• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP NEGERI 1 TOLINGGULA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP NEGERI 1 TOLINGGULA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU

DI SMP NEGERI 1 TOLINGGULA

Yolandra Pongoliwu, Imran R. Hambali, Badriyyah Djula1 Jurusan Pendidikan Ekonomi

Abstrak

Yolandra Pongoliwu, Nim: 911409136, Pengaruh Metode Pemberian Tugas Terhadap Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP Negeri 1 Tolinggula. Skripsi, Program Studi Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo. Dibimbing oleh Bapak Imran R. Hambali, S.Pd, S.E, M.SA dan Pembimbing II Ibu Badriyyah Djula, S.Pd, M.Pd. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan rumusan masalah: “Apakah Terdapat Pengaruh Metode Pemberian Tugas Terhadap Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP Negeri 1 Tolinggula.?”. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif dengan jumlah sampel 72 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan terdiri dari observasi, wawancara, angket dan dokumentasi. Sebagai kesimpulan dari penelitian adalah persamaan regresi yaitu Ỳ = 24.05 + 0.65X. Hal ini berarti setiap terjadi perubahan sebesar satu unit variabel X (Metode Pemberian Tugas), maka akan diikuti oleh perubahan rata-rata variabel Y (Aktivitas Belajar Siswa) sebesar 0,65 dan ini berari setiap terjadi perubahan pada indikator metode pemberian tugas, maka akan diikuti oleh perubahan rata-rata indikator aktivitas belajar siswa di SMP Negeri 1 Tolinggula. (2) pengujian linieritas persamaan regresi diperoleh harga Fhitung = 0.96 sedangkan dari daftar distribusi frekuensi diperoleh Fdaftar = 1.74. Ternyata harga Fhitung lebih kecil dari harga Fdaftar, sehingga dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi hasil perhitungan data penelitian ini berbentuk linier.(3) pengujian keberartian atau signifikan persamaan regresi diperoleh harga Fhitung =27.43 dan dari daftar distribusi frekuensi diperoleh harga Fdaftar = 3.98. Dengan demikian terdapat pengaruh yang signifikan antara metode pemberian tugas terhadap aktivitas belajar siswa. (4) Metode pemberian tugas dalam proses pembelajaran memberikan kontribusi terhadap aktivitas belajar siswa sebesar 28.09% dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain seperti kreativitas mengajar guru, motivasi belajar siswa dan variable lainya.

Kata Kunci :Metode Pemberian Tugas, Aktivitas Belajar Siswa.

      

1 Yolandra Pongoliwu, Imran R. Hambali, S.Pd, S.E, M.SA dan Badriyyah Djula, S.Pd, M.Pd selaku Dosen

(2)

Pemberian tugas kepada siswa perlu disediakan waktu yang cukup. Untuk itu pemberian tugas hendaknya proporsional. Artinya, guru seyogyanya tidak memberikan tugas yang berlebihan alias terlalu membebani siswa. Perlu diingat bahwa dalam KTSP, ketentuan tugas yang dibebankan kepada siswa maksimum hanya separuh dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang bersangkutan.

Hal ini sesuai dengan observasi awal di SMP Negeri 1 Tolinggula dimana guru memberikan tugas kepada siswa secara berlebihan yang dapat membebani siswa, pemberian tugas yang dilakukan oleh guru tidak terstruktur dan cenderung membosankan bagi siswa sehingga pada pelaksanaan pembelajaran siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Dengan asumsi pemberian tugas yang dilakukan oleh guru tidak terstruktur dapat berdampak pada keseluruhan metode pemberian tugas, mulai dari perencanaan tugas/kuis yang diberikan kepada siswa, pelaksanaannya dalam pembelajaran di sekolah sampai dengan evaluasi tugas yang diberikan oleh guru.

Melihat rumusan masalah tersebut di atas, peneliti dapat merumuskan tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh metode pemberian tugas

terhadap aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS di SMP Negeri 1 Tolinggula. Manfaat penelitian ini adalah:

a. Dapat dijadikan sebagai bahan pengembangan metode pemberian tugas yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran yang efektif.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi spemikiran bagi pengetahuan dan informasi dalam kegiatan pembelajaran khususnya yang berhubungan metode pembelajaran.

c. Dapat memberikan pengalaman dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dalam kegiatan pembelajaran serta memotivasi guru untuk lebih jeli dan kreatif dalam melaksanakan tugas.

d. Penelitian diharapkan dapat memberikan masukan kepada peneliti serta hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kerangka acuan bagi peneliti lain untuk penelitian pengembangan lebih lanjut pada masa mendatang.

Dalam keseluruhan aktivitas pendidikan di sekolah, maka kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling mendasar. Hal ini kemungkinannya bahwa baik tidaknya serta berhasil tidaknya rumusan-rumusan tujuan yang telah direncanakan dapat dicapai akan sangat tergantung pada bagaimana proses belajar yang diterapkan atau dialami oleh peserta didik. Belajar merupakan suatu aktifitas mental / fisik yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan,

(3)

pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap.2 Perubahan itu meliputi hal-hal yang bersifat internal seperti pemahaman dan sikap, sertta mencakup hal-hal yang bersifat eksternal seperti ketrampilan motorik dan berbicara dalam bahasa asing.

Sementara menurut Slameto, (2011:2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.3 Belajar sebagai usaha aktifitas yang ditunjukan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.4 Belajar juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan dua unsur yaitu jiwa dan raga.

Secara etimologi pengertian metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.5 Metode pemberian tugas adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar”. Tugas biasanya bisa dilaksanakan di rumah, di sekolah, di perpustakaan, dan ditempat lainnya. Tugas merangsang anak untuk aktif belajar, baik secara individual maupun secara kelompok. Karena itu, tugas dapat diberikan secara individual, atau dapat pula secara kelompok.

Langkah-langkah dalam penggunaan metode pemberian tugas:

Fase pemberian tugas, tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan: 1) Tujuan yang akan dicapai, 2) Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang ditugaskan tersebut, 3) Sesuai dengan kemampuan siswa, 4) Ada petunjuk/sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa.

Langkah pelaksanaan tugas ; 1) Diberikan bimbingan/pengawasan oleh guru, 2) Diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja, 3) Diusahakan/dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang lain, 4) Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang ia peroleh dengan baik dan sistematik.

Fase mempertanggungjawabkan tugas ; 1) Laporan siswa baik lisan/tertulis dari apa yang telah dikerjakan, 2) Ada tanya jawab/diskusi kelas, 3) Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun notes atau cara yang lainnya.6

Berdasarkan pendapat para ahli di atas peneliti menyimpulkan bahwa metode pemberian tugas merupakan suatu cara untuk melakukan sesuatu dengan tepat dalam hal ini

      

2 Winkel. 2005. Psikologi Pengajaran, Jakarta: Gramedia Pustaka Tama, Hal 59.

3 Slameto, 2011. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, hal 2.

4 Djamarah. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, hal 13.

5

 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2011. Startegi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta., hal 53.

(4)

dalam aktivitas pembelajaran dengan memberikan tugas kepada siswa baik dalam kegiatan pembelajaran maupun diluar kegiatan pembelajaran atau pekerjaan rumah.

Metode Pemberian tugas merupakan Metode untuk mengukur kekreatifan anak dalam menangkap mata pelajaran yang di ajarkan oleh seorang guru tapi metode pemberian tugas juga mempunyai beberapa kekurangan yaitu akan di bahas di bawah ini:

Kelebihan metode pemberian tugas yaitu:

1. Pengajaran klasikal cenderung untuk menyesuaikan cara dan kecepatan mengajar terhadap ciri-ciri umum di kelas itu. Hal tersebut menjadi sulit diikuti oleh kelompok yang memiliki kemampuan dibawah rata-rata. Dengan metode tugas setiap peserta didik dapat bekerja menurut tugas dan tempo belajarnya masing-masing.

2. Metode pemberian tugas digunakan untuk melatih aktivitas, kretivitas, tanggung jawab dan disiplin peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini penting karena dalam kegiatan pengajaran tidak selamanya peserta didik mendapat pengawasan dari guru.

3. Peserta didik mendapat kesempatan untuk melatih diri bekerja secara mandiri.

4. Metode pemberian tugas dapat merangsang daya pikir peserta didik, karena mereka dituntut untuk menyelesaikan tugas-tugas yang dihadapinya.

5. Pemberian tugas disamping dapat dilakukan secara individu bisa juga dilakukan secara kelompok, dalam hal ini peserta didik dikelompokkan dalam kelompok-kelompok kecil.

Disamping kelebihan yang dimilikinya, metode pemberian tugas juga memiliki beberapa kekurangan, yaitu:

1. Apabila diberikan tugas kelompok, seringkali yang mengerjakannya hanya peserta didik tertentu saja. Sedangkan yang lainnya hanya numpang saja.

2. Apabila tugas diberikan diluar kelas, sulit untuk mengontrol peserta didik bekerja secara mandiri dan menyuruh orang lain untuk menyelesaikannya.

3. Metode pemberian tugas menuntut tanggung jawab guru yang besar untuk memeriksa dan memberikan umpan balik terhadap tugas-tugas yang dikerjakan oleh peserta didik.

4. Sering terjadi penyimpangan dalam penggunaan metode pemberian tugas dari pengajaran menjadi semacam hukuman.

(5)

5. Apabila tugas sulit dikerjakan akan menyita waktu peserta didik untuk kegiatan lainnya.7

Tentunya semua guru harus menyadari bahwa semua metode mengajar yang ada, saling menyempurnakan antara yang satu dengan yang lainnya. Karena tidak ada satupun metode yang sempurna tetapi ada titik kelemahannya. Oleh karena itu penggunaan metode yang bervariasi dalam kegiatan mengajar akan lebih baik dari pada penggunaan satu metode mengajar. Namun penggunaan satu metode tidaklah salah selama apa yang dilakukan itu untuk mencapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. Metode pemberian tugas memiliki tujuan agar siswa menghasilkan hasil belajar yang lebih mantap, karena siswa melaksanakan latihan-latihan selama melakukan tugas, sehingga pengalaman siswa dalam mempelajari sesuatu menjadi lebih terintegrasi.

Pemberian tugas merupakan sarana yang baik untuk merangsang dan mengarahkan aktivitas belajar, baik didalam maupun diluar kelas. Tugas membantu para siswa mengembangkan sikap yang baik terhadap pekerjaan yang dilakukan. Melalui penyelesaian tugas, para siswa mendapat kepercayaan diri karena pencapaiannya, dan setiap tugas yang diselesaikan dipandang sebagai motivasi untuk mengerjakan lebih baik pemberian tugas dapat merupakan sarana untuk mengembangkan kebiasaan belajar yang baik. Dalam hubungan antara metode pemberian tugas dengan aktivitas belajar bahwa meskipun perencanaan dan penyelenggaraan penugasan merupakan pekerjaan yang sulit untuk guru– guru tertentu, usaha ini dapat memberikan keuntungan yang besar, dalam artian perkembangan para siswanya. Oleh karenanya peneliti menggambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut:

(Gambar 1 Kerangka Penelitian)

      

7 Roestiyah, N.K. 2008. Strategi Belajar Mengjar. Jakarta: Rineka Cipta, Hal 31

Metode Pemberian Tugas (Variabel X)  Perencanaan  Pelaksanaan (Langkah-Langkah  Evaluasi Pemberian Tugas

(Jamarah dan Zain, 2011: 96-97)

Aktivitas Belajar Siswa (Variabel Y)  Aktivitas membaca dan

Menulis

 Aktivitas mendengar dan menganalisis

 Aktivitas Bertanya dan Menjawab

 Aktivitas Menyelesaikan Tugas

(Nanang dan Suhana, 2009 23)

(6)

Hipotesis dapat dilakukan sebagai simpulan awal terhadap sebuah penelitian, sehingga itu sangat dibutuhkan untuk membuktikan simpulan awal tersebut maka dilakukan analisis. Adapun hipotesis yang diangkat dalam penelitian ini adalah di duga “Terdapat pengaruh metode pemberian tugas terhadap aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS di SMP Negeri 1 Tolinggula”.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif dengan jumlah sampel 72 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan terdiri dari observasi, wawancara, angket dan dokumentasi.

Hasil dan Pembahasan

Dalam variabel ini jumlah siswa yang menjadi sampel penelitian adalah 72 orang. Motivasi siswa sebagai variabel X memperoleh skor sebagai berikut: untuk modus (Mo) = 81.15, median (Me) = 82 rata-rata X = 82.27 dan simpangan baku (S) = 8.87 ( perhitungan terlampir pada penjelasan lampiran 5). Dan berdasarkan perhitungan pada lampiran 4 juga diperoleh harga X2hitung = 10.161 untuk dk = 8-3=5 dan taraf kesalahan 0.05 diperoleh X2 tabel = 11.070. Dalam pengujian Chi-Kuadrat berasumsi bahwa jika X2hitung ≤ X2tabel, artinya data berdistribusi normal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel X (metode pemberian tugas) berdisitribusi normal yaitu X2 hitung ≤ X2 tabel atau (10.161 ≤ 11,070).

Deskripsi tentang frekuensi skor data metode pemberian tugas ( variabel X) dapat dilihat pada lampiran 5. Dari tabel tersebut menunjukan bahwa lebih banyak responden menjawab 84.5 dengan frekuensi 18, kedua yaitu menjawab 79.5 dengan frekuensi 14, ketiga yaitu menjawab 89.5 dengan frekuensi 10, keempat yaitu menjawab 94.5 dengan frekuensi 9, kelima yaitu menjawab 69.5 dan 99.5 dengan frekuensi 8, dan keena yaitu menjawab 74.5 dengan frekuensi 5. Untuk lebih jelasnya distribusi frekuensi pengamatan dapat dilihat melalui grafik di bawah ini.

(7)

Dalam variabel ini jumlah siswa yang menjadi sampel penelitian adalah 72 orang. Aktivits belajar siswa sebagai variabel Y memperoleh skor sebagai berikut: untuk modus (Mo) = 82.02, median (Me) = 78.94 rata-rata (X) = 78.24 dan simpangan baku (S) = 11.56 ( perhitungan terlampir pada penjelasan lampiran 5). Dan berdasarkan perhitungan pada lampiran 5 juga diperoleh harga X2hitung = 2.93 untuk dk = 8 – 3 =5 dan taraf kesalahan 0.05 diperoleh X2

tabel = 11.070. Dalam pengujian Chi-Kuadrat berasumsi bahwa jika X2hitung ≤ X2tabel, artinya data berdistribusi normal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel Y (aktivitas belajar siswa) berdisitribusi normal yaitu X2 hitung ≤ X2 tabel atau (2.93 ≤ 11.070).

Deskripsi tentang frekuensi skor data aktivitas belajar siswa( variabel Y) dapat dilihat pada lampiran 5. Dari tabel tersebut menunjukan bahwa lebih banyak responden menjawab 86.5 dengan frekuensi 17, kedua yaitu menjawab 72.5 dan 79.5 dengan frekuensi 13, ketiga yaitu menjawab 93.5 dengan frekuensi 10, keempat yaitu menjawab 65.5 dan 100.5 dengan frekuensi 8, kelima yaitu menjawab 58.5 dengan frekuensi 3. Untuk lebih jelasnya distribusi frekuensi pengamatan dapat dilihat melalui grafik di bawah ini.

Untuk kepentingan pengujian normalitas data digunakan uji Chi-Kuadrat pada taraf nyataα = 0,01 dan = 0,05. Dengan hipotesis bahwa skor variabel X (metode pemberian tugas) dan Variabel Y (aktivitas belajar siswa) berdistribusi normal.

Hasil pengujian normalitas data untuk variabel X (metode pemberian tugas) menunjukan skor X2 hitung = 10.161 sedangkan dari daftar distribusi frekuensi diperoleh harga X2 daftar (0,95)(5) = 11.070. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa X2 hitung ≤ X2 tabel (10.161

0 5 10 15 20 69.5 74.5 79.5 84.5 89.5 94.5 99.5 Ba ta s K ela s Frekuensi 0 5 10 15 20 58.5 65.5 72.5 79.5 86.5 93.5 100.5 Ba ta s Ke la s Frekuensi 64.5  Gambar 3 : Histogram Distribusi Frekuensi Pengamatan Metode Pemberian Tugas  55.5  Gambar 4 : Histogram Distribusi Frekuensi Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa 

(8)

≤ 11.070). Hal ini menunjukan bahwa data hasil penelitian untuk variabel X berasal dari populasi yang berdistribusi normal (perhitungan terlampir pada lampiran 5).

Hasil pengujian normalitas data untuk variabel Y (aktivitas belajar siswa) menunjukan skor X2 hitung = 2.93 sedangkan dari daftar distribusi frekuensi diperoleh harga X2 daftar (0,95)(5) = 11.070. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa X2 hitung ≤ X2 tabel (2.93≤ 11.070). Hal ini menunjukan bahwa data hasil penelitian untuk variabel Y berasal dari populasi yang berdistribusi normal (perhitungan terlampir pada lampiran 5).

Untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini diadakan pengujian terhadap persamaan regresi, anlisisis korelasi dan uji linieritas regresi. Hal ini dapat diuraikan sebagai berikut:

Untuk mencari persamaan regresi digunakan rumus Ỳ = a + bX, sehingga dari hasil penelitian (lampiran) diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Ỳ = 24.05 + 065X. Hal ini berarti setiap terjadi perubahan sebesar satu unit variabel X (metode pemberian tugas), maka akan diikuti oleh perubahan rata-rata variabel Y (aktivitas belajar siswa) sebesar 0,65 dan ini berari setiap terjadi perubahan pada indikator metode pemberian tugas, maka akan diikuti oleh perubahan rata-rata indikator aktivitas belajar siswa di SMP Negeri 1 Tolinggula.

Berdasarkan perhitungan uji signifikansi sebagaimana terlampir (Lampiran 6) diperoleh harga Fhitung = 27.43 sedangkan Ftabel (0.95)(1.72) = 3.98. Karena harga Fhitung lebih besar dari Ftabel (27.43 ≥ 3.98), maka Ho ditolak dan diterima Ha. Dengan demikian terdapat pengaruh yang signifikan antara metode pemberian tugas dengan aktivitas belajar siswa.

Sedangkan untuk pengujian linieritas diperoleh harga Fhitung sebesar 0.96 dan Harga Ftabel (0.95)(22.48) diperoleh 1.74. Karena harga Fhitung lebih kecil dari Ftabel (0.96 ≤ 1.74), maka dapat disimpulkan bahwa data berpola linier.

Untuk mengetahui besarnya keeratan pengaruh antara metode pemberian tugas (X) terhadap aktivitas belajar siswa (Y) digunakan rumus koefisen korelasi Pearson sebagai berikut:

r =

∑ ∑ ∑

(9)

Pedoman untuk tingkat keeratan pengaruh antara kedua variabel didasarkan pada aturan sebagai berikut:

Tabel 3. Pedoman untuk memberikan interpretasi Internal Koefisen Tingkat Pengaruh

0.00 – 0.19 Sangat Rendah

0.20 – 0.39 Rendah

0.40 – 059 Sedang

0.60 – 0.79 Kuat

0.80 – 1.00 Sangat Kuat

Dari tingkat perhitungan korelasi diperoleh nilai koefisien korelasi Pearson sebesar 0.53. Ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang sedang antara metode pemberian tugas terhadap aktivitas belajar siswa di SMP Negeri 1 Tolinggula.

Koefisien determinasi mencerminkan besarnya pengaruh perubahan variabel independent dalam menjalankan perubahan pada variabel dependen secara bersama-sama dengan tujuan untuk mengukur kebenaran dan kebaikan pengaruh antara variabel dalam model yang digunakan. Besarnya r2 berkisar antara 0 ≤ r2 ≤ 1. Jika r2 semakin mendekati satu maka model yang diusulkan dikatakan baik karena semakin tinggi variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen.

Besarnya hasil estimasi model persamaan korelasi yang telah dilakukan di atas diperoleh nilai koefisien determinasi r2 sebagai berikut:

Tabel 4. Koefisien Determinasi X terhadap Y

R Rsqure Kontribusi Faktor Lain

0.53 0.2809 0.7191

Dari hasil di atas diperoleh nilai R-squre sebesar 0.2809. Nilai ini berarti bahwa sebesar 28.09% variabel metode pemberian tugas memiliki pengaruh terhadap aktivitas belajar siswa di SMP Negeri 1 Tolinggula, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain seperti kreativitas mengajar guru, motivasi belajar siswa dan variabel lainya.

Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif yang membahas tentang pengaruh variabel bebas dengan variabel terikat. Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara empirik terbukti variabel-variabel bebas yang diteliti ikut menentukan variabel terikat. Adapun variabel bebas pada penelitian ini adalah metode pemberian tugas (X) dan variabel terikat adalah aktivitas belajar siswa (Y). Dalam pengujian hipotesis, hasilnya menunjukan bahwa hipotesis (Ho) yang diuji ditolak, yang artinya signifikan,dan hipotesis penelitian (Ha) yang diajukan diterima. Hal ini terlihat dari Fhitung ≥ Fdaftar pada taraf signifikan α = 0,05. Adapun hipotesis yang diajukan adalah terdapat penagruh positif dan signifikan antara

(10)

metode pemberian tugas terhadap aktivitas belajar siswa di SMA Negeri 1 Randangan. Hasil pengujian hipotesis pada persamaan regresi yaitu Ỳ = 24.05 + 0.65X yang berarti setiap terjadi perubahan sebesar satu unit variabel X (metode pemberian tugas), maka akan diikuti oleh perubahan rata-rata variabel Y (aktivitas belajar siswa) sebesar 0.65.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 1 Tolinggula yang dilakukan sesuai prosedur perhitungan secara statistik yang diawali dengan uji validitas dan reliabilitas yang menyatakan bahwa data hasil penelitian secara keseluruhan valid dan memiliki reliabilitas yang tinggi (layak untuk diuji). Selanjutnya dilakukan uji Normalitas data yang menunjukan data yang diperoleh melalui penyebaran angket berdistribusi normal baik variabel X maupun variabel Y, setelah dilakukan analisis data diperoleh bahwa pengaruh antara metode pemberian tugas terhadap aktivitas belajar siswa memiliki pengaruh yang sedang melalui perhitungan korelasi dan hipotesis yang diajukan diterima.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat dikemukakan kesimpulan penelitian sebagai berikut: hipotesis penelitian yang berbunyi :” Pengaruh Metode Pemberian Tugas Terhadap Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP Negeri 1 Tolinggula” dinyatakan terbukti dan dapat diterima. Hal tersebut didukung dengan hasil analisis penelitian : (1) persamaan regresi yaitu Ỳ = 24.05+ 0.65X. Hal ini berarti setiap terjadi perubahan sebesar satu unit variable X (metode pemberian tugas), maka akan diikuti oleh perubahan rata-rata variable Y (aktivitas belajar siswa) sebesar 0.65 dan ini berarti setiap terjadi perubahan pada indikator metode pemberian tugas, maka akan diikuti oleh perubahan rata-rata indicator aktivitas belajar siswa di SMP Negeri 1 Tolinggula. (2) pengujian linieritas persamaan regresi diperoleh harga Fhitung = 0.96 sedangkan dari daftar distribusi frekuensi diperoleh Fdaftar = 1.74. Ternyata harga Fhitung lebih kecil dari harga Fdaftar, sehingga dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi hasil perhitungan data penelitian itu berbentuk linier. (3) pengujian keberartian atau signifikan persamaan regresi diperoleh harga Fhitung =27.43 dan dari daftar distribusi frekuensi diperoleh harga Fdaftar = 3.98. Dengan demikian terdapat pengaruh yang signifikan antara metode pemberian tugas terhadap aktivitas belajar siswa. (4) Metode pemberian tugas memberikan kontribusi terhadap aktivitas belajar siswa sebesar 28.09% dan sisanya dipengaruhi oleh variable lain seperti kreativitas mengajar guru, motivasi belajar siswa dan variable lainya.

(11)

Saran

1. Bagi guru mata pelajaran IPS Terpadu di SMP Negeri 1Tolinggula agar kiranya metode pemberian tugas yang yang telah diterapkan dapat dilakukan lebih efektif karena telah terbukti memiliki pengaruh yang kuat terhadap aktivitas belajar siswa.

2. Kepada para peneliti selanjutnya untuk melakukan peneliti lanjutan, yang kemudian diharapkan dapat menambah variabel lain yang mempengaruhi aktivitas belajar siswa, sehingga dapat menambah wawasan lebih luas.

(12)

Daftar Rujukan

Djamarah. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Slameto, 2011. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta. Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2011. Startegi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka

Cipta.

Winkel. 2005. Psikologi Pengajaran, Jakarta: Gramedia Pustaka Tama. Roestiyah, N.K. 2008. Strategi Belajar Mengjar. Jakarta: Rineka Cipta.

Referensi

Dokumen terkait

Bukti di lapangan bahwa mineral zirkon terdapat sebagai mineral primer dalam batuan metamorfik genes, mika sekis atau pada amfibolit, seperti terlihat dari hasil analisis

an campuran yang dimaksud dalam peraturan ini adalah perkawinan dua orang yang di Indonesia tunduk pada hukum yang berlainan. Seperti seseorang yang tunduk kepada hukum

Hal ini menegaskan pentingnya akuntabilitas publik dalam peningkatan kinerja manejerial, karena dengan adanya akuntabilitas kepada masyarakat, masyarakat tidak hanya

Turbin Aliran Silang dengan busur sudu 74 o dan jumlah sudu 24 mampu menghasilkan daya sebesar 59,80 watt pada variasi tinggi nosel 9 mm dengan debit 8,2 l/s. Pada penelitian

The study on the students’ perception of remedial learning program in vocational school is to investigate feelings, thoughts, opinions and beliefs about remedial teaching according

H02b : µ2bPK = µ2bMA, artinya tidak terdapat perbedaan harapan pemberi kerja tentang kompetensi mahasiswa akuntansi dengan kompetensi mahasiswa akuntansi mengenai akun-akun

cenderung menguat pada tahun 2016, sejak tahun akhir tahun 2013 sektor keuangan masih berada dalam trend positif walau sempat mengalami koreksi pada bulan April tahun 2015

aunque existen similitudes destacables entre la clasificación de Mas- lama y la de los Ijw a n, hay también numerosas e importantes diferen- cias entre los dos sistemas. Así