viii
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH
AKUNTANSI KEUANGAN DASAR 1
Studi kasus pada mahasiswa angkatan tahun 2012, Program Studi Pendidikan Ekonomi, Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma
Fridolin Ivan Pratama Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan positif dan signifikan antara keaktifan belajar dan prestasi belajar mahasiswa.
Populasi dari penelitian ini yaitu mahasiswa angkatan tahun 2012 Program Studi Pendidikan Ekonomi, Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 74 orang mahasiswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Teknik analisis data menggunakan korelasi Product Moment.
ix
ABSTRACT
THE RELATION BETWEEN ACTIVE LEARNING AND
STUDENTS’ ACADEMIC ACHIEVEMENT
ON THE FIRST INTRODUCTION OF FINANCE ACCOUNTING
A case study on the students of 2012of Economics Education Study Program, Accounting Department, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata
Dharma University relationship between active learning and students’ academic achievement.
Population of this research are the students of 2012 of Economics Education Study Program, Accounting Department, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University. Number of population of this research are 74 students. Questionnaire technique is applied in collecting data. Product moment correlation is used to analyze data.
The result of this research shows that there is positive and significant relationship between active learning and students’ academic achievement (�=
i
HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN BELAJAR DAN
PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH
AKUNTANSI KEUANGAN DASAR 1
Studi kasus pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan tahun 2012
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karyaku ini untuk:
Allah Bapa di Surga dan Bunda Maria
Bapak dan Ibu tercinta, yang selalu mendoakan dan
menuntunku
Kedu adikku tersayang, belajar yang giat dan selalu
berusaha
Seluruh keluarga besar yang selalu mendukungdan
mendoakan
Sahabat-sahabatku yang selalu menemani dalam susah
dan senang
v
MOTTO
Semua Berawal dari Mimpi
Mulailah dengan mengerjakan hal-hal yang perlu;
kemudian mengerjakan hal-hal yang mungkin;
Dan tiba-tiba Anda mengerjakan hal-
hal yang mustahil.
-Santo Fransiskus dari Asisi-
Selama Anda bernapas, Anda dapat bermimpi
Brown-vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 30 Mei 2013
Penulis
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Fridolin Ivan Pratama
Nomor Mahasiswa : 071334036
Dengan pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH
AKUNTANSI KEUANGAN DASAR 1
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 30 Mei 2013 Yang menyatakan
viii
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH
AKUNTANSI KEUANGAN DASAR 1
Studi kasus pada mahasiswa angkatan tahun 2012, Program Studi Pendidikan Ekonomi, Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma
Fridolin Ivan Pratama Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan positif dan signifikan antara keaktifan belajar dan prestasi belajar mahasiswa.
Populasi dari penelitian ini yaitu mahasiswa angkatan tahun 2012 Program Studi Pendidikan Ekonomi, Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 74 orang mahasiswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Teknik analisis data menggunakan korelasi Product Moment.
ix
ABSTRACT
THE RELATION BETWEEN ACTIVE LEARNING AND
STUDENTS’ ACADEMIC ACHIEVEMENT
ON THE FIRST INTRODUCTION OF FINANCE ACCOUNTING
A case study on the students of 2012of Economics Education Study Program, Accounting Department, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata
Dharma University relationship between active learning and students’ academic achievement.
Population of this research are the students of 2012 of Economics Education Study Program, Accounting Department, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University. Number of population of this research are 74 students. Questionnaire technique is applied in collecting data. Product moment correlation is used to analyze data.
The result of this research shows that there is positive and significant relationship between active learning and students’ academic achievement (�=
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat
dan penyertaan-Mu saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini
disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi
program sarjana Pendidikan Akuntansi, Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Dalam rangka penulisan skripsi ini tentunya melibatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan
yang paling berharga ini, penulis ingin menyampaikan rasa syukur dan terima kasih
yang tak terhingga kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta yang telah bersedia memberikan arahan dan bimbingannya.
2. Bapak Indra Darmawan, SE., M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengtahuan
Sosial , Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan
xi
4. Bapak Drs. Bambang Purnomo S.E, M.Si. Selaku Dosen Pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan serta masukan berupa
kritikan dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.
5. Seluruh dosen dan karyawan sekretariat Program Studi Pendidikan Akuntansi
yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama penulis menyelesaikan
studi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
6. Pimpinan dan seluruh staf beserta karyawan perpustakaan kampus I Mrican,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah bersedia melayani
peminjaman buku-buku serta menyediakan fasilitas selama belajar hingga
penyusunan skripsi ini.
7. Seluruh mahasiswa Pendidikan Akuntansi angkatan tahun 2012 yang telah
bersedia meluangkan waktu unutk menjadi responden dalam penulisan skripsi
ini.
8. Teman-teman mahasiswa Pendidikan Akuntansi yang selalu memberikan
dukungan dan semangat baik secara langsung maupun tidak langsung.
9. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu demi satu yang turut
mendukung dengan doa-doa sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Terima
kasih penulis ucapan atas kebaikan semua pihak, biarlah Tuhan membalas
semuanya dengan limpahan karunia dan rahmat yang tak ada putusnya, Tuhan
memberkati.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
xii
bersifat membangun demi tercapainya penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan siapa saja yang berminat membuat penelitian
yang serupa dan bisa dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya.
Yogyakarta, 30 Mei 2013
Penulis
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBINGAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii
xiv
2. Prestasi Belajar ... 7
B. Belajar Aktif ... 13
1. Pengertian Keaktifan ... 13
2. Jenis-jenis Keaktifan ... 15
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keaktifan ... 16
C. Kerangka Berfikir ... 18
G. Teknik Pengujian Instrumen ... 28
1. Uji validitas instrumen ... 28
2. Uji reliabilitas instrumen ... 30
H. Teknik Analisis Data ... 32
1. Uji normalitas ... 32
2. Uji Hipotesis ... 33
xv
A. Sejarah Universitas Sanata Dharma ... 36
B. Arti Logo Universitas Sanata Dharma ... 39
C. Visi Misi Universitas Sanata Dharma ... 40
D. Tujuan Pendidikan Universitas Sanata Dharma ... 41
E. Fasilitas Universitas Sanata Dharma ... 41
F. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) ... 44
G. Lokasi Kampus Universitas Sanata Dharma ... 46
BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 48
A. Deskripsi Data ... 48
B. Analisis Data ... 52
1. Hasil Uji Normalitas ... 52
2. Hasil Uji Hipotesis ... 54
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 57
BAB VI. KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN ... 58
A. Kesimpulan ... 58
B. Keterbatasan Penelitian ... 59
C. Saran ... 59
DAFTAR PUSTAKA ... 61
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi- kisi kuesioner ... 22
Tabel 3.2 Uji validitas variable keaktifan belajar ... 29
Tabel 3.3 Tingkat keterhandalan variabel penelitian ... 31
Tabel 3.4 Uji reliabilitas variabel keaktifan belajar ... 32
Tabel 3.5 Tingkat koefisien korelasi ... 34
Tabel 5.1 Rentang nilai keaktifan belajar mahasiswa ... 49
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi keaktifan belajar mahasiswa ... 50
Tabel 5.3 Rentang prestasi belajar mahasiswa ... 51
Tabel 5.4 Distribusi frekuensi prestasi belajar mahasiswa ... 51
Tabel 5.5 Hasil uji normalitas ... 53
Tabel 5.6 Rangkuman uji normalitas ... 53
Tabel 5.7 Pedoman interpretasi koefisisen korelasi ... 54
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner penelitian ... 63
Lampiran 2 Data induk penelitian ... 68
Lampiran 3 Uji validitas dan reliabilitas ... 73
Lampiran 4 Uji normalitas ... 77
Lampiran 5 Uji hipotesis ... 79
Lampiran 6 Tabel r ... 81
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada awal proses perkuliahan, seringkali dosen sudah memberikan materi
kuliah yang akan digunakan selama proses perkuliahan berlangsung. Hal ini
bertujuan agar mahasiswa dapat dengan mudah mengikuti proses perkuliahan.
