• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANGKUMAN MATERI ESENSIAL IPS BERDASARKAN KISI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "RANGKUMAN MATERI ESENSIAL IPS BERDASARKAN KISI"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

RANGKUMAN MATERI ESENSIAL

BERDASARKAN KISI-KISI UKG 2015

MATA PELAJARAN IPS

Oleh. Taryadi (085866460043)

SMP Nasima Semarang

1)

MEMAHAMI KONSEP DASAR GEOGRAFI

Konsep Dasar Geograf adalah sekelompok fenomena atau gejala-gejala sehingga dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai gejala yang sama.Konsep Dasar Geograf atau Konsep Esensial Geograf dibagi menjadi 10 konsep yaitu :

1. Konsep lokasi adalah letak dimuka bumi, konsep lokasi dibagi menjadi 2, yaitu :

o Lokasi relatif, contoh indonesia terletak di antara benua asia dan benua australia.

o Lokasi absolut adalah lokasi berdasarkan letak astronomi.

2. Konsep Jarak adalah jarak dari suatu tempat ke tempat lain yang dapat mempengaruhi nilai suatu objek, contoh : tanah yang letaknya jauh dari jalan raya harganya akan lebih murah.

3. Konsep Pola Berkaitan dengan fenomena geograf di permukaan bumi, contoh : pola sungai di daerah lipatan.

4. Konsep morfologi berkaitan dengan bentuk muka bumi, contoh : daratan tinggi Bogor digunakan untuk perkebunan teh.

5. Konsep aglomerasi adalah penyebaran yang bersifat mengelompok pada suatu wilayah, contoh : Orang Kalimantan mengelompok di aliran sungai.

6. Konsep keterjangkauan berkaitan dengan kondisi permukaan bumi, contoh : suatu daerah yang letaknya dipegunungan akan sulit di tembus.

7. Konsep Nilai Guna adalah kegunaan fenomena geograf dipermukaan bumi, contoh : laut lebih bermanfaat untuk nelayan dari pada untuk petani.

8. Konsep interaksi adalah hubungan timbal balik antara dua wilayah atau lebih, contoh : desa menghasilkan barang baku, kemudian kota menghasilkan barang industri.

9. Konsep diferensiasi area adalah perbedaan corak antar wilayah dipermukaan bumi, contoh : jenis tanaman yang dibudidayakan di suatu wilayah berbeda-beda.

10.Konsep keterkaitan ruang adalah hubungan antara fenomena fsik dan non fsik, contoh : penduduk kota membutuhkan nasi dan desa membutuhkan barang barang produksi dari kota

2)

MEMANFAATKAN PETA, ATLAS DAN GLOBE DALAM PEMBELAJARAN IPS

(baca materi BSE IPS kelas 7 smt 1)

3)

MENGANALISIS KETERKAITAN LETAK ASTRONOMIS DENGAN MUSIM

Wilayah Indonesia terletak pada garis lintang 6 derajat LU s/d 11 derajat LS. Karena letaknya ini Indonesia merupakan negara dengan iklim tropis yang memiliki 2 musim yakni musim hujan dan musim kemarau, dengan pergantian musim 6 bulan sekali.

(2)

 Musim penghujan=====> berlangsung pada bulan Oktober – April (angin muson barat)

4)

MENGANALISIS DAMPAK MUSIM DI INDONESIA BAGI KEHIDUPAN

Perubahan iklim ini sangat berdampak pada :

 Produksi bahan pangan terhambat seperti (ikan, jagung, padi, serta kebutuhan pokok lainnya)

 Resiko banjir seperti di daerah pantai, laut dan daerah yang datarannya rendah

 Pengiriman barang distribusi yang menggunakan transportasi laut  Tempat pariwisata atau objek wisata akan mengalami kerusakan

Dari penjelasan tersebut sudah bisa sangat dipastikan bahwa indonesia memiliki beberapa perubahan iklin yang ditentukan dalam kurun waktu tertentu oleh karena itu warga indonesia harus selalu siap siaga untuk menghadapi datangnya

perubahan iklim pada waktu tertentu agar tidak terlalu memberikan dampak kerugian bagi warga indonesia sendiri.

Dampak gejala gejala yang terjadi di atmosfr terhadap kehidupan‐ a. Dampak el nino : musim kemarau panjang, kebakaran hutan b. Dampak la nina : musim hujan panjang dan banjir

c. Dampak pemanasan global (Gas CO2 dan SO2) : suhu naik, mencairnya es di kedua kutub, air laut naik

d. Dampak pencemaran udara : hujan asam Sisanya baca sendiri.

5)

MENJELASKAN PROSES PEMBENTUKAN BUMI

Proses Terbentuknya Bumi

Bumi merupakan planet yang kita tempati, bagaimana ya sebenarnya proses terbentuknya bumi kita ini? Nah jawaban dari pertanyaan itulah yang akan sahabat temukan dalam postingan saya kali ini. Beberapa hal yang akan saya bahas adalah tentang Pengertian bumi, teori terbentuknya bumi, Perkembangan bumi, dan hipotesa ahli yang dipercaya hingga saat ini. Langsung saja ya..

Sejarah Terbentuknya Bumi

Sebagai tempat tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas beberapa lapisan bumi.Bahan-bahan material pembentuk bumi, dan seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Bentuk permukaan bumi berbeda-beda, mulai dari daratan, lautan, pegunungan, perbukitan, danau, lembah, dan sebagainya. Bumi sebagai salah satu planet yang termasuk dalam sistem tata surya di alam semesta ini tidak diam seperti apa yang kita perkirakan selama ini, melainkan bumi melakukan perputaran pada porosnya (rotasi) dan bergerak mengelilingi matahari (revolusi) sebagai pusat sistem tata surya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya siang malam dan pasang surut air laut. Oleh karena itu, proses terbentuknya bumi tidak terlepas dari proses terbentuknya tata surya kita.

Teori-teori tentang proses terbentuknya bumi 1.Teori Kabut(Nebula)

(3)

terlempar memisah dan memadat (karena pendinginan). Bagian yang terlempar inilah yang kemudian menjadi planet-planet dalam tata surya.Teori nebula ini terdiri dari beberapa tahap,yaitu

 Matahari dan planet-planet lainnya masih berbentuk gas, kabut yang begitu pekat dan besar.

 Kabut tersebut berputar dan berpilin dengan kuat, dimana pemadatan terjadi di pusat lingkaran yang kemudian membentuk matahari. Pada saat yang bersamaan materi lainpun terbentuk menjadi massa yang lebih kecil dari matahari yang disebut sebagai planet, bergerak mengelilingi matahari.  Materi-materi tersebut tumbuh makin besar dan terus melakukan gerakan

secara teratur mengelilingi matahari dalam satu orbit yang tetap dan membentuk Susunan Keluarga Matahari.

2.Teori Planetisimal

Pada awal abad ke-20, Forest Ray Moulton, seorang ahli astronomi Amerika bersama rekannya Thomas C.Chamberlain, seorang ahli geologi, mengemukakan teori Planetisimal Hypothesis, yang mengatakan matahari terdiri dari massa gas bermassa besar sekali, Pada suatu saat melintas bintang lain yang ukurannya hampir sama dengan matahari, bintang tersebut melintas begitu dekat sehingga hampir menjadi tabrakan. Karena dekatnya lintasan pengaruh gaya gravitasi antara dua bintang tersebut mengakibatkan tertariknya gas dan materi ringan pada bagian tepi.

Karena pengaruh gaya gravitasi tersebut sebagian materi terlempar meninggalkan permukaan matahari dan permukaan bintang. Materi-materi yang terlempar mulai menyusut dan membentuk gumpalan-gumpalan yang disebut planetisimal. Planetisimal- Planetisimal lalu menjadi dingin dan padat yang pada akhirnya membentuk planet-planet yang mengelilingi matahari.

3.Tori Pasang Surut Gas(Tidal)

Teori ini dikemukakan oleh James Jeans dan Harold Jeffreys pada tahun 1918, yakni bahwa sebuah bintang besar mendekati matahari dalam jarak pendek, sehingga menyebabkan terjadinya pasang surut pada tubuh matahari, saat matahari itu masih berada dalam keadaan gas. Terjadinya pasang surut air laut yang kita kenal di Bumi, ukuranya sangat kecil. Penyebabnya adalah kecilnya massa bulan dan jauhnya jarak bulan ke Bumi (60 kali radius orbit Bumi). Tetapi, jika sebuah bintang yang bermassa hampir sama besar dengan matahari mendekat, maka akan terbentuk semacam gunung-gunung gelombang raksasa pada tubuh matahari, yang disebabkan oleh gaya tarik bintang tadi. Gunung-gunung tersebut akan mencapai tinggi yang luar biasa dan membentuk semacam lidah pijar yang besar sekali, menjulur dari massa matahari dan merentang ke arah bintang besar itu.

(4)

berjalan dengan lambat pada planet-planet besar, seperti Yupiter dan Saturnus, sedangkan pada planet-planet kecil seperti Bumi kita, pendinginan berjalan relatif lebih cepat.

4.Teori Bintang Kembar

Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli Astronomi R.A Lyttleton. Menurut teori ini, galaksi berasal dari kombinasi bintang kembar. Salah satu bintang meledak sehingga banyak material yang terlempar. Karena bintang yang tidak meledak mempunyai gaya gravitasi yang masih kuat, maka sebaran pecahan ledakan bintang tersebut mengelilingi bintang yang tidak meledak itu. Bintang yang tidak meledak itu sekarang disebut dengan matahari, sedangkan pecahan bintang yang lain adalah planet-planet yang mengelilinginya.

5.Teori Big Bang

Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama jangka waktu lebih kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk suatu galaksi yang disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan yang terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian, gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-planet, termasuk planet bumi.

 Dalam perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses secara

bertahap hingga terbentuk seperti sekarang ini. Ada tiga tahap dalam proses pembentukan bumi, yaitu:

 Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami perlapisan atau perbedaan unsur.

 Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya diferensiasi. Material besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan bergerak ke permukaan.

 Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi.

Bukti penting lain bagi Big Bang adalah jumlah hidrogen dan helium di ruang angkasa. Dalam berbagai penelitian, diketahui bahwa konsentrasi hidrogen-helium di alam semesta bersesuaian dengan perhitungan teoritis konsentrasi hidrogen-helium sisa peninggalan peristiwa Big Bang. Jika alam semesta tak memiliki permulaan dan jika ia telah ada sejak dulu kala, maka unsur hidrogen ini seharusnya telah habis sama sekali dan berubah menjadi helium.

