Irwinna Galih Nirmala, 2015
HUBUNGAN ANTARA CELEBRITY WORSHIP DENGAN KESEHATAN MENTAL FANS K-POP DI BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Irwinna Galih Nirmala (1002168). Hubungan Antara Celebrity Worship dengan Kesehatan Mental Fans K-pop di Bandung. Skripsi. Departemen Psikologi. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. 2015
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara celebrity worship dengan kesehatan mental fans K-pop di HKLC Bandung yang berada pada masa remaja. Desain penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode korelasional. Penentuan subjek sebanyak 107 orang menggunakan teknik purposive sampling. Data diperoleh dengan memodifikasi kuisioner Celebrity Attitude Scale (CAS) yang dibuat oleh McCutcheon dan kuisioner kesehatan mental yang disusun oleh peneliti sendiri dari karakteristik kesehatan mental Schneider. Hasil penelitian berupa hasil uji korelasi antara tipologi celebrity worship dan kesehatan mental menunjukkan bahwa tahap entertainment social memiliki korelasi positif dengan kesehatan mental, tahap intense personal feeling memiliki korelasi negatif dengan kesehatan mental, dan tahap borderline pathological memiliki korelasi negatif dengan kesehatan mental; penelitian ini memeroleh temuan celebrity worship fans K-pop di HKLC Bandung berada pada tingkat sedang (intense personal feeling) dan kesehatan mental fans K-pop di HKLC Bandung berada pada tingkat kurang sehat mental.
Irwinna Galih Nirmala, 2015
HUBUNGAN ANTARA CELEBRITY WORSHIP DENGAN KESEHATAN MENTAL FANS K-POP DI BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
Irwinna Galih Nirmala (1002168). Correlation between Celebrity Worship and Mental Health among K-pop Fans in Bandung. Research Paper. Departement of Psychology. Indonesia University of Education. Bandung. 2015
This research aims to determine the relationship between celebrity worship with mental health of K-pop fans, especially of member HKLC Bandung who are in adolescent. The design of this research is quantitative with correlational method. The determination of subject (N = 107) in this research used a purposive sampling technique. Datum were obtained by modifying a Celebrity Attitude Scale (CAS) questionnaire proposed by McCutcheon, a mental health questionnaire proposed by the writer, and characteristics of mental health proposed by Schneider. Result of this research is correlation between typology of celebrity worship and mental health among K-pop fans in HKLC Bandung showed that entertainment social had positive correlation with mental health. Intense personal feeling and borderline pathological had negative correlation with mental health; additional results of this research are K-pop fans in HKLC Bandung had middle level (intense personal feeling) of celebrity worship and K-pop fans in HKLC Bandung had poor mental health state.
Irwinna Galih Nirmala, 2015
HUBUNGAN ANTARA CELEBRITY WORSHIP DENGAN KESEHATAN MENTAL FANS K-POP DI BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN
KATA PENGANTAR
UCAPAN TERIMA KASIH
ABSTRAK
ABSTRACT
DAFTAR ISI
DAFTAR BAGAN
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Penelitian 1
B. Identifikasi Masalah Penelitian 5
C. Rumusan Masalah Penelitian 6
D. Tujuan Penelitian 7
E. Manfaat Penelitian 7
F. Sistematika Penulisan 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA 8
A. Celebrity Worship 8
1. Definisi celebrity worship 8
2. Faktor-faktor yang memengaruhi celebrity worship 9
3. Karakteristik celebrity worship 10
B. Kesehatan Mental 11
1. Definisi kesehatan mental 11
2. Faktor-faktor yang memengaruhi kesehatan mental 13
3. Karakteristik kesehatan mental 14
C. Fans K-pop 18
Irwinna Galih Nirmala, 2015
HUBUNGAN ANTARA CELEBRITY WORSHIP DENGAN KESEHATAN MENTAL FANS K-POP DI BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Definisi fans K-pop 18
3. Remaja sebagai fans K-pop 20
D. Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan 23
E. Kerangka Pemikiran 24
F. Asumsi Penelitian dan Hipotesis 27
BAB III METODE PENELITIAN 29
A. Lokasi dan Subjek Penelitian 29
B. Metode Penelitian 30
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 31
D. Instrumen Penelitian 33
E. Proses Pengembangan Instrumen 37
F. Teknik Pengumpulan Data 42
G. Teknik Analisa Data 42
H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian 42
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44
A. Temuan Penelitian 44
1. Gambaran celebrity worship pada fans K-pop di HKLC
Bandung 44
2. Gambaran kesehatan mental fans K-pop di HKLC
Bandung 46
3. Hubungan antara celebrity worship dengan kesehatan
mental pada fans K-Pop di HKLC Bandung 48
B. Pembahasan 49
1. Gambaran celebrity worship pada fans K-pop di HKLC
Bandung 49
2. Gambaran kesehatan mental fans K-pop di HKLC
Bandung 51
3. Hubungan antara tipologi celebrity worship dengan
kesehatan mental fans K-Pop di HKLC Bandung 52
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 56
A. Simpulan 56
Irwinna Galih Nirmala, 2015
HUBUNGAN ANTARA CELEBRITY WORSHIP DENGAN KESEHATAN MENTAL FANS K-POP DI BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA 58
LAMPIRAN 62
Irwinna Galih Nirmala, 2015
HUBUNGAN ANTARA CELEBRITY WORSHIP DENGAN KESEHATAN MENTAL FANS K-POP DI BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Gambaran Hubungan Antara Celebrity Worship dengan
Irwinna Galih Nirmala, 2015
HUBUNGAN ANTARA CELEBRITY WORSHIP DENGAN KESEHATAN MENTAL FANS K-POP DI BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Instrumen CAS (Celebrity Attitude Scale) Sebelum Uji Coba 34
Tabel 3.2 Instrumen Kesehatan Mental Sebelum Uji Coba 35
Tabel 3.3 Penilaian item pernyataan 36
Tabel 3.4 Norma Kriteria Variabel Celebrity Worship 36
Tabel 3.5 Norma Kriteria Kesehatan Mental 37
Tabel 3.6 Hasil Uji Kelayakan Instrumen CAS 38
Tabel 3.7 Hasil Uji Kelayakan Instrumen Kesehatan Mental 39
Tabel 3.8 Koefisien Realibilitas Guilford 40
Tabel 3.9 Reliabilitas Instrumen CAS 41
Tabel 3.10 Reliabilitas Instrumen Kesehatan Mental Sebelum Uji
Kelayakan Item 41
Tabel 3.11 Reliabilitas Instrumen Kesehatan Mental Setelah Uji
Kelayakan Item 41
Tabel 4.1 Frekuensi dari Idola K-pop 44
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Statistik Celebrity Worship 45
Tabel 4.3 Norma Kriteria Variabel Celebrity Worship 45
Tabel 4.4 Gambaran Tingkat Celebrity Worship 46
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Statistik Kesehatan Mental 47
Tabel 4.6 Norma Kriteria Kesehatan Mental 47
Tabel 4.7 Gambaran Kesehatan Mental 47
Tabel 4.8 Uji Korelasi Tipologi Celebrity Worship dengan Kesehatan
Irwinna Galih Nirmala, 2015
HUBUNGAN ANTARA CELEBRITY WORSHIP DENGAN KESEHATAN MENTAL FANS K-POP DI BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Rumus Lemeshow 30
Gambar 4.1 Diagram Tingkat Celebrity Worship 46
Irwinna Galih Nirmala, 2015
HUBUNGAN ANTARA CELEBRITY WORSHIP DENGAN KESEHATAN MENTAL FANS K-POP DI BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 A. Grafik Google Trends 62
B. Interaksi satu arah antara fans dengan idola 63
C. Komentar fans saat idola memiliki kekasih 65
D. Lampiran wawancara 66
Lampiran 2 A. Data mentah dan hasil uji coba instrumen Celebrity
Attitude Scale (CAS) 67
B. Data Mentah dan hasil uji coba instrumen kesehatan
mental 76
Lampiran 3 A. Data mentah dan hasil uji data instrumen Celebrity
Attitude Scale (CAS) 90
B. Data Mentah dan hasil uji data instrumen kesehatan
mental 98
Lampiran 4 A. Uji korelasi antara dimensi entertainment social
dengan kesehatan mental 107
B. Uji korelasi antara dimensi intense personal feeling
dengan kesehatan mental 107
C. Uji korelasi antara dimensi borderline pathological
dengan kesehatan mental 108
Lampiran 5 Kuisioner 109
Lampiran 6 Surat-surat 113
A. Pernyataan Expert Judgement 113
B. Surat Izin Penelitian 115
C. Surat Keputusan Pengangkatan Pembimbing Skripsi 116
Irwinna Galih Nirmala, 2015
HUBUNGAN ANTARA CELEBRITY WORSHIP DENGAN KESEHATAN MENTAL FANS K-POP DI BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di komunitas HKLC yang bertempat di
Bandung. Dasar pertimbangan yang digunakan dalam menentukan HKLC sebagai
lokasi penelitian karena HKLC merupakan komunitas bahasa korea terbesar di
Bandung dengan anggota yang merupakan fans K-pop dari berbagai daerah di
Bandung (berdasarkan hasil studi pendahuluan).
2. Populasi dan sampel penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang
memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011). Populasi dalam
penelitian ini adalah fans K-Pop di Bandung, baik penggemar boyband/girlband.
Jumlah fans K-pop di Bandung tidak dapat dihitung secara pasti karena terdiri dari
fans resmi dan tidak resmi terdaftar dalam fanbase.
Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu teknik
sampling dengan menggunakan persyaratan tertentu agar dapat menjaring sampel
yang representatif pada populasi yang tidak diketahui (Neuman, 2007). Sampel
penelitian ini adalah fans K-Pop yang tergabung dalam HKLC dan memenuhi
syarat sampel yaitu fans K-pop remaja yang berusia 11-21 tahun. Fans remaja
sendiri sedang mengalami masa peralihan kelekatan dari orang tua kepada figur
lain sebagai pengganti orang tua yang dinamakan dinamakan dengan secondary
attachment. Remaja sebagai fans K-pop menjadikan idola K-pop sebagai
secondary attachment (Greene, 1990).
Populasi fans K-pop remaja Kota Bandung tidak diketahui jumlahnya, oleh
karena itu peneliti menggunakan rumus Lemeshow untuk mengetahui jumlah
30
Irwinna Galih Nirmala, 2015
HUBUNGAN ANTARA CELEBRITY WORSHIP DENGAN KESEHATAN MENTAL FANS K-POP DI BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1 Rumus Lemeshow
Keterangan:
n = Jumlah sampel minimal yang diperlukan
Zα = Nilai standar dari distribusi sesuai nilai α = 5% = 1,96
P = Prevalensi outcome, karena data belum didapat, maka dipakai 50%
Q = 1 – P
L = Tingkat ketelitian 10%
Berdasarkan rumus, maka n = (1,96)2 x 0,5 x 0,5 = 96,04 (0,1)2
Maka diperoleh hasil jumlah sampel minimal yang dibutuhkan dalam
penelitian ini adalah 96 responden fans K-pop HKLC yang berusia dibawah 21
tahun. Di dalam penelitian ini jumlah sampel yang digunakan adalah 107
responden fans K-pop HLKC di Bandung.
B. Metode Penelitian
Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut
Neuman (2007), penelitian kuantitatif merupakan metode deduktif yang diawali
peneliti dengan memikirkan dan merefleksikan konsep variabel yang diikuti dengan
pembuatan prosedur pengukuran. Prosedur pengukuran merupakan penghubung
antara variabel dan data dimana konsep variabel diubah menjadi operasional dan
diakhiri dengan data empiris. Penelitian kuantitatif menghasilkan informasi berupa
angka yang mewakili konsep penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode korelasional, bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua
variabel yang berbeda agar dapat menentukan tingkat hubungan antara
variabel-variabel ini (Arikunto, 2010).
31
Irwinna Galih Nirmala, 2015
HUBUNGAN ANTARA CELEBRITY WORSHIP DENGAN KESEHATAN MENTAL FANS K-POP DI BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Pada penelitian ini terdapat dua variabel penelitian, yaitu variabel 1 dan
variabel 2 sebagai berikut:
1. Variabel penelitian
Variabel 1 : Celebrity worship
Variabel 2 : Kesehatan mental
2. Definisi operasional
a. Celebrity worship
Celebrity worship adalahtingkat hubungan parasosial yang dibangun oleh
fans terhadap idola K-popnya. Menurut penelitian McCutcheon et al pada tahun
2002 (dalam John Maltby et al, 2004) ada beberapa dimensi yang merupakan
tahap dari celebrity worship, yaitu entertainment-social, intense personal
feeling dan borderline pathological.
1) Entertainment-social adalah tingkat ketika fans tertarik pada idola K-pop
dan kehidupannya karena kemampuan idola K-pop dalam menghibur dan
sebagai sumber interaksi sosial. Fans menikmati hasil karya idola
K-popnya, membicarakan idola K-pop dengan teman-teman, dan mengetahui
informasi mengenai idola K-popnya.
2) Intense personal feeling adalah tingkat ketika fans memiliki perasaan yang
kuat dan cenderung terobsesi pada idola K-popnya. Fans merasa cemburu
ketika idola K-popnya memiliki pacar, fans marah ketika ada orang
menghina idola K-popnya, dan terobsesi dengan detail kehidupan pribadi
idola K-pop.
3) Borderline pathological adalah tingkat ketika fans tidak dapat
mengendalikan perilaku dan imajinasinya terhadap idola K-popnya. Fans
seringkali menghubungi idola K-popnya di jejaring sosial dan
membayangkan hal-hal yang tidak mungkin terjadi antara dirinya dan idola
32
Irwinna Galih Nirmala, 2015
HUBUNGAN ANTARA CELEBRITY WORSHIP DENGAN KESEHATAN MENTAL FANS K-POP DI BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Kesehatan mental
Kesehatan mental adalah kondisi fans yang dapat menerima diri apa
adanya, berpikir dan bertindak sesuai dengan realitas, dan mampu mengatasi
konflik, frustrasi maupun tuntutan lingkungan. Kriteria spesifik tentang
kesehatan yang diungkapkan oleh Schneiders (1964) diubah menjadi indikator
dalam penelitian ini. Adapun kriteria kesehatan mental adalah sebagai berikut:
1) Hubungan yang adekuat dengan kenyataan adalah sejauh mana
kemampuan fans untuk bertindak sesuai kenyataan. Ciri fans yang
memiliki hubungan adekuat dengan kenyataan dapat menerima kenyataan
saat menerima kegagalan.
2) Sikap yang sehat adalah kemampuan fans memberikan reaksi atau respon
terhadap teman, pekerjaan, agama, dan hal lainnya yang dijalani individu
secara baik.
3) Pengendalian pikiran dan imajinasi adalah kemampuan fans dalam
mengendalikan pikiran dan imajinasi.
4) Efisiensi mental adalah pengendalian kemampuan proses mental secara
efektif (observasi, belajar, berpikir, dan kemauan).
5) Integrasi pikiran dan tingkah laku keselarasan antara tingkah laku yang
ditampilkan fans dengan apa yang dipikirkan.
6) Integrasi motif-motif dan pemecahan konflik adalah keselarasan dorongan
dari dalam diri fans dan penyaluran yang sesuai dengan nilai diri.
7) Perasaan aman dan memiliki adalah sejauh mana memercayai
lingkungannya dan merasa diinginkan oleh lingkungan sosial.
8) Konsep diri (self-concept) adalah kemampuan fans berpikir positif
mengenai dirinya sendiri.
9) Identitas ego yang adekuat adalah sejauh mana fans memahami siapa
dirinya dengan jelas dan terpisah dari orang lain tanpa jadi menyendiri atau
mengisolasi diri dari orang lain.
10) Kehidupan emosional yang sehat adalah kemampuan individu untuk
33
Irwinna Galih Nirmala, 2015
HUBUNGAN ANTARA CELEBRITY WORSHIP DENGAN KESEHATAN MENTAL FANS K-POP DI BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
11) Kedamaian pikiran adalah keselarasan yang muncul dari kriteria kesehatan
mental yang dimiliki fans: kontak adekuat dengan kenyataan,keselarasan
emosi,perasaan aman dan memiliki, pikiran dan imajinasi yang terkontrol.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk penelitian ini ada yang merupakan instrumen
hasil modifikasi dari instrumen yang telah ada dan ada pula instrumen yang disusun
sendiri oleh peneliti. Berikut penjelasan lebih rinci dari instrumen penelitian dari
masing-masing variabel:
1. Instrumen celebrity worship
Instrumen penelitian untuk mengukur variabel celebrity worship
memodifikasi skala CAS (Celebrity Attitude Scale) yang dikeluarkan oleh
McCutcheon pada tahun 2002 memiliki realibilitas dengan koefisien Cronbach’s
Alpha berkisar antara 0,71-0,96 (McCutcheon, 2002). Dalam penelitian ini
instrumen CAS adaptasi dan dimodifikasi ke dalam bahasa Indonesia.
Instrumen CAS ini terdiri dari 30 item dan menggunakan skala Likert
dengan 4 pilihan jawaban yang diturunkan dari tahap tiga celebrity worship yang
dikemukakan oleh McCutheon, yaitu entertainment social (ES), intense personal
feeling (IP), dan borderline pathological (BP). Berikut adalah kisi-kisi instrumen
34
Irwinna Galih Nirmala, 2015
HUBUNGAN ANTARA CELEBRITY WORSHIP DENGAN KESEHATAN MENTAL FANS K-POP DI BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.1 Instrumen CAS (Celebrity Attitude Scale) Sebelum Uji Coba
2. Instrumen kesehatan mental
Instrumen untuk mengukur kesehatan mental dikembangkan peneliti
berdasarkan kriteria sehat mental yang dikemukakan Schneider tahun 1964.
Instrumen kesehatan mental ini terdiri dari 44. Instrumen kesehatan mental ini
memiliki karakteristik yang mirip dengan instrumen kecemasan Hamilton Rating
Scale For Anxiety (HRS-A) yang dikembangkan dari gejala yang masing-masing
dirinci lagi dengan gejala yang lebih spesifik tanpa ada dimensi serta
menggunakan skala 1-4. Berikut penjelasan lebih lanjut indikator yang
dikembangkan dari karakteristik kesehatan mental. Instrumen kesehatan mental ini
menggunakan skala Likert yang memiliki 4 pilihan jawaban
No Dimensi Indikator Nomor
Item
Jumlah
1 Entertainment Social
Fans menjadikan idola K-Pop sebagai sumber hiburan Fans mengetahui kehidupan sang idola K-pop
1, 7, 8, 21, 22
5
Fans menjadikan idola K-pop sebagai sumber interaksi sosial
2, 9, 10, 23
4
Fans mengetahui kehidupan sang idola K-pop
3, 11, 12 3
2 Intense Personal Feeling
Fans memiliki perasaan yang kuat terhadap idola K-Pop
4, 13, 14 3
Fans memiliki kelekatan batin dengan artis idola
5, 15,16, 17, 24, 25, 26, 27
8
3 Borderline pathological
Fans tidak mampu mengendalikan perilaku
6, 18, 19 3
Fans tidak mampu mengendalikan khayalan
20, 28, 29, 30,
4
35
Irwinna Galih Nirmala, 2015
HUBUNGAN ANTARA CELEBRITY WORSHIP DENGAN KESEHATAN MENTAL FANS K-POP DI BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.2 Instrumen Kesehatan Mental Sebelum Uji Coba
Kesehatan Mental
Indikator Nomor Item Jumlah
Fav Unfav
Fans mampu bertindak sesuai kenyataan
2 1, 3, 4 4
Fans mampu memberikan reaksi atau respon terhadap teman, pekerjaan, agama, ras dan hal lainnya yang dijalani fans secara baik
5, 8 6, 7 4
Fans mampu mengendalikan imajinasinya dan pikirannya
11 9, 10, 12 4
Fans mampu mengendalikan kekuatan proses mental secara efektif (observasi, belajar, berpikir, dan kemauan)
13, 14, 15, 16
4
Fans mampu
mengintegrasikan pikiran dan tingkah laku
17, 20 18, 19 4
Fans mampu menyelaraskan dorongan keinginan dengan nilai dalam dirinya
22, 23, 24
21 4
Fans merasa dirinya aman dan diinginkan oleh lingkungan sosialnya
25, 27, 28
26 4
Fans memiliki konsep diri yang positif
30 29, 31, 32 4
Fans mampu memahami dirinya
33, 35, 36
34 4
Fans mampu mengendalikan emosi
40 37, 38, 39 4
Fans memiliki pikiran yang damai
41, 43, 44
42 4
36
Irwinna Galih Nirmala, 2015
HUBUNGAN ANTARA CELEBRITY WORSHIP DENGAN KESEHATAN MENTAL FANS K-POP DI BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Teknik skoring
Dalam penelitian ini kedua instrumen menggunakan teknik skoring yang
sama. Skala yang digunakan adalah skala Likert dengan 4 pilihan jawaban, yaitu
sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS).
Penilaian pilihan jawaban tiap item dibedakan berdasarkan jenis item favorable
dan unfavorable.
Tabel 3.3 Penilaian item pernyataan
Nilai Item
Pilihan Jawaban Favorable Unfavorable
STS 1 4
TS 2 3
S 3 2
SS 4 1
4. Kategorisasi norma
Untuk dapat menafsirkan jumlah skor yang diperoleh dari data hasil
penelitian ini, maka diperlukan ukuran baku atau norma. Norma adalah
pengelompokan sebuah kelompok skala ke dalam beberapa level (Ihsan, 2013).
Pada penelitian ini data dari variabel celebrity worship dikelompokkan menjadi
tiga kriteria. Kriteria celebrity worship dikelompokan berdasarkan nilai rata-rata
kelompok (X) dan standar deviasi (σ).
Tabel 3.4 Norma Kriteria Variabel Celebrity Worship
Kriteria Celebrity Worship
Tinggi T > X + 1σ
Sedang X - 1σ ≤ T ≤ X + 1σ
37
Irwinna Galih Nirmala, 2015
HUBUNGAN ANTARA CELEBRITY WORSHIP DENGAN KESEHATAN MENTAL FANS K-POP DI BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Selanjutnya data dari variabel kesehatan mental dikategorikan menjadi dua
bagian yaitu sehat mental dan kurang sehat mental berdasarkan norma
kelompoknya.
Tabel 3.5 Norma Kriteria Kesehatan Mental
Kriteria Kesehatan Mental
Sehat mental X > X
Kurang sehat mental X ≤ X
E. Proses Pengembangan Instrumen
Dalam proses pengembangan instrumen CAS dan kesehatan mental, peneliti
melakukan uji validitas dan reliabilitas pada kedua instrumen ini.
1. Uji validitas
Validitas menunjukkan sejauh mana instrumen mengukur apa yang
seharusnya diukur (Field, 2009). Validitas yang digunakan dalam penelitian ini
adalah validitas isi. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat
pengujian terhadap isi instrumen dengan analisis rasional atau professional
judgement terhadap instrumen CAS dan kesehatan mental (Azwar, 2012). Dalam
penelitian ini professional judgement terhadap instrumen CAS dan instrumen
kesehatan mental dilakukan oleh Dr. Tina Hayati Dahlan, M. Pd., Psi dan Niken
Cahyorinartri, M. Psi., Psi.
2. Pemilihan Item Layak
Proses pengembangan instrumen setelah dinilai oleh peneliti adalah
melakukan uji coba atau tryout. Instrumen diujicobakan pada 131 fans K-pop
Bandung yang berusia dibawah 21 tahun. Setelah dilakukan skoring pada hasil uji
coba, peneliti melakukan pemilihan item layak pada instrumen CAS dan kesehatan
mental dengan menggunakan corrected item-total. Corrected item-total adalah
38
Irwinna Galih Nirmala, 2015
HUBUNGAN ANTARA CELEBRITY WORSHIP DENGAN KESEHATAN MENTAL FANS K-POP DI BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Item yang dipilih menjadi item final adalah item yang memilik korelasi item total
sama dengan atau lebih besar dari 0,3 (Ihsan, 2013), namun dikarenakan akan ada
dimensi yang tidak terwakili, maka skor korelasi diturunkan menjadi 0,1.
a. Analisis uji kelayakan instrumen CAS
Setelah dilakukan perhitungan uji validitas dengan bantuan program
SPSS versi 20.0 terhadap 30 item pada instrumen CAS, diperoleh 30 item yang
layak uji coba. Hasil uji kelayakan instrumen CAS yang telah dilakukan
terhadap 131 responden, dapat dilihat pada tabel 3.8.
Tabel 3.6 Hasil Uji Kelayakan Instrumen CAS
Dimensi
Celebrity Worship
Item Sebelum Uji Coba Item Setelah Uji Coba
No Item Σ No Item Σ
Entertainment Social
1, 2, 3, 7, 8, 9, 10 11, 12, 21, 22, 23
12 1, 2, 3, 7, 8, 9, 10 11, 12, 21, 22, 23
12
Intense Personal Feeling
4, 5, 13, 14, 15, 16, 17, 24, 25, 26, 27
11 4, 5, 13, 14, 15, 16, 17, 24, 25, 26, 27
11
Borderline pathological
6, 18, 19, 20, 28, 29, 30 7 6, 18, 19, 20, 28, 29, 30
7
Jumlah 30
b. Analisis Uji Kelayakan Instrumen Kesehatan Mental
Pada instrumen kesehatan mental terdapat item layak sebanyak 40 item
layak, yaitu 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23,
24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 43, dan 44.
Item yang tidak layak pada instrumen kesehatan mental ada 4 item, yaitu 4, 9,
39
Irwinna Galih Nirmala, 2015
HUBUNGAN ANTARA CELEBRITY WORSHIP DENGAN KESEHATAN MENTAL FANS K-POP DI BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.7 Hasil Uji Kelayakan Instrumen Kesehatan Mental
Indikator Kesehatan Mental
Item Sebelum Uji Coba
Item Setelah Uji Coba
No Item Σ No Item Σ
Fans mampu bertindak sesuai kenyataan
1, 2, 3, 4 4 1, 2, 3 3
Fans mampu memberikan reaksi atau respon terhadap teman, pekerjaan, agama, ras dan hal lainnya yang
dijalani fans secara baik
5, 6, 7, 8 4 5, 6, 7, 8 4
Fans mampu mengendalikan imajinasinya dan pikirannya
9, 10, 11, 12 4 11, 12 2
Fans mampu mengendalikan kekuatan proses mental secara efektif (observasi, belajar, berpikir, dan kemauan)
13, 14, 15, 16 4 13, 14, 15, 16 4
Fans mampu
mengintegrasikan pikiran dan tingkah laku
17, 18, 19, 20 4 17, 18, 19, 20 4
Fans mampu menyelaraskan dorongan keinginan dengan nilai dalam dirinya
21, 22, 23, 24 4 21, 22, 23, 24 4
Fans merasa dirinya aman dan diinginkan oleh lingkungan sosialnya
25, 26, 27, 28 4 25, 26, 27, 28 4
Fans memiliki konsep diri yang positif
29, 30, 31, 32 4 29, 30, 31, 32 4
Fans mampu memahami dirinya
33, 34, 35, 36 4 33, 34, 35, 36 4
Fans mampu mengendalikan emosi
37, 38, 39, 40 4 37, 38, 39, 40 4
Fans memiliki pikiran yang damai
41, 42, 43, 44 4 41, 43, 44 3
40
Irwinna Galih Nirmala, 2015
HUBUNGAN ANTARA CELEBRITY WORSHIP DENGAN KESEHATAN MENTAL FANS K-POP DI BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur memiliki konsistensi
dalam kondisi yang berbeda (Field, 2009). Reliabilitas instrumen CAS dan
kesehatan mental diestimasi dengan metode Cronbach’s Alpha, dimana semakin
mendekati 1 nilai alpha yang dimiliki suatu alat ukur, maka alat ukur tersebut
semakin reliabel (Azwar, 2011). Semakin besar koefisien reliabilitas berarti
semakin kecil kesalahan pengukuran maka semakin reliabel alat ukur tersebut.
Sebaliknya, semakin kecil koefisien reliabilitas berarti semakin besar kesalahan
pengukuran maka semakin tidak reliabel alat ukur tersebut (Sugiyono, 2013).
Koefisien reliabilitas dikategorikan berdasarkan kriteria yang dibuat oleh Guilford
(Sugiyono, 2013) yaitu sebagai berikut
Tabel 3.8 Koefisien Realibilitas Guilford
Derajat Realibilitas Kategori
0,90 α 1,00 Sangat Reliabel
0,70 α 0,90 Reliabel
0,40 α 0,70 Cukup Reliabel
0,20 α 0,40 Kurang Reliabel
α 0,20 Tidak Reliabel
a. Reliabilitas Instrumen CAS
Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas yang telah dilakukan terhadap
instrumen CAS dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 20.0
diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,94. Koefisien reliabilitas tersebut
menunjukkan bahwa instrumen CAS reliabel, sehingga dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpul data. Lebih rinci hasil yang diperoleh dapat
41
Irwinna Galih Nirmala, 2015
HUBUNGAN ANTARA CELEBRITY WORSHIP DENGAN KESEHATAN MENTAL FANS K-POP DI BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.9 Reliabilitas Instrumen CAS
Cronbach's Alpha
Jumlah Item
,948 30
b. Reliabilitas instrumen kesehatan mental
Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas yang telah dilakukan terhadap
instrumen kesehatan mental dengan menggunakan bantuan software SPSS versi
20.0 diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,779. Lebih rinci hasil yang
diperoleh dapat dilihat pada tabel 3.10
Tabel 3.10 Reliabilitas Instrumen Kesehatan Mental Sebelum Uji Kelayakan Item
Cronbach's Alpha
Jumlah Item
,779 44
Setelah dilakukan analisa kelayakan item dengan menghapus item yang
tidak layak, maka koefisien reliabilitas menjadi 0,819. Koefisien reliabilitas
tersebut menunjukkan bahwa instrumen kesehatan mental reliabel, sehingga
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Lebih rinci hasil
yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 3.11
Tabel 3.11 Reliabilitas Instrumen Kesehatan Mental Setelah Uji Kelayakan Item
Cronbach's Alpha
Jumlah Item
42
Irwinna Galih Nirmala, 2015
HUBUNGAN ANTARA CELEBRITY WORSHIP DENGAN KESEHATAN MENTAL FANS K-POP DI BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner
merupakan teknik untuk memperoleh data dari responden dengan cara memberikan
seperangkat pertanyaan atau pernyataan secara tertulis berdasarkan instrumen yang
telah disusun sebelumnya.
Kuisioner diberikan atau disebarkan secara langsung kepada responden oleh
peneliti. Kuisioner yang disebarkan terdiri dari tiga bagian, bagian pertama berisi
identitas responden, bagian kedua berisi instrumen CAS, dan instrumen kesehatan
mental.
G. Teknik Analisa Data
Penelitian ini menggunakan teknik analisa korelasi untuk mengukur kekuatan
hubungan antar dua variabel (Shavelson, 1988). Penelitian ini menggunakan analisa
korelasi Spearman Rank dengan bantuan SPSS versi 20.0. Spearman Rank
merupakan teknik analisa korelasi untuk data bersifat ordinal dan tidak berdistribusi
normal (Shavelson, 1988). Teknik analisa korelasi digunakan untuk memeroleh data
empiris mengenai korelasi antara tipologi celebrity worship dengan kesehatan mental.
H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Tahapan yang dilakukan peneliti dalam melaksanakan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
a. Menentukan masalah yang akan diteliti berdasarkan fenomena yang terjadi
di lingkungan sekitar.
b. Melakukan kajian literatur untuk mendapatkan teori yang mendukung
penelitian.
c. Menyusun proposal penelitian.
d. Mengajukan permohonan izin penelitian.
e. Menyusun instrumen penelitian.
f. Melakukan uji validitas instrumen dengan professional judgment.
43
Irwinna Galih Nirmala, 2015
HUBUNGAN ANTARA CELEBRITY WORSHIP DENGAN KESEHATAN MENTAL FANS K-POP DI BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Tahap Pelaksanaan
a. Melakukan penyebaran kuisioner pada fans K-pop di Bandung
b. Mengumpulkan kuisioner yang telah diisi oleh responden
c. Melakukan pengolahan dan analisa data
3. Tahap Pelaporan
Irwinna Galih Nirmala, 2015
HUBUNGAN ANTARA CELEBRITY WORSHIP DENGAN KESEHATAN MENTAL FANS K-POP DI BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian. Yogyakarta: Rineka Cipta.
Azwar, Saifuddin. (2012). Dasar-Dasar Psikometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Biro Media BEM IKM. (2013). Buletin of Psychology 5th Edition: Idolizing. Depok : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (Oktober 2013)
Chapman, J. (2003). Do you worship the celebs? [Online]. Tersedia : http://www.dailymail.co.uk/tvshowbiz/article-176598/Do-worship-celebs.html [29 September 2013]
Dewi, Kartika Sari. (2012). Kesehatan Mental. Semarang : Lembaga Pengembangan dan Penjamin Mutu Pendidikan Universitas Diponegoro
Field, Andy. (2009). Discovering Statistics Using SPSS. London: Sage Publication. Ltd.
Giles, D.C. (2002). Parasocial Interaction: A Review of the Literature and a Model for Future Research. Media Psychology, 4, 279-305
Giles, D.C., Maltby, J. (2004). The Role of Media in Adolescent development: Relations between autonomy, attachment, and interest in celebrities. Pergamon Personality and Individual Difference, 36, 813-822
Greene, A. L., Adam-Prince, Carolyn. (1990). Adolescent’s Secondary Attachment To Celebrity Figures. Sex Roles, Vol 23, No 718
Hills, Matthew. (2002). Fan Culture. USA: Routledge.
Ihsan, Helli. (2013). Metode Skala Psikologi. Bandung: Departemen Psikologi FIP UPI.
Jung, Sun. (2011). "K-pop, Indonesian Fandom, and Social Media." In "Race and
Ethnicity in Fandom," edited by Robin Anne Reid and Sarah Gatson, special
issue, Transformative Works and Cultures, no. 8. Tersedia:
doi:10.3983/twc.2011.0289. [21 September 2014]
Kpopnesia.com. [online]. Tersedia: http://kpopnesia.com/2014/06/13/2ne1-rock-indonesia-with-their-world-tour-all-or-nothing-live-in-jakarta/
Levick, Stephen E. (2004). Clone Being : Exploring the psychological and Social Dimension. USA: Rowman & Littlefield Publishers, Inc.
59
Irwinna Galih Nirmala, 2015
HUBUNGAN ANTARA CELEBRITY WORSHIP DENGAN KESEHATAN MENTAL FANS K-POP DI BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lewis, L. A. (1992). The Adoring Audience: Fan Culture and Popular Media. USA: Routledge.
Maltby, John., Houran, James., Lange, Rinse., Ashe, Diane., McCutheon, Lynn E. (2002). Thou Shalt Worship No Other Gods-Unless They Are Celebrities: The Relationship Between Celebritiy Worship and Religious Orientation. Personality and Indiviual Differences, 32, 1157-1172
Maltby, John., McCutcheon, Lynn E., Martin, Matthew M., Cayanus, Jacob L. (2003). Celebrity Worship and Cognitive Flexibility. North American Journal of Psychology, 1, 75-80
Maltby, John., Day, Liza., McCutcheon, Lynn E., Gillet, Raphael., Houran, James., Ashe, Diane D. (2004). Personality and Coping: A context for examining celebrity worship and mental health. British Journal of Psychology, 95, 411-428
Maltby, John., Giles, David C., Barber, Louise., McCutcheon, Lynn E. (2005). Intense-personal Celebrity Worship and Body Image: Evidence of A Link Among Female Adolescents. British Journal of Health Psychology, 10, 17-32
Mc Cutcheon, Lynn E., Lange, Rinse., Houran, James. (2002). Conceptualization and Measurement of Celebrity Worship. British Journal of Psychology, 93, 67-87
Mc Cutcheon et al. (2012). Cognitive ability and celebrity worship revisited. Journal of psychology, 14, 383-392.
Nastiti, A.D. 2010, Korean Wave Di Indonesia : Antara Budaya Pop, Internet, Dan Fanatisme Pada Remaja, Bachelor thesis, Universitas Indonesia [Online].
Tersedia:
http://id.scribd.com/doc/67051422/Korean-Wave-di-Indonesia-Budaya-Pop-Internet-dan-Fanatisme-Remaja. [29 September 2013]
Neuman, W. Lawrence. (2007). Basic of Social Research 2nd Edition: Qualitative and Quantitative Approaches. Boston: Pearson Education, Inc.
Pemita, Desika. (2013). Fenomena di Dunia K-pop Selama 2013. [Online]. Tersedia: http:/m.liputan6.com/showbiz/read/787905/fenomena-di-dunia-kpop-selama-2013-jilid-ii?p=3
Rayner, Philip., Wall, Peter., Kruger, Stephen. (2004). Media Studies: The Essential Resource. London: Routledge.
Riduwan & Akdon. (2010). Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistika. Bandung: Alfabeta.
60
Irwinna Galih Nirmala, 2015
HUBUNGAN ANTARA CELEBRITY WORSHIP DENGAN KESEHATAN MENTAL FANS K-POP DI BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Steviani, A. (2012). Sasaeng Fans, Kegilaan Dibalik Hingar Bingar Dunia K-pop [Online]. Tersedia:
http://hot.detik.com/music/read/2012/07/12/120548/1963571/1180/sasaeng-fans-sambut-artis-sm-town-di-bandara-soekarno-hatta
Sari, Evita Puspita. (2013). Hubungan Celebrity Worship Dengan Psychological Ownership pada Fans K-Pop: Studi pada Fans Super Junior di Bandung. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
Santrock, John W. (2003). Adolesence, 6th Edition. Jakarta: Erlangga.
Scheid, Teresa L., Brown, Tony N. (2010). A Handbook for Study of Mental Health: Social Contexts, Theories, and Systems 2nd Edition. New York: Cambridge University Press.
Schneiders, Alexander A. (1964). Personal Adjustment and Mental Health. New York: Holt, Rinehart and Winston.
Semiun, Yustinus, OFM. (2006). Kesehatan Mental. Yogyakarta; Kanisius.
Shavelson, Richard J.(1988). Stastical Reason For The Behavioral Sciences. California: Allyn and Bacon, Inc.
Sheridan, Lorraine et al. (2007). Celebrity Worship, Addiction, and Criminality. Routledge, vol 13 (6): 559-571
Shim, Doobo. (2006). Hybridity and The Rise of Korean Popular Culture in Asia. Sage publication, vol 28 (1): 25-44
Steinberg, Laurence. (1993). Adolescence. USA: McGraw-Hill, Inc.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Method). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Tartila, Pintani Linta. (2013). Fanatisme Fans Kpop Dalam Blog Netizenbuzz. Jurnal Universitas Airlangga, vol 2 (3)
Wiramihardja, Sutardjo A. (2012). Pengantar Psikologi Klinis. Bandung: Refika Aditama.
61
Irwinna Galih Nirmala, 2015
HUBUNGAN ANTARA CELEBRITY WORSHIP DENGAN KESEHATAN MENTAL FANS K-POP DI BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Yuja, Park. (2014). Perbedaan Perilaku Fans di Korea dan Fans di Indonesia. [Online]. Tersedia: http://prezi.com/qy9uib-p_wjwjperbedaan-perilaku-fans-di-korea-dan-fans-di-indonesia/