• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Point Equilibrium Manajemen & Akuntansi Vol. 2 No.1, Oktober 2020 e-issn : Hal : 10-20

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Jurnal Point Equilibrium Manajemen & Akuntansi Vol. 2 No.1, Oktober 2020 e-issn : Hal : 10-20"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

11

PERUSAHAAN DENGAN KUALITAS AUDIT SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI PADA PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Oleh Erniwati

Program Pasca Sarjana Magister Manajemen STIE KBP Padang Email : erniwati527@gmail.com

Abstrak :Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: (1) Menganalisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return On Equity (ROE.), (2) Menganalisis Pengaruh Kepemilikan Keluarga terhadap Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return On Equity (ROE), (3) Menganalisis Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return On Equity (ROE), (4) Menganalisis Pengaruh Kepemilikan Asing terhadap Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return On Equity (ROE), (5) Menganalisis Kualitas Audit memoderasi pengaruh Karakteristik Kepemilikan terhadap Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return On Equity (ROE). Populasi dalam penelitian ini adalah 43 Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2014 sampai 2017. Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling sehingga di dapat sampel sebanyak 24 perbankan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Moderated Regression Analysis (MRA) dengan EVIEWS. Hasil pengujian menunjukkan 1 Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan positif terhadap Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity (ROE) perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2014-2017. 2) Kepemilikan keluarga berpengaruh signifikan negatif terhadap Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity (ROE) perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2014-2017. 3) Kepemilikan institusional berpengaruh signifikan positif terhadap Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity (ROE) perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2014-2017. 4) Kepemilikan asing berpengaruh signifikan positif terhadap Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity (ROE) perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2014-2017. 5) Kualitas audit tidak berpengaruh signifikan positif terhadap Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity (ROE) perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2014-2017. 6) Kualitas audit tidak memperkuat pengaruh kepemilikan manajerial terhadap Kinerja Keuangan. 7) Kualitas audit tidak memperkuat pengaruh kepemilikan Keluarga terhadap Kinerja Keuangan. 8) Kualitas audit tidak memperkuat pengaruh kepemilikan Institusional terhadap Kinerja Keuangan.

9) Kualitas audit tidak memperkuat pengaruh kepemilikan Asing terhadap Kinerja Keuangan.

(2)

12

PENDAHULUAN

Perekonomian Indonesia saai ini tengah mengalami krisis keuangan, Bank Indonesia (BI) menyatakan, nilai tukar rupiah cenderung stabil sepanjang tahun 2017.

Namun demikian, nilai tukar rupiah pada tahun ini cenderung terdepresiasi alias melemah terhadap dollar AS, Dampak negatif dari krisis keuangan antara lain sebagai berikut: (i) menurunnya kinerja neraca pembayaran, ( ii ) nilai tukar rupiah saat ini mencapai angka Rp. 13.559 per dolar AS, (iii) dorongan pada laju inflasi.

Gubernur BI Agus Martowardoyo menyebut, pada tahun 2016 lalu nilai tukar rupiah adalah yang terbaik kedua di Asia setelah yen Jepang. Pada tahun 2016, rupiah terapresiasi menguat 2,25 persen terhadap dolar AS, sementara yen menguat 2,85 persen terhadap dolar AS. Hingga 21 Desember 2017 sejak awal tahun rupiah terdepresiasi 0,78 persen.

Sepanjang tahun 2017 volatitas rupiah juga cenderung rendah, yakni 3 persen sementara itu pada tahun 2016 lalu volalitas rupiah mencapai 8 persen, tekanan terhadap rupiah ini berasal dari sisi eksternal, menyusul pengumuman rencana perpajakan AS. Selain itu tekanan terhadap rupiah juga disebabkan ketidak pastian posisi jannet yellen sebagai pimpinan Bank Sentral As Federal Reserve.

Krisis keuangan juga berdampak pada kondisi keuangan perbankan, Untuk menghindari hal yang demikian perusahaan yang bergerak di bidang perbangkan perlu mengedepankan Good Corporate Governance (GCG) yang merupakan suatu konsep tata kelola perusahaan yang baik serta menyiapkan kerangka kerja tata kelola yang

meliputi misi yang akan dicapai, aturan- aturan, dan konvensi yang jelas untuk pedoman pencapaian misi. Salah satu konsep menjaga kestablian Good Corporate Governance (GCG) yaitu dengan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.

Kinerja perusahaan menunjukkan kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting agar asset perusahaan mampu dipergunakan secara optimal dalam menghadapi persaingan bisnis. Dengan demikian, Good Corporate Governance bukan saja terkait dengan hubungan antara perusahaan dengan para pemiliknya (shareholders), melainkan juga melainkan juga terutama dengan para pihak yang mempunyai kepentingan dengan perusahaan (stakeholders).

Akan tetapi, pada kenyataanya terdapat bank yang menyalahgunakan kepercayaan nasabah sehingga merugikan pihak nasabah atau stakeholder yang menyebabkan kepercayaan nasabah menurun. Salah satu penyebab penyalahgunaan kepercayaan itu terjadi karena kurangnya tata kelola yang baik dalam suatu perusahaan perbankan untuk mempertahankan Good Corporate Governance. Permasalahan ini menunjukkan perusahaan perbankan yang kurang melaksanakan penerapan corporate governance akan berdampak pada operasionalisasi keuangan perbankan yang kurang efisien dan berdampak pada kinerja keuangan akibat resiko tindakan pengelolaan

(3)

13

penerapan Good Corporate Governance.

Penelitian terdahulu mengungkapkan beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan, antara lain karakteristik kepemilikan perusahaan (Dodi Soeradi Arifin, 2015), dan Penelitian mengenai kinerja keuangan perlu dilakukan karena dapat merefleksikan keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba dan mengingat tujuan utama perusahaan adalah untuk mensejahterakan para pemegang saham dengan terus melipat gandakan kekayaan perusahaan. Dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan, maka perusahaan dapat terus memperbaiki dan mengatasi persoalan yang dihadapinya sehingga keberlangsungan hidup (sustainability) dapat dipertahankan (Waskito, 2014).

Selain itu, kinerja perusahaan terlihat dari manajemen keuangan dalam mengelola keuangan perusahan seperti penelitian Ardianingsih, Arum, Komala Ardiyani.

(2010). Kinerja perusahaan yang optimal merupakan tujuan perusahaan yang dapat dicapai melalui pelaksanaan fungsi manajemen keuangan, dimana satu keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan yang lainnya dan berdampak pada nilai perusahaan. Kepemilikan saham manejerial akan mendorong manager untuk berhati-hati dalam mengambil keputusan karena mereka ikut merasakan secara langsung manfaat dari keputusan yang diambil dan ikut menanggung kerugian sebagai konsekwensi dari pengambilan keputusan yang salah.

Penilaian kinerja keuangan perusahaan yang didapat dari hasil rasio

mengukur rasio keuangan melalui pendekatan Return On Equity (ROE)). Return On Equity (ROE) untuk mengukur tingkat pengembalian ekuitas pemilik dalam memperoleh laba yang menjadi hak bagi pemegang saham perusahaan. Selain itu, Return On Equity mampu dipergunakan untuk mengukur efektivitas keuangan perusahaan dalam mengelola aktiva dalam rangka memperoleh keuntungan yang pada akhirnya dibagikan pada pemilik ekuitas.

Semakin besar ROE perusahaan, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan tersebut memanfaatkan modal yang dimiliki perusahaan.

Semakin besar ROE menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik, karena tingkat pengembalian Return On Equity semakin besar. Selain itu, hasil dari pengukuran ROE juga menunjukkan faktor net income margin dengan perputaran aktiva.

Net Income Margin menunjukkan kemampuan memperoleh laba dari setiap kegiatan penjualan produk perusahaan, sedangkan perputaran aktiva menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menciptakan penjualan dari aktiva yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Artinya, kelancaran ROE mampu menggambarkan kinerja keuangan perusahaan.

Untuk meningkatkan net income margin, maka diperlukan turnover permodalan yang kuat baik didapat dari internal perusahaan maupun eksternal perusahaan. Sumber permodalan internal perusahaan antara lain modal saham, laba ditahan, dan laba tahun berjalan. Sedangkan sumber dana yang berasal dari eksternal perusahaan berasal dari hutang. Permodalan peruahaan harus dikelola dengan baik, karena

(4)

14

masing-masing sumber dana tersebut harus dipertanggungjawabkan kepada para pemilik modal. Struktur modal (capital structure) antara modal sendiri (internal) dan modal pinjaman (eksternal) harus diperhatikan, sehingga dapat diketahui beban dan kewajiban perusahaan terhadap para pemilik modal tersebut.

Hasil penelitian Dodi Soeradi Arifin, (2015). Menunjukkan adanya pengaruh positif antara institutional ownership terhadap ROE, Untuk itu Informasi kinerja perusahaan melalui ROE, dapat mengetahui tingkat efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan, mengelola dan mencapai kinerja perusahaan secara optimal dengan menggunakan modal pemilik perusahaan dan mengelola aktiva secara professional. Selain itu, manajemen perusahaan dituntut untuk mampu menganalisis profitabilitas, peramalan laba, serta perencanaan dan pengendalian aktiva dana ketersedian modal.

Hal ini karena ketersediaan modal dapat mempengaruhi eksistensi kinerja perusahaan dalam melakukan penjualan produk perusahaan dan likuiditas perusahaan.

Agar eksistensi kinerja keuangan perusahaan tetap baik maka keuangan perusahaan perlu di audit, Pengauditan merupakan sarana bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan baik bagi pemilik maupun stakeholders untuk memverifikasi kualitas laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan yang diaudit dapat dipercaya kualitasnya jika laporan keuangan tersebut dilakukan auditor yang berkualitas tinggi. Kualitas audit untuk mencegah terjadinya penyimpangan pengelolaan keuangan perusahaan dan mengetahui resiko keuangan dalam

mempergunakan aktiva perusahaan melalui opini audit unqualified atau qualified.

Kualitas audit sebagai probabilitas nilaian-pasar bahwa laporan keuangan mengandung kekeliruan material dan auditor akan menemukan dan melaporkan kekeliruan material tersebut. Untuk itu dalam penelitian ini kualitas audit ditempatkan sebagai variabel moderasi antara karakteristik kepemilikan dan kinerja keuangan perusahaan. Karena itu, informasi keuangan kepada pihak yang berkepentingan pada penyajian informasi untuk para shareholders perusahaan dan kepentingan stakeholders sangat penting oleh perusahaan dalam penyampaian informasinya. Penyampaian informasi untuk perusahaan go public perlu didukung oleh kualitas audit yang memberikan opini tentang laporan keuangan yang diterbitkan. Penggunaan variabel kualitas auditor sebagai variabel pemoderasi didasarkan pada peran auditor sebagai pihak yang memberikan pengesahan, dan bukan sebagai pihak penyaji laporan keuangan.

Struktur kepemilikan di Indonesia memiliki karakteristik yang berbeda dari perusahaan-perusahaan di Negara lain.

Sebagian besar perusahaan di Indonesia memiliki kecendrungan terkonsentrasi sehingga pendiri juga dapat duduk sebagai dewan direksi atau komisaris, dan selain itu konflik keagenan dapat terjadi antara manajer dan pemilik dan juga antara pemegang saham mayoritas dan minoritas. Agency conflict muncul akibat adanya pemisahaan antara kepemilikan dan pengendalian perusahaan.

Dimana dalam teori keagenan dijelaskan bagaimana pihak pihak yang terlibat dalam perusahaan yakni manajer, pemilik perusahaan dan kreditor akan berperilaku,

(5)

15

kepentingan yang berbeda.

Penelitian sebelumnya tentang struktur kepemilikan terhadap kinerja perusahaan pernah dilakukan. Struktur kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan. Sebaliknya, kepemilikan institusional justru berdampak negatif terhadap struktur modal dan nilai perusahaan.Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian ini menggabungkan semua variable struktur kepemilikan yang pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya, yaitu kepemilikan asing, pemerintah, manajerial, institusional dan keluarga serta untuk memperkuat variabel independent penelitian ini menggunakan Variabel Moderasi yaitu Kualitas Audit.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk menganalisis: (1)Menganalisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Kinerja Keuangan.(2)Menganalisis Pengaruh Kepemilikan Keluarga terhadap Kinerja Keuangan.(3)Menganalisis Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Kinerja Keuangan.(4)Menganalisis Pengaruh Kepemilikan Asing terhadap Kinerja Keuangan.(5)Menganalisis Pengaruh Kualitas Audit berpengaruh signifikan positif terhadap Kinerja Keuangan. (6) Menganalisis Kualitas Audit memoderasi pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Kinerja Keuangan. (7) Menganalisis Kualitas Audit memoderasi pengaruh Kepemilikan Keluarga terhadap Kinerja Keuangan (8) Menganalisis Kualitas Audit memoderasi pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Kinerja Keuangan. (9) Menganalisis Kualitas Audit memoderasi pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Kinerja Keuangan.

Jenis Penelitian

Rancangan penelitian ini dilakukan pada Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan data laporan keuangan (Financial Report) perbankan pada tahun 2014-2017 yang meliputi kepemilikan ekuitas, Laba bersih (net income), harga saham (stock price). Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan explanatory dan merupakan studi empiris yang dilakukan untuk membuktikan adanya Pengaruh Karakteristik Kepemilikan Terhadap Kinerja Keuangan dengan Kualitas Audit sebagai Moderasi (Studi pada Perbankan yang Terdaftar di BEI Periode 2014 – 2017).

Penelitian ini merupakan pengujian hipotesis yang terkait dengan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen serta moderasi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah 43 perbankan yang terdaftar di BEI.

Sampel Penarikan sampel yang dilakukan secara acak dengan teknik purposive sampling. Sehingga di dapat sampel sebanyak 24 perbankan yang terdaftar di BEI Definisi Operasional

1. Variabel Kinerja Keuangan yang diukur dengan ROE merupakan kemampuan manajemen perusahaan dalam mengelola modal yang tersedia untuk mendapatkan net income yang tersedia bagi pemegang saham.

2. Variabel Kepemilikan Manajerial merupakan kepemilikan saham perusahaan itu sendiri yang ditunjukkan

(6)

16

dari persentase kepemilikan manajerial atau yang dimiliki manajer dan direktur pada masing-masing periode pengamatan 3. Variabel Kepemilikan Keluarga

merupakan kepemilikan saham keluarga yang ditunjukkan dari persentase kepemilikan keluarga pada masing- masing periode pengamatan

4. Variabel Kepemilikan Institusional merupakan kepemilikan saham perusahaan itu sendiri yang ditunjukkan dari persentase kepemilikan institusional atau yang dimiliki oleh lembaga lain pada masing-masing periode pengamatan.

5. Variabel Kepemilikan Asing merupakan kepemilikan saham perusahaan yang ditunjukkan dari persentase kepemilikan asing pada masing-masing periode pengamatan.

6. Variabel Moderasi Kualitas Audit merupakan pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen Variabel ini mengukur kualitas audit yang ditinjau dari dimensi ukuran auditor.

Analisis Data

Moderated Regression Analysis (MRA). MRA merupakan aplikasi khusus regresi berganda linier dimana dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi (perkalian dua atau lebih variabel independen). dengan bantuan EVIEWS.

Pengujian Persyaratan Analisis

Sebelum analisis data dilakukan, terlebih dahulu perlu dilakukan pengujian persyaratan analisis. Persyaratan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Uji linearitas garis regresi dengan teknik regresi sederhana

b.Uji multikolonearitas dilihat dari besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerance

c. Uji Autokorelasi dilihat dari nilai Durbin Watson

d.Uji Heteroskedastisitas, metode uji glejser dengan cara meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolut residualnya. Jika nillai signifikansi antara variabel independen dengan absolut residual>0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali 2006).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama diketahui bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan Return on Equity perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2014-2017.

Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan, dikarenakan seorang manajer memiliki kepentingan tertentu dalam suatu perusahaan.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua diketahui bahwa Kepemilikan Keluarga berpengaruh signifikan negatif terhadap Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2014-2017. Tanpa adanya Kepemilikan Keluarga tentunya tidak akan mendorong terjadinya peningkatan Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2014-2017.

Berdasarkan temuan penelitian ini diketahui bahwa Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity memiliki pengaruh negatif. Semakin tinggi

(7)

17

Perusahaan akan memiliki dampak yang negatif terhadap kinerja perusahaan.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketiga diketahui bahwa Kepemilikan Institusional berpengaruh signifikan positif terhadap Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2014-2017. Semakin tinggi Kepemilikan Institusional tentunya akan mendorong terjadinya peningkatan Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity.

Berdasarkan temuan penelitian ini diketahui bahwa Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity akan dipengaruhi oleh Kepemilikan Institusional. Apabila Kepemilikan Institusional dalam suatu perusahaan tersebut tinggi maka Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity akan semakin baik dan meningkat pula.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis keempat diketahui bahwa Kepemilikan asing berpengaruh signifikan positif terhadap Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2014-2017. Semakin tinggi Kepemilikan asing tentunya akan mendorong terjadinya peningkatan Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2014-2017.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kelima diketahui bahwa kualitas audit tidak berpengaruh signifikan positif terhadap Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2014-2017. Hal ini

terlalu memperhatikan perusahaan tersebut di adit oleh KAP big 4 atau Non Big 4.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kelima diketahui bahwa kualitas audit tidak memperkuat pengaruh Kepemilikan Keluarga terhadap Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity. Semakin baik Kepemilikan Keluarga dan didukung dengan kualitas audit yang baik tidak akan mendorong terjadinya peningkatan Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2014-2017.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedelapan diketahui bahwa kualitas audit tidak memperkuat pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity.

Semakin tinggi Kepemilikan Institusional dan didukung dengan kualitas audit yang baik tentunya tidak akan mendorong terjadinya peningkatan Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2014-2017.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kesembilan diketahui bahwa kualitas audit tidak memperkuat pengaruh Kepemilikan asing terhadap Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity. Semakin tinggi Kepemilikan asing dan didukung dengan kualitas audit tidak akan mendorong terjadinya peningkatan Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2014-2017.

KESIMPULAN

(8)

18

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Kepemilikan manajerial tidak

berpengaruh signifikan positif terhadap Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity (ROE) perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2014-2017. Semakin tinggi tingkat Kepemilikan manajerial tidak akan mendorong terjadinya peningkatan Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity (ROE) perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2014-2017.

2. Kepemilikan keluarga berpengaruh signifikan negatif terhadap Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity (ROE) perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2014-2017.

Tanpa adanya kepemilikan keluarga tentunya tidak akan mendorong terjadinya peningkatan Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity (ROE) perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2014-2017.

3. Kepemilikan institusional berpengaruh signifikan positif terhadap Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity (ROE) perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2014-2017.

Semakin tinggi kepemilikan institusional tentunya akan mendorong terjadinya peningkatan Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity (ROE) perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2014-2017.

4. Kepemilikan asing berpengaruh signifikan positif terhadap Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity (ROE) perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2014-2017.

Semakin tinggi kepemilikan asing

tentunya akan mendorong terjadinya peningkatan Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity (ROE) perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2014-2017.

5. Kualitas audit tidak berpengaruh signifikan positif terhadap Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity (ROE) perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2014-2017.

Semakin tinggi tingkat kualitas audit tidak mempengaruhi terjadinya peningkatan Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity (ROE) perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2014-2017.

6. Kualitas audit tidak memperkuat pengaruh Kepemilikan manajerial terhadap Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity (ROE) perusahaan. Semakin tinggi Kepemilikan manajerial dan didukung dengan kualitas audit yang baik tidak akan mendorong terjadinya peningkatan Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity (ROE) perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2014-2017.

7. Kualitas audit tidak memperkuat pengaruh kepemilikan keluarga terhadap Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity (ROE) perusahaan. Semakin baik kepemilikan keluarga dan didukung dengan kualitas audit tidak akan mendorong terjadinya peningkatan Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity (ROE) perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2014-2017.

8. Kualitas audit tidak memperkuat pengaruh kepemilikan institusional terhadap Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity (ROE) perusahaan.

Semakin tinggi kepemilikan institusional

(9)

19

baik tidak akan mendorong terjadinya peningkatan Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity (ROE) perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2014-2017.

9. Kualitas audit tidak memperkuat pengaruh kepemilikan asing terhadap Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity (ROE) perusahaan. Semakin tinggi kepemilikan asing dan didukung dengan kualitas audit tidak akan mendorong terjadinya peningkatan Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity (ROE) perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2014-2017.

Saran

Berdasarkan hasil temuan dan kesimpulan penelitian. Untuk itu penulis mengemukakan saran sebagai berikut:

1. Pimpinan PT. Perbankan yang terdaftar BEI dari Tahun 2014-2017. Upaya yang dapat dilakukan adalah:

a. Pihak bank mesti meningkatkan kepemilikan manajerial.

b. Meningkatkan kepemilikan keluarga c. Memperhatikan kepemilikan

institusional.

d. Menggunakan KAP Big 4 agar kualitas auditnya bagus.

2. Disarankan kepada peneliti berikutnya untuk menambahkan variabel lain yang dapat mempengaruhi Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity (ROE) perusahaan agar dapat memahami lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang

yang diukur dengan Return on Equity (ROE) perusahaan, Return on Aset (ROA) dan Return on Invesment (ROI).

3. Disarankan kepada peneliti berikutnya untuk menambahkan objek penelitian menjadi lebih lama tahunnya dari tahun 2014-2017 agar dapat memahami lebih komprehensif tentang pengaruh karakteristik kepemilikan Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity (ROE) perusahaan perbankan yang go publik dengan kualitas audit sebagai variabel pemoderasi.

DAFTAR PUSTAKA

Dodi Soeradi Arifin. (2015). Pengaruh Karakteristik Kepemilikan Terhadap Kinerja Keuangan Kualitas Audit Sebagai Variabel Pemoderasi Pada Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia . Disertasi Magister Sain Manajemen Program Pasca Sarjana, Universitas Bung Hatta.

Ardianingsih, Arum, Komala Ardiyani.

(2010). Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Kinerja Perusahaan. Jurnal Pena, Vol. 19 No.

2, September 2010.

Chaganti Rajeswararao, Damanpour Fariborz. (1991) “Institutional Ownership, Capital Structure and Firm Performance”. Strategic Management Journal, Vol 12. 479-491

Husnan, Suad, (2001). Corporate Governance dan Keputusan Pendanaan: Perbandingan Kinerja Perusahaan dengan Pemegang Saham

(10)

20

Pengendali Perusahaan Multinasional dan Bukan Multinasional”. Jurnal Riset Akuntansi, Manajemen, Ekonomi, Vol. 1 No.1, Februari: 1 – 12.

Patibandla, M. (2002). Equity Pattern, Corporate Governance and Performance: A Study of Indian corporate Sector, Copenhagen Business School, Working Paper.

Sabrinna, Anindhita Ira. (2010). Pengaruh Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan terhadap Kinerja Perusahaan. Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Setyaningrum, Dyah. (2005). Pengaruh Mekanisme Corporate Governance terhadap Peringkat Surat Utang Perusahaan Di Indonesia.Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Juli-Desember 2005, Vol.2, No.2,pp.73-103

Titman, Sheridan, Roberti Wessels. (2011) Financial Management. Eleven Edition. Pearson: Boston.

Referensi

Dokumen terkait

Perjanjian Pelaksanaan Fasilitas adalah perjanjian yang mengacu kepada Kesepakatan Induk, yang ditandatangani oleh Direktur Pengelolaan Dukungan Pemerintah dan

Pertentangan tersebut ada di wilayah angka lahan hijau yang ditetapkan, dalam Pasal 7 ayat (5) Perda LP2B ditetapkan lahan hijau yang tidak boleh dialihkan adalah 45.888,23

Hubungan variabel tersebut akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang ada di Provinsi Kalimantan Timur, hal ini dapat dilihat melalui Hasil regresi menunjukkan

Zakat produktif dalam penelitian ini adalah pendayagunaan zakat secara produktif, yang pemahamannya lebih kepada bagaimana cara atau metode menyampaikan dana zakat

Parit polder yang diberi pintu air (yang dapat dibuka ditutup) di salah satu ujungnya yang berfungsi menahan air hujan di parit pada ketinggian yang tidak mengganggu

Publi lebih berorientasi pada kepuasan dalam pelayanan yang dilakukan oleh suatu organisasi publik seperti birokrasi pemerintah yang mana tangan kepanjang dari eksekutif dalam hal

Dari pendapat di atas dapat dilihat bahwa pengelolaan modal kerja sangat penting bagi setiap perusahaan, karena dengan adanya modal kerja yang cukup memungkinkan

Menurut Rachmawati (2015), tingkat perubahan lahan yang disertai dengan tingkat laju pertumbuhan penduduk yang menyebabkan peningkatan jumlah penduduk dan berakibat