(5)

asal muasal alam semesta. Begitulah, alam semesta ini telah diciptakan oleh Allah Yang Maha Perkasa dengan sempurna tanpa cacat .

6)

GURU DAPAT MEMBEDAKAN SEBARAN FAUNA DI INDONESIA

Berdasarkan tinjauan zoologi, Indonesia mempunyai perbedaan jenis fauna antara bagian barat, tengah, dan timur. Wallace membagi fauna di Indonesia menjadi 3 type, yaitu :

1. Fauna tipe Asiatis (Asiatic)

fauna tipe asiatis ini meliputi fauna yang berada wilayah Sumatera, kalimantan, Jawa, dan Bali. Di wilayah ini terdapat banyak jenis fauna yang menyusui dan berukuran besar. terdapat banyak jenis kera dan ikan air tawar serta tidak banyak memiliki jenis burung berwarna.

jenis fauna yang banyak ditemukan di wilayah ini antara lain : orang utan, monyet proboscis, badak, harimau, rusa, burung heron, dan burung merak.

2. Fauna tipe Peralihan (Austral Asiatic)

meliputi fauna yang berada di wilayah Sulawesi dan Kepulauan Nusa Tenggara bagian Tengah. Di wilayah ini banyak terdapat hewan endemis.

jenis fauna yang banyak ditemukan di wilayah ini antara lain babi, rusa, kuda, kuskus, anoa, dan komodo 3. Fauna tipe Australis (Australic)

meliputi fauna yang terdapat di kepulauan Aru dan wilayah Papua. Di wilayah ini banyak ditemukan binatang menyusui yang berukuran kecil dan binatang berkantung.

jenis Fauna yang banyak ditemui di wilayah ini antara lain kanguru, burung cendrawasih, kakatua, nuri, kasuari, dan walabi

7)

MENGIDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PENDUDUK DI SUATU WILAYAH

Aktivitas penduduk yang terkait pada kondisi alam dapat diketahui dari corak kehidupan

penduduknya, yakni:

1. Corak kehidupan di daerah pantai. Penduduk umumnya bekerja sebagai nelayan, penjual

jasa wisata, sektor perikanan dan perkebunan kelapa.

2. Corak kehidupan di daerah dataran rendah. Penduduk biasanya bekerja pada sektor

pertanian, ladang dan bentuk pertanian lain. Selain itu sektor-sektor lain biasanya lebih

cepat berkembang seperti transportasi, industri, dan perdagangan.

3. Corak kehidupan daerah dataran tinggi. Penduduk di daerah ini umumnya bekerja dalam

sektor pertanian terutama perladangan.

4. Corak kehidupan daerah pegunungan. Penduduk di daerah ini umumnya bekerja dalam

sektor pertanian,

ladang dan buruh perkebunan

Maka hubungan aktivitas penduduk bila dilihat dari kondisi geografis daerah tempat tinggalnya

adalah sebagai berikut:

No

Daerah Tempat

Tinggal

Kondisi Geografis

Aktivitas Penduduk

1

Pegunungan

Pegunungan

merupakan deretan

atau rangkaian gunung

yang tinggi

dibandingkan daerah

sekitarnya.

Pegunungan memiliki

ketinggian 500 m di

atas permukaan laut

beriklim sejuk

Disamping dimanfaatkan sebagai areal

hutan, wilayah pegunungan banyak

dibudidayakan perkebunan, seperti kina,

karet dan teh. Penduduk yang bermukim di

daerah pegunungan sebagian ada yang

bekerja di penambang pasir,pertanian,

ladang dan buruh perkebunan

2

Dataran Tinggi

Dataran tinggi adalah

bentuk muka bumi

yang relatif datar yang

letaknya di daerah

yang tinggi yaitu

memiliki ketinggian

Di dataran tinggi kegiatan ekonomi

penduduk cenderung dibidang pertanian

lahan kering. Ladang pertanian yang

dibudidayakan adalah hortikultura antara

lain, sayur-sayuran, buah-buahan dan taman

hias.

(6)

antara 700-800 meter

di atas permukaan laut

beriklim sejuk

1. Petani. Ada dua jenis petani, yakni

petani pemilik lahan dan petani

penggarap. Petani pemilik lahan

mengolah lahan pertaniannya

sendiri. Petani penggarap

mengerjakan sawah/ladang yang

bukan miliknya sendiri. Mereka

mengolah sawah atau ladang tuan

tanah atau petani lain

2. Buruh Perkebunan. Misalnya buruh

di perkebunan teh, kopi, dan

cengkeh

3.

Pedagang hasil bumi menjual

barang-barang hasil bumi ke pasar di

kota. Biasanya mereka datang ke

desa-desa untuk membeli hasil

pertanian. Mereka membeli padi,

jagung, sayur-mayur, buah-buahan

dan sebagainya

4.

Jasa Pariwisata

5.

Peternak

6.

Pengrajin

3

Dataran Rendah

Dataran rendah

adalah bentuk

permukaan bumi yang

relative datar dan

letaknya di daerah

yang rendah memiliki

ketinggian dari 0-200

m di atas permukaan

laut

beriklim panas

Dataran rendah merupakan dataran tempat

untuk kosentrasi penduduk, karena itu

daerah dataran redah sangat cocok untuk

pemukiman penduduk dengan pola

kosentris. Aktivitas penduduk terdiri atas

berbagai jenis, mulai dari pertanian,

perikanan, tambak.

Dibidang pertanian, perkebunan dan

perikanan bisa dikembangkan karena

tersedianya air yang cukup, di samping

iklimnya yang menunjang untuk

pertumbuhan tanaman dataran rendah.

Disamping itu bidang industri dan jasa di

dataran rendah dapat berkembang secara

optimal, hal ini bisa terjadi karena ditunjang

oleh sarana dan prasarana berupa

transportasi jalan raya dan jalan kereta api,

pusat pertokoan dan perdagangan serta

pendidikan.

Jadi, aktivitas penduduk di dataran rendah:

1. Jasa

2. Pedagang

3. Buruh Pabrik

4. Wiraswasta

(7)

6. Perikanan

4

Pantai

Dataran pantai adalah

daerah yang letaknya

ditepi laut di mana

sejauh air pasang

masih bisa mencapai

daratan

beriklim panas

Penduduk yang bertempat tinggal di pantai

tidak selalu bermata pencaharian sebagai

nelayan. Hal ini tergantung pada kondisi

pantainya curam dan terjal tetentu saja akan

mencari jalan lain, misalnya sebagi petani,

atau pencari sarang burung walet seperti

misalnya di pantai Karangbolog Gombong.

Karena pada pantai yang tebingnya terjal

menyulitkan dipakaii sebagai pelabuhan

ikan.

Tetapi jika pantainya landai justru mata

pencahariannya sebagai nelayan penangkap

ikan, karena pantai yang landai, gelombang

laut tidak terlalu besar, baik dijadikan

dermaga tempat berlabuhnya kapal-kapal

motor para nelayan.

Jadi, aktivitas penduduk di pantai:

1. Nelayan adalah orang yang

menangkap ikan di laut. Biasanya

nelayan mulai berangkat menangkap

ikan pada malam hari. Pagi hari

mereka pulang dengan membawa

ikan. Ikan-ikan tersebut akan dijual

di tempat pelelangan ikan

2.

Pengusaha tambak ialah pemiliki

modal dalam usaha tambak.

Biasanya ia memiliki lahan tambak.

Biasanya tambak digunakan untuk

memelihara udang dan ikan

bandeng

(8)

bekerja pada pengusaha tambak.

petani tambak mendapatkan upah

dari pengusaha tambak

4.

Petani garam ialah para

pekerja/buruh yang mengerjakan

usaha pembuatan garam

5.

Laut juga menghasilkan kerang,

bunga karang, dan batu-batu laut.

Hasil laut itu dijadikan bahan-bahan

untuk membuat barang kerajinan.

Penduduk pantai banyak yang

bekerja sebagai pembuat barang

kerajinan

8) GEJALA BENCANA ALAM DI INDONESIA

a. Dampak el nino : musim kemarau panjang, kebakaran hutan b. Dampak la nina : musim hujan panjang dan banjir

c. Dampak pemanasan global (Gas CO2 dan SO2) : suhu naik, mencairnya es di kedua kutub, air laut

naik

d. Dampak pencemaran udara : hujan asam Materi yang lain, baca sendiri.

MENGANALISIS POLA PIKIR KEILMUAN DALAM IPS Guru dapat

membedakanstrukturkeilmuanIPSdenganilmu-ilmusosial(IIS)dariaspekpendekatanpengorganisasianmateri

Karakteristik mata pembelajaran IPS berbeda dengan disiplin ilmu lain yang bersifat monolitik. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Rumusan Ilmu Pengetahuan Sosial berdasarkan realitas dan fenomena sosial melalui pendekatan interdisipliner. Karateristik mata pelajaran IPS SMA antara lain sebagai berikut.

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik, kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, pendidikan dan agama (Numan Soemantri, 2001).

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi, yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik (tema) tertentu.

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS juga menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner.

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan, struktur, proses dan masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup agar survive seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan (Daldjoeni, 1981).

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS menggunakan tiga dimensi dalam mengkaji dan memahami fenomena sosial serta kehidupan manusia secara keseluruhan. Ketiga dimensi tersebut adalah ruang, waktu, nilai dan norma.

9)

MENGEMUKAKAN KEGUNAAN ILMU SEJARAH

KEGUNAAN SEJARAH

Sejarah mempunyai beberapa kegunaan atau manfaat antara lain: 1. Kegunaan Edukatif

Banyak manusia yang belajar dari sejarah. Belajar dari pengalaman yang pernah dilakukan. Pengalaman tidak hanya terbatas pada pengalaman yang dialaminya sendiri, melainkan juga dari generasi sebelumnya. Dengan belajar sejarah

seseorang akan senantiasa berdialog anatara masa kini dan masa lampau sehingga bisa memperoleh nilai-nilai penting yang berguna bagi kehidupannya. Nilai-nilai itu dapat berupa ide-ide maupun konsep kreatif sebagai sumber motivasi bagi

pemecahan masalah kini dan selanjutnya untuk merealisasikan harapan masa yang akan datang.

2. Kegunaan Inspiratif

(9)

pendengarnya. Belajar sejarah disamping akan diperoleh ide-ide atau

konsep-konsep baru kreatif yang berguna bagi pemecahan masalah masa kini, juga penting untuk memperoleh inspirasi dan semangat bagi mewujudkan identitas sebagai suatu bangsa, semangat nasionalisme maupun dalam upaya mnumbuhkan harga diri bangsa.

