• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR SPREADSHEET BERBASIS AUDIO VIDEO VISUAL UNTUK SISWA KELAS X AKUNTANSI DI SMKN 2 KOTA JAMBI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGEMBANGAN BAHAN AJAR SPREADSHEET BERBASIS AUDIO VIDEO VISUAL UNTUK SISWA KELAS X AKUNTANSI DI SMKN 2 KOTA JAMBI"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

e-isssn : 2655- 0865

Email : official@ranahresearch.com Online: https://ranahresearch.com.

35 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR SPREADSHEET BERBASIS AUDIO

VIDEO VISUAL UNTUK SISWA KELAS X AKUNTANSI DI SMKN 2 KOTA JAMBI

Dewi Puspita1, Suratno2, Sofyan3

1,2,3) Universitas Jambi

KATA KUNCI A B S T R A K

Media Pembelajaran, Spreadsheet berbentuk Audio Visual

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran Spreadsheet berbentuk Audio Visual dengan aplikasi microsoft office Excel bagi siswa kelas X Akuntansi SMK Negeri 2 Kota Jambi. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui kelayakan dan efektivitas penggunaan Spreadsheet berbentuk Audio Visual

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dan dimodifikasi , tahapannya meliputi: tahap studi pendahuluan, tahap perencanaan, tahap pengembangan produk, tahap uji coba dan evaluasi, serta tahap produk akhir dan penyebaran. Pada tahap pengembangan produk awal dilakukan validasi materi oleh dua orang ahli materi (dosen dan guru) dan validasi media oleh satu orang ahli media (dosen). Spreadsheet berbentuk Audio Visual edukatif ini diujicobakan kepada siswa dalam dua tahap yaitu tahap uji coba kelompok kecil (10 siswa), dan tahap uji lapangan (40 siswa) yaitu 40 siswa memakai media.

Hasil penelitian menunjukkan: (1) Media Pembelajaran Spreadsheet berbentuk Audio Visual dikembangkan melalui 5 tahap yaitu: a) Studi pendahuluan;

b) perencanaan; c) pengembangan produk awal; d) uji coba dan evaluasi; dan e) produk akhir dan penyebaran. (2) Media Pembelajaran Spreadsheet berbentuk Audio Visual layak digunakan berdasarkan penilaian: a) Ahli materi diperoleh Sangat Layak, dan b) Ahli media diperoleh Sangat Layak. (3) Penilaian siswa terhadap media pada uji coba tahap pertama yang meliputi Aspek Kejelasan Visual dan Materi Video Pembelajaran, Aspek Dampak Terhadap Pengguna dan Aspek Kelayakan dan Kepraktisan, dengan hasil masih dibawah 2,5 yang berarti belu valid, setelah diadakan perbaikan dilanjutkan uji coba tahap kedua dengan hasil Aspek Kejelasan Visual dan Materi Video Pembelajaran 3,32, Aspek Dampak Terhadap Pengguna hasinya 3,33 dan Aspek Kelayakan dan Kepraktisan Pembelajaran hasilnya 3,19, Berdasarkan analisis peningkatan hasil pretest dan posttest dengan gain skor, media pembelajaran Spreadsheet berbentuk Audio Visual efektif dan valid digunakan.

KORESPONDEN

No. Telepon:

6281282335252 E-mail:

dewipuspitaa475@gmail.com suratno@unja.ac.id

sofyanzaibaski68@gmail.com

PENDAHULUAN

Pendidikan sekarang ini, yang sudah mengarah kepada pemanfaatan teknologi untuk metode pembelajaran terutama dalam bidang Akuntansi maka penguasaan keterampilan,

(2)