Namun yang seringkali terjadi materi yang dijadikan pedoman perkuliahan itu
baru akan di gunakan oleh mahasiswa saat proses perkuliahan di dalam kelas
berlangsung. Sehingga yang terjadi saat dosen menjelaskan, mahasiswa sibuk
dengan membaca materi, bukannya menyimak penjelasan dosen. Dan bila
sewaktu-waktu dosen bertanya, mahasiswa baru sibuk mencari jawaban.
Seharusnya mahasiswa harus sudah mempersiapkan materi dari sebelum proses
perkuliahan berlangsung. Seperti membaca materi perkuliahan sebelum kuliah
dilaksanakan, mencari buku refrensi yang mendukung perkuliahan di
perpustakaan, membuat ringkasan atau catatan dan masih banyak lagi. Sehingga
pada saat perkuliahan berlangsung mahasiswa tinggal menyimak penjelasan dari
dosen, kemudian bertanya apabila ada bagian dari materi kuliah yang belum bisa
dimengerti dan mengerjakan tugas atau latihan yang di berikan oleh dosen.
Di dalam setiap perkuliahan, mahasiswa diharapkan mengikuti perkuliahan
tersebut secara aktif. Mahasiswa yang secara aktif terlibat dalam proses
berbuat. Kedua keaktifan ini sangat terkait satu sama lain. Perbuatan mahasiswa
dalam perkuliahan merupakan hasil keterlibatan berpikir terhadap objek
belajarnya.
Pengalaman adalah hasil perbuatan mahasiswa. Selanjutnya pengalaman itu
diolah dengan menggunakan kerangka berpikir dan pengetahuan yang
dimilikinya untuk membangun pengetahuan yang baru. Dengan cara ini
mahasiswa dapat mengembangkan pemahaman bahkan dapat mengubah
pemahaman sebelumnya menjadi lebih baik.
Pengetahuan yang dibentuk dengan sendirinya harus memunculkan
dorongan untuk menemukan pengalaman baru. Pembelajaran seharusnya
menekankan pada proses pengetahuan oleh mahasiswa sendiri dan
mengutamakan keaktifan mahasiswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya.
Dengan demikian mahasiswa dapat semakin menguasai materi yang
dipelajarinya.
Pengetahuan merupakan konstruksi atau bentukan dari diri seseorang yang
mengetahui sesuatu. Pengetahuan ataupun pengertian dibentuk oleh murid secara
aktif, bukan hanya diterima secara pasif dari guru/dosen mereka (Suparno, 1997:
11). Pengalaman bersentuhan langsung dengan objek belajarnya menjadi penting.
Dengan cara ini mahasiswa dapat mengalami proses mengkonstruksi
pengetahuan baik berupa konsep, ide maupun pengertian tentang sesuatu yang
maka kehadiran pengalaman baru menjadi penting, bila tidak membatasi
pengetahuan mahasiswa.
Pengetahuan yang dibentuk dengan sendirinya harus memunculkan
dorongan untuk mencari atau menemukan pengalaman baru. Pembelajaran yang
menekankan proses pembentukan pengetahuan oleh mahasiswa sendiri..
Pembelajaran yang membangun memiliki prinsip: 1) pengetahuan di bangun oleh
mahasiswa sendiri, baik personal maupun sosial; 2) pengetahuan tidak dapat
dipindahkan dari dosen ke mahasiswa, kecuali hanya dengan keaktifan
mahasiswa sendiri untuk menalar; 3) mahasiswa aktif mengkonstruksi terus
menerus; 4) dosen sekadar membantu menyediakan saran situasi agar proses
konstruksi mahasiswa berjalan mulus (Suparno, 1997: 49).
Pembelajaran bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan (transfer of
knowledge) dari dosen ke mahasiswa, melainkan kegiatan yang memungkinkan
mahasiswa membangun sendiri pengetahuannya (belajar sendiri). Bila seorang
dosen bermaksud mentransfer suatu konsep, ide, dan pengertian kepada
mahasiswa, maka pemindahan itu harus diinterpretasikan, ditransformasikan dan
dikonstruksikan oleh mahasiswa itu sendiri lewat pengalamannya.
Pembelajaran adalah proses aktif yang membantu seseorang berpikir secara
benar, dengan cara membiarkannya berpikir sendiri, berpikir yang baik lebih
penting daripada mempunyai jawaban yang benar atas suatu persoalan. Seorang
ini dalam mengahadapi suatu fenomena baru, dan dapat menemukan pemecahan
dalam menghadapi persoalan lain. Kemampuan ini tidak dipunyai mahasiswa
yang hanya dapat menemukan jawaban yang benar, sehingga tidak dapat
memecahkan masalah yang baru.
Proses pembentukan berjalan terus-menerus dan mengalami reorganisasi
karena adanya pemahaman yang baru. Pada saat kegiatan belajar berlangsung,
mahasiswa harus aktif untuk mengkonstruksi pengetahuan untuk dirinya sendiri.
Kata aktif disini berarti mahasiswa harus mengatasi masalah, mencari penjelasan
dari kejadian-kejadian yang ditemui dan menggunakan penalaran mereka untuk
menyelesaikan masalah yang ditemuinya. Jika mereka sadar yang mereka
pelajari berguna bagi hidupnya di kelak kemudian hari, mereka akan
memposisikan sebagai diri sendiri, yang memerlukan suatu bekal untuk hidupnya
nanti. Jika demikian mereka akan mempelajari apa yang bermanfaat bagi dirinya
dan berupaya mengapainya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas permasalahan yang
ada adalah sejauh mana hubungan antara keaktifan belajar dan prestasi belajar
C. Tujuan penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara keaktifan belajar dan
prestasi belajar pada mata kuliah akuntansi keuangan dasar 1.
D. Manfaat Penelitian
1. Membantu Universitas khususnya Program Studi Pendidikan Akuntansi untuk
meningkatkan keaktifan belajar mahasiswa sehingga mahasiswa dapat meraih
prestasi yang lebih.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian serupa
di waktu yang akan datang.
3. Untuk menambah pengalaman dan pengetahuan tentang hubungan antara
keaktifan belajar dan prestasi belajar, serta memberikan informasi bagi
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat Belajar
1. Pengertian Belajar
Belajar adalah perubahan perilaku yang diakibatkan oleh
pengalaman(Dahar, 1989: 21).Belajarmerupakansuatu aktivitasmental
atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan,
yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,
pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan ini bersifat secara
relatifkonstandanberbekas.
Belajar juga merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan,
dengan serangkaian kegiatan misalnya membaca, mengamati,
mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya (Sardiman, 1986: 22).
Selanjutnya perubahan yang dilakukan tidak hanya berkaitan dengan
penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbenuk kecakapan,
keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, dan harga diri
(Sardiman, 1986: 23). Jadi kegiatan belajar tidak hanya terjadi saat
seseorang berada di dalam ruang kelas saja, tetapi disetiap saat orang
tersebut melakukan kegiatan sehari-hari dalam hidupnya.
