• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSISTENSI PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI PENGADAAN TENAGA KEPENDIDIKAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA GURU DI SEKOLAH DASAR : Studi Deskriptif Analitik terhadap Guru Tidak Tetap di Kabupaten Kampar Propinsi Riau).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONSISTENSI PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI PENGADAAN TENAGA KEPENDIDIKAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA GURU DI SEKOLAH DASAR : Studi Deskriptif Analitik terhadap Guru Tidak Tetap di Kabupaten Kampar Propinsi Riau)."

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

KONSISTENSI PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI PENGADAAN TENAGA KEPENDIDIKAN SERTA

PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA GURU DI SEKOLAH DASAR

Studi Deskriptif Analitik terhadap Guru Tidak Tetap di Kabupaten Kampar Propinsi Riau

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh:

NENENG SURYANI

NIM : 00 96 86

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

DISAHKAN DAN DISETUJUI OLEH

PembimbingX,

Prof. DR. H. Tb. Abifa Syamsudin Makmun, MA

Pembimbing H

(3)

Mengetahui,

Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan Program Pasca Sarjana Univer/sims Pendidikan Indonesia

Prof. DR. H. Tb. AbinNSyamsudin Makmun, MA

(4)

ABSTRACT

CONSISTENCY AND IMPLEMENTATION PLANNING IN PREPARING EDUCATING TEACHERS AND ITS INFLUENCE TO THE EFFECTIVE

USE OF TEACHING AND LEARNING PROCESS

IN THE PRIMARY SCHOOL

(Study ofDescriptive Analytic towards Assist Teacher atKampar Regency ofRiau Province)

The prime determinant to attain the goal of education in the school, however, it is

needed to have teachers who are able to fulfill the special needs of the learner and know

well how to manage their activities in the classroom. Thus, education manager has

important role in preparing educating teacher. This area reflects the 'servicing' function

undertaken by coordinator who is concerned with effective use of managing the process

of recruitment, training and also its implementation and maintenance. This research has been designated and tried to analyze the managing of educating teacher especially assist

teacher at Kampar regency of Riau Province. The research also will explain and analyze

the influence of planning and implementation of assist teacher toward the effective use of

teaching and learning process.

In this study, it will be used a descriptive research. The data of managing educating teacher will be collected through documentation analysis and also interview's

data in the education office of regency. The data of educating teacher's planning and its

implementation also the effective use of teaching and learning process will be collected

through giving the questioners to 134 respondents which are chosen as randomly sampling among 204 teachers. Qualitative research will be used to analyze managing of

educating teachers that is covered, strength, weakness, opportunity and threatening as SWOT analysis. The influence of planning and implementation in preparing educating

teachers as assist teacher to the effective use of teaching and learning process will be

analyzed by usingquantitative method in which have 3 processes: (1) To describe each of

the data in research variable, (2) To measure and analyze the requisite and, (3) To

measure the hypothesis; is there variable correlation between regression analysis and correlation.

Based on data analysis and hypothesis measurement, it can be concluded as

follows: (1) In developing educating teachers that can be applied the effective use of teaching and learning process, however, it is involved needing the strength, weakness,

opportunity and threatening such as organization manager condition, politic condition,

economic condition and geography condition. This planning will be formulated in logic

and reality activities in coordinating to environment that is needed, (2) There is a positive correlation between preparing educating teacher and the effective use of teaching and learning process (r = 0,406), (3) There is a positive correlation in its implementation educating teacher and the effective use of teaching and learning process (r = 0,443), and

(4) There is a positive correlation between its implementation and preparing educating

teacher related to the effective use of teaching and learning process (r = 0,505). Based on the field research, it has found that the effective use of teaching and learning process can

be arisen by preparing well educating teacher and in repairing the process of

implementation.

In developing the effective use of teaching and learning process can be done by

managing well the educating teacher training and the consistency in its implementation. It is important to be aware in arranging as comprehensive and systematic rules, which is

focused on the objective's condition that refers to educating teacher demand. A good matrix of the whole activities planning such as recruitment, placement, supervision and

program management, it becomes easier to be implemented in order to attain the goal. Within a good matrix, it is expected the quality of the teacher willbe raised.

(5)

ABSTRAK

KONSISTENSI PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI PENGADAAN

TENAGA KEPENDIDIKAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP

KINERJA GURU DI SEKOLAH DASAR

(Studi DeskriptifAnalitik terhadap Guru Tidak Tetap di Kabupaten Kampar Propinsi Riau)

Kinerja guru sebagai tenaga kependidikan merupakan salah satu faktor penentu

keberhasilan pendidikan di sekolah. Oleh karena itu pengelolaan tenaga kependidikan memiliki peranan penting mulai dari proses pengadaan sampai dengan pembinaan serta pengembangangannya. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menganalisis tentang pengelolaan tenaga kependidikan khususnya Guru Tidak Tetap yang dilaksanakan di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Lebih lanjut penelitian ini akan menganalisis pengaruh perencanaan dan implementasi pengadaan tenaga kependidikan terhadap kinerja guru tidak tetap.

Metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Data penelitian

tentang pengelolaan tenaga kependidikan dikumpulkan melalui analisis dokumen dan

wawancara pada pihak terkait di lingkungan Dinas Pendidikan. Data tentang perencanaan

pengadaan tenaga kependidikan, implementasi pengadaan tenaga kependidikan, serta kinerja guru dikumpuUcan melalui penyebaran kuesioner terhadap 134 responden sampel penelitian yang dipilih secara random sampling dari 204 orang guru anggota populasi.

Proses analisis data pengelolaan tenaga kependidikan dianalisis dengan menggunakan

pendekatan kuahtatif yaitu dengan cara mengidentifikasi kekuatan {Strength), kelemahan (weaknees), peluang (opotunity), dm hambatan (threat) yang selanjutnya dijadikan dasar dalam melakukan analisis SWOT. Pengaruh perencanaan dan implementasi pengadaan

tenaga kependidikan terhadap kinerja guru tidak tetap dianalisis menggunakan

pendekatan kuantitatif melalui tiga tahapan proses yaitu: (1) Mendeskripsikan data variabel penelitian, (2) Menguji persyaratan analisis, serta (3) Menguji hipotesis untuk mengungkapkan hubungan antar variabel penelitian mengunakan teknik analisis regresi

dan korelasi.

Berdasarkan hasil analisis data dan proses pengujian hipotesis dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut: (1) Dalam upaya mendapatkan tenaga kependidikan dengan

kinerja yang tinggi diperlukan langkah perencanaan yang memperhatikan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman seperti kondisi organisasi pengelola, kondisi politis,

kondisi ekonomi, dan kondisi georafis. Perencanaan tersebut dituangkan dalam rumusan

kegiatan yang logis dan realistis melalui koordinasi dengan berbagai pihak yang terkait,

(2) Terdapat hubungan positif yang signifikan antara perencanaan pengadaan tenaga

kependidikan dengan kinerja guru (r = 0,406), (3) Terdapat hubungan positif yang

signifikan implementasi pengadaan tenaga kependidikan dengan kinerja guru (r = 0,443), (4) Terdapat hubungan positif yang signifikan antara perencanaan dan implementasi

pengadaan tenaga kependidikan secara bersama-sama dengan kinerja guru (R = 0,505).

Atas dasar hasil penelitian tersebut, dapat dinyatakan bahwa peningkatkan kinerja guru dapat dilakukan melalui upaya peningkatan konsisitensi perencanaan pengadaan tenaga

kependidikan danmemperbaiki proses implementasi pengadaan tenaga kependidikan. Kaitannya dengan hasil penelitian, upaya peningkatkan kinerja guru dapat dilakukan melalui penyempurnaan perencanaan program pengadaan tenaga kependidikan

serta konsisten dalam mengimplementasikannya. Perencanaan disusun secara

komprehensif dan sistematis dengan memperhatikan kondisi obyektif kebutuhan tenaga kependidikan, kemudian ditindak lanjuti dengan proses implementasi yangbaiksejak dari awal persiapan program sampai pada setiap tahap-tahap kegiatannya seperti rekruitmen, seleksi, penempatan, dan pengawasan terhadap berbagai realisasi program kegiatan. Karena proses pendidikan secara operasional dilaksanakan di sekolah, maka secara secara praktis sekolah adalah tempat realisasi perencanaan tenaga kependidikan perlu dikelola

(6)

DAFTARISI

ABSTRAK

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah 7

C. Tujuan Penelitian 10

E. Kegunaan Penelitian 11

F. Asumsi Penelitian 12

G. Hipotesis 13

H. Definisi Operasional 14

I. Paradigma dan Fokus Penelitian 17

BAB II: TINJAUANKEPUSTAKAAN

A. Konsep Administrasi Pendidikan 21

1. Pengertian Administrasi Pendidikan 22

2. Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan 24 3. Tenaga Kependidikan dalam Administrasi Pendidikan 26

B. Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Pendidikan 31

1. Konsep Perencanaan Pendidikan 31

2. Tujuan dan Pentingnya Perencanaan SumberDaya Manusia

dalam Organisasi Pendidikan 35

(7)

C. Perencanaan Pengadaan Tenaga Kependidikan 45

1. Kebutuhan Tenaga Guru 46

2. Teknik Perencanaan 47

3. Kegiatan Perencanaan 55

D. Pelaksanaan Penyediaan Tenaga Kependidikan 59

1. Rekruitment 59

2. Seleksi dan Penempatan 61

3. Pengawasan/Monitoring 63

E. KinerjaGuru 65

F. Penilaian dan Orientasi Masa Depan 78

BAB III: METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian 82

B. Populasi dan Sampel 83

C. Sumber Data 84

D. Teknik Pengumpulan Data 85

E. Alat Pengumpul Data 86

F. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen 89

G. Pelaksanaan Penelitian 92

H. Pengelolaan dan Analisis Data Penelitian 93

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Pengelolaan Tenaga Kependidikan 97

B. Deskripsi Data Variabel Penelitian 103

1. Perencanaan Pengadaan Tenaga Kependidikan 103

2. Implementasi Tenaga Kependidikan 106

3. KinerjaGuru 109

4. PengujianNormalitasData 112

(8)

C. Analisis Data dan Pembahasan Hasil Penelitian 114

1. Analisis SWOT Pengadaan Tenaga Kependidikan 115

2. Hubungan Antara Perencanaan Pengadaan Tenaga

Kependidikan dengan Kinerja Guru 127

3. Hubungan Antara Implementasi Pengadaan Tenaga

Kependidikan dengan Kinerja Guru 131

4. Hubungan Antara Perencanaan dan Implementasi

Pengadaan Tenaga Kependidikan dengan Kinerja Guru .... 135

BAB V : KESEMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan 140

B. Implikasi 142

C. Rekomendasi 145

DAFTAR PUSTAKA 147

LAMPIRAN 150

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perencanaan Penempatan dan Perencanaan Penggantian .... 53

Tabel3.1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian 88

Tabel 4.1 : Wilayah Kerja Cabang Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah

Raga Kabupaten Kampar 100

Tabel 4.2 : Distribusi Frekuensi Skor Variabel Perencanaan Pengadaan

Tenaga Kependidikan 105

Tabel 4.3 : Distribusi Frekuensi Skor Variabel Implementasi Pengadaan

Tenaga Kependidikan 108

Tabel 4.4 : Distribusi Frekuensi Skor Variabel Kinerja Guru Ill

Tabel 4.5 : Ringkasan Hasil Pengujian Normalitas Data Variabel

Penelitian 113

Tabel 4.6 : Jumlah Sekolah Dasar Negeri dan Jumlah Rombongan

Belajar oada setiap Kecamatan di Kabupaten Kampar 117

Tabel 4.7 : Jumlah Murid dan Guru Sekolah Dasar Negeri pada setiap

Kecamatan di Kabupaten Kampar 118

Tabel 4.8 : Tabel Anava untuk Pengujian Signifikansi dan Linearitas

Persamaan Regresi Y = 42,535 + 0,444 Xi 128

Tabel 4.9 : Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi antara Perencanaan

Pengadaan Tenaga Kependidikan dan Kinerja guru 130 Tabel 4.10 : Tabel Anava untuk Pengujian Signifikansi dan Linearitas

Persamaan Regresi Y = 42,771 + 0,445 X2 132 Tabel 4.11 : Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi antara Implementasi

Pengadaan Tenaga Kependidikan dan Kinerja guru 134 Tabel 4.12 : Tabel Anava untuk Pengujian Signifikansi dan Linearitas

Persamaan Regresi Y = 27,044 + 0,292 Xi + 0,332 X2 136 Tabel 4.13 : Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi Ganda dan Uji

Signifikansi dalam Persamaan Regresi Y atas Xi dan X2 137

(10)
[image:10.595.79.491.119.566.2]

Gambar 1.1

Gambar 1.2 Gambar 2.1

Gambar 2.2

Gambar 2.3 Gambar 2.4 Gambar 4.1

Gambar 4.2

Gambar 4.3 Gambar 4.4

Gambar 4.5 Gambar 4.6 Gambar 4.7

DAFTAR GAMBAR

Hubungan Perencanaandan Implementasi Pengadaan

Tenaga Kependidikan dan Kinerja Guru 9

Paradigma Penelitian 20

Ruang ILingkup Administrasi Pendidikan 26 Prosedur dan Langkah Penyusunan Program dan

Perencanaan Sumber Daya Manusia 49

Hubungan dan Aspek Aktivitas Rekruitmen 61

Hubungan dan Aspek Manajemen Sumber Daya Manusisa .. 63

Grafik Histogram Frekuensi Skor Variabel Perencanaan

Pengadaan Tenaga Kependidikan 106

Grafik Histogram Frekuensi Skor Variabel Implementasi

Pengadaan Tenaga Kependidikan 109

Grafik Histogram Frekuensi Skor Variabel Kinerja Guru .... 112 Analisis SWOT Pengadaan Tenaga Kependidikan di

Kabupaten Kampar 126

Grafik Garis Persamaan Regresi Y = 42,535 + 0,444 X i 129 Grafik Garis Persamaan Regresi Y = 42,771 + 0,445 X2 133

Model Hubungan antar Variebel Penelitian 139

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan nasional pada hakekatnya bertujuan membangun manusia

Indonesia seutuhnya dan seluruh masyarakat Indonesia yang adil dan makmur

berdasarkan Pancasila. Sejalan dengan itu sasaran utama pembangunan nasional

adalah meningkatkan kualitas manusia dan seluruh masyarakat Indonesia yang maju, modern berdasarkan Pancasila (GBHN 1998). Salah satu upaya mencapai

tujuan tersebut adalah melalui pendidikan.

Melalui pendidikan dipersiapkan Sumber Daya Manusia yang dibutuhkan

untuk melanjutkan estafet pembangunan dimasa depan sesuai dengan yang dicita-citakan, karena pendidikan memiliki peluang dan kekuatan untuk dapat berbuat dalam menjadikan sumber daya manusia sebagai aset pembangunan nasional.

Dari keseluruhan sistem pendidikan, pendidikan dasar mempunyai peranan

besar dalam proses kelancaran penyelenggaraanya secara obtimal dan harus

(12)

Masalah pendidikan dasar yang berkualitas adalah tuntutan konstitusi,

semua ini membutuhkan suatu manajemen atau pengelolaan yang baik, karena manajemen pendidikan sebagai mobilisasi dari segala sumberdaya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan. Mutu pendidikan akan dapat ditingkatkan apabila ditangani secara efisien. Artinya, berbagai sumber yang mempengaruhi terjadinya proses pendidikan perlu ditangani secara jelas, terkendali dan terarah. Kususnya pendidikan dasar yang merupakan kebutuhan dasar bagi setiap warganegara, merupakan kewajiban pemerintah, dalam hal ini

unit pemerintah paling dekat untuk melaksanakannya.

Berkaitan dengan permasalahan ini, guna menghadapi masa depan yang

penuh tantangan, keberhasilan pendidikan tidak semata-mata dilihat dari

(13)

Undang-Undang No.2 / 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah No. 38 / 1992 tentang Tenaga Kependidikan menjelaskan bahwa, gum mempakan salah satu komponen yang sangat menentukan untuk terselenggaranya proses pendidikan. Gum dalam masyarakat modem adalah seorang profesional karena ia mengemban misi strategis dasar. Gum menjadi

tumpuan harapan untuk mewujutkan agenda-agenda pendidikan nasional seperti:

Peningkatan mutu dan relevansi, pemerataan dan perluasan kesempatan belajar,

dan peningkatan efisiensi. Jadi berhasil atau tidaknya penyelenggaran pendidikan

nasional ditentukan oleh tenaga kependidikan dalam hal ini adalahgum.

Dalam sistem persekolahan, gum mempakan orang yang paling terdepan,

yang mempakan sentral segala upaya pendidikan, dan agen dalam pembahaman

pendidikan. Sebagai pendidik dan pengajar gum mempakan salah satu faktor

penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Jika berbicara tentang mutu dan

kualitas pendidikan maka gum mempakan salah satu penentunya Akan tetapi

dilema kekurangan gum bahkan kualitasnya dan profesionalismenya masih

dipertanyakan danjustru mewamai kondisi gum saat ini.

Karena begitu pentingnya keberadaan dan peran gum secara profesional, yang mempakan sebagai penentu untuk terselenggaranya proses pendidikan

secara obtimal maka seyogyanya setiap sekolah harus memiliki gum yang

(14)

Permasalahan yang muncul adalah mengapa gum Sekolah Dasar masih

tetap kurang? Sekalipun ada sekolah-sekolah yang kelebihan gum, dan masih

cukup banyak sekolah-sekolah yang kekurangan gum, temtama didaerah

pedesaan. Hal ini ditunjukan oleh hasil studi Kasmianto (1997) dan Dedi Supriadi

(1998). Berdasarkan hasil penelitian Dedi Supriadi (1998) penyebab dari

kekurangan gum SD sejauh yang terjadi saat ini diantaranya adalah "soal

terbatasnya informasi untuk pengangkatan gum bam SD dan penyebaran gum

yang tidak merata". Soal kebutuhan (demand), pengadaan (supply), dan

penempatan (deployment) gum SD tidak selalu berjalan seirama seperti yang di

inginkan, karena diantara ketiganya ada faktor yang justm lebih menentukan,

yaitu pengangkatan berdasarkan formasi yang tersedia

Dalam rangka menghadapi Otonomi Daerah Pemda Riau mengambil

kebijaksanaan untuk mengatasi kekurangan gum di Sekolah Dasar temtama di

daerah terpencil yaitu, dengan Pengangkatan Gum Tidak Tetap (GTT). Secara

operasional pengelolaan GTT melalui kegiatan perencanaan, pelaksanaan

pengadaan, penempatan, serta pengawasan realisasi program.

Penentuan Sekolah Dasar Negeri terpencil mengacu kepada krteria yang ditetapkan oleh Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Riau (1993) selain ditandai oleh sulitnya hubungan juga keadaan alam sendiri yang menyebabkan daerah

tersebut sulit dijangkau. Karakteristik sekolahterpencil tersebutmeliputi:

(15)

(2) Sulit mendapatkan sembilan bahan pokok, meskipun ada harganya relatif

tinggi, sedangkan mutu bahan kadang kala berkualitas rendah;

(3) Sulit mendapatkan perumahan, sehingga hams menumpang dirumah

pemuka masyarakat, mmah sewaan tidak ada. Rumah disana kurang

memenuhi syarat baik dari segi keamanan maupun kesehatan;

(4) Sulit memperoleh pelayanan kesehatan;

(5) Sulit berkomunikasi dengan masyarakat karena masalah penyesuaian

bahasa;

(6) Sulit berasimilasi antarpedagang dengan masyarakat setempat

(7) Daerah tersebut masih mempraktekan daya supranarural untuk

tujuan-tujuan negatif.

Sejalan dengan penetapan kebijakan tersebut, pengelola yang ditugaskan

untuk mengelola Pendidikan Dasar, dalam hal ini Dinas Pendidikan telah

menjabarkan kebijakan tersebut kedalam program-program yang khusus untuk

mengatasi kekurangan gum di Sekolah Dasar yaitu mengangkat gum dengan

sistem kontrak, yang selanjutnya disebut Gum Tidak Tetap.

Biaya yang ditimbulkan akibat kebijakan ini dianggarkan dalam APBD.

Implementasi

pengelolaannya

telah

dilaksanakan

sejak

tahun

anggaran

1998/1999. Secara operasional pengelolaan gum tidak tetap (PGTT) diaplikasikan

sesuai dengan kegiatan manajemen yaitu mulai dari perencanaan, pengadaan,

rekrutmen,

seleksi,

penempatan,

pembinaan,

pengembangan kemampuan

profesional, kompensasi dan pemberhentian, serta pengawasan.

Dari hasil pengamatan terlihat fenomena-fenomena yang diduga tumt

mempengaruhi keberhasilan program tersebut yaitu, mulai dari perencanaan,

pengrekrutan, penempatan, hingga kinerjanya.

Yang semuanya itu akan

mempengaruhi kuantitas dan kualitas gum yang ditugaskan. Secara kuantitas gum

(16)

Sedangkan kualitasnya dapat dilihat dari sikap mental, kinerja dan latar belakang

pendidikan sesuai dengan tugasnya sebagai tenaga pendidik dan pengajar.

Fenomena-fenomena itu antara lain: (1) Sistem penyeleksiannya yang

tidak menghamskan calon gum tidak tetap beriatar belakang pendidikan keguman

(kependidikan), yang secara teori latar belakang kependidikan seseorang akan

mempengamhi kinerja dan profesionalismenya; (2) Penempatan belum sesuai

dengan kebutuhan; (3) Adanya pembatasan waktu penugasan yaitu sesuai dengan

kontrak selama satu tahun, yang semuanya ini akan berdampak pada kinerja dan

tanggungjawab sebagai tenaga pendidik dan pengajar; (4) Di lihat dari gaji atau

tunjangan kerja sebesar Rp. 330.000,- (Tiga ratus tiga puluh ribu rupiah)perbulan,

masih di bawah standar UMR (Upah Minimum Regional), yang ini berdampak

pada motivasi dan semangatkerja dalam melaksanakan tugas.

Dari hasil pengamatan itu peneliti merasa tertarik memikirkan masalah ini

karena program pengelolaan dan kinerja gum PGTT perlu diteliti dan dikaji lebih

dalam lagi. Masalahnya relevan dengan materi pokok Program Studi Administrasi

pendidikan dan peneliti juga ingin mengetahui konsistensi perencanaan dan

implementasi pengadaan tenaga kependidikan serta pengaruhnya terhadap kinerja

gum di Sekolah Dasar. Sehingga kebijakan tersebut tidak hanya memberikan

jawaban diatas kertas saja. Sedangkan pihak sekolah tetap saja merasakan adanya

kekurangan gum, atau dapat dikatakan sudah cukup tapi profesionalismenya

masih diragukan, yang akhirnya peningkatan kualitas pendidikan semakin jauh

(17)

B. Batasan Dan Rumusan Masalah Penelitian

1. Batasan Masalah

Perencanaan tenaga kependidikan (gum) sebagai penyelenggara

operasional pendidikan hamslah mampu mencapai tujuan-tujuan pendidikan

secara efektif dan efisien. Konsekwensinya adalah bagaimana menjadikan

Sekolah Dasar berfungsi obtimal, bermanfaat dan menarik sebagai suatu tempat

terjadinya proses pembelajaran dalam mencapai tujuan pendidikan. Persoalannya

hams menitik beratkan kepada tenaga kependidikan (gum) yang benar-benar

mendukung untuk terwujutnya fungsi sekolah.

Perencanaan tenaga kependidikan mempakan rangkaian proses yang

integral yang bersangkut paut dengan masalah rekruitmen, seleksi, penempatan

serta pengawasan yang semuanya berdampak terhadap kualitas dan hasil

pendidikan yang dicapai, dan mempunyai peranan yang paling menentukan

terhadap kualitas pendidikan dimasa depan.

Penugasan Gum Tidak Tetap (PGTT) sebagai implementasi dari suatu bentuk perencanaan, yang merupakan suatu bentuk kebijakan untuk mengatasi

kekurangan gum di Sekolah Dasar. Penugasannya didasari kepada gum yang mau

mengajar didaerah sulit, sehingga didalam pengelolaannya mempunyai mang

lingkup yang luas serta kompleks. Maka dalam penelitian ini peneliti

memfokuskan permasalahan penelitiannya kepada konsisten antara Perencanaan

dengan Implementasi Pengadaan Tenaga Kependidikan Gum Tidak Tetap (GTT)

(18)

Proponsi Riau". Sesuai dengan permasahan tersebut, maka perencanaan dan implementasi mang lingkupnya adalah: (1) pengadaan tenaga kependidikan yang

meliputi tentang analisis kebutuhan gum, visi, misi, tujuan, dan strategi

perencanaan; (2) Pelaksanaan penyediaan gum meliputi tentang dasar pengadaan gum tidak tetap, rekmitmen, seleksi; (3) Penempatan meliputi tentang dasar dan

prosedur penempatan gum tidak tetap; (4) Pengawasan meliputi tentang prosedur

dan teknik pengawasan terhadap kinerja Gum.

Kinerja gum yang diteliti, pada dasamya mempakan aktualisasi rumusan

kompetensi gum yang mang lingkupnya meliputi tentang: (1) Landasan

profesional keguman; (2) Penguasaan bahan ajar; (3) Pengelolaan Program

Pengajaran; (4) Pengelolaaan proses pembelajaran; (5) Pengelolaan Kelas; (6)

Pemanfaatan media mengajar; (7) Penilaian; (8) Layanan Bimbingan siswa; (9)

Administrasi kelas; dan (10) Penelitian tindakan kelas.

Dari seluruh uraian yang dikemukakan tersebut, maka dalam kepentingan

penelitian ini fokusnya diarahkan pada tiga aspek sebagai berikut:

(1) Perencanaan tenaga kependidikan yang dalam hal ini dilaksanakan oleh

pihak pengelola yaitu Dinas Pendidikan.

(2) Persepsi gum terhadap perencanaan atau manajemen pengadaan tenaga

kependidikan.

(3) Kinerja gum sebagai aktualisasi keseluruhan rumusan kompetensi gum.

(19)

setiap aspek dikaji dengan melakukan analisis korelasional antara persepsi gum tentang perencanaan tenaga kependidikan (Xi) dan implementasi perencanan

tenaga kependidikan (X2) dengan kinerja gum (Variabel Y). Konstelasi hubungan

antara variabel tesebut dijelaskan dalam gambar berikut:

Perencanaan

Pengadaan Tenaga Kependidikan

(XI)

v

fe Kinerja Guru

(Y)

1

W

Implementasi Pengadaan

Tenaga Kependidikan

(X2)

A

Gambar 1.1: Hubungan Perencanaan dan Implementasi Pengadaan Tenaga

Kependidikan dan Kinerja Guru

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang dan pembatasan masalah diatas,

penelitian ini secara umum diarahkan untuk mengungkapkan gambaran empirik

tentang pengelolaan tenaga kependidikan dilihat dari segi pengelola, perencanaan

dan implementasi pengadaan tenaga kependidikan menumt persepsi gum, dan

gambaran umum tentang kinerja gum tidak tetap. Untuk selanjutnya, formulasi

masalah yang akan diteliti dapat dimmuskan sebagai berikut:

(1) Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara perencanaan

(20)

10

(2) Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara implementasi

pengadaan tenaga kependidikan dengan kinerja gum tidak tetap?

(3) Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara perencanaan

dan implementasi pengadaan tenaga kependidikan secara bersama-sama

dengan kinerja gum tidak tetap?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan, maka penelitian ini bertujuan mendapatkan deskripsi yang jelas tentang konsistensi perencanaan dalam implementasi pengadaan tenaga kependidikan, serta pengamhnya terhadap kinerja yang

berkaitan dengan penugasan Gum Tidak Tetap (GTT) oleh Pemda Riau, dalam

rangka mengatasi kekurangan gum dan meningkatkan kualitas pendidikan

Sekolah Dasar di daerah terpencil.

Lebih khususnya tujuan penelitian yang dilakukan pada gum-gum Sekolah

Dasar di daerah terpencil dikabupaten Kampar Provinsi Riau ini adalah:

(1) Mengetahui hubungan antara perencanaan pengadaan tenaga kependidikan

dengan kinerja gum tidak tetap.

(2) Mengetahui hubungan antara implementasi pengadaan tenaga

kependidikan dengan kinerja gum tidak tetap.

(21)

11

D. Kegunaan Penelitian

Secara teoritis, penelitian ini memberikanmanfaat sebagai berikut:

(1) Memberikan kontribusi yang berdayaguna baik secara teoritis,

metodologis, dan empiris bagi kepentingan akademis dalam bidang ilmu

pendidikan umumnya dan administrasi pendidikan khususnya, temtama

dalam perencanaan atau manajemen pengadaan tenaga kependidikan yang

berpengaruh terhadap kinerja gum tidak tetap.

(2) Dapat dijadikan sebagai altematif model inovasi dalam pengembangan

manajemen pendidikan, khususnya pengembangan manajemen tenaga

kependidikan.

(3) Dapat dijadikan salah satu pola atau strategi dalam perencanaan tenaga

kependidikan

untuk

terciptanya

tenaga-tenaga

kependidikan

yang

berkualitas.

(4) Temuan dalam penelitian ini dapat dijadikan mjukan bagi para peniliti

berikutnya terhadap objek atau aspek yang sejenis maupun terhadap objek

atau aspek lainnya yang belum tercakup dalam penelitian ini.

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, sehingga

dapat dijadikan:

(1) Sebagai bahan masukan bagi para perencana tenaga kependidikan atau

lebih spesifik lagi bagi pengelola Gum Tidak Tetap (GTT) dalam

merencanakan, melaksanakan, menempatan, dan melakukan pengawasan

(22)

12

menyempurnakan sesuai dengan program kegiatan perencanaan yang

dilakukan.

(2) Sebagai informasi dan feedback bagi para gum, khususnya gum tidak tetap di Kabupaten Kampar dalam upaya memperbaiki, meningkatkan, dan

mengembangkan kualitas kinerjanya.

E. Asumsi Dasar Penelitian

Asumsi atau anggapan dasar penelitian mempakan landasan pemikiran dalam suatu penelitian yang sedang dilakukan yang kebenarannya diterima oleh peneliti. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Arikunto (1996:60) bahwa anggapan dasar adalah titik tolak pemikiran yang digunakan dalam suatu penelitian, yang kebenarannya diterima oleh peneliti. Adapun asumsi atau titik

tolak dalam penelitian ini adalah:

(1) Perencanaan tenaga kependidikan mempakan strategi untuk keberhasilan

program-program pendidikan (Depdikbud, 1978: 5).

(2) Perencanaan tenaga kependidikan ada hubungannya dengan peningkatan

kualitas tenaga kependidikan (fakry Gaffar: 1987: 14& Randall, 1987: 53). (3) Perencanaan tenaga kependidikan mempakan faktor yang mempengaruhi

(23)

13

F. Hipotesis

Hipotesis mempakan jawaban sementara dari suatu permasalahan yang

hams dibuktikan kebenarannya. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Sudjana

(1982: 217) bahwa hipotesis adalah: Pemmusan sementara mengenai sesuatu hal

yang dibuat untuk menjelaskan sesuatu dan menuntun serta mengarahkan kepada

penelitian selanjutnya. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan bam

berdasarkan pada teori yang relevan (teoritis) belum didasarkan pada fakta-fakta

empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data atau penelitian.

Berdasarkan asumsi-asumsi penelitian diatas maka hipotesis dalam

penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

(1) Terdapat hubungan yang signifikan antara perencanaan pengadaan tenaga

kependidikan dengan kinerja gum tidak tetap di Kabupaten Kampar

Provinsi Riau.

(2) Terdapat hubungan yang signifikan antara implementasi pengadaan

tenaga kependidikan dengan kinerja gum tidak tetap di Kabupaten

Kampar Provinsi Riau.

(3) Terdapat hubungan yang signifikan antara perencanaan dan implementasi

pengadaan tenaga kependidikan secara bersama-sama dengan kinerja gum

(24)

14

G. Definisi Operasional

Defenisi operasional dimaksudkan untuk menghindarkan perbedaan interpretasi yang mungkin terjadi. Hal ini sesuai dengan pendapat Nasution

(1982:28) yang mengemukakan: "Bahwa istilah-istilah, kata-kata,

pengertian-pengertian yang penting atau yang dipergunakan dengan makna tertentu hams

diberi batasan agar jangan timbul tafsiran yang beragam."Untuk menghindari

perbedaan interpretasi ini, penulis akan jelaskan istilah-istilah yang terkandung

dalam judul penelitian ini.

1. Konsistensi

Konsistensi adalah kesesuaian atau keserasian antara yang di rencanakan

dengan apa yang telah dilaksanakan (Depdikbud: 1990:457). Jadi disini tidak ada

unsur pengecualian atau penyimpangan dari apa yang sudah di gariskan. Yang

dimaksut dengan konsisten dalam penelitian ini adalah kesesuaian perencanaan

yaitu manajemen pengadaan tenaga kependidikan yang dalam hal ini adalah gum

tidak tetap dengan implementasinya sebagai wujut nyata untuk mencapai tujuan

perencanaan yang telah dibuat.

2. Perencanaan

Perencanaan mempakan fungsi pertama dari manajemen yang mempakan

dasar untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu. Dengan demikian

(25)

15

yang telah disusun. Sebagaimana yang diungkapkan Siagian (1986:108) bahwa

perencanaan adalah: Keselumhan proses pemikiran dan penentuan secara matang

dari pada hal-hal yang akan dikerjakan dimasa yang akan datang dalam rangka

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Perencanaan yang dimaksut dalam penelitian ini adalah perencanaan

tenaga kependidikan dalam hal ini gum. Tenaga kependidikan hams direncanakan

sedemikian rupa baik dalam jumlah maupun kualifikasinya sehingga dari padanya

diperoleh manfaat yang semaksimal mungkin.

3. Implementasi.

Implementasi mengandung faktor-faktor yang mendukung dan menghambat jalannya proses dari suatu ketetapan. Implementasi yang dimaksut dalam penelitian ini adalah implementasi dari perencanaan tenaga kependidikan (gum), yang berkaitan dengan pelaksanaan dari alternatif-alternatif perencanaan pengadaan tenaga kependidikan yang telah ditetapkan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Fakry Gaffar (1987:114) bahwa implementasi perencanaan

adalah segala kegiatan atau usaha untuk mewujutkan apa yang telah dirancang

dalam kenyataan atau dalam praktek kegiatan penyelenggaraan pendidikan.

4. Pengadaan

(26)

Kegiatan-16

kegiatannya berhubungan dengan mengefektifkan dan menjaga kontinuitas

terpehharanya tenaga kependidikan (gum) yang sesuai dengan posisinya menumt

ketrampilan yang hams dimiliki, pengatahuan, pengalaman, dan kualifikasi.

5. Tenaga Kependidikan

Tenaga kependidikan yang dimaksut dalam penelitian ini sesuai dengan

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Bab VII Pasal 27 Ayat 3 adalah

"guru" yaitu tenaga pengajar mempakan tenaga pendidik yang khusus diangkat

dengan tugas utama mengajar yang pada jenjang pendidikan dasar menengah

disebut gum dan pada jenjang pendidikan tinggi disebut dosen.

6. Pengaruh

James A.F. Stoner yang dikutip oleh Mustaan (1989:12) bahwa:

"Pengaruh (influence) sebagai suatu tindakan atau contoh yang lansung menyebabkan adanya pembahan tingkah laku orang lain atau kelompok". Pengaruh adalah akibat dari adanya penyertaan unsur lain pada suatu objek, dan

unsur tersebut memberi makna baik negatif maupun poisitif (Depdikbud, 1996:

207). Yang dimaksut pengaruh dalam penelitian ini adalah tindakan yang muncul

dari variabel perencanaan atau manajemen sebagai variabel Xi dan Implementasi

perencanaan Variabel X2 sebagai variabel bebas, yang memberikan makna atau

(27)

17

7. Kinerja Guru

Bernadin dan Russel (Sianipar 1994:4) mengemukakan bahwa kinerja (performance) adalah hasil dari suatu pekerjaan atau kegiatan dalam priode waktu tertentu. Selanjutnya Jhonson (1974:7) menyatakan kinerja gum adalah seperangkat perilaku yang ditunjukan oleh seorang gum pada waktu dia memberikan pelajaran kepada siswa. Kemudian Natawijaya dan Sanusi (1991:81)

mengemukakan bahwa secara konseptual bahwa kinerja gum mencakup tiga

aspek kompetensi yaitu kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan

kompetensi personal. Yang dimaksud dengan kinerja gum dalam penelitian ini

adalah hasil yang dicapai dari setiap kegiatan yang diperoleh melalui keuletan

kerja baik secara individu maupun kelompok sesuai dengan tugas gum sebagai

pendidik dan pengajar berdasarkan standar kompetensi gum.