36 ketelitian serta tingkat kemampuan analisis peserta didik dalam menyusun laporan keuangan perusahaan dengan menggunakan software akuntansi khususnya aplikasi spreadsheet berbasis audio visual dilakukan dalam penelitian ini. Mata pelajaran spreadsheet adalah mata pelajaran C2 (dasar program keahlian) yang wajib diajarkan oleh guru SMK dengan menggunakan aplikasi shoftwere Micrososft Excel pada bidang keahlian akuntansi. Sesuai dengan tujuan Sekolah Menengah Kejuruan yang menyiapkan lulusan untuk siap memasuki dunia kerja maka diperlukan pembelajaran spreadsheet yang inovatif untuk membekali siswa tidak hanya dengan pengetahuan tetapi juga keterampilan sebagai bekal hidup (life skill) untuk terjun dan bersaing dalam dunia kerja. Oleh karena itu, pembelajaran kontekstual dirasa tepat mewakili hal tersebut. Salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam upaya penerapannya ini dapat diwujudkan dalam bentuk bahan ajar yaitu modul. Modul mata pelajaran spreadsheet berbasis kontekstual dengan penyajian contoh perusahaan yang riil dan contoh bukti transaksi yang sering digunakan berguna untuk melatih kemampuan siswa sesuai kondisinyata (riil) dan untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Tujuan dari penelitian pengembangan ini adalah untuk menghasilkan modul mata pelajaran spreadsheet berbasis kontekstual materi siklus akuntansi perusahaan jasa untuk siswa SMK kelas X Akuntansi yang layak dan efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Spreadsheet adalah program pengolah angka sangat penting dipelajari untuk pengolahan data dalam praktek belajar siklus akuntansi dengan menggunakan komputer. Dalam kamus spreadsheet berarti sebuah lembar yang dibuka seperti sebuah halaman koran atau dua sisi halaman seperti dalam sebuah buku atau majalah. Produk bahan ajar spreadsheet dikembangkan didasarkan pada analisis kebutuhan pada mata pelajaran spreadsheet di Program studi akuntansi dan keuangan lembaga di SMKN 2 Kota Jambi. Analisis kebutuhan diperoleh dari hasil observasi awal dan wawancara dengan siswa. Berdasarkan hasil observasi awal diperoleh beberapa informasi yang mendukung pemilihan materi pelajaran yang akan dikembangkan dalam bahan ajar spreadsheet berbasis audiovisual ini.beberapa siswa banyak menemukan kesulitan dalam memahami materi pelajaran yang bersifat abstrak dan visual.

Mengembangkan Media Pembelajaran Menggunakan Kerangka 4D

Pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan.

Melaksanakan pengembangan media yang sesuai dengan sistem pendidikan. Ada beberapa model pengembangan yang dapat digunakan. Model-model tersebut diuraikan sebagai berikut:

1. Model Kemp

Pengembangan merupakan suatu lingkaran yang kontinum. Tiap-tiap langkah pengembangan berhubungan langsung dengan aktivitas revisi. Pengembangan dimulai dari titik manapun sesuai di dalam siklus tersebut. Model pengembangan ini memberi kesempatan kepada para pengembang untuk dapat memulai dari komponen manapun.

Namun, karena kurikulum yang berlaku secara nasional di Indonesia dan berorientasi pada tujuan, maka seharusnya proses pengembangan itu dimulai dari tujuan.

2. Model Dick dan Carey

Perancangan pengajaran menurut sistem pendekatan model Dick dan Carey, yang dikembangkan oleh Walter Dick dan Lou Carey memiiki kemiripan dengan model yang dikembangkan Kemp, tetapi ditambah dengan komponen melaksanakan analisis

(3)

37 pembelajaran dan terdapat beberapa komponen yang akan dilewati di dalam proses pengembangan dan perancangan tersebut; a. Mengidentifikasikan tujuan umum pembelajaran b.Melaksanakan analisi pembelajaran c. Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa d. Merumuskan tujuan performansi e.

Mengembangkan butir–butir tes acuan patokan f. Mengembangkan strategi pembelajaran g. Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran h. Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif i. Merevisi bahan pembelajaran j. Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif.

3. Model Pengembangan 4 D

Model pengembangan 4-D (Four D) merupakan model pengembangan yang digunakan oleh peneliti. Model 4-D dikembangkan oleh S. Thagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel. Model pengembangan 4-D terdiri atas 4 tahap utama yaitu: (1) Define (Pembatasan), (2) Design (Perancangan), (3) Develop (Pengembangan) dan Disseminate (Penyebaran), atau diadaptasi Model 4-P, yaitu Pendefinisian, Perancangan, Pengembangan, dan Penyebaran.

Media dan Sumber Belajar Abad 21

Penggunaan media dan sumber belajar di abad 21 sangat di dominasi pada media berbasis elektronik dan digital. Hal ini membuat komunikasi menjadi lebih efektif karena siswa langsung menangkap apa yang diajarkan guru secara nyata melalui media tersebut.

