7 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
(Jaafar M., 2017) , Penelitian yang berjudul Perceived sociocultural impacts of tourism and community participation: A case study of Langkawi Island dengan
tujuan mengetahui hubungan antara persepsi penduduk tentang dampak sosial budaya dari pengembangan pariwisata dan partisipasi masyarakat di Pantai Cenang, Pulau Langkawi. Penelitian ini mengunakan metode partial least squares-structural equation. Hasil penelitian mengungkapkan hubungan positif yang signifikan antara persepsi positif dan negatif warga dan partisipasi masyarakat; selain itu, jenis kelamin dan usia penduduk memiliki efek moderat pada hubungan ini. Temuan ini berimplikasi pada perencana pengembangan pariwisata dan otoritas pemerintah yang berupaya memperluas keterlibatan penduduk lokal dalam pengembangan pariwisata. Perbedaan penelitian diatas dengan penelitian ini adalah penggunaan alat analisis, pada penelitian diatas menggunakan alat analisis partial least squares- structural equation sedangkan penelitian ini menggunakan Warp Partial Least Square.
(Hadi, 2012), dengan penelitian yang berjudul Dampak Pembangunan Jembatan Suramadu Terhadap Perekonomian Pulau Madura (Studi Kasus Kabupaten Bangkalan). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskriptif dan menganalisis dampak pembangunan Jembatan Suramadu terhadap perekonomian pulau Madura dengan mengambil studi kasus di Kabupaten Bangkalan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif, dengan fokus penelitian 1. Menganalisis dampak
pembangunan Jembatan Suramadu terhadap bidang ekonomi Kabupaten Bangkalan, 2. Menganalisis dampak kebijakan pengembangan wilayah Suramadu.
Pembangunan Jembatan Suramadu memberikan multipier effect kepada masyarakat di pulau Madura (Kabupaten Bangkalan) dapat memotong waktu dan biaya perjalanan dari pusat – pusat pelayanan ekonomi. Dampak yang timbul dengan adanya Jembatan Suramadu pada pertumbuhan penduduk tumbuhnya kawasan pemukiman baru hal ini menunjukkan bahwa peningkatan jumlah penduduk sehingga permintaan hunian rumah meningkat. Selain meningkatnya permintaan hunian rumah dampak yang lain berdirinya pusat perbelanjaan.
Kebijakan pembangunan Jembatan Suramadu merupakan upaya untuk meningkatkan kebutuhan. Perbedaan penelitian sekarang dengan terdahulu pada metode analisis dan variable yang digunakan, penelitaan sekarang menggunakan metode statistik deskriptif dan PLS dan variabel yang digunbakan adalah pemberdayaan dan kesejahteraan masyarakat sedangkan penelitian terdahulu menggunakan metode analisis SWOT dan variabel yang digunakan konsep kwirausahaan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan (Janu Muhammad, Aan Pambudi, 2015) Analisis Dampak Sosial Dan Ekonomi Dalam Pembangunan Flyover Jombor Di Kabupaten Sleman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak sosial dan ekonomi yang ditimbulkan dari pembangunan flyover Jombor di Kabupaten Sleman dan mengetahui strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan dari pembangunan flyover Jombor di Kabupaten Sleman. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data interaktif model Miles dan Huberman. Model ini terdiri dari
tiga hal utama yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya dampak sosial yang terjadi di antaranya terputusnya akses warga di Jombor Lor untuk sisi barat dan timur karena saat ini terhalang oleh flyover sehingga interaksi warga menjadi berkurang. Dampak ekonomi yang dirasakan warga adalah semakin meredupnya usaha dagang di sekitar flyover karena lahan yang awalnya untuk akses masuk dan parkir pembeli kini tidak ada. Strategi untuk menyelesaikan permasalahan pembebasan lahan bagi 19 warga yaitu mengadakan mediasi serta musyawarah, pembuatan jembatan penyeberangan, penyediaan lahan pengganti, penegasan dalam pemberlakuan AMDAL, transparansi informasi ke publik, dan sinergitas antara pihak yang terlibat dalam pembangunan flyover. Perbedaan penelitian ini adalah Teknik analisis yang digunakan.
Berdasarkan penelitian terdahulu (Aryani et al. (2017) Analisis Dampak Pembangunan Pariwisata Pada Aspek Ekonomi Dan Sosial Budaya Masyarakat (Studi Kasus pada Desa Wisata Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, D.I.Yogyakarta) perlu adanya penelitian mengenai dampak tersebut guna menghindari, mengurangi dampak negatif dan mendorong dampak positif.
Proses penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Fokus dalam penelitian ini yaitu pelaksanaan pembangunan industri pariwisata didalamnya meliputi pengembangan obyek dan daya tarik wisata, sarana prasarana, pemasaran dan promosi pariwisata, serta pengembangan sumber daya manusia. Fokus selanjutnya adalah dampak pada keadaan ekonomi dan sosial budaya masyarakat karena adanya pembangunan
pariwisata dan kondisi sebelumnya. Perbedaan penelitian ini adalah tujuan dari penelitian ini untuk pembangunan industry pariwisata.
(Ramadhan et al., 2021), Penelitian dengan judul Agrowisata Balek Kampoeng (Studi kasus dampak agrowisata Balek Kampoeng pada perubahan sosial budaya ekonomi masyarkat dengan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi dampak dari Pembangunan Agrowisata Balek Kampoeng ditinjau dari Perubahan Sosial budaya dan Ekonomi Masyarakat Desa Kalimas. Metode kuliatatif deskripsi adalah metode yang digunakan pada penelitian ini, dengan medeskripsikan dan menganalisis dari hasil yang didapat dilapangan. Berdasarkan hasil penelitian, Agrowisata Balek Kampoeng merupakan salah satu objek wisata yang terletak di Desa Kalimas. Agrowisata Balek Kampoeng menarik bagi pengujung baik lokal maupun luar daerah, selain tempatnya yang strategis dapat dijangkau wisata ini memiliki ciri khas tersendiri dari objek wisata lainnya. Dalam aspek ekonomi, perubahan yang terjadi salah satunya adalah ketersediaan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar desa Kalimas, terbukanya lapangan kerja dengan tujuan pengembangan perekonomian masyarakat sekitar dan pendapatan pemerintah desa. Dalam aspek sosial budaya juga terdapat perubahan, adanya relasi dan toleransi tanpa membedakan etnik/suku dan masyarakat lokal dengan masyarakat pendatang, adapun budaya lainnya adalah agrowisata ini memberikan pengetahuan organisasai dan manajemen serta yang tidak kalah menarik adalah menyajikan hidangan masakan tradisional khas Kalimantan Barat. Penelitian diatas tidak menggunakan alat analisis yang sama dengan penelitian ini.
(Pambudi & Setyono, 2018), Strategi Pengembangan Agrowisata Dalam Mendukung Pembangunan Pertanian - Studi Kasus Di Desa Wisata Kaligono (Dewi
Kano) Kecamatan Kaligesing Kabupaten Puworejo penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persepsi masyarakat Dewi Kano terhadap rencana pengembangan sebuah kawasan agrowisata Dewi Kano, mengetahui dampak pengembangan agrowisata dan merumuskan strategi pengembangan agrowisatanya. Metode penelitian melalui observasi, wawancara dan kuisioner dan analisis SWOT digunakan untuk merumuskan strategi pengembangan agrowisata di Dewi Kano.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Dewi Kano mendukung dalam perencanaan pengembangan daerahnya sebagai kawasan agrowisata dilihat dari persepsi masyarakat yang cenderung setuju dalam upaya tersebut karena dapat memberikan dampak terhadap upaya pembangunan pertanian berkelanjutan dari sudut pandang ekologi, sosial, ekonomi dan pengelolaan. Perbedaan penelitian ini adalah penggunaan alnalisis SWOT.
(Bimbi., 2017) Pengaruh Wisata Petik Jambu (Agrowisata) Terhadap Pemberdayaan Dan Perubahan Sosial Masyarakat di Desa Bumiaji Kecamatan Bumiaji Kota Batu. Menganalisis cara mengelola wisata petik jambu di Desa Bumiaji Kecamatan Bumiaji Kota Batu dengan menggunakan metode kuantitatif.
Variabel yang diteliti adalah Agrowisata Petik Jambu, Pemberdayaan dan perubahan sosial. Hasil penelitian menujukan Pengelolaan wisata petik jambu (agrowisata) melibatkan masyarakat sebanyak 63,6% untuk ikut serta memelihara dan merawat agrowisata. Agrowisata berpengaruh signifikan terhadap pemberdayaan masyarakat dan perubahan sosial masyarakat di Desa Bumiaji Kec Bumiaji Kota Batu. Perbedaan penelitian terdapat pada variabel yang digunakan, penelitaan sekarang menggunakan variabel variabel kesejahteraan masyarakat sedangkan penelitian terdahulu menggunakan perubahan social.
(Chania Alfatianda, 2017), mengakaji Dampak Ekowisata Dan Agrowisata (Eko Agrowisata) Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Di Desa Cibuntu dengan menggunakan metode desktiptif kualitatif. Variabel yang diteliti adalah Eko- Agrowisata dan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat. Hasil penelitian menunjukan bahwa Eko-agrowisata berdampak positif terhadap perubahan kualitas masyarakat dalam berbagai kegiatan sosial seperti gotong-royong menjaga kebersihan, menjaga keamanan, membangun fasilitas umum, kegiatan sosial kemasyarakatan, penyelenggaraan upacara kebudayaan dan kondisi fisik desa. Dampak ekonomi terlihat dari adanya kenaikan pendapatan dan tersedianya lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat. Perbedaan penelitian yaitu pada variabel yang digunakan, dimana penelitaan ini menggunakan variable pemberdayaan dan kesejahteraan masyarakat sedangkan penelitian terdahulu menggunakan variabel sosial ekonomi.
(Kuswanto, 2017), Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Agrowisata Belimbing Di Desa Ngringinrejo Kabupaten Bojonegoro. Variabel yang diteliti adalah Agrowisata Blimbing dan Pemberdayaan Masyarakat. Hasil penelitian menujukkan Belimbing di Desa Ngringinrejo merupakan produk pertanian Unggulan, selain dapat meningkatkan perekonomian masyarakat, juga banyak menyerap tenaga kerja, mulai dari budidaya, perawatan tanaman, pemanenan hingga pemasarannya. Sehingga dapat mengurangi jumlah pengangguran dan pengentasan kemiskinan. Komitmen yang dimiliki masyarakat Ngringinrejo terhadap pengelolaan Agrowisata cukup kuat. Perbedaan penelitian yaitu pada jenis penelitian dan variabel yang digunakan, dimana pada penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode analisis PLS serta variabel yang digunakan adalah kesejahteraan masyarakat. Sedangkan penelitian
terdahulu menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dan variabel yang digunakan agrowisata dan pemberdayaan.
(Marimin, 2014) , dengan judul Pengembangan Model Pengelolaan Desa Wisata Dengan Konsep Kewirausahaan Sebagai Upaya Optimalisasi Kegiatan Masyarakat Desa Wisata di Kawasan Kenep, Kabupaten Sukoharjo. Variabel yang diteliti adalah Desa Wista, Kewirausahaan dan Pemberdayaan Masyarakat. Hasil penelitian menujukkan potensi-potensi yang ada di Desa Wisata Kreatif Kenep antara lain Wisata Bengawan Solo, Wisata Kalimati, Wisata Religi, Wisata Pertanian, Wisata Kuliner dan handycraft. Pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui partisipasi masyarakat, bantuan modal, kelembagaan, pembangunan sarana dan prasarana dan pemasaran. Perbedaan penelitian sekarang dengan terdahulu pada metode analisis dan variable yang digunakan, penelitaan sekarang menggunakan metode statistik deskriptif dan PLS dan variabel yang digunbakan adalah pemberdayaan dan kesejahteraan masyarakat sedangkan penelitian terdahulu menggunakan metode analisis SWOT dan variabel yang digunakan konsep kwirausahaan. Persamaanya adalah sama sama menggunakan variabel Agrowisata sebagai desa wisata.
2.2 Landasan Teori 2.2.1 Infrastruktur
(Marlia, 2017) Infrastruktur adalah suatu fasiltas-fsilitas yang dibutuhkan oleh masyrakat, infrastuktur di sediakan oleh pemerintah seperti tranportasi, pembuangan limbah, tenaga listrik dan pelayana-pelayanan lainnya yang bertujuan ekonomi dan sosial. Menurut the world bank (1994) infsastruktur di kelompokan menjadi tiga:
1. Infrastruktur ekonomi adalah yang di lihat dari aktivitas ekonomi atau segi fisikya sperti publik utilities, publik work dan sektor transportasi.
2. Infrastruktur sosial seperti pendidikan, kesehatan, perumahan dan wisata.
3. Infrastruktur adminitrasi sperti penegakan hukum kontrol adminitrasi dan koordinasi
Dalam strategi Penentu Prioritas Pembangunan Infrastruktur Berdasarkan Sektoral Dan Kewilayahan terdapat hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan perkembangan infrstruktur ialah faktor gloal yang dapat mempengaruhi kondisi geografis dan struktur perekonomian serta potensi pembangunan wilayah. Dalam melakukan pembangunan infrastruktur harus memperhatikan potensi-potensi yang terdapat dalam wilayah tersebut seperti sektor-sektor yang menjadi unggulan dan askpek pendanaan pemerintah. Perencanaan pembangunan dibagi menjaadi dua diantaranya pembangunan wilayah dan sektoral. Pembangunan sektoral melibatkan sektor-sektor yang unggul sedangkan pendekatan regional melibatkan daerah yang masih tertinggal sehingga daerah tersebut sangat perlu untuk dikembangkan, kemudian 9 melibatkan sektor-sektor yang memiliki potensi unggul untuk dikembangkan. Berdasarkan survei lapang, pendekatan regional sering mengambil beberapa daerah tertentu seperti daerah pinggiran, daerah terbelakang, dan daerah yang memiliki strategis dalam arti ekonomi dan politik dikarenakan untuk menggabungkan pendekatan sektoral dengn pendekatan regional.
Permbangunan wilayah harus melibatkan dimensi sektoral dengan dimensi spasial, begiu juga dengan pembangunan infrastruktur. Pembangunan infrastruktur harus melibatkan sektor-sekror yang dapat memperhatikan perkembangan infrastruktur dalam waktu panjang sehingga dapat diketahui pembangunan
infrastruktur tersebut dipelukan apa tidak. Oleh karena itu, pemerintah harus melakukan pemetaan pada perkembangan atau kebutuhan infrastruktur tiap wilayah. Hasil dari pemetaan akan menentukan sektor-sektor yang diutamakan untuk di kembangkan. Dampak pembangunan infrastruktur di suatu daerah yang sesuia akan kebutuhan daerah dapat meningkatkan terhadap sektor – sektor perkonomian lainnya (Indra A. Pantow, Sofia Pangemanan, 2018).
2.2.2 Konsep Pengembangan Wilayah
Menunjang sosial dan ekonomi memerlukan sarana dan prasarana yang memadai. Salah satu sarana yang digunakan adalah transportasi. Transportasi merupakan salah satu aspek yang digunakan dalam menunjang perekonomian dan mengembangkan wilayah, sehingga transportasi salah satu alternatif dalam meningkatkan perkembangan suatu wilayah. Menurut (Silondae, 2016) Kegiatan ekonomi bertujuan memenuhi kebutuhan manusia dengan menciptakan manfaat.
Transportasi adalah salah satu jenis kegiatan yang menyangkut peningkatan kebutuhan manusia dengan mengubah letak geografis barang dan orang sehingga akan menimbulkan adanya transaksi.
Tranportasi di gunakan untuk penikatan pertumbuhan ekonomi yang dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya pedesaan dengan pelayanan yang aman, cepat, tertib dan nyaman. Menurut Hengkeng (2017), salah satu keberhasilan pembangunan wilayah dapat di lihat dari aksesjalan. Akses jalan yang mudah di jangkau dapat meningkatkan perekonomian di wilayah, apabila ada sektor yang berpotensi di kembngkan sperti adanya wisata. Sektor yang berpotensi wisata jika tidak didukung dengan akses yang memadai dapat menghambat perkembangan dan akan berkurangnya nilai jual wisata tersebut. Adanya perbaikan
sistem tranportasi atau infrastruktutur dapat memperluas hubungan fisik masyrakat terhadap hubungan simbiosis anatar pembangunan dan tranportasi. Syarat fundamental untuk pembangunan ekonomi adalah tingkat pengadaan modal pembangunan yang seimbang dengan pertambahan penduduk.
Bertambahnya infrastruktur dan perbaikannya oleh pemerintah daerah diharapkan akan memacu pertumbuhan ekonomi daerah. Dalam mempercpat perputaran aktivitas sosial ekonomi maupun aktivitas lainya harus di dukung dengan jaringan jalan yang baik. Jaringan jalan yang baik akan berdampak pada intensitas pertumaan stiap hari di sutau wilayah tersebut. Faktor penting penunjang perkembangan suatu wilayah adalah adanya jarangian jalan di tambah dengan sarana prsarana transportasi yang memadai.
2.2.3 Pembangunan
Pembangunan dapat diartikan sebagai upaya terencana dan terprogram yang dilakukan secara terus menerus oleh suatu negara untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik dan merupakan proses dinamis untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Proses kegiatan yang dilakukan dalam rangka pengembangan kegiatan ekonomi dan peningkatan taraf hidup masyarakat. Tiap-tiap negara selalu mengejar dengan yang namanya pembangunan dengan tujuan semua orang turut mengambil bagian. Kemajuan ekonomi adalah suatu komponen esensial dari pembangunan itu, walaupun bukan satu-satunya.Hal ini disebabkan pembangunan itu bukanlah sematamata fenomena ekonomi. Melalui pengertian yang paling mendasar, bahwa pembangunan itu haruslah mencakup masalah-masalah materi dan finansial dalam kehidupan. Pembangunan seharusnya diselidiki sebagai suatu proses
multidimensional yang melibatkan reorganisasi dan reorientasi dari semua sistem ekonomi dan sosial (Husein, Fadillah;Hidayat, 2019).
2.2.4 Pertumbuhan Ekonomi
Beberapa Para pakar ekonomi membedakan pengertian antara pembangunan ekonomi dengan pertumbuhan ekonomi. Istilah pembangunan ekonomi dapat di artikan dengan meningkatnya perkembangan domestik atau produk domestik nasional dalam waktu tertentu yang bisa dibagi dengan perkembangan jumlah penduduk setiap tahunnya. Perkembangan PDRB pada setiap negara sering terjadi adanya pemberontakan akibat adanya modernisasi struktur ekonomi. Perkembangan ekonomi 12 adalah peningkatan dalam kegiatan perekonomian yang mengakibatkan barang dan jasa yang diproduksi pada masyarakat meningkat, sehingga masyarakat mendapatkan kemakmuran dalam waktu jangka Panjang (Yuniarti et al., 2020).
2.2.5 Perubahan Sosial
Perubahan sosial kultural telah menjadi topik pembicaraan yang menarik, bukan saja para ahli ilmu kemasyarakatan, bahkan di kalangan masyarakat luas.
Lahirnya kesadaran akan pentingnya pengkajian terhadap masalah perubahan sosial kultural, terutama setelah masyarakat menyaksikan suatu kenyataan bahwa kemajuan yang pesat di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi sangat mendorong untuk melakukan kajian secara konsepsional. Perubahan sosial kultural dalam masyarakat tidak terfokus dalam kehidupan masyarakat kota, akan tetapi masyarakat desa juga telah banyak mengalami perubahan maupun perkembangan sebagai akibat dari introduksi teknologi, komunikasi, tranportasi dalam tatanan kehidupan masyarakat
2.2.6 Kerangka Berpikir
Teori yang digunakan dalam penelitian ini yakni dampak sosial dan ekonomi dari pembangunan Kusuma Agrowisata Kota Batu terhadap masyarakat sekitar, untuk menguji digunakan alat analisis Warp PLS dan juga dianalisis dengan menggunakan tingkat kepuasan masyarakat sekitar. Dampak sosial mengulas mengenai apakah pembangunan Kusuma Agrowisata memberikan dampak yang baik untuk masyarakat sekitar. Dampak ekonomi mengulas tentang hal apa saja yang diberikan dari pembangunan Kusuma Agrowisa untuk membantu perekonomian masyarakat sekitar.
Berdasarkan variabel penelitian tersebut maka peneliti memutuskan untuk menggunakan 2 variabel yakni dampak ekonomi dan dampak sosial. Variabel- variabel yang telah ditetapkan tersebut kemudian akan dianalisis menggunakan pengujian Warp PLS dan juga mengukur dampak ekonomi dan sosial. Setelah dianalisis diketahui apakah pembangunan Kusuma Agrowisata Batu memberikan dampak ekonomi dan sosial bagi masyarakat sekitar.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori system ekonomi dan sosial dari Muhammad, dan teori pengembangan ekonomi dari Untoro. Peneliti menggunakan teori ini karena sesuai dengan apa yang akan dianalisis nantinya.
Berdasarkan konsep diatas maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak pembangunan Kusuma agrowisata terhadap kehidupan sosial dan ekonomi masyrakat sekitar menggunakan analisis deskriptif.
Gambar 1 Kerangka Berfikir
Dampak Ekonomi (variable Y1)
1. Profesi Masyarakat 2. Budaya 3. Pemberdayaan
Masyarakat 1. Mata
Pencaharian 2. Pendapatan 3. Kesempatan
Kerja
Dampak Sosial (variabel Y2)
Mengetahui dampak yang diperoleh masyarakat sekitar dari pembangunan
kusuma agrowisata Dampak Pembangunan Kusuma
Agrowisata
Kusuma Agrowisata (variable X1)
Warp Partial Least Square (PLS) 1. Lahan 2. Pengunjung 3. Tenaga Kerja
2.2.7 Hipotesis
Berdasarkan kerangka berfikir dapat ditarik hipotesis penelitian ini sebagai berikut:
1. Pembangunan kusuma agrowisata (Y) berdampak terhadap perekonomian masyarakat (X1)
2. Pembangunan kusuma agrowisata (Y1) berdampak terhadap sosial masyarakat (X2)