• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 192009001 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 192009001 Full text"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

DESAIN PEMBELAJARAN IPA TERPADU PADA SISWA SMP DENGAN TOPIK

PEMANASAN GLOBAL

Oleh,

Martha Febryana

NIM: 192009001

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika

guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)

MOTTO

Small is then gate and narrow the road the leads to life, and only a few find it -Matthew 7:14

Melawan keterbatasan walau sedikit kemungkinan, tak akan menyerah untuk hadapi bersama KITA habiskan waktu. Senang bisa mengenal KITA, rasanya semua begitu sempurna dan sayang untuk mengakhirinya Sahabat Kecil

Orang yang bahagia bukanlah mereka yang selalu mendapatkan keinginannya melainkan mereka yang tetap bangkit ketika jatuh entah bagaimana dalam perjalanan kehidupan Khalil Gibran

For god so loved the world that he gave his one and only son, that whoever believes in him shall not perish but have eternal life -John 3:16

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini sebagai persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

Melalui proses perjuangan yang panjang, akhirnya penulis mampu menyelesaikan tugas akhir yang jauh dari kata sempurna ini. Semua yang penulis lakukan dari awal hingga akhir penelitian tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang penulis hormati, kasihi, dan sayangi. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orang tua tercinta bapak dan ibu Budi Wardoyo, serta adek tersayang Yohana Septyani yang selalu memberi dukungan, semangat, dan doa.

2. Mbah Tabita Lusilah yang senantiasa selalu mendoakan hingga sekarang di surga. 3. Ibu Dra. Marmi Sudarmi, M.Si. selaku pembimbing utama dan bapak Prof. Dr. Ferdy

Semuel Rondonuwu, S.Pd., M.Sc., Ph.D selaku pembimbing pendamping yang penulis hormati. Terima kasih sudah bersedia menyediakan waktu dan tenaga untuk membimbing, mengarahkan, menasehati, dan memotivasi penulis dengan penuh kesabaran dalam penyusunan skripsi ini. Segala kritik dan saran yang bapak dan ibu berikan sangat membangun dan menginspirasi penulis.

4. Sekolah SMP Stella Matutina Salatiga dan bapak Hery selaku guru bidang studi IPA yang penulis hormati yang sudah bersedia memberikan kesempatan dan waktu kepada penulis untuk mengambil sampel untuk penelitian.

5. Siswa kelas VII C SMP Stella Matutina Salatiga yang sudah bersedia menjadi sampel, terimakasih atas bantuan dan kerjasamanya selama penelitian.

6. Segenap Dosen Pengajar Pogram Studi Pendidikan Fisika (Ibu Made Rai Suci Shanti, Ibu Diane Noviandini, Bapak Adita Sutrisno, Bapak Andreas Setiawan, Bapak Suryasatriya Trihandaru, Bapak Wahyu Hari Kristianto, Bapak Nur Aji Wibowo, Ibu Debora Natalia Sudjito, Bapak Liek Wilardjo, Bapak Alvama Pattiserlihun) terima kasih atas semua bekal ilmu pengetahuan yang diberikan selama perkuliahan yang sangat berguna bagi penulis. 7. Laboran Fisika dan Pendidikan Fisika FSM UKSW (Mas Tri, Pak Tafip dan Mas Sigit),

terima kasih untuk bantuan dan dukungan yang diberikan selama ini. Maaf apabila banyak merepotkan.

(7)

9. Sahabat penulis yang selalu menolong dan mendukung penulis, Magda, Angell, Sendi, Ihsan, Tabita, Lilis, Yanti, dan yang lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih untuk segala bantuan dan semangatnya, kalian sahabat terbaik yang selalu ada disampingku.

10. Teman-teman seangkatan serta kakak dan adik angkatan Pendidikan Fisika dan Fisika yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas kebersamaan dan kerja samanya selama ini.

11. Seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu namanya yang turut dan terlibat dalam penyusunan tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun penulis harapkan dari pembaca untuk hasil yang lebih baik lagi di masa yang akan datang. Apabila ada kata-kata yang kurang berkenan, penulis minta maaf. Semoga dokumentasi ini tidak hanya sebagai pengisi ruang di Perpustakaan dan Laboratorium Skripsi Gedung C tapi dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan dan menjadi berkat untuk semua.

Salatiga, 5 Januari 2015

(8)

DESAIN PEMBELAJARAN IPA TERPADU PADA SISWA SMP DENGAN

TOPIK PEMANASAN GLOBAL

Martha Febryana, Marmi Sudarmi, Ferdy Semuel Rondonuwu

Program studi Pendidikan Fisika

Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana Jln. Diponegoro 52 60 Telp.(0298)7100396 Salatiga 50711 Salatiga Jawa Tengah

Email : martha_febryana@yahoo.com

ABSTRAK

Dengan kurikulum yang berlaku saat ini, dalam KTSP pada jenjang SMP/MTs menuntut pembelajaran IPA (Fisika, Biologi dan, kimia) secara terintegrasi yang dikenal dengan nama IPA Terpadu. Namun penerapan pembelajaran IPA terpadu di SMP saat ini masih mengalami beberapa kendala seperti guru guru IPA di SMP yang masih berlatar belakang pendidikan berbeda-beda yaitu Fisika, Biologi dan Kimia, sehingga masih banyak guru yang merasa kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran terpadu. Karena itu penelitian ini dibuat untuk melengkapi desain pembelajaran IPA terpadu yang telah ada, yang bertujuan untuk memberi contoh bagi para guru dalam pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang detail agar mempermudah dalam melaksanakan pembelajaran khususnya pada materi pemanasan global. Jenis penelitian yang dikembangkan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Hasil penelitian menunjukkan bahwa desain pembelajaran IPA terpadu dengan materi pemanasan global ini dapat membantu guru dalam memberikan pembelajaran yang lebih baik, serta dapat membantu siswa untuk memahami materi IPA secara menyeluruh. Desain pembelajaran IPA terpadu dengan materi pemanasan global ini dapat meningkatkan keterampilan kerja ilmiah siswa dan hasil belajar siswa secara efektif. Hal tersebut dapat dilihat dari pencapaian hasil belajar siswa yaitu sebanyak 94% siswa dapat memperoleh nilai tes 70. Dengan pembelajaran yang menyenangkan dan kreatif mampu menciptakan pembaharuan pendidikan ke arah yang lebih baik, meski hanya pembaharuan tingkat kelas atau sekolah.