Berdasarkan jenisnya, media terbagi menjadi media cetak, elektronik, dan multimedia.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil- hasil teknologi dalam proses belajar mengajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekarang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan.

Audio Visual

(Cecep K 2011: 34) menerangkan bahwa teknologi audio visual dapat diartikan sebagai cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Media pembelajaran abad 21 erat kaitannya dengan pemberdayaan teknologi dalam pendidikan. Dalam studi teknologi pendidikan, ada perbedaan gradual antara alat audiovisual (audiovisualaids) dan media audiovisual (avdiorisualmedia), diantaranya:

a. Audio-Visua1 Aids (AVA) adalah alat-alat yang menggunakan pengindraan penglihatan dan pendengaran.

Suatu pelatihan yang menggunakan alat melalui kedua sensoris untuk menerima input dapat mencapai tingkat evektifitas yang tinggi. Alat-alat yang termasuk pada AVA meliputi: sound film, filmstrip, tape/slide, siaran televisi, dan rekaman video.

Perkembangan terakhir ialah mulai dipergunakannya microprocessoz dalam pembelajaran (multimedia) misalnya pembelajaran berbasis komputer (CAI), dan pelatihan berbasis komputer (CBT).

b. Media audiovisual pada hakikatnya adalah suatu representasi (penyajian realitas, terutama melalui pengindraan penglihatan dan pendengaran yang bertujuan untuk mempertunjukkan pengalaman-pengalaman pendidikan yang nyata kepada siswa.

(4)

38 Pengertian Mata Pelajaran Spreadsheet

Spreadsheet merupakan aplikasi komputer program yang dikembangkan secara simulasi komputerisasi akuntansi lembar kertas. Microsoft excel adalah program aplikasi lembar kerja (worksheet) atau program aplikasi pengolah angka (spreadsheet) menurut (Kristanto 2007).

Aplikasi pengolah angka atau Spreadsheet merupakan aplikasi perangkat lunak (software) komputer yang berfungsi untuk mengolah data-data berupa angka (Ayuningsih, 2016).

Jenisjenis spreadsheet diantaranya yaitu sebagai berikut: Microsoft Excel, Lotus 1-2-3, Quato Pro, WingZ, StarOfiice Calc, Kspread, Xess, dan Siag. Berdasarkan dari beberapa jenis program aplikasi, aplikasi yang akan digunakan adalah microsoft excel. Peneliti menggunakan aplikasi microsoft excel karena aplikasi komputer yang sudah terinstall sistem operasi windows yang dapat membantu manusia dalam melaksanakan kegiatan, dengan memiliki kemampuan utama dalam hal mengolah lembar kerja (worksheet).

Penerapan Aplikasi (sreadsheet) Pengolah Angka dalam Aplikasi Akuntansi

Program akuntansi berbasis komputer lainnya, aplikasi akuntansi dengan Microsoft Excel juga akan menghasilkan otomatisasi siklus akuntansi. Pemakai hanya perlu menginput data identitas dan mencatat transaksi dalam jurnal dan selanjutnya program akan menghasilkan buku besar dan laporan keuangan secara otomatis. (Koesheryatin, 2015, hal. 60-89) mengemukakan pendapat mengenai contoh aplikasi yang akan dibuat adalah aplikasi perusahaan dagang, diantaranya sebagai berikut:

a. Daftar Akun.

Beberapa langkah membuat sheet daftar akun adalah sebagai berikut: 1). Pemberian Kode Akun. 2). Membuat daftar akun diantaranya adalah membuat sheet daftar akun dan mendefinisikan area kerja.

b. Jurnal.

Jurnal merupakan catatan harian yang digunakan untuk mencatat beberapa transaksi sama halnya dengan penerapan jurnal di aplikasi dimicrosoft excell, diantaranya sebaga berikut: 1). Membuat komponen jurnal, 2). Membuat autofilter, 3). Membuat kriteria, 4). Menggunakan fungsi, 5). Membuat fungsi kontrol keseimbangan, 6). Copy fungsi.

c. Buku besar

Buku besar merupakan proses posting dar jurnal ke buku besar dan dapat dilakukan secara otomatis, berikut adalah langkah-langkah membuat sheet buku besar: 1).

Membuat kriteria untuk buku besar, 2). Membuat komponen buku besar, 3). Membuat autofilter, 4). Membuat list nomor akun, 5). Menggunakan fungsi.

d. Laporan laba rugi

Laporan laba rugi merupakan laporan yang dibutuhkan oleh pihak yang berkepentingan karena untuk melihat kondisi operasional perusahaan, untuk membuat sheet laporan laba rugi diantaranya sebagai berikut: 1). Menyusun komponen laba rugi, 2). Membuat fungsi.

e. Neraca

Neraca merupakan laporan yang memperlihatkan seimbangnya antara aktiva dan passiva maka di dalam penerapan aplikasi spreadsheet datanya berdasarkan jurnal transaksi. Langkah-langkah dalam membuat neraca yaitu sebagai berikut : 1).

Menyusun komponen neraca, 2). Membuat fungsi.

(5)

39 Berdasarkan langkah-langkah pembuatan aplikasi di atas, maka peneliti menggunakan langkah-langkah tersebut namun mengembangkannya dari yang hanya satu sheet jurnal saja menjadi beberapa jurnal mulai dari jurnal penerimaan kas, jurnal pengeluaran kas, jurnal pembelian, jurnal penjualan dan jurnal umum.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di SMKN 2 Kota Jambi beralamat Jalan Gelatik, Tambak Sari, Jambi Selatan Kota Jambi, Jambi 36139, Indonesia. Nomor telepon: (0627) 41572493.

Penelitian dan uji coba produk akan disesuaikan pada jadwal pembelajaran matematika kelas X di SMKN 2 Kota Jambi 2020/2021.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Research and Development merupakan suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang sudah ada yang dapat dipertanggungjawabkan. Langkah pengembangan bahan ajar Akuntansi berbantuan aplikasi Microsoft Exel di SMK Negeri 2 Kota Jambi yakni dengan menggunakan metode 3D.

Pada tahap Disseminate peneliti melakukan cara menyebarkan produk ke sekolah SMK Negeri 2 Kota Jambi, dikarenakan peneliti hanya melihat kelayakan produk berdasarkan penilaian respon siswa, validator dan guru. Tahap ini meliputi 5 langkah pokok, yaitu:

a. Analisis Awal-Akhir

Kegiatan analisis awal-akhir dilakukan untuk menetapkan masalah dasar yang diperlukan dalam pengembangan media pembelajaran. Tahap ini dilakukan analisis karakteristik media pembelajaran berbasis audiovisual yang sesuai untuk kelas X SMKN 2 Kota Jambi.

b. Analisis Siswa

Analisis siswa merupakan telaah tentang karakteristik siswa yang sesuai dengan rancangan bahan ajar. Karakteristik ini meliputi latar belakang pengetahuan dan perkembangan kognitif siswa.

c. Analisis Konsep

Analisis konsep bertujuan untuk mengidentifikasi, merinci dan menyusun secara sistematis konsep-konsep yang relevan yang akan diajarkan berdasarkan analisis awal- akhir. Analisis ini merupakan dasar dalam menyusun tujuan pembelajaran.

d. Perumusan/ Spesifikasi Tujuan

Tahap ini dilakukan untuk merumuskan hasil analisis tugas dan analisis konsep menjadi indikator pencapaian hasil tujuan. Rangkaian indikator pencapaian hasil belajar merupakan dasar dalam menyusun rancangan media pembelajaran.

2. Fase Perancangan

Tujuan tahap ini adalah menyiapkan prototype media pembelajaran. Tahap ini terdiri dari empat langkah:

a. Memilih topik bahan pelajaran yang sesuai

Tahap ini peneliti meninjau kembali sub-subtopik yang ada dalam materi pencemaran lingkungan, kemudian menganalisis materi-materi manakah yang hendak disajikan yaitu materi yang sehubungan dengan pencemaran lingkungan.

b. Menetapkan Kriteria

(6)

40 Penetapan kriteria ini dimaksudkan untuk merancang isi dari media pembelajaran yang akan disajikan. Kriteria yang ditetapkan meliputi konten informasi yang sesuai dengan pengalaman belajar peserta didik, kualitas gambar, suara yang jelas dan mudah dipahami, serta pengorganisasian materi yang baik.

c. Desain Awal

Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah mendesain media pembelajaran dalam bentuk audio visual dengan format yang telah dipilih. Hasil tahap ini berupa rancangan awal media pembelajaran meliputi seluruh komponen media pembelajaran (prototipe) beserta instrument penelitian.

Fase ini produk yang dihasilkan adalah media pembelajaran berbasis audio visual.

Selanjutnya media tersebut akan melalui beberapa tahapan seperti berikut:

3. Validasi ahli

Tahap ini meminta pertimbangan secara teoritis ahli dan praktisi tentang kevalidan prototipe. Validator terdiri atas ahli bidang biologi khususnya pencemaran lingkungan atau ahli materi, ahli media, ahli bahasa dan praktisi lapangan yaitu guru mata pelajaran biologi. Para validator diminta untuk memvalidasi media pembelajaran yang telah dihasilkan pada tahap perancangan (prototipe). Saran dari validator digunakan sebagai pertimbangan dalam revisi media pembelajaran hasil pengembangan yang dihasilkan

Jenis Data yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini terdiri dari data kuantitatif. Data kuantitatif berupa skor penilaian setiap poin kriteria penilaian pada angket kualitas bahan ajar (modul) berbantuan aplikasi Microsoft Exel yang dinilai oleh ahli materi, ahli media, ahli bahasa dan siswa.

Instrumen Penelitian adalah angket dan lembar observasi guru yang dijabarkan sebagai berikut :

Tabel 1. kisi-kisi angket kepraktisan respon siswa

Aspek Indikator Nomor

soal Kemenarikan tampilan 1. Tampilan media pembelajaran berbasis audio visual

2. Warna pada media berbasis audio visual 3. Gambar yang digunakan pada media

4. Tulisan pada media pembelajaran dapat dibaca dengan jelas 5. Suara pada media

1,2,3,4,9

Kemudahan pengguna Kemudahan penggunaan media 10

Kemudahan bahasa

untuk dimengerti Penggunaan bahasa mudah dipahami 8

Kebergunaan untuk

proses pembelajaran Media pembelajaran audi visual dapat membantu

terlaksananya proses pembelajaran 5,6,7

Lembar observasi yang digunakan sebagai salah satu instrumen dalam penelitian ini berupa lembar observasi guru. Lembar ini diberikan kepada guru untuk mengetahui kepraktisan pembelajaran menggunakan media berbasis audio visual. Lembar Observasi ini bertujuan untuk mendapatkan data mengenai pendapat guru tentang proses pembelajaran menggunakan media berbasis audio visual.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut:

a. Data Uji Kevalidan. Lembar validasi media pembelajaran digunakan untuk memperoleh informasi tentang kualitas media pembelajaran berdasarkan penilaian para validator ahli.

Untuk item validasi media, ada beberapa aspek yang akan menjadi penilaian yaitu ketepatan

(7)

41 media sebagai medium pembelajaran pada peserta didik usia SMK yang memuat ketepatan penggunaan bahasa dan ketepatan desain media. Sedangkan untuk penilaian item validasi isi yaitu kesesuaian isi video dengan materi. Pengembangan media pembelajaran yang dibuat dikatakan valid jika hasil penilaian validator menunjukkan nilai keseluruhan aspek dan untuk semua aspek minimal berada pada kategori cukup valid.

b. Data Uji Kepraktisan. Data uji kepraktisan diperoleh dari instrumen penelitian berupa angket respon siswa dan lembar observasi guru. Data uji kepraktisan diperlukan untuk mengetahui apakah produk hasil penelitian dapat digunakan dengan mudah.

Teknik analisis data yang telah didapatkan dengan menggunakan instrumen-instrumen penelitian selanjutnya akan dianalisis. Analisis data dilakukan untuk menjelaskan atau menunjukkan pencapaian terhadap kriteria kevalidan dan kepraktisan terhadap produk yang dikembangkan yaitu media berbasis audio visual. Peneliti dalam analisis data dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Ukuran kejenuhan data ditandai dengan tidak diperolehnya lagi data atau informasi baru. Aktivitas dalam analisis meliputi reduksi data (data reduction), penyajian data (data display) serta Penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing/verification).