Menurut paham konstruktivis, belajar merupakan proses aktif
mahasiswa mengkonstruksi arti entah teks, dialog, pengalaman fisis, dan
lain-lain. Belajar juga merupakan proses mengasimilasi dan
pengertian yang sudah dipunyai seseorang sehingga pengertianya bisa di
kembangkan ( Suparno, 1997: 61).
2. Prestasi Belajar
Prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan oleh
mata pelajaran (KBBI, 2002: 895). Lazimnya ditunjukkan dengan nilai
tes atau angka yang diberikan dosen. Kegiatan pengukuran prestasi
belajar mahasiswa dilakukan antara lain melalui ulangan, ujian, tugas,
dan sebagainya (Masidjo, 1995: 13).
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar adalah penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran atau mata kuliah lazimnya
ditunjukkan dengan nilai atau angka hasil tes yang diberikan oleh dosen.
Keberhasilan dalam kegiatan yang disebut belajar akan tampak dalam
prestasi belajar yang diraihnya. Prestasi belajar dapat diketahui dari hasil
evaluasi belajarnya. Usaha untuk mengevaluasi hasil belajar, biasanya
dilakukan dengan mengadakan pengukuran dalam bentuk tertulis, lisan
maupun praktik yang kemudian diberi skor yang biasanya berwujud
angka. Hasil dari pengukuran ini merupakan informasi-informasi atau
data yang diwujudkan dalam bentuk angka-angka yang disebut prestasi
Faktor–faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa
dapat digolongkan menjadi dua yaitu (Dimyati dan Mujiono, 2009:
236-254):
a. Faktor internal
1) Sikap terhadap belajar
Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian
tentang sesuatu, yang membawa diri sesuai dengan penilaian
tentang sesuatu, mengakibatkan terjadinya sikap menerima,
menolak, atau mengabaikan kesempatan belajar.
2) Motivasi belajar
Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang
mendorong terjadinya proses belajar. Motivasi ini dapat menjadi
lemah. Lemahnya motivasi atau tiadanya motivasi belajar akan
melemahkan kegiatan belajar. Selanjutnya, mutu hasil belajar
akan menjadi rendah. Oleh karena itu, motivasi belajar pada diri
mahasiswa perlu diperkuat terus menerus agar mahasiswa
memiliki hasil belajar yang baik, yang pada akhirnya semakin
meningkatkan motivasi berprestasi.
3) Konsentrasi belajar
Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan
perhatian pada perkuliahan yang tertuju pada isi bahan belajar
maupun proses memperolehnya. Untuk memperkuat perhatian
strategi belajar mengajar, dan memperhitungkan waktu belajar
serta selingan istirahat.
4) Mengolah bahan belajar
Mengolah bahan belajar merupakan kemampuan mahasiswa
untuk menerima isi dan cara memperoleh ajaran yang
dikembangkan di berbagai mata kuliah, sehingga lebih bermakna
bagi mahasiswa. Isi bahan belajar berupa pengetahuan, nilai
kesusilaan, nilai agama, kesenian, serta keterampilan mental, dan
jasmani.
5) Menyimpan perolehan hasil belajar
Menyimpan perolehan hasil belajar merupakan kemampuan
menyimpan isi pesan dan cara memperoleh pesan. Kemampuan
menyimpan tersebut dapat berlangsung dalam waktu yang pendek
(hasil belajar cepat dilupakan) dan waktu yang lama (hasil belajar
tetap dimiliki mahasiswa). Proses belajar terdiri dari proses
penerimaan, pengolahan, dan pengaktifan yang berupa penguatan
serta pembangkitan kembali untuk dipergunakan. Dalam
kehidupan sebenarnya tidak berarti semua proses tersebut berjalan
lancar, akibatnya proses penggunaan hasil belajar terganggu.
6) Menggali hasil belajar yang tersimpan
Menggali hasil belajar yang tersimpan merupakan proses
maka mahasiswa akan memperkuat pesan dengan cara
mempelajari kembali, atau mengkaitkannya dengan bahan lama.
Dalam hal pesan lama, maka mahasiswa akan memanggil atau
membangkitkan pesan dan pengalaman lama untuk suatu unjuk
hasil belajar.
7) Kemampuan berprestasi
Kemampuan berprestasi merupakan suatu puncak proses
belajar yang membuktikan keberhasilan belajar dalam
memecahkan tugas-tugas belajar atau mentransfer hasil belajar.
Kemampuan berprestasi terpengaruh oleh proses penerimaan,
pengaktifan, prapengolahan, serta pemanggilan untuk
pembangkitan pesan dan pengalaman.
8) Rasa percaya diri mahasiswa
Rasa percaya diri timbul dari keinginan mewujudkan diri
bertindak dan berhasil. Dari segi perkembangan, rasa percaya diri
dapat timbul berkat adanya pengakuan dari lingkungan. Dalam
proses belajar diketahui bahwa unjuk prestasi merupakan tahap pembuktian ”perwujudan diri” yang diakui oleh dosen dan rekan
sejawat mahasiswa. Makin sering berhasil menyelesaikan tugas,
maka semakin memperoleh pengakuan umum, dan selanjutnya
9) Intelegensi dan keberhasilan belajar
Intelegensi adalah suatu kecakapan global atau rangkuman
kecakapan untuk dapat bertindak terarah, berpikir secara baik, dan
bergaul dengan lingkungan secara efisien. Kecakapan tersebut
menjadi aktual bila mahasiswa memecahkan masalah dalam
belajar atau kehidupan sehari-hari.
10) Kebiasaan belajar
Dalam kegiatan sehari-hari ditemukan adanya kebiasaan
belajar yang kurang baik. Kebiasaan belajar tersebut antara lain:
belajar pada akhir semester, belajar tidak teratur, menyia-nyiakan
kesempatan belajar, kuliah hanya untuk bergengsi, bergaya sok
menggurui atau bergaya minta ”belas kasih” tanpa belajar.
Kebiasaan-kebiasaan belajar tersebut disebabkan oleh ketidak
mengertian mahasiswa pada arti belajar bagi diri sendiri. Hal ini
dapat diperbaiki dengan pembinaan disiplin membelajarkan diri.
11) Cita-cita
Cita-cita sebagai motivasi intrinsik perlu didikan yang harus
dimulai sejak sekolah dasar. Cita-cita merupakan wujud
eksplorasi dan emansipasi mahasiswa.
b. Faktor eksternal
1) Dosen sebagai pembina mahasiswa belajar
Dosen adalah pengajar yang mendidik. Ia tidak hanya
menjadi pendidik generasi muda bangsanya. Sebagai pendidik, ia
memusatkan perhatian pada kepribadian mahasiswa, khususnya
berkenaan dengan kebangkitan belajar yang merupakan wujud
emansipasi diri mahasiswa. Sebagai pendidik, dosen bertugas
mengelola kegiatan belajar mahasiswa. Adapun tugas pengelolaan
pembelajaran mahasiswa meliputi: pembangunan hubungan baik
dengan mahasiswa, menggairahkan minat, perhatian dan
memperkuat motivasi belajar untuk berprestasi, mengorganisasi
belajar, melaksanakan pendekatan pembelajaran secara tepat,
mengevaluasi hasil belajar secara jujur dan obyektif, dan
melaporkan hasil belajar kepada orang tua/wali mahasiswa.
2) Prasarana dan sarana pembelajaran
Lengkapnya prasarana dan sarana pembelajaran merupakan
kondisi pembelajaran yang baik. Hal ini tidak berarti lengkapnya
sarana dan prasarana otomatis bisa menentukan jaminan
terselenggaranya proses belajar dengan baik.
3) Kebijakan penilaian
Penilaian adalah penentuan sampai sesuatu dipandang
berharga, bermutu, atau bernilai. Ukuran tentang hal itu berharga,
bermutu, atau bernilai datang dari orang lain. Dalam penilaian
hasil belajar, maka penentu keberhasilan belajar tersebut adalah
menyusun desain pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan
menilai hasil belajar.
4) Lingkungan sosial mahasiswa tinggal
Lingkungan dimana mahasiswa tinggal yang dapat
berpengaruh terhadap kehidupan mahasiswa. Mahasiswa yang
berada di lingkungan yang dikondisikan untuk belajar, misalnya
dibuat jam belajar malam antara jam 19.00-21.00, maka
mahasiswa akan terdorong untuk belajar. Sementara mahasiswa
yang berada di lingkungan yang tidak peduli pada pendidikan,
maka mahasiswa akan menjadi malas untuk belajar.
5) Kurikulum Pembelajaran.
Program pembelajaran di sekolah mendasarkan pada suatu
kurikulum. Kurikulum yang diberlakukan adalah kurikulum yang
disahkan oleh pemerintah, atau suatu kurikulum yang disahkan
oleh suatu yayasan pendidikan dan disusun berdasarkan kemajuan
masyarakat. Perubahan kurikulum dapat mempengaruhi tujuan
yang akan dicapai, isi pendidikan, kegiatan belajar mengajar dan
evaluasi pembelajaran.
B. Belajar Aktif
1. Pengertian Keaktifan
Proses pembelajaran pada hakekatnya untuk mengembangkan
pengalaman belajar. Keaktifan belajar mahasiswa merupakan unsur dasar
yang penting bagi keberhasilan proses pembelajaran. Keaktifan adalah
kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir
sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan (Sardiman, 1986:
98). Belajar yang berhasil harus melalui berbagai macam aktifitas, baik
aktifitas fisik maupun psikis. Aktifitas fisik adalah mahasiswa giat aktif
dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain maupun bekerja, ia
tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif.
Mahasiswa yang memiliki aktifitas psikis (kejiwaan) adalah jika daya
jiwanya bekerja sebanyak–banyaknya atau banyak berfungsi dalam
rangka pembelajaran.
Keaktifan mahasiswa dalam kegiatan belajar tidak lain adalah
untuk mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Mereka aktif
membangun pemahaman atas persoalan atau segala sesuatu yang mereka
hadapi dalam proses pembelajaran. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia aktif berarti giat (bekerja, berusaha). Keaktifan diartikan
sebagai hal atau keadaan dimana mahasiswa dapat aktif. Rousseau dalam
(Sardiman, 1986: 95) menyatakan bahwa setiap orang yang belajar harus
aktif sendiri, tanpa ada aktifitas proses pembelajaran tidak akan terjadi.
Thorndike mengemukakan keaktifan belajar mahasiswa dalam belajar dengan hukum “law of exercise”-nya menyatakan bahwa belajar
memerlukan adanya latihan-latihan dan Mc Keachie menyatakan
merupakan “manusia belajar yang aktif selalu ingin tahu” (Dimyati,
2009: 45). Segala pengetahuan harus diperoleh dengan pengamatan
sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri
dengan fasilitas yang diciptakan sendiri , baik secara rohani maupun
teknik.
2. Jenis- jenis Keaktifan
Banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh mahasiswa di
universitas. Aktivitas mahasiswa tidak hanya mendengarkan dan
mencatat seperti yang lazim terjadi. Jenis - jenis aktivitas mahasiswa
dalam belajar adalah sebagai berikut (Sardiman, 1986: 99) :
a) Visual activities, yang termasuk didalamnya misalnya membaca,
memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang
lain.
b) Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, member
saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi.
c) Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: percakapan,
diskusi , musik, pidato.
d) Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket,
menyalin.
e) Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta,
diagram.
f) Motor activities, yang termasuk didalamnya antara lain: melakukan
g) Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat,
memecahkan soal, menganalisa, mengambil keputusan.
h) Emotional activities, seperti: menaruh minat, merasa bosan, gembira,
bersemangat, bergairah, tenang.
Salah satu penilaian proses pembelajaran adalah melihat sejauh
mana keaktifan mahasiswa dalam mengikuti proses belajar mengajar.
Nana Sudjana (1990: 61) menyatakan keaktifan mahasiswa dapat dilihat
dalam hal:
a) Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya.
b) Terlibat dalam pemecahan masalah.
c) Bertanya kepada mahasiswa lain atau dosen apabila tidak memahami
persoalan yang dihadapinya.
d) Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk
pemecahan masalah.
e) Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk dosen.
f) Menilai kemampuan dirinya dan hasil– hasil yang diperolehnya.
g) Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis.
h) Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang diperoleh
dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keaktifan
Keaktifan mahasiswa dalam proses pembelajaran dapat
merangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya, mahasiswa
permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Di samping
itu, dosen juga dapat merekayasa sistem pembelajaran secara sistematis,
sehingga merangsang keaktifan mahasiswa dalam proses pembelajaran.
Keaktifan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang
mempengaruhi keaktifan belajar mahasiswa adalah:
a) Memberikan motivasi atau menarik perhatian mahasiswa, sehingga
mereka berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
b) Menjelaskan tujuan instruksional (kemampuan dasar kepada
mahasiswa).
c) Mengingatkan kompetensi belajar kepada mahasiswa.
d) Memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep yang akan
dipelajari).
e) Memberikan petunjuk kepada mahasiswa cara mempelajari.
f) Memunculkan aktifitas, partisipasi mahasiswa dalam kegiatan
pembelajaran.
g) Memberikan umpan balik (feedback).
h) Melakukan tagihan-tagihan kepada mahasiswa berupa tes sehingga
kemampuan mahasiswa selalu terpantau dan terukur.
i) Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan diakhir
C. Kerangka Berfikir
Hubungan antara tingkat konstruktivitas belajar dan prestasi belajar.
Dalam proses belajar, seseorang dalam hal ini mahasiswa akan
mengalami perubahan tingkah laku dan pola berpikir. Belajar tidak hanya
terjadi di ruang kelas saja, tetapi disetiap lingkungan hidup manusia. Belajar
aktif merupakan sebuah proses mahasiswa merangkum arti entah teks, dialog,
pengalaman fisis, dan lain-lain.Belajar yang berhasil harus melalui berbagai
macam aktifitas, baik aktifitas fisik maupun psikis. Aktifitas fisik adalah
mahasiswa giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain
maupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya
pasif. Mahasiswa yang memiliki aktifitas psikis (kejiwaan) adalah jika daya
jiwanya bekerja sebanyak–banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka
pembelajaran. Oleh karena itu mahasiswa dituntut untuk lebih aktif dalam
proses belajar, tidak hanya menunggu instruksi dari dosen. Karena dengan
aktif mencari dan mengembangkan pengetahuan sendiri, belajar akan semakin
mudah dan mahasiswa akan lebih mudah mengimplementasikan ilmu
pengetahuan, sehingga prestasi belajar mahasiswa akan menjadi baik.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah kesimpulan sementara tentang hubungan antara dua
sudah diuuraikan di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
H0 : Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara keaktifan belajar dan prestasi belajar mahasiswa.
20
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif
adalah metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan
mengiterpretasikan objek apa adanya (J.W. Creswell, 2004). Penelitian ini
sering disebut penelitian non-experimental karena peneliti tidak melakukan
kontrol dan tidak memanipulasi variable penelitian (Sangadji, 2010: 24).
