• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN LABORATORIUM KEPEMIMPINAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN LABORATORIUM KEPEMIMPINAN"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

         

PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT IV ANGKATAN II 

BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PUPR WILAYAH III 

PUSDIKLAT MANAJEMEN DAN PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL 

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA 

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 

 

 

LAPORAN LABORATORIUM KEPEMIMPINAN 

 

 

JUDUL PROPER 

INTEGRASI BIMBINGAN TEKNIS BIDANG KONTRAK  KONSTRUKSI DALAM RANGKA 

MENDUKUNG PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PUPR YANG BERKUALITAS 

 

INOVASI 

KRITERIA, PEMBARUAN SOP DAN ALUR PELAPORAN BIMBINGAN TEKNIS BIDANG 

KONTRAK KONSTRUKSI 

 

 

 

DISUSUN OLEH : 

NAMA 

      : IMMANUEL BONARDO H 

NO. PESERTA   : 19 

   

BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PUPR WILAYAH III  

PUSDIKLAT MANAJEMEN DAN PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL 

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA 

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 

2018 

   

(2)

PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT IV ANGKATAN II BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PUPR WILAYAH Ill

PUSDIKLAT MANAJEMEN DAN PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

INTEGRASI BIMBINGAN TEKNIS BIDANG KONTRAK KONSTRUKSI DALAM RANGKA MENDUKUNG PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PUPR YANG BERKUALITAS

MENTOR

(Ir. Siwi Subekti) NIP.196710031999031002 Disusun oleh : IMMANUEL BONARDO H 19 DISEMINARKAN PADA: HARi : KAMIS TANGGAL : 7 JUNI 2018 COACH

I

~

{Ors. Gonda

Suh~Si)

NIP. 195510151979031001

PENYELENGGARA BALAI DIKLAT PUPR WIL Ill JAKARTA

(Yayak Rukiyana, SE, MM) NIP. 196012101989031003 KEPALA PUSDIKLAT MANAJEMEN DAN PENGEMBANGAN JABATAN

FUNGSIONAL, BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA, KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

(Ir. Nicodemus Daud, M.Si) NIP.196412301997031002

(3)

SURAT KOMITMEN PROYEK PERUBAHAN DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Immanuel Bonardo Hutagalung, ST, MT

NIP : 198312302009121001

Jabatan Unit Kerja lnstansi

Judul Proyek Perubahan

Dengan mentor sebagai berikut : Nama Mentor

NIP

Jabatan Mentor Unit Kerja lnstansi

: Kepala Seksi Standar dan Pedoman Sub Direktorat Kontrak Konstruksi : Direktorat Bina Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

: lntegrasi Bimbingan T eknis Bidang Kontrak Konstruksi dalam rangka mendukung pembangunan lnfrastruktur PUPR yang berkualitas

: Ir. Siwi Subekti, MT : 196710031999031002

: Kepala Sub Direktorat Kontrak Konstruksi : Direktorat Bina Penyelenggaraan Jasa Konstruksi : Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Berdasarkan Surat Edaran Kepala Lembaga Admnistrasi Negara No. 13/K.1/HKM.02.3 tentang Penyempurnaan dalam Penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan, maka saya sebagai peserta Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan II TA. 2017 di Balai Diklat PUPR Wilayah IV Bandung, berkomitmen bahwa:

1. Proyek Perubahan yang telah saya susun dan implementasikan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari tugas pokok saya di unit kerja saat ini.

2. Target pada Proyek Perubahan yang saya susun dan implementasikan merupakan bagian dari target jangka menengah dan jangka panjang dari Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) saya pada saat ini.

3. Apabila di masa yang akan datang saya dimutasikan ke unit kerja lain dan/atau ke bagian lain dengan tugas pokok yang berbeda, maka saya akan mengkoordinasikan tentang keberlangsungan Proyek Perubahan ini kepada pejabat yang menggantikan saya.

Yang Mengesahkan, Mentor Ir. Siwi Subekti, MT NIP. 19671003 199903 1 002 Jakarta, Juni 2018 Yang Membuat, Peserta mmanuel Bonardo H, ST, MT NIP. 19831230 200912 1 001

(4)

KATA PENGANTAR

Segala Puji hanya milik Allah SWT, atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulisan proposal rancangan proyek perubahan dalam rangka memenuhi persyaratan Diklatpim Tingkat IV pola baru, dapat diselesaikan. Diklatpim Tingkat IV pola baru pada hakekatnya adalah sebuah penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV yang inovatif, yaitu penyelenggaraan Diklat yang memungkinkan peserta mampu menerapkan kompetensi yang telah dimilikinya.

Tujuan penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV adalah membentuk kompetensi kepemimpinan operasional pada pejabat struktural eselon IV yang akan melaksanakan tugas dan fungsi kepemerintahan di instansinya masing-masing. Kompetensi yang dibangun pada Diklatpim Tingkat IV adalah kompetensi kepemimpinan operasional yaitu kemampuan membuat perencanaan kegiatan instansi dan memimpin keberhasilan implementasi pelaksanaan kegiatan tersebut.

Pada Diklatpim Tingkat IV di Balai Diklat PUPR Wilayah III Jakarta ini, penulis mencoba mengusulkan sebuah gagasan berupa penyusunan tata kelola terkait pelaksanaan Bimbingan Teknis Bidang Kontrak Konstruksi di Direktorat Jenderal Bina Konstruksi. Penulis melihat pelaksanaan Bimbingan Teknis Bidang Kontrak Konstruksi di Direktorat Jenderal Bina Konstruksi belum berjalan efektif dan efisien, padahal Bimbingan Teknis adalah salah satu metode pembinaan kepada Masyarakat Jasa Konstruksi agar dapat menjalankan regulasi Bidang Kontrak Konstruksi berlaku efektif diimplementasikan secara benar. Sebagai Kepala Seksi Standar dan Pedoman di Direktorat Jenderal Bina Konstruksi yang melaksanakan fungsi pembinaan, Penulis melihat perlu adanya sebuah instrumen tata kelola yang dapat mengefektifkan pelaksanaan Bimbingan Teknis tersebut. Oleh karena itu melalui proposal perubahan ini diharapkan dapat disusun perangkat tata kelola tersebut yang nantinya akan diterapkan oleh seluruh Unit Pelaksana Teknis di Direktorat Jenderal Bina Konstruksi.

Jakarta, Juni 2018 Peserta Diklatpim Tingkat IV,

Immanuel Bonardo H, ST, MT NIP. 19831230 2009 121001

(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI………..ii

DAFTAR GAMBAR ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... v

BAB I GAGASAN PROYEK PERUBAHAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Gagasan Perubahan ... 7

C. Tujuan Proyek Perubahan ... 9

D. Manfaat Perubahan ... 9

E. Ruang Lingkup dan Output Kunci ... 10

BAB II DESKRIPSI PROYEK PERUBAHAN ... 11

A. Milestone Proyek Perubahan ... 11

B. Tim Efektif dan Struktur Organisasi Pelaksana ... 13

C. Identifikasi dan Analisis Stakeholder ... 15

D. Identifikasi Potensi Masalah dan Strategi ... 18

E. Kriteria Keberhasilan ... 19

BAB III PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN ... 20

A. Capaian Proyek Perubahan ... 20

B. Stakeholder Enggagement ... 23

C. Kendala Internal dan Eksternal ... 27

BAB IV PENUTUP ... 28

A. Kesimpulan ... 28

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Struktur Organisasi Direktorat Bina Penyelenggaraan Jasa Konstruksi .... 3

Gambar 2 Analisis Pohon Masalah ... 6

Gambar 3 Diagnostic Reading Gagasan Perubahan ... 7

Gambar 4 Organisasi Proyek Perubahan ... 14

Gambar 5 Netmap Stakeholder ... 16

Gambar 6 Tingkat Pengaruh dan Kepentingan Stakeholder ... 18

Gambar 7 Strategi Komunikasi dengan Stakeholder dan Pemetaan Stakeholder .... 25

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Balai Jasa Konstruksi Wilayah ... 3

Tabel 2 Analisis USG ... 7

Tabel 3 Ruang Lingkup dan Output Kunci ... 10

Tabel 4 Milestone Jangka Pendek ... 11

Tabel 5 Milestone Jangka Menengah ... 12

Tabel 6 Milestone Jangka Panjang ... 12

Tabel 7 Perubahan Milestone dan Realisasi Proyek Perubahan ... 13

Tabel 8 Potensi Masalah dan Mitigasi ... 19

(8)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I Surat Keputusan Tim Efektif

Lampiran II Hasil Surat Dukungan dan Masukan Stakeholder Lampiran III Hasil Inventarisasi Kondisi Pelaksanaan dan

Permasalahan Eksisting

Lampiran IV Hasil Kriteria Bimbingan Teknis, Rancangan SOP dan Alur Pelaporan

(9)

BAB I

GAGASAN PROYEK PERUBAHAN

A.Latar Belakang

Presiden Joko Widodo menegaskan fokus pemerintah untuk pengembangan Sumber Daya Manusia pada Tahun 2019. Sektor Jasa Konstruksi adalah salah satu sektor yang sangat bergantung kepada SDM baik SDM Ahli maupun Terampil. Total tenaga kerja konstruksi yang berjumlah 7,3 juta jiwa membutuhkan pembinaan dari Direktorat Jenderal Bina Konstruksi sebagai perpanjangan tangan Menteri PUPR.

Direktorat Jenderal Bina Konstruksi (DJBK) mempunyai tugas dan fungsi melakukan pembinaan Jasa Konstruksi. Tugas pembinaan ini dilakukan dalam bentuk pengaturan dan pengawasan. Direktorat yang berada dibawah DJBK mengemban tugas pengaturan dan pengawasan sesuai dengan bidangnya. Direktorat Bina Penyelenggaraan Jasa Konstruksi memiliki mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan jasa konstruksi dan salah satu kebijakan penyelenggaraan jasa konstruksi adalah bidang Kontrak Konstruksi. Bimbingan Teknis dan Supervisi adalah bentuk pembinaan terhadap stakeholder di bidang kontrak konstruksi.

Pelaksanaan Bimtek apabila dilaksanakan secara efektif dapat menjadi upaya pembinaan dalam mememenuhi kebutuhan SDM Pelaku kontrak untuk menghasilkan Konstruksi Nasional berkualitas. Pelaksanaan Bimbingan Teknis Kontrak Konstruksi dilaksanakan oleh Unit Pelaksana Teknis yaitu Balai Jasa Konstruksi Wilayah I sampai VII. Kondisi eksisting yang terjadi adalah bimtek Kontrak Konstruksi belum efisien dan efektif serta belum terkoordinasi dengan baik dengan Direktorat Teknis pembina. Hal ini menyebabkan tujuan bimtek belum tercapai dengan maksimal. Untuk mengatasi masalah ini perlu adanya terobosan/inovasi yaitu tata kelola yang dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi Bimbingan Teknis. Bentuk tata kelola yang akan disusun adalah Kriteria, Standar Operasi Pelaksanaan, dan Alur Pelaporan dan Evaluasi Bimbingan Teknis Kontrak Konstruksi.

Untuk melaksanakan inovasi tersebut, tahapan rencana kegiatan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: Tahap Pertama untuk jangka waktu 2 bulan akan dilakukan

(10)

Bimbingan Teknis Kontrak Konstruksi untuk disetujui oleh Direktur Bina Penyelenggaraan Jasa Konstruksi. Tahap kedua untuk jangka waktu 12 bulan akan Pembentukan Tim Pengendali Bimtek, ujicoba dan penetapan Kriteria, Standar Operasi Pelaksanaan, dan Alur Pelaporan dan Evaluasi Bimbingan Teknis Kontrak Konstruksi oleh Dirjen Bina Konstruksi serta sosialialisasi ke seluruh UPT. Untuk jangka waktu 24 bulan akan dilakukan implementasi tata kelola tersebut melalui ketetapan Dirjen Bina Konstruksi, penyusunan analisis manfaat dan aplikasi pengendalian bimtek.

Menurut G. Erric Allenbaugh seperti dikutip oleh Faozan Al Fikiri (1994) dalam Susilowati (2010) menyatakan bahwa bimbingan teknis (bimtek) adalah suatu proses kegiatan berlanjut yang memberikan tuntunan, arahan dan memanfaatkan kekuatan yang ada pada seseorang sehingga yang bersangkutan menjadi mahir dan terampil untuk mengerjakan sesuatu menjadi produktif.

Menurut Susilowati (2010) beberapa prinsip dalam bimbingan teknis antara lain: a. Menekankan pada pekerjaan bukan pribadi, berorientasi pada pengembangan

pengetahuan bukan pada keberhasilan atau kegagalan yang dibimbing; b. Saling menghormati, menghargai nilai individu dan haknya untuk menjadi

individu;

c. Dimulai dengan tingkat kinerja yang dibimbing saat ini sebagai data dasar; d. Sebagai proses berlanjut yang partisipatif;

e. Bimbingan teknis tidak hanya oleh atasan langsung tetapi juga pimpinan puncak;

f. Bimbingan yang efektif membuat pembimbing dengan yang dibimbing memperoleh pengetahuan dan pemahaman lebih besar terhadap tugas dan pekerjaannya serta meningkatkan hubungan kerja dan hubungan antar manusia diantara keduanya;

g. Hasil bimbingan teknis menimbulkan motivasi yang kuat untuk mewujudkan kinerja pada tingkat yang optimal;

Sesuai dengan Permen PUPR Nomor 15 Tahun 2015 bahwa salah satu fungsi Direktorat Jenderal Bina Konstruksi adalah pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang pembinaan penyelenggaraan, kelembagaan, dan sumber daya jasa konstruksi. Bimbingan teknis bidang pembinaan penyelenggaraan dilaksanakan

(11)

oleh Direktorat Bina Penyelenggaraan Jasa Konstruksi dengan substansi bimbingan teknis Kontrak Konstruksi disusun oleh Sub Direktorat Kontrak Konstruksi. Fungsi Subdirektorat Kontrak Konstruksi yang antara lain adalah pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang kontrak konstruksi diemban oleh Seksi Standar dan Pedoman Subdirektorat Kontrak Konstruksi.

Gambar 1 Struktur Organisasi Direktorat Bina Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

Direktorat Jenderal Bina Konstruksi memiliki 7 (tujuh) Balai Jasa Konstruksi Wilayah sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Ditjen Bina Konstruksi sesuai dengan Permen PUPR Nomor 20 Tahun 2016 dengan cakupan wilayah sesuai tabel berikut.

Tabel 1 Balai Jasa Konstruksi Wilayah

No. Nomenklatur UPT Lokasi Wilayah Kerja

1 Balai Jasa Konstruksi Wilayah I Banda Aceh

Banda Aceh 1. Prov. SumateraUtara; 2. Prov. Nanggroe Aceh

Darussalam; 3. Prov. Riau;

4. Prov. Kepulauan Riau; 5. Prov. Sumatera Barat.

(12)

2 Balai Jasa Konstruksi Wilayah II Palembang

Palembang 1. Prov. Sumatera Selatan; 2. Prov. Kep.Bangka Belitung 3. Prov. Jambi;

4. Prov. Bengkulu 5. Prov. Lampung.

3 Balai Jasa Konstruksi Wilayah III Jakarta

Jakarta Pusat 1. Prov. DKI Jakarta; 2. Prov. Banten; 3. Prov. JawaBarat. 4 Balai Jasa Konstruksi

Wilayah IV Surabaya

Surabaya 1. Prov.DI Yogyakarta; 2. Prov.Jawa Tengah; 3. Prov.Jawa Timur; 4. Prov.Bali;

5. Prov.Nusa Tenggara Barat; 6. Prov.Nusa TenggaraTimur. 5 Balai Jasa Konstruksi

Wilayah V Banjarmasin

Banjarmasin 1. Prov. Kalimantan Selatan; 2. Prov. Kalimantan Timur; 3. Prov. Kalimantan Tengah; 4. Prov. Kalimantan Barat; 5. Prov. Kalimantan Utara. 6 Balai Jasa Konstruksi

Wilayah VI Makassar

Makassar 1. Prov. Sulawesi Selatan; 2. Prov.SulawesiUtara; 3. Prov. Sulawesi Barat; 4. Prov. Sulawesi Tengah; 5. Prov. Sulawesi Tenggara; 6. Prov.Gorontalo.

7 Balai Jasa Konstruksi Wilayah VII Jayapura

Jayapura 1. Prov.Papua; 2. Prov.PapuaBarat; 3. Prov.Maluku; 4. Prov. Maluku Utara

Kebijakan di Direktorat Jenderal Bina Konstruksi adalah Balai Jasa Konstruksi Wilayah (BJKW) melaksanakan bimbingan teknis pada wilayah kerjanya. Kebijakan ini menjadikan BJKW sebagai perpanjangan tangan Dirjen Bina Konstruksi cq. Dit BPJK untuk melaksanakan pembinaan dalam bentuk bimbingan teknis. Bimbingan teknis yang dilaksanakan seharusnya terkoordinasi dengan Direktorat Teknis pemangku substansi bersangkutan, dengan tujuan utama untuk meningkatkan

(13)

kemampuan masyarakat jasa konstruksi dalam menerapkan dan melaksanakan kebijakan bidang jasa konstruksi. Fungsi BJKW dalam hal ini disebutkan dalam Permen PUPR No.20 Tahun 2016 yaitu :

1. Penyusunan rencana kerja pengendalian mutu peningkatan kapasitas jasa konstruksi dan penyelenggaraan jasa konstruksi yang diselenggarakan oleh masyarakat dan pemerintah di wilayahnya;

2. Pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi rencana kerja dengan lembaga pemerintah dan masyarakat di wilayahnya;

3. Pengelolaan data dan informasi sumber daya jasa konstruksi di wilayahnya; 4. Pelaksanaan pengendalian mutu peningkatan kapasitas jasa konstruksi dan

penyelenggaraan jasa konstruksi yang diselenggarakan oleh masyarakat dan pemerintah di wilayahnya

5. Pelaporan penyelenggaraan kegiatan pemberdayaan dan pengawasan penyelenggaraan jasa konstruksi di wilayahnya; dan

6. Penyusunan program dan anggaran, pengelolaan kepegawaian, keuangan, tata persuratan dan tata kearsipan, perlengkapan, pengelolaan barang milik negara, pengelolaan penerimaan negara bukan pajak, pelayanan sarana dan prasarana serta urusan rumah tangga Balai.

Pelaksanaan bimbingan teknis pada kenyataannya masih perlu ditingkatkan agar mampu mengikuti kebutuhan percepatan di bidang Jasa Konstruksi. Ada beberapa permasalahan yang diidentifikasi dalam pelaksanaan bimbingan teknis eksisting seperti :

 Tingkat kebutuhan kompetensi pelaku kontrak belum terdata dengan jelas dikarenakan tidak ada identifikasi masalah, tindak lanjut dan pengukuran kompetensi

 Sebaran Peta Kontrak Konstruksi dan Pelaku Kontrak yang masih bermasalah  Fasilitator tidak memiliki kemampuan yang setara

 Peta Pelaksanaan Bimbingan Teknis dan Supervisi terdahulu belum ada  SOP Pelaksanaan Bimbingan Teknis dan Supervisi belum ada

 Pelaksanaan bimbingan teknis tidak berkoordinasi dengan Subdirektorat sebagai pembina teknis

(14)

 Bahan Bimbingan Teknis dan Supervisi yang tidak diupdate berkala dan tidak sesuai kebutuhan

Berdasarkan uraian di atas dapat dapat diidentifikasi dan dianalisis permasalahan yang terjadi dengan menggunakan metode analisis pohon masalah sebagai berikut:

Gambar 2 Analisis Pohon Masalah

Dari hasil identifikasi masalah tersebut dapat diukur prioritas penyelesaian masalahnya dengan menggunakan Metode USG (Urgency, Seriousness, and Growth) sebagai berikut:

(15)

Tabel 2 Analisis USG

Berdasarkan analisis diatas, maka masalah yang menjadi prioritas adalah perbaikan tata kelola bimbingan teknis kontrak konstruksi.

Untuk meningkatkan kualitas bimbingan teknis kontrak konstruksi tersebut perlu adanya terobosan/inovasi yaitu menyusun tata kelola yang dapat meningkatkan pelaksanaan bimbingan teknis melalui Update SOP Bimbingan Teknis kepada Unit Pelaksana Teknis, Kriteria Bimbingan Teknis, dan Alur Data Pelaporan dan Evaluasi Bimtek

(16)

1. Kondisi Saat Ini:

 Perencanaan Bimbingan Teknis Kontrak Konstruksi yang tidak berkoordinasi dengan Direktorat Teknis pembina

 Pelaksanaan Bimbingan Teknis Kontrak Konstruksi oleh UPT/Balai Jasa Konstruksi Wilayah yang tidak baku dan tidak seragam serta belum memenuhi Kriteria

 Evaluasi dan Tindak Lanjut dari Bimbingan Teknis Kontrak Konstruksi yang belum dilaksanakan

 Pelaporan kepada Direktorat Teknis pembina yang belum sempurna 2. Gap/Masalah:

 Kekurangan data permasalahan kontrak dan Pelaku Kontrak yang terukur dan terstruktur dengan jelas

 Kekurangan Fasilitator  Belum diupdatenya SOP

 Pembinaan Bidang Kontrak Konstruksi belum maksimal 3. Kondisi Yang Diinginkan

 Perencanaan Bimbingan Teknis Kontrak Konstruksi sinergi dengan kebutuhan Sektor dan Kebijakan Direktorat Teknis

 Pelaksanaan Bimbingan Teknis Kontrak Konstruksi oleh UPT/Balai Jasa Konstruksi Wilayah yang baku dan seragam serta memiliki Kriteria yang terukur

 Evaluasi dan Tindak Lanjut dari Bimbingan Teknis Kontrak Konstruksi menjadi masukan untuk keberlanjutan Pembinaan

 Pelaporan kepada Direktorat Teknis secara berkala 4. Inovasi/Gagasan

 Inovasi/gagasan yang akan dilakukan yaitu integrasi Bimbingan Teknis untuk perbaikan tata kelola bimbingan teknis kontrak konstruksi melalui Kriteria Bimbingan Teknis, Update SOP Bimbingan Teknis kepada Unit Pelaksana Teknis, dan Alur Data Pelaporan dan Evaluasi Bimtek

(17)

C.Tujuan Proyek Perubahan

Proyek perubahan ini bertujuan untuk Peningkatan Kualitas Bimbingan Teknis Kontrak Konstruksi dalam mendukung Penyediaan Infrastruktur melalui penyiapan Kriteria, SOP dan Alur Data Pelaporan.

D.Manfaat Perubahan

1. Manfaat Internal (Direktur BPJK, Kasubdit di DBPJK, Kasie SP di DBPJK) : a. Basis data terbangun menjadi sumber informasi untuk melaksanakan

penyusunan kebijakan

b. Kepatuhan terhadap pengaturan kebijakan meningkat c. Mendorong Pencapaian Outcome Organisasi

2. Manfaat Internal Ditjen Bina Konstruksi (Direktur KSP, Kasubdit Pemberdayaan KSP, Kepala Bagian PA Sesditjen, Kepala Seksi PE Sesditjen, Kasubdit Penerapan Kompetensi, Kepala Balai JKW) :

a. Kualitas pola pembinaan dan pemberdayaan Jasa Konstruksi meningkat b. Pengendalian kegiatan Balai JKW tersistem dan mudah dipantau

c. Kemudahan dalam merancang program kegiatan Balai JKW d. Peningkatan efektivitas dan efisiensi anggaran

e. Kinerja Balai JKW meningkat

3. Manfaat Eksternal (Kasatker, PPK, PPHP, Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak) :

a. Meningkatkan pemahaman pelaksanaan Kontrak Konstruksi yang akuntabel dan sesuai prosedur

b. Mengurangi potensi sengketa dan temuan

4. Manfaat Eksternal Daerah dan Swasta (Pelaku Kontrak dari Penyedia Jasa, Asosiasi Profesi di Bidang Kontrak, Dinas PU Daerah) :

a. Tercipta profesionalitas dalam pekerjaan

b. Peningkatan kapasitas daerah untuk pemahaman Kontrak Konstruksi c. Berkurangnya potensi permasalahan dalam Kontrak Konstruksi

(18)

E.Ruang Lingkup dan Output Kunci

Ruang lingkup proyek perubahan yang akan dilakukan mencakup kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dalam rangka inovasi untuk menyelesaikan gap antara kondisi saat ini dan kondisi yang diinginkan, yang dapat digambarkan sebagai berikut:

(19)

BAB II

DESKRIPSI PROYEK PERUBAHAN A.Milestone Proyek Perubahan

Tahapan Pelaksanaan Rancangan Proyek Perubahan adalah sebagai berikut: 1. Jangka Pendek (selama masa Diklat)

a. Pembentukan Tim Efektif

b. Dukungan dan Koordinasi Stakeholder

c. Inventarisasi Kondisi Pelaksanaan dan Permasalahan Eksisting d. Kriteria Bimbingan Teknis

e. Rancangan SOP Bimbingan Teknis dan Alur Pelaporan f. Draft Kriteria dan SOP Bimbingan Teknis

2. Jangka Menengah (12 Bulan)

a. Pembentukan Tim Pengendali Bimbingan Teknis tingkat Direktorat b. Ujicoba Draft Kriteria dan SOP Bimbingan Teknis pada UPT Terpilih c. Evaluasi dan perbaikan Draft Kriteria dan SOP Bimbingan Teknis

d. Penetapan Kriteria dan SOP Bimbingan Teknis oleh Ditjen Bina Konstruksi e. Sosialisasi ke seluruh UPT

3. Jangka Panjang (24 Bulan)

a. Penetapan Tim Pengendali Lintas Direktorat Jenderal Bina Konstruksi b. Penyusunan Analisis Manfaat dan Implementasi

c. Penyusunan Aplikasi Pengendalian Bimtek Tabel 4 Milestone Jangka Pendek

(20)

Tabel 5 Milestone Jangka Menengah

Tabel 6 Milestone Jangka Panjang

Pada pelaksanaan Proyek Perubahan terjadi perubahan pada tahapan pelaksanaan yang sudah direncanakan pada Rancangan awal dikarenakan meningkatnya intensitas penugasan pada Stakeholder di Direktorat Jenderal Bina Konstruksi terutama terkait dengan penanganan Keselamatan Konstruksi dan percepatan penyusunan Peraturan Perundang-undangan Turunan Undang-undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi. Kendala diatas mengakibatkan perlunya Revisi Milestone agar lebih efisien tanpa mengurangi substansi pembahasan. Perubahan yang dilakukan antara lain ialah menggabungkan dua Focus Group Discussion (FGD) menjadi satu FGD Kriteria Bimbingan Teknis, Rancangan SOP dan Alur Pelaporan,

(21)

hal lain yang dilakukan adalah pergeseran target Persetujuan Draft ke Direktur BPJK ke Milestone jangka menengah. Hasil revisi milestone dan realisasinya diberikan pada Tabel dibawah ini.

Tabel 7 Perubahan Milestone dan Realisasi Proyek Perubahan

B.Tim Efektif dan Struktur Organisasi Pelaksana

Untuk melaksanakan proyek perubahan ini diperlukan organisasi berupa Tim Efektif dengan struktur dan tugas sebagai berikut:

(22)

Gambar 4 Organisasi Proyek Perubahan 1. Sponsor/Mentor

a. Memberikan arahan dan konsultasi mengenai substansi penyusunan dan pelaksanaan rencana proyek perubahan

b. Membantu koordinasi pelaksanaan proyek perubahan

c. Memberikan motivasi kepada Project Leader dan Anggota Tim Efektif dalam pelaksanaan proyek perubahan

d. Mengadiri Seminar I dan II Rancangan Proyek Perubahan

e. Membantu dukungan pendanaan untuk pelaksanaan Rancangan Proyek Perubahan

2. Coach

a. Memberikan arahan dan konsultasi mengenai proses penyusunan dan pelaksanaan rencana proyek perubahan

b. Membantu mengkomunikasikan rancangan proyek perubahan kepada Mentor dalam hal terjadi ketidaksepakatan

c. Memberikan motivasi kepada Project Leader dan Anggota Tim Efektif dalam pelaksanaan proyek perubahan

d. Mengadiri Seminar I dan II Rancangan Proyek Perubahan 3. Project Leader

a. Menyusun Rancangan Proyek Perubahan

b. Memimpin dan melaksanakan proyek perubahan

c. Mengkoordinasikan pelaksanaan proyek perubahan dengan stakeholders d. Berkonsultasi dengan Mentor dan Coach dalam setiap tahapan proyek

(23)

e. Melaksanakan arahan/saran/rekomendasi Mentor dan Coach

f. Melaporkan perkembangan pelaksanaan proyek perubahan kepada Mentor dan Coach.

4. Koordinator Substansi Pembinaan

a. Membantu Project Leader dalam melaksanakan proyek perubahan terkait substansi Kriteria dan SOP bimbingan teknis

b. Memberikan masukan terhadap pelaksanaan proyek perubahan c. Menjalankan tugas sesuai dengan pembagian tugas/kerja 5. Koordinator UPT

a. Membantu Project Leader dalam melaksanakan proyek perubahan terkait Alur Pelaporan dan Evaluasi serta berkoordinasi dengan UPT

b. Memberikan masukan terhadap pelaksanaan proyek perubahan c. Menjalankan tugas sesuai dengan pembagian tugas/kerja 6. Tenaga Ahli Pemberdayaan Jasa Konstruksi

a. Membantu Project Leader dalam melaksanakan proyek perubahan terkait pembuatan basis data dan metode pelaksanaan bimbingan teknis

b. Memberikan masukan terhadap pelaksanaan proyek perubahan c. Menjalankan tugas sesuai dengan pembagian tugas/kerja

C.Identifikasi dan Analisis Stakeholder

1. Stakeholders proyek perubahan ini terdiri dari: a. Stakeholder Internal

1) Direktur BPJK PUPR 2) Kasubdit DBPJK 3) Kasie SP di DBPJK b. Stakeholder Eksternal PUPR

1) Kasatker, PPK, PPHP, Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak 2) Direktur KSP

3) Kasubdit Pemberdayaan KSP 4) Kepala Bagian PA Sesditjen

(24)

5) Kepala Seksi PE Sesditjen 6) Kasubdit Penerapan Kompetensi 7) Kepala Balai JKW

c. Stakeholder Eksternal luar PUPR 1) Pelaku Kontrak dari Penyedia 2) Jasa

3) Asosiasi Profesi di Bidang Kontrak 4) Dinas PU Daerah

2. Net Map Stakeholders

(25)

3. Stakeholders Engagement

a. Promoters, yakni stakeholders yang memiliki kepentingan besar terhadap proyek perubahan dan juga kekuatan untuk membantu membuatnya berhasil atau gagal. Yang termasuk kategori ini adalah:

1) Kasubdit Kontrak Konstruksi

b. Defenders, yakni stakeholders yang memiliki kepentingan besar terhadap proyek perubahan, tetapi kekuatannya kecil untuk mempengaruhi proyek perubahan. Yang termasuk kategori ini adalah:

1) Kepala Subdit Pemberdayaan KSP 2) Kasatker

3) PPK 4) PPHP

5) Panitia Peniliti Pelaksanaan Kontrak 6) Pelaku Kontrak dari Penyedia Jasa 7) Asosiasi Profesi di Bidang Kontrak 8) Dinas PU Daerah

c. Latens, yakni stakeholders yang tidak memiliki kepentingan maupun keterlibatan dalam proyek perubahan, tetapi memiliki kekuatan besar untuk mempengaruhi proyek perubahan. Yang termasuk kategori ini adalah:

1) Dirjen Bina Konstruksi 2) Direktur KSP PUPR 3) Direktur BPJK PUPR 4) Kepala Subdit di DBPJK 5) Kasie SP di DBPJK 6) Kepala Balai JKW

(26)

d. Apathetics, yakni stakeholders yang tidak memiliki kepentingan maupun kekuatan, bahkan mungkin tidak mengetahui adanya proyek perubahan. Yang termasuk kategori ini adalah:

1) Kepala Bagian PA Sesditjen 2) Kepala Seksi PE Sesditjen 3) Kasudit Penerapan Kompetensi

Penilaian tingkat pengaruh dan kepentingan stakeholders dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 6 Tingkat Pengaruh dan Kepentingan Stakeholder

D.Identifikasi Potensi Masalah dan Strategi

Pelaksanaan Proyek Perubahan ini tentunya tidak lepas dari potensi permasalahan yang mungkin timbul. Identifikasi potensi masalah ini dilakukan untuk melakukan strategi penanganan sehingga masalah yang timbul tidak menghambat pencapaian dari produk Proyek Perubahan ini. Identifikasi Potensi Masalah dan Strategi diberikan dalam Tabel berikut.

(27)

Tabel 8 Potensi Masalah dan Mitigasi

No Potensi Masalah Resiko Mitigasi

1 Terbitnya Peraturan Perundangan baru di Bidang Jasa Konstruksi

Perubahan peran dan tanggung jawab Pelaku Kontrak

Melaksanakan pendampingan pada posisi yang terkena dampak perubahan kebijakan

2 Kurangnya keberpihakan kebijakan pada Integrasi Bimbingan Teknis

Surat Keputusan dan Penetapan dari Pimpinan tidak diperoleh Mendorong Integrasi Bimbingan Teknis difokuskan pada dukungan Proyek Strategis

3 Resistensi UPT dalam mengintegrasikan prosedur pelaksanaan yang belum dikenal

Implementasi sulit dilaksanakan

Memberi tawaran nilai manfaat lebih bagi UPT bagi perencanaan dan pemrograman kegiatan UPT

E.Kriteria Keberhasilan

Kriteria keberhasilan proyek perubahan ini adalah sebagai berikut:

1. Jangka Pendek: Tersedianya Rancangan Peningkatan Pembinaan Kontrak Konstruksi melalui Bimbingan Teknis yang terintegrasi, aplikatif dan terukur 2. Jangka Menengah: Tercapainya pengenalan Integrasi Bimbingan Teknis

Kontrak Konstruksi pada seluruh UPT

3. Jangka Panjang: Terlaksananya Bimbingan Teknis dengan Kriteria dan SOP yang Optimal serta Terintegrasi dengan Kebijakan Direktorat

(28)

BAB III

PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN

A.Capaian Proyek Perubahan

Capaian dalam proyek perubahan ini meliputi capaian pelaksanaan kegiatan dalam milestone jangka pendek yang dilakukan selama 2 (dua) bulan pelaksanaan Diklat PIM IV, dimulai pada minggu ke-1 April 2018 sampai dengan minggu ke-1 Juni 2018. Dalam kenyataannya terdapat beberapa kegiatan yang tidak sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan, yaitu terlambat pelaksanaannya, namun tetap dilakukan penanganan sehingga tidak mempengaruhi hasil akhir dari Proyek Perubahan ini.

Tabel 9 Capaian Proyek Perubahan

No Kegiatan Waktu Output Keterangan Rencana Realisasi 1 Pembentukan Tim Efektif Minggu II April 2018 Minggu III April 2018

SK Tim Efektif Tercapai namun terlambat dari jadwal 2 Dukungan dan Koordinasi dengan Stakeholder Minggu II dan III April 2018 April – Mei 2018 Surat Dukungan Gagasan dari Stakeholder terkait Tercapai namun terlambat dari jadwal 3 Inventarisasi Kondisi Pelaksanaan dan Permasalahan Eksisting Minggu I Mei 2018 Minggu II Mei 2018 Surat Undangan, Notulen, Identifikasi Permasalahan Pelaksanaan Bimtek di UPT/Balai Tercapai namun terlambat dari jadwal

(29)

4 Kriteria Bimbingan Teknis, Rancangan SOP dan Alur Pelaporan Minggu IV Mei 2018 Minggu III Mei 2018 Surat Undangan, Notulen, Draft Kriteria Bimbingan Teknis, Rancangan SOP dan Alur Pelaporan Tercapai, lebih cepat dari jadwal dikarenakan ada penggabungan FGD 5 Persetujuan Draft Kriteria, SOP dan Alur Pelaporan Bimtek Minggu II Juni 2018 Minggu III Juni 2018 - Digeser ke Milestone Jangka Menengah dikarenakan Kebijakan penambahan cuti bersama dan fokus Direktorat pada Penanganan Kecelakaan Konstruksi

Penjelasan lebih lanjut dari setiap tahapan diatas adalah : 1. Pembentukan Tim Efektif

Tim Efektif sebagai pelaksana dari Proyek Perubahan merupakan tim yang dibentuk berdasarkan hasil diskusi dan identifikasi dari Mentor dan Project Leader. Tim Efektif ini kemudian dibuatkan Surat Keputusan dari Direktur Bina Penyelenggaraan Jasa Konstruksi Nomor 07/KPTS/KP/2018 tentang Pembentukan Tim Efektif Rancangan Proyek Perubahan Integrasi Bimbingan Teknis Bidang Kontrak Konstruksi dalam rangka mendukung Pembangunan Infrastruktur PUPR yang Berkualitas. Tim terbentuk dengan komposisi 14

(30)

(empat belas) orang yang terdiri dari Pejabat Eselon II, Eselon III, Eselon IV, Jabatan Fungsional dan Staf di Direktorat Jendral Bina Konstruksi. Surat Keputusan ini diberikan dalam lampiran I.

2. Dukungan dan Koordinasi dengan Stakeholder

Koordinasi dengan Stakeholder pada awalnya direncanakan untuk dilaksanakan selama dua minggu saja (Minggu ke II dan III April 2018), namun mengingat bahwa Koordinasi dengan Stakeholder dan dalam upaya untuk mendapatkan dukungan dari Stakeholder harus ada materi substansi yang dapat ditunjukkan secara langung, maka pola Koordinasi dengan Stakeholder diubah menjadi lebih bertahap. Pemberian informasi dan masukan terkait dengan cara FGD Inventarisasi Kondisi Pelaksaan dan Permasalahan Eksisiting serta FGD Penyusunan Kriteria Bimbingan Teknis, SOP dan Alur Pelaporan menjadi salah satu bentuk penggalangan dukungan dan koordinasi dengan Stakeholder terkait. Hasil Surat Dukungan dan masukan dari Stakeholder diberikan pada lampiran II.

3. Inventarisasi Kondisi Pelaksanaan dan Permasalahan Eksisting

Untuk memetakan Kondisi Pelaksanaan dan Permasalahan Eksisting terhadap Pelaksanaan Bimtek di UPT/Balai Jasa Konstruksi Wilayah dilaksanakan FGD dengan mengundang Balai Jasa Konstruksi Wilayah III Jakarta sebagai perwakilan dari UPT Ditjen Bina Konstruksi. Pemaparan dan diskusi dilaksanakan dengan tujuan mencoba menggali kondisi eksisting dan mekanisme kerja di Balai Jasa Konstruksi bersangkutan. Surat Undangan, Notulen, Identifikasi Permasalahan Pelaksanaan Bimtek di UPT/Balai berdasarkan Hasil diskusi diberikan pada lampiran III.

4. Kriteria Bimbingan Teknis, Rancangan SOP dan Alur Pelaporan

Tindak lanjut dari didapatnya masukan Kondisi Pelaksanaan dan Permasalahan Eksisting Bimtek adalah melaksanakan perumusan dan penyusunan Kriteria Bimbingan Teknis, Rancangan SOP dan Alur Pelaporan.

(31)

a. Kriteria Bimbingan Teknis

Kriteria Bimbingan Teknis merupakan Kriteria Kunci agar Bimbingan Teknis yang dilaksanakan oleh Balai Jasa Konstruksi tepat guna dan tepat sasaran. Kriteria ini dibagi menjadi beberapa kriteria yaitu kriteria Keluaran, Kriteria TNA (Training Need Assesment), Kriteria Materi Bimbingan Teknis, Kriteria Metode Pelaksanaan Bimbingan Teknis, Kriteria Narasumber, Kriteria Peserta.

b. Rancangan SOP

Perubahan SOP awal yang semula pelaksanaan Bimtek dilaksanakan oleh Direktorat, sekarang diubah untuk dilaksanakan oleh Balai Jasa Konstruksi.

c. Alur Pelaporan

Pelaporan disusun kebutuhan standar pelaporan dan dibuatkan alurnya, sehingga pengendalian pelaksanaan Bimtek tetap mengacu kepada kebijakan Direktorat.

Kelengkapan tahapan ini diberikan dalam lampiran IV. 5. Persetujuan Draft Kriteria, SOP dan Alur Pelaporan Bimtek

Setelah Inventarisasi Masalah dan Perumusan Kriteria, SOP dan Alur Pelaporan Bimtek, tahapan dilanjutkan dengan pembahasan dan persetujuan dari Direktur Bina Penyelenggara Jasa Konstruksi. Tahapan ini tidak terlaksana dan digeser ke Milestone Jangka Menengah. Hal ini dikarenakan fokus dari Direktorat Bina Penyelenggaraan Jasa Konstruksi pada saat ini adalah Penanganan Kecelakaan Konstruksi dan adanya penambahan cuti bersama Lebaran 2018 sehingga agenda kegiatan lain menjadi lebih padat.

B.Stakeholder Enggagement 1. Strategi Komunikasi

Untuk mendapatkan dukungan stakeholder dalam pelaksanaan rancangan proyek perubahan, telah dilakukan komunikasi dengan memilih strategi komunikasi yang dinilai efektif yaitu:

a. Canalizing: mempengaruhi stakeholder untuk menerima pesan yang disampaikan, kemudian secara perlahan merubah sikap dan pola pemikirannya ke arah yang kita kehendaki

(32)

b. Informatif: lebih ditujukan pada penggunaan akal fikiran stakeholder dan dilakukan dalam bentuk pernyataan berupa keterangan, penrangan, berita dsan sebagainya.

c. Persuasif: mempengaruhi stakeholder dengan cara membujuk dengan menggugah fikiran dan perasaannya

d. Edukatif: memberikan suatu ide kepada stakeholder berdasarkan fakta- fakta, pendapat dan pengalaman yang dapat dipertanggungjawabkan dari segi kebenarannya dengan sengaja, teratur dan terencana, dengan tujuan untuk mengubah tingkah laku ke arah yang diinginkan.

Adapun rencana strategi komunikasi yang telah dilakukan terhadap stakeholder adalah sebagai berikut:

1) Dirjen Bina Konstruksi dengan cara canalizing 2) Direktur KSP PUPR dengan cara canalizing

3) Direktur BPJK PUPR dengan cara canalizing, informative 4) Kepala Subdit di DBPJK dengan cara persuasive, informative 5) Kasie SP di DBPJK dengan cara Persuasive, informative 6) Kepala Balai JKW dengan cara Persuasive,informative

7) Kasubdit Kontrak Konstruksi dengan cara persuasive, informative 8) Kepala Bagian PA Sesditjen dengan cara informative

9) Kepala Seksi PE Sesditjen dengan cara informative 10) Kasubdit Penerapan Kompetensi dengan cara informative 11) Kepala Bagian PA Sesditjen dengan cara informative 12) Kepala Seksi PE Sesditjen dengan cara informative 13) Kasubdit Penerapan Kompetensi dengan cara informative

14) Kepala Subdit Pemberdayaan KSP dengan cara Persuasive, informative 15) Kasatker,PPK,PPHP,Panitia Peniliti Pelaksanaan Kontrak dengan cara

informative

(33)

17) Asosiasi Profesi di Bidang Kontrak dengan cara informative 18) Dinas PU Daerah dengan cara informative

(34)

2. Stakeholder Enggagement sesudah Proyek Perubahan

Berdasarkan hasil strategi komunikasi yang dilakukan maka terjadi pergeseran posisi stakeholder. Posisi terakhir diberikan pada gambar berikut.

Gambar 8 Peta Stakeholder setelah Proyek Perubahan

Pergeseran terjadi pada Direktur, Kasubdit dan Kasie SP di Direktorat Bina Penyelenggaraan Jasa Konstruksi. Pergeseran juga terjadi pada Kepala Balai JKW, Kabag Perencanaan dan Anggaran Sesditjen, Kasubbag Pemantauan dan Evaluasi Sesditjen, serta Kasubdit Penerapan Kompetensi di Direktorat Bina Kompetensi dan Produktivitas.

Posisi Dirjen Bina Konstruksi dan Direktur KSP belum berubah. Hal ini dikarenakan memang pada tahap Jangka Pendek ini perlu kesepakatan dan kesepahaman di tingkat Pejabat Madya dan Pratama terlebih dahulu. Posisi Direktur KSP tidak berubah dikarenakan posisi tersebut pada saat ini ditinggalkan oleh Direktur terdahulu yang telah purna tugas. Stakeholder yang baru muncul dan menjadi Promoters adalah Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Konstruksi. Proyek perubahan ini dianggap dapat

(35)

membantu menyempurnakan sistem pengelolaan Direktorat Jenderal Bina Konstruksi terhadap UPT Balai Jasa Konstruksi Wilayah.

C.Kendala Internal dan Eksternal

Dalam pelaksanaan proyek perubahan terdapat beberapa kendala yang dihadapi baik yang berasal dari internal dan eksternal. Kendala-kendala tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kendala Internal

- Fokus dari Direktorat Bina Penyelenggaraan Jasa Konstruksi terpusat pada kegiatan rutin dan adhoc arahan dari Menteri PUPR, sehingga kegiatan Proyek Perubahan menyesuaikan kepada ketersediaan jadwal yang ada - Percepatan kegiatan untuk mengantisipasi APBNP 2018

2. Kendala Eksternal

- Perubahan jadwal kegiatan di bulan Puasa dan penambahan cuti lebaran mengakibatkan penyesuaian dan pergeseran jadwal Proyek Perubahan

(36)

BAB IV PENUTUP A.Kesimpulan

Pelaksanaan Proyek Perubahan Integrasi Bimbingan Teknis Bidang Kontrak Konstruksi dalam rangka mendukung Pembangunan Infrastruktur PUPR yang Berkualitas tidak lepas dari masukan dan koreksi Stakeholder terkait. Dukungan Tim Efektif untuk dapat menginformasikan, menggugah dan mempengaruhi Stakeholder juga berperan penting. Tujuan dari pelaksanaan Proyek Perubahan yaitu Peningkatan Kualitas Bimbingan Teknis Kontrak Konstruksi dalam mendukung Penyediaan Infrastruktur melalui penyiapan Kriteria, SOP dan Alur Data Pelaporan diharapkan dapat terwujud dengan terlaksananya Kriteria Keberhasilan di Jangka Pendek ini. Proyek Perubahan ini harapannya menghadirkan kemudahan bagi UPT Balai Jasa Konstruksi Wilayah untuk dapat mengemban tugasnya sebagai ujung tombak pembinaan Jasa Konstruksi Nasional. Pengendalian Bimbingan Teknis sebagai salah satu metode penyampaian dan implementasi kebijakan Pembinaan Konstruksi diharapkan menunjang kinerja Direktorat Bina Penyelenggaraan Jasa Konstruksi khususnya dan Direktroat Jenderal Bina Konstruksi pada umumnya.

