• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengambilan Keputusan Kiper pada Robot Humanoid Menggunakan Decision Tree T1 612011016 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengambilan Keputusan Kiper pada Robot Humanoid Menggunakan Decision Tree T1 612011016 BAB I"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dijelaskan tujuan skripsi ini dibuat, latar belakang permasalahan yang mendasari pembuatan skripsi, spesifikasi alat yang akan direalisasikan dan sistematika penulisan skripsi.

1.1.Tujuan

1. Memodifikasi algoritma pada robot humanoidsebagai kiper.

2. Merancang sistem pengambilan keputusan pada robot humanoid sebagai kiper dalam mengikuti Kontes Robot Sepak Bola 2015 serta membantu persiapan Kontes Robot Sepak Bola 2016.

1.2.Latar Belakang 1.2.1. Pendahuluan

Perkembangan robot di Indonesia melaju dengan sangat cepat. Banyak orang berlomba untuk membangun sebuah robot yang cerdas dan memiliki kinerja yang optimal. Pada dasarnya, robot diciptakan untuk membantu dan mempermudah pekerjaan manusia yang membutuhkan kecepatan dan ketelitian yang tinggi. Untuk meningkatkan ketertarikan terhadap perkembangan teknologi robot, saat ini banyak sekali kontes robot yang diadakan di Indonesia, salah satunya adalah KRI.

Hingga saat ini banyak sekali jenis robot yang diciptakan seperti robot beroda

line follower, robot berkaki 6 (hexapod) untuk memadamkan api, robot terbang quadcopter untuk pengintai, dan masih banyak lagi jenis robot dan aplikasinya.

Salah satu jenis robot yang masih dalam tahap pengembangan hingga saat ini adalah robot yang menyerupai manusia, yaitu robot humanoid. Robot ini memang dirancang menyerupai manusia. Robot humanoid memiliki bagian-bagian seperti

(2)

2

1.2.2. Permasalahan

Pada tahun 2011 R2C pertama kalinya mengikuti Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI) divisi robot pemain sepakbola atau biasa disebut divisi humanoid Soccer. Tetapi pada tahun ini robot yang dimainkan hanya 1 yaitu robot penyerang saja. Kemudian tahun berikutnya R2C mengikuti kontes ini dengan perubahan peraturan pertandingan yaitu minimal 2 robot yang bertanding dengan 1 robot sebagai penyerang dan 1 robot sebagai penjaga gawang.

Pada tahun 2013 Kontes Robot Cerdas Indonesia divisi Humanoid Soccer berubah menjadi Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI) dan R2C berhasil meraih juara dua di tingkat regional dan juara dua di tingkat nasional.

Meskipun R2C telah meraih juara dua tingkat nasional, pada pertandingan final nasional R2C dikalahkan dengan telak oleh PENS (Politeknik Elektronika Negeri Surabaya), Begitu pula pada tahun 2014 R2C juga mengalami kekalahan di tingkat nasional. Dari sini terbukti bahwa robot humanoid yang dimiliki oleh R2C masih memiliki kekurangan. meskipun setelah pertandingan ini robot humanoid R2C sudah mengalami beberapa peningkatan, namun beberapa pergerakan lain seperti pada saat

posisi jatuh robot yang salah, atau saat robot mengalami error dan harus melakukan pick up, robot tidak dapat kembali ke posisi yang benar dalam melakukan penjagaan gawang, hal itu dapat menimbulkan kebobolan skor, serta adanya peraturan lomba yang baru dimana peraturan baru ini mengubah ukuran gawang menjadi jauh lebih lebar dari sebelumnya dan menuntut agar robot menjadi lebih aktif dalam memposisikan dirinya terhadap bola. Selain itu robot juga masih belum bisa mengambil keputusan kemana bola akan ditendang demi menginisialisasi adanya serangan balik.

Untuk dapat mengikuti perkembangan peraturan yang ada, serta dapat bersaing dengan tim robot dari perguruan tinggi lainnya, pada Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI) yang akan datang sangat diperlukan gerakan robot yang efektif, cermat dan tepat dalam menghalau penyerangan lawan.

(3)

3

1.3.Batasan Masalah

Berdasarkan Surat Tugas No : 28/1.3/FTEK/IV/2015 yang telah dikeluarkan pada tanggal 15 April 2015, Tugas akhir memiliki spesifikasi sebagai berikut :

1. Robot dapat menjaga gawang dengan mengkolaborasikan semua mode yaitu mode pinalti, mode siaga, mode siap, dan mode kembali.

2. Robot dapat memposisikan diri terhadap bola dan gawang sendiri, semisal apabila bola berada di kiri maka robot akan memposisikan dirinya di kiri gawang, begitu pula sebaliknya menyesuaikan ukuran gawang dengan presentasi keberhasilan 80% dengan percobaan sebanyak 30 kali dalam satu waktu pertandingan.

3. Robot dapat menjauhkan bola dari gawang dengan presentasi keberhasilan 80% dengan percobaan sebanyak 30 kali percobaan.

4. Robot dapat kembali ke posisi semula dengan baik dan tepat setelah jatuh maupun mengoper bola dengan presentasi keberhasilan 80% dengan percobaan sebanyak 30 kali dalam satu waktu pertandingan.

5. Robot dapat kembali ke posisi semula dengan baik dan tepat saat setelah pickup

dilakukan dengan presentasi keberhaislan 80% dengan percobaan sebanyak 30 kali percobaan.

6. Ukuran gawang (l x t) 225 x 50 cm sesuai aturan lomba.

7. Dapat menentukan bobot prioritas pada pemilihan atribut untuk masuk ke salah satu mode yang ada dengan menggunakan metode Information Gain berdasarkan decision tree yang ada.

1.4.Sistematika Penulisan

Tugas akhir terdiri dari 5 bab dengan garis besar isi masing-masing bab sebagai berikut:

1. BAB I : PENDAHULUAN

Membahas tujuan, latar belakang, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 2. BAB II : DASAR TEORI

Membahas teori yang digunakan sebagai dasar untuk menyusun algoritma, yaitu tentang deteksi bola, penjaga gawang, format lapangan yang dipakai, dan metode decision tree.

(4)

4

Membahas perancangan sistem yang meliputi gambaran umum sistem yang dirancang, yaitu desain perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan. 4. BAB IV : PENGUJIAN SISTEM

Membahas hasil pengujian algoritma yang dirancang. 5. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Referensi

Dokumen terkait

VI.3 Konsep Pengaruh Transformasi pada Pendekatan Perencanaan, Perancangan, Pembuatan dan Penerbangan Pesawat Aeromodelling

mengenal sanksi sosial dan cenderung tidak peduli dengan dampak yang ia terima. Moral disengagement yang dilakukan AD adalah : 1) Blaming the victim. Mekanisme

Transfer nilai multikultur yang terjadi dalam upaya pendidikan multikultur pada anak haruslah menggunakan cara yang menyenangkan dan bisa diterima oleh anak,

Apabila kelak di kemudian hari terdapat bukti yang memberatkan bahwa saya melakukan plagiasi sebagian atau seluruh hasil karya saya — yang mencakup Landasan Konseptual Perencanaan

Hal tersebut menyebabkan para pekerja dalam bidang konstruksi memiliki risiko kecelakaan kerja yang relatif lebih besar, dibanding dengan para pekerja pada bidang lain.. Untuk

truly value creative writing, it should be included as a learning outcome in the curriculum and assessment so that there will be no more ―lip service‖ in assessing creative writing

Menurut Barrie (1987), tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah untuk mengurangi kesakitan dan penderitan manusia, baik untuk pekerja itu sendiri maupun bagi

Analisis yang diperoleh dapat mendukung hipotesis yang menyatakan bahwa kepemimpinan transformasional dan kepemimpinan transaksional berpengaruh positif dan signifikan