• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN CHATBOT KUIS MESSENGER PADA GOOGLE CLASSROOM DALAM PEMBELAJARAN PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENERAPAN CHATBOT KUIS MESSENGER PADA GOOGLE CLASSROOM DALAM PEMBELAJARAN PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRESIF | 92

PENERAPAN CHATBOT KUIS MESSENGER PADA GOOGLE CLASSROOM

DALAM PEMBELAJARAN PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK

Mokhamad Hadi Wijaya Sekolah Menengah Kejuruan Telkom Sandhy Putra Malang

hadi@smktelkom-mlg.sch.id

Yuliati Hafid Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Makassar hafidyuliati@gmail.com

ABSTRAK - Pemberian materi dan kuis khususnya pada pembelajaran dalam jaringan mata pelajaran pemrograman dasar dengan materi Pemorgraman Berorientasi Objek, sebagai media guru dalam penelitian ini yaitu tentang penerapan Chatbot Kuis dalam Platform Messenger. Penerapan platform dari Google Workspace Education pada SMKS Telkom Sandhy Putra Malang menggunakan Learning Management System Google Classroom untuk menyajikan materi Pemrograman Berorientasi Objek. Materi utama penyajian kuis pada chatbot adalah dari kurikulum Oracle Academy yaitu Java Foundation. Kuis diatur dalam tingkat/level dari mudah, sedang hingga sulit saat penyusunan soal untuk mengikuti kemampuan pengetahuan siswa dalam materi dasar. Materi juga disajikan dalam bentuk percakapan kepada siswa saat berinteraksi dengan chatbot ini. Penerapan chatbot pada pembelajaran diharapkan mampu membantu guru pengajar dalam penyajian materi dan pemberian kuis, siswa juga diharapkan dapat meningkatkan pemahaman terhadap materi pemrograman. Pengujian chatbot ini dari efektifitas dalam alat uji kualitas ISO 9126 tentang kualitas perangkat lunak menghasilkan persentase 100% akurat dalam membedakan level masing- masing siswa. Pengujian chatbot juga mendapat predikat sangat baik dan layak meski hanya meningkatkan sebesar 0,6 poin hasil ujian kelompok belajar konvensional. Ketika siswa berinterksi dengan chatbot, dapat meningkatkan sebesar 0,39 poin dari hasil pengerjaan postest pertamanya.

Kata kunci: google classroom, chatbot, facebook messenger, java foundation

ABSTRACT - The provision of materials and quizzes, especially on learning in the network of basic programming subjects with Object Oriented Programming material, as a teacher's media in this study is about the application of the Quiz Chatbot in the Messenger Platform. The application of the platform from Google Workspace Education at SMKS Telkom Sandhy Putra Malang uses the Google Classroom Learning Management System to present Object Oriented Programming material. The main material for presenting quizzes on chatbots is from the Oracle Academy curriculum, namely the Java Foundation. Quizzes are arranged in levels from easy, medium to difficult when preparing questions to follow students' knowledge of basic material. The material is also presented in the form of conversations to students when interacting with this chatbot. The application of chatbots in learning is expected to be able to help teaching teachers in presenting material and giving quizzes, students are also expected to increase their understanding of programming material. Testing this chatbot of effectiveness in ISO 9126 quality testing tools on software quality resulted in a 100% accurate percentage in distinguishing the level of each student. The chatbot test also received a very good and proper predicate even though it only increased by 0.6 points the results of the conventional study group exam. When students interact with the chatbot, they can increase by 0.39 points from the results of their first posttest.

Keywords: google classroom, chatbot, facebook messenger, java foundation

(2)

PROGRESIF | 93 PENDAHULUAN

SMKS Telkom Sandhy Putra Malang menghadapi pembelajaran dalam jaringan di era perkembangan alat pembelajaran yang berkembang sangat dinamis telah menggunakan dan mengoptimalkan fitur dan celah sistem manajemen pembelajaran dengan platform Google Workspace for Education. Diantara fitur yang disediakan platform Pendidikan tersebut yaitu integrasinya antar platform yang dapat digunakan untuk membangun media pembantu guru dalam pemberian materi dan kuis. Pada mata pelajaran pemrograman dasar yaitu untuk materi Pemrograman Berorientasi Objek yang menggunakan Google Classroom, SMKS Telkom Sandhy Putra Malang telah menambahkan fitur chatbot sebagai pembantu tim guru dalam memberikan materi dan kuis (Wijaya et al., 2018).

Hadirnya chatbot dalam pembelajaran kelas dalam jaringan yang diintegrasikan pada sistem manajemen pembelajaran pada Google Classroom dipandang perlu karena dapat membantu penyajian materi dan kuis, dan dapat diterapkan pada beberapa mata pelajaran untuk menarik minat belajar siswa (Iftakhar, 2016).

Peningkatan belajar mata pelajaran Pemrograman Berorientasi Objek (PBO) / Object Oriented Programming bertambah sesuai minat masing-masing siswa. Hal ini menjadi dasar identifikasi masalah dan latar belakang sehingga chatbot dipandang perlu diterapkan dan diintegrasikan dengan platform Learning Management System (LMS) / Sistem manajemen pembelajaran di kelas dalam jaringan (Hosanee

& Panchoo, 2015).

METODE

Gambar 1. Flowchart Metode Penelitian

(3)

PROGRESIF | 94 Pada Gambar 1 yaitu alur metode penelitian mulai dari tahap perencanaan sistem dan konten materi yang akan dibahas, kemudian penelitian bahan materi tersebut sehingga sesuai dengan pembelajaran yang berlangsung. Tahap ketiga yaitu analisis kebutuhan sistem penerapannya pada LMS Sekolah dan perancangan sistem secara konseptual serta fisiknya. Setelah tahap dievaluasi perancangan tersebut maka menuju tahap penerapan di pembelajaran. Pengujian sistem dan analisis hasil menjadi bahan untuk evaluasi ketercapaian chatbot pada sistem dapat diterapkan layak dan memberikan kontribusi positif dalam peningkatan belajar siswa.

Gambar 2. Konsep Pengembangan Ilmu Tabel 1. Analisis Sistem yang dibutuhkan User Proses Fungsi / Blok dengan detil lanjutan

Siswa

Login di Classroom Masuk pada dashboard Mata Pelajaran Login di Facebook Masuk pada fanpage chatbot

Blok Perkenalan Kalimat Sapa dan kalimat Salam Blok Profil Sekolah Lokasi

Blok Akademis Jadwal Pelajaran, Kode Kelas, wali siswa

Materi Java Foundation Konsep OOP Java (Struktur Bahasa, modifier Java, pilar OOP) Kuis OEI Prestest, Section dan Postest

Penyusunan Soal Level mudah, level sedang dan level sulit

Pada Gambar 2 terlihat bahwa pengembangan ilmu didapat dari penggabungan sistem pakar dan NLP yang diturunkan dari bidang AI / kecerdatan buatan. Pada sistem pakar, metode forward chaining sebagai pembangun pengetahuan chatbot dan saat pemberian respon user (Baiti, 2013). Dengan metode tersebut,

(4)

PROGRESIF | 95 chatbot yang digunakan pada pembelajaran Bahasa Pemrograman Dasar materi java sebagai bahasa Pemrograman Berorientasi Objek yang dapat diberikan kepada siswa dengan menggunakan bot builder berplatform chatfuel. Metode dalam pemberian tingkat kesulitan soal kuis yaitu Organizing Exercise Items (OEI) dalam penyusunan blok pengetahuannya dan penentuan item kuisnya yaitu level, skor, dan section dengan aturan forward chaining.

Kesesuaian proses pada tahap perencanaan dan kebutuhan akan sistem seperti tampak di Tabel 1 akan menjadi penentu tahap selanjutnya untuk menerapkan chatbot yang sudah dibangun pada Chatfuel ini dengan metode Organizing Exercise Items (OEI). Kemudian di tahap pengujian chatbot yang akan diintegrasikan ke channel Facebook Messenger dapat siap menerima respon dari user, dengan beberapa fitur Chatfuel yang dapat digunakan. Tampak pada Gambar 3 terdapat inputan ada teks kata kunci dari user sebagai penentu respon chatbot pada tahap proses yang dibangun dengan teknik forward chaining dan metode OEI, kemudian output adalah respon chatbot tampil pada facebook messenger.

Gambar 3. Aliran Proses Dari Konsep Solusi Terintegrasi HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Platform Learning Management System yaitu Google Classroom digunakan SMKS Telkom Sandhy Putra Malang sebagai media pembelajaran dalam jaringan pada semua mata pelajaran. Penggunaan LMS dalam pembelajaran dalam jaringan mata pelajaran pemrograman dasar ini sangat terbatas untuk memberikan materi yang tidak dapat dipantau dari sisi keaktifan siswa dalam pencapaian belajar materi secara mandiri. Secara pendampingan guru pengajar sangat terbatas oleh jumlah siswa dan alokasi waktu.

Sehingga chatbot dibutuhkan sebagai asisten belajar mandiri pada Google Classroom yang dapat digunakan siswa tanpa batasan waktu dan tempat.

(5)

PROGRESIF | 96 Hasil penerapan integrasi chatbot tampak pada Gambar 4 dimana pada halaman about/tentang pada Google Classroom disematkan alamat URL Facebook Messenger yang terdapat chatbot yang sudah siap diakses dan digunakan oleh siswa secara bersama-sama dalam satu waktu, sehingga mengefisienkan waktu pembelajaran. Selain itu pemberian materi Java Foundation yang sedianya hanya disematkan pada material Google Classroom, dapat disajikan oleh chatbot agar siswa dapat pengalaman baru dalam belajar. Kuis juga secara responsive dibangun dengan metode OEI dapat memberikan alternatif pada siswa untuk mengetahui ketercapaian belajarnya karena mengetahui akan level p emahaman masing- masing siswa.

Gambar 4. Integrasi Google Classroom dengan Chatbot

Pertimbangan utama penggunaan platform chatbot dengan channel facebook messenger ini adalah dari berbagai kalangan user, diantaranya adalah siswa, guru dan umum. Rekaman dari user disimpan dan dianalisis dengan bantuan layanan API nodejs yang dikoneksikan ke server runkit sebagai penghubung chatfuel dengan facebook messenger dan data disimpan dengan platform airtable.

Berikut adalah perangkat lunak dengan spesifikasi berikut ini digunakan dalam membangun sistem:

1. Device Hardware

a) MacBook Pro (Retina, 13-inch, Mid 2014) Processor 2.6 GHz Intel Core i5 b) Macintosh HD 256 MB

c) Memory 8 GB 1600 MHz DDR3 2. Software Aplication

a) Sistem Operasi : MacOS Monterey v.12.0.1 b) Bot Builder : Chatfuel

c) Chat channel : Facebook Messenger d) Nodejs

e) Runkit + npm f) Airtable g) Classroom B. Pembahasan

Merujuk pada Tabel 2 yaitu Taksonomi Bloom lama dan yang direvisi terdapat proses kognitif untuk dasar mengkategorikan soal pada tingkat mudah, tingkat sedang hingga tingkat sulit.

Tabel 2. Dimensi Kognitif Taksonomi Bloom Taksonomi

lama

C1 (Aspek Pengetahuan)

C2 (Aspek Pemahaman)

C3 (Aspek Aplikasi)

C4 (Aspek Analisis)

C5 (Aspek Sintesis)

C6 (Aspek Evaluasi) Taksonomi

revisi

C1 (Aspek Mengingat)

C2 (Aspek Memahami)

C3 (Aspek Mengaplikasikan)

C4 (Aspek Menganalisis)

C5 (Aspek Mengevaluasi)

C6 (Aspek Mencipta)

(6)

PROGRESIF | 97 Pada kuis tiap item yang dibuat mempunyai section-section soal yang harus dikerjakan siswa. Jumlah soal dibuat sesuai topik Java Software Development dari Java Foundation adalah 83 soal yaitu:

1. Soal Pretest, terdapat 8 item level kesulitan yang sama = 8 soal 2. Soal Section 2A, terdapat 5 item dengan 3 level = 15 soal 3. Soal Section 2B, terdapat 5 item dengan 3 level = 15 soal 4. Soal Section 2C, terdapat 5 item dengan 3 level = 15 soal 5. Soal Postest, terdapat 10 item dengan 3 level = 30 soal

Tabel 3. Kategori Soal Menurut Level Pada Pretest

Kesulitan Score / Soal Nilai Skala 100 Range Kategori Soal Level 1

1 13 0-13

Mengingat

2 25 14-25

3 38 26-38 Memahami

Level 2 4 50 39-50 Menerapkan

5 63 51-63 Menganalisis

Level 3

6 75 64-75 Mengevaluasi

7 88 76-68

Mencipta

8 100 89-100

Kategori soal pada Tabel 3 menjadi pemetaan penentuan level item soal pretest dengan 8 item yang menghasilkan skor yang akan menjadi penentu level item soal berikutnya. Ketika dikelompokkan menurut kesulitan seperti tampak pada Tabel 4, proses kognitif sesuai Taksonomi Bloom dapat dilakukan dengan level 1 kategori mudah, level 2 kategori sedang dan level 3 kategori sulit. Skor pada section utama akan menjadi penentu level pada postest selanjutnya.

Tabel 4. Tingkat Kesulitan Pada Section

Kesulitan Score / Soal Nilai Skala 100 Range Kategori Soal Level 1

1 20 0-20

Mengingat

2 40 21-40

3 60 41-60 Memahami

Level 2 4 80 61-80 Menerapkan, Menganalisis

Level 3 5 100 81-100 Mengevaluasi, Mencipta

Metode OEI yang diterapkan pada chatbot untuk menyusun pengelompokan soal item menurut kategori tingkat kesulitan. Siswa akan mendapatkan soal sesuai tingkat/level ketercapaian nilai skor yang dihitung saat prestest. Tabel 5 menunjukkan kategori menurut dimensi taksonomi bloom, yaitu level 1 pada dimensi mengingat dan memahami (mudah), level 2 pada dimensi menerapkan dan menganalisis (sedang), dan level 3 pada dimensi mengevaluasi dan mencipta (sulit).

Tabel 5. Kategori Soal Postest

Skor/Soal Nilai Skala 100 Kategori Soal

1 10

Mengingat

2 20

3 30

Mengingat

4 40

5 50

Menerapkan

6 60

7 70

Menganalisis

8 80

9 90 Mengevaluasi

10 100 Mencipta

(7)

PROGRESIF | 98 Perancangan block dan kartu sehingga menghasilkan alur masukan dan respon jawaban sesuai algoritma yang akan diterapkan dengan platform-platform yang digunakan. Konsep algoritma dari percakapan user dan chatbot dapat dilihat pada skema rancang dalam Gambar 5 sebagai berikut.

Gambar 5. Skema Rancang Chatbot

Dukungan platform Google Classroom dari Google Workspace for Education digunakan dalam pembelajaran dalam jaringan sebagai portal media interaksi siswa dan guru seperti tampak Gambar 6.

Pemasangan post tautan cihatbot dari FanPage sekolah seperti Gambar 7 digunakan untuk channel chatbot chatfuel. Tautan Chatbot dapat dipasang di Classroom seperti Gambar 8, berikut contohnya UI Classroom:

Gambar 6. Menu Classroom Untuk Penyematan Chatbot

Gambar 7. Penambatan Chatbot Pada Material

(8)

PROGRESIF | 99 Gambar 8. Fanpage Sekolah Pada Halaman Facebook

Pada Gambar 8 di atas adalah tampilan Facebook FanPage dari SMK Telkom Sandhy Putra Malang yang diberi nama Bombi. Jika ada percakapan dari pengguna pada chatbot saat soal kuis Java Foundation sub topik Java Software Development dikerjakan siswa dapat di lihat pada Gambar 9 di bawah ini.

Gambar 9. Respon Chatbot Kuis

(9)

PROGRESIF | 100 Pada Gambar 9 di atas terlihat pengguna mendapat koreksi ketika jawaban kuis telah dipilih, jika benar dari pengerjaan kuis maka chatbot memberikan respon perolehan skor, juga penambahan, dan apabila jawaban salah, maka respon chatbot menampilkan kesalahan dalam menjawab soal kuis dan skor tidak ada penambahan.

Perolehan nilai sebagai hasil pengerjaan soal kuis dapat diukur sebagai analisa hasil belajar siswa.

Pada Gambar 10 pencapaian pertama di kelas XIR tampak beberapa siswa telah melampaui level di section yang disediakan mendapat nilai lebih rendah dari pada pencapaian yang kedua. Pada Gambar 11 terlihat kenaikan level di section S2A saat pengerjaan kedua kalinya.

Gambar 10. Hasil Pertama Hasil Belajar Siswa Sebelum Chatbot

Gambar 11. Hasil Lanjutan Belajar Siswa Melalui Chatbot

Skenario selanjutnya I dan II siswa diminta menggunakan chatbot, kemudian diminta untuk mengisi angket untuk mengukur kualitas sistem yang dibangun. Dari hasil angket tersebut didapat tingkat kualitas sistem (usability) adalah 8.7% dengan predikat Cukup, 34.8% Baik dan 56.5% dengan predikat sangat baik. Persentase diperoleh keseluruhan adalah 82,6% masuk kategori predikat sangat baik.

(10)

PROGRESIF | 101 KESIMPULAN

Berdasarkan rumusan masalah dan serangkaian pengujian dapat ditarik kesimpulan:

1. Perancangan respon chatbot pembelajaran ini dapat menggunakan materi Java Foundation dari Oracle Academy dengan Topik Java Software Development dengan rancangan kuis dengan metode Organizing Exercise Item dapat memberikan Latihan soal sesuai level tingkat dari skor yang didapatkan dari pengerjaan soal.

2. Penerapan metode forward chaining berbasis pengetahuan dalam informasi dan item soal pada chatbot dapat disajikan dengan pembedaan level yang diatur dalam AI Rule Chatfuel sebagai bot builder

3. Pengujian efektifitas sistem menurut ISO 9126 dan dianalisis dari aspek rekayasa perangkat lunak sudah terpenuhi sehingga dapat digunakan membantu dalam pembelajaran bagi siswa dan guru.

DAFTAR PUSTAKA

Baiti, Z. N. (2013). Aplikasi chatbot “MI3” Untuk Informasi Jurusan Teknik Informatika Berbasis Sistem Pakar Menggunakan Metode Forward Chaining. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.

Hosanee, Y., & Panchoo, S. (2015). An Enhanced Software Tool To Aid Novices In Learning Object Oriented Programming (OOP). 2015 International Conference on Computing, Communication and Security (ICCCS), 1–7.

Iftakhar, S. (2016). Google Classroom: What Works And How. Journal of Education and Social Sciences, 3(1), 12–18.

Wijaya, M. H., Sarosa, M., & Tolle, H. (2018). Rancang Bangun Chatbot Pembelajaran Java Pada Google Classroom Dan Facebook Messenger. J. Teknol. Inf. Dan Ilmu Komput, 5(3), 287.

Referensi

Dokumen terkait

tetap wajib membayar uang biaya pelaksanaan pendidikan. Kepada mahasiswa yang mengundurkan diri dari STKIP- YPUP dengan tujuan pindah keperguruan tinngi lain atas

“Lady Duff Gordon, I can’t believe I’m actually seeing you,” she burst out, pushing forward.. All she wanted was

Dengan penjelasan persentasi diatas, maka hipotesis deskriptif dalam penelitian ini dengan berdasarkan pada pembahasan tersebut adalah terdapat korelasi yang positif

Pada penelitian tersebut diperoleh bahwa kondisi optimum untuk adsorpsi zat warna Procion Red MX 8B dengan kitosan dan kitosan sulfat terjadi pada pH 2 dan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pati Talas Banten termodifikasi heat-moisture treatment mengalami peningkatan nilai kapasitas penyerapan air, penurunan nilai

Ruangan yang cukup baik untuk digunakan sebagai tempat pengasapan ikan adalah ruangan yang mempunyai suhu dan kelembaban yang rendah.. Suhu dan kelembaban yang rendah

Hal tersebut disebabkan karena pembelajaran yang berlangsung selama ini di sekolah kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar mengkomunikasikan hasil

Menurut Hidayat (2010:2) “website atau situs dapat diartikan sebagai kumpulan halaman-halaman yang digunakan untuk menampilkan informasi teks, gambar diam atau