• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Pengelolaan Pembelajaran Pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Firdausy Sukoharjo.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN Pengelolaan Pembelajaran Pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Firdausy Sukoharjo."

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Firdausy didirikan pada t ahun 2001

dan beralam at di Jalan Slamet Riyadi No 21 Sukoharjo. Awal perm ulaan dari

PAUD ini sebenarnya adalah suatu t em pat unt uk penitipan anak yang orang

t uanya m em punyai kesibukan bekerja dan di rum ah t idak m em punyai

pem bant u at au baby sist er. Di sinilah muncul ide dari seorang ibu yang

bernam a Hj Hart at i, SKM untuk mendirikan t empat penit ipan anak guna

m embantu m enyelesaikan masalah yang dihadapi oleh para orang t ua yang

m empunyai persoalan t ent ang pengasuhan anak at au penitipan anak.

Penyelenggaraan PAUD berfungsi memb ina, m enumbuhkan, dan

m engem bangkan seluruh pot ensi yang dimiliki oleh anak pada usia dini

secara optim al sehingga t erbent uk perilaku dan kem am puan dasar sesuai

dengan t ahap perkembangannya agar memiliki kesiapan untuk m em asuki

pendidikan selanjutnya. Salah sat u jalur t erselenggaranya PAUD adalah jalur

pendidikan non formal. PAUD non form al m emiliki peran yang sangat besar

dalam m em bantu pem erint ah m eningkat kan akses masyarakat t erhadap

layanan pendidikan. Unt uk it u seyogyanya pem erint ah saat ini m em berikan

perhat ian lebih t erhadap PAUD t erut ama sarana prasarana, pem binaan

(2)

t enaga pendidik dan kependidikan, dan memberikan sosialisasi pada

m asyarakat t ent ang kepedulian t erhadap PAUD.

Prakarsa penyelenggaraan pendidikan anak usia dini di negara maju t elah

berlangsung lam a sebagai bent uk pendidikan yang berbasis masyarakat

(communit y based educat ion), akan t et api gerakan untuk m enggalakkan

pendidikan ini di Indonesia baru m uncul beberapa t ahun t erakhir. Hal ini

didasarkan akan pentingnya pendidikan untuk anak usia dini dalam

m enyiapkan m anusia Indonesia seut uhnya, m em bangun masa depan

anak-anak dan m asyarakat Indonesia seluruhnya. Nam un sejauh ini, jangkauan

pendidikan anak usia dini m asih t erbat as dari segi jum lah maupun

aksesibilit asnya saja.

M emasuki abad XXI dunia pendidikan di Indonesia m enghadapi t iga

t ant angan besar. (1) Sebagai akibat dari m ulti krisis yang menimpa Indonesia

sejak t ahun 1997, dunia pendidikan dituntut untuk dapat m em pert ahankan

hasil-hasil pembangunan pendidikan yang telah dicapai. (2) Untuk

m engant isispasi era globalisasi, dunia pendidikan dituntut untuk

m empersiapkan sumber daya manusia yang berkualit as, sehingga m am pu

bersaing dalam pasar kerja global. (3) Sejalan dengan diberlakukannya

otonom i daerah, perlu dilakukan perubahan dan penyesuaian sist em

pendidikan nasional, sehingga dapat mew ujudkan proses pendidikan yang

(3)

pesert a didik, dan m endorong peningkat an part isipasi m asyarakat (Anw ar,

2009: 3).

Permasalahannya adalah ket idaksiapan bangsa Indonesia menghadapi

ket iga t ant angan diat as, disebabkan rendahnya m utu sumber daya

m anusianya. Untuk menghadapi t ant angan itu, diperlukan upaya yang serius

m elalui pendidikan sejak dini yang m ampu melet akkan dasar-dasar

pem berdayaan m anusia agar m em iliki kesadaran akan pot ensi diri dan dapat

m engem bangkannya bagi kebutuhan diri, m asyarakat dan bangsa sehingga

dapat membent uk m asyarakat m adani. Pendidikan anak usia dini m erupakan

pendidikan paling m endasar yang dilakukan sedini m ungkin dan dilaksanakan

secara m enyeluruh dan t erpadu.

Secara lebih sederhana, pendidikan dapat dipaham i sebagai suatu proses

yang diperlukan unt uk mendapat kan keseimbangan dan kesem purnaan

dalam m engembangkan manusia. Telah lam a bangsa Indonesia berada pada

kondisi krisis mult idimensi dan mult ikultural. Lem ahnya kualit as pendidikan

m eliput i berbagai hal, diant aranya adalah (1) Kurikulum yang miskin

ket erampilan, (2) M otivasi dan orient asi pendidikan yang sarat dengan pola

pikir hedonis dan m at erialist is, (3) M onopoli art i kecerdasan yang selam a ini

hanya bersandar pada ranah kognitif, (4) M et odologi pengajaran yang

st agnan dan cenderung m engekang kreat ifit as, (5) Pola m anajem en dan

t enaga pengajar yang kurang profesional, dan (6) Kondisi m asyarakat yang

(4)

adanya nilai opt im al keberhasilan dalam proses pendidikan (Noorlaila, 2010:

13)

Untuk mencipt akan generasi yang berkualit as, m asyarakat sangat

m engharapkan adanya pendidikan yang m em adai unt uk put ra put rinya,

t erlebih pada saat m ereka m asih berada dalam tat aran usia dini. Pent ingnya

pendidikan usia dini t elah m enjadi perhat ian Int ernasional. Dalam pert em uan

forum pendidikan t ahun 2000 di Dakar Sinegal, dihasilkan 6 kesepakat an

sebagai Kerangka Aksi Pendidikan untuk Semua (The Dakar Framew ork for

Act ion Educat ion for All). Salah sat u butir kesepakat an t ersebut adalah untuk

m emperluas dan memperbaiki keseluruhan peraw at an dan pendidikan anak

usia dini, t erut ama bagi m ereka yang sangat rawan dan kurang beruntung

(Noorlaila, 2010: 14)

Dengan diberlakukannya UU No. 20 Tahun 2003 maka PAUD m enjadi

bagian dari sist em pendidikan di Indonesia yang int egral dan sist emik. PAUD

diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar. PAUD dapat

diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, non formal at au informal.

PAUD pada jalur pendidikan form al berbent uk Tam an Kanak-kanak (TK),

Raudat ul Athfal (RA), at au bent uk lain yang sederajat . PAUD pada jalur

pendidikan non formal berbent uk Kelompok Berm ain (KB), Tam an Penitipan

Anak (TPA) at au bent uk lain yang sederajat . PAUD pada jalur pendidikan

informal berbent uk pendidikan keluarga dan yang di selenggarakan oleh

(5)

Oleh karena it u, PAUD menjadi sangat penting mengingat pot ensi

kecerdasan dan dasar-dasar perilaku seseorang t erbent uk pada rent ang usia

ini. Sedem ikian pent ingnya m asa ini sehingga usia dini sering disebut sebagai

The Golden Age (usia emas). Berbagai hasil penelit ian menyim pulkan bahw a

perkembangan yang diperoleh pada usia dini sangat m em pengaruhi

perkembangan anak pada t ahap berikut nya dan m eningkatkan produkt ifitas

kerja di masa dewasa.

Penerapan pola pendidikan anak usia dini ini, t entunya sangat berbeda

dengan pola pendidikan dasar pada um umnya. Pada m asa anak usia dini

m emang belajar dengan caranya sendiri. Berm ain merupakan cara belajar

yang sangat pent ing bagi anak usia dini. Untuk mengem bangkan kem am puan

int elekt ual anak, diperlukan berbagai kegiat an yang dilandasi dengan ilmu

psikologi, ilmu pendidikan, ilmu m at em at ika untuk anak, sains unt uk anak,

dan set erusnya.

Ada tiga subst ansi dasar yang m enjadi patologi pendidikan yang sampai

saat ini belum juga t erat asi. (1) Buruknya mutu pendidikan juga dapat dilihat

dari hasil pengem bangan sum ber daya manusia yang dinyat akan dalam

human development index (HDI). HDI merupakan indeks kom posit yang

diukur dari beberapa komponen, meliputi pendidikan, kesehat an dan

ekonomi. HDI Indonesia t ergolong rendah, berada di baw ah M alaysia,

Thailand, dan Filiphina. (2) Cerminan sikap at au wat ak m anusia Indonesia

(6)

kebenaran, dan rasa t anggung jaw ab (sikap ked ew asaan). (3) M inimnya

ket ram pilan yang dim iliki sehingga kem andirian dalam hal ekonomi set elah

m enyelesai kan sebuah jenjang pendidikan kurang t erwujud (Noorlaila, 2010:

130).

Ket iga hal t ersebut di at as, merupakan sasaran ut ama yang harus

diw ujudkan dalam pem bangunan pendidikan dalam perspekt if m akro.

Kenyat aannya, sejak Indonesia m erdeka sam pai saat ini belum dapat

t erw ujud secara opt imal. Dalam kont eks ini, pembangunan pendidikan

m erupakan sesuat u priorit as yang harus dipikirkan dan direncanakan

bagaimana form ulasi yang t epat . Dengan dem ikian, pendidikan m au t idak

m au akan m enjadi pusat perhat ian oleh seluruh elem en bangsa untuk dikaji

kembali baik perencanaannya, pelaksanaannya, dan pengaw asannya yang

kemudian diartikulasikan dengan ist ilah manajemen.

Salah sat u pendekat an baru dalam perencanaan publik, yang sedang

digalakkan adalah perencanaan part isifatif, yakni dengan m elibat kan sem ua

pihak yang t erlibat dalam kegiat an mulai dari perencanaan, pelaksanaan,

evaluasi, sam pai pemanfaat an program yang direncanakan. Hal ini dilat ari

oleh asumsi bahw a orang yang m erasa t erlibat dalam proses sejak

perencanaan sam pai t ahap akhir merasa ikut m emiliki dan ikut bert anggung

jaw ab (sense of responsibilit y and sense of belongingness) t erhadap

(7)

Apabila t ahap perencanaan t elah dilaksanakan, maka langkah selanjutnya

adalah pengorganisasian, yaitu m enyusun dan m erangkai berbagai unsur

sumber daya organisasi dan lingkungan yang ada sehingga bisa dicapai hasil

yang maksimal. Dalam hal ini perlu kit a hindari m erangkai dua bahan atau

lebih yang saling bert ent angan at au kont radikt if sehingga akan saling

m elem ahkan. Just ru yang kit a cari dan rangkai adalah unsur-unsur yang bisa

saling m endukung dan menunjang, sehingga hasilnya akan lebih sinergis.

Kelem ahan yang banyak dilakukan oleh m asyarakat kit a dalam m engorganisir

sumber daya m anusia PAUD adalah m enentukan orangnya t erlebih dahulu,

baru kem udian organisasinya.

Kelemahan lain dalam pengorganisasian PAUD adalah (1) M ekanism e

hubungan int eraksi ant ar segenap pihak dalam lem baga. Pengorganisasian

pada dasarnya menempat kan masing-m asing personal dalam t at a hubungan

yang sist emat ik, sehingga jelas siapa mengerjakan apa dan bert anggung

jaw ab kepada siapa. (2) Ukuran keb erhasilan kerja yang t idak jelas. Hal ini

erat kait annya dengan budaya kit a yang “ just do it ” . Akibatnya proses

pengukuran keberhasilan kinerja personal t idak dilakukan at au kalau

dilakukan m aka pengukurannya t idak objekt if. (3) Tiada norm a t ert ulis.

Kelem ahan um um dari lembaga PAUD adalah organisasi berjalan seara

informal dan t ak t ert ulis m eskipun itu m enyangkut organisasi form al yang

perlu landasan t ert ulis. Dalam aturan t ert ulis, perlu diatur m ekanism e

(8)

personal, arus pekerjaan dan t anggung jaw ab sert a sanksi-sanksi dan

aturan-at uran lain yang diperlukan (Noorlaila, 2010: 133).

Dalam m enat a PAUD disamping adanya Planning (perencanaan),

Organizing (pengorganisasian), Act ualling (pelaksanaan), juga dipersyarat kan

adanya Cont rolling (pengendalian) yang kemudian disingkat dengan POAC.

Tanpa adanya pengendalian, m aka jalannya organisasi tidak akan berjalan

secara efekt if dan efisien dalam m encapai tujuan. Tujuan dasar dari

pengendalian ini supaya jalannya organisasi t epat pada jalur yang benar dan

dapat m encapai t arget secara kuant it as, kualit as, sert a dalam jangka w akt u

yang t elah dit entukan.

Untuk itulah perlu dit et apkan bagi yayasan penyelenggara PAUD

m emiliki hak dan fungsi sebagai pengendali kegiat an belajar mengajar PAUD.

Nam un permasalahannya adalah, bahwa kebanyakan personal yang m enjadi

pengurus bidang pendidikan kurang at au t idak menguasai apa yang

seharusnya dilakukan oleh lem baga penyelenggara. Hal in i dilat ari oleh

kurangnya kualit as SDM , juga seringnya m en em pat kan personal yang t idak

t epat pada suatu jabat an dalam organisasi. Pengendalian pert am a yang harus

dilakukan adalah pengendalian bagaim ana pamong PAUD melakukan

pekerjaan m endidik anak. Pengendalian ini dilakukan secara berkala dalam

rangka unt uk dapat m em perbaiki kinerja pamong.

Berangkat dari sinilah yang m endorong penulis unt uk menelit i lebih lanjut

(9)

Sukoharjo yang nant inya akan berm uara pada mut u yang dihasilkan, sehingga

t erbent uk anak Indonesia yang berkualit as, yait u anak yang t umbuh dan

berkembang sesuai dengan t ahap dan t ugas perkem bangannya dengan

harapan mem iliki kesiapan yang opt imal di dalam m em asuki pendidikan

dasar sert a m engarungi kehidupan di m asa dew asa nant i.

B. Fokus Penelitian

Penelit ian ini akan m em fokuskan pada bagaim ana pengelolaan

pem belajaran pendidikan yang efekt if pada PAUD Firdausy Sukoharjo. Dari

fokus t ersebut dirinci menjadi beberapa sub focus, ant ara lain :

1. Bagaim anakah kesiapan penyelenggaraan at au st rat egi perencanaan

pem belajaran pendidikan di PAUD Firdausy Sukoharjo selam a ini?

2. Bagaim anakah karakt erist ik int erakt if pelaksanaan pem belajaran

pendidikan di PAUD Firdausy Sukoharjo?

3. Bagaim anakah bentuk evaluasi pem belajaran pendidikan di PAUD

Firdausy Sukoharjo?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan fukos penelit ian t ersebut di at as, m aka t ujuan

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. M endeskripsikan kesiapan penyelenggaraan at au st rat egi perencanaan

(10)

2. M endeskripsikan karakt erist ik int erakt if pelaksanaan pem belajaran

pendidikan di PAUD Firdausy Sukoharjo.

3. M endeskripsikan bentuk evaluasi pengelolaan pem belajaran pendidikan

di PAUD Firdausy Sukoharjo.

D. M anfaat Penelitian

M anfaat yang diharapkan dapat diambil dalam penelitian ini adalah :

1. M anfaat Teorit is

M anfaat t eorit is dari penelitian ini guru diharapkan akan m endapat kan

t eori baru t ent ang perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan

evaluasi dalam pembelajaran pendidikan pada PAUD sert a dapat dijadikan

acuan at au bahan pert im bangan untuk penelitian lanjut an.

2. M anfaat Prakt is.

a. Hasil penelit ian ini diharapkan dapat mem berikan kont ribusi posit if

unt uk Penyelenggaraan PAUD di Kot a Sukoharjo.

b. Dapat memberikan inform asi penget ahuan bagi para guru t erut am a

yang mengajar di PAUD khususnya.

E. Definisi Istilah

1. Pengelolaan

Pengelolaan adalah suatu rangkaian kegiat an yang ber kait an dengan

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan dalam

(11)

2. Rencana Pem belajaran

Rencana pembelajaran adalah suatu proses merum uskan, m enyusun,

dan m enentukan langkah-langkah kegiat an pembelajaran yang dilakukan

secara sist emat is.

3. Pembelajaran

Pem belajaran adalah suat u kegiat an yang dilakukan oleh guru

sedem ikian rupa sehingga t ingkah laku sisw a dapat berubah kearah yang

lebih baik, dengan bert ujuan membantu sisw a agar m em peroleh

berbagai pengalaman.

4. Evaluasi

Evaluasi adalah suat u proses, evaluasi bukan hanya hasil at au produk,

akan t et api suatu rangkaian kegiat an yang t elah dicapai sejauh m ana

t ingkat keberhasilannya.

Pendidikan Anak Usia Dini

5. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang

dit ujukan kepada anak sejak lahir sam pai dengan usia enam t ahun yang

dilakukan melalui pem berian rangsangan pendidikan untuk m em bantu

pert um buhan dan perkembangan jasm ani dan rohani agar anak m em iliki

Referensi

Dokumen terkait

tersentralisasi tiap-tiap DMBS single-level adalah proses-proses terpisah yang berjalan pada suatu trusted operating system , dan database multilevel didekomposisikan ke dalam

- Warna hijau keunguan - Tekstur agak halus - Pola tidak teratur - Biasanya terletak di.. daerah pantai dan muara

Director yang dipilih harus yang dianggap mampu menghidupkan ide cerita yang udah disetujui klien, yang secara style sesuai dengan tone and manner yang kita mau capai,

[r]

Pada keluarga asal suami dan istri yang saat ini berstatus tidak miskin, baik di desa maupun di kota, memiliki skor perilaku investasi yang lebih baik

Salah satu penyakit yang menyerang tanaman cengkih dan paling merusak tanaman cengkih yaitu penyakit mati pucuk yang disebabkan oleh Bakteri Pembuluh Kayu Cengkih

Kelompok Kerja (POKJA) VII pada Kantor Layanan Pengadaan Kabupaten Musi Banyuasin telah membuat Berita Acara Lelang Gagal untuk paket pekerjaan sebagai berikut

Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM.21 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan