1
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMK SANTO THOMAS MAUMERE PADA POKOK
BAHASAN TERMODINAMIKA
Kholifah1) Agnesia Bergita Anomeisa2) Erwin Prasetyo3)
Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Pendidikan Matematika Dan Sains IKIP Muhamadiyah Maumere E-mail: [email protected]
ABSTRAK
Kholifah. Pengaruh Model Pembelajaran Role Playing Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa SMKSt Thomas Maumere Pada Pokok Bahasan Termodinamika. Skripsi. Maumere : Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Muhamadiyah Maumere, 2018.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh penggunaan model Pembelajaran Role Playing terhadap hasil belajar fisika siswa SMK St Thomas Maumere Pada Pokok Bahasan Termodinamika. Penelitian ini dilakukan di SMK St Thomas Maumerepada semester genap tahun ajaran 2017/2018. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperiment. Populasi target penelitian ini berjumlah 68 orang yang terdiri dari tiga kelas. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik Purposive Sampling yang dipilih sesuai criteria yang sudah ditetapkan oleh peneliti. Instrumen yang digunakan berupa tes uraian berjumlah 6 butir soal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata–rata post-test kelas eksperimen memperoleh nilai 81,1 sedangkan kelas kontrol 62,2. Selanjutnya pada uji normalitas kelas eksperimen dan kelas kontrol pada taraf signifikansi 0,05 secara berturut-turut adalah 𝜒2ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔< 𝜒2𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = −9,66 < 11,070 dan =
−28,48 < 11,070, yang artinya data berdistribusi normal. Sedangkan untuk uji homogenitas diperoleh 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 1,388 < 3,53, artinya kedua data tersebut homogen. Dan untuk uji hipotesis, diperoleh thitung > ttabel = 7,2974 < 2,4467 yang menyebabkan 𝐻0 ditolak dan 𝐻1 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengajaran menggunakan model Role Playing berpengaruh terhadap hasil belajar fisika siswa SMK St Thomas Maumere Pada Pokok Bahasan Termodinamika.
Kata Kunci : Model Role Playing, Hasil Belajar Fisika, Termodinamika
2
ABSTRACT
Kholifah.
The Effectiviness of UsingRole Playing Learning Model
Towards student’s Learning Outcomes of Physics Subject in SMK St. Thomas Maumere at The topic of Thermodynamics. Papaer. Maumere: Faculty of Mathematics and sciences education IKIP Muhamadiyah Maumere, 2018.
The aim this research is to find out the effect of Role Playing model towards student’s outcomes of Physics Subject in SMK St. Thomas Maumere at The topic of Thermodynamics. the results was taken place in SMK St. Thomas Maumere at second semester in the 2017/2018 academic year. the results method that used was quasi experiment. The population consisted of 68 studens from 3 classes. The Sampling techniques that used was Purposive which hadbeing chosen by the research based on the criteria. The instruments was a 6 essay’s question test. The result of the research showed that the average volue of post-test on experiment class was 81.1, meanwhile control class was 62.2. moreover, the normality test for experiment and control class on the significant level of 0.05 sequecingly were 𝜒
2𝑐𝑜𝑢𝑛𝑡< 𝜒
2𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒= −9,66 < 11,070 and = −28,48 <
11,070, which means the data was normally distributed. Then the homogeneity test was 𝐹
𝑐𝑜𝑢𝑛𝑡< 𝐹
𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒= 1,388 < 3,53, which means both of the datas were homogenous. And the hypothesis test was 𝑡
𝑐𝑜𝑢𝑛𝑡> 𝑡
𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒= 7,2974 < 2,4467 that caused 𝐻
0was rejected and 𝐻
1was accepted. Therefore, the conclusion is Role Playing model effect the student’s Learning outcomes of Physics Subject in SMK St. Thomas Maumere at The topic of Thermodynamics.
Keywords: Role Playing Model, Outcomes, Thermodynamics.
3 PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan hal penting dalam kehidupan setiap individu. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 pasal 3 Sisdiknas menjelaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa serta mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa, serta bertanggung jawab.
Siagian (2008) pendidikan yaitu suatu kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan umum seseorang termasuk di dalamnya peningkatan penguasaan teori dan keterampilan memutuskan terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kegiatan pencapaian tujuan.
Nitisemito (2009) menyatakan bahwa pendidikan merupakan suatu di mana seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya dalam masyarakat di mana ia hidup dalam rangkaian kegiatan bertahap yang berlangsung seumur hidup, dalam lingkungan masyarakat yang terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat (di luar lingkungan keluarga dan sekolah), sehingga menghasilkan pengaruh positif dalam dirinya.
Rendahnya kualitas hasil belajar siswa disebabkan oleh banyak faktor, Dimyati dan Mudjiono (2013), mengidentifikasikan adanya faktor yang mempengaruhi hasil belajar menjadi dua, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern yaitu faktor yang dialami dan dihayati siswa yang berpengaruh pada proses dan hasil belajar meliputi sikap terhadap belajar, minat dan motivasi belajar, konsentrasi belajar, kemampuan mengolah bahan belajar, kemampuan menyimpan perolehan hasil belajar, kemampuan menggali hasil belajar yang tersimpan, kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar, rasa percaya diri siswa, intelegensi dan keberhasilan belajar siswa serta kebiasaan belajar siswa. Sedangkan faktor eksterna meliputi hal-hal seperti guru sebagai pembina belajar, prasana dan sarana pembelajaran, kebijakan penilaian, lingkungan sosial siswa di sekolah dan di rumah serta kurikulum sekolah.
Berdasarkan hasil Observasi awal yang dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) St Thomas Maumere, di peroleh informasi bahwa Mata pelajaran fisika merupakan mata pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa dibandingkan mata pelajaran yang lainnya, salah satu materi fisika yang di anggap sulit oleh siswa yaitu materi termodinamika . Kesulitan dalam pelajaran fisika pada materi termodinamika adalah kemampuan dalam memahami konsep yang tepat dan benar. Hal tersebut dilihat dari hasil ulangan dan studi dokumentasi dan hasil wawancara dari 28 siswa, 14 siswa diantaranya menyatakan fisika itu sulit. Oleh karena itu guru sebagai salah satu faktor penentu dalam keberhasilan siswa harus mampu mengembangkan ide kreatif dan antisipatif yang dimilikinya agar dapat menggali dan menumbuh kembangkan keaktifan dan kreatifitas siswa sehingga dapat memahami konsep- konsep yang dijelaskan dalam pembelajaran fisika.
Berdasarkan kondisi-kondisi tersebut, perlu diadakan suatu tindakan guna memperbaiki proses pembelajaran yang berlangsung agar dapat meningkatkan motivasi belajar siswa selama proses pembelajaran. Salah satunya dengan menerapkan suatu model pembelajaran yang inovatif sehingga siswa ikut terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran. Salah satu model yang inovatif adalah model Role Playing. Maka dari itu, perlu adanya penelitian dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Role Playing Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa SMK St Thomas Maumere pada Pokok Bahasan Termodinamika.
4 Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidak pengaruh model pembelajaran Role Playing terhadap hasil belajar fisika Siswa SMK St Thomas Maumere pada Pokok Bahasan Termodinamika.
KAJIAN TEORI A. Model Pembelajaran Role Playing
1. Pengertian Model Pembelajaran Role Playing
Jill Hadfield (Santso, 2011) menguatkan bahwa Role Playing adalah sejenis permainan gerak yang didalamnya ada tujuan, aturan dan sekaligus melibatkan unsur senang. Dengan model Rore Playing siswa di harapkan dapat memerankan berbagai figur dan menghayati dalam berbagai situasi. Jika model Role Playing di rencanakan dengan baik dapat menanamkan kemampuan bertanggung jawab dan kerja sama dengan orang lain, menghargai pendapat orang lain dan mengambil keputusan dalam kerja kelompok. Sugihartono (2007) menjelaskan bahwa Role Playing adalah model pembelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan anak didik dengan cara anak didik memerankan suatu tokoh baik tokoh hidup atau tokoh mati.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat di simpulkan bahwa model Role Playing adalah model cara bermain peran yang di lakukan pada setiap individu dengan berbagai figur penghanyatan dan perasaan. model Role Playing dapat di terapkan dalam pelajaran fisika. Melalui model Role Playing ini dapat melibatkan tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
2. Langkah-langkah Model Pembelajaran Role Playing
Djumingin (2011) menyatakan bahwa sintak dari model pembelajaran ini adalah: guru menyiapkan skenario pembelajaran; menunjuk beberapa siswa untuk memelajari skenario tersebut; pembentukan kelompok siswa; penyampaian kompetensi; menunjuk siswa untuk melakonkan skenario yang telah dipelajari;
kelompok siswa membahas peran yang dilakukan oleh pelakon; presentasi hasil kelompok; bimbingan penyimpulan; dan refleksi. Secara lebih lengkap, berikut langkah-langkah sistematisnya:
1) Guru menyiapkan skenario yang akan ditampilkan;
2) Guru menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario yang sudah dipersiapkan dalam beberapa hari sebelum kegiatan belajar-mengajar;
3) Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya lima orang;
4) Guru memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai
5) Guru memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan;
6) Setiap siswa berada di kelompoknya sambil mengamati skenario yang sedang diperagakan;
7) Setelah selesai ditampilkan, setiap siswa diberikan lembar kerja untuk membahas penampilan kelompok masing-masing;
8) Setiap kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya;
9) Guru memberikan kesimpulan secara umum;
10) Evaluasi;
11) Penutup.
5 3. Kelebihan Model Pembelajaran Role Playing
Djamarah (2013), menyatakan banyak kelebihan yang dimiliki model pembelajaran Role Playing. Kelebihan-kelebihan tersebut di antaranya:
1) Menarik perhatian siswa karena masalah-masalah sosial berguna bagi mereka;
2) Bagi siswa; berperan seperti orang lain, ia dapat merasakan perasaan orang lain;
mengakui pendapat orang lain itu; saling pengertian; tenggang rasa; toleransi;
3) Melatih siswa untuk mendesain penemuan;
4) Berpikir dan bertindak kreatif;
5) Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis karena siswa dapat menghayatinya;
6) Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan;
7) Menafsirkan dan mengevaluasi hadil pengamatan;
8) Merangsang perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat;
9) Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja
10) Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh
11) Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa. Disamping merupakan pengaman yang menyenangkan yang saling untuk dilupakan;
12) Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi dinamis dan penuh antusias;
13) Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta menumbuhkan rasa kebersamaan dan kesetiakawanan sosial yang tinggi
4. Kelemahan Model Pembelajar Role Playing
Selain memiliki kelebihan, model pembelajaran Role Playing pun bukanlah model pembelajaran yang sempurna dan tentu memiliki kekurangan seperti halnya model pembelajaran lainnya. Djumingin (2011) Kelemahan-kelemahan tersebut di antaranya:
1) Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan model ini. Misalnya, terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut 2) Guru harus memahami betul langkah-langkah pelaksanaannya, jika tidak dapat
mengacaukan pembelajaran;
3) Memerlukan alokasi waktu yang lebih lama
4) Kebanyakan siswa yang ditunjuk sebagai pemeran merasa malu untuk memerlukan suatu adegan tertentu;
B. Hasil Belajar Fisika
Indriyanto (2008), hasil belajar fisika adalah kemampuan–kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia mempereoleh pengalaman belajarnya.
Hudoyo (Indriyanto, 2008) menyatakan bahwa hasil belajar fisika merupakan pemahaman dan penguasaan bahan yang dipelajari. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan bahwa hasil belajar fisika adalah tingkat penguasaan terhadap materi fisika pada ranah kognitif sebagai hasil dari pembelajaran fisika dalam kurung waktu tertentu berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
6 Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar fisika adalah pengetahuan yang diperoleh siswa setelah mengikuti materi fisika. Hasil belajar fisika dapat berupa pengetahuan kognitif, afektif, dan psikomotor.
C. Kajian Penelitian yang Relevan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan oleh Ismawati Alidha Nurhasanahyang berjudul Penerapan Model Role Playing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Sungguminasa Pada Mata Pelajaran Biologi Sub Pembahasaan Hubungan Mahluk Hidup Dengan Lingkungannya. Kesimpulannya Role Playing dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Sungguminasa pada mata pelajaran biologi sub pembahasaan hubungan mahluk hidup dengan lingkungannya.
Endah Dewi Puji Astuti dengan Pengaruh Pembelajaran Role Playing Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau dari Aktivitas Belajar Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 2 Kartasura. Di peroleh hasil belajar siswa Kelas eksperimen mendapatkan nilai rata-rata sebesar 82,25 sedangkan kelas kontrol mendapatkan nilai rata-rata sebesar 73,25. Kesimpulannya Role Playing dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa
D. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan hasil kesimpulan yang di peroleh dari penelitian yang relavan terhadap penggunaan model Role Playing maka peneliti mengambil hipotesis sebagai berikut :
𝐻0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan pada model pembelajaran Role Playing terhadap hasil belajar fisika.
𝐻1 : Ada pengaruh yang signifikan pada penggunaan model pembelajaran Role Playing terhadap hasil belajar fisika.
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperiment dimana dalam pelaksanaannya terdapat kelompok perlakuan (pengajaran dengan model pembelajaran Role Playing) dan kelompok control dengan diberikan perlakuan biasa.
Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Role Playing terhadap hasil belajar fisika terutama pada pokok bahasan termodinamika.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non equivalent Control Group Design
Tabel 3.2 Desain penelitian
Kelas Pre-test Perlakuan Post-test
Eksperimen O1 X1 O2
Kontrol O1 X2 O2
Zarkasy (2015)
Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Role Playing terhadap hasil belajar fisika siswa terutama pada pokok bahasan Termodinamika.