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

1. Studi pendahuluan

a. Analisis kebutuhan dilakukan dengan observasi dan wawancara di SMK Negeri 2 Kota Jambi. Observasi dan wawancara ini dilakukan untuk mengidentifikasi fasilitas dan permasalahan yang ada di SMK Negeri 2 Kota Jambi. SMK Negeri 2 Kota Jambi memiliki fasilitas berbasis teknologi informasi yang memadai. Setiap kelas di sekolah ini telah dilengkapi dengan LCD projector. Selain itu, sekolah juga memiliki fasilitas laboratorium komputer untuk masing-masing jurusan minimal satu laboratorium.

Laboratorium komputer ini biasanya digunakan untuk proses pembelajaran mata pelajaran yang memanfaatkan komputer seperti MYOB dan Spreadsheet.

b. analisis kurikulum, dilakukan kajian terhadap kompetensi minimal yang harus dicapai oleh siswa. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui Kompetensi Dasar yang dapat dimuat dalam Spreadsheet yang akan dikembangkan. Kompetensi Dasar yang dapat dimuat dalam Spreadsheet yang akan dikembangkan yaitu pada Kompetensi Dasar 3.1 Menjelaskan Teknik Membuat Aplikasi Jurnal Transaksi. Analisis kurikulum didasarkan pada Silabus Mata Pelajaran Spreadsheet dan dikaji sesuai dengan panduan kurikulum yang berlaku di sekolah yaitu K13 (Kurikulum 2013).

c. Tahap Develop (Pengembangan)

Perangkat yang telah dirancang di tahap desain mulai dikembangkan. Peneliti mulai membuat video dengan desain yang menarik yang di dalamnya mencakup materi dasar- dasar pencatatan dalam akuntansi. Pembuatan media pembelajaran berbasis audio visua ini dilakukan dengan menggunakan aplikasi microsoft office exel. Media pembelajaran berbasis audio visual yang telah dibuat dan dikembangkan akan dinilai oleh para ahli/

validator, kegiatan ini disebut validasi prototipe 1. Selanjutnya hasil validasi beserta saran-saran dari para validator dijadikan acuan dalam merevisi media pembelajaran berbasis audio visual yang dikembangkan. Hasil revisi dari prototipe 1 disebut prototipe

(8)

42 2 kemudian diujicobakan di lapangan terbatas kelompok kecil (terdiri dari 12 siswa-siswi SMKN2 Kota Jambi).

d. Tahap (Disseminate) penyebaran

Tahap penyebaran dilakukan untuk menguji efektivitas media pembelajaran berbasis audio visual pada kegiatan pembelajaran pada kelas X SMKN 2 Kota Jambi yang berjumlah 40 Siswa siswi. Pada penelitian ini, tahap penyebaran hanya dilakukan dalam bentuk memahami materi proses pencatatan akuntansi dengan menyajikannya melalui sebuah media pembelajaran berbasis audio visual agar peserta didik dapat memperoleh gambaran nyata dari sebab dan efek dari tahap-tahap pencatatan dalam akuntansi.

2. Analisis Tingkat Kevalidan

a. Validasi Ahli Materi (validator)

Validasi ahli materi dilakukan oleh 2 orang yaitu dosen Pendidikan Akuntansi Univeresitas Negeri Jambi yaitu Bapak Dr. Muhammad Ali,M.Pd dan guru akuntansi SMK Negeri 2 Kota Jambi. Dipilihnya dosen dari Pendidikan Akuntansi sebagai ahli materi karena memiliki kompetensi sesuai dengan pokok bahasan dalam media yang dikembangkan yaitu mata pelajaran spreadsheet pokok bahasan teknik membuat aplikasi jurnal transaksi.

Tabel 2. Hasil Validasi Ahli Materi

Aspek Penilaian

Jumlah Pernyataan

Skor yang diperoleh Dosen

Skor yang

diperoleh Guru Akuntansi

Rata-Rata

Aspek

Pembelajaran 20 62 73 67,5

Skor Ideal 80 80 80

Presentase 77,5% 91,25% 84,37 %

Kategori Sangat Layak Sangat Layak Sangat

Layak

b. Validasi Ahli Media

Validasi media dilakukan oleh Bapak Validasi media dilakukan untuk mengkaji dan menilai apakah media yang dikembangkan sudah layak untuk diuji cobakan. Validasi media dilakukan dengan mengisi angket. Angket untuk Ahli Media memiliki 25 item penilaian yang dikelompokkan menjadi 2 aspek yaitu aspek rekayasa perangkat media dan aspek komunikasi visual, untuk hasil rata-rata validasi Ahli Media adalah sebagai berikut.

Tabel 3. Hasil Validasi Ahli Media

No Aspek Penilaian

Jumlah Pernyataan

Skor yg diperoleh

Skor ideal

Kelayakan %

Kategori

1 Aspek Rekayasa

Media 9 31 36 86,10% Sangat

Layak 2 Aspek

Komunikasi

Visual 16 53 64 82,80% Sangat

Layak

TOTAL 25 84 100 84% Sangat

Layak

(9)

43 c. Materi dan Media Pembelajaran Berbasis Audio Visual

Hasil penilaian terhadap prototype 1 masih ada perbaikan yaitu gambar pada media pembelajaran berbasis audio visual perlu diperbesar agar gambar yang ditampilkan jelas, ukuran tulisan/huruf tidak seragam, warna tulisan masih kabur, suara dibeberapa bagian video tidak terdengar dengan jelas dan perlu penambahan audio penyusun video.

Sehingga video tersebut belum dapat dikatakan valid. Karena hasil uji validasi materi dan media yang pertama belum layak digunakan maka dilakukan uji validasi kedua.

d. Angket Respons Peserta Didik

Aspek yang diperhatikan dalam proses validasi angket respons peserta didik Kelas X Akuntansi SMKN 2 Kota Jambi yaitu aspek Kejelasan Visual dan Materi Video Pembelajaran, aspek Dampak terhadap Pengguna, aspek Kelayakan dan Kepraktisan.

Pembahasan

Hasil uji coba yang telah dilakukan selanjutnya digunakan untuk melihat sejauh mana media pembelajaran berbasis audio visual yang telah dikembangkan memenuhi kriteria valid dan praktis. Model pengembangan yang dipilih oleh peneliti yaitu model 4-C, dimulai dari tahap pendefinisian, perancangan, pengembangan dan penyebaran.

Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Audio Visual

Tahap pendefinisian dilakukan untuk mendapatkan gambaran kondisi awal peserta didik, guru dan media yang digunakan. Tahap desain adalah tahap dimana peneliti merancang media yang akan dikembangkan. Pada tahap desain ini peneliti merancang media pembelajaran berbasis audio visual. Peneliti membuat video dengan menyajikan materi pencemaran lingkungan. Tampilan desain media ini dibuat semenarik mungkin agar dapat menampakkan kesan nyata yang jelas. Video dibuat dengan menggunakan aplikasi microshof Exel. Tahap pengembangan berisi perangkat media pembelajaran berbasis audio visual (video, angket respons peserta didik dan lembar obervasi guru) yang telah selesai dibawa ke validator I dan II untuk diperiksa. Adapun masukan para validator untuk video sendiri yaitu gambar pada video perlu diperbesar agar tampak lebih jelas, ukuran dan jenis huruf harus konsisten, warna tulisan harus lebih jelas dan volume suara pada video harus lebih besar dan jelas. Tahap penyebaran yang merupakan tahapan penerapan media yang telah dikembangkan dan telah diuji coba pada skala yang lebih luas. Tahap penyebaran dilakukan untuk menguji efektivitas media pembelajaran berbasis audio visual pada kegiatan pembelajaran pada SLTA/sederajat lain.

Tahap penyebaran hanya dilakukan dalam bentuk sosialisai kepada guru mata pelajaran Akuntansi serta penyebaran pada media sosial.

Kevalidan Media Pembelajaran Berbasis Audio Visual

Berdasarkan hasil pengamatan dan uraian teori di atas, maka media pembelajaran berbasis audio visual yang dikembangkan memenuhi kategori valid, karena aspek-aspek dari media pembelajaran berbasis audio visual yang dikembangkan menunjukkan nilai rata-rata 3,65 yang berada pada kategori sangat valid, berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya.). Karena semua aspek penilaian berada pada kategori sangat valid maka media pembelajaran berbasis audio visual dapat digunakan pada pengembangan selanjutnya, yaitu uji coba lapangan pada pembelajaran di kelas, untuk kemudian diukur kepraktisannya. Namun demikian, berdasarkan catatan yang diberikan para validator pada setiap komponen yang

(10)

44 divalidasi, perlu dilakukan perbaikan-perbaikan kecil atau seperlunya sesuai dengan catatan yang diberikan.

Kepraktisan Media Pembelajaran Berbasis Audio Visual

Kepraktisan media pembelajaran berbasis audio visual yang telah dikembangkan diukur dengan menggunakan instrumen penelitian berupa angket respons peserta didik dan lembar observasi penulis. Data tingkat kepraktisan media pembelajaran berbasis audio visual yang telah dikembangkan. Berdasarkan hasil pengamatan, bagi penulis media pembelajaran berbasis audio visual yang dikembangkan memberi kemudahan bagi mereka dalam menyampaikan pelajaran, menarik dan praktis serta mudah digunakan. Hal ini karena media ini dapat memberikan gambaran nyata dari keadaan lingkungan yang tercemar sehingga baik guru maupun peserta didik tidak perlu menerka-nerka keadaan serta merupakan salah satu alternatif yang baik untuk menambah ketersediaan media pembelajaran, peserta didik dapat memahami pelajaran dengan baik, lebih semangat untuk mengikuti pembelajaran. Ketertarikan peserta didik terhadap media pembelajaran berbasis audio visual yang digunakan membuat mereka lebih aktif dalam belajar dan mulai meninggalkan kegiatan-kegiatan di luar pembelajaran.

KESIMPULAN

Berdasarkan nilai analisis data tentang pengujian media pembelajaran berbasis audio visual yang dikembangkan maka dapat disimpulkan bahwa: Tahap pengembangan dalam penelitian ini menggunakan model pengembangan 4C. Media pembelajaran berbasis audio visual telah memenuhi kriteria kevalidan dengan memperoleh skor rata-rata dari semua aspek penilaian validator yaitu 3,30 yang berada pada kategori sangat valid setelah dilakukan revisi sebanyak 2 kali, sehingga layak untuk digunakan berdasarkan penilaian para ahli. Media pembelajaran berbasis audio visual telah memenuhi kategori praktis karena lebih dari 80%

peserta didik memberikan respons positif. Lembar observasi penulis juga menunjukkan hasil yang positif

DAFTAR RUJUKAN

Andri Kristanto. 2007. Microsoft Excel 2007 Menguasai Secara Mudah dan Praktis.

Yogyakarta: Universitas Atma Jaya

Ayuningsih, Ulfa Rahmah. (2016). Program Paket Pengolah Angka (Spreadsheet). Surakarta:

CV. Mediatama.

Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto. 2011. Media Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia Daryanto, Aris Dwicahyo. Pengembangan Perangkat Pembelajaran (Silabus, Rpp, Phb,

Bahan Ajar). Yogyakarta: Gava Media, 2014.

Gambar

Tabel 1. kisi-kisi angket kepraktisan respon siswa
Tabel 3. Hasil Validasi Ahli Media

Referensi

Dokumen terkait

Hanya kira angka akhir apabila menyediakan jawapan dan salin semula semua pengiraan yang telah dicatatkan di soalan ke dalam jawapan (letak dalam kurungan sebelah setiap butiran yang

Pemanfaatan iradiasi gamma pada sayur selada keriting ( Lactuca sativa L. crispa ) dan buah mentimun Jepang ( Cucumis sativus L. kyuri ) dengan dosis 0,5 dan 1 kGy (laju iradiasi

Berdasarkan permasalahan dalam pembelajaran di sekolah dan adanya peran e-learning serta kemampuan belajar matematika dengan model pembelajaran Problem Based Learning

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa informasi akuntansi memberikan input yang paling penting ke dalam mekanisme corporate governance, informasi akuntansi secara implisit

20 Pertama, fakta bahwa orang muslim, setelah menetap lebih dari 40 tahun di eropa, secara umum dibolehkan mengamalkan agama mereka dengan damai, membangun masjid

nakan cahaya matahari ini membutuhkan waktu yang ingan yang lebih efisien dari segi energi dan waktu pe ingan dengan menggunakan zeolit sintetis. Pada prose

Hasil dari keseluruhan penelitian adalah terjadi interaksi antara perlakuan interval waktu pemberian pupuk kandang dengan dosis urea terhadap panjang tanaman,

Air dan sisa reaktan sebagai hasil atas RD, kemudian diembunkan oleh kondenser, selanjutnya masuk ke menara distilasi untuk memisahkan produk samping yaitu asam