H. Paradigma dan Fokus Penelitian

Paradigma penelitian mempakan pola pikir yang diambil dalam melihat

realita objek yang diteliti. Paradigma penelitian juga mempakan serangkaian

konsep, gagasan, ide pikiran yang tersusun secara sistematis, logis, dan runtun sehingga mempakan pola kerja dan pola pikir serta pegangan dalam penelitian. Mengenai paradigma ini, Nasution (1988:2) mengemukakan bahwa: "Paradigma

adalah suatu perangkat kepercayaan, nilai-nilai suatu pandangan tentang dinia

luar". Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud paradigma

(28)

18

Hubungannya dengan objek penelitian, paradigma yang dimaksud menitik beratkan pada perencanaan dan implementasi pengadaan tenaga kependidikan gum tidak tetap (GTT) yang semuanya ini akan menentukan kualitas gum yang dihasilkan dan berdampak terhadap pelayanan dan mutu pendidikan dimasa depan. Gum dengan berbagai karakteristiknya mempakan instrumental input untuk mencapai tujuan pendidikan, maka pihak pengelola dalam prosesnya dituntut untuk membuat perencanaan yang matang dan dapat di implementasikan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Pada prinsipnya tujuan akan tercapai secara efektif dan efisien apabila perencanaan sesuai dengan implementasinya. Pengangkatan gum tidak tetap (GTT) bertujuan untuk memenuhi kebutuhan tenaga pengajar di daerah terpencil, dalam hal ini di Propinsi Riau tepatnya di

Kabupaten Kampar.

Pemerintah memutuskan bahwa hingga saat ini di Sekolah Dasar berlaku

sistem gum kelas, secara teoritis dengan sistem gum kelas di Sekolah Dasar berarti gum mengajarkan keselumhan mata pelajaran, yang tidak memungkinkan untuk mengajar dikelas lain dalam waktu yang bersamaan. Akan tetapi karena mengingat jumlah gum di daerah terpencil tidak mencukupi, sehingga sangat terpaksa bagi mereka menambah beban mengajar di kelas lain, dari kenyataan

pelaksanaan tugas pokokpun tidak dapat terselesaikan secara efektif dan efisien.

(29)

19

diperlukan pengelolaan yang tepat dan efektif mulai dari perencanaanya,

implementasinya, hingga kinerjanya. Program ini berorientasi kepada kualitas

proses dan hasil. Kualitas proses dapat dilihat dari efektivitas pelaksanaan

program perencanaan dengan implementasinya. Sedangkan kualitas hasil dilihat

dari kualitas kinerja gum tidak tetap dalam melaksanakan tugas.

Perencanaan tenaga kependidikan gum di sekolah dasar tidak hanya

dipengaruhi oleh strategi yang diterapkan. Sesuai dengan teori organisasi

perencanaan sumber daya manusia ditentukan oleh banyak faktor yaitu visi, misi,

dan tujuan organisasi. Visi mempakan pandangan suatu organisasi yang jauh,

mendalam, dan luas. Misi mempakan suatu pernyataan mengenai alasan mengapa

suatu organisasi diadakan. Sedangkan tujuan mempakan sasaran yang ingin

dicapai oleh suatu organisasi.

Pelaksanaan suatu altematif strategi mempakan upaya peningkatan

kualitas yang dijadikan dasar untuk meraih keunggulan kompetitif baik untuk

masukan maupun keluaran. Oleh karena itu dengan menerapkan konsep dan

strategi yang tepat diharapkan dapat diperoleh tenaga kependidikan yang memiliki

karakteristik sesuai dengan kebutuhan pendidikan di sekolah dasar. Secara visual

(30)

Internal Eksternal Tenaga Kependidikan Guru Tidak Tetap Stakeholder Masukan Perencanaan 1. Analisis Kebutuhan Guru

2. Visi, Misi, dan

Tujuan

3. Strategi

Perencanaan 4. Sasaran /

Target 5. Faktor penunjang / Penghambat Pelaksanaan 1. Dasar 2. Rekmitmen 3. Seleksi Penempatan 1. Dasar 2. Prosedur Pengawasan Tindak Lanjut 1. Reviu Rencana 2. Perencanaan Lanjutan Proses Implementasi

Gambar 1.2 : Paradigma Penelitian

20

I Kinerja GTT I 1. Landasan

(31)
(32)

BAB i n

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Sesuai dengan permasalahan dan tujuan yang diajukan dalam penelitian ini yaitu untuk memperoleh gambaran secara empirik tentang implementasi dari perencanaan tenaga kependidikan serta pengamhnya terhadap kinerja guru, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yang dilaksnakan melalui survey. Metode ini diterapkan karena penelitian ini diarahkan untuk mengungkap masalah yang terjadi pada masa sekarang, yaitu pada saat penelitian

berlansung dan bersifat aktual. Dengan menggunakan metode ini dapat

dikemukakan gambaran yang nyata mengenai perencanaan tenaga kependidikan

dan implementasinya, serta pengaruhnya terhadap kinerja gum di Sekolah Dasar. Pada tahap selanjutnya data yang terkumpul dan tersusun dapat dijelaskan dan

disimpulkan, sehingga dapatdigunakan untukmemecahkan masalah penelitian.

Berdasarkan tipe data yang akan dianalisis, penelitian ini menggunakan dua pendekatan yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Penelitian kuantitatif diarahkan untuk menjawab permasalahan yang diajukan melalui teknik analisis korelasional dengan menggunakan statistik sebagai alat bantu. Pendekatan

kualitatif digunakan untuk menganalisis faktor-faktor lingkungan baik secara

internal ataupun eksterna yang berkaitan dengan proses pengadaan tenaga

kependidikan dengan menggunakan Analisis SWOT sebagai alat bantu.

(33)

83

Melalui metode ini diharapkan memperoleh kesimpulan yang dapat

diangkat ketaraf generalisasi berdasarkanhasil pengolahan dan analisis data. Dari

kesimpulan dan generalisasi yang diperoleh, selanjutnya dijadikan bahan

implikasi dan rekomendasi sebagai kontribusi bagi perbaikan, peningkatan, dan

pengembangan perencanaan tenaga kependidikan dan kinerja gum, serta untuk kepentingan proses evaluasi dimasa mendatang.

B. Populasi Dan Sam pel Penelitian

Penelitian tentang konsistensi perencanaan dan implementasi pengadaan

tenaga kependidikan serta pengamhnya terhadap kinerja gum dilaksanakan dengan mengambii objek penelitian yang dijadikan sumber data dan informasi

meliputi:

<1) Tim Perencana Bidang Pendidikan Pemda Tingkat I Riau

(2) Tim pengelola Gum Tidak Tetap Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Riau

(3) Tim Pengelola Gum Tidak Tetap Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten

Kampar

(4) Kepala Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan

(5) Kepala Sekolah Dasar Negeri di daerah terpencil

(6) Gum Tidak Tetap yang mengajar di SDN daerah terpencil

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah gum-gum tidak

tetap di Kabupaten Kampar Provinsi Riau pada tahun ajaran 2001/2002 yang

(34)

84

terpencil di 8 kecamatan, dari 13 kecamatan yang ada di Kabupaten Kampar, yaitu: Kecamatan Kampar Kiri, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, kampar Kiri Hilir,

Kecamatan Tapung, Kecamatan Tapung Kiri, Kecamatan Tapung Hilir,

Kecamatan Tapung Hulu, dan Kecamatan XIII Koto Kampar.

Berdarkan populasi diatas, penulis menggunakan tabel Krejcie dalam

menentukan jumlah sampel dengan tingkat kesalahan 5% dari populasi. Dari 204

jumlah populasi maka didapat 134 orang yang dijadikan sampel, Sugiono (1994:

65). Penetapan ini didasarkan pada anggapan untuk memberikan informasi

tentang perencanaan dan implementasi serta kinerja guru telah terwakili.

C. Sumber Data

Untuk kepentingan penelitian ini, data yang diperlukan pada dasamya

diperoleh dari dua sumber, yaitu data primer dan data sekunder. Data Primer

mempakan data yang diperoleh secara langsung melalui proses wawancara

dengan Kepala Perencanaan Bidang Pendidikan Pemda Tingkat I Riau; Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau; Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kampar;

Kepala Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan; Kepala Sekolah Dasar Negeri di

daerah terpencil; Gum Tidak Tetap yang mengajar di SDN daerah terpencil. Data

primer lainnya diperoleh melalui penyebaran angket (Kuesioner) kepada para gum

tidak tetap yang mengajar di Sekolah Dasar Kabupaten Kampar. Sedangkan data sekunder diperoleh dalam bentuk dokumen yang berkaitan dengan perencanaan

(35)

85

D. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan jenis dan sumber data, terdapat tiga teknik utama yang

digunakan untuk mengumpulkan data penelitian yaitu:

(1) Wawancara; Teknik ini digunakan untuk menggali selumh data dan

informasi yang berkaitan dengan perencanaan tenaga kependidikan.

Prosesnya dilakukan melalui interaksi lansung dengan menyampaikan

sejumlah pertanyaan lisan kepada responden yang berkompeten dan

representatif dalam memberikan jawaban berkaitan dengan perencanaan

tenaga kependidikan. Wawancara dilakukan dengan menggunakan

pedoman, diajukan dengan terbuka dan terstruktur, dan dilakukan sampai

pada titik jenuh dengan menerapkan konsep snowball sampling, kemudian

dilakukan recheck dan audit trail

(2) Penyebaran Angket (Keosioner); Teknik ini dipergunakan untuk

memperoleh data bempa jawaban, tanggapan, serta sikap tertulis dari

responden melalui sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang berkaitan

dengan persepsinya terhadap perencanaan dan kinerja gum.

(3) Studi Dokumentasi; menyangkut informasi yang diperoleh dari catatan

dan dokumen. Proses pengumpulan data melalui studi dokumentasi

dilakukan dengan menghimpun dan menelaah dokumen yang berhubungan

dengan perencanaan tenaga kependidikan. Dokumen tersebut bempa arsip

(36)

86

£. Alat Pengumpulan Data

Data penelitian yang dijaring dari berbagai sumber data, pada dasarnya adalah untuk kepentingan menjawab sejumlah pertanyaan penelitian atau menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Pertimbangan penentuan alat pengumpul data penelitian didasarkan kepada kebutuhan dan kesesuaian alat tersebut dengan objek dan situasi-situasi penelitian yang dihadapi dan kepentingan untuk meminimalisir

atau menghilangkan terjadinya bias.

Berdasarkan mmusan dan pembatasan masalah serta tujuan penelitian sebagaimana yang telah dijelaskan pada Bab I, bahwa penelitian ini diarahkan kepada upaya untuk memperoleh gambaran empirik tentang perencanaan dan implementasinya serta pengaruhnya terhadap kinerja gum, maka untuk kepentingan memperoleh data dan informasi yang berkaitan dengan perencanaan tenaga kependidikan yang ditujukan kepada pengelola, maka pedoman wawancara dan dokumenter dipandang sebagai alat pengumpul data yang relevan. Beberapa

pertimbangan kearah tersebut antara lain: (1) Data dan informasi benar-benar

diperoleh dari responden yang berkompeten memberikannya, (2) Menjaring data

dan informasi sampai kepada titik jenuh, dan (3) Memperoleh bukti bahwa data

dan informasi yang diberikan benar.

Untuk kepentingan data perencanaan dan implementasi pengadaan tenaga kependidikan dan pengaruhnya terhadap kinerja gum yang ditujukan kepada gum, dipilih angket (kuesioner) yang dipandang sebagai alat pengumpul data yang

(37)

87

(1) Untuk memudahkan responden dalam memberikan jawaban yang di perlukan. (2) Untuk kepentingan menjaring sejumlah informasi dan data yang besar. (3) Untuk kepentingan memperoleh data yang benar-benar di persepsikan oleh

responden.

Instmmen atau angket yang digunakan dalam penelitian ini disusun

menumt skala likert. Model ini dianggap paling sesuai untuk menanyakan sikap, persepsi atau pendapat seseorang mengenai suatu objek (Sugiono.1994: 73). Angket dibuat dalam bentuk pilihan ganda, dimana jawaban dari pemyataan atau

pertanyaan yang diajukan telah disediakan dan responden tinggal memilih salah

satu dari empat altematif jawaban tersebut. Jawaban yang disediakan disusun

dalam bentuk empat altematif yaitu:

• Altematif a diberi skor 4

• Altematif b diberi skor 3 • Altematif c diberi skor 2

• Altematif d diberi skor 1

Penyusunan instmmen dilakukan berdasarkan indikator setiap variabel

yang ditentukan berdasarkan konsep masing-masing variabel itu sendiri. Pada

penelitian ini terdapat tiga variabel yaitu: Perencanaan tenaga kependidikan

sebagai (Variabel Xi) dan Implementasi perencanaan (Variabel X2) sebagai variabel bebas, yang memberikan makna atau pengaruh terhadap kinerja gum sebagai variabel terikat (Variabel Y). Untuk lebih jelasnya gambaran tentang

(38)

88

Tabel 3.1: Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Variabel Indikator Deskriptor No. Item

Perencanan 1. Perencanaan a. Analisis Kebutuhan 1,2,3

dan pengadaan tenaga b. Visi, Misi, dan Tujuan 4,5,6 Implementasi kependidikan guru c. Sasaran / Target 7,8

Pengadaan tidak tetap (GTT) d. Strategi Perencanaan 9,10

Tenaga e. Faktor penunjang dan 11,12,13

Kependidikan 2. Pelaksanaan

penyediaan guru

penghambat

tidak tetap (GTT) a. Dasar pengadan guru tidak tetap

(GTT)

14, 15, 16

3. Penempatan guru b. Rekruitmen 17, 18, 19 tidak tetap (GTT) c. Seleksi 20,21.22 4. Pengawasan / a. Dasar penempatan 23,24

Monitoring guru b. Prosedur penempatan 25,26 tidak tetap (GTT)

5. Tindak lanjut Prosedur pengawasan / Monotoring 27,28

a. Reviu Rencana 29, 30

b. Perencanaan Lanjutan 31,32

Kualitas 1. Landasan a. Memahami profesi guru 1

Kinerja Profesional b. Memahami dan mematuhi etika 2

Tenaga Keguruan guru

Kependidikan c. Meningkatk kualitas profesional 3

2. Penguasaan Bahan a. Sistematika bahan pelajaran 4

Ajar b. Penataan bahan pelajaran 5

c. Kebermaknaan bahan pelajaran 6

3. Pengelolan a. Menggunakan kurikulum 7

Program b. Merumuskan tujuan Pemblajaran 8

Pengajaran c. Memilih &mengembangkan bahan ajar

9

d. Sumber dan media pembelajaran 10

4. Pengelolaan Proses a. Pengorganisasian bahan 11

Pembelajaran pelajaran

b. Metode mengajar 12

c. Motivasi 13

d. Penilaian 14

5. Pengelolaan Kelas a. Presensi 15

b. Jadwal Pelajaran 16

c. Program pengajaran 17

6. Pemanfaatan a. Bahan dan Alat Pembelajaran

18

1

(39)

89

Tabel 3.1: Kisi-Kisi Instrumen Penelitian (Ianjutan)

Variabel Indikator Deskriptor No. Item

7. Prosedur Penilaian a.

b.

Buku pelajaran

Alat peraga dan Sumber belajar

20 21 8. Layanan Bimbingan Siswa a. b. c.

Prinsip Penilaian dan Metode penilaian Penilaian Formatif Penilaian Sumatif 22 23 -24 9. Administrasi Kelas/ Pengajaran a. b. c. Program Bimbingan Teknik Bimbingan Prosedur dan peranan

25 26 27 10. Penelitian Tindakan kelas a. b. c. Perencanaan Rumusan penelitian Pengembangan kemampuan 28 29 30

F. Pengujian Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Instmmen atau alat pengumpul data dalam penelitian sebelum digunakan

atau disebarkan kepada responden terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Sudjana (1992:12) bahwa

suatu instmmen atau alat pengumpul data penelitian dikatakan berkualitas baik

bila alat tersebut memenuhi dua hal yaitu ketepatan (validitas) dan keajegan

(reliabilitas) Validitas atau kesahihan dalam pengertian yang paling umum adalah

ketepatan dan kecermatan instmmen pengukuran dalam menjalankan fungsi

ukumya. Reliabilitas adalah karakterisik berikutnya yang hams dipenuhi oleh instmmen pengukuran variabel penelitian setelah di uji validitasnya. Instmmen

pengukuran yang reliabel akan menghasilkan data penelitian atau hasil

(40)

90

1. Validitas Instrumen

Validitas menumt Scawin B. Anderson dalam Suharsimi Arikunto

(1991:63) jika alat tes tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur.

Selanjutnya Sugiyono (1987:119) menyatakan validitas adalah tingkat ketepatan

tes dalam mengukur apa yang hams diukur. Validitas instmmen diuji atau

dianalisis untuk memperlihatkan sejauh mana instrumen tersebut mampu

mengukur atribut dari setiap indikator pengukuran yang dirancang. Suatu

instmmen dikatakan valid atau sahih jika instmmen tersebut mampu mengukur

apa saja yang hendak diukurnya.

Pengujian validitas dilakukan terhadap setiap butir soal yang dinyatakan

dengan menggunakan koefisien korelasi antara skor butir soal dengan skor total

(r#). Hasil pengujian validitas butir soal ditetapkan berdasarkan perbandingan

antara r„ hasil perhitungan dengan nilai kritis r^/ sasuai dengan kriteria berikut:

*u > ttabei maka butir soal dinyatakan validr„ < Ttahei maka butir soal dinyatakan tidak valid.

Rumus Korelasi Product Momen Pearson (Suharsimi, 1993:160) yang

digunakan dalam pengujian validitas butir soal instmmen adalah:

a l t o ) - (2x,-)(Ex,)

r»= s/{n 2X/ - (SXi)2}{n Zx,2 - (ZX,)2}

in = koefisien korelasi skor butir soal dengan skor total n = jumlah responden

(41)

91

Nilai koefisien korelasi kritis untuk menentukan valid atau tidaknya butir soal

ditetapkan berdasarkan tabel kritis koefisien korelasi untuk jumlah sampel ujicoba

yang dalam penelitian ini dilaksankan terhadap 20 orang responden ( n = 20) dan

taraf signifikansi a = 0,05 yaitu sebesar rtabei = 0,444. Berdasarkan kriteria

pengujian, dapat dinyatakan bahwa butir soal yang valid adalah yang memiliki

koefisien korelasi skor butir dengan skor totalnya lebih besar dari 0,444.

Pengujian validitas butir soal dapat dilihat pada lampiran 2 untuk variabel

perencanaan pengadaan tenaga kependidikan, lampiran 3 untuk variabel

implementasi pengadaan tenaga kependidikan, dan lampiran 4 untuk variabel

kinerja gum. Hasil pengujian menunjukkan semua butir soal yang diuji

dinyatakan valid. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi antara

skor butir dengan dengan skor totalnya lebih lebih besar dibandingkan dengan

nilai kritisnya.

