tsAB. T
PENDATIULU,AN
A.
PET{EGASANISTILAH
Untuk
rnemperoleh gambaran dan pengertian yangjelas
serta untukmenghindari salah tafsir tentang judul ini, maka dianggap perlu
untuk memeberi penegasan istilah berkaitan denganjudul
ini.1.
MetodeMetode
berasal dari bahasa Greek yangterdiri
dari kata metayaîg
berarti
nreialui
dan hodos yangberarti
jalan. Jadi metode adalahjalan
yang dilalaui.lMetodejuga berarti
carakerja yang sistematis untuk mempermudah suatu kegiatan dalam mencapai maksudnya,2Penggunaan
istilah metode dalarn penelitian ini
dengan maksudnrenyelidiki
tentang Lrertragai carayang digunakan sesuai dengan obyek yangditeliti
2. MelatlhKecerclasan Emosional pada Anak
Melatih dapat diartikan dengan inembiasakan diri
ataubelajar.3Menurut
Daniel
Goleman dalarn bukunya"Emotional
Intellegence", Kecerdasan ernosional adalah kemarnpuan memahami perasaandiri
sendiri dan perasaan orang lain, kemampllan lnemotivasidiri
sendiri dan kernampuanI
Abu Tauhid, Beberapa Aspelc Pencliclikatt Islanr, (Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah IAINSunan Kalijaga Yogyakarta, 1999), hlm. 72
2 Peter Salirn dan Yenny Salirn, Kannts Bqhasa Indonesia dan Konlemporer, (Jakarta:
Modern English Press, 1991), hlm 973 31¿rld- hlm.838
1
mengelola emosi yang
baik
padadiri
sendiri dan hubungannya dengan orang lain.aJadi Emolional
Intel.legencemerupakan ¡uatu kemampuan
yangdimiliki
seseorang untuk memanage emosinya supaya dapat terarah, sehinggaernosi dapat digunakan
seoaraproposional pada saat melakukan
suatu tindakan serta dapat mengenali ef'ekpositif
dan efek negatif dari ernosi itu.Anak adalah
seseorangyang
pada suatumasa dan
perkembangantertentu dan mempunyai potensi untuk rneqjadi
cerdas.5Sedangkan anak menurut Zakiah Daradjat adalah manusiakecil
yangberkisar
antara umur 0-12
tahun.6Dengandemikian, yang dirnaksud dengan melatih
kecerdasan emosional pada anakdalam peneiitian ini ialah
memberikan pembelajaran atau pembiasaandiri
pada anak, khususnya anak pada umur sekitar6-9
tahun tentang kemampuan memahami perasaannya sendiri, oranglain,
memotivasidiri
dan juga mamp Lt n'rcmaÍtagø ernosinya secara proposional.3. Studi
Studi berasal dari bahasa Inggris Study, dilndonesiakan melalui proses penrinjaman kata darì bahasa asing dengan mengagantikan
hurufy
memjadiI
kemudian str.rdi rnen'rpunyai
arti
penyelidikan. 7a Daniel Golen'tan,Entotional lntellegence, terj. T. Hermaya (Jakarta: Gramedia Fustaka Utama, 1991), hlm. 512
'
Wasty Sumanto, P,sikologi Pentildiknn Londa.snn Ker.ja Pimpinan Pendidikan, (Jakarta:Rinieka cipta. tolo), hhn. I66
u Zakiuh Daradjat, Ilnru ,liwa Agann, (Iakarta, Bulan Bintang, 1970) ,hlm.109
t
WJS. Purwadarminta, Kantt,rs (Jtnt,nn lJahasa Indanesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1970), hlm.873
Agar lebih operasional, maka studi pada penelitian ini
diartikansebagai suatu penyelidikan tentang metode yang digunakan guru
dalam melatih kecerdasan emosional siswa.4.
Prakek
Menurut Peter salim dan yenny salim, praktek adalah
cara pelaksnaanteori
secara nyata.sPraktek yang dimaksud dalam skripsi ini
adalah praktek guru dalam mengenali emosi siswa, rnengendalikan
perila\tr¡-
perilaku negatif siswa, menjalin komunikasi secara empatik,
danmenanamkan nilai-nilai emosional dan sosial, seperti;
kedisiplinan, kemandirian,motìvasi diri,
ketekunan, ketrampilan berkomunikasi dan tata kratna sosial. Siswadi
sini dil<hususl<an pada siswa kelas rendah yaitu kelas I,Il,
danlll
sekolah dasar.5. SD Muhammadiyah Suronatan
Adalah
tnerupakansalah satu instansi
sekolahyyang dirifrtis
olehKyai Haji Aìmad
Dahlan yangdidirikan
pada tahun 1918. Søkotâtrm
berada dibawah naungan Persyaril<atan Muharnrnadiyah.Berdasarkan penjelasan
di atas, maka maksud dari judul
skripsi."METODE
MBLA'I.IH I(ECERDASAN EMOSIONAL PADA ANAK (studi Pada Praktek guru Melatih
KecerdasanEmosional siswa di sD Muhammadiyah Srronatan Yogyakarta),
adalahpenelitian
lapangan yangberusaha menggambarkan mengemukakan dan menguraikan data
atau8 lbid,hln1.1186
4
informasi
sebagaimana adanya tanpa memberikan perlakuan terhadap subyek penelitian.B.
LATA.R BELAKANG MASA,LAI{
Setiap anak yang lahir normal, baik fîsik maupun
mentalnya berpotensimenjadi
cerdas.Hal yang demikian terjadi,
karena secarafitrah manusia dibekali potensi
kecerdasanoleh Allah SWT. Dalam
rangka mengaktualisasikan dirinya sebagai hamba('abid
) danwakil Allah
(khalifah) dimuka bumi.eSebagaimana dalam f,rrmanAllah
dalam surat al-Baqarah ayat 30.t*# ,J"+Ji i"ellå æ ru*U clørYl ,-rs .J"b *l¡ asrS*U 4¡ Jtå ål*
,3åt ,JLÄ
c cU ,.r*'¡Äis
ct¡o-o+þ,* ¿*:g eL¡-rll dÅ*dS k* ***
Cl"(Y ' : ä¡årrll)"6u t*: Vl* CÊí
"Ingatlah ketika
Tuhanmuberfinnan
kepada paramalaìkat:"
SesunggUhnyaAku
hendak menjadikan seorangkhalifah
dimukabumi",
mereka berkata:"
Mengapa Engkau hendak
menladikankhalifah di
mukabumi itu
olangyantakan
membuat kerusakan padanyadan
menumpahkan darah, padahaltami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?"Tuhan berfirman: "sesunguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamuketahui".ro
Demikian pula dengan pendapat Al-Ghazali bahwa:
"Anak dilahirkan
dengan membawafitrah
yang seimbang dan sehat.Kedua ofang
tuanyalahyang memberikan
agama kepada mereka.Demikian pula anak dapat
terpengaruhisifat-sifat yang buruk. la rnernpelajari sifät-sifat yang buruk itu dari lingkungan
yang dihadapinya.Dari
corakhidup
yang memberikan peranan kepadanyahlm 13
esuharsono, hfelejitlranlQ, IIìclanl,s,eet. I,(Jakarla; InisiasiPress,2002),hlm. l3
10 Deferetmen Agoma
Rl
,4t-
Qttrian tlan 'l'erienmhannya, (Jakaria: CV. Kathoda, 1993)'5
keadaan
tubuh anak belum seîÌpurna, kekurangan ini
diatasinyadengan latihan dan pendidikan yang ditunjang
dengan makanan.Demikian pula halnya
dengan tabiatyang ointratrkan,
kepada anak yang merupakan kebajikan yang diberikan al-Khalik
kepadànya".rr Pada masa sekarangini,
peran keluargamulai
rnelemah dikarenakan perubahan sosial,politik
dan budaya yang terjadi. Keadaanini memiliki
andilyang
lresar terhadap terbebasnya anal<dari
kekuasaan orangtua,
keluarga telah kehilangan fungsinya dalarn perkembangan emosi anak.I(ehidupan
analc-auakyang
sudah memasukiusia
sekolah sebagian waktunya dihabiskandi
sekolahrnulai
pagi hingga sianghari. Hal ini
tidak menutup kernungkinan bairwasanya mereka pun berinteraksi dengan gurunya dan teman-telrannya, hasil interaksi inipun akan mempengaruhi pola perilaku mereka. OIeh l<arenaitu
sekolah rnerupakan rurnah kedua setelah kehidupan mereka bersama orangtua
dan saudaranyadi
rumah,di
mana mereka dapat bermain dan belajarPengaruh
dari
adanya perubahan sistempolitik, sosial dan
budayayang
rnenyebabkan melernahnyafungsi keluarga
terhadap perkembangan emosi anak, maka peran sekolahdi sini
sangat penting dalam pernbentukan pola perilaku anak-anak.Pelaksanan pendidikan tidak mungkin lepas dari
faktor-faktor psikologis manusiadi
sarnpingfaktor
lingkungan sekitar, maka dalam proses pengajaranperlu
bahkanwajib
berpegang pada petunjuk-pefunjuk dari pararr Al-Ghazali , Ikhtisar lhS;ct '{¡¡,o,rdc}in, terjemah: KH. Mochtar Rosyadi & Mochtar yahya, (Yogyakarta: Al-Falah, 1968), hJm. 15
6
ahli psikologi
terutamapsikologi
pendidikan danpsikologi
perkembangan,tennasuk psikologi aga,'a. Menurut Al-I.arabi dalarn buku
,,lLisaluhFissiyasah",
bahwasanya perlu untuk memperhatikan faktor pembawaan dantabiat
anak-anak. Anah-anak berbeda pembawaanyasatu
samalain. oleh
karena
itu
apa yang diajarkan harus sesuai dengan perbedaan pembawaan dan kemarnpuan itu.l2Namun selarla ini hanya sedikit orang tua yang
rnemperhatikan perkembangankejiwaan anak
secarauniversal. orang tua
biasanya hanya memperhatikan pada aspekjiwa
yang langsung dapat teramati saat itu juga.Seperti
pada perkembangan aspekkognisi,
orangtua
akan merasa sangat bahagiabila
anaknyayangmasih balita sudah dapat rnenghafal abjad ataupun mengenal bahasa asing.Mereka tidak
sadar bahwa anak akan mempunyai masalah-masalahdi
masa depan yang penyelesainyatidak
hanya ditentukan oleh keberhasilan orang tua dalam rnengembangkan aspek kognisinya ataule
(Intelellegence Qoutien)-nya,
narlun tak
kalahpenting
adalah keberhasilan pengembangan aspek emosi anakjuga
merupakan salah satufaktor
penting yang nrenrentukan kcberhasilan anakdi
lnasa depan.Dalam kaitannya dengan hubungan tersebut maka upaya
untukmembangun darr mengernbangkan
l<ecerdasanemosional anak
patut diperhatikan karena secara psikologis trukanpikiran
rasional saja yang dapatmembantu anah
mengalami perkernbangan,tetapi pikiran
emosionaljuga
12 Busyairi Madjidi, Kon.sep PetrlicliJra¡¡ Para Filosof Muslim, (Yogyakarta: A.l-Amin Press, I 991 ), hlnr. 'l 8
7
memberi dampak
efektif. Ilal ini
rnelihat bahwa masa anak merupakan saat yang tepat untuk menerirna dan menyerap inibrrnasi-intbrmasi baru.Jadi agar kecerdasan emosional anak dapat berjalan dan berkembang dengan
baik, maka
seyogyanyadiberikan pendidikan
danbimbingan
yang dilakukan oleh orang tua, dalam halini
yang paling berkompeten adalah guru kepada siswa dalarn tnasa perturnbuhannya agariarnerniliki
kepribadian dan kecerdasanyang cemerlang baik
kecerdasanlogika maupun
kecerdasan emosi.Demikian
uraian-uraian yang menjelaskan tentang betapa pentingfÀyêarti
kecerdasan emosional bagi kehidupan modern dewasa.ini, yang dijadikansebagai tolak ukur keberhasilan hidup. Maka
kecerdasanE*rosional ini
semakinperlu
dipahami,dirniliki
dan diperhatikan dalam pengembanganyakarena
mengingatkondisi kehidupan
dewasaim ymg
semakiu. kompleks.Kehidupan yang
semakinkornpleks ini memberikan
darnpakyang
sangatburuk
terhadap konstelasikehidupan
ernosionalindividu.
DaLa:nrhal ini, Daniel
Goleman rnengemukakanh4sil
survey terhadap para. orangtua
danguru yang
hasilnya rnenunjukkan bahwa ada kecenderunganyang
sama diseluruh dunia, yaitu
generasi sekaranglebih
banyak rnengalarni kesulitanemosional daripada generasi
sebelurnnya.Mereka lebih kesepian
danpemurung, lebih
beringasandan kurang
rnenghargai sopan-santun, lebih gugup dan rnudah cemps, iebihirnpulsif
dan agresif.13t'
Syamsu Yusyf LN, op.cil, hhn.l 13at Õ
Dengan rnelihat hasil penemuan dari
Daniel
Goleman yang rnengarah pada arti penting kecerdasan emosional(Ee)
bagi kehidupan manusia dewasaini.
Khususbagi
anak-anak, ketranrpiran kecerdasan emosional@e)
perludisuguhkan sedini mungkin agar nantiny
a
anak-anak (siswa)ini
dapat tumbuh dan berkembang dcngan baik dan sehat secara rnoral, emosional, dan sosial.Merupakan tugas yang berat
bagi
orangtua
dalammemilih
sekolahyang berkualitas bagi pendidikan
anak-anaknya.sekolah pada
umumnyajarang ditemukan
adanyapendidikan yang berorientasi tidak
hanya
padaaspek
kognitif dan psikomotirik
saja rnelainkan aspek emosional siswanya pun mendapatl<an posisi yang cukup penting diperhatikan. Seperti keberadaanSD Muhamrnadiyah suronatan Yogyakarta
menempatiposisi yang
cukup diperhitungkan sebagai instansi yang parutdipilih
bagi pendidikan anak-anaksekarang. Karena
selcolahtersebut nlempunyai iklirn yang bagus
bagiperkernbangan emosionai siswa.
Iklim yang
mendukungterciptanya
kecerd4san emosionalanak ini
nampak pada aktivitas belajar-rnengajarbaik di
dalam maupundi
luar kelas.Pola-pola
kecerdasan eurosionalyang
dikernbangkanguru dl
dalarn kelasdengan jaian rnengintegrasikan dengan tiap-tiap mata pelajaran
yang diajarkan guru.Hal ini
dikarenakan banyaknya bebankurikulum
yang harus diajarkan guru dan tidak tersedianya waktu yang rnemungkinkan bagi mereka untuk nielnlrerikair pelatihan kecerdasan emosinal seçara khusus.9
Dengan mempertimbangkan keterbatasan kemampuan penuris dalam
memahami persoalaan kecerdasan emosional, khususnya
tentang perkernbangan kecerdasan emosional anak. Maka dalam penelitianini
penulisberusaha untuk menuangkan berbagai masalah emosional siswa
yang dihadapi guru beserta" c,aÍa-caÍa guru dalarnmelatih
kecerdasan emosional siswadi
SD Muhammadiyah Suronatan Yogyakarta.C. RUIWUS,{N
M.{SIÀLAH
Bertolak dari latar belakang rnasalah maka selanjutnya
dapat dirurnuskan permasalahan yang rnenjadi f'okus dalam penelitianini
yaitu:1. Apa saja
masalah-masalahemosional siswa yang dihadapi guru
SD Muhmmadiyah Suronatan Yogyakarta?2. Bagaimana perspektif
kecerdasanemosional bagi anak menurut sI)
Muhanrmadiyah S uronatan Y o gy akarta?3. Bagaimana caÍa guru melatih
lcecerdasanernosional siswa di sD
Muhammadiyah Suronatan Yogyakarta?
Ð" T'U"ruJ.A,N PÐIEE I-TT
AN
Penelitianini
bertujuan untuk :1.
Untuk
mengetahui masalal'r-masalah ernosional siswa yang dihadapi guru SD Muhammdiayh Surontan Yogykarta.10
2.
Untuk
mengetahui perspektif kecerdasan emosional (EQ) menurut guru SD Muhammadiyah suronatan Yogyakarta3.Untuk mengetahut cara-cara guru melatih kecerdasan emosional (EQ) siswa
di
SD Muhammadiyah Suronatan Yogyakarta.8,.
MAÞIFAAT PENEL{TIAN
Manfàat peneiitianini
adaÌah:1.
Bagi
gLrru,penelitian ini
menjadiunpan balik
(feedback)
dalam rangka meningkatkan kenrampuan mengajarnya agartidak
semata mementingkan aspekkogntif,
tapi juga memperhatikan aspek emosi peserta didik.2. Bagi
masyarakaturnurn, penelitian ini
rnernberikaninformasi
tentang kecakapanguru
dalarnrnelatih
kecerdasan emosional(EQ)
kepada anak, khususnya siswa kelas I,II,
danIII
SD.3.
Menambahretèrensi
bahankajian ihnu,
khususnya dalamwilayah ilmu Bimbingan
dan PenyuluhanIslam
tentang rnelatihS kecerdasan emosional anak.F. KER,ANGK,c Tfr,ûRl"
1. Tinjauan Tentang kecerdasad Emosional (EQ) a.
Definisi
l(ecerdasan Ernosionai (EQ)Untuk
memahami kecerdasan emosional seoarakomprchensif
peneliti
akan memaparkanterlebih
dahulu maknadari
ernosiitu
sendiri.11
Ilal ini
dimaksgdkan agar pijakan awal dalam membahas kecerdasan emosional trdak mengambang. Namun sebelum memaparkan definisiemosi, akan peneliti
kemukakan mengenai kondisi-kondisi yang mendasari emosi. I(ondisi-kondisi tersebut adalah:a.
Perasaan, misalnya perasaan takutb.
Impulsil dan dorongan, rnisalnya dorongan r-grhrk melarikan diric.
Persepsi atau pengamatan, tentang apa-apa yang membangkitkan emosl.l4Demikian puia dalarn bukpnya Syamsu Yusuf LN, tertuang di dalamnya tentang pendapatnya Sarlito'Wirawan mengenai emosi, bahwa menurutnya emosi merupakan setiap keadaan pada
diri
seseorang yang disertai warna afektif baik pada tingkat lemah atau dangkal maupun pada tingl<at yang ltns atag mendalam. Yqng dimaksud warrla afektif ini adalah perasaan tertentu yang dìalami pada saat menghadapi(
menghayati ) suatu situasi tertentu. Contoþya; gembira, bahagia, putus asa, terkejut, benci atau tidak senang dan sebagainya.l5Berangkat dari kerangka dasar tentang emosi, sebuah teori yang komprehensif tentang emosi kaitapnya dengan kecerdasan emosional yang dikernukalcan pada tahun 1990 oleh Peter Soluvey dan John Mayer,
mereka
muia-mula mendefinisikqn kecerdasan emosional sebagai himpunan bagian dari lcecerdasan sosial yang melibatkan kemampuanro Dar.la,rg Suìacr¡an, Psil;ologi ll.entala "Dimensi-Dimensi Petkembangan", (Bandutlg:
Mandar Ma.ju, 1995), hlm.5I
' "
Syanlsu YustrlLN, op. cil,2(\02,hlnt. 11512
ïnemantau perasaan dan emosi yang baik pada drri sendiri maupun orang lain, memilah-rnilah setnuallya dan menggunakan lnformasi
ini
untuknre*bi'rbìng pikiran dan
ti'dpkan.r6selanjutnya Goleman,iuganrc¡ger¡ul<al<au tenta¡g kecerdasan emosional, yaitu kemampuan seperti kemampuan memotivasi
diri
sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, mengandaikan doronganhati
dan tidak melebih-lebihkan kesenangan,mengatlu slrasana
hati dan
menjaga agar bebasdari
stress, tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati dan berdoa.17Sebenarnya
teori
Goleman tersebut dapat disimpulkan dalam perubalran-perubahan Bahasa Arab,"Man
Shobaro l)zofaro", artinya"Rarang ,siapa ¡ta1g ber,saltar,
ia
qkan sttkses" peribahasaini
bisadisimpulkan bahwa orang yal1g sukses dalam hidupnya adalah orang yang
memrliki l<ecerdasan emosional trnggi atau orang yang sabar. Keadaan ini menur¡u]<an
bahwa
ada hubunganaîtara
suksesdan
kecerdasan.I(ecedasan bias dibentuk dengan melatrh kesabaran dan tekun dalam menempuh per¡alanan sabar, seperti itulah seorang sufi yang menempuh perjalanan menuju Allah SWT. la tempuh berbagai bencana tetapi ia tetap sabar, itulahmengembangkan kecerdasan emosional. I 8
Dernikianiah definisi kecerdasan emosional menurut beberapa pakar l(ecerdasan emosional (EQ)
ini
memang merupakan istilah baru.'u Lo,l,reu"" E. Sa¡thìrc, Mcngr¡iarkan lintosional Inlelligcnce Pada Anak, (Jakarta: G¡arnedi¿
Pustaka Utarna, 1998), 1rlm. tl
tt Dairi"t Goicman, Iint6Íionctl Intellegence, terj: T, Hermaya, (Jakafa: Gramedia Pustaka Utanra, I999), hhnl.45
-
,,Jolaluddirl lialtr¡rat, Meralh cinla llahÌ, (Bandpng: Remaja Rosdakarya, 2001), hhn.240
l3
Namun isi dari EQ ini adalah istilah-istilah, seperti;
kesadarandiri, control diri,
ketekunan, semangat,motivasi diri,
empati, dan kecakapansocial. sebagai
dasar-dasardari
kecerdasanemosional ini
merupakanistilah
larnayang
pa<1a substansinya adalah bagairnana seseoarang bisa mengenal, menguasai dan mengendalikanemosi
yang adadalam dirinya rnerupakan eksesdari sikap ini,
seseorang dapat dewasadalam
emosi (kecerdasan emosi ).b. Perkemb angàn I(ecerdasan Emosional.
Mengingat pentingnya peran emosi daram kehidupan
anak,tidaklah
mengherankankalau
sebagiankeyakinan tradisional
tentang emosi yang telah berkembang selamaini
bertahan kukuh tanpa informasi yang tepatuntuk
rnenunjang ataupun menentangnya-sebagai contoh adakeyakinan yang telah diterima secara ruas bahwa sebagian
orangdilahirkan
dengansifat yang lebih
ernosionaldibanding yang
lainnya.Konsekuensinya,
sudah rnenjadi
kenyataanyang diterima
masyarakat bahwatidak
ada yang dapat dilakukan untuk mengubah karakteristik ini.Pada zaman
dulu
perbedaan emosionalitasini
dinyatakan sebagai hasildari
perbedaan keadaanjasrnani,
dan pendapatmutakhir
mengatakan bahwa perbedaan emosionalitas merupakan akibatdari
perbedaan dalam kelenjar endokrin.reIe Elizabcth B. Ijurlock, Perkcntbctttgcrt AnoJc, (Jakarta: Erlangga, 1997), lúm.210
l4
Dari
kedr"ra pandanganawaln tersebut
dapat dipahami, bahwaperbedaan emosionalitas ini bersifat genetik atau
(diturunkan).Nampaknya
keyakinan
awam tersebuttidak bisa diubah
sebelumbukfi
ihniah diperoleh, bahkan keyakinan telah bertahan kuat
hingga rnempergauii cara orangtua
dan guru (parapendidik)
yang mempunyai peran pengganti dalam bereaksi terhadap emosi anak.Namun
berlcatpenelitian para pakar dalam
berbagai bidang, khususnya parapsikologi
menunjukan bahwa sebenarnyafaktor
genetik bukanlah satu-satunya yangrÌìempengffuhi
emosionalitas anak, terdapat f'aktorlainnya yang
sangat dominan, bahkan menentukan emosionalitas anak, yaitu falctor lingkungan. Fakior lingkunganini meliputi
berbagai hal lainnya seperti lingkungan keluarga sebagai lingkungan yang pertamakali dapaf rnernpengaruhi
perkernbanganemosionalitas anak;
lingkungan sekolah; serta linglcungan trasyarakat.Berbagai faktor lingkungan tersebut akhirnya
dapatmenyebabkan adanya keberagaman emosi anak
(eiri
khas emosi anak),yang
bertreda denganemosi orallg
dewasa. Orang dewasa yang belum memahami akanciri
khas emosi anakini
cenderung menganggap anakkecil
sebagai"tidak
matang". Padahal sebetulnyatidak
logisjika
orangdewasa rnenuntut agar semua anak pada usia
tcrtentu
mempunyai polaemosi yang sama.
Perbedaanindividu tidak dapat dielakkan
karena15
adanya perbedaan
dalam
berbagaihar,
diantaranya adalah pematangan dan kesempatan lrelajar.Dari
l<edua faktor tersebut kesempatan belajar merupakanfakfor yang lebih
penting. Karena betajar merupakan sesuatu yangpositif
dansekaligus merupakan tindakan preventif. Maksudnya adalah
bahwaapabila reaksi
ernosionalyang tidak diinginkan dipelajari,
kernudian membaur kedalampola emosi
anak,akan
semakinsulit
mengubahnya dengan bertambahusia anak, bahkan reaksi emosional
tersebut akan tertanamkukuh
pada masa dewasa danuntuk
mengubahnya diperlukan bantuan ahli.Sebagai akibat
dari
keduafàktor
tersebut, maka dapat dipahami bahwa emosi anakseringkali
sangat berbedadari
orang dewasa.. Namun terlepasdari
adanya perbedaanindividu
danfaktor-faktornya, ciri
khas emosi anak membuatnya berbedadari
emosi orang dewasa diantaranya yang menjadiciri
khas(pola
urnum) emosi anak adalah emositakut
danmarah.Inilah yang menjadi faktor fundamental dari emosi.
spbagai
faktor lain dari
kecerdasanemosi
adalah peran orafrgrva. Apabila
seseoarngrnen;adi orang
fiùa,maka terjadilah
suatukpganjilan
yangpatut
clisesali, dirnana mereka akanmulai
memainkan suatu peran tertentu, dan lupa bahwa sesungguhnya mereka adalah p+*ryø manusia.Kini
sebagai orang tua merekamemiliki
tanggungjawab
untr¡ktuenjadi lebih
baiic daripada seiçedar sebagai manusia. Bqbanta,ryrurg
to
jarvab yang Lrerat
ini
merupakan tantangan bagi orang tua di mana mereka nlerasa bahwa rnereka lrarus selalu bersikap konsisten dalarn perasaan- perasaan mereka, harus selalu menyanyangi anak-anak, harus menerima dan bersikap toleran tanpa syarat, dan yang terpenting adalahtidak
boleh membuat kesalahan-kesalahanyang dilakukan oleh
orangtua
terhadap anaknya.Selain perail orang tua, guru sebagai pihak
lain
yangikut
terlibatdalam memupuk
kecerdasanemosi anak memiliki
peranan penting.Bahkan sering
kali
didapatkan, anak lebih manurut pada perintah gurunyadari
paclaperintah orang tuanya. Hal tersebut
sah-sahsaja,
karena memangguru memiliki
banyak peranannyatidak
sebagai pengajar, tapijuga
sebagaipendidik
dan pernbimbing.20Dalam perananyaini
guru perlurnengusahakan
diri
agar dapat melaksanakan setnuanya.Ketika
perannya sebagai guruia perlu
yang harus dilakukannya, tneskipun ketiga bidangini dapat tumpúng tindih sifatnya, tetapi
masing-masing mempunyai tekanan perhatian dan pendekatan yang berbeda-beda.hlm.17
20 Kartini l(arto¡o, Binthingan tlan Dasar-Dosar PelaksctnacttlÍ?yn, (Jakarfa: Rajawali, 1985),
n
Quanturn
teaching, memberikan enam kunci bagi para
guru untuk memb angun s uasana yang nienyenangkan :2 I
1) Kekuatan
terpendarnniat,
maksudnya adalah seseorangguru
harusmempunyai niat yang kuat atau
kepercayaanakan
kemampuan dan motivasi siswa.Dari teorinya Deporter ini
dapatd¡adikan
sebagai metode dalamrnelatih
kecerdasan emosional siswa adalah dengan melakukanempati.
Sebagairnanajuga
yang terdapat dalam metode mendidik anak dalam ajaran Islam, seperti dalamfirman Allah
SWT:r-dydr; Àrr34¡ 94þ r3lw
\d*-þErå u4;I* ;r r-6-p} #iJr dårJJ
19:*u*Jt;.1$-J-,ú
Ijl
"Dan hendaklah takut pada Allah orang-orang yang
seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah,yang
merekakhawatir
terhadap (kesejahteraan) rnereka.Oleh
sebabitu
hendaklah me¡eka mengucapkan perkatan yang' benar". (QS. An-Nisa: 9)22Ayat
tersebutdi
atas dapatd¡adikan
pegangan oleh pendidik,bahwa
sebelum merekarnendidik tentu saja
harusbertakwa
kepadaAllah SWT
dan berkata dengan perkataan yang benar dan diharapkanmenjurus pada hukum yang
benar. Denganjalan
menempatkandiri
(berempati) padaorang lain
sernbari menghayati kelemahan mereka,tt
BolrbyDeporter, Quanlum 'l'eaching, ,ttnlern¡trøklekatt Otønt¡rm Learning di Ifuang*Ruang Kelas, t eqenrah; Ar1, Nilandari, (Dandurrg: Kaife, 2000). hlnt. 1 7 -39
"
De¡rartenrerr Aganra Rl, ()p, Cit, hlnr. l t 6niscaya
ia
akan benar-benar memperhatikan perkataan yang benar dan berdasarkan kepadatakwa
semata-mata karenaAllah SWT,
sehingga rnereka tidak rnenghiraukan anakyang
lemah.23Sedemikian pentingnya
niat kuat ini
sehinggaakhirnya
dapat berdampakpada peran psikologis siswa dalam belajar, dan
denganmemperhatikan emosi siswa, maka guru dapat
mempercepat pernbelajaransiswa. Demikian
dengan rnemahami emosi siswa, guru dapat membuat pernbelajaran lebih berarti dan permanen.2)
Jalinan rasa simpati dan saling pengertian. Dengan adanya dua sifatini nraka keterlibatan
antarasiswa dan guru akan semakin
erat, karenadengan hubungan, akan
membangunjembatan menuju
kehidupan bergairah siswa.Dalam
ajarunIslam,
bersikap lemahlembut
dan penuh kasihsaying merupakan dasar dalarn bermuamalah dengan
anak.Sebagairnana
yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dalam
bergauldengan anak-anak, beliau memperlakukan mereka dengan
penuhkelembutan baik didalam sikap atau
perkataanbeliau. Apabila
adakesalahan yang dilakukan anak, beliau tidak
segan-segan untukmenegur dengan lembut dan memberi penjelasan tentang
letak kesalahnnya denganllemakai
argumentasiyang logis dan
mudah23 Aabclul Fatah Jalal, Azo,s-Azos Pendidil¡an Islam, terjemah: I-Ienry Noer Ali, (Bandung Diponegoro, 1988), hlm. 178
19
dipahami oleh
mereka. sehingga merekatidak
mengalami kesalahan untuk yang l<edua kalinya.Telah dìrirvayatl<an oleh Aisyah ra. Rasulullah
sAW
bersabda:(fh-r
ésÉ.o\1r¡.at5 ¡lr A ë)tq^.* db¡t Àr
Or"sesungguhnya
Allah adalah zat yang rembut, dan
setiap perkara seriang pada kelembutan". (HR.Bukhori dan
Muislim)2aMuslirn meriwayatkan dari Abu Musa al-Asy'ari,
bahwaRasulullah SAW
rnengutusnya bersamaMu'adz
ke negeriyaman,
danRasulullah
SAW berkata pada mereka berdua:(d*' ol:-l).lr,lu I¡
U"Js3¡."u'!-l ,*-
"
Permudahlah danjanganlah kalian
persukar, ajarkanlahilmu
danjanganlah
kalianberlaku tidak
simpati- 2s3)
Keriangan dan ketakjuban. Dengan keriangan kegiatan belajar-mengajarakan
lebih
menyenangkan. Kegembiraan membuat siswa siap belajar denganlebih
mud.ah dan bahkan dapat mengubahsifat
negatif.untuk
menambah kegembiraandapat
digunakan ctfirmasi,yaitu
suara-suarauntuk
rnengalctifkandialog internal,
sebagai eerrninannilai-nilai
dankeyakinan guru
serta berpengaruhkuat
pada pengalamanguru
setìapsaat; nrernberi (dan
rnenerirna) pengakuan,di mana pada
dasarnya,setiap siswa
senangdiakui atau diterirna. Jadi, akuilah
setiap usaha2a Mulryiclin Abclul Ilamicl, Kegelisahan llct,tulullal¡ Mendengar Thngi,s Anak, (Yogyaarta:
Mitra Pustal<a, 1999). hlm. I 87- l9(¡
"
Muhu*rrlucl Nashih lJlwan, Pe¿{oman Penclìdikctn Anclc l)qlam Islam, (Semarang:, asy*Syifa, 1981), hlm. 155
20
siswa, tidak hanya usaha yang tepat; merayakan kerja keras, hal ìnj. akan
mendorong siswa memperkuat
rasa tanggungjawab dan
mengawaliproses
belajar
mereka sendir:i. Selanjutnya dengan ketakjuban sebagai alat belajar asli dapat menambahkanarti
lebih pada belajar,jika
belajardiawali
dan dicari rnelalui ketakjubanSelanjutnya
menurut Utsman Najati, bahwa afirrnasi
juga berarti bahwaguru
menyediakan situasiyang
baikbagi
perkembangan emosi anak, dan mendukungmelalaui
cara yangjelas
yang dikenali anak seperti mernbenkan ganjaran pada siswa.26Rasuluilah SAW, rnenggunakan ganjaran
dalammernbangkitkan dan rnemperkuat semangat serta gairah untuk berlomba
lari, Beliau
bersabda:"
"'Siapa fiìenang,ia
akan mendapatkan sesuatudariku". Lalu Írereka mereka berlomba lari dan menubruk dada
beliau, segera beliau memeluk danmencium
mereka"z74)
Pongarnbilanresiko. Setiap belajar
mengandungresiko setiap kali
seseorang bertualang
untuk belajar
sesuatuyang baru ia
mengambil resiko besardiluar
zona nyanlannya. Dengan resikoini
akan membawasiswa melampaui
batas mereka sebelumnyadan
menambah dampak pengalamannya.Dalarn hadits yang diriwayatkan oleh Imam
Bukhari;Rasr-llullaìr
SAW
bersabda:tu Uts*an Najati, Jleløjar lÌQ tlan SQ clø'i Sututah Nabi,Pøngatúar: Ary Gnanjar Agustian, (Bandung: Ilikrnah, 2002), hhn. 166
27 lhirl
2T
" llrrrtr r(rr
lriìrr1,ltlllrrrt
tlrkrrrrsui (lctrUrìlt IrtrlttinL: hcrrctrlikrttt.irrgtr [rcgittr. lìrtntttg siullr rrrcrrgcrillt¡rr lrcbaik¿r¡
iutttclttlltllittliitlìlì\/it.
Sctlrtngliunbulurrg
siupu yung rrrr:rrgfii¡durihcjclcltarr iu..¿rlia' tcrjaga dtrinya".( lill. ;fhabrrni -tlan
Donrt¡uthny)'. al_Mal<sud hadits
di
atas, menurut utsmanNajati
adalah bahwabelajar hanya dapat ditempuh
dengan mengerahkan segenap upaya serta berpartisipasiaktif
danelèktif
dalarn proses belajar.2e5) Rasa saling rnemiliki. Dengan adanya saling memiliki
akan mempercepat proses pengajaran dan meningkatkan rasa tanggung jawabSISWA
"
Ibict, hlm. l7o"
Ibirl30 Mrrlrantltraci Nashih Ulwan, Op.Cit,hlnl. 123
Mendidik
siswa dengan adanya rasa saringmemiliki,
menurutNashih ulwan juga
berartimendidik dengan
penuh pehatian.yang
dirnaksud mendidik dengan perhatian adalah
mencurahkan,memperhatikan
dan
senantiasauiengikuti
perkembangananak
dalam pembinaan akidah dan moral, persiapan, spiritual dan sosial, disampingselalu bertanya
tentangsituasi
pendidikanjasrnani dan daya
hasil ilnriahnya. roDi bawah ini ayat tentang
keharusan rnemperhatikan dan mengkontrol dalam mendidik siswa.;[KJ*ç*e o;t*Àl¡,øuJruas3J3rru ó¡-', $--"a;r \Jiitt4t
¿¿-iltt4k
1 1. : g.;.uJ I ¡ . a s
f
-y-ß ü3k,tuJp^¡" íu
nl ro3,*r-l
¡ I-t¿
åîfi.Þ22
,. Hai
oïang-oïang yang benman, peliharaiah keluargamu dandirimu
daripada neraka,yang
bahanbakarnya
manusia danbatu,
sedang penjaganya maiaikat-malaikatyang
kasar dan keras, merekatidak mendurhakai Allah tentang
apa-apayang disuruhnya dan
merekamemperbuat
apa-apayang diperintahkan kepadanya"' (QS. At-
Tahrim:6)ir
6)
I(eteladanan.Bertolak dari
pepatah"Tindakan berbicara lebih
keras daripadct kala-katct",ini
mengandung arti bahwadiri
seorang guru lebihpenting
daripada pengetahuannya.I(arena
dengan keteladanan dapat membangun hubungan,rnemperbaiki kredibilitas dan
meningkatkanpengaruh.
Dalam Islam, Aliah SWT telah
menjadikan nabi MuhammadsAW
sebagaisuri
tauladan, yangbaik
bagi manusia.Dalam
al-QuranAllah
SWT bertlrrnan:p1\ f!': Àrr1nr.
ù15-S tu*"- ðJ,*i À r J¡""-, d é ðçr-ð
1 Y
\ :ç;-Il). I-¿d ¡'-Ér,
"
Sesungguhnya pa<la rasulAliah
(Muhammad) adaikutan
yangbaik
bagirnu, yaitu bagiorang
yang mengharapkan (pahala) Allahdan hariyang
kernudian, sertaia banyak
mengingatAliah". (QS.
al-Ahzab:21)"
Telah diakui bahwa
kepribadianrasul
sesungguhnya bukanhanya teladan buat satu
masa,satu
generasi, satu bangsaatau
satu golongan.Tetapi
merupakan teladanuniveral, untuk
seluruh manusia3r N{ahmud ¡ttnus, \hr.'fcunoh ul-Qurctr al-Korinr, (Bandung; al-Ma'arìf, 1986), hlm. 505-50ó
t'
lhid, hhn. 37923
dan seluruh generasi. Teladan yang abadi dan
tidak
akan habis adalahkepribadian rasul yang
didalarnnyaterdapat
segalanonna,nilai,
dan ajaran Islam. 33Menurut an-Nahlawi, sebagaimana
dikutip
SriHarini
dan AbaFirdaus al-Hajwani, pendidikan rnelalui keteladanan ini
dapatditerapkan baik secara sengaja maupun
tidak
sengaja. Keteladananyangtidak
sengaja adalah keteladanan dalam keihnuan, kepemimpinan,sifat ikhlas
danlain-lain.
Sedangkan keteladanan yang disengaja, misalnyamemberi contoh
membaca yangbaik,
mengerjakan shalat yang benardan iain- lain. Dalam pendidikan Islam kedua macam
keteladanan tersebut sama pentingnya.'uDari
uraiandi
atas, sudah jelas bahwa sementara guru rnengajak siswa dalam proses belajar seumur hidup yang dinamis dan tak terlupakan, guru rnenciptakan suasana prirna yangunik
bagi para siswa, yang membuat siswa aman tapi ter-tantang, dimengerti dan dirayakan. Dengan menciptakan suasanayang prima
tersebut,guru
secaratidak
langsungtelah mendidik
siswamemiliki
kecerdasan emosi.Dernikian
juga,
denganlingkungan
masyarakatturut
berperandalarn
kecerdasanemosi siswa. Adapun lingkungan
masyarakat yang berpengaruh adalair terutama teman-teman sebayanya yang bersangkutan,33 S¡i Hadni clan Aba firclaus al-Hajwani, Menclidik Anak Sejak DÌni, (Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2003), hlm.
jo lh¡d
24
dimana dalam masa
ini terjadi
interaksi yang secaratidak
langsung dapat mempengaruhi pernbentukan kecerdasan emosi.2. Tinjauan Tentang Perkembangan Emosi Pada Anak.
Setelah menguraikan konsep kecerdasan
emosional
sebagaimanayang dipopulerkan oleh Daniel Goleman, dalarn bukunya "Emotional
Intel.legence"(1995),
adalahjuga perlu
memperhatikan penjelasan teoritis tentang bagaimana perlcembangan emosi yang terjadi pada anak-anak. Halini
penting karena akanmenjadi
kerangka rujukan (Frame of Reference) dalam memtricarakancara-cara guru melatih
kecerdasanemosional pada
anak didíknya yang merLipakan pusat perhatian dalam penelitian ini.Menurut Elizabeth B. Hurlock,
kemampuan anakuntuk
bereaksi secara emosional sudah ada sernenjakbayi
barudilahirkan.
Gejala pertamaperilaku etlosional ini aclalah berupa
keterangsanganurrlulll.
Dengan meningkatnya usia anak, reaksi emosional mereka kurang menyebar, kurang sembarangan,lebih
dapat dibedakan, danlebih lunak
karena mereka harus mernpeiajari reaksì orang iain terhadap luapan emodi yang berlebihan.35Adapr.rn
ciri-ciri penampilan emosi pada anak menurut Hurlock clitandai oleir intensitas yang tinggi, sering kali ditampilkan,
bersifat3 5
Elizab eth B. I{r-r rl o o cì<, o p, c i /, h1nt.2 1 0 -2 1 2
25
sementara, cenderung mencerminkan, individualitas, bervariasi
seiring meningkatnya usia, dan dapat diketahuirnelalui
gejalaperilaku.36Berikut ini
ada beberapa pola emosi yang dijelaskanHurlock,
yang secara umum terdapat padadiri
anak, yaitu:a).Rasa Takut.
Dikalangan anak yang lebih
besar atauusia
sekolah, rasa takut berpusat pada bahaya yang bersifat fantastik, adikodrati, dan samar-samar.Mereica takut pada gelap dan makhluk
imajinatif
yang diasosiasikan dengan gelap, pada kematian atau luka, padakilat
guntur, serta pada karakter yang menyeramkan yang terdapat pada dongeng,lilm,
televisi, ataukomik
Terlepas dari usia anak, ciri khas yang penting pada
semua rangsangantakut iaiah hal
tersebutterjadi
secara mendadak dantidak di duga, dan
anak-anah hanyamempunyai
kesempatanyang sedikit
untukmenyesuaikart diri dengan situasi tersebut. Namun seiring
dengan perkembanganintelektual dan
rneningkatnyausia anak, mereka
dapat menyesuailcan rJiri dengan lingkungannya.Selanjutnya reaksi rasa, seperti; intelegensia,
jenis kelamin,
statussosial ekonomi, kond,isi
fisik,
hubungan sosial, urutan kelahiran, danfaktor
kepribadian.t6 Ibirt, hal.216
26
b) Rasa Marah
Pada
url'ìutnnya, kemarahan disebabkanoleh
berbagai rintangan, misalnya rintangan terhadap gerak yang diinginkan anak baik rintanganitu berasal dari orang lain atau berasal dari
ketidakmampuannya sendiri, rintangan tehadap aktivitas yang sudah berjalan dan sejumlah kejengkelanyang
rnenumpuk. Pada anak-anakusia
sekolah, rintangan berpusat padagangguan terhadap keinginan, gangguan tehadap aktivitas
yang dilaksanakan, selaiudi
persalahkan, digoda dan dibandingkan secaratidak
menyenangkan dengan oranglain
atau anak lain.Ileaksi
kemarahan anak-anak secara garis besar dikategorisasikanmenjadi
duajenis yaitu reaksi impulsif
dan reaksi yang ditekan. Reaksiimpulsif
sebagian Lresar bersif-at rnenghukurn keluar (extra punitive), dalam arti reaksi tersebut diarahkan kepada orang lain, misalnya dengan memukul,rnenggigit, rneludahi, meninju, dan
sebagainya. Sebagiankecil
lainnya bersifat kedalam (intrapunitive),
dalamafü
anak-anak mengarahkan reaksi pada dirinya sendiri.c) Rasa cemburu
I{asa cemburu adaiah reaksi normal
terhadapkehilangan
kasih sayang yang nyata, cìibayangkan, atau ancatran kehilangankasih
sayang.Cemburu
disetrabkan kemarahanyang
rnenimbulkansikap jengkel
danditujukan
kepadaorang lain. Pola rasa
oemburuseringkali
berasal daritakut
yang berkombinasi dengan rasa rnarah. Orang yang eemburu sering27
kali
merasatidak
tentram dalam hubungannya dengan orang yang dicintai dan takut kehilangan status dalam hubungannya itu.Ada tiga
sumber utama yang menimbulkan rasa cmburu; pertama merasa diabaikan atau didr"rakan. Rasa cemburu pada anak-anak umumnyatumbuh dirumah,
Sebagai contoh, seorang bayi yang barulahir
yang pastimerninta
banyal<waktu dan perhatian orang tuanya.
Sementaraitu
kakaknya yanglebih tua
rnerasa diabaikan.Ia
merasasakit hati
terhadapadiknya itu.
Kedua,situasi
selcolah,sunber ini
biasanya menimpa anak- anak usia sekolah. Kecemburuan yang berasal dari rumah sering di bawa kesekolah yang
mengakibatkan anak-anak memandangsetiap orang,
baik guru atau teman-teman kelasnya sebagai ancaman bagi keamanan mereka.Untuk melindungi keamanan mereka, anak.anak
kemudianmengembangkan kepemilikan pada salah satu guru atau teman sekelasnya.
Kecemtruruan
juga
bisadisulut
oleh guru yang suka mernbandingkan anak satu dengan anaklain. Ketiga, kepemilikan
terhadap barang-barang yangdimiliki
oranglain
membuat mereka merasa cemburu. Jenis kecemburuanini
berasaldari
rasairi yaitu
keadaan marah dan kekesalanhati
yangdi
tujukan kepada orang yangmemiliki
barang yang diinginkannya itu.d) Duka
Cita
atau l(esedihan.Bagi
anak-anal<, dukacita
bukan merupakan keadaan yang umum.Hal ini
dikarenakantiga
alasan; Pertama, para orang tua, guru, dan orang clewasalainnya
berusaha rnengamankan analc tersebutdari
bcrbagai duka28
cita
yang menyakitkan.Karena hal itu
dapat merusak kebahagiaan masakanak-kanak dan dapat menjadi dasar bagi masa
dewasayang
tidakbahagia. Kedua,
anak-anal<terutarna apabila mereka masih
kecil,mempunyai ingatan yang tidak
bertahanterlalu lama,
sehingga merekadapat dibantu melupakan duka cita tersebut, bila ia dialihkan
kepada sesuatu yang menyenangkan.Ketiga
tersedianya penggantiuntuk
sesuatu yang telah hilang, mungkin berupa mainan yang disukai, ayah atau ibu yangdicintai, sehingga dapat mernalingkan mereka dari kesedihan
kepada kebahagiaan.Namun, seiring
dengan n'reningkatnyausia
anak, kesediaan anaksetlakin
bertarnbah dan untuk rnengalihkan kesedihan dari anak-anak tidakefektif
lagie)
KeingíntahuanAnak-anak rnenunujukan keingintahuan
melalui
berbagai perilaku, misalnya dengan bereaksi seÇarapositif
terhadap unsur-unsur yang baru,aneh, tidak iayak atau misterius dalarn lingkunganya
dengan bergerak kearah benda tersebut, rnernperlihatkan kebutuhanatau keinginan
untuklebih
banyak mengetahui tentangdirinya sendiri
atau lingkunganya untuk mencari pengalarnan baru dan memeriksa rangsangan dengan maksud untuk lebih banyak mengetahui seluk-beluk unsur-unsur tersebut.I
KegernbiraanGembira adalah ernosi yang
menyenangkanyang dikenal juga
dengan kesenangan atav kebahagiaan. Seperti bentuk
emosi-emosi29
sebelurnnya. Kegernbiraan pada masing anak berbeda-beda, baik mencakup intensitas dan cara rnengekspresikannya.
Pada anak-anak usia sekolah awal, sebagian
kegembiraan disebablcanoleh
lceadaanfisik
yang sehat, situasi yangganjil,
permainan kata-kata, malapetaka ringan, atau suara yangtiba-tiba
sehingga membuat mereka tersenyum. Sebagian lainnya, disebabkan karena mereka berhasil mencapai tujuan yang rnereka inginkan.g) Kasih Sayang
Ifusih
sayangadalah reaksi emosional terhadap
seseorang ataubinatang atau
benda.Hal ini rnenunjukan perhatian yang
hangat, dan memungl<iniran terwujud dalam bentukfisik
atau kata-kata verbal.Anak-anak
cenderungpaling suka
kepadaorang yang
menyukaimereka dan bersikap rarnah terhadap orang itu. Kasih
sayang merekaterutama ditujukan kepada manusia atau objek lain yang
merupakan pengganti rnanusia, yaitu berupa; binatang atau benda-benda. Agar menjadi emosi yang menyenangkan dan dapat menunjang yangbaik,
kasih sayangdari
anak-anak harus berbalas.Arrinya
harus adatali
penyambung yang menghubungkan dengan orang yang disayanginya. 37Demikinl ah uraian-uraian mengenai penampilan-penampilan emosi
yang sering tampak menurut teorinya l-Iurlock, yang
pa-tutdan
bahkan menjadi selruah lcewajiban bagi orang tua dan para pendidik. Dalam haiini
t' lb¡rl, hln-t. 228
30
yang paling
berkompetenadalah guru. Sebab
dengan mengetahui dan rnemahami pola-pola emosi pada anak, guru akan lebih untuk rnemberikan latihan-latihan emosi secara baiic.a. Implementasi Pengembangan Kecerdasan Emosional dalam Perkembangan Anak
Seorang psikolog l{arvard, Jerome Kagan,
mengemukakanbahwa
teinperanren seoranganak mencenninkan
suatu rangkaian emosi bawaan tertentu dalam otaknya. Sebuah cetakbiru untuk
ekspresi emosi- sekaligus perilakr-urya sekarang dandi
masallendatang. Menurut
Kagan, seorang anak yang pemalulahir
dengan amigdala yang rnudah terangsang"barang
kah
karena kecellderungan turunanuntuk
mempunyai norepinofrinatau
senyawakimia otak lain berkadar tinggi yang
merangsang pusat pengendali emosi pada otak secara berlebihan.Melalui
penelitian bertahun-tahun, ia telah
meneinukanlrahwa
213 anakyang lahir pemalu
tumbuhrnenjadi anak yang
kikuk,
penyendiri dan mudah lebih cemas, penakut, danmengalarni hambatan dalam bergaul ketika dewasa. Anak-anak ini
tampaknyatidak
mengembangkan saluran-saluransaraf
anlara amigdaladan korteks yang akan memungkinkan bagian otak untuk berpikir
membantu bagian otak etnosi menenangkan diri.38Jika
manusiatelah
mengetahui besanrya pengaruh kecerdasanemosi dalam
menunjang kesuksesanhidup
seseorang, sudah sewajamya'8 La*renc* E,. Saphiro, o¡:.cit,h\nt. l8 - 19
31
pula
orangtua perlu
rnenyiapkan anak-anakuntuk
mencapai kecerdasanernosi pada kadar
ya.ngtinggi. I(arena BQ tidak
berkemtrang secara alamiah,artinya
seseorang dengan tidalc sendirinyamerniliki
kematanganEQ semata-rnata didasarkan pada perkembangan usia
biologisnya.Sebaliknya kecerdasan emosi sangat bergantung pada proses pelatihan dan birnbingan yang kontinr-,..'o
Dengan contoh hasil penelitian tersebut, maka
mekanisme pengembangan kecerdasan emosi pada anak dapat dirnulai sejak anak masihbayi, karena bayi juga mernpunyai
kecenderungan-kecenderungan yangapabila tidak diperhatikan secara seksama dapat berdampak
pada perkenrbarrgan enrosinya tatlcala ia besar nanti.Anak-anak (dan orang tua yang kurang
dewasa) cenderung menrandang dunìa sesuaì dengan keinginan dan kebutuhan mereka. Ketika anak bertambah runurtujuh
hingga delapan tahun, mereka menjadi lebihrnudah berunding, berkompromi dan toleran. Tepat, seperti apa
yarrgdiketahui
orang tua, prosesini
rnengalami pasang surut pada masa remaja.Banyak yang dapat dilakukan orang tua setiap hari untuk rnengajarkan anak
cara mengarnbii perspektif
berbeda.a0Untr.rk dapat memahami kehidupanbayi
clan anak-anal<yang rlasih
sangatlnuda, maka kita harus
banyak rnenyadarkancliri
pada observasitingkah laku
anak-anak tersebut, sebab3e Suha.sono, o¡.t. ci l, hal.64
a0 Mauriee J. Elias d!<k, Carq-Cara Efektif Aúengøsuh Anak clengan /JB, (Bandung: Kaifa, 2001), lrlm.43
32
anak-anak
itu
ticlak dapat bercerita tentang keadaandiri
sendiri, dantidak
mampu mengungkapkan kehidupan psìkisnya.4lAdapun pembentukan kecerdasan emosi pada anak
dapatdilakukan melalui
pernlrerian pelatihanEQ,
menurut pandangan Golemanisi
pelatihan emosional adalah sebagai berikut :1)
I(esadarandiri
2)
Pengelolaan ernosi3)
Ketekunan4)
Memotivasidiri
5)
Ernpatib. Fungsi Kecerdasan Emosi Bagi Guru dan Anak.
Sebenarnya berbicara tentang
fungsi
kecerdasan emosi apabiladitinjau
secara umum sudah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya,yait agar
seseorangdapat meraih
kesuksesandalam hidupnya.
Walaupun kesuksesanitu sendiri
masih dianggap sebagai sesuatu yang belum jelas, apakah kesuksesandari
segimateri
atau nonmateri.
Terlepasdari
suksesdari segi materi
ataunon materi
tersebut,disini peneliti
akan meneoba rnenggagas teirtangfungsi
kecerdasanemosi bagi guru dan
siswa dalam berbagai aspek, agar penclìdikan rnemperoleh hasil yang rraksirnal.Bertoiak
dari pemihiran sepertidi
atas, lcesuksesan bagi seorangsiswa di sekolah seringkali diasumsìkan
sebagaiyang berhasil
dalamar Karlini l(artor.ro, Psikologi Anctk (Ps'ikologi Perlcembangan), (Iìandung: Mandar Maju, 1990), h1m.7
aaJJ
prestasi akademiknya. Sehingga sangatlah
wajar
apabiladari
siswa yangrnerniliki
intelegensi yangtinggi
diharapkan dapat diperoleh prestasi belajaryang tinggi
pula.Untuk membahas kesuksesan siswa dengan
menekankankecerdasan emosi
ini,
penelitr akanmelihat dulu
pada apa yang dikatakan Gardner mengenai berbagi kecerdasan yang sebenarnyadirniliki
anak.Howard Gardner, dalam bukunya yang berjudul "Multiple
Intelegence" menegaskan bahwa skala kecerdasan yang selamaini
dipakai ternyatarnerniliki
banyak keterbatasan sehingga kurang dapat meramalkankinerja yang
sukses untul< masa depan seseorang. Garnbaran rnengenaispeclrunr
kecerdasanyang lrras telah rnembuka rnata para orang
tua,maupun guru
tentang adanyawilayah-wilayah
yang secara spontan akandiminati oleh
anak-anak dengail semangatyang tinggi.
Wilayah-wilayah tersebut adalah:1) Kecerdasan Bahasa
I(ecerdasan
ini uinumnya ditandai
denganini
kesenangannyapada
kegìatanyang berkaitan
dengan penggunaansuatu
bahasa seperti membaca.2) Kecerdasan Musil<al
Adalair
lcecerdasan yangmerruat
kemampuan seseorang untukpeka terhadap
suara-suaranonyplbal yang berada di
sekelilingnya, tennasuk dalam halini
adalaltnada$an
iratna.34
3) Kecerdasan
Visual
SpasialKecerdasan
ini
melnuat kernarnpuan seseorang untuk rnendiarni secara rnendaiam hubungan antara objek dan ruang.4) Kecerdasan
l(inestik
I(ecerdasan yang tnemuat kemampuan seseorang
untuk
secaraaktif menggunakan bagian-Llagian at;au seluruh tubuhnya
untukberkomunikasi dan memecahkan berbagai rnasalah.
5) Kecerdasan Interpersonal
Menunujukan kemampuan
seseoranguntuk peka
terhadap perasaan oranglain.
Mereka cenderunguntuk
memahami dan berinteraksi dengan oranglain,
sehingga mudah dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekelilingnya.6) Kecerdasan Intra-personal
Menunujukan kernampuan
seseoranguntuk peka
terhadap perasaannya sendiri. Anak-anak selnacamini
selalumelakukan
intropeksidiri,
mengoreksi lcekurangan maupun kelemahannya, kernudian mencooba untuk meinperbaikidiri,
sehingga anakini
cenderung menyukai kesendirian dan kesunyaian, merenung dan berdialog dengan dirinya sendiri.7) I(ecerdasan NaturaUs
Yaitu
hemzrmpuan seseoarnguntuk
peka terhadap lingkungan, rnisalnya senang beradadi
lìngkungan alam terbuka seperti pantai.azu' Bobbi Deporler, op. c i r, hlrn.91 -gB
35
Dari ketu¡uh spectrum
kecerdasanyang dikemukakan
olehGardner di atas, Goleman mencoba memberi pe¡ekanan pada
aspek kecerdasanintrapersonal atau pribadi. Inti dari
kecerdasanini
adalahmencakup kemampuan
untuk
membedakan atau menanggapi dengan tepat suasanahati, temperalren, motivasi, dan hasrat keinginan orang
lain.Natnun,
menurut Gardner kecerdasan antarpribadi ini lebih
menekankan pada aspekkognisi
atau pernahalnan. Sementara factor emosi atau perasaankurang
diperhatikan. Padahal, rnenurut Goleman,faktor
emosiini
sangatpenting
dan memberikan suatu warna yangkaya
dalam kecerdasan antarpribadi
ini.Di sini
dapat disimpulkan bahwa betapa pentingnya kecerdasanemosi
dikernbangkanpada diri siswa. Karena
betapabanyak
dijumpai siswa, cli mana rnereka begitu cerdasdi
sekolah, begitu cemerlang prestasi akaden-riknya,bilri tidak
dapat rrengelola emosinya; seperti rnudah marah, mudah putus asa, atau anglcuh dan sornbong, maka prestasi tersebuttidak
akan banyak bennanfaatuntuk dirinya.
Ternyata, kecerdasan emosi perlu dihargai dan dikembangkan pada anak sejak usiadini.
Karena halini
yang mendasariketranrpilan
seseolangdi tengah
masyarakatkelak,
sehingga akan membuat seluruh potensinya dapat berkembang secara lebih optimal.Dengan demikian, jelaslah bahwa kceerdasan
cmosidipentingkan bagi siswa dalam
rangka rnengembangkan potensi-potensi36
yang
dimiliki oleh
siswa yang bersangkutan, tanpa harus memaksakaî apa yang dilcehendaki oleh orang tuanya.3.
Melatih
Kecerdasan EmosionalAnak
Sampai sejar"rh
ini belum
adaliteratur yang
secaraspesifik
yang membicarakan tentang bagairnana cara guru rnelatih kecerdasan emosi anakdidiknya. I(ebanyahan litelatur yang beredar lebih menyoroti
tentang bagaimanacara orang tua membina EQ
anak-anaknya.Seperti
bukunyaMaurice
J.Elias dkk
dengan bukunya ""Cürãefektf
Mengasuh Anak denganEQ"
dan bukunya Joan Gottman danJean De Claire
dalam bukunya"Kiat- Kiat
Mentbesctrkan AnctkyttngMentiliki 88"
(1992).Sebagai
.Ioan Gottman dan
JeanDe Claire,
mengidentifikasikanempat tipologi orang tua dalam nienyikapi ungkapan
emosi-ernosi anak mereka beserta dampaknya yaitu:a.
Orang tua yang rrrengabailcanMereka tidak ilenghiraukan dan menganggap sepi
ataumeremehkan elnosi-emosi negatif anak. Akibatnya anak
menganggapbahwa
perasaan-perasaanitu keliru, tidak tepat atau tidak
sah. Merekarnungkin
merasakan adayang
salahdari
perasaannyadan
rnungkinjuga
rnenghadapi kesulitan untuk rrrengatur emosi mereka sendirib.
Orang tuzr yzrng tidak rnenyetujui37
Mereka bersikap kritis
terhadap ungkapan perasaan-perasaan negatit-anak mereka. Akibatnya bagi anak
adalah sarna dengatipologi
pertama.c.
Orang tua yang LaizeesMereka rtenerirna emosi anak-anak mereka dan berempati tetapi
tidak mernberikan birnbingan atau
menentukan batas-batastingkah laku anak mereka. Akibatnya, anak tidal< belajar mengatur emosi
mereka, menghadapi kesulitan untuk berkonsentrasi, dan sulit rnenjalin persahabatan atau bergaul dengan orang lain.d.
Orang tua yang berperan sebagai peiatih ernosiMereka
menghargai enrosi-emsinegatif anak
sebagai sebuah kesempatanuntuk
semakin ¿rkrab, berernpati dengan emosiyang
dialamianak,
narl1ul1 rrrerekamembimbing dan
menentukan batas-batas tingkahlaku
anak-anak merel<a.Akibatnya,
anakbelajar
melnpercayai perasaanperasaanya, rnengatur ernosi lnereka sendiri, dan
rnenyelesaikan masalahnya. Merekajuga
mempunyai hargadiri
yangtinggi
dan bergaul dengan orang lain secara baika3Di
bagianlain,
padabuku
yang sama Gothnan danDe
Clairejuga rnenjelaskan lima prinsip dasar bagi orang tua dalam
melatih kecerdasan emosional anak, yaitu:ot
Joan Gooftman&
JeanDc
Clairc, KiaÍ-Kial. Met¡tbes'arkatt Anak yong MemilikiKe c e rdqsan Ent os i ona l, (J akalta : G¡anlecli a, 1 99-/ ), hlnt. 4-5
38
a.
Menyadari emosi anakLangkah pertarna rnelatih anak
merasakanemosi yang
ada dalarndiri
orang tuaitu sendiii
ketika anak mengalami masalah emosional.Menyadari emosi
diri
sendiri sebelum merasakan emosi anak bukan berarti merubah secarâfrontal karakter pribadi
orangtua
atau mengungkapkan secara rnembabibuta
apayang
mereka rasakan kepada anak, melainkan rnengenalikapan
orangtua
merasakan suatuemosi,
mengidentifikasikan perasaan-perasaannya, dan pelca terhadap hadirnya emosi pada orang lain.b. Mengakui emosi anak dan
rnemanfaatkannya sebagaipeluang
untuk rnembangun kedekatan dan rnengajar kecerdasan emosional pada anak.Adalah penting bagi orang tua
urernanfaatkan saaf-saatkritis yang terjadi pada anak seperti nilai lapor yang buruk,
pergaulan yang terganggu, atau pengalaman-pengalamannegatif
lainnya, untuk berempati dan membangun kedekatan serta rnengajari cara-cara mengatasi perasaantersebut kepada anak. Kemampuan selain banyak menolong
anakmenangani
perasaan-perasaannyajuga merupakan wujud konkrit
daritanggungjawab orang tua tethadap anak.
c.
Mendengarl<an dan ernpati dan meneguhkan perasaan anakLangkah ketiga