3. Kegunaan Rekreatif

Sejarah sebagai kisah dapat memberi suatu hiburan yang segar. Melalui penulisan sejarah yang menarik pembaca dapat terhibur. Membaca menjadi media hiburan yang rekreatif.

4. Kegunaan Instruktif

Kegunaan instruktif sejarah berkaitan dengan fungsi sejarah dalam menunjang bidang-bidang teknologi, dalam artian bahwa studi tahu hasil penelitian sejarah yang menyangkut penemuan-penemuan teknik sepanjang sejarah kehidupan

manusia, dimana sejarah masing-masing penemuan tersebut diperlukan bagi usaha menjelaskan prinsip-prinsip kerja teknik-teknik tertentu dalam masa setelahnya.

10)

MENERANGKAN FUNGSI PENINGGALAN KEBUDAYAAN MEGALITHIKUM

PADA MASA PRAAKSARA ZAMAN MEGALITIKUM

Kebudayaan megalithikum adalah kebudayaan yang menghasilkan bangunan-bangunan dari batu besar yang muncul sejak zaman Neolithikum dan berkembang pesat pada zaman logam.

Menurut Von Heine Geldern, kebudayaan Megalithikum menyebar ke Indonesia melalui 2 gelombang yaitu :

1. Megalith Tua menyebar ke Indonesia pada zaman Neolithikum (2500-1500 SM) dibawa oleh pendukung Kebudayaan Kapak Persegi (Proto Melayu). Contoh

bangunan Megalithikum adalah menhir, punden berundak-undak, Arca-arca Statis. 2. Megalith Muda menyebar ke Indonesia pada zaman perunggu (1000-100 SM) dibawa oleh pendukung Kebudayaan Dongson (Deutro Melayu). Contoh bangunan megalithnya adalah peti kubur batu, dolmen, waruga Sarkofagus dan arca-arca dinamis.

Apa yang dinyatakan dalam uraian di atas, dibuktikan dengan adanya penemuan bangunan batu besar seperti kuburan batu pada zaman prasejarah, banyak ditemukan manik-manik, alat-alat perunggu dan besi. Hasil kebudayaan

megalithikum biasanya tidak dikerjakan secara halus, tetapi hanya diratakan secara kasar dan terutama hanya untuk mendapatkan bentuk yang diperlukan.

Peninggalan kebudayaan megalithikum ternyata masih dapat Anda lihat sampai sekarang, karena pada beberapa suku-suku bangsa di Indonesia masih

memanfaatkan kebudayaan megalithikum tersebut. Contohnya seperti suku Nias.

Adapun beberapa hasil-hasil kebudayaan pada zaman megalitikum adalah sebagai berikut:

menhir : tugu batu digunakan untuk menghormati roh nenek moyang Punden berundak : terbuat dari batu untuk meletakan sesaji

dolmen : meja batu yang digunakan untuk meletakan sesaji waruga : kubur batu yang berbentuk kubus

kubur batu : tempat menyimpan mayat

Sarkofagus : kubur batu yang berbentuk lesung

11)

MENJELASKAN PERKEMBANGAN SISTEM PEMERINTAHAN,SOSIAL,

EKONOMI DAN KEBUDAYAAN MASYARAKATINDONESIA PADA MASA KERAJAAN MAJAPAHIT.

Sejarah Kerajaan Majapahit: Kehidupan Politik, Ekonomi, & Sosial-Budaya

(10)

A. Kehidupan Politik

Kehidupan politik yang terjadi di Kerajaan Majapahit dapat dilihat pada masa pemerintahan raja-raja berikut ini.

1) Raden Wijaya (1293–1309)

Raden Wijaya dinobatkan menjadi Raja Majapahit pertama pada tahun 1293 dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana. Sebagai seorang raja yang besar, Raden Wijaya memperistri empat putri Kertanegara sebagai permaisurinya. Dari Tribuana, ia mempunyai seorang putra yang bernama Jayanegara, sedangkan dari Gayatri, Raden Wijaya mempunyai dua orang putri, yaitu Tribuanatunggadewi dan Rajadewi Maharajasa.

Para pengikut Raden Wijaya yang setia dan berjasa dalam mendirikan kerajaan Majapahit, diberi kedudukan yang tinggi dalam pemerintahan. Tetapi ada saja yang tidak puas dengan kedudukan yang diperolehnya. Hal ini menimbulkan pemberontakan di sana-sini. Pemberontakan pertama terjadi pada tahun 1295 yang dilakukan oleh Rangga Lawe (Parangga Lawe) Bupati Tuban. Rangga Lawe memberontak karena tidak puas terhadap kebijaksanaan Kertarajasa yang dirasa kurang adil. Kedudukan Patih Majapahit seharusnya diberikan kepadanya. Namun, oleh Kertarajasa kedudukan itu telah diberikan kepada Nambi (anak Wiraraja). Pemberontakan Rangga Lawe dapat ditumpas dan ia tewas oleh Kebo Anabrang. Lembu Sora, sahabat Rangga Lawe, karena tidak tahan melihat kematiannya, kemudian membunuh Kebo Anabrang. Peristiwa itu dijadikan alasan Mahapatih yang mempunyai ambisi politik besar di Majapahit menyusun strategi agar raja bersedia menghukum tindakan Lembu Sora. Lembu Sora membangkang perintah raja dan mengadakan pemberontakan pada tahun 1298–1300. Lembu Sora gugur bersama sahabatnya, Jurudemung dan Gajah Biru.

Susunan pemerintahan Raden Wiajaya tidak banyak berbeda dengan pemerintahan Singasari. Raja dibantu oleh tiga orang mahamenteri (i hino, i sirikan, dan i halu) dan dua orang pejabat lagi, yaitu rakryan rangga dan rakryan tumenggung. Pada tahun 1309 Raden Wiajay wafat dan didharmakan di Simping dengan Arca Syiwa dan di Antahpura (di kota Majapahit) dengan arca perwujudannya berbentuk Harihara (penjelmaan Wisnu dan Syiwa).

2) Sri Jayanegara (1309–1328)

Setelah Raden Wiajaya mangkat, digantikan putranya yang bernama Kala Gemet dengan gelar Sri Jayanegara. Kala Gemet sudah diangkat sebagai raja muda (kumararaja) sejak ayahnya masih memerintah (1296). Ternyata, Jayanagara adalah raja yang lemah. Oleh karena itu, pada masa pemerintahannya terus dirongrong oleh sejumlah pemberontakan.

Pada tahun 1316 timbul pemberontakan yang dipimpin oleh Nambi yang menjabat Rakryan Patih Majapahit. Nambi memusatkan kekuatannya di daerah Lumajang dan Pajarakan. Pemberontakan Nambi mendapat dukungan dari ayahnya (Wiraraja). Raja Jayanegara atas nasihat Mahapati memerintahkan Lumajang dan Pajarakan digempur sampai hancur. Terjadilah pertempuran sengit dan Nambi pun gugur.

Keadaan belum pulih, terjadi lagi pemberontakan Semi pada tahun 1318. Setahun kemudian (1319) terjadi pemberontakan Kuti. Semi dan Kuti adalah dua orang dari tujuh dharmmaputra. Pemberontakan inilah yang paling berbahaya karena Kuti berhasil menduduki ibu kota Kerajaan Majapahit. Jayanegara terpaksa melarikan diri dan mengungsi ke Badander di bawah perlindungan pasukan Bayangkara yang dipimpin oleh Gajah Mada.

(11)

diangkat menjadi Patih Kahuripan. Dua tahun berikutnya, ia diangkat menjadi Patih Daha menggantikan Arya Tilan (1321).

Pada tahun 1328 terjadilah musibah yang mengejutkan. Raja Jayanegara dibunuh oleh Tanca (seorang tabib kerajaan). Tanca kemudian dibunuh oleh Gajah Mada. Peristiwa itu disebut Patanca. Jayanegara didharmakan di Candi Srenggapura di Kapopongan.

3) Tribhuwanatunggadewi Jayawisnuwarddhani (1328–1350)

Raja Jayanegara tidak berputra sehingga ketika baginda mangkat, takhta kerajaan diduduki oleh adik perempuannya dari ibu berbeda (Gayatri) yang bernama Bhre Kahuripan. Ia dinobatkan menjadi Raja Majapahit dengan gelar Tribhuwanatunggadewi Jayawisnuwarddhani. Selama memerintah, Tribhuwanatunggadewi didampingi suaminya yang bernama Cakradhara atau Cakreswara yang menjadi raja di Singasari (Bhre Singasari) dengan gelar Kertawardhana. Berkat bantuan dan saran dari Patih Gajah Mada, pemerintahannya dapat berjalan lancar walaupun masih timbul pemberontakan.

Pada tahun 1331 timbul pemberontakan Sadeng dan Keta di daerah Besuki, tetapi dapat dihancurkan oleh pasukan Gajah Mada. Karena jasanya itu, Gajah Mada naik pangkat lagi dari Patih Daha menjadi Mahapatih Majapahit menggantikan Pu Naga. Setelah diangkat menjadi Mahapatih Majapahit, dalam suatu persidangan besar yang dihadiri oleh para menteri dan pejabat negara lainnya, Gajah Mada mengucapkan sumpah untuk menyatukan Nusantara di bawah naungan Majapahit. Sumpahnya itu dikenal dengan nama Sumpah Palapa. Palapa berarti garam atau rempah-rempah yang dapat melezatkan berbagai masakan. Oleh karena itu, sumpah itu dapat diartikan bahwa Gajah Mada tidak akan makan palapa (hidup enak) sebelum berhasil menyatukan Nusantara.

Semula banyak pejabat negara yang menertawakannya, tetapi Gajah Mada sudah bertekad baja, bersemangat membara, dan maju terus pantang mundur. Gajah Mada mempersiapkan segala sesuatunya untuk mewujudkan sumpahnya, seperti prajurit pilihan, persenjataan, dan armada laut yang kuat. Setelah persiapannya matang, tentara Majapahit sedikit demi sedikit bergerak menyerang untuk menaklukkan wilayah kerajaan lain.