Kata kunci:Desain Pembelajaran, IPA Terpadu, Pemanasan Global

I. PENDAHULUAN

(9)

yang dikenal dengan nama IPA Terpadu. Telah dinyatakan secara tegas dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 bahwa substansi mata pelajaran IPA pada SMP/MTs merupakan IPA terpadu. Pembelajaran IPA terpadu menuntut guru IPA yang professional, mampu menguasai materi IPA secara terpadu (fisika, biologi dan kimia), mampu mengemas dan mengembangkan materi dengan menggunakan sarana dan prasarana yang memadai karena IPA Terpadu merupakan IPA yang disajikan sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Untuk jenjang SMP/MTs standar isi pada kurikulum memuat pernyataan bahwa kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi dasar dan membudayakan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis. Pembelajaran IPA berorientasi pada kemampuan aplikatif, pengembangan kemampuan berpikir, kemampuan belajar, rasa ingin tahu, dan pengembangan sikap peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sosial dan alam. Pendidikan sains diarahkan untuk mencari tahu dan melakukan sesuatu sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Oleh karena itu, pendekatan yang diterapkan dalam menyajikan pembelajaran sains adalah memadukan antara pengalaman proses sains dan pemahaman produk sains dalam bentuk pengalaman langsung.Dengan demikian siswa terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari dan guru didalam pembelajaran terpadu sebagai moderator dan fasilitator.

Namun penerapan pembelajaran IPA terpadu di SMP saat ini masih mengalami beberapa kendala seperti guru guru IPA SMP yang masih berlatar belakang pendidikan berbeda-beda yaitu Fisika, Biologi dan Kimia. Sehingga masih banyak guru yang merasa kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran terpadu. Banyak guru yang belum dapat mengaitkan dan memadukan materi ajar antar mata pelajaran yang diharapkan pemisahan antar mata pelajaran tersebut menjadi tidak begitu jelas. Karena guru yang selama ini telah terbiasa mengajar satu mata pelajaran tertentu diharuskan bisa menguasai berbagai macam mata pelajaran. Oleh sebab itu dalam pembuatan RPP juga akan mengalami kendala, sehingga menjadi pertanyaan seperti apakah RPP yang sejalan dengan prinsip-prinsip pembelajaran yang dikehendaki oleh Kurikulum 2013. Karena itu penelitian ini dibuat untuk melengkapi desain pembelajaran terpadu yang telah ada, yang bertujuan untuk memberi contoh bagi para guru dalam pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang detail agar mempermudah dalam melaksanakan pembelajaran khususnya pada topik pemanasan global. Penelitian ini mengaitkan antara materi yang dapat dijadikan pembelajaran IPA secara terpadu serta berkarakter untuk menjelaskan fenomena alam yang utuh kepada siswa yaitu fenomena pemanasan global. Materi yang berkaitan dengan fenomena pemanasan global masih terpisah sehingga peneliti tertarik untuk mengambil tema pemanasan global sebagai materi terpadu di bidang fisika, biologi, dan kimia. Sedangkan manfaat bagi siswa adalah menumbuhkan sikap rasa ingin tahu yang tinggi, kerja sama antar siswa dalam belajar dan minat belajar untuk berfikir kreatif.

II. LANDASAN TEORI

2.1. Pembelajaran Terpadu

(10)

kesan tentang hal hal yang dipelajarinya. Dengan demikian siswa terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari. Keterpaduan dalam pembelajaran IPA dimaksudkan agar pembelajaran IPA lebih bermakna, efektif, dan efisien.

2.2. Penelitian tindakan kelas (PTK)

Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pengamatan yang menerapkan tindakan didalam kelas dengan menggunakan aturan sesuai dengan metodologi penelitian yang dilakukan dalam beberapa periode atau siklus. Penelitian Tindakan Kelas memiliki peranan yang sangat penting untuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan benar. Menurut Kurt Lewin, penelitian tindakan adalah suatu rangkaian langkah yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Dan menurut Bahri, Penelitian Tindakan Kelas merupakan sebuah kegiatan yang dilaksanakan untuk mengamati kejadian-kejadian dalam kelas untuk memperbaiki praktek dalam pembelajaran agar lebih berkualitas dalam proses sehingga hasil belajarpun menjadi lebih baik.

