• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA BERITA COVID-19 VARIAN OMICRON DI SALURAN YOUTUBE CNN INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA BERITA COVID-19 VARIAN OMICRON DI SALURAN YOUTUBE CNN INDONESIA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. 2 No. 2, November 2021, pp 1-15 https://jurnalbudaya.ub.ac.id

1© 2020 Jurnal Budaya FIB UB

ANALISIS TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA BERITA COVID-19 VARIAN

OMICRON DI SALURAN YOUTUBE CNN INDONESIA

Nadzirul Mujtaba1, Wilda Fizriyani2, Iga Shevy Margaretta3, & Nasru Ilahiyati4

1,2,3,4 Magister Ilmu Linguistik, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Brawijaya, Kota Malang, Indonesia

E-mail: n.mujtaba@student.ub.ac.id, wildafizriyani@student.ub.ac.id, iga_shevy@student.ub.ac.id, nasruilahiyati@student.ub.ac.id

Abstrak

Penelitian ini membahas tindak tutur ilokusi dan perlokusi pada berita Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) varian omicron yang diunggah di saluran YouTube CNN Indonesia pada 27 November 2021. Siaran yang sudah dilihat sebanyak 322.222 kali hingga 3 Desember 2021 ini mendapatkan beragam respons dari warganet di kolom komentar. Berdasarkan fenomena tersebut, peneliti berupaya menganalisis tindak tutur ilokusi dan perlokusi yang diujarkan oleh narasumber dan komentar pada berita tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Sementara itu, teknik yang digunakan adalah menyimak dan mencatat. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti melakukan beberapa langkah yakni pertama melihat salah satu video berita di kanal YouTube CNN Indonesia mengenai varian baru COVID-19 yakni varian omicron; kedua, melakukan transkripsi dari data yang telah dipilih; ketiga, mengklasifikasikan data sesuai dengan teori; keempat, menganalisa serta menginterpretasi data yang telah didapatkan; kelima, memberikan kesimpulan dan saran. Melalui sejumlah tahapan analisis ini, peneliti menemukan empat jenis tindak ilokusi yang diujarkan yakni, expositives, exertives, behabitives, dan commissive. Selain itu, peneliti juga menemukan tindak perlokusi yang ditampilkan warganet berwujud ketidakpercayaan, sindiran, harapan dan dukungan, serta apresiasi atas kinerja pemerintah sebagai penutur.

Kata kunci: Tindak tutur, tindak tutur perlokusi, COVID-19, CNN Indonesia 1. Pendahuluan

Fenomena Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) yang muncul sejak 2019 masih berlangsung hingga akhir 2021 di seluruh belahan dunia termasuk Indonesia. Pemberitaan virus ini pun terus bermunculan di berbagai lini massa begitu juga pada media massa Indonesia. Pemerintah, para ahli kesehatan dan sejumlah elemen masyarakat banyak mengungkapkan informasi terkini mengenai perkembangan virus tersebut, dalam hal ini termasuk peringatan kewaspadaan terhadap kemunculan varian-varian COVID-19 terbaru di dunia.

Menjelang akhir 2021, dunia kembali dikejutkan dengan adanya varian COVID-19 terbaru yang dinamakan omicron.

World Health Organization (WHO) telah menetapkan varian yang bermula dari Afrika Selatan ini sebagai yang mengkhawatirkan. Hal ini karena jumlah mutasi protein spike- nya lebih tinggi dibandingkan varian lainnya (Rizal, 2021).

Laporan-laporan mengenai perkembangan varian tersebut

terus diinformasikan di media massa termasuk di CNN Indonesia, tak terkecuali mengenai keberadaan varian yang sudah merebak di sejumlah negara (Sulistyawati, 2021;

Wardhana, 2021; Rizal, 2021).

Berdasarkan UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang pers, media massa berfungsi sebagai sarana untuk informasi, pendidikan, hiburan dan pengawas sosial. Fungsi-fungsi yang dijalankan media massa bisa memberikan pengaruh terhadap masyarakat (Nur, 2021; Khatimah, 2018), dan hal ini yang membuat media massa disebut sebagai agent of change (Marhaeni, 2004). Media massa bisa mengubah persepektif masyarakat, bahkan mendorong adanya perubahan kebijakan di pemerintahan

Mengingat peranannya sebagai agent of change, maka tak heran apabila pemberitaan media massa turut memberikan pengaruh terhadap pembacanya. Dewan Pers dan Universitas Multimedia Nusantara (2021) telah melakukan survei tentang perspektif publik terhadap pemberitaan COVID-19 di media

(2)

2

periode Mei sampai Juni 2021 dan salah satu hasilnya menyebutkan 58,7 persen responsden memilih mengadopsi gaya hidup sehat dan higienis setelah terpapar pemberitaan terkait COVID-19.

Berkenaan dengan aspek ujaran dalam sebuah pemberitaan, Ilmu Pragmatik memiliki kajian tentang tindak tutur. Teori tindak tutur dari John L. Austin (1962) dalam tulisan “How to Do Things with Word” kerap menjadi rujukan para peneliti di berbagai instansi pendidikan. Austin dalam Hindun (2012) menyebutkan, ujaran seseorang akan selalu diikuti oleh tindakan sesuatu yang dapat diartikan bahwa dalam sebuah ujaran di baliknya terkandung maksud tertentu seperti kegiatan permintaan, perintah, pertanyaan, informasi dan sebagainya (Yule, 2020). Contohnya, ujaran I’ll be there at six menujukkan kegiatan “janji”. Serupa dengan Austin, Searle dalam Muhadjir (2017) juga mendeskripsikan bahwa akan ada kegiatan dalam setiap ujaran seperti pemberitahun, penyesalan dan sebagainya. Hal ini yang kemudian dikenal sebagain tindak tutur dalam kajian Pragmatik.

Austin dalam Grundy (2008), Mey (2004) dan Muhadjir (2017) membagi tiga komponen dasar mengenai tindak tutur.

Ketiga komponen tersebut antara lain lokusi, ilokusi dan perlokusi. Austin dalam Suhartono yang kemudian dikutip oleh Prabawati (2020) menyebutkan lokusi sebagai tindak tutur yang menyatakan sesuatu (the act of saying something).

Dengan kata lain, bentuk fisik ujaran yang disusun berdasarkan aturan tata bahasa (Muhadjir, 2017).

Selain lokusi, terdapat ilokusi yang bermakna isi atau maksud yang tersimpan dalam tindak lokusi. Hal ini berarti sebuah ujaran bisa berarti memiliki tindakan memerintah, memuji, memperingatkan dan sebagainya. Contohnya, ketika seseorang mengatakan “Aku sedang puasa” kepada teman yang usil memamerkan makanannya dan terus menanyai mengapa tidak membeli makan siang (Dewi & Syihabuddin, 2021). Pada aspek ilokusi, ujaran ini memiliki maksud memberitahu bahwa penutur sedang berpuasa. Di sini juga penutur mencoba memberikan peringatan agar temannya tidak lagi mengusili dia dengan makanan.

Berkaitan dengan masalah tindak tutur, Austin juga telah mengklasifikasikan tindak tutur menjadi lima macam.

Pertama, verdiktif yang berarti terdapat kegiatan melakukan, estimasi, menyatakan dan memberikan dalam sebuah ujaran.

Kedua, eksersitif yang merupakan tindak tutur dan di dalamnya terdapat kegiatan memerintah, memberi nasihat dan menujuk. Ketiga, behabitif yang biasanya berisi reaksi atas tindakan orang lain seperti memohon maaf, mengucapkan terima kasih, memberikan ucapan selamat, menyampaikan duka dan sebagainya. Keempat, terdapat komisif yang berarti komitmen penutur untuk melakukan tindakan tertentu seperti berjanji, bertaruh, melakukan promosi, bersumpah, mengancam, menyepakati dan sebagainya. Terakhir, Austin juga mengklasifikasikan ekspositif yang biasanya menunjukkan tindakan untuk memunculkan argumen seperti membantah, mendesak, memastikan dan sebagainya.

Sementara itu, tindak perlokusi lebih merujuk pada suatu tindakan yang memberikan pengaruh kepada mitra tutur (Muhadjir, 2017; Prabawati, 2020), dengan kata lain tindak perlokusi merupakan sebuah dampak/efek yang diterima mitra

tutur saat mendapatkan sebuah ujaran. Contohnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Konferensi Pers (Konpers) COVID-19 di saluran YouTube media massa CNN Indonesia mengatakan, “Saya telah memerintahkan kepada menteri kesehatan dan kementerian terkait untuk meningkatkan langkah- langkah ekstra dalam menangani pandemi global dari COVID-19” (Fatihah & Utomo, 2020). Ujaran ini bisa menimbulkan perlokusi berupa mitra tutur tidak panik dalam menghadapi pandemi COVID-19. Pasalnya, Presiden Jokowi telah mengambil tindakan bahwa dia sudah memerintahkan jajarannya untuk mengambil langkah penanganan virus di Indonesia.

Jika membicarakan tindak tutur dalam kajian pragmatik, maka aspek konteks tidak boleh dilupakan. Leech dalam Sefriana (2019) menyebutkan konteks sebagai latar belakang pengetahuan dari penutur dan mitra tutur yang kemudian akan mempengaruhi interpretasi lawan bicara dari ujaran yang dituturkan. Ini berarti bahwa ujaran sangat berkaitan erat dengan pengetahuan dari masing-masing penutur dan mitra tutur. Muhadjir (2017) mencontohkan saat seorang ayah melontarkan pertanyaan kepada anak-anaknya pada pukul 21.00 WIB “Pukul berapa sekarang, anak-anak?” Berdasarkan pengetahuan bersama-sama antara ayah dan anak-anaknya, pukul 21.00 WIB merupakan waktu untuk tidur. Oleh sebab itu, anak-anak akan langsung paham saat ayahnya mengatakan ujaran tersebut.

Selain konteks, ada faktor-faktor luar bahasa lainya yang mempengaruhi sebuah tuturan atau biasa disebut komponen tutur. Hymes mengakronimkan komponen-komponen tersebut dalam bentuk kata SPEAKING. Kata ini terdiri atas Setting and Scene, Participants, Ends, Act Sequences, Keys, Instrumentalities, Norms dan Genre.

Ibrahim (2009) memaparkan, setting berarti kadaan fisik tempat tutur sedangkan scene menunjukkan keadaan psikologis tuturan. Kemudian untuk participants dapat dibedakan atas penutur, mitra tutur dan orang yang dituturkan.

Ends mengartikan bahwa akan ada tujuan dari sebuah tuturan, baik itu menyampaikan gagasan, mengharapkan hasil dan sebagainya. Act Sequences mengacu pada hal yang ingin dibicarakan dan bentuk penyampaiannya. Lalu untuk keys atau nada tutur ditunjukkan dengan tingkah laku verbal dan nonverbal yang nantinya bisa menunjukan tuturan tersebut apakah termasuk keseriusan, kehumoran dan sebagainya.

Instrumentalities mengacu sarana tutur, baik itu berupa lisan, tulisan maupun isyarat; dan juga bentuk tutur. Kemudian untuk aspek norms berkaitan dengan norma interaksi dan norma interpretasi. Terakhir, genre yang berkaitan dengan kategori kebahasaan seperti prosa, puisi, legenda, teka-teki, dongeng dan sebagainya.

Penelitian mengenai tindak tutur sudah banyak dilakukan di berbagai instansi pendidikan. Namun Slotta (2015) dan Kramsch (2020) menilai, aspek perlokusi masih sangat jarang dan sering terlupakan dalam penelitian linguistik. Faktanya, penelitian tindak tutur yang terbaru sudah banyak menyentuh aspek perlokusi di Indonesia maupun jurnal internasional. Lim

& Mendoza (2020) melakukan penelitian mengenai tindak tutur dari para pemain serial “Game Thrones”. Dari sini, peneliti mencoba mengekplorasi tindak tutur perlokusi dengan

(3)

3

melakukan survei terhadap 400 penonton setia “Game Thrones”. Untuk memperkuat aspek ini, peneliti juga melakukan wawancara dan diskusi guna melihat seberapa besar pengaruh tuturan pemain di serial tersebut.

Penelitian tindak tutur perlokusi juga dilakukan sebelumnya oleh peneliti dari Universiti Putra Malaysia. Rosli dkk (2021) melakukan riset mengenai aspek perlokusi pada anak autis melalui penggunaan tindak tutur direktif selama kegiatan pemahaman bersama. Riset ini banyak menemukan pola komunikasi yang muncul dari penggunaan tindak tutur direktif. Beberapa tindak tutur ternyata ada yang bisa menghambat interaksi dengan anak autis. Di sisi lain, terdapat pula tindak tutur yang justru memperlancar interaksi anak saat mengikuti kegiatan pemahaman bersama.

Tindak tutur perlokusi juga menarik minat Raj (2020) untuk melakukan kajian. Raj menganalisis tindak tutur perlokusi pada wacana khutbah Jum’at yang disampaikan pembicara. Sementara itu, penelitian tindak tutur perlokusi Kramsch (2020) lebih menitikberatkan pada tuturan Donald Trump yang tertulis di media massa New York Times dan Die Zeit, Jerman. Untuk memperkuat analisisnya, Kramsch mengambil komentar pembaca di dua media massa tersebut untuk kemudian diteliti lebih mendalam. Dengan melakukan kajian ini, Kramsch juga bisa melihat nilai politik secara global dari tuturan pembaca. Selain itu ada penelitian dari Bigunova (2020) turut melakukan kajian tindak tutur dalam aspek ilokusi dan perlokusi pada ujaran pujian di wacana sastra Inggris modern. Penelitian ini mengambil sampel analisis dari salah satu novel bahasa Inggris modern. Sampel yang diambil terdiri atas 1.303 episode komunikatif di mana karakter pada novel tersebut menyampaikan tuturan pujian.

Pemilihan penelitian mengenai tindak tutur perlokusi juga dilakukan Nurhabibah (2020). Nurhabibah melakukan analisis tindak tutur selebgram dan pengaruhnya terhadap kepercayaan masyarakat. Penelitian ini tidak hanya menganalisis aspek lokusi, ilokusi dan perlokusi, tapi juga menampilkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap tuturan selebgram saat mempromosikan barang-barang tertentu. Yoga, Rusminto & Hilal (2017) juga telah mengambil aspek perlokusi dalam penelitiannya. Hanya saja dia mengambil objek percakapan antarsiswa SMP Kelas VII SMP Muhammadiyah Ahmad Dahlan Metro Tahun Ajaran 2016/2017. Berdasarkan pengamatan peneliti, tindak tutur perlokusi siswa di sekolah tersebut terbagi atas responss positif, negatif dan tidak ada responss.

Serupa dengan riset-riset sebelumnya, penelitian ini akan mengambil fokus pada tindak tutur perlokusi salah satu perwakilan pemerintah yang melakukan sesi wawancara di saluran YouTube CNN Indonesia. Topik wawancara ini adalah berita tentang COVID-19 varian omicron. Pembahasan tindak tutur perlokusi mengenai COVID-19 varian omicron termasuk hal yang baru untuk diteliti sehingga menjadi pembeda dari penelitian-penelitian sebelumnya. Oleh sebab itu, riset ini akan menjadi pelengkap untuk penelitian-penelitian tindak tutur perlokusi lainnya. Selain kebaruan data, peneliti mengambil masalah ini karena memahami komunikasi antarpemerintah dan masyarakat yang dilakukan melalui media bukan komunikasi dua arah. Oleh karena itu, penutur

perlu mempertimbangkan diksi dan beberapa pilihan berbahasa agar pesan yang disampaikan tidak memicu kesalahpahaman. Fenomena ini dapat disebut sebagai salah satu fenomena linguistik. COVID-19 varian omicron diambil sebagai fokus penelitian karena kemunculannya masih sangat baru sehingga peringatan kewaspadaan terus digulirkan di banyak negara dalam berbagai media. Dengan konteks masyarakat Indonesia yang telah melewati masa pandemi dalam kurun waktu dua tahun terakhir dengan segala kompleksitas di dalamnya, kemunculan varian baru virus ini dikhawatirkan tidak menjadi kewaspadaan masyarakat dan berdampak buruk dalam proses penanggulangan pandemi oleh pemerintah. Maka dari itu, pemerintah atau pihak yang merepresentasikan pemerintah seharusnya menyadari keadaan ini dan menyampaikan informasi terkait berita COVID-19 varian omicron dengan hati- hati serta memperhatikan hal- hal yang berkaitan dengan kepekaan linguistik sehingga tujuan komunikasi tersebut sampai pada masyarakat dan dapat direspons dengan baik.

Berita CNN Indonesia diambil sebagai bahan penelitian karena ini termasuk salah satu media daring di Indonesia yang memiliki jumlah pengikut cukup banyak. Pada media sosial Twitter dan Instagram, CNN Indonesia memiliki pengikut sebanyak 2,1 juta akun. Kemudian untuk akun resminya di YouTube, media ini tercatat mendapatkan 8,61 juta subscriber.

Dengan jumlah pengikut cukup banyak, maka tak heran responss yang hadir di kolom komentar terutama di YouTube CNN Indonesia selalu ramai. Salah satunya terlihat pada berita berjudul “Waspada Penularan COVID-19 Varian Omicron”

yang diunggah pada 27 November 2021. Berita ini telah dilihat sebanyak 322.222 kali dengan 3.091 komentar hingga 3 Desember 2021. Melihat banyaknya komentar, maka banyak pula respons dari masyarakat yang ingin disampaikan terkait pemberitaan tersebut. Hal ini membuat banyaknya linguistik fenomena yang bergulir di kolom komentar.

Berdasarkan aspek-aspek tersebut, peneliti tertarik untuk menganalisis tindak tutur lokusi dan ilokusi dari penutur berita yang diunggah CNN Indonesia. Peneliti meyakini berita berjudul “Waspada Penularan COVID-19 Varian Omicron”

belum ditelusuri aspek lokusi dan ilokusinya oleh periset sebelumnya. Dalam hal ini tak terkecuali komentar penonton YouTube CNN Indonesia yang belum diambil sebagai data perlokusinya. Dengan pertimbangan tersebut, maka peneliti menetapkan judul penelitiannya adalah “Analisis Tindak Tutur Perlokusi pada Berita COVID-19 Varian Omicron di Saluran YouTube CNN Indonesia”. Berdasarkan penentuan ini, maka peneliti menetapkan sejumlah rumusan masalah sebagai berikut.

a. Bentuk tindak tutur lokusi dan ilokusi apa yang muncul pada berita “Waspada Penularan COVID-19 Varian Omicron” yang diunggah saluran YouTube CNN Indonesia?

b. Bagaimana tindak tutur perlokusi atau dampak yang dirasakan penonton selaku mitra tutur pada berita

“Waspada Penularan COVID-19 Varian Omicron”

yang diunggal saluran YouTube CNN Indonesia?

(4)

4

Adapun tujuan dari penelitian “Analisis Tindak Tutur Perlokusi pada Berita COVID-19 Varian Omicron di Saluran YouTube CNN Indonesia” antara lain:

a. Untuk mengetahui bentuk tindak tutur lokusi dan ilokusi pada berita “Waspada Penularan COVID-19 Varian Omicron” yang diunggah saluran YouTube CNN Indonesia

b. Untuk memahami tindak tutur perlokusi atau dampak yang dirasakan penonton selaku mitra tutur pada berita

“Waspada Penularan COVID-19 Varian Omicron”

yang diunggal saluran YouTube CNN Indonesia.

2. Metode

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Deskriptif kualitatif dipilih karena dengan metode ini peneliti akan mendeskripsikan data secara objektif dengan dukungan teori dari para ahli mengenai tindak tutur. Selain itu, teknik yang digunakan adalah menyimak dan mencatat. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti melakukan beberapa langkah yakni pertama melihat salah satu video berita di kanal YouTube CNN Indonesia mengenai varian baru COVID-19 yakni varian omicron;

kedua, melakukan transkripsi dari data yang telah dipilih;

ketiga, mengklasifikasikan data sesuai dengan teori; keempat, menganalisa serta menginterpretasi data yang telah didapatkan; kelima, memberikan kesimpulan dan saran.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah ujaran dari Alexander Ginting selaku Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satgas COVID-19. Video tersebut dipublikasikan dalam situs YouTube resmi CNN Indonesia pada 27 November 2021 yang berjudul “Waspada Penularan COVID- 19 Varian Omicron”. Peneliti memilih CNN Indonesia sebagai sumber data penelitian karena nama media CNN secara umum tidak hanya hadir di Indonesia melainkan di negara lain seperti di Amerika Serikat. Di samping itu, jumlah pengikut media ini cukup banyak, baik di YouTube, Instagram maupun Twitter.

Hal ini mengindikasikan bahwa CNN Indonesia merupakan media yang diminati banyak kalangan sehingga berita-berita yang dimuat akan berpengaruh kepada para pembaca maupun para pemirsa.

3. Temuan dan Pembahasan 3.1 Tindak Ilokusi

Berdasarkan hasil analisis, terdapat empat jenis tindak ilokusi yang ditemukan pada wawancara singkat Alex. Jenis tindak ilokusi yang ditemukan adalah tindak ilokusi expositives, exertives, behabitives, dan commissive. Rincian pembahasan akan didiskusikan pada uraian di bawah ini.

Jenis tindak tutur yang pertama adalah expositives.

Terdapat lima ujaran yang mengandung tindak tutur expositives seperti yang dipaparkan dalam tabel di bawah ini.

No. Ujaran Jenis

1. “Pemerintah dari awal pandemi sudah mempunyai atensi yang besar terhadap virus tersebut karena virus ini mempunyai karakter yang mudah bermutasi dan dengan mudahnya bermutasi juga memberikan karakter yang berbeda- beda didalam penularan maupun di dalam klinisnya,

Expositives

2. Jadi sebagaimaan kita ketahui bahwa Badan Kesehatan Dunia (WHO) itu memberi nama varian baru tersebut sebagai omicron sebagai varian of concern. Kenapa sebagai varian of concern? Tentu ada dasarnya yaitu bahwa varian ini mempunyai tingkat penularan yang tinggi, virulensi yang tinggi bahkan juga akan mengacaukan dalam diagnosis klinis dan kemudian terapi serta juga harus ada pertimbangan bagaimana nanti vaksinasi terhadap mereka yang sudah mendapat infeksi tersebut. Oleh karena itu, omicron ini oleh Badan Kesehatan Dunia sudah digabung menjadi varian of concern bersama-sama dengan Alpha, Beta, Gamma, dan Delta. Jadi sebenarnya masalah mutasi ini bukan masalah sesuatu yang baru, ini sudah sering terjadi, dimana kita tau sendiri bahwa Delta sendiri mempunyai subvarian yang banyak, lebih dari 15. Tapi masalahnya omicron ini mempunyai lebih dari 10 artinya ini akan membuat virus tersebut lebih virulen dan lebih cepat penularannya dan inilah yang harus diwaspadai.

Expositives

3. “Ya jadi artinya bahwa seluruh regulasi yang ada ditetapkan oleh pemrintah adalah living document.

Jadi living document artinya suatu regulasi dokumen yang memang bersandarkan pada dinamika di lapangan termasuk dinamika infeksi,

Expositives

(5)

5

transmisi, dan juga bagiaman perubahan-perubahan karakter virus baik di tingkat regional maupun di tingkat dunia.

4. Sementara bagaiaman kita ketahui juga bahwa baru-baru ini juga di beberapa negara Eropa sudah melakukan border close dengan Afrika Selatan. Sudah kita ketahui bahwa Afrika Selatan ini sudah menjadi bagian dari benua Afrika dimana kekurangan vaksinasi ini cukup tinggi dibandingkan dengan infeksi yang ada. Bahkan diduga juga mutasi ini terjadi pada penderita HIV positif dimana HIV positif merupakan satu penyakit dimana imunitas turun dan kemudian berkoinfeksi dengan virus covid. Jadi mungkin salah satu pencetus terjadi mutasi yang cukup banyak.

Expositives

5. Jadi seperti kita ketahui bahwa varian Delta itu dalam tempo 3 bulan itu sudah hampir di 34 provinsi sudah ditemukan dan kemudian Delta ini sangat mudah bermutasi bahkan memiliki subvarian lebih dari 15 dan sekarang kita memiliki subvarian yang cukup banyak di dalam negeri.

Expositives,

Tabel 1: Daftar ujaran expositives

Pada tabel 1 nomor 1, Alex menyampaikan penjelasan mengapa virus corona menjadi atensi pemerintah. Penjelasan ini diekspresikan melalui pemilihan kata “karena” yang diujarkan setelah klaim bahwa pemerintah memberikan atensinya terhadap fenomena ini. Hal ini membuat ujaran yang diungkapkan Alex menjadi ujaran expositives karena ujaran ini bertujuan untuk menjelaskan signifikansi virus berdasarkan sudut pandang pemerintah. Selanjutnya, pada nomor 2, dengan menggunakan kata yang sama, yaitu

“karena” yang diujarkan setelah klaim bahwa Badan Kesehatan Dunia menganggap varian omicron menjadi variant of concern, ujaran Alex juga menjadi ujaran

expositives karena bertujuan untuk menjelaskan varian virus omicron berdasarkan sudut pandang Badan Kesehatan Dunia.

Jika pada nomor 1 dan 2 di tabel expositives bertujuan untuk menjelaskan sesuatu berdasarkan sudut pandang, data expositives pada nomor 3 bertujuan untuk menjelaskan definisi. Pemilihan kata “artinya” yang disematkan setelah kata benda “living document” mengindikasikan bahwa penutur ingin memberi deskripsi atas “living document”

sehingga pendengar dapat memiliki kepahaman yang sama terkait “living document”.

Pada nomor 4 dan 5, ujaran Alex menjadi ujaran expositives dikarenakan ujaran tersebut bertujuan untuk memberi penjelasan secara rinci terkait kondisi di Afrika Selatan dan di Indonesia. Penggunaan kata “di mana” setelah Alex menjelaskan secara geografis letak Afrika Selatan mengindikasikan bahwa Alex ingin memberikan informasi lebih lanjut terksssait tempat tersebut. Dua hal yang menjadi pokok informasi terkait Afrika Selatan adalah kurangnya vaksinasi dan mutase virus pada penderita HIV. Sedangkan saat mendeskripsikan mutasi virus yang ada di Indonesia, Alex menambahkan kondisi kegawatdaruratan di Indonesia dengan menyebutkan rentang waktu dan jumlah provinsi.

Setelah tindak tutur ilokusi expositives, tindak tutur lain yang kami temukan adalah exertives. Penjelasan terkait tindak tutur exertives dijelaskan melalui tabel berikut:

No. Ujaran Jenis

1. sehingga dalam strategi berlapisnya dalam penanggulangan covid-19, salah satu dimana kita melakukan pencegahan dan filtrasi penyekatan di bandara ini sudah berlangsung dan kemudian pemerintah setiap dua minggu sekali melakukan evaluasi bahkan juga tetap melihat atensi-atensi yang diberikan oleh Badan Kesehatan Dunia.

Exertives,

2. Tentu ini akan menjadi catatan bagi pemerintah didalam rangka mengantisipasi untuk bagaimana virus itu tidak masuk. Pertama tentu dalam hal ini penetapan bandara yang boleh dimasuki dari luar negeri dan yang kedua adalah Negara-negara dengan positivity rate dibawah 5% dan kemudian yang ketiga adalah negara- negara yang berpotensi ada penularan baru,

Exertives,

(6)

6

3. “Ya artinya pemerintah tetap menyampaikan catatan dimana negara-negara khususnya yang sudah melaporkan kejadian infeksinya cukup tinggi seperti Bosuana, Afrika Selatan, dan juga berbagai negara yang bertetangga dengan Afrika Selatan seperti Mozambik. Ini tentu sudah menjadi atensi dan tentunya pemerintah akan merespons ini dan kemudian juga kita lihat tidak hanya Afrika saja yang dilaporkan, ada juga pelaporan yang terjadi di Belgia sebagaimana kasus pertama di Eropa. Diketahui bahwa Belgia merupakan negara multinasional dimana banyak international conference ini juga sudah dilaporkan. Dan kemudian juga sudah dilaporkan juga penyebaran-penyebaran di berbagai negara seperti juga di Hongkong.

Exertives,

4. Jadi oleh karena itu, ini nanti akan kerjasama dengan lintas kementerian untuk mengatur bagaimana pintu masuk-pintu masuk ini paling tidak diatur negara mana yang boleh. Selama ini kita sudah mengaturnya ada 18 negara dengan tetap memperhatikan positivity rate.

Exertives,

Tabel 2: Daftar ujaran exertives

Pada tabel 2, terdapat empat ekspresi yang menggambarkan tindak ilokusi exertives yang dilakukan pemerintah berdasarkan wawancara dengan Alex. Empat ekspresi tersebut merincikan peraturan pemerintah dalam upayanya memperkecil kemungkinan infeksi virus covid-19.

Pada tabel 2 nomor 1, Alex menjelaskan tindakan pemerintah dalam menanggulangi tingginya penularan virus dengan melakukan “pencegahan dan filtrasi ketat”. Ujaran ini dapat memberikan dampak yang cukup signifikan dikarenakan pemerintah memiliki kuasa pada wilayah negaranya, termasuk pada penetapan pihak mana saja yang boleh datang ke Indonesia. Ujaran ini diperinci dengan ujaran exertives berikutnya, yaitu ujaran pada tabel 2 nomor 2. Ujaran pada nomor 2 tersebut memaparkan tiga putusan yang sudah dibuat.

Tiga putusan dijelaskan secara eksplisit melalui ekspresi

“pertama”, “kedua” dan “ketiga” yang masing-masing indikasi penomoran diikuti dengan bentuk ketetapan yang diputuskan pemerintah.

Jika tuturan pada nomor 1 dan 2 mengindikasikan kuasa pemerintah dalam membuat keputusan untuk melindungi rakyat Indonesia dari sebaran virus covid-19, ujaran pada nomor 3 dan 4 menitikberatkan putusan pemerintah yang dibuat atas kuasa kepemerintahan sebagai respons atas maraknya sebaran virus di luar negeri. Pada ujaran nomor 3, Alex menyampaikan bahwa pemerintah “tetap menyampaikan catatan”. Maksud dari ujaran ini adalah, dengan catatan yang diberikan pemerintah terhadap negara yang memiliki tingkat mutasi virus covid-19, pemerintah mampu membatasi interaksi internasional dengan negara-negara tersebut. Ini menjadikan ujaran tersebut menjadi ujaran exertives bukan commissive. Sedangkan pada ujaran yang terakhir, secara eksplisit, pemerintah memiliki kuasa untuk membatasi akses 18 megara yang dimaksud dengan negara Indonesia.

Jenis ilokusi selanjutnya yang ditemukan pada data ini adalah tindak ilokusi behabitives. Hanya terdapat 1 tindak ilokusi behabitives pada wawancara Alex.

Ujaran Jenis

Sehingga Badan Kesehatan Dunia sudah mencatatkannya dan ini juga akan menjadi atensi pemerintah

Behabitives

Tabel 3: daftar ujaran behabitives

Pada tabel 3, tindak ilokusi behabitives yang dilakukan Alex adalah indikasi persetujuan antara Badan Kesehatan Dunia dan pemerintah Indonesia. Kedua pihak menyetujui bahwa varian virus omicron adalah varian yang berbahaya.

Indikasi tindak ilokusi behabitives ditandai dengan penggunaan kata “juga” yang disematkan antara dua partisipan dalam teks yaitu Badan Kesehatan Dunia dan Pemerintah.

Tindak ilokusi terakhir yang ditemukan pada wawancara Alex adalah tindak ilokusi commissive. Tindak ilokusi commissive menggambarkan komitmen penutur terhadap ujarannya sendiri. Oleh karena itu tindak ilokusi commissive diutarakan dengan menggunakan kata kerja baik pada tense saat ini atau mendatang. Rincian tindak ilokusi ini digambarkan pada tabel 4.

No. Ujaran Jenis

(7)

7

1. dan kita yakin bahwa kementrian kesehatan dan satgas akan merespons ini agar virus tersebut dengan strain yang baru ini tidak masuk ke Indonesia.”

Commisives

2. Tentu ini akan menjadi catatan bagi pemerintah di dalam rangka mengantisipasi untuk bagaimana virus itu tidak masuk.

Commisives

3. Oleh karena itu, ini menjadi tanggung jawab pemerintah untuk melakukan evaluasi dan membuat atensi-atensi khusus melalui regulasi-regulasi yang terus dievaluasi.

Commisives

4. Tentu ini harus menjadi catatan kita juga sampai di mana penyebarannya karena memang transportasi, komunikasi yang membuat akhirnya penyebaran ini sungguh cepat sehingga nanti mungkin bukan Afrika Selatannya yang mungkin menjadi catatan kita tapi bagaimana perkembangan infeksi tersebut di negara- negara lain sehingga ini yang harus kita kritisi. Jadi ibaratanya bukan paspor Afrika Selatannya tetapi bagaimana kita bisa melihat seandainya itu terjadi lonjakan kasus yang eksponensial dan virus varian baru di Hongkong yang tentu kita harus melihat Hongkong sebagai masalah. Jadi tentu ini akan dievaluasi dan ini tentu akan kerjakan lintas kementerian, lintas kelembagaan sebagaimana kita juag mengevaluasi PPKM setiap 2 minggunya.”

Commisives

5. “Ya kalau kita lihat apa yang terjadi di UK, Israel, Singapore yang sudah menetapkan travel banned bagi negara Afrika Selatan, Bosuana, Mozambik, Kanibia ini tentu menjadi gambaran bagi kita juga untuk bisa melakukan tindakan yang cepat.

Commisives

6. Jadi oleh karena itu ini nanti akan kerjasama dengan lintas kementrian untuk mengatur bagaimana pintu masuk-pintu masuk ini paling tidak diatur negara mana yang boleh.

Commisives

7. Jadi oleh karena itu memang kita harus tetap memerhatikan ini dan kemudian Badan Kesehatan Dunia juga sudah menetapkannya sebagai variant of concern

Commisives

Tabel 4: daftar ujaran commissive

Kata kerja yang ditemukan pada data di atas yang mengindikasikan tindak ilokusi commissive adalah “akan merespons”, “mengantispasi”, “melakukan”, “membuat”,

“dievaluasi”, “kritisi”, “kerjakan”, “kerjasama”, dan

“memerhatikan”. Bentuk kata kerja yang digunakan untuk menunjukkan tindak ilokusi commissive adalah bentuk kata aktif, pasif dan intransitif. Subjek yang digunakan dalam kalimat berisikan kata kerja tindak ilokusi commissive ini adalah pemerintah dan kita. Subjek “kita” merepresentasikan Alex sebagai perwakilan pemerintah dan pemerintah itu sendiri dalam upaya menanggulangi persebaran COVID-19.

Berdasarkan hasil analisis tindak ilokusi Alex di atas, dapat disimpulkan bahwa tindak ilokusi commissive adalah tindak ilokusi yang paling sering digunakan oleh Alex, diikuti oleh tindak ilokusi expositives. Hal ini menandakan bahwa maksud dari ujaran-ujaran yang disampaikan Alex pada wawancara tersebut adalah untuk memberitahukan kepada masyarakat bahwa pemerintah telah mengambil sikap dan berkomitmen atas sikap tersebut melalui beberapa peraturan dan tindakan tegas guna melindungi rakyat dari ganasnya persebaran virus covid-19. Selain itu, Alex juga memahami bahwa masyarakat perlu mengetahui seberapa ganas varian baru omicron tersebut. Fenomena ini diungkapkan Alex melalui tindak ilokusi expositives yang menjadi tindak ilokusi paling sering digunakan kedua oleh penutur.

3.2 Tindak Perlokusi

Setelah tindak tutur lokusi dan ilokusi sudah dianalisa, peneliti mengklasifikasikan tindak tutur perlokusi berdasarkan komentar warganet sebagai responss dan bentuk tindak tutur perlokusi. Berikut ini jenis tindak tutur perlokusinya.

(8)

8

No Bentuk Tuturan Wujud

Perlokusi

1 CARA MEMUSNAHKAN

COVID: MEMBUNUH SELURUH PENIPU YANG MENIPU ISU COVID.

Merasa tidak percaya

2 Tetap semangat jangan kendor untuk selalu bersholawat, dan jangan lupa minum air putih secukupnya. ❤❤❤

Memberikan dukungan

3 COVID 19 varian terbaru = cuan untuk yg berkarya Bnyak variannya seperti android Intinya jaga kesehatan warga indonesia

Menyindir pemerintah

4 Kiranya Pemerintah TIDAK MENGIZINKAN orang dari Afrika Selatan dan orang Indonesia yang berkunjung ke sana untuk tidak diijinkan masuk ke Indonesia.

siapapun orangnya, pangkat tinggi kah, atau memiliki jabatan tinggikah bahkan orang kaya sekalipun....

JANGAN diberi ijin masuk ke Indonesia.

Memberikan imbauan dan harapan

5 Ayo masyarakat harap waspada terhadap para pejabat,mentri,dan satgas COVID krn mereka semua sudah kurang sehat

Mengolok pemerintah

6 hanya percaya sama ALLAH Allahuakbar❤😇

Merasa tidak percaya

7 Seperti biasa, berhubung varian pertama dan delta sudah mulai tidak laku Maka di produksi lah varian yang baru 😇😇 Tetap semangat y promosinya 😇

Menyindir pemerintah

8 Harap waspada dan perketat Prokesnya kawan2 semua.tidak menutup kemungkinan varian baru sudah masuk di Indonesia.

Memberikan dukungan dan imbauan

9 Semoga pemerintah,, cepat,, mengambil keputusan,, jangan biarkan masuk negara yg sedang merebak

Memberikan apresiasi dan harapan

10 Setiap muncul varian baru kok selalu lebih tinggi ya.. saya sekarang lebih yakin sama Tuhan saya.. ada atau tidaknya virus itu.. semoga semua tetap selalu dalan lindungan Tuhan.. AMIIN...

Merasa tidak percaya dan memberikan harapan

Tabel 5: Tindak tutur perlokusi

Data 1

“CARA MEMUSNAHKAN COVID: MEMBUNUH

SELURUH PENIPU YANG MENIPU ISU COVID”

Ujaran yang dipaparkan warganet ini termasuk ke dalam wujud merasa tidak percaya terhadap tuturan yang disampaikan penutur dari pemerintah. Pada ujaran tersebut terlihat bahwa warganet tidak percaya dengan adanya COVID varian baru. Hal ini karena warganet berpikir bahwa COVID hanya skenario belaka sehingga salah satu warganet menulis komentar cara untuk mematikan virus adalah dengan membunuh seluruh pembuat skenario COVID.

Data 2

“Tetap semangat jangan kendor untuk selalu bersholawat, dan jangan lupa minum air putih secukupnya. ❤❤❤

Ujaran yang diungkapkan warganet ini termasuk wujud memberikan dukungan. Yang bersangkutan mencoba memberikan dukungan untuk mengantisipasi penyebaran COVID. Beberapa cara yang ditawarkan antara lain dengan mengajak bersama-sama untuk selalu bersalawat dan minum air putih secukupnya.

Data 3

“COVID 19 varian terbaru = cuan untuk yg berkarya Bnyak variannya seperti android Intinya jaga kesehatan warga Indonesia”

Ujaran yang tertera pada data tiga termasuk dalam wujud perlokusi menyindir pemerintah. Warganet melakukan sindiran terhadap pemerintah dengan menuliskan bahwa COVID varian baru merupakan penghasil uang bagi pihak tertentu. Hal ini juga berarti yang bersangkutan tidak percaya terhadap kehadiran COVID-19 varian baru.

Data 4

(9)

9

“Kiranya Pemerintah TIDAK MENGIZINKAN orang dari Afrika Selatan dan orang Indonesia yang berkunjung ke sana untuk tidak diijinkan masuk ke Indonesia. siapapun orangnya, pangkat tinggi kah, atau memiliki jabatan tinggikah bahkan orang kaya sekalipun.... JANGAN diberi ijin masuk ke Indonesia.”

Ujaran tersebut termasuk dalam wujud perlokusi memberikan imbauan dan harapan. Melalui ujaran tersebut, warganet memberikan imbauan dan juga harapan kepada pemerintah agar tidak pandang bulu terhadap jabatan yang dimiliki oleh seseorang untuk memberikan izin masuk ke Indonesia jika nanti peraturan penutupan border diberlakukan.

Data 5

“Ayo masyarakat harap waspada terhadap para pejabat,mentri,dan satgas COVID krn mereka semua sudah kurang sehat”

Ujaran tersebut termasuk dalam wujud perlokusi mengolok pemerintah. Melalui ujaran tersebut, warganet mengajak bersama-sama seluruh elemen masyarakat untuk tetap waspada terhadap pemerintah. Hal ini karena menurutnya yang sebenarnya membuat sakit bukanlah virus tetapi pemerintah.

Data 6

“Hanya percaya sama ALLAH Allahuakbar😇”

Tuturan yang disampaikan mitra tutur ini termasuk ke dalam wujud perlokusi ketidakpercayaan. Bersamaan dengan tuturannya, warganet menyampaikan bahwa ia hanya percaya kepada Tuhannya. Dia tidak percaya dengan keberadaan COVID termasuk varian baru. Kemudian juga tidak mempercayai kebijakan-kebijakan pemerintah dalam menanggulangi dan mengantisipasi penyebaran virus.

Data 7

“Seperti biasa, berhubung varian pertama dan delta sudah mulai tidak laku Maka di produksi lah varian yang baru 😇😇

Tetap semangat y promosinya 😇”

Tindak tutur perlokusi ini termasuk dalam wujud menyindir pemerintah. Warganet melakukan sindiran terhadap pemerintah dengan menuliskan bahwa COVID varian lama sudah tidak laku (tidak membuat takut) di masyarakat membuat masyarakat sehingga dibuatlah varian baru.

Data 8

“Harap waspada dan perketat Prokesnya kawan2 semua.tidak menutup kemungkinan varian baru sudah masuk di Indonesia.”

Wujud perlokusi dari tindak tutur yang tersebut adalah memberikan dukungan dan imbauan. Pada ujarannya, warganet memberikan dukungan terhadap kebijakan pemerintah dalam mengantisipasi penyebaran COVID-19 varian baru. Dukungan yang diberikannya antara lain dengan mengajak bersama-sama untuk tetap mejaga protokol kesehatan.

Data 9

“Semoga pemerintah,, cepat,, mengambil keputusan,, jangan biarkan masuk negara yg sedang merebak”

Ujaran yang disampaikan warganet ini termasuk dalam wujud memberikan apresiasi dan harapan terhadap tuturan yang disampaikan penutur. Melalui ujaran tersebut, warganet memberikan apresiasi terhadap kebijakan yang hendak dilakukan oleh pemerintah. Kemudian dia juga berharap agar pemerintah dapat dengan cepat memberlakukan kebijakan tersebut sehingga penyebaran COVID-19 varian baru bisa diantisipasi.

Data 10

“Setiap muncul varian baru kok selalu lebih tinggi ya.. saya sekarang lebih yakin sama Tuhan saya.. ada atau tidaknya virus itu.. semoga semua tetap selalu dalan lindungan Tuhan..

AMIIN...”

Tindak tutur perlokusi yang disampaikan warganet ini termasuk rasa ketidakpercayaan dan harapan. Warganet merasa tidak percaya karena setiap ada varian baru yang muncul, varian tersebut lebih ganas daripada varian sebelumnya. Ia menuliskan bahwa ia lebih percaya kepada Tuhannya. Ia juga berharap agar semuanya tetap aman dan dalam lindungan Tuhan.

4. Kesimpulan

Sesuai dengan teori Austin (1962), penelitian ini menjabarkan tiga tindak tutur, yakni lokusi, ilokusi dan perlokusi. Berdasarkan hasil analisis, ujaran Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satgas COVID-19 Alexander Ginting saat diwawancarai CNN memiliki empat jenis tindak tutur ilokusi. Keempat jenis tindak tutur ilokusi tersebut antara lain expositives, exertives, behabitives dan commisives. Peneliti menyimpulkan bahwa intensi di balik tuturan Alexander Ginting saat diwawancarai CNN mengenai COVID-19 varian Omicron bertujuan untuk memberi dampak waspada terhadap penyebaran virus. Di samping itu, penutur juga menyatakan bahwa pemerintah telah berkomitmen untuk mengantisipasi datangnya virus baru dengan menerapkan regulasi yang ketat.

Beberapa langkah antisipasinya seperti membatasi penerbangan antar negara, menyampaikan laporan penambahan kasus pasien COVID-19 secara berkala dan memperbarui signifikansi COVID-19 berdasarkan penelitian terkini.

Pada tindak tutur ilokusi, Alex menyampaikan lima ujaran yang termasuk jenis expositives. Pertama, Alex selaku penutur menyampaikan penjelasan mengapa virus corona menjadi atensi pemerintah. Kemudian penutur juga menjelaskan varian virus omicron berdasarkan sudut pandang Badan Kesehatan Dunia. Pada kalimat nomor 3, Alex memaparkan definisi dari

“living document”. Selanjutnya, penutur juga memberi penjelasan secara rinci terkait kondisi di Afrika Selatan. Pada kalimat terakhir, penutur juga mendeskripsikan mutasi virus yang ada di Indonesia.

(10)

10

Selain expositives, Alex juga mengungkapkan empat ujaran yang termasuk jenis ilokusi exertives. Empat ekspresi tersebut merincikan peraturan pemerintah dalam upayanya memperkecil kemungkinan infeksi virus covid-19. Pada ujaran pertama, Alex menjelaskan tindakan pemerintah dalam menanggulangi tingginya penularan virus dengan melakukan

“pencegahan dan filtrasi ketat. Kemudian pada ekspresi nomor 2, Alex memaparkan tiga putusan yang sudah dibuat.

Lalu ujaran pada nomor 3 dan 4 menitikberatkan putusan pemerintah yang dibuat atas kuasa kepemerintahan sebagai respons atas maraknya sebaran virus di luar negeri.

Di samping itu, peneliti juga menemukan satu ujaran dari Alex yang termasuk tindak tutur ilokusi jenis behabitives.

Ujaran tersebut memiliki indikasi persetujuan antara Badan Kesehatan Dunia dan pemerintah Indonesia. Kedua pihak menyetujui bahwa varian virus omicron adalah varian yang berbahaya.

Pada ujaran ilokusi jenis commisives, peneliti menemukan tujuh ekspresi. Hal ini dibuktikan dengan penggunaan kata kerja “akan merespons”, “mengantispasi”, “melakukan”,

“membuat”, “dievaluasi”, “kritisi”, “kerjakan”, “kerjasama”, dan “memerhatikan”. Bentuk kata kerja yang digunakan untuk menunjukkan tindak ilokusi commissive adalah bentuk kata aktif, pasif dan intransitif. Subjek yang digunakan dalam

kalimat berisikan kata kerja tindak ilokusi commissive ini adalah pemerintah dan kita. Subjek “kita” merepresentasikan Alex sebagai perwakilan pemerintah dan pemerintah itu sendiri dalam upaya menanggulangi persebaran virus covid- 19.

Sementara itu, peneliti juga menganalisis tindak tutur perlokusi melalui tanggapan warganet sebagai mitra tutur terhadap ujaran Alexander Ginting. Responss yang diberikan warganet beragam, baik itu mendukung langkah pemerintah maupun tidak mempercayai informasi COVID-19. Beberapa warganet juga ada yang lebih memilih mencemooh langkah antisipasi yang dilakukan pemerintah.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, peneliti menyarankan peneliti lain untuk memperluas topik riset mengenai tindak tutur perlokusi lebih luas lagi. Pasalnya, tidak banyak penelitian yang menggunakan komentar warganet sebagai data penelitian di bidang tersebut. Dengan adanya penelitian tindak tutur perlokusi, maka hal tersebut bisa menjadi nilai tambah untuk menguatkan riset-riset lain di bidang tersebut. Sementara itu, untuk pembaca disarankan agar menjadikan hasil kajian ini sebagai pengetahuan baru mengenai tindak tutur perlokusi. Pembaca harus tahu komentar-komentar di kolom media massa bisa menjadi bahan analisis di bidang Pragmatik.

Daftar Pustaka

Bigunova, N. (2020). “Illocutionary Aims and Perlocutionary Effect Of Praise and Compliment Speech Acts in Modern English Literary Discourse”. Jurnal: Odessa

National University.

http://olj.onua.edu.ua/index.php/olj/article/downloa d/731/480/.

Dewi, Y.R. Syihabuddin. (2021). “Analisis Tindak Tutur Jenderal Gatot Nurmantyo dari Perskpektif Filsafat Relativitas Bahasa”. Jurnal, Universitas Negeri Surakarta. https://jurnal.uns.ac.id/transling.

Fatihah,A.C & Utomo, A.P.Y. (2020). “Analisis Tindak Tutur Perlokusi dalam Konpers Presiden Soal COVID-19 pada Saluran Youtube CNN Indonesia”. Jurnal,

Universitas Bale Bandung.

https://ejournal.unibba.ac.id/index.php/metamorfosi s/article/view/298.

Grundy, P. (2008). Doing Pragmatics. Hodder Education Publisher.

Hindun. (2011). Pragmatik untuk Perguruan Tinggi. Depok:

Nufa Citra Mandiri.

Ibrahim, A.S. (2009). “Kesemestaan Sosiolinguistik”. Pidato:

Universitas Negeri Malang.

Khatimah, H. (2018). Posisi dan Peran Media dalam Kehidupan Masyarakat. TASÂMUH, 16(1), 119-138.

Kramsch, C. (2020). “,’I hope you can let this go’/ ‘Ich hoffe, Sie können das fallen lassen’— Focus on the Perlocutionary in Contrastive Pragmatics”. Jurnal:

Brill.

https://brill.com/view/journals/jocp/1/1/article- p58_4.xml.

Lim, R.A & Mendoza, R.C. (2020). “Speech Acts Analysis of the Game of Thrones: A Convergent Parallel Design”. Jurnal: MSHTR GI Social Science Forum (GISSF).

https://www.researchgate.net/publication/34044534 2_Speech_Acts_Analysis_of_the_Game_of_Throne s_A_Convergent_Parallel_Design

Marhaeni, Fajar. 2004. Ilmu komunikasi Teori dan Praktek.

Bandung. Pustaka Bani Quraisy.

Muhadjir. (2017). Semantik dan Pragmatik. Jakarta: PT Pustaka Mandiri.

Nur, E. (2021). Peran Media Massa Dalam Menghadapi Serbuan Media Online. Majalah Semi

Ilmiah Populer Komunikasi Massa, 2(1).

Nurhabibah, P. (2020). “Analisis Tindak Tutur Selebgram terhadap Tingkat Kepercayaan Warganet di Instagram”. Jurnal, Universitas Negeri Surakarta.

https://jurnal.uns.ac.id/prosidingsemantiks.

Prestianta, A.M. Dewi, S.W & Kusumawati, U.D. (2021).

“Persepsi Publik Terhadap Pemberitaan COVID-19 di Media: Sebuah Survei”. Laporan survei: Dewan Pers dan Universitas Multimedia Nusantara.

Raj, S.M. (2020). “Perlocutionary Effects in Religious

(11)

11

Language of Friday Congregational Prayers’

Sermons”. Jurnal: International Journal of English Language Studies (IJELS).

https://al-

kindipublisher.com/index.php/ijels/article/view/83.

Rizal, J.G. (2021). “Omicron Sudah Menyebar di 27 Negara, Mana Saja”. Diakses pada 3 Desember 2021.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/12/03/205 000065/omicron-sudah-menyebar-di-27-negara- mana-saja-?page=all.

Rosli dkk. (2021). “Assessing Perlocutionary Effects through Directive Speech Acts in an Autistic Child during Joint Comprehension Activities”. Jurnal:

International Journal of Academic Research in Progressive Education and Development.

http://dx.doi.org/10.6007/IJARBSS/v10-i1/8384 . Sefriana, M. (2019). “An Analysis of Illocutionary Acts and

Perlocutionary Acts in Movie ‘Monte Carlo’ By Thomas Bezucha”. Tesis: UIN Raden Intan, Lampung.

Slotta, J. (2015). “The Perlocutionary is Political: Listening As Self-Determination in A Papua New Guinean Polity”. Jurnal, Cambridge University.

https://doi.org/10.1017/S0047404515000421.

Sulistyawati, A. (2021). “Omicron Merebak di 20 Negara, WHO Minta Asia-Pasifik Waspada”. Diakses pada 3 Desember 2021. https://www.solopos.com/omicron- merebak-di-20-negara-who-minta-asia-pasifik- waspada-1208764.

Yoga, E.S.P. Rusminto, N.E & Hilal, I. (2017). “Tindak Perlokusi dalam Percakapan Antarsiswa Kelas VII SMP Muhammadiyah Ahmad Dahlan Metro”. Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya),

Universitas Lampung.

http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/BINDO1/arti cle/view/14389/10479.

Yule, G. (2020). The Study of Language Seventh Edition.

United Kingdom: Cambridge University Press.

Wardhana, E.F. (2021). “Omicron Menyebar, Kasus Baru COVID-19 di Afrika Selatan Melonjak”. Diakses

pada 3 Desember 2021.

https://international.sindonews.com/read/6 17481/44/omicron-menyebar-kasus-baru-COVID- 19-di-afrika-selatan-melonjak-1638515539.

LAMPIRAN

TRANSKRIPSI UJARAN “WASPADA VARIAN DELTA PLUS PEMICU GELOMBANG KETIGA”

Presenter : “WHO menetapkan virus corona varian B11529

atu varian

omicron kedalam varian of concern yang menyebabkan peningkatan penularan dan angka kematian COVID-19.

Kasus infeksi pertama varian omicron terdeteksi awal november lalu teridentifikasi di afrika selatan, botsuana, belgia, hongkong, juga israel. Beberapa negara telah menutup perbatasan untuk kedatangan dan salah

satunya afrika selatan.

Apakah Indonesia juga akan melakukan hal yang sama?

Kita akan membahas hal, ini sore ini. Sudah bergabung kepala bidang penanganan kesehatan satgas COVID- 19, Alexander Ginting. Pak Alexander, selamat sore.”

Alexander Ginting : “Selamat sore, salam sehat!”

Presenter : “Salam sehat, pak Alex.

Terima kasih atas waktu Anda. Pak Alex, kami tau saat ini pemerintah sedang memantau dengan dekat sekali berkaitan dengan perkembangan varian omicron ini, jadi persisnya seperti apa proses yang saat ini sedang berlangsung di satgas ataupun kementrian

(12)

12

kesehatan terkait varian baru ini?”

Alexander

Ginting :

“Pemerintah dari awal pandemi sudah mempunyai atensi yang besar terhadap virus tersebut karena virus ini mempunyai karakter yang mudah bermutasi. Dan dengan mudahnya bermutasi juga memberikan karakter yang berebda-beda didalam penularan maupun di dalam klinisnya, sehingga dalam strategi berlapisnya dalam penanggulangan COVID-19, salah satu dimana kita melakukan pencegahan dan filtrasi penyekatan di bandara ini sudah berlangsung dan kemdian pemerintah setiap dua minggu sekali melakukan evaluasi bahkan juga tetap melihat atensi-atensi yang diberikan oleh Badan Kesehatan Dunia. Jadi sebagaimaan kita ketahui bahwa Badan Kesehatan Dunia (WHO) itu memberi nama varian baru tersebut sebagai omicron sebagai varian of concern. Kenapa sebagai varian of concern?

Tentu ada dasarnya yaitu bahwa varian ini mempunyai tingkat penularan yang tinggi, virulensi yang tinggi

bahkan juga akan mengacaukan dalam diagnosis klinis dan kemudian terapi serta juga harus ada pertimbangan bagaimana nanti vaksinasi terhadap mereka yangb sudah mendapat infeksi tersebut. Oleh karena itu, omicron ini oleh Badan Kesehatan Dunia sudah digabung menjadi varian of concern bersama-sama dengan Alpha, Beta, Gamma, dan Delta. Jadi sebenarnya masalah mutasi ini bukan masalah sesuatu yang baru, ini sudah sering terjadi, dimana kita tau sendiri bahwa Delta sendiri mempunyai subvarian yang banyak, lebih dari 15. Tapi masalahnya omicron ini mempunyai lebih dari 10 artinya ini akn membuat virus tersebut lebih virulen dan lebih cepat penularannya dan inilah yang harus diwaspadai. Sehingga Badan Kesehatan Dunia sudah mencatatkannya dan ini juga kana menjadi atensi pemerintah dan kita yakin bahwa kementrian kesehatan dan Satgas akan merespons ini agar virus stersebut dengan strain yang baru ini tidak masuk ke Indonesia.”

Presenter : “Apakah sudah ada pertimbangan atau sudah ada

(13)

13

pembahasan soal

penambahan masa karantina dulu? Karena kalau menutup border kan sepertinya belum tapi kalau menambah masa karantina.”

Alexander Ginting : “Ya jadi artinya bahwa seluruh regulasi yang ada

ditetapkan oleh

pemerintah adalah living document. Jadi living document artinya suatu regulasi dokumen yang memang bersandarkan pada dinamika di lapangan termasuk dinamika infeksi, transmisi, dan juga bagaimana perubahan- perubahan karakter virus baik di tingkat regional maupun di tingkat dunia.

Tentu ini akan menajdi catatan bagi pemerintah di dalam rangka mengantisipasi untuk bagaimaan virus itu tidak masuk. Pertama tentu dalam hal ini penetapan bandara yang boleh dimasuki dari luar negeri dan yang kedua adalah negara-negara dengan positivity rate di bawah 5% dan kemudian yang ketiga adalah negara- negara yang berpotensi ada penularan baru, jadi oleh karena itu ini menjadi tanggungjawab pemerintah untuk melkauakn evaluasi dan mebuat atensi-atensi khusus melalui regulasi-

regulasi yang terus dievaluasi. Sementara bagaiaman kita katahui juga bahwa baru-baru ini juga di beberapa negara Eropa sudah melakukan border close dengan Afrika Selatan.

Sudah kita ketahui bahwa Afrika Selatan ini sudah menjadi bagian dari benua Afrika di mana kekurangan vaksinasi ini cukup tinggi dibandingkan dengan infeksi yang ada. Bahkan diduga juga mutasi ini terjadi pada penderita HIV positif di mana HIV positif merupakan satu penyakit dimana imunitas turun dan kemudian berkoinfeksi dengan virus COVID. Jadi mungkin salah satu pencetus terjadi mutasi yang cukup banyak.

Presenter : “Pak Alex, adakah Negara- negara yang harus menjadi concern sekarang bagi WNI yang mungkin mempunyai renaca ke luar negeri?”

(14)

14

Alexander Ginting : “Ya artinya pemerintah tetap menyampaikan catatan dimana Negara-negara khususnya yang sudah melaporkan kejadian infeksinya cukup tinggi seperti Bosuana, Afrika Selatan, dan juga berbagai Negara yang bertetangga dengan Afrika Selatan seperti Mozambik. Ini tentu sudah menjadi atensi dan tentunya pemerintah akan merespons in dan kemudian juga kita lihat tidak hanya Afrika saja yang dilaporkan, ada juga pelaporan yang terjadi di Belgia sebagaimana kasus pertama di Eropa. Diketahui bahwa Belgia merupakan negara multinasional dimana banyak international conference ini juga sudah dilaporkan. Dan kemudian juga sudah dilaporkan juga penyebaran-penyebaran di berbagai Negara seperti juga di Hongkong. Tentu ini harus menjadi catatan kita juga

sampai dimana

penyebarannya karena memang transportasi, komunikasi yang membuat akhirnya penyebaran ini sungguh cepat sehingga nanti mungkin bukan Afrika Selatannya yang mungkin menjadi catatan kita tapi bagaimana perkembangan infeksi tersebut di Negara-

negara lain sehingga ini yang harus kita kritisi. Jadi ibaratanya bukan paspor Afrika Selatannya tetapi bagaiaman kita bisa melihat seandainya itu terjadi lonjakan kasus yang eksponensial dan virus varian baru di Hongkong yang tentu kita harus melihat Hongkong sebagai masalah.

Jadi tentu ini akan dievaluasi dan ini tentu akan kerjakan lintas kementrian, lintas kelembagaan sebagaimana kita juag mengevaluasi PPKM setiap 2 minggunya.”

Presenter : “Pak Alex, kalau misalkan melihat dinamika yang terjadi di lapangan itu kan berarti cepat sekali ya dalam waktu seminggu terakhir ini kemudian sudah ada beberapa negara menutup border mereka tidak mengzinkan wisatawan masuk bahkan penerbanagan masuk dari Negara Afrika juga sudah diberlakukan.

Apakah hal yang sama akan dilakukan di Indonesia?

apakah aka nada revisi aturan dalam waktu dekat?”

(15)

15

Alexander

Ginting :

“Ya kalau kita lihat apa yang terjadi di UK, Israel, Singapore yang sudah menetapkan travel banned bagi Negara Afrika Selatan, Bosuana, Mozambik, Kanibia ini tetu menjadi gambaran bagi kita juga untuk bisa melakukan tindakan yang cepat. Jadi seperti kita ketahui bahwa varian Delta itu dalam tempo 3 bulan itu sudah hamper di 34 provinsi sudah ditemukan dan kemudian Delta ini sangat mudah bermutasi bahkan memiliki subvarian lebih dari 15 dan sejarang kita memiliki subvarian yang cukup banyak di dalam negeri. Jadi oleh karena itu ini nanti akan kerjasama dengan lintas kementerian untuk mengatur bagaimana pintu masuk-pintu masuk ini paling tidak diatur negaNegaraara mana yang boleh. Selama ini kita sudah mengaturnya ada 18 negara dengan tetap memperhatikan positivity rate. Jadi oleh karena itu memang kita harus tetap memperhatikan ini dan kemudian Badan Kesehatan

Dunia juga sudah

menetapkannya sebagai varian of concern”

Presenter : “Pak Alexander Ginting, penanganan Satgas COVID- 19. Pak Alex terima kasih banyak sudah

berbincang di CNN Indonesia newsroom”

Gambar

Tabel 1: Daftar ujaran expositives
Tabel 2: Daftar ujaran exertives
Tabel 4: daftar ujaran commissive
Tabel 5: Tindak tutur perlokusi

Referensi

Dokumen terkait

3 Studi epidemiologis didapatkan bahwa pada negara yang memiliki varian omicron, varian omicron dengan cepat menggantikan varian delta sebagai varian yang

1. Komentar publik yang ingin dilihat analisis sentimennya yaitu tentang Zonasi Sekolah diambil dari komentar Facebook Page Kemendikbud RI dan Channel YouTube CNN Indonesia. Teknik

Gambar 2.4 merupakan kanal Youtube tempat penulis melakukan magang, yakni kanal Youtube Fokus Indosiar & Patroli Indosiar News. Dalam kanal Youtube ini, konten

bahwa dalam rangka pencegahan dan penanggulangan serta pendektesian dini potensi penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) varian Omicron, sebagaimana dimaksud

Dalam hal pemeriksaan follow up RT-PCR tidak dilakukan, maka pasien kasus konfirmasi dengan gejala berat/kritis yang dirawat di RS yang sudah menjalani isolasi selama 10 hari

Hasil dalam penelitian ini ditemukan representasi ideologi dan kekuasaan yang terdapat dalam teks berita virus corona khusunya dalam media online CNN Indonesia

Data tersebut dikategorikan yang bisa dilihat dari angka kasus positif Covid-19, untuk yang pertama itu ada di Pasar Klender yang berjumlah 20 kasus Positif Covid-19, yang kedua

Tuturan pada video “Cara Belajar Dengan Teknik Pomodoro” pada kanal YouTube “Hujan Tanda Tanya” yang tergolong dalam tindak tutur representatif yakni menyatakan, menunjukkan,