Pada tahun 1334 Bali berhasil ditaklukkan oleh Gajah Mada yang dibantu oleh Laksamana Nala dan Adityawarman. Adityawarman adalah seorang pejabat Majapahit keturunan Melayu dan berkedudukan sebagai werdhamantri dengan gelar Arya Dewaraja Pu Aditya. Setelah penaklukkan Bali, satu demi satu daerah di Sumatra, Semenanjung Malaka, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Irian (Papua) bagian barat berhasil ditundukkan dan mengakui kekuasaan Majapahit. Tugas besar itu tercapai pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk. Agar pengakuan kekuasaan Majapahit di Sumatra kekal, Adityawarman diangkat menjadi raja di Melayu menggantikan Mauliwarmadewa (1343). Adityawarman segera menata kembali struktur pemerintahan dan meluaskan daerah kekuasaannya hingga Pagarruyung–Minangkabau. Setelah itu, Adityawarman memindahkan pusat kerajaan dari Jambi ke Pagarruyung. Adityawarman memerintah hingga tahun 1375.

Pada tahun 1372 Tribhuwanatunggadewi meninggal dan didharmakan di Panggih dengan nama Pantarapurwa.

4) Raja Hayam Wuruk (1350–1389)

Hayam Wuruk setelah naik takhta bergelar Sri Rajasanagara dan dikenal pula dengan nama Bhre Hyang Wekasing Sukha. Ketika Tribhuwanatunggadewi masih memerintah, Hayam Wuruk telah dinobatkan menjadi rajamuda (kumararaja) dan mendapat daerah Jiwana sebagai wilayah kekuasaannya. Dalam memerintah Majapahit, Hayam Wuruk didampingi oleh Gajah Mada sebagai patih hamangkubumi.

(12)

Thailand (Campa), Indocina, dan Filipina Selatan. Dengan kenyataan itu, berarti Sumpah Palapa Gajah Mada benar-benar terwujud sehingga seluruh pembesar kerajaan selalu hormat kepadanya. Kecuali sebagai seorang negarawan dan jenderal perang, Gajah Mada juga ahli hukum. Ia berhasil menyusun kitab Kutaramanawa yang digunakan sebagai dasar hukum di Majapahit.

Pada saat pemerintahan Raja Hayam Wuruk, ada satu daerah di Pulau Jawa yang belum tunduk kepada Majapahit, yaitu Kerajaan Sunda di Jawa Barat. Kerajaan Sunda itu diperintah oleh Sri Baduga Maharaja. Gajah Mada ingin menundukkan secara diplomatis dan kekeluargaan. Kebetulan pada tahun 1357 Raja Hayam Wuruk bermaksud meminang putri Sri Baduga yang bernama Dyah Pitaloka untuk dijadikan permaisuri. Lamaran itu diterimanya. Dyah Pitaloka dengan diantarkan oleh Sri Baduga beserta prajuritnya berangkat ke Majapahit. Akan tetapi, ketika sampai di Bubat, Gajah Mada menghentikan rombongan pengantin. Gajah Mada menghendaki agar putri Kerajaan Sunda itu dipersembahkan kepada Hayam Wuruk sebagai tanda tunduk Raja Sunda kepada Majapahit. Tentu saja maksud Gajah Mada itu ditentang oleh raja dan kaum bangsawan Sunda. Akibatnya, terjadilah pertempuran sengit yang tidak seimbang. Sri Baduga beserta para pengikutnya gugur, Dyah Pitaloka bunuh diri di tempat itu juga. Peristiwa itu terkenal dengan nama Perang Bubat.

5) Raja Wikramawardhana (1389–1429)

Setelah Raja Hayam Wuruk mangkat, terjadilah perebutan kekuasaan di antara putra-putri Hayam Wuruk. Kemelut politik pertama meletus pada tahun 1401. Seorang raja daerah dari bagian timur, yaitu Bhre Wirabhumi memberontak terhadap Raja Wikramawardhana. Raja Wikramawardhana adalah suami Kusumawardhani yang berhak mewarisi takhta kerajaan ayahnya (Hayam Wuruk), sedangkan Bhre Wirabhumi adalah putra Hayam Wuruk dari selir. Dalam kitab Pararaton, pertikaian antarkeluarga itu disebut Perang Paregreg. Pasukan Bhre Wirabhumi dapat dihancurkan dan ia terbunuh oleh Raden Gajah.

6) Raja Suhita (1429–1447)

Wikramawardhana wafat pada tahun 1429 dan digantikan oleh putrinya yang bernama Suhita. Penobatan Suhita menjadi Raja Majapahit dimaksudkan untuk meredakan pertikaian keluarga tersebut. Namun, benih balas dendam sudah telanjur tertanam pada keluarga Bhre Wirabhumi. Akibatnya, pada tahun 1433 Raden Gajah dibunuh karena dipersalahkan telah membunuh Bhre Wirabhumi. Hal itu menunjukkan bahwa pertikaian antarkeluarga Majapahit terus berlangsung.

7) Raja Majapahit Terakhir

Pada tahun 1447 Suhita meninggal dan digantikan Dyah Kertawijaya. Ia hanya memerintah selama empat tahun (1447–1451) karena pada tahun 1451 meninggal dan didharmakan di Kertawijayapura. Apa yang diperbuat oleh raja tidak ada keterangan yang jelas.

Sepeninggal Kertawijaya, pemerintahan Majapahit dipegang oleh Bhre Pamotan dengan gelar Sri Rajawarddhana. Rajawarddhana juga disebut Sang Sinagara. Dalam kitab Pararaton disebutkan bahwa ia berkedudukan di Keling, Kahuripan. Ini lebih dikuatkan lagi oleh Prasasti Waringin Pitu yang dikeluarkan oleh Kertawijaya (1447).

Sepeninggal Rajawarddhana (1453), Kerajaan Majapahit selama tiga tahun (1453– 1456) tidak mempunyai seorang raja. Pada tahun 1456 Majapahit diperintah oleh Bhre Wengker dengan gelar Girindrawardhana. Bhre Wengker adalah anak Bhre Tumapel Kertawijaya. Masa pemerintahannya berlangsung selama 10 tahun (1456– 1466).

8) Keruntuhan Kerajaan Majapahit

(13)

dihancurkan. Peristiwa itu terjadi pada tahun 1518–1521. Penyerangan Demak terhadap Majapahit itu dipimpin oleh Adipati Unus (cucu Bhre Kertabhumi).

B. Kehidupan Ekonomi

Kegiatan ekonomi yang dijalankan oleh rakyat dan pemerintah Kerajaan Majapahit adalah sebagai berikut.

1. Di Pulau Jawa dititikberatkan pada sektor pertanian rakyat yang banyak menghasilkan bahan makanan.

2. Di luar Jawa, terutama bagian timur (Maluku), dititikberatkan pada tanaman rempah-rempah dan tanaman perdagangan lainnya.

3. Di sepanjang sungai-sungai besar berkembang kegiatan perdagangan yang menghubungkan daerah pantai dan pedalaman.

4. Di kota-kota pelabuhan, seperti Tuban, Gresik, Sedayu, Ujung Galuh, Canggu, dan Surabaya, dikembangkan perdagangan antarpulau dan dengan luar negeri, seperti Cina, Campa, dan India.

5. Dari kota-kota pelabuhan, pemerintah menerima bea cukai, sedangkan dari raja-raja daerah pemerintah menerima pajak dan upeti dalam jumlah yang cukup besar.

Perekonomian yang maju ini membuat rakyat hidup sejahtera dan keluarga raja beserta para pejabat negara lebih makmur lagi.

C. Kehidupan Sosial-Budaya

Kehidupan sosial masa Majapahit aman, damai, dan tenteram. Dalam kitab Negarakrtagama disebutkan bahwa Hayam Wuruk melakukan perjalanan keliling ke daerah-daerah untuk mengetahui sejauh mana kemajuan dan kesejahteraan rakyatnya. Perlindungan terhadap rakyat sangat diperhatikan. Demikian juga peradilan, dilaksanakan secara ketat; siapa yang bersalah dihukum tanpa pandang bulu.

Dalam kondisi kehidupan yang aman dan teratur maka suatu masyarakat akan mampu menghasilkan karya-karya budaya yang bermutu tinggi. Hasil budaya Majapahit dapat dibedakan sebagai berikut.

1. Candi

Banyak candi peninggalan Majapahit, seperti Candi Penataran (di Blitar), Candi Brahu, Candi Bentar (Waringin Lawang), Candi Bajang Ratu, Candi Tikus, dan bangunan-bangunan kuno lainnya, seperti Segaran dan Makam Troloyo (di Trowulan).

2. Kesusanteran

Zaman Majapahit bidang sastra sangat berkembang. Hasil sastranya dapat dibagi menjadi zaman Majapahit Awal dan Majapahit Akhir.

Sastra Zaman Majapahit Awal

 Kitab Negarakrtagama, karangan Empu Prapanca. Isinya tentang keadaan kota Majapahit, daerah-daearah jajahan, dan perjalananan Hayam Wuruk keliling ke daerah-daerah.

 Kitab Sotasoma, karangan Empu Tantular. Di dalam kitab ini terdapat ungkapan yang berbuny "Bhinneka tunggal ika tan hana dharma mangrawa" yang kemudian dipakai sebagai motto negara kita.

 Kitab Arjunawijaya karangan EmpuTantular. Isinya tentang raksasa yang dikalahkan oleh Arjuna Sasrabahu.

 Kitab Kunjarakarna, tidak diketahui pengarangnya.

Sastra Zaman Akhir Majapahit

 Kitab Pararaton, isinya menceritakan riwayat raja-raja Singasari dan Majapahit.

 Kitab Sudayana, isinya tentang Peristiwa Bubat.

 Kitab Sorandakan, isinya tentang pemberontakan Sora.

(14)

 Kitab Panjiwijayakrama, isinya riwayat R.Wijaya sampai dengan menjadi Raja Majapahit.

 Kitab Usana Jawa, isinya tentang penaklukan Bali oleh Gajah Mada dan Aryadamar.

 Kitab Tantu Panggelaran, tentang pemindahan gunung Mahameru ke Pulau Jawa oleh Dewa Brahma, Wisnu, dan Siwa.

12)

MENGANALISIS KARAKTERISTIK KEHIDUPAN MASYARAKAT, PEMERINTAHAN DAN KEBUDAYAAN PADA MASA KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA.

KERAJAAN SAMUDERA PASAI

Awal Perkembangan Kerajaan Samudera Pasai

Kerajaan Samudera Pasai terletak di pantai utara Aceh, pada muara Sungai Pasangan (Pasai). Pada muara sungai itu terletak dua kota, yaitu samudera (agak jauh dari laut) dan Pasai (kota pesisir). Kedua kota yang masyarakatnya sudah masuk Islam tersebut disatukan oleh Marah Sile yang masuk Islam berkat pertemuannya dengan Syekh Ismail, seorang utusan Syarif Mekah. Merah Selu kemudian dinobatkan menjadi sultan (raja) dengan gelar Sultan Malik al Saleh.

Setelah resmi menjadi kerajaan Islam, Samudera Pasai berkembang pesat menjadi pusat perdagangan dan pusat studi Islam yang ramai. Pedagang dari India, Benggala, Gujarat, Arab, Cina serta daerah di sekitarnya banyak berdatangan di Samudera Pasai.

Samudera Pasai setelah pertahanannya kuat segera meluaskan kekuasaan ke daerah pedalaman meliputi Tamiang, Balek Bimba, Samerlangga, Beruana, Simpag, Buloh Telang, Benua, Samudera, Perlak, Hambu Aer, Rama Candhi, Tukas, Pekan, dan Pasai.

Aspek Kehidupan Politik

Ada beberapa raja yang pernah memerintah Samudera Pasai, antara lain: 1) Sultan Malik al Saleh ( 1290 – 1297)

2) Muhammad Malik az Zahir ( 1297 – 1326 ) 3) Mahmud Malik az Zahir ( 1326 – 1345) 4) Mansur Malik az Zahir ( …. – 1346 ) 5) Ahmad Malik az Zahir ( 1346 – 1383 ) 6) Zain al Abidin Malik az Zahir ( 1383 – 1405 ) 7) Nahrasiyah ( 1405 – 1412 )

8) Sallah ad Din ( 1412 – … )

9) Abu Zaid Malik az Zahir ( … – 1455 ) 10) Mahmud Malik az Zahir ( 1455 – 1477 ) 11) Zain al Abidin ( 1477 – 1500 )

12) Abdullah Malik az Zahir ( 1501 – 1513 ) 13) Zain al Abidin ( 1513 – 1524 )

Kehidupan politik yang terjadi di Kerajaan Samudera Pasai dapat dilihat pada masa pemerintahan raja-raja berikut ini:

Sultan Malik al Saleh

Sultan Malik al Saleh merupakan raja pertama di Kerajaan Samudera Pasai. Dalam menjalankan pemerintahannya, Beliau berhasil menyatukan dua kota besar di Kerajaan Samudera Pasai, yakni kota Samudera dan kota Pasai

dan menjadikan masyarakatnya sebagai umat Islam. Setelah beliau mangkat pada tahun 1297, jabatan beliau diteruskan oleh putranya, Sultan Malik al Thahir. Lalu takhta kerajaan dilanjutkan lagi oleh kedua cucunya yang bernama Malik al Mahmud dan Malik al Mansur.

Malik al Mahmud dan Malik al Mansur.

(15)

Sultan Ahmad Perumadal Perumal

Pada masa pemerintahan Sultan Ahmad Perumadal Perumal inilah, Kerajaan Samudera Pasai pertama kalinya menjalin hubungan dengan Kerajaan / Kesultanan lain, yakni Kesultanan Delhi (India).

Aspek Kehidupan Ekonomi dan Sosial

Kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat Samudera Pasai dititikberatkan pada kegiatan perdagangan, pelayaran dan penyebaran agama. Hal ini dikarenakan, banyaknya pedagang asing yang sering singgah bahkan menetap di daerah Samudera Pasai, yakni Pelabuhan Malaka. Mereka yang datang dari berbagai negara seperti Persia, Arab, dan Gujarat kemudian bergaul dengan penduduk setempat dan

menyebarkan agama serta kebudayaannya masing-masing. Dengan demikian, kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat Samudera Pasai bertambah maju, begitupun di bidang perdagangan, pelayaran dan keagamannya.

Keberadaan agama Islam di Samdera Pasai sangat dipengaruhi oleh perkembangan di Timur Tengah. Hal itu terbukti pada saat perubahan aliran Syi’ah menjadi Syaf’i di Samudera Pasai. Perubahan aliran tersebut ternyata mengikuti perubahan di Mesir. Pada saat itu, di Mesir sedang terjadi pergantian kekuasaan dari Dinasti Fatimah yang beraliran Syi’ah kepada Dinasti Mameluk yang beraliran Syaf’i.

Aliran Syaf’i dalam perkembangannya di samudera Pasai menyesuaikan dengan adat istiadat setempat. Oleh karena itu kehidupan sosial masyarakatnya merupakan campuran Islam dengan adat istiadat setempat.

Kemunduran Kerajaan Samudera Pasai

Pada waktu Samudera Pasai berkembang, Majapahit juga sedang mengembangkan politik ekspansi. Majapahit setelah meyakini adanya hubungan antara Samudera Pasai dan Delhi yang membahayakan kedudukannya, maka

pada tahun 1350 M segera menyerang Samudera Pasai. Akibatnya, Samudera Pasai mengalami

kemunduran. Pusat perdagangan Samudera Pasai pindah ke pulau Bintan dan Aceh Utara (Banda Aceh). Samudera Pasai runtuh ditaklukkan Aceh

KERAJAAN ACEH

Awal Perkembangan Kerajaan Aceh

Aceh semula menjadi daerah taklukkan Kerajaan Pedir. Akibat Malaka jatuh ke tangan Portugis, pedagang yang semula berlabuh di pelabuhan Malaka beralih ke pelabuhan milik Aceh. Dengan

demikian, Aceh segera berkembang dengan cepat dan akhirnya lepas dari kekuasaan Pedir. Aceh berdiri sebagai kerajaan merdeka. Sultan pertama yang memerintah dan sekaligus pendiri Kerajaan Aceh adalah Sultan Ali Mughayat Syah (1514-1528 M).

Aspek Kehidupan Politik dan Pemerintahan

Aceh cepat tumbuh menjadi kerajaan besar karena didukung oleh faktor sebagai berikut: 1) Letak Ibu kota Aceh yang sangat strategis.

2) Pelabuhan Aceh ( Olele ) memiliki persyaratan yang baik sebagai pelabuhan dagang. 3) Daerah Aceh kaya dengan tanaman lada sebagai mata dagangan ekspor yang penting.

4) Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis menyebabkan pedagang Islam banyak yang singgah ke Aceh.

Sultan Ali Mughayat Syah merupakan Raja pertama di Aceh sekaligus beliau merupakan pendiri Kerajaan Aceh. Setelah beliau mangkat, raja selanjutnya adalah Sultan Ibrahim. Dalam pemerintahannya beliau berhasil menaklukkan Pedir. Raja berikutnya adalah Iskandar Muda. Pada masa pemerintahan beliau, Aceh mencapai puncak kejayaan dan menjadi sumber komoditas lada dan emas. Beliau mangkat pada tahun 1636 M dan digantikan oleh menantunya Iskandar Thani yang tidak memiliki kecakapan. Dalam pemerintahannya, Kerajaan Aceh terus-menerus mengalami kemunduran.

Aspek Kehidupan Kebudayaan

(16)

Aspek Kehidupan Ekonomi dan Sosial

Bidang perdagangan yang maju menjadikan Aceh makin makmur. Setelah Sultan Ibrahim dapat menaklukkan Pedir yang kaya akan lada putih, Aceh makin bertambah makmur dan menjadi sumber komoditas lada dan emas. Dengan kekayaan melimpah, Aceh mampu membangun angkatan bersenjata yang kuat.

Kemunduran Kerajaan Aceh

Kemunduran Kerajaan Aceh ketika itu disebabkan oleh hal-hal sebagai-berikut: Kekalahan perang antara Aceh melawan Portugis di Malaka pada tahun 1629 M. Tokoh pengganti Iskandar Muda tidak secakap pendahulunya.

Permusuhan yang hebat di antara kaum ulama yang menganut ajaran berbeda. Daerah-daerah yang jauh dari pemerintahan pusat melepaskan diri dengan Aceh.

Pertahanan Aceh lemah sehingga bangsa-bangsa Eropa lainnya berhasil mendesak dan menggeser daerah-daerah perdagangan Aceh. Akibatnya perekonomian semakin melemah.

KERAJAAN DEMAK

Awal Perkembangan Kerajaan Demak

Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Demak sebelumnya merupakan daerah vasal atau bawahan dari Majapahit. Daerah ini diberikan kepada Raden Patah, keturunan Raja Majapahit yang terakhir.

Ketika kekuasaan kerajaan Majapahit melemah, Raden Patah memisahkan diri sebagai bawahan Majapahit pada tahun 1478 M. Dengan dukungan dari para bupati, Raden Patah mendirikan kerajaan Islam Demak dengan gelar Senopati Jimbung Ngabdurrahman Panembahan Palembang Sayidin Panatagama. Sejak saat itu, kerajaan Demak berkembang menjadi kerajaan maritim yang kuat. Wilayahnya cukup luas, hampir meliputi sepanjang pantai utara Pulau Jawa. Sementara itu, daerah pengaruhnya sampai ke luar Jawa, seperti ke Palembang, Jambi, Banjar, dan Maluku.

Aspek Kehidupan Politik dan Pemerintahan

Pada tahun 1507 M, Raja Demak pertama, Raden Patah mangkat dan digantikan oleh putranya Pati Unus. Pada masa pemerintahan Pati Unus, Demak dan Portugis bermusuhan, sehingga sepanjang

pemerintahannya, Pati Unus hanya memperkuat pertahanan lautnya, dengan maksud agar Portugis tidak masuk ke Jawa. Setelah mangkat pada tahun 1521, Pati unus digantikan oleh adiknya Trenggana. Setelah naik takhta, Sultan Trenggana melakukan usaha besar membendung masuknya portugis ke Jawa Barat dan memperluas kekuasaan Kerajaan Demak.

Beliau mengutus Faletehan beserta pasukannya untuk menduduki Jawa Barat. Dengan semangat juang yang tinggi, Faletehan berhasil menguasai Banten dan Sunda Kelapa lalu menyusul Cirebon. Dengan demikian, seluruh pantai utara Jawa akhirnya tunduk kepada pemerintahan Demak. Faletehan kemudian diangkat menjadi raja di Cirebon. Pasukan demak terus bergerak ke daerah pedalaman dan berhasil menundukkan Pajang dan Mataram, serta Madura. Untuk memperkuat kedudukannya, Sultan Trenggana melakukan perkawinan politik dengan Bupati Madura, yakni mengawinkan Putri Sultan Trenggana dengan Putra Bupati Madura, Jaka Tingkir. Sultan Trenggana mangkat pada tahun 1546 M.

Mangkatnya Beliau menimbulkan kekacauan politik yang hebat di Demak. Negara bagian banyak yang melepaskan diri, dan para ahli waris Demak juga saling berebut tahta sehingga timbul perang saudara dan muncullah kekuasaan baru, yakni Kerajaan Pajang.

Aspek Kehidupan Sosial dan Budaya

Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Demak telah berjalan teratur. Pemerintahan diatur dengan hukum Islam tanpa meninggalkan norma-norma lama begitu saja. Hasil kebudayaan Demak merupakan

kebudayaan yang berkaitan dengan Islam. Seperti ukir-ukiran Islam dan berdirinya Masjid Agung Demak yang masih berdiri sampai sekarang. Masjid Agung tersebut merupakan lambang kebesaran Demak sebagai kerajaan Islam.

Aspek Kehidupan Ekonomi

Dalam bidang ekonomi, Demak berperan penting karena mempunyai daerah pertanian yang cukup luas dan sebagai penghasil bahan makanan, terutama beras. Selain itu, perdagangannya juga maju.

(17)

E. Keruntuhan Kerajaan Demak

Keruntuhan Kerajaan Demak disebabkan karena pembalasan dendam yang dilakukan oleh Ratu Kalinyamat yang bekerja sama dengan Bupati Pajang Hadiwijaya (Jaka Tingkir). Mereka berdua ingin menyingkirkan Aria Penansang sebagai pemimpin Kerajaan Demak karena Aria Penansang telah membunuh suami dan adik suami dari Ratu Kalinyamat. Dengan tipu daya yang tepat mereka berhasil meruntuhkan pemerintahan dari Bupati Jipang yang tidak lain adalah Aria Penansang. Aria Penansang sendiri berhasil dibunuh Sutawijaya. Sejak saat itu pemerintahan Demak pindah ke Pajang dan tamatlah riwayat Kerajaan Demak.

KERAJAAN BANTEN

Awal Perkembangan Kerajaan Banten

Semula Banten menjadi daerah kekuasaan Kerajaan Pajajaran. Rajanya (Samiam) mengadakan hubungan dengan Portugis di Malaka untuk membendung meluasnya kekuasaan Demak. Namun melalui,

Faletehan, Demak berhasil menduduki Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon. Sejak saat itu, Banten segera tumbuh menjadi pelabuhan penting menyusul kurangnya pedagang yang berlabuh di Pelabuhan Malaka yang saat itu dikuasai oleh Portugis.

Pada tahun 1552 M, Faletehan menyerahkan pemerintahan Banten kepada putranya, Hasanuddin. Di bawah pemerintahan Sultan Hasanuddin (1552-1570 M), Banten cepat berkembang menjadi besar. Wilayahnya meluas sampai ke Lampung, Bengkulu, dan Palembang.

Aspek Kehidupan Politik dan Pemerintahan

Raja Banten pertama, Sultan Hasanuddin mangkat pada tahun 1570 M dan digantikan oleh putranya, Maulana Yusuf. Sultan Maulana Yusuf memperluas daerah kekuasaannya ke pedalaman. Pada tahun 1579 M kekuasaan Kerajaan Pajajaran dapat ditaklukkan, ibu kotanya direbut, dan rajanya tewas dalam pertempuran. Sejak saat itu, tamatlah kerajaan Hindu di Jawa Barat.

Pada masa pemerintahan Maulana Yusuf, Banten mengalami puncak kejayaan. Keadaan Banten aman dan tenteram karena kehidupan masyarakatnya diperhatikan, seperti dengan dilaksanakannya pembangunan kota. Bidang pertanian juga diperhatikan dengan membuat saluran irigasi.

Sultan Maulana Yusuf mangkat pada tahun 1580 M. Setelah mangkat, terjadilah perang saudara untuk memperebutkan tahta di Banten. Setelah peristiwa itu, putra Sultan Maulana Yusuf, Maulana

Muhammad yang baru berusia sembilan tahun diangkat menjadi Raja dengan perwalian Mangkubumi.

Masa pemerintahan Maulana Muhammad berlangsung tahun 1508-1605 M. Kemudian digantikan oleh Abdulmufakir yang masih kanak-kanak didampingi oleh Pangeran Ranamenggala. Setelah pangeran Rana Menggala wafat, Banten mengalami kemunduran.

Aspek Kehidupan Ekonomi dan Sosial

Banten tumbuh menjadi pusat perdagangan dan pelayaran yang ramai karena menghasilkan lada dan pala yang banyak. Pedangang Cina, India, gujarat, Persia, dan Arab banyak yang datang berlabuh di Banten. Kehidupan sosial masyarakat Banten dipengaruhi oleh sistem kemasyarakatan Islam. Pengaruh tersebut tidak terbatas di lingkungan daerah perdagangan, tetapi meluas hingga ke pedalaman.

Kemunduran Kerajaan Banten

Penyebab kemunduran Kerajaan Banten berawal saat mangkatnya Raja Besar Banten Maulana Yusuf. Setelah mangkatnya Raja Besar terjadilah perang saudara di Banten antara saudara Maulana Yusuf dengan pembesar Kerajaan Banten. Sejak saat itu Banten mulai hancur karena terjadi peang saudara, apalagi sudah tidak ada lagi raja yang cakap seperti Maulana Yusuf.

KERAJAAN MATARAM ISLAM

Awal Perkembangan Kerajaan Mataram Islam

(18)

wafat pada tahun 1575 M, Sutawijaya diangkat menjadi bupati di Mataram. Setelah menjadi bupati, Sutawijaya ternyata tidak puas dan ingin menjadi raja yang menguasai seluruh Jawa, sehingga terjadilah peperangan sengit pada tahun 1528 M yang menyebabkan Sultan Hadiwijaya mangkat. Setelah itu terjadi perebutan kekuasaan di antara para Bangsawan Pajang dengan pasukan Pangeran Pangiri yang membuat Pangeran Pangiri beserta pengikutnya diusir dari Pajang, Mataram. Setelah suasana aman, Pangeran Benawa (putra Hadiwijaya) menyerahkan takhtanya kepada Sutawijaya yang kemudian memindahkan pusat pemerintahannya ke kotagede pada tahun 1568 M. Sejak saat itu berdirilah Kerajaan Mataram.

Aspek Kehidupan Politik dan Pemerintahan

Dalam menjalankan pemerintahannya, Sutawijaya, Raja Mataram banyak menghadapi rintangan. Para bupati di pantai utara Jawa seperti Demak, Jepara, dan Kudus yang dulunya tunduk pada Pajang memberontak ingin lepas dan menjadi kerajaan merdeka. Akan tetapi, Sutawijaya berusaha

menundukkan bupati-bupati yang menentangnya dan Kerajaan Mataram berhasil meletakkan landasan kekuasaannya mulai dari Galuh (Jabar) sampai pasuruan (Jatim).

Setelah Sutawijaya mangkat, tahta kerajaan diserahkan oleh putranya, Mas Jolang, lalu cucunya Mas Rangsang atau Sultan Agung. Pada masa pemerintahan Sultan Agung, muncul kembali para bupati yang memberontak, seperti Bupati Pati, Lasem, Tuban, Surabaya, Madura, Blora, Madiun, dan Bojonegoro.

Untuk menundukkan pemberontak itu, Sultan Agung mempersiapkan sejumlah besar pasukan, persenjataan, dan armada laut serta penggemblengan fsik dan mental. Usaha Sultan Agung akhirnya berhasil pada tahun 1625 M. Kerajaan Mataram berhasil menguasai seluruh Jawa, kecuali Banten, Batavia, Cirebon, dan Blambangan. Untuk menguasai seluruh Jawa, Sultan Agung mencoba merebut Batavia dari tangan Belanda. Namun usaha Sultan mengalami kegagalan.

Aspek Kehidupan Sosial

Kehidupan masyarakat di kerajaan Mataram, tertata dengan baik berdasarkan hukum Islam tanpa meninggalkan norma-norma lama begitu saja. Dalam pemerintahan Kerajaan Mataram Islam, Raja merupakan pemegang kekuasaan tertinggi, kemudian diikuti oleh sejumlah pejabat kerajaan. Di bidang keagamaan terdapat penghulu, khotib, naid, dan surantana yang bertugas memimpin upacara-upacara keagamaan. Di bidang pengadilan, dalam istana terdapat jabatan jaksa yang bertugas menjalankan pengadilan istana.

Untuk menciptakan ketertiban di seluruh kerajaan, diciptakan peraturan yang dinamakan anger-anger yang harus dipatuhi oleh seluruh penduduk.

Aspek Kehidupan Ekonomi dan Kebudayaan

Kerajaan Mataram adalah kelanjutan dari Kerajaan Demak dan Pajang. Kerajaan ini menggantungkan kehidupan ekonominya dari sektor agraris. Hal ini karena letaknya yang berada di pedalaman. Akan tetapi, Mataram juga memiliki daerah kekuasan di daerah pesisir utara Jawa yang mayoritas sebagai pelaut. Daerah pesisir inilah yang berperan penting bagi arus perdagangan Kerajaan Mataram.

Kebudayaan yang berkembang pesat pada masa Kerajaan Mataram berupa seni tari, pahat, suara, dan sastra. Bentuk kebudayaan yang berkembang adalah Upacara Kejawen yang merupakan akulturasi antara kebudayaan Hindu-Budha dengan Islam.

Di samping itu, perkembangan di bidang kesusastraan memunculkan karya sastra yang cukup terkenal, yaitu Kitab Sastra Gending yang merupakan perpaduan dari hukum Islam dengan adat istiadat Jawa yang disebut Hukum Surya Alam.

Kemunduran Mataram Islam

Kmunduran Mataram Islam berawal saat kekalahan Sultan Agung merebut Batavia dan menguasai seluruh Jawa dari Belanda. Setelah kekalahan itu, kehidupan ekonomi rakyat tidak terurus karena sebagian rakyat dikerahkan untuk berperang.

KERAJAAN MAKASSAR

Awal Perkembangan Kerajaan Makassar

(19)

Kerajaan Gowa dan Tallo akhirnya dapat menguasai kerajaan lainnya. Dua kerajaan itu lazim disebut Kerajaan Makassar. Dari Makasar, agama Islam menyebar ke berbagai daerah sampai ke Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Makassar merupakan salah satu kerajaan Islam yang ramai akan pelabuhannya. Hal ini, karena letaknya di tengah-tengah antara Maluku, Jawa, Kalimantan, Sumatera, dan Malaka.

Aspek Kehidupan Politik dan Pemerintahan

Kerajaan Makassar mula-mula diperintah oleh Sultan Alauddin (1591-1639 M). Raja berikutnya adalah Muhammad Said (1639-1653 M) dan dilanjutan oleh putranya, Hasanuddin (1654-1660 M). Sultan Hasanuddin berhasil memperluas daerah kekuasaannya dengan menundukkan kerajaan-kerajaan kecil di Sulawesi Selatan, termasuk Kerajaan Bone.

VOC setelah mengetahui Pelabuhan Makassar, yaitu Sombaopu cukup ramai dan banyak menghasilkan beras, mulai mengirimkan utusan untuk membuka hubungan dagang. Setelah sering datang ke Makassar, VOC mulai membujuk Sultan Hasanuddin untuk bersama-sama menyerbu Banda (pusat

rempah-rempah). Namun, bujukan VOC itu ditolak.

Setelah peristiwa itu, antara Makassar dan VOC mulai terjadi konflik. Terlebih lagi setelah insiden penipuan tahun 1616. Pada saat itu para pembesar Makassar diundang untuk suatu perjamuan di atas kapal VOC, tetapi nyatanya malahan dilucuti dan terjadilah perkelahian yang menimbulkan banyak korban di pihak Makassar. Keadaan meruncing sehingga pecah perang terbuka. Dalam peperangan tersebut, VOC sering mengalami kesulitan dalam menundukkan Makassar. Oleh karena itu, VOC memperalat Aru Palakka (Raja Bone) yang ingin lepas dari kerajaan Makassar dan menjadi kerajaan merdeka.

Aspek Kehidupan Ekonomi, Sosial, dan Kebudayaan

Kerajaan Makassar berkembang menjadi kerajaan maritim. Hasil perekonomian terutama diperoleh dari hasil pelayaran dan perdagangan. Pelabuhan Sombaupu ( Makassar ) banyak didatangi kapal-kapal dagang sehingga menjadi pelabuhan transit yang sangat ramai. Dengan demikian, masyarakatnya hidup aman dan makmur.

Dalam menjalankan pemerintahannya, Raja dibantu oleh Bate Salapanga (Majelis Sembilan) yang diawasi oleh seorang paccalaya (hakim). Sesudah sultan, jabatan tertinggi dibawahnya adalah pabbicarabutta (mangkubumi) yang dibantu oleh tumailang matoa dan malolo. Panglima tertinggi disebut anrong guru lompona tumakjannangan. Bendahara kerajaan disebut opu bali raten yang juga bertugas mengurus perdagangan dan hubungan luar negeri. Pejabat bidang keagamaan dijabat oleh kadhi yang dibantu imam, khatib, dan bilal.

Hasil kebudayaan yang cukup menonjol dari Kerajaan Makassar adalah keahlian masyarakatnya membuat perahu layar yang disebut pinisi dan lambo.

D. Kemunduran Kerajaan Makassar

Kemunduran Kerajaan Makassar disebabkan karena permusuhannya dengan VOC yang berlangsung sangat lama. Ditambah dengan taktik VOC yang memperalat Aru Palakka ( Raja Bone) untuk

mengalahkan Makassar. Kebetulan saat itu Kerajaan Makassar sedang bermusuhan dengan Kerajaan Bone sehingga Raja Bone setuju bekerja sama dengan VOC.

KERAJAAN TERNATE

Awal Perkembangan Kerajaan Ternate

Pada abad ke-13 di Maluku sudah berdiri Kerajaan Ternate. Ibu kota Kerajaan Ternate terletak di Sampalu (Pulau Ternate). Selain Kerajaan Ternate, di Maluku juga telah berdiri kerajaan lain, seperti Jaelolo, Tidore, Bacan, dan Obi. Di antara kerajaan di Maluku, Kerajaan Ternate yang paling maju. Kerajaan Ternate banyak dikunjungi oleh pedagang, baik dari Nusantara maupun pedagang asing.

Aspek Kehidupan Politik dan Pemerintahan

(20)

dan Sultan Baabullah. Pada masa pemerintahan Sultan Baabullah, Kerajaan Ternate mengalami puncak kejayaannya. Wilayah kerajaan Ternate meliputi Mindanao, seluruh kepulauan di Maluku, Papua, dan Timor. Bersamaan dengan itu, agama Islam juga tersebar sangat luas.

Aspek Kehidupan Ekonomi, Sosial, dan Kebudayaan

Perdagangan dan pelayaran mengalami perkembangan yang pesat sehingga pada abad ke-15 telah menjadi kerajaan penting di Maluku. Para pedagang asing datang ke Ternate menjual barang perhiasan, pakaian, dan beras untuk ditukarkan dengan rempah-rempah. Ramainya perdagangan memberikan keuntungan besar bagi perkembangan Kerajaan Ternate sehingga dapat membangun laut yang cukup kuat.

Sebagai kerajaan yang bercorak Islam, masyarakat Ternate dalam kehidupan sehari-harinya banyak menggunakan hukum Islam . Hal itu dapat dilihat pada saat Sultan Hairun dari Ternate dengan De Mesquita dari Portugis melakukan perdamaian dengan mengangkat sumpah dibawah kitab suci Al-Qur’an. Hasil kebudayaan yang cukup menonjol dari kerajaan Ternate adalah keahlian masyarakatnya membuat kapal, seperti kapal kora-kora.

Kemunduran Kerajaan Ternate

Kemunduran Kerajaan Ternate disebabkan karena diadu domba dengan Kerajaan Tidore yang dilakukan oleh bangsa asing ( Portugis dan Spanyol ) yang bertujuan untuk memonopoli daerah penghasil rempah-rempah tersebut. Setelah Sultan Ternate dan Sultan Tidore sadar bahwa mereka telah diadu domba oleh Portugis dan Spanyol, mereka kemudian bersatu dan berhasil mengusir Portugis dan Spanyol ke luar Kepulauan Maluku. Namun kemenangan tersebut tidak bertahan lama sebab VOC yang dibentuk Belanda untuk menguasai perdagangan rempah-rempah di Maluku berhasil menaklukkan Ternate dengan strategi dan tata kerja yang teratur, rapi dan terkontrol dalam bentuk organisasi yang kuat.

KERAJAAN TIDORE

Awal Perkembangan Kerajaan Tidore

Kerajaan tidore terletak di sebelah selatan Ternate. Menurut silsilah raja-raja Ternate dan Tidore, Raja Ternate pertama adalah Muhammad Naqal yang naik tahta pada tahun 1081 M. Baru pada tahun 1471 M, agama Islam masuk di kerajaan Tidore yang dibawa oleh Ciriliyah, Raja Tidore yang kesembilan. Ciriliyah atau Sultan Jamaluddin bersedia masuk Islam berkat dakwah Syekh Mansur dari Arab.

Aspek Kehidupan Politik dan Kebudayaan

Raja Tidore mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Nuku (1780-1805 M). Sultan Nuku dapat menyatukan Ternate dan Tidore untuk bersama-sama melawan Belanda yang dibantu Inggris. Belanda kalah serta terusir dari Tidore dan Ternate. Sementara itu, Inggris tidak mendapat apa-apa kecuali hubungan dagang biasa. Sultan Nuku memang cerdik, berani, ulet, dan waspada. Sejak saat itu, Tidore dan Ternate tidak diganggu, baik oleh Portugis, Spanyol, Belanda maupun Inggris sehingga kemakmuran rakyatnya terus meningkat. Wilayah kekuasaan Tidore cukup luas, meliputi Pulau Seram, Makean Halmahera, Pulau Raja Ampat, Kai, dan Papua. Pengganti Sultan Nuku adalah adiknya, Zainal Abidin. Ia juga giat menentang Belanda yang berniat menjajah kembali.

Aspek Kehidupan Ekonomi dan Sosial

Sebagai kerajaan yang bercorak Islam, masyarakat Tidore dalam kehidupan sehari-harinya banyak menggunakan hukum Islam . Hal itu dapat dilihat pada saat Sultan Nuku dari Tidore dengan De Mesquita dari Portugis melakukan perdamaian dengan mengangkat sumpah dibawah kitab suci Al-Qur’an.

Kerajaan Tidore terkenal dengan rempah-rempahnya, seperti di daerah Maluku. Sebagai penghasil rempah-rempah, kerajaan Tidore banyak didatangi oleh Bangsa-bangsa Eropa. Bangsa Eropa yang datang ke Maluku, antara lain Portugis, Spanyol, dan Belanda.

Kemunduran Kerajaan Tidore

(21)

13)

MENGANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MUNCULNYA KEBANGKITAN DAN KESADARAN NASIONAL BANGSA INDONESIA

Nasionalisme kebangsaan Indonesia muncul sejalan dengan proses sejarah bangsa yang panjang yang disebabkan oleh :

1) Adanya perasaan senasib dan sepenanggungan akibat penjajahan bangsa Barat, terutama Belanda.

2) Tindakan kolonialis Belanda yang mengakibatkan penderitaan lahir batin menimbulkan reaksi perlawanan rakyat, baik yang bersifat fisik maupun nonfisik. 3) Perbedaan suku, adat, agama, bahasa, dan daerah ternyata melahirkan ikatan

perasaan sebagai suatu bangsa ketika Belanda tidak menghargainya, mempertajam perbedaan, dan memaksa untuk berorientasi ke peradaban Barat.

4) Lahirnya golongan elite nasional yang menyadari akan keterbelakangan bangsanya dan menumbuhkan tekad untuk meningkatkan derajat bangsa lewat pergerakan kebangsaan.

5) Pendidikan mampu membuka kesadaran dan pengetahuan tentang human right (hak asasi manusia), self determination (menentukan nasib sendiri), dan self government (pemerintahan sendiri), sehingga bangsa Indonesia sadar bahwa mereka memiliki hak yang sama dengan Belanda untuk menjadi bangsa yang bermartabat dan merdeka.

14)

MENJELASKAN GAGASAN PERUMUSAN DASAR NEGARA DALAM SIDANG BPUPKI

Pancasila merupakan dasar negara Republik Indonesia. Kelahiran, perumusan, dan

perkembangan Pancasila tak lepas dari diskusi dan perdebatan sekaligus menjadi bagian sejarah

ideologi berbangsa dan bernegara di Indonesia. Sebagai dasar negara, Pancasila menjadi acuan

konstitusi dan hukum yang berlaku di Indonesia sekaligus wajib dipahami dan diamalkan bagi

seluruh warga negara Indonesia.

