• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN KARDINAL DI KERAJAAN PRANCIS PADA MASA PEMERINTAHAN LOUIS XV TAHUN 1726-1743.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERANAN KARDINAL DI KERAJAAN PRANCIS PADA MASA PEMERINTAHAN LOUIS XV TAHUN 1726-1743."

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN KARDINAL DI KERAJAAN PRANCIS PADA MASA PEMERINTAHAN LOUIS XV TAHUN 1726-1743

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Sejarah

Oleh

RESTI RUBIYANTI 0704681

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PERANAN KARDINAL DI KERAJAAN PRANCIS PADA MASA PEMERINTAHAN LOUIS XV TAHUN 1726-1743

Oleh

Resti Rubiyanti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Resti Rubiyanti 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

(3)
(4)

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Peranan Kardinal di Kerajaan Prancis pada Masa Pemerintahan

Louis XV tahun 1726-1743”. Masalah utama yang dikaji dalam skripsi ini adalah

“Bagaimana peran kardinal di Kerajaan Perancis pada masa pemerintahan Louis XV

tahun 1726-1743”. Masalah utama tersebut terbagi ke dalam empat pertanyaan penelitian yaitu (1) mengapa Louis XV memberikan kekuasaan kepada Kardinal Fleury di bidang pemerintahan?, (2) bagaimana kondisi sosial ekonomi dan pemerintahan Prancis sebelum pemerintahan Kardinal Fleury?, (3) Bagaimana Bentuk pemerintahan Kardinal Fleury pada Masa pemerintahan Louis XV tahun 1726-1743?, dan (4) Bagaimana pengaruh Pemerintahan Kardinal Fleury dalam bidang pemerintahan dan ekonomi Prancis pada masa pemerintahan Louis XV tahun 1726-1743?. Kajian ini menggunakan teori kekuasaan, teori kekuasaan negara, teori konflik, dan teori ekonomi. Metode yang digunakan adalah metode historis dengan melakukan empat langkah penelitian yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Sedangkan untuk pengumpulan data penulis melakukan teknik studi literatur yaitu mengkaji sumber-sumber yang relevan dengan kajian penulis. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan interdisipliner dengan mengambil konsep dari ilmu Politik, yaitu konsep kekuasaan, konsep konflik yang diperoleh dari ilmu Sosiologi, serta konsep ekonomi merkantilisme yang diambil dari ilmu Ekonomi. Berdasarkan hasil temuan maka diperoleh pertama, pemerintahan sebelum Kardinal Fleury yaitu masa pemerintahan Louis XIV dan Pemerintahan Perwalian harus menghadapi masalah krisis ekonomi yang terjadi akibat pemerintahan Louis XIV yang mengeluarkan dana besar untuk membiayai perang dan pembangunan Istana Versailles. Kedua, Kardinal Fleury memegang kekuasaan berdasarkan kepercayaan dari raja dan masyarakat atas kemampuannya dalam mengelola pemerintahan. Ketiga, pada masa pemerintahannya Kardinal Fleury memberlakukan sistem ekonomi merkantilis untuk mengatasi krisis ekonomi yang terjadi di Prancis.

Keempat, Kardinal Fleury berusaha menjalin hubungan baik dengan negara-negara di

(5)

Abstract

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... KATA PENGANTAR ... UCAPAN TERIMA KASIH ... DAFTAR ISI ... BAB I PENDAHULUAN ...

I ii iii v 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1.2 Rumusan dan Batasan Masalah …... 1.3 Tujuan Penelitian... 1.4 Manfaat Penelitian... 1.5 Struktur Organisasi ...

1 4 5 5 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA …...... 8

2.1 Kajian Pustaka ... 2.1.1Prancis Sebelum Pemerintahan Kardinal Fleury...

2.1.2 Monarki Absolut …...………...

2.1.3 Kardinal Fleury ……...……….

2.2 Landasan Teoritik ………...

2.2.1 Teori Kekuasaan ………..

2.2.2 Teori Kekuasaan Negara ………..

2.2.2.1 Teori Kekuasaan Negara Menurut Thomas Hobbes … 2.2.2.2 Kekuasaan Negara Menurut John Locke ………. 2.2.2.3 Kekuasaan Negara Menurut Montesquieu …………...

2.2.3 Teori Konflik Lewis Coser ………..

2.2.4 Teori Ekonomi Merkantilisme ……….

(7)

Resti Rubiyanti, 2013

3.2.2 Penyusunan Rancangan Penelitian ……….…...……..

3.2.3 Proses Bimbingan ………...…….………

3.3 Pelaksanaan Penelitian ...

3.3.1 Pengumpulan Sumber (Heuristik) ………

3.3.2 Kritik Sumber ……….…...………...

3.3.2.1Kritik Eksternal ……….……...………

3.3.2.2 Kritik Internal ……….………...………... 3.3.3 Penafsiran Sumber (Interpretasi) ………...…..

3.3.4 Historiografi ………...……..

BAB IV PERANAN KARDINAL FLEURY PADA MASA PEMERINTAHAN LOUIS XV TAHUN 1726-1743……… 4.1 Prancis Sebelum Pemerintahan Kardinal Fleury ……….……

4.1.1 Masa Pemerintahan Louis XIV ……….. 4.1.2 Masa Pemerintahan Perwalian ……….

4.2 Prancis Pada Masa Pemerintahan Kardinal Fleury ………... 4.2.1 Latar Belakang Pemberian Kekuasaan Kepada Kardinal

Fleury...

4.2.2 Bentuk Pemerintahan Kardinal Fleury ……….. 4.2.2.1 Kebijakan Ekonomi ………..

4.2.2.2 Hubungan Luar Negeri ……….

4.3 Pengaruh Kekuasaan Kardinal Fleury Terhadap Pemerintahan Prancis

Pada Masa Louis XV 1726-1743……….…..

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ………...……….…….

5.1 Kesimpulan ……….. 5.2 Rekomendasi ………

DAFTAR PUSTAKA ………..

LAMPIRAN ……….

(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Untuk mengkaji peran kardinal dalam bidang pemerintahan dan bentuk dari

pemerintahannya kita lihat dahulu apa itu kardinal dan tugasnya. Uskup atau kardinal

merupakan seorang rohaniawan Katolik, yg kedudukannya lebih tinggi daripada

imam dan mempunyai hak memberi sakramen penguatan dan menahbiskan imam,

dan tugasnya adalah mengorganisasi pekerjaan dan tugas gereja di wilayah

(keuskupan) tertentu.

Menurut Wellem (2006: 204) bahwa “kardinal berada langsung di bawah paus

dan bertindak sebagai penasihat paus. Dewan kardinal menjalankan pemerintahan

gereja selama Takhta Suci kosong.” Wellem (2006: 204) juga mengungkapkan tiga

tingkatan kardinal yang mempunyai tugas yang berbeda-beda. Pertama, Kardinal

Imam adalah imam jemaat dari berbagai gereja katolik Roma. Kedua, Kardinal

Diakon yang bertugas untuk memelihara orang miskin dalam tujuh wilayah Roma.

Ketiga, Kardinal Uskup yang bertugas untuk membantu paus karena banyaknya

(9)

1726-1743. Hal serupa pun diungkapkan oleh Craig (1986: 664), by 1726, the chief

minister of the French court was Cardinal Fleury (1653-1743). Dengan demikian

dapat dikatakan bahwa adanya pembagian kekuasaan dalam bidang pemerintahan di

Prancis pada masa pemerintahan Kardinal Fleury.

Prancis merupakan suatu Negara yang berbentuk monarki absolut. Monarki

absolut adalah negara yang berbentuk kerajaan yang berprinsip seorang raja

mempunyai kuasa penuh untuk memerintah negaranya. Dalam monarki absolut, raja

adalah satu-satunya penguasa berdaulat di kerajaan dan tidak wajib

mempertanggungjawabkan segala perbuatannya di depan rakyatnya. Namun, konsep

kekuasaan absolut ini tetap memiliki keterbatasan, baik ditinjau secara hukum

maupun secara fakta di lapangan. Secara hukum, raja memiliki kewajiban yang harus

dipenuhi, baik kepada rakyatnya maupun kepada Tuhan. Raja pun harus mematuhi

ketentuan adat yang disebut “hukum dasar” kerajaan, seperti pewarisan tahta

berdasarkan urutan kelahiran dengan meyisihkan anak perempuan. Kekuasaan absolut

ini juga dibatasi oleh situasi di lapangan, luasnya kerajaan yang relatif besar.

(Suhelmi, 2007: 232; [Online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Monarki).

Kardinal Fleury diangkat menjadi perdana menteri pada masa pemerintahan

Louis XV. Seperti yang diungkapkan di atas, kardinal merupakan pemimpin dalam

gereja katolik. Fleury sendiri merupakan seorang gerejawan di keuskupan Frejus.

Sebelum diangkat menjadi uskup, beliau sempat belajar teologi di Universitas

(10)

Carpentier (2011: 253) menyatakan bahwa “masa pemerintahannya [Fleury]

ini dikenal dengan masa perdamaian dan kemakmuran bagi Negara Prancis. Beliau

berhasil menyeimbangkan anggaran belanja dan pendapatan serta mendorong

kegiatan ekonomi yang tengah berkembang pesat.” Selain itu ia juga berhasil

mengurangi ketegangan antara Inggris dan Spanyol. Tahun 1727, usahanya ini

berhasil meredam permusuhan antara Inggris dan Spanyol sehingga tidak

berkembang menjadi konflik Eropa, meskipun demikian ia tidak dapat menghindari

peperangan di akhir pemerintahannya, yaitu perang suksesi tahta Austria. (Carpentier,

2007: 253)

Adapun alasan yang menjadi landasan peneliti untuk mengkaji hal tersebut

adalah: pertama, sebagai sebuah kajian dalam sejarah kawasan yang berhubungan

dengan bidang politik; kedua, Tahun 1726-1743 merupakan periode pemerintahan

Kardinal di Prancis pada masa Louis XV.

Oleh sebab itu, peneliti merasa tertarik untuk mengkaji masalah ini dengan

(11)

1.2Rumusan dan Batasan Masalah

Berdasarkan beberapa pokok pemikiran yang dipaparkan di atas, terdapat

permasalahan utama yang akan dikaji yaitu, Bagaimana peran kardinal di Kerajaan

Perancis pada masa pemerintahan Louis XV tahun 1726-1743? Agar permasalahan

yang dikaji menjadi lebih jelas, peneliti akan memberikan batasan masalah tersebut

kedalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi sosial ekonomi dan pemerintahan Prancis sebelum

pemerintahan Kardinal Fleury?

2. Mengapa Louis XV memberikan kekuasaan kepada Kardinal Fleury di bidang

pemerintahan?

3. Bagaimana Bentuk pemerintahan Kardinal Fleury pada Masa pemerintahan

Louis XV tahun 1726-1743?

4. Bagaimana pengaruh Pemerintahan Kardinal Fleury dalam bidang

pemerintahan dan ekonomi Prancis pada masa pemerintahan Louis XV tahun

1726-1743?

1.3Tujuan Penelitian

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai tujuan penelitian, yaitu:

1. Mengidentifikasi kondisi sosial ekonomi dan pemerintahan Prancis sebelum

pemerintahan Kardinal Fleury.

2. Mendeskripsikan latar belakang pemberian kekuasaan oleh Louis XV kepada

(12)

3. Menjelaskan bentuk dari pemerintahan Kardinal Fleury pada masa

Pemerintahan Louis XV tahun 1726-1743.

4. Mendeskripsikan pengaruh pemerintahan Kardinal Fleury dalam bidang

pemerintahan dan ekonomi pada masa Louis XV tahun 1726-1743.

1.4Manfaat Penelitian

Dengan mengkaji pembahasan mengenai peranan kardinal di Kerajaan Prancis

pada masa pemerintahan Louis XV tahun 1726-1743 terdapat beberapa manfaat yang

dapat dirasakan oleh penulis, diantaranya:

1. Memperkaya penulisan sejarah mengenai sejarah Eropa terutama tentang

sejarah Prancis.

2. Memberikan kontribusi terhadap pengembangan penelitian sejarah mengenai

peranan kardinal di bidang pemerintahan terutama pada masa Louis XV.

3. Khususnya bagi penulis sendiri, selain mendapatkan pengetahuan mengenai

Katolik, penulis juga dapat mengetahui sistem pemerintahan yang di jalankan

(13)

1.5Struktur Organisasi

Untuk lebih memudahkan dalam memahami penelitian ini, maka peneliti

menggunakan struktur organisasi sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini, akan menguraikan beberapa pokok pikiran yang berkaitan

dengan latar belakang masalah mengenai peranan kardinal di Kerajaan Prancis pada

masa pemerintahan Louis XV tahun 1726-1743, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, serta struktur organisasi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Kajian pustaka merupakan teoritis dalam berpikir yang berisi konsep-kosep

dan teori yang digunakan dalam penelitian ini. Adapun konsep-konsep yang

digunakan dalam penelitian ini adalah monarki Absolut, Kardinal Fleury. Sedangkan

teori yang digunakan adalah teori kekuasaan, teori kekuasaan negara, teori konflik,

dan teori ekonomi.

BAB III METODOLOGI DAN TEKNIK PENELITIAN

Bab ini membahas langkah-langkah metode dan teknik penelitian yang

penulis gunakan dalam mencari sumber-sumber, cara pengolahan sumber, serta

analisis dan cara penulisan. Metode yang digunakan terutama adalah metode historis.

Penelitian historis (historical research) adalah suatu usaha untuk menggali

fakta-fakta dan menyusun kesimpulan dari peristiwa-peristiwa masa lampau. Didukung

oleh langkah-langkah penelitian yang mengacu pada proses metodologi penelitian

(14)

BAB IV PERANAN KARDINAL FLEURY PADA MASA PEMERINTAHAN LOUIS XV TAHUN 1726-1743

Bab ini merupakan isi utama dari tulisan sebagai jawaban atas

pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam rumusan masalah. Pada bab ini akan dijelaskan

mengenai beberapa sub bab yaitu, pertama Prancis sebelum pemerintahan Kardinal

Fleury, kedua Prancis pada masa pemerintahan Kardinal Fleury, ketiga Pengaruh

kekuasaan Kardinal Fleury terhadap kondisi pemerintahan dan ekonomi Prancis pada

masa pemerintahan Louis XV.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab ini mengemukakan kesimpulan yang merupakan jawaban dan analisis

penelitian terhadap masalah-masalah secara keseluruhan. Hasil temuan akhir ini

(15)

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini merupakan penjelasan mengenai metode penelitian yang digunakan

oleh penulis dalam mengkaji permasalahan yang berkaitan dengan skripsi yang

berjudul “Peranan Kardinal di Kerajaan Prancis pada Masa Pemerintahan Louis XV

Tahun 1726-1743”. Metode yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah

metode historis. Seperti yang diungkapkan Abdurrahman (1999: 43) dalam bukunya

bahwa metode sejarah sebagai seperangkat aturan sistematis dalam mengumpulkan

sumber sejarah secara efektif, melakukan penilaian secara kritis dan mengajukan

sintesis dari hasil-hasil yang dicapai dalam bentuk tulisan.

Selain itu penulis juga menggunakan teknik studi literatur dengan memakai

pendekatan interdisipliner. Studi Literatur merupakan teknik yang digunakan oleh

penulis dengan membaca berbagai sumber yang berhubungan, serta mengkaji sumber

lain baik dari buku maupun sumber-sumber lainnya yang relevan. Sedangkan

pendekatan Interdisipliner adalah pemecahan suatu masalah dengan cara

menggunakan tinjauan dari berbagai sudut pandang ilmu serumpun yang relevan

(16)

3.1 Metode dan Teknik Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian

Metode merupakan cara yang paling efektif dan efisien dalam melakukan

penelitian sesuai dengan masalah yang dikaji. Metode yang digunakan dalam

penulisan skripsi ini adalah metode historis. Metode historis adalah proses menguji

dan menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau dan hasilnya

berupa rekonstruksi imajinatif atau historiografi (Gottschalk, 1986: 32).

Metode penelitian historis bertujuan untuk merekontruksi masa lalu secara

sistematis dan objektif, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memperifikasi

serta mensintesiskan bukti-bukti yang menjelaskan fakta untuk memperoleh

kesimpulan yang kuat. Penelitian dengan metode historis merupakan penelitian kritis

terhadap keadaan, perkembangan, serta pengalaman di masa lampau dengan

menimbang secara teliti dan hati-hati terhadap validitas dari sumber-sumber sejarah

serta interpretasi dari sumber sejarah tersebut.

Langkah-langkah dalam penelitian sejarah menurut Ismaun (2005: 34) terdiri

dari empat tahap, yaitu sebagai berikut.

1. Heuristik, yaitu pencarian dan pengumpulan sumber sejarah yang relevan untuk

(17)

2. Kritik, yaitu usaha menilai sumber-sumber sejarah. Semua sumber dipilih melalui

kritik eksternal dan internal sehingga diperoleh fakta yang sesuai dengan

permasalahan penelitian (Ismaun, 2005: 50). Dengan kritik eksternal diharapkan

hasil penelitian sejarah teruji dari sisi keaslian data yang digunakannya.

Sedangkan dengan kritik internal, diharapkan kasil penelitian sejarah teruji

kebenaran, keakuratan dan kerelevanan data tersebut untuk ditafsirkan dan

dijelaskan. Kritik sumber ada dua macam, yaitu:

a) Kritik ekstern atau kritik luar memiliki fungsi untuk menilai otensitas

sumber sejarah. Sumber otentik tidak mesti harus sama dengan sumber dan

isi tulisan dalam dokumen harus sembunyi dan sama dengan sumber aslinya,

baik menurut isinya yang tersurat maupun tersirat.

b) Kritik intern atau kritik dalam memiliki fungsi untuk menilai kredibilitas

sumber dengan mempersoalkan isinya, kemampuan pembuatannya,

tanggung jawab dan moralnya. Untuk menguji kredibilitas sumber (sejauh

mana bisa dipercaya) diadakan penilaian instrinsik terhadap sumber dengan

mempersoalkan hal-hal tersebut. Kemudian dipunguti fakta-fakta sejarah

melalui perumusan data yang didapat, setelah diadakan penelitian terhadap

evidensi-evidensi dalam sumber.

3. Interpretasi atau penafsiran merupakan usaha memahami dan mencari hubungan

antar fakta sejarah sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh dan rasional. Pada

tahap ini penulis melakukan penafsiran terhadap fakta-fakta dan data dengan

(18)

tersebut kemudian dihubungkan dengan konsep yang berhubungan dengan

permasalahan yang dikaji.

4. Historiografi adalah usaha untuk mensintesiskan data-data dan fakta-fakta sejarah

menjadi suatu kisah yang jelas atau suatu penulisan yang utuh, baik itu berupa

karya besar ataupun hanya berupa makalah kecil (Ismaun, 2005; Sjamsuddin,

2007). Historiografi merupakan tahap terakhir dalam sebuah penelitian sejarah.

3.1.2 Teknik Penelitian

Penulis menggunakan teknik studi literatur atau studi kepustakaan dalam

melakukan penelitian ini. Teknik studi literatur merupakan teknik pengumpulan data

melalui sumber-sumber yang relevan, seperti buku, artikel-artikel dalam majalah,

jurnal, maupun sumber internet.

Setelah sumber-sumber tersebut didapatkan maka tahapan selanjutnya akan

dipelajari, dikaji serta diidentifikasi dan dikritisi baik secara eksternal maupun

internal, setelah itu penulis melakukan analisis. Dari hasil analisis ini menjadi acuan

(19)

3.2 Persiapan Penelitian

Persiapan penelitian merupakan langkah awal yang dilakukan penulis sebelum

penelitian dilakukan. Ada beberapa tahap di dalam persiapan penelitian ini yaitu

penentuan tema penelitian, penyusunan rancangan penelitian, dan proses dalam

bimbingan.

3.2.1 Penentuan Tema Penelitian

Pada tahap ini, langkah awal yang dilakukan oleh penulis adalah menentukan

tema penelitian. Tema yang diangkat oleh penulis adalah mengenai sejarah kawasan

khususnya Eropa. Karena dapat dikatakan sejarah kawasan terutama sejarah Eropa

khususnya negara Prancis sangat menarik perhatian penulis. Semenjak dari itu

penulis semakin kagum dan ingin mengetahui lebih banyak tentang Eropa.

Ketertarikan dan kesukaan terhadap mata kuliah ini tentunya didukung pula oleh

penjelasan dosen yang sangat membuat penulis kagum dan tidak pernah bosan

disetiap beliau mengajar.

Pada awalnya penulis merasa bingung dalam memilih tema atau topik yang

akan penulis kaji. Karena banyak hal yang menarik dari Sejarah Eropa, tetapi setelah

berdiskusi dengan teman-teman yang juga banyak memberikan masukan kepada

penulis pada akhirnya penulis memutuskan untuk menulis tentang negara Prancis.

Terutama mengenai masalah pemerintahan di Prancis.

Penulis merasa tertarik mengkaji tentang pemerintahan negara Prancis

(20)

pemerintahannya. Pemerintahan perwalian dapat dikatakan sangat berani dalam

mengambil suatu upaya untuk mengatasi masalah krisis yang sedang dihadapi dengan

diberlakukannya Sistem Law. Penulis ingin mengetahui bentuk dan pengaruh

kekuasaan yang dimiliki oleh kardinal dalam bidang pemerintahan dan ekonomi pada

masa Louis XV.

Setelah melakukan pencarian sumber mengenai sejarah Prancis terutama

bidang pemerintahannya ke beberapa perpustakaan dan toko buku, akhirnya penulis

mengajukan rancangan judul penelitian “Peranan Kardinal di Kerajaan Prancis Pada

Masa Louis XV Tahun 1726-1743”. Selanjutnya tema penelitian ini diserahkan

kepada dosen TPPS (Tim Pertimbangan Penulisan Skripsi). Selanjutnya penulis

membuat proposal skripsi yang nantinya akan dipresentasikan.

3.2.2 Penyusunan Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian adalah suatu langkah awal yang harus dilakukan

sebelum melakukan penelitian. Rancangan penelitian ini menjadi sebuah kerangka

dasar bagi penulis dalam membuat skripsi. Rancangan penelitian yang telah dibuat

oleh penulis berupa proposal skripsi. Proposal skripsi berisi judul penelitian, latar

(21)

dengan tema atau topik penelitian. Setelah semua data diperoleh kemudian penulis

membuat propsosal skripsi. Proposal tersebut kemudian dipresentasikan dalam

seminar proposal skripsi yang dilaksanakan pada tanggal 2 Mei 2012.

Pada saat pelaksanaan seminar skripsi penulis banyak mendapat kritik dan

saran dari calon pembimbing skripsi dan dosen lainnya yang hadir pada saat itu.

Terutama pada bagian latar belakang masalah. Setelah proposal disetujui selanjutnya

turun Surat Keputusan penunjukan pembimbing dari TPPS (Tim Pertimbangan

Penulisan Skripsi) No. 046/TPPS/JPS/PEM/2012. Pembimbing I adalah Bapak Dr.

Nana Supriatna, M.Ed dan pembimbing II adalah Bapak Drs. Tarunasena.

3.2.3 Proses Bimbingan

Bimbingan merupakan salah satu proses penting dalam penyusunan skripsi

ini. Karena dalam setiap proses bimbingan penulis mendapat saran dan kritik dari

kedua pembimbing sehingga penulis menjadi lebih terarah dalam penyusunan skripsi

ini. Untuk waktu bimbingan dilakukan sesuai dengan waktu yang telah disepakati

bersama sehingga proses bimbingan dapat berjalan dengan efektif dan lancar.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis dibimbing oleh pembimbing I adalah

Bapak Dr. Nana Supriatna, M.Ed dan pembimbing II adalah Bapak Drs. Tarunasena.

Pada setiap proses bimbingan biasanya membahas satu bab. Dimulai dari rancangan

(22)

Penulis mendapatkan banyak saran dari pembimbing I dan pembimbing II

diantaranya mengenai, latar belakang, dan rumusan masalah yang harus diperbaiki

dan lebih difokuskan lagi.

Manfaat yang diperoleh penulis dari proses bimbingan skripsi ini diantaranya

adalah penulis dapat bertanya mengenai permasalahan yang dihadapi selama proses

pembuatan skripsi ini. Selain itu penulis juga banyak sekali mendapat kritik dan saran

sehingga penulis menjadi tahu kelemahan dan kekurangan penulis serta lebih terarah

disetiap tahap pembuatan srkripsinya.

3.3 Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian dapat dikatakan sebagai tahap yang juga penting dalam

setiap karya penulisan. Karena pada tahap ini penulis membuat rancangan penelitian,

mempersiapkan serta mencari dan memilih data untuk mengkaji permasalahan yang

telah dirumuskan. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini adalah

sebagai berikut:

3.3.1 Pengumpulan Sumber (Heuristik)

(23)

atau kegiatan manusia pada masa lalu (Sjamsuddin, 2007: 95). Sumber sejarah berupa

bahan-bahan sejarah yang memuat aktifitas manusia dimasa lalu yang berbentuk

tulisan atau cerita.

Pada tahap pengumpulan sumber ini penulis menggunakan waktu yang cukup

lama karena harus benar-benar mencari dan mengumpulkan sumber yang sesuai dan

tentunya relevan. Jenis-jenis sumber yang digunakan penulis adalah buku-buku, dan

sumber internet. Dalam pengumpulan sumber ini penulis menggunakan teknik studi

literatur.

Tempat pertama yang penulis kunjungi adalah perpustakaan Universitas

Pendidikan Indonesia. Buku-buku yang ditemukan berhubungan dengan sejarah

Prancis, pemerintahan Prancis dan tentang ilmu politik, diantaranya, “The New

Cambridge Modern History vol VII The Old Regime 1713-1763” karya G. N Clark

(1966), “Dasar-Dasar Ilmu Politik” karya Miriam Budiarjo (2004), “History of

Civilization The Revolutionary Period (The Age of Reason)vol IV (1942)” karya B.

Landon serta “Negara dan Revolusi Sosial, Suatu Analisis Komparatif Tentang

Prancis, Rusia dan Cina” karya T. Skocpol (1991).

Perpustakaan lain yang penulis kunjungi adalah perpustakaan Universitas

Parahyangan di jalan Ciumbuleuit, dari perpustakaan ini penulis mendapat sumber

yang kemudian digunakan untuk tinjauan pustaka pada bab dua, yaitu buku

“Dinamika Gereja” karya T. Jacob (1979).

Selain mengunjungi perpustakaan penulis juga melengkapi sumber dengan

(24)

beberapa buku yang relevan diantaranya “Isu-Isu Kontroversial Dalam Sejarah

Barat” karya Hansiswany Kamarga dan Julius Siboro (2012).

Penulis juga mempunyai beberapa koleksi buku pribadi yang relevan yaitu,

Sejarah Prancis Dari Zaman Prasejarah Hingga Akhir Abad Ke-20” karya Jean

Carpentier (2011), “Pemikiran Politik Barat” karya Ahmad Suhelmi (2007),

Sejarah Sebagai Ilmu” karya Ismaun (2005), “Metodologi Sejarah” karya Helius

Sjamsuddin (2007).

Selain itu, penulis juga mendapat pinjaman buku dari Ibu Prof. Dr. Hj.

Hansiswany Kamarga, M.Pd. selaku dosen di Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas

Pendidikan Indonesia yang berjudul “The Heritage of World Civilizations” karya

Albert M Craig, et al yang diterbitkan oleh Macmillan Publishing Company pada

tahun 1986. Buku ini merupakan buku berbahasa Inggris yang di dalamnya

membahas sangat banyak dan detail mengenai sejarah Eropa dan Asia.

Semua sumber yang diperoleh ada yang berbahasa Inggris terutama mengenai

sejarah Prancis dan pemerintahannya. Sedangkan sumber yang menggunakan bahasa

Indonesia mengenai ilmu politik dan mengeni keuskupan. Setelah semua sumber

diperoleh selanjutnya penulis membaca, memahami, mengkaji dan membandingkan,

(25)

3.3.2 Kritik Sumber

Setelah penulis mendapatkan sumber-sumber yang dianggap relevan tahap

selanjutnya adalah melakukan kritik terhadap sumber-sumber tersebut. Kritik sumber

ini bertujuan untuk memperoleh keabsahan sumber. Sjamsuddin (2007: 131)

menjelaskan bahwa kritik sumber bagi sejarawan yang erat kaitannya dalam usaha

mencari kebenaran (truth). Karena seringkali sejarawan dihadapkan dengan

kebutuhan untuk membedakan apa yang benar, apa yang tidak benar, apa yang

mungkin dan apa yang meragukan atau mustahil.

Tujuan dari kritik sumber ini adalah supaya penulis tidak dengan mudah

menerima begitu saja data atau sumber yang telah diperoleh. Kita harus menguji apa

data sumber yang telah diperoleh itu benar-benar akurat dan dapat dipercaya. Pada

umumnya kritik sumber dilakukan terhadap sumber-sumber pertama, agar terjaring

fakta yang memang menjadi pilihannya. Adapun kritik sumber yang dilakukan di

dalam penyusunan skripsi ini adalah kritik eksternal dan kritik internal.

3.3.2.1 Kritik Eksternal

Pada tahap ini penulis melakukan kritik eksternal terhadap sumber-sumber

tertulis yang berupa buku-buku. Kritik eksternal merupakan cara untuk menilai

keaslian sumber sejarah. Kritik eksternal adalah suatu penelitian atas asal-usul dari

sumber, suatu pemeriksaan atas catatan atau peninggalan itu sendiri untuk

(26)

suatu waktu sejak awal mulanya sumber itu telah dibuat oleh orang-orang tertentu

atau tidak (Sjamsuddin, 2007: 134).

Hal penting yang harus diperhatikan pada saat melakukan kritik eksternal

ialah bahan, bentuk sumber dan asal dokumen, kapan dibuat (sudah lama atau belum

lama sesudah terjadi peristiwa yang diberitakan), dibuat oleh siapa, instansi apa, atau

atas nama siapa (Ismaun, 2005: 50).

Kritik eksternal dilakukan untuk memeriksa keaslian serta keakuratan sumber.

Kritik eksternal terhadap sumber tertulis bertujuan untuk menilai kelayakan sumber

sebelum mengkaji isi sumbernya. Salah satu contoh kritik eksternal yang dilakukan

penulis adalah kritik terhadap buku yang berjudul “Sejarah Prancis Dari Zaman

Prasejarah Hingga Akhir Abad Ke-20” yang ditulis oleh Jean Carpentier, et al. Buku

ini merupakan terjemahan dari buku berbahasa Prancis yang berjudul Histoire de

France yang terbit pertama kali pada tahun 1987 dan diperbarui pada tahun 2000.

Buku ini diterjemahkan oleh Forum Jakarta-Paris.

Jean Carpentier, sangat apik dan jelas dalam menulis buku Sejarah Prancis ini.

Buku ini membahas dimulai dari zaman prasejarah sampai dengan peristiwa pada

abad 20. Buku ini disusun secara kronologis, buku ini juga mencakup berbagai

(27)

apabila penulis mengambil buku ini sebagai salah satu sumber yang digunakan

didalam pembuatan skripsi ini.

Selain buku Sejarah Prancis karya Jean Carpentier, penulis juga melakukan

kritik eksternal terhadap buku karangan Albert M Craig, yang berjudul “The Heritage

Of World Civilization” yang diterbitkan oleh Macmillan Publishing Company pada

tahun 1986. Albert M Craig adalah seorang sejarawan, penulis dan pernah juga

mengajar di Universitas Harvard selama lebih dari lima puluh tahun. Selain di

Harvard beliau juga menjadi dosen tamu di Universitas Tokyo, Universitas Kyoto dan

Universitas Keio di Jepang. Albert M Craig meraih gelar sarjana dibidang filsafat di

Universitas Northwestern pada tahun 1949. Kemudian beliau belajar sejarah ekonomi

di Universitas Strasbourg di Prancis. Dua tahun kemudian beliau menjadi mahasiswa

pascasarjana di Kyoto University, Jepang.

Buku berbahasa Inggris ini membahas sangat jelas dan terperinci mengenai

peristiwa-peristiwa sejarah yang terjadi diseluruh benua yang ada dunia. Melihat dari

latar belakang pendidikannya, penulis menganggap buku karangan Albert M Craig,

(28)

3.3.2.2 Kritik Internal

Pada tahap kritik internal ini penulis membaca seluruh sumber-sumber yang

telah diperoleh pada tahap heuristik, kemudian melakukan penilaian terhadap sumber

tersebut, setelah itu dibandingkan dengan sumber lainnya. Hal ini perlu dilakukan

karena kita dapat mengetahui layak tidaknya isi dari sumber-sumber yang telah

diperoleh.

Kritik internal dilakukan untuk menilai kredibilitas sumber dengan

mempersoalkan isinya, kemampuan pembuatannya, tanggung jawab dan moralnya.

Untuk menguji kredibilitas sumber (sejauh mana dapatkan dipercaya) diadakan

penilaian instrinsik terhadap sumber dengan mempersoalkan hal-hal tersebut.

Kemudian dipunguti fakta-fakta sejarah melalui perumusan data yang didapat, setelah

diadakan penelitian terhadap evidensi-evidensi dalam sumber (Ismaun, 2005: 50).

Kritik internal dilakukan oleh penulis terhadap buku yang berjudul The New

Cambridge Modern History Vol VII The Old Regime 1713-1763 karya Clark (1966)

dalam bukunya menjelaskan kemunduran dari kerajaan “ketuhanan” Prancis. Lebih

lanjut Clark mengatakan bahwa Fleury memerintah di Prancis pada tahun 1726-1743.

Fleury merupakan penerus dari Richelieu dan Mazarin. Ia merupakan perdana

(29)

sebagai Garde des sceaux dan menteri untuk urusan luar negeri. Jika keuangan adalah

kunci sukses pemerintahan di Perancis, kebijakan luar negeri adalah kunci sukses

keuangan, dan Fleury mencurahkan usaha terbesarnya untuk pemeliharaan

perdamaian dengan negara lain. Tuduhan bahwa dia mengabaikan angkatan laut telah

terbukti dapat dibenarkan. Tujuan dasarnya adalah untuk mencegah rekreasi dari

koalisi negara-negara Eropa melawan Prancis. Karena itu ia melanjutkan kebijakan

Dubois yaitu melakukan aliansi dengan Inggris. Ia mampu membangun kembali

pengaruh Perancis di utara dan timur Eropa.

Sebagai pembanding digunakan buku lain, yang berjudul Sejarah Prancis

Dari Zaman Prasejarah Hingga Akhir Abad Ke-20 karya Carpentier (2011)

menyatakan bahwa pada masa pemerintahan Kardinal Fleury ini merupakan masa

perdamaian dan kemakmuran bagi kerajaan Prancis. Selama hampir 20 tahun, Fleury

menjalankan roda pemerintahan kerajaan dengan sikap hati-hati dan menentramkan,

mengikuti cara-cara yang pernah diterapkan Colbert, yaitu selalu berusaha

menciptakan perdamaian di luar negeri serta menjaga ketertiban dan kemakmuran di

dalam negeri. Ia mendukung upaya keras Orry, Pengawas Umum Urusan Keuangan,

yang berhasil menyeimbangkan anggaran belanja dan pendapatan serta mendorong

kegiatan ekonomi yang tengan berkembang pesat.

Hal yang sama juga terdapat dalam buku The Heritage Of World Civilization

karya Craig (1986) yang mengatakan bahwa sejak 1726, perdana menteri Prancis

adalah Kardinal Fleury. Ia adalah gerejawan besar terakhir yang telah begitu setia

(30)

bangsawan, dan secara diam-diam memblokir pengaruh para bangsawan. Ia

menyadari situasi keuangan yang sulit akibat dari perang pada masa Louis XV.

Skocpol dalam bukunya yang berjudul Negara Dan Revolusi Sosial, Suatu

Analisis Komparatif Tentang Perancis, Rusia dan Cina (1991) mengatakan bahwa

kemenangan perang yang dilakukan Prancis hanya dibutuhkan sebagai upaya untuk

mempertahankan kehormatan Prancis diatas panggung internasional, bukan untuk

melindungi perdagangan luar negerinya. Prancis menderita kerugian besar akibat

perang-perang yang dilakukan Louis XIV. Hal ini masih terasa sepeninggal wafatnya

Louis XIV.

Berdasarkan hasil dari melakukan kritik internal, penulis mendapatkan

kesesuaian dan beberapa perbedaan pendapat dari berbagai penulis. Penulis

mendapatkan kesamaan persepsi mengenai Prancis dan pemerintahannya. Perbedaan

pendapat merupakan hal yang wajar terjadi pada setiap penulis. Hal ini mungkin

disebabkan dari latar belakang penulis yang berbeda-beda.

3.3.3 Penafsiran Sumber (Interpretasi)

Tahap selanjutnya dalam penulisan karya ilmiah adalah penafsiran sumber

(31)

satu dimasukan kedalam konteks peristiwa-peristiwa lain yang melingkupinya

(Ismaun, 2005: 55).

Sjamsuddin (2007: 164) dalam bukunya menjelaskan bahwa ada dua macam

cara penafsiran yang ada kaitannya dengan faktor-faktor atau tenaga-tenaga

pendorong sejarah yaitu determinisme dan kemauan bebas manusia serta kebebasan

manusia mengambil keputusan. Bentuk-bentuk penafsiran deterministik itu ialah

determinisme rasial, penafsiran geografis, interpretasi ekonomi, penafsiran (teori)

orang besar, penafsiran spiritual atau idealistik, penafsiran ilmu dan teknologi,

penafsiran sosiologis dan penafsiran sintesis. Berdasarkan bentuk-bentuk penafsiran

tersebut penulis menggunakan penafsiran sintesis.

Penafsiran sintesis ialah penafsiran yang menggabungkan semua faktor atau

tenaga yang menjadi penggerak sejarah. Sebagaimana yang diungkapkan Barnes

dalam Sjamsuddin (2007: 170) bahwa menurut penafsiran ini, tidak ada satu kategori

“sebab-sebab” tunggal yang cukup untuk menjelaskan semua fase dan periode

perkembangan sejarah. Artinya perkembangan dan jalannya sejarah digerakkan oleh

berbagai faktor dan tenaga bersama-sama manusia tetap sebagai pemeran utama.

Penulis menggunakan penafsiran sintesis karena peranan kardinal di kerajaan Prancis

pada masa pemerintahan Louis XV tidak terlepas dari adanya faktor-faktor penyebab

atau pendorong seperti kesetiaan Kardinal Fleury terhadap kerajaan Prancis,

kesadaran akan ambisi dalam politik dan ketidakmampuan para bangsawan dalam

(32)

Penulis juga menggunakan pendekatan interdisipliner, yaitu pemecahan suatu

masalah dengan menggunakan tinjauan berbagai sudut pandang ilmu serumpun yang

relevan secara terpadu. Di dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan ilmu

bantu dan disiplin ilmu yang serumpun, diantaranya ilmu politik dan konsep negara.

3.3.4 Historiografi

Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan sistematika penulisan

sesuai dengan buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah yang berlaku di lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia. Penulisan skripsi merupakan karya tulis ilmiah

resmi mahasiswa dalam menyelesaikan program sarjana pada Jurusan Pendidikan

Sejarah.

Historiografi merupakan tahap akhir dalam penulisan suatu karya ilmiah atau

disebut juga dengan laporan penelitian. Tahapan ini merupakan hasil dari penulis

yang diawali dengan pengumpulan sumber, setelah itu sumber dikritik untuk

mengetahui keabsahan sumbernya, lalu setelah dikritik kemudian ditafsirkan supaya

fakta-fakta dari sumber yang telah didapatkan dapat digunakan sebagai bahan dalam

penulisan skripsi ini. Secara harfiah historiografi berarti pelukisan sejarah, gambaran

(33)

Hasil penelitian disusun dalam lima bab, hal ini bertujuan untuk memudahkan

dalam pembuatan dan pemahaman terhadap skripsi ini. Adapun sistematika penulisan

skripsi ini adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan. Bab ini berisi mengenai latar belakang masalah

penelitian. Disertai mengenai ketertarikan penulis dalam memilih permasalahan yang

diangkat. Untuk lebih memfokuskan pada bab ini juga berisi rumusan masalah dan

pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi.

Bab II Kajian Pustaka. Bab ini berisi tentang pemaparan mengenai

sumber-sumber buku dan sumber-sumber lain yang digunakan oleh penulis sebagai sumber-sumber rujukan

yang relevan dalam penulisan peranan kardinal di Kerajaan Prancis pada masa

pemerintahan Louis XV

Bab III Metodologi Penelitian. Bab ini berisi mengenai langkah-langkah,

metode, pendekatan dan teknik penelitian yang digunakan oleh penulis dalam

melakukan penelitian. Hal ini dilakukan penulis untuk mendapatkan sumber yang

berkaitan dan relevan dengan masalah yang dikaji oleh penulis. Tahapan ini meliputi

heuristik, yaitu proses pengumpulan data. Kritik yaitu pengujian mengenai kebenaran

atau ketepatan dari sumber yang telah didapatkan, kritik yang dilakukan secara

eksternal dan internal. Interpretasi adalah proses penafsiran fakta yang telah

ditemukan. Tahapan terakhir dinamakan historiografi, merupakan kegiatan penulisan

dan proses penyusunan dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Selain itu pada bab

ini penulis juga menguraikan langkah-langkah yang ditempuh penulis selama

(34)

Bab IV Pembahasan. Bab ini dapat dikatakan isi utama dari penulisan skripsi

ini. karena didalamnya berisi pembahasan dan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan

yang terdapat pada rumusan masalah. Pada bab IV ini penulis akan memaparkan hasil

penelitian dari hasil pengolahan serta analisis yang telah dilakukan terhadap

fakta-fakta yang telah diperoleh.

Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi. Bab ini merupakan bab terakhir dari

rangkaian penulisan skripsi ini, pada bab ini terdapat penafsiran penulis dari hasil

analisis dan temuan yang didapatkan yang kemudian disajikan dalam bentuk

kesimpulan. Kesimpulan ini merupakan jawaban dari pertanyaan pada bab-bab

(35)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan

Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan

mengacu pada bab I serta hasil analisis pada bab IV. Sesuai dengan rumusan masalah

pada bab I, terdapat enam hal yang penulis simpulkan dalam bab ini sehubungan

dengan permasalahan yang dibahas pada skripsi yang berjudul “Peranan Kardinal di

Kerajaan Prancis Pada Masa Pemerintahan Louis XV tahun 1726-1743” ini.

Kesimpulan tersebut didasarkan pada temuan fakta-fakta dan analisis yang telah

dikaji dan dipaparkan oleh peneliti. Berikut terdapat beberapa hal pokok yang telah

peneliti simpulkan berdasarkan permasalahan yang telah dibahas.

Pertama, Pada masa Louis XIV Prancis telah mencapai puncak kejayaannya,

sekaligus masa pemerintahan terpanjang dalam sejarah Prancis. Louis XIV

memerintah dari tahun 1643 sampai tahun 1715. Dalam pemerintahannya Louis XIV

merupakan pemimpin yang sangat absolut, tetapi dia sangat memperhatikan

kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu, absolutisme pada masa pemerintahan Louis

XIV dapat diterima dengan mudah oleh masyarakat.

Pada masa pemerintahannya, Louis XIV dibantu oleh para bangsawan yang

hanya mementingkan dirinya sendiri tanpa memikirkan kepentingan kerajaan dan

(36)

Prancis dilanda krisis ekonomi, karena pada masa pemerintahannya Louis

XIV membangun Istana yang menelan dana begitu besar dan diperparah dengan

seringnya terjadi perang, salah satunya adalah Perang Suksesi Spanyol yang terjadi

tahun 1701-1714, serta konflik agama dengan kaum Huguenot dengan dicabutnya

Edid de Nantes yang dibuat pada masa Henry IV.

Kedua, Setelah Louis XIV meninggal, ia menulis surat wasiat yang isinya

mengangkat Duc Philippe d’Orleans sebagai wali raja. Oleh karena itu dibentuklah

pemerintahan perwalian yang dipimpin oleh wali raja. Masa pemerintahan perwalian

merupakan periode reaksi terhadap pemerintahan Louis XIV.

Banyak sekali yang harus dihadapai pemerintahan perwalian. Duc d’Orleans

harus dapat mengeluarkan Kerajaan Prancis dari krisis ekonomi akibat dari

pemerintahan Louis XIV dan membangun kembali serta menambah kepercayaan

rakyat terhadap pemerintahan. Masalah utama yang harus dihadapi pemerintahan

perwalian adalah kondisi keuangan yang sangat terpuruk, utang negara mencapai dua

livres. Dalam upaya mengatasi hal ini, wali raja mengangkat John Law menjadi

pengawas keuangan dan menyetujui skema keuangan yang dibuat oleh John Law.

Ditahun pertamanya sistem yang diterapkan John Law mengalami sukses dan

(37)

Namun, upaya ini sia-sia. Law melarikan diri dan bersembunyi di Bruxelles dalam

keadaan bangkrut.

Ketiga, Kardinal Fleury lahir di Lodeve, 26 Juni 1653, merupakan anak dari

seorang bendahara gereja dan murid dari Kardinal Bonzi. Kardinal Fleury sempat

belajar di Universitas Sourbon bidang Teologi sebelum akhirnya diangkat menjadi

Perdana Menteri oleh Louis XV tahun 1726-1743. Sebelum diangkat menjadi

Perdana Menteri Kardinal Fleury adalah guru pribadi dari Louis XV, Kardinal Fleury

mempunyai pengaruh yang besar terhadap keputusan-keputusan yang diambil oleh

Louis XV.

Setelah diangkat menjadi Perdana Menteri Kardinal Fleury dipercaya dalam

mengelola urusan negara. Kardinal Fleury memegang kekuasaan berdasarkan

kepercayaan dan kemampuannya dalam mengelola urusan pemerintahan.

Keempat, masalah utama yang dihadapi pada masa pemerintahan Kardinal

Fleury adalah krisis ekonomi akibat dari pemerintahan Louis XIV yang sering

melakukan perang, pembangunan Istana Versailles dan para bangsawan yang senang

berfoya-foya, dan juga akibat dari kegagalan sistem yang dijalankan John Law pada

masa pemerintahan perwalian.

Untuk mengatasi krisis ekonomi yang terjadi Kardinal Fleury mempercayakan

urusan keuangan kepada Philibert Orry. Kebijakan keuangan yang diterapkan oleh

Orry mengikuti cara yang digunakan oleh Colbert yang memberlakukan pajak

dixime. Orry juga mengembangkan industri textile dan kertas. Serta menerapkan

(38)

Selain itu Kardinal Fleury menerapkan mazhab fisiokrat, dengan mendirikan

himpunan tani kerajaan membuka lahan-lahan kosong untuk ditanami. Walaupun

lahan-lahan yang dibuka masih sedikit, tetapi masih cukup untuk menaikan produksi

pertanian. Usahanya ini berhasil mengurangi krisis ekonomi yang terjadi di Prancis.

Kelima, selain dalam bidang ekonomi, Kardinal Fleury pun harus

memperbaiki hubungan dengan negara-negara tetangganya. Kardinal Fleury berusaha

menjalin hubungan baik dengan negara-negara khususnya negara-negara yang berada

di kawasan Eropa dengan cara melakukan perdagangan.

Dalam upaya mendekatkan hubungan antara Prancis dengan Austria, Kardinal

Fleury mengajukan perjanjian perdamaian setelah terjadinya Perang Suksesi

Polandia. Hasilnya hubungan antara Kerajaan Prancis dengan Austria terjalin dengan

erat dan telah melemahkan dominasi Inggris di kawasan Benua Eropa.

Namun hubungan ini kembali memburuk dan terjadi perang antara Austria

yang dibantu oleh Inggris dan Belanda melawan Prancis yang dibantu Prusia. Perang

Suksesi Austria ini diakhiri dengan ditandatanganinya Traktat Aix-la-Chapelle.

Keenam, pemerintahan Kardinal Fleury sangat berperan dalam perdamaian

dan kemakmuran yang terjadi di Prancis selama pemerintahannya. Selain ia berhasil

(39)

Perdagangan dengan negara.negara lain pun mengalami perkembangan, tidak

hanya dengan negara-negara di Benua Eropa, melainkan dengan negara-negara yang

ada di Benua lain, seperti di Benua Afrika dan Benua Amerika.

5.2 Rekomendasi

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan penulis dalam penelitian ini

adalah dapat menjadi salah satu sumber pembelajaran sejarah khususnya pada tingkat

Sekolah Menengah Atas (SMA) terutama dalam SK-KD 3.1 membedakan pengaruh

Revolusi Prancis, Revolusi Amerika, dan Revolusi Rusia terhadap perkembangan

pergerakan Nasional Indonesia karena pemerintahan Louis XV ini menjadi salah satu

(40)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, D. (2007). Metodologi Penelitian Sejarah. Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu.

Budiardjo, M. (2004). Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Carpentier, J, dkk. (2011). Sejarah Perancis – Dari Zaman Prasejarah Hingga Akhir Abad Ke-20. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

Carsten, F. L. (1964). The New Cambridge history vol V The ascendancy Of France. London: Cambridge: University Press.

Clark, G N, et al. (1966). The New Cambridge Modern History: The Old Regime

1713-1763 vol VII. Cambridge: University Press.

Craig, A. M, et al. (1986). The Heritage of World Civilizations. New York: Macmillan Publishing Company.

Easton, S. C. (1966). The Western Heritage From The Earliest Times To The Present. New York, Chicago, San Francisco: Holt, Rinehart and Winstone Inc.

Gottschalk, L. (1986). Mengerti Sejarah. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Hayek, F. A. (2006). The Trend of Economic Think: Essays on Political Economistis

(41)

Kamarga, H. (2012). Isu-Isu Kontroversial dalam Sejarah Barat. Jakarta: Bee Media Indonesia.

Landone, B. (1942). History Of Civilization The Revolutionary Period (The Age of

Reason) vol IV. New York: Book inc.

Lord, J. (1913). Beacon Lights Of History vol VIII: Great Rulers. New York: The University Press.

Parsons, R. (2012). Kebohongan dan Kesalahan Sejarah. Yogyakarta: Imperium.

Sjamsuddin, H. (2007). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Skocpol, T. (1991). Negara dan Revolusi Sosial, Suatu Analisis Komparatif Tentang

Perancis, Rusia dan Cina. Jakarta: Erlangga.

Soekanto, S. (1990). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.

Suhelmi, A. (2007). Pemikiran Politik Barat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Surbakti, R. (1992). Memahami Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Syam, F. (2007). Pemikiran Politik Barat: Sejarah Filsafat, Ideologi, dan

Pengaruhnya terhadap Dunia ke-3. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Tim Penyusun. (1973). Ensiklopedi Umum. Jogjakarta: Jajasan Kanisius.

(42)

Wellem, F. D. (2006). Kamus Sejarah Gereja. Jakarta: Gunung Mulia.

Internet:

Tanpa Nama. (2012). Monarki. [Online]. Tersedia:

http://id.wikipedia.org/wiki/Monarki. [30 Januari 2012]

Tanpa Nama. (2012). Kardinal. [Online]. Tersedia:

http://id.wikipedia.org/wiki/Kardinal. [30 Januari 2012]

Tanpa Nama. (2012). Kekuasaan. [Online]. Tersedia:

http://id.wikipedia.org/wiki/Kekuasaan. [31 Januari 2012]

Yonie. (2010). Teori Konflik Lewis Alfred Coser. [Online]. Tersedia: http://fisip.uns.ac.id/blog/yonie/2010/10/27/teori-konflik-lewis-alfred-coser/. [31 Januari 2012]

Referensi

Dokumen terkait

Kami mewawancarai enam guru perempuan Kristen Aceh, terdiri dari guru tidak berjilbab di sekolah (1 orang), berjilbab paruh waktu atau hanya saat di sekolah (4

Simpulan dalam penelitian ini yaitu perilaku kecanduan game online pada anak sekolah pada kategori tidak kecanduan melihat hasil penelitian ini maka perlu saran bagi orang tua

Sahabat MQ/ Jumlah warga keturunan Yahudi di Indonesia/ diperkirakan mencapai 3.000 orang/ saat Perang Dunia II pada 1940-1945/ dari total jumlah penduduk

Pada awal mulanya, sistem pembayaran di Indonesia menggunakan sistem Fee For Service, dimana pasien yang melakukan perawatan di pelayanan di rumah sakit harus membayar secara out

Dapat disimpulkan bahwa hasil kajian ini dapat digunakan sebagai bahan utama untuk penyusunan Pedoman Analisis Keselamatan dan Pengelolaan Bahan Sumber Pada

demokratis dan profesional untuk layanan pendidikan yang bermutu, dalam upaya peningkatan mutu. pendidikan

Tindakan yang dilakukan pada penelitian ini adalah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa

Pada perkembangbiakkan secara vegetatif, yang ditanam adalah bagian dari tubuh induknya, seperti batang, umbi, akar tinggal, geragih, tunas atau