Penelitian deskriptif berfungsi untuk mendiskripsikan atau memberi
gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi
sebagaimana adanya (Sugiyono, 2007 : 29).
Berdasarkan kedua pendapat tersebut di atas maka penelitian ini
menggunakan data kuantitatif. Variabel yang diperoleh melalui skor jawaban
subjek pada skala sebagaimana adanya. Hal ini ditujukan untuk mengetahui
dan menggambarkan keaktifan belajar mahasiswa.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian dilakukan di Program Studi Pendidikan Akuntansi
Universitas Sanata Dharma.
2. Waktu penelitian
C. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari : objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimplanya (Sugiyono, 2008:
80). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi
Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan
tahun 2012. Penelitian ini tidak melakukan pengambilan sampel dikarenakan
jumlah populasi yang ada dibawah 100 orang responden, yaitu hanya
berjumlah 74 orang responden.
D. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel terikat dan variabel bebas.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar mahasiswa (Y),
sedangkan variabel bebas dalam penelitian ini adalah keaktifan belajar
mahasiswa (X).
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket atau
kuisioner. Angket atau kuisioner adalah sejumlah pernyataan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden (Suharsimi, 1996:
139). Kuisioner berisi item-item yang menyajikan pernyataan-pernyataan
berdasarkan indikator mahasiswa belajar secara aktif. Kuisioner ini bertujuan
Kuisioner ini disusun berdasarkan pengertian pembelajaran yang aktif di
mana pelajar aktif membangun sendiri pengetahuannya. Dalam kuisioner ini
terdapat point-point pokok yang menandakan belajar mahasiswa secara aktif
pada:
1. Awal proses pembelajaran.
2. Pada pertengahan proses pembelajaran
3. Pada akhir proses pembelajaran.
4. Diluar jam pembelajaran.
Kuesioner yang dimaksud seperti tertuang oleh kisi-kisi berikut:
Tabel 3.1
Kisi- kisi Kuesioner
No Indikator keaktifan belajar No Butir 1. Awal proses pembelajaran
1. Mempersiapkan materi 1
2. Pertenghan proses pembelajaran 1. Mendengarkan aktif 3. Akhir proses pembelajaran
4. Diluar jam pembelajaran 1. Mengerjakan sesuatu
a. Membaca dan meminjam buku di perpustakaan
Pertanyaan dan pernyataan indikator keaktifan belajar mahasiswa terdiri
dari : satu pertanyaan pada awal proses pembelajaran, berkaitan dengan
kesiapan mahasiswa dalam mengikuti proses pembelajaran; sebelas
pertanyaan pada pertengahan proses pembelajaran karena ini merupakan inti
dari proses belajar yang di alami oleh mahasiswa, dalam hal ini mahasiswa
mengalami dan melakukan perubahan-perubahan (berproses) dalam
pemahaman akan suatu materi pelajaran; satu pertanyaan pada akhir proses
pembelajaran karena mahasiswa akan membuktikan dan melakukan hasil
pemahaman yang telah diperoleh; dan lima pertanyaan di luar jam
pembelajaran karena di sini pemahaman-pemahaman baru akan diperoleh dan
juga mahasiswa akan menerapkan teori-teori yang telah diperoleh di kelas.
Pertanyaan dan pernyataan kuesioner ini berbentuk multiple choice
dengan empat kemungkinan jawaban (a, b, c, dan d). berikut pertanyaan dan
Pertanyaan Kuesioner
1. Sebelum kuliah dimulai saya sudah mempersiapkan bahan kuliah yang
akan saya ikuti.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
Alasan:……….
2. Saya mendengarkan dengan baik apa yang dijelaskan oleh dosen mata
kuliah selama perkuliahan berlangsung.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
Alasan:……….
3. Saya ikut berpikir ketika mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh
dosen mata kuliah selama perkuliahan berlangsung.
a. Selalu c. Kadang-kadang
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
Alasan:………...
6. Saya mencatat apa yang telah dijelaskan dan ditulis dipapan tulis oleh
dosen selama perkuliahan berlangsung.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
Alasan:………...
7. Saya membuat bagan/sekema dan tabel-tabel di buku catatan untuk
mempermudah belajar saya.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
Alasan:……….
8. Saya memberi tanda bagian-bagian penting, seperti definisi,
rumusan-rumusan pada catatan saya dengan tulisan berwarna atau digaribawahi
sehingga memudahkan saya dalam belajar.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
Alasan:……….
9. Saya membuat ringkasan atau rangkuman agar memudahkan saya dalam
belajar.
a. Selalu c. Kadang-kadang
Alasan:……….
10.Saya mengerjakan soal-soal latihan.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
Alasan:……….
11.Saya mengerjakan soal-soal pengayaan.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
Alasan:……….
12.Saya mengungkapkan gagasan saya ketika dosen memberikan
kesempatan untuk berpendapat.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
Alasan:……….
13.Saya mengikuti dan mengerjakan evaluasi yang di berikan oleh dosen,
berupa kuis atau ujian.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
Alasan:……….
14.Saya meminjam dan membaca buku-buku di perpustakaan.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
15.Saya mengerjakan pekerjaan rumah (PR) yang di berikan dosen.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
Alasan:………...
16.Saya membandingkan penyelesaian soal oleh dosen dengan penyelesaian
soal yang saya lakukan.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
Alasan:……….
17.Saya mempelajari sendiri bahan-bahan lain di rumah.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
Alasan:……….
18.Saya belajar kelompok di luar jam kuliah.
a. Selalu c. Kadang- kadang
b. Sering d. Tidak pernah
Alasan:……….
F. Metode Penskoran
Penskoran dilakukan sebagai berikut:
1. Jawaban A, “Selalu” diberi skor 4 (empat)
2. Jawaban B, “Sering” diberi skor 3 (tiga)
4. Jawaban D, “Tidak pernah” diberi skor 1 (satu)
Jawaban “Selalu” berarti siswa tersebut terus menerus melakukan kegiatan
atau setiap kali mengalami hal tersebut. Jawaban “Sering” berarti siswa
tersebut kerap melakukan kegiatan atau mengalami hal tersebut, tetapi ada kalanya juga tidak. Jawaban “Kadang-kadang” berarti siswa tersebut hanya
beberapa kali mengalami kegiatan tersebut. Jawaban “Tidak pernah” berarti
siswa tersebut tidak melakukan kegiatan atau mengalami hal tersebut.
Oleh karena itu pilihan jawaban “Selalu” di beri skor 4 (empat), “Sering”
di beri skor 3 (tiga), “Kadang- kadang” di beri skor 2 (dua),“Tidak pernah” di
beri skor 1(satu). Sedangkan isian pada alasan digunakan untuk menyatakan
kenapa siswa melakukan hal tersebut.
G. Teknik Pengujian Instrumen
1. Uji validitas instrumen
Suatu alat ukur dapat dikatakan valid apabila suatu alat pengukur
tersebut dapat mengukur apa yang ingin diukur dengan tepat. Peneliti
menggunakan perhitungan rumus Korelasi Product Moment. Teknik
korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan
hipotesis hubungan dua variabel (Sugiyono, 2008: 228), dengan rumus
sebagai berikut :
�
= � � −2 − � 2 − 2
N = Total responden
X = Total dari setiap item 1
Y= Total dari setiap item 2
r = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
Nilai koefisien r diperhitungkan pada signifikansi 5%. Apabila
hasil perhitungan koefisien nilai r menunjukkan lebih besar atau sama
dengan taraf kesalahan 5%, maka item tersebut dinyatakan valid. Dengan
N sebanyak 30, taraf kesalahan 5% , maka r tabel sebesar 0,361.
Keputusan uji validitas apabila r hitung > r tabel, maka Ho ditolak, artinya
butir pertanyaan yang diuji valid dan apabila r hitung < r tabel, maka Ho diterima, artinya butir pertanyaan yang diuji tidak valid.
Tabel 3.2
Uji validitas variabel keaktifan belajar.
Butir
Pertanyaan Nilai r Hitung Nilai r Tabel Keterangan
11 0.628 0.361 valid
Dari 8 butir pertanyaan mengenai variabel keaktifan belajar
menunjukkan bahwa terdapat 15 butir pertanyaan yang valid sedangkan 3
pertanyaan dinyatakan tidak valid, sehingga 15 butir pertanyaan yang
valid dapat digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian.
2. Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau tidak dapat diandalkan. Apabila alat
pengukur digunakan dua kali pada suatu gejala yang sama dan
menghasilkan hasil yang sama atau konsisten, maka alat pengukur
tersebut dapat dikatakan reliabel. Cara mencari reabilitas untuk
keseluruhan item adalah dengan mengoreksi angka korelasi yang
diperoleh. Pengujian reabilitas instrumen dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus Alpha Cronbach:
r
tt= [
�(�−1)
��2
Keterangan :
rtt = reliabel instrumen yang dicari
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
= jumlah varians butir
= varians total
Untuk pedoman dalam menentukan keterhandalan variabel
penelitian, digunakan interpretasi nilai r sebagai berikut (Suharsimi
Arikunto, 1996: 167).
Tabel 3.3
Tingkat keterhandalan variabel penelitian
No Koefisien Alpha Tingkat Keterhandalan
1. 0,800-1,00 Sangat Tinggi
2. 0,600-0,799 Tinggi
3. 0,400-0,599 Cukup
4. 0,200-0,399 Rendah
5. <0,200 Sangat Rendah
2b
2Tabel 3.4
Uji reliabilitas variabel keaktifan belajar.
Variabel Nilai
memiliki distribusi normal sehingga dapat dipakai dalam statistik
inferensial. Uji normalitas ini menggunakan rumus Kolmogorov-Smirnov,
yaitu:
D = Maksimum [ F
0(x)
–
S
n(x)]
Keterangan:
D = Deviasi Maksimum
F0 = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan Sn = Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi
Selanjutnya agar diketahui apakah distribusi frekuensi data
masing-masing variable normal atau tidak dilakukan dengan ketentuan
sebagai berikut:
b) Jika probabilitas asymtot < 0,05 berarti sebaran data tidak normal
2. Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis, hubungan antara keaktifan belajar dengan
prestasi belajar. Digunakan teknik analisis korelasi product moment,
dengan rumus sebagai berikut (Sugiyono, 2008: 183):
�
= � 1 − 1
12 − 1 2 � 2 − 2
Keterangan:
rxy = Koefien korelasi X1 = Variable bebas
Y = Variabel terikat
N = Jumlah sampel
Nilai r bervariasi dari -1 sampai dengan +1 dengan melalui 0 (nol), dengan
ketentuan sebagai berikut:
a) Bila r = -1 atau mendekati -1 berarti ada korelasi negatif yang kuat
antara variable X1 dan Y
b) Bila r = 0 berarti tidak ada korelasi antara variable X1 dan Y
c) Bila r = +1 atau mendekati +1 berarti ada korelasi positif yang kuat
Pedoman untuk memberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi
(Sugiyono, 2008: 184):
Tabel 3.5
Tingkat Koefisien Korelasi
Koefisien Korelasi Keterangan
0,00 - 0,199 sangat rendah
0,20 - 0,399 rendah
0,40 - 0,599 sedang
0,60 - 0,799 kuat
0,80 - 0,100 sangat kuat
Untuk menguji hipotesis diterima atau ditolak maka diadakan uji
signifikan dengan taraf signifikansi 5% dengan rumus sebagai berikut:
�
=
r n−21− r2
Keterangan:
t = Harga t-test yang dicari
r = Koefisien korelasi
n = Jumlah sampel
36
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Universitas Sanata Dharma
1. Perguruan Tinggi Pendidikan Guru Sanata Dharma tahun 1955 - 1958
Ide untuk mendirikan Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) oleh
Prof. Moh. Yamin, S.H. (Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan
RI) pada tahun 1950-an disambut baik oleh para imam Katolik, terutama Ordo
Societas Jesus (Serikat Yesus yang lazim disingkat S.J.). Waktu itu Ordo ini
telah membuka kursus-kursus B1, antara lain B1 Mendidik (Yayasan De
Britto) di Yogyakarta yang dikelola oleh Pater H. Loeff, S.J. dan B1 Bahasa
Inggris (Yayasan Loyola) di Semarang yang dikelola oleh pater W.J. Van der
Meulen, S.J. dan Pater H. Bastiaanse, S.J. Dengan dukungan dari
Conggregatio de Propaganda Fide, selanjutnya Pater Kester yang waktu itu
menjabat sebagai Superior Misionaris Serikat Yesus menggabungkan
kursus-kursus ini menjadi sebuah perguruan tinggi dan lahirlah PTPG Sanata Dharma
pada tanggal 20 Oktober 1955 dan diresmikan oleh pemerintah pada tanggal
17 Desember 1955. Pada awalnya PTPG Sanata Dharma mempunyai 4
Jurusan, yaitu Bahasa Inggris, Sejarah, IPA, dan Ilmu Mendidik. Para
pembesar misi Serikat Yesus menunjuk Pater Prof. Nicolaus Driyarkara, S.J.
Dekan Nama "Sanata Dharma" diciptakan oleh Pater K. Looymans, S.J. yang
waktu itu menjadi pejabat Departemen Pendidikan, Pengajaran, dan
Kebudayaan di Kantor Wali Gereja Indonesia. "Sanata Dharma" sebenarnya
dibaca "Sanyata Dharma", yang berarti "kebaktian yang sebenarnya" atau
"pelayanan yang nyata". Kebaktian dan pelayanan itu ditujukan kepada tanah
air dan gereja (Pro Patria et Eclessia).
2. Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Sanata Dharma tahun 1958 – 1965
Untuk menyesuaikan diri dengan ketentuan pemerintah, dalam hal ini
Kementrian Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan tentang perubahan
PTPG menjadi FKIP, maka PTPG Sanata Dharma pada bulan November 1958
berubah menjadi Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) Sanata Dharma
dan merupakan bagian dari Universitas Katolik Indonesia cabang Yogyakarta.
Pada masa FKIP ini Sanata Dharma berhasil memperoleh status Disamakan
dengan negeri berdasarkan SK Menteri PTIP No.1 / 1961 pada tanggal 6 Mei
1961 jo No. 77 / 1962 tanggal 11 Juli 1962. Walaupun bagian dari Universitas
Katolik Indonesia, secara de facto FKIP Sanata Dharma berdiri sendiri.