2.3. Pemanasan Global

Pemanasan global merupakan kejadian yang di akibatkan oleh: 1. Meningkatnya temperatur rata rata pada lapisan atmosfer 2. Meningkatnya temperatur pada air laut

3. Meningkatnya temperatur pada daratan

Dampak pemanasan global:

1. Gunung gunung es akan mencair 2. Daratan akan mengecil

3. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrim 4. Terjadinya badai topan menjadi lebih besar

5. Beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari sebelumnya

Efek rumah kaca, pertama kali di temukan oleh Joseph Fourier pada tahun 1824, merupakan sebuah proses dimana atmosfer memanaskan sebuah planet seperti bumi. Efek rumah kaca dapat dibedakan menjadi 2 hal yaitu:

1. Efek rumah kaca alami terjadi secara alami di bumi

2. Efek rumah kaca meningkat yang terjadi akibat aktivitas manusia

Efek rumah kaca disebabkan naiknya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer, ada 6 senyawa gas rumah kaca yang disepakati dalam Protokol kyoto:

(11)

III. METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah PTK dengan sampel siswa SMP kelas VII yang berjumlah 30 siswa. Adapun berbagai alat pengumpul data antara lain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), soal diskusi kelompok, soal evaluasi, penilaian afektif siswa dan kuesioner. Pengumpulan data berupa isian lembar penilaian afektif siswa, jawaban hasil diskusi kelompok, jawaban post test siswa, dan hasil isian lembar kuesioner siswa. Tahapan penelitian meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap refleksi.

Tahap perencanaan antara lain membuat RPP, power point, soal diskusi kelompok, soal tes akhir, kunci jawaban untuk semua soal, lembar observasi afektif, dan kuesioner.

Tahap pelaksanaan antara lain melaksanakan pembelajaran sesuai RPP. Saat kegiatan diskusi kelompok, guru mengisi lembar penilaian sikap siswa dengan dibantu dua orang observer. Pada akhir kegiatan pembelajaran, guru memberikan tes akhir yang dikerjakan secara individu untuk mengetahui seberapa dalam pemahaman materi dan memberikan kuesioner untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Tahap refleksi antara lain hasil penilaian sikap, hasil tes evaluasi, dan hasil kuesioner yang akan menjadi patokan tingkat keberhasilan penelitian. Untuk hasil penilaian tes (kognitif) prosentase keberhasilan tes akhir dihitung dengan cara (jumlah siswa dengan nilai diatas 70/jumlah seluruh siswa)x100%. Jika tidak mencapai 70% maka penelitian ini harus diulang sampai target terpenuhi, namun jika 70% siswa sudah memenuhi standar nilai minimal 70 maka pembelajaran dinyatakan berhasil dan penelitian dihentikan. Untuk hasil penilaian sikap kerja sama (afektif), analisa data afektif siswa berupa daftar cek untuk mengamati sikap siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Untuk prosentase keaktifan individu dihitung dengan cara (jumlah nilai sikap siswa/jumlah nilai penuh)x100%, dari prosentase individu kemudian dirata-rata untuk memperoleh prosentase keaktifan kelas. Jika rata-rata keaktifan kelas minimal 70% siswa dalam melakukan aspek afektif maka penelitian ini dihentikan, namun jika belum mencapai 70% maka penelitian harus diulang sampai target terpenuhi. Dan untuk hasil kuisioner, jika 70% siswa menjawab dengan respon positif maka pembelajaran dinyatakan berhasil. Jika kriteria keberhasilan penelitian ini belum tercapai, maka penelitian akan diulang sampai kriteria yang ditentukan berhasil.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan penelitian pada tanggal 5 September 2014 dengan sampel siswa kelas VII C SMP Stella Matutina Salatiga sebanyak 30 siswa. Berikut hasil dan analisa selama dilakukan penelitian dengan menggunakan desain pembelajaran IPA terpadu dengan materi pemanasan global.

A. Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan pembelajaran dimulai dengan guru membuka pelajaran dengan doa, kemudian guru menjelaskan bahwa akan belajar tentang pemanasan global.

(12)

Pada kegiatan pertama guru mengajak siswa mengamati sebuah poster dan bertanya pernahkah kalian melihat poster seperti ini yang bertuliskan stop global warming? , semua siswa menjawab (pernah). Lalu guru bertanya kembali mengapa banyak poster dan spanduk himbauan tentang pemanasan global, apakah pemanasan global itu merugikan? semua siswa menjawab(iya karena membuat bumi panas).Kemudian guru memunculkan masalah apa yang dimaksud dengan pemanasan global . Banyak siswa yang antusias memberikan pendapatnya masing - masing. Untuk menjelaskan definisi pemanasan global yang lebih tepat, guru menunjukkan kejadian kejadian yang di sebabkan oleh pemanasan global dan menggiring siswa dengan pertanyaan untuk mengamati dan menjelaskan kejadian apa saja yang terlihat pada gambar. Jadi bertanya jawab membuat siswa menjadi lebih aktif untuk mengemukakan pendapat sesuai pengetahuannya.

Selanjutnya pada kegiatan kedua dan ketiga guru membagi siswa dalam kelompok untuk belajar berdiskusi bersama. Semua siswa bersemangat untuk melaksanakan kegiatan diskusi kelompok. Semua anggota kelompok saling bekerja sama dalam berdiskusi dan saling menjelaskan kepada anggota lain yang tidak mengerti. Maka penting untuk mengatur diskusi dalam bentuk kelompok agar setiap siswa dapat saling membantu dan melengkapi kekurangan anggota yang lain. Pada akhir pembelajaran diskusi, guru mengajak semua kelompok untuk menemukan kesimpulan dengan pertanyaan menggiring menarik kesimpulan yang diberikan oleh guru. Berikut adalah data hasil penilaian afektif siswa:

Tabel 1. Hasil Penilaian Afektif

(13)

Ket :dapat dikatakan bisa bekerja sama jika prosentase keaktifan individu minimal 70%.

Berikut adalah analisa aktivitas siswa: Kelompok 1 :

Pada tabel 1 dapat dilihat untuk aspek rasa ingin tahu dengan kategori tinggi hanya dimiliki oleh satu anggota saja yaitu siswa A4, siswa tersebut selalu bertanya baik

B3      73

85

B4      93

B5      73

B6      87

3 C1      100

95

C2      100

C3      93

C4      87

C5      87

C6      100

4 D1      100

88

D2      73

D3      80

D4      100

D5      100

D6      73

5 E1      93

80

E2      100

E3      67

E4      67

E5      67

(14)

kepada guru maupun kepada teman teman kelompoknya saat kurang paham. Dan untuk kategori cukup di tunjukkan pada beberapa siswa seperti siswa A1, A2, dan A3, sedangkan pada siswa A5 dan A6 sikap rasa ingin tahunya rendah. Kedua siswa tersebut tidak sungguh - sungguh saat mengikuti diskusi kelompok dan tidak mau bertanya kepada teman temannya ketika kurang paham. Namun untuk aspek ketelitian, percaya diri, dan tanggung jawab yang tinggi di tunjukkan oleh sebagian besar anggota kelompok seperti siswa A1, A2, A3, dan A4, untuk siswa A5 dan A6 hanya pada kategori cukup. Sedangkan untuk aspek komunikatif yang paling tinggi di tunjukkan oleh siswa A4 saja, siswa tersebut selalu menjelaskan kepada teman temannya jika ada yang tidak mengerti. Dan untuk kelima anggota lainnya siswa A2, A3, A4, A5, dan A6 berada pada kategori cukup.

Kelompok 2:

Pada tabel 1 dapat dilihat untuk aspek rasa ingin tahu dengan kategori tinggi di tunjukkan oleh sebagian besar anggota kelompok seperti siswa B1, B2, B4, dan B6, sedangkan siswa B3 dan B5 berada pada kategori cukup. Lalu pada aspek ketelitian juga sebagian besar anggota kelompok menunjukkan kategori tinggi antara lain siswa B1, B2, B3, B4, B6, dan satu siswa B5 yang berada pada kategori cukup. Untuk aspek percaya diri semua anggota kelompok berada pada kategori cukup. Sedangkan pada aspek tanggung jawab dengan kategori tinggi di tunjukkan oleh siswa B2, B4, B5, B6, untuk kategori cukup hanya dua siswa yaitu B1 dan B3. Pada aspek komunikatif hanya satu siswa yang berada pada kategori rendah yaitu siswa B2, hal tersebut di karenakan siswa yang masih ragu dalam mengeluarkan pendapatnya.

Kelompok 3:

Pada tabel 1 dapat dilihat dari aspek rasa ingin tahu dan tanggung jawab yang tinggi di tunjukkan oleh semua anggota kelompok, semua anggota sangat antusias melaksanakan diskusi kelompok. Untuk aspek ketelitian sebagian siswa sebagian anggota kelompok sudah baik seperti siswa C1, C2, dan C6 sedangkan sebagian lagi berada dalam kategori cukup yaitu siswa C3, C4, dan C5. Kemudian pada aspek percaya diri yang tinggi dimiliki oleh sebagian besar anggota kelompok, hanya satu siswa C4 yang berada pada kategori cukup. Dan untuk aspek komunikatif juga sebagian besar anggota kelompok sudah baik. Semua anggota kelompok ini merasa tidak ada kesulitan yang berarti dalam mengerjakan maupun dalam berinteraksi dengan sesama teman dalam kelompok. Hal ini dikarenakan setiap anggota menyadari bahwa sangat penting untuk mendapatkan jawaban yang benar.

Kelompok 4:

(15)

siswa tersebut terlihat antusias mendengarkan guru atau temannya saat menjelaskan. Pada aspek komunikatif juga sebagian besar anggota kelompok terlihat kompak dan saling bertukar pendapat dengan teman- temannya dalam berdiskusi. Saat ada anggota kelompok yang tidak mengerti selalu aktif bertanya kepada guru maupun kepada anggota lainnya.

Kelompok 5:

Pada tabel 1 dapat dilihat dari aspek rasa ingin tahu setiap anggota kelompok sangat beragam ada yang mempunyai rasa ingin tahu tinggi seperti siswa E1 dan E2, rasa ingin tahu yang cukup di tunjukkan oleh siswa E2, E3, dan E6, sedangkan rasa ingin tahu yang rendah di tunjukkan oleh satu siswa E5. Hanya beberapa siswa yang sungguh sungguh termotivasi untuk mengerjakan karena merasa lebih senang kerja individu daripada kelompok. Dan untuk aspek ketelitian yang tinggi ditunjukkan oleh sebagian anggota kelompok yaitu siswa E1, E2, E6, sedangkan siswa E3, E4, dan E5 berada pada kategori cukup. Namun untuk aspek percaya diri yang tinggi hanya di tunjukkan oleh siswa E1 dan E2, sedangkan yang lainnya cukup. Lalu untuk aspek tanggung jawab kategori tinggi sudah di tunjukkan oleh sebagian besar anggota kelompok yaitu E1, E2, E5, E6, untuk siswa E3 dan E4 berada dalam kategori cukup. Dan aspek komunikatif yang tinggi hanya di tunjukkan siswa E2 dan E6, siswa tersebut merasa kesulitan untuk menjelaskan kepada teman temannya. Hal itu membuat siswa yang belum paham enggan untuk bertanya.

Untuk mengetahui efektivitas keaktifan kelompok dikategorikan sebagai berikut:

Tabel 2. Kategori keaktifan kelompok

Dari tabel 2 di atas dapat dilihat bahwa dari masing - masing kelompok memiliki keaktifan yang cukup, tinggi dan sangat tinggi. Dari kelima kelompok tidak ada yang keaktifannya rendah atau sangat rendah. Dengan prosentase keaktifan kelas sebesar 85 % menunjukkan kegiatan pembelajaran mendapat respon yang baik karena membuat siswa saling bekerja sama dan

meningkatkan minat belajar siswa. Ini menunjukkan bahwa pembelajaran ipa terpadu dengan topik pemanasan global berhasil membuat siswa menjadi aktif.

C. Kegiatan Akhir

Setelah kegiatan pembelajaran materi pemanasan global selesai, siswa mengerjakan soal - soal evaluasi (post test) tertulis secara individu untuk mengukur

(16)

pemahaman masing masing siswa terhadap materi yang dipelajari dan juga pemberian lembar kuisioner. Berikut adalah hasil dan pembahasan evaluasi.

Tabel 3. Hasil Penilaian Evaluasi

No Nama

Siswa Nilai No

Nama

Siswa Nilai

1 A1 90 17 C5 85

2 A2 75 18 C6 85

3 A3 80 19 D1 95

4 A4 95 20 D2 75

5 A5 75 21 D3 80

6 A6 65 22 D4 90

7 B1 85 23 D5 95

8 B2 80 24 D6 75

9 B3 85 25 E1 80

10 B4 85 26 E2 70

11 B5 80 27 E3 70

12 B6 90 28 E4 75

13 C1 95 29 E5 75

14 C2 85 30 E6 75

15 C3 90 Nilai Rata

-Rata 82,5

16 C4 85

Batas Ketuntasan Minimal = 70% siswa mendapat nilai diatas 70

Dilihat dari Tabel 3 bahwa prosentase keberhasilan siswa dalam memahami materi sebesar 94%. Hal ini menunjukkan kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa telah berhasil membuat siswa memahami materi cukup baik. Karakter mandiri juga muncul dengan siswa dapat mengerjakan tugas individu secara mandiri untuk mengukur tingkat kepahaman siswa terhadap materi yang disampaikan.

(17)

Dilakukan pengumpulan data dengan memberikan lembar kuesioner kepada 30 sampel siswa untuk mengetahui penilaian terhadap desain pembelajaran yang digunakan. Sebagian besar siswa memberikan tanggapan positif terhadap pembelajaran IPA terpadu dengan materi pemanasan global. Siswa tertarik karena merupakan materi baru yang mereka pelajari, mereka bisa mengenal alam sekitar melalui pembelajaran tersebut sehingga terasa menyenangkan dan menambah wawasan lebih luas. Bagi siswa tidak ada kesulitan yang di rasakan saat mengikuti proses belajar karena pembelajaran dilakukan dengan berdiskusi kelompok dimana dapat lebih meningkatkan kerja sama. Hal ini menunjukkan bahwa 30 siswa mendapat pengalaman belajar baru. Sebagai guru kita harus kreatif untuk penunjang proses belajar mengajar dengan tujuan memudahkan siswa memahami materi yang kita sampaikan.

V. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa desain pembelajaran IPA terpadu pada materi pemanasan global dapat di terapkan dengan baik dan berhasil memberikan pengaruh terhadap pengembangan sikap (afektif) siswa seperti diantaranya rasa ingin tahu, ketelitian, percaya diri, tanggung jawab, dan komunikatif yang dapat dilihat pada tabel penilaian afektif dengan prosentase keaktifan kelas sebesar 85 %. Dapat dilihat juga pada jawaban kuisioner bahwa siswa merasa senang dan tertarik karena merupakan materi baru yang mereka pelajari, siswa dapat mengenal alam sekitar dan menambah pengetahuan lebih luas. Sehingga memberikan pengaruh terhadap pencapaian hasil belajar siswa (kognitif) yaitu sebanyak 94% siswa dapat memperoleh nilai tes 70. Desain pembelajaran IPA terpadu dengan materi pemanasan global ini dapat meningkatkan keterampilan kerja ilmiah siswa dan hasil belajar siswa secara efektif. Dengan pembelajaran yang menyenangkan dan kreatif, diharapkan kita mampu menciptakan pembaharuan pendidikan ke arah yang lebih baik, meski hanya pembaharuan tingkat kelas atau sekolah. Semoga kita dapat ikut bagian dalam usaha inovasi pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Depdikbud. 1996.Pembelajaran Terpadu D-II PGSD dan S-2 Pendidikan Dasar. Jakarta: Depdikbud.

[2] Foley, Gerald. 1993. Pemanasan Global: Siapakah Yang Merasakan Panas, Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

[3] Kunandar. 2001. PTK Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

[4] Koes H, S., Triastono I. P., dan Parlan. 2010.Pengembangan Paket Pembelajaran IPA Terpadu Berbasis Kontruktivisme untuk Meningkatkan Kompetensi IPA siswa SMP. Laporan Penelitian.

(18)

[6] Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan. 2013. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan.

[7] Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan. 2013. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 SMP/MTS Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Politeknik Negeri Media Kreatif.

[8] Listyawati, Muji. 2012.Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Terpadu Di SMP.Journal of Innovative Science Education, vol. 1, No. 1.

[9] Nuroso, H. & J. Siswanto. 2010. Model Pengembangan Modul IPA Terpadu Berdasarkan Perkembangan Kognitif Siswa. Journal Penelitian Pembelajaran Fisika, vol.1, No. 1: 45.

[10] Pusat Kurikulum. 2006. Panduan pengembangan Pembelajaran IPA Terpadu SMP/MTs. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

[11] Rahayu, P. dkk. 2012. Pengebangan Pembelajaran IPA Terpadu Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Base Melalui Lesson Study. Jurnal pendidikan IPA Indonesia vol. 1, No. 1: 63 - 70.

[12] Rizqi, Akmalia M dkk. 2013. Pengembangan Modul IPA Terpadu Berkarakter Tema Pemanasan Global Untuk Siswa SMP/MTs. Unnes Science Education Journal vol. 2, No. 1.

[13] Susanta, Gatut dan Sutjahjo, Hari. 2007.Akankah Indonesia Tenggelam Akibat Pemanasan Global. Jakarta: Penebar Swadaya.

[14] Sudrajat, A. 2011. Mengapa Pendidikan Karakter. Jurnal Pendidikan Karakter, vol. 1, No. 1: 49.

[15] Wiraatmadja, Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.

(19)

L

A

M

P

I

R

A

(20)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMP Mata Pelajaran : IPA

Kelas : VII

Materi Pokok : Pemanasan Global Alokasi Waktu : 1 x pertemuan

A. Kompetensi Inti

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotongroyong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

(21)

1. 1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek fisik dan kimiawi, kehidupandalam ekosistem, dan peranan manusia dalam lingkungan serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya

1.1.1. Selalu mengucap syukur atas segala kehidupan yang merupakan ciptaan Tuhan

1.1.2. Menjaga dan merawat lingkungan beserta kehidupan ekosistem yang diberikan Tuhan kepada kita agar tetap sehat dan bersih

2. 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari

2.1.1. Dengan penuh rasa ingin tahu mengamati proses terjadinya pemanasan global

3. 3.10 Mendeskripsikan tentang penyebab terjadinya pemanasan global dan dampaknya bagi ekosistem

3.10.1. Menunjukkan fenomena fenomena yang terjadi akibat pemanasan global 3.10.2. Menjelaskan konsep

pemanasan global

3.10.3. Menjelaskan terjadinya efek rumah kaca

3.10.4. Menunjukkan gas gas rumah kaca penyebab pemanasan global

4. 4.10 Menyajikan data dan informasi tentang pemanasan global dan memberikan usulan tentang penanggulangan masalah

4.10.1. Menunjukkan fenomena fenomena yang terjadi akibat pemanasan global melalui gambar

4.10.2. Menjelaskan konsep pemanasan global melalui diskusi tanya jawab

4.10.3. Menjelaskan terjadinya efek rumah kaca melalui gambar

(22)

yang menyebabkan terjadinya efek rumah kaca melalui gambar tentang aktivitas manusia yang berkontribusi

menghasilkan gas rumah kaca

Melalui kegiatan diskusi dan tanya jawab, peserta didik dapat

1.Menunjukkan fenomena fenomena yang terjadi akibat pemanasan global melalui gambar

2.Menjelaskan konsep pemanasan global melalui diskusi tanya jawab

3.Menjelaskan terjadinya efek rumah kaca melalui gambar

4.Menunjukkan gas gas yang menyebabkan terjadinya efek rumah kaca melalui gambar tentang aktivitas manusia yang berkotribusi menghasilkan gas rumah kaca

5.Menjelaskan bagaimana pemanasan global mempengaruhi ekosistem dan upaya penanggulangannya melalui tugas kelompok

D. Materi Pembelajaran

Pertemuan 1

1. Pemanasan global

Fakta tentang pemanasan globalEfek rumah kaca

Gas gas rumah kaca

E. Metode Pembelajaran 1.Pendekatan scientific 2.Tanya jawab dan diskusi

F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan Pertama

(23)

1. Membuka pelajaran dengan berdoa

2. Siswa ditugaskan membersikan mejanya masing-masing

3. Guru megatakan bahwa hari ini kita akan belajar tentang pemanasan global

Kegiatan Inti (65 menit)

Kegiatan 1: Mengamati

Guru menunjukkan poster yang berisi tentang kampanye pemanasan global dan siswa diminta untuk mengamatinya kemudian berdiskusi bersama melalui tanya jawab.

Menanya

Apa yang dimaksud dengan pemanasan global?

Mencoba

(24)

Pertanyaan menggiring mengamati:

1.Fenomena tidak normal apa sajakah yang terjadi akibat pemanasan global? 2.Mengapa berbagai keadaan tersebut bisa terjadi?

3.Bagaimana suhu bumi dengan adanya panas yang berlebih?

Hasil Pengamatan: 1.Mencairnya es di kutub

Pulau kecil tenggelam

Gelombang panas yang semakin meningkat Terjadi kekeringan

2.Karena ada panas yang berlebih dibumi 3.Suhunya meningkat

Menalar

Pertanyaan menggiring menarik kesimpulan: 1.Apa itu pemanasan global?

Kesimpulan:

Pemanasan global adalah proses perubahan alam atau iklim yang tidak wajar yang ditandai dengan naiknya suhu rata-rata di atmosfer, laut dan bumi.

Kegiatan 2:

Mengamati

Guru memperlihatkan gambar tentang efek rumah kaca dan siswa diminta untuk mengamatinya kemudian berdiskusi bersama melalui tanya jawab.

Menanya

(25)

Mencoba

Guru menginformasikan panah pada gambar diatas merupakan panas matahari yang terpancar dan panjang panah merupakan banyaknya panas

Pertanyaan menggiring mengamati:

1.Apa yang terjadi pada panas matahari ketika pertama kali mengenai bumi? 2.Apa yang terjadi dengan panas hasil pantulan bumi ketika mengenai atmosfer? 3.Bagaimana besarnya panas yang diterima dan diserap bumi dari matahari? 4.Bagaimana besarnya panas yang dipantulkan bumi ke atmosfer?

5.Bagaimana besarnya panas yang diteruskan dan dipantulkan oleh atmosfer? Hasil Pengamatan:

Gambar 1 Gambar 2

sebagian panas diserap bumi, sebagian dipantulkan ke atmosfer

sebagian panas diserap bumi, sebagian dipantulkan ke atmosfer

sebagian panas ada yang diteruskan, sebagian dipantulkan ke bumi kembali

sebagian panas ada yang diteruskan, sebagian dipantulkan ke bumi kembali

besarnya sama besarnya sama

sama banyak sama banyak

panas yang diteruskan lebih banyak, sedangkan panas yang dipantulkan ke bumi lebih sedikit

panas yang diteruskan lebih sedikit, sedangkan panas yang dipantulkan ke bumi lebih banyak

Menalar

Pertanyaan menggiring menarik kesimpulan: 1.Bagaimana terjadinya efek rumah kaca?

Kesimpulan:

Panas matahari mengenai bumi, sebagian ada yang diserap dan sebagian ada yang dipantulkan ke atmosfer. Sebagian yang dipantulkan tersebut tertahan oleh lapisan gas di atmosfer sehingga terjadi akumulasi panas dipermukaan bumi.

Info : Sebagian besar yang menyebabkan terjadi akumulasi gas rumah kaca di atmosfer adalah gas-gas buang yang terlepas keangkasa sebagai hasil dari aktivitas manusia untuk membangun dalam memenuhi kebutuhan hidupnya selama ini. Adanya gas gas pencemar yang menumpuk di atmosfer berperan seperti atap dan dinding kaca yang memerangkap panas bumi.

(26)

Mengamati

Guru memperlihatkan gambar aktivitas manusia yang berkontribusi menghasilkan gas gas pencemar yang menyebabkan efek rumah dan siswa diminta untuk mengamatinya kemudian berdiskusi bersama melalui tanya jawab.

Menanya

Apa saja gas gas yang berperan terhadap terjadinya efek rumah kaca?

Mencoba

Pertanyaan menggiring mengamati:

1.Apa saja aktivitas manusia yang berkontribusi menghasilkan gas gas yang menyebabkan terjadinya efek rumah kaca?

Hasil pengamatan:

Gas rumah kaca Sumber

CO2

Hutan gundul karena penebangan liar

Sisa ranting dan dahan dari penebangan pohon Pembakaran jerami

N2O

(27)

CH4

Pembuangan kotoran sapi Pembakaran jerami

Menalar

Pertanyaan menggiring menarik kesimpulan:

1.Gas gas apa saja yang menyebabkan terjadinya efek rumah kaca? Kesimpulan:

Gas gas yang menyebabkan terjadinya efek rumah kaca antara lain karbon dioksida (CO2), polusi gas metana (CH4), dinitrogen oksida (N2O), serta gas gas lain seperti chlorofluorocarbons (CFC).

Mengkomunikasikan

Setiap kelompok ditugaskan untuk membuat tulisan seberapa besar pemanasan global mempengaruhi ekosistem dan bagaimana upaya kamu membantu mengurangi laju pemanasan global

E. Kegiatan Penutup (10 menit)

Mereview hasil kegiatan pembelajaran

Siswa menjawab soal pengetahuan tentang pemanasan global F. Sumber Belajar

1. Buku guru IPA. Kelas VII. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, 2014

[Penilaian pencapaian KD peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.]

1. Instrumen

(28)
(29)

Rubrik Penilaian Perilaku Ilmiah

No Aspek yang dinilai Rubrik

1. Rasa ingin tahu 3: Menunjukkan rasa ingin tahu yang besar, antusias, aktif dalam kegiatan kelompok

2: Menunjukkan rasa ingin tahu, namun tidak terlalu antusias, dan baru terlibat aktif dalam kegiatan kelompok ketika disuruh

1: Tidak menunjukkan antusias dalam kelompok, sulit terlibat aktif dalam kegiatan kelompok walaupun telah didorong untuk terlibat

2. Ketelitian 3: Mengamati gambar yang ditunjukkan dengan sangat teliti

2: Mengamati gambar yang ditunjukkan dengan kurang teliti

1: Mengamati gambar yang ditunjukkan dengan tidak teliti

3. Percaya diri 3: Mempunyai sikap percaya diri sangat baik dalam menjawab pertanyaan maupun diskusi kelompok D4

D5

D6

5 E1

E2

E3

E4

E5

(30)

No Aspek yang dinilai Rubrik

2: Kurang percaya diri dalam menjawab pertanyaan maupun diskusi kelompok

1: Tidak memiliki rasa percaya diri dalam menjawab pertanyaan maupun berdiskusi dalam kelompok 4. Tanggung jawab 3: Bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas dengan

hasil terbaik yang bisa dilakukan, berupaya tepat waktu

2: Kurang bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas, namun belum menunjukkan upaya terbaiknya 1: Tidak bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas,

dan tugasnya tidak selesai

5. Berkomunikasi 3: Aktif dalam tanya jawab, dapat mengemukaan gagasan atau ide, menghargai pendapat siswa lain

2: Aktif dalam tanya jawab, tidak ikut mengemukaan gagasan atau ide, menghargai pendapat siswa lain 1: Aktif dalam tanya jawab, tidak ikut mengemukaan

gagasan atau ide, kurang menghargai pendapat siswa lain

b. Lembar Soal Pengetahuan

No Indikator Butir Instrumen

1. Menunjukkan fenomena yang terjadi akibat pemanasan global

Amati gambar gambar di bawah ini:

(31)

Kebakaran rumah Kebakaran hutan

Dari keempat gambar di atas kejadian mana sajakah yang merupakan akibat dari pemanasan global?

Tuliskan alasan mengapa hal tersebut bisa terjadi? 2. Menjelaskan

konsep pemanasan global

Ahmad dan Adib diberi tugas untuk membuat kliping sederhana tentang penyebab pemanasan global, hasil tugas itu seperti gambar di bawah ini:

Diantara kliping Ahmad dan Adib manakah yang menunjukkan penyebab pemanasan global? Jelaskan apa itu pemanasan global!

3. Menjelaskan terjadinya efek rumah kaca

Sebenarnya efek rumah kaca sangatlah penting bagi hidup manusia. Efek rumah kaca alami menjaga bumi lebih hangat dari kondisi sebenarnya. Tanpa efek rumah kaca, planet bumi akan menjadi terlalu dingin untuk mendukung kehidupan manusia. Namun seiring perkembangan jaman selama lebih dari 150 tahun era industri, aktivitas manusia telah meningkatkan gas rumah kaca. Gas-gas ini berakumulasi di atmosfer dan menyebabkan konsentrasinya meningkat seiring dengan waktu. Dari pernyataan di atas apakah efek rumah kaca itu sudah terjadi sebelum ada campur tangan dari manusia? Lalu bagaimana keadaannya sekarang setelah ada berbagai aktivitas dari manusia?

4. Menunjukkan gas gas yang berperan terhadap efek

(32)

rumah kaca 1. Pembakaran bahan bakar fosil 2. Penanaman seribu pohon 3. Penggundulan hutan

4. Penghematan penggunaan listrik 5. Penggunaan pupuk urea

Dari aktivitas aktivitas ini mana yang menghasilkan gas pencemar penyebab meningkatnya efek rumah kaca?

5.

Perhatikan gambar di bawah ini:

Ekosistem di bumi bagian utara saat es mulai mencair di sebelah barat Antartika dan Greenland telah tercatat dalam 30 tahun terakhir ini terjadi penurunan penguin Adélie di Antartika dari 32.000 pasangan, kini hanya tersisa sebanyak 11.000 pasangan. Dan beruang kutub diperkirakan akan punah di tahun 2100. Dari fakta tersebut jelaskan bagaimana pemanasan global mempengaruhi ekosistem tersebut!

(33)

LEMBAR KUISIONER

Nama :

Kelas :

No. Absen :

No Pertanyaan Jawaban Siswa

1

Apakah pelajaran IPA materi pemanasan global yang baru saja dilaksanakan menarik?

Kenapa?

2

Bagaimana menurut kamu cara guru menyampaikan materi pembelajaran yang baru saja kamu ikuti?

3

Untuk memahami materi, anda lebih paham belajar sendiri atau belajar bersama teman dalam kelompok?

4

Hal hal apa saja yang menyenangkan dari pembelajaran IPA seperti yang baru saja kamu ikuti?

5

(34)
(35)

Redaksi Jurnal RADIASI

Program Studi Pendidikan Fisika

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Purworejo

Jalan KHA. Dahlan 3 Purworejo 54111 (0275) 321494, email:jurnalradiasi@gmail.com

Website:http://ejournal.umpwr.ac.id/index.php/radiasi

No : 049/Rad/010/2014 Purworejo, 30 Oktober 2014

Lampiran : 1 berkas

Hal : Publikasi di Jurnal Radiasi

Assalamu alaikum wr.wb.

Salam sejahtera, yang bertanda tangan di bawah ini pimpinan redaksi Jurnal RADIASI menerangkan bahwa :

Nama : Martha Febryana

NIM : 192009001

Fak./Prodi : Fakultas Sains dan Matematika ( FSM ) /Pendidikan Fisika Instansi : Universitas Kristen Satya Wacana ( UKSW ) Salatiga Judul naskah :

Desain Pembelajaran IPA Terpadu Pada Siswa SMP dengan Topik

Pemanasan Global

Telah mengirim naskah dengan judul tersebut di atas pada tanggal 27 Oktober 2014 untuk kemudian diterbitkan dan diunggah ke dalam Jurnal RADIASI Volume 6. Nomor 1. April 2015 (ISSN: 2301-6111) mendatang; yang secara online dapat diakses melalui laman

http://ejournal.umpwr.ac.id/index.php/radiasi.

Demikian surat keterangan ini dibuat, dan dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Wassalamu alaikum wr.wb.

a.n. Pemimpin Redaksi

Eko Setyadi Kurniawan, M.Pd.Si. NIDN. 0610117805

(36)

Gambar

Tabel 1. Hasil Penilaian Afektif
Tabel 2. Kategori keaktifan kelompok
Tabel 3. Hasil Penilaian Evaluasi
Gambar 1Gambar 2

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis..

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan kanaikan harga yang ditetapkan perusahaan Cibinong Bakery terhadap penjualan roti, didasarkan hal tersebut perlu kiranya

Peserta yang keberatan terhadap Pengumuman Pemenang ini dapat menyampaikan Surat Sanggahan kepada Pokja ULP Mahkamah Agung RI Korwil Riau Pembangunan Gedung Kantor dan Sarana

Berdasarkan wawancara di atas, dapat disampaikan isi wawancara tersebut kepada orang lain dengan lisan sebagai berikut :.. Menurut Pak Yusuf, bencana alam ini sering terjadi di

[r]

Penggunaan minyak solar pada umumnya adalah untuk bahan bakar pada semua jenis mesin diesel dengan putaran tinggi (diatas 1.000 RPM), yang juga dapat

Kabupaten Humbang Hasundutan merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga minihidro dan mikrohidro, karena Kabupaten

Sehingga disini peneliti berinisiatif untuk membuat aplikasi teknologi tepat guna yaitu Aplikasi Nutrisi Ibu Nifas atau bisa di singkat dengan aplikasi “SINNIA” untuk