• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA PADA MATERI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROFIL KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA PADA MATERI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ………... i

KATA PENGANTAR ……… ii

DAFTAR ISI ………... v

DAFTAR TABEL ………... vii

DAFTAR GAMBAR ……….. viii

DAFTAR LAMPIRAN ………... ix

BAB I PENDAHULUAN ……….... A. Latar Belakang Masalah ………

B. Rumusan Masalah ……….

C. Batasan Masalah ………... D. Tujuan Penelitian ………...

E. Manfaat Penelitian ……….

1 1 5 6 6 7

BAB II PROFIL KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

SMA PADA MATERI PERTUMBUHAN DAN

PERKEMBANGAN ………

A. Berpikir Kreatif……….……….. 1. Pengertian Berpikir Kreatif ………... 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi ……….. 3. Indikator Berpikir Kreatif ………. 4. Berpikir Kreatif Berdasarkan Gender ……… B. Pertumbuhan dan Perkembangan ………. 1. Faktor Eksternal ………

2. Faktor Internal………

8 8 8 12 20 24 26 26 30 BAB III METODE PENELITIAN ………

A. Definisi Operasional ……….. B. Subjek Penelitian ….……….. C. Instrumen Penelitian ………..

37

(2)

D. Analisis Data ………. E. Prosedur Pengumpulan Data ………. F. Alur Penelitian... ………...

40 46 47 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ………

A. Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA Secara Umum…... B. Kemampuan Berpikir Kreatif Setiap Indikator………..

1. Kemampuan Berpikir Lancar (Fluency) 2. Kemampuan Berpikir Luwes (Flexibility) 3. Kemampuan Berpikir Original (Originality) 4. Kemampuan Berpikir Merinci (Elaboration) 5. Kemampuan Berpikir Menilai (Evaluation)

C. Kemampuan Berpikir Kreatif Berdasarkan Gender………...

48 48 57 57 60 65 70 74 77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………

A. Kesimpulan ………

B. Saran ………..

83

83 84

DAFTAR PUSTAKA ………. 86

LAMPIRAN……….

(3)

DAFTAR TABEL

Tabel

2.1. Indikator Berpikir Kreatif ………. 22

3.1. Koefisien Korelasi Uji Validitas………. 42

3.2 Koefisien Korelasi Uji Reliabilitas……… 43

3.3 Klasifikasi Indeks Tingkat Kesukaran ……… 44

3.4 Klasifikasi Daya Pembeda Butir Soal……… 45

3.5 Tabel Kategori Persentase Berdasarkan Kuntjaraningrat………... 45

4.1 Tabel Kemampuan Berpikir Kreatif Seluruh Kelas ………... 54

4.2 Nilai Hasil Test Berpikir Kreatif Seluruh Siswa Pada Setiap Indikator………. 55

(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

(5)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A : Instrumen Penelitian

A.1 Kisi-Kisi Jumlah Soal Kemampuan Berpikir Kreatif………. A.2 Soal Essay Pertumbuhan dan Perkembangan………. A.3 Kisi-Kisi Soal Essay Berpikir Kreatif………. A.4 Format Wawancara Guru………..

A.5 Angket Siswa………

A.6 Penskoran Soal Essay Berpikir Kreatif………

1 2 4 6 7 8

Lampiran B : Data Hasil Uji Coba

Lampiran C : Data Hasil Penelitian

C.1 Hasil Test Berpikir Kreatif Setiap Kelas………... C.2 Hasil Pengisian Angket Siswa SMAN 5 Garut……….… C.3 Hasil Pengisian Angket Siswa Setiap Kelas……….…….

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Individu setiap manusia memiliki tingkat kemampuan berpikir yang berbeda-beda dan tidak ada yang sama persis baik dari tingkat berpikir kreatif secara keseluruhan ataupun kemampuan berpikir kreatif dari setiap indikatornya. Walaupun setiap orang mempunyai kemampuan berpikir kreatif yang berbeda-beda. Jika kemampuan berpikir kreatif tidak dipupuk dan dikembangkan secara maksimal, maka kemampuan berpikir kreatif tersebut tidak akan bertambah, bahkan mungkin akan berkurang. Agar kemampuan berpikir kreatif seseorang dapat tercermin secara maksimal, kemampuan tersebut harus terus diasah dengan menambahkan wawasan pengetahuan yang lebih meluas (Supriadi, 2000).

(7)

Dunia yang sebenarnya, menuntut siswa agar mampu menggunakan informasi atau segala sesuatu yang ada lingkungan diluar sekolah dan agar mampu membuat pertimbangan mengenai perilaku mereka sehingga dapat menilai sebuah perilaku baik ataupun buruk. Keterampilan berpikir tingkat tinggi juga harus merupakan bagian dari kurikulum yakni termasuk pula kemampuan berpikir kreatifnya (Munandar, 2009).

Kenyataanya proses belajar mengajar pada umumnya terbatas pada pembelajaran tingkat pemikiran rendah, sedangkan proses pembelajaran pemikiran tingkat tinggi jarang dilatih pada siswa. Keterampilan berpikir tingkat tinggi juga merupakan bagian dari kemampuan kognitif yang harus dikembangkan pada semua siswa (Munandar, 2009). Hal ini sangat cocok dengan kondisi sekolah yang akan diteliti, karena berdasarkan observasi yang telah dilakukan, siswa cenderung pasif sehingga pembelajaran di kelas sangat monoton dan siswa kesulitan dalam merekonstruksi ide atau gagasan yang akan mereka ungkapkan untuk memecahkan suatu permasalahan.

(8)

aspek berpikir intuitif dan rasional khususnya dalam menggunakan informasi dan bahan untuk menjelaskannya dengan perspektif asli pemikir (Ariani, 2006).

Berpikir kreatif juga merupakan suatu proses yang digunakan ketika memunculkan suatu ide atau gagasan baru yang belum pernah ada sebelumnya. Sedangkan kreativitas merupakan produk atau hasil dari berpikir kreatif. Berpikir kreatif itu sendiri diartikan sebagai suatu kombinasi berpikir logis dan berpikir divergen yang didasarkan pada intuisi tetapi masih dalam kesadaran pikiran seseorang (Siswono, 2005).

Kemahiran dalam berpikir kreatif menuntut siswa memiliki keterampilan untuk melakukan fungsi seperti analisis, Evaluation, imajinasi dan fantasi (Munandar, 2009). Cara berpikir kreatif siswa diperlukan dalam proses pembelajaran karena dengan berpikir kreatif, siswa dapat menghasilkan ide-ide baru yang imajinatif dan orisinil dengan pembelajaran yang bermakna.

Proses berpikir kreatif merupakan pengaturan dan pemrosesan dari

sejumlah besar informasi. Sayangnya pikiran manusia sangat terbatas dalam

kemampuan untuk mengatur, menggali, dan mengurutkan informasi. Untuk

itu perlu dilatih agar siswa terbiasa mengkontruksi informasi yang diperoleh

lalu diimplementasikan dalam membuat sesuatu dari informasi tersebut.

Aplikasi konsep dalam berpikir kreatif siswa mampu menyelesaikan

permasalahan yang ditemukan dalam proses pembelajaran (Nurjanah, 2009).

(9)

semua produk yang dihasilkan dari proses tersebut dapat dipandang sebagai hasil kreativitas dan siswa yang melakukannya disebut kreatif. Kepribadian yang kreatif (creative personality) terdiri dari dua dimensi yaitu sisi kognitif (bakat) dan sisi non kognitif (minat, sikap, dan kualitas tempramental). Proses berpikir kreatif seorang siswa dilakukan karena adanya dorongan untuk berbuat sesuatu yang menuntut kecakapan, mengasah keterampilan dan motivasi yang kuat dari dalam pribadinya/internal personality (Nurjanah, 2009).

Wujud berpikir kreatif dapat menghasilkan suatu karya kreativitas. Hal ini merupakan bagian dari kerja kita sehari-hari dan berlangsung seumur hidup. Melalui kegiatan berpikir kreatif memiliki kemampuan memecahkan masalah, ekspresi kreatif, empati dalam hubungan sosial (Dahlan dalam Nurjanah 2009).

Selain itu, berpikir kreatif ini sangat dibutuhkan dalam pengembangan di sekolah tempat penelitian akan dilakukan karena kondisi siswa di sekolah tersebut cenderung pasif. Pembelajaran di sekolah yang akan diteliti cenderung berbasis Teacher-Centered, sehingga untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengemukakan gagasan sekaligus meningkatkan kreativitas dengan melihat kemampuan berpikir kreatifnya, maka penelitian ini sangat cocok diterapkan di sekolah yang akan diteliti tersebut.

(10)

biologi Bab Pertumbuhan dan Perkembangan tumbuhan, khususnya faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Pada kenyataannya, Negara Indonesia merupakan Negara agraris yang sebagian besar mata pencaharian penduduknya adalah petani. Akhir-akhir ini, banyak sekali kasus yang terjadi pada petani Indonesia yang mengalami kegagalan panen, yang disebabkan oleh banyak faktor, diantanya cuaca yang mempengaruhi kondisi tanah. Kondisi tersebut mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan tanaman yang menyebabkan kerugian yang sangat berarti bagi petani. Oleh karena itu, dengan melihat keadaan tersebut, rasa peduli siswa terhadap kepedulian sosial harus diasah semenjak dini agar di masa depan menjadi pribadi yang unggul yang dapat membantu memecahkan suatu permasalahan dengan pemikiran yang kreatif.

B.Rumusan Masalah dan Batasan Masalah

1. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas dapat dirumuskan permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini, yaitu:

“Bagaimana Profil Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA pada Materi

Pertumbuhan dan Perkembangan?”

(11)

1.Bagaimana profil kemampuan berpikir kreatif siswa SMA pada materi Pertumbuhan dan Perkembangan secara umum?

2.Bagaimana profil kemampuan berpikir kreatif siswa SMA pada materi Pertumbuhan dan Perkembangan pada setiap indikator?

3.Bagaimana profil kemampuan berpikir kreatif siswa SMA pada materi Pertumbuhan dan Perkembangan berdasarkan gender?

2. Batasan Masalah

Penelitian ini akan lebih terarah dan tidak meluas, dengan membatasi permasalahan sebagai berikut:

1. Kemampuan berpikir kreatif memiliki lima indikator diantaranya yaitu kemampuan lancar (fluency), kemampuan luwes (flexibility), kemampuan original (originality), kemampuan merinci (elaboration) dan kemampuan menilai (evaluation) (Munandar, 2002).

2. Materi yang diambil yaitu Sub Bab faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan (Faktor eksternal dan internal).

3. Sampel yang diambil yaitu seluruh siswa SMAN 5 Garut kelas XII IPA yang berjumlah empat kelas.

C.Tujuan Penelitian

(12)

Siswa SMA pada materi Pertumbuhan dan Perkembangan. Adapun tujuan khususnya untuk:

1. Menganalisis kemampuan berpikir kreatif siswa Siswa SMA pada materi Pertumbuhan dan Perkembangan secara umum.

2. Menganalisis profil kemampuan berpikir kreatif siswa SMA pada materi Pertumbuhan dan Perkembangan pada setiap indikator.

3. Menganalisis profil kemampuan berpikir kreatif siswa SMA pada materi Pertumbuhan dan Perkembangan pada berdasarkan gender.

D.Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain: 1. Bagi guru penelitian ini diharapkan yaitu memberikan informasi dan

gambaran mengenai kemampuan berpikir kreatif siswa SMA pada materi Pertumbuhan dan Perkembangan.

2. Bagi siswa penelitian ini diharapkan:

a) Memupuk karakter siswa agar lebih peduli pada lingkungan. b) Melatih kemampuan berpikir kreatif siswa.

3. Bagi praktikan penelitian ini diharapkan:

a) Menjadi rujukan untuk penelitian selanjutnya.

(13)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, bertujuan membuat gambaran secara sistematis, faktual mengenai fakta dari suatu populasi. Desain penelitian yang diambil yaitu ex post facto, dimana penelitian ini hanya meneliti kejadian yang telah terjadi dan meneliti hasilnya yaitu meneliti kelas yang dijadikan penelitian sebanyak empat kelas ditest kemampuan berpikir kreatifnya dengan menggunakan soal essay sebanyak lima soal.

A.Definisi Operasional

Agar tidak meluasnya beberapa pengertian dalam penelitian ini, maka dibuat beberapa definisi operasional sebagai berikut:

1. Berpikir kreatif

Berpikir kreatif yang dimaksud siswa dapat menghasilkan ide yang lancar, luwes, original, mengEvaluation, dan merinci saat diberikan suatu permasalahan dengan dari tes tertulis berupa essay.

2. Berpikir lancar (fluency)

Berpikir lancar yang dimaksud adalah siswa mampu menghasilkan banyak gagasan atas suatu masalah dengan benar.

3. Berpikir luwes (flexibility)

(14)

jika diberikan suatu masalah biasanya memikirkan berbagai cara yang berbeda untuk menyelesaikannya dengan benar.

4. Berpikir original (originality)

Berpikir original yang dimaksud adalah memikirkan masalah atau hal-hal yang tidak pernah terpikirkan oleh orang lain dan mempertanyakan cara-cara yang lama dan berusaha memikirkan cara-cara yang baru.

5. Berpikir mengevaluasi (evaluation)

Berpikir mengEvaluation yang dimaksud adalah siswa mampu memperkaya gagasan yang ada, mencoba/menguji detil untuk melihat arah yang ditempuh, dan menambahkan garis, warna, dan detil terhadap gambarnya sendiri atau gambar orang lain dengan benar.

6. Berpikir merinci (elaboration)

Berpikir merinci yang dimaksud adalah siswa mempunyai alasan yang dapat dipertanggungjawabkan untuk mencapai kepuasan, dan pada waktu tertentu tidak menghasilkan gagasan tetapi menjadi peneliti atau penilai yang kritis.

7. Pertumbuhan dan Perkembangan

(15)

B.Subjek Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII SMAN 5 Garut tahun ajaran 2011/2012, yang terdiri dari tujuh kelas.

2. Sampel

Sampel yang dijadikan subjek penelitian adalah seluruh kelas XII IPA di SMAN 5 Garut sebanyak empat kelas.

3. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di SMAN 5 Garut.

C. Instrumen Penelitian

1. Tes Tertulis Kemampuan Berpikir Kreatif

Tes tertulis yang digunakan dalam penelitian ini berupa essay sebanyak lima soal yang mengacu pada indikator kemampuan berpikir kreatif siswa yaitu berpikir lancar (fluency), berpikir luwes (flexibility), berpikir original (originality), kemampuan menilai (evaluation) dan kemampuan merinci (elaboration).

(16)

2. Angket

Pemberian angket pada penelitian ini yaitu bertujuan untuk menjaring kendala apa saja dalam pengembangan kemampuan berpikir kreatif siswa. Angket yang digunakan merupakan angket tertutup. Pilihan yang digunakan dalam angket ini yaitu ya dan tidak disertai alasannya. Hasil pengolahan data ini dijadikan sebagai data tambahan agar peneliti mendapat gambaran yang lebih jelas mengenai kemampuan berpikir kreatif siswa.

3. Wawancara guru

Instrument penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tanggapan guru terhadap penilaian kemampuan berpikir kreatif siswa SMA pada materi Pertumbuhan dan Perkembangan. Wawancara dilakukan kepada guru mata pelajaran yang bersangkutan yaitu guru biologi.

D. Analisis Data

1. Penilaian Dengan Persen

(17)

(Purwanto dalam Sriyati, 2010).

Np : Nilai persen yang dicari.

R : Skor mentah yang diperoleh siswa.

Sm : Skor maksimum ideal tes yang bersangkutan. 100 : Bilangan tetap

2. Penilaian Kemampuan Berpikir Kreatif

Data kemampuan berpikir kreatif yang diperoleh dari nilai hasil test kemampuan berpikir kreatif siswa kemudian diolah untuk mengetahui rata-rata nilai kemampuan berpikir kreatif setiap indikator, rentang nilai berkisar antara 0-100, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

X: Persentase kemampuan berpikir kreatif

Tes objektif ini terlebih dahulu diujicobakan agar dapat memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1) Uji Validitas

(18)

Tabel 3.1. Koefisien Korelasi Uji Validitas

Koefisien korelasi Keterangan

0,8 – 1 Sangat tinggi

0,6 – 0,79 Tinggi

0,4 – 0,59 Cukup

0,2 – 0,39 Rendah

0,0 – 0,19 Sangat rendah

Menurut Arikunto (2006), untuk menghitung validitas tiap butir soal digunakan rumus korelasi product moment, yaitu:

Keterangan:

Rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y , dua variabel yang dikorelasikan.

N = banyaknya peserta tes

ΣX = jumlah skor item

ΣY = jumlah skor total

ΣX2 = jumlah kuadrat skor item

ΣY2 = jumlah kuadrat skor total

ΣXY = jumlah perkalian skor item dan skor total

X = jumlah nilai soal ganjil yang diperoleh setiap siswa Y = jumlah nilai soal genap yang diperoleh setiap siswa

Menurut Arikunto (2006), penafsiran harga koefisien korelasi ada dua cara, yaitu:

a) Dengan melihat harga r dan diinterpretasikan, misalnya, tinggi, cukup, rendah, dan sebagainya.

(19)

dalam tabel, maka korelasi tersebut tidak signifikan, begitu juga sebaliknya.

2) Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat keajegan atau ketetapan hasil pengukuran soal. Menurut Arikunto (2006), rumus yang digunakan untuk mencari reliabilitas soal tes pilihan ganda adalah rumus adalah sebagai berikut:

Keterangan:

r11 : reliabilitas tes secara keseluruhan

p : proporsi subyek yang menjawab item dengan benar

q : proporsi subyek yang menjawab item dengan salah (q=1-p) n : banyaknya item

s : standar deviasi dari tes (akar varians)

Harga koefisien korelasi dapat ditafsirkan seperti dalam tabel di bawah ini;

Tabel 3.2 Koefisien Korelasi Uji Reliabilitas

(20)

3) Uji Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Menurut Arikunto (2006), rumus untuk menghitung taraf kesukaran soal bentuk pilihan ganda adalah:

Keterangan:

P : indeks kesukaran

B : banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS : jumlah seluruh siswa peserta tes, jika telah didapatkan harga

koefisien korelasinya

Maka klasifikasi indeks tingkat kesukaran dapat dilihat pada berikut ini:

Tabel 3.3 Klasifikasi Indeks Tingkat Kesukaran

Koefisien korelasi Keterangan 0,0 – 0,29 Sukar 0,3 – 0,69 Sedang 0,7 - 1 Mudah

Soal yang digunakan untuk test objektif ini meliputi soal yang sukar, sedang, dan mudah.

4) Uji Daya Pembeda

Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Menurut Arikunto (2006) untuk menghitung daya pembeda soal pilihan ganda dapat digunakan rumus:

(21)

Keterangan:

D : indeks diskriminasi

BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar JA : banyaknya peserta kelompok atas

JB : banyaknya peserta kelompok bawah

Jika didapatkan indeks diskriminasi, nilai diklasifikasikan menjadi:

Tabel 3.4 Klasifikasi Daya Pembeda Butir Soal

Daya pembeda Keterangan

0,0 – 0,19 Jelek

0,2 – 0,39 Cukup

0,4 – 0,69 Baik

0,7 – 1,0 Baik sekali

Negatif Tidak baik (sebaiknya dibuang)

Soal-soal yang dipakai untuk menyaring data penelitian terutama adalah soal yang memiliki daya pembeda baik dan baik sekali.

3. Penilaian Angket

Pengolahan data dari angket ini dilkukan dengan mempersentasekan hasil jawaban siswa dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

3.5 Tabel Kategori Persentase Berdasarkan Kuntjaraningrat

Persentase Kategori

0 % Tidak ada

1 % - 25 % Sebagian kecil 26 % - 49 % Hampir setengahnya

50 % Setengahnya

51 % - 75 % Sebagian besar 76 % - 99 % Pada Umumnya

(22)

E. Prosedur Penelitian

Langkah penelitian yang akan dilakukan di dalam kelas sebagai berikut: 1. Tahap persiapan meliputi:

a. Merumuskan masalah yang menjadi bahan penelitian yaitu bagaimana pengembangan kemampuan berpikir kreatif siswa, apa saja kelebihan dan kekurangan dari pengembangan kemampuan berpikir kreatif, dan kendala. b. Penyusunan proposal.

c. Seminar proposal penelitian.

d. Revisi proposal penelitian dari hasil seminar, berupa masukan dari dosen-dosen ahli tentang kekurangan dari proposal yang telah diseminarkan. e. Pembuatan instrumen penelitian. Instrument penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu: Instrument pertama berupa angket untuk menjaring data kelebihan dan kekurangan dari pengembangan kemampuan berpikir kreatif siswa SMA. Instrumen kedua berupa tes tertulis berupa lima buah soal essay tentang Pertumbuhan dan Perkembangan yang bertujuan untuk menjaring data berupa kemampuan berpikir kreatif siswa. dan yang ketiga yaitu wawancara guru.

f. Observasi ke sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian. Sebelum melakukan penelitian, untuk menghindari pengambilan data yang keliru, maka dilakukan studi pendahuluan agar data yang diperoleh valid.

(23)

2. Tahap pelaksanaan meliputi:

Pada tahap ini dilakukan pembelajaran tentang Pertumbuhan dan Perkembangan dilaksanakan satu kali pertemuan, diantaranya yaitu pemberian soal berpikir kreatif dan instrumen lainnya.

3. Tahap akhir meliputi:

a. Pengolahan data dan pembahasan data hasil penelitian. b. Pengambilan kesimpulan.

F. Alur Penelitian

Gambar. 3.1 Bagan Alur Pembuatan proposal

Seminar proposal

Pembuatan instrumen penelitian

Uji coba instrumen penelitian

Penelitian: Pemberian soal berpikir kreatif dan uji instrument lainnya.

Analisis dan pembahasan data

Pengambilan kesimpulan

Mencatat segala kendala yang

(24)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai profil kemampuan berpikir kreatif siswa SMA pada materi pertumbuhan dan perkembangan terhadap siswa kelas XII IPA SMAN 5 Garut sebanyak empat kelas, diperoleh kesimpulan bahwa nilai kemampuan berpikir kreatif siswa menunjukan nilai rata-rata 58.1.

Apabila dilihat dari nilai rata-rata setiap indikator kemampuan berpikir kreatif siswa, kemampuan berpikir lancar memiliki nilai rata-rata paling tinggi yaitu sebesar 70, kemampuan berpikir luwes memiliki nilai rata-rata kedua paling tinggi yaitu 64,7, kemampuan berpikir menilai memiliki nilai rata-rata ketiga paling tinggi 60.7, kemampuan berpikir merinci memiliki nilai rata-rata kedua paling rendah yaitu 60, dan yang terakhir kemampuan berpikir asli memiliki nilai rata-rata paling rendah yaitu 35.5.

(25)

sama. Pada indikator berpikir menilai, siswa perempuan memiliki nilai lebih kecil dari pada siswa laki-laki.

Berdasarkan angket siswa, sebagian besar siswa menemukan beberapa kendala, tetapi hampir setengahnya siswa merasa tidak menemukan kendala yang berarti, sehingga hasil keseluruhan kemampuan berpikir kreatif siswa SMAN 5 Garut adalah cukup. Sedangkan tanggapan guru mengenai test kemampuan berpikir kreatif yaitu sangat antusias meskipun pada kenyataannya guru sangat jarang mengasah kemampuan berpikir kreatif siswa SMAN 5 Garut, sehingga mempengaruhi hasil kemampuan berpikir kreatif siswa-siswa tersebut.

B. SARAN

Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan baik bagi guru sebagai pengajar maupun bagi peneliti lain dalam menilai kemampuan berpikir kreatif siswa diantaranya sebagai berikut:

1. Bagi Guru

(26)

A. Guru dapat mengupayakan agar kegiatan belajar yang diberikan kepada siswa dapat melatih kemampuan berpikir kreatif siswa seperti kegiatan diskusi yang bertujuan untuk memecahkan suatu masalah.

B. Guru membiasakan siswa melakukan hal-hal dalam kegiatan untuk pengembangan kemampuan berpikir kreatif.

C. Guru berusaha menciptakan metode belajar yang dapat menunjang pengembangan kemampuan berpikir kreatif.

2. Bagi Peneliti Lain

A. Dalam penelitian ini materi yang digunakan adalah pertumbuhan perkembangan. Oleh karena itu diperlukan penelitian pada materi yang lain sebagai pembanding.

B. Instrument yang digunakan sebagai alat ukur harus lebih sesuai agar dapat menjaring secara lebih actual.

(27)

DAFTAR PUSTAKA

Ardiyanti, Y. (2011). Penggunaan LKS (Lembar Kerja Siswa) Terbuka Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep, Keterampilan Proses Sains (KPS) dan Berpikir Kreatif Siswa SMA pada Konsep Pencemaran Lingkungan. Thesis FPMIPA UPI: Tidak Diterbitkan.

Arikunto, S. (2007). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara.

Arnyana, I. B. P. (2006). Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif pada Pelajaran Biologi Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran. No.3.

Aryulina, dkk. (2007). BIOLOGI 3 SMA dan MA Untuk Kelas 3. Jakarta: Esis.

Aziz, Rahmat. (2010). Mengapa Perempuan Lebih Kreatif Dibanding Laki-Laki?. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran.

Dwidjoseputro, D. (1980). Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Malang: Gramedia.

Hassaoubah, Z. I. (2008). Mengasah Pikiran Kreatif dan Kritis. Bandung: Nuansa.

Herdy. 2010. Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif. [Online]. Tersedia:

(28)

Jazuli, A. 2009. Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif. [Online]. Tersedia: http://www.google.co.id/url?indikator+berpikir+kreatif&source.journa l.umm.um.scientifi.journal.pdf. [19 september 2012]

Kistinnah, et al,. (2009). Biologi 3 Makhluk Hidup dan Lingkungannya untuk SMA/MA kelas XII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Khisniah, et al,. (2009). Pertumbuhan dan Perkembangan. [Online]. Tersedia: 4|http://educorolla8.blogspot.com/2009/04/html [7 Maret 2012]

Kusumadyani, R. H. (2010). Hubungan Antara Gaya Belajar dengan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA pada Subkonsep Penginderaan. Skripsi FPMIPA UPI: Tidak Diterbitkan.

Kustilawati, T. (2010). Profil Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA pada Pembelajaran Sistem Saraf Dengan Quantum Learning. Skripsi FPMIPA UPI: Tidak Diterbitkan.

Lisdiany, E. (2010). Profil Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah pada Sub Konsep Kerusakan Lingkungan. Skripsi FPMIPA UPI: Tidak Diterbitkan.

Muhajiroh, I. (2012). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar dan Berpikir Kreatif Siswa Melalui Multimedia Interaktif Konsep Sistem Pernapasan Manusia. Skripsi FPMIPA UPI: Tidak Diterbitkan.

(29)

nd.matematika.tatangmulyana.2FFile//24KemampuanBerpikirKritisda nKreatifMatematik.pdf. [19 september 2012]

Munandar, U. (2002). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Munandar, U. (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Muttaqiin, A. (2012). Pengaruh Penggunaan Media Animasi Terhadap Hasil Belajar dan Peningkatan Berpikir Kreatif Siswa SMA pada Konsep Sistem Pernapasan Manusia. Skripsi FPMIPA UPI: Tidak Diterbitkan.

Nisa, K. (2010). Pemanfaatan Jejaring Facebook dalam Asesmen Portofolio Online Untuk Menilai Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA pada Konsep Ekosistem. Skripsi FPMIPA UPI: Tidak Diterbitkan.

Nurjanah, A. (2009). Penerapan Model Pembelajaran Predict-Observe Explain (POE) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Tekanan Dan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa MTs. Thesis FPMIPA UPI: Tidak Diterbitkan.

Nurmaulana, F. (2005). Profil Kempuan Berpkkir Kreatif Siswa SMA pada Pembelajaran Pencemaran Tanah Dengan Model Creative Problem Solving. Skripsi FPMIPA UPI: Tidak Diterbitkan

Pratiwi, D. A, et al,. (2006). Biologi Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Siswono, T Y. E. (2009). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa.

(30)

http://educorolla.blogspot.com/2009/02/23/kemampuan-berpikir-kreatif/. [22 Maret 2012]

Solehudin, M. (2010). Kegiatan Laboratorium Pemecahan Masalah pada Topik Alat Indra Untuk Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kreatif, Sikap Ilmiah dan Penguasaan Konsep Siswa SMA. Thesis FPMIPA UPI: Tidak Diterbitkan.

Sriyati, S. (2010). Analisis Pokok Uji. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran.

Supriadi, D. (2001). Kreativitas, Kebudayaan, dan Perkembangan IPTEK. Bandung: Alfabeta.

Sutrisno, J. 2008. Menggunakan Keterampilan Berpikir untuk Meningkatkan Mutu

Pembelajaran. [Online]. Tersedia:

http//Joko.tblog.com/archive/2008/04/ [27 september 2012]

Wulan, S. (2010). Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP Melalui Model Pembelajaran Problem Solving pada Pokok Bahasan Populasi Penduduk dan Lingkungan. Skripsi FPMIPA UPI: Tidak Diterbitkan.

Gambar

Tabel
Gambar
Tabel 3.1. Koefisien Korelasi Uji Validitas Koefisien korelasi Keterangan
Tabel 3.2 Koefisien Korelasi Uji Reliabilitas
+4

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif matematis pada indikator fluency, flexibility, dan originality dalam menyelesaikan soal

Tes tertulis digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran biologi pada konsep

Berdasarkan hasil pengamatan Guru terhadap Subjek E-24 pada indikator fluency kemampuan berpikir kreatif matematis diperoleh bahwa subjek E-24 lancar dalam menyebutkan informasi

Kemampuan berpikir kreatif siswa gaya belajar kinestetik pada materi garis dan sudut memenuhi dua indikator berpikir kreatif yaitu indikator kelancaran (fluency)

Pada siklus I Indikator berpikir kreatif yang paling tinggi adalah keterampilan berpikir lancar ( fluency ) yaitu sebesar 0,76 dan indikator berpikir kreatif yang paling rendah

Berdasarkan hasil tes kemampuan berpikir kreatif untuk indikator kelancaran, pada pertemuan pertama diperoleh hasil yaitu sebanyak 4 siswa memberikan dua ide namun terdapat

Kemampuan berpikir kreatif berisi empat aspek yaitu berpikir lancar (fluency), berpikir luwes (flexibility), berpikir orisinal (originality) dan berpikir memerinci

Hasil analisis tes keterampilan berpikir kreatif Indikator Persentase Kriteria Skor Tertinggi Skor Menengah Skor Terendah Fluency 61,11 % Baik 5 orang 15 orang 10 orang Flexibility