NASKAH PUBLIKASI
PRARANCANGAN PABRIK
DIBUTYL PHTHALATE DARI PHTHALIC ANHYDRIDE DAN N-BUTANOL DENGAN KATALIS ASAM SULFAT
KAPASITAS 10.000 TON PER TAHUN
Oleh : Puput Eka Suryani
D 500 090 025 Dosen Pembimbing
1. Ir. Nur Hidayati, M.T., Ph.D. 2. Ir. Haryanto AR., M.S.
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
HALAMAN PENGESAHAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK KIMIA
NAMA : Puput Eka Suryani
NIM : D 500 090 025
JUDUL TPP : Prarancangan Pabrik Dibutyl Phthalate dari Phthalic
Anhydride dan N-Butanol dengan Katalis Asam Sulfat
Kapasitas 10.000 Ton/Tahun
DOSEN PEMBIMBING : 1. Ir. Nur Hidayati, M.T., Ph.D
2. Ir. Haryanto, AR., M.S.
Surakarta, Juli 2013
Menyetujui Naskah Publikasi ini :
Dosen pembimbing I
Ir. Nur Hidayati, M.T., Ph.D
A. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu negara yang masih berkembang. Oleh
karena itu perkembangan di sektor industri terus meningkat setiap tahunnya.
Tidak terkecuali perkembangan industri kimia. Industri kimia di Indonesia sudah
cukup besar namun kebutuhan impor dari luar negeri jumalahnya pun masih
cukup besar. Ketergantungan Indonesia terhadap impor luar negeri harus
diimbangi dengan peningkatan di sektor industri kimia. Salah satu akibat apabila
nilai impor lebih tinggi dibandingkan nilai ekspor yaitu berkurangnya devisa
negara. Fakta lain menunjukkan bahwa Indonesia memiliki kekayaan diantaranya
sumber daya alam dan sumber daya manusia yang sangat melimpah. Sehingga
untuk mengatasi ketergantungan terhadap produk impor salah satunya yaitu
dengan mendirikan pabrik kimia untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan
juga sebagai salah satu solusi untuk menyediakan lapangan pekerjaan.
Sejauh ini banyak industri kimia yang tidak hanya memproduksi bahan jadi,
namun ada pula industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan
intermediate. Langkah tersebut merupakan salah satu cara untuk mengurangi
ketergantungan terhadap luar negeri. Pemerintah telah memprioritaskan
pembangunan di sektor industri, tidak terkecuali industri yang diharapkan dapat
merangsang berdirinya industri lain. Sehingga dapat saling berkesinambungan
satu sama lain. Industri tersebut antara lain industri kimia, plastik, farmasi,
kosmetik, dll.
Plasticizer merupakan aditif yang digunakan untuk meningkatkan plastisitas
atau fluidilitas material. Pada umumnya plasticizer digunakan untuk plastik,
khususnya yaitu untuk PVC (Polyvinyl chloride). Sifat bahan lainnya juga akan
meningkat apabila ditambahkan plasticizer, seperti beton, tanah liat dan produk
terkait. Pada tahun 2000 diperkirakan bahwa produksi plasticizer telah mencapai
beberapa juta ton per tahun. Hampir 90% dari pasar plasticizer digunakan untuk
PVC, karena plasticizer dapat meningkatkan fleksibilitas dan daya tahan
Besarnya plasticizer yang ditambahkan bervariasi, tergantung pada besarnya
efek yang diperlukan. Misalnya penambahan sedikit plasticizer digunakan hanya
untuk meningkatkan kemampuan kerja pada lelehan polimer. Hal ini pasti berbeda
apabila penambahan dalam jumlah yang lebih banyak. Saat ini telah terdapat
sekitar 3000 plasticizer dalam manufacture, dan ada sekitar 100 plasticizer yang
telah menjadi komoditas penting.
A. PERANCANGAN KAPASITAS
Data impor kebutuhan dibutyl phthalate Indonesia diperoleh dari Biro
Pusat Statistik (BPS) dari tahun 2007 sampai 2011. Data tersebut dapat dilihat
pada tabel 1.1.
Tabel 1.1. Data Impor Kebutuhan Dibutyl Phthalate di Indonesia 2007-2001
No. Tahun Kebutuhan (ton)
1. 2007 1.305,827
2. 2008 3.886,947
3. 2009 1.052,693
4. 2010 1.157,668
5. 2011 4.945,923
Dari data di atas, maka kapasitas pabrik pada tahun elevasi dapat
diperkirakan akan meningkat hingga 10433,721 ton. Sampai saat ini telah terdapat
pabrik di Indonesia yang memproduksi dibutyl phthalate, yaitu PT. Indo Polimer
dengan kapasitas 7.200 ton/tahun dan PT. Buana Chemical Industri dengan
kapasitas 30.000 ton/tahun(Indochemical’CIC’,2002). Dan dapat ditetapkan
kapasitas pabrik yaitu sebesar 10.000 ton/tahun. Dengan pemilihan kapasitas
tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri. Berdasarkan faktor
sarana komunikasi, maka lokasi pabrik ditetapkan di Gresik, Jawa Timur.
Sehingga dengan pertimbangan tersebut dapat menjaga keuntungan pabrik baik
dari segi teknis maupun ekonomis.
B. PROSES PEMBUATAN DIBUTYLPHTHALATE
Proses pembuatan dibutyl phthalate dalam manufacture menggunakan
proses esterifikasi. Proses esterifikasi merupakan proses penambahan butanol
dalam reaksi tersebut. dibutyl phthalate merupakan hasil reaksi antara phthalic
anhydride dan 2 molekul n-butanol, katalis dalam reaksi ini adalah H2SO4. Reaksi
berlangsung pada reaktor yang bersuhu 140˚C dan tekanan 1 atm. Perbandingan
umpan phthlatic anhydride dan butanol yaitu 1 : 2,5. Phthalic anhydride yang
berupa padatan dileburkan pada Melting Tank, kemudian dicampur dengan
butanol dan katalis H2SO4, selanjutnya reaksi terjadi pada reaktor. Proses
pemurnian produk terjadi pada menara distilasi-02, hasil atas menara distilasi akan
dikembalikan pada menara distilasi-01 untuk dimurnikan dan direcycle kembali.
Sedangkan hasil bawah menara distilasi-02 merupakan produk dengan kemurnian
99%. Pengotor-pengotor yang bersifat volatile dipindahkan dalam fase uap yang
kemudian dikondensasikan (Keyes,1975).
C. TINJAUAN KINETIKA
Reaksi pembentukkan dibutyl phthalate merupakan reaksi esterifikasi orde
dua yang melalui dua tahap. Persamaan konstanta kecepatan reaksi dtentukan dari
percobaan atau eksperimen. Berikut merupakan persamaan konstanta kecepatan
reaksi (Groggins, 1980) :
Proses pembentukkan dibutyl phthalate terjadi melalui dua tahap, berikut
merupakan tahap reaksi pembentukkan dibutyl phthalate :
1. Tahap Pertama
O
C COOC4H9
C6H4 O + C6H4OH C6H4
C COOH
O
1.
Gambar 1.1 Reaksi Pembentukan Monoester
Reaksi diatas dapat terjadi karena ada pemanasan, sehingga monoester dapat
mudah terjadi.
2. Tahap Kedua
COOC4H9 COOC4H9
C6H4 + C6H4OH C6H4 + H2O
COOH COOC4H9
Monoester Butanol Dibutyl Phthalate Air
Gambar 1.2 Reaksi Pembentukan Dibutyl Phthalate
Pada tahap kedua selain membentuk dibutyl phthalate reaksi tersebut
juga menghasilkan air. Reaksi esterisikasi diatas berlangsung lama dan
membutuhkan temperature tinggi serta katalis.
Aktivitas ion hydrogen suatu asam mineral pada kedua reaksi di atas
terjadi melalui formasi kompleks pelarut alkohol dalam suatu proses esterifikasi
(Fessenden, 1984).
D. KEGUNAAN PRODUK
Adapun kegunaan dibutyl phthalate antara lain (Greenfact, 2013) :
a. Plasticizer pada vernis nitroselulosa
b. Pengencer pada industri pasta gigi
c. Pelapis film dan fiber glass
d. Pelapis kertas
e. Pelarut pada industri tekstil
f. Pelarut untuk pembuatan parfum
E. TINJAUAN PROSES SECARA UMUM
Proses produksi dibutyl phthalate secara umum yaitu phthalate
anhydride yang berupa padatan dicairkan di dalam melting tank, dan selanjutnya
di masukkan ke dalam reaktor setelah dicampur dengan butanol dan asam sulfat.
Reaksi dalam reaktor berlangsung pada suhu 140˚C dan tekanan 1 atm, reaksi
tersebut merupakan reaksi esterifikasi. Hasil reaksi terdiri dari dua fase yaitu fase
gas dan fase cair. Fase cair hasil reaksi keluar dari reaktor bagian bawah dan
dinetralisasikan dengan NaOH dalam neutralizer. Sedangkan fase uap keluar dari
reaktor bagian atas dan selanjutnya dimurnikan pada menara distilasi. Proses
pemisahan filtrat dengan endapan terjadi pada decanter. Proses pemurnian produk
terjadi pada menara distilasi dua, keluaran bawah menara distilasi dua merupakan
produk yaitu dibutyl phthalate. Sedangkan keluaran atas MD-01 akan direcycle.
F. DIAGRAM ALIR
Diagram alir proses pembuatan dibutyl phthalate dapat dilihat pada
Melting
G. SPESIFIKASI ALAT UTAMA PROSES
Berikut ini merupakan spesifikasi alat proses produksi dibutyl phthalate.
1. Melting Tank
Kode : M-01
Fungsi : Melarutkan phthalic anhydride dengan H2SO4 dan
butanol
Jumlah : 1
Kondisi Operasi
Tekanan : 1 atm
Temperatur : 140˚C
Bahan : Stainless Steel SA 316
Shell
Diameter Shell : 3,048 m
Tinggi Shell : 0,9144 m
Tebal Shell : 0,14 in
Head
Jenis : Flanged dhised head
Tebal Head : 0,129 in
Pengaduk
Jenis : Flat Blade Turbine Impeller dengan 6 Blade
Jumlah : 1
Kecepatan : 36,478 rpm
Diameter :1,016 m
Motor : 2,5 Hp
Baffle
Jumlah : 4 buah
Lebar : 0,084 m
Spesifikasi Pemanas
Diameter Jaket : 3,055 m
Tinggi Jaket : 0,759 m
Harga : US $ 309.030,325
2. Reaktor
Kode : R-01
Fungsi : Tempat Reaksi pembentukan dibutyl phthalate
Jumlah : 1
Kondisi Operasi
Tekanan : 1 atm
Temperatur : 140˚C
Bahan : Stainless Steel SA 316
Shell
Diameter Shell : 3,048 m
Tinggi Shell : 2,438 m
Tebal Shell : 0,15 in
Head
Jenis : Reaktor alir berpengaduk
Tebal Head : 0,187 in
Pengaduk
Jenis : Flat Blade Turbine Impeller dengan 6 Blade
Jumlah : 1
Kecepatan : 76,69 rpm
Diameter :0,776 m
Motor : 5,5 Hp
Baffle
Jumlah : 4 buah
Lebar : 0,084 m
Spesifikasi Pemanas
Diameter Jaket : 2,336 m
Tinggi Jaket : 2,329 m
Tebal dinding jaket : 91,686 in
3. Netralizer
Kode : R-02
Fungsi : Menetralisasikan asam sulfat yang masih
terkandung
Jumlah : 1
Kondisi Operasi
Tekanan : 1 atm
Temperatur : 50˚C
Bahan : Stainless Steel SA 316
Shell
Diameter Shell : 3,048 m
Tinggi Shell : 1,219 m
Tebal Shell : 0,187 in
Head
Jenis : Torisperical Dished Head
Tebal Head : 0,187 in
Pengaduk
Jenis : Flat Blade Turbine Impeller dengan 6 Blade
Jumlah : 1
Kecepatan : 177,406 rpm
Diameter :0,376 m
Motor : 2 Hp
Baffle
Jumlah : 4 buah
Lebar : 0,188 m
Harga : US $ 309.030,325
4. Decanter
Kode : D-01
Fungsi : Memisahkan campuran hingga menjadi dua
lapisan
Kondisi Operasi
Tekanan : 1 atm
Temperatur : 50˚C
Bahan : Stainless Steel SA 316
Shell
Diameter Shell : 3,048 m
LebarShell : 3,325 m
Tebal Shell : 0,187 in
Head
Jenis : Torisperical Dished Head
Tebal Head : 0,187 in
Harga : US $ 34.127,696
5. Menara Distilasi
Kode : T-02
Tugas : Memisahkan hasil atas D-01 sebanyak 1521,856
kg/jam
Jenis Alat : Menara Distilasi Sieve Tray
Kondisi Operasi
Umpan : P = 1,00 atm , T = 165,266oC
Puncak : P = 1,00 atm , T = 125,608 oC
Dasar : P = 1,00 atm, T = 319,000 oC
Spesifikasi
Bahan : Stainless steel
Shell
ID shell : 2,390 m
Tebal shell : 3/16 in
Tinggi : 2,228 m
Head
Jenis : Torisperical Dished Head
Tebal head : 3/16 in
Jenis : Sieve Tray
Susunan holes : Triangular pitch
Diameter holes : 5 mm
Tray spacing : 0,45 m
Jumlah : 5 buah
Harga : US $ 5170
6. Menara Distilasi
Kode : T-01
Fungsi : Memisahkan campuran hasil atas reaktor dan
MD-02 sebanyak 383,055 kg
Jumlah : 1
Jenis Alat : Menara Distilasi Sieve Tray
Kondisi Operasi
Umpan : P = 1,00 atm , T = 115oC
Puncak : P = 1,00 atm , T = 100oC
Dasar : P = 1,00 atm, T = 128oC
Spesifikasi
Bahan : Stainless steel
Shell
ID shell : 2,389 m
Tebal shell : 3/16 in
Tinggi : 17,693 m
Head
Jenis : Torisperical Dished Head
Tebal head : 3/16 in
Tray
Jenis : Sieve Tray
Susunan holes : Triangular pitch
Diameter holes : 5 mm
Tray spacing : 0,45 m
Harga : US $ 97.277
Harga : US $ 5.170
H. ANALISIS EKONOMI
Pabrik dibutyl phthalate ini memerlukan modal tetap Rp 8.662.473.232,30
per tahun, modal kerja Rp 171.552.629.143,51 per tahun. Dari analisis ekonomi
terhadap pabrik ini menunjukkan keuntungan sebelum pajak Rp
24.320.976.769,63 per tahun, keuntungan setelah pajak Rp 17.024.683.738,74 per
tahun. Percent Return On Investment (ROI) sebelum pajak 28,08% dan setelah
pajak 19,65%. Pay Out Time (POT) sebelum pajak selama 2,62 tahun dan setelah
pajak 3,37 tahun. Break Even Point (BEP) sebesar 48,83%, dan Shut Down Point
(SDP) sebesar 30,61%. Nilai IRR berdasarkan perhitungan Discounted Cash Flow
(DCF) terhitung sebesar 19,7%. Adapun untuk gambar analisis dapat dilihat
sebagai berikut :
Gambar 4. Analisis Ekonomi
100,0; 8,7
0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0
M
Kapasitas Pabrik per tahun (%)
Sa
Fa
Va
I. KESIMPULAN
Pabrik dibutyl phthalate yang berkapasitas 10.000 ton/tahun merupakan
pabrik beresiko rendah. Hal ini karena pabrik beroperasi pada temperatur 140˚C
dengan tekanan atmosferis. Berikut merupakan hasil perhitungan dari analisis
kelayakan :
Keuntungan Sebelum Pajak = Rp 24.320.976.769,63
Keuntungan Setelah Pajak = Rp 17.024.683.738,74
Return Of Invesment
ROI sebelum pajak = 28,08%
ROI setelah pajak = 19,65%
1. Pay Out Time
Pay Out Time sebelum pajak = 2,62 tahun
Pay Out Time setelah pajak = 3,37 tahun
Pay Out Time pabrik beresiko rendah yaitu maksimal 5 tahun
(Aries & Newton,1955)
2. BEP
Diperoleh nilai BEP sebesar = 48,83%
3. SDP
Diperoleh nilai SDP sebesar = 30,61%
4. DCF
Diperoleh nilai IRR-DCF sebesar = 19,7%
Berdasarkan hasil analisis di atas maka pabrik dibutyl phthalate yang
DAFTAR PUSTAKA
Aries, R.S., and Newton, R.D, 1955, Chemical Engineering Cost Estimation, Mc.
Graw Hill Book Company, New York.
Biro Pusat Statistik, 2007-2011, Statistik Perdagangan Luar Negeri Indonesia.
Jakarta.
Fessenden, Fessenden,1988, Principles of Organic Chemistry, 4td edition,
McGRAW-HILL KOGAKHUSA, LTD., New York.
Grogins., P.H, 1980, Unit Process In Organic Svnthesis, 5th Mc Graw Hill Book
co. Inc., New York.
Keyes, Faith, and Clark, 1975, Industrial Chemical, 4th Edition, John Wiley and
Sons Inc., New York.
http://en.wikipedia.org/wiki/Butanol
http://en.wikipedia.org/wiki/Phthalic_anhydride
http://en.wikipedia.org/wiki/Sodium_hydroxide