7 B. Populasi Dan Sampel
Populasinya adalah seluruh siswa kelas XI SMK St Thomas Maumere pada tahun ajaran 2017/2018 sebanyak tiga kelas yaitu kelas XIA Keperawatan dengan jumlah siswa sebanyak 28 orang, kelas XIB Keperawatan terdiri atas 28 orang dan kelas XIC Keperawatan terdiri atas 12 orang dengan jumlah populasi seluruhnya 68 siswa.
Pengambilan sampel menggunakan Non Probability Sampling dengan teknik purposive Sampling. Menurut Sugiyono (2010), Non probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Sedangkan pengertian sampling purposive adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010).
Setelah melakukan beberapa pertimbangan maka dipilihlah dua kelas Sampel penelitian yaitu kelas XIA Keperawatan sebagai kelas eksperimen terdiri atas 28 orang dan kelas XIB Keperawatan sebagai kelas Kontrol terdiri atas 28 orang. Jumlah sampel keseluruhan 56 orang.
C. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini teknik pengumpilan data yang digunakan menggunakan teknik tes dan teknik non tes. Tes hasil belajar dalam bentuk tes subjektif (esai) yang diberikan kepada sampel sebelum perlakuan (pre-test) dan setelah perlakuan (post-test). Tes sebagai instrumen pengumpul data dilaksanakan untuk mengukur keberhasilan proses belajar mengajar. Soal tes disusun berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran. Dalam penyusunan soal, perlu dikonsultasikan dengan guru mata pelajaran agar tes yang digunakan berkualitas maka sebelum soal tersebut digunakan terlebih dahulu dilakukan validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran butir soal instrumen tes hasil belajar pada kelas yang lebih tinggi.
Dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data menggunakan teknik non tes yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang ada atau catatan-catatan yang tersimpan, baik itu berupa catatan transkip, buku, surat kabar, dan lain-lain.
Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui seberapa besar tingkat validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran butir soal instrumen tes hasil belajar sebelum instrumen digunakan untuk pengambilan data.
8 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Hasil Belajar Kelas Eksperimen a. Pre-test
Data hasil penelitian diperoleh kemampuan awal siswa dari hasil pre-test terlihat sebagian besar siswa memperoleh nilai antara 38,5 - 41,5 sebanyak 7 siswa. Nilai tertinggi antara 50,5 - 53,5 sebanyak 6 siswa.
Berikut disajikan data dalam bentuk distribusi berkelompok : Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Pre-test Fisika Kelas Eksperimen
Kelas Interval (Nilai)
Nilai Tengah ( 𝒀𝒊 )
Batas Nyata
Frekuensi Absolut Kumulatif
30-33 31,5 30,5 - 33,5 5 5
34-37 35,5 34,5 - 37,5 4 9
38-41 39,5 38,5 - 41,5 7 16
42-45 43,5 42,5 - 45,5 3 19
46-49 47,5 46,5 - 49,5 3 22
50-53 51,5 50,5 - 53,5 6 28
Jumlah 28
Berdasarkan tabel distribusi hasil pre-test hasil belajar siswa tersebut, dapat dibuat histogram dan poligon frekuensi hasil pre-test.
Grafik 4.1 Grafik Histogram Distribusi dan Poligon Hasil Frekuensi Pre-Test Kelas Eksperimen
Dari grafik dan tabel untuk kelas eksperimen terlihat sebagian besar siswa memperoleh nilai antara 38,5 – 41,5 sebanyak 7 siswa, dan nilai tertinggi antara 50,5 - 53,5 sebanyak 6 siswa.
b. Post-test
Data hasil penelitian kemampuan akhir siswa diperoleh dari hasil post-test pada sebagian besar siswa memperoleh nilai antara 70,5-73,5. Nilai tertinggi antara 86,6 - 89,5 sebanyak 3 siswa. Sedangkan untuk kemampuan pemecahan masalah sebagian besar siswa memperoleh nilai antara 90,5 - 93,5 sebanyak 8 siswa.
Berikut disajikan data dalam bentuk distribusi berkelompok :
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Post-test Fisika Kelas Eksperimen 0
2 4 6 8
30-33 34-37 38-41 42-45 46-49 50-53
frekuensi
batas nyata
histogram poligon
9 Kelas Interval
(Nilai)
NilaiTengah
( 𝒀𝒊 ) Batas Nyata Frekuensi Absolut Kumulatif
70-73 71,5 70,5 - 73,5 8 8
74-77 75,5 74,5 - 77,5 4 12
78-81 79,5 78,5 - 81,5 4 16
82-85 83,5 82,5 - 85,5 1 17
86-89 87,5 86,5 -89,5 3 20
90-93 91,5 90,5 - 93,5 8 28
Jumlah 28
Berdasarkan tabel distribusi post-test hasil belajar siswa tersebut, dapat dibuat histogram dan poligon frekuensi hasil post-test hasil belajar siswa.
Grafik 4.2 Grafik Histogram Distribusi dan Poligon Hasil Frekuensi Post-test Kelas Eksperimen
1. Kelas Kontrol a. Pre-Test
Data hasil penelitian diperoleh dari hasil pre-test pada kemampuan awal siswa terlihat sebagian besar siswa memperoleh nilai antara 34,5-37,5. Nilai tertinggi antara 50,5 - 53,5 sebanyak 5 siswa.
Berikut disajikan data dalam bentuk distribusi berkelompok : Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Hasil Pre-Test Fisika KelasKontrol Kelas Interval
(Nilai)
NilaiTengah ( Yi )
Batas Nyata
Frekuensi Absolut Kumulatif
30-33 31,5 30,5 - 33,5 6 6
34-37 35,5 34,5 - 37,5 7 13
38-41 39,5 38,5 - 41,5 3 16
42-45 43,5 42,5 - 45,5 4 20
46-49 47,5 46,5 - 49,5 3 22
50-53 51,5 50,5 - 53,5 5 28
Jumlah 28
Berdasarkan tabel distribusi hasil pre-test hasil belajar siswa tersebut, dapat dibuat histogram dan poligon frekuensi hasil pre-test.
0 2 4 6 8 10
70-73 74-77 78-81 82-85 86-89 90-93
frekuensi
batas nyata
histogram poligon
10 Grafik 4.3Grafik Histogram Distribusi dan Poligon Hasil Frekuensi Pre-Test
Kelas Kontrol b. Post - test
Data hasil penelitian diperoleh dari hasil pos-test terlihat sebagian besar siswa memperoleh nilai antara 70,5-73,5. Nilai tertinggi antara 86,6-89,5 sebanyak 3 siswa.
Berikut disajikan data dalam bentuk distribusi berkelompok : Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Hasil Post-test Fisika Kelas Kontrol Kelas Interval
(Nilai)
Nilai Tengah (Yi )
Batas Nyata Frekuensi Absolut Kumulatif
50-53 51,5 50,5 - 57,5 6 6
54-57 55,5 54,5 -57,5 4 10
58-61 59,5 58,5 - 57,5 2 12
62-65 63,5 62,5 - 65,5 4 16
66-69 67,5 66,5 -69,5 5 21
70-73 71,5 70,5 - 71,5 7 28
Jumlah 28
Berdasarkan tabel distribusi hasil post - test hasil belajar siswa tersebut, dapat dibuat histogram dan poligon frekuensi post-test hasil belajar siswa.
Grafik 4.4 Grafik Histogram Distribusi dan Poligon Hasil Frekuensi Post-test 0
2 4 6 8
30-33 34-37 38-41 42-45 46-49 50-53
frekuensi
batas nyata
histogram poligon
0 2 4 6 8
50-53 54-57 58-61 62-65 66-69 70-73
frekuensi
batas nyata
histogram poligon
11 B. Uji Persyaratan Analisis
1. Uji Normalitas
Pengujian normalitas dilakukan dengan uji chi-square.
a. Kelas Eksperimen 1) Pre-test
Setelah dilakukan perhitungan 𝜒2hitung = -364,03. Jika dikonsultasikan dengan tabel che-squarepada taraf signifikansi 𝛼5%= 0,05, dan n = 28 diperoleh 𝜒2𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 11,070. Dengan demikian 𝐻0 diterima karena 𝜒2hitung= -364,03 < 𝜒2𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 11,070 sehingga dapat disimpulkan bahwa data berasal dari populasi berdistribusi normal.
2) Post- test
Setelah dilakukan perhitungan 𝜒2hitung =-9,66. Jika dikonsultasikan dengan tabel che-squarepada taraf signifikansi 𝛼5%= 0,05dan n = 28 diperoleh 𝜒2𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 11,070. Dengan demikian 𝐻0 diterima karena 𝜒2hitung= -9,66 < 𝜒2𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙= 11,070, sehingga dapat disimpulkan bahwas data berasal dari populasi berdistribusi normal.
b. Kelas kontrol 1) Pre-test
Setelah dilakukan perhitungan 𝜒2hitung = -86,05. Jika dikonsultasikan dengan tabel chi-squarepada taraf signifikansi 𝛼5%= 0,05 dan n = 28 diperoleh 𝜒2𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 11,070. Dengan demikian 𝐻0 diterima karena 𝜒2hitung= -86,05 < 𝜒2𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙= 11,070, sehingga dapat disimpulkan bahwa data berasal dari populasi berdistribusi normal.
2) Post-test
Setelah dilakukan perhitungan 𝜒2hitung= -28,48.Jika dikonsultasikan dengan tabel chi-square pada taraf signifikansi 𝛼5%= 0,05 dan n = 28 diperoleh 𝜒2𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 11,070. Dengan demikian 𝐻0 diterima karena 𝜒2hitung - 28,48 < 𝜒2𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 11,070, sehingga dapat disimpulkan bahwa data berasal dari populasi berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas atau uji kesamaan dua varians populasi dua kelompok (pre-test dan post-test) dilakukan dengan uji Fisher. Dari hasil pengujian, untuk kelas eksperimen diperoleh 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔= 1,388 dengan V1= 33,924 dan V2 = 47,103 serta 𝛼5% = 0,05. Harga 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙= 3,53. Karena 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 1,388 < 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 3,53, maka dapat disimpulkan bahwa varians kedua kelompok homogen.
Sedangkan untuk kelas kotrol diperoleh 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 1,755 dengan V1 = 23,516 dan V2 = 41,274 serta α = 0,05. Harga 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙= 3,53 pada taraf signifikansi 𝛼5%= 0,05. Karena 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 1,755 < 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 3,53, maka dapat disimpulkan bahwa varians kedua kelompok homogen.
C. Analisis Data
Data yang dianalisis berupa beda nilai pre-test dan post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan, maka dilakukan perhitungan dengan uji t. Data hasil penelitian sebagai berikut:
12 Tabel 4.4 Data Hasil Tes Kelas Eksperimen dan Kontrol
No Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
(X2) (X1) Selisih (X)
X2 Post-test (Y2)
Pre-test (Y1)
Selisih (Y)
Y2
1 70 30 40 1600 50 30 20 400
2 70 30 40 1600 50 30 20 400
3 71 30 41 1681 51 31 20 400
4 71 31 40 1600 52 32 20 400
5 72 31 41 1681 53 33 20 400
6 73 32 41 1681 53 34 19 361
7 74 33 41 1681 54 35 19 361
8 75 33 42 1764 55 36 19 361
9 76 34 42 1764 56 37 19 361
10 77 35 42 1764 57 38 19 361
11 78 36 42 1764 58 39 19 361
12 79 37 42 1764 61 39 22 484
13 80 38 42 1764 62 40 22 484
14 81 39 42 1764 63 40 23 529
15 82 40 42 1764 64 41 23 529
16 86 41 45 2025 65 41 24 576
17 87 42 45 2025 66 42 24 576
18 89 46 43 1849 67 43 24 576
19 90 47 43 1849 68 45 23 529
20 90 48 42 1764 69 46 23 529
21 91 49 42 1764 69 47 22 484
22 92 50 42 1764 70 49 21 441
23 92 50 42 1764 70 50 20 400
24 92 50 42 1764 71 51 20 400
25 93 51 42 1764 72 51 21 441
26 93 51 42 1764 72 52 20 400
27 93 52 41 1681 73 53 20 400
28 93 53 40 1600 73 53 20 400
∑ 2310 1139 1744 1158
Dari tabel teterlihat adanya peningkatan hasil belajaran fisika setelah diberikan pembelajaran fisika dengan menggunakan model Role Playing.
Hasil perhitungan diperoleh harga thitung sebesar 7,2974 dan harga ttabel sebesar 2,4467 pada α sebesar 0,05 dengan banyak responden 28. Karena thitung lebih kecil dari ttabel = 7,2974 < 2,4467, maka dapat disimpulkan bahwa 𝐻0diterima yang artinya terdapat peningkatan hasil belajar fisika setelah menggunakan model pembelajaran Role Playing.
D. Pembahasan
Dari hasil pengujian hipotesis dengan uji t menunjukkan bahwa kemampuan keterampilan proses sains dengan menggunakan model pembelajaran Role Playing memiliki tingkat penguasaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru di sekolah tersebut. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata post-test pada kelas eksperimen dan kontrol. Pada kelas
13 eksperimen nilai rata - rata post-test sebesar 81,1 sedangkan pada kelas kontrol nilai rata – rata post-test sebesar 62,2.
Tingginya pencapaian hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dikarenakan dalam kelas eksperien dilakukan dengan menggunakan model Role Playing yang membuat siswa lebih aktif dalam interaksi di dalam kelas. Sedangkan pada kelas kontrol, dalam proses pembelajaran pada kelas kontrol lebih banyak melibatkan peran aktif guru dibandingkan siswa, sehingga siswa menjadi kurang aktif dan memperoleh hasil belajar yang lebih rendah dibandingkan dengan kelas eksperimen. Keefektifan model pembelajaran Role Playing juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Santoso (2011) menguatkan bahwa Role Playing dalah sejenis permainan gerak yang didalamnya ada tujuan, aturan dan sekaligus melibatkan unsur senang.
Keefktifan model pembelajaran Role Playing juga sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh Ismawati Alidha Nurhasanahyang berjudul Penerapan Model Role Playing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Sungguminasa pada Mata Pelajaran Biologi Sub Pembahasaan Hubungan Mahluk Hidup dengan Lingkungannya. Endah Dewi Puji Astuti dengan Pengaruh Pembelajaran Role Playing Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau dari Aktivitas Belajar Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 2 Kartasura. Dari hasil penelitiannya menujukan bahwa model pembelajaran Role Playing dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa.
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pengajaran menggunakan model Role Playing berpengaruh terhadap hasil belajar fisika siswa SMK St Thomas Maumere pada pokok bahasan Termodinamika
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan, maka terbukti terdapat pengaruh hasil belajar fisika siswa dengan menggunakan model pembelajaran Role Playing. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Role Playing memperoleh nilai yang lebih lebih tinggi dibanding dengan siswa yang diajar menggunakan metode konvensional.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut :
1. Bagi pihak sekolah hendaknya mendukung pembelajaran dengan menggunakan model Role Playing dengan menyediakan sarana dan prasarana yang memadai, sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
2. Bagi guru, hendaknya lebih kreatif dalam memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi ajar, sehingga dapat menunjang keefektifan proses pembelajaran yang membuat siswa aktif dan tertarik untuk belajar. Selain itu, penggunaan pembelajaran Role Playing dapat menjadi alternatif sebagai upaya untuk membuat hasil belajar siswa menjadi lebih baik.
3. Bagai peneliti lain, disarankan agar memanfaatkan penerapan model pembelajaran Role Playing pada pembelajaran yang sesuai, serta dapat digunakan sebagai masukan dan referensi dalam penelitian lebih lanjut.
14 DAFTAR PUSTAKA
Athurrohman. Sutikno (2009). “ Penerapan Model Pembelajaran Koperatif Tipe Team Asisted Individualization Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Menulis Kreatif Naskah Drama Satu Babak”. Jurnal Humanika, ISSN 1979-8296,16, (1), 33-34.
Dimyati dan Mudjiono. (2013). “Peranan Metode Pembelajaran Terhadap Minat Dan Prestasi Belajar”. Jurnal Kependidikan. Magister Pendidikan Islam, Alumnus Universitas Nahdlatul Ulama Surakarta, 1, (1), 152 – 153.
Djamarah (2013). “Efektivitas Model Role Playing Dalam Meningkatkan Kompetensi Mahasiswa Pada Mata Kuliah Manajemen Keuangan”.Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro, ISSN 2442-9449, 5. (1), 99-100.
Djumingin. (2011). “Asiknya Metode Role Playing Dalam Perkuliahan Sistem Akuntansi (Studi Kasus Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Padang) “. Proceeding Simposium Nasional Akutansi, ISSN: 2579-5031| ISSN : 2302-741, 6, (1), 863-864.
Indriyanto. (2008). “Penerapan Pendekatan Starter Experiment Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas VIIB SMP Negeri 2 Dolo”.Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT), ISSN 2338 3240, 4, (2),24-25.
Kemdiknas. (2016). “ Pendidikan Karakter Terencana Melalui Pembelajaran Matematika”.
Alphamath Journal Of Mathematics Education, ISSN 2477-409,2, (1), 36-37.
Mudjiman. (2008). “Pengaruh Metode Pembelajaran Team Games Tournament DanQuantum Terhadap Prestasi Belajar IPS Ditinjau DariKemampuan Awal Iswasd Negeri Kecamatan Paranggupito”. Jurnal Teknologi Pendidikan Dan Pembelajaran,ISSN:2354-6441, 2, 17-34.
Nitisemito. (2009). “Pengaruh Pendidikan, Motivasi Kerja Dan Kemampuan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Asset Daerah Kabupaten Grobogan”. Jurnal Stie Semarang. Program Studi Manajemen STIE Atma Bhakti Surakarta,ISSN 2085-5656, 8, (3), 35 - 36.
Prasetyaningsih. (2015). “ Analisis Kualitas Pengelolaan Kelas Pembelajaran Sains Pada SMP SSN Di Kabupaten Pati ”. Jurnal Penelitian Dan Pembelajaran IPA. JPPI , ISSN 2477-2038, 2, (2),105-106.
Pratama, Istiyono. (2010). “ Studi Pelaksanaan Pembelajaran FisikaBerbasis Higher Order Thinking(Hots) Pada Kelas X Di Sma Negeri Kota Yogyakarta” Prosiding Seminar Nasional Fisika Dan Pendidikan Fisika (SNFPF) Ke-6, ISSN 2302-7827, 6, (1), Hal.104-105.
Retno. (2014). “Hubungan Antara Motivasi Belajar Dan Persepsi SiswaTerhadap Kinerja Guru Dalam Mengelola Kegiatan Belajar Dengan Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas VIII Di SMPN N 1 Pacitan”. Jurnal Teknologi Pendidikan Dan Pembelajaran. Magister Teknologi Pendidikan Pascasarjana FKIP UNS, ISSN2354-6441, 2, (2), l 59 - 160.
Roestiyah. (2008). “ Pengaruh Metode Pembelajaran Role Play Dan Story Telling Berbantuan Video Terhadap Keterampilan Berbicara Bahasa Inggris Ditinjau Dari Motivasi Belajar”.Jurnal Teknologi Pendidikan Dan Pembelajaran, ISSN2354 – 6441, 2, (3), 31-32.
Rusmanto. (2014). “Pengaruh Metode Pembelajaran Team Games Tournament Dan Quantum Terhadap Prestasi Belajar Ips Ditinjau Dari Kemampuan Awal Siswasd Negeri Kecamatan Paranggupito” Jurnal Teknologi Pendidikan Dan Pembelajar, ISSN 2354-6441, 2, (1), 59-60.
15 Sagala. (2011). “Pembelajaran Menulis Teks Review Film Dan Drama (Studi Kasus Di Kelas Xi Ips 1 Sma Negeri 5 Surakarta)”. Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Ndonesia Dan Pengajarannya, ISSN I2302 – 6405, 5, (1), 149.
Sagala.(2011).” Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Man Model Kota Jambi”. Jurnal Pelangi, ISSN 2085 - 1057 / 2460-3740, 9, (2), 109-110.
Sanjaya. (2011). ”Penerapan Model Pembelajaran Tps Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD No 1 Mengwitani”. Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar, ISSN 2354-6441, 1 (1), 9-19.
Santoso. (2011). “Pengaruh Metode Pembelajaran Role Play Dan Story Telling Berbantuan Video Terhadap Keterampilan Berbicara Bahasa Inggris Ditinjau Dari Motivasi Belajar”. Jurnal Teknologi Pendidikan Dan Pembelajaran, ISSN: 2354-6441, 2, (3), 393 – 414
Siagian. (2008). “Pengaruh Pendidikan, Motivasi Kerja Dan Kemampuan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Asset Daerah Kabupaten Grobogan”. Jurnal Stie Semarang. Program Studi Manajemen STIE Atma Bhakti Surakarta,ISSN 2085-5656, 8, (3), 24 - 35.
Sugihartono (2007). “Analisis Penerapan Metode Discussion Dan Role Playing Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Manajemen Kinerja
“Jurnal Ilmiah Manajemen & Bisnis, ISSN 2580 – 4170, 18, (1), 23-29.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. (2017). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Supriatna. (2009). Implementasi Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Pada Standar Kompetensi Mengelola Sistem Kearsipan Siswa Kelas Xi Administrasi Perkantoran 2 Smk Negeri 2 Purworejo. ( Skripsi). Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Tidak Terbitkan.
Thobroni. (2011)” Pengaruh Pembelajaran Role Play Dan Guided DiscoveryTerhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Siswa”. Seminar Nasional Pendidikan Matematika,ISSN: 2528 – 4630.
Trianto. (2007). “Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe The Power Of Two dalam Pembelajaran Fisika”.Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF), ISSN : 2089- 6158,6, (1), 9
Widodo. (2012). “Peningkatan Aktivitas Belajar Dan Hasil Belajar Siswa Dengan Metode Problem Based Learning Pada Siswa Kelas Viia Mts Negeri Donomulyo Kulon Progo Tahun Pelajaran 2012/2013”. Jurnal Fisika Indonesia, ISSN : 1410-2994, 17, (49), 34-35.
Zaini. (2008). “Analisis Penerapan Metode Discussion Dan Role Playing Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Manajemen Kinerja
“Jurnal Ilmiah Manajemen & Bisnis, ISSN: 2580 – 4170, 18, (1), 23-29.