KONSISTENSI PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI PENGADAAN TENAGA KEPENDIDIKAN SERTA
PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA GURU DI SEKOLAH DASAR
Studi Deskriptif Analitik terhadap Guru Tidak Tetap di Kabupaten Kampar Propinsi Riau
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Administrasi Pendidikan
Oleh:
NENENG SURYANI
NIM : 00 96 86
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
DISAHKAN DAN DISETUJUI OLEH
PembimbingX,
Prof. DR. H. Tb. Abifa Syamsudin Makmun, MA
Pembimbing H
Mengetahui,
Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan Program Pasca Sarjana Univer/sims Pendidikan Indonesia
Prof. DR. H. Tb. AbinNSyamsudin Makmun, MA
ABSTRACT
CONSISTENCY AND IMPLEMENTATION PLANNING IN PREPARING EDUCATING TEACHERS AND ITS INFLUENCE TO THE EFFECTIVE
USE OF TEACHING AND LEARNING PROCESS
IN THE PRIMARY SCHOOL
(Study ofDescriptive Analytic towards Assist Teacher atKampar Regency ofRiau Province)
The prime determinant to attain the goal of education in the school, however, it is
needed to have teachers who are able to fulfill the special needs of the learner and know
well how to manage their activities in the classroom. Thus, education manager has
important role in preparing educating teacher. This area reflects the 'servicing' function
undertaken by coordinator who is concerned with effective use of managing the process
of recruitment, training and also its implementation and maintenance. This research has been designated and tried to analyze the managing of educating teacher especially assist
teacher at Kampar regency of Riau Province. The research also will explain and analyze
the influence of planning and implementation of assist teacher toward the effective use of
teaching and learning process.
In this study, it will be used a descriptive research. The data of managing educating teacher will be collected through documentation analysis and also interview's
data in the education office of regency. The data of educating teacher's planning and its
implementation also the effective use of teaching and learning process will be collected
through giving the questioners to 134 respondents which are chosen as randomly sampling among 204 teachers. Qualitative research will be used to analyze managing of
educating teachers that is covered, strength, weakness, opportunity and threatening as SWOT analysis. The influence of planning and implementation in preparing educating
teachers as assist teacher to the effective use of teaching and learning process will be
analyzed by usingquantitative method in which have 3 processes: (1) To describe each of
the data in research variable, (2) To measure and analyze the requisite and, (3) To
measure the hypothesis; is there variable correlation between regression analysis and correlation.
Based on data analysis and hypothesis measurement, it can be concluded as
follows: (1) In developing educating teachers that can be applied the effective use of teaching and learning process, however, it is involved needing the strength, weakness,
opportunity and threatening such as organization manager condition, politic condition,
economic condition and geography condition. This planning will be formulated in logic
and reality activities in coordinating to environment that is needed, (2) There is a positive correlation between preparing educating teacher and the effective use of teaching and learning process (r = 0,406), (3) There is a positive correlation in its implementation educating teacher and the effective use of teaching and learning process (r = 0,443), and
(4) There is a positive correlation between its implementation and preparing educating
teacher related to the effective use of teaching and learning process (r = 0,505). Based on the field research, it has found that the effective use of teaching and learning process can
be arisen by preparing well educating teacher and in repairing the process of
implementation.
In developing the effective use of teaching and learning process can be done by
managing well the educating teacher training and the consistency in its implementation. It is important to be aware in arranging as comprehensive and systematic rules, which is
focused on the objective's condition that refers to educating teacher demand. A good matrix of the whole activities planning such as recruitment, placement, supervision and
program management, it becomes easier to be implemented in order to attain the goal. Within a good matrix, it is expected the quality of the teacher willbe raised.
ABSTRAK
KONSISTENSI PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI PENGADAAN
TENAGA KEPENDIDIKAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP
KINERJA GURU DI SEKOLAH DASAR
(Studi DeskriptifAnalitik terhadap Guru Tidak Tetap di Kabupaten Kampar Propinsi Riau)
Kinerja guru sebagai tenaga kependidikan merupakan salah satu faktor penentu
keberhasilan pendidikan di sekolah. Oleh karena itu pengelolaan tenaga kependidikan memiliki peranan penting mulai dari proses pengadaan sampai dengan pembinaan serta pengembangangannya. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menganalisis tentang pengelolaan tenaga kependidikan khususnya Guru Tidak Tetap yang dilaksanakan di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Lebih lanjut penelitian ini akan menganalisis pengaruh perencanaan dan implementasi pengadaan tenaga kependidikan terhadap kinerja guru tidak tetap.
Metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Data penelitian
tentang pengelolaan tenaga kependidikan dikumpulkan melalui analisis dokumen dan
wawancara pada pihak terkait di lingkungan Dinas Pendidikan. Data tentang perencanaan
pengadaan tenaga kependidikan, implementasi pengadaan tenaga kependidikan, serta kinerja guru dikumpuUcan melalui penyebaran kuesioner terhadap 134 responden sampel penelitian yang dipilih secara random sampling dari 204 orang guru anggota populasi.
