• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SIKAP DAN ATRIBUT PRODUK TERHADAP MINAT BELI PADA GREEN PRODUCT COSMETICS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH SIKAP DAN ATRIBUT PRODUK TERHADAP MINAT BELI PADA GREEN PRODUCT COSMETICS."

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Manajemen

Oleh: Hendr i Yosiana 0812015014 / FE /EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

J AWA TIMUR

(2)

PRODUCT COSMETICS

(

Studi Pada Produk Sari Ayu Martha Tilaar Di Surabaya)

Disusun Oleh :

HENDRI YOSIANA

0812015014/FE/EM

Telah dipertahankan dihadapan Dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada tanggal : 24 Februari 2012

Pembimbing : Tim Penguji :

Pembimbing Utama Ketua

Sugeng Pur wanto, SE, MM Dr . Pr asetyohadi, MM

Sugeng Pur wanto, SE, MM Sekretaris

Rizk y Der mawan, SE, MM Anggota

Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

(3)

Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH SIKAP DAN ATRIBUT PRODUK TERHADAP MINAT BELI PADA GREEN PRODUCT COSMETICS (Studi Pada Produk Sari Ayu Martha Tilaar Di Surabaya) ” dapat diselesaikan dengan baik.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi satu syarat penyelesaian Program Studi Pendidikan Strata Satu, Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Surabaya.

Dalam penyusunan skripsi, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai dengan baik tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menghaturkan rasa terima kasih yang mendalam kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM, selaku Ketua Progdi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

(4)

6. Himpunan Mahasiswa Manajemen (HMM) Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang saya anggap sebagai rumah kedua saya di kampus yang telah memberikan banyak ilmu dan pengalaman serta secara tidak langsung telah membentuk saya menjadi pribadi yang seperti sekarang. 7. Staff Dosen Fakultas Ekonomi (Manajemen) Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.

8. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih banyak.

Pada akhirnya, penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surabaya, Januari 2012

(5)

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

ABSTRAKSI ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Manfaat Penelitian ... 10

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA 2.1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ... 11

2.2 Landasan Teori ... 13

2.2.1 Pengertian Pemasaran ... 13

2.3 Perilaku Konsumen... ... 14

2.3.1. Pengertian Perilaku Konsumen ... 14

2.3.1.1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ... 15

2.4. Sikap Konsumen ... 23

2.4.1. Pengertian Sikap Konsumen ... 23

2.4.1.1. Model Sikap ... 24

2.4.1.2. Fungsi Sikap ... 26

2.4.1.3. Faktor Sikap Konsumen ... 27

2.5. Atribut Produk ... 28

2.5.1. Pengertian Atribut Produk ... 28

(6)

2.7.2. Pengaruh Atribut Produk Terhadap Minat Beli ... 39

2.8. Kerangka Konseptual ... 41

2.9. Hipotesis... 41

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 42

3.1.1. Pengukuran Variabel ... 45

3.2 Teknik Penentuan Sampel ... 45

3.3 Prosedur Pengumpulan data ... 46

3.3.1. Jenis data ... 46

3.3.2. Sumber Data ... 46

3.3.3. Metode Pengumpulan Data ... 47

3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 47

3.4.1 Teknik Analisis ... ... 47

3.4.2. Outliers ... 48

3.4.3. Evaluasi atas Outlier ... 49

3.4.4. Uji Validitas ... 49

3.4.5. Uji Reliabilitas ... 50

3.4.6. Uji Normalitas ... 50

3.4.7. Multicollinearity dan Singularity... 51

3.4.8. Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal ... 51

3.4.9. Pengujian Model denagan Two Step Approach ... 51

3.4.10. Evaluasi Model ... 52

3.5 Model Kerangka Penelitian ... 56

(7)

4.2.1 Analisis Karakteristik Responden ... 59

4.2.2 Deskripsi Sikap Konsumen ... 61

4.2.2.1 Kognitif ... 61

4.2.2.2 Afektif ... 63

4.2.2.3 Konatif ... 64

4.2.3 Deskripsi Atribut Produk dan Indikatornya ... 66

4.2.4 Deskripsi Minat Beli dan Indikatornya ... 68

4.3 Analisis Data ... 69

4.3.1 Evaluasi Outlier ... 69

4.3.2 Evaluasi Reliabilitas ... 71

4.3.3 Evaluasi Validitas ... 72

4.3.4 Evaluasi Construct Reliability Dan Variance Extracted ... 73

4.3.5 Evaluasi Normalitas ... 75

4.3.6 Analisis Model SEM ... 76

4.3.7 Uji Kausalitas ... 79

4.4 Pembahasan ... 80

4.4.1 Pengaruh Sikap Terhadap Minat Beli ... 80

4.4.2 Pengaruh Atribut Produk Terhadap Minat Beli ... 83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 86

5.2 Saran ... 87

(8)

Tabel 1.2 Top Brand Index PT.sari Ayu Martha Tilaar Tahun 2010 ... 5

Tabel 1.3 Top Brand Index PT.sari Ayu Martha Tilaar Tahun 2011 ... 6

Tabel 3.1 Goodness of Fit Indices ... 53

Tabel 4.1 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin ... 58

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 59

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Keperluan ... 59

Tabel 4.4 Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Sikap dalam aspek Kognitif ... 61

Tabel 4.5 Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Sikap dalam aspek Afektif ... 63

Tabel 4.6 Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Sikap dalam aspek Konatif ... 64

Tabel 4.7 Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Atribut Produk 66 Tabel 4.8 Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Minat Beli ... 68

Tabel 4.9 Outlier Data ... 70

Tabel 4.10 Reliabilitas Data ... 71

Tabel 4.11 Validitas Data ... 73

Tabel 4.12 Construct Reliability dan Variance Extracted ... 74

Tabel 4.13 Normalitas Data ... 75

Tabel 4.14 Evaluasi Kriteria Goodness Of Fit Indices Model One-Step Approach - Base Model ... 77

Tabel 4.15 Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices Model One- Step Approach – Modifikasi ... 78

(9)

Gambat 2.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen.... 16 Gambar 2.2 Hubungan Antar 3 Komponen sikap ... 25 Gambar 3.1 Contoh Model Pengukuran Minat Beli ... 48 Gambar 3.2 Model Kerangka Penelitian ... 56 Gambar 4.1 Model Pengukuran dan Struktural

one step approach - base model ... 77 Gambar 4.2 Model Pengukuran dan Struktural

(10)

Lampiran 2 : Tabulasi Jawaban Responden Lampiran 3 : Hasil Uji Outlier

(11)

Oleh : Hendr i Yosiana

ABSTRAKSI

Banyak perusahaan yang memproduksi produk-produk yang menarik dan berusaha melakukan inovasi, baik dalam hal inovasi produk seperti pembaruan atribut produk maupun inovasi promosi bahkan beralih dan mengubah strategi perusahaan ke bisnis hijau membuat masyarakat yang bertindak sebagai konsumen yang sebelumnya dalam mengkonsumsi produk tidak memikirkan dampaknya bagi lingkungan, kini mulai mengalami pergeseran dengan mengkonsumsi produk yang lebih memperhatikan lingkungan. Sari Ayu Martha Tilaar merupakan salah satu perusahaan kosmetik yang menghasilkan produk kosmetik bernuansa ketimuran dan mengandung bahan alami. Produk kosmetik perusahaan Sari Ayu Martha Tilaar sudah dikenal sebagai salah satu produk hijau kosmetik (Green Product Cosmetics) di Indonesia bahkan dunia. Dari fenomena selama tahun 2009-2011, penjualan maupun brand indeks Sari Ayu tidak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pihak manajemen perusahaan, turunnya minat beli konsumen akan produk Sari Ayu ini kemungkinan disebabkan adanya sebuah kejenuhan dan bermunculan produk kosmetik baru dengan berbagai variasi, kemasan yang informatif, memberikan kualitas yang bagus dan harga yang cukup bersaing. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sikap dan atribut produk terhadap minat beli pada green product cosmetics (Produk Sari Ayu Martha Tilaar) di Surabaya.

Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada 112 responden dengan menggunakan teknik

Purposive sampling. Teknik analisis yang dipergunakan adalah Structural Equation Modeling untuk mengetahui kausalitas antar variabel yang dianalisis.

Berdasarkan hasil pengolahan data, dapat diperoleh kesimpulan bahwa

faktor Sikap Konsumen berpengaruh positif terhadap faktor Minat Beli, tidak dapat diterima atau tidak signifikan (negatif), dan faktor Atribut Produk berpengaruh positif terhadap faktor Minat Beli, dapat diterima atau signifikan (positif). Artinya, model konseptual yang dikembangkan dan dilandasi oleh teori tidak sepenuhnya didukung oleh fakta.

(12)

Perkembangan dan kemajuan zaman yang terus meningkat dengan diiringi suatu era globalisasi mendorong manusia untuk giat bekerja guna meningkatkan kualitas hidupnya. Dampak dari globalisasi itu sendiri sudah memasuki hampir seluruh aspek kehidupan masyarakat di dunia, akibatnya kekuatan ekonomi dan iklim dunia bisnis akan diwarnai oleh persaingan yang semakin tinggi sehingga akan menimbulkan ketidakpastian baru yang melampaui kemampuan antisipasi setiap pelaku bisnis. Perkembangan dunia industri yang semakin pesat ternyata membawa permasalahan sosial dan lingkungan hidup. Manusia sebagai subjek dalam pemanfaatan sumber daya alam memiliki peran yang sangat penting untuk membentuk suatu masyarakat yang bersahabat dengan lingkungan (environmentally friendly) dan dituntut memiliki kepedulian terhadap upaya pelestarian alam dan lingkungan serta menghormati eksistensi makhluk lain di bumi ini.

Implikasi dari era globalisasi di Indonesia adalah tumbuhnya tingkat perekonomian Indonesia tahun 2011. Berdasarkan survey majalah Bussinessweek

(13)

Beberapa pakar ekonomi dan marketing memandang optimis pertumbuhan tersebut akan membuka peluang bisnis di beberapa sektor industri. Peningkatan pertumbuhan ekonomi tersebut diprediksi dapat meningkatkan kembali sektor-sektor bisnis dalam industri yang berpotensial, sehingga para produsen dalam semua industri dituntut untuk melakukan terobosan terhadap bisnis baru agar dapat mengungguli para pesaing dengan menghasilkan produk yang diinginkan dan dapat diterima oleh konsumen. Beberapa pakar ekonomi dan marketing

memandang optimis pertumbuhan tersebut akan membuka peluang bisnis di beberapa sektor industri.

Salah satu sektor industri yang berpotensial adalah sektor industri kosmetik. Industri kosmetik tahun 2010 dan 2011 mengalami pertumbuhan sebesar 10%-15%, industri ini terus menerus berkembang setiap tahunnya menunjukan bahwa sektor industri ini memberikan peluang yang cukup besar bagi perusahaan-perusahaan yang ingin memasuki industri ini (www.buyusa.gov/indonesia/en).

(14)

kosmetik di Indonesia adalah PT. Martha Tilaar. PT. Martha Tilaar telah memperoleh sebelas brand untuk portofolionya sehingga dapat melayani berbagai segmen pasar jamu dan kosmetik. Diantaranya Berto Martha Tilaar, Biokos Martha Tilaar, Sar i Ayu Mar tha Tilaar , Belia Martha Tilaar, dan lain-lain.

Salah satu brand dari PT. Martha Tilaar adalah Sari Ayu, Saru Ayu adalah

brand yang menawarkan produk kecantikan yang dikenal sebagai natural beauty care. Kata natural di sini menjadi sangat penting, karena inilah yang bisa menggambarkan siapakah Sari Ayu sesungguhnya yakni sebagai brand yang mempunyai komitmen untuk membuat produknya dengan bahan baku alami. Komitmen ini sudah dimulai sejak tahun 1970, sejak Sari Ayu berdiri yang mana pada waktu itu konsumen Indonesia lebih banyak mengkonsumsi kosmetik yang mengandung zat kimiawi, Martha Tilaar sebagai pendiri brand Sari Ayu melihat adanya celah pasar ini disinilah Martha Tilaar menciptakan sebuah produk kecantikan yang alami yakni Sari Ayu Martha Tilaar.

(15)

retrinoat, Diethylene Glicol, zat warna Rhodamin B dan Merah K3 serta Chlorofluorocarbon.

Banyak perusahaan yang memproduksi produk-produk yang menarik dan berusaha melakukan inovasi, baik dalam hal inovasi produk seperti pembaruan atribut produk maupun inovasi promosi bahkan beralih dan mengubah strategi perusahaan ke bisnis hijau membuat masyarakat yang bertindak sebagai konsumen yang sebelumnya dalam mengkonsumsi produk tidak memikirkan dampaknya bagi lingkungan, kini mulai mengalami pergeseran dengan mengkonsumsi produk yang lebih memperhatikan lingkungan. Hal ini disebabkan karena mayoritas konsumen menyadari bahwa perilaku pembelian mereka secara langsung berpengaruh pada berbagai permasalahan lingkungan.

Di Indonesia sendiri kesadaran perusahaan-perusahaan terhadap masalah lingkungan hidup semakin meningkat, hal ini terlihat dengan semakin banyaknya upaya-upaya perusahaan yang menunjukan bahwa mereka semakin peduli terhadap lingkungan. Upaya-upaya tersebut dilakukan dalam rangka membangun brand image perusahaan dimata masyarakat yang bertujuan untuk mendongkrak volume penjualan produknya.

(16)

berdasarkan survey TBI tersebut mengalami penurunan pada tahun 2011 dibandingkan dengan tahun 2009 dan 2010 berikut hasil pengukurannya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 1.1

Data Top Brand Index Sar i Ayu Mar tha Tilaar pada tahun 2009

Anti Aging

2009

Mer ek TBI

Pond’s 45,1% TOP

Sar i Ayu 13,5% TOP

Olay Total Effect 11,9% TOP Mustika Ratu 7,6%

Garnier 4,1%

L’Oreal 3,2%

Revlon 2,5%

Sumber : www.topbrand-award.com

Tabel 1.2

Data Top Brand Index Sar i Ayu Mar tha Tilaar pada tahun 2010

Sumber : www.topbrand-award.com Anti Aging

2010 Mer ek TBI

Pond’s 60,2% TOP

Olay Total Effect 13,0% TOP Sar i Ayu 9,5%

Mustika Ratu 4,3%

Garnier 3,8%

Revlon 3,1%

(17)

Tabel 1.3

Data Top Brand Index Sar i Ayu Mar tha Tilaar pada tahun 2011

Sumber : www.topbrand-award.com

Berdasarkan hasil survei di atas menunjukan bahwa dari tahun 2009 hingga tahun 2011 merek Sari Ayu mengalami penurunan dilihat dari presentase penilaian lembaga tersebut yaitu tahun 2009 (13,5%), tahun 2010 (9,5 %), dan tahun 2011 ini menjadi (7,7%). Indikasi lain yang menunjukan bahwa minat beli terhadap merek Sari Ayu sedang mengalami penurunan adalah dilihat dari volume penjualan merek Sari Ayu. Berikut Gambar 1.2 menunjukan volume penjualan Sari Ayu Martha Tilaar :

1579 1577 1566 1560 1565 1570 1575 1580

Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010

Dal a m (u n it )

Sumber : www.sariayumarthatilaar.plc. Annual reports 2008, 2009,2010

Gambar 1.1

Volume Penjualan Sar i Ayu Mar tha Tilaar Anti Aging

2011 Mer ek TBI

Pond’s 56,8% TOP

Olay Total Effect 12,8% TOP

L’Oreal 9,1%

Sar i Ayu 7,7%

Garnier 5,4%

Mustika Ratu 3,4%

(18)

Berdasarkan Gambar 1.1 menunjukan bahwa penjualan Sari Ayu tahun 2010 mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2008 dan 2009. berdasarkan hasil tersebut menunjukan adanya sebuah kejenuhan dan penurunan minat beli terhadap Sari Ayu Martha Tilaar di pasaran dan bermunculan produk baru yang lebih menarik dipasaran. Hal ini kemungkinan disebabkan karena keunggulan produk yang disampaikan dalam iklan Merek tidak sesuai dengan kondisi produk yang sebenarnya, sehingga bagi konsumen yang sering mengalami hal seperti ini akan meragukan kebenaran isi pesan yang disampaikan dalam iklan tersebut, selain itu kurangnya upaya perusahaan untuk mengenalkan merek produk ke pasar dengan berbagai inovasi, misalnya dalam bentuk kemasan, dan varians yang berbeda, dengan begitu konsumen akan mempunyai alternatif pilihan dalam membeli produk tersebut. Sehingga akan mendapatkan respon dari konsumen secara luas dan memiliki market share tersendiri, bahkan konsumen menjadi sangat mengenal dengan merek tersebut, sehingga mampu meningkatkan minat beli konsumen dalam hal ini terhadap produk Sari Ayu Martha Tilaar. Oleh karena itu agar produk yang ditawarkan mampu memenuhi harapan pelanggan dan mempunyai nilai yang lebih dibandingkan para pesaingnya, maka produsen perlu memperhatikan atribut produknya yang merupakan unsur-unsur yang dipandang penting oleh konsumen untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. Atribut produk meliputi kualitas, merek, kemasan, jaminan, pelayanan dan lain-lain.(Fandy Tjiptono, 2001:103)

(19)

keputussan pembelian ”. Atribut produk meliputi kualitas, kemasan, merek, jaminan dan pelayanan.

Atribut produk yang digunakan antara lain merek, kualitas, desain, label, dan kemasan. Konsumen cenderung tertarik pada produk yang memiliki merek yang terpercaya, kualitas yang bagus, desain yang menarik, label yang dapat menerangkan komposisi secara lengkap dari produk, dan kemasan yang unik. Atribut produk tersebut dapat mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen sebelum membeli.

(20)

Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian (Assael, 2001).

Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian guna mengungkapkan sikap konsumen dan manfaat atribut produk green cosmetics dapat mempengaruhi minat beli konsumen Sari Ayu Martha Tilaar perlu dilakukan, sehingga dapat dijadikan masukan untuk perbaikan dalam bauran produk dan strategi pemasaran yang akan diputuskan oleh perusahaan. Oleh karena itu diangkatlah judul penelitian “Pengar uh Sikap dan Atr ibut Pr oduk Ter hadap Minat Beli Pada

Green Product Cosmetics Di Sur abaya”. 1.2. Per umusan Masalah

1. Apakah sikap berpengaruh terhadap minat beli pada green product cosmetics

Produk Sari Ayu Martha Tilaar di Surabaya?

2. Apakah atribut produk berpengaruh terhadap minat beli pada green product cosmetics Produk Sari Ayu Martha Tilaar di Surabaya?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis pengaruh sikap terhadap minat beli pada green product cosmetics Produk Sari Ayu Martha Tilaar di Surabaya

(21)

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian dan penulisan laporan ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan informasi, serta bahan pertimbangan untuk evaluasi dalam menentukan strategi bisnis yang tepat dan efektif di masa yang akan datang bagi pengelola PT. Martha Tilaar

2. Bagi Fakultas Ekonomi

Untuk menambah khasanah perpustakaan dan referensi bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian lanjutan terhadap kajian dan pembahasan yang lebih mendalam dan lebih baik lagi di masa yang akan datang.

3. Bagi Penulis

(22)

2.1. Hasil Penelitian Ter dahulu

Penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian ini telah dilakukan oleh Sihite dan Maharyani, (2008) dengan judul penelitian ” Pengaruh Atribut Produk Terhadap Sikap Konsumen Pada Green Product Cosmetics (Studi Kasus Pada Puri Ayu Martha Tilaar Sun Plaza Medan)”.

Rumusan masalah yang diajukan adalah : apakah ada pengaruh atribut produk terhadap sikap konsumen pada Green Product Cosmetics?

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa uji Signifikan Simultan (Uji F) membuktikan bahwa atribut produk yang terdiri dari variabel merek, kualitas, desain, label dan kemasan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap sikap konsumen. 2. Uji Signifikan Parsial (Uji-t) membuktikan bahwa variabel kualitas (X2) dan variabel kemasan (X5) berpengaruh positif dan signifikan terhadap sikap konsumen pada Green Product Cosmetics, yaitu pada produk kosmetik Martha Tilaar, sedangkan merek (X1), desain (X3) dan label (X4) berpengaruh positif dan negatif namun tidak signifikan terhadap sikap konsumen.

(23)

terhadap niat beli. 2). Norma subyektif konsumen secara parsial tidak berpengaruh terhadap niat beli.

Teknik analsis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian ini adalah Pertama, sikap dan norma subyektif dari mahasiswa UII secara bersamasama berpengaruh signifikan terhadap niat membeli pasta gigi Close Up. Kedua, sikap dari mahasiswa UII secara parsial berpengaruh signifikan terhadap niat membeli pasta gigi Close Up. Ketiga, norma subyektif dari mahasiswa UII secara parsial berpengaruh signifikan terhadap niat membeli pasta gigi Close Up.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Fauzan, Noer, (2004) dengan judul penelitian ”Pengaruh Atribut Produk Dan Minat Konsumen Terhadap Loyalitas Konsumen (Studi Kasus pada Produk AJB Bumiputera 1912)”. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1). apakah atribut berpengaruh terhadap loyalitas konsumen (Studi Kasus pada Produk AJB Bumiputera 1912). 2). Minat konsumen berpengaruh terhadap loyalitas konsumen (Studi Kasus pada Produk AJB Bumiputera 1912).

(24)

2.2. Landasan Teor i

2.2.1. Penger tian Pemasar an

Menurut Kotler (1997:8) Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

Menurut Stanton pada buku Swastha dan Irawan (1983 : 5) pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.

Menurut Pride dan Ferrel (1995 : 4) pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan rancangan, penetapan harga, promosi dan distribusi gagasan barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi.

(25)

2.3. Per ilaku Konsumen

2.3.1. Penger tian Perilaku Konsumen

Terdapat beberapa definisi untuk memberikan penjelasan mengenai perilaku konsumen. Engel, Blackwell dan Miniard (1994), menyatakan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan individu yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut.

Loudon dan Bitta (1993) Menyatakan bahwa perilaku konsumen meliputi proses pengambilan keputusan dan kegiatan individu secara secara fisik pada saat mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau mendapatkan barang dan jasa. Dari pendapat tersebut diperoleh dua hal penting yaitu:

a. Sebagai proses pengambilan keputusan

b. Kegiatan fisik dalam upaya menilai, memperoleh dan menggunakan barang dan jasa.

Perilaku konsumen disebutkan sebagai interaksi yang dinamis antara kesadaran atau pengertian, perilaku dan peristiwa lingkungan dimana manusia melakukan aspek dengan mana pertukaran tentang kehidupan mereka. Dari definisi diatas terdapat tiga hal penting yaitu :

1. Perilaku konsumen bersifat dinamis.

2. Perilaku konsumen melibatkan interaksi antara perasaan dan kesadaran perilaku serta peristiwa lingkungan

(26)

Definisi perilaku konsumen yang dikemukakan Swastha dan Handoko (1987: 9) adalah kegiatan–kegiatan individu secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan–kegiatan tersebut. Dari definisi tersebut terdapat dua elemen terpenting yaitu ;

a. Proses pengambilan keputusan b. Kegiatan fisik.

Kedua elemen ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan dan menggunakan barang atau jasa ekonomi dari beberapa pengertian perilaku konsumen tersebut diatas dapat diambil kesimpulan bahwa perilaku konsumen merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan untuk mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa yang dapat dipengaruhi oleh lingkungannya. Dengan demikian kegiatan pembelian hanyalah merupakan salah satu tahap dari proses untuk mendapatkan barang dan jasa. Bagi pemasar memahami proses pembelian sangat penting. Karena proses tersebut merupakan sebuah pendekatan penyelesaian masalah pada tindakan manusia untuk membeli suatu produk dalam memenuhi kebutuhan dan keinginannya.

2.3.1.1. Faktor Yang Mempengar uhi Per ilaku Konsumen

Faktor yang mempengaruhi konsumen anatara lain adalah sebagai berikut : 1. Pengaruh lingkungan

2. Perbedaan dan pengaruh individu

(27)

Dalam tujuan pemasaran pihak pemasar berusaha keras untuk memenuhi dan melayani kebutuhan dan belanja sasaran dengan maksimal sesuai dengan keinginan dan harapan konsumennya, yaitu memperoleh kepuasan sehingga perusahaan harus mampu mengembangkan bauran pemasaran untuk mempengaruhi konsumen agar mau mengambil keputusan untuk melakukan pembelian atas produk atau jasa yang ditawarkan.

Menurut Amstrong dan Kotler (1994), faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen meliputi budaya, sosial, pribadi dan psikologis. Rangkaian dan unsur masing-masing faktor dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Faktor – faktor yang mempengar uhi konsumen Budaya

- Budaya - Sub budaya - Kelas Sosial

Sosial - Kelompok

acuan - Keluarga - Peran &

status

Kepribadian - Umur & tahap

daur hidup - Situasi ekonomi - Gaya hidup - Kepribadian &

konsep diri

Psikologis - Motivasi - Persepsi - Pengetahuan - Keyakinan &

sikap

Sumber : Kotler and Amstrong, (1992), Dasar-Dasar Pemasaran, Penerbit : Intermedia Jakarta.

1. Faktor Budaya

Budaya, sub-budaya, dan kelas sosial merupakan hal yang sangat penting dalam perilaku pembelian

a. Budaya

Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar. Anak-anak mendapatkan kumpulan nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku

(28)

dari keluarganya serta lembaga-lembaga penting lain. Anak-anak yang dibesarkan di amerika serikat mendapatkan nilai-nilai berikut: prestasi dan keberhasilan, aktifitas, efisiensi dan kepraktisan, kemajuan, kenikmatan materi, individualisme, kebebasan, kenikmatan eksternal, humanisme, dan berjiwa muda.

b. Sub-Budaya

Masing-masing budaya terdiri dari sub-budaya yang lebih kecil yang memberikan lebih banyak ciri-ciri dan sosialisasi yang khusus bagi anggota-anggotanya. Sub-budaya terdiri dari kebangsaan, agama, kelompok ras, dan daerah geografis. Banyak sub-budaya yang membentuk segmen pasar penting, dan pemasar sering merancang produk dan progam pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka.

c. Kelas Sosial

Pada dasarnya semua masyarakat memiliki strata social. Stratifikasi tersebut kadang-kadang berbentuk sistim kasta yang berbeda dibesarkan dengan peran tertentu dan tidak dapat mengubah keanggotaan kasta mereka. Stratifikasi lebih sering ditemukan dalam bentuk kelas sosial. 2. Faktor Sosial

(29)

a. Kelompok Acuan

Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang mempunyai pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang. Kelompok yang memiliki pengaruh langsung terhadap seseoarang dinamakan kelompokkeanggotaan.

Beberapa kelompok keanggotaan adalah kelompok primer, seperti keluarga, teman, tetangga,dan rekan kerja, yang berinteraksi dengan seseorang secara terus-menerus dan informal. Orang yang menjadi kelompok anggota sekunder, seperti kelompok keagamaan, profesional, dan asosiasi perdagangan, yang cendrung lebih formal dan membutuhkan interaksi yang tidak rutin.

Orang sangat dipengaruhi oleh kelompok acuan mereka sekurang-kurang oleh tiga jalur. Kelompok acuan manghadapkan seseorang pada perilaku dan gaya hidup baru. Kelompok acuan juga memepengarui perilaku dan konsep pribadi seseorang. Dan kelompok acuan menciptakan tekanan untuk mengikuti kebiasaan kelompok yang mungkin mempengarui pilihan produk dan merek aktual seseorang.

(30)

b. Keluarga

Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan ia telah menjadi obyek penelitian yang luas. Anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling berpengaruh .Kita dapat membedakan antar dua keluarga dalam kehidupan pembeli. Keluarga orientasi terdiri dari orang tua dan saudara kandung seseorang. Dari orang tua seseorang mendapatkan orientasi atas agama, politik, dan ekonomi serta ambisi pribadi, harga diri dan cinta. Bahkan jika pembeli tidak lagi berinteraksi secara mendalam dengan keluarganya, pengaruh keluarga terhadap perilaku pembeli dapat tetap signifikan. Di negara-negara dimana orang tua tinggal dengan anak-anak mereka yang sudah dewasa, pengaruh mereka dapat menjadi sangat besar. Pengaruh yang lebih langsung terhadap perilaku pembelian sehari-hari adalah

keluarga prokreasi yaitu, pasangan dan anak-anak seseorang. c. Peran dan Status

(31)

3. Faktor Pribadi

Keputusan pembeli juga dipengarui oleh karakteristik pribadi, Karakteristik tersebut meliputi usia, dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep didik pembeli.

a. Usia Dan Tahap siklus Hidup

Orang yang memebeli barang dan jasa yang berbeda sepanjang hidupnya. Mereka makan makanan bayi selama tahun-tahun awal hidupnya,banyak ragam makanan selama tahun-tahun pertumbuhan dan kedewasaan, serta diet khusus selama tahun-tahun berikutnya. Selera orang terhadap perabot, pakaian, dan rekreasi juga juga berhubungan dengan usia.

Konsumsi juga dibentuk oleh siklus hidup keluarga. Beberapa karya terbaru telah mengidentifakasikan tahap siklus hidup psikologis. Orang dewasa mengalami perjalanan dan perubahan situasi hidup bercerai, menduda/menjanda, kawin lagi dan dampak situasi itu terhadap perilaku konsumsi.

b. Pekerjaan dan Lingkungan Ekonomi

(32)

untuk merancang ulang, melakukan penempatan ulang, dan menempatkan kembali harga produk mereka sehingga mereka dapat terus menawarkan nilai ke pelanggan sasaran.

c. Gaya Hidup

Orang-orang yang berasal dari sub-budaya, kelas sosial, dan pekerja yang sama dapat memiliki gaya hidup yang berbeda.Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan opininya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan dari seseorang yang berinteraksi dengan lingkunganya.

d. Kepribadian dan Konsep Diri

Masing-masing orang memiliki kepribadian yang berbeda yang mempengarui perilaku pembelianya. Yang dimaksud kepribadian adalah karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkunganya.

4. Faktor Psikologis

Pilihan pembelian seseorang dipengarui oleh empat faktor psikologis utama motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan pendirian.

a. Motivasi

(33)

kebutuhan dan pengakuan, penghargaan, atau rasa keanggotaan kelompok. Suatu kebutuhan akan menjadi motif jika ia didorong hingga ia mencapai tingkat intensitas yang memadai. Motif adalah kebutuhan yang cukup mendorong seseorang untuk bertindak.

b. Persepsi

Seseorang yang termotivasi siap untuk bertidak. Bagaimana seseorang yang termotivasi bertindak akan dipengarui oleh perspsinya terhadap situasi tertentu. Persepsi adalah proses yang digunakan oleh seorang individu memilih, mengorganisasi, dan mengintepretasi masukan-masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti.

Persepsi tidak hanya bergantung pada rangsangan fisik tetapi juga pada rangsangan yang behubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan.

c. Keyakinan dan sikap

Melalui bertindak dan belajar, orang mendapatkan keyakinan dan sikap. Keduanya kemudian mempengarui perilaku pembelian mereka. Keyakinan mungkin berdasarkan pengetahuan. Pendapat, atau kepercayaan.Yang paling penting bagi para pemasar global adalah sering mempertahankan keyakinan yang mudah dilihat tentang merek atau produk berdasarkan negara mereka.

(34)

sebaiknya menyesuaikan produknya dengan sikap yang telah ada daripada berusaha untuk mengubah sikap orang. Tentu saja terdapat beberapa pengecuailian dimana biaya besar untuk mengubah sikap orang-orang akan memberikan hasil.

2.4. Sikap Konsumen

2.4.1. Penger tian Sikap Konsumen

Sikap memainkan peranan penting dalam pembentukan perilaku individu dalam hal pembelian terhadap suatu produk atau merek. Dalam memutuskan produk atau merek apa yang akan dibeli, atau toko mana yang akan dijadikan langganan konsumen akan secara khas melakukan pemilihan terhadap suatu merek atau produk yang dievaluasi secara menguntungkan. Sebagi akibatnya peningkatan sikap inidapat menjadi sasaran pemasaran yang bagi perusahaan.

Sikap adalah evaluasi kognitif seseorang yang berlangsung terus menerus, perasaan emosionalnya, kecondongan bertindak kearah sasaran atau gagasan tertentu (William J Stanton 1985; 161), sedangkan menurut Kotler (2002; 200) sikap merupakan evaluasi perasaan emosional dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama dari seseorang terhadap suatu obyek atau gagasan.

(35)

dipertanyakan. Indikator-indikator yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah:

a. Pengaruh Keluarga

Keluarga merupakan pengaruh yang sangat penting dalam keputusan pembelian. Keluarga adalah lingkungan dimana sebagian calon konsumen tinggal dan berinteraksi dengan anggota-anggota keluarga lainnya yang akan saling mempengaruhi dalam pengambilan keputusan pembelian suatu produk. b. Pengaruh Orang Lain

Pengaruh dari orang lain lebih memungkinkan mempengaruhi sikap dan perilaku pembelian dari iklan (Kazt dan Lazarsfel dikutip Assael 1992)

c. Pengalaman

Pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan seseorang dalam bertingkah laku. Pengalaman dapat diperoleh dari semua perbuatanya dimasa lalu atau dapat pula dipelajari, sebab dengan belajar seseorang dapat memperoleh pengalaman. Penafsiran dan proses belajar konsumen merupakan kunci untuk mengetahui perilaku pembeliannya (Basu Swasta, 84)

2.4.1.1. Model Sikap

(36)

Gambar 2.2. Hubungan antar 3 komponen sikap

`

Menurut Schiffman dan Kanuk, (1994) dalam Sumarwan (2002 : 147 ), secara rinci ketiga komponen tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Kognitif adalah pengetahuan dan persepsi konsumen, yang diperoleh melalui pengalaman dengan suatu objek atau pun informasi-informasi dari berbagai sumber. Pengetahuan dan persepsi ini biasanya berbentuk kepercayaan (belief), yaitu konsumen mempercayai bahwa produk memiliki sejumlah atribut. Kognitif ini ini sering juga disebut sebagai pengetahuan dan kepercayaan konsumen.

2. Afektif menggambarkan emosi dan perasaan konsumen, Schiffman dan Kanuk (1994) dalam Sumarwan (2002:147) menyebutnya sebagai “ as primary evaluative in nature “, yaitu menunjukkan penilaian langsung dan umum terhadap suatu produk, apakah produk itu disukai atau tidak disukai; atau apakah produk itu baik atau buruk.

3. Konatif menunjukkan tindakan seseorang atau kecenderungan perilaku terhadap suatu objek, Engel, ( 1993 ) dalam Sumarwan ( 2002 : 147 ), konatif

Komponen Kognitif Kepercayaan Terhadap Merek

Komponen afektif Evaluasi Merek

(37)

berkaitan dengan tindakan atau perilaku yang akan dilakukan oleh seorang konsumen terhadap pembelian dan sering juga disebut intention.

Dari tiga komponen sikap, evaluasi merek adalah pusat dari telaah sikap karena evaluasi merek merupakan ringkasan dari kecenderungan konsumen untuk menyenangi atau tidak menyenangi merek tertentu. Evaluasi merek sesuai dengan definisi dari sikap terhadap merek yaitu kecenderungan untuk mengevaluasi merek baik disenangi atau tidak disenangi.

2.4.1.2. Fungsi Sikap

Menurut Kazt dalam Setiadi (2003 : 214) mengklasifikasikan empat fungsi sikap yaitu :

1. Fungsi Utilitarian

Merupakan fungsi yang berhubungan dengan prinsip-prinsip dasar imbalan dan hukuman. Dalam hal ini konsumen mengembangkan beberapa sikap terhadap produk atas dasar suatu produk memberikan kepuasan atau kekecewaan.

2. Fungsi Ekspresi Nilai

(38)

3. Fungsi Mempertahankan Ego

Sikap yang dikembangkan oleh konsumen cenderung untuk melindunginya dari tantangan eksternal maupun perasaan internal, sehingga membentuk fungsi mempertahankan ego.

4. Fungsi Pengetahuan

Sikap membantu konsumen mengorganisasikan informasi yang begitu banyak setiap hari dipaparkan pada dirinya. Fungsi pengetahuan dapat membantu konsumen mengurangi ketidakpastian dan kebingungan dalam memilah informasi yang relevan dengan kebutuhannya.

2.4.1.3. Faktor Sikap Konsumen

Menurut Sutisna (2003:101), faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah:

a. Pengaruh keluarga, keluarga mempunyai pengaruh penting dalam dalam keputusan pembelian.

b. Pengaruh kelompok kawan sebaya (peer group influence). Kawan atau teman sejawat mampu mempengaruhi dalam perilaku pembelian. Peer group lebih cenderung memungkinkan mempengaruhi sikap dan perilaku pembelian daripada iklan.

(39)

Adapun indikator dari sikap adalah sebagai berikut : Azwar, (1995:23) 1. Kognitif adalah pengetahuan dan persepsi konsumen,meliputi:

a. Pengalaman dengan suatu objek-sikap atau informasi-informasi dari berbagai sumber.

b. Pengetahuan c. Keyakinan.

2. Afektif menggambarkan emosi dan perasaan konsumen, meiputi: a. Penilaian langsung dan umum terhadap suatu produk b. Reaksi emosional

c. Perasaan suka atau tidak suka

3. Konatif menunjukkan tindakan seseorang atau kecenderungan perilaku terhadap suatu objek, meliputi:

a. Berkaitan dengan tindakan atau perilaku yang akan dilakukan oleh seorang konsumen terhadap pembelian dan sering juga disebut intention.

b. Kebal terhadap perubahan (resistance)

c. Sikap dapat berubah secara perlahan-lahan (persistance) 2.5. Atr ibut Pr oduk

2.5.1. Penger tian Atr ibut Pr oduk

(40)

pembelian”. Sedangkan atribut produk menurut kotler dan amstrong (2004:347) yaitu : ”Atribut produk merupakan pengembangan produk dan jasa pendefinisian manfaat-manfaat yang akan ditawarkan”. Dari defenisi-defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa atribut produk merupakan unsur-unsur produk yang mencerminkan pengembangan suatu produk untuk dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian.

Atribut produk mempunyai arti, Merupakan seluruh sifat produk baik berwujud atau tidak berwujud atau barang dan jasa yang bisa dievaluasi dari pelanggan. (Lovelock, wright, 1999:67):

Ada tiga macam kategori atribut produk yaitu :

1. Search attributes yaitu karakter-karakter produk yang dapat dievaluasi pelanggan bahkan sebelum pembelian.

2. Experience attributes yaitu kinerja produk yang hanya dapat dievaluasi oleh pelanggan sesudah dikonsumsi.

3. Credence attributes yaitu sifat-sifat dan kinerja produk khususnya jasa ang sangat sulit atau tidak bisa dievaluasi oleh pelanggan, bahkan setelah merek mengkonsumsinya. (Lovelock, wright, 1999:67-68).

(41)

lebih tinggi dari rata-rata. Pemimpin pasar harus dapat belajar untuk menjadikan suatu proses inovasi sebagai suatu kebiasaan (Kotler, 2002:365).

2.5.2. Lingkup Atr ibut Pr oduk

Menurut Henry Simamora, (2000:589) menyatakan bahwa: “Lingkup didalam atribut produk terdapat adanya atribut produk yaitu: merek produk, mutu produk, ciri produk, desain produk, label produk, kemasan produk serta layanan pendukung produk”. Melalui pelaksanaan atribut produk diharapkan agar perusahaan dapat meningkatkan penjualan melalui produk yang ditawarkan. Adapun lingkup produk tersebut adalah sebagai berikut:

a. Mer ek Pr oduk

Saladin (1994:140) menyatakan manfaat merek bagi penjual adalah: Memudahkan penjual mengolah pesanan-pesanan dan menekankan permasalahan. Nama merek, dan tanda dagang secara hokum akan melindungi penjual dari pemalsuan ciri-ciri produk karena jika tidak demikian setiap pesaing akan meniru produk tersebut. Memberikan peluang bagi penjual kesetiaan konsumen pada produknya. Membantu penjual dalam mengelompokkan pasar kedalam segmen-segmen. Citra perusahaan dapat dibina dengan adanya merek yang baik. Manfaat merek bagi konsumen menurut Saladin (1994:141) adalah: Dapat membedakan produk tanpa harus diperiksa secara teliti.

(42)

2001:2), seperti: Emosi konsumen terkadang turun naik. Merek mampu membuat janji emosi menjadi konsisten dan stabil. Merek mampu menembus setiap pagar budaya dan pasar. Bisa dilihat bahwa suatu merek yang kuat mampu diterima di seluruh dunia dan budaya. Merek mampu menciptakan komunikasi interaksi dengan konsumen. Semakin kuat suatu merek, makin kuat pula interaksinya dengan konsumen dan makin banyak asosiasi merek yang terbentuk dalam merek tersebut. Jika asosiasi merek yang terbentuk memiliki kualitas dan kuantitas yang kuat, potensi ini akan meningkatkan citra merek.

Merek sangat berpengaruh dalam membentuk perilaku konsumen. Merek yang kuat akan sanggup merubah perilaku konsumen. Merek memudahkan proses pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen. Dengan adanya merek, konsumen dapat dengan mudah membedakan produk yang akan dibelinya dengan produk lain sehubungan dengan kualitas, kepuasan, kebanggaan, ataupun atribut lain yang melekat pada merek tersebut

b. Mutu Produk

(43)

kemudahan operasi dan perbaikan serta atribut-atribut lainnya yang dimiliki, mutu ini dapat diukur secara objektif namun demikian dari sudut pandang pemasaran mutu harus diukur dari segi persepsi pembeli.

c. Ciri Produk, Menurut Winardi (1992:130) menyatakan bahwa: “Ciri produk dapat ditawarkan dengan ciri (keistimewaan) yang berada sebagai model inti, model tambahan apapun merupakan pangkal tolaknya dapat menciptakan model-model tingkat tinggi dengan menambah ciri-ciri”. Menurut Djaslim Saladin (1994:175) menyatakan bahwa: “Ciri produk/ keistimewaan adalah secara kompetitif untuk membedakan produk perusahaan dari ciri produk-produk pesaing.” Beberapa perusahaan menjadi produsen pertama yang memperkenalkan ciri baru yang dibutuhkan dan bernilai merupakan salah satu cara yang efektif untuk pesaing.

(44)

manfaat dan juga cara. Seorang perancang yang baik tentu saja mempertimbangkan penampilan, menciptkan produk yang mudah, aman, tidak mahal, sederhana, dan ekonomis dalam produksi dan distribusi.

e. Label Produk

Menurut Kotler diterjemahkan oleh Gary Amstrong (1992:78) menyatakan bahwa: “Label adalah bagian sebuah produk yang memuat keterangan-keterangan tentang produk atau penjualnya”. Adapun menurut Djaslim Saladin (2003:88) mengemukakan bahwa: “Label adalah bagian dari sebuah barang yang berupa keterangan-keterangan tentang produk tersebut”. Dapat disimpulkan bahwa label merupakan bagian dari produk yang memiliki sejumlah informasi mengenai sejumlah informasi mengenai produk dan penjualnya yang bentuknya dapat berupa label yang ditempel pada produk sampai pada grafik yang kompleks yang merupakan bagian dari kemasan. Menurut Djaslim Saladin (2003:88) menyatakan bahwa fungsi label terdiri dari: Label mengidentifikasikan produk atau merek. Menggolongkan produk. Menjelaskan beberapa hal mengenai produk. Sebagai alat promosi. Menurut Djaslim Saladin (2003:88) macam-macam label terdiri dari:

• Brand indentifies label Label yang semata-mata merek.

• Grand label, Label yang menunjukkan tingkat kualitas suatu barang. • Desriptive label, Label yang menggambarkan tentang cara pengunaan,

pemeliharaan, dan features lainnya tentang produk.

(45)

kadaluarsa: menyatakan akhir masa berlakunya suatu produk. Pencantuman besarnya nilai gizi. Pencantuman bahan-bahan pembuatnya.

f. Kemasan produk

Menurut Saladin (2003:87) mengatakan bahwa: “Kemasan adalah segala kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus suatu produk”. Sedangkan menurut Kotler diterjemahkan Gary Amstrong (1992:379) mengatakan bahwa: “Kemasan adalah wadah kemas atau pembungkus dari suatu produk”. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kemasan adalah wadah atau pembungkus aktual dari suatu produk. Kemasan terdiri dari tiga tingkatan yaitu:

• Kemasan primer, merupakan wadah kemas langsung yang menyentuh produk bersangkutan.

• Kemasan sekunder Merupakan bahan yang melindungi kemasan dan yang dibuang kalau produk itu hendak digunakan.

• Kemasan pengiriman Merupakan kemasan yang diperlukan untuk penyampaian, identifikasi atau transportasi.

Menurut William,J, Stanton (1996:56) mengatakan fungsi kemasan adalah: • Melindungi produk dalam perjalanan menuju konsumen.

• Mewujudkan perlindungan setelah produk dibeli.

Menurut Djaslim Saladin (1991:144) menyatakan bahwa pentingnya peranan kemasan sebagai alat pemasaran adalah:

(46)

kebutuhannya, kemasan berfungsi lebih menarik, menyebutkan ciri-ciri produk, meyakinkan konsumen dan memberi kesan menyeluruh yang menguntungkan.

• Kemakmuran konsumen, Meningkatkan penghasilan dan kemakmuran

konsumen berarti konsumen bersedia membayar lebih mahal bagi penampilan, kemudahan, ketergantungan dalam prestise dari kemasan yang lebih baik. Ciri perusahaan dan merek Banyak perusahaan mengakui adanya kekuatan terkandung dalam kemasan yang dirancang dengan cermat dalam mempercepat konsumen mengenal perusahaan dan mereknya.

2.6. Minat Beli

2.6.1. Penger tian Minat Beli

Minat adalah selera masing-masing orang yang menjadi dasar pemilihan sesuatu, minat membeli menunjukkan pada kecenderungan seseorang untuk lebih menyukai produk dengan merek tertentu.

Menurut Sukardi (1994) minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari kombinasi perpaduan dan campuran dari perasaan, harapan, prasangka, cemas, takut dan kecenderungan-kecenderungan lain yang bisa mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.

(47)

bersifat tetap dan terus menerus, mempunyai intensitas dan kecenderungannya untuk menerima atau menolak untuk melakukan suatu aktivitas.

Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian (Assael, 2001). Pengertian minat beli menurut Howard (1994) (Durianto dan Liana, 2004: 44) adalah minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Dapat dikatakan bahwa minat beli merupakan pernyataan mental dari dari konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu. Hal ini sangat diperlukan oleh para pemesar untuk mengetahui minat beli konsumen terhadap suatu produk, baik para pemasar maupun ahli ekonomi menggunakan variabel minat untuk memprediksi perilaku konsumen dimasa yang akan datang.

(48)

(2002) menyatakan bahwa motivasi sebagai kekuatan dorongan dari dalam diri individu yang memaksa mereka untuk melakukan tindakan. Jika seseorang mempunyai motivasi yang tinggi terhadap obyek tertentu, maka dia akan terdorong untuk berperilaku menguasai produk tersebut. Sebaliknya jika motivasinya rendah, maka dia akan mencoba untuk menghindari obyek yang bersangkutan. Implikasinya dalam pemasaran adalah untuk kemungkinan orang tersebut berminat untuk membeli produk atau merek yang ditawarkan pemasaran atau tidak.

Adapun indikator dari minat membeli adalah sebagai berikut: Priyati, (2002: 65-84).

1. Intensitas pencarian informasi 2. Keinginan segera membeli 3. Keinginan preferensial

2.7. Hubungan antar Var iabel

2.7.1 Pengar uh Sikap Ter hadap Minat Beli

(49)

dan pengetahuan tentang obyek.Yang dimaksud obyek adalah atribut produk, semakin positif kepercayaan terhadap suatu merek suatu produk maka keseluruhan komponen kognitif akan mendukung sikap secara keseluruhan. 2) Affective component : emosional yang merefleksikan perasaan seseorang terhadap suatu obyek, apakah obyek tersebut diinginkan atau disukai. 3) Behavioral component: merefleksikan kecenderungan dan perilaku aktual terhadap suatu obyek, yang mana komponen ini menunjukkan kecenderungan melakukan suatu tindakan. Menurut Loudan dan Delabitta (2004:217); komponen kognitif merupakan kepercayaan terhadap merek, komponen afektif merupakan evaluasi merek dan komponen kognatif menyangkut maksud atau niatan untuk membeli.

Peyrot dan Van Doren (1994),dalam Kurniawati,(2009) disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara sikap terhadap merek terhadap minat beli ulang konsumen. Hal ini terjadi ketika konsumen merasa puas terhadap produk/jasa yang di terima dari suatu perusahaan penyedia barang atau jasa tersebut maka sangat besar kemungkinan bagi konsumen untuk melakukan pembelian ulang.

(50)

Sikap seseorang terhadap atribut produk dapat berbeda-beda karena keyakinan serta evaluasi terhadap atribut yang dimiliki produk tersebut. Disamping itu masih ada faktor lain yang turut berpengaruh yang pada akhirnya akan menentukan minatnya membeli suatu produk. Dalam penelitian ini sikap merupakan faktor yang mendapatkan perhatian dari peneliti, karena sikap merupakan faktor yang tepat untuk memprediksi/meramalkan perilaku konsumen dimasa yang akan datang. Jadi dengan mempelajari sikap konsumen diharapkan dapat menentukan apa yang akan dilakukan dimasa yang akan datang.

Berdasarkan uraian di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa apa yang menjadi keyakinan konsumen atas suatu produk memberikan niat untuk melakukan suatu keputusan membeli atau tidak, yang dapat memberikan keputusan untuk membeli apa yang menjadi kebutuhannya.

2.7.2. Pengar uh Atr ibut Pr oduk Terhadap Minat Beli

Penilaian terhadap atribut produk tergantung pada pengetahuanya akan informasi tentang fungsi sebenarnya dari atribut produk tersebut. Dengan demikian, pembelian konsumen terhadap produk secara tidak langsung dipengaruhi oleh pengetahuannya akan informasi atribut suatu produk (Kotler 2000:205)

(51)

produk dan mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen, maka perusahaan harus menjadikan atribut produk sehingga faktor penting dan merupakan daya tahan bagi konsumen.

Perhatian perusahaan terhadap atribut produk seharusnya juga membuat konsumen akan membeli ulang produk-produk perusahaan Atribut produk, menurut Zeithaml (dalam Waldi & Santosa, 2001: 50) biasanya menjadi tolak ukur bagi konsumen di dalam melakukan pembelian produk. Ada yang membedakan atribut produk menjadi dua, yaitu atribut intrinsik dan atribut ekstrinsik. Atribut intrinsik adalah indikator nilai yang berasal dari penilaian konsumen terhadap dimensi yang ada pada produk. Jika mengacu pada Brucks & Zeithaml (dalam Waldi & Santosa, 2001) maka sebenarnya ada lima dimensi produk yang mempengaruhi dimensi produk yang mempengaruhi atribut ini, yaitu, easy in use, features, performance, durability, dan prestige dimana konsumen akan berpersepsi setelah mencoba dan merasakan produk tersebut.

(52)

2.8. Ker angka Konseptual

2.9. Hipotesis

1. Diduga bahwa sikap berpengaruh positif terhadap minat beli pada green product cosmetics Produk Sari Ayu Martha Tilaar di Surabaya

2. Diduga bahwa atribut produk berpengaruh positif terhadap minat beli pada

green product cosmetics Produk Sari Ayu Martha Tilaar di Surabaya.

Atribut Produk (X2)

Minat Beli (Y) Sikap

(53)

3.1. Definisi Oper asional dan Pengukur an Var iabel

Definisi operasional dan pengukuran variabel berisi pernyataan tentang pengoperasiaan atau pendefinisian konsep penelitian termasuk penetapan cara dan satuan pengukuran variabelnya, adalah sebagai berikut:

1. Sikap Konsumen (X1)

Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan sikap adalah sikap konsumen terhadap produk Sari Ayu Martha Tilaar, yang berarti suatu tanggapan atau pun respon konsumen terhadap produk Sari Ayu Martha Tilaar. Secara operasional, variabel sikap konsumen didefinisikan sebagai ”Evaluasi perasaan, respon dan kecenderungan diri seseorang konsumen atau pun calon konsumen terhadap produk Sari Ayu Martha Tilaar serta menempatkan seseorang tersebut dalam suatu kerangka pemikiran mengenai menyukai-tidak menyukai, berminat atau tidak berminat untuk membeli produk Sari Ayu Martha Tilaar yang didasarkan pada aspek kognitif, afektif dan konatif”. Adapun indikator menurut Azwar (1995:23)

a. Kognitif (X1.1) adalah pengetahuan dan persepsi konsumen terhadap

produk,

- Pengalaman dengan suatu objek-sikap atau informasi-informasi dari berbagai sumber.

(54)

b. Afektif (X1.2) menggambarkan emosi dan perasaan konsumen terhadap

produk,

- Penilaian langsung dan umum terhadap suatu produk - Reaksi emosional

- Perasaan suka atau tidak suka

c. Konatif (X1.3) menunjukkan tindakan konsumen atau kecenderungan

perilaku terhadap produk

- Berkaitan dengan tindakan atau perilaku yang akan dilakukan oleh seorang konsumen terhadap pembelian dan sering juga disebut

intention.

- Kebal terhadap perubahan (resistance)

- Sikap dapat berubah secara perlahan-lahan (persistance)

2. Atribut Produk (X2)

(55)

atribut produk adalah sebagai berikut: Dimensionalisasi atribut produk dalam penelitian ini mengacu pada penelitian dari Garvin (1987) dan Zeithaml (1988). Ada lima indikator yang akan digunakan untuk mengukur variabel atribut produk ini, yaitu:

a. Performa atau penampilan produk b. Keamanan dan kemudahan penggunaan c. Mutu bahan

d. Merek atau label

3. Minat beli (Y)

Minat beli, dalam penelitian ini merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian. Adapun indikatornya adalah sebagai berikut: Priyati, (2002: 65-84).

(56)

3.1.1. Pengukur an Var iabel

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala interval dengan menggunakan teknik pembobotan skala (semantic differential scale). Analisis ini dilakukan dengan meminta responden untuk menyatakan pendapatnya tentang serangkaian pernyataan yang berkaitan dengan obyek yang diteliti dalam bentuk nilai yang berada dalam rentang dua sisi.Dalam penelitian ini, setiap pertanyaan masing-masing diukur dalam 7 skala dan ujung-ujung ditetapkan dengan kata sifat yang tidak secara kontras berlawanan. sebagai berikut:

Sangat Jelek Sangat Bagus 3.2.Teknik Pengambilan Sampel

a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen wanita yang berkunjung ke gerai-gerai kosmetik Sari Ayu Martha Tilaar (Martha Tilaar Shop) di Surabaya.

b. Sampel

Untuk penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Non Probability sampling yaitu dengan Purposive Sampling (Penarikan sampel berdasarkan kriteria). Ciri-ciri atau kriteria sampel tersebut adalah:

1). Mengetahui produk Sari Ayu Martha Tilaar. 2). Berusia 17 tahun ke atas.

3.) Berdomisili di Surabaya.

(57)

Menurut Ferdinand (2002:48).

- Ukuran sampel yang harus terpenuhi dalam model ini adalah 100 -200 sampel untuk teknik (Maximum Likelihood Estimation).

- Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi pedomannya adalah 5-10 kali jumlah parameter yang diestimasi

- Karena terdapat 16 indikator maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah (16 x 7 = 112) maka sampel yang digunakan adalah minimal sebesar 112 responden.

3.3. Pr osedur Pengumpulan Data 3.3.1. J enis Data

a. Data Primer

Data primer yang diolah dalam penelitian kosmetik di Surabaya diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada konsumen.

b. Data Sekunder

Adalah data pendukung yang diperoleh dari perusahaan yang bersangkutan dalam hal ini obyek yang diteliti.

3.3.2. Sumber Data

(58)

3.3.3. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam skripsi ini dilakukan dengan menggunakan beberapa cara berikut:

a. Observasi

Merupakan pengamatan langsung pada perusahaan untuk mendapatkan bukti - bukti yang berkaitan dengan obyek penelitian.

b. Kuisioner

Yaitu pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan kepada konsumen yang berkunjung ke gerai Martha Tilaar Shop

Sari Ayu Martha Tilaar di Surabaya untuk diisi agar memperoleh jawaban langsung dari konsumen.

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.4.1. Tek nik Analisis

Model yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah Structural Equation Modelling [SEM]. Merupakan teknik statistik yang memungkinkan pengujian sebuah rangkaian hubungan yang relatif rumit. Model pengukuran sikap, atribut produk terhadap minat beli menggunakan confirmatory factor analyses. Penaksiran pengaruh masing-masing variable bebas terhadap variable terikatnya menggunakan koefidien jalur. Langkah-langkah dalam analisis SEM model pengukuran dengan contoh faktor variable loyalitas pelanggan dilakukan sebagai berikut : Persamaan Dimensi variabel Minat beli

(59)

Bila persamaaan di atas dinyatakan dalam sebuah pengukuran model untuk diuji unidimensionalitasnya melalui confirmatory factor analysis, maka model pengukuran dengan contoh variabel loyalitas pelanggan akan nampak sebagai berikut:

Gambar 3.1 : Contoh Model Pengukuran Va r iabel Minat Beli

Keterangan :

Y1 = pertanyaan tentang Intensitas pencarian informasi Y2 = pertanyaan tentang Keinginan segera membeli Y3 = pertanyaan tentang Keinginan preferensial er_j = error term X1j

3.4.2. Outlier s

Outlier adalah obsevasi yang muncul dengan nilai-nilai eksterim baik secara univariat maupun multivariate yang muncul karena kombinasi karakteristik unik yang dimilikinya dan terlihat sangat jauh berbeda dari observasi-observasi lainya. Dapat diadakan treatment khusus pada outliers ini asal diketahui munculnya outlier itu. Outliers pada dasarnya dapat muncul dalam empat kategori.

• Pertama, Outlier muncul karena kesalahan prosedur seperti kesalahan dalam

memasukkan data atau kesalahan dalam mengkoding data. Misalnya 8 diketik 80 sehingga jauh berbeda dengan nilai-nilai lainnya dalam rentang jawaban

Minat Beli (Y)

(Y1)

(Y2)

(Y3)

Er_1

Er_2

(60)

responden antara 1-10 jika hal semacam ini lolos maka akan menjadi sebuah nilai ekstrim.

• Kedua, outlier dapat muncul karena keadaan yang benar-benar khusus yang

memungkinkan profil datanya lain daripada yang lain daripada tetapi peneliti mempunyai penjelasan mengenai penyebab munculnya nilai ekstrim itu. • Ketiga, outlier dapat muncul karena adanya sesuatu alasan tetapi peneliti tidak

dapat mengetahui apa penyebabnya atau tidak ada penjelasan mengenai nilai ekstrim itu.

• Keempat, outlier dapat muncul dalam range nilai yang ada, tetapi bila dikombinasi dengan varibel lainnya, kombinasinya menjadi tidak lazim atau sangat ekstrim. Inilah yang disebut multivariate outlier.

3.4.3. Evaluasi atas outlier s

Menagamati atas z-score variabel: ketentuan diantara +_ 3,0 non outlier

Multivariate outlier diukur dengan kriteria jarak mahalanobis pada tingkat p < 0,001.Jarak diuji dengan Chi-Square (X2) pada df (degrees of Freedom) sebesar jumlah variabel bebasnya. Ketentuan : Mahalanobis > dari nilai X2 adalah multivariate outlier.

3.4.4. Uji Validitas

(61)

dalam pengukuran. Sebagai alat ukur yang digunakan, analisis ini dilakukan dengan cara mengkorelasiakn antar skor item denga skor total item. Dalam hal ini koefisien korelasi yang nilai signifikasinya lebih kecil dari 5 % (level of significance) menunjukkan bahwa item-item tersebut sudah sahih sebagai pembentukan indikator.

3.4.5. Uji Reliabilitas

Yang dimaksud dengan reabilitas ukuran mengenai konsistensi internal dari indikator-indikator sebuah konstruk yang menunjukan derajat sampai dimana masing-masing indikator itu menghasilakan sebuah konstruk/ faktor laten yang umum. Secara umum, nilai construct reliability yang dapat diterima adalah ≥ 0,70 dan variance extracted ≥ 0,5 ( Hair et. al., 1998 ).

3.4.6. Uji Nor malitas

Untuk menguji normalitas distribusi data-data yang digunakan dalam analisis, peneliti dapat menggunakan uji-uji statistik. Uji yang paling mudah adalah dengan mengamati skewness value dari data yang digunakan, yang biasanya disajikan dalam statistik diskriptif dari hampir semua program statistik. Nilai statistik untuk menguji normalitas itu disebut z-value yang dihasilkan melalui rumus berikut ini :

(62)

adalah nilai kritis sebesar ±1,96 yang berarti bahwa asumsi normalitas ditolak pada tingkat signifikasi 0.05 (5%) Sumber (Augusty 2002: 95 )

3.4.7. Multicollinear ity dan Singular ity

Untuk melihat apakah pada data penelitian terdapat multikolinieritas dan singularitas dalam kombinasi-komninasi variabel, maka perlu mengamati determinan dari variable kovarian sampelnya. Determinan yang benar-benar kecil mengindikasikan adanya multikolinieritas dan singularitas, sehingga data tidak dapat digunakan untuk analisis yang sedang dilakukan. (Augusty 2002 : 108). 3.4.8. Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal

Pengaruh langsung [koefisien jalur] diamati dari bobot regresi terstandar, dengan pengujian signifikansi pembanding nilai CR [Critical Ratio] atau p

[probability] yang sama dengan nilai t hitung. Apabila t hitung lebih besar daripada t table berarti pengujian hipotesis kausal berarti signifikan.

3.4.9. Pengujian model dengan Two-Step Approach

Two-Step Approach to structural equation modelling [SEM] digunakan untuk menguji model yang diajukan pada gambar 3.6. Two-Step Approach

digunakan untuk mengatasi masalah sampel data yang kecil jika dibandingkan dengan jumlah butir instrumentasi yang digunakan [Hartline & Ferrell,1996], dan keakuratan reliabilitas indikator-indikator terbaik dapat dicapai dalam two-step approach ini. Cara yang dilakukan dalam menganalisis SEM dengan Two step approach adalah sebagai berikut:

a. Menjumlahkan skala butir-butir setiap konstrak menjadi sebuah indikator

(63)

indikator tersebut distandardisasi [Z-scores] dengan mean = 0, deviasi standar = 1, yang tujuannya adalah untuk mengeliminasi pengaruh-pengaruh skala yang berbeda-beda tersebut [Hair et.al.,1998].

b. Menetapkan error [ε] dan lambda [λ] terms, error terms dapat dihitung dengan rumus 0,1 kali σ2 dan lamda terms dengan rumus 0,95 kali σ [Anderson dan Gerbing,1988]. Perhitungan construct reliability [α] telah dijelaskan pada bagian sebelumnya dan deviasi standar [σ] dapat dihitung dengan bantuan program aplikasi statistik SPSS. Setelah error [ε] dan lambda

[λ] terms diketahui, skor-skor tersebut dimasukkan sebagai parameter fix pada analisis model pengukuran SEM.

3.4.10.Evaluasi Model

Hair et.al., 1998 menjelaskan bahwa pola “confirmatory” menunjukkan prosedur yang dirancang untuk mengevaluasi utilitas hipotesis-hipotesis dengan pengujian fit antara model teoritis dan data empiris. Jika model teoritis menggambarkan “good fit” dengan data, maka model dianggap sebagai yang diperkuat. Sebaliknya, suatu model teotitis tidak diperkuat jika teori tersebut mempunyai suatu “poor fit” dengan data. Amos dapat menguji apakah model

(64)

Tabel 3.1. Goodness of Fit Indices

GOODNESS OF

FIT INDEX KETERANGAN CUT-OFF VALUE

X2 - Chi-square Menguji apakah covariance populasi yang destimasi sama dengan cova-riance sample [apakah model sesuai dengan data].

Diharapkan Kecil, 1 s.d 5. atau paling baik diantara 1 dan 2.

Probability Uji signifikansi terhadap perbedaan matriks covariace data dan matriks covariance yang diestimasi.

Minimum 0,1 atau 0,2, atau ≥ 0,05 RMSEA Mengkompensasi kelemahan Chi-Square pada sample besar. ≤ 0,08

GFI

Menghitung proporsi tertimbang varians dalam matrtiks sample yang dijelaskan oleh matriks covariance populasi yang diestimasi [analog dengan R2 dalam regresi berganda].

≥ 0,90

AGFI GFI yang disesuaikan terhadap DF. ≥ 0,90 CMIND/DF Kesesuaian antara data dan model ≤ 2,00 TLI Pembandingan antara model yang diuji terhadap baseline model. ≥ 0,95 CFI Uji kelayakan model yang tidak sensitive terhadap besarnya

sample dan kerumitan model. ≥ 0,95 Sumber : Hair et.al., [1998]

1. X² CHI SQUARE STATISTIK

Alat uji paling fundamental untuk mengukur overall fit adalah likelihood ratio chi-square ini bersifat sangat sensitif terhadap besarnya sampel yang digunakan. Karenanya bila jumlah sampel cukup besar (lebih dari 200), statistik chi-square ini harus didampingi oleh alat uji lain. Model yang diuji akan dipandang baik atau memuaskan bila nilai chi-squarenya rendah. Semakin kecil nilai X² semakin baik model itu. Karena tujuan analisis adalah mengembangkan dan menguji sebuah model yang sesuai dengan data atau yang fit terhadap data, maka yang dibutuhkan justru sebuah nilai X² yang kecil dan signifikan. X² bersifat sangat sensitif terhadap besarnya sampel yaitu terhadap sampel yang terlalu kecil maupun yang terlalu besar.

2. RMSEA-THE ROOT MEAN SQUARE ERROR Of

APPROXIMATION

(65)

goodness-of-fit yang dapat diharapkan bila model diestimasi alam populasi. Nilai RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan 0,08 merupakan indeks untuk dapat diterimanya degress of freedom.

3. GFI – GOODNES of FIT INDEKS

GFI adalah analog dari R dalam regresi berganda. Indeks kesesuaian ini akan menghitung proporsi tertimbang dari varians dalam matriks kovarians sampel yang dijelaskan oleh kovarians matriks populasi yang terestimasi. GFI

Gambar

Tabel 1.2
Tabel 1.3
Gambar 2.1 Faktor – faktor yang mempengaruhi konsumen
Gambar 2.2. Hubungan antar 3 komponen sikap
+7

Referensi

Dokumen terkait

10 SHE Indonesia Banking School Jakarta 11 SHE Selamat Sri Kendal 12 SHE Widya Manggala Semarang 13 STMIK AKAKOM Yogyakarta 14 UIN Sultan Syarif Kasim Pekanbaru 15

[r]

Meliputi perubahan bentuk dan makna kata serapan bidang otomotif bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia pada kolom “Modifikasi” majalah Oto Plus beserta faktor

Penelitian ini menggunakan arang kayu sebagai medium pertumbuhan lekat, medium lekat adalah tempat bakteri melekat untuk memakan bahan-bahan organik yang melekat pada

cahaya cDR) yaiq dhubulkai daisan rY recodtr ( sepe pada

Penulis ingin mencoba mengoptimalkan security windows melalui registry dengan membatasi ruang gerak user dalam menggunakan aplikasi dan juga dalam mengunakan menu â menu

Secara bahasa Proximity Switch berarti, proximity artinya jarak atau kedekatan , sedangkan switch artinya saklar jaded efinisinya adalah sensor atau saklar otomatis yang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan yang terdiri dari dimensi fasilitas fisik (Tangible), empati (Emphaty), keandalan (Reliability), daya tanggap