Tindak lanjut dari Proyek Perubahan ini juga merupakan poin penting yang ditekankan agar inisiasi perubahan tidak berhenti menjadi wacana sebuah Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Pejabat Eselon IV namun menjadi perbaikan Tata Kelola secara keseluruhan.

B.Rekomendasi/Saran

Untuk keberhasilan pelaksanaan proyek perubahan pada jangka menengah dan jangka panjang, beberapa hal yang harus dilakukan adalah:

1. Integrasi Bimbingan Teknis Bidang Kontrak Konstruksi ini dapat diduplikasi untuk Bimbingan Teknis lainnya sehingga kualitas Bimbingan Teknis secara keseluruhan dapat ditingkatkan;

2. Penggabungan sistem pengendalian Bimbingan Teknis dengan aplikasi berbasis web/online dapat menjadi salah satu opsi untuk memudahkan pembinaan;

3. Perbaikan yang dilakukan dengan Proyek Perubahan Integrasi Bimbingan Teknis Bidang Kontrak Konstruksi ini hendaknya dilaksanakan dengan

(37)

konsisten, dan terus dilakukan penyempurnaan terhadap produk yang sudah ada agar dapat responsif terhadap kebutuhan di lapangan.

(38)
(39)

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI

DIREKTORA T BINA PENYELENGGARAN JASA KONSTRUKSI

Jalan Pattimura Nomor 20, Kebayoran Baru-Jakarta Selatan 12110 Telp. (021) 72786108 Fax. : (021) 7266637

SURAT KEPUTUSAN

DIREKTUR BINA PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI

NOMOR:

o

i

/!c-fr5

I tcp

I

1--otf}

TENTANG

PEMBENTUKAN TIM EFEKTIF RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN

INTEGRASI BIMBINGAN TEKNIS BIDANG KONTRAK KONSTRUKSI DALAM RANGKA MENDUKUNG

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PUPRYANG BERKUALITAS

Menimbang

DIREKTUR BINA PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI,

: a. pembinaan adalah kegiatan pengaturan, pemberdayaan, dan pengawasan yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah bagi penyedia jasa,

pengguna jasa, dan masyarakat

b. bahwa dalam mendukung perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi

pembangunan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang bertujuan untuk peningkatan kualitas dan produktifitas jasa konstruksi maka diperlukan peningkatan penerapan manajemen mutu, K3, tertib pengadaan dan administrasi kontrak;

c. bahwa strategi pencapaian sasaran strategis pembinaan konstruksi adalah melalui peningkatan kapasitas dan kualitas sistem, sumber daya, dan tata kelola dalam menghasilkan kebijakan dan rencana pembinan konstruksi agar efektif,

terintegrasi dan berkelanjutan;

d. bahwa dalam melaksanakan tugasnya, Satuan Kerja Direktorat Bina

Penyelenggaraan Jasa Konstruksi menyelenggarakan fungsi pemberian

bimbingan teknis dan supervisi di bidang sistem penyelenggaraan jasa konstruksi, kontrak konstruksi, konstruksi berkelanjutan, dan manajemen mutu;

e. bahwa dalam rangka melaksanakan fungsi pemberian bimbingan teknis dan

supervisi di bidang kontrak konstruksi perlu dilaksanakan kegiatan Rancangan

Proyek Perubahan lntegrasi Bimbingan Teknis Bidang Kontrak Konstruksi dalam rangka mendukung Pembangunan lnfrastruktur PUPR yang berkualitas;

f. bahwa dalam rangka memenuhi ketentuan kurikulum pada Pendidikan dan

(40)

Mengingat

Memperhatikan

g. bahwa berctasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud diatas perlu

I

menetapkan Keputusan Direktur Bina Penyelenggaraan Jasa Konstruksi tentang Pembentukan Tim Efektif Rancangan Proyek Perubahan lntegrasi Bimbingan

Teknis Bidang Kontrak Konstruksi dalam rangka mendukung Pembangunan

lnfrastruktur PUPR yang berkualitas.

1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5494);

2. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil;

4. Peraturan Presiden Nomor 16 tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa

Pemerintah;

5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;

6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 13.1/PRT/M/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Peke~aan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2015-2019;

7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 07/PRT/M/2011 tentang Standard dan Pedoman Pengadaan Peke~aan Konstruksi dan Jasa Konsultansi sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Nomor 31/PRT/M/2015 tentang Perubahan Ketiga Peraturan Menteri Pekerjaan

Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 07/PRT/M/2011 tentang Standard dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi;

8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 15/PRT /M/2015 tentang Organisasi dan T ata Ke~a Kementerian Pekerjaan

Umum dan Perumahan Rakyat sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 05/PRT/M/2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 15/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Pekerjaan Umum;

9. Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 20 Tahun 2015 tentang

Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV.

(41)

Menetapkan Kesatu

Kedua

2. Surat Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Nomor PD.02.04-Mf/189 tanggal 14 Februari 2018 perihal Permohonan Penugasan Peserta Pelatihan Kepemimpinan Tk.IV;

3. Surat Perintah Kepala Biro Kepegawaian, Organisasi, dan Tata Laksana Nomor : 15 /SPRIN/SP/2018 tanggal 21 Maret 2018 tentang Penugasan Mengikuti Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV yang diselenggarakan Oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia di Balai Diklat PUPR Wilayah Ill Jakarta Tahun 2018.

MEMUTUSKAN:

Membentuk Tim Efektif Rancangan Proyek Perubahan bagi peserta Diklat PIM Tingkat IV Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di Direktorat Bina Penyelenggaraan Jasa Konstruksi dengan susunan keanggotaan sebagaimana tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini.

Tim mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut : 1. Pengarah : Mengarahkan Kegiatan

2. Mentor

Mempunyai tug as dan tanggung jawab:

a. Memberikan persetujuan, dukungan, arahan proyek perubahan; b. Mengkoordinasikan proyek perubahan;

c. Membantu dalam penyelesaian hambatan. 3.

Project Leader

Mempunyai tugas dan tanggung jawab :

a. Memimpin jalannya proyek perubahan mulai dari perencanaan, pengkoordinasian, pembentukan Tim Efektif, penjadwalan bimbingan dengan Mentor dan

Coach

;

b. Memberikan arahan strategi kepada Tim Efektif; c. Menyusun Rencana Strategi bersama Tim Efektif;

d. Melakukan diskusi, koordinasi dan melaporkan rancangan proyek perubahan kepada Mentor dan Coach;

e. Menyelesaikan masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh Tim Efektif; f. Melaporkan pelaksanaan proyek perubahan dan hasilnya kepada

Mentor dan Coach. 4. Anggota

Mempunyai tug as dan tanggung jawab :

a. Memberikan masukan dan dukungan penyediaan data untuk kelancaran proyek perubahan;

(42)

Ketiga

Keempat

Kelima

Tim Efektif Proyek Perubahan di Direktorat Bina Penyelenggaraan Jasa Konstruksi me!aksanakan keputusan Direktur Bina Penyelenggaraan Jasa Konstruksi ini dengan penuh tanggung jawab.

Segala biaya yang dikeluarkan akibat Surat Keputusan ini dibebankan pada

Daftar lsian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Direktorat Bina Kelembagaan dan

Sumber Daya Jasa Konstruksi Anggaran 2018 Nomor : SP

DIPA-033.13.1.279856/2018 tanggal 5 Desember 2017.

Surat Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan dengan ketentuan bahwa segala

sesuatunya akan diubah dan diperbaiki sebagaimana mestinya jika dikemudian

hari ternyata terdapat kekeliruan di dalam penetapan ini.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal (f April 2018

Direktur Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

lr. Sumito

-NIP. 19610413 198803 1 015 {

Tembusan disampaikan kepada Yth.:

1. Kasatker Bina Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;

(43)

NO. 1. 2. 3. 4. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.

SUSUNAN KEANGGOTAAN TIM EFEKTIF RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN

INTEGRASI BIMBINGAN TEKNIS BIDANG KONTRAK KONSTRUKSI DALAM RANGKA MENDUKUNG

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PUPR YANG BERKUALITAS

NAMA lr. Sumito lr. Siwi Subekti, MT Immanuel Bonardo Hutagalung, ST, MT Badriya, SH, MH Fani Dhuha, ST., M.Sc. Eka Prasetyawati, ST.,M.Tech. Susman Hadi, ST lr. Drs. Hasan Basri, Sp.1, MT, M.Si Yan Faissal S.T., M.T. Rico Samuel, ST., M.Sc Afrijhon Saragih, ST

Annisa Lion Firda, ST.,MT.

Januarta Dwi Kusmayanti,

ST.

JABATAN

Direktur Bina Penyelenggaraan Jasa Konstruksi Kasubdit Kontrak Konstruksi

Kasi Standar dan Pedoman, Subdit Kontrak Konstruksi

Kasi Pemantauan dan Evaluasi, Subdit Kontrak

Konstruksi

Kasi Standar dan Pedoman, Subdit Sistem

Penyelenggaraan

Kasi Standar dan Pedoman, Subdit Sistem

Penyelenggaraan

Kasi Perencanaan dan lnformasi Pembina Jasa Konstruksi Madya

Pembina Jasa Konstruksi Mud a

Penelaah Kebijakan Seksi Standar dan Pedoman, Sub Direktorat Kontrak Konstruksi

Penyusun Monev dan Pelaporan Seksi Pemantauan dan Evaluasi, Subdirektorat Kontrak Konstruksi

Penelaah Kebijakan Seksi Standar dan Direktorat Kontrak Konstruksi

Penelaah Kebijakan Seksi Standar dan Direktorat Kontrak Konstruksi

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal r} April2018

Pedoman, Sub Pedoman, Sub

Direktur Bina Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

~

lr. Sumito

_....-i

KEDUDUKAN DALAM TIM Pengarah Mentor

Project Leader

Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota

(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)

NO. 1· '). ). 4_.

(. .

1

-DAFTAR HADIR

Focus Group Discussion I Fasilitasi Bimbingan Teknis dan Supervisi Jakarta, 16 Mei 2018

NAMA INSTANSI KONTAK

No. Telp/HP:

Email:

No. Telp/HP:

~l).SUflan

tlcJA

&t

ta-t

John

WJl

.Jlf

JU

Email: 51ASMCU'I. ~

e

56netll

_

CCM

No. Telp/HP:

~ ~~

pj~

s~

n-

"'

Pr~

·

~0~

Email:

n

~\&\

.

aQ\

.

<;.c;..~~

'f

-d) ,.:,.,N\c:U\_~ No. Telp/HP: \,._./(/

~\

'

4J

.

5

Drs

PJ~

Email: No. Telp/HP:

0611q

~CJ

')

SJ'

5

I

~e-IJ~C}['

~

C.JN~ W\Y~'VU

AI-\

Email: M~llN. \..tct~\oc.((q~

6::)

901\tld.

c

0-fLI

No. Telp/HP: <

~'{\(\

\

9/'

L

C

bV\

~(~&,

\)~p~lf-

Email: No. Telp/HP:

!'"'\~\(\ ~

\.

p~~

Email: 't I'"'

\

I TANDA TANGAN ~·:·

JJ1-/

~

(

v

"'

\)

~"'

f'\ / \

\l\

~

(~~

~

~~

?-o.--?

~

~

v

\

~

(58)

NO.

t). t 0. \\

-\1.

.

DAFTAR HADIR

Focus Group Discussion I Fasilitasi Bimbingan Teknis dan Supervisi

jakarta, 16 Mei 2018

NAMA INSTANSI KONTAK

No. Telp/HP:

J

O.Y'IVCl.r-tCil

O

,

K

\)~~J

(

(

Email:

No. Telp/HP:

PvtKj

·

Avq_

~~C\

"'.';CI. '<{

~\?J \'

Email:

No. Telp/HP:

N

\.1

goe_

H

fY

'

IJA-1\J

Email:

No. Telp/HP:

'P'l

~<:\\

'7

~o\

Email: No. Telp/HP:

Wct~W

9BPj\L

Email: No. Telp/HP: Email: No. Telp/HP: Email: TANDA TANGAN

H

fiarrt-(

\A~~

'l... ~

\

r

v

.-rl

f

(j

(

I~

(59)

NOTULA FOCUS GROUP DISCUSSION

FASILITASI BIMBINGAN TEKNIS DAN SUPERVISI

Jakarta, 16 Mei 2018

I. PENDAHULUAN

Focus Group Discussion dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 16 (enam belas) Mei tahun

2018 (dua ribu delapan belas), dihadiri oleh peserta sebanyak 12 orang.

II. WAKTU DAN TEMPAT

Hari / Tanggal

: Rabu, 16 Mei 2018

Jam

: 13.00 s.d 16.00

Tempat

: Ruang Rapat Lantai 12

Gedung Utama Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Rakyat

Jl. Pattimura No. 20, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan

III. MATERI FOCUS GROUP DISCUSSION

Fasilitasi Bimbingan Teknis dan Supervisi

IV. PEMBAHASAN

Pembicara

Poin Penjelasan

Immanuel Bonardo Hutagalung, S.T., M.T.

- Tema : Integrasi Bimbingan Teknis Dalam Mendukung Penyediaan Infrastruktur

PUPR yang Berkualitas di Bidang Kontrak Konstruksi

- Masalah utama : bimtek yang kurang berkualitas

- Masalah tersebut akan menyebabkan : sengketa, gagal lelang, kecelakaan

konstruksi

- Tujuan : menyiapkan tools bimtek untuk balai

- Balai berperan menyiapkan data kompetensi pelaku kontrak, data kebutuhan

praktisi kontrak konstruksi, identifikasi kebutuhan bimbingan teknis serta

pelaksanaan bimbingan teknis.

(60)

Pembicara

Poin Penjelasan

- Belum ada standar durasi bimtek

- Peran balai sangat sentral

- Balai yang telah ditempel dengan direktorat seharusnya menjadi balai spesialis

- Proyek inovasi : update SOP bimtek, kriteria bimtek, alur data dan evaluasi

bimtek

Susman Hadi

- Bimtek sebaiknya dilakukan dengan lebih banyak interaksi/diskusi serta fokus ke

penjelasan contoh kasus-kasus yang disertai rekomendasi.

- Materi bimtek sebaiknya disesuaikan dengan peserta

- Bahan tayang dan modul bimtek sebaiknya dibedakan. Misal, bahan tayang

hanya menampilkan poin-poin umum saja.

- Pengajar bimtek sebaiknya berasal dari direktorat dan praktisi yang memiliki

pengalaman kontrak

Meylina Hasbullah

- Integrasi harus ada komunikasi antara balai, direktorat dan sesditjen.

Rifaldi Adi Saputra

- Direktorat KSP pernah mengadakan bimtek pelatihan mandiri mandor dan dapat

dijadikan sebagai referensi.

V. KESIMPULAN

Tujuan utama dari kegiatan ini adalah menyiapkan tools bimtek untuk balai

Perlu dilakukan inovasi penyampaian materi bimtek sehingga tidak membosankan

Terciptanya integrasi perlu adanya komunikasi antara balai, direktorat dan sesditjen

VI. PENUTUP

Focus Group Discussion Fasilitasi Bimbingan Teknis dan Supervisi selesai pada pukul

16.00 dan ditutup oleh Kepala Seksi Standar dan Pedoman, Subdit Kontrak Konstruksi,

Direktorat Bina Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.

(61)
(62)

DIREKTORAT BINA PENYELENGGARAN JASA KONSTRUKSI

Nomor : UM 0206–Kp/352 Jakarta, 22 Mei 2018

Sifat : Penting

Lampiran : 3 (Tiga) lembar

Hal : Undangan Focus Discussion Group II Fasilitasi dan Bimbingan Teknis

Supervisi

Kepada Yth.

Daftar Terlampir

di Tempat

Direktorat Bina Penyelenggaraan Jasa Konstruksi, Sub Direktorat Kontrak Konstruksi dalam rangka menjalankan tugas dan fungsinya, pada tahun ini akan menyelenggarakan kegiatan Fasilitasi Bimbingan Teknis dan Supervisi. Sehubungan dengan hal di atas, maka bersama ini dengan hormat kami mengundang Bapak/Ibu untuk dapat hadir dalam kegiatan Focus Group Discussion II Fasilitasi Bimbingan Teknis dan Supervisi, serta memberikan masukan/ide/gagasan dalam kegiatan yang akan diselenggarakan pada: Hari/Tanggal : Selasa, 22 Mei 2018

Waktu : Pukul 09.00 WIB – 15.00 WIB Tempat

Agenda

:

:

Hotel Aviary Bintaro

Jl. Boulevard Bintaro Blok B7 No. D3-3A, Pondok Aren, Pondok Jaya Kota Tangerang Selatan, Banten

Pembahasan Kriteria Bimbingan Teknis, Rancangan Standar Operasional Prosedur (SOP), dan Alur Pelaporan

Mengingat pentingnya acara tersebut, kami mengharapkan kehadiran Bapak/Ibu dan dapat memberikan masukan dalam kegiatan tersebut.

Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kehadiran Bapak/Ibu diucapkan terima kasih.

Tembusan Yth.:

(63)

Lampiran I

Surat Direktur Bina Penyelenggaraan Jasa Konstruksi Nomor : UM 0206–Kp/352

Tanggal : 22 Mei 2018

DAFTAR UNDANGAN

Kepada Yth. :

1. Kepala Sub Direktorat Sistem Penyelenggaraan, Direktorat Bina Penyelenggaraan Jasa Konstruksi; 2. Kepala Sub Direktorat Kontrak Konstruksi, Direktorat Bina Penyelenggaraan Jasa Konstruksi; 3. Kepala Sub Direktorat Konstruksi Berkelanjutan, Direktorat Bina Penyelenggaraan Jasa Konstruksi; 4. Kepala Sub Direktorat Sistem Manajemen Mutu, Direktorat Bina Penyelenggaraan Jasa Konstruksi; 5. Kepala Sub Direktorat Pemberdayaan Wilayah I, Direktorat Bina Kerjasama dan Pemberdayaan; 6. Kepala Sub Direktorat Penerapan Kompetensi, Direktorat Bina Kompetensi dan Produktivitas Konstruksi; 7. Kepala Bagian Perencanaan dan Anggaran, Sekertariat Direktorat Jenderal Bina Kosntruksi;

8. Kepala Balai Jasa Konstruksi Wilayah III Jakarta;

9. Kepala Seksi Perencanaan dan Informasi, Balai Jasa Konstruksi Wilayah III Jakarta;

10. Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi, Sekertariat Direktorat Jenderal Bina Kosntruksi;

11. Kepala Seksi Standar dan Pedoman, Sub Direktorat Sistem Penyelenggaraan, Direktorat Bina Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;

12. Kepala Seksi Pemantauan dan Evaluasi, Sub Direktorat Sistem Penyelenggaraan, Direktorat Bina Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;

13. Kepala Seksi Standar dan Pedoman, Sub Direktorat Kontrak Konstruksi, Direktorat Bina Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;

14. Kepala Seksi Pemantauan dan Evaluasi, Sub Direktorat Kontrak Konstruksi, Direktorat Bina Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;

15. Kepala Seksi Standar dan Pedoman, Sub Direktorat Konstruksi Berkelajutan, Direktorat Bina Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;

16. Kepala Seksi Pemantauan dan Evaluasi, Sub Direktorat Konstruksi Berkelajutan, Direktorat Bina Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;

17. Kepala Seksi Standar dan Pedoman, Sub Direktorat Sistem Manajemen Mutu, Direktorat Bina Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;

18. Kepala Seksi Pemantauan dan Evaluasi, Sub Direktorat Sistem Manajemen Mutu, Direktorat Bina Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;

19. Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Direktorat Bina Penyelenggaraan Jasa Konstruksi; 20. Afrijhon Saragih, S.T.;

21. Rico Samuel, S.T.; 22. Nurochman;

23. Annisa Lion Firda, S.T., M.T.; 24. Nikken Puspita Saputra, SE.; 25. Sofian Ardi, S.H.;

(64)
(65)
(66)
(67)
(68)

NOTULA FOCUS GROUP DISCUSSION

FASILITASI BIMBINGAN TEKNIS DAN SUPERVISI

Jakarta, 22 Mei 2018

I. PENDAHULUAN

Focus Group Discussion dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 22 (Dua puluh dua) Mei

tahun 2018 (dua ribu delapan belas), dihadiri oleh peserta sebanyak 28 orang.

II. WAKTU DAN TEMPAT

Hari / Tanggal

: Selasa, 22 Mei 2018

Jam

: 09.00 s.d 15.00

Tempat

: Hotel Aviary Bintaro

Jln. Boulevard Bintaro Blok B7 No. D3-3A, Pondok Aren,

Pondok Jaya, Kota Tangerang Selatan, Banten

III. MATERI FOCUS GROUP DISCUSSION

Kriteria Bimbingan Teknis, Rancangan Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Alur

Pelaporan

IV. PEMBAHASAN

Pembicara

Poin Penjelasan

Ir. Siwi Subekti, MT

- Tema : Integrasi Bimbingan Teknis Dalam Mendukung Penyediaan Infrastruktur

PUPR yang Berkualitas di Bidang Kontrak Konstruksi

- Permasalahan kontrak berupa sengketa, gagal lelang, bahkan kecelakaan

konstruksi

- Tujuan : menyiapkan tools bagi Balai Jasa Konstruksi Wilayah untuk dapat

menjalankan tugas pembinaan Jasa Konstruksi

Immanuel Bonardo Hutagalung, S.T., M.T.

- Balai berperan menyiapkan data kompetensi pelaku kontrak, data kebutuhan

praktisi kontrak konstruksi, identifikasi kebutuhan bimbingan teknis serta

pelaksanaan bimbingan teknis.

(69)

Pembicara

Poin Penjelasan

- Proyek inovasi : kriteria bimtek, update SOP bimtek, , alur data pelaporan dan

evaluasi bimtek

- Integrasi antara Balai dan Direktorat pembina mendorong kemudahan dalam

pelaksanaan tugas Balai

- Kriteria Bimtek menggambarkan indikator Bimtek yang ideal dan diharapkan

oleh Direktorat

- Update SOP mendorong ada penerapan sistem yang dilaksanakan oleh Balai Jasa

Konstruksi Wilayah sehingga pelaksanaan Bimtek itu terstandarisasi

- Alur data pelaporan memberikan informasi pelapran secara terstruktur dan

kebutuhan data apa yang akan diminta oleh Direktorat untuk melakukan

evaluasi terhadap pelaksanaan Bimtek

Budi Setiawan

- Inovasi ini diharapkan dapat meringankan tugas Balai jasa Konstruksi Wilayah

dan dapat didorong untuk diterapkan dikarenakan kebijakan tahun 2019 adalah

perkuatan kegiatan Balai Jasa Konstruksi Wilayah

- SOP perlu disederhanakan dan dibuat titik simpul evaluasinya serta PIC

pengendalinya

Badriya

- Pemantauan dan Evaluasi kebijakan bisa terbantu dengan adanya Laporan Hasil

Evaluasi Bimtek

Direktur BPJK

- Inovasi ini perlu diujicobakan sehingga didapatkan masukan dari Balai Jasa

Konstruksi sendiri sebagai pelaku. Masukan dari tahap ujicoba mendorong

penyempurnaan dari Integrasi Bimbingan Teknis itu sendiri

- Didorong untuk melanjutkan Tahapan Jangka Menengah

V. KESIMPULAN

Penyempurnaan dari Kriteria, Update SOP dan Alur Pelaporan masih diperlukan

sambil berjalan dan dilaksanakan ujicoba

(70)

VI. PENUTUP

Focus Group Discussion Kriteria Bimbingan Teknis, Rancangan Standar Operasional

Prosedur (SOP) dan Alur Pelaporan selesai pada pukul 15.30 dan ditutup oleh Direktur

Bina Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.

Demikian risalah Focus Group Discussion Kriteria Bimbingan Teknis, Rancangan Standar

Operasional Prosedur (SOP) dan Alur Pelaporan

(71)

LAMPIRAN IV

1. KRITERIA BIMBINGAN TEKNIS KONTRAK KONSTRUKSI

A. KRITERIA KELUARAN

1. Materi bimbingan teknis yang terdiri atas 1) model-model pembelajaran aplikatif dan praktis kegiatan kontrak konstruksi; 2) Pendalaman materi & kasus-kasus kegiatan kontrak konstruksi; 3) Inventarisasi masalah dan pemecahannya di dalam kegiatan kontrak konstruksi.

2. Peserta mengikuti seluruh kegiatan bimbingan teknis kontrak kontruksi hingga selesai dan mampu merefleksi hasil pembelajaran dalam bentuk tugas di lapangan.

B. KRITERIA TRAINING NEED ASSESSMENT (TNA)

1. Kebutuhan Organisasi

Calon Peserta mampu mengidentifikasi kelemahan umum dalam hal kontrak konstruksi apa yang dimiliki keseluruhan atau sebagian dari Kementerian PUPR sehingga mempengaruhi pencapaian sasaran organisasi.

2. Kebutuhan pekerjaan

Calon Peserta memiliki pengetahuan sebelumnya tentang kontrak konstruksi, pernah terlibat dalam kegiatan kontrak konstruksi dengan pengalaman minimal 1 tahun, dan tidak pernah terlibat kasus hukum apapun dalam menjalankan tugasnya. Pernah mengikuti Bimtek sejenis minimal 1 kali.

3. Kebutuhan residual

Calon Peserta mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan teknis dan aplikatif di dalam melaksanakan tugasnya. Mampu mengetahui kekurangan keterampilan apa yang tidak dikenali atau perlu dikembangkan lebih lanjut.

4. Kebutuhan masa depan.

Calon Peserta Bimtek mampu melakukan pemetakan terhadap:

1. Pengetahuan, keterampilan, sikap untuk tugas dan sasaran baru

2. Keterampilan khusus yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan perubahan: keteram-pilan manajemen perubahan

Gambar

Gambar 1 Struktur Organisasi Direktorat Bina Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
Gambar 2 Analisis Pohon Masalah
Tabel 2 Analisis USG
Tabel 3 Ruang Lingkup dan Output Kunci
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bahkan dilihat dari praktek pembangunan kesejahteraan, seperti pendidikan dan jaminan kesehatan gratis bagi warga, khususnya yang tidak mampu, Kabupaten Jembrana,

hipotesis tindakan dalam penelitian ini yaitu gerak tari Kuda Lumping dapat meningkatkan motorik kasar pada anak kelompok B di TK Chinta Ananda Mojolaban

Promosi kartu kredit banyak dilakukan kerjasama dengan beberapa tempat makan, bioskop, penjualan &lt;em&gt;gadget&lt;/em&gt;, tiket pesawat terbang, pemesanan hotel,

ARC BPS Kota Sibolga tahun anggaran 2015 diselenggarakan melalui kegiatan Pelayanan dan Pengembangan Diseminasi Informasi Statistik pada aktivitas Peningkatan Kualitas

Perspektif Barat berdasarkan pada pemikiran Dionysius dan Eckhart, kehampaan (nothingness) terkait dengan eksistensi Tuhan sebagai nothing maupun bukan being karena Tuhan

Namun masih didapati depot air minum yang tidak melakukan pengawasan sehingga telah melewati batas laik sehat yang telah ditentukan.Tujuan penelitian untuk

Latar belakang penelitian ini didasarkan pada adanya berbagai permasalahan dalam implementasi kebijakan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) yang diselenggarakan