PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP KINERJA PEMERINTAHAN KABUPATEN SIDOARJO
( Studi pada Kantor Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo)
SKRIPSI
Oleh :
AGUNG KURNIAWAN 1013010129/FEB/EA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP KINERJA PEMERINTAHAN KABUPATEN SIDOARJO
( Studi pada Kantor Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi dan Bisnis
Progdi Akuntansi
Oleh :
AGUNG KURNIAWAN 1013010129/FEB/EA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
SKRIPSI
PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP KINERJA PEMERINTAHAN KABUPATEN SIDOARJO
( Studi pada Kantor Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo)
Disusun oleh :
Agung Kurniawan 1013010129/FEB/EA
Telah dipertahankan Dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Progdi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Pada tanggal 17 April 2014
Pembimbing : Tim Penguji :
Pembimbing Utama Ketua
Prof.Dr.H.Soeparlan Pranoto, MM, AK, CA Prof.Dr.H.Soeparlan Pranoto, MM, AK,
CA
Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”Jawa timur
KATA PENGANTAR
Syukur Alhmadulillah saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (SIA) TERHADAP
KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO (Studi pada Kantor Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo)”. Skripsi ini disususun untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E).
Dalam pelaksanaan penyusunan skripsi ini saya mendapat banyak bantuan bimbingan
dan arahan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu dalam kesempatan ini saya ingin
menyampaikan ucapan terima kasih yang sangat tulus kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Teguh Soedarto, MP, selaku rektor Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. H. Dhani ichsanudin N. MM, Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Drs. Ec. Rahman Amrullah Suwaidi, MS, selaku wakil dekan I Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Dr. Hero Priono,M.Si, AK, Selaku Progdi Akuntansi Dekan Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
5. Bapak Prof. DR. H. Soeparlan Pranoto, MM, AK, CA Selaku Dosen pembimbing
yang telah banyak meluangkan waktu dengan sabar memberi pengarahan dan
bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Para dosen yang telah memberikan banyak bekal ilmu pengetahuan dan suri tauladan
kepada penulis selama menjadi mahasiswa di Universitas Pembangunan Nasional
7. Keluarga tercinta orang tua, yuk iit, yuk uli, kak wawan yang telah memberikan Do’a
dan dukungan dalam berbagai hal
8. Teman-teman senasib dan seperjuangan saya jamal, Helmi, suep , yogi, acil, risky
kurniawan, risky brianta, budiman, gio, dimas, bram, nova, firda, epol, dewi, tety,
Ghana dan lingga yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi sehingga
proses pengerjaan lebih mudah.
9. Seluruh pegawai kantor kecamatan Candi di Kabupaten yang telah membantu
memperoleh informasi dalam penyusunan skripsi ini
10.Kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam proses pengerjaan skripsi
ini sampai selesai
Semoga arahan motivasi dan bantuan yang telah diberikan menjadi amal ibadah bagi
keluarga, Dosen Pembimbing, dan teman – teman sehingga memperoleh balasan yang lebih
baik dari Allah SWT. Saya menyadari bahwa proposal skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
kesempurnaan proposal atau tulisan saya berikutnya. Semoga proposal ini bermanfaat bagi
para pembaca serta dapat dijadikan sebagai sumbangan pikiran untuk perkembangan peneliti
selanjutnya.
Surabaya, 16 juli 2014
Agung
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……… i
DAFTAR ISI .... iii
DAFTAR GAMBAR..……… vi
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR LAMPIRAN..……… viii
ABSTRAK ………. ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 7
1.3 Tujuan Penelitian ... 7
1.4 Manfaat Penelitian……… 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ... 9
2.2.1 Definisi Sistem ... 15
2.2.2 Definisi Informasi………. 16
2.2.3. Definisi Sistem Informasi………. .. 17
2.2.4 Definisi Sistem Informasi Akuntansi………. .. 17
2.2.5 Subsistem Sistem Informasi Akuntansi………. . 19
2.2.6 Manfaat Sistem Informasi Akuntansi………. 20
2.2.7 Komponen Sistem Informasi Akuntansi………. 20
2.2.8 Kinerja Sistem Informasi Akuntansi………. .. 21
2.2.9 Faktor –faktor yang mempengaruhi kinerja SIA………… 22
2.2.10 Sistem Informasi Akuntansi SKPD……… 24
2.2.11 Definisi Kinerja ……… 25
2.2.12 Kinerja Organisasi……… ... 26
2.2.13 Hubungan SIA terhadap Kinerja……… 28
2.2.14 Penilaian Kinerja……… 28
2.3 Kerangka Pemikiran ……… 31
2.4 Hipotesis……… 34
3.1 Objek Penelitan ... 35
3.2 Operasional Variabel ... 36
3.2.1 Variabel Bebas ……… ... 36
3.2.2 Variabel Terikat……….. ... 37
3.2.3 Pengukuran Variabel……….. .. 38
3.3 Populasi dan Sampel………. ... 41
3.3.1 Populasi………. 41
3.3.2 Sampel……… 41 3.4 Teknik Pengumpulan Data……….. ... 42
3.4.1 Sumber Data………. 42
3.4.2 Jenis Data……… 43
3.4.2 Metode Pengumpulan Data……… 44
3.5 Teknik Analisis……….. ... 44
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 49
4.1 Deskripsi hasil Penelitan ... 49
4.1.1 Sistem Informasi Akuntansi ……… 49
4.1.2 Variabel Kinerja……….. ... 53
4.2.1 Evaluasi model pengukuran ……… .... 56
4.2.1.1 Convergen validity……… 56
4.2.1.2 Discriminant validity ... 60
4.2.2 Evaluasi model struktural……….. .. 63
4.2.3 Uji kausalitas………. 64
4.3 Pembahasan hasil penelitian……….. ... 65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 67
5.1 Deskripsi hasil Penelitan ... 67
5.2 Saran ………. ... 67
5.3 Keterbatasan ... 68
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran……….. 32
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Interval Kelas Variabel X dan Y……….. 52
Tabel 4.2 Nilai rata –rata indikator variabel SIA……….. 52
Tabel 4.3 Nilai rata –rata indikator variabel Kinerja ……….. 55
Tabel 4.4 Convergent Validity 1………..………….. 57
Tabel 4.5 Convergent Validity 2…………..……….. 58
Tabel 4.6 Composite Reliability dan Cronbachs Alpha ………..………….. 59
Tabel 4.7 Nilai AVE ……….. 60
Tabel 4.8 Cross Loading ..………...……….. 61
Tabel 4.9 Korelasi Variabel Konstruk ……….……….. 62
Tabel 4.10 Akar AVE ……….…………..…..………….. 62
Tabel 4.11 Nilai R-Square ………...……….. 63
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner
Lampiran 2 Tabulasi Jawaban Responden
Lampiran 3 Output smartpls dan bootstraping (1)
PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP KINERJA PEMERINTAHAN KABUPATEN SIDOARJO
( Studi pada Kantor Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo)
Oleh : Agung Kurniawan
ABSTRAK
Sistem informasi akuntansi dirancang sedemikian rupa oleh suatu organisasi atau lembaga sehingga dapat memenuhi fungsinya yaitu menghasilkan informasi akuntansi yang releven, andal, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami, dengan sistem informasi akuntansi yang layak dapat dihasilkan suatu laporan yang mampu memberikan berbagai informasi yang berguna bagi pihak-pihak pengambil keputusan. Kemampuan untuk mengelola informasi secara efektif di dalam pemerintahan sangat penting karena dapat menjadi dasar untuk memperoleh Good Governance. Atas dasar pemikiran tersebut penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang pengaruh Penerapan Sistem informasi akuntansi terhadap kinerja pemerintahan.
Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari hasil kuisioner di Kantor kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo. Populasi yang digunakan untuk penelitian ini adalah seluruh pegawai di kantor kecamatan Candi sedangkan Sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling yang berjumlah sebanyak 25 orang. Teknik yang digunakan adaah partial least square (PLS).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara sistem informasi akuntansi terhadap kinerja baik secara parsial maupun simultan.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang Penelitian
Informasi merupakan data yang telah diolah sedemikian rupa, sehingga dapat
dijadikan dasar bagi pengambilan keputusan. Informasi memegang peran yang sangat
penting untuk mengetahui kegiatan apa yang telah terjadi, melakukan evaluasi apakah
kegiatan yang dilakukan telah sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan menjamin
agar data tersebut dapat diolah secara efisien menjadi informasi yang akurat, dapat
dipercaya, dan tepat waktu maka dalam pengolahan data tersebut diperlukan suatu alat
yang dinamakan sistem informasi.
Sistem informasi akuntansi dirancang sedemikian rupa oleh suatu organisasi atau
lembaga sehingga dapat memenuhi fungsinya yaitu menghasilkan informasi akuntansi
yang releven, andal, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami, dengan sistem informasi
akuntansi yang layak dapat dihasilkan suatu laporan yang mampu memberikan berbagai
informasi yang berguna bagi pihak-pihak pengambil keputusan. Kemampuan untuk
mengelola informasi secara efektif di dalam pemerintahan sangat penting karena dapat
menjadi dasar untuk memperoleh Good Governance.
Tujuan penyusunan sistem informasi akuntansi sektor publik adalah sama dengan
tujuan penyusunan system informasi akuntansi sektor swasta antara lain :
1. Untuk menyediakan informasi bagi pengambil kebijakan.
2. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada, baik
mengenai mutu, ketepatan penyajian maupun struktur informasi.
4. Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan akuntansi.
Menurut Karwan dan Markland (2005), organisasi sektor publik tidak jauh berbeda
dengan organisasi sektor swasta, salah satu ukuran yang akan membedakan kedua sektor
tersebut adalah adanya produktivitas yang dihasilkan, tingkat produktivitas sektor swasta
lebih tinggi dibandingkan sektor publik. Sistem informasi merupakan salah satu faktor
yang menentukan produktivitas organisasi, pada sektor swasta untuk dapat meningkatkan
produktivitas maka organisasi bersedia mengeluarkan biaya yang cukup tinggi untuk
mengimplementasikan sistem informasi dalam setiap level oragnisasinya, namun pada
organisasi sektor publik yang lebih meminimalkan biaya cenderung menggunakan sistem
informasi untuk aktivitas-aktivitas sederhana saja (Kumar (2002) dalam Gupta et al
(2007)).
Pemerintah sebagai organisasi sektor publik merupakan pendorong dan fasilitator
dalam keberhasilan pembangunan, oleh karena itu keberhasilan pembangunan perlu
didukung oleh kecepatan arus informasi dan data antar instansi supaya terjadi
keterpaduan sistem antara pemerintah dengan pihak pengguna lainnya, selain itu tujuan
utama pemerintah adalah meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat, sehubungan
dengan itu pemerintah berupaya mewujudkan pelayanan yang memadai kepada rakyat.
Sektor pemerintah, perubahan lingkungan strategis dan kemajuan sistem informasi
akan mendorong aparatur pemeritahan untuk meningkatkan kinerja birokrasi serta
perbaikan pelayanan menuju terciptanya pemerintahan yang baik (good governance).
Di Indonesia, penggunaan sistem informasi pada organisasi sektor publik atau
lembaga pemerintahan masih sebatas penggunaan komputer untuk pengetikan dan
mendukung proses administrasi semata. Fungsi teknik informasi untuk proses
pengolahan data dan transaksi yang komplek serta penyediaan informasi publik masih
masih belum menjadi fokus perhatian sehingga hal ini akan mempengaruhi kualitas
penyediaan informasi publik untuk kepentingan masyarakat.
Upaya penerapan sistem informasi pada organisasi sektor publik masih mengalami
beberapa kendala karena belum semua instansi menyelenggarakan- nya, hal ini
menunjukkan bahwa sistem informasi pada organisasi sektor publik belum dijalankan
dengan efektif. Penggunaan sistem informasi yang kurang efektif tersebut akan
berdampak negatif pada kinerja dan mutu pelayanan orgasnisasi sektor publik pada
masyarakat.
Mutu pelayanan bagi masyarakat perlu ditingkatkan oleh karena hal ini akan
mempengaruhi kepercayaan masyarakat kepada pemerintah sebagai organisasi sektor
publik.
Sistem informasi diharapkan dapat meningkatkan kinerja dan mutu pelayanan
organisasi sektor publik pada masyarakat, semakin tinggi mutu pelayanan bagi
masyarakat maka semakin tinggi kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.
Menurut Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah, pengelolaan keuangan daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan
pengawasan keuangan daerah. Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah
dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang,
termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan
kewajiban daerah tersebut (Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah).
Pengelolaan keuangan daerah oleh pemerintah daerah dilakukan dengan bantuan
semua Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang dibawahinya. SKPD adalah
Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah). Setiap SKPD menggunakan anggaran/ barang melalui pelaksanaan satu atau
beberapa kegiatan dari suatu program sesuai dengan bidang tugasnya.
Sistem informasi yang diterapkan pada pemerintah daerah berupa ”Sistem Informasi
Pengelolaan SKPD”, yang merupakan sistem informasi akuntansi terkomputerisasi bagi
pemerintahan daerah serta semua SKPD yang dibawahinya. Sistem akuntansi
pemerintahan daerah merupakan serangkaian prosedur mulai dari proses pengumpulan
data, pencatatan, pengikhtisaran,sampai dengan pelaporan keuangan dalam rangka
mempertanggungjawabkan pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD).
Tersedianya ”Sistem Informasi Pengelolaan SKPD” diharapkan dapat membantu
setiap SKPD, untuk melaksanakan pengelolaan penatausahaan keuangan SKPD. ”Sistem
Informasi Pengelolaan SKPD” dibuat untuk mempermudah penerapan Peraturan Menteri
Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
Penerapan sistem informasi pada pemerintahan daerah akan mempengaruhi kinerja
pemerintahan daerah dan kinerja individu dalam pemerintah daerah tersebut.
Encyclopedia of Public Administration and Public Policy tahun 2003, Kinerja
menggambarkan sampai seberapa jauh organisasi tersebut mencapai hasil ketika
dibandingkan dengan kinerjanya terdahulu (previous performance) dibandingkan dengan
organisasi lain (brenchmarking) dan sampai seberapa jauh pencapaian tujuan dan target
yang telah ditetapkan.” (dalam Keban, 2004 : 193).
Menurut Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (dalam Pasolong, 2007 :
175) menyatakan bahwa kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian
pelaksanaan suatu kegiatan, program, kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan,
Kinerja organisasi sendiri didefinisikan sebagai kemampuan melaksanakan
tugas-tugas yang dibebankan kepada organisasi dengan sebaik-baiknya guna mencapai sasaran
yang telah disepakati ( Rara Jongrang, 2013 )
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Fawzi ( 2008 ) diketahui terdapat
pengaruh signifikan secara parsial maupun simultan pengawasan intern dan sistem
informasi akuntansi terhadap kinerja pemerintahan yang berada di Kota Tasikmalaya
(F-hitung = 26,350, sig = 0,000).
Hasil penelitian lain yang dilakukan pada organisasi non pemerintah yakni penelitian
yang dilakukan oleh Kristiani (2011) Analisis Pengaruh Efektivitas Teknologi Sistem
Informasi Akuntansi Terhadap Kinerja Individual Pegawai PT. Kim Eng Sekuritas
Indonesia juga menunjukkan hasil yang sama bahwa Efektivitas Teknologi Sistem
Informasi Akuntansi yang diproyeksikan / digambarkan oleh variabel kemampuan
menyelesaikan tugas ( X1), ketersediaan Teknologi (X2), Keamanan Sistem (X3),
Pemeliharaan Teknologi (X4), Komplek- sitas (X5), Faktor social (X6) berpengaruh
secara signifikan terhadap kinerja individual (Y).
Adapun besarnya pengaruh serta kemampuan efektivitas teknologi sistem informasi
akuntansi menjelaskan hubungannya terhadap kinerja individual adalah sebesar 73,5%.
Mengingat pentingnya peran SIA yang telah diuraikan diatas serta mengacu pada
hasil kedua penelitian tersebut maka peneliti mengambil judul penelitian “PENGARUH
1.2 Rumusan masalah
Apakah penerapan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) (X) yang terdiri dari
keterlibatan Pemakai Sistem (X1), Kemampuan Teknik Personal (X2), Dukungan
Manajemen Puncak (X3), Formalisasi Pengembangan Sistem (X4), Pelatihan dan
Pendidikan (X5 dapat mempengaruhi kinerja Pemerintahan Kabupaten Sidoarjo (Y) ?
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk menguji seberapa besar pengaruh penerapan Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
(X) yang terdiri dari keterlibatan Pemakai Sistem (X1), Kemampuan Teknik Personal
(X2), Dukungan Manajemen Puncak (X3), Formalisasi Pengembangan Sistem (X4),
Pelatihan dan Pendidikan (X5) mempengaruhi kinerja Pemerintah Kabupaten
Sidoarjo?
1.4 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Operasional ( Praktis )
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dan evaluasi
bagi instansi atau lembaga dalam upaya mewujudkan peningkatan kinerja daerah
pada tingkat kecamatan yang baik melalui penerapan sistem informasi akuntansi
(SIA).
2. Manfaat Akademis
Diharapkan hasil penelitian dapat menjadi sumber referensi bagi para mahasiswa/i
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
a. Safrida Yuliani ( 2010 )
Penelitian ini dilakukan pada tahun 2010 dengan judul penelitian PENGARUH
PEMAHAMAN AKUNTANSI, PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI
AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DAN PERAN INTERNAL AUDIT
TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Studi
pada Pemerintah Kota Banda Aceh).
Variabel bebas (X) terdiri dari pemahaman akuntansi sebagai (X1), sistem
informasi akuntansi keuangan daerah (X2), dan internal audit (X3), sedangkan
variabel terikat (Y) pada penelitian ini adalah kualitas laporan keuangan
pemerintan daerah.
Adapun rumusan masalah yang diungkapkan dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah pemahaman akuntansi, pemanfaatan sistem informasi akuntansi
keuangan daerah dan peran internal audit secara simultan berpengaruh terhadap
kualitas laporan keuangan?
2. Apakah pemahaman akuntansi berpengaruh terhadap Kualitas Laporan
Keuangan ?
3. Apakah Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah
4. Apakah Peran Internal Audit berpengaruh terhadap Kualitas Laporan
Keuangan?
Hasil penelitian menunjukan baik secara simultan maupun partial adalah
sebagai berikut:
Untuk pengaruh secara simultan dapat dilakukan dengan melihat nilai R2. Dari
hasil pengujian pengaruh pemahaman akuntansi, pemanfaatan sistem informasi
akuntansi keuangan daerah dan peran internal audit terhadap kualitas laporan
keuangan secara simultan diperoleh nilai koefisien 1 = 0,207, nilai koefisien 2 =
0,050, nilai koefisien 3 = 0,121 dan nilai R2 sebesar 0,281.Sedangkan Pengujian
secara Parsial adalah
1. Pengaruh pemahaman akuntansi terhadap kualitas laporan keuangan. HA : yaitu
0,207 > 0. Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan bahwa secara parsial
variabel pemahaman akuntansi berpengaruh terhadap kualitas laporan
keuangan.
2. Pengaruh pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah. HA :yaitu
0,050 > 0. Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan bahwa secara parsial
variabel pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah berpengaruh
terhadap kualitas laporan keuangan.
3. Pengaruh peran internal audit. HA :yaitu 0,121 > 0. Berdasarkan hasil
perhitungan menunjukkan bahwa secara parsial variabel peran internal audit
berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan.
Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian Yuliani adalah pada variabel
bebas (X) dan variabel (Y) dimana variabel bebas pada penelitian ini hanya
berfokus pada penerapan SIA apakah berpengaruh terhadap kinerja pemerintah
penerapan SIA, melainkan pemahaman akuntansi, SIA dan internal audit untuk
melihat apakah berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan sebagai variabel
terikat (Y).
b. Anggi Fawzi (2008)
Penelitian ini dilakukan pada tahun 2008 dengan judul penelitian PENGARUH
PENGAWASAN INTERN DAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP
KINERJA PEMERINTAHAN (Survei pada Organisasi Perangkat Daerah (OPD)
Pemerintah Kota Tasikmalaya).
Adapun variabel bebas (X) pada penelitian ini terdiri dari pengawasan intern
sebagai (X1) dan sistem informasi akuntansi sebagai (X2) serta variabel terikat (Y)
kinerja pemerintahan.
Rumusan masalah yang diungkapkan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana pengawasan intern, sistem informasi akuntansi dan kinerja
Pemerintahan pada Dinas yang berada di Kota Tasikamalaya?
2. Bagaimana hubungan antara pengawasan intern dan sistem informasi akuntansi
pada Dinas yang berada di Kota Taikmalaya?
3. Bagaimana pengaruh secara parsial maupun simultan pengawasan intern dan
sistem informasi akuntansi terhadap kinerja pemerintahan yang berada di Kota
Tasikmalaya?
1. Pengawasan intern pada Dinas Pemerintahan Kota Tasikmalaya berdasarkan
tanggapan responden didapat total skor sebesar 725 sehingga dapat
dikategorikan sangat baik. Sistem Informasi Akuntansi pada Dinas
Pemerintahan Kota Tasikmalaya berdasarkan tanggapan responden didapat total
skor sebesar 872 sehingga dapat dikategorikan sangat baik. Kinerja
Pemerintahan pada Dinas Pemerintahan Kota Tasikmalaya berdasarkan
tanggapan responden didapat total skor sebesar 701 sehingga dapat
dikategorikan sangat baik.
2. Pengawasan Intern dan Sistem Informasi Akuntansi pada Dinas yang berada di
Kota Tasikmalaya mempunyai tingkat hubungan kuat dengan diperoleh
koefisien korelasi sebesar 0,709.
3. Pengawasan Intern berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja
Pemerintahan yang berada di Kota Tasikmalaya sebesar 24,8%. Sistem
Informasi Akuntansi berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja
Pemerintahan yang berada di Kota Tasikmalaya sebesar 26,0%.
4. Pengawasan Intern dan Sistem Informasi Akuntansi secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pemerintahan yang berada di Kota
Tasikmalaya sebesar 86,8% secara langsung dan tidak langsung, dan
dipengaruhi faktor lain sebesar 13,2%.
Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian Fawzi adalah penelitian ini
ingin melihat pengaruh penerapan SIA terhadap kinerja, sedangkan Fawzi tidak
hanya fokus pada penerapan SIA, melainkan pengawasan intern dan SIA terhadap
c. Maulidah Tri Astuti (2008)
Penelitian ini dilakukan pada tahun 2008 dengan judul penelitian PENGARUH
PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP KINERJA
INDIVIDU (Penelitian pada SKPD di Lingkungan Pemerintah Kota Malang).
Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah penerapan sistem informasi
akuntansi dan variabel terikat (Y) adalah kinerja individu.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah terdapat pengaruh penerapan sistem informasi akuntansi
padaPemerintah Kota Malang terhadap kinerja individu pada Pemerintah
KotaMalang?
2. Seberapa besar pengaruh penerapan sistem informasi akuntansi padaPemerintah
Kota Malang terhadap kinerja individu pada Pemerintah KotaMalang?
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa :
Hasil analisis yang dilakukan pada penelitian ini menolak 0 H dan mendukung 1
H yang menyatakan bahwa penerapan sistem informasi akuntansi memiliki
pengaruh terhadap kinerja individu pada Pemerintah Kota Malang.Hasil penelitian
ini menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara sistem
informasi akuntansi terhadap kinerja individu.
Perbedaan penelitian ini dan penelitian yang dilakukan Astuti ialah pada objek
pengukuran kinerja.Penelitian ini ingin mengukur kinerja pemerintah pada tingkat
kecamatan sebagai variabel terikat (Y), sedangkan penelitian yang dilakukan Astuti
2.2 Kajian Teori
2.2.1 Definisi Sistem
Menurut Hall (2004) “ sistem adalah kelompok dari dua atau lebih
komponen atau subsistem yang saling berhubungan yang berfungsi dengan tujuan
yang sama”.
O’Brien (2003) dalam Maulida Tri Astuti (2008 : 17) menyatakan bahwa
sistem adalah sebuah kelompok komponen yang saling terhubung dan bekerja
secara bersamasama untuk mencapai tujuan dengan menerima input dan
memproduksi output dalam sebuah proses informasi yang terorganisasi.
L.JamesHavery sistem adalah prosedur logis dan rasional untuk merancang suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan
maksud untuk berfungsi sebagai suatu kesatuan dalam usaha mencapai suatu
tujuan yang telah ditentukan.
John Mc Manama sistem adalah sebuah struktur konseptual yang tersusun
dari fungsi-fungsi yang saling berhubungan yang bekerja sebagai suatu kesatuan
organik untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan secara efektif dan efesien.
Pendapat lain dikemukakan Fatta (2007 : 3) “ Sistem adalah sekumpulan
objek – objek yang saling berlasi dan berinteraksi serta hubungan antar objek bias
dilihat sebagai satu kesatuan yang dirancang untuk mencapai suatu tujuan”.
Menurut Gordon B. Davis (2002) dalam Maulida Tri Astuti (2008) menyebut “informasi sebagai data yang telah diolah menjadi bentuk yang berguna
bagi penerimanya dan nyata, berupa nilai yang dapat dipahami di dalam keputusan
sekarang maupun masa depan”.
Pendapat lain dikemukakan oleh Fatta (2007 : 9) “ Informasi adalah data
yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan
bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendatang ”.
Leod (1995) dalam Fatta (2007 : 9) berpendapat bahwa “ Informasi adalah
data yang telah diproses, atau data yang memiliki arti“.
ROBERT G. MURDICK Informasi terdiri atas data yang telah didapatkan,
diolah/diproses, atau sebaliknya yang digunakan untuk tujuan
penjelasan/penerangan, uraian, atau sebagai sebuah dasar untuk pembuatan
ramalan atau pembuatan keputusan
ANTON M. MOELIONO Informasi adalah penerangan, keterangan,
pemberitahuan, kabar atau berita. Informasi juga merupakan keterangan atau
bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian analisis atau kesimpulan
2.2.3 Definisi Sistem Informasi
Astuti (2008) mengungkapkan “Sistem informasi adalah aplikasi komputer
untuk mendukung operasi dari suatu organisasi.Sistem informasi adalah
sekumpulan hardware, software, brainware, prosedur dan atau aturan yang
diorganisasikan secara integral untuk mengolah data menjadi informasi yang
Fatta (2007 : 9) menyatakan “ sistem informasi adalah suatu alat utuk
menyajikan informasi dengan cara sedemikian rupa sehinggan bermanfaat bagi
penerimanya “.
Hall (2004 : 9) bahwa “ sistem informasi adalah serangkaian prosedur formal
dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan ke pera
pengguna “.
Gordon B. Davis“Secara sederhana sistem dapat diartikan sebagai suatu
kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel-variabel yang
terorganisasi, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain dan
terpadu. Sistem bisa berupa abstraksi atau fisis.”
Tata Sutabri mengemukakan, “Sistem yang abstrak adalah susunan yang
teratur dari gagasan-gagasan atau konsepsi yang saling tergantung. Sedangkan
sistem yang bersifat fisis adalah serangkaian unsur yang bekerjasama untuk
mencapai suatu tujuan.”
Dari definisi-definisi para ahli di atas, kemudian dapat kita rangkum tentang
definisi sistem informasi, merupakan kombinasi dari teknologi informasi dan
aktivitas orang yang menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi dan
manajemen. Penggunaan teknologi disini merujuk pada istilah yang digunakan
Teknik Informasi dan Komunikasi (TIK) pada penggunaan database sebagai basis
data.
2.2.4 Definisi Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
Sistem informasi akuntansi adalah kumpulan sumber daya, seperti manusia
dan peralatan, yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi (Bodnar dan
Pendapat lain dikemukakan oleh Krismiaji (2005;4) sistem informasi akuntansi menurut adalah sebagai berikut : “Sistem Informasi Akuntansi adalah
sebuah sistem yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi
yang bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan, dan mengoprasikan bisnis.
Untuk dapat menghasilkan informasi yang diperlukan oleh para pembuat
keputusan”.
Baridwan (2004:4) menyatakan sistem informasi akuntansi adalah: “suatu
komponen yang mengumpulkan, menggolongkan, mengolah, menganalisa, dan
mengkombinasikan informasi keuangan yang relevan untuk pengambilan
keputusan pihak-pihak luar (seperti pemerintah, masyarakat, investor, dan
kreditor) pihak-pihak dalam (terutama manajemen)”.
Sistem Informasi Akuntansi menurut Bodnar dan Hopwood (2006; 3)
didalam Amir Abadi Yusuf bahwa : “Sistem Informasi Akuntansi merupakan
kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang dirancang untuk
mengubah data keuangan dan data lainnya ke dalam informasi, informasi tersebut
dikomunikasikan kepada para pembuat keputusan”.
2.2.5. Subsistem Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
Subsistem SIA memproses berbagai transaksi keuangan dan transaksi
nonkeuangan yang secara langsung memengaruhi pemrosesan transaksi keuangan.
SIA terdiri dari 3 subsistem:
Sistem pemrosesan transaksi mendukung proses operasi bisnis harian.
Sistem buku besar/ pelaporan keuangan
Sistem Penutupan dan pembalikan. Merupakan pembalikan dan penutupan
penutupmenghasilkan laporan keuangan, seperti laporan laba/rugi, neraca,
arus kas, pengembalian pajak.
2.2.6 Manfaat Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
Manfaat sebuah SIA menambah nilai dengan cara:
Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu sehingga dapat
melakukan aktivitas utama pada value chain secara efektif dan efisien.
Meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya produk dan jasa yang
dihasilkan
Meningkatkan efisiensi
Meningkatkan kemampuan dalam pengambilan keputusan
Meningkatkan sharing knowledge
menambah efisiensi kerja pada bagian keuangan
2.2.7 Komponen Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
Komponen SIA terdiri dari :
Manusia adalah pelaku yang menjalankan system
Transaksi merupakan objek dari sistem informasi akuntansi sebagai
Prosedur adalah langkah-langkah yang harus ditempuh dalam melakukan
transaksi atau kegiatan perusahaan.
Dokumen yaitu berupa formulir yang digunakan sebagai sarana pencatatan
pada saat transaksi
Peralatan adalah suatu alat atau sarana yang digunakan dalam melakukan
pencatatan
2.2.8 Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
Menurut Mahsun, Sulistiyowati, dan Purwanugraha (2006) mengemukakan
kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan
suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan
visi organisasi yang terutang dalam strategic planning suatu organisasi.
Soegiharto (2001) dalam Astuti (2008) mengukur kinerja SIA dari sisi
pemakai dengan membagi kinerja sistem informasi akuntansi ke dalam dua bagian
yaitu kepuasan pemakai informasi dan pemakaian sistem informasi sebagai
pengganti variabel kinerja SIA.
Khalil (1997) dalam Fung Jen mengukur efektifitas sistem informasi
akuntansi dengan menggunakan kepuasan pemakai dan pemakaian sistem.
Soegiharto (2001) mengukur kinerja sistem informasi akuntansi dari sisi pemakai
dengan membagi kinerja sistem informasi akuntansi kedalam dua bagian yaitu
kepuasan pemakai informasi dan pemakaian sistem informasi sebagai pengganti
variabel kinerja sistem informasi akuntansi.
Hamilton dan Chervany (1981), Ives dan Olson (1984) dalam FungJen
(2002) menunjukkan sistem informasi yang banyak digunakan menunjukkan
oleh Jahangir (2000) dalam Fung Jen (2002) menunjukkan perbedaan penentuan
keberhasilan komputer tidak berdiri sendiri, sehingga pemakaian sistem
digunakan untuk melakukan penelitian mengenai sistem informasi.
Conrath dan Mignen (1990) dalam Fung Jen (2002) mengatakan kepuasan
pemakai sistem informasi dapat diukur dari kepastian dalam mengembangkan apa
yang mereka perlukan.
Delone dan Mclean (1992) dalam Soegiharto (2001) mengemukakan ketika
sebuah sistem informasi diperlukan, penggunaan system akan berkurang dan
kesuksesan manajemen dengan sistem informasi dapat menentukan kepuasan
pemakai.
2.2.9 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kinerja SIA
Galleta dan Lederer (1989) dalam Putri Astri Lestari (2010), faktor-faktor
yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi adalah:
1. Keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem. Fung Jen
(2002) berpendapat bahwa keterlibatan pemakai yang semakin sering
akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi dikarenakan adanya
hubungan yang positif antara keterlibatan pemakai dalam proses
pengembangan sistem informasi dalam kinerja sistem informasi akuntansi.
2. Kemampuan teknik personal dalam sistem informasi. Fung Jen (2002)
berpendapat bahwa semakin tinggi kemampuan teknik personal system
informasi akuntansi, akan meningkatkan kinerja sistem informasi
akuntansi dikarenakan adanya hubungan yang positif antara kemampuan
teknik personal sistem informasi akuntansi dengan kinerja sistem
3. Ukuran organisasi. Fung Jen (2002) berpendapat bahwa semakin besar
ukuran organisasi akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi
dikarenakan adanya hubungan yang positif antara ukuran organisasi
dengan kinerja sistem informasi akuntansi.
4. Dukungan manajemen puncak. Fung Jen (2002) berpendapat, semakin
besar dukungan yang diberikan manajemen puncak akan meningkatkan
kinerja sistem informasi akuntansi dikarenakan adanya hubungan yang
positif antara dukungan manajemen puncak dalam 22 proses
pengembangan dan pengoperasian sistem informasi akuntansi dengan
kinerja sistem informasi akuntansi.
5. Formalisasi pengembangan sistem informasi. Fung Jen (2002)
berpendapat bahwa semakin tinggi tingkat formalisasi pengembangan
sistem informasi di perusahaan akan meningkatkan kinerja sistem
informasi akuntansi dikarenakan adanya hubungan yang positif antara
formalisasi pengembangan sistem dengan kinerja sistem informasi
akuntansi.
6. Program pelatihan dan pendidikan pemakai. Fung Jen berpendapat bahwa
kinerja sistem informasi akuntansi akan lebih tinggi apabila program
program pelatihan dan pendidikan pemakai diperkenalkan.
7. Keberadaan dewan pengarah sistem informasi. Fung Jen (2002)
berpendapat bahwa kinerja sistem informasi akuntansi akan lebih tinggi
apabila terdapat dewan pengarah.
8. Lokasi dari departemen sistem informasi. Fung Jen (2002)
mengemukakan kinerja sistem informasi akuntansi akan lebih tinggi
2.2.10 Sistem Informasi Pengelolaan SKPD
Sistem Informasi Pengelolaan SKPD merupakan sistem informasi akuntansi
bagi pemerintahan daerah. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah menyatakan bahwa sistem
akuntansi pemerintahan daerah merupakan serangkaian prosedur mulai dari proses
pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan
keuangan dalam rangka mempertanggungjawabkan pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Sistem Informasi Pengelolaan SKPD
dibuat untuk mempermudah penerapan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.Sistem Informasi
Pengelolaan SKPD diharapkan dapat mempermudah pelaksanaan pengelolaan
penatausahaan keuangan.
2.2.11 Definisi Kinerja
Menurut Mangkunegara (2002), kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Keban (2004) kinerja merupakan terjemahan dari performance yang sering diartikan sebagai “penampilan”, “unjuk rasa” atau “prestasi”.
Rivai (2004 : 309), penilaian kinerja mengacu pada suatu sistem formal dan
terstruktur yang digunakan untuk mengukur.
Anwar Prabu Mangkunegara (2000 : 67) “Kinerja ( prestasi kerja ) adalah
seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab
adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas tugas
yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan
kesungguhan serta waktu”.
John Whitmore (1997 : 104)“Kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang
dituntut dari seseorang,kinerja adalah suatu perbuatan, suatu prestasi, suatu
pameran umum ketrampikan”.
Dapat disimpulkan bahwa Kinerja merupakan suatu kondisi yang harus
diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat
pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi yang diemban suatu
organisasi atau perusahaan serta mengetahui dampak positif dan negatif dari suatu
kebijakan operasional.
2.2.12 Kinerja Organisasi
Kinerja organisasi oleh Bastian ( 2001:329) sebagai gambaran mengenai
tingkat pencapaian pelaksanaan tugas dalam suatu organisasi dalam upaya
mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi tersebut.
kinerja organisasi menurut Swanson (dalam Keban, 2004 : 193) adalah : “Kinerja organisasi mempertanyakan apakah tujuan atau misi suatu organisasi
yang ada; apakah struktur dan kebijakannya mendukung kinerja yang diinginkan;
apakah memiliki kepemimpinan, modal dan infrastuktur dalam mencapai misinya;
apakah kebijakan, budaya dan sistem insentifnya mendukung pencapaian kinerja
yang diinginkan; dan apakah organisasi tersebut menciptakan dan memelihara
kebijakan-kebijakan seleksi dan pelatihan, dan sumber dayanya.”
Pendapat lain dikemukakan oleh Wibawa dan Atmosudirjo (dalam Pasolong, 2007 : 176) bahwa :“Kinerja organisasi adalah sebagai efektivitas organisasi
secara menyeluruh untuk kebutuhan yang ditetapkan dari setiap kelompok yang
berkenaan melalui usaha-usaha yang sistemik dan meningkatkan kemampuan
organisasi secara terus menerus untuk mencapai kebutuhannya secara efektif.”
Dari beberapa uraian di atas dapat dikatakan bahwa kinerja organisasi adalah
kemampuan melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepada organisasi
dengan sebaik-baiknya guna mencapai sasaran yang telah disepakati. Jadi disini
bukan hanya menitikberatkan pada pencapaian tujuan belaka melainkan juga pada
proses mengelola sub-sub tujuan dan hasil evaluasinya, kondisi intern organisasi
pengaruh lingkungan luar dan tenaga kerja atau pihak-pihak yang terlibat.
2.2.13 Hubungan SIA terhadap Kinerja
Penerapan sistem informasi akuntansi pemerintahan pada pemerintah daerah
diharapkan akan mengatasi kelemahan sistem akuntansi yang telah ada
sebelumnya, yaitu:
1. Proses penyusunan yang lambat karena terdiri dari sub sistem yang
2. Memakai sistem single entry accounting yang tidak lagi memadai untuk
menampung kompleksitas transaksi-transaksi keuangan pemerintah daerah.
3. Sulit dilakukan rekonsiliasi antar sub sistem.
4. Tidak dilaksanakan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Pemerintah.
5. Tidak dapat menghasilkan laporan keuangan pemerintah daerah yang sesuai
Standar Akuntansi Keuangan Pemerintah
2.2.14 Penilaian Kinerja
Menurut Henry Simamora (2004) dalam Astuti (2008), penilaian kinerja
adalah proses yang dipakai oleh organisasi untuk mengevaluasi pelaksanaan kerja
individu karyawan. Menurut Andhika (2007) dalam Astuti (2008) terdapat enam
indikator yang menjadi alat ukur kinerja individu, yaitu:
1. Kuantitas kerja (quantity)
Kuantitas kerja mengukur kinerja dengan cara menilai tingkat penyelesaian
laporan dan jumlah hasil kerja individu.
2. Kualitas kerja (quality)
Kualitas kerja mengukur kinerja dengan cara menilai kualitas laporan dalam
hal kesesuaian penyajian dan penyelesaiannya terhadap standar kerja yang
berlaku.
3. Ketepatan waktu (timeliness)
Kinerja diukur dengan cara menilai ketepatan waktu individu dalam
menyelesaikan tugas-tugasnya.
Kinerja diukur dengan cara menilai apakah individu dapat bekerja dengan
baik tanpa diawasi atau sebaliknya.
5. Efektifitas biaya (cost effectiveness)
Kinerja diukur dengan cara menilai seberapa besar biaya yang dikeluarkan
dalam menyelesaikan tugas.
6. Pengaruh rekan kerja (interpersonal impact)
Kinerja diukur dengan cara menilai hasil pekerjaan yang dilakukan dalam
tim dengan bekerja sama dengan karyawan lainnya.
Menurut Syafarudin Alwi ( 2001 : 187 ) secara teoritis tujuan penilaian
dikategorikan sebagai suatu yang bersifat evaluation dan development yang
bersifat efaluation harus menyelesaikan :
1. Hasil penilaian digunakan sebagai dasar pemberian kompensasi
2. Hasil penilaian digunakan sebagai staffing decision
3. Hasil penilaian digunakan sebagai dasar meengevaluasi sistem
seleksi. Sedangkan yang bersifat development penilai harus
menyelesaikan :
1. Prestasi riil yang dicapai individu
2. Kelemahan- kelemahan individu yang menghambat kinerja
3. Prestasi- pestasi yang dikembangkan.
Kontribusi hasil-hasil penilaian merupakan suatu yang sangat bermanfaat
bagi perencanaan kebijakan organisasi adapun secara terperinci penilaian
kinerja bagi organisasi adalah :
1. Penyesuaian-penyesuaian kompensasi
3. Kebutuhan latihan dan pengembangan
4. Pengambilan keputusan dalam hal penempatan promosi, mutasi,
pemecatan, pemberhentian dan perencanaan tenaga kerja.
5. Untuk kepentingan penelitian pegawai 6.Membantu diagnosis terhadap
kesalahan desain pegawai
2.3Kerangka Pemikiran
Dengan sistem informasi akuntansi yang layak dapat dihasilkan suatu laporan
yang mampu memberikan berbagai informasi yang berguna bagi pihak-pihak
pengambil keputusan.
Kemampuan untuk mengelola informasi secara efektif di dalam pemerintahan
sangat penting karena dapat menjadi dasar untuk memperoleh Good Government
Governance.
Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi
(SIA) yang akan mempengaruhi kinerja pemerintah dengan disesuaikan dengan objek
penelitian antara lain adalah keterlibatan pemakai sistem, kemampuan teknik
personal, dukungan manajemen puncak , formalisasi pengembangan sitem informasi,
program pelatihan dan pendidikan pemakai.
Berdasarkan uraian diatas maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
KETERANGAN
VARIABEL BEBAS ( SIA (X))
X1 : Keterlibatan Pemakai Sistem
X2 : Kemampuan Teknik Personal
X# : Dukungan Manajemen Puncak
X4 : Formalisasi Pengembangan Sistem
X5 : Program Pelatihan dan Pendidikan
SIA (X)
KINERJA(Y) X1
X2
X3
X4
X5
Y6 Y1
Y2
Y3
Y4
VARIABEL TERIKAT (KINERJA (Y))
Y1 : Kuantitas Kerja
Y2 : Kualitas kerja
Y3 : Ketepatan Waktu
Y4 : Pengawasan supervisor
Y5 : Efektivitas Biaya
Y6 : Pengaruh Rekan Kerja
2.4 Hipotesis
Berdasarkan hasil beberapa penelitian terdahulu yang telah diuraikan sebelumnya dan
uraian mengenai SIA dan Kinerja, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :
H1 : Keterlibatan Pemakai Sistem (X1) berpengaruh tehadap Kinerja Pemerintah Kabupaten
Sidoarjo (Y)
H2 : Kemampuan Teknik Personal X2 berpengaruh tehadap Kinerja Pemerintah Kabupaten
Sidoarjo (Y)
H3 : Dukungan Manajemen Puncak X3 berpengaruh tehadap Kinerja Pemerintah Kabupaten
Sidoarjo (Y)
H4 : Formalisasi Pengembangan Sistem X4 berpengaruh tehadap Kinerja Pemerintah
H5 :Pelatihan dan Pendidikan X5 berpengaruh tehadap Kinerja Pemerintah Kabupaten
Sidoarjo (Y)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian
a. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan kali ini yakni jenis penelitian korelasional.
Kuncoro (2009:12) menyatakan bahwa penelitian korelasional adalah “penelitian
yang bertujuan untuk menentukan apakah terdapat hubungan (asosiasi) antara dua
variabel atau lebih, serta seberapa jauh korelasi yang ada diantara variabel yang
diteliti”.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan membuktikan penerapan SIA
dengan batas lingkup faktor – faktor mengenai kinerja SIA sebagai variable independen berpengaruh terhadap kinerja SKPD sebagai variabel dependen.
b. Ruang lingkup
Ruang lingkup penelitian ini ialah lembaga pemerintahan kecamatan Candi di
Kabupaten Sidoarjo khususnya untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan
SIA dengan batas lingkup penelitian pada faktor - faktor efektivitas penerepan sistem
informasi akuntansi yakni Keterlibatan Pemakai Sistem, Kemampuan teknik personal,
Formalisasi Pengembangan Sistem Informasi, dukungan Manajemen Puncak,
Pelatihan dan Pendidikan, dan terhadap kinerja SKPD pada Kecamatan Candi di
c. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada lembaga pemerintahan kecamatan Candi di
Kabupaten Sidoarjo provinsi Jawa Timur pada Tahun 2014.
3.2 Operasional Variable
3.2.1. Variabel Bebas (X)
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah kumpulan sumber daya, seperti
manusia dan peralatan, yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi (Bodnar dan Hoowood,2000).
Pendapat lain dikemukakan oleh Krismiaji (2005;4) sistem informasi akuntansi menurut adalah sebagai berikut : “Sistem Informasi Akuntansi adalah
sebuah sistem yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang
bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan, dan mengoprasikan bisnis. Untuk
dapat menghasilkan informasi yang diperlukan oleh para pembuat keputusan”.
Adapun indikator variabel ini yang kemudian akan dikembangkan dalam
bentuk pertanyaan pada kuesioner dilhat dari faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja SIA sebagai berikut :
a. Keterlibatan Pemakai Sistem
b. Kemampuan Teknik Personal
c. Dukungan Manajemen Puncak
d. Formalisasi Pengembangan Sistem
3.2.2 Variabel Terikat (Y)
Kinerja adalah proses yang dipakai oleh organisasi untuk mengevaluasi
pelaksanaan kerja individu karyawan.
John Whitmore (1997 : 104)“Kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang
dituntut dari seseorang,kinerja adalah suatu perbuatan, suatu prestasi, suatu
pameran umum ketrampikan”.
Dapat disimpulkan bahwa Kinerja merupakan suatu kondisi yang harus
diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat
pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi yang diemban suatu
organisasi atau perusahaan serta mengetahui dampak positif dan negatif dari suatu
kebijakan operasional.
Adapun indikator variabel ini yang kemudian akan dikembangkan dalam
bentuk pertanyaan pada kuesioner adalah sebagai berikut:
2. Kuantitas kerja (quantity)
3. Kualitas kerja (quality)
4. Ketepatan waktu (timeliness)
5. Pengawasan supervisor (need for supervisor)
6. Efektifitas biaya (cost effectiveness)
7. Pengaruh rekan kerja (interpersonal impact)
3.2.3 Pengukuran Variabel
Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala likert. Skala
mengukur baik tanggapan positif maupun negative terhadap suatu pernyataan
dengan menggunakan lima pilihan dengan pola sebagai berikut
STS TS C S SS
1 2 3 4 5
Skala Terenda Skala Tertinggi
Dalam penelitian ini responden diminta untuk memilih salah satu jawaban
dengan skala penilaian 1 sampai 5. Dengan skala terendah bernilai 1 dan skala
tertinggi bernilai 5. Dengan pilihan:
1. STS : Sangat tidak setuju
2. TS : Tidak setuju
3. C : Cukup
4. S : Setuju
5. SS : Sangat Setuju
1. Pengukuran penerapan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) sebagai
variabel bebas (X) yaitu dengan skala O dengan teknik pengukuran
likert dengan pola sebagai berikut:
STS TS C S SS
1 2 3 4 5
Responden diminta untuk memilih salah satu nilai dalam skala satu
sampai lima. Skala terendah (nilai 1) menunjukkan penerapan SIA yang
rendah dan skala tertinggi (nilai 5) menunjukkan penerapan SIA yang
tinggi.
Variabel ini diukur dengan menggunakan instrument berupa kuisioner
yang terdiri dari sembilan pertanyaan dengan indikator, sebagai berikut :
1Keterlibatan Pemakai Sistem
2Kemampuan Teknik Personal
3Dukungan Manajemen Puncak
4Formalisasi Pengembangan Sistem
5Pelatihan dan Pendidikan
2. Pengukuran kinerja pemerintahan kabupaten sidoarjo sebagai variabel
terikat (Y) yaitu dengan skala interval dengan teknik pengukuran likert
dengan pola sebagai berikut:
STS TS C S SS
1 2 3 4 5
Skala Terendah Skala Tertinggi
Responden diminta untuk memilih salah satu nilai dalam skala satu
pemerintahan yang rendah dan skala tertinggi (nilai 5) menunjukkan
kinerja pemerintahan daerah yang tinggi.
Variabel ini diukur dengan menggunakan instrument berupa kuisioner
yang terdiri dari beberapa pertanyaan dengan indikator, sebagai berikut :
1. Kuantitas kerja
2. Kualitas kerja
3. Ketepatan waktu
4. Pengawasan supervisor
5. Efektivitas biaya
6. Pengaruh rekan kerja
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi menurut Sugiyono (2001: 55) menyatakan bahwa populasi adalah
“wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya”.
Sugiarto (2006 : 9) menyatakan “ Populasi adalah keseluruhan unit atau
individu dalam ruang lingkup yang ingin di teliti ”.
Pendapat lain dikemukakan oleh Gulo (2000 : 76)bahwa “ populasi terdiri atas
sekumpulan obyek yang menjadi pusat perhatian, yang dari padanya terkandung
Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah instansi atau lembaga
Pemerintahan Kecamatan Candi di Kabupaten Sidoarjo.
3.3.2 Sampel
Sugiyono (2001: 56). Juga menyatakan bahwa sampel adalah “sebagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Sugiarto (2006 : 9) menyatakan “ sampel adalah seluruh daftar unit atau
individu yang ada dalam populasi dan akan diambil sampelnya untuk menjai unit
analisis “.
Sedangkan pendapat lain dikemukukakan oleh Gulo (2000 : 78) bahwa “
sampel yaitu himpunan bagian (subset) dari suatu populasi “.
Sampel penelitian ini adalah seluruh pegawai kecamatan candi Kabupaten
Sidoarjo dengan jumlah keseluruhan sebanyak 25 orang.
Penelitian ini menggunakan total sampling yaitu pengambilan sampel dari
seluruh populasi ( Sri rahayu 2010 ). Yaitu sebesar 25 dari populasi yang berjumblah 25 orang.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
3.4.1 Sumber Data
Sumber data yang digunakan ialah sumber data primer dan sumber data
dokumen yang dikumpulkan atau digunakan sendiri oleh pihak yang hadir pada
waktu kejadian yang digambarkan tersebut berlangsung”, dan “Data Sekunder
adalah sumber bahan atu dokumen yang dikemukaan atau oleh bukan pihak yang
hadir pada waktu kejadian yang digambarkan tersebut berlangsung””.
Sugiarto (2006 : 16)berpendapat bahwa “ data primer adalah data yang didapat
dari sumber pertama dari indvidu seperti hasil wawancara atau pengisian kuesioner
“.
Sedangkan pendapat lain dikemukukakan oleh Gulo (2000 : 78)bahwa “ sampel yaitu himpunan bagian (subset) dari suatu populasi “.
Dalam penelitian ini data primer lebih ditekankan pada pengumpulan data
dengan menggunakan kuesioner sedangkan data sekunder ialah dokumentasi instansi
/ lembaga pemerintahan mengenai jumlah karyawan, dan struktur organisasi.
3.4.2 Jenis Data
Ada dua jenis data yakni data kuantitatif dan data kualitattif. Kuncoro (2009 : 145) bahwa “ data kuantitaitf adalah data yang diukur dalam suatu skala numeric (angka)”, dan “data kualitatif adalah data yang tidak dapat diukur dalam skala
numerik”.
Dalam penelitian ini data kualitatif merupakan data statistik yang diperoleh dari
3.4.3 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah:
1. Dokumentasi, adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan mencatat data
yang ada dalam lembaga/instansi
2. Kuesioner,adalah pengumpulan data yang utama dilakukan dengan cara
menyebarkan daftar pertanyaan tertulis pada responden secara langsung dan
sifatnya tertutup dengan pilihan ganda, artinya jawaban sudah ditentukan terlebih
dahulu, sehingga responden tidak memberikan jawaban lain.
3. Wawancara, adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian,
dengan cara tanya jawab terhadap pihak-pihak yang berkaitan dengan masalah
penelitian.
3.5 Teknik Analisis
Dalam penelitian ini analisis data menggunakan pendekatan Partial Least Square
(PLS). PLS adalah model persamaan Structural Equation Modeling (SEM) yang berbasis
komponen atau varian. Menurut Ghozali (2006), PLS merupakan pendekatan alternatif yang bergeser dari pendekatan SEM berbasis kovarian menjadi berbasis varian.
Model pengukuran atau outer model dengan indikator refleksif dievaluasi dengan
composite reliability. Model struktural atau inner model dievaluasi dengan melihat
presentase varian yang dijelaskan yaitu dengan melihat R² untuk variabel laten dependen
koefisien jalur strukturalnya. Stabilitas dari estimasi ini dievaluasi dengan menggunakan
uji t-statistik yang didapat lewat prosedur bootstrapping.
1. Convergent Validity
Uji Validitas yang dimaksud adalah pengujian terhadap indikator dalam
variabel laten untuk memastikan bahwa indikator yang digunakan dalam
penelitian ini benar-benar mampu dipahami dengan baik oleh responden
sehingga responden tidak mengalami kesalahpahaman terhadap indikator yang
digunakan.
Convergent validity dari model pengukuran dengan model reflektif
indicator dinilai berdasarkan korelasi antara item score/component score dengan
construct score yang dihitung dengan PLS. Ukuran reflektif dikatakan tinggi
jika berkorelasi lebih dari 0,70 dengan konstruk yang ingin diukur.
2. Composite Reliability
Composite reliability adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu
alat pengukur dapat dipercaya untuk diandalkan. Bila suatu alat dipakai dua kali
untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif
konsisten maka alat tersebut reliabel.
Dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan suatu konsistensi alat pengukur
dalam gejala yang sama.
Nilai reliabilitas komposit (pc) dari peubah laten adalah nilai yang
Dari perhitungan pc nilai yang baik adalah ≥ 0.7 walaupun bukan
merupakan standar absolut.
3. Inner Model
Model struktural (Inner model) dievaluasi dengan melihat persentase
varians yang dijelaskan yaitu dengan melihat R2 untuk konstruk laten
dependen dengan menggunakan ukuran Stone-Geisser Q Square test dan juga
melihat besarnya koefisien jalur strukturalnya. Goodness of fit model diukur
menggunakan Rsquare variabel laten dependen dengan interpretasi yang sama
dengan regresi; Q-square predictive relevance untuk model struktural,
mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh model dan juga
estimasi parameternya.
Nilai Q-square > 0 menunjukkan model memiliki predictive relevance;
sebaliknya jika nilai Q-square ≤ 0 menunjukkan model kurang memiliki
predictiverelevance.
Perhitungan Q-square dilakukan dengan rumus:
Q2 = 1 – ( 1 – R12) ( 1 – R22 ) ... ( 1- Rp2 )
Dengan:
1. R12 , R22 ... Rp2 adalah R-square variabel endogen dalam model.
2. Interpretasi Q2 sama dengan koefisien determinasi total pada analisis jalur
(mirip dengan R2 pada regresi).
3. Besaran Q2 memiliki nilai dengan rentang 0 < Q2 < 1, dimana semakin
mendekati 1 berarti model semakin baik. Besaran Q2 ini setara dengan
4. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis ( dan ) dilakukan dengan metode resampling
bootstrap yang dikembangkan oleh Geisser dan Stone. Statistik uji yang
digunakan adalah statistik t atau uji t, dengan hipotesis statistik sebagai
berikut:
1. Hipotesis statistik untuk outer model
i. H0 : λi = 0 lawan ii. H1 : λi ≠ 0
2. Hipotesis statistik untuk inner model: variabel laten eksogen terhadap
endogen:
i. H0 : i = 0 lawan
ii. H1 : i ≠ 0
3. Penerapan metode resampling, memungkinkan berlakunya data terdistribusi
bebas (distribution free), tidak memerlukan asumsi distribusi normal, serta
tidak memerlukan sampel yang besar (sampel minimum 30). Pengujian
dilakukan dengan t-test, bilamana diperoleh p-value ≤ 0,1 (alpha 10%),
maka disimpulkan signifikan, dan sebaliknya. Bilamana hasil pengujian
hipotesis pada outermodel signifikan, hal ini menunjukkan bahwa indikator
dipandang dapat digunakan sebagai instrumen pengukur variabel laten.
Sedangkan bilamana hasil pengujian pada inner model adalah signifikan
maka dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh yang bermakna variabel
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Hasil Penelitian
4.1.1. Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah kumpulan sumber daya, seperti
manusia dan perlatan, yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi (Bodnar dan
Hoowood,2000). Adapun indikator variabel ini yang kemudian akan dikembangkan
dalam bentuk pertanyaan pada kuesioner dilhat dari faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja SIA sebagai berikut :
a. Keterlibatan Pemakai Sistem
Pertanyaan yang dikembangkan dari indikator ini yaitu :
1. Setiap anggota organisasi terlibat aktif dalam pemanfaatan sistem informasi
2. Pemanfaatan komputer akuntansi dapat mempermudah pelaksanaan
pekerjaan anda dibandingkan sebelum menggunakan komputer.
b. Kemampuan Teknik Personal
3. Penerapan sistem informasi akuntansi pada lembaga anda dapat dipahami
dengan mudah,
4. Penerapan sistem informasi akuntansi pada lembaga anda sesuai dengan
kebutuhan pekerjaan anda
c. Dukungan Manajemen Puncak
5. Pemimpin anda selalu mengupayakan memberikan fasilitas yang baik untuk
mencapai efisiensi dan efektivitas sistem informasi akuntansi pada lembaga
6. Dalam setiap kesempatan pemimpin selalu memberkan dukungan kepada
anggota organisasi dalam memanfaatkan sistem informasi akuntansi.
d. Formalisasi Pengembangan Sistem
7. Setiap kali ada perubahan dan pengembangan sistem informasi akuntansi
selalu disosialisasikan kepada seluruh anggotan organisasi.
8. Lembaga selalu berusaha untuk mensosialisasikan bagaimana penerapan
sistem informasi akuntansi yang tepat untuk setiap individu maupun tim
dalam mencapai pemanfaatan teknologi yang maksimal.
e. Program Pelatihan dan Pendidikan
9. Lembaga memberikan pendidikan atau pelatihan untuk mengoperasikan
sistem informasi akuntansi kepada setiap anggota.
10.Pendidikan dan pelatihan yang diberikan dapat mempermudah anda
memahami penerapan sistem informasi akuntansi pada lembaga anda.
Masing-masing indikator terdiri dari 2 item pernyataan, sehingga jumlah item
pernyataan pada variabel Sistem Informasi Akuntansi (SIA) sebanyak 10 item
pernyataan. Analisis diskriptif digunakan untuk mendeskipsikan nilai – nilai dari hasil kuesioner masing – masing variabel, sehingga dalam penentuan nilai ini memerlukan
interval kelas yang dicari melalui rumus :
JK = Jumlah Kelas
Sehingga berdasarkan rumus di atas menjadi :
IK =
Dengan diketahui interval kelas yaitu 2 kemudian disusun kriteria penilaian rata –
rata jawaban responden pada tabel 4.1 di bawah ini :
Tabel 4.1
Interval Kelas Variabel X dan Y
Interval Penilaian untuk setiap variabel
2 – 3,99 Sangat tidak baik
4 – 5,99 Tidak baik
6 – 7,99 Baik
8 – 10 Sangat baik
Sumber : Diolah peneliti (Lampiran 2)
Adapun nilai rata-rata dari kelima indikator variabel Sistem Informasi Akuntansi
(SIA) adalah sebagai berikut :
Tabel 4.2
Nilai Rata-rata indikator Variabel Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
Indikator Nilai rata-rata Keterangan