Pancasila adalah dasar pemikiran orisinil untuk Indonesia yang dirumuskan oleh para pendiri

bangsa. Perjuangan menjaga dan merawat pancasila bukanlah pekerjaan yang mudah. Sejak

melalui proses perumusan pada sidang BPUPKI di tahun 1945, hingga ditetapkan pada Tap MPR

No II/MPR/1978, Pancasila telah melalui berbagai lika-liku hingga menjadi dasar negara resmi

Republik Indonesia.

Tahun 1945 merupakan awal dari perumusan dasar negara Indonesia. Jepang meyakinkan

Indonesia untuk merdeka dengan membentuk Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan

Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Badan ini bertugas mempelajari dan menyelidiki hal-hal

yang berkaitan dengan aspek-aspek politik, ekonomi, tata pemerintahan, serta berbagai keperluan

lainnya dalam pembentukan kemerdekaan negara Indonesia.

Pembentukan BPUPKI diumumkan pada 1 Maret 1945 dan pengangkatan anggota dilakukan

pada 28 April 1945. Terdapat 67 anggota BPUPKI yang mewakili hampir seluruh wilayah

Indonesia, termasuk 7 anggota tanpa hak suara dari perwakilan pemerintah pendudukan militer

Jepang. Ketua BPUPKI ditunjuk langsung oleh Jepang yaitu dr. Rajiman Wedyodiningrat,

dengan wakil ketua Icibangase dari Jepang.

Sidang pertama BPUPKI berlangsung pada 29 Mei 1945 hingga 1 Juni 1945 dan membahas

rumusan dasar negara Indonesia merdeka. Sidang ini menjadi cikal bakal lahirnya konsep

Pancasila sebagai dasar negara. Rangkaian sidang pertama BPUPKI diisi oleh pidato terkait

gagasan terkait dasar negara Indonesia yang disampaikan oleh tiga orang anggota yaitu Mr.

Prof. Mohammad Yamin S.H, Prof. Mr. Dr. Supomo, dan Ir. Soekarno.

Mohammad Yamin menjadi yang pertama menyampaikan pidato. Sebagai salah seorang pelopor

sumpah pemuda, Yamin mengajukan lima asas sebagai dasar negara Indonesia yaitu:

1. Peri kebangsaan.

2. Peri kemanusiaan.

3. Peri ketuhanan.

(22)

5. Kesejahteraan rakyat.

Gagasan ini tertuang dalam pidato berjudul “Asas dan Dasar Negara Kebangsaan Republik

Indonesia” pada 29 Mei 1945. Meski begitu, gagasan yang disampaikan

Yamin

dalam pidato

ternyata berbeda dengan apa yang ia ajukan secara tertulis kepada BPUPKI. Kelima asas yang

diajukan sebagai dasar negara Indonesia menurut Yamin adalah:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa.

2. Kebangsaan Persatuan Indonesia.

3. Rasa Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Supomo

menjadi tokoh berikutnya yang menyampaikan gagasan pada sidang BPUPKI tanggal

31 Mei 1945. Dalam pidato berjudul “Dasar Negara Indonesia Merdeka”, ia mengajukan gagasan

Indonesia sebagai negara yang integral dengan menerapkan lima prinsip, yaitu:

1. Persatuan.

2. Kekeluargaan.

3. Keseimbangan lahir dan batin.

4. Musyawarah.

5. Keadilan sosial.

Gagasan terakhir tentang dasar negara Indonesia disampaikan oleh Ir.Soekarno pada 1 Juni 1945.

Sang proklamator ini mengajukan gagasan tentang dasar negara yang ia beri nama “Pancasila”,

atau lima sila. Kelima sila yang diajukan

Soekarno

pada pidato berjudul “Lahirnya Pancasila”

sebagai dasar negara Indonesia adalah:

1. Kebangsaan Indonesia.

2. Internasionalisme atau perikemanusiaan

3. Mufakat atau demokrasi.

4. Kesejahteraan sosial.

5. Ketuhanan Yang Maha Esa.

Kata Pancasila kemudian disepakati bersama sebagai format dasar negara Indonesia. Sidang

perdana BPUPKI berakhir dan akan dilanjutkan pada 10 – 16 Juli 1945. Meski begitu, rumusan

dasar negara Indonesia masih belum terbentuk. BPUPKI kemudian memutuskan untuk

membentuk panitia perumus dasar negara yang beranggotakan sembilan orang yang disebut

Panitia Sembilan.

Panitia Sembilan bertugas menampung berbagai aspirasi tentang pembentukan dasar negara

Indonesia merdeka. Panitia Sembilan terdiri dari:

1. Ir. Soekarno, bertindak sebagai ketua.

2. Abdulkahar Muzakir.

3. Drs. Moh. Hatta.

(23)

5. Mr. Prof. Mohammad Yamin S.H.

6. H. Agus Salim.

7. Ahmad Subarjo.

8. Abikusno Cokrosuryo.

9. A. A. Maramis.

Panitia Sembilan berhasil merampungkan rumusan dasar negara Indonesia pada 22 Juni 1945

melalui konsep yang diajukan oleh Mohammad Yamin. Rumusan ini diterbitkan dalam Piagam

Jakarta, atau Jakarta Charter, sekaligus menjadi cetak biru dari Pancasila sebagai dasar negara

Indonesia.

BPUPKI kembali mengadakan sidang kedua pada 10-17 Juli 1945. Sidang ini membahas tentang

rancangan UUD. Pada 14 Juli 1945, sidang BPUPKI melaporkan tiga hal pokok bagi UUD

Indonesia yaitu pernyataan Indonesia merdeka, pembukaan undang-undang dasar, dan batang

tubuh undang-undang dasar. Hasil penyusunan UUD diselesaikan pada 17 Juli 1945 sekaligus

menjadi rumusan resmi pertama dari dasar negara Indonesia.

Kelahiran Pancasila Sebagai Dasar Negara Indonesia

Hasil perumusan yang terjadi sidang BPUPKI belum bersifat resmi sebagai dasar negara karena

Indonesia belum merdeka. Menindaklanjuti kinerja dari BPUPKI, Jepang membubarkan

BPUPKI dan membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada 7 Agustus

1945.

PPKI bertugas melanjutkan hasil kerja BPUPKI sekaligus mempersiapkan segala sesuatu yang

menyangkut masalah ketatanegaraan bagi negara Indonesia baru. PPKI beranggotakan 21 orang

yang terdiri dari 12 orang wakil dari Jawa, 3 orang wakil dari Sumatera, 2 orang wakil dari

Sulawesi, dan seorang wakil dari Sunda Kecil, Maluku serta penduduk Cina.

Pembentukan PPKI semakin mengobarkan keinginan rakyat Indonesia untuk merdeka.

Berikutnya, seperti yang terekam dalam sejarah Indonesia dan dunia, Jepang menyatakan kalah

dalam perang dunia kedua sehingga menimbulkan tekad agar segera memproklamasikan

kemerdekaan negara Indonesia. Di golongan pemuda, ada anggapan bahwa PPKI merupakan

badan bentukan pihak Jepang. Sementara, PPKI sendiri belum menjalankan tugas yang

diamanatkan untuk mempersiapkan hal-hal yang perlu dalam menjalankan negara Indonesia

yang merdeka.

Jepang sendiri menyatakan bahwa seluruh persiapan pelaksanaan kemerdekaan Indonesia

diserahkan sepenuhnya kepada PPKI. Mereka menjanjikan akan memberikan kemerdekaan

kepada Indonesia pada 24 Agustus 1945. Semangat rakyat Indonesia untuk merdeka, diiringi

ketidakpastian politik global, serta berbagai dinamika yang terjadi, akhirnya membuat Indonesia

memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.

PPKI langsung mengadakan sidang pertamanya pada 18 Agustus 1945 untuk membahas

konstitusi negara Indonesia, Presiden dan Wakil Presiden Indonesia, serta lembaga yang

membantu tugas Presiden Indonesia. Piagam Jakarta yang sebelumnya telah disahkan BPUPKI,

menjadi salah satu pertimbangan PPKI sebagai konstitusi Indonesia. Namun, terdapat beberapa

masalah terkait isu syariat islam yang mendapat tentangan dari bagian timur Indonesia. Isu ini

berakhir seiring penghapusan kalimat ”… dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi

pemeluk-pemeluknya” untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

Dari hasil sidang pertama, PPKI memutuskan:

1. Menetapkan dan mengesahkan pembukaan UUD 1945 dan UUD 1945.

(24)

3. Membentuk Komite Nasional Indonesia sebagai badan musyawarah darurat.

Melalui hasil keputusan sidang pertama PPKI, Pancasila resmi menjadi dasar negara Indonesia

karena tercantum dalam pembukaan UUD 1945 pada paragraf keempat. Pancasila yang

dirumuskan saat itu tertulis sebagai berikut:

1. ke-Tuhanan Yang Maha Esa,

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab,

3. Persatuan Indonesia

4. Dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan

5. Serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

15)

MENGANALISIS PERBEDAAN FUNGSI CANDI DI INDIA DENGAN DI INDONESIA

Fungsi candi

Fungsi Candi antara Candi HIndu dengan Candi Buddha sangat berbeda, begitupula fungsi candi di Indonesia dengan di India. Di India, Candi adalah Kuil dan hanya berfungsi sebagai tempat suci untuk beribadah. Di Indonesia fungsi candi berubah menjadi 3 fungsi, yaitu sebagai tempat suci beribadah, tempat menyimpan pripih, dan tempat untuk menguburkan abu jenazah raja. Untuk candi bercorak Buddha di Indonesia hanya berfungsi sebagai tempat beribadah, contohnya candi atau stupa borobudur.

16)

MEMAHAMI KONSEP PENELITIAN SEJARAH

PENELITIAN SEJARAH (HISTORICAL RESEARCH)

Penelitian sejarah dapat dilihat dari segi perspektif sejarah/historis, serta waktu terjadinya

fenomena-fenomena yang diselidiki. Banyak ahli yang mempersamakan metode sejarah dengan

metode dokumenter, karena dalam metode sejarah ba

Gambar

Tabel 7. Macam-macam Teknik Penilaian IPS

Referensi

Dokumen terkait

22 Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu.. perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya

Sementara menurut Slameto, (2011:2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai

“suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi

Perubahan tingkah laku ini mencangkup perubahan dalam kebiasaan ( habit ), sikap ( afektif ) dan keterampilan ( psikomotorik ).. Perubahan tingkah laku dalam kegiatan

Menurut Slameto (2010: 2), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

Menurut Sudjana (2005:3) hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup