• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI KEGIATAN MUHADHARAH DALAM MEMBENTUK KEPERCAYAAN DIRI SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 KAMPAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "IMPLEMENTASI KEGIATAN MUHADHARAH DALAM MEMBENTUK KEPERCAYAAN DIRI SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 KAMPAR"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI KEGIATAN MUHADHARAH DALAM MEMBENTUK KEPERCAYAAN DIRI SISWA

DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 KAMPAR

OLEH

PUTRI ASHARANIKA NIM. 11810122693

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU

1444 H/2023 M

(2)

DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 KAMPAR

Skripsi

diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

PUTRI ASHARANIKA NIM. 11810122693

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU

1444 H/2023 M

(3)

i

PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul Implementasi Kegiatan Muhadharah dalam Membentuk Kepercayaan Diri Siswa di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kampar, yang ditulis oleh Putri Asharanika NIM. 11810122693 dapat diterima dan disetujui untuk diujikan dalam sidang munaqasah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Pekanbaru, 20 Jumadil Awal 1444 H 15 Desember 2022 M

Menyetujui,

Ketua Jurusan

Pendidikan Agama Islam

Dr. Idris. M.Ed

NIP.19760504 200501 1 005

Pembimbing

Dr. Muhammad Fitriyadi. M.A NIP.19671008 199402 1 001

(4)

ii

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul Implementasi Kegiatan Muhadharah dalam Membentuk Kepercayaan Diri Siswa di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kampar, yang ditulis oleh Putri Asharanika NIM. 11810122693 telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau pada tanggal 16 Jumadil Akhir 1444 H/ 09 Januari 2023 M.

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) pada jurusan Pendidikan Agama Islam, konsentrasi Fiqih.

Pekanbaru, 16 Jumadil Akhir 1444 H.

09 Januari 2023 M.

Mengesahkan sidang munaqasyah

Penguji I Penguji II

Dr. Amri Darwis, M.Ag Dr. Devi Arisanti, M.Ag

Penguji III Penguji IV

Dr. Gusma Afriani, M.Ag Dr. Zuhri, M.Ag

Dekan

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Dr. H. Kadar M.Ag NIP. 196505211994021001

(5)

iii

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Putri Asharanika

NIM : 11810122693

Tempat/Tgl. Lahir : Bangkinang/04 Juni 2000 Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan Prodi : Pendidikan Agama Islam

Judul Skripsi : Implementasi Kegiatan Muhadharah dalam Membentuk Kepercayaan Diri Siswa di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kampar

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa:

1. Penulisan Skripsi dengan judul sebagaimana tersebut di atas adalah hasil pemikiran dan penelitian saya sendiri.

2. Semua kutipan pada karya tulis saya ini sudah disebutkan sumbernya.

3. Oleh karena itu Skripsi saya ini, saya nyatakan bebas dari plagiat.

4. Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam penulisan Skripsi saya tersebut, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan perundang-undangan.

Demikianlah Surat Pernyataan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari pihak manapun juga.

Pekanbaru, 15 Desember 2022 Yang membuat pernyataan

Putri Asharanika NIM.11810122693

(6)

iv

PENGHARGAAN

ميحرلا نمحرلا الله مسب

Alhamdulillahirabbil „alamin, puji dan syukur atas kehadirat Allah Swt.

yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam penulis kirimkan kepada Nabi Muhammad saw. yang telah menuntun umatnya menuju jalan kebenaran dan semoga kita mendapat syafaatnya di akhirat kelak. Atas ridha Allah Swt., penulisan skripsi dengan judul “Implementasi Kegiatan Muhadharah dalam Membentuk Kepercayaan Diri Siswa di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kampar”

dapat penulis selesaikan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua tercinta yaitu ayahanda Abd. Halim dan Ibunda Asni yang tidak pernah berhenti mendoakan segala urusan penulis termasuk dalam proses penyelesaian skripsi ini agar senantiasa lancar dan mudah. Selain itu, pada kesempatan ini penulis juga ingin menyatakan dengan penuh hormat ucapan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Hairunas, M. Ag., Rektor Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Prof. Dr. Hj. Helmiati, M. Ag., Wakil Rektor I, Dr. H. Mas’ud Zein, M. Pd., Wakil Rektor II, dan Prof Edi Erwan, S. Pt,. M. Sc, Ph. D., Wakil Rektor III Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, yang telah memfasilitasi penulis dalam proses perkuliahan di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

2. Dr. H. Kadar M. Ag., Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Dr. H.

Zarkasih M. Ag., Wakil Dekan I, Dr. Zubaidah Amir, MZ., M. Pd.,Wakil Dekan II, dan Dr. Amirah Diniaty, M. Pd., Kons., Wakil Dekan III Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, yang telah memfasilitasi penulis dalam proses perkuliahan di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

(7)

v

3. Dr. Idris, M. Ed., ketua jurusan Pendidikan Agama Islam dan Dr. Nasrul HS, M. A., sekretaris jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Dra. Afrida, M. Ag., ketua jurusan Pendidikan Agama Islam periode 2018- 2021 dan H. Adam Malik Indra Lc, M.A., sekretaris jurusan Pendidikan Agama Islam periode 2018-2021 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Dr. Muhammad Fitriyadi M. Ag, pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaga dengan memberikan pengarahan dan kemudahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Sekaligus sebagai penasehat Akademik (PA) yang selalu membimbing dan membantu penulis dalam proses perkuliahan serta memberikan dukungan serta motivasi agar penulis menyelesaikan perkuliahan dengan baik dan cepat.

6. Seluruh dosen jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang telah membekali ilmu.

7. Kepala Tata Usaha, Kasubag, dan seluruh Staf di lingkungan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Kepala perpustakaan dan seluruh pegawai perpustakaan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang telah membantu penulis dalam mengumpulkan literatur yang penulis lakukan.

9. Kepala Madrasah Aliyah Negeri 2 Kampar, beserta majelis guru dan karyawan yang telah memberikan izin dan dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan penelitian ini.

10. Seluruh pihak yang terlibat yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis berharap semoga segala bantuan dan bimbingan yang diberikan kepada penulis akan mendapatkan balasan pahala yang berlipat ganda dan

(8)

vi

menjadi amal jariah disisi Allah Swt. Akhirnya kepada Allah Swt. jualah kita berserah diri dan mohon ampunan serta pertolongan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak. Aamin ya rabbal‟alamin.

Pekanbaru, 15 Desember 2022 Penulis,

Putri Asharanika NIM.11810122693

(9)

vii

PERSEMBAHAN

َهْيِىِم ْؤُّم ْمُتْىُك ْنِا َن ْىَلْعَ ْلَا ُمُتْوَاَو اْىُوَزْحَت َلََو اْىُىِهَت َلََو

“Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang beriman”.

(Q.S. Ali-Imran:139) Alhamdulillahhirobbil’alamin…

Puji dan syukur atas segala yang telah Allah berikan hingga saat ini. Atas limpahan rahmat dan kasih sayang Allah, aku masih bisa terus berjuang dan melangkah hingga menghantarkanku pada titik sebenar benarnya perjuangan ini.

Shalawat beserta salam teruntuk manusia mulia yang Allah utus kepada seluruh alam, tauladan umat manusia, yang perjuangan nya begitu besar terhadap islam, Nabi Muhammad Sholallahu „Alaihi Wa Salam.

Teruntuk pahlawan hidup yang Allah berikan untukku, Ibu dan Ayah tercinta. Terimakasih untuk segala doa dan perjuangan yang telah diberikan selama ini. Yang tak mungkin dapat ku balas dengan apapun juga. Hanya doa yang bisa kupanjatkan dan sebuah karya tulis kecil ini aku persembahkan untuk perjuangan yang telah ayah ibu lakukan untukku.

Terimakasih kepada adik-adikku, Rahmat Ramdani dan Aulia Zhafirah.

Untuk tawa riang dan doa yang selalu menemani perjalananku ini. Semoga perjalanan dan perjuangan yang kakak lalui ini, bisa menjadi contoh teladan yang baik bagi kalian dimasa depan.

Terimakasih kepada sahabat-sahabatku, Wilda Mahera, Mega Alfina Sanah, Sabrena Sukma, Hartika, Nurul Safika dan Merlis. Teruntuk teman-teman Fiqih A, kelompok KKN, kelompok PPL, keluarga di kos Paradise serta orang orang baik yang tidak bisa di sebutkan satu persatu selama berada pada tahap ini yang selalu memberikan semangat serta motivasinya. Semoga persaudaraan ini senantiasa terjalin hingga ke Jannah-Nya. Semoga sebuah karya kecil ini dapat menjadi salah satu jalan untukku meniti masa depan yang lebih baik lagi.

Aamiin…

Teruntuk jiwa yang dipaksa bisa agar terbiasa, yang mudah lelah namun tidak untuk menyerah. Terimakasih sudah bertahan melewati perjalanan hingga sampai pada titik sebenar-benarnya perjuangan ini. Yakinlah Allah takkan menyia-nyiakan usaha dan doa hambanya. Jangan pernah merasa sendiri.

Karena sesungguhnya Allah selalu ada bersama hambanya yang beriman dan bertaqwa kepadanya.

(10)

viii ABSTRAK

Putri Asharanika, (2022): Implementasi Kegiatan Muhadharah dalam Membentuk Kepercayaan Diri Siswa di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kampar

Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya gejala yang menunjukkan kurangnya kepercayaan diri siswa dalam pelaksanaan kegiatan muhadharah di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kampar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi kegiatan muhadharah dalam membentuk kepercayaan diri siswa di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kampar serta faktor pendukung dan penghambatnya.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Informan utama dalam penelitian ini adalah siswa dan informan pendukungnya adalah guru pembina kegiatan muhadharah. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dengan persentase. Berdasarkan hasil yang diperoleh bahwa implementasi kegiatan muhadharah dalam membentuk kepercayaan diri siswa di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kampar tergolong dalam kategori “Cukup Baik”

dengan persentase sebesar 49%. Jumlah aspek yang terpenuhi lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah aspek yang tidak terpenuhi. Adapun faktor pendukungnya adalah sikap percaya diri siswa, pengalaman tampil siswa dan motivasi dari guru pembina. Sedangkan faktor penghambatnya adalah kurangnya sikap tanggung jawab siswa dan tidak adanya reward bagi siswa yang mengikuti muhadharah.

Kata Kunci : Implementasi, Muhadharah, Kepercayaan Diri

(11)

ix ABSTRACT

Putri Asharanika, (2022): The Implementation of Muhadharah Activity in Building Student Self-Confidence at State Islamic Senior High School 2 Kampar

This research was instigated by the symptoms showing the lack of student self- confidence in the implementation of Muhadharah activity at State Islamic Senior High School 2 Kampar. This research aimed at finding out how the implementation of Muhadharah activity in building student self-confidence at State Islamic Senior High School 2 Kampar was, and what the supporting and obstructing factors were. It was a qualitative descriptive research. The main informants were students, and the supporting informants were builder teachers of Muhadharah activity. Observation, interview, and documentation were the techniques of collecting data. The technique of analyzing data was quantitative descriptive analysis with percentage. Based on the findings, the implementation of Muhadharah activity in building student self-confidence at State Islamic Senior High School 2 Kampar was on good enough category with the percentage 49%.

The number of aspects fulfilled was less than the aspects that were not fulfilled.

The supporting factors were the student self-confidence, the experience of student performances, and the motivation of the builder teachers. While the obstructing factors were the lack of student responsibility and the absence of rewards for students participating in Muhadharah.

Keywords: Implementation, Muhadharah, Self-Confidence

(12)

x

صخلم

يرتوب ع ( ،اكينارش 2222

:) ةطشنأ ذيفنت ةرضاحملا

ةسردملا يف مهسفنأب ذيملاتلا ةقث ليكشت يف

ةيموكحلا ةيملاسلإا ةيوناثلا 2

ربمك

ةيفلخ ةرضالمحا ةطشنأب مايقلا في مهسفنأب ذيملاتلا ةقث مدع لىإ يرشت ضارعأ ثحبلا اذه ب

ةسردلما ةيوناثلا

ةيموكلحا ةيملاسلإا 2

.برمك ي ذيملاتلا ةقث ليكشت في ةرضالمحا ةطشنأ ذيفنت ةيفيك ةفرعم لىإ ثحبلا اذه فده

ةسردلما في مهسفنأب ةيموكلحا ةيملاسلإا ةيوناثلا

2 ةطبثلماو ةمعادلا اهلماوعو برمك .

وه مدختسلما ثحبلا عون

يفصو يعون ثبح ذيملاتلا نم ثحبلا اذه في نويسيئرلا نوبرخلما .

، برخلماو و معادلا ن نو م نيذلا ينملعلما ن

لباقلماو ةظحلالما للاخ نم تانايبلا عجم تاينقت .ةرضالمحا ةطشنأ ىلع اوفرشأ ة

ليلتح ةينقت مدختست .قيثوتلاو

لحتلا تانايبلا لا لي

ةطشنأ ذيفنت نإف ،اهيلع لوصلحا تم تيلا جئاتنلا ىلع ًءانب .ةيوئلما بسنلاب يفصولا يمك

في ةرضالمحا ليكشت

نأب ذيملاتلا ةقث ةسردلما في مهسف

ةيموكلحا ةيملاسلإا ةيوناثلا 2

" ةئف لىإ يمتني برمك ةلوبقم

"

ةبسنب 94 ةقث يه ةمعادلا لماوعلا .اهقيقتح متي لم تيلا بناولجا ددع نم لقأ اهقيقتح تم تيلا بناولجا ددع .٪

مهسفنأب ذيملاتلا

، و ةبرتج ذيملاتلا ءادأ

، فرشلما زيفتحو ين

بثلما لماوعلا نأ ينح في . مدع يه ةط

لوؤسلما فقولما

ذيملاتلا ىدل تآفاكلما بايغو

ذيملاتلل .ةرضالمحا في ينكراشلما

تاملكلا ةيساسلأا

حملا ،ذيفنتلا : ةرضا

ةقثلا ،

سفنلاب

(13)

xi DAFTAR ISI

PERSETUJUAN ... i

PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

PENGHARGAAN ... iv

PERSEMBAHAN ... vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Penegasan Istilah ... 6

C. Permasalahan ... 7

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN TEORI ... 10

A. Prinsip Dasar PAI Tentang Percaya Diri... 10

B. Konsep Teoretis ... 11

C. Penelitian yang Relevan ... 44

D. Konsep Operasional ... 43

BAB III METODE PENELITIAN ... 44

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 44

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 44

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 44

D. Informan Penelitian ... 45

E. Teknik Pengumpulan Data ... 45

F. Teknik Analisis Data ... 46

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 48

A. Temuan Umum ... 48

B. Temuan Khusus ... 65

C. Pembahasan ... 79

BAB V PENUTUP ... 95

A. Kesimpulan ... 95

B. Saran ... 95 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT PENULIS

(14)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel IV.1 Daftar Kegiatan Esktrakurikuler dan Pengembangan diri di

MAN 2 Kampar ... 53

Tabel IV.2 Data Guru Berdasarkan Identitas dan Mata pelajaran yang Diampu ... 56

Tabel IV.3 Data Pegawai Berdasarkan Identitas dan Tugas ... 59

Tabel IV.4 Daftar Nama Tenaga Laboran di MAN 2 Kampar ... 60

Tabel IV.5 Daftar Rekapitulasi Jumlah Siswa MAN 2 Kampar TA. 2022/2023 ... 61

Tabel IV.6 Lembar Observasi ke-1 ... 66

Tabel IV.7 Lembar Observasi ke-2 ... 68

Tabel IV.8 Lembar Observasi ke-3 ... 70

Tabel IV.9 Lembar Observasi ke-4 ... 72

Tabel IV.10 Rekapitulasi Hasil Observasi ... 74

(15)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Observasi Lampiran 2 Pedoman Wawancara Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian

Lampiran 4 Surat Izin Riset Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Lampiran 5 Surat Pra riset MAN 2 Kampar

Lampiran 6 Surat Riset Kesbangpol Kab. Kampar

Lampiran 7 Surat Riset Up. Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Provinsi Lampiran 8 Surat Keterangan Bimbingan

Lampiran 9 Surat Keterangan Bimbingan (Perpanjangan) Lampiran 10 Kegiatan bimbingan proposal

Lampiran 11 Pengesahan Perbaikan Seminar Proposal Lampiran 12 Kegiatan Bimbingan Skripsi

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan wadah dalam mengembangkan potensi dan karakter peserta didik. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS pasal 3 disebutkan tentang tujuan pendidikan nasional bahwa tujuan pendidikan adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1 Dengan demikian, melalui pendidikan manusia dapat memaksimalkan potensi yang dimilikinya serta membentuk kepribadian yang sempurna.

Pengembangan potensi dan karakter peserta didik menjadi hal yang penting dalam pelaksanaan pendidikan. Melalui pendidikan, peserta didik diharapkan dapat memiliki karakter pribadi yang baik dan potensi kreativitas yang unggul. Setiap peserta didik memiliki karakter dan potensi yang berbeda-beda. Agar dapat membentuk karakter dan mengembangkan potensi kreativitas peserta didik, diperlukan lingkungan yang sesuai dan tepat.

Menurut Utami Munandar sekolah merupakan aspek yang sangat startegis dalam mengembangkan kreativitas anak.2 Sebagai lembaga yang strategis

1Ramayulis, Dasar-Dasar Kependidikan, Jakarta: Kalam Mulia, 2015, h. 129.

2Rahmat Aziz, Psikologi Pendidikan: Model Pengembangan Kreativitas dalam Praktik Pembelajaran, Malang: UIN Maliki Press, 2014, h. 2.

(17)

2

menjadi tugas bagi sekolah atau pendidik untuk dapat menciptakan lingkungan, program kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan peserta didiknya.

Salah satu karakter penting yang harus dimiliki oleh setiap peserta didik adalah sikap percaya diri. Menurut Maslow, percaya diri merupakan modal dasar untuk pengembangan aktualitas diri. Dengan sikap percaya diri, seseorang akan mampu mengenali dan memahami dirinya sendiri.3 Peserta didik yang memiliki rasa kepercayaan diri, akan mampu mengaktualisasikan dan mengembangkan potensi serta kemampuan yang dimilikinya sehingga dapat mencapai keberhasilan dalam hidupnya.4 Kurangnya rasa percaya diri dapat menyebabkan ketidak nyamanan emosional seseorang. Bahkan, sebagian orang dengan tingkat kepercayaan diri yang rendah dapat menyebabkan orang tersebut mengalami depresi, merasa rendah diri, bahkan sampai frustasi. Peserta didik dengan kepercayaan diri yang rendah akan mengalami kesulitan dalam mengenali dan mengembangkan potensi serta kreativitasnya.

Dalam konsep Islam, percaya diri sangat erat kaitannya dengan keimanan. Semakin tinggi keimanan seseorang, maka semakin tinggi pula tingkat percaya dirinya. Artinya, kepercayaan diri akan muncul apabila seseorang itu menyandarkan dirinya kepada Allah SWT. Sebagai seorang muslim tentunya kita harus menanamkan karakter percaya diri dalam diri kita.

Agar apapun yang Allah takdirkan dalam perjalanan hidup kita dapat membuat kita selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT.

3Kartono dan Kartini, Psikologi Anak, Jakarta: Alumni, 2000, h. 202.

4Moh. Hifni Mubarok, Skripsi Hubungan Kepercayaan Diri dengan Kreativitas pada Siswa Kelas VIII SMPN 10 Malang, Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, 2016, h. 73.

(18)

Kepercayaan diri merupakan sikap yakin terhadap kemampuan diri sendiri dalam pemenuhan tercapainya setiap keinginan dan harapan serta dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.5 Artinya, seseorang yang memiliki kepercayaan diri akan mampu mengenali potensinya serta tidak mudah berputus asa dalam menjalani kehidupannya. Selain itu, sikap percaya diri akan membuat seseorang tersebut mudah untuk berkomunikasi dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. Terutama bagi siswa remaja yang berada dalam tahap krisis identitas. Dalam proses pembentukan identitas dan konsep diri tentunya memerlukan perkembangan fungsi intelektual dan emosionalnya.6

Melihat pentingnya kepercayaan diri bagi setiap individu, maka diperlukan suatu langkah yang tepat dalam proses pengembangan dan pembinaan karakter peserta didik. Menurut Syarbini, pendidikan bukan hanya sekedar menumbuhkan dan mengembangkan keseluruhan aspek kemanusiaan tanpa diikat oleh nilai-nilai karakter, tetapi nilai itu merupakan pengikat dan pengarah proses pertumbuhan dan perkembangan tersebut. Hal ini menjadi tanggung jawab lembaga pendidikan, terutama sekolah atau madrasah untuk memberikan pengetahuan, keterampilan dan mengembangkannya melalui pendidikan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler.7 Muhadharah merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang ditujukan untuk membantu perkembangan

5Das Salirawati, Percaya Diri, Keingintahuan dan Berjiwa Wirausaha: Tiga Karakter Penting Bagi Peserta Didik, Jurnal Pendidikan Karakter, No. 2, Juni 2012, h. 218.

6 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2011, h. 143.

7Noor Yanti, Rabiatul Adawiah dan Harpani Matnuh, Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler dalam Rangka Pengembangan Nilai-Nilai Karakter Siswa di SMA Kopri Banjarmasin, Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, Vol. 6, No. 11, 2016, h. 963.

(19)

4

peserta didik, sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat mereka yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik atau lembaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah.

Dalam kegiatan Muhadharah, siswa dilatih untuk bisa tampil berceramah atau berpidato menyampaikan pesan-pesan dakwah dihadapan publik, dengan berbagai tema dan kreativitas masing-masing siswa.8 Agar dapat menyampaikan ceramah atau pidato dihadapan orang banyak, sikap percaya diri menjadi modal dasar yang harus dimiliki. Melalui kegiatan muhadharah, siswa dituntut untuk melakukan ceramah atau berpidato agar terbiasa berbicara dengan penuh percaya diri dihadapan orang banyak.

Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Safi’i dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Pelaksanaan Kegitan Muhadharah Terhadap Self Confidence Siswa Di Madrasah Tsanawiyah Al-Muttaqin Pekanbaru” didapati hasil bahwa ada pengaruh yang signifikan pelaksanaan muhadharah terhadap self confidence siswa dengan kontribusi sebesar 24,70%.

Artinya, pelaksanaan kegiatan muhadharah dapat berpengaruh dalam pembentukan kepercayaan diri siswa.

Salah satu sekolah atau madrasah yang melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler muhadharah adalah Madrasah Aliyah Negeri 2 Kampar.

Pelaksanaan kegiatan muhadharah di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kampar dilakukan pada hari senin sampai dengan kamis setelah sholat dzuhur di mushollah. Dalam pelaksanaannya, ada siswa yang bertugas menjadi MC dan

8Aulia Zahara, Skripsi Pelaksanaan Kegiatan Muhadharah Sebagai Upaya Meningkatkan Percaya Diri Santri di Pondok Pesantren al-Qur‟an Harsallakum Kota Bengkulu, Bengkulu:

Institut Agama Islam Negeri Bengkulu, 2020, h. 4.

(20)

ada yang bertugas menyampaikan ceramah atau pidato. Setiap siswa mendapatkan giliran untuk tampil berpidato tanpa terkeuali dan yang menjadi MC adalah salah satu siswa anggota OSIM dari seksi dakwah.

Berdasarkan hasil pengamatan awal, penulis menemukan gejala yang menunjukkan kurangnya percaya diri siswa dalam pelaksanaan kegiatan muhadharah, yaitu berupa:

1. Masih adanya siswa yang takut tampil berpidato di hadapan publik bahkan ada yang mencari-cari alasan agar tidak tampil, terdapat 30% siswa.

2. Masih adanya siswa yang tidak menguasai materi pidato dengan baik, terdapat 50% siswa.

3. Masih adanya siswa yang grogi saat tampil di depan umum, terdapat 75%

siswa.

4. Masih adanya siswa yang terpaku menggunakan teks saat berpidato, terdapat 30% siswa

5. Masih adanya siswa yang belum menyadari tanggung jawabnya sebagai pelaksana kegiatan muhadharah, terdapat 50% siswa.

Berdasarkan gejala-gejala yang sudah dipaparkan mengenai kurangnya rasa percaya diri siswa dalam pelaksanaan kegiatan muhadharah, peneliti tertarik untuk mengkaji lebih lanjut tentang bagaimana implementasi kegiatan muhadharah dalam membentuk kepercayaan diri siswa di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kampar. Untuk itu, penulis mengajukan judul penelitian

“Implementasi Kegiatan Muhadharah dalam Membentuk Kepercayaan Diri Siswa di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kampar”.

(21)

6

B. Penegasan Istilah

1. Implementasi Kegiatan

Implementasi dalam kamus bahasa Indonesia berarti pelaksanaan, penerapan. Menurut Nurdin Usman, implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan atau adanya mekanisme suatu sistem.

Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan memiliki tujuan.9 Adapun implementasi kegiatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah rangkaian kegiatan muhadharah yang sudah terencana dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan tertentu.

2. Muhadharah

Menurut H.S.M Nasaruddin Latif, muhadharah adalah ceramah keagamaan atau tabligh atau khutbah yang pada hakikatnya merupakan suatu bentuk hubungan komunikasi yang berupa penyampaian- penyampaian ajaran Islam yang diselenggarakan dalam suatu mesjid, surau, gedung pertemuan ataupun tempat-tempat lainnya.10 Muhadharah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan ceramah atau berpidato yang dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kampar.

3. Kepercayaan Diri Siswa

Menurut Lauster kepercayaan diri berarti suatu sikap atau perasaan yakin atas kemampuan diri sendiri sehingga orang yang bersangkutan tidak merasa cemas dalam tindakan-tindakannya, merasa bebas melakukan

9Nurdin Usman, Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum, Jakarta: Grasindo, 2002, h. 70.

10Rini Rasmayanti, Skripsi Pengaruh Pelatihan Muhadharah Terhadap Kemampuan Berpidato Santri Pondok Pesantren Nurul Achmad Kecamatan Mauk Kabupaten Tangerang, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2013, h. 19.

(22)

hal-hal sesuai keinginan dan tanggung jawab atas perbuatannya, hangat dan sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, memiliki dorongan prestasi serta dapat mengenal kelebihan dan kekurangan diri sendiri.11 Siswa merupakan subjek yang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar.

Adapun kepercayaan diri siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kepercayaan diri siswa ketika tampil berpidato atau berceramah dalam kegiatan muhadharah di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kampar.

C. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

a. Bagaimanakah Implementasi kegiatan muhadharah dalam membentuk kepercayaan diri siswa di madrasah Aliyah Negeri 2 Kampar?

b. Apa saja faktor pendukung dan penghambat implementasi kegiatan muhadharah dalam membentuk kepercayaan diri siswa di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kampar?

c. Bagaimanakah hasil dari pembentukan kepercayaan diri siswa di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kampar?

d. Apa saja upaya yang dilakukan guru pembina muhadharah dalam proses pembentukan kepercayaan diri siswa pada kegiatan muhadharah?

11Moh. Hifni Mubarok, op. cit., h. 17.

(23)

8

2. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah disebutkan, penulis membatasi masalah penelitian ini pada:

a. Implementasi Kegiatan Muhadharah dalam Membentuk Kepercayaan Diri Siswa di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kampar.

b. Faktor pendukung dan penghambat implementasi kegiatan muhadharah dalam membentuk kepercayaan diri siswa di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kampar.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah disebutkan, penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut:

a. Bagaimanakah implementasi kegiatan muhadharah dalam membentuk kepercayaan diri siswa di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kampar?

b. Apa saja faktor pendukung dan penghambat implementasi kegiatan muhadharah dalam membentuk kepercayaan diri siswa di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kampar?

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui implementasi kegiatan muhadharah dalam membentuk kepercayaan diri siswa di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kampar.

(24)

b. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat implementasi kegiatan muhadharah dalam membentuk kepercayaan diri siswa di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kampar.

2. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Secara Teori

1) Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan keilmuan dalam pendidikan mengenai kegiatan muhadharah.

2) Dapat menjadi sumbangsih dalam pengembangan ilmu pengetahuan tentang pembentukan kepercayaan diri siswa melalui kegiatan muhadharah.

3) Dapat dijadikan sebagai bahan rujukan untuk penelitian lanjutan.

b. Kegunaan Secara Praktis

1) Bagi penulis, penelitian ini dibuat untuk memenuhi tugas akhir perkuliahan pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultan Syarif Kasim Riau.

2) Bagi para guru, dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengembangkan kegiatan muhadharah untuk membentuk kepercayaan diri siswa.

3) Bagi madrasah, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, terutama dalam kegiatan muhadharah.

4)

Bagi siswa, dapat digunakan sebagai motivasi diri untuk lebih aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler serta dapat mengambil nilai-nilai karakter yang terdapat didalamnya.

(25)

10 BAB II KAJIAN TEORI

A. Prinsip Dasar PAI Tentang Percaya Diri

Agama Islam sangat menganjurkan umatnya untuk memiliki sikap percaya diri. Sebagai makhluk yang memiliki derajat yang paling tinggi karena dibekali akal pikiran, seharusnya kita percaya dengan kemampuan yang kita miliki. Adapun prinsip dasar tentang percaya diri dalam islam dapat dilihat pada firman Allah berikut:

1. Q.S. Ali-Imran/3:139

َهْيِىِمْؤُّم ْمُتْىُك ْنِا َنْىَلْعَ ْلَا ُمُتْوَاَو اْىُوَزْحَت َلََو اْىُىِهَت َلََو

Artinya: “Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang beriman”. (Q.S. Ali-Imran/3:139).12

Ayat diatas menganjurkan kita untuk memiliki sikap percaya akan kemampuan diri sendiri dalam artian tidak mudah berputus asa dalam melakukan atau menghadapi sesuatu. Karena Allah SWT sendiri telah menyampaikannya di dalam al-Qur’an bahwa manusia adalah makhluk yang paling tinggi derajatnya, dengan dibekali akal pikiran dan berbagai potensi diri yang dapat diasah dan dikembangkan. Sikap percaya diri menjadikan kita yakin akan kemampuan diri sendiri, berani bertindak dan memiliki sikap tanggung jawab, memiliki dorongan prestasi serta dapat mengenal kelebihan dan kekurangan diri sendiri.

12Pustaka Al-Fatih, Al-Quran QS Ali-Imran/3:139.

(26)

2. Q.S. Al-Fussilat/41:30

َّنِإ َهيِذَّل ٱ بَىُّبَر ۟اىُلبَق َُّللّ ٱ

َّمُث ۟اىُمََٰقَتْس ٱ ُمِهْيَلَع ُلَّزَىَتَت ُةَكِئ َََٰٰٓلَمْل ٱ

۟اوُز ِشْبَأَو ۟اىُوَزْحَت َلََو ۟اىُفبَخَت َّلََأ

ِبٱ ِةَّىَجْل ىِتَّل ٱ َنوُدَعىُت ْمُتىُك

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan:

"Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu"(Q.S Al-Fussilat/41:30).13

Ayat di atas menegaskan tentang pentingnya sikap percaya diri bagi setiap muslim. Percaya diri sangat berkaitan dengan sikap ataupun sifat seorang mukmin yang selalu memiliki nilai positif pada dirinya. Seseorang yang memiliki nilai positif pada dirinya, tentunya akan memberikan keyakinan yang sangat kuat ketika melaksanakan ibadah sesuai dengan anjuran agama Islam.

B. Konsep Teoretis 1. Muhadharah

a. Pengertian Muhadharah

Muhadharah berasal dari bahasa Arab yaitu al-muhadharatu yang berarti ceramah, pidato.14 Ceramah atau pidato merupakan penyampaian gagasan, pikiran, atau informasi kepada orang lain secara lisan dengan metode atau teknik tertentu.15 Dalam kegiatan muhadharah siswa melakukan aktivitas berceramah atau berpidato dengan berbagai tema dan kreativitas masing-masing.

13 Ibid. Q.S. Al-Fussilat/41:30.

14Ahmad Warson Al-Munawir, loc. cit.

15Elvi Susanti, Keterampilan Berbicara, Depok: Rajawali Pers, 2020, h. 47.

(27)

12

Menurut Hadi Rumpoko muhadharah diartikan sebagai pidato, yakni pengungkapan pemikiran dalam bentuk kata-kata yang ditunjukkan kepada orang banyak atau wacana yang disiapkan untuk diucapkan dihadapan publik, dengan maksud agar pendengar dari pidato tadi dapat mengetahui, memahami, menerima serta diharapkan bersedia melaksanakan segala sesuatu yang telah disampaikan kepada mereka.16

Muhadharah merupakan kegiatan ekstrakurikuler bidang keagamaan yang menjadi salah satu program kegiatan pengembangan diri untuk melatih dan memperluas keterampilan berbicara peserta didik untuk tampil di hadapan publik. Dalam kegiatan muhadharah, siswa dilatih untuk tampil menyampaikan pesan-pesan dakwah dan hasil olah pikirnya dengan penuh percaya diri.

Pada kegiatan muhadharah pembicara atau pemateri menyampaikan gagasan, pemikiran dan informasi sesuai dengan tema pidato yang akan disampaikan. Agar pelaksanaan kegiatan muhadharah dapat berjalan secara efektif, diperlukan persiapan yang matang dari segi penguasaan konsep materi, penggunaan teknik dalam berpidato, serta kesiapan diri dan mental pemateri atau pembicara, untuk tampil di dalam kegiatan muhadharah.

Dengan demikian, muhadharah dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan untuk melatih kemampuan berbicara dalam

16Hadi Rumpoko, Panduan Pidato Luar Biasa, Yogyakarta: Megabooks, 2012, h. 12.

(28)

menyampaikan informasi, gagasan dan pemikiran secara lisan di hadapan khalayak ramai dengan penuh percaya diri untuk mencapai tujuan tertentu.

b. Tujuan Muhadharah

Muhadharah merupakan salah satu bentuk kegiatan ekstrakurikuler bidang keagamaan yang bisa menjadi wadah dalam pembentukan karakter dan pengembangan diri bagi para peserta didik.

Sebagaimana landasan yang menjadi tujuan dalam kegiatan muhadharah, yaitu sebagai berikut:

1) Meningkatkan rasa percaya diri siswa ketika berbicara di depan publik.

2) Mengembangkan dan menyalurkan bakat dan minat siswa.

3) Menumbuhkan sikap tanggung jawab dan kemandirian dalam menjalankan tugas.

4) Memperkaya dan memperluas pengetahuan.

5) Melatih kelancaran berbicara.

6) Menanamkan generasi yang semangat dalam berdakwah untuk menyampaikan risalah yang dibawa Nabi Muhammad SAW. 17

Dengan demikian, maka poin pertama dan kelima pada tujuan kegiatan muhadharah diatas, relevan dengan judul penelitian yang akan peneliti lakukan. Yaitu, tentang bagaimana pelaksanaan kegiatan muhadharah dalam membentuk kepercayaan diri siswa. Dan dalam

17Moh. Mansur Fauzi dan Alwiyah Dja’far, Implementasi Kegiatan Muhadharah dalam Meningkatkan Kepribadian Siswa di Pondok Pesantren Putri Babul Khairat Kertosari Pasuruan, Jurnal Studi Islam, Vol. 14, No. 2, 2019, h. 126-127.

(29)

14

penelitian ini, peneliti juga ingin meneliti tentang faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan kegiatan muhadharah dalam membentuk kepercayaan diri siswa. Hal ini sesuai dengan landasan yang menjadi tujuan dalam kegiatan muhadharah yaitu dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa ketika berbicara di depan publik dan melatih kelancaran berbicara siswa. Sehingga, siswa dapat mengembangkan dan menyalurkan bakat dan minatnya.

Muhadharah merupakan kegiatan berceramah atau berpidato yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Secara umum, tujuan orang melakukan muhadharah atau pidato, yaitu:

1) Mempengaruhi (persuasif) orang lain agar mau mengikuti kemauan kita dengan sukarela.

2) Memberi suatu pemahaman atau informasi kepada orang lain.

3) Membuat orang lain senang dengan pidato yang menghibur sehingga orang lain senang dan puas dengan ucapan yang kita sampaikan.

Dilihat dari segi objek ceramah, tujuan kegiatan muhadharah dapat dibagi kepada empat macam, yaitu:

1) Tujuan untuk perorangan

Yaitu terbentuknya pribadi muslim yang mempunyai iman yang kuat dan berperilaku sesuai dengan hukum-hukum yang disyariatkan oleh Allah SWT.

(30)

2) Tujuan untuk keluarga

Yaitu terbentuknya keluarga bahagia, penuh ketentraman dan cinta kasih antara anggota keluarga.

3) Tujuan untuk masyarakat

Yaitu untuk terbentuknya masyarakat sejahtera yang penuh dengan suasana keislaman. Suatu masyarakat dimana anggota- anggota mematuhi peraturan-peraturan yang telah disyariatkan oleh Allah SWT. Baik yang berkaitan antara hubungan manusia dengan tuhannya, manusia dengan sesamanya ataupun manusia dengan alam sekitarnya, saling bantu membantu, penuh rasa persaudaraan, persamaan dan senasib sepenanggungan.

4) Tujuan untuk umat manusia seluruh dunia

Yaitu terbentuknya masyarakat dunia yang penuh dengan kedamaian dan ketenangan dengan tegaknya keadilan. Persamaan hak dan kewajiban, saling tolong menolong dan hormat menghormati.18

c. Teknik Berpidato

Hanung Hisbullah menyatakan bahwa, agar pembicaraan yang disampaikan melalui pidato dapat dipahami dan diperhatikan oleh audiens diperlukan teknik-teknik khusus. Adapun teknik-teknik yang dimaksud tersebut adalah sebagai berikut:

18Eko Setiawan, Strategi Muhadharah Sebagai Metode Pelatihan Dakwah Bagi Kader Da‟i di Pesantren Daarul Fikri Malang, Jurnal Fenomena, Vol.14, No. 2, 2015, h. 307-309.

(31)

16

1) Teknik Membaca Naskah (Reading From a Manuscript)

Teknik ini merupakan penyampaian yang paling formal.

Teknik membaca naskah ini sangat dianjurkan ketika seseorang berpidato mengenai topik-topik yang sensitif sehingga mencegah terjadinya pembicaraan yang lepas kontrol, pelanturan materi, kesalahan ucap, dan ketergelinciran lain yang berpotensi menimbulkan salah paham dan salah tafsir dari audiens. Pidato dengan teknik membaca naskah ini, sesekali juga boleh diselingi dengan spontanitas dan percakapan dialogis. Agar, komunikasi antara orang yang berpidato dengan audiens dapat terjalin.

2) Teknik Hafalan (Presenting From Memory)

Teknik ini memerlukan konsentrasi dan energi yang tinggi.

Sehingga, sangat sukar dilakukan bagi pembicara yang belum berpengalaman. Pemateri yang belum ahli atau dalam keadaan nerveous dapat mengakibatkan lupa dengan apa yang sudah dihafal. Sehingga pidato terkesan tegang, tidak komunikatif, dan menjemukan.

Namun, apabila pembicara sudah benar-benar ahli dan mengerti situasi, maka pembicara dapat melakukan kontak mata dengan audiens. Selain itu, pembicara juga dapat bebas melakukan gerak tangan dan memainkan gestur dengan baik, sehingga dapat menambah keyakinan audiens terhadap isi pidato yang dibicarakan.

(32)

3) Teknik Spontanitas/Tanpa Persiapan (Speaking Extemporaneously) Teknik ini sering dilakukan oleh orang yang ditunjuk untuk ceramah atau berpidato secara mendadak. Pembicara menyampaikan materi tanpa membaca naskah atau melalui hafalan yang telah ia siapkan. Penggunaaan teknik ini adalah dengan menyusun kata-kata sebisanya dengan maksud yang jelas. Selain itu, pembicara juga bisa membuat outline (garis besar) dari isi pidato yang akan dibicarakan. Sedangkan pengembangan dari outline tersebut dilakukan secara spontan ketika sedang berbicara di depan audiens.19

Agar pidato yang disampaikan lebih bermutu, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut, yaitu:20

1) Kembangkan suasana dialogis (develop a conversation style) Ketika menyampaikan pidato, audiens seolah-olah diajak berbicara, berdialog, sehingga mereka akan tertarik untuk mengikuti pembicaraan dan tidak menimbulkan kebosanan.

2) Gunakan nada suara yang bervariasi (use vocal variety)

Seorang pembicara haruslah tahu kapan menggunakan suara dengan nada tinggi, rendah atau sedang. Harus diketahui pula kapan kalimat harus diucapkan dengan cepat dan kapan diucapkan dengan lambat.

19Ibid., h. 159-161.

20Ibid., h. 162-163.

(33)

18

3) Gunakan gestur dan gerak tubuh (use gesture and movement) Gerak tubuh, gerak tangan dan mimik wajah sangat membantu untuk meyakinkan audiens mengenai topik pembicaraan. Meskipun demikian, hendaknya gerakan yang dilakukan sewajarnya saja dan jangan terlalu berlebihan.

4) Ekspresikan emosi sewajarnya (express emotions naturally) Mengekspresikan emosi ini dapat ditujukan melalui gerakan tangan, mimik wajah, maupun tekanan suara. Cara terbaik mengekspresikan emosi ketika berpidato adalah dengan spontanitas, tanpa dibuat-buat.

5) Jagalah kontak mata dengan audiens (use eye contact)

Ketika sedang berpidato, usahakan pandangan mata mengarah ke depan ke arah audiens. Kalau bisa pandanglah mata seluruh audiens dengan cara menyapukan pandangan dari sudut paling kiri menuju ke kanan ataupun sebaliknya. Jangan sampai pandangan hanya tertuju pada satu titik saja. Usahakan pula jangan sampai wajah kelihatan tertunduk.

6) Gunakan spontanitas yang ekspresif (use spontaneous expressiveness)

Spontanitas yang ekspresif dan menambah suasana dialogis dan komunikatif antara pemateri dan audiens salah satunya adalah spontanitas dalam bentuk humor.

(34)

7) Gunakanlah trade mark gaya bicara (develop a signature style of speaking)

Setiap orang memiliki karakter sendiri-sendiri baik dari segi vokal, nada, maupun logat yang digunakan dalam percakapan sehari-hari. Kadang karakter yang unik dari seorang pembicara dapat menambah minat audiens untuk memperhatikan.

d. Ciri-Ciri Pidato yang Baik

Seorang pembicara atau penceramah perlu memperhatikan hal- hal sebagai berikut untuk bisa memberikan pidato yang baik, yaitu:

1) Pidato yang saklik

Pidato itu saklik apabila memiliki objektivitas dan unsur- unsur yang mengandung kebenaran dan berhubungan jelas antara pembeberan masalah dengan fakta dan pendapat pribadi.

2) Pidato yang jelas

Pembicara harus memilih penggunaan ungkapan dan susunan kalimat yang tepat dan jelas untuk menghindari salah pengertian.

3) Pidato yang hidup

Untuk menghidupkan pidato, pembicara bisa menggunakan gambar, cerita pendek, atau kejadian-kejadian yang relevan dengan permasalahan yang dibicarakan sehingga memancing perhatian pendengar.

(35)

20

4) Pidato yang memiliki tujuan

Dalam membawakan pidato, tujuan harus sering diulang dalam rumusan yang berbeda. Kalimat yang merumuskan tujuan dan kalimat pada bagian penutup pidato harus dirumuskan secara singkat, jelas dan padat. Lebih baik disodorkan satu pikiran atau tujuan yang jelas sehingga mudah diingat oleh pendengar.

5) Pidato yang memiliki klimaks

Klimaks harus muncul secara organis dalam pidato itu sendiri, bukan karena dari tepukan atau riuh pendengar. Usahakan ketegangan dan rasa ingin tahu pendengar diciptakan diantara pembukaan dan penutup pidato.21

6) Pidato yang memiliki pengulangan

Pengulangan penting untuk memperkuat isi pidato dan memperjelas pengertian pendengar. Isi dan arti tetap sama, namun dirumuskan dengan bahasa yang berbeda.

7) Pidato yang berisi hal-hal yang mengejutkan

Hal-hal yang mengejutkan dalam pidato bukan sebagai sensasi, tetapi mengejutkan yang dapat menimbulkan ketegangan yang menarik.

8) Pidato yang dibatasi

Dalam pidato harus dibatasi pada satu atau dua soal yang tertentu saja pidato yang isinya terlalu luas akan menjadi dangkal.

21Elvi Susanti, op. cit., h. 60.

(36)

9) Pidato yang mengandung humor

Humor dalam pidato dapat menghidupkan pidato dan memberikan kesan yang tak terlupakan oleh pendengar. Humor dalam pidato itu perlu, hanya saja tidak boleh terlalu banyak.

10) Pidato yang singkat

Pidato yang baik adalah pidato yang singkat, padat dan bermakna. Berbicara terlalu panjang dalam berpidato hanya akan membuat pendengar menjadi bingung dan merasa bosan.22

Dengan memperhatikan ciri-ciri pidato yang baik sebagaimana yang sudah dipaparkan diatas. Maka diharapkan siswa yang tampil dalam kegiatan muhadharah dapat mempersiapkan diri untuk tampil dengan baik. Dengan banyak berlatih dan memilih topik pidato yang sesuai dan tepat. Sehingga penyampaian pidato tidak monoton dan pesan dakwah yang disampaikan dapat dipahami oleh para pendengar dengan baik.

e. Kegiatan Muhadharah

Dalam buku retorika modern karya Jalaluddin Rakhmat, disebutkan bahwa pelaksanana kegiatan muhadharah atau berpidato memiliki beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut:

1) Persiapan Sebelum Berpidato

Sebelum tampil berpidato atau berceramah kita perlu melakukan persiapan dan langkah-langkah yang harus dilakukan

22Fitriana Utami Dewi, Public Speaking Kunci Sukses Bicara di Depan Publik, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2018, h. 154-155.

(37)

22

untuk memastikan kita tampil dengan baik di hadapan khalayak ramai. Adapun hal yang harus dilakukan sebelum kita berpidato adalah sebagai berikut:

a) Memilih Topik

Hal pertama yang harus kita lakukan adalah memilih topik pidato. Pilihlah topik pidato yang menarik dan sesuai dengan kondisi para audiens. Setelah mendapatkan topik pidato, langkah berikutnya adalah mencari referensi pendukung untuk argumen-argumen yang akan kita sampaikan.23

b) Merumuskan Judul

Judul adalah nama yang diberikan untuk pokok bahasan.

Judul yang baik haruslah memenuhi tiga syarat, yaitu:24

(1) Relevan, artinya ada hubungannya dengan pokok-pokok bahasan.

(2) Provokatif, artinya dapat menimbulkan hasrat ingin tahu dan antusiasme pendengar.

(3) Singkat, artinya mudah ditangkap maksudnya, pendek kalimatnya dan mudah diingat.

c) Membuat Pembukaan

Setelah membuat judul, langkah selanjutnya adalah membuat pembukaan pidato. Pembukaan pidato yang baik akan

23Elvi Susanti, op. cit., h. 56.

24Jalaluddin Rahmat, Retorika Modern: Pendekatan Praktis, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011, h. 23.

(38)

memancing perhatian pendengar, sehingga mereka akan siap mendengarkan isi pidato yang akan disampaikan.

d) Mengembangkan Pembahasan

Mengembangkan pembahasan dipergunakan untuk memperjelas uraian, memperkuat kesan, menambah daya tarik dan mempermudah pengertian.25 Dalam mengembangkan pembahasan, kita harus bisa menghubungkan antara pidato yang disampaikan dengan situasi acara.26 Ada enam cara pengembangan bahasan dalam berpidato, yaitu:

(1) Penjelasan, adalah memberikan keterangan terhadap istilah atau kata-kata yang disampaikan. Memberikan penjelasan dapat dilakukan dengan cara memberikan pengertian atau defenisi.

(2) Ilustrasi, adalah upaya untuk mengkonkretkan gagasan, sehingga lebih mudah untuk dipahami atau dalam pidato dapat berupa cerita yang rinci.

(3) Analogi, adalah perbandingan antara dua hal atau lebih untuk menunjukkan persamaan atau perbedaan.

(4) Testimoni, adalah pernyataan ahli yang kita kutip untuk menunjang pembicaraan kita. Pendapat ahli itu dapat kita ambil dari pidato seorang ahli, tulisan surat kabar, acara

25Ibid., h. 25.

26Elvi Susanti, op. cit., h. 57.

(39)

24

televisi, termasuk kutipan dari kitab suci, hadis dan sejenisnya.

(5) Statistik, adalah angka-angka yang dipergunakan untuk menunjuk perbandingan kasus dalam jenis tertentu. Statistik diambil untuk menimbulkan kesan yang kuat, memperjelas dan meyakinkan.

(6) Perulangan, adalah menyebutkan kembali gagasan yang sama dengan kata-kata yang berbeda. Perulangan berfungsi untuk menegaskan dan mengingatkan kembali.27

e) Menyusun Pesan Pidato

Pidato yang tersusun tertib akan memudahkan pengertian, mempertegas gagasan pokok dan menunjukkan perkembangan pokok-pokok pikiran secara logis.28 Adapun Struktur Pesan Pidato adalah sebagai berikut:

(1) Pendahuluan/Pembukaan (10%)

Bagian pendahuluan berisi salam dan mukadimah, ucapan penghormatan (penyebutan dari jabatan tertinggi ke rendah), penyampaian terimakasih kepada tuhan yang maha esa dan hadirin, menyampaikan maksud dan tujuan pidato.

(2) Materi (80%)

Bagian materi dimulai dari pendekatan awal dengan kisah-kisah atau menyampaikan data lainnya. Selain itu,

27Fitriana Utami Dewi, op. cit., h. 168-169.

28Jalaluddin Rakhmat, op. cit., h. 34.

(40)

juga berisi pertanyaan yang mengemukakan inti masalah dan pembahasan-pembahasan terkait topik yang dibicarakan.

(3) Penutup (10%)

Bagian penutup berisi kesimpulan dan himbauan serta uraian yang mengesankan atau ajakan untuk bertindak.

2) Pelaksanaan dan Penyampaian Pidato

Pelaksanaan dan penyampaian pidato dimulai dari tahap pembukaan. Tujuan utama dari pembukaan pidato ialah untuk menarik perhatian pendengar, memperjelas latar belakang pembicaraan dan menciptakan kesan yang baik. Berikut adalah beberapa cara dalam membuka pidato:

1. Langsung menyebutkan pokok persoalan.

2. Melukiskan latar belakang masalah.

3. Menghubungkan dengan peristiwa mutakhir atau kejadian yang tengah menjadi pusat perhatian khalayak.

4. Menghubungkan dengan peristiwa yang sedang diperingati.

5. Menghubungkan dengan tempat komunikator berpidato.

6. Menghubungkan dengan suasana emosi (mood) yang tengah meliputi khalayak.

7. Menghubungkan dengan kejadian sejarah yang terjadi di masa lalu.

8. Menghubungkan dengan kepentingan pendengar.

(41)

26

9. Memberikan pujian pada khalayak atas prestasi mereka.

10. Memulai dengan pernyataan yang mengejutkan.

11. Mengajukan pertanyaan provokatif atau serentetan pertanyaan.

12. Menyatakan kutipan.

13. Menceritakan pengalaman pribadi.

14. Mengisahkan cerita faktual, fiktif, atau situasi hipotesis.

15. Menyatakan teori atau prinsip-prinsip yang diakui kebenarannya.

16. Membuat humor.

Tahap berikutnya adalah penyampaian isi atau materi pidato.

Agar dapat menyampaikan muhadharah dengan baik, diperlukan pengetahuan dan praktek tentang prinsip-prinsip penyampaian pidato sebagai berikut:

1) Membangun kepercayaan diri. Banyak istilah yang digunakan untuk memahami gejala ini, seperti demam panggung dan kecemasan berbicara.

2) Kontak mata merupakan bagian yang paling ekspresif dari seluruh wajah. Pandanglah para pendengar, hindari menatap langit-langit atau lantai.

3) Karakteristik olah vokal, ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam olah vokal yaitu kejelasan, keragaman, dan irama.

4) Olah visual, berbicara dengan seluruh kepribadian dengan wajah, tangan dan seluruh tubuh.29

29Nasaruddin latif, Teori dan Praktek Dakwah, Jakarta: cet ke 1, 2009, h. 28.

(42)

Berdasarkan prinsip penyampaian pidato pada poin pertama diatas, menunjukkan bahwa pelaksanaan kegiatan muhadharah dapat membangun kepercayaan diri dalam diri siswa. Karena dalam penyampaian pidato, diperlukan sikap percaya diri dan kecerdasan dalam berbicara menyampaikan pesan-pesan dakwah di hadapan khalayak ramai.

Dan tahap berikutnya adalah penutup pidato. Agar pidato yang disampaikan berjalan efektif dan bisa memberikan kesan yang menarik bagi khalayak, maka dalam menutup pidato perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Menyimpulkan atau mengemukakan iktisar pembicaraan.

2. Menyatakan kembali gagasan utama dengan kalimat dan kata yang berbeda.

3. Mendorong khalayak untuk bertindak. Tindakan itu dapat berupa respon fisik, penerimaan usul atau gagasan.

4. Mengakhiri dengan klimaks, yakni akhir pidato menjadi puncak dari seluruh uraian.

5. Mengatakan kutipan sajak, kitab suci, pribahasa atau ucapan ahli.

6. Menceritakan contoh yang berupa ilustrasi dari tema pembicaraan.

7. Menerangkan maksud sebenarnya pribadi pembicara.

8. Memuji dan menghargai khalayak.

9. Membuat pernyataan yang humoris atau anekdot lucu.30

30Ibid., h. 60.

(43)

28

Dengan mengetahui teknik persiapan dan pelaksanaan pidato mulai dari tahap pembukaan hingga tahap penutup pidato yang sudah dipaparkan diatas, maka siswa dapat berlatih untuk bisa mempersiapkan diri dengan baik sebelum tampil berpidato di hadapan khalayak ramai. Sehigga tujuan dari pelaksanaan kegiatan muhadharah dapat tercapai.

2. Kepercayaan Diri Siswa a. Pengertian Percaya Diri

Percaya diri merupakan salah satu karakter penting yang harus dimiliki oleh setiap individu. Menurut Willis, percaya diri adalah keyakinan bahwa seseorang mampu menanggulangi suatu masalah dengan situasi terbaik dan dapat memberikan sesuatu yang menyenangkan bagi orang lain.31 Sedangkan menurut Hakim, percaya diri adalah suatu keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan didalam hidupnya.32 Artinya dengan sikap pecaya diri, seseorang tidak akan mudah berputus asa dalam menghadapi berbagai persoalan di dalam hidupnya.

Menurut Maslow, percaya diri merupakan modal dasar untuk pengembangan aktualitas diri. Dengan sikap percaya diri, seseorang

31Ibid., h. 35.

32Unggul Priyadi, Wahyu Adi Prabowo dan Daniar Mutiara Sari, Membangaun Kepercayaan Diri Anak Melalui Pelatihan Public Speaking Guna Persiapkan Generasi Berkarakter, Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan, Vol. 2, No. 2, 2013, h. 90.

(44)

akan mampu mengenali dan memahami dirinya sendiri.33 Hal ini menunjukkan bahwa individu yang memiliki sikap percaya diri akan mudah baginya untuk mengenali kemampuan yang dimilikinya serta mengembangkannya.

Dalam dunia pendidikan, terutama dalam lingkungan sekolah.

Pembentukan sikap percaya diri menjadi hal yang penting dilakukan.

Agar peserta didik dapat mengenali kelebihan dan kekurangan dirinya, serta mengembangkan kemampuan yang dimilikinya.

Dengan demikian, percaya diri dapat diartikan sebagai suatu sikap yakin terhadap kemampuan diri sendiri dalam pemenuhan terhadap tercapainya keinginan dan harapan sebagai upaya dalam mengenali dan mengembangkan aktualitas diri.

Kepercayaan diri siswa diartikan sebagai sikap percaya diri yang dimiliki oleh siswa. kepercayaan diri siswa dapat berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam mengembangkan kreativitas yang dimilikinya. Siswa yang memiliki rasa percaya diri yang kuat maka siswa tersebut akan percaya terhadap kemampuan diri sehingga akan menggali potensi diri untuk dapat dihargai, tidak hanya oleh dirinya tetapi juga oleh orang lain. Sedangkan siswa yang memikili kepercayaan diri yang rendah sering kali prestasi belajarnya juga rendah karena ketidakyakinan pada kemampuan dirinya sendiri. Selain itu siswa yang memiliki kepercayaan diri yang rendah juga rentan

33Kartono dan Kartini, loc. cit.

(45)

30

mendapatkan pelecehan sosial yang dapat berupa ejekan dari lingkungannya.34 Sehingga, setiap peserta didik harus memiliki karakter percaya diri dalam dirinya agar dapat mengenali dan mengembangkan kemampuan yang dimilikinya.

Jika dikaitkan dengan siswa, maka percaya diri bermakna rasa yang tumbuh dalam diri siswa tentang seberapa besar keyakinannnya terhadap dirinya sendiri atau kemampuan yang dimilikinya untuk melakukan sesuatu dalam bidang kegiatan di sekolah atau dalam proses pembelajaran.

Bagi siswa yang berada dalam jenjang kehidupan sosial remaja, ditandai dengan mennjolnya fungsi intelektual dan emosional, tentunya akan memerlukan sikap percaya diri agar mampu bertahan dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Menurtu Erik Erickson, tahap ini siswa telah dapat mengalami krisis identitas. Konsep diri anak tidak hanya terbentuk dari bagaimana anak percaya tentang keberadaan dirinya, tetapi juga terbentuk dari bagaimana orang lain percaya tentang keberadaan dirinya.35

b. Ciri-Ciri Percaya Diri

Seseorang yang memiliki rasa percaya diri, dapat dilihat dari ciri-ciri sebagai berikut:

1) Memiliki persepsi yang positif di dalam dirinya.

34 Dettiany Pritama, Studi Tentang Upaya Guru dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa SD Negeri Pengasih, Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 12, Tahun Ke IV Agustus 2015, h.

2.

35 Syaiful Bahri Djamarah, op.cit., h. 144.

(46)

2) Mampu bertanggung jawab.

3) Memiliki daya tahan tinggi untuk bekerja keras dan berprestasi.

4) Berani menghadapi masalah dan menyelesaikannya.

5) Mampu mengatur dan mengurus dirinya.

6) Mampu menghadapi kegagalan. 36

Menurut Mardatillah ciri-ciri seseorang yang memiliki kepercayaan diri adalah sebagai berikut:

1) Mengenal dengan baik kelebihan dan kekurangan diri, serta mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya.

2) Membuat standar atas pencapaian hidupnya lalu memberikan penghargaan jika berhasil dan bekerja lagi jika tidak tercapai.

3) Tidak menyalahkan orang lain atas kekalahan atau ketidak berhasilannya, namun lebih banyak instrospeksi diri sendiri.

4) Mampu mengatasi perasaan tertekan, kecewa dan rasa ketidak mampuan yang menghinggapinya.

5) Mampu mengatasi rasa kecemasan dalam dirinya.

6) Tenang dalam menjalankan dan menghadapi segala sesuatunya.

7) Berpikir positif.

8) Maju terus tanpa menoleh kebelakang.

c. Aspek-Aspek Percaya diri

Adapun sikap percaya diri ditandai dengan beberapa aspek, diantaranya adalah sebagai berikut:

36Agnesita Sekar Arumdani, Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler, Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol. 18, No. 1, 2018, h. 2.

(47)

32

1) Yakin

Keyakinan pada kemampuan diri adalah sikap positif yang menjadikan seorang siswa yakin terhadap potensi diri yang dimilikinya. Siswa yang memiliki keyakinan kepada dirinya sendiri, akan berani tampil dalam kegiatan muhadharah untuk menampilkan keterampilan dan mengembangkan kemampuan yang dimilikinya.

2) Optimis

Optimis adalah sikap positif yang dimiliki individu tentang berpandangan baik dalam menghadapi segala sesuatu serta tentang diri sendiri dan kemampuannya. Siswa yang percaya diri selalu memiliki sifat optimis, semangat dan tidak mudah menyerah atas sesuatu yang ingin dicapai. Siswa yang memiliki sifat optimis tidak akan ragu-ragu untuk tampil dalam kegiatan muhadharah.

3) Berani dan Bertanggung Jawab

Siswa yang percaya diri, biasanya memiliki karakter yang berani dan bertanggung jawab. Berani disini maksudnya adalah siswa mampu mengatasi rasa takut yang berlebihan dan mampu mengambil resiko. Sedangkan bertanggung jawab disini adalah bertanggung jawab atas semua tindakan yang telah dilakukan.

Dengan demikian, siswa yang memiliki kepercayaan diri akan mempersiapkan dirinya dengan baik untuk tampil dalam kegiatan muhadharah.

(48)

4) Kecerdasan Berbicara

Siswa yang percaya diri mampu mengolah dan menggunakan kata-kata, serta bahasa yang efektif. Sebaliknya, jika siswa tidak percaya diri mereka akan gugup ketika berbicara dihadapan umum. Dalam pelaksanaan kegiatan muhadharah, kecerdasan dalam berbicara menjadi hal yang penting dan harus dimiliki oleh setiap pembicara agar dapat menyampaikan pidato dengan baik.

5) Bertindak Mandiri

Siswa yang memiliki rasa percaya diri biasanya bertindak mandiri yakni tindakan mengambil keputusan terhadap diri yang dilakukan tanpa menggantungkan orang lain.37 Siswa yang memiliki sikap percaya diri akan menyiapkan dirinya dengan sebaik-baiknya untuk tampil dalam kegiatan muhadharah tanpa menunggu perintah dari guru. Dan siap untuk tampil jika diminta kapan saja.

d. Tingkatan Percaya Diri

Adapun tingkatan percaya diri dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu:

1) Kepercayaan diri yang negatif (ats-Tsiqqah as-Salbiyah)

Seseorang yang yakin dengan diri dan kemampuannya, akan tetapi ia hanya berhenti dalam tahapan ini. Ia tidak

37Sandhika Anggun Awaliyani dan Anis Kholifatul Ummah, Upaya Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa Melalui Kegiatan Muhadharah, Indonesian Journal Of Teacher Education, Vol. 2, No.

1, 2021, h. 248-249.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Penerapan Pembelajaran Konstruktivistik dalam Membentuk Siswa yang Ahli fikir di MAN 2 tulungagung ... Penerapan Pembelajaran Konstruktivistik dalam Membentuk Siswa yang

pengembangan sikap percaya diri sangat penting, dalam perannya kegiatan ini harus disusun secara baik sehingga sekolah ini mengatur jadwal kegiatan ekstrakurikuler pramuka ini pada

Sebagai penanggung jawab terhadap Implementasi manajemen pendidikan karakter peserta didik di madrasah, kepala madrasah juga harus memiliki kemampuan manajerial yang

Selain pembiasaan kegiatan keagamaan yang mendukung pendidikan karakter, lingkungan madrasah sudah membiasakan kegiatan-kegiatan yang membentuk karakter peserta didik

Lapangan; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti oleh seorang atau sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar sekolah atau kegiatan

Ekstrakurikuler wajib merupakan program ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh seluruh peserta didik, terkecuali peserta didik dengan kondisi tertentu yang tidak

Lebih lanjut berdasarkan hasil penyebaran kuesioner persepsi peserta didik dan sikap terkait kegiatan ekstrakurikuler Pramuka di SMA Negeri Se-Kecamatan Bojonegoro, Kabupaten Bojonegoro

kurikuler wajib merupakan program ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh seluruh peserta didik, terkecuali bagi peserta didik dengan kondisi tertentu yang tidak memungkinkannya untuk