3. IKIP Sanata Dharma tahun 1965 - 1993
Untuk mengatasi kerancuan antara menjadi bagian dari Universitas
Katolik Indonesia cabang Yogyakarta dengan kemandirian FKIP Sanata
Dharma sebagai sebuah institusi pendidikan, FKIP Santa Dharma berubah
menjadi IKIP Sanata Dharma berdasarkan SK Menteri PTIP No. 237 / B - Swt
Selain melaksanakan Program S1 (sebelumnya Sarjana Muda dan Sarjana),
IKIP Sanata Dharma juga dipercaya pemerintah untuk mengelola Program
Diploma I, II, dan III untuk jurusan Matematika, Fisika, Bahasa Indonesia,
Bahasa Inggris, IPS, dan PMP. Berbagai program Diploma ini ditutup pada
tahun 1990 dan selanjutnya dibika program Diploma II Pendidikan Guru
Sekolah Dasar (PGSD)
4. Universitas Sanata Dharma tahun 1993 sampai sekarang
Akhirnya untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan dan kebutuhan
masyarakat serta kemajuan zaman, tanggal 20 April 1993 sesuai dengan SK
Mendikbud No. 46 / D / O / 1993, IKIP Sanata Dharma dikembangkan
menjadi Universitas Sanata Dharma atau lebih dikenal dengan nama
UNIVERSITAS SANATA DHARMA. Dengan perkembangan ini
UNIVERSITAS SANATA DHARMA diharapkan tetap dapat memajukan
sistem pendidikan guru sekaligus berpartisipasi dalam memperluas wawasan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Setelah berkembang menjadi universitas,
Sanata Dharma terdorong untuk memperluas muatan program pendidikannya.
Di samping tetap mempertahankan pendidikan guru dengan tetap membuka
FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan), Sanata Dharma membuka
beberapa fakultas baru. Universitas Sanata Dharma sekarang memiliki 8
Fakultas dengan 25 Program Studi, 3 Program Pasca Sarjana, 1 Program
Profesi, dan 3 Program Kursus Bersertifikat. Sekarang ini banyak hal
berbagai aspek, baik sarana fisik (gedung, lab, perpustakaan, dan fasilitas fisik
lainnya), administrasi (sistem informasi, manajemen, biro / lembaga / pusat /
serta unit pendukung), peningkatan mutu akademik, penelitian, pengajaran,
serta pengabdian pada masyarakat
Nama-nama yang pernah menjabat Rektor Universitas Sanata Dharma:
1. Prof. Dr. N. Drijarkara,S.J. (1955-1967)
2. Drs. J. Drost, S.J. (1968-1976)
3. Prof. Dr. A.M. Kadarman, S.J. (1977-1984)
4. Drs. F.X. Danuwinata, S.J.
(1984-1988)
5. Drs. A. Tutoyo, M.Sc. (1988-1993)
6. Dr. M. Sastrapratedja, S.J. (1993-2001)
7. Dr. Paulus Suparno, S.J., MST (2001-2006)
8. Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J., M.Sc. (2006-sekarang)
B. Arti Logo Universitas Sanata Dharma
Arti dari logo Universitas Sanata Dharma:
1. Bingkai adalah teratai bersudut lima. Teratai adalah kemuliaan. Sudut lima
adalah Pancasila.
3. Buku yang terbuka melambangkan ilmu pengetahuan yang selalu
berkembang.
4. Teratai warna coklat melambangkan sikap dewasa yang matang.
5. "Ad Maiorem Dei Gloriam" berarti kemuliaan Allah yang lebih besar.
C. Visi Misi Universitas Sanata Dharma
1.Visi Universitas Sanata Dharma
Universitas Sanata Dharma didirikan oleh Ordo Serikat Yesus (S.J.)
provinsi Indonesia bersama para imam dan awam Katolik untuk berpartisipasi
dalam usaha melindungi dan meningkatkan martabat manusia melalui
perpaduan keunggulan akademik dan nilai-nilai kemanusiaan yang
diwujudkan dalam penggalian kebenaran secara objektif dan akademis dan
pengembangan kaum muda yang didasarkan pada nilai kebangsaan,
kemanusiaan, dan spiritualitas Ignatian, yaitu menjadi manusia bagi sesama
(human for and with others), perhatian pribadi (cura personalis), semangat
keunggulan (magis), dan semangat dialogis.
2. Misi Universitas Sanata Dharma
Universitas Sanata Dharma didirikan sebagai lembaga akademis yang
menekankan perpaduan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dan
nilai-nilai kemanusiaan, lembaga kritis masyarakat, lembaga yang menjunjung
tinggi kebebasan akademis, lembaga pendidikan humanis dan dialogis yang
secara terpadu, lembaga yang mendidik mahasiswa menjadi manusia yang
utuh, kritis, dewasa, dan memiliki kepekaan sosial, lembaga yang memberikan
pelayanan masyarakat, dan lembaga yang mempersiapkan tenaga
kependidikan secara profesional.
D. Tujuan Pendidikan Universitas Sanata Dharma
Pendidikan di Universitas Sanata Dharma bertujuan membantu
mencerdaskan putra-putri bangsa dengan memadukan keunggulan akademik dan
nilai-nilai humanistik yang berlandaskan nilai-nilai – nlai Kristiani yang
universal dan cita-cita kemanusiaan sebagaimana terkandung dalam Pancasila,
sehingga memiliki kemampuan akademik sesuai dengan bidang studinya dan
integritas kepribadian yang tinggi.
E. Fasilitas Universitas Sanata Dharma
1. Perpustakaan
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma terdiri dari dua unit
perpustakaan yaitu Perpustakaan Kampus Mrican dan Perpustakaan Kampus
Paingan yang dikelola secara sentralisasi. Perpustakaan kampus Mrican
merupakan perpustakaan Pusat, yang terdiri dari 4 lantai, sedangkan
Perpustakaan Kampus Paingan merupakan perpustakaan cabang, yang terdiri
dari 2 lantai dan berkonsentrai pada pelayanan pengguna bagi sivitas
Perpustakaan Mrican dan Paingan dihubungkan dengan jaringan komputer
untuk dapat melayani penggunanya secara online. Sistem layanan yang
digunakan adalah Sistem Terbuka, dimana pengguna dapat memilih dan
mencari sendiri koleksi yang diinginkan.
a. Ruang Baca
Ruang baca yang nyaman dengan pemandangan yang luas.
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma terdiri dari dua unit perpustakaan
yaitu Perpustakaan Kampus Mrican dan Perpustakaan Kampus Paingan
yang dikelola secara sentralisasi. Perpustakaan kampus Mrican merupakan
perpustakaan Pusat, yang terdiri dari 4 lantai, sedangkan Perpustakaan
Kampus Paingan merupakan perpustakaan cabang, yang terdiri dari 2 lantai
dan berkonsentrai pada pelayanan pengguna bagi sivitas akademika
Universitas Sanata Dharma yang berada di Kampus Paingan.
b. Workstation
Perpustakaan Mrican dan Paingan dihubungkan dengan jaringan
komputer untuk dapat melayani penggunanya secara online. Sistem
layanan yang digunakan adalah Sistem Terbuka, dimana pengguna dapat
memilih dan mencari sendiri koleksi yang diinginkan. Selain itu terdapat
ruang khusus bagi mahasiswa bila ingin mengakses internet secara gratis,
sekaligus tempat foto copy maupun print melalui mesin foto copy yang
2. Apotek dan Poliklinik
Apotek dibuka juga untuk umum, dan Poliklinik berada jadi satu dengan
apotek. Ada dokter jaga yang siap melayani kebutuhan kesehatan civitas
akademika.
3. Kapel
Berlokasi di Mrican, kapel kampus juga digunakan untuk misa
mingguan.
4. Laboratorium Komputer Dasar dan Laboratorium Multimedia
Disediakan laboratorium komputer dasar untuk digunakan oleh
mahasiswa.
