• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of SOSIALISASI : LATAR BELAKANG, PROSES DAN TAKTIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of SOSIALISASI : LATAR BELAKANG, PROSES DAN TAKTIK"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

,ffi BIT{A EKONO1UI

l\ilajatah trmiah Fakultas Ekonomi

universitas Krtolik

perahyangan

Edisi Mei 2000

sostALl$A$l:

IATAR BELAKANG, PROSES DAN TAKTIK

APLIKASI KEWIRASWASTMN BAGI MAHASISWA

CULTURAL FACTOR IN THE ENVIRONITENTAL

t ril P A cr A ssEss[tEwr PROCESS

N I

LAl.

lrf I

l-Al PRI BAD I

LINEAR PROGRA MMING:

THE APPLICAilOfVS IN AGRICULTURE

rssN 0853 - 0610

(2)
(3)

ffi

PELINI}UNGI

Deksn Faloltas Ekonomi UNPAR

PEI{ASIHAT

Hssan Sidik Ridwan S. Sudjqia M. Ishak Somanri

Ketua Jurus8n Studi Pernbangman IGtua Junrsan Mrnqienren Ketua Juxusan Alruansi PSMIMPIN

ruDAI(sI

Zainuddin Noerdin

STAFRDDAKSIIEDITOR AgusHasanP.A

Iudith Felicia Pattiwscl I\4onica

Paulina permatasari SiwiNugrah€ni Tripna Islandarsyatr

SNKRETANIS Widarusaun

BENDAEARA Mchacl Wasito

BltlA El(Ol{Olt rlbblter 8d$ tF hl{t

$!ed

mc* hbrrld dcr korrntraol

ilab lrun pcmmmr flr*abh €fonofii,

'I!+ffir drt

rhnLfii bad ddb

ffinb

l.fttnsdA Kabffr Pae1tUsl 8!rU

tJkl

*nift perJor, tsobsb

thl F0gt diril

yurg lcith

en

tegr.

ReaU nltgndlrq olgitqp doafir &n

*rrrl

Uni'vq*lr Xehft PsatryarUar

ufr* mdlth

ut

beis dm fgdf.

tffii fld(

dcr1ar mrnguplrsr

flogm I'F.ttbd, r*firun 5000

tr,

*edfan (*m

bstJk dd6t tftn

fibtffii

kc Rc&td TlltA EKONOIf.

J.Ibrldc 30 Bctdrtr 10113

BII\A EKOI{OMI

Majalah flmiah Faldtas Ekonomi universitas Katolik pratryangn

Edisi Mei

2000

DAFTAR ISI

PENGAI.ITAR REDAKSI

SOS|ALFASI: LATAR BELAXAT{G, PROSES DAil TAKflK

lgnatius RoniSotyawan

APLIKASI KEWIRASUUASTAAN BAGI TAHASISTYA

Nina Septina

CULruNAL FACTOR IN TI]E

EMI'RON'T$TTAL'NPACT ASSFSSTE VT

mocEss

$iwiNugnaheni

l{ ttAl.lt I l-At PR|BADI Hasan PuraA,

UNFd,N PRAGRATHING:

THE APrucil-NO'VS

fi

N GRICULTURE Judith Felicia Inawan

Halaman ll

I

g

19

n

32

(4)
(5)

PENGANTAR REDAKSI

SidangPeinbac4

BINA DKoNoMr

edisi

Mei

2000 memuat lima tulisan

ymg

bervariasi.

fou*

p€rtama mernbahas meirgmai perteoaan

nilai

nilai, perilalcu" dan keyakinan

ymg dimut kryawm

suatu

institusi -*l"gk ti

mernbuat

manajemen

tidak dapd bekda

s€cara

efehif. untuk

itutan aipertotm tangkah sosialisasi nilai-nilai ymg dimut oleh institusi yang beltujum untuk me'nymakan p€rsepsi karyawan. hoses dan taktik datam-sosialisasi inilah yang diangkd meqiadi teNna. Nilai-nilai yang dianut oleh seorang wiraswasta dapat pula diterapkan oleh mahasiswa dalam-kehidupan mereka uait ci dalan

1rypy

di luar karrpus. Inilah yang dipilih scbagai topik tulisan ueritutnva P€ftedaan nilai-nilai yang dianut naasyaratat biasanya akan membatuk

ft o

v_*g juga berbeda sehingga membut'hkm rttutegr p€rnasaran yang jugab€rbeda"

Keiusakm lingkungan

akibat

zuatu proyek dryat berakibu pada kerugim finansial. salah

s&r

cara

untr* heighind;i

kenrsakan tinglkungm adalah dengm melakukm AMDAL. Saymgnla dalam AMDAL, pendapc dan nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyaraicat di seldtar lokasi proyek s€ringkali diabaikan. untuk itulah diperlukan langkah malisis dmrpak sosial

ymg

setaiknya meqiadi bagim

dai

AMDAL. tnmn

ymg

m€qiadi topik tulisan berikutnya sernentra

itu

artikel terakhir

-em6ata,

t*nu*g

aplilcasi programasi linier

di

sektor

Ftmian.

programasi linier, seperti

kiti lgtrloi

merupakan alat analisis yang s€ring digunakan dalam proses op,timasi di bidmg ekonomi.

Selamatmembaca

R€daksi

ll

(6)
(7)

SOSIALISASI : LATAR BELAKANG, PROSES DAN TAKTIK

OIeh: lgnatius Roni Setyawanl Abstract

This article will explain

about the

socialhation

of the

organization.

The

first explanation

is

conceming

with the

motivation

of the

sociat?affon process.

rhese

molivations

arc

occupationat sfereofypes

and

ambiguous

brooien

Occupational stereatypes

makes ditrercnt bbrception

abou't

orgaiiatioiat

situation toward

more

appticant urhile ambiguoui

problem maies ditreint

impoftance

and

expectation between new comer wiln

ne oH

member. Thus,

the prcsence of

socialization

,s expected to reduce the

occupational stercotypes

and

ambiguous probrem

by giving the

real

prcview

a6,oit- ine

organization and the uniformity about expectatioi and

impoiance

between new comer and the organization. By understanding

the

stage'of

theplocess

a4d the fac{rcs

of

socialization,

it

will

be

expecled

nit

tne organEation coutd conduct the socializaffon process efficienfly and efucfuely.

Key words

: soclallzatlon,

occupaltonaf slereo

types,process and tacttcs.

Pendahuluan

Untuk membangun tim manajemen yang efektif maka diperlukan upaya pengenafanpengenafan nilai, perilaku

dan

keyakinan yang diisyaratkan'o6n

!ry3nisasi. yang bersang-kutan kepada daap airgg&a 6aru. T"t"pi,

pgmasalahgnnya adalah seljap anggota yang baru masuk ke.dalam

organidsi akan membawa nilai,

periraku d1?n

rlya[inan lama. nini, peril"-ru o"n

!.".fkin?L

dari anggota 6aru pada umumnya sering berbeda behgan norma,

nilat, pentaku, tujuan dan aturan dari suatu organisasi atau

kelompok (lvancevich, 1998).

.. Johns (1996) setidaknya menyebut dua faktor utama yang menjelaskan terjadinya. perbedaan

antara nilai,

perilaku

dan

keyakinan

individu'oingan organisasi yakni occupational sfereofypes dai problema oilemiG.

occupational stereotypes terjadi karena adanya

persepii

yang berbeda dari

seoamng calon anggota sebelum dan sesuoaii

menouour'i

su"t, ooiEi

tertentu. Problemd djlematis

terjadi

karena adanya

perueJian l"p""ti-ng;,

antara. calon.

anggoia dan orlanisasi berkenain 'dengan oergioungiya

anggota baru ke dalam organisasiyang bersangkutan.

untuk dapat mengatasi

occupational

sfereofypes dan

problema

dilematis maka diperlukan proses dan taktik sosialisasi ybng tepat. Di satu sisi

I

Ogsen tetap

di jwusan

ManajemerL Fakultas

Ekonom!

Unive,rsitas Katolik Parahyangan.

BINA EKONOMI / Mei

/

2000

(8)

2

organisasi perlu rnemb?nkaq,informasi'yeng tepat.tentg1g situasi dan kondisi ya-ng riil dari organisasi yang bersangkutan.

da1 di

sisi lain organisasi perlu inei'erapkan

tattif

sosialisasi

iang

mengakomodir kepentingan anggota baru

dan

organisasi

yang

bersangkutan.

Namun demikian, proses dan

taktik

sosialisisi yang tepat hanya dapat dilakukan bila organisasi

memiliki pengetahuan

ying cukup tentang konsep sosialisasi mulai dari

definisi

bpeiasional, tahaptahap atau proses sosialisasi, petunjuk pelaksanaan hingga taktik

tg"fl?r?ta

dengan berdasar pada penjerasan di atas mak3 rurisan. ini akan diorganisasikan mulai

dari

perlunya sosialisasi, konsep sosialisasi dan

proses sosialisasi (tahapan sosialisasi) hingga pada taktik-taktik

untuk mengimplementasikan pelaksanaan sosialisasi.

Perlunya Sosialisasi

.

OccupationalSfereofypes

Johns (1996) mengartikannya sebagai perbedaan

pengharapan

seseorang antara sebelum dan sesudah bekerja teriadi karena

adanya

occupational stereotypes. Occupational sfereofypes ini sering dibesar-besarkan

oleh media. Media terlalu mengekspos suatu posisi pekerjaan

tertentu berdasarkan pengalaman para pelamar sebelumnya. Kecendrungannya yang diekpos

adalah

hal-hal positif

dari

peherjaan

tertentu.

Situasi

ini

membuat persepsi yang salah

di

kalangan calon pelamar yang baru. Akibatnya mereka menjaditer{alu bersemangat dan cenderung hanya memiliki penilaian-penilaian

positit tentang pekerjaan tersebut.

Penilaian-penilaian

positif ini

akan

cenderung membentuk pengharapan positif semata.

Dalam

jangka

panjang, hal tersebut merugikan bagi suatu organisasi

oleh

karena para anggota

akan

mengalami kekecewaan begitu mengetahui penilaian-penilaian

yang

sebenamya. Kekecewaan

tersebut terjadi

kargna mereka

tidak

mendapat

apa yang menjadi

pengharapan

mereka

sebelum

masuk

menjadi anggota organisasi

yang

bersangkutan. Kekecewaan para anggota berarti penurunan produktivitas kerja mereka yang akan menghambat pen'capaian tujuan organisasi.

Karena itu,

upiya

untuk membuat penilaian anggota tentang organisasi menjadi realistis sangat penting. Organisasi

dapat

menerapkan realistic

iob preiew yakni informasi

realistis

yang

diperuntukkan

pada anggota

baru tentang

apa yang

menjadi harapan pekerjaan, harapan organisasi tenlang

kebiasaan pekeriaan dan

lingkungan

kefa.

Gomez-Meidja,

et al.

(1995) menyebut

ada

beberapa

manfaat dari

rBalistic

iob

ptrcview

yakni pnvide

reatistic info;rmation,

give

openttonal support

and

maintenance, development coping skitl and inducing specificpower sfressor.

r

Problema Dilematis

tndividu masuk ke organisasi dengan seperangkat kemampuan, minat

dan

atribut

yang

unik. Kenyataaan

ini

menempatkan problema dilema yang menarik antara individu

dan

organiEasi. Pada

satu

sisi, anggota

baru

ingin

BINA EKONOMI / Mei

/

2000

(9)

3 mempertahankan identitas individu

dan

harga diri dengan mempertahankan

lan

m.emperkuat kualitas.unik yang dimitiki.-Tetapi

di ;ai bi; ;;;i;ft"

harus belajar aturan organisasi dan memakai kualiias unik oaiam

,fri"r tl-iirt

pada kolega dan atasan.

.

organisasi

dan

anggota senior

juga

menghadapi dilema yang sama.

"1".d" satu sisi, anggota baru butuh

dukunlan untir

memarrami

ndrmi

moael hubungan

dan peran yang

dibutuhkan

?atam

organisasi.

Tanpa 6"nir"n

anggota senior tersebut, maka tujuan organisasi akari sulit tercapai olefr

iai"na

organisasi 'akan menjadi tidak terorganisir. Tetapi

juga di

sisi lain, fesetiaan total

dan

utuh dari para anggota baru sangat ojtu-ntIt melalui

p"roJrraiuan

norma, modelhubungan dan peran yang dibutuhkan.

Karena itu, u.p?.ya rlnJuk mengalasi probtema dilematis antara anggota baru

dan

organisasi diperlukan petunjuk pLbksanaan sosialisasi vang t"e-pat

lvancevich (1998) memberikan beberbpa spesifikasi: informasi yairg ielevan, pengetahuan

yang

cukup,. du-kungan kelompok, pengarahan

yang

cukup, hemat waktu dan

adanyl

kaji

,t"nb,

petunjuk

teisbuui

akan

bergui" untrr

menjaga kepentingan dari

organisaii kareni

sosialisasi akan

berjitan sisuai dengan rencana yang disusun.

Namun

tanpa

mengabaikan

hlrapan o"n

kepentingan

anggota baru maka

organisasi

perlu mingarahkan

sosialisasi pada pembangunan sandwich kepercayaan anggota baru melalui detegation culture

tie,

culture between

person,

bxpress

welfarc

in th6 person

abititie,s,

sfarcs

previous ending

job

experiment

and

setr aireanon, acknowreitge the

woi

or expeience and emphasing power(Straub, 1gg3).

Sosialisasi (Konsep dan proses)

Definisi tentang sosialisasi akan dibahas dari

dua

pakar yakni Johns (1996) Weinhrich and Koontz (1993). Johns

tlggeimendefinisikan

sosialisasi sebagai proses dimana orang belajai norma dan peran yang diperlukan dalam

suatu kelompok atqu organisasi. proses ini' munlkin- tdrjaJi i"oaim

keanggotaan formal dimulai. sosialisasi merupakan

proies

yang berlangsung

terus oleh

penyesuaian interaksi terus-menerus dengan

sesalna hin-pada

tempat kerja. Sosialisasi paling potensiat selama perlod'e tertentu paoa trdnsisi

fTnggotaan seperti

ketika .seorang dipromosikan

atau ditugiskan

untuk

kelompok'kerja

baru.

9qn. khususnya

bagi orang yang oerg;oung

oaLm

organisasi baru. weinhrich and

Koontz

ltssel hlno6nnisi[an sisi"lir"ri

dengan carc yang

berbeda. Sosialisasi

doauti

rangkaian

prt"r

"iiiiJii

kemampuan

dan

ketrampilan

kerja,

adopsi peritaku -peran

yang tepat

dan penyesuaian norma dan nilaipada kelompok kerja.

Dari kedua pendapat tadi maka secara umum dapat

sosialisasi

didefinisikan sebagai proses sosiat dimana. organisasi ;iau Glil;;i

mentransferkan nirai, norma, tujuan, peran periraku d'an aturan organisasi atau kelgnlr.ok kepada anggota

baru. Ditam

praktek, sosiafisasi

"rln'*ar.rii"i

rnelafui proses mentransferkan sumber-sumber niiai

(perusan""n, sisi", ;;;

budaya) yang dibeba.nfa1 kepada anggota baru. lvaibevicn

ltssilim"nieurt

tugas dari organisasi berkaitan dengan sosialisasi adalah m'emodat

"n6goG

baru

menerima

dan

melaksanakan nilai-nilai yang dilimpahkan dari

.ril6"r-

BINA EKONOMI / Mei

/

20A0

(10)

4

Fumber nilaitersebut serta memberikan gambaran.yang realistis agar anggota

baru memiliki pengharapan dan

kepentingan.

rtang sejalan

dengan pengharapan dan kepentingan

organisasi.

i,

selanjutnya

Johns (1996)

membagi

proses

sosialisasi menjadi tiga

tahap

yakni:

(l)sebefunr masuk ke dalam suatu

organisasi,

(2) pada

saat

masuk ke

dalam

suatu

organisasi dan,

(g)

setelah menjadi anggota suatu organisasi pada periode

tertentu.

Nomor-1 dan

2

disebJt seuad'ii pre-entry

yang terdiri

dari, anticipatory socialization

dan accommodation. Nomor

3

disebut

organizastional

member merupakan rcle management.

proses

sosialisasi berdasar urutan nomor 1,

2

dan

3

dapat dilihat pada gambar 1 di bawah ini.

I

Anticipalory Socializetion

6

A

Pre-entry

tl

Accommodation

^

A

lil

Role Managemenl

Organizalional Member

Gambar 1. Tahaptahap proses sosialisasidafam organisasi Sumber: Johns (1996): 281

An ticip atory saci al izatio n Tahap pertama ini meliputi:

. sejumlah

pertimbangan

tertentu dalam sosialisasi mungkin

terjadi sebefum orang menjadianggota dari suatu organisasi.

' orang

tersebut

akan

mencari infiormasi

tenlang

organisasi

dari

luar (contoh: media massa).

'

Proses formal: pengalihan kemampuan

dan

sikap seperti pada masa OPSPEK di kampus.

.

Proses informal: pengalihan kemamapuan dan sikap melalui rangkaian pekerjaan tertentu atau dengan mefihdt gambaran tdnioupan orginisasi sepertiyang digambarkan dalam media massa tertentu.

'

Proses. anticipatory sociatization

ini

bervariasi untuk setiap organisasi sampai sejauhmana organisasi mendukung tahap tersebut,untux tanap lebih lanjut yakni accomadation.

Accommodafon (dalam Gomez-Meidja, et al. (1995) disebut sebagaitahap encou nging: tahap pengorientasian)

Tahap kedua ini meliputi:

' 9*g-orang baru

dibekali

dengan

beberapa pengharapan tentang kehidupan organisasional dan akan menjumpai kenyataair sehari,-hai dalam hidup.

1.

2.

BINA EKONOMI / Mei

/

2000

(11)

5

''

Proses formal: program orientasi, program pelatihan

dan

rotasi lewat

.

Proses informal: kemauan untuk mengetahui dan memahamigaya dan kepribadian atasan dan rekan kerja.

. organisasi dan anggola

senior mencari tingkat yang dapat diterima

untuk

kesesuaian

pada norma

organisasi

dan iengalihin

bertahap

untuk perilaku peran yang tepat.

'

orang-orang

yang

direkrut

pada satu sisi

tertarik

pada

pemenuhan kebutuhan dan pengharapan pribadi.

. Jika tahap ini

dicapai, orang-orang

baru akan

melaksanakan norma penting organisasi dan seharusnya mulai mengidentffikasikan dengan anggota yang lama.

3.

Role manageme.nt (Gomez-Meidja,

et al. (199s)

menyebutnya sebagai sgftrng in meliputi employment mentoing

pwnm

yakni

menetipran niiii

nilai yang berlaku bagi anggota baru sambil ada pengarahan darianggota yang senior).

Tahap ketiga ini meliputi:

'

Setelah bertahan

dalam

proses akomodasi

dan

pengalihan perilaku

peran dasar, perhatian anggota bergeser pada penguatan

dan

pengelolaan secara aktif perannya dalam organiiasi.

'

Mereka berharap melaksanakan kewajiban khusus

dan

memodifikasi peran guna pelayanan lebih baik pada organisasi.

' Perlu

membentuk hubungan

di luar kelompok kerja dan

anggota organisasi harus membagi peran organisasi dengan peran

tetuarll

oi luar kantor.

'

Setiap pengalaman menyediakan sosialisasi tambahan untuk pemilik

peran yang mulai

memasukkan

norma dan nilai yang tepat

dari organisasi.

Taktik Sosialisasi

Taktik sosialisasi di sini diartikan sebagai cara untuk mengimplementa- sikan proses sosialisasi sesuai dengan kebutuhan

dan

keinginJn organisasi.

Padl

pembahasan

ini

akan diberikan

dua

pendapat yakni

dlri

Van -Maanen and Schein (1979) dan Johns (1996).

Menurut

Van

Maanen

and schein (1979)

dalam George dan Jones (1998),

taktik

sosialisasi

merupakan

orientasi peran

(rcte oriintation)

yang dapat dilakukan secara individual

dan

secara institusional. Ro/e orieniation merupakan orientasi yang rnembuat anggota baru pada suatu kelompok atau organisasi memberikan respon

pada

situasi

yang berbeda.

Rote oiientation secara institusional merupakan orientasi peran dimana,naggota baru belajar untuk merespon pada situasi dalam cara yang lazim untuk

suatu rebmpbt

tertentu. Role oientation secara individual merupakan orientasi.peran

dimina anggota baru

diterima d.a1 diharapkan

menjadi

kreatif

dan

berdaya untuk melakukan sesuatu yang kelompok atau organisasitersebut lakukan.

BINA EKONOMI / Mei

/

2000

(12)

6

Secara

institusional,

taktik

sosialisqsi dapat. dikelompokkan menjadi enam macam yakniformal, collec.tive, sequentiondl, fixed,

senis aai

aivesfurc.

Sementara secara individual, taktik sosialisasi dapat dikelompokkan menjadi:

informal, individual,

nndam,

variable, disjunctive

ian

investuie. pembahdsan sepenuhnya dapat dilihat pada tabeldi bawah ini:

. Sedangkan, Johns (1996) membedakan taktik sosialisasimenurut siapa yang disosialisasidan mensosialisagi, bagaimana mensosialisasidan

reorr"i"

jauh e.rte?al sosiafisasi agenfs (2) dilakukan. Taktik sosiatisasi ini ada coilective yersus individuat(sl

Dedaiemeniaita

tiga yakni:

fl neilniiSn nazinj.

-

1. Reliane

on extemat agenfs

Metode ini dilakukan.nldt agen atau pihak luar. Contoh: organisasi bisnis

lerganlung pada

universitas

atau agen gntuk

mengirim

iexruiin y*g

lapat

berpikir dan bertindak dalam perspet<tif bisnis. Sosiafisasi Oilarirlan 9919"n cara pelatihan dan orientasiionriat

(on

the job training). SoJarisasi dilakukan untuk pemeliharaan kontinuitas dan gabilitas perilJtiu pererjaan selama periode tertentu

(Warror,

1 gg2).

Sumber: pengolahan Aari

Ge@

Tabel 1 . Taktik-Taktik Sosialisasi

Taktik Sosiafisasi Insifusional Individual

Formal-lnformal Formal: anggota baru rliplsahkan dari

anggota kelompok yang da

rnelakukan proses pembetalaran

lnformal. anggota baru melakukan

pekerJaan sebagaimana

yang dikehendaki

@llective- lNivklual

Crillwtive: anggota baru mempelajari proses pernbelajaran bergantung pada peran atasan

ldivklual: anggota baru ditatih untuli

melaltukan

sesuatu

sebagaimana anggota organisasi lain bemerilaku Seqential-

Randon

Sequential: menyediakan lnforma$

yang jelas tentang

pota

pekerjaan tertentu.

Random:

rnenyediaftan informasi secara tidak jelas polanya untuk suatu pekeriaan tertentu

Fixe4-Vartable Fixed: rnenyediakan pengabfashn berbasis waktu yang berftaitan dengan

penyelesaian tahap

proses

pembelajaran

Vulable: kecepatan

proses

pembelajanan bergantung sepenuhnya pada orang baru itu

Series-Disluncfrc Series: berbasis pada pengalaman sosialisasi kelompok

Dbjunctive: anggota

baru

htrus

berperllaku sepertl

pengalaman

anggota lama Divesfure-

lnv*turc

Divesturc: memberfkan informasi

negatif

b4i

anggota baru (biasanya llpakai dalam konsep mititer)

lnvesturc:

rnemberikan informasi

positif

bagi anggota baru (pelatihan keperawatan).

BINA EKONOMI / Mei

/

2000

(13)

7

2.

Colleclive yersus lndividual

Metode

ini

dilakukan secara kolektlf

atau

kelompok

dan

individu. Untuk kolektif atau kelompok dilakukan dengan

pengah;an

sama aan unrangan

sama.

Contoh: pefati!'rgn

bagi saleiman oltam satu kelas.

SosialiJasi dilekukan

dengjn

yQf elqrooer presentasi dengan p'ngaraman v"ng

;"r"

(senior). Sosialisasi dilakukan untuk promosi t6setiaan organisdsioial dan keseragaman periraku.

untuk

indivitiu

diperuntuilan mdi

"nggot" b"ir.

contoh: dua agen real estat baru.yang menerima

pelatihin raiingan

dari

!9s.

ryungkin

akan

berpikir

dan 6ertiidak tebih-olri uornya:

So-si;iisasi difakukan

dengan on tl2 job tnining dan iiprcnticnesiip.

sosiaiiiasi dilakukan untuk. menunjukkan karaktdristik

khllu" oan gaya

sosiatiiasi

^ lnggota

baru (Wanow, 1992).

3.

Debasement and hazing

Metode ini dilakukan.dengan kelompok kerja secara formal dan informal.

Secara formal dapat

dengin

perlakuin

kerai

oari anggota baru misal untuk

anggota baru marinir: kepala plontos. secara inidrmal dapat o"ng"n

kelompok

tertentu mungkin

mehayai

anggota oaru untuk

rirenlannlan Pe.nugasan yang

tidak

logis. Sosialisasi dilakukan dengan pembentukan kelompok-kelompok tertentu dengan disertai instruttur atau anggota senior sebagai pengawas. Sosialisasi dilakukan untuk menguji f.onrit.n"Jn

"ngg;t"

baru dan

mengoreksi kesatahan

pada tahap iitiiipatorv siriaiijiion

UVanow, 1992).

Kesimpulan

,

Dari pembahasan

di

atas, dapat disimpulkan bahwa sosial6asi perlu difakukan oleh karena adanya ocupationat

steriotypi" orn

problema dilematis.

Kedua hal ini sering menghambat pencapaian tujuan orginisasionat. ttrtetatui

proses sosialisasi maka para anggota baru akan

mengeial

norma,

p"n"lr,

model dan hubungan serta peran dan aturan yang berTaku dalam

i*id6;n

organisasional langsung

dari

sumber yang tepat yakni dari organis"J-v5ng bersangkutan.

sehingga setelah mengatimi'projes

sosiatisaJi

dih;;"i[;n

perilaku dan peran. para anggota baru aikan selaras

o"n!"n

pencapain tujuan organisasional. Selain.it.u dengan adanya sosialisasi

tti"t"'orgariii;si i["n

lapat

mengurangi a.nxiety,

lazing

& tumoverdan

meninlL"tt

"ninotiu"ii ["0"

dan penghargaan akan realitas.

untuk.dapat

menerapkan sosialisasi maka perfu dikenali tahap-tahap proses sosi-alisasi mulai dan-anticipatory socialization, accomodation dan role mana.gem.enf dengan baik.

selain

itu

untuk

menunjang

pelaksanr"n fior",

sosialisasi dengan baik maka perlu diidentifikasi

intbnriaii

yang rea1st6

J"n

petunjuk pelaksanaan sosialisasi

yang tepat.

Informasi

yang real6tis

akan membentuk gambaran

yang tepai

tentang_ kondisi

organis.ii oi

G_r"ng;n anggota

baru.

Sementara beberapa

petunlur pelaksaiaan

sosialisasi akan bermanfaat

bagi

penerapan taktik-taktik

sosialilasi o"iL

"*r"

institusional ataupun sec€tra individual.

BINA EKONOMI / Mei

/

2000

(14)

8

Dafiar Pustaka

Fieldman, D.C., 1976.

;A

Contigency Theory

of

Socialization," Administntion Science QuartelY, 21 :

433452.

George, -

Oryanizational

J,M. and G:

Behavior,Zrd

R. Jonee,

ed-,

1998.

Lqngman: Addison .lJnderstanding Wesley.

and

Managing

Gomez-Mgdja,

L., D. B. Batk and R.L. Candy, 1995.

Managing Human Resources, Englewoods: Prentice Hall' Inc'

lvanoevich, J.M.,

f998:

Human Resource Management, 7th ed., McGraw Hill.

Johns,

G., 1996.

Oryanizational

Behavior

Underctanding and Managing Life

AtWo*,4th

ed., Harper Collins College Publisher.,

Straub, J.T, 1993. "Building New Comer Confidence,"

Supervising Management.10.

Van Maanen,

J. and

E.H. Schein,

1979.

"Toward

a

Theory

of

Organizdion Socializationi'

in B.M.

Staw, Researcfi

in

OryanEational Behavior 1, Greenwich, Conn: JAI Press: 2Og - 264.

Warrow,

P.,

1992, Organizationat.

Entry:

Recruihnenl Se/ecfion, Orientation

and

Sociatization

of

New Comer€,.2rd

ed.,

Reading,

MA:

Addison WesleY.

Weinhrich,

n.

aiO Koontz, H., 1993. Management:

A

Global Perspectives, 1(Xh ed.. McGraw Hill: International Edition.

BINA EKONOMI / Mei

/

2000

Referensi

Dokumen terkait

Karena manajer memainkan peranan sentral dalam keberhasilan suatu organisasi melalui perencanaan, koordinasi dan memperlancar kegiatan yang ditujuan ke arah sasaran. Kebijakan

Istilah Pamalayu berasal dari bahasa sastra Jawa kuno yang berarti perang melawan Melayu (Muljana, 1979: 104). Walaupun dari segi penggunaan bahasa mengandung indikasi peperangan,

Pendaftaran Kedatangan Penduduk Warga Negara Asing diterbitkan Surat Keterangan Pendaftaran Penduduk dan Kartu Keluarga serta dicatat dalam Buku Induk Penduduk.. Pendaftaran

: Gunakan daerah kerja proses, ventilasi pembuangan lokal, atau kontrol teknis lainnya untuk menjaga agar yang terbawa udara berada di bawah batas yang

Proses masuknya Islam di Indonesia beberapa sejarawan menyebutkan pada abad ke-7 sebagian lainnya menyebut pada abad ke-13. Sumber sejarah yang menginformasikan Islam masuk ke

Dalam perkataaan lain, akomodasi juga dikenali sebagai situasi menang-menang (win-win situation) di mana kedua-dua pihak yang bertentangan pendapat atau matlamat akan

Bagi akun individu Pendidik (Guru) yang diaktifkan tugas tambahan resmi sebagai Kepala Madrasah/Sekolah oleh Admin Ka.Kemenag Kab/Kota otomatis mendapatkan hak akses sebagai

Pengaruh Latihan Penguatan Duduk-Berdiri dengan Periodisasi terhadap Gross Motor Function Measure Dimensi D dan E Cerebral Palsy Spastik Diplegi.. Galuppi: Development and