya kena. Itu (kalau menurut saya) masalah paling berat. Dan satu lagi (masalah) yang berat itu kalau kucing hilang. Yang nyebelin itu pernah ada dulu satu kucing saya, dia kabur, (tapi abis itu) datang lagi. Ternyata pas datang lagi itu dia nggak cuma kabur, dia
(juga) buang air besar di rumah orang (lain). Dan ketahuan. Nah kalau itu kan jadi konflik dengan tetangga ya. Jadi kalau kucing nggak bisa dikontrol (saat dibiarkan keluar), kalau bisa (dirawat) indoor aja, tapi jangan dikandangin. Karna kan nggak semua orang suka kucing ya, misalnya tadi kalau kucingnya pipis di halamannya, atau mungkin naik ke mobil lalu ngebaret-baret. Sama kalo yang paling parah, (kebetulan) sekarang juga lagi kasus orang membunuh kucing ya, atau mungkin gatau apakah dia ketabrak mobil. Kalau masalah yang ilang ini, kan bisa bikin stress ya. Jadi paling (masalah) paling berat adalah kucing hilang. Kemudian juga kalau wabah flu / virus kucing itu. Menurut saya itu sih yang berat.
P : Baik, terimakasih kak. selanjutnya, sejauh ini apakah pernah ada kendala dari segi ekonomi?
N : (Kalau untuk masalah ekonomi) kayaknya pernah ya. Kalau sejauh ini sih masih bisa terkontrol, tapi kalau yang paling parah itu waktu pertama kali adopsi kucing. (Waktu itu) lagi seret-seretnya, jadi saya harus ngutamain buat kucing (dahulu). Saya beli dulu kebutuhan buat mereka, sisa uangnya yang saya pake untuk hidup. Jadi ya (sementara) makan Indomie, dan lain-lain. Jadi ya pasti ada, kalau mungkin belum pernah yang parah-parah banget. Jadi, paling saat yang (masalahnya) parah banget, beli dulu buat kebutuhan mereka, sisanya buat saya survive sampai saya gajian lagi.
P : Kan kucing kak Domi banyak ya sampai ada 10, kira-kira kalau saya boleh tanya, perbulannya harus menyisihkan berapa banyak untuk perawatan kucing, kak?
N : Kalau kucing 10, biasanya untuk makan sekitar Rp.800.000, - perbulan, nah untuk pasirnya sekitar Rp. 150.000, -, itu udah sejutaan ya. Terus kalau misalkan sakit atau apa (pengeluaran tak terduga lainnya) sekitar Rp. 500.000, -.
Jadi kurang lebih untuk 10 kucing itu (kira-kira) Rp. 1.500.000, - kalau nggak salah.
P : Oke… lumayan juga ya kak. Kemudian, kak domi ini pernah ikut kegiatan dengan komunitas atau mungkin bagian dari komunitas gitu atau nggak kak?
N : Kalau (ikut) kegiatan dari komunitas saya nggak pernah, tapi kalau komunitas paling saya cuma follow akunnya aja, (atau) shelter. (Follow) tapi nggak ikut secara aktif.
P : Tambahan aja kak, kan tadi kak domi menyebutkan kalau nggak kuat pelihara banyak sebaiknya steril aja. Saya pernah baca kalau mau steril itu harus divaksin dulu atau nggak kena komplikasi. Nah itu bener atau nggak ya ci, kalau mungkin kak Domi tau.
N : Bisa iya bisa nggak. Kalau saya so far, kucing (saya) belum pernah divaksin, karna kan kalau bisa (mau vaksin) bareng semua ya. Abis itu vaksin nggak cuma sekali, tapi empat kali. Jadi utamakan dulu steril. Kalau mau utamain uangnya buat vaksin dulu (takutnya) keburu dia bunting, jadi banyak lagi. Yang harusnya pelihara satu jadi lima (ekor) misalnya. Nah kalau masalah apakah bisa komplikasi, saya bukan dokter, jadi saya jawab pakai logika saya aja, vaksin itukan kita nyuntikin sisi lemah dari sebuah virus / penyakit. Kalau imunnya turun
kan bisa parah. Ada juga kasus, kalau steril dia harus rawat inap, atau gimana, nah itu kan turun ya imunnya. Apalagi kalau dia lagi rawat inap sama kucing lain atau lagi sakit khawatir menular. Jadi tidak harus vaksin dulu, tapi kalau kucingnya lagi nggak sehat ya jangan di steril. Itu kan (nanti) makin turun ya (imunnya). Jadi begitu, kalau misalkan dia lagi turun imunnya, kemudian steril, itu bisa aja dia terpapar (penyakit), bisa jadi ada komplikasi. Tapi seharusnya (secara keseluruhan) aman.
P : Jadi seharusnya (kalau menurut kak Domi) aman-aman aja ya kak?
N : Kalau pengalaman saya ya, aman-aman aja, kucing saya yang 10 itu udah disteril dan nggak ada masalah.
P : Baik, terima kasih banyak telah meluangkan waktunya kak N : Sama-sama.
LAMPIRAN C : TRANSKRIP WAWANCARA DOKTER HEWAN
Waktu wawancara : Selasa, 23 Februari 2021 pukul 12:00 W.I.B.
Lokasi : Zoom Meeting / online
P = Penulis N = Narasumber
P : Selamat siang dokter, bagaimana kabarnya?
N : Siang, Alsa. Baik, Saya sambil praktek tidak apa-apa ya?
P : Tidak apa-apa dok, maaf saya yang mengganggu waktunya. Jadi ini langsung saja saya mulai ya.
N : Oke
P : Untuk pertanyaan pertama, penyakit apa saja yang biasanya ada pada kucing yang baru diadopsi ya, dok?
N : Penyakit yang paling umum itu yang pertama ada virus flu kucing (cat flu), kalau untuk bahasa medisnya feline rhinotracheitis virus, atau kalau bahasa awamnya cat flu. Lalu yang kedua itu feline panleukopenia atau orang biasa sebutnya virus panle. Virus itu juga sering (ada) kalo dari kucing yang baru diadopsi. Lalu yang lainnya ada jamur, kemudian ada juga kutu, kutu jenis apapun.
Jadi itu saja, yang paling sering itu virus, jamur dan kutuan kalau untuk kucing yang baru diadopsi. Entah dari breeder, jalanan, atau mungkin dikasih dari relasi / temen, itu sama (penyakit yang ada).
P : Apakah penyakit-penyakit ini bisa menular ke manusia juga dok?
N : Kalau yang menular itu jamur. Tapi enggak segampang saat hanya bersentuhan itu nggak juga. Biasanya orang yang pertahanan kulitnya rendah seperti anak kecil, atau cewek yang kulitnya sangat halus itu gampang kena juga.
Kemudian bule-bule juga. Pigmen kulit itu kan sebenernya buat sistem pertahanan kulit, jadi mereka yang pertahanan kulitnya sedikit itu juga gampang ketularan.
Atau temen-temen yang albino, itu juga gampang tertular, karena pigmennya tidak ada. Nah itu kalau untuk jamur, kalau virus ada, (yaitu) rabies. Tapi kalau untuk di perkotaan, gaada kucing yang terkena (rabies). Itu biasanya kalau yang ada di daerah Sumatra, kalau di Jawa saya belum pernah denger. Jadi kalau yang menular itu jamur, Cuma jamur.
P : Baik, terimakasih dok, selanjutnya berapa takaran ideal untuk memberi makan kucing dalam satu hari? Jadi apakah ada takaran khususnya baik untuk anak kucing atau kucing dewasa?
N : Kalau (memberi makan) anak kucing tidak ada batasan. Jadi (kalau) habis, isi, habis, isi. Itu (diberi terus menerus) sampai umur 6 bulan. Tapi sambil diliat juga kalau dia kelihatan udah kenyang. Jadi kalau patokannya sih nggak ada.
Untuk dewasa, takaran juga nggak ada, (entah itu) berapa gram atau kilo. Jadi nanti seiring waktu, pemberiannya hanya 2 kali. Entah itu pagi dan sore atau pagi malam. Takarannya gaada, jadi sambil diliat juga (apakah) takaran segini dia masih kurang. (Atau juga) ada (kucing yang) rakus, sudah dikasih banyak (tapi) akhirnya muntah karena kekenyangan. Kalau takaran gram sih nggak ada. Cuma 2 kali sehari, itu tujuannya biar (kucingnya) disiplin ya, jadi kucingnya nggak manja.
Kalau ngga pemilik juga yang pasti akan kerepotan.
P : Kebetulan saya juga merawat kucing juga dok, dan pernah disarankan untuk campur makanan lunak dan keras. Nah itu apakah seharusnya diberi seperti itu semua atau nggak ya dok?”
N : Untuk yang baru adopsi, biasanya dia adaptasi (dan) itu lebih ke arah kenyamanan. (Biasanya pengaruh ke) nafsu makan, kebanyakan sih nafsu makannya nggak bagus karena dia belum nyaman. Jadi bukan berarti ada masalah pencernaan jadi dikasih tugas campur makanan kering dan makanan basah.
Karena kan makanan basah itu wangi, jadi biar dia tertarik aja, (supaya) nafsu.
Kalau dia kurang nafsu juga, (beri) makanan basah semua. Setelah itu sedikit- sedikit (campur dengan makanan kering). Tapi kalau untuk makanan keseharian (seharusnya) makanan kering. Karena pertama lebih gampang, yang kedua, makanan basah bikin kucing manja kan (karena itu) enak. Jadi dia mau mulutnya enak terus. Itu udah pasti tuh kalau kucing. Jadi kalau sehari-hari makanan keras aja. Yang ketiga itu nutrisi. Kalau makanan kering dia 70%nya itu nutrisi, 30%nya air. Nah kalau makanan basah (itu) dibalik, 70%nya air, nutrisi cuma 30%. Jadi kalau (dikasihnya) full makanan basah itu harus banyak. Jadi bukan karena kucingnya rakus tapi karena nutrisinya sedikit. Jadi makanya itu (kasih makanannya) yang kering aja, kecuali pemiliknya tidak ada masalah sama waktu, bersedia repot. Jadi itu nggak masalah, (tapi) itu pilhan.
P : Berarti kalau misalkan dikasih yang basah terlalu banyak akan bikin dia gemuk juga nggak ya? Jadi memang terlalu banyak gitu dok”
N : Kalau itu, mungkin iya, tapi kalau memang mau bikin kucing gemuk dan sehat dan nggak kelihatan kurus, itu makanan kering. Kan itu tadi, makanan
kering (nutrisinya) 70%, jadi kalau banyak kasih yang basah, itu lebih banyak kasih dia air sebenernya. Karena 70%nya air
P : Kalau misal ia memang sudah terbiasa kasih makanan kering, berarti untuk kasih minum hanya ditaruh saja itu nggak apa-apa ya dok?
N : Nggak apa-apa, kalau minum itu ditaro aja, jangan jatah.
P : Oke baik. Kemudian apakah sebaiknya kucing hanya dipelihara di dalam rumah atau dia boleh keluar rumah sementara waktu ya, dok?
N : Karena lingkungan kita itu jorok, maksudnya jorok itu (dari) kontaminasi virus, bakteri (pasti) ada. Apalagi di daerah Jabodetabek, (atau) Jakarta lah paling jorok. Saran sih, kalau mau keluar sekitar halaman rumah (saja). Tapi kalau kucingnya suka keluar rumah, jangan dipaksa di kandang, nanti dia stress. Tapi saran kalau memang (merawat) dari kecil mending di halaman (rumah) aja. Jadi faktornya itu, kontaminasi penyakit, itu terlalu banyak di luar rumah. Apalagi di daerah Jabodetabek. Makannya (kalau kucingnya) sering keluar itu sering sakit, kecuali dia udah divaksin.
P : Kalau misalkan udah divaksin itu berarti apakah dia akan minimal nggak tertular aja atau memang nggak bakalan ketularan penyakit lagi?”
N : Nah, vaksin itu cuma untuk virus kan, yang non-virus akan tetep kena.
Misalnya keracunan makanan, atau dia ketularan kutu dari kucing lain, atau dari tikus, sering juga gitu. Atau ketularan jamur dari kucing yang liar, begitu. Jadi perlindungannya cuma dari virus aja kalau vaksin, yang lain tetep kena.
P : Baik, terimakasih dok. Lalu, apakah kucing boleh dikembangbiakan
N : (Kalau) incest itu nggak boleh, pertimbangannya makin mirip genetikanya, perlindungan terhadap penyakit (juga). Yang kedua, kemungkinan terjadi anomali perkembangan janin, atau cacat maksudnya. Jadi kalau incest tuh sering yang cacat, (seperti) kalau dilihat ekornya bengkok atau patah. Itu (salah satu efek) kalau dikembang biakan incest. Kemudian saya juga pernah lihat kucing yang down syndrome, ada juga, itu juga dari incest, tapi jarang (terjadi).
Kebanyakan sih cacat fisik. Terus dia juga gampang sakit. Jadi (sebaiknya) jangan, secara kesepakatan medis itu gaboleh. Apalagi kalau breeder (melakukan hal tersebut). Itu nanti urusannya (bisa) sama asosiasi breeder.
P : Kalau yang jual kucing atau breeder itu dia sebenernya ada kemungkinan dia (mengembangbiakan) incest atau nggak ya dok?
N : Nggak, (kalau breeder) mereka hati-hati.
P : Oke baik, terimakasih dok. Berikutnya mengenai vaksin. Apakah jenis vaksinasi untuk semua jenis atau ras kucing itu sama dok?
N : Sama, untuk semua jenis kucing itu sama. Sama untuk semua negara itu sama, buat amerika juga sama pastinya. Atau mau kucing yang (harganya) 100 jutaan juga sama.
P : Jadi sama ya dok ada 4 kali vaksin juga?
N : Untuk di awal ada yang 2 ada yang 3, antara 2 dan 3.
P : Kalau untuk waktu pemberiannya itu kapan aja dok sebaiknya?
N : Vaksin minimal itu umur 6 bulan, tapi syarat minimal beratnya 1 Kg.
kalau batasan maksimal sih nggak ada, jadi kalau misal kucingnya (umur) 5 tahun tetep bisa divaksin (tapi) vaksinnya mulai dari awal. Jadi paling muda 6 bulan,
beratnya 1 Kg. Kenapa minimal 1 Kg, antibodi kan (ada) banyak protein, protein kan (dihasilkan) dari otot-otot, jadi kalau dia kurus mau ngambil protein dari mana untuk membentuk antibodi, itu alasannya.
P : Kalau vaksin yang terhitung wajib kira-kira ada nggak ya dok?”
N : Karena semua produk vaksin sama, jadi penyakitnya yang wajib ya sama juga, ada yang wajib itu 4, yang tadi cat flu, feline panleukopenia virus, feline chlamydia virus, yang terakhir… oh nggak cuma 3. Nanti yang lain itu berdasarkan negara, di Amerika ada feline infectious peritonitis, tapi kalau (di Indonesia) nggak ada, dan terlalu mahal, (tapi) di Amerika ada. Jadi yang wajib 3, oh (ternyata) 4 sama rabies maaf. Karena dari pemerintah harus wajib divaksin rabies, jadi (yang wajib ada) 4.
P : Baik, terimakasih atas jawabannya dok. Sekarang mengenai sterilisasi.
Menurut dokter, sterilisasi itu penting untuk kucing atau nggak sih dok? Dan apa saja manfaatnya?
N : Oh iya, (steril itu) penting sekali. (Terutama untuk) kucing yang berumur 5 tahun, mulai dari 5 tahun sampai 5 tahun ke atas, kalau nggak mau dikawinin atau diambil anaknya, harus disteril. Karena resiko tumor, kanker. (Karena) di hormon-hormon repoduksinya itu memacu (pembentukan) metabolisme yang cepat. Jadi pernah denger ya, umur kucing itu 7 kalinya (lebih cepat dari) umur manusia. Jadi (pembentukan) metabolismenya dia lebih cepet dari manusia.
Maksudnya lebih kesitu sebenernya (untuk sterilisasi), metabolisme tubuhnya lebih cepat, stressnya (juga), terus kalau sesuatu terjadi keanehan sel, itu juga (terjadi) lebih cepat. Makanya dia jadi lebih cepat terkena tumor dan kanker.
Untuk meminimalkan (terjadi) tumor dan kanker, yang ditekan itu hormon reproduksi, begitu. Nah kalau yang jantan juga sama. Kalau nggak mau dikawinkan, mulai umur 3 tahun (langsung) dikebiri. Lalu yang kedua untuk mengontrol populasi, kan ada pemilik yang kurang paham, (jadi) dibiarin aja tuh dia kawin, dan kebanyakan (habis itu) anaknya dibuang. Itu banyak yang seperti itu. Akhirnya kucing-kucing di lingkungan liar nambah. Termasuk kucing liar juga ada yang masuk program steril dari pemerintah. Saya juga sering ikut di Jakarta, jadi kucing-kucing liarnya ditangkapin (kemudian) dikebiri, disteril. (Jadi) untuk kontrol populasi itu tujuannya. Jadi ada 2 ya tujuannya. Untuk mengurangi kejadian tumor-kanker dan kontrol populasi.
P : Setelah kucing disteril kira-kira apakah ada efek sampingnya dok?
N : Kalau efek samping sih nggak ada, cuma, kita bilangnya bukan efek samping ya, (tapi) karena energi untuk birahinya udah nggak ada. Buat birahi itu energinya banyak, jadi energinya lebih lari ke nafsu makan. Jadi cepet gemuk.
P : (Berarti) sama ada kemungkinan lebih kalem ya, dok?
N : Iya lebih kalem kalau yang jantan. Karena yang bikin garang itu hormone laki ya, (dari) testosterone, ketika udah diambil, (jadi) lebih kalem.
P : Baik dok, ini ada tambahan sedikit, jadi saya pernah dengar, mungkin bukan dari pihak kedokteran. Apakah kalau mau steril harus vaksin dulu supaya nggak komplikasi itu benar atau nggak ya, dok?
N : Nggak, (itu) nggak ada hubungannya
P : Jadi kalau misal belum steril nggak apa-apa walaupun belum vaksin ya?
N : Iya, pemulihan steril (juga) cuma 3 hari. Dan obat biusnya nggak sampai menekan tubuhnya untuk memproduksi antobodi. Jadi obat biusnya nggak memakan sistem pertahanan tubuh. Jadi cuma dibikin tidur aja, kalau buat itu (antibodi) nggak ngaruh.
P : Kalau mau steril apakah kondisinya juga harus sehat dok?”
N : Seharusnya begitu, jadi kita harus fokus. Kalau mau steril, disteril aja, Kalau memang lagi sakit dibereskan dulu (sakitnya).
P : Oke dok terima kasih, pertanyaan saya sampai situ saja. Dan terima kasih banyak telah meluangkan waktunya walaupun di tengah jam praktek
N : Sama-sama
LAMPIRAN D : HASIL KUESIONER (DATA KUANTITATIF)
Kuesioner dibagikan mulai tanggal 5 Februari hingga 18 Februari 2021 secara online melalui Google Form dengan jumlah responden yang didapat adalah sebanyak 106 responden.
Media
Merawat kucing secara umum
Perkembangbiakan
Kesehatan
1. Tabulasi jawaban mengenai perawatan secara umum
2. Tabulasi jawaban mengenai kesehatan
3. Tabulasi jawaban mengenai sterilisasi
LAMPIRAN E : FEEDBACK ALPHA TEST
Kuesioner feedback dibagikan bersamaan pada tanggal prototype day, mulai tanggal 9 April hingga 12 April 2021 secara online melalui Google Form dengan jumlah responden yang didapat sebanyak 27 responden.
Kepenggunaan (UX)
Interaktivitas
Tampilan (UI)
Kritik dan saran (UX/Interaktivitas/UI)
LAMPIRAN F : FEEDBACK BETA TEST
User Experience
Interaktivitas
User Interface
Kritik dan saran (UX/Interaktivitas/UI)