5. Hotspot
Untuk memenuhi kebutuhan internet di setiap area kampus, maka
ditempatkan hotspot di banyak tempat strategis.
6. Laboratorium Micro Teaching
Digunakan mahsiswa FKIP sebagai sarana melatih dan berlatih
mengajar teman sendiri.
7. Lapangan Olahraga
Fasilitas lain yang dimiliki Universitas Sanata Dharma adalah tempat
untuk berolahraga, antara lain sebagai berikut:
b. Lapangan sepak bola
c. Lapangan badminton
8. Gedung Teater
Gedung teater digunakan untuk berlatih dan pentas seni teater.
F. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, yang sekarang ini merupakan
salah satu fakultas dari Universitas Sanata Dharma, yang dulu pernah populer
dengan sebutan IKIP Sanata Dharma, mulanya adalah sebuah Perguruan Tinggi
Pendidikan Guru (PTPG) yang berdiri pada tanggal 17 Desember 1955. Mulai
bulan November tahun 1958, pemerintah mengubah nama PTPG menjadi FKIP.
Berkaitan dengan itu, nama PTPG Sanata Dharma berganti menjadi FKIP Sanata
Dharma yang merupakan bagian dari Universitas Katolik Indonesia. Kemudian
mulai 1 September 1965, Presiden Soekarno membentuk IKIP yang merupakan
gabungan dari FKIP dan IPG. Sehingga berdasarkan SK No.237/B-SWTU/1965,
FKIP Sanata Dharma berganti nama menjadi IKIP Sanata Dharma.
Akhirnya, seiring dengan tuntutan perkembangan zaman, melalui SK
Mendikbud No.46/D/O/1993, IKIP Sanata Dharma menjadi sebuah universitas,
Universitas Sanata Dharma (UNIVERSITAS SANATA DHARMA). Dengan
demikian, IKIP yang dulu merupakan lembaga yang berdiri sendiri, sekarang
tahun 1998, Fakultas Ilmu Pendidikan Agama Katolik (FIPA) menggabung
dengan FKIP menjadi Prodi IPPAK, Jurusan Ilmu Pendidikan.
FKIP UNIVERSITAS SANATA DHARMA mempunyai 4 jurusan dengan
11 program studi untuk gelar S1, 1 program studi nongelar.
1. Jurusan Ilmu Pendidikan (JIP)
a. Program Studi Bimbingan dan Konseling (BK)
b. Program Studi Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik
(IPPAK)
c. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
2. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni (JPBS)
a. Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI)
b. Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah
(PBSID)
3. Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (JPIPS)
a. Program Studi Pendidikan Akuntansi (PAK)
b. Program Studi Pendidikan Ekonomi (PE)
c. Pendidikan Sejarah (PSej)
4. Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (JPMIPA)
a. Program Studi Pendidikan Fisika (PFis)
b. Program Studi Pendidikan Matematika (PMat)
Secara umum FKIP UNIVERSITAS SANATA DHARMA bertujuan
untuk menyiapkan tenaga kependidikan yang profesional, humanistik, memiliki
semangat dialogis, dan menghargai serta mengembangkan kebebasan dan
kejujuran akademik dalam proses pendidikan. Untuk mencapai tujuan tersebut
FKIP UNIVERSITAS SANATA DHARMA didukung oleh tenaga-tenaga
pendidikan yang telah berpengalaman serta fasilitas-fasilitas yang sangat
memadai.
G. Lokasi Kampus Universitas Sanata Dharma
1.Kampus I
FKIP, F. Sastra, F. Ekonomi
Mrican, Tromol Pos 29, Yogyakarta 55002.
Telp (0274) 513301, 515352, Fax. (0274) 562383
2. Kampus II
Gedung Pusat, Pasca Sarjana, Perpustakaan
Mrican, Tromol Pos 29, Yogyakarta 55002.
Telp (0274) 513301, 515352, Fax. (0274) 562383
3.Kampus III
Sains dan Teknologi, F. Psikologi, F. Farmasi
Paingan, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta.
4.Kampus IV
Teologi
Kentungan, Jl. Kaliurang Km 7, Tromol Pos 1194 Yogyakarta.
Telp. (0274) 880957
5.Kampus V
Pendidikan Agama Katolik
Jl. Ahmad Jazuli No. 2, Yogyakarta.
48
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Sebelum data dianalisis langkah pertama akan disajikan deskripsi data tentang
variabel keaktifan belajar dan prestasi belajar, data ini didasarkan dari jawaban
responden berjumlah 74 responden.
A. Deskripsi Data
Data hasil penelitian yang meliputi dua variabel yaitu; Keaktifan belajar
mahasiswa (X) dan prestasi belajar mahasiswa (Y). Dari jumlah 74 responden
semuanya mengisi secara lengkap setiap kuesioner yang dibagikan sehingga
dapat menjadi data pada penelitian ini.
Data yang diperoleh dari hasil penelitian merupakan data mentah karena
belum disusun dengan cara apapun, sehinga proses olah data belum dapat
dilakukan. Oleh karena itu, data mentah perlu disajikan dalam bentuk tabel yang
berisi data yang telah digolong-golongkan ke dalam kelas-kelas menurut urutan
tingkatannya beserta jumlah individu yang termasuk dalam masing-masing kelas,
yang disebut tabel distribusi frekuensi. Pembuatan tabel distribusi frekuensi
menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II. (Masidjo, 1995 : 157).
1. Keaktifan Belajar
Data variabel keaktifan belajar mahasiswa didapat dari kuesioner yang
Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II digunakan untuk menentukan
kecendrungan variable.
Skor tertinggi yang mungkin dicapai : 4 x 15 = 60
Skor terendah yangt mungkin dicapai: 1 x 15 = 15
Skor :
81% x 60 = 48,6 (dibulatkan menjadi 49)
66% x 60 = 39.6 (dibulatkan menjadi 40)
56% x 60 = 33.6 (dibulatkan menjadi 34)
46% x 60 = 27.6 (dibulatkan menjadi 28)
< 28
Dari perhitungan tersebut, dapat disimpulkan kategori kecendrungan
variabel sebagai berikut :
Table 5.1
Rentang Nilai Keaktifan Belajar Mahasiswa
NO Interval Kategori
1 49 – 60 Sangat tinggi
2 40 – 48 Tinggi
3 34 – 39 Cukup
4 28 – 33 Rendah
Berdasarkan hasil penelitian pada variabel keaktifan belajar
mahasiswa dengan skor tertinggi yang dicapai adalah 60 dan skor terendah
adalah 15 disajikan dalam tabel distribusi berikut ini.
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Keaktifan Belajar Mahasiswa
No Interval Kategori Frekuensi Frekuensi relatif
akuntansi angkatan tahun 2012 yang mempunyai keaktifan belajar kategori
sangat tinggi yaitu 4,1 %, tingkat keaktifan belajar kategori tinggi yaitu 45,9
%, tingkat keaktifan belajar yang kategori sedang 32,4 %, tingkat keaktifan
belajar yang kategori rendah 16,2 %, dan tingkat keaktifan belajar yang
ketegori sangat rendah yaitu 1,4 %. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa keaktifan belajar mahasiswa pendidikan akuntansi angkatan tahun
2. Prestasi Belajar
Data prestasi belajar didapat melalui dokumentasi dari Program Studi
Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma, yaitu nilai dari
matakuliah akuntansi keuangan dasar 1, mahasiswa angkatan tahun 2012,
tahun ajaran 2012/2013 semester gasal. Nilai maksimum prestasi belajar
adalah 4 (A) dan nilai minimum adalah 0 (E)
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Mahasiswa