• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KERJASAMA ORANG TUA DAN GURU TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VI PADA MATA PELAJARAN FIKIH DI MI AL ABRAR MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH KERJASAMA ORANG TUA DAN GURU TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VI PADA MATA PELAJARAN FIKIH DI MI AL ABRAR MAKASSAR"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VI PADA MATA PELAJARAN FIKIH DI MI AL ABRAR MAKASSAR

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Jurusan Pendidikan Agama Islam

pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar

Oleh:

A. AINUN FITRAH NIM: 20100118089

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2022

(2)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : A. Ainun Fitrah

NIM : 20100118089

Tempat, Tanggal Lahir : Bone, 16 April 1999

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan

Alamat : Perumahan Mutiara Indah Blok I no 22 Kec. Somba Opu Kab. Gowa

Judul : Pengaruh Kerjasama Orang tua dan Guru terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VI Pada Mata Pelajaran Fikih di MI Al Abrar Makassar

Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya sendiri. Jika di kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal karna hukum.

Samata, 14 Februari 2022 Penulis,

A. Ainun Fitrah NIM: 20100118089

(3)

iii

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang paling indah selain ucapan syukur alhamdulillah penyusun persembahkan kepada Allah swt, yang telah memberikan kesehatan dan kemudahan dalam menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kerjasama Orang tua dan Guru Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VI Pada Mata Pelajaran Fikih di MI Al Abrar Makassar”. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Rasulullah saw, dan kepada para keluarga serta sahabatnya yang senantiasa menjadi suri tauladan kepada kita sebagai umat-Nya.

Melalui tulisan ini, penulis menyadari bahwa pada saat proses penulisan karya ilmiah ini dari awal hingga akhir tidak luput dari segala kekurangan dan berbagai hambatan. Oleh karena itu, penulis penyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah turut membantu penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini. Dengan penuh kesadaran dan dari dalam dasar hati nurani penulis menyampaikan permohonan maaf dan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada ayahanda A.

Seniman dan ibunda A. Rosdianah yang telah membesarkan, mendidik, dan mengasuh penulis dengan sabar, ikhlas, penuh pengertian, cinta dan kasih sayang yang telah diberikan kepada penulis. Selanjutnya ucapan terima kasih juga ditujukan kepada:

1. Prof. H. Hamdan Juhanis, M.A., Ph.D., selaku Rektor UIN Alauddin Makassar beserta Wakil Rektor 1 Prof. Dr. H. Mardan, M.Ag., Wakil Rektor II, Prof. Dr. H. Wahyuddin Naro, M.Hum., Wakil Rektor III, Prof. Dr. H.

Darusalam Syamsuddin, M.Ag., Wakil Rektor IV Dr. Kamaluddin Abu Nawas, M.Ag., yang telah membina dan memimpin UIN Alauddin Makassar

(5)

v

menjadi tempat bagi peneliti untuk memperoleh ilmu baik dari segi akademik maupun ekstrakurikuler.

2. Dr. H. Marjuni, S.Ag., M.Pd.I., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar beserta wakil Wakil Dekan 1 Dr. M.

Shabir U, M.Ag., Wakil Dekan II Dr. M. Rusdi, M.Ag., dan Wakil Dekan III Dr. H. Ilyas, M.Pd., M.Si., yang telah membina penulis selama kuliah.

3. Dr. H. Syamsuri, S.S., M.A. dan Dr. Muhammad Rusmin B., M.Pd.I., selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Alauddin Makassar yang telah memberikan petunjuk dan arahannya selama penyelesaian kuliah.

4. Dr. Muhammad Rusmin B., M.Pd.I., dan Dr. Sitti Riadil Janna, M.A., selaku pembimbing I dan II yang telah bersedia dan bersabar meluangkan waktunya, dari awal hingga selesainya skripsi ini.

5. Dr. H. Syamsuri, S.S., M.A. dan Dr. Besse Marjani Alwi, M.Ag., selaku penguji I dan II yang telah bersedia dan bersabar meluangkan waktunya dalam mengarahkan penulis hingga selesainya skripsi ini.

6. Ibu A. Harmiah Tannang, S.Pd.I selaku kepala sekolah di MI Al Abrar Makassar dan pak Mujahidin selaku guru mata pelajaran Fiqih beserta staf dan seluruh guru-guru yang memberikan kesempatan dan kepercayaan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

7. Kepada kakak senior jurusan Pendidikan Agama Islam angkatan 2014,2015,2016 dan 2017 yang telah bersedia menjadi tempat bertanya dan memberikan motivasi kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini.

(6)

vi

8. Seluruh keluarga tercinta terkhusus saudara kakakku A. Suhair dan adikku A.

Rada dan A. Afif yang telah memberikan semangat dan motivasi yang luar biasa kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Untuk sahabat dan teman seperjuangan PAI 3-4 angkatan 2018. Terkhusus A.

Resty Nur Ramadhana dan Nisa Nursafani yang selalu setia menemani mulai dari mahasiswa baru sampai mahasiswa akhir yang telah memberi warna dalam setiap perkuliahan, selalu mendukung, dan selalu memberi motivasi serta memberi semangat.

10. Teruntuk saudari Qurrata A’yun Anwar, St. Musyarawah dan Resky Fatimah yang selalu setia dalam setiap keluh kesah menemani dan menyemangati penulis dalam penyususan skripsi ini, beserta teman-teman dari berbagai organisasi yang pernah penulis bergelut menimba ilmu.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah banyak memberi sumbangsi kepada penulis selama kuliah sehingga penulisan skripsi ini selesai.

Samata-Gowa, 14 Februari 2022 Penulis,

A. Ainun Fitrah NIM: 20100118089

(7)

vii DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ...

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR ... ix

ABSTRAK ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Hipotesis Penelitian ... 4

D. Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Penelitian ... 4

E. Kajian Pustaka ... 5

F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN TEORITIS ... 10

A. Kerjasama Orag tua dan Guru ... 10

B. Hasil Belajar ... 21

C. Pembelajaran Fikih ... 31

D. Kerangka Fikir ... 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 36

A. Jenis dan Lokasi Penelitian ... 36

B. Pendekatan Penelitian ... 37

C. Populasi dan Sampel ... 37

(8)

viii

D. Teknik Pengumpulan Data ... 38

E. Instrumen Pengumpulan Data ... 38

F. Validitasi dan Realibitasi Instrumen ... 44

G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48

A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 48

B. Pembahasan ... 63

BAB V PENUTUP ... 68

A. Kesimpulan ... 68

B. Implikasi ... 69

DARTAR PUSTAKA ... 70 LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

(9)

ix

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

2.1 Tabel Kerangka Pikir ... 34

3.1 Tabel Populasi Peserta Didik di MI Al Abrar Makassar... 36

3.2 Tabel Skor Jawaban Kerjasama Orang tua dan Guru ... 38

3.3 Tabel Kisi-kisi Kerjasama Orang tua dan Guru ... 39

4.1 Tabel Hasil Perhitungan Angket Kerjasama Orang tua dan Guru di MI Al Abrar Makassar ... 48

4.2 Tabel Analisis Deskriptif Kerjasama Orang tua dan Guru ... 51

4.3 Tabel Kategorisasi Kerjasama Orang tua dan Guru ... 52

4.4 Tabel Data Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Fikih di MI Al Abrar Makassar ... 53

4.5 Tabel Analisis Deskriptif Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Fikih di MI Al Abrar Makassar ... 56

4.6 Kategorisasi Hasil Belajar Peserta Didik ... 57

4.7 Hasil Uji Normalitas Kerjasama Orang tua dan Guru dan Hasil Belajar ... 58

4.8 Hasil Uji Lineritas Kerjasama Orang tua dan Guru dan Hasil Belajar ... 59

4.9 Hasil Uji Regresi Linear Sederhana ... 60

4.10 Hasil Uji Signifikansi Persamaan Regresi ... 61

4.11 Tabel Hasil Uji Korelasi... 61

(10)

x ABSTRAK

Nama : A. Ainun Fitrah

NIM : 20100118089

Jurusan/Fakultas : Pendidikan Agama Islam/Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Judul : Pengaruh Kerjasama Orang tua dan Guru terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VI pada Mata Pelajaran Fikih di MI Al Abrar Makassar.

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui gambaran kerjasama Orang tua dan Guru di MI Al Abrar Makassar, 2) mengetahui hasil belajar Fikih peserta didik kelas VI di MI Al Abrar Makassar, 3) mengetahui pengaruh kerjasama Orang tua dan Guru terhadap hasil belajar Fikih peserta didik kelas VI di MI Al Abrar Makassar.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian ex post facto. Populasi dalam penelitian ini adalah Guru yang mengajar Fikih di MI Al Abrar Makassar yang berjumlah 1 orang, Orang tua peserta didik di MI Al Abrar Makassar yang berjumlah 70 orang dan Peserta didik di MI Al Abrar Makassar yang berjumlah 70 orang, dan sampelnya yaitu 70 Orang tua serta 70 orang peserta didik. Instrumen yang digunakan adalah lembar angket kerjasama Orang tua dan Guru dan hasil belajar Fikih peserta didik kelasVI untuk mengelolah data yang dianalisis untuk mengumpulkan data menggunakan instrumen dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis inferensial.

B erdasarkan hasil analisis deskriptif diperoleh hasil penelitian kerjasama Orang tua dan Guru di MI Al Abrar Makassar berada pada kategori sedang, yaitu 86,14 %, sedangkan hasil belajar peserta didik di MI Al Abrar Makassar berada pada kategori sedang, yaitu 85,71%. Dari hasil perhitungan diperoleh (thitung) =3,613 sementara ttabel

2,995 untuk taraf signifikansi 0,01%. Karena nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel

maka dapat disimpulkan H0 di tolak dan H1 di terima. Artinya ada pengaruh kerjasama orang tua dan guru terhadap hasil belajar peserta didik kelas VI pada mata pelajaran Fikih di MI Al Abrar Makassar.

Implikasi dari penelitian ini adalah:1) Orang tua menjalin hubungan komunikasi yang baik dengan Guru untuk mengawali kegiatan belajar peserta didik di luar jam pelajaran di sekolah, 2) Orangtua dengan Guru siswa diharapkan tetap menjaga silahturahmi dan meningkatkan kerjasama yang baik untuk meningkatkan hasil belajar Fikih peserta didik, 3) Bagi peneliti selanjutnya mengembangkan bahan telitiannya tentang kerjasama orang tua dan Guru terhadap hasil belajar Fikih Peserta Didik.

(11)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah tanggung jawab bersama dan mengharuskan hubungan kerjasama antara orang tua peserta didik dan sekolah, dimana orang tua merupakan pendidikan pertama dan utama yang diperoleh anak dalam keluarga, sedangkan sekolah adalah pembantu kelanjutan pendidikan dalam keluarga.1

Al-Qur’an memberikan petunjuk kepada umat manusia untuk senantiasa melakukan kerjasama. Kerjasama ini direalisasikan dalam bentuk tolong menolong sesuai firman Allah dalam QS al-Maidah/5: 2:

ََّللّٱ َّنِإ َٰۖ َّللّٱ ْاىُقَّتٱ َو ِِۚن ََٰوۡدُعۡلٱ َو ِمۡثِ ۡلۡٱ ًَلَع ْاىُو َوبَعَت َلَ َو َٰٰۖي َىۡقَّتلٱ َو ِّسِبۡلٱ ًَلَع ْاىُو َوبَعَت َو ُد ِدَد

ِةبَقِعۡلٱ

Terjemahnya:

Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah berat siksa-Nya.2

Makna ayat di atas yaitu Allah swt memerintahkan hamba-hamba-Nya yang beriman untuk senantiasa tolong menolong dalam berbuat kebaikan itulah yang disebut dengan al-birru (kebajikan), serta meninggalkan segala bentuk kemungkaran, dan itulah yang dinamakan dengan al-takwa.3 Adapun kaitannya dengan pendidikan

1Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (Cet. I; Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999), h.

90.

2Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Bandung: Mikraj Khazanah Ilmu 2011), h. 282.

3M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah (Cet.V; Jakarta: Lentera Hati 2012), h. 256.

(12)

tolong menolong ini direalisasikan dalam bentuk kerjasama antara guru dan orang tua peserta didik.

Pendidikan di sekolah merupakan bagian dari pendidikan dalam keluarga, yang sekaligus juga merupakan lanjutan dari pendidikan dalam keluarga. Di samping itu, kehidupan di sekolah adalah jembatan bagi anak yang menghubungkan kehidupan dalam keluarga dengan kehidupan dalam masyarakat kelak.4 Berdasarkan hasil riset, bahwa pekerjaan guru (pendidik) di sekolah akan lebih efektif apabila dia mengetahui latar belakang dan pengalaman anak didik di rumah tangganya. Anak didik yang kurang maju dalam pembelajaran. Berkat kerjasama orang tua peserta didik dengan guru, banyak kekurangan peserta didik yang dapat diatasi.5

Selain guru orang tua juga memiliki tanggung jawab atas kelangsungan pendidikan peserta didik. Karena itu bersama orang tua guru berperan sangat penting dalam keberhasilan pendidikan peserta didik. Selain itu juga sekolah merupakan lingkungan pendidikan formal yang memegang peran penting dalam proses sosialisasi anak. Untuk itu kedua lingkungan pendidikan ini baik formal maupun informal tidak dapat berdiri sendiri dan harus terintegrasi dengan melakukan hubungan kerjasama yang baik antara pihak sekolah dengan orang tua agar tidak terjadi kesalahpahaman maupun jurang pemisah antara sekolah dan keluarga.6

Pendidikan yang diterapkan dalam keluarga maupun di sekolah tidak terlepas dari aktivitas belajar. Belajar ialah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil

4Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, h. 46.

5Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, h. 91.

6Muhamad Mustari, Manajemen Pendidikan (Cet. I; Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h. 152.

(13)

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.7 Sebagai pertanda bahwa siswa itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan sikap maupun keterampilannya.

Aktivitas belajar bagi setiap individu tidak selamanya dapat berlangsung secara wajar. Kadang-kadang lancar, kadang-kadang tidak, kadang-kadang cepat menangkap apa yang dipelajari, kadang-kadang terasa amat sulit. Dalam hal seperti ini terkadang semangatnya tinggi, tetapi terkadang juga sulit untuk mengadakan konsentrasi.8 Dalam keadaan seperti itu, perlu adanya perhatian dari pihak sekolah maupun orang tua agar kegiatan belajar peserta didik dapat dikontrol. Untuk merealisasikan hal itu perlu adanya kerjasama antara pihak sekolah dan orangtua secara intensif dan terprogram untuk mengawal aktivitas belajar peserta didik. Guru merupakan pendidik, pengajar dan pelatih peserta didik di sekolah, sedangkan orang tua merupakan madrasah awal bagi anak-anaknya.

Selain sebagai pendidik pertama dan utama orang tua juga memegang peranan penting dalam rangka membantu aktivitas belajar anak-anaknya. Namun pada kenyataannya yang terjadi di lapangan khususnya di MI Al Abrar Makassar, banyak orang tua yang kurang mengawal belajar anaknya khususnya dalam bidang studi Fiqih. Hal ini terjadi karena orang tua yang lebih mengutamakan pekerjaannya untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya terutama anak-anaknya.

Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti “pengaruh kerjasama orang tua dan guru terhadap hasil belajar peserta didik kelas VI pada mata pelajaran Fikih di MI Al Abrar Makassar”

7Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi (Cet. VI; Jakarta: Rineka Cipta, 2013), h. 2.

8Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, h. 2.

(14)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kerjasama Orang tua dan Guru di MI Al Abrar Makassar?

2. Bagaimana hasil belajar peserta didik kelas VI pada Mata Pelajaran Fikih di MI Al Abrar Makassar?

3. Apakah terdapat pengaruh kerjasama Orang tua dan Guru terhadap hasil belajar peserta didik kelas VI pada Mata Pelajaran Fikih di MI Al Abrar Makassar?

C. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara kerjasama orang tua dan guru terhadap hasil belajar peserta didik kelas VI pada Mata Pelajaran Fikih di MI Al Abrar Makassar.

D. Definisi Operasional Variabel

Untuk mendapatkan gambaran dan memudahkan pemahaman serta memberikan persepsi yang sama antara penulis dan pembaca terhadap judul serta memperjelas ruang lingkup penelitian ini, maka terlebih dahulu penulis mengemukakan pengertian yang sesuai dengan variabel dalam judul skripsi ini, sehingga tidak menimbulkan kesimpangsiuran dalam pembahasan selanjutnya.

Berdasarkan judul penelitian yang ada maka variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Kerjasama guru dengan orang tua peserta didik

Kerjasama guru dengan orang tua yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh guru dan orang tua peserta didik untuk mengawal kegiatan belajar peserta didik. Indikator dari kerjasama yang peneliti

(15)

maksud dalam penelitian ini yaitu: adanya kunjungan guru ke rumah peserta didik, orangtua diundang ke sekolah, case conference (rapat konferensi), mengadakan surat menyurat antara guru dengan orang tua, adanya daftar nilai atau rapor

2. Hasil belajar

Hasil belajar merupakan hasil yang dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti pembelajaran atau tes yang dilakukan oleh guru. Indikator pengukuran hasil belajar dalam penelitian ini adalah nilai ujian/test peserta didik pada mata pelajaran Fikih.

E. Kajian Pustaka

Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh beberapa peneliti yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu:

1. Skripsi yang disusun oleh Syarif Hidayat dengan judul “Pengaruh Kerjasama Orangtua dan Guru terhadap Disiplin Peserta Didik di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri Kecamatan Nagakarsa-Jakarta Selatan pada Tahun 2013”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) terdapat pengaruh signifikan dan positif antara kerjasama orangtua dan guru terhadap kedisiplinan siswa. (2) kerjasama orangtua peserta didik dengan guru di sekolah masih tergolong lemah khususnya dalam hal komunikasi dan partisipasi orangtua dalam penegakan disiplin sekolah. Kedisiplinan siswa dipengaruhi oleh adanya paduan bentuk kerjasama orangtua dengan guru di sekolah.9 Penelitian di atas memiliki persamaan dengan penelitian ini, persamaannya yaitu keduanya meneliti pengaruh kerjasama guru dengan

9H. Syarif, Pengaruh Kerjasama Orangtua dan Guru terhadap Disiplin Peserta Didik di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri Kecamatan Nagakarsa-Jakarta Selatanhttp://repository.radenintan.ac.id/id/eprint/2128. (2 agustus 2013).

(16)

orangtua peserta didik. Adapun perbedaannya yaitu penelitian yang disusun oleh Syarif Hidayat meneliti disiplin peserta didik, sedangkan penelitian ini meneliti hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Fiqih.

2. Skripsi yang disusun oleh Lili Suryani, dengan judul “Kerjasama Orangtua dengan Guru Pembimbing dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Peserta Didik di Sekolah Menengah Pertama Negeri 27 Pekanbaru Pada Tahun 2012. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kerjasama orangtua dengan guru pembimbing dalam mengatasi kesulitan belajar siswa di sekolah menengah pertama negeri 27 Pekanbaru berada pada kategori “cukup baik” hal ini dapat dilihat dari hasil yang didapat dari rekapitulasi angket dengan persentase 70,58.10Penelitian di atas memiliki persamaan dengan penelitian ini, persamaannya yaitu keduanya meneliti pengaruh kerjasama guru dengan orangtua peserta didik. Adapun perbedaannya yaitu: penelitian yang disusun oleh Lili Suryani di atas meneliti kerjasama orangtua dengan guru pembimbing dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik, sedangkan penyusun akan melakukan penelitian pada pengaruh kerjasama orangtua dan guru terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran fiqih.

3. Skripsi yang disusun oleh Mardiani dengan judul “Kerjasama antara Orangtua Siswa dengan Guru dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa MI Guppi Minanga Desa Pebaloran Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang pada Tahun 2012”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk kerjasama antara orangtua siswa dengan guru dapat meningkatkan prestasi belajar siswa di

10Lili suryani, Kerja Sama Orangtua dengan Guru Pembimbing dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 27 Pekanbaru. http//Repository.uin-suska.ac.id.

(25 Juni 2012).

(17)

sekolah. Usaha yang dilakukan orangtua yaitu selalu memberikan motivasi dan bimbingan kepada anaknya untuk belajar yang baik, dan guru memberikan bimbingan di sekolah dengan baik pula agar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.11Penelitian di atas memiliki persamaan dengan penelitian ini, persamaannya yaitu keduanya meneliti kerjasama guru dengan orangtua. Perbedaannya adalah penelitian yang disusun oleh Mardiani yaitu peningkatan prestasi belajar. Kata peningkatan dalam penelitian di atas menunjukan bahwa penelitian yang dilakukan berupa penelitian tindakan kelas (PTK) untuk meningkatkan prestasi belajar, sedangkan penelitian ini meneliti hasil belajar peserta didik pada mata Pelajaran Fiqih menggunakan metode penelitian expost facto.

4. Skripsi yang disusun oleh Azharia Roja dengan judul ”Kerjasama Orangtua dan Guru dalam Pembinaan Al-Akhlak Al-Karimah Siswa Homeschooling Group (HSG) Sekolah Dasar Khoiruh Ummah 20 Malang, 2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada beberapa program yang di jalankan oleh Homeschooling Group Sekolah Dasar Khoiruh Ummah 20 Malang sebagai bentuk upaya menjalin kerjasama yang baik dengan orangtua peserta didik, antara lain: training atau diklat bagi orangtua, mini-parenting, outing class, penyediaan buku kegiatan harian peserta didik( KHS).12

5. Skripsi yang disusun oleh Zahrotul dengan judul ”Kerjasama antara Orangtua dan Guru PAI dalam Meningkatkan Prestasi Belajar peserta didik di Madrasah

11Mardiani, Kerjasama antara Orangtua Siswa dengan Guru dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa MI Guppi Minanga Desa Pebaloran Kecamatan Curio Kabupten Enrekang.

http://Repositori.uin-alauddin.ac.id.(September 20012).

12Azharia Roja , Skripsi “Kerjasama Orang Tua dan Guru dalam Pembinaan Al-Akhlak AlKarimah “.2015 . h. 80.

(18)

Aliyah Negeri Malang I”, 2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk- bentuk kerjasama orangtua dan guru di Madrasah Aliyah Negeri 1 antara lain:

a). Melakukan pengawasan terhadap belajar peserta didik b). Melakukan pengawasan terhadap perilaku peserta didik baik di rumah maupun di sekolah c). Pemenuhan pembiayaan penguyuban. Adapun prestasi yang dihasilkan setelah melakukan kerjasama antara lain: a). Akademik : Peningkatan nilai- nilai mata pelajaran agama yang awalnya tidak memenuhi KKM bisa memenuhi KKM. b). Non Akademik : Juara 3 Tartil Quran tingkat jawa timur, juara 2 festival banjari dan juara 3 olimpiade agama tingkat jawa timur, serta juara 1 Tartil Quran.13

F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas maka tujuan penelitian ini yaitu:

a. Untuk mengetahui kerjasama Orang tua dan Guru terhadap hasil belajar Peserta didik kelas VI pada mata pelajaran Fikih di MI Al Abrar Makassar.

b. Untuk mengetahui hasil belajar Peserta didik kelas VI pada mata pelajaran Fikih di MI Al Abrar Makassar.

c. Untuk mengetahui besarnya pengaruh kerjasama Orang tua dan Guru terhadap hasil belajar Peserta didik kelas VI pada mata pelajaran Fikih di MI Al Abrar Makassar.

13Zahrotul Aula, Skripsi “Kerjasama Orang tua dan Guru PAI dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik” 2015. h. 85.

(19)

2. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan ilmiah

Secara ilmiah penelitian ini dapat dijadikan sebagai landasan teoritis dalam pelaksanaan pendidikan khususnya kerjasama guru dan orang tua peserta didik dalam mengawal kegiatan belajar peserta didik di sekolah maupun di dalam lingkungan keluarga.

b. Kegunaan praktis

1) Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi dan pemikiran dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan dikaitkan dengan pentingnya kerjasama antara orang tua dan guru untuk mengawal aktivitas belajar peserta didik.

2) Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan bacaan sekaligus menjadi ilmu yang sangat bermanfaat bagi peneliti dan selanjutnya menjadi pengalaman untuk masa yang akan datang.

(20)

10 BAB II

TINJAUAN TEORETIS A. Kerjasama Orang tua dan Guru

1. Pengertian Kerjasama

Kerjasama yaitu kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh beberapa orang (lembaga, pemerintah, dan sebagainya) untuk mencapai tujuan bersama.1 Kerjasama pada dasarnya merupakan watak dasar bagi seluruh makhluk Tuhan di muka bumi, karena hampir tidak ada makhluk yang dapat hidup sendiri atau memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya sendiri tanpa bantuan yang lainnya.2 Kerjasama adalah suatu bentuk proses sosial di mana di dalamnya terdapat aktivitas tertentu yang ditujukan untuk mencapai tujuan bersama dengan saling memahami aktivitas masing-masing.3 Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kerjasama adalah kegiatan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama.

2. Bentuk-bentuk Kerjasama Guru dengan Orang tua Peserta Didik

Pada dasarnya memiliki banyak cara yang dap at ditempuh untuk menjalin kerjasama antara guru dengan orang tua, seperti:

a. Adanya kunjungan ke rumah peserta didik Pelaksanaan kunjungan ke rumah peserta didik ini berdampak sangat positif, diantaranya:

1) melahirkan perasaan pada anak didik bahwa sekolahnya selalu memperhatikan dan mengawasinya.

1Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Cet.II; Balai Pustaka: Gramedia Pustaka Utama, 2002, h. 554.

2Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam (Cet.II; Jakarta: Kencana, 2016), h. 281.

3Abdulsyani, Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), h. 156.

(21)

2) memberi kesempatan kepada pendidik melihat sendiri dan mengobservasi langsung cara anak didik belajar, latar belakang hidupnya, dan tentang masalah- masalah yang dihadapinya dalam keluarga.

3) pendidik diberi kesempatan untuk memberikan penerangan kepada orangtua anak didik tentang pendidikan yang baik, cara menghadapi masalah-masalah yang sedang dialami anaknya (kalau anaknya bermasalah) dan sebagainya.

4) hubungan antara orang tua dengan sekolah akan bertambah erat.

5) dapat memberikan motivasi kepada orang tua anak didik untuk lebih terbuka dan dapat bekerjasama dalam upaya memajukan pendidikan anaknya.

6) pendidik mempunyai kesempatan untuk mengadakan interview mengenai berbagai macam keadaan atau kejadian tentang sesuatu yang ingin ia ketahui.

7) terjadinya komunikasi dan saling memberikan informasi tentang keadaan anak serta saling memberi petunjuk antara guru dengan orang tua.4 Tujuan diadakannya kunjungan ke rumah peserta didik adalah agar pihak sekolah dapat melihat secara langsung keada an peserta didik di luar sekolah khususnya dalam lingkungan tempat tinggalnya.

b. Orang tua diundang ke sekolah

Apabila ada kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah yang memungkinkan untuk dihadiri oleh orang tua. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud umpamanya: class meeting yang berisi perlombaan-perlombaan yang mendemonstrasikan kebolehan anak dalam berbagai bidang, pameran hasil kerajinan tangan anak, pemutaran film pendidikan dan sebagainya.5 Kegiatan ini ditujukan agar hubungan antara pihak guru

4Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, h. 91-92.

5Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, h. 92.

(22)

dan orang tua peserta didik lebih baik, dan memudahkan guru untuk mendekati orang tua peserta didik begitupun sebaliknya.

c. Case conference

Case conference merupakan rapat atau konferensi tentang kasus. Biasanya digunakan dalam bimbingan konseling. Peserta konferensi ialah orang yang betul- betul mau ikut membicarakan masalah anak didik secara terbuka dan sukarela seperti orangtua anak didik, guru-guru, petugas bimbingan yang lain, dan para ahli yang ada sangkut pautnya dengan bimbingan seperti social worker dan sebagainya.6 Kegiatan ini bertujuan agar orangtua mengetahui permasalahan atau hambatan-hambatan yang dihadapi peserta didik di sekolah.

d. Mengadakan surat menyurat antara guru dengan orang tua

Surat menyurat ini diperlukan terutama pada waktu-waktu yang sangat diperlukan bagi perbaikan pendidikan anak didik seperti surat peringatan dari guru kepada orang tua jika anaknya perlu lebih giat, sering membolos, sering berbuat keributan, dan sebagainya.7 Surat menyurat ini diadakan agar orang tua mengetahui perkembangan peserta didik di sekolah.

e. Adanya daftar nilai atau rapor

Rapor yang biasanya diberikan pada setiap peserta didik ini dapat dipakai sebagai penghubung antara sekolah dengan orang tua, sekolah dapat memberikan peringatan atau meminta bantuan orang tua bila hasil rapor anaknya kurang baik atau sebaliknya, jika anaknya mempunyai keistimewaan dalam suatu mata pelajaran agar lebih mengembangkan bakatnya atau minimal dapat mempertahankan apa yang sudah

6Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, h. 92.

7Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, h. 93.

(23)

dapat diraihnya.8 Selain untuk membuat daftar nilai rapor juga berfungsi sebagai penghubung antara pihak guru dan orang tua untuk menjalin kerjasama yang baik.

3. Pengertian Guru

Guru dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar.9 Secara khusus pendidik dalam perspektif pendidikan Islam adalah orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik baik potensi afektif, kognitif dan psikomotorik sesuai dengan nilai-nilai ajaran agama Islam.10

Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, yang dimaksud guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.11

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwah guru merupakan seorang yang tugas utamanya adalah mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih dan menilai, serta bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik, baik potensi afektif, kognitif maupun psikomotorik.

8Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, h. 94.

9Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 377.

10Rosmiaty Azis, Ilmu Pendidikan Islam (Cet. II; Yogyakarta: Sibuku 2017), h. 45.

11Redaksi Sinar Grafika, Undang-undang Guru dan Dosen (Cet.IX; Jakarta: Sinar Grafika 2016), h. 3.

(24)

4. Tugas dan Fungsi Guru

Dalam konteks proses pendidikan di sekolah guru memiliki tugas untuk mendidik, mengajar dan melatih. Usman dalam Jejen Mustafa menjelaskan tugas- guru tersebut, sebagai berikut:12

a. Mendidik berarti menanamkan, meneruskan, dan mengembangkan nilai-nilai hidup kepada anak didik (nilai-nilai agama dan budaya).

b. Melatih berarti membekali anak didik agar memiliki keterampilan sebagai bekal dalam kehidupannya.

c. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.13

Tugas guru yang telah diuraikan di atas, merupakan bagian dari fungsi guru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di sekolah. Ada beberapa fungsi guru dalam melaksanakan tugas di atas, yaitu:

1) Guru sebagai perancang pembelajaran

Guru dituntut untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran dengan memperhatikan berbagai komponen dalam sistem pembelajaran yang meliputi:

membuat dan merumuskan tujuan pembelajaran, menyiapkan materi yang relevan dengan tujuan, waktu, fasilitas perkembangan ilmu, kebutuhan, dan kemampuan peserta didik.14 Sebagai perancang pembelajaran maka guru harus mempunyai kompetensi dalam bidang tersebut.

12Jejen Musfah, Redesain Pendidikan Guru (Cet.I; Jakarta: Kencana 2015), h. 52.

13Jejen Musfah, Redesain Pendidikan Guru, h. 52-53.

14Jejen Musfah, Redesain Pendidikan Guru, h. 53.

(25)

2) Guru sebagai pengelola pembelajaran

Pengelolaan pembelajaran dapat bermakna pengelolaan kelas dan juga pengelolaan bimbingan peserta didik. Dalam tujuan umum pengelolaan kelas, yaitu menyediakan dan menggunakan fasilitas dalam kegiatan belajar mengajar, sedangkan tujuan khususnya yaitu mengembangkan kemampuan peserta didik dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi yang memungkinkan peserta didik bekerja dan belajar, serta membantu peserta didik untuk memperoleh hasil yang diharapkan.15 Untuk mencapai sebuah keberhasilan dalam pembelajaran guru harus mengelola pembelajaran dengan baik.

3) Guru sebagai pengarah pembelajaran

Menurut Uno dalam Jejen Mustafa mengemukakan bahwa pendekatan untuk menjadi pengarah pembelajaran, yaitu pendekatan pribadi yang berarti guru dapat mengenal dan memahami peserta didik secara lebih mendalam sehingga dapat membantu dalam keseluruhan proses belajar mengajar atau dengan kata lain guru sebagai pembimbing. Sedangkan menurut Abu Bakar dalam Jejen Mustafah mengemukakan bahwa sebagai pengarah pembelajaran, berarti memiliki fungsi motivasi, yaitu: membangkitkan dorongan peserta didik untuk belajar, menjelaskan secara konkret apa yang dapat dilakukan pada akhir pengajaran, memberikan gambaran terhadap prestasi yang dicapai hingga dapat merangsang pencapaian prestasi yang baik, dan membentuk kebiasaan yang baik.16

15Jejen Musfah, Redesain Pendidikan Guru, h. 53.

16Jejen Musfah, Redesain Pendidikan Guru, h. 54.

(26)

Sebagai pengarah pembelajaran maka guru harus tahu arah pembelajaran serta memperhatikan keinginan peserta didik agar peserta didik nyaman dan selalu semangat selama pembelajaran.

4) Guru sebagai pelaksana kurikulum

Guru sebagai pelaksana kurikulum dalam hal ini menjadi penjabar materi dalam kurikulum sehingga menjadi menarik untuk disajikan kepada peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan kata lain, guru selalu dituntut untuk mencari gagasan baru demi penyempurnaan proses pendidikan dan pembelajaran.17

5) Guru sebagai evaluator

Menurut Uno dalam Jejen Mustafah mengemukakan bahwa dalam menjalankan fungsinya sebagai penilai hasil belajar peserta didik, guru hendaknya secara terus-menerus mengikuti hasil belajar yang telah dicapai peserta didik dari waktu ke waktu. Informasi yang diperoleh dari evaluasi ini akan menjadi umpan balik terhadap proses pembelajaran. Umpan balik yang diperoleh lewat penilaian akan dijadikan titik tolak untuk memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran selanjutnya.

Dengan demikian proses pembelajaran akan terus-menerus ditingkatkan untuk memperoleh hasil yang optimal.18 Sebagai evaluator seorang guru harus selalu mengamati perkembangan belajar peserta didik agar dapat memberi nilai yang sesuai dengan apa yang telah peserta didik capai.

5. Peran Guru di Sekolah

Peran guru di sekolah ditentukan oleh kedudukannya sebagai orang dewasa, sebagai pengajar dan pendidik dan sebagai pegawai. Yang paling utama adalah

17Uno dan Jejen Mustafah, Redesain Pendidikan Guru, h. 54.

18Uno dan Jejen Mustafah, Redesain Pendidikan Guru, h. 55.

(27)

sebagai pengajar dan pendidik yakni sebagai guru. Berdasarkan kedudukannya sebagai guru ia harus menunjukkan kelakuan yang layak bagi guru menurut harapan masyarakat. Apa yang dituntut dari guru dalam aspek etis intelektual dan sosial lebih tinggi daripada yang dituntut dari orang dewasa lainnya. Guru sebagai pendidik dan pembina generasi muda harus menjadi teladan di dalam maupun di luar sekolah. Guru harus senantiasa sadar akan kedudukannya selama 24 jam sehari, di mana dan kapan saja ia akan selalu dipandang sebagai guru yang harus memperlihatkan kelakuan yang dapat ditiru oleh masyarakat khususnya oleh anak didik.19 Sebagai pengajar, pendidik dan pegawai di sekolah itulah peran utama dari seorang guru ketika berada di lingkungan sekolah. Selain itu guru juga diberi kepercayaan sebagai orangtua kedua dari peserta didik setelah ayah dan ibunya.

6. Orangtua Peserta Didik a. Pengertian orang tua

Orang tua dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu ayah ibu kandung. 20 Ayah dan ibu adalah seseorang yang bertanggungjawab terhadap seluruh kebutuhan anak-anaknya terutama dalam bidang pendidikan mereka adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya, dan juga bertanggung jawab terhadap anak-anaknya baik di dunia maupun di akhirat kelak.

b. Tanggung jawab orang tua

Tanggung jawab orang tua terhadap keluarganya atau anak-anaknya dijelaskan dalam firman Allah, dalam QS al-Tahrim/66:6:

19Nasution, Sosiologi Pendidikan (Cet. II; Jakarta: Bumi Aksara, 1999), h. 91.

20Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 987.

(28)

َع ُة َزبَج ِحۡلٱ َو ُسبَّىلٱ بَهُدىُق َو ا ٗزبَو ۡمُكيِل ۡهَأ َو ۡمُكَسُفوَأ ْا َٰٓىُق ْاىُىَماَء َه ِرَّلٱ بَهُّ َأَََٰٰٓ

ٞظ َلَِغ ٌتَكِئَََٰٰٓلَم بَهۡيَل

َنو ُسَم ۡؤُ بَم َنىُلَعۡفَ َو ۡمُه َسَمَأ َٰٓبَم َ َّللّٱ َنىُصۡعَ َّلَ ٞداَدِد

Terjemahnya:

Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat- malaikat yang kasar, keras dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa-apa yang diperintahkan.21

Adapun yang dimaksud dengan dirimu dalam ayat di atas adalah kedua orangtua dan keluarga yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah anak-anaknya. Jadi, yang dimaksud orang tua adalah ayah dan ibu yang bertanggung jawab terhadap kehidupan anak-anaknya. Tanggung jawab tersebut disebabkan karena dua hal yaitu:

Pertama karena kodratnya, yaitu karena orang tua ditakdirkan menjadi orang tua anaknya. Kedua, karena orangtua itu sendiri, yaitu orang yang berkepentingan terhadap kemajuan perkembangan anaknya.22

Adapun tanggungjawab orang tua terhadap pendidikan anaknya meliputi:

1) Adanya motivasi atau dorongan cinta kasih yang menjiwai hubungan orang tua dan anak.

2) Pemberian motivasi kewajiban moral sebagai konsekuensi kedudukan orang tua terhadap keturunannya.

3) Tanggungjawab sosial adalah bagian dari keluarga yang pada gilirannya akan menjadi tanggung jawab masyarakat, bangsa dan negara.

4) Memelihara dan membesarkan anaknya.

21Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 282.

22H.Mansur, Strategi Belajar Mengajar (Cet. III; Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), h.

87.

(29)

5) Memberikan pendidikan dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi kehidupan anak kelak, sehingga bila ia telah dewasa akan mampu mandiri.23

Setiap orang tua mempunyai peran penting terhadap pendidikan anaknya, orang tualah yang bertanggungjawab terhadap pendidikan anak sekaligus sebagai panutan pertama dan utama peserta didik dalam kehidupannya.

7. Peran orang tua

Keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama dalam masyarakat, karena dalam keluarga manusia dilahirkan dan berkembang menjadi dewasa. Bentuk dan isi serta cara-cara pendidikan dalam keluarga akan selalu mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya watak budi pekerti dan kepribadian tiap- tiap anak.24 Tugas utama dari keluarga bagi pendidikan anaknya ialah merupakan peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan.25

Orang tua harus memperhatikan sekolah anaknya yaitu dengan memperhatikan pengalaman-pengalamannya dan menghargai segala usahanya. Begitu juga orang tua harus menunjukkan kerjasamanya dalam mengarahkan cara anak belajar di rumah, membuat pekerjaan rumahnya, tidak disita waktu anak dengan mengerjakan pekerjaan rumah tangga, orang tua harus berusaha memotivasi dan membimbing anak dalam belajar.26 Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak masing-masing saling mempengaruhi, saling membutuhkan, dan saling melengkapi,

23Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, h. 44-45.

24Alauddin University Press, Lingkungan Dalam Perspektif Pendidikan Islam: Peran Keluarga, Sekolah dan Masyarakat Dalam Perkembangan Anak (Cet. I; Alauddin Press, 2011), h. 87.

25Alauddin University Press, Lingkungan dalam Perspektif Pendidikan Islam: Peran Keluarga, Sekolah dan Masyarakat Dalam Perkembangan Anak, h. 88.

26Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, h. 90.

(30)

dalam melaksanakan peran ini, orang tua melakukannya dengan memberikan teladan yang baik kepada anak-anaknya.

8. Kebutuhan Kerjasama Guru dengan Orang tua

Kebutuhan kerjasama orang tua dengan guru, dapat diihat dari masing-masing pihak:

a. Kebutuhan orang tua terhadap penyelenggaraan pendidikan di sekolah diantaranya:

1) Mendapatkan informasi yang tepat tenteng kurikulum yang diterapkan di sekolah

2) Mendapatkan informasi tentang program pendidikan yang dilaksanakan di sekolah, seperti agenda kegiatan yang akan dilaksanakan di sekolah selama satu tahun pelajaran

3) Mendapatkan informasi tentang kemampuan minimal yang harus dicapai anak- untuk masing-masing tingkatan kelas

4) Mendapatkan informasi tentang nama-nama guru dan tugas tenaga kependidikan lainnya yang bertugas di sekolah

5) Mendapatkan informasi dan layanan konsultasi, pengayaan, atau kegiatan remedial bagi siswa

6) Mendapatkan informasi tentang kewajiban pembiayaan dan administrasi yang diperlukan.

7) Mendapatkan pelayanan pengembangan diri anak, baik dalam bentuk konsultasi, kompetensi, maupun prestasi sesuai dengan minat dan bakatnya27

27Mohammad Syarf Sumantri, Strategi Pembelajaran (Cet. II; Jakarta: Raja Grafindo Persada 2016), h. 361.

(31)

b. Kebutuhan guru terhadap orang tua peserta didik

1) Mendapatkan informasi yang benar tentang perkembangan peserta didik termasuk sikap, keterampilan, minat, bakat, riwayat kesehatan, serta informasi lain yang relevan (seperti di asuh orangtua tunggal, nenen, lembaga sosial, dan lain-lain).

2) keterlibatan orangtua sesuai kebutuhan dan potensi yang dimiliki.

3) Melakukan pendampingan belajar di rumah dan melanjutkan nilai-nilai yang diajarkan di sekolah untuk dibiasakan di rumah, atau sebaliknya.

4) Memaknai latar sosial struktural masing-masing peserta didik untuk mengembangkan keragaman budaya indonesia yang sangat kaya dalam melaksanakan diversifikasi pendidikan melaui pendidikan multikultural

5) Mengembangkan proses pembelajaran yang mencirikan keragaman Indonesia dengan aneka budayanya yang unik dan menarik secara kontekstual.28 Guru dan orangtua masing-masing saling membutuhkan dalam proses pendidikan peserta didik, guru sebagai pendidik sekaligus orangtua kedua peserta didik di sekolah, di luar sekolah orangtualah sebagai pendidik dan panutan utama peserta didik.

B. Hasil Belajar 1. Belajar

Belajar merupakan serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.29

28Mohammad Syarf Sumantri, Strategi Pembelajaran, h. 365-366.

29Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar (Jakarta: PT. Rineka Citpa, 2008), h. 13.

(32)

Belajar juga memiliki arti sederhana sebagai kreativitas yang dilakukan individu secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari apa yang telah di pelajari dan sebagai hasil dari interaksinya dengan lingkungan sekitarnya, aktivitas di sini dipahami sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko fisik menuju ke perkembangan pribadi individu seutuhnya, yang menyangka unsur cipta (kognitif), rasa (afektif) dan karsa (psikomotorik).30

Nana Sudjana mengemukakan bahwa belajar adalah proses aktif. Belajar adalah proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Tingkah laku sebagai hasil proses belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan eksternal, perubahan tingkah lakulah yang menjadi intisari hasil pembelajaran.31 Berdasarkan pendapat ini, perubahan tingkah laku itulah yang menjadi inti dari hasil belajar.

Sobry Sutikno menjelaskan belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu proses usaha perubahan yang baru, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dari definisi tersebut, menunjukkan bahwa hasil belajar ditandai dengan adanya

“perubahan”, yaitu perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktifitas tertentu.32

Dari beberapa teori yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan

30Syaiful Bahri Djamarah, PsikologiBelajar (Jakarta:Rineka Cipta, 2011), h. 2.

31Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar (Bandung: Rosda Karya, 2004), h.

43.

32Sobry Sutikno, Belajar dan Pembelajaran (Bandung: Prospect, 2009), h. 4.

(33)

suatu perubahan tingkah laku yang baru sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya.

2. Hasil Belajar

Agus Suprijono menjelaskan hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai- nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Selanjutnya Agus menjelaskan hasil belajar itu berupa:

a. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.

b. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis-sintesis fakta, konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas.

c. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.

d. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatis gerak jasmani.

e. Sikap adalah kemampuan menerima objek tertentu. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku.33

33Agus Suprijono, Cooperative LearningTeori dan Aplikasi PAIKEM (Yagyakarta: Pustaka Pelajar, 2009) h. 7-6.

(34)

Selanjutnya Dimyati dan Mujiono menjelaskan hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi belajar. Dari sisi peserta didik hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Hasil belajar untuk sebagian adalah berkat tindak guru, suatu pencapaian tujuan pengajaran. Pada bagian lain merupakan peningkatan kemampuan mental siswa. Hasil belajar tersebut dibedakan menjadi dampak pengajaran dan dampak pengiring. Dampak pengajaran adalah hasil dapat diukur seperti tertuang dalam angka rapor dan dampak pengiring adalah terapan pengetahuan dan kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar.34 Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti pembelajaran atau tes yang dilaksanakan oleh guru.

3. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Slameto mengemukakan bahwa terdapat dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik itu sendiri, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar diri peserta didik. Lebih lanjut dapat diuraikan secara terperinci sebagai berikut:

a. Faktor Intern

1) Kematangan fisik dan mental

Pendidikan akan diterima dengan baik jika muatan pendidikan yang diberikan tersebut sesuai dengan tingkat kematangan fisik dan mental seseorang. Jika suatu pendidikan diberikan secara paksa dengan tidak memperhatikan faktor kematangan

34Dimyati, Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h. 3.

(35)

fisik dan psikis, maka pendidikan tersebut dipastikan tidak akan memperoleh keberhasilan bahkan mungkin akan memberikan gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan anak. Kematangan psikis ini juga termasuk kondisi kejiwaan ketika itu misalnya gelisah, cemas, depresi, stres dan sebagainya. Seorang peserta didik yang sedang mengalami gangguan kondisi kejiwaan cenderung akan terganggu proses belajarnya dan secara langsung akan berpengaruh negatif pada hasil belajar yang diperoleh.35 Kegiatan mengajarkan sesuatu baru dapat berhasil jika taraf pertumbuhan pribadi telah memungkinkan potensi-potensi jasmani dan rohaninya telah matang.36

2) Kecerdasan atau Intelegensi

Kecerdasan atau intelegensi adalah kapasitas umum dari seseorang individu yang dapat dilihat pada kesanggupan pikirannya dalam mengatasi tuntutan kebutuhan yang baru, atau keadaan rohaniah secara umum yang dapat disesuaikan dengan problem-problem dan kondisi-kondisi yang baru di dalam kehidupan.37 Setiap manusia mempunyai tingkat kecerdasan yang berbeda-beda. Seseorang yang mempunyai tingkat kecerdasan yang tinggi, tentunya akan lebih mudah memahami materi pelajaran begitupun sebaliknya, seseorang yang mempunyai tingkat kecerdasan yang rendah akan lebih sulit memahami pelajaran.

3) Pengetahuan dan keterampilan

Menurut Ngalim Purwanto pengetahuan yang dimiliki seseorang akan sangat mempengaruhi sikap dan tindakannya sehari-hari tingkat kecakapan dan keterampilan yang dimiliki seseorang juga akan mempengaruhi kualitas hasil yang diperoleh dari

35Makbul, Pengaruh Kecerdasan Emosi terhadap Hasil Belajar PAI Peserta Didik SMA Pesantren Modern Darul Falah Enrekang, (Skripsi 2018), h. 28-29.

36Thobroni, Belajar & Pembelajaran (Cet. II; Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2017). h. 28.

37Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990), h. 62.

(36)

sesuatu yang telah dikerjakannya.38 Berkaitan dengan hal ini maka tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh seorang peserta didik akan sangat mempengaruhi tingkat hasil belajar peserta didik tersebut.

4) Minat dan motivasi

Motivasi belajar adalah kekuatan-kekuatan atau tenaga yang memberikan dorongan kepada kegiatan murid.39 Minat adalah ketertarikan pada sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu guna mendapatkannya. Minat dan motivasi merupakan dua hal yang sangat penting dalam perolehan hasil belajar, karena keduanya merupakan sumber kekuatan yang mendorong peserta didik untuk meningkatkan hasil belajarnya.

5) Karakteristik pribadi

Setiap manusia memiliki sifat kepribadian masing-masing yang berbeda dengan manusia lainnya. Ada orang yang mempunyai sifat keras hati, halus perasaannya, berkemauan keras, tekun, dan sifat sebaliknya. Sifat-sifat kepribadian tersebut turut berpengaruh dengan hasil belajar yang dicapai.40 Mereka yang berkemauan keras, tekun dan sebagainya cenderung akan mempunyai hasil belajar yang bagus. Sebaliknya jika seorang peserta didik mempunyai karakteristik yang malas, tidak tekun, maka hasil belajar mereka tentunya akan rendah.

38Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, h. 3.

39Indra Kusuma, Pengantar Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional, 1973), h. 176-177.

40Thabroni, Belajar & Pembelajaran, h. 29.

(37)

b. Faktor Ekstern

Beberapa hal yang termasuk faktor ekstern yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, pendidik, sarana dan prasarana pendidikan serta lingkungan sekitar.

Secara terperinci diuraikan sebagai berikut:

1. Keluarga

Suasana dan keadaan keluarga yang bermacam-macam turut menentukan bagaimana dan sampai di mana belajar dialami anak-anak. Ada keluarga yang memiliki cita-cita yang tinggi bagi anak-anaknya, tetapi ada pula yang biasa-biasa saja. Ada keluarga yang diliputi suasana yang tentram dan damai, tetapi ada pula yang sebaliknya. Termasuk dalam faktor keluarga yang juga turut berperan adalah ada tidaknya atau ketersediaan fasilitas-fasilitas yang diperlukan dalam belajar.41 Faktor keharmonisan dan ekonomi keluarga juga sangat berperan penting dalam keberhasilan belajar peserta didik.

2. Pendidik

Pendidik merupakan salah satu komponen utama dalam proses belajar mengajar. Pendidik bertindak sebagai subyek pembelajaran yang bertugas menjelaskan dan mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Pendidik dituntut menjadi guru yang Profesional yang lebih mengedepankan kualitas pengajaran daripada materil oriented.42 Saat anak belajar di sekolah faktor guru dan cara mengajarnya merupakan faktor yang penting. Sikap dan kepribadian guru tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki oleh guru dan bagaimana cara guru mengajarkan pengetahuan tersebut kepada peserta didiknya turut menentukan hasil

41Thabroni, Belajar & Pembelajaran, h. 29.

42Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2011) h. 185.

(38)

belajar yang dicapai.43 Guru merupakan penunjang utama bagi keberhasilan belajar peserta didik di sekolah.

3. Sarana dan Prasarana Pendidikan

Sarana dan prasarana pendidikan merupakan komponen penting yang dibutuhkan bagi keberlangsungan proses belajar mengajar. Contoh sarana dan prasarana pendidikan adalah ruang kelas, papan tulis, kursi dan meja peserta didik serta pendidik, perpustakaan, peralatan administrasi kantor dan sebagainya.44 Proses belajar mengajar tentu tidak akan berjalan dengan baik apabila sarana dan prasarana itu tidak terpenuhi.

4. Lingkungan Sekitar

Disadari ataupun tidak lingkungan sekitar merupakan faktor yang juga ikut berpengaruh terhadap tingkat perolehan hasil belajar peserta didik, karena lingkungan sekitar merupakan faktor yang ikut membentuk karakter dan pribadi peserta didik.

Jika seorang peserta didik tinggal di lingkungan yang buruk dengan masyarakat yang tidak memperhatikan aspek kesopanan atau etika, keagamaan, dan tidak berpendidikan, maka peserta didik tersebut juga akan terdorong memiliki sifat yang sama, dan tentunya hal ini akan berpengaruh negatif pada tingkat hasil belajarnya.

Sebaliknya jika seorang peserta didik hidup di lingkungan yang baik dengan masyarakat yang agamais, sopan santun dan berpendidikan, maka peserta didik tersebut cenderung akan terdorong memiliki sifat yang sama dan hal ini akan

43Thabroni, Belajar & Pembelajaran, h. 29.

44Makbul, Pengaruh Kecerdasan Emosi Terhadap Hasil Belajar PAI Peserta Didik SMA Pesantren Modern Darul Falah Enrekang, h. 33.

(39)

berpengaruh positif pada tingkat hasil belajarnya.45 Sumadi Suryabrata menyatakan bahwa belajar sebagai proses atau aktivitas dipengaruhi oleh banyak sekali hal-hal atau faktor-faktor. Faktor-faktor tersebut meliputi:

a) Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar yang terbagi lagi menjadi faktor nonsosial dan faktor sosial. Faktor nonsosial contohnya kebisingan dan keramaian, keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu (pagi, siang, ataupun malam), tempat (letaknya, gedungnya), alat-alat yang dipakai untuk belajar atau sarana pendidikan dan sebagainya. Mengingat faktor nonsosial ini maka sarana pendidikan diusahakan memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan dalam ilmu kesehatan sekolah. Sedangkan faktor sosial yang mempengaruhi hasil belajar contohnya kehadiran orang lain ketika sedang berlangsung ujian, percakapan anak lain di samping kelas, dan sebagainya. Faktor sosial ini umumnya mengganggu proses belajar karena menurunkan daya konsentrasi.

b) Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu digolongkan menjadi faktor fisiologis dan psikologis. Faktor fisiologis meliputi kecukupan nutrisi atau makanan, kondisi kesehatan tubuh, dan fungsi panca indera. Sedangkan faktor psikologis yang mempengaruhi hasil belajar meliputi perhatian/konsentrasi, pengamatan, tanggapan, ingatan, perasaan dan motivasi.46

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang dicapai oleh peserta didik yang berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap berkat pengalaman dan latihan yang telah dilalui oleh peserta didik.

45Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Cet. V; Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010), h. 2.

46Sumadi Suryabrata, Psikologi Kepribadian (Jakarta: Rajawali Press, 2006), h. 113.

(40)

Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar.

Yang termasuk dalam faktor intern seperti, faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan. Sedangkan faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar, dapatlah dikelompokkan menjadi tiga faktor yaitu, factor keluarga, faktor sekolah (organisasi) dan faktor masyarakat.47

Muhibin Syah menambahkan bahwa secara global faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni:

1) Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani peserta didik.

2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar peserta didik.

3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar peserta didik yang meliputi strategi dan metode yang digunakan untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.48

Uraian-uraian di atas menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor internal (dari dalam diri peserta didik) dan faktor eksternal (dari luar diri peserta didik).

47Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, h. 54-60.

48Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2008), h. 144.

(41)

C. Pembelajaran Fikih 1. Pengertian Fikih

Kata fikih secara arti kata berarti: ‚paham yang mendalam‛. Semua kata ‚fa qa ha‛ yang terdapat dalam al-Quran mengandung arti ini. Umpamanya firman Allah dalam QS al-Taubah/9: 122.49

۞ ْاىُهَّقَفَتَيِّل ٞتَفِئَٰٓبَط ۡمُهۡىِّم ٖتَق ۡسِف ِّلُك هِم َسَفَو َلَ ۡىَلَف ِۚٗتَّفَٰٓبَك ْاوُسِفىَيِل َنىُىِم ۡؤُمۡلٱ َنبَك بَمَو ِه ِّدلٱ يِف

َنو ُزَر ۡحَ ۡمُهَّلَعَل ۡمِهۡيَلِإ ْا َٰٓىُعَج َز اَذِإ ۡمُهَم ۡىَق ْاو ُزِرىُيِل َو

Terjemahnya:

Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu pergi (ke medan perang).

Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya jika mereka telah kembali agar mereka dapat menjaga dirinya.

Bila ‚paham‛ dapat digunakan untuk hal-hal yang bersifat lahiriah, maka fikih berarti paham yang menyampaikan ilmu zahir kepada ilmu batin. Karena itulah al-Tirmizi menyebutkan ‚fikih tentang sesuatu‛ berarti mengetahui batinnya sampai ke dalamnya.50 Dapat dipahami bahwa fikih adalah pemahaman yang mendalam.

Menurut pengertian fuqaha (ahli hukum Islam). Fikih merupakan pengertian zhanni tentang hukum syariat yang berhubungan dengan tingkah laku manusia.

Orang yang ahli fikih disebut faqih, jamaknya faqaha, sebagaimana yang banyak ilmunya disebut ulama, sedangkan jika seorang diri disubut dengan ‘alim.51 Dengan demikian dapat kita pahami bahwa yang dimaksud dengan fuqaha adalah orang- orang paham akan ilmu fikih dalam Islam. Peranan mereka amat penting karena saat

49Amir Syarifuddin, Garis-garis Besar Fiqh (Cet. III ; Jakarta: Prenadamedia Group, 2010), h. 4.

50Amir Syarifuddin, Garis-garis Besar Fiqh , h. 5.

51Beni Ahmad Saebani, Ilmu Ushul Fiqh (Cet. I ; Pustaka Setia, 2008), h. 37.

(42)

memberikan arahan, pencerahan dan bimbingan kepada umat sehingga berada dalam kebaikan dan kebenaran.

Dengan fungsinya yang demikian itu tidak mengherankan jika termasuk ilmu yang pertama kali diajarkan kepada anak-anak dari sejak di bangku taman kanak- kanak seseorang sudah mulai diajari berdoa, berwudhu, salat, dan sebagainya, dilanjutkan sampai ke tingkat dewasa di perguruan tinggi, para mahasiswa mempelajari fikih secara lebih luas lagi, yaitu hanya menyangkut fikih ibadah tetapi juga fikih muamalah seperti jual beli, perdagangan, sewa menyewa, gadai menggadai, dan perseroan dilanjutkan dengan fikih junayat yang berkaitan dengan peradilan tindak pidana, masalah rumah tangga, penceraian, sampai dengan masalah perjanjian, peperangan, pemerintah, dan sebagainya.52

Melihat beberapa aspek kajian fikih dalam kehidupan sehari-hari maka dapat dipahami bersama bahwa ilmu fikih amat sangat penting untuk dipelajari, oleh sebab itu keberadaan para fuqaha sangat dibutuhkan untuk memberikan penjelasan yang rinci.

2. Tujuan Pembelajaran Fikih

Pembelajaran fikih dapat dimaknai sebagai suatu kegiatan belajar mengajar antara guru dan peserta didik, yang bertujuan untuk mengembangkan kreatifitas berfikir peserta didik dalam bidang syari’at Islam dari segi ibadah dan muamalah, baik dalam konteks asal hukumnya maupun praktiknya, sehingga peserta didik dapat menguasai materi tersebut dan terjadi perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan sikap serta tingkah laku peserta didik ke arah

52Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam (Cet. XXI; Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 2014), h. 296.

Referensi

Dokumen terkait

a) Mengikat serat menjadi satu kesatuan struktur. b) Melindungi serat dari kerusakan akibat kondisi lingkungan. c) Mentransfer dan mendistribusikan beban ke filler. d)

Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan apakah ekstrak etanol herba keladi tikus ( Typhonium flagelliforme L ) memiliki aktivitas sitotoksik pada sel kanker

Subyek yang terlibat dalam kajian ini adalah mantan pekerja.. tambang yang menggantungkan hidup pada tambang, bekerja

Keempat , komunikasi berlangsung dengan intensitas yang tinggi dari para anggota yang sering berkumpul bersama, tidak hanya pada hari berlangsungnya pertandingan sepak bola,

Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris hubungan antara kecerdasan spiritual dan motivasi imamat dengan kedisiplinan pada para calon imam. Hipotesis mayor

Sehingga penelitian mengenai pengaruh modal sosial terhadap partisipasi KWT demi berlanjutnya suatu program penting dan menarik untuk dilakukan dengan judul "Pengaruh Modal

Ikan tembang betina memijah pada ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan ikan jantan di PR dan BL (P<0,05), sedangkan di LB tidak berbeda nyata.. Secara keseluruhan, ukuran

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Perbandingan