• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL 43 TENTANG PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Study diMasjid Azizi Kelurahan Payo Lebar Kebun Jeruk Kota Jambi)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL 43 TENTANG PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Study diMasjid Azizi Kelurahan Payo Lebar Kebun Jeruk Kota Jambi)"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)

Dalam Prodi Perbandingan Mazhab Fakultas Syariah

Oleh:

M. FIRDAUS SPM. 162595

PEMBIMBING:

Dr. Illy Yanti, M.Ag Drs. RAHMADI, M.HI

PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI TAHUN 2020

(2)

ii

PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : M. Firdaus NIM : SPM. 162595

Jurusan : Perbandingan Mazhab Fakultas : Syariah

Alamat : Desa Delima Kec. Tebing Tinggi Kab. Tanjung Jabung Barat

Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa skripsi yang berjudul:

“IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL 43 TENTANG PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Study diMasjid Azizi Kelurahan Payo Lebar Kebun Jeruk Kota Jambi)” adalah hasil karya pribadi yang tidak mengandung plagiarisme dan tidak berisi materi yang dipublikasikan atau ditulis orang lain, kecuali kutipan yang telah disebutkan sumbernya sesuai dengan ketentuan yang dibenarkan secara ilmiah.Apabila pernyataan ini tidak benar, maka peneliti siap mempertanggung jawabkanya sesuai hukum yang berlaku dan ketentuan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, termasuk pencabutan gelar yang saya peroleh dari skripsi ini.

Jambi, 15 Mei 2020 Yang Menyatakan,

M. Firdaus

NIM. SPM. 162595

(3)

iii Pembimbing I : Dr. Illy Yanti, M.Ag.

Pembimbing II : Drs. Rahmadi, M.HI

Alamat : Fakultas Syariah UIN STS Jambi

Jl. Jambi- Muara Bulian KM. 16 Simp. Sei Duren Jaluko Kab. Muaro Jambi 31346 Telp. (0741) 582021

Jambi, 2020 Kepada Yth.

Dekan Fakultas Syariah

UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Di-

JAMBI

NOTA DINAS Assalamualaikum wr wb.

Setelah membaca dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka skripsi saudaraM. Firdaus, SPM. 162595 yang berjudul:

“IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL 43 TENTANG PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Study diMasjid Azizi Kelurahan Payo Lebar Kebun Jeruk Kota Jambi)”

Telah disetujui dan dapat diajukan untuk dimunaqasahkan guna melengkapi syarat-syarat memperoleh gelar sarjana starata satu (S1) dalam jurusan

Perbandingan Mazhab Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Demikianlah, kami ucapkan terima kasih semoga bermanfaat bagi kepentingan Agama, Nusa dan Bangsa.

Wassalamualaikum wr wb.

Pembimbing I Pembimbing II

Dr.Illy Yanti, M.Ag. Drs. Rahmadi, M.HI

NIP. 1971102271994012001 NIP. 196611121993021001

(4)

iv

Jln. Raya Jambi-Muara Bulian KM. 16 Simpang Sungai Duren Kab. Muaro Jambi. 36363 Telp/Fax (0741) 583183-584118 website: iainjambi.ac.id

PENGESAHAN SKRIPSI / TUGAS AKHIR Nomor : B--4121/D.II/PP.009/03/2020

Skripsi/Tugas Akhir dengan Judul: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41

TAHUN 2004 PASAL 43 TENTANG PENGELOLAAN WAKAF

PRODUKTIFPERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Study di Masjid Azizi Kelurahan Payo Lebar Kebun Jeruk Kota Jambi).

Yang dipersiapkan dan disusun oleh

Nama : M. Firdaus

NIM : SPM. 162595

Telah dimunaqasyahkan pada : Rabu, 08 April 2020 Nilai Munaqasyah : 80.90 (A)

Dan dinyatakan telah diterima oleh Fakultas Syariah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

TIM MUNAQASAH : Ketua Sidang

Drs.Baharuddin Ahmad, M.HI NIP. 19561221 19840 21001

Penguji I Penguji II

Drs. H. Hasbi Ash-Shidiqi, MA NIP. 19640608 199203 1004

Idris, S.S., M.H NIP. 19780401 201412 1004

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Illy Yanti, M.Ag.

NIP. 197102271994012001

Sekretaris Sidang Drs. Rahmadi, M.HI NIP. 19661112 199302 1001

Dra. Choiriyah

NIP. 196608051994032001 Jambi, Mei 2020

Fakultas Syariah

UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi DEKAN

Dr. Sayuti, S.Ag.,M.H NIP. 19720102 2000031 005

(5)

v MOTTO



















































261. Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah[166] adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki.dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui.(Q.S Al- Baqarah;261)

(6)

vi

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Transliterasi Arab-Latin dalam penelitian ini menggunakann pedoman

tranliterasi berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 158 Tahun 1987 dan Nomor: 0543

b/U/1987, tanggal 22 Januari 1988. Adapun secara garis besar uraiannya sebagai berikut:

A. Konsonan Tunggal Huruf

Arab

Nama Huruf Latin Keterangan

ا Alif Tidak

dilambangkan

Tidak dilambangkan

ة Ba´ B Be

ت Ta´ T Te

ث Sa´ Es (dengan titik di atas)

ج Jim J Je

ح Ha´ Ha (dengan titik di bawah)

خ Kha´ KH Ka dan Ha

د Dal D De

ذ Źal Ż Zat (dengan titik di atas)

ر Ra´ R Er

ز Zai Z Zet

س Sin S Es

ش Syin SY Es dan Ye

ص Sád Es (dengan titik di bawah)

ض Dad De (dengan titik di bawah)

ط Ta´ Te (dengan titik di bawah)

ظ Za´ Zet (dengan titik di bawah)

ع Ain ´ Koma terbalik di atas

غ Gain G Ge

ف Fa F Ef

ق Qāf Q Qi

ك Kāf K Ka

ل Lam L El

و Mim M Em

ٌ Nun N En

و Wawu W We

ِ Ha´ H Ha

ء Hamzah ' Apostrof

ى Ya´ Y Ye

(7)

vii

B. Konsonan Rangkap Karena Syaddah di tulis Rangkap

ةّد دعتي Ditulis Muta‘adiddah

ةّدع Ditulis ‘Iddah

C. Ta‘ Marbutah di Akhir Kata 1. Bila dimatikan tulis h

ةًكح Ditulis Hikmah

ةهع Ditulis „illah

Ketentuan ini tidak diperlakukan terhadap kata-kata Arab yang sudah terserap kedalam bahasa Indonesia, seperti sholat, zakat,dan sebagainya, kecuali bila dikehendaki lafal aslinya.

2. Bila diikuti dengan kata sandang “al” serta bacaan kedua itu terpisah, maka ditulis dengan h.

ء بين و لأا ةي رك Ditulis Karamatul al-auliya‟

Bila ta‟ marbutha hidup atau harakat, fathah, kasrah dan dommah ditulis t

رطفنا ةبك ز Ditulis Zakatul fitri

D. Vokal Pendek

َ Ditulis A

َ Ditulis I

َ Ditulis U

E. Vokal Panjang Fathah alif

ةيهه بج

Ditulis Ditulis

Ā Jāhiliyyah Fathah ya‟ mati

يعسي

Ditulis Ditulis

Ā yas‟ā Kasrah ya‟ mati

ىيرك

Ditulis Ditulis

Ĭ Karĭm Dammah wawu mati

ضورف

Ditulis Ditulis

Ũ Furũd

(8)

viii F. Vokal Rangkap

Fathah alif ىكُيب

Ditulis Ditulis

Ai Bainakum Fathah wawu mati

لوق

Ditulis Ditulis

Au Qaul

G. Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata dipisahkan dengan Apostrof

ىتَاا Ditulis A‟antum

ت دعا Ditulis U‟iddat

ىتركش ٍئن Ditulis La‟in syakartum

H. Kata Sandang Alif Lam 1. Bila diikuti Huruf Qamariyyah

ٌا رقنا Ditulis Al-Qur‟an

س بيقنا Ditulis Al-Qiyas

2. Bila diikuti huruf Syamsiyyah ditulis dengan menggandakan huruf Syamsiyyah yang mengikutinya, serta menghilangkankan huruf/ (el) nya

ءبًسنا Ditulis As-Sama‟

سًشنا Ditulis Asy-Syams

I. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat

Ditulis menurut bunyi pengucapannya dan menulis penulisannya

ضورفنا ًوذ Ditulis Zawi al-furud

ةُسنا مها Ditulis Ahl as-sunnah

(9)

ix

PERSEMBAHAN

Ku persembahkan skripsi ini buat

Kedua orang tuaku Ayah (M. Syukri) dan Ibundaku (Fitriyani) Sebagai tanda bukti, hormat dan terimahkasih yang tiada terhingga telah membesarkan, mendidik, membimbing, menjaga, dan mendo‟akan dengan ketulusan hati serta memberi motivasi dan dukungan moril maupun materil sehingga dapat menempuh

sekaligus menyelesaikan masa studi di UIN STS Jambi.

Sungguhku saying kalian, terimalah bukti kecil ini sebagai hadiah keseriusanku untuk membalas pengorbananmu.Maafkan anakmu yang masih saja selalu menyusahkanmu. Dalam setiap langkah aku berusaha mewujudkan harapan- harapan yang kalian impikan, meski belum semua itu dapat ku raih, insya Allah atas dukungan, do‟a dan restu kalian semua mimpi itu akan tercapai dimasa yang

penuh kehangatan nantinya.

Terimah kasih untuk kedua adikku (M. Zaki, M. Fauzan) dan seluruh keluargaku dan teman-teman seperjuangan yang telah memberikan semangat, pendorongku untuk menjadi lebih dewasa, pembawa kecerian dalam hidupku

dan selalu mendo‟akanku dalam menyelesaikan skripsi ini.

(10)

x ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Implementasi Undang-undang No. 41 Tahun 2004 Pasal 43 Tentang Pengelolaan Wakaf Produktif di Masjid Azizi Kel. Payo Lebar Kebun Jeruk Kota Jambi”. Kajian ilmiah ini membahas, pertama, pengelolaan wakaf produktif di Masjid Azizi, kedua, perkembangan yang di dapat dari hasil wakaf produktif tersebut, ketiga, tinjauan UU No. 41 Tahun 20014 tentang pengelolaan wakaf di Masjid Azizi. Penelitian ini merupakanpenelitian lapanganfield research menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik analisis deskriptif tipe pendekatan yuridis empiris. Jenis dan sumber data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah observai, wawancara, dan dokumentasi. Teknik sampling yang digunakan adalah non probability sampling dengan jenis teknik purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan (verifikasi).

Adapun hasil dari penelitian ini penulis menemukan beberapa aset-aset yang menjadi wakaf produktif milik Masjid Azizi yang telah dikelola oleh lima orang nazhir dengan cara menyewakannya kemudian hasil dari sewa tersebut digunakan untuk perawatan aset-aset wakaf , perkembangan masjid dan juga digunakan untuk penunjang kegiatan-kegiatan kemakmuran Masjid Azizi.

Kata Kunci: Wakaf Produktif, Pengelolaan Harta Wakaf, Tinjauan UU No.

41 Tahun 2004 Tentang Wakaf.

(11)

xi

KATA PENGANTAR

ٖف ٓدِلا ل زًأ ٕ رلا الله دوحلا اً د٘س ي٘لس سولاّ ء ا٘ثً لاا فسشا ٔلع م لاسلاّ ج لاصلاّ .نلعلا ب ْلق

اً د٘س ىا دِشأّ الله لاا َلا لا ىا دِشأ .يٗ دلا مْٗ ٔلا ى اسح ات نِل ي٘عت ارلاّ َثحص ّ َلا ٔلعّ دوحه

َل ْسزّ ٍدثع ادوحه .

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana dalam penyelesaian skripsi ini penulis selalu diberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Tidak lupa pula iringan shalawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW.

Skripsi ini diberi judul “Implementasi Undang-undang No. 41 Tahun 2004 Pasal 43 Tentang Pengelolaan Wakaf Produktif di Masjid Azizi Kel. Payo Lebar Kebun Jeruk Kota Jambi.” merupakan suatu kajian terhadap pengelolaan wakaf produktif.

Skripsi ini disusun sebagai sumbangan pemikiran terhadap perkembangan ilmu syariah dalam bagian Perbandingan Mazhab dan juga memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam Jurusan Perbandingan Mazhab pada Fakultas Syariah di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, Indonesia.

Kemudian dalam penyelesaian skripsi ini, penulis akui tidak sedikitnya hambatan dan rintangan yang penulis temui baik dalam pengumpulan data maupun dalam penyusunannya. Dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak, terutama bantuan bimbingan yang diberikan oleh dosen pembimbing, maka skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, hal yang pantas penulis ucapkan adalah jutaan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu baik secara langsung maupun tidak langsung penyelesaian skripsi ini, terutama sekali kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof Dr. H. H Su‟aidi Asy‟ari, M. A, Ph.D sebagai Rektor Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

2. Ibu Dr. Rafiqah Ferawati, SE.,M.EI selaku Wakil Rektor 1, Bapak Dr.

As‟ad Isma‟ M.Pd selaku Wakil Rektor II, dan Bapak Dr. Bahrul Ulum, MA selaku Wakil Rektor III Uin Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

3. Bapak Sayuti, S.Ag,. M.H sebagai Dekan Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

(12)

xii

4. Bapak Agus Salim, M.A.,M.I.R., Ph.D, sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik, Bapak Ruslan Abdul Gani.,Sh.M.Hum, sebagai Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum Perencanaan dan Keuangan, Bapak Dr. H.

Ishaq, SH. M.Hum, sebagai Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama.

5. Bapak Alhusni, S.Ag., M.HI, Sebagai Ketua Prodi Perbandingan Mazhab dan Bapak Tasnim Rahman Fitra, S.Sy.,M.H, Sekretaris Prodi

Perbandingan Mazhab Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

6. Ibu Dr. Illy Yanti, M.Ag,sebagai Pembimbing I.

7. Bapak Drs. Rahmadi, M.HI, sebagai Pembimbing II

8. Bapak dan Ibu Dosen, Asisten Dosen, dan seluruh Karyawan/Karyawati Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

9. Bapak dan Ibuk Karyawan/Karyawati Perpustakan Fakultas Syariah dan Perpustakan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifudin Jambi.

10. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik langsung maupun tidak langsung.

Akhirnya kepada Allah jualah penulis memohon agar jerih payah Bapak/Ibu dan teman-teman semua menjadi amal shaleh bagi mereka semua dan mendapatkan ridha Allah SWT serta mendapatkan balasan yang setimpal di hari kemudian nantinya. Di samping itu dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan, sehingga penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini, kepada Allah SWT kita memohon ampunan-Nya dan kepada manusia kita memohon

kemanfaatannya, semoga amal kebajikan kita ini dinilai seimbang oleh Allah SWT.

Jambi, 15 Mei 2020 Penulis

M. Firdaus SPM. 162595

(13)

xiii DAFTAR ISI

PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR ... ii

NOTA DINAS ... iii

PENGESAHAN TUGAS AKHIR ... iv

MOTTO ... v

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ... vi

PERSEMBAHAN ... x

ABSTRAK ... xii

KATA PENGANTAR ... xiii

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 5

D. Tujuan dan Kegunaan penelitian ... 6

E. Tinjauan Pustaka ... 7

F. Kerangka Teori ... 01

G. Metode Penelitian ... 01

H. Sistematika Pembahasan ... 08

I. Jadwal Penelitian ... 11

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG WAKAF A. Wakaf Produktif Menurut Ulama Mazhab ... 20

B. Dasar Hukum Wakaf ... 23

C. Syarat-Syarat Wakaf ... 30

D. Rukun (Unsur) Wakaf ... 30

E. Asas-Asas Wakaf ... 23

F. Bentuk-Bentuk Wakaf ... 38

G. Wakaf Produktif dalam Islam ... 41

H. Wakaf Produktif dalam Undang-Undang No. 41 Tahun 2004 ... 46

BAB III GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Masjid Azizi Kel. Payo Lebar Kebun Jeruk Kota Jambi ... 50

B. Struktur Kepengurusan Masjid Azizi Kel. Payo Lebar Kebun Jeruk Kota Jambi ... 54

(14)

xiv

C. Bentuk-Bentuk Wakaf Produktif Milik Masjid Azizi Kel. Payo Lebar Kebun Jeruk Kota Jambi ... 55 BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Pengelolaan Wakaf Produktif di Masjid Azizi Kel. Payo Lebar Kebun Jeruk Kota jambi ... 57 B. Tinjauan UU No. 41 Tahun 2004 Tentang Pengelolaan Wakaf

Produktif di Masjid Azizi Kel. Payo Lebar Kebun Jeruk Kota Jambi ... 63 C. Perkembangan dari Hasil Wakaf Produktif ... 64 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 67 B. Saran ... 68 C. Kata Penutup ... 69 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR GAMBAR CURRICULUM VITAE

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Masjid Azizi

Gambar 2 : Tanah Sewa Milik Masjid Azizi Gambar 3 : Ruko Milik Masjid Azizi

Gambar 4 : Ruko Permanen Milik Masjid Aizi

Gambar 5 : Foto Bersama Bapak H. Lukman Hakim (Ketua Masjid Azizi) Gambar6 : Foto Bersama Bapak Amrin TH (Salah Satu Nazhir Wakaf Masjid

Azizi)

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Wakaf merupakan bentuk muamalah maliyah(harta benda) yang sangat lama dan sudah dikenal oleh masyarakat sejak dahulu kala. Hal ini tidak lain karena Allah SWT menciptakan manusia untuk mencintai kebaikan dan melakukannya sejak ia dilahirkan hingga hidup di tengah-tengah masyarakat.

Demikian juga Allah SWT telah menciptakan dua sifat yang berlawanan dalam diri manusia agar mereka mencintai yang lain, bekerja sama dan berkorban untuk mereka, tanpa harus menghilangkan kecintaan pada dirinya sendiri1.

Karenanya perwakafan merupakan salah satu masalah yang penting dalam rangka hubungan antara hubungan hukum Islam dengan hukum Nasional.Dikatakan penting karena wakaf adalah suatu amalan-amalan kegiatan kegamaan baik dibidang keagrariaan maupun bidang sarana fisik yang dapat digunakan sebagai pengembangan kehidupan keagamaan khususnya umat Islam dalam rangka mencapai kesejahteraan masyarakat baik spiritual maupun materiil menuju masyarakat yang adil dan makmur.

Wakaf memainkan peran ekonomi dan sosial yang sangat penting dalam sejarah Islam, Wakaf berfungsi sebagai sumber pembiayaan bagi masjid-masjid, sekolah-sekolah, pengkajian dan penelitian, rumah-rumah sakit, pelayanan sosial

1 Siska Lis Sulistiani, Pembaharuan Hukum Wakaf di Indonesia, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2017), hlm.1.

(17)

dan pertahanan2. Sedangkan di Indonesia perwakafan sudah ada sejak lama, yaitu sebelum Indonesia merdeka, karena di Indonesia dulu pernah berdiri kerajaan- kerajaan Islam. Wakaf dalam kaitannya dengan masalah sosial ekonomi, wakaf harus dikelola secara produktif sehingga dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan sejarah masyarakat dan membantu pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat.

Dalil yang menjadi dasar disyari‟atkannya ibadah waqaf bersumber dari ayat al-Qur‟an , salah satu di antaranya adalah:

ل ي ٌذ ل ا لا اْ

ث ح س ذ ّٔر ٌ ف ْ ق ه ا و ذ ا ح ْ ُّث ّ ى ه ذ ا ٌ ف ْ ق ه ا ي ئ ش ا ف الله ى ت َ ل ٘ ع ن

:ىاسوع لا(

29 )

“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna) sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya allah mengetahui”.(QS: „Ali Imran:92).3

Dalam Islam, wakaf tidak terbatas pada tempat-tempat ibadah saja dan hal- hal yang menjadi prasarana dan sarana saja, tetapi diperbolehkan dalam semua macam sedekah. Wakaf bukan hanya seperti sedekah biasa, tetapi lebih besar pahala dan manfaatnya terhadap diri yang berwakaf itu sendiri, karena pahala wakaf itu terus-menurus mengalir selama barang wakaf itu masih dimanfaatkan.Juga terhadap masyarakat, dapat menjadi jalan untuk kemajuan yang seluas-luasnya dan dapat menghambat arus kerusakan4.

2Syamsul Anwar, Studi Hukum Islam Kontemporer, cet ke-1, (Jakarta: RM Books, 2007), hlm. 75.

3 Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya(Surabaya : Fajar Mulya, 2012), hlm.63.

4 Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru Aglesindo, 1994), hlm. 341.

(18)

Potensi wakaf di Indonesia saat ini cukup besar dan dapat dijadikan titik balik kebangkitan ekonomi umat Islam. Melalui pengelolaan wakaf ekonomi produktif yang baik, diyakini akan berdampak besar pada perubahan kondisi social ekonomi masyarakat Indonesia.5Terkait dengan persoalan wakaf, disini pemerintah memberikan perhatian yang serius dengan mengeluarkan Undang- undang No. 41 tahun 2004 tentang Wakaf karena selama ini tradisi masyarakat Indonesia khususnya dipedalaman dalam pengelolaan wakaf masih cenderung bersifat konsumtif dan pengelolaan secara produktif yang diharapkan oleh pemerintah belum maksimal.

Dengan demikian, lahirnya Undang-undang yang telah disebutkan diatas adalah bagian dari semangat memperbaharui dan memperluas cakupan objek wakaf dan pengelolaannya agar mendatangkan manfaat yang maksimal untuk kesejahteraan umum dengan harapan bisa membantu mengurangi pengangguran dan kemiskinan yang ada dimasyarakat.

Di Jambi, kebanyakan wakaf berupa masjid yang dibangun diatas tanah wakaf. Bagi masyarakat Jambi masjid merupakan instrument yang paling penting dalam hal beribadah kepada Allah SWT. Masjid berfungsi sebagai tempat peribadatan umat Islam dan pusat pembinaan umat. Masjid bukan sekedar tempat kegiatan keagamaan dan kebudayaan tetapi juga suatu tata kelembagaan yang menjadi sarana pembinaan keluarga muslim dan komunitas muslim, selain sebagai

5https://nasional.sindonews.com, Potensi Aset Wakaf di Indonesia Capai Rp.2.000 Triliun. Diakses pukul 22:40, 12-januari-2020.

(19)

tempat peribadatan, masjid juga rutin digunakan sebagai tempat pertemuan, tempat bermusyawarah, tempat berdakwah dan perlindungan.

Masjid Al-Azizi Kel. Payo Lebar Kebun Jeruk adalah salah satu masjid di kota Jambi yang mempunyai wakaf produktif yang dapat menjadi sumber finansial untuk penunjang kegiatan-kegiatan yang berbasis kemakmuran masjid dan untuk kegiatan kemaslahatan umat lainnya. Masjid Al-Azizi mempunyai wakaf produktif yang dapat menjadi sumber dana berupa dua ruko dan tanah sewa untuk bengkel.6

Dengan adanya beberapa aset yang dimiliki Masjid Azizi tersebut sehingga dapat membantu dalam perkembangan Masjid Azizi, karena hasil dari aset-aset tersebutlah Masjid Azizi sekarang bisa di renovasi menjadi lebih besar dan nyaman. Tidak hanya membantu dalam pembangunan masjid, aset-aset tersebut juga berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan pegawai-pegawai syara‟ yang mengabdikan diri untuk Masjid Azizi.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan, penulis tertarik untuk mengangkat sebuah penelitian yang berkaitan dengan hal tersebut dengan judul “Implementasi Undang-undang No. 41 Tahun 2004 Pasal 43 Tentang Pengelolaan Wakaf Produktif Perspektif Hukum Islam (Study di Masjid Azizi Kel.Payo Lebar Kebun Jeruk Kota Jambi).

6Wawancara bersama Bapak H. Lukman Hakim (Ketuan Masjid Azizi) Jam 13:30, 8 Mei 2019.

(20)

B. Rumusan Masalah

Pada dasarnya, penelitian ini di lakukan untuk menjawab rumusan masalah. Jika suatu penelitian tidak memiliki rumusan masalah maka tidak akan terjadi aktivitas penelitian yang sesungguhnya.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan sebelumnya, maka penulis merumuskan beberapa pokok permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengelolaan wakaf produktif di Masjid Azizi Kel. Payo Lebar Kebun Jeruk Kota Jambi ?

2. Bagaimana pengelolaan wakaf produktif di Masjid Azizi Kel. Payo Lebar Kebun Jeruk Kota Jambi di lihat dari Undang-undang No. 41 tahun 2004 pasal 43 tentang wakaf?

3. Bagaimana perkembangan yang dihasilkan dari wakaf produktif di Masjid Azizi Kel. Payo Lebar Kebun Jeruk Kota Jambi ?

C. Batasan Masalah

Sebagai awal dari proses penelitian adalah batasan terhadap permasalahan yang dikaji, karena apapun jenis penelitiannya yang menjadi titik tolak tetap bersumber pada masalah. Tanpa masalah penelitian tidak akan pernah di lakukan.

Pembatasan masalah di lakukan dengan harapan pembahasan ini menjadi fokus pada titik permasalahan tertentu dan tidak melebar pada masalah lainnya.

Mengingat luasnya permasalahan yang akan di bahas, maka penulis memandang perlunya batasan masalah agar tidak terjadinya kesalahpahaman

(21)

dalam pembahasan ini. Dalam pembahasan ini, penulis akan membahas beberapa hal yang baerkaitan dengan Wakaf Produktif sebagai berikut:

1. Pengelolaan wakaf produktif di Masjid Azizi Kel. Payo Lebar Kebun Jeruk Kota Jambi.

2. Pengelolaan Wakaf produktif di Masjid Azizi Kel. Payo Lebar Kebun Jeruk Kota Jambi di lihat dari Undang-undang No. 41 tahun 2004 pasal 43 tentang wakaf.

3. Perkembangan yang dihasilkan dari wakaf produktif di Masjid AziziKel.

Payo Lebar Kebun Jeruk Kota Jambi.

D. Tujuan dan Kegunaan penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian pada hakikatnya mengungkapkan apa yang di capai oleh peneliti. Tujuan penelitian ini penulis klarifikasikan kedalam dua sifat.Pertama bersifat umum yang terdiri dari:

1) Untuk mengetahui pengelolaan wakaf produktif di Masjid Azizi Kel. Payo Lebar Kebun Jeruk Kota Jambi.

2) Untuk mengetahui pengelolaan wakaf produktif di Masjid Azizi Kel. Payo Lebar Kebun Jeruk Kota Jambi di lihat dari Undang-undang No. 41 tahun 2004 pasal 43 tentang wakaf.

3) Untuk mengetahui perkembangan yang dihasilkan dari wakaf produktif Masjid Azizi Kel. Payo Lebar Kebun Jeruk Kota Jambi.

(22)

Dan sifat keduasifat khusus, dari penelitian yang penulis lakukan ini merupakan syarat untuk menyelesaikan studi strata satu (S1) pada Jurusan Perbandingan Mazhab, Fakultas Syariah UIN STS Jambi.

2. Kegunaan Penelitian

Adapun yang menjadi kegunaan dari penelitian ini adalah:

a. Secara akademisi dapat menambah wawasan bagi penulis khususnya dan kepada pembaca umumnya, dalam hal ini berkaitan dengan hukum wakaf produktif menurut hokum Islam dan hukum di Indonesia.

b. Bagi penulis, hasil penelitian ini dapat melengkapi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) pada Prodi Perbandingan Mazhab Fakultas Syariah UIN STS Jambi dan tulisan ini di harapkan bisa menambah perbendaharaan referensi kepustakaan di Fakultas Syariah dan bagi mahasiswa yang mengkaji permasalahan tentang Wakaf Produktif.

c. Bagi instansi terkait, di harapkan hasil penelitian ini dapat berguna sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan terkait topik penelitian penuis.

E. Tinjauan Pustaka

Setelah peneliti mengadakan suatu kajian kepustakaan peneliti akhirnya menemukan beberapa karya tulis hasil penelitian yang memiliki bahasan yang hamper sama dengan yang akan peneliti teliti. Penelitian-penelitian tersebut diantara lain adalah:

(23)

1. Skripsi yang ditulis oleh Izzi Azizi Mahasiswa UIN STS Jambi dengan judul “Wakaf Produktif (Konsep dan Aplikasinya di Pondok Pesantren An-Nur Tangkit Muaro Jambi)”.7Skripsi ini berfokus pada penerapan konsep wakaf produktif yang ada di Pondok Pesantren An-nur Tangkit.Metode penelitian yang di gunakan yaitu penelitian kualitatif.Cara pengumpulan data yang di gunakan yaitu studi pustaka, observasi, wawancara dan dokumentasi.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah menjelaskan sistem wakaf produktif yang diterapkan di lingkungan Pondok Pesantren An-nur Tangkit dan juga menjelaskan faktor pengembangannya serta kendala dalam menjalankan sistem wakaf tersebut.

2. Skripsi yang ditulis oleh Roni Zulmeisa UIN Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh dengan judul “Analisis Pengelolaan Wakaf Produktif Rumah Sewa (Studi Kasus Pada Masjid Al-Furqan Gampong Beurawe Banda Aceh)”.8Skripsi ini berfokus pada manajemen pengelolaan wakaf rumah sewa pada Masjid Al-Furqan Gampong Beurawe Banda Aceh.Metode penelitian yang digunakan yaitu kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif analisis.Cara pengumpulan data yang digunakan yaitu studi pustaka, wawancara dan dokumentasi.

7Izzi Azizi, Wakaf Produktif (Konsep dan Aplikasinya di Pondok Pesantren An-Nur Tangkit Muaro Jambi), 2015.

8Roni Zulmeisa, Analisis Pengelolaan Wakaf Produktif Rumah Sewa (Studi Kasus Pada Masjid Al-Furqan Gampong Beurawe Banda Aceh), 2016.

(24)

Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah manajemen pengelolaan wakaf produktif yang diterapkan di Masjid Al-Furqan Gampong Beurawe sudah sesuai dengan hukum Islam, dikarenakan tujuan, fungsi dan peruntukan wakaf tidak menyalahi konsep pengelolaan wakaf dalam hukum Islam.Akan tetapi dalam pelaksanaannya masih belum sepenuhnya sempurna, karena dalam hal pemilihan nazhirhanya berdasarkan kepercayaan bukan pada keprofesionalan untuk memilih nazhir yang betul-betul paham dalam mengelola wakaf secara produktif, sehingga potensi wakaf rumah sewa tersebut belum dapat dimanfaatkan secara maksimal.

3. Jurnal yang ditulis oleh Nursyifa Yolanda Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam IAIN Pontianak dengan judul “Peranan Wakaf Produktif Terhadap Keberlangsungan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan Kesinambungan Badan Wakaf Walisongo”.9 Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa wakaf produktif memiliki peranan terhadap keberlangsungan usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang berada di atas tanah wakaf milik Yayasan Pondok Pesantren Walisongo. Hal ini dibuktikan dengan berdirinya usaha-usaha di atas tanah wakaf milik Yayasan Pondok Pesantren Walisongo tersebut serta mengalami perkembangan dan peningkatan setiap tahunnya.

9 Nursyifa Yolanda, Peranan Wakaf Produktif Terhadap Keberlangsungan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan Kesinambungan Badan Wakaf Walisongo, 2015.

(25)

Pembahasan yang akan menjadi fokus pada penelitian ini ialah tentang implementasi pengelolaan wakaf produktif menurut UU No. 41 Tahun 2004 yang ada di Masjid Azizi Kel. Payo Lebar Kebun Jeruk Kota Jambi.Dan penelitian ini berbeda dari penelitian-penelitian yang telah penulis sebutkan di atas karena letak penelitian ini berada di Masjid Azizi Kel.Payo Lebar Kebun Jeruk Kota Jambi dan pembahasannya tentang pengelolaan dan perkembangan dari hasil wakaf produktif tersebut.

F. Kerangka Teori

Kerangka teori dalam penulisan karya ilmiah hukum mempunyai 4 (empat) ciri, yaitu (a) teori-teori hukum, (b) asas-asas hukum, (c) doktrin hukum, dan (d) ulasan pakar hukum berdasarkan pembidangan kekhususannya. Keempat ciri khas teori hukum tersebut, dapat dituangkan dalam penulisan kerangka teoritis dan/atau salah satu ciri tersebut.10

Untuk mempermudah dalam melakukan penelitian ini penulis menerapkan 2 (dua) teori yang berhubungan dengan penelitian ini, diantara teori-teori tersebut adalah sebagai berikut:

1). Teori Wakaf Produktif

Secara terminologi wakaf produktif adalah transformasi dari pengelolaan wakaf yang professional untuk meningkatkan atau menambah manfaat wakaf.

Sedanngkan Muhammad Syafi‟i Antonio mengatakan bahwa wakaf produktif adalah pemberdayaan wakaf yang ditandai dengan ciri utama, yaitu: pola

10 H. Zainuddin Ali, “Metode Penelitian Hukum”, (Jakarta: Sinar Grafika, 2014), hlm.79.

(26)

manajemen wakaf harus terintegrasi, asas kesejahteraan nadzir, dan asas transformasi dan tanggung jawab11.

2). Undang-Undang No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf

Undang-undang No. 41 Tahun 2004 adalah salah satu undang-undang yang mengatur tentang perwakafan, undang-undang tersebut terdiri dari 11 (sebelas) Bab dan 71 (tujuh puluh satu) Pasal. Didalam undang-undang tersebut telah di sebutkan tentang wakaf produktif yang mana penjelasannya terdapat pada Bab V (lima) tentang pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf, seperti yang tercantum pada pasal 43 ayat 1-3 berikut ini:

Pasal 43

(1) Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf oleh Nazhir sebagaimana dimaksud dalam pasal 42 dilaksanakan sesuai dengan prinsip syariah.

(2) Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara produktif.

(3) Dalam hal pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf yang dimaksud pada ayat (1) diperlukan penjamin, maka digunakan lembaga penjamin syariah.

Yang di maksud dalam pasal 43 ayat 2 dan 3 di atas adalah sebagai berikut:

11 Jaih Mubarok), Wakaf Produktif, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2008), hlm . 35.

(27)

Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf di lakukan secara produktif antara lain dengan cara pengumpulan, investasi, penanaman modal, produksi, kemitraan, perdagangan, agrobisnis, pertambangan, perindustrian, pengembangan teknologi, pembangunan gedung, apartemen, rumah susun, pasar swalayan, pertokoan, perkantoran, sarana pendidikan ataupun sarana kesehatan dan usaha-usaha yang tidak bertentangan dengan dengan syariah.

Yang di maksud dengan lembaga penjamin syariah adalah badan hukum yang menyelenggarakan kegiatan penjaminan atas suatu kegiatan usaha yang dapat dilakukan antara lain melalui skim asuransi syariah atau skim lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.12

G. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan sebuah pelajaran dilapangan yang penulis paparkan dalam sebuah tulisan berbentuk karya ilmiah, yang dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metodologi sebagai berikut:

a. Jenis Penelitian

Berdasarkan judul yang ingin diteliti maka jenis dan pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik analisis deskriptif.Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarakan atau melukiskan objek dan subjek sesuai keadaan.

12 “Undang-undang Nomor 41 tahun 2004 tentang wakaf & Peraturan Pemerintah Nomor 42 tahun 2006 tentang Pelaksanaannya”, (Departemen Agama, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, 2007), hlm. 53.

(28)

Penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu.Penelitian deskriptif melakukan analisis hanya pada taraf deskripsi, yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan.13

b. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan tipe penelitian sosiologi hukum atau biasa disebut yuridis-empiris yaitu pendekatan yang digunakan untuk melihat gejala- gejala sosial yang berkaitan dengan hukum dalam praktik legislasi Indonesia.14 Pendekatan yuridis-empiris mengkaji bagaimana ketentuan hukum yang berlaku serta apa yang terjadi dalam kenyataan di masyarakat.

c. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dilakukannya penelitian. Dengan ditetapkannya lokasi dalam penelitian akan dapat lebih mudah untuk mengetahui tempat dimana suatu penelitian dilakukan.

Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah di Masjid Al-Azizi yang berlokasi di Kel.Payo Lebar, Kebun Jeruk Kota Jambi.

13Husaini Usman, “Metodologi Penelitian Sosial”, (PT. Bumi Aksara, 2008), hlm.129.

14 Noor Mohammad Aziz, Urgensi Penelitian dan Pengkajian Hukum dalam Pembentukan Peraturan Perndang-undangan, Jurnal Rechts Vinding BPHN, Vol 1 No. 1, (Januari-April 2012), hlm. 19.

(29)

d. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data

Data merupakan salah satu komponen riset, artinya tanpa data tidak aka nada riset. Data yang akan dipakai dalam riset haruslah data yang benar, karena data yang akan salah akan menghasilkan informasi yang salah.15Jenis data yang digunakan dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini adalah data primer dan sekunder.

a). Data Primer

Data Primer, atau data tangan pertama adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan menggunakan alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari.

Data primer merupakan sumber data utama dan mendasar dari suatu penelitian.Sumber data diperoleh dari para informan, yang berupa kata-kata dan tindakan, yang memberikan informasi saat terjun ke lapangan tempat penelitian.Informan adalah orang yang bisa memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Serta beberapa dari informasi akan dipilih berdasarkan kebutuhan penelitian16. Data primer dalam penelitian ini adalah keterangan-ketengan yang di peroleh dari hasil wawancara yang dilakukan bersama ketua serta pengurus Masjid Al-Azizi Kel.Payo Lebar Kebun Jeruk Kota Jambi.

15 Husein Umar, “Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis”, (Jakarta: Raja Grafindo, 2009), hlm. 49.

16 Moloeng, “Metode Penelitian Kualitatif”, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 152

(30)

b). Data Sekunder

Data Sekunder adalah data atau sejumlah keterangan yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui perantara.Data juga merupakan yang diperoleh dari sumber-sumber lain sebagai pendukung yang dipandang berkaitan dengan pokok kajian yang diteliti.Tardapat beberapa data sekunder yang dipakai dalam penelitian ini diantaranya adalah, buku-buku, artikel, jurnal, dan lain-lain yang dianggap berkaitan dengan topik dalam penelitian ini.

e. Instrumen Pengumpulan Data

Instrument pengumpulan data adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dan fakta penelitian17.Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi.

a). Observasi

Observasi adalah proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis mengenai gejala-gejala yang diteliti. Observasi ini menjadi salah satu dari teknik pengumpulan data apabila sesuai dengan tujuan penelitian yang direncanakan dan dicatat secara sistematis, serta dapat dikontrol keandalan (reliabilitas) dan kesahihannya (validitasnya).Teknik ini menuntut adanya pengamatan dari peneliti baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap objek penelitian.18Tujuan observasi adalah untuk mendeskripsikan setting, waktu kegiatan yang terjadi,

17 Sayuti Una, “Pedoman Penulisan Skripsi (Edisi Revisi), (Jambi: Syariah Press, 2014), hlm.32.

18 Juliansyah Noor, “Metodologi Penelitian”, (Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 138.

(31)

orang yang terlibat dalam kegiatan, dan makna yang diberikan oleh para pelaku yang diamati tentang peristiwa yang bersangkutan.

b). Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seseorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu.19 Wawancara ini dilakukan untuk memahami informasi secara detail dan mendalam dari informan/narasumber sehubungan dengan fokus masalah yang diteliti.

Adapun narasumber yang akan di wawancarai diantaranya adalah Ketua Masjid Al-Azizi kel.Payo Lebar Kebun Jeruk Kota Jambi, Imam Masjid Azizi dan salah satu nazhirwakaf Masjid Azizi.

Daftar pertanyaan yang menjadi acuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran umum Masjid Azizi?

2. Bagaimana struktur kepengurusan Masjid Azizi?

3. Apa saja bentuk-bentuk wakaf produktif milik Masjid Azizi?

4. Bagaimana sejarah wakaf produktif milik Masjid Azizi?

5. Bagaimana pengelolaan wakaf produktif Masjid Azizi?

6. Usaha apa saja yang dilakukan dalam dalam pengelolaan wakaf tersebut?

7. Apa kontibusi wakaf produktif dalam kesejahteraan Masjid Azizi?

8. Bagaimana perkembangan yang dihasilkan dari wakaf produktif tersebut?

19 Deddy Maulana, “Metode Penelitian Kualitatif”, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 180.

(32)

c). Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang.Dokumentasi adalah pengumpulan data melalui data peninggalan tertulis seperti arsip dan termasuk buku-buku tentang pendapat, teori dan lain-lain yang berhubungan dengan penelitian. Data dokumen yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu: Jurnal, Skripsi, Dokumen yang berhubungan dengan wakaf, dan yang berkaitan dengan yang lainnya.

f. Teknik Analisis Data

Dalam menganalisis data, penulis menggunakan teknik analisis data versi Miles dan Huberman sebagai berikut:20

a). Reduksi Data (Data Reduction)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci, untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data yang berarti merangkum dan memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan membuang yang tidak perlu.21 Reduksi data atau data reduction dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan lapangan.

Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan menggolongkan, mengkategorisasikan, mengarahkan, membuang data yang tidak

20Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2008), hlm. 85-87.

21Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), (Bandung: Alfabeta, 2016), hlm. 338.

(33)

perlu, dan mengorganisasikan data sedemikian rupa sehingga akhirnya data yang terkumpul dapat diverifikasi.

b). Penyajian Data

Penyajian data atau data display adalah pendeskripsian sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data dapat juga berbentuk matriks, grafik, jaringan, dan bagan.Semuanya dirancang guna menggabungkan informasi tersusun dalam bentuk yang padu dan mudah dipahami.22

c). Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan atau verifikasi merupakan kegiatan di akhir penelitian kualitatif.Peneliti harus sampai pada kesimpulan dan melakukan verifikasi, baik dari segi makna maupun kebenaran kesimpulan yang disepakati oleh subjek tempat penelitian itu dilaksanakan.

H. Sistematika Pembahasan

Pada penulisan karya ilmiah ini, penulis menggunakan sistematika pembahasan untuk memudahkan penulisan. Dengan demikian penulis membaginya kedalam lima bab, dengan sistematikanya sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan, pada bab ini berisi tentang beberapa sub bab seperti, latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teoritis, metode penelitian, sistematika pembahasan dan jadwal penelitian.

22 Suryana, Metode Penelitian, Model Praktis Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Bahan Ajar Perkuliahan, (Jakarta : Universitas Pendidikan Indonesia, 2010), hlm. 17.

(34)

BAB II Tinjauan umum tentang wakaf produktif, pada bab ini berisi tentang pengertian wakaf, dasar hukum wakaf, syarat-syarat wakaf, rukun wakaf, asas-asas wakaf, bentuk-bentuk wakaf, wakaf produktif dalam Islam, wakaf produktif dalam UU No. 41 Tahun 2004

BAB III Gambaran umum, pada bab ini berisi tentang gambaran umum Masjid Azizi, struktur kepengurusan Masjid Azizi, dan bentuk-benttuk wakaf milik Masjid Azizi.

BAB IV Pembahasan dan hasil penelitian, pada bab ini berisi tentang pengelolaan wakaf produktif di Masjid Azizi, tinjauan UU No. 41 tentang pengelolaan wakaf di Masjid Azizi dan perkembangan dari hasil wakaf produktif

BAB V Penutup, pada bab ini berisi tentang kesimpulan, saran dari hasil penulisan skripsi dan kata penutup.

(35)

I. Jadwal Penelitian

Untuk mempermudah langkah-langkah dalam penelitian ini maka penulis menyusun jadwal sebagai berikut:

Tabel I Jadwal Penelitian

No. Kegiatan

Tahun 2019-2020

April Mei September November Desember Januari April Mei

4 1 2 3 4 3 4 4 3 4 3 4 1. Pengajuan

Judul

X 2. Pembuatan

Proposal

X x X x X 3. Penunjukan

Dosen Pembimbing

X

4. Keluar Jadwal Seminar

X 5. Ujian Seminar

Proposal

X 6. Pengesahan

Judul

X 7. Surat Izin

Riset

X 8. Pengumpulan

Data

x X x 9. Pengelolaan

dan Analisis Data

x X x

10. Bimbingan dan perbaikan Skripsi

11. Agenda dan Ujian Skripsi

x 12. Perbaikan dan

Penjilidan

x

(36)

BAB II

TINJAUAN UMUM TETANG WAKAF A. Wakaf Produktif Menurut Ulama Mazhab

Wakaf secara etimologi adalah al-habs (menahan). Ia merupakan kata yang bebentuk masdar (gerund) dari ungkapan waqwu al-syai‟yang pada dasarnya berarti menahan sesuatu.Dengan demikian, pengertian wakaf secara bahasa adalah menyerahkan tanah untuk orang-orang miskin untuk ditahan. Diartikan demikian karena barang milik itu dipegang dan ditahan orang lain, spserti menahan hewan ternak, tanah dan segala sesuatu.23

Definisi wakaf menurut ulama klasik diwakili oleh ulama-ulama mazhab.

Menurut Hanafiyah mengartikan wakaf sebagai menahan materi benda (al-„ain) milik wakif dan menyedekahkan atau mewakafkan manfaatnya kepada siapapun yang diinginkan untuk tujuan dan kebajikan.

Malikyah berpendapat, wakaf adalah menjadikan manfaat suatu harta yang dimiliki (walaupun pemilikannya dengan cara sewa) untuk diberikan kepada orang yang berhak dengan satu akad (sighat) dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan keinginan wakif.

Syafi‟iyah mengartikan wakaf dengan menahan harta yang bisa member manfaat serta kekal materi bendanya (al-„ain) dengan cara memutuskan hak pengelolaan yang dimiliki oleh wakif untuk diserahkan kepada Nazhir yang dibolehkan oleh syariah.

23Ibn Manzur, Lisan al-„Arab, jil, 11.(kairo: al-Dar al-Misriyyah li al-Ta‟lif wa al- Tarjamah, 1954). Hlm. 276.

(37)

Keempat, Hanabilah mendefinisikan wakaf dengan bahasa yang sederhana, yaitu menahan asal harta (tanah) dan menyedekahkan manfaat yang dihasilkan.24

Golongan ini (klasik) mensyaratkan harta yang diwakafkan harus harta yang kekal materi bendanya (al-„ain), dalam arti harta yang tidak mudah rusak atau musnah serta dapat diambil manfaatnya secara berterusan.

Pada definisi tersebut juga dijelaskan bahwa kedudukan harta wakaf masih tetap tertahan atau terhenti ditangan wakif itu sendiri. Dengan artian, wakif masih menjadi pemilik harta yang diwakafkannya, manakala perwakafan hanya terjadi ke atas manfaat harta tersebut, bukan termasuk aset hartanya.

Adapun wakaf menurut ulama kontemporer adalah sebagai berikut:

1. Imam Ibn Qudamah

Beliau adalah salah seorang ulama mazhab Hambali mendefinisikan wakaf dengan bahasa sederhana:

ح ع ف ٌ ولا ل ٘ ث س ذ ّ ل ص لأا س ٘ ث ح ذ

“Menahan asal harta dan menyedekahkan manfaat yang dihasilkan”25

Pada definisi tersebut dapat kita nyatakan bahwa wakaf adalah dengan menahan benda wakaf (mauquf „alaih) tidak mesti berpindah kepemilikan,

24Dul Manan, Wakaf Produktif Dalam Perspektif Imam Madhab, Jurnal IAIM NU Metro Lampung, Vol 1 No. 2, (Desember 2016), hlm. 367..

25Ibn Qudamah, al-Mughni, (Bairut:Dar al-Kutub al-Ilmiyah t.th), 8:184

(38)

dan tidak harus selama-lamanya, serta menyedekahkan manfaatnya sehingga jika manfaatnya dapt diperuntukkan bagi umat (orang lain) maka hal tersebut juga termasuk wakaf.

2. Nazih Hammad dan Munzir Qahaf

Nazih Hammad, mendefinisikan wakaf sebagai akad menahankan aset wakafdan menyalurkan manfaatnya pada sabilillah.Munzir Qahaf mendefinisikan wakaf yaitu akad menahan harta, baik bersifat selamanya maupun untuk jangka waktu tertentu , agar diambil manfaatnya secara berulang-ulang, dari harta tersebut atau dari hasilnya, untuk keperluan kebaikan, baik yang bersifat umum maupun khusus.26

3. Majlis Ulama Indonesia

Menurut definisi Komisi Fatwa Majlis Ulama Indonesia, wakaf adalah menahan harta yang dapat dimanfaatkan tanpa lenyap bendanya, dengan cara tidak melakukan tindakan terhadap benda tersebut (menjual, memberikan, atau mewariskannya, untuk disalurkan (hasilnya) pada sesuatu yang mubah yang ada.27

B. Dasar Hukum Wakaf

1. Dasar Hukum Wakaf dalam Hukum Islam

Para ahli hukum Islam menyebutkan beberapa dasar hukum wakaf dalam hukum Islam meliputi ayat al-qur‟an, hadits, ijma‟, dan ijtihad para ahli hukum Islam serta hukum Indonesia yang mengatur tentang wakaf, yaitu sebagai berikut:

26Munzir Qahaf, al-Waqf al-Islami : Tatawwuruhu, Idaratuhu, Tanmiyyatuhu, (Damaskus:Dar al-Fikr, 2006), hlm54.

27 Komisi Fatwa MUI, Himpunan Fatwa Majlis Ulama Indonesia, (Jakarta:Dirjen Bimas Islam dan Pnyelenggara Haji, 2003), hlm.80.

(39)

a. Firman Allah SWT.

































“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai.Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya”. (QS. Ali Imran [3]: 92).28





























































“Wahai orang-orang yang beriman, infakkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik, dan dari apa yang kamu keluarkan untuk dari alam bumi.Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk daripadanya untuk kemudian kamu infakkan padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya kecuali dengan memicingkan mata (enggan).Ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”. (QS. Al- Baqarah [2]: 267).29

Kata-kata menafkahkan harta yang disebutkan dalam Al-Qur‟an tidak kurang dari 72 tempat, selain berkonotasi pada nafkah wajib, seperti zakat atau memberi nafkah keluarga, juga menunjuk hokum sunnah, seperti sedekah, hibah, wakaf dan lain-lain. Selain itu Allah SWT menjanjikan kepada orang yang menafkahkan sebagian hartanya, dilipatgandakan pahalanya 700 kali.30

28 Departemen Agama, Al-Qur‟an dan Tejemahnya, (Surabaya : Fajar Mulia, 2012), hlm.63.

29Ibid, hlm.46.

30Ahmad Rofiq, “Hukum Islam di Indonesia”, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 482.

(40)

Dalam Al-Qur‟an tidak ditemukan eksplisit dan tegas mengenai wakaf, Al- Qur‟an hanya menyebutkan dalam artian umum saja, tidak tegas dan khusus menggunakan kata-kata wakaf.Para fuqaha menjadikan ayat-ayat umum itu sebagai dasar wakaf dalam Islam.Seperti ayat-ayat yang membicarakan sedekah, infaq dan amal jariyah.Para ulama menafsirkan bahwa wakaf itu sudah tercakup di dalam cakupan ayat tersebut31.

Dalam ayat ini terdapat anjuran untuk melakukan infak secara umum terhadap sebagian dari apa yang dimiliki seseorang, dan termasuk kedalam pengertian umum infak menurut jumhur ulama adalah melalui sarana wakaf.

























“Wahai orang-orang yang beriman, ruku‟lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah tuhanmu dan berbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan”. (QS.

Al-Hajj: 77).32

Menurut Abdul Ghofur Anshori yang dikutip dari Al-Qurthubi mengartikan “berbutlah kebajikan” sebagau suatu anjuran dari Allah SWT bagi manusia untuk mengerjakan seluruh amalan kabaikan termasuklah didalamnya

31Abdul Halim, “Hukum Perwakafan di Indonesia”, (Jakarta: Ciputat Press, 2005), hlm.49.

32Departemen Agama, Al-Qur‟an dan Tejemahnya, (Surabaya : Fajar Mulia, 2012), hlm.342.

(41)

mewakafkan harta, jadi ayat tersebut merupakan salah satu ayat tentang pensyari‟atan ibadah wakaf.33

b. Hadits

Mayoritas ulama menyatakan asal mula disyari‟atkannya ibadah wakaf dalam Islam adalah pada periode Rasulullah SAW, dimana ketika itu Umar bin Khattab mendapat sebidang tanah di Kahibar, sebagaimana haits berikut:

أ س و ع ب ا ص أ لا ق س و ع ي تا ي ع ا ِ ٘ ف ٍ س ه أ ر س ٗ ن ل س ّ َ ٘ ل ع الله ٔ ل ص ُّٖ ث ًا ٔ ذ أ ف س ث ٘ خ ت اًض ز

ق ًلاا ه ة ص أ ن ل س ث ٘ خ ت اًض ز أ د ث ص أ ًِّٖ إ الله ل ْ س زا ٗ لا ق ف س ف ً أ ْ ُ ُّط

ٖ ً س ه أ ذ ا و ف َ ٌ ه ٕ د ٌ ع

لا ّ ا ِ ل ص أ عا ث ٗ لا َ ً أ س و ع ا ِ ت ق د ص ر ف لا ق ا ِ ت د ق د ص ذ ّ ا ِ ل صأ د س ث ح خ ء ش ى إ لا ق َ ت ر ث ٗ قل ا ٖ ف ّ ءا س ق فل ا ٖ ف س و ع ق د ص ر ف لا ق ة ُ ْ ٗ لا ّ ز ز ْ ٗ لا ّ ع ا ٖ ف ّ با قِّسلا ٖ ف ّ ٔ ت س

ٌ ج لا ف ٘ ضلا ّ ل ٘ث سلا ي تا ّ الله ل ٘ ث س ن ع ط ٗ ّ أ ف ّ س ع و ل ا ت ا ِ ٌ ه ل ك أ ٗ ى أ ا ِ ٘ ل ّ ي ه ٔ ل ع حا

َ ٘ ف لُّْ و ر ه س ٘ غ اًق ٗ د ص D

ari Ibnu Umar r.a. dia berkata, “Pada suatu ketika Umar bin Khattab memperoleh sebidang tanah di Khaibar, maka ia pergi menghadap Rasulullah SAW untuk meminta petunjuk tentang pengelolaannya. Umar berkata, „Wahai Rasulullah, saya telah memperoleh sebidang tanah di Khaibar dan tidak memperoleh harta, tapi tanah tersebut lebih berharga dari harta.Oleh karena itu, apa yang engkau perintahkan kepadaku dengan tanah tersebut?‟Lalu Rasulullah SAW menjawab, „Wahai Umar, apabila kamu mau, maka pertahankanlah tanah itu dan kamu dapat menyedekahkan hasilnya.‟Ibnu Umar berkata, “Lalu Umar menyedekahkan hasil tanah itu, dengan syarat tanahnya tidak boleh dijual, dibeli, diwarisi, ataupun dihibahkan.” Ia berkata, “ Umar ra menyedekahkan hasilnya kepada fakir miskin, kaum kerabat, budak belian, fisabilillah, ibnu sabil dan tamu.

Selain itu, orang yang mengurusnya boleh memakan sebagian hasilnya dengan cara yang baik dan boleh member makan temannya sekedarnya.” (Muslim, t.th:

5/74).34

33Abdul Ghofur, “Hukum dan Praktik Perwakafan di Indonesia”, (Yogyakarta: Pilar Media, 2006), hlm.19.

34 Muslim, Shahih Muslim, (Mesir: Dar al-Fikr al-Mu’ashir, t.t), Juz 8, hlm. 407.

(42)

ا ذ ه ا لاا خا س ً ىا ًا ق ع ط و ل ع ا ِ ه لا ي ث لا ح ث ه ص ي د ح ق زا ج ٗ ّ ح ع ن ل ٗ ٌ ر ف ت ع ّ َ ّ د ل ص ل ا ح ٗ د ْ ع

ل . َ

“Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah SAW bersabda: Apabila seseorang meninggal dunia, maka putuslah amalnya kecuali tiga hal: sedekah yang mengalir, ilmu yang dimanfaatkan atau anak shalih yang mendoakannya.” (HR. Muslim).35

Sedekah yang disebutkan dalam hadits Abu Hurairah tidak lain yang dimaksud adalah wakaf, dimana pokok bendanya tetap, sedangkan manfaat benda yang diwakafkan itu mengalir terus (jariyah= mengalir) sehingga wakif (pelaku wakaf) tetap mendapat pahala atas amalnya meskipun ia telah meninggal dunia.36

2. Dasar Hukum Wakaf dalam Hukum Positif

Setelah Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 maka sejak tanggal 24 Desember 1960 di bentuklah UUPA (Undang-undang Pokok Agraria) yang mengandung ketentuan sebagai berikut:

1) Berdasarkan pasal 2 aturan peralihan UUD 1945, Peraturan Wakaf Hindia Belanda dinyatakan tetap berlaku dengan di keluarkannya petunjuk dari Departemen Agama melalui surat edaran Nomor 5/D/1956 tentang prosedur perwakafan tanah, tanggal 8 Oktober 1956.

2) Berdasarkan surat keputusan Menteri Agraria dan Menteri Agama tanggal 15 Maret 1959 Nomor 19/22/37-7, SK 62/KA/1959 tentang pengesahan tanah milik di alihkan kepada Kepala Pengawas Agraria Kerasidenan yang

35Ibid, hlm. 405.

36Ibid, hlm.51.

(43)

pelaksanaannya di atur dengan Surat Keputusan Jawatan Agraria kepada Pusat Jawatan Agama tanggal 13 Februari 1960 Nomor 23/1/34-11.

3) Diundangkannya UUPA Nomor 5 tahun 1960, pada bagian XI tertera bahwa untuk keperlua suci dan sosial (pasal 49 ayat 3) ditentukan bahwa perwakafan tanah milik dilindungi dan di atur dengan Peraturan Pemerintah (PP).

4) Pada tanggal 17 Mei 1977 ditetapkan PP Nomor 28 tahun 1977 tentang perwakafan tanah milik, sebagai pelaksanaan ketentuan pasal 49 ayat 3 Undang-undang Pokok Agraria di atas.

5) Intruksi Presiden Nomor 1 tahun 1992 yang menetapkan Kompilasi Hukum Islam yang didalamnya juga memuat Hukum Perwakafan.

6) Pada tanggal 21 Oktober 2004, pemerintah telh menetapkan Undang- undang No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf, dan pada tanggal 15 Desember 2006 pemerintah juga telah menetapkan Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2006 tentang Pelaksanaannya.

Karena minimnya regulasi yang mengatur tentang perwakafan, maka tidaklah heran jika perkembangan wakaf di Indonesia mengalami stagnasi.Stagnasi perkembangan wakaf di Indonesia mulai mengalami dinamisasi ketika pada tahun 2001, beberapa praktisi ekonomi Islam mulai mengusung paradigm baru ke tengah masyarakat mengenai konsep baru pengelolaan wakaf uang untuk peningkatan kesejahteraan umat.Ternyata konsep tersebut menarik dan mampu memberikan energy untuk menggerakkan kemandegan pekembangan

(44)

wakaf.Kemudian pada Tahun 2002, Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyambut konsep tersebut dengan mengeluarkan fatwa yang membolehkan wakaf uang (waqf al-nuqud). Fatwa MUI tersebut kemudian diperkuat oleh hadirnya Undang- undang No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf yang menyebutkan bahwa wakaf tidak hanya benda tidak bergerak, tetapi juga dapat berupa benda bergerak, seperti uang.

Selain itu, diatur pula kebijakan perwakafan di Indonesia, mulai dari pembentukan nazhir sampai dengan pengelolaan harta wakaf. Untuk dapat menjalankan fungsinya, Undang-undang ini masih memerlukan perangkat lain yaitu Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri Agama tentang Wakaf Uang yang akan menjadi juklak dalam implementasinya, serta adanya Badan Wakaf Indonesia (BWI) yang akan berfungsi sebagai sentral nazhir wakaf. Setelah melalui proses panjang, pada penghujung tahun 2006 terbitlah Peraturan Pemerintah No. 42 tahun 2006 tentang Pelaksanaan Undang-undang Wakaf. Setelah itu, pada Juli 2007 keluar Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 75/M Tahun 2007 yang memutuskan dan mengangkat ke anggotaan BWI periode 2007-2010.37

Lahirnya Undang-undang No. 41 Tahun2004 tentang Wakaf, Fatwa Majelis Ulama Indonesia berikut peraturan turunannya merupakan titik tolak peningkatan pemberdayaan potensi wakaf di Indonesia kea rah yang lebih produktif dalam bingkai fiqh Indonesia.

37 Hasan Tholhah, “Perkembangan Kebijakan Wakaf di Indonesia”, dalam Republika, Rabu, 22 April 2009.

(45)

C. Syarat-Syarat Wakaf.

Beberapa syarat wakaf yaitu, tidak dibatasi waktu, tunai tidak ada khiyar dan jelas kepada siapa diwakafkan.

a. Tidak dibatasi Waktu.

Selama-lamanya berarti tidak dibatasi waktu.Jika seseorang berkata, “Saya wakafkan ini kepada fakir miskin dalam masa satu tahun,” maka wakaf semacam ini tidak sah karena tidak selamnya.

b. Tunai dan Tidak Ada Khiyar Syarat.

Misalnya seseorang berkata, “Saya akan mewakafkan ini kepada murid- murid.”Wakaf semacam ini tidak sah karena tidak tunai.Kecuali kalau dihubungkan dengan meninggal.Misalnya, seseorang berkata, “Saya wakafkan sawah saya sesudah saya meninggal kepada ulama Jakarta.”Lafal ini sah, menjadi wasiat bukan wakaf.

c. Jelas Kepada Siapa di Wakafkan.

Seandainya seseorang berkata, “Saya wakafkan rumah ini.”Wakaf ini tidak sah karena tidak jelas kepada siapa diwakafkan.

D. Rukun (Unsur) Wakaf.

Menurut Abdul Wahhab Khallaf rukun wakaf ada empat macam, yaitu:

1. Orang yang berwakaf (Wakif)

Yang dimaksud dengan wakif adalah pemilik harta benda yang melakukan perbuatan hukum.Menurut paara pakar hukum Islam, suatu wakaf dianggap sah dan dapat dilaksanakan apabila wakif mempunyai kecakapan untuk melakukan

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan melihat respon metode IMC 1 Degree Of Freedom yang digunakan untuk mengendalikan plant kolom distilasi biner Wood & Berry MIMO 2x2 terhadap

Sehubungan dengan bentuk penyajian kesenian Angguk Sripanglaras, penulis mengharap kesenian ini untuk selalu dijaga kelestariannya dan juga dikembangkan, salah satunya

Kontaminasi atau cemaran adalah bahan yang tidak dikehendaki ada dalam makanan yang mungkin berasal dari lingkungan atau sebagai akibat proses produksi makanan, dapat

Dari hasil uji Chi-square diperoleh hasil Pvalue <0,000 artinya ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang ASI Perah terhadap pemberian ASI Eksklusif, dengan nilai

Penyerapan air adalah perbandingan perubahan berat agregat karena penyerapan air oleh pori-pori dengan berat agregat pada kondisi kering.. Alat dan Bahan yang Digunakan

Kelanjutan analisis untuk mengetahui genotype yang stabil digunakan biplot dan ditunjukkan bahwa hibrida silang tunggal MSQ.K1C0.61-1-1xMR14Q adalah hibrida yang stabil

(3) Daya Pembeda soal menunjukkan 33 butir soal atau 66% memiliki daya pembeda jelek, 11 butir soal atau 22% memiliki daya pembeda cukup, 3 butir soal atau 6% memiliki daya

Hal tersebut disebabkan oleh ketidakseimbangan asupan zat gizi sehingga dapat mengakibatkan ketidaksempurnaan pertumbuhan tubuh baik fisik maupun mental (Chinue,