• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Sejarah Perum Perhutani

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Sejarah Perum Perhutani"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Sejarah Perum Perhutani

Perum Perhutani mempunyai kisah panjang dalam sejarah pembentukannya, diawali dengan terbentuknya Jawatan Kehutanan dengan Gouvernement Besluit (Keputusan Pemerintah) tanggal 9 Februari 1897 nomor 21. Sejarah hutan di bawah kekuasaan Hindia Belanda itu segera berakhir setelah Indonesia memproklamasikan diri sebagai negara merdeka pada 17 Agustus 1945.

Hak, kewajiban, tanggung jawab, dan kewenangan pengelolaan hutan di Jawa dan Madura oleh Jawatan Kehutanan Hindia Belanda q.q. den Dienst van het Boschwezen, dilimpahkan secara peralihan kelembagaan kepada Jawatan Kehutanan Republik Indonesia berdasarkan Pasal II Aturan Peralihan Undang- Undang Dasar Republik Indonesia yang berbunyi: “Segala badan negara dan peraturan yang ada masih langsung berlaku, selama belum diadakan yang baru menurut undang - undang dasar ini”.

Dengan disahkannya Ketetapan MPRS No. 11/MPRS/1960, seperti tersebut dalam Lampiran Buku I, Jilid III, Paragraf 493 dan Paragraf 595, industri kehutanan ditetapkan menjadi Proyek B. Proyek B ini merupakan sumber penghasilan untuk membiayai proyek-proyek A (Tambahan Lembaran Negara R.I. No. 2551). Pada waktu itu direncanakan untuk mengubah status Jawatan Kehutanan menjadi Perusahaan Negara yang bersifat komersial.

Kemudian diterbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 19 tahun 1960 yang ditetapkan dan diundangkan pada tanggal 29 Maret 1961, dan berlaku surut sejak tanggal 1 Januari 1961 tentang Perusahaan Negara.

Untuk mewujudkan perubahan status Jawatan Kehutanan menjadi Perusahaan Negara, pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 17 sampai dengan Nomor 30, tahun 1961, tentang ”Pembentukan Perusahaan-Perusahaan Kehutanan Negara (PERHUTANI)”.

Perum Perhutani merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang awalnya berada di bawah Departemen Kehutanan diberi tanggung jawab dan hak commit to user commit to user

(2)

2 pengelolaan hutan di Pulau Jawa, khususnya Jawa Tengah dan Jawa Timur sejak tahun 1972 berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 15 tahun 1972.

Wilayah kerja Perum Perhutani selanjutnya diperluas pada tahun 1978 dengan masuknya kawasan hutan Negara di Provinsi Jawa Barat berdasarkan PP Nomor 2 tahun 1978.

Dalam perkembangan selanjutnya, penugasan Perum Perhutani mengalami penyesuaian dengan ditetapkannya PP Nomor 36 tahun 1986 tentang Perusahaan Umum Kehutanan Negara dan disempurnakan pada tahun 1999 melalui penetapan PP Nomor 53 tahun 1999 tentang Perusahaan Umum Kehutanan Negara (Perum Perhutani).

Pada tahun 2001 bentuk pengusahaan Perum Perhutani ditetapkan oleh pemerintah sebagai BUMN berbentuk Perseroan Terbatas (PT) Perhutani melalui PP Nomor 14 tahun 2001. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tanggung jawab sosial dan lingkungan yang dimiliki PT. Perhutani, bentuk pengusahaan PT. Perhutani tersebut kembali menjadi BUMN dengan bentuk Perum berdasarkan PP Nomor 30 tahun 2003 yang selanjutnya dalam perjalanannya Peraturan Pemerintah tersebut digantikan menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 2010 yang disahkan pada tanggal 22 Oktober 2010.

Sebagai Badan Usaha Milik Negara yang mengelola hutan milik negara, Perum Perhutani memiliki visi dan misi sebagai berikut;

Visi : Menjadi perusahaan unggul dalam pengelolaan hutan lestari.

Misi: 1. Mengelola sumber daya hutan secara Lestari (Planet).

2. Meningkatkan manfaat pengelolaan sumber daya hutan bagi seluruh pemangku kepentingan (People).

3. Menyelenggarakan bisnis kehutanan dengan prinsip good corporate governance (Profit).

A.1. Sejarah Perhutani Pine Chemical Industry Pemalang

Perhutani Pine Chemical Industry (PPCI) adalah suatu industri kimia milik Perhutani yang mengolah bahan baku berupa getah pinus menjadi produk gondorukem (gum rosin), terpentin dan produk derivatifnya seperti, α-pinene, β-pinene, δ-carene, δ-limonene, α-terpineol, dan cineol. PPCI Pemalang merupakan Kesatuan Bisnis mandiri (KBM) yang di bentuk oleh Perhutani dibawah Bagian Komersial Kayu dan Non-Kayu yang di dalamnya terdapat beberapa divisi. PPCI Pemalang masuk ke dalam Divisi commit to user commit to user

(3)

3 Gondorukem Terpentin Derivat dan Minyak Kayu putih yang dipimpin oleh kepala divisi.

Divisi ini membawahi beberapa KBM diantaranya KBM Gondorukem dan Terpentin I Jawa Tengah, KBM Gondorukem dan Terpentin II Jawa Timur, KBM Minyak Kayu Putih dan KBM PPCI Pemalang.

PPCI Pemalang didirikan bermula dari suatu project bernama pabrik derivat gondorukem terpentin (PDGT) Pemalang yang merupakan wujud komitmen pengembangan industri hilir hutan yang telah dirancang dalam masterplan roadmap bisnis perusahaan dengan motto “Become a DOMINANT PLAYER in Gum Rosin dan Turpentine Derivative”.

Latar belakang pendirian PPCI Pemalang adalah dimana terdapat bahan baku serta bahan penunjang, berupa getah pinus yang tersedia dengan baik dan teknologi prosesnya sederhana, namun belum termanfaatkan secara maksimal. Kebutuhan pasar yang tinggi juga faktor yang penting karena nilai tambah produk yang tinggi dan kebutuhan dunia akan produk derivat dari terpentin dan gondorukem sangat tinggi. PPCI Pemalang merupakan satu satunya pabrik terbesar pengolah hasil turunan dari terpentin dan gondorukem di kawasan Asia Tenggara.

Project PDGT Pemalang didirikan oleh Perum Perhutani dengan main contractor PT Rekayasa Industri. Riwayat pendirian pabrik derivat gondorukem dan terpentin Pemalang bermula dari kegiatan feasibility study (FS) oleh PT. Pasadena Engineering Indonesia pada tahun 2010. Kemudian keluar surat persetujuan dari Kementrian BUMN pada Mei 2011, yang dilanjutkan penetapan lokasi pabrik derivat di Pemalang. Pada Desember 2011 ground breaking pembangunan Pabrik diresmikan oleh Menteri BUMN. Konstruksi dimulai Februari 2012 oleh PT. Rekayasa Industri. Project selesai pada Oktober 2013 dan kemudian Project PDGT Pemalang berganti nama menjadi Perhutani Pine Chemical Industry (PPCI) Pemalang.

B. Lokasi Pabrik

commit to user commit to user

(4)

4 Secara geografis PPCI Pemalang terletak di Jalan D. I. Panjaitan, Desa Saradan, Kecamatan Pemalang, Kabupaten Pemalang, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Peta lokasi dan layout pabrik dapat dilihat pada gambar 1.1. dan 1.2.

Gambar 1.1.Peta Lokasi Kecamatan Pemalang, Kabupaten Pemalang

commit to user commit to user

(5)

5 Keterangan gambar:

1. Terpineol Unit (pinen)

2. Laboratorium 18. Gudang Bahan Penolong

3. Glicerol Resin Ester Unit 19. Warehouse/Workshop 4. UnitFraksinasi 20. Pos Security

5. PGT Unit 21. Masjid

6. PGT Waste 22. Gudang

7. Waste Water Treatment 23. Main Office 8. Cooling Tower 24. Fire Hydrant Unit 9. Stasiun Penerima Getah 25. Water Pond 10.Boiler House& TOH House

11.Fuel Oil System 12.Water Treatment

13.Instrument Airand N2Unit 14.Power House

15.Product Tank 1 16.Terpentin Tank 17.Product Tank 2

Gambar 1.2. Layout PPCI Pemalang

C. Bahan Baku

6

commit to user commit to user

(6)

6 C.1. Bahan Baku Pembuatan Gondorukem dan Terpentin

i. Getah Pinus

Bahan Baku dalam proses pengolahan getah pinus di Pabrik Perhutani Pine Chemical Industry Pemalang, berupa getah dari tanaman pinus (pinus merkusi).

Getah yang berasal dari pohon pinus berwarna kuning pekat dan lengket, yang terdiri dari campuran bahan kimia yang kompleks. Unsur-unsur terpenting yang menyusun getah pinus adalah asam pimarat dan asam abietik pada gondorukem serta senyawa terpen pada terpentin. Campuran bahan tersebut larut dalam alkohol, bensin, ether, dan sejumlah pelarut organik lainnya, tetapi tidak larut dalam air. Syarat mutu getah pinus dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.1 Syarat Mutu Getah Pinus(SNI 7837:2012)

No Karakteristik Satuan Mutu

SP P I II TU

1 Warna - Putih Putih Putih Putih

kecoklatan

Putih kecoklatan 2 Kadar air +

kadar kotoran

% 0 < ka+kk

≤ 5

5< ka+kk

≤ 10

10 <

ka+kk ≤ 14

14 < ka+kk

≤ 18

ka+kk ≥18

Keterangan:

SP adalah super premium P adalah premium ka adalah kadar air kk adalah kadar kotoran

ii. Terpentin

Terpentin pada pembuatan gondorukem berfungsi sebagai pelarut getah pinus menjadi soft rosin agar mudah dalam perlakukan transfer dan proses antara setiap unit prosesnya. Selain itu, terpentin ini dapat memisahkan antara konten kotoran dan kadar air pada getah agar tidak menurunkan produk kualitas gondorukem baik warna maupun kadar uap.

iii. Hot Water (Air Panas)

Hot Water ini berfungsi pada proses pemisahan kadar kotoran halus pada soft rosin sebelum dilakukan pemasakan/pemisahan gondorukem dan terpentin pada soft rosin. commit to user commit to user

(7)

7 Tabel 1.2 Karakteristik Senyawa Air

Komponen Keterangan

Rumus Molekul H2O

Berat molekul 18,02 g/mol

Kenampakan Cairan tidak berwarna

Densitas 1 g/cm3

Titik leleh 0 °C (273,15 K) (32 °F) Titik didih (100 °C) (373,15 K) (212 °F)

Titik beku 0 °C

Viskositas (20 oC) 1,002

iv. Asam Oksalat

Asam oksalat ini berfungsi untuk membersihkan getah dari zat pengotor terutama unsur besi pada saat dilakukan penyadapan getah pinus dari pohonnya dan menjernihkan larutan getah.

Tabel 1.3 Karakteristik Senyawa Asam Oksalat

Komponen Keterangan

Rumus Molekul C2H2O4

Berat molekul 90,04 g/mol

Kenampakan Berbentuk Kristal, berwarna putih

Densitas 1,897 g/cm3

Titik leleh 187 °C

v. Garam Industri

Garam industri (NaCl atau Na2SO4) berfungsi untuk mengikat kadar air pada terpentin atau sebagai pendehidrasi.

Tabel 1.4 Karakteristik Senyawa NaCl

Komponen Keterangan

Berat molekul 58,44 g/mol

Kenampakan Berbentuk bubuk kristal padat, berwarna putih

Titik lebur 801 °C (1473,8 °F)

Titik didih 1413 °C (2575 °F)

Specific gravity 2,165

Kelarutan dalam air Larut dalam air dingin dan air panas

Kelarutan dalam senyawa lain

Larut dalam gliserol, dan amonia. Sangat sedikit larut dalam alkohol. Tidak larut dalam asam

klorida

commit to user commit to user

(8)

8 Tabel 1.5 Karakteristik Senyawa Na2SO4

Komponen Keterangan

Berat molekul 142,05 g/mol Kenampakan Berbentuk kristal

Titik lebur 884 °C

Panas pembentukan 1385 kJ/mol Panas pelarutan 1,17 kJ/mol

Specific gravity 2,664

C.2. Bahan Penunjang Pembuatan Gondorukem Rosin Ester Gliserol

Gliserol merupakan bahan tambahan untuk direaksikan dengan gondorukem (gum rosin) membentuk gliserol rosin ester. Gliserol adalah senyawa gliserida yang paling sederhana, dengan hidroksil yang bersifat hidrofilik dan higroskopik. Gliserol merupakan komponen yang menyusun berbagai macam lipid, termasuk trigliserida.

Tabel 1.6 Karakteristik Senyawa Gliserol

Komponen Keterangan

Rumus Molekul C3H8O3

Berat molekul 92,094 g/mol Kenampakan Cairan tidak berwarna

Densitas 1,261 g/cm3

Titik lebur 18,17 °C

Titik didih 290 °C

Specific gravity 1,262

C.3. Bahan Penunjang Pembuatan Terpineol dan Cineol i. Asam Nitrat

Asam nitrat sebagai katalis reaksi pembuatan hidrasi α-pinene menjadi terpin hidrat.

Tabel 1.7 Karakteristik Senyawa Asam Nitrat

Komponen Keterangan

Rumus Molekul HNO3

Berat molekul 63,012 g/mol

Kenampakan Cairan tidak berwarna

Densitas 1,51 g/cm3

Titik didih commit to user commit to user 120,5 °C

(9)

9

Kelarutan dalam air Tercampurkan

ii. Asam p-Toluene Sulfonat

Asam p-Toluene Sulfonat sebagai pembawa Asam Nitrat (katalis) dalam reaksi pembuatan hidrasi α-pinene menjadi terpin hidrat.

Tabel 1.8 Karakteristik Senyawa Asam p-Toluene Sulfonat

Komponen Keterangan

Rumus Molekul C7H8O3S

Berat molekul 172,20 g/mol

190,22 g/mol (monohidrat) Kenampakan Padatan tidak berwarna (putih)

Titik lebur 106-107 °C

103-106 °C (monohidrat) Titik didih 140 °C pada 20 mmHg Kelarutan dalam air 67 g / 100 ml

iii. Tergitol NP-10

Tergitol NP-10 sebagai emulsifier antara katalis (fasa air) dan α-pinene (fasa minyak) agar dapat bereaksi sempurna.

Tabel 1.9 Karakteristik Senyawa Tergitol NP-10

Komponen Keterangan

Rumus molekul 682 g/mol

Kenampakan Cairan berwarna kusam, berbau ringan

Titik nyala 197 °C (387 °F)

Tekanan uap air < 0,01 mmHg pada 20 °C Titik didih > 250 °C (> 482 oF)

Densitas > 1 g/cm3

Specific gravity 1,0622

Titik beku 6,1 °C (43,0 °F)

Kelarutan dalam air Terlarut

iv. Asam Posfat

Asam posfat sebagai katalis pembuatan terpen alkohol (terpineol + cineol) dari terpin hidrat.

Tabel 1.10 Karakteristik Senyawa Asam Fosfat

Komponen Keterangan

Rumus Molekul H3PO4

Berat molekul 98 g/mol

Kenampakan commit to user commit to user Cair

(10)

10

Specific gravity 1,685 pada 25 °C

Viskositas 3,86 mPa.s

Titik didih 158 °C

Titik leleh 42,35 °C

Densitas uap air 3,4

v. Toluene

Toluene sebagai pelarut pada reaksi dehidrasi dari terpin hidrat menjadi terpineol dan cineol.

Tabel 1.11 Karakteristik Senyawa Toulene

Komponen Keterangan

Rumus Molekul C7H8

Berat molekul 92,14 g/mol

Kenampakan Cairan tak berwarna

Densitas 0,87 g/ml pada 20 °C Titik leleh -95 oC (-139 °F) Titik didih 111 oC (232 °F) Tekanan uap 21 mmHg pada 20 °C

Viskositas 0,590 cP pada 20 °C

D. Produk

D.1. Produk Pabrik Gondorukem dan Terpentin (PGT) i. Terpentin

Terpentin adalah nama yang diberikan pada sebagian besar oleoresin semi- fluid yang diperoleh dari pohon pinus, zat yang diperoleh dari pohon pinus ini terdiri dari 75-90% resin dan 10-25% minyak. Jika di destilasi, substansi ini akan menghasilkan terpentin (C10H6).

Terpentin, eksudat resin atau ekstrak yang diperoleh dari pohon konifer, terutama dari genus pinus. Terpentin terdiri dari resin dilarutkan dalam minyak atsiri. Campuran ini dapat dipisahkan dengan berbagai teknik destilasi menjadi bagian yang mudah menguap disebut minyak terpentin dan bagian yang tidak menguap disebut resin. Sifat terpentin adalah sebagai berikut :

a. Komposisi terpentin terdiri dari α-Pinene, Camphene, β-Pinene, δ- Limonen, δ-Carene, p-cymene, α-Terpinolene, dan α-Terpineol

commit to user commit to user

(11)

11 b. Komponen reaktif yang dapat bereaksi membentuk α-Terpineol

antara lain α-Pinene, β-Pinene dan δ-Limonen.

Tabel 1.12 Karakteristik Senyawa Terpentine

Komponen Keterangan

Rumus molekul C10H16

Kenampakan Cairan tidak berwarna

Titik didih 150-160 °C

Titik nyala 33-38 °C

Berat jenis (25oC) 0,848-0,865 g/cm3

Indeks Bias (20oC) 1,464-1,478

Kelarutan dalam air Tidak larut

Kelarutan dalam senyawa lain Larut dalam benzena, kloroform, eter, karbon disulfida, petroleum eter dan minyak.

Bau dan rasa Memiliki bau dan rasa khas terpentin

Tabel 1.13 Syarat Khusus Mutu Minyak Terpentine

No Karakteristik Mutu

Utama (A) Standar (B)

1 Sisa Penguapan ≤ 2 % > 2 %

2 Kadar sulingan ≥ 90 % < 90 %

3 Bilangan asam ≤ 2 > 2

4 Warna Sama/lebih jernih dari warna larutan standar

Tidak dipersyaratkan

5 Kadar alpha pinene ≥ 80 % ≤ 80 %

6 Putaran optic + ≥ 320 + < 320

Sumber: SNI 7633:2012 ii. Gondorukem

Gondorukem atau gum rosin merupakan hasil bawah pemisahan getah pinus menjadi Terpentin yang merupakan hasil atas pemasakan getah pinus.

Gondorukem yang merupakan hasil bawah yang nantinya akan diolah lebih lanjut membentuk gliserol rosin ester (GRE).

Tabel 1.14 Karakteristik Senyawa Gum Rosin

Komponen Keterangan

Rumus molekul C19H29COOH

Bentuk fisik Massa lengket, tidak tembus cahaya Kenampakan commit to user commit to user Berwarna kekuningan

(12)

12

Titik leleh 70-80 oC

Bilangan asam 160-190

Bilangan penyabunan 170-220

Bilangan iod 5-25

Kelarutan dalam air Tidak larut

Bau Memiliki bau yang khas

Tabel 1.15 Syarat Khusus Mutu Gondorukem

No Jenis uji Satuan Persyaratan mutu

U P D T

1 Warna metode Lovibond Comparator

X WW WG N

2 Titik lunak oC ≥ 78 ≥ 78 ≥ 76 ≥ 74

3 Kadar kotoran % ≤ 0,02 ≤ 0,05 ≤ 0,07 ≤ 0,10

4 Kadar abu % ≤ 0,01 ≤ 0,04 ≤ 0,05 ≤ 0,08

5 Komponen menguap % ≤ 2 ≤ 2 ≤ 2,5 ≤ 3

D.2. Produk Pabrik Fraksinasi Terpentin (PFT) i. α-Pinene

Senyawa α-pinene merupakan senyawa organik dari golongan senyawa terpen dan termasuk ke dalam senyawa alkena yang mengadung cincin reaktif karena adanya ikatan rangkap dan dapat ditemukan pada berbagai minyak pohon jenis konifer terutama pinus.

Senyawa α-pinene didapatkan dari hasil isolasi minyak terpentin dengan destilasi pengurangan tekanan. Kandungan α-pinene yang terdapat di dalam terpentine sekitar 81-83 % (Wiyono, 2006). Range kandungan α-pinene dalam terpentin yang diterima PPCI bulan Februari berdasarkan hasil analisa laboratorium sekitar 77,32 %. Sifat senyawa α-Pinene secara umum disajikan dalam Tabel 1.16

Tabel 1.16 Karakteristik Senyawa α-Pinene

Komponen Keterangan

Rumus Molekul C10H16

Berat molekul 136,23 g/mol

Kenampakan Tidak berwarna

Densitas (20 oC) commit to user commit to user 0,858 g/mL

(13)

13

Titik lebur -64 °C, 209 K, -83 °F Titk didih 155 °C, 428 K, 311 °F

Titik nyala 33 °C

Specific Gravity 0,859

Tekanan kritis 27,6 bar

Volume kritis 0,502 m3/kg

Temperature kritis 358,85 °C Kelarutan dalam air Tidak larut

Indeks bias 1,4656

ii. Dipentene

Dipentene adalah produk kedua yang dihasilkan dari pabrik II. Dipentene ini merupakan nama dagang yang diberikan PPCI Pemalang. Sebelumnya, hasil bawah dari destilasi pertama diolah menjadi β-pinene, δ-Carene, dan δ-Limonene.

Namun, karena proses produksi terlalu mahal dan sedikitnya pasar, akhirnya pihak PPCI pemalang memutuskan untuk mengambil produk Dipentene.

Dipentene merupakan campuran dari beberapa senyawa, diantaranya adalah camphene, β-pinene, δ-Carene, δ-Limonene, p-cymene, ɑ-terpinolene, ɑ- terpineol dan masih ada sedikit ɑ-pinene. Komponen terbsesar yang terdapat pada Dipentene adalah δ-Carene 63,61%. Berikut adalah rincian komposisi masing- masing senyawa.

1. β-pinene

β-pinene adalah monoterpene, senyawa organik yang ditemukan dalam tanaman. Ini adalah salah satu dari dua isomer dari pinene, yang lainnya adalah α-pinene. β-pinene tidak berwarna, larut dalam alkohol, akan tetapi tidak larut dalam air. β-pinene adalah salah satu senyawa yang paling banyak dikandung oleh pohon-pohon hutan.

Senyawa β-pinene didapatkan dari hasil isolasi minyak terpentin dengan destilasi pengurangan tekanan. Kandungan β-pinene yang terdapat di dalam terpentin sekitar 1,8-2,22 % (Wiyono, 2006). Range kandungan β-pinene dalam terpentin yang diterima PPCI bulan Februari berdasarkan hasil analisa laboratorium internal sekitar 2,97 %.

Tabel 1.17 Karakteristik Senyawa β-Pinene

Komponen commit to user commit to user Keterangan

(14)

14

Rumus Molekul C10H16

Berat molekul 136,23 g/mol

Kenampakan Cairan tidak berwarna

Titik nyala 32 °C

Titik beku -61 °C

Titik didih 165 °C

Specific gravity 0,868

Tekanan kritis 27,6 bar

Temperatur kritis 368,85 °C Kelarutan dalam air Tidak larut

2. δ-Carene

δ-Carene adalah bisiklik monoterpene yang terjadi secara alami sebagai unsur dari Terpentin, dengan kadar setinggi 10,5-12,5 % (Wiyono, 2006). Range kandungan δ-Carene dalam Terpentin yang diterima PPCI bulan Februari berdasarkan hasil analisa laboratorium internal sekitar 14,63 %. δ-Carene memiliki bau yang manis dan tajam. δ-Carene tidak larut dalam air, tetapi larut dengan lemak dan minyak.

Tabel 1.18 Karakteristik senyawa δ-Carene

Komponen Keterangan

Rumus Molekul C10H16

Berat molekul 136,23 g/mol

Kenampakan Cairan tidak berwarna

Densitas 0,87 cm3/g

Titik nyala 45 °C

Titik beku 25 °C

Titik didih 170 °C

Specific gravity 0,865

3. δ-Limonen

δ-Limonen merupakan senyawa hidrokarbon siklik yang terjadi secara alami sebagai unsur dari Terpentin, dengan kadar setinggi 0,9-1,4 % (Wiyono, 2006). Range kandungan δ-Limonen dalam terpentin yang diterima PPCI bulan Februari berdasarkan hasil analisa laboratorium internal sekitar 1,19 %. δ- Limonen dibentuk dari geranyl pyrophosphate dengan proses siklisasi dari neryl carbocation atau senyawa ekuivalennya. δ-Limonen digunakan dalam industri makanan sebagai pemberi aroma dan ditambahkan pada produk commit to user commit to user

(15)

15 pembersih seperti sabun cuci tangan untuk memberi aroma jeruk. δ-Limonen juga digunakan sebagai alternatif untuk menghilangkan minyak pada bagian mesin, lebih mudah terbiodegradasi daripada minyak mineral, dan dihasilkan dari sumber yang dapat diperbaharui.

Tabel 1.19 Karakteristik Senyawa δ-Limonen

Komponen Keterangan

Rumus Molekul C10H16

Berat molekul 136,23 g/mol

Kenampakan Cairan tidak berwarna

Titik nyala 43 °C

Titik beku -40 °C

Titik didih 176 °C

Specific gravity 0,84

Tekanan kritis 27,5 bar

Volume kritis 0,524 m3/kg

Temperatur kritis 376,85 °C Kelarutan dalam air Tidak larut

4. Champene

Camphene merupakan senyawa utama dari minyak atsiri. Camphene dan

turunannya memiliki sifat anti-bakteri, anti-jamur, dan insektisida yang kuat, banyak digunakan dalam industri dan manufaktur. Camphene dapat dikonversi menjadi senyawa lain, digunakan dalam pembuatan kapur barus, obat dalam farmasi, dan camphene sendiri telah terbukti dapat mencegah atheromatosis pada aorta beberapa hewan. Range kandungan δ-Carene dalam terpentin yang diterima PPCI bulan Februari berdasarkan hasil analisa laboratorium internal sekitar 0,87 %.

Tabel 1.20 Karakteristik Senyawa Camphene

Komponen Keterangan

Rumus Molekul C10H16

Berat molekul 136,23 g/mol Kenampakan Cairan tidak berwarna

Titik nyala commit to user commit to user 42 °C

(16)

16

Titik beku -40 °C

Titik didih 161 °C

Densitas 0,87 g/mL

Kelarutan dalam air Tidak larut

5. p-cymene

Senyawa p-cymene merupakan zat anti mikroba yang terdapat pada tanaman-tanaman herbal. Kandungan p-cymene pada pinus sebesar 0,8 % (wiyono, 2006). Range kandungan p-cymene dalam terpentin yang diterima PPCI bulan Februari berdasarkan hasil analisa laboratorium internal sekitar 0,44 %.

Tabel 1.21 Karakteristik Senyawa p-Cymene

Komponen Keterangan

Rumus Molekul C10H14

Berat molekul 134,22 g/mol Kenampakan Cairan tidak berwarna

Titik nyala 42 °C

Titik beku -68 °C

Titik didih 117 °C

Densitas 0,857 g/mL

Kelarutan dalam air Tidak larut

6. ɑ-terpinolene

Senyawa ɑ-terpinolene merupakan senyawa minyak esensial dapat digunakan untuk bahan penyedap serta dapat berfungsi sebagai anti-jamur.

Range kandungan ɑ-terpinolene dalam terpentin yang diterima PPCI bulan Februari berdasarkan hasil analisa laboratorium internal sekitar 0,44 %.

Tabel 1.22 Karakteristik Senyawa ɑ-Terpinolene

Komponen Keterangan

Rumus Molekul C10H16

Berat molekul 136,238 g/mol Kenampakan Cairan tidak berwarna

Titik nyala commit to user commit to user 64 °C

(17)

17

Titik beku -68 °C

Titik didih 187 °C

Densitas 0,857 g/mL

Kelarutan dalam air Tidak larut

7. ɑ-terpineol

ɑ-terpineol merupakan produk utama dan paling berlimpah yang digunakan secara luas dalam industri kosmetik, parfum, antifungi, desinfektan, pewangi dalam cairan pembersih, dan kini juga dikembangkan sebagai polimer. Senyawa ini tergolong ke dalam senyawa alkohol monoterpen monosiklik yang diperoleh melalui hidrasi α-pinene dalam suasana asam menghasilkan campuran kompleks berupa monoterpen, alkohol, dan hidrokarbon. Selain itu α-terpineol juga dapat diperoleh melalui hidrasi atau biokonversi limonen terkatalisis asam tetapi disertai terbentuknya diol dalam jumlah yang besar (Dutenhefner,2001).

Tabel 1.24 Karakteristik Senyawa γ-Terpineol

Komponen Keterangan

Rumus Molekul C10H18O Berat molekul 154,25 kg/kmol

Kenampakan Cairan tidak berwarna

Specific gravity 5

Densitas (20 oC) 0,9338 g/cm3

Titik lebur 18 °C

Titik didih 219 °C

Titik nyala 78 °C

Titik beku 1,8 °C

Kelarutan dalam air Sedikit larut

D.1. Produk Pabrik Gliserol Rosin Ester (PGRE)

Gliserol rosin ester merupakan derivate gondorukem yang memiliki stabilitas panas yang baik. Digunakan dalam berbagai perekat karena stabilitas commit to user commit to user

(18)

18 dan kompatibilitas polimer yang sangat baik. Terutama digunakan pada industri perekat (pressure sensitive adhesive, hot melt adhesive), coating, permen karet, rokok, emulsifier makanan, pewangi dan aroma.

Tabel 1.23 Karateristik Senyawa Gliserol Rosin Ester

Komponen Keterangan

Rumus Molekul C23H32O2

Berat molekul 340 g/mol

Bentuk Padat

Warna Kuning cerah

Bau Tidak menyengat

Kelarutan dalam air Tidak larut

D.2. Produk Pabrik Terpineol (PTP) i. Terpineol

Terpineol termasuk ke dalam golongan alkohol monoterpene yang diisolasi dari berbagai sumber seperti minyak kayu putih, minyak pinus, dan minyak biji-bijian.

γ-terpineol diperoleh melalui proses hidrasi α-pinene dalam suasana asam menghasilkan campuran kompleks berupa monoterpene alkohol dan hidrokarbon.

Selain itu ɑ- terpineol juga dapat diperoleh melalui proses biokonversi limonen terkatalisis asam tetapi disertai terbentuknya Diol dalam jumlah yang besar.

Karakteristik dari senyawa ɑ-terpineol disajikan dalam Tabel 1.21 Tabel 1.24 Karakteristik Senyawa γ-Terpineol

Komponen Keterangan

Rumus Molekul C10H18O Berat molekul 154,25 kg/kmol

Kenampakan Cairan tidak berwarna

Specific gravity 5

Densitas (20 oC) 0,9338 g/cm3

Titik lebur 18 °C

Titik didih 219 °C

commit to user commit to user

(19)

19

Titik nyala 78 °C

Titik beku 1,8 °C

Kelarutan dalam air Sedikit larut

ii. Cineol

Cineol merupakan terpenoid yang banyak dikandung pada minyak atsiri, getah pinus serta berbagai rempah-rempah.

Tabel 1.25 Karakteristik Senyawa Cineol

Komponen Keterangan

Berat molekul 154,25 g/mol Kenampakan Cairan tidak berwarna

Titik nyala 49 °C

Titik leleh 1,5 °C

Titik didih 176,5 °C

Specific gravity 0,921

Kelarutan dalam air Sukar larut

E.1. Manajemen Perusahaan

Bentuk dan susunan organisasi di lingkungan PPCI Pemalang dipimpin oleh seorang General Manager yang dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh enam orang Manager Department. Tugas masing – masing bidang meliputi :

1. Departemen Produksi

Departemen produksi memiliki tanggung jawab terhadap kegiatan produksi agar lancar dan efisien dalam memenuhi target produksi yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Departemen produksi dipimpin oleh seorang manajer produksi

Adapun tugas Manajer Produksi adalah sebagai berikut :

a. Mengawasi semua kegiatan proses produksi yang berlangsung di pabrik seperti proses menghasilkan sebuah produk, packaging, modifikasi suatu unit, proses penyimpanan suatu produk dan proses lainnya.

b. Mengkoordinir dan mengarahkan setiap bawahannya serta menentukan pembagian tugas bagi setiap bawahannya. commit to user commit to user

(20)

20 c. Mengawasi dan mengevaluasi seluruh kegiatan produksi agar dapat mengetahui kekurangan dan penyimpangan/kesalahan sehingga dapat dilakukan perbaikan untuk kegiatan berikutnya.

2. Departemen Marketing

Departemen marketing bertanggung jawab atas segala yang berhubungan dengan pemasaran produk dalam perusahaan sampai ke konsumen.

Departemen marketing dipimpin seorang manajer marketing Adapun tugas manajer marketing adalah sebagai berikut :

a. Bertugas untuk melakukan analisis pasar, meneliti persaingan dan kemungkinan perubahan permintaan serta mengatur distribusi produksi.

b. Menentukan kebijaksanaan dan strategi pemasaran perusahaan yang mencakup jenis produk yang akan dipasarkan, harga pendistribusian dan promosi.

c. Mengidentifikasikan kebutuhan konsumen dan tingkat persaingan sehingga dapat ditentukan rencana volume (jumlah) penjualan.

3. Departemen Finansial dan Administrasi

Departemen finansial dan administrasi mempunyai tugas melaksanakan urusan kepegawaian, rumah tangga, ketatausahaan, dan keuangan PPCI yang dipimpin oleh seorang manajer finansial dan administrasi. Departemen finansial dan administrasi mempunyai tugas menyelenggarakan fungsi:

a. Pelaksanaan urusan ketatausahaan, kearsipan, perlengkapan, rumah tangga, kepegawaian, organisasi, tata laksana, hukum, hubungan masyarakat, serta keprotokolan.

b. Pelaksanaan urusan keuangan dan administrasi barang milik negara.

4. Departemen Research and Development

Departemen research and development (RnD) di suatu perusahaan bertanggung jawab untuk segala aktivitas riset dan pengembangan di perusahaan tersebut. Departemen RnD juga bertanggung jawab untuk memastikan kualitas performansi dalam perusahaan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan perusahaan. Departemen RnD dipimpin oleh seorang manajer RnD. commit to user commit to user

(21)

21 Departemen RnD mempunyai tugas bertanggung jawab mengelolah sejumlah dana tertentu yang telah dianggarkan perusahaan untuk riset dan pengembangan. RnD melakukan tes dan tak jarang membuat alat tes sendiri dan terus mengembangkan teknologi baru untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan perusahaan.

5. Departemen Health Safety and Environtment (HSE)

HSE (health, safety, environment) atau di beberapa perusahaan juga disebut EHS, HES, SHE, K3LL (Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan), dan SSHE (security, safety, health, environment).

Semua itu adalah suatu departemen atau bagian dari struktur organisasi perusahaan yang mempunyai fungsi pokok terhadap implementasi sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) mulai dari perencanaan, pengorganisasian, penerapan dan pengawasan serta pelaporannya. Sementara, di perusahaan yang mengeksploitasi sumber daya alam ditambah dengan peran terhadap lingkungan (lindungan lingkungan).

Departemen HSE dipimpin oleh seorang superitendent HSE. Secara umum tugas dari departemen HSE adalah :

a. Memastikan keselamatan kerja memenuhi persyaratan HSE . b. Menerapkan dan mempromosikan program HSE.

c. Melakukan inspeksi situs keamanan rutin dan tindak lanjut.

d. Membantu penyelidikan insiden.

e. Melakukan dan menyajikan temuan keselamatan bulanan.

f. Melakukan Diklat keamanan rutin, briefing, dll.

g. Melaksanakan penilaian risiko dan kontrol pada kegiatan plant.

6. Departemen Management Risk and Document Control

Pengendali dokumen (document controller) dalam sistem manajemen mutu adalah orang atau tim yang ditunjuk untuk mengurusi masalah penerbitan, pengesahan, pendistribusian, penyimpanan, pengendalian, dan pemusnahan dokumen. Tugas pengendali dokumen pada dasarnya membantu wakil manajemen (management representative) dalam menerapkan persyaratan pengendalian dokumen. Pada penerapannya di lapangan, commit to user commit to user

(22)

22 pengendali dokumen bisa menerapkan sistem sentralisasi dimana seluruh dokumen baik format maupun rekaman mutu disimpan terpusat pada satu lokasi dan dikendalikan oleh pengendali dokumen atau bisa juga desentralisasi dimana pengendali dokumen hanya mengurusi masalah penerbitan, pembaruan, dan pendistribusian dokumen dan format sedangkan rekaman mutunya disimpan oleh bagian terkait.

Depertment management risk and document control dipimpin oleh seorang supervisor. Beberapa tugas dan tanggung jawab yang berkaitan dengan pekerjaan pengendali dokumen:

a. Membantu management representative dalam menjalankan prosedur pengendalian dokumen dan rekaman mutu.

b. Memasukkan data dokumen ke dalam daftar dokumen dan memastikan bahwa informasi yang diberikan akurat dan up to date.

c. Memastikan dokumen disahkan sebelum didistribusikan.

d. Melakukan perubahan dokumen bila diperlukan dengan berkordinasi dengan management representative.

e. Memastikan seluruh dokumen telah disosialisasikan dan didistribusikan ke bagian yang berkepentingan.

f. Memastikan seluruh dokumen disimpan dan dijaga dari kerusakan serta mudah untuk ditelusuri.

g. Menarik atau memusnahkan dokumen yang sudah kadaluwarsa.

E.2 Tenaga Kerja

Jumlah pegawai yang berkerja di Perhutani Pine Chemical Industry adalah 89 orang yang dibedakan menjadi 2, berdasarkan jam kerjanya yaitu:

1. Pegawai Non Shift

Hari : Senin – Kamis Pukul : 08.00 – 17.00 Istirahat : 12.00 – 13.00 Hari : Jumat

Pukul : 08.00 – 17.30 commit to user commit to user

(23)

23 Istirahat : 11.30 – 13.00

2. Pegawai Shift

Karyawan ini terutama bekerja pada bagian-bagian yang memerlukan pengawasan selama 24 jam sehari, misal: Operator plant, keamanan, HSE officer dan laboratorium kontrol kualitas. Jam kerja untuk karyawan ini dibagi 2 jenis shift, yaitu 8 jam/shift hanya untuk analis laboratorium dan untuk karyawan shift lainnya 12 jam/shift.

1. Shift 8 jam :

a. Shift I : mulai pukul 07.00 – 15.00 b. Shift II : mulai pukul 15.00 – 23.00

c. Shift III : mulai pukul 23.00 – 07.00 2. Shift 12 jam :

a. Shift I : mulai pukul 07.00 – 19.00 b. Shift II : mulai pukul 19.00 – 07.00

F. Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Keselamatan kerja merupakan tanggung jawab seluruh pekerja, artinya mempunyai pengertian usaha mengubah kondisi kerja yang tadinya tidak aman menjadi aman. Untuk tercapainya hal itu maka pekerja dituntut untuk mentaati peraturan- peraturan keselamatan kerja yang berlaku. Peraturan-peraturan yang berkenaan dengan keselamatan kerja, dalam hal ini di Perhutani Pine Chemical Industry Pemalang didasarkan pada :

Table 1.26 Peraturan-peraturan Keselamatan Kerja

Peraturan Nomor Peraturan

1 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI

- No. Per-03/MEN/1978 - No. Per-04/MEN/1980 - No. Per-02/MEN/1982 - No. Per-09/MEN/VII/2010 - No. Per-03/MEN/1982 - No. Per-08/MEN/VII/2010

2 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI commit to user commit to user - No. Per-05/MEN/1985

(24)

24 - No. Per-01/MEN/1988

- No. Per-02/MEN/1989 3 Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI - No. Kep-1135/MEN/1987

- No. Kep-333/MEN/1989 - No. Kep-186/MEN/1999 - No. Kep-187/MEN/1999 4 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan

Transmigrasi RI

- No. Kep-75/MEN/2002 - No. Kep-68/MEN/IV/2004 5 Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan

Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan

- No. Kep-311/BW/2002

6 Keputusan Presiden RI - No. 22 Tahun 1993 7 Peraturan Menteri Perburuhan - No.7 Tahun 1964 8 Instruksi Mentri Tenaga Kerja RI - No. Ins. 11/M/B/1997

Unit keselamatan dan kesehatan kerja (department HSE) dibentuk dengan tujuan untuk mencegah dan menanggulangi segala sesuatu yang menyebabkan kecelakaan kerja baik yang secara langsung berpengaruh terhadap proses produksi maupun terhadap keselamatan dan kesehatan karyawan yang bekerja, sehingga sumber-sumber produksi dapat digunakan secara efisien dan produksi dapat berjalan lancar tanpa adanya hambatan yang berarti.

F.1. Struktur Departemen HSE

Departemen HSE dipimpin oleh seorang HSE superitendent yang membawahi seorang supervisor dan 4 orang safety officer.

Unit Departemen HSE mempunyai tugas yang meliputi:

1. Tugas rutin:

a) Melakukan Safety Briefing sebelum karyawan bekerja.

b) Menyusun rencana pencegahan terhadap kecelakaan kerja dan pencemaran lingkungan.

c) Melakukan inspeksi secara berkala atau khusus.

d) Melakukan pemerikasaan alat-alat pemadam kebakaran.

e) Melakukan safety patrol untuk mengawasi kesehatan, keselamatan dan pengawasan lingkungan. commit to user commit to user

(25)

25 f) Memantau kondisi lingkungan agar tetap aman.

g) Memantau kondisi limbah dengan bekerjasama dengan unit waste water treatment dan laboratorium sehingga presentase minyak yang terkandung di dalamnya kecil dan layak dibuang ke lingkungan.

h) Memeriksa jaringan hydrant di seluruh lokasi rawan kebakaran di PPCI Pemalang.

i) Mendata setiap 1 bulan sekali untuk mendata APAR (alat pemadam api ringan).

2. Tugas Non-rutin:

a) Mengadakan safety training baik kepada personil pemadam api dan keselamatan kerja maupun karyawan biasa.

b) Memberikan permit atau izin kerja khusus kepada karyawan yang ingin menjalankan kegiatan pekerjaan khusus, misalnya penggalian, bekerja di ruangan terbatas, pengisian atau pengosongan di suatu unit proses, pemotongan dan pengelasan alat di unit tertentu, dan bekerja di ketinggian diatas 2 meter.

c) Mempersiapkan dan menyediakan alat penunjang keselamatan yang sewaktu waktu dibutuhkan segera.

d) Mengungkap terjadinya kebakaran dengan membuat laporan mengenai kecelakaan kerja dari hasil data yang diperoleh.

e) Menanamkan kesadaran kepada semua pegawai akan pentingnya pencegahan kebakaran dan keselamatan kerja.

f) Melakukan kampanye keselamatan kerja kepada para pegawai.

g) Melaksanakan perawatan, pemeliharaan, dan perbaikan terhadap peraltan-peralatan penunjang kinerja Departemen HSE.

3. Tugas Darurat :

a) Memberikan pertolongan atau penanggulangan terhadap terjadinya kecelakaan kerja.

b) Memadamkan api jika terjadi kebakaran baik di lingkungan PPCI Pemalang yang dibantu oleh ERT (Emergency Responce Team) dimana

commit to user commit to user

(26)

26 anggotanya adalah karyawan di setiap unit yang sudah diberikan pelatihan khusus mengenai keadaan darurat.

F.2.Fasilitas dan Penunjang Departemen HSE

PPCI Pemalang menyediakan fasilitas-fasilitas yang dapat menunjang pemadaman api dan keselamatan kerja, sedangkan sarana yang dimiliki oleh unit pemadam api dan keselamatan kerja di PPCI Pemalang adalah:

1. Alat Perlengkapan Diri (APD) 2. Sound Desible Meter

3. Jockey Pump 4. Electrical Pump 5. Diesel Pump

6. Jaringan hydrant di seluruh lokasi pabrik.

7. Alat pemadam api ringan (APAR) dengan jumlah 50 buah.

8. Satu unit mobil kru dan peralatan siaga.

9. Alat komunikasi berupa radio, telepon, dan handytalky (gas proof).

10. Kamera.

11. Gas Detector.

Keselamatan kerja adalah suatu usaha untuk mengubah kondisi kerja yang tidak aman menjadi lokasi kerja yang nyaman. Sehingga para pekerja dapat bekerja secara aman dan nyaman terhindar dari bahaya kecelakaan kerja. Keselamatan kerja merupakan tanggung jawab stiap orang karena dengan adanya keselamatan kerja maka para karyawan akan terbebas dari bahaya yang mungkin terjadi pada saat melakukan kerja.

Sistem pembagian tugas di Departemen HSE dibagi berdasarkan shift yang berganti tiap 12 jam dengan jumlah regu shift sebanyak 3 regu.

commit to user commit to user

Referensi

Dokumen terkait

Pada multifragmentary complex fracture tidak terdapat kontak antara fragmen proksimal dan distal setelah dilakukan reposisi. Complex spiral fracture terdapat dua atau

Fungsi terkait untuk menangani permasalahan tersebut biasanya pakai trigger mas, namun sepengetahuan saya, di MySQL kita tidak dapat memanipulasi row pada tabel yang

Pengelolaan risiko kredit dalam Bank juga dilakukan dengan melakukan proses analisa kredit atas potensi risiko yang timbul melalui proses Compliant Internal

Segala puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas

Faktanya, vektor demam berdarah dari tiga kecamatan di Kabupaten Banyuwangi yaitu Tegaldlimo, Purwoharjo, dan Banyuwangi, juga telah mengalami resistensi terhadap insektisida

Sesuai dengan tujuan investor yaitu mengharapkan tingkat keuntungan yang tinggi, investor perlu memperhatikan pengambilan keputusan investasi dan keputusan pendanaan

Berdasarkan pengamatan kemampuan berbahasa siswa pada siklus 1 telah mengalami peningkatan dari pratindakan walaupun belum mencapai persentase KKM yang telah ditentukan.