2. Reliabilitas Instrumen Penelitian

Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan internal consistency

dengan teknik Belah Dua (Split half) yang dianalisis dengan mmus Spearman Brown. Pengujian reliabilitas instmmen dinyatakan dengan angka koefisien

reliabilitas. Semakin tinggi koefisien reliabilitas semakin tinggi pula tingkat

stabilitas data yang diperoleh melalui instrumen tersebut. Proses pengujian

reliabilitas instrumen dilakukan terhadap setiap variabel. Untuk keperluan

(42)

92

instmmen dengan ganjil dan kelompok genap. Skor data tiap kelompok disusun,

masing-masing kelompok skor tiap butimya dijumlahkan sehingga menghasilkan

skor total untuk masing-masing belahan. Tahap selanjutnya dihitung koefisien

korelasi antara skor kelompok ganjil dan skor kelompok genap. Koefisien

reliabilitas instrumen masing-masing variabel dihitung dengan menggunakan

rumus Spearman Brown berikut:

r, =-^Jl_

Sugiono (1994:109)

l + rb

Ti = koefisien reliabilitas internal

ib - koefisien korelasi antara skor ganjil dengan skor genap

Berdasarkan hasil perhitungan yang diperlihatkan pada lampiran diperoleh nilai

koefisien reliabilitas instrumen untuk variabel perencanaan pengadaan tenaga

kependidikan sebesar 0,967, variabel implementasi pengadaan tenaga kependidikan sebesar 0,947, dan variabel kinerja gum sebesar 0,961. Hasil

pengujian menunjukkan koefisien reliabilitas yang tinggi untuk setiap variabel

sehingga dianggap layak digunakan sebagai instrumen penelitian.

G. Pelaksanaan Penelitian

Setelah Instrumen sebagai alat pengumpul data di uji cobakan, kemudian

diuji validitas dan koefisien reliabilitasnya, maka instmmen dapat digunakan

dalam penelitian yang sebenamya guna memperoleh data yang dibutuhkan.

(43)

93

(1) Mempersiapkan instmmen sebanyak responden yang menjadi objek

penelitian

(2) Memproses perizinan penelitian kapada pihak-pihak yang terkait.

(3) Melakukan penelitian lapangan, mendatangi sumber data atau lokasi penelitian, dan menyebarkan instmmen kepada para responden.

(4) Mengumpulkan kembali data atau instrumen yang telah di isi oleh responden, bersamaan dengan itu dilakukan pemeriksaan kembali kelengkapan dan keutuhan alat pengumpul data yang dikumpulkan. Kemudian selanjutnya diolah dan dianalisis sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

H. Pengolahan dan Analisis Data Penelitian

Analisis merupakan pencarian untuk eksplenasi dengan pemahaman yang

berada dalam rangkaian konsep dan teori yang diharapkan menjadi kemajuan,

pertimbangan, dan perkembangan. Karena dengan analisis peneliti akan

menemukan yang sebenamya dalam bentuk hubungan yang lebih luas dan rinci.

Jenis data yang diperoleh dari penelitian ini pada dasarnya dibagi dalam dua bagian yaitu: "data kualitatifdan data kuantitatif." Data kualitatif akan diolah dengan tahapan reduksi, display, dan verifikasi. Pada tahapan reduksi dilakukan

upaya untuk menemukan hal-hal pokok tentang objek penelitian, yaitu

pokok-pokok pengelolaan yang mengacu kepada pengangkatan atau penugasan gum

(44)

94

dengan susunan yang sistimatis, sehingga tema sentral yang berhubungan dengan

pengangkatan guru tidak tetap, implementasi, dan kinerjanya dapat diketahui

dengan mudah. Pada tahap verifikasi dilakukan pemberian makna yang relevan

atas kesimpulan yang diambil dalam tema berkaitan dengan masalah dan fokus

penelitian yaitu meneliti konsistensi perencanaan dalam implementasi pengadaan

dan kinerja dari Gum Tidak Tetap di Kabupaten Kampar Propinsi Riau. Data

yang telah diperoleh dan dianalisis dengan tahapan-tahapan tersebut, maka

selanjutnya di interpretasikan sesuai dengan tujuan, dengan demikiaan diharapkan akan menghasilkan informasi yang benar dan bermanfaat.

Data kuantitatif diolah dan dianalisis melalui pendekatan statistik. Untuk

kepentingan perhitungan statistik rumus-rumus dan asumsi-asumsi statistik yang

dipergunakan adalah:

1. Untuk membuat daftar distribusi frekwensi dari masing-masing variabel

adalah:

a. Menentukan Rentang Nilai (R) dengan mmus: R = Nt - Nr Nt = Nilai tertinggi

Nr = Nilai terendah

b. Menentukan banyak kelas interval (BK) dengan mmus: BK =1 + 3,3 Log N dimana N adalah jumlah responden

R

c. Menentukan panjang kelas interval (P) dengan mmus : P

BK R = Rentang Nilai

(45)

2. Rumus untuk menghitung rata-rata (x), varians (s2)dan standar Deviasi (s):

dan

,2 _n]LX~iXX/

(Sudjana, 1992:67)

x = ^—

a =

s2=-n n(n-l)

3. Menentukan persamaan regresi linier sederhana:

Y = a + bX

95

(£y»xX>,2)-(£x,xI>,y,)

nZxiyi-(Ex4)<Zyj>

(Sudjana, 1992:315)

4. Untuk Menguji signifikansi Linieritas Regresi menggunakan tabel Anava

Sumber

Variasi

Dk JK KT Fhitung

Total N JK(T)

-Koefisien (a) Regresi (bla) Sisa 1 1 n-2 JK{a) JK( bla) JK(S) KT{a)

s2reg

s2sisa

s2reg

s2sisa Tuna cocok Galat k-2 n-k JK(TC) JK(G) s2TC s2G s2TC s2G

5. Rumus menghitung koefisien korelasi dua variabel.

n£xy-(Xx)-(£y)

r =

>Zx2-(Xx)2}{nXy2-((Ey)2}

(Sudjana, 1992:369)

6. Menghitung kontribusi yang diberikan oleh variabel bebas terhadap variabel

2 x 100%

(46)

7. Menentukan model regresi linear ganda

Y = b0 + biXi + b2X2

b0 = Y-b,Xi —b2X2

h =(Zx2)(Zx-y)~£xix2)(Zx2y)

. _(Zx2)(Zx2y)-(Zxix2)(Zxiy)

2=

(IXJK^-OJ

8. Menguji signifikansi model regresi linear ganda menggunkan tabel Anava

Sumber Variasi dk JK KT F

Total n-1

Regresi (bla) Sisa

k n-k-1

JK(Reg) JK(S)

KT(Reg) KT(S)

KT(Ree) KT(S)

9. Menghitung koefisien korelasi dan koefisien determinasi ganda

Rz JK(Reg)

2y2

96

(47)
(48)

BABV

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menganalisis bagaimana

pengelolaan tenaga kependidikan yang dilaksanakan di Kabupaten Kampar

Provinsi Riau dan menganalisis hubungan antara perencanaan dan implementasi

pengadaan tenaga kependidikan dengan kinerja gum tidak tetap. Pembahasan

berikut ini akan mengungkapkan kesimpulan, implikasi, dan rekomendasi

berdasarkan hasil analisis data dan temuan penelitian yang telah dikemukakan

sebelumnya.

A. KESIMPULAN

Kebijaksanaan pengadaan gum kontrak atau gum tidak tetap untuk

mengatasi kekurangan gum didaerah terpencil, mempakan suatu bentuk besamya perhatian Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar terhadap pendidikan. Hal ini

mempakan suatu komitmen yang patut diberikan penghargaan, dan diharapkan

program tersebut dapat berkelanjutan, dan lebih ditingkatkan dimasa-masa

mendatang. Dalam upaya mendapatkan tenaga kependidikan dengan kinerja yang

tinggi diperlukan langkah perencanaan dengan memperhatikan kekuatan,

kelemahan, peluang dan ancaman seperti kondisi organisasi pengelola, kondisi politis, kondisi ekonomi, dan kondisi georafis. Dibutuhkan rumusan-rumusan dan kegiatan-kegiatan yang logis dan realistis, serta koordinasi yang baik dari

(49)

141

berbagai pihak yang terkait. Karena kondisi geografis dan sosial budaya untuk

setiap daerah kecamatan di Kabupaten Kampar berbeda, maka diperlukan

orientasi dan pembekalan moril/sipritual, kemampuan dan ketrampilan bagi setiap

guru yang akan ditempatkan. Berdasarkan hasil analisis data dan proses pengujian

hipotesis yang telah dikemukakan sebelumya dapat ditarik kesimpulan penelitian

sebagai berikut

(1) Terdapat hubungan positif yang signifikan antara konsistensi perencanaan dalam implementasi pengadaan tenaga kependidikan dengan kinerja gum. Tingkat hubungan tersebut ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,406 yang signifikan pada taraf nyata (a = 0,01). Koefisien korelasi memperlihatkan adanya hubungan yang cukup erat. Dapat dinyatakan bahwa makin konsisten implementasi dengan perencanaan maka makin tinggi kinerja gum tidak tetap yang direkrutnya. Konsistensi perencanaan dapat dilihat berdasarkan program

perencanaan pengadaan, pelaksanaan penyediaan, penempatan, dan

pengawasan/monitoring terhadap gum tidak tetap serta tindak lanjutnya. Peningkatan konsistensi perencanaan dengan implementasi akan memberikan kontribusi positif pada peningkatan kinerja gum tidak tetap. (2) Terdapat hubungan positif yang signifikan antara proses implementasi

pengadaan tenaga kependidikan dengan kinerja gum. Tingkat hubungan tersebut ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,443 yang

(50)

142

memperlihatkan hubungan yang cukup erat. Dapat dinyatakan bahwa

makin baik proses implementasi maka makin tinggi kinerja gum tidak

tetap yang direkrutnya. Proses implementasi ditunjukkan dengan

kegiatan penyusunan perencanaan program, pelaksanaan, penempatan,

pengawasan/monitoring dan tindak lanjut pengadaan gum tenaga

kependidikan. Proses implementasi yang baik akan memberikan

kontribusi positif pada peningkatan kinerja gum.

(3) Ketiga, terdapat hubungan positif yang signifikan antara konsistensi

perencanaan dengan implementasi dan proses implementasi pengadaan

tenaga kependidikan secara bersama-sama dengan kinerja gum. Tingkat

hubungan tersebut ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,505

yang signifikan pada taraf nyata (a = 0,01). Koefisien korelasi tersebut

memperlihatkan hubungan yang cukup erat. Makin konsisten

perencanaan dengan implementasi dan didukung oleh proses

implementasi yang baik makin tinggi pula kinerja gum tidak tetap.

B. IMPLIKASI

Kinerja gum pada dasamya mempakan refleksi dari kualitas proses

pembelajaran dan juga kualitas hasil belajar yang dilaksanakan di sekolah.

Tingginya kinerja gum akan memberikan efek positif terhadap terhadap

pencapaian tujuan pendidikan. Sedangkan rendahnya kinerja gum baik secara

(51)

143

siswa dan juga kualitas hasil pendidikan. Hasil penelitian yang telah dilakukan

menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara perencanaan dan

implementasi pengadaan tenaga pendidikan dengan kinerja gum. Atas dasar hasil

penelitian tersebut, Peningkatkan kinerja gum salah satunya dapat dilakukan melalui upaya peningkatan konsistensi perencanaan dan peningkatan kualitas proses implementasi pengadaan tenaga kependidikan.

Dalam upaya untuk meningkatan dan mengoptimalisasikan kegiatan perencanaan dan implementasi pengadaan tenaga kependidikan di Kabupaten Kampar Provinsi Riau dapat dikemukakan beberapa langkah sebagai berikut:

(1) Perlunya penyempumaan dalam membuat suatu perencanaan, baik dalam

teknis maupun dalam bentuk, jenis dan jangka waktu perencanaan

tersebut. Perencanaan tenaga kependidikan harus komprehensif dan

sistematis serta disusun secara logis dan rasional dengan memperhatikan

kompleksitas tenaga kependidikan yang mencakup berbagai aspek

esensial dari setiap karakteristik perencanaan yang dikembangkan.

Perencanaan itu harus disusun dengan data perencanaan yang lengkap,

karena dengan data yang lengkap perencana dapat mengembangkan

perencanaan tenaga kependidikan yang diperlukan sesuai dengan

kebutuhan baik dalam jumlah maupun kualifikasinya.

(2) Perlunya pembenahan dalam penyusunan dari setiap program-program

kegiatan. Dalam membuat suatu perencanaan tenaga kependidikan para

(52)

144

kondisi tenaga kependidikan (gum) yang diharapkan baik secara

kuantitatif maupun kualitatif. Rencana yang dibuat hams didukung oleh

rasionalitas yang tinggi dan didukung oleh data yang akurat sehingga

perencanaan itu benar-benar dapat di implementasikan dari setiap

aktifitas konkrit yang telah disusun atau ditetapkan untuk mendapatkan

tenaga kependidikan yang sesuai dengan kebutuhan. Sejalan dengan itu

dalam upaya mengimplementasikan perencanaan tenaga kependidikan

yang telah disusun juga sangat diperlukan koordinasi yang baik sejak dari awal persiapan program sampai kepada setiap tahap-tahap kegiatannya seperti rekruitmen, seleksi, penempatan, dan pengawasan terhadap

berbagai realisasi program kegiatan.

(3) Perlunya perencanaan yang benar dan teliti serta didukung dengan teknik dan kemampuan profesional yang tinggi sehingga mempersatukan tujuan dan arah kegiatan yang sama. Dengan demikian akan dapat memberikan pengaruh terhadap peningkatan kinerja gum sebagai pelaksana teknis kegiatan operasional pendidikan di sekolah yang memberikan layanan pendidikan terhadap selumh peserta didik pada setiap sekolah. Karena pada dasamya pembangunan pendidikan secara operasional dilaksanakan

di sekolah, karena itu secara konseptual dan secara praktis sekolah adalah

tempat realisasi perencanaan tenaga kependidikan yang dalam hal ini

adalah gum sebagai ujung tombak yang diandalkan untuk mewujudkan

(53)

145

Kondisi empirik menunjukan bahwa kegiatan perencanaan pengadaan pengadaan tenaga kependidikan dengan segala bentuk kegiatan-kegiatan yang telah dilakukankan berhasil lebih baik lagi jika mampu mengoptimalkan pemberdayaan dan pemanfaatan kekuatan dan peluang yang dimiliki oleh berbagai komponen yang ada serta mampu meminimalkan intensitas pengamh faktor kelemahan dan hambatan disertai upaya untuk memperbaiki atau

mengatasinya.

C. REKOMENDASI

Peningkatan kinerja gum pada dasamya mempakan tanggungjawab dari

pengelola dan penyelenggara pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

peningkatan kinerja gum dapat dilakukan melalui peningkatan konsistensi antara

perencanaan dengan implementasi pengadaan tenaga kependidikan serta

peningkatan kualitas proses implementasi itu sendiri. Dalam upaya mendukung

hal tersebut, berikut ini dikemukakan rekomendasi kaitannya dengan perencanaan

dan implementasi pengadaan tenaga kependidikan yaitu sebagai berikut:

(1) Dalam upaya menjaga kesinambungan dan perbaikan program diperlukan

penyempurnaan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasannya

baik yang menyangkut personil, pembiayaan, maupun koordinasi atau

kerjasama dengan berbagai instansi atau lembaga yang terkait.

(2) Dinas Pendidikan seharusnya mempunyai lembaga pelatihan gum

(54)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kabupaten Kampar. (2001). Kampar Dalam Angka 2000.

Bangkinang: BAPEDA Kabupaten Kampar

Amstrong, D.G. Hansen K.T.Savace T.V. (1981). Education on Introduction.

New York: Mc Millan Publishing Co.Inc.

Anaroga, P. (1992). Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta.

Arifin, D.S. (1983). Pembinaan Guru Sekolah Dasar Daerah Sulit dalam Rangka

Menyonsong Kewajiban Belajar di Daerah Riau. Dinas Pendidikan Propinsi

Riau.

Arikunto, S. (1993). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Bebby, C.E. (1980). Perencanaan Pendidikan Di Indonesia. Jakarta: Depdikbud

Bernardin,H.J & Russel,E.A.(1993). Human Research for Education. An

Experiential Approach.Singapore:Mc Graw Hill International Editions,Mc

Graw Hill Book

Bidan, R.C. and Biklen, S.K (1982). Qualitative Research for Education. An

Introduction to Theory andMethod. Boston, USA: Allyn and Bacon.

Buchori,

M.

(1994).

Pendidikan

Dalam Pembangunan.

Jakarta:

IKIP

Muhammadiyah

Castetter,

W.B.(1996).77*e

Human

Resource

Function

in

Educational

Administration. New Jersey: Prentice Hall, Inc. Englewood Cliffs

Dharma, A. (1990). Manajemen Prestasi Kerja. Jakarta: Rajawali

Djamarah, S.B. (1994). Prestasi dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha

Nasional.

Djamarah, S.B. (2000). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta:

Rineka Cipta.

Engkoswara. (2000). Menuju Indonesia Modern 2020. Bandung: Yayasan Amal

Keluarga

(55)

148

Furqon. (1999). Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Gaffar, M.F. (1987). Perencanaan Pendidikan Teori dan Metodologi. Jakarta:

Depdikbud

Guthrie, J.W. & Rodney, R. (1991). Educational Administration and Policy;

Effective

Leadership for

American

Educational.

Second

Edition

Massachutusets: A Devision of Simon & Schuster.

Hamalik, Oemar. (1993). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Mandar Maju

Handoko, T.H. (1998). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Ibrahim, R. dan Sudjana, N. (1989). Penelitian dan Penilaian Pendidikan.

Bandung: Sinar Baru.

Makmun, A.S. (1996). Pengembangan Profesi dan Kinerja Tenaga Kependidikan.

Bandung: LKIP

Gambar

Gambar 1.1HubunganPerencanaandan Implementasi PengadaanTenaga Kependidikan dan Kinerja Guru

Referensi

Dokumen terkait

Desain model MPSR ini melalui tahapan yaitu; (1) menganalisis model empirik MPSR guru TK seni rupa Kota Semarang (2) menganalisis kebutuhan MPSR guru TK Kota

[r]

Gadai pada masyarakat Desa Serut Kecamatan Panti yaitu menjadikan sawah atau ladang menjadi barang yang tertahan sebagai barang jaminan ( marhun bih ) atas pinjaman yang

pemilihan ukuran blok citra yang akan disisipkan. Semakin kecil ukuran blok maka tanda air yang diekstrak akan mempunyai kualitas visual lebih bagus. Semakin sedikit informasi

Penyebab tersering dari jatuh adalah masalah dalam diri lanjut usia sendiri dan didukung dengan keadaan lingkungan rumah yang berbahaya Tujuan penelitian adalah

hasil karya sastra dan hasil intelektual masyarakat Jawa; (2) guru dapat memusatkan perhatian kepada pengembangan kompetensi bahasa peserta didik dengan menyediakan

Kepuasan pasien dapat mempengaruhi minat untuk kembali ke apotek yang sama, salah satu hal yang dapat dilakukan untuk mengukur sikap pelanggan ialah dengan mengunakan kuisioner

Bantuan keuangan dari Propinsi Jawa Barat Bantuan keuangan dari Propinsi DKI Jakarta 01 Dana Bagi Hasil Retribusi dari Provinsi dan Pemerintah.