• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Budidaya dan Intensitas Penyakit p (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Studi Budidaya dan Intensitas Penyakit p (1)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

RINGKASAN

Raditya Dwi Saputra. 115040201111246. Studi Budidaya Dan Intensitas Penyakit Pada Tanaman Jagung (Zea Mays L.) Di Pt. Dupont Indonesia Pioneer. Dibawah Bimbingan Prof. Dr. Ir. Tutung Hadiastono, MS. Sebagai Pembimbing Utama, Aminuddin Roveik Kurniawan, SP Sebagai Pembimbing Lapang

PENDAHULUAN Latar Belakang

Magang kerja adalah salah satu bentuk kompetensi institusi yang wajib yang dilakukan oleh setiap mahasiswa yang dilakukan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya secara langsung kepada perusahaan/perkebunan/instansi pemerintah/pihak lain yang terkait dengan progam studi mahasiswa dan atau bidang pertanian. Kegiatan ini sesuai dengan kurikulum progam strata 1 Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang, bahwa pada semester 7 setiap mahasiswa diwajibkan melaksanakan kegiatan magang yang mempunyai bobot 4 sistem kredit semester (SKS) dengan memenuhi persyaratan yang telah dibuat.

Sesuai dengan tuntukan kurikulum pendidikan S1 Pioner Hi-bred International Inc, adalah anak perusahaan anak perusahaan dupont yang merupakan perusahaan multinasional yang bergerak dibidang pertanian dengan memproduksi benih jagung dan padi, khususnya benih jagung hibrida. Dalam pelaksanaan magang di perusahaan ini penulis berorientasi pada pengamatan intensitas penyakit pada tanaman jagung. Arti penting tanaman jagung bagi pemenuhan kebututhan hidup masyarakat di Indonesia saat ini adalah membutuhkan adanya

sistem pemeliharaan tanaman yang

menyeluruh.Dengan melakukan kegiatan magang di perusahaan ini mengharapkan dapat mempelajari secara langsung tentang budidaya tanaman dan intensitas penyakit pada tanaman jagung, sehingga dapat dilakukan langkah manajemen dan pengelolaan serangan penyakit oleh perusahaan ini dalam rangka dalam rangka menghasilkan produk benih jagung hibrida yang unggul.

HASIL DAN PEMBAHASAN Teknik Budidaya Tanaman Jagung 1. Persiapan Lahan

Persiapan lahan merupakan kegiatan awal sebelum melakukan proses budidaya dan produksi benih jagung. Lahan harus subur dan cukup tersedia air. Hal-hal yang harus dilakukan dalam persiapan lahan yaitu:

a. Pembersihan

Pembersihan lahan ini dimaksudkan untuk membersihkan lahan dari gulma maupun sisa-sisa tanaman sebelumnya. b. Pengolahan Tanah

Pengolahan tanah yang dilakukan meliputi pembajakan tanah dan pembalikan tanah menggunakan bajak rotary.

c. Pengairan

Sebelum ditanami, tanah perlu diairi guna mempermudah proses pengolahan tanah dan untuk mendorong benih melakukan imbibisi. Pengairan atau irigasi yang dilakukan menggunakan irigasi sprinkle yang airnya bersumber dari air sumur.

d. Pembagian Plot

Pembagian plot ini dimaksudkan untuk mengatur plot-plot untuk setiap eksperimen dan jenis tanaman jagung yang akan ditanam, selain itu tujuan dilakukan pembagian plot ini adalah untuk mengetahui jumlah populasi tanaman jagung yang ditanam.

e. Pembuatan Bedengan

Tahap terakhir dalam persiapan lahan adalah pembuatan bedengan untuk penanaman tanaman jagung. Pembuatan bedengan juga bertujuan untuk mengatur saluran drainase. Setiap bedengan yang dibuat untuk satu ring tanaman memiliki panjang 5 m.

2. Persiapan Benih

Standar riset jagung dalam persiapan benih berbeda dengan yang dilakukan oleh para petani pada umumnya. Ada beberapa tahapan persiapan yang harus dilakukan oleh tim riset jagung. Berikut merupakan alur dari pelaksanaan persiapan benih:

a. Pembuatan Ekperimen dan Daftar Persiapan Benih

(2)

hibrida), tanggal pecahnya bunga jantan, dan data siapnya bunga betina untuk diserbuki. Selain itu, hal yang perlu disiapkan adalah daftar persiapan benih. Daftar persiapan

Benih diambil dari gudang penyimpanan dan selanjutnya ditimbang sesuai dengan jumlah kebutuhan benih yang akan ditanam.. c. Perlakuan Benih

Perlakuan benih dilakukan dengan pemberian fungisida tertentu pada benih. d. Pengemasan benih

Benih yang sudah diberi perlakuan dengan fungisida selanjutnya dikemas dalam kemasan kecil. Setiap kemasan umumnya berisi 52 kernel jagung.

e. Pelabelan

Setelah benih dikemas, tahap berikutnya adalah pelabelan. Pemberian label didasarkan atas nama tetua yang digunakan serta penyusunan kode-kode yang sudah ditentukan oleh perusahaan.

f. Pengepakan

Benih-benih yang sudah dikemas selanjutnya dipak dalam plastik dan disusun dalam boks sesuai kode-kodenya. dalam sekali waktu atau secara serempak dalam satu petak lahan. Jarak tanam yang digunakan adalah 75 x 20 cm. Proses penanaman diawali dengan pembuatan lubang tanam. Dalam satu baris bedeng lahan terdiri dari 26 lubang tanam yang memiliki kedalaman ± 5 cm. Dalam satu lubang, ditanam 1-2 benih jagung. Pada saat penanaman juga disertai dengan pemberian furadan butiran sebanyak 0,25 gr pada tiap lubang benih atau dosis 17 kg/ha sebagai insektisida/nematisida untuk menghindarkan benih dari serangan ulat tanah dan semut. Setelah itu lubang tanam ditutup dengan kompos. 4. Perawatan Tanaman

Perawatan tanaman yang dilakukan meliputi: a. Penjarangan

Penjarangan dilakukan pada saat tanaman berumur 18 hst, dan dilakukan apabila dalam satu lubang tanam terdapat dua tanaman yang tumbuh, maka salah satu tanaman harus

Penyiangan dilakukan mulai tanaman berumur 18 hst. Penyiangan gulma merupakan hal penting dalam pemeliharaan tanaman guna meminimalisir persaingan dalam penyerapan usur hara, air, udara serta ruang tumbuh yang dibutuhkan oleh tanaman jagung. Di perusahaan ini penyiangan gulma dilakukan tidak secara rutin melainkan ketika pertumbuhan gulma sudah dianggap mengganggu pertumbuhan tanaman jagung dan sebaiknya dilakukan sebelum pemupukan. Pengendalian gulma yang digunakan disini dilakukan dengan 2 cara yakni secara mekanis dan secara kimiawi. Untuk mekanisnya penyiangan gulma cukup dilakukan pencangkulan saja sehingga gulma terangkat dan tidak mengganggu tanaman lagi. Sedangkan untuk secara kimia cukup diberi herbisida.

c. Pemupukan

Pemupukan penting untuk dilakukan guna menyediakan unsur hara yang cukup bagi pertumbuhan tanaman. Beberapa pupuk yang digunakan ada pupuk kandang yang diaplikasikan satu kali dalam satu tahun, pupuk Phonska dengan dosis 100 kg/ha yang merupakan pupuk dasar mengandung unsur N, P, dan K yang diaplikasikan pada saat tanaman berumur 0 hst atau saat penanaman dan 21 hst, serta pupuk Urea dengan dosis 200 kg/ha yang diaplikasikan pada saat tanaman berumur 40 hst.

d. Pengguludan

Pengguludan dilakukan pada saat tanaman berumur 18 hst. Tanah di sebelah kanan dan kiri barisan tanaman diuruk dengan cangkul, kemudian ditimbun di barisan tanaman. e. Pengairan

Tiga hari sebelum tanam, lahan diairi untuk menciptakan kondisi tanah yang lembab

sehingga mempercepat terjadinya

perkecambahan benih serta ketersediaan unsur hara bagi tanaman. Pengairan juga diberikan setiap kali selesai pemupukan karena berfungsi sebagai pelarut pupuk sehingga unsur hara dapat diserap dengan baik oleh tanaman. Jagung membutuhkan banyak air pada saat penanaman, fase pembungaan yakni berumur 45–55 HST dan pada saat pengisian biji yakni sekitar 60–80 HST..

(3)

Roguing biasanya dilakukan pada fase pertumbuhan awal tanaman berumur sekitar 6-7 minggu. Roguing dilakukan dengan cara langsung dicabut.

g. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman

Pemberian pestisida disesuaikan dengan organisme pengganggu tanaman yang akan dikendalikan. Pestisida diberikan mulai tanaman berumur 10-50 hst, kecuali Furadan yang diberikan mulai umur 0 hst atau saat penanaman. Ketika tanaman berumur 10-30 hst, pestisida diaplikasikan dua kali dalam satu minggu, sedangkan ketika tanaman berumur 30-50 hst, pestisida diaplikasikan satu kali dalam satu minggu.

5. Polinasi

Polinasi dilakukan secara manual oleh tenaga kerja yang sudah terlatih agar didapatkan hasil polinasi sesuai dengan yang diharapkan yaitu hasil prosuksi 500-750 gr benih yang dihasilkan oleh 26 tanaman jagung. Polinasi dilakukan pada tanaman berumur 40-50 hst.

Ada 2 metode polinasi yang dilakukan oleh PT. DuPont Pioneer:

a. Penyerbukan sendiri adalah serbuk sari didapat dari satu tanaman yang sama. Berikut langkah polinasi atau penyerbukan dengan metode selfing:

1) Tutup bakal tongkol menggunakan ear bag 24 jam sebelum polinasi sampai silk keluar.

2) Tutup malai dengan tassel bag 24 jam sebelum polinasi untuk menghindari kontaminasi dari polen lain.

3) Sebelum menyerbukkan tanaman jagung, pastikan bahwa tangan steril yaitu dengan diberi alkohol.

4) Polen atau serbuk sari dari bunga jantan yang sudah terkumpul dalam tassel bag dibersihkan kemudian secara langsung dipolinasikan dengan bunga betina yang sebelumnya tertutup ear bag. Buka ear bag secara perlahan dan halangi dengan tassel bag untuk menghindari kontaminasi dari polen tanaman jagung yang lain. Goyangkan tassel bag agar polen jatuh mengenai rambut tongkol dan tutup tongkol dengan tassel bag.

b. Penyerbukan silang yaitu dengan melakukan koleksi serbuk sari jagung dari beberapa tanaman jagung jantan kemudian serbuk sari ditaburkan pada masing–masing betina yang sudah ditutup dengan ear bag sebelumnya. Langkah awal yang dilakukan dalam penyerbukan secara silang sama dengan

penyerbukan sendiri, perbedaannya hanya pada asal polen atau serbuk sari yang akan dipolinasikan pada bunga betina. Untuk meningkatkan keberhasilan hibridisasi buatan, hal-hal penting yang perlu diperhatikan adalah pemilihan tetua dalam hubungannya dengan tujuannya dilakukan persilangan, pengetahuan tentang morfologi dan metode reproduksi tanaman, waktu tanaman berbunga, keadaan cuaca saat penyerbukan, dan kesterilan alat. 6. Pengamatan Hama dan Penyakit

Salah satu faktor yang menyebabkan penurunan produksi jagung adalah adanya serangan hama dan penyakit di lapang, sehingga perlu dilakukan pengamatan terhadap hama dan penyakit yang menyerang tanaman jagung. Namun pada lahan jagung milik Corn Research PT. DuPont Pioneer ini serangan hama tidak sampai mengakibatkan kerugian produksi yang besar dan masih dianggap pada batas yang pengendalian hama secara intensif dan terjadwal. Pengamatan hama dan penyakit dilakukan ketika tanaman berumur 80 hst atau setelah polinasi. Hal ini dikarenakan hama dan penyakit banyak menyerang pada fase tersebut.

7. Panen

Tanaman jagung memiliki umur panen yang berbeda-beda. Jagung hybrid yang ditanam di dataran rendah dapat dipanen pada umur 105-110 hst, sedangkan pada dataran tinggi jagung hybrid dapat dipanen pada umur 120-130 hst. Jagung inbreed dapat dipanen pada umur 115-120 hst. 8. Pasca Panen atau Pemrosesan Benih

Setelah tongkol-tongkol dipanen, dilanjutkan dengan kegiatan pasca panen atau disebut pemrosesan benih. Berikut alur kegiatannya:

a. Pengeringan

Tongkol-tongkol jagung hasil panen tersebut dibawa ke alat pengering untuk dikeringkan karena kadar air tongkol pada saat panen berkisar antara 28-30%. Tongkol dikeringkan supaya kadar airnya turun menjadi ≤ 12%.

b. Pemipilan

(4)

Setelah dipipil, benih-benih tersebut diukur kembali kadar airnya. Apabila kadar air sudah sesuai yaitu ≤ 12% maka dilanjutkan ke proses berikutnya. Namun bila kadar air masih > 12% maka benih-benih tersebut dijemur di bawah terik matahari hingga kadar airnya sesuai.

d. Sortasi

Kegiatan sortasi dilakukan dengan cara membuang benih-benih yang terinfeksi penyakit maupun yang terserang hama. Selain membuang benih yang kurang baik, sortasi juga ditujukan untuk membersihkan benih dari kotoran-kotoran yang terbawa saat panen. e. Penimbangan

Benih-benih yang sudah disortasi selanjutnya ditimbang untuk mengetahui produksi benih jagung yang dihasilkan untuk setiap jenis tanaman jagung. Hasil penimbangan dicatat dalam buku catatan benih.

f. Pengemasan dan Pelabelan

Benih-benih yang diperoleh dari satu jenis tanaman jagung kemudian dikemas dalam kemasan besar kemudian diberi label sesuai dengan urutan nomor jenis dan eksperimennya. Kemudian dimasukkan ke dalam plastik dan dipress supaya menjadi

Benih-benih yang sudah dipak dalam boks selanjutnya dibawa ke ruang penyimpanan bersuhu dingin untuk disimpan. Suhu ruangan disesuaikan supaya benih terhindar dari serangan hama dan penyakit pasca panen selama penyimpanan.

Observasi Penyakit pada Tanaman Jagung 1. Bercak daun Southern leaf blight (Bipolaris

maydis)

Pada pengamatan dilapang pada lahan in-bred observation penyakit ini banyak ditemukan pada setiap pertanaman. Penyakit ini juga ditemukan pada pertanaman parent test namun intensitasnya serangannya kecil hal ini dikarenakan pada lahan parent test diberi perlakuan fungisida secara intensif sehingga penyakit yang disebabkan oleh jamur tidak terlalu tampak

atau intensitas serangannya kecil. Gejala yang tampak dari penyakit ini pada pengamatan di lapang adalah adanya bercak agak memanjang seperti berbentuk persegi berwarna cokelat keabuan.

2. Karat Daun (Rust) Puccinia sp

Pada pengamatan dilapang pada pertanaman in-bred observation penyakit karat daun banyak ditemukan dan intensitas seranganya paling besar pada pertanaman jagung in-bred. Serangan penyakit karat daun pada pertanaman in-bred hampir menyerang seluruh bagian daun dari daun bagian bawah hingga tengah sehingga dikatagorikan bahwa beberapa tanaman in-bred observation tidak tahan terhadap serangan karat daun apabila dilihat dari intensitas serangan penyakit karat daun. Pada pertanaman parent test penyakit ini tidak terlalu tampak dan intensitas serangannya kecil, hal ini dikarenakan pada lahan parent test diberi perlakuan fungisida yang intensif, sehingga serangan penyakit yang disebabkan oleh jamur tidak terlalu tampak karena sudah dikendalikan. Gejala yang tampak dari penyakit pada pengamatan di lapang yaitu adanya noda titik-titik berwarna coklat seperti karat.

3. Hawar daun Northen leaf blight (Exserohilum turcicum)

Pada pengamatan dilapang baik pada lahan in-bred observation maupun parent test penyakit ini jarang ditemukan pada pertanaman. Apabila ada pada pertanaman penyakit ini intensitas serangannya kecil. Gejala yang tampak pada penyakit ini yaitu berupa bercak kecil, berbentuk oval, warnanya keabu-abuan dan coklat.

4. Bercak daun Gray leaf spot (Cercospora zeae-maydis)

Pada pengamatan dilapang baik pada lahan in-bred maupun parent test intesitas serangannya cukup besar. Gejala yang tampak dari penyakit ini pada pengamatan dilapang yaitu terdapat bercak berwarna ke abu abuan berbentuk persegi memanjang searah tulang daun.

5. Bercak Upih (banded leaf and sheath blight) (Rhizoctonia solani)

(5)

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian dan tindakan yang telah dilakukan dan diterapkan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa metode jarimatika dengan menggunakan pendekatan CTL

pemikiran di atas dapat disimpulkan bahwa peran Agama dalam Antropologi sebagai panduan untuk membimbing manusia untuk memiliki moral dan perilaku sesuai dengan

Kegiatan Pengabdian ini memiliki tujuan: meningkatkan keterampilan peserta dalam hal pemilihan vocabulary yang tepat, penyusunan kalimat yang sopan serta etika berkomunikasi

Aturan-aturan telah menjadi landasan bagi KJRI Davao City dalam mengeluarkan kebijakan dan upaya-upaya untuk menyelesaikan permasalahan masyarakat keturunan Indonesia di

Sedangkan perbedaan penelitiaan yang dilakukan Paina dengan penelitian ini adalah pada objek kajian yang mana pada penelitian Paina meneliti tindak tutur komisif khusus

Dalam studi manajemen, kehadiran konflik pendidikan tidak bisa terlepas dari permasalahan keseharian yang dirasakan oleh pengelola lembaga pendidikan. Konflik tersebut

Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (quasi experiment) dengan metode Posstest-Only Control Design. Dalam rancangan ini sampel dibagi menjadi dua kelompok

Pada tahun 2010 penggunaan lahan domestik dalam sistem DAS Duriangkang diprediksi akan meningkat menjadi 1656,09 ha dan beban pencemar yang dihasilkan diprediksi sebesar 2804,45