21 A. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan kerangka konsep sebagai petunjuk perencanaan pelaksanaan yang digunakan untuk menyusun atau menyelesaikan masalah dalam penelitian. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah “Pre-eksperimen” yang hanya menggunakan kelompok studitanpa kelompok kontrol dengan rancangan penelitian “One Group pretest-posttest design”.Pretest dilakukan untuk mengetahui keadaan subyek sebelum dilakukan perlakuan sehingga dapat diketahui kondisi subyek sebelum dan sesudah diberikan perlakuan (Nursalam, 2008)
Gambar 3.1 Desain Penelitian (Sumber: Nursalam, 2008) Keterangan
A = Derajat lesi Acne vulgaris sebelum dilakukan terapi B = Derajat lesi Acne vulgaris sesudah dilakukan terapi X = Terapi akupunktur titik Hegu (LI 4) dan Quchi (LI 11) kombinasi bloodletting pada area lokal.
B. Populasi, Sampel dan Sampling 1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhansubyek yang memenuhi kriteria tertentu yang telah ditentukan (Nursalam, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah pasiendi Rumah Sehat Wanakilis Surakarta yang menderita Acne vulgaris yaitu sebanyak 30 pasien.
Pre test A X Post test B
2. Sampel dan Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling yaitu pengambilan sample berdasarkan kriteria tertentu (Nursalam, 2008). Sampel penelitian ini adalah pasien di Rumah Sehat Wanakilis Surakarta sebanyak 20 subyek penelitian dengan kriteria sebagai berikut:
a. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi merupakan ciri-ciri yang harus dipenuhi setiap anggota populasi yang akan dijadikan sampel. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:
1) Pasien di Rumah Sehat Wanakilis Surakarta.
2) Subyek penelitian berjenis kelamin laki-laki dan perempuan dengan usia 17-25 tahun.
3) Subyek penelitian dapat berkomunikasi dengan baik dan kooperatif.
4) Subyek penelitian sedang tidak dalam kondisi sakit.
5) Bersedia menjadi subyek penelitian dan sudah menandatangani informal concent.
6) Subyek penelitian yang menderita lesi Acne vulgaris pada area wajah.
7) Subyek penelitian yang menderita lesi Acne vulgaris derajat sedang dan berat
8) Subyek penelitian yang tidak sedang melakukan pengobatan Acne vulgaris yang lain.
9) Subyek penelitian yang bersedia menjalani terapi akupunktur sebanyak 10 kali terapi.
b. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi merupakan ciri-ciri papulasi yang tidak dapat dijadikan sampel dalam penelitian. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini yaitu:
1) Tidak bersedia mengikuti penelitian.
2) Pasien berusia kurang dari 17 tahun.
3) Pasien dengan penurunan status kesehatan yang drastis.
4) Pasien dengan Acne vulgaris pada area punggung, lengan, dan leher.
5) Pasien yang tidak bersedia menjalankan terapi akupunktur sebanyak 10 kali terapi.
3. Besar Sampel
Besar Sampel merupakan jumlah dari subyek yang dipilih dari jumlah populasi berdasarkan ciri dan sifat-sifat yang sudah ditentukan sehingga membentuk sebuah sampel. Sampel dari penelitian ini menggunakan 20 subyek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi.
C. Tempat dan Waktu penelitian
Tempat penelitian dilakukan di Rumah Sehat Wanakilis Surakarta Jalan Sampangan, Gang Cempaka 7 RT 03/19 Semanggi, Surakarta. Penelitian ini dilakukan bulan Oktober 2018-Mei 2019. Tindakan terapi akupunktur dilakukan sebanyak 10 kali terapi dengan durasi 2 kali seminggu.
D. Variabel Penelitian
Variabel merupakan sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan. Variabel dalam penelitian ini meliputi:
1. Variabel Dependen (Terikat)
Merupakan variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel lain. Dalam penelitian ini variabel dependen adalah penurunan derajat lesi Acne vulgaris pada penderita Acne vulgaris di Rumah Sehat Wanakilis Surakarta.
2. Variabel Independen (Bebas)
Merupakan variabel yang nilainya mempengaruhi variabel lain. Dalam penelitian ini variabel independen adalah terapi akupunktur titik Hegu (LI 4) dan Quchi (LI 11) kombinasi bloodletting pada area lokal.
E. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional merupakan karakteristik dari objek yang dapat diamati dan dioperasionalkan dari penelitian tersebut.
Variabel Penelitian
Definisi Operasiona
l
Parameter Instrument Hasil Ukur Skala Data Derajat
lesi Acne vulgaris
Acne vulgaris merupakan jenis peradangan kulit yang terdiri dari papula dan pustula
1. Jumlah lesi Acne vulgaris 2. Jenis lesi
1. Fotografi 2. Penghitungan manul
3.Penggolongan lesi Acne vulgaris
1. Derajat lesi Acne vulgaris ringan 2. Derajat lesi Acne vulgaris sedang 3. Derajat lesi Acne vulgaris berat
Ordinal
Terapi Akupunkt ur
Penusukan titik akupunktur Hegu (LI 4) dan Quchi (LI 11 )
1. Lokasi 2.Frekuensi Terapi
Ketepatan titik Akupunktur
Penusukan dilakukan secara tepat
Nominal
Bloodletti ng
Tindakan bloodlettin gatau mengeluark an darah pada area lokal sekitar Acne
1. Lokasi 2.Frekuensi Terapi
Ketepatan tindakan bloodletting
Tindakan bloodlettingdila kukan secara tepat dan dilakukan penghitungan lesi sebelum dan sesudah tindakan
Nominal
Tabel 3.2 Definisi Operasional
F. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan dilakukan data dengan lembar observasi dan klasifikasi Acne vulgaris, sehingga tidak dilakukan uji validitas dan reliatibilitas.
1. Lembar Observasi
Lembar observasi terdiri atas identitas subyek penelitian dan jumlah lesi Acne vulgaris sebelum dilakukan tindakan dan sesudah dilakukan tindakan 10 kali terapi.
Klasifikasi Komedo Papula/Pustula Nodul/Kistik Ringan Beberapa (<25) Beberapa (<10) Tidak ada Sedang Banyak/luas
(>25)
10-30 <10
Berat Banyak (>30) >30 >10 Tabel 3.3 Klasifikasi Acne vulgaris
(Sumber: Djuanda A, 2007) 2. Lembar informed consent
digunakan untuk melakukan persetujuan tindakan terapi akupunktur dengan subyek penelitian.
3. SOP
Prosedur tindakanmenurut SOP (Standart Operating Procedur) yaitu:
a. Tahap Pra Interaksi
1) Mengucapkan salam perkenalan 2) Menyamakan persepsi
3) Menjelaskan tujuan tindakan 4) Melakukan kontrak waktu
5) Melakukan verifikasi data subyek penelitian 6) Menyiapkan alat dan bahan
7) Menyiapkan tempat
b. Tahap Interaksi
1) Melakukan anamnesa.
2) Mengatur posisisubyek penelitian senyaman mungkin 3) Mencuci tangan dengan sabun dan keringkan
4) Menggunakan handscoon
5) Melakukan desinfeksi pada area yang akan dilakukan Bloodletting menggunakan kapas dan alkohol 70%.
6) Melakukan tindakan bloodletting pada area lokal (sekitar Acne di wajah) menggunakan blood lancetpen yang sudah diisi dengan disposable blood lancet needle.
7) Melakukan desinfeksi pada area yang telah dilakukan tindakan bloodletting menggunakan kapas dan alkohol 70%.
8) Melakukan tindakan akupunktur pada titik Hegu (LI 4) dan Quchi (LI 11) tanpa menggunakan elektrostimulator selama 30 menit.
9) Mencabut jarum.
10) Melakukan desinfeksi kembali setelah dilakukan tindakan terapi akupunktur dengan menggunakan kapas dan alkohol 70%.
c. Tahap Terminasi 1) Melakukan evaluasi
2) Membuat kontrak waktu selanjutnya 3) Menyimpulkan hasil kegiatan 4) Berpamitan.
4. Alat dan Bahan yang digunakan:
a. Kapas steril b. Alkohol 70%
c. Bengkok d. Pinset
e. Jarum akupunktur ukuran 1 cun f. Blood lancetpen
g. Disposable blood lancet needle h. Handscoon
G. Teknik Pengolahan Data
Tahap-tahap pengolahan data meliputi:
1. Editing (Pemeriksaan Data)
Proses pengecekan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengoreksi kesalahan atau kekurangan data.
2. Coding (Pemberian Kode Pada Data)
Proses pemberian kode tertentu pada setiap data yang memiliki kategori sama.
3. Tabulasi
Proses pengolahan data yang dibuat dalam bentuk tabel dan telah diberi kode sesuai kebutuhan analisis.
H. Prosedur Pengumpulan Data
Langkah-langkah pengumpulan data sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Peneliti melakukan kegiatan studi pendahuluan, penyusunan proposal, dan mengurus perijinan penelitian di Rumah Sehat Wanakilis Surakarta.
2. Pelaksanaan Penelitian
Setelah mendapat ijin penelitian, peneliti mencari responden yaitu pasien di Rumah Sehat Wanakilis Surakarta yang menderita Acne vulgaris derajat sedang dan berat.
3. Sebelum tindakan dilakukan pengukuran derajat lesi Acne vulgaris dengan fotografi pada kunjungan pertama dan selanjutnya
4. Terapi akupunktur dan bloodletting pada penelitian ini akan dilakukan sebanyak 10 kali terapi.
5. Tahap Penyusunan Laporan Penelitian
Pada tahap ini dilakukan penyusunan dan pelaporan hasil penelitian yang dilakukan dari hasil pengkajian dan pembahasan.
I. Analisis Data
Analisis data adalah sebuah proses yang dilakukan untuk memeriksa, mengubah, dan membuat pemodelan data yang bertujuan untuk menemukan informasi yang dapat memberikan petunjuk bagi peneliti.
1. Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan dengan cara mendeskripsikan setiap variabel secara terpisah dengan membuat tabel distribusi frekuensi dari masing- masing variabel (Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian ini dilakukan pembuatan tabel distribusi frekuensi dari setiap variabel.
2. Analisis Bivariat
Dalam analisis bivariat digunakan uji Paired T-test untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas (terapi kombinasi titik akupunktur Hegu (LI 4) dan Quchi (LI 11) dengan bloodletting pada area lokal) dan variabel terikat (penurunan derajat lesi Acne vulgaris pada penderita Acne vulgaris di Rumah Sehat Wanakilis Surakarta. Rumus Paired T-test adalah sebagai berikut:
Keterangan:
d adalah selisih antara nilai pre dan post.
𝑑̅ adalah rata-rata dari beda antara nilai pre dan post.
Keterangan:
𝑆𝑑 adalah simpangan baku dari d 𝑛adalah banyaknya sampel
𝑡 =𝑑̅. √𝑛 𝑆𝑑
𝑑̅ =(𝑑1+ 𝑑2+ ⋯ + 𝑑𝑛 𝑛
Rumus ini digunakan pada desain penelitian dengan subyek tunggal, dimana observasinya dilakukan ketika subyek mendapatkan perlakuan dan setelah mendapatkan perlakuan. Hasil data analisa yang diperoleh menunjukan apakah perlakuan yang diberikan efektif atau tidak.
Jika hasil data yang didapatkan tidak berdistribusi normal maka akan menggunakan uji Wilcoxon. Penelitian ini akan menggunakan tingkat kepercayaan 95% (0,05), jika hasil spesifik p < 0,05 maka Ha diterima, namun jika p > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak (Nursalam, 2008).
J. Etika Penelitian
Etika penelitian dalam penelitin ini menggunakan subyek penelitian yang telah diberi penjelasan maksud tujuan, manfaat dan prosedur penelitian.
Semua informasi dan data yang diperoleh hanya boleh digunakan untuk keperluan penelitian dan dijaga kerahasiaannya. Apabila pasien bersedia menjadi responden maka pasien diminta menandatangani lembar persetujuan (informed consent) (Fitriah M & Luthfiah, 2017).