Proses analisis data pengelolaan tenaga kependidikan dianalisis dengan menggunakan
pendekatan kuahtatif yaitu dengan cara mengidentifikasi kekuatan {Strength), kelemahan (weaknees), peluang (opotunity), dm hambatan (threat) yang selanjutnya dijadikan dasar dalam melakukan analisis SWOT. Pengaruh perencanaan dan implementasi pengadaan
tenaga kependidikan terhadap kinerja guru tidak tetap dianalisis menggunakan
pendekatan kuantitatif melalui tiga tahapan proses yaitu: (1) Mendeskripsikan data variabel penelitian, (2) Menguji persyaratan analisis, serta (3) Menguji hipotesis untuk mengungkapkan hubungan antar variabel penelitian mengunakan teknik analisis regresi
dan korelasi.
Berdasarkan hasil analisis data dan proses pengujian hipotesis dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut: (1) Dalam upaya mendapatkan tenaga kependidikan dengan
kinerja yang tinggi diperlukan langkah perencanaan yang memperhatikan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman seperti kondisi organisasi pengelola, kondisi politis,
kondisi ekonomi, dan kondisi georafis. Perencanaan tersebut dituangkan dalam rumusan
kegiatan yang logis dan realistis melalui koordinasi dengan berbagai pihak yang terkait,
(2) Terdapat hubungan positif yang signifikan antara perencanaan pengadaan tenaga
kependidikan dengan kinerja guru (r = 0,406), (3) Terdapat hubungan positif yang
signifikan implementasi pengadaan tenaga kependidikan dengan kinerja guru (r = 0,443), (4) Terdapat hubungan positif yang signifikan antara perencanaan dan implementasi
pengadaan tenaga kependidikan secara bersama-sama dengan kinerja guru (R = 0,505).
Atas dasar hasil penelitian tersebut, dapat dinyatakan bahwa peningkatkan kinerja guru dapat dilakukan melalui upaya peningkatan konsisitensi perencanaan pengadaan tenaga
kependidikan danmemperbaiki proses implementasi pengadaan tenaga kependidikan. Kaitannya dengan hasil penelitian, upaya peningkatkan kinerja guru dapat dilakukan melalui penyempurnaan perencanaan program pengadaan tenaga kependidikan
serta konsisten dalam mengimplementasikannya. Perencanaan disusun secara
komprehensif dan sistematis dengan memperhatikan kondisi obyektif kebutuhan tenaga kependidikan, kemudian ditindak lanjuti dengan proses implementasi yangbaiksejak dari awal persiapan program sampai pada setiap tahap-tahap kegiatannya seperti rekruitmen, seleksi, penempatan, dan pengawasan terhadap berbagai realisasi program kegiatan. Karena proses pendidikan secara operasional dilaksanakan di sekolah, maka secara secara praktis sekolah adalah tempat realisasi perencanaan tenaga kependidikan perlu dikelola
DAFTARISI
ABSTRAK
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah 7
C. Tujuan Penelitian 10
E. Kegunaan Penelitian 11
F. Asumsi Penelitian 12
G. Hipotesis 13
H. Definisi Operasional 14
I. Paradigma dan Fokus Penelitian 17
BAB II: TINJAUANKEPUSTAKAAN
A. Konsep Administrasi Pendidikan 21
1. Pengertian Administrasi Pendidikan 22
2. Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan 24 3. Tenaga Kependidikan dalam Administrasi Pendidikan 26
B. Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Pendidikan 31
1. Konsep Perencanaan Pendidikan 31
2. Tujuan dan Pentingnya Perencanaan SumberDaya Manusia
dalam Organisasi Pendidikan 35
C. Perencanaan Pengadaan Tenaga Kependidikan 45
1. Kebutuhan Tenaga Guru 46
2. Teknik Perencanaan 47
3. Kegiatan Perencanaan 55
D. Pelaksanaan Penyediaan Tenaga Kependidikan 59
1. Rekruitment 59
2. Seleksi dan Penempatan 61
3. Pengawasan/Monitoring 63
E. KinerjaGuru 65
F. Penilaian dan Orientasi Masa Depan 78
BAB III: METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian 82
B. Populasi dan Sampel 83
C. Sumber Data 84
D. Teknik Pengumpulan Data 85
E. Alat Pengumpul Data 86
F. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen 89
G. Pelaksanaan Penelitian 92
H. Pengelolaan dan Analisis Data Penelitian 93
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Pengelolaan Tenaga Kependidikan 97
B. Deskripsi Data Variabel Penelitian 103
1. Perencanaan Pengadaan Tenaga Kependidikan 103
2. Implementasi Tenaga Kependidikan 106
3. KinerjaGuru 109
4. PengujianNormalitasData 112
C. Analisis Data dan Pembahasan Hasil Penelitian 114
1. Analisis SWOT Pengadaan Tenaga Kependidikan 115
2. Hubungan Antara Perencanaan Pengadaan Tenaga
Kependidikan dengan Kinerja Guru 127
3. Hubungan Antara Implementasi Pengadaan Tenaga
Kependidikan dengan Kinerja Guru 131
4. Hubungan Antara Perencanaan dan Implementasi
Pengadaan Tenaga Kependidikan dengan Kinerja Guru .... 135
BAB V : KESEMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan 140
B. Implikasi 142
C. Rekomendasi 145
DAFTAR PUSTAKA 147
LAMPIRAN 150
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perencanaan Penempatan dan Perencanaan Penggantian .... 53
Tabel3.1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian 88
Tabel 4.1 : Wilayah Kerja Cabang Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah
Raga Kabupaten Kampar 100
Tabel 4.2 : Distribusi Frekuensi Skor Variabel Perencanaan Pengadaan
Tenaga Kependidikan 105
Tabel 4.3 : Distribusi Frekuensi Skor Variabel Implementasi Pengadaan
Tenaga Kependidikan 108
Tabel 4.4 : Distribusi Frekuensi Skor Variabel Kinerja Guru Ill
Tabel 4.5 : Ringkasan Hasil Pengujian Normalitas Data Variabel
Penelitian 113
Tabel 4.6 : Jumlah Sekolah Dasar Negeri dan Jumlah Rombongan
Belajar oada setiap Kecamatan di Kabupaten Kampar 117
Tabel 4.7 : Jumlah Murid dan Guru Sekolah Dasar Negeri pada setiap
Kecamatan di Kabupaten Kampar 118
Tabel 4.8 : Tabel Anava untuk Pengujian Signifikansi dan Linearitas
Persamaan Regresi Y = 42,535 + 0,444 Xi 128
Tabel 4.9 : Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi antara Perencanaan
Pengadaan Tenaga Kependidikan dan Kinerja guru 130 Tabel 4.10 : Tabel Anava untuk Pengujian Signifikansi dan Linearitas
Persamaan Regresi Y = 42,771 + 0,445 X2 132 Tabel 4.11 : Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi antara Implementasi
Pengadaan Tenaga Kependidikan dan Kinerja guru 134 Tabel 4.12 : Tabel Anava untuk Pengujian Signifikansi dan Linearitas
Persamaan Regresi Y = 27,044 + 0,292 Xi + 0,332 X2 136 Tabel 4.13 : Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi Ganda dan Uji
Signifikansi dalam Persamaan Regresi Y atas Xi dan X2 137
Gambar 1.1
Gambar 1.2 Gambar 2.1
Gambar 2.2
Gambar 2.3 Gambar 2.4 Gambar 4.1
Gambar 4.2
Gambar 4.3 Gambar 4.4
Gambar 4.5 Gambar 4.6 Gambar 4.7
DAFTAR GAMBAR
Hubungan Perencanaandan Implementasi Pengadaan
Tenaga Kependidikan dan Kinerja Guru 9
Paradigma Penelitian 20
Ruang ILingkup Administrasi Pendidikan 26 Prosedur dan Langkah Penyusunan Program dan
Perencanaan Sumber Daya Manusia 49
Hubungan dan Aspek Aktivitas Rekruitmen 61
Hubungan dan Aspek Manajemen Sumber Daya Manusisa .. 63
Grafik Histogram Frekuensi Skor Variabel Perencanaan
Pengadaan Tenaga Kependidikan 106
Grafik Histogram Frekuensi Skor Variabel Implementasi
Pengadaan Tenaga Kependidikan 109
Grafik Histogram Frekuensi Skor Variabel Kinerja Guru .... 112 Analisis SWOT Pengadaan Tenaga Kependidikan di
Kabupaten Kampar 126
Grafik Garis Persamaan Regresi Y = 42,535 + 0,444 X i 129 Grafik Garis Persamaan Regresi Y = 42,771 + 0,445 X2 133
Model Hubungan antar Variebel Penelitian 139
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan nasional pada hakekatnya bertujuan membangun manusia
Indonesia seutuhnya dan seluruh masyarakat Indonesia yang adil dan makmur
berdasarkan Pancasila. Sejalan dengan itu sasaran utama pembangunan nasional
adalah meningkatkan kualitas manusia dan seluruh masyarakat Indonesia yang maju, modern berdasarkan Pancasila (GBHN 1998). Salah satu upaya mencapai
tujuan tersebut adalah melalui pendidikan.
Melalui pendidikan dipersiapkan Sumber Daya Manusia yang dibutuhkan
untuk melanjutkan estafet pembangunan dimasa depan sesuai dengan yang dicita-citakan, karena pendidikan memiliki peluang dan kekuatan untuk dapat berbuat dalam menjadikan sumber daya manusia sebagai aset pembangunan nasional.
Dari keseluruhan sistem pendidikan, pendidikan dasar mempunyai peranan
besar dalam proses kelancaran penyelenggaraanya secara obtimal dan harus
Masalah pendidikan dasar yang berkualitas adalah tuntutan konstitusi,
semua ini membutuhkan suatu manajemen atau pengelolaan yang baik, karena manajemen pendidikan sebagai mobilisasi dari segala sumberdaya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan. Mutu pendidikan akan dapat ditingkatkan apabila ditangani secara efisien. Artinya, berbagai sumber yang mempengaruhi terjadinya proses pendidikan perlu ditangani secara jelas, terkendali dan terarah. Kususnya pendidikan dasar yang merupakan kebutuhan dasar bagi setiap warganegara, merupakan kewajiban pemerintah, dalam hal ini
unit pemerintah paling dekat untuk melaksanakannya.
Berkaitan dengan permasalahan ini, guna menghadapi masa depan yang
penuh tantangan, keberhasilan pendidikan tidak semata-mata dilihat dari
Undang-Undang No.2 / 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah No. 38 / 1992 tentang Tenaga Kependidikan menjelaskan bahwa, gum mempakan salah satu komponen yang sangat menentukan untuk terselenggaranya proses pendidikan. Gum dalam masyarakat modem adalah seorang profesional karena ia mengemban misi strategis dasar. Gum menjadi
tumpuan harapan untuk mewujutkan agenda-agenda pendidikan nasional seperti:
Peningkatan mutu dan relevansi, pemerataan dan perluasan kesempatan belajar,
dan peningkatan efisiensi. Jadi berhasil atau tidaknya penyelenggaran pendidikan
nasional ditentukan oleh tenaga kependidikan dalam hal ini adalahgum.
Dalam sistem persekolahan, gum mempakan orang yang paling terdepan,
yang mempakan sentral segala upaya pendidikan, dan agen dalam pembahaman
pendidikan. Sebagai pendidik dan pengajar gum mempakan salah satu faktor
penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Jika berbicara tentang mutu dan
kualitas pendidikan maka gum mempakan salah satu penentunya Akan tetapi
dilema kekurangan gum bahkan kualitasnya dan profesionalismenya masih
dipertanyakan danjustru mewamai kondisi gum saat ini.
Karena begitu pentingnya keberadaan dan peran gum secara profesional, yang mempakan sebagai penentu untuk terselenggaranya proses pendidikan
secara obtimal maka seyogyanya setiap sekolah harus memiliki gum yang
Permasalahan yang muncul adalah mengapa gum Sekolah Dasar masih
tetap kurang? Sekalipun ada sekolah-sekolah yang kelebihan gum, dan masih
cukup banyak sekolah-sekolah yang kekurangan gum, temtama didaerah
pedesaan. Hal ini ditunjukan oleh hasil studi Kasmianto (1997) dan Dedi Supriadi
(1998). Berdasarkan hasil penelitian Dedi Supriadi (1998) penyebab dari
kekurangan gum SD sejauh yang terjadi saat ini diantaranya adalah "soal
terbatasnya informasi untuk pengangkatan gum bam SD dan penyebaran gum
yang tidak merata". Soal kebutuhan (demand), pengadaan (supply), dan
penempatan (deployment) gum SD tidak selalu berjalan seirama seperti yang di
inginkan, karena diantara ketiganya ada faktor yang justm lebih menentukan,
yaitu pengangkatan berdasarkan formasi yang tersedia
Dalam rangka menghadapi Otonomi Daerah Pemda Riau mengambil
kebijaksanaan untuk mengatasi kekurangan gum di Sekolah Dasar temtama di
daerah terpencil yaitu, dengan Pengangkatan Gum Tidak Tetap (GTT). Secara
operasional pengelolaan GTT melalui kegiatan perencanaan, pelaksanaan
pengadaan, penempatan, serta pengawasan realisasi program.
Penentuan Sekolah Dasar Negeri terpencil mengacu kepada krteria yang ditetapkan oleh Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Riau (1993) selain ditandai oleh sulitnya hubungan juga keadaan alam sendiri yang menyebabkan daerah
tersebut sulit dijangkau. Karakteristik sekolahterpencil tersebutmeliputi:
(2) Sulit mendapatkan sembilan bahan pokok, meskipun ada harganya relatif
tinggi, sedangkan mutu bahan kadang kala berkualitas rendah;
(3) Sulit mendapatkan perumahan, sehingga hams menumpang dirumah
pemuka masyarakat, mmah sewaan tidak ada. Rumah disana kurang
memenuhi syarat baik dari segi keamanan maupun kesehatan;(4) Sulit memperoleh pelayanan kesehatan;
(5) Sulit berkomunikasi dengan masyarakat karena masalah penyesuaian
bahasa;(6) Sulit berasimilasi antarpedagang dengan masyarakat setempat
(7) Daerah tersebut masih mempraktekan daya supranarural untuk
tujuan-tujuan negatif.
Sejalan dengan penetapan kebijakan tersebut, pengelola yang ditugaskan
untuk mengelola Pendidikan Dasar, dalam hal ini Dinas Pendidikan telah
menjabarkan kebijakan tersebut kedalam program-program yang khusus untuk
mengatasi kekurangan gum di Sekolah Dasar yaitu mengangkat gum dengan
sistem kontrak, yang selanjutnya disebut Gum Tidak Tetap.
Biaya yang ditimbulkan akibat kebijakan ini dianggarkan dalam APBD.
Implementasi
pengelolaannya
telah
dilaksanakan
sejak
tahun
anggaran
1998/1999. Secara operasional pengelolaan gum tidak tetap (PGTT) diaplikasikan
sesuai dengan kegiatan manajemen yaitu mulai dari perencanaan, pengadaan,
rekrutmen,
seleksi,
penempatan,
pembinaan,
pengembangan kemampuan
profesional, kompensasi dan pemberhentian, serta pengawasan.
Dari hasil pengamatan terlihat fenomena-fenomena yang diduga tumt
mempengaruhi keberhasilan program tersebut yaitu, mulai dari perencanaan,
pengrekrutan, penempatan, hingga kinerjanya.
Yang semuanya itu akan
mempengaruhi kuantitas dan kualitas gum yang ditugaskan. Secara kuantitas gum
Sedangkan kualitasnya dapat dilihat dari sikap mental, kinerja dan latar belakang
pendidikan sesuai dengan tugasnya sebagai tenaga pendidik dan pengajar.
Fenomena-fenomena itu antara lain: (1) Sistem penyeleksiannya yang
tidak menghamskan calon gum tidak tetap beriatar belakang pendidikan keguman
(kependidikan), yang secara teori latar belakang kependidikan seseorang akan
mempengamhi kinerja dan profesionalismenya; (2) Penempatan belum sesuai
dengan kebutuhan; (3) Adanya pembatasan waktu penugasan yaitu sesuai dengan
kontrak selama satu tahun, yang semuanya ini akan berdampak pada kinerja dan
tanggungjawab sebagai tenaga pendidik dan pengajar; (4) Di lihat dari gaji atau
tunjangan kerja sebesar Rp. 330.000,- (Tiga ratus tiga puluh ribu rupiah)perbulan,
masih di bawah standar UMR (Upah Minimum Regional), yang ini berdampak
pada motivasi dan semangatkerja dalam melaksanakan tugas.
Dari hasil pengamatan itu peneliti merasa tertarik memikirkan masalah ini
karena program pengelolaan dan kinerja gum PGTT perlu diteliti dan dikaji lebih
dalam lagi. Masalahnya relevan dengan materi pokok Program Studi Administrasi
pendidikan dan peneliti juga ingin mengetahui konsistensi perencanaan dan
implementasi pengadaan tenaga kependidikan serta pengaruhnya terhadap kinerja
gum di Sekolah Dasar. Sehingga kebijakan tersebut tidak hanya memberikan
jawaban diatas kertas saja. Sedangkan pihak sekolah tetap saja merasakan adanya
kekurangan gum, atau dapat dikatakan sudah cukup tapi profesionalismenya
masih diragukan, yang akhirnya peningkatan kualitas pendidikan semakin jauh
B. Batasan Dan Rumusan Masalah Penelitian
1. Batasan Masalah
Perencanaan tenaga kependidikan (gum) sebagai penyelenggara
operasional pendidikan hamslah mampu mencapai tujuan-tujuan pendidikan
secara efektif dan efisien. Konsekwensinya adalah bagaimana menjadikan
Sekolah Dasar berfungsi obtimal, bermanfaat dan menarik sebagai suatu tempat
terjadinya proses pembelajaran dalam mencapai tujuan pendidikan. Persoalannya
hams menitik beratkan kepada tenaga kependidikan (gum) yang benar-benar
mendukung untuk terwujutnya fungsi sekolah.
Perencanaan tenaga kependidikan mempakan rangkaian proses yang
integral yang bersangkut paut dengan masalah rekruitmen, seleksi, penempatan
serta pengawasan yang semuanya berdampak terhadap kualitas dan hasil
pendidikan yang dicapai, dan mempunyai peranan yang paling menentukan
terhadap kualitas pendidikan dimasa depan.
Penugasan Gum Tidak Tetap (PGTT) sebagai implementasi dari suatu bentuk perencanaan, yang merupakan suatu bentuk kebijakan untuk mengatasi
kekurangan gum di Sekolah Dasar. Penugasannya didasari kepada gum yang mau
mengajar didaerah sulit, sehingga didalam pengelolaannya mempunyai mang
lingkup yang luas serta kompleks. Maka dalam penelitian ini peneliti
memfokuskan permasalahan penelitiannya kepada konsisten antara Perencanaan
dengan Implementasi Pengadaan Tenaga Kependidikan Gum Tidak Tetap (GTT)
Proponsi Riau". Sesuai dengan permasahan tersebut, maka perencanaan dan implementasi mang lingkupnya adalah: (1) pengadaan tenaga kependidikan yang
meliputi tentang analisis kebutuhan gum, visi, misi, tujuan, dan strategi
perencanaan; (2) Pelaksanaan penyediaan gum meliputi tentang dasar pengadaan gum tidak tetap, rekmitmen, seleksi; (3) Penempatan meliputi tentang dasar dan
prosedur penempatan gum tidak tetap; (4) Pengawasan meliputi tentang prosedur
dan teknik pengawasan terhadap kinerja Gum.
Kinerja gum yang diteliti, pada dasamya mempakan aktualisasi rumusan
kompetensi gum yang mang lingkupnya meliputi tentang: (1) Landasan
profesional keguman; (2) Penguasaan bahan ajar; (3) Pengelolaan Program
Pengajaran; (4) Pengelolaaan proses pembelajaran; (5) Pengelolaan Kelas; (6)
Pemanfaatan media mengajar; (7) Penilaian; (8) Layanan Bimbingan siswa; (9)
Administrasi kelas; dan (10) Penelitian tindakan kelas.
Dari seluruh uraian yang dikemukakan tersebut, maka dalam kepentingan
penelitian ini fokusnya diarahkan pada tiga aspek sebagai berikut:
(1) Perencanaan tenaga kependidikan yang dalam hal ini dilaksanakan oleh
pihak pengelola yaitu Dinas Pendidikan.
(2) Persepsi gum terhadap perencanaan atau manajemen pengadaan tenaga
kependidikan.
(3) Kinerja gum sebagai aktualisasi keseluruhan rumusan kompetensi gum.
setiap aspek dikaji dengan melakukan analisis korelasional antara persepsi gum tentang perencanaan tenaga kependidikan (Xi) dan implementasi perencanan
tenaga kependidikan (X2) dengan kinerja gum (Variabel Y). Konstelasi hubungan
antara variabel tesebut dijelaskan dalam gambar berikut:
Perencanaan
Pengadaan Tenaga Kependidikan
(XI)
v
fe Kinerja Guru
(Y)
1
WImplementasi Pengadaan
Tenaga Kependidikan
(X2)
A
Gambar 1.1: Hubungan Perencanaan dan Implementasi Pengadaan Tenaga
Kependidikan dan Kinerja Guru
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang dan pembatasan masalah diatas,
penelitian ini secara umum diarahkan untuk mengungkapkan gambaran empirik
tentang pengelolaan tenaga kependidikan dilihat dari segi pengelola, perencanaan
dan implementasi pengadaan tenaga kependidikan menumt persepsi gum, dan
gambaran umum tentang kinerja gum tidak tetap. Untuk selanjutnya, formulasi
masalah yang akan diteliti dapat dimmuskan sebagai berikut:
(1) Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara perencanaan
10
(2) Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara implementasi
pengadaan tenaga kependidikan dengan kinerja gum tidak tetap?
(3) Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara perencanaan
dan implementasi pengadaan tenaga kependidikan secara bersama-sama
dengan kinerja gum tidak tetap?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan, maka penelitian ini bertujuan mendapatkan deskripsi yang jelas tentang konsistensi perencanaan dalam implementasi pengadaan tenaga kependidikan, serta pengamhnya terhadap kinerja yang
berkaitan dengan penugasan Gum Tidak Tetap (GTT) oleh Pemda Riau, dalam
rangka mengatasi kekurangan gum dan meningkatkan kualitas pendidikan
Sekolah Dasar di daerah terpencil.
Lebih khususnya tujuan penelitian yang dilakukan pada gum-gum Sekolah
Dasar di daerah terpencil dikabupaten Kampar Provinsi Riau ini adalah:
(1) Mengetahui hubungan antara perencanaan pengadaan tenaga kependidikan
dengan kinerja gum tidak tetap.
(2) Mengetahui hubungan antara implementasi pengadaan tenaga
kependidikan dengan kinerja gum tidak tetap.
11
D. Kegunaan Penelitian
Secara teoritis, penelitian ini memberikanmanfaat sebagai berikut:
(1) Memberikan kontribusi yang berdayaguna baik secara teoritis,
metodologis, dan empiris bagi kepentingan akademis dalam bidang ilmu
pendidikan umumnya dan administrasi pendidikan khususnya, temtama
dalam perencanaan atau manajemen pengadaan tenaga kependidikan yang
berpengaruh terhadap kinerja gum tidak tetap.
(2) Dapat dijadikan sebagai altematif model inovasi dalam pengembangan
manajemen pendidikan, khususnya pengembangan manajemen tenaga
kependidikan.
(3) Dapat dijadikan salah satu pola atau strategi dalam perencanaan tenaga
kependidikan
untuk
terciptanya
tenaga-tenaga
kependidikan
yang
berkualitas.
(4) Temuan dalam penelitian ini dapat dijadikan mjukan bagi para peniliti
berikutnya terhadap objek atau aspek yang sejenis maupun terhadap objek
atau aspek lainnya yang belum tercakup dalam penelitian ini.
Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, sehingga
dapat dijadikan:
(1) Sebagai bahan masukan bagi para perencana tenaga kependidikan atau
lebih spesifik lagi bagi pengelola Gum Tidak Tetap (GTT) dalam
merencanakan, melaksanakan, menempatan, dan melakukan pengawasan
12
menyempurnakan sesuai dengan program kegiatan perencanaan yang
dilakukan.
(2) Sebagai informasi dan feedback bagi para gum, khususnya gum tidak tetap di Kabupaten Kampar dalam upaya memperbaiki, meningkatkan, dan
mengembangkan kualitas kinerjanya.
E. Asumsi Dasar Penelitian
Asumsi atau anggapan dasar penelitian mempakan landasan pemikiran dalam suatu penelitian yang sedang dilakukan yang kebenarannya diterima oleh peneliti. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Arikunto (1996:60) bahwa anggapan dasar adalah titik tolak pemikiran yang digunakan dalam suatu penelitian, yang kebenarannya diterima oleh peneliti. Adapun asumsi atau titik
tolak dalam penelitian ini adalah:
(1) Perencanaan tenaga kependidikan mempakan strategi untuk keberhasilan
program-program pendidikan (Depdikbud, 1978: 5).
(2) Perencanaan tenaga kependidikan ada hubungannya dengan peningkatan
kualitas tenaga kependidikan (fakry Gaffar: 1987: 14& Randall, 1987: 53). (3) Perencanaan tenaga kependidikan mempakan faktor yang mempengaruhi
13
F. Hipotesis
Hipotesis mempakan jawaban sementara dari suatu permasalahan yang
hams dibuktikan kebenarannya. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Sudjana
(1982: 217) bahwa hipotesis adalah: Pemmusan sementara mengenai sesuatu hal
yang dibuat untuk menjelaskan sesuatu dan menuntun serta mengarahkan kepada
penelitian selanjutnya. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan bam
berdasarkan pada teori yang relevan (teoritis) belum didasarkan pada fakta-fakta
empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data atau penelitian.
Berdasarkan asumsi-asumsi penelitian diatas maka hipotesis dalam
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
(1) Terdapat hubungan yang signifikan antara perencanaan pengadaan tenaga
kependidikan dengan kinerja gum tidak tetap di Kabupaten Kampar
Provinsi Riau.
(2) Terdapat hubungan yang signifikan antara implementasi pengadaan
tenaga kependidikan dengan kinerja gum tidak tetap di Kabupaten
Kampar Provinsi Riau.
(3) Terdapat hubungan yang signifikan antara perencanaan dan implementasi
pengadaan tenaga kependidikan secara bersama-sama dengan kinerja gum
14
G. Definisi Operasional
Defenisi operasional dimaksudkan untuk menghindarkan perbedaan interpretasi yang mungkin terjadi. Hal ini sesuai dengan pendapat Nasution
(1982:28) yang mengemukakan: "Bahwa istilah-istilah, kata-kata,
pengertian-pengertian yang penting atau yang dipergunakan dengan makna tertentu hams
diberi batasan agar jangan timbul tafsiran yang beragam."Untuk menghindari
perbedaan interpretasi ini, penulis akan jelaskan istilah-istilah yang terkandung
dalam judul penelitian ini.
1. Konsistensi
Konsistensi adalah kesesuaian atau keserasian antara yang di rencanakan
dengan apa yang telah dilaksanakan (Depdikbud: 1990:457). Jadi disini tidak ada
unsur pengecualian atau penyimpangan dari apa yang sudah di gariskan. Yang
dimaksut dengan konsisten dalam penelitian ini adalah kesesuaian perencanaan
yaitu manajemen pengadaan tenaga kependidikan yang dalam hal ini adalah gum
tidak tetap dengan implementasinya sebagai wujut nyata untuk mencapai tujuan
perencanaan yang telah dibuat.
2. Perencanaan
Perencanaan mempakan fungsi pertama dari manajemen yang mempakan
dasar untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu. Dengan demikian
15
yang telah disusun. Sebagaimana yang diungkapkan Siagian (1986:108) bahwa
perencanaan adalah: Keselumhan proses pemikiran dan penentuan secara matang
dari pada hal-hal yang akan dikerjakan dimasa yang akan datang dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Perencanaan yang dimaksut dalam penelitian ini adalah perencanaan
tenaga kependidikan dalam hal ini gum. Tenaga kependidikan hams direncanakan
sedemikian rupa baik dalam jumlah maupun kualifikasinya sehingga dari padanya
diperoleh manfaat yang semaksimal mungkin.
3. Implementasi.
Implementasi mengandung faktor-faktor yang mendukung dan menghambat jalannya proses dari suatu ketetapan. Implementasi yang dimaksut dalam penelitian ini adalah implementasi dari perencanaan tenaga kependidikan (gum), yang berkaitan dengan pelaksanaan dari alternatif-alternatif perencanaan pengadaan tenaga kependidikan yang telah ditetapkan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Fakry Gaffar (1987:114) bahwa implementasi perencanaan
adalah segala kegiatan atau usaha untuk mewujutkan apa yang telah dirancang
dalam kenyataan atau dalam praktek kegiatan penyelenggaraan pendidikan.
4. Pengadaan
Kegiatan-16
kegiatannya berhubungan dengan mengefektifkan dan menjaga kontinuitas
terpehharanya tenaga kependidikan (gum) yang sesuai dengan posisinya menumt
ketrampilan yang hams dimiliki, pengatahuan, pengalaman, dan kualifikasi.
5. Tenaga Kependidikan
Tenaga kependidikan yang dimaksut dalam penelitian ini sesuai dengan
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Bab VII Pasal 27 Ayat 3 adalah
"guru" yaitu tenaga pengajar mempakan tenaga pendidik yang khusus diangkat
dengan tugas utama mengajar yang pada jenjang pendidikan dasar menengah
disebut gum dan pada jenjang pendidikan tinggi disebut dosen.
6. Pengaruh
James A.F. Stoner yang dikutip oleh Mustaan (1989:12) bahwa:
"Pengaruh (influence) sebagai suatu tindakan atau contoh yang lansung menyebabkan adanya pembahan tingkah laku orang lain atau kelompok". Pengaruh adalah akibat dari adanya penyertaan unsur lain pada suatu objek, dan
unsur tersebut memberi makna baik negatif maupun poisitif (Depdikbud, 1996:
207). Yang dimaksut pengaruh dalam penelitian ini adalah tindakan yang muncul
dari variabel perencanaan atau manajemen sebagai variabel Xi dan Implementasi
perencanaan Variabel X2 sebagai variabel bebas, yang memberikan makna atau
17
7. Kinerja Guru
Bernadin dan Russel (Sianipar 1994:4) mengemukakan bahwa kinerja (performance) adalah hasil dari suatu pekerjaan atau kegiatan dalam priode waktu tertentu. Selanjutnya Jhonson (1974:7) menyatakan kinerja gum adalah seperangkat perilaku yang ditunjukan oleh seorang gum pada waktu dia memberikan pelajaran kepada siswa. Kemudian Natawijaya dan Sanusi (1991:81)
mengemukakan bahwa secara konseptual bahwa kinerja gum mencakup tiga
aspek kompetensi yaitu kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan
kompetensi personal. Yang dimaksud dengan kinerja gum dalam penelitian ini
adalah hasil yang dicapai dari setiap kegiatan yang diperoleh melalui keuletan
kerja baik secara individu maupun kelompok sesuai dengan tugas gum sebagai
pendidik dan pengajar berdasarkan standar kompetensi gum.
H. Paradigma dan Fokus Penelitian
Paradigma penelitian mempakan pola pikir yang diambil dalam melihat
realita objek yang diteliti. Paradigma penelitian juga mempakan serangkaian
konsep, gagasan, ide pikiran yang tersusun secara sistematis, logis, dan runtun sehingga mempakan pola kerja dan pola pikir serta pegangan dalam penelitian. Mengenai paradigma ini, Nasution (1988:2) mengemukakan bahwa: "Paradigma
adalah suatu perangkat kepercayaan, nilai-nilai suatu pandangan tentang dinia
luar". Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud paradigma
18
Hubungannya dengan objek penelitian, paradigma yang dimaksud menitik beratkan pada perencanaan dan implementasi pengadaan tenaga kependidikan gum tidak tetap (GTT) yang semuanya ini akan menentukan kualitas gum yang dihasilkan dan berdampak terhadap pelayanan dan mutu pendidikan dimasa depan. Gum dengan berbagai karakteristiknya mempakan instrumental input untuk mencapai tujuan pendidikan, maka pihak pengelola dalam prosesnya dituntut untuk membuat perencanaan yang matang dan dapat di implementasikan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Pada prinsipnya tujuan akan tercapai secara efektif dan efisien apabila perencanaan sesuai dengan implementasinya. Pengangkatan gum tidak tetap (GTT) bertujuan untuk memenuhi kebutuhan tenaga pengajar di daerah terpencil, dalam hal ini di Propinsi Riau tepatnya di
Kabupaten Kampar.
Pemerintah memutuskan bahwa hingga saat ini di Sekolah Dasar berlaku
sistem gum kelas, secara teoritis dengan sistem gum kelas di Sekolah Dasar berarti gum mengajarkan keselumhan mata pelajaran, yang tidak memungkinkan untuk mengajar dikelas lain dalam waktu yang bersamaan. Akan tetapi karena mengingat jumlah gum di daerah terpencil tidak mencukupi, sehingga sangat terpaksa bagi mereka menambah beban mengajar di kelas lain, dari kenyataan
pelaksanaan tugas pokokpun tidak dapat terselesaikan secara efektif dan efisien.
19
diperlukan pengelolaan yang tepat dan efektif mulai dari perencanaanya,
implementasinya, hingga kinerjanya. Program ini berorientasi kepada kualitas
proses dan hasil. Kualitas proses dapat dilihat dari efektivitas pelaksanaan
program perencanaan dengan implementasinya. Sedangkan kualitas hasil dilihat
dari kualitas kinerja gum tidak tetap dalam melaksanakan tugas.
Perencanaan tenaga kependidikan gum di sekolah dasar tidak hanya
dipengaruhi oleh strategi yang diterapkan. Sesuai dengan teori organisasi
perencanaan sumber daya manusia ditentukan oleh banyak faktor yaitu visi, misi,
dan tujuan organisasi. Visi mempakan pandangan suatu organisasi yang jauh,
mendalam, dan luas. Misi mempakan suatu pernyataan mengenai alasan mengapa
suatu organisasi diadakan. Sedangkan tujuan mempakan sasaran yang ingin
dicapai oleh suatu organisasi.
Pelaksanaan suatu altematif strategi mempakan upaya peningkatan
kualitas yang dijadikan dasar untuk meraih keunggulan kompetitif baik untuk
masukan maupun keluaran. Oleh karena itu dengan menerapkan konsep dan
strategi yang tepat diharapkan dapat diperoleh tenaga kependidikan yang memiliki
karakteristik sesuai dengan kebutuhan pendidikan di sekolah dasar. Secara visual
Internal Eksternal Tenaga Kependidikan Guru Tidak Tetap Stakeholder Masukan Perencanaan 1. Analisis Kebutuhan Guru
2. Visi, Misi, dan
Tujuan
3. Strategi
Perencanaan 4. Sasaran /
Target 5. Faktor penunjang / Penghambat Pelaksanaan 1. Dasar 2. Rekmitmen 3. Seleksi Penempatan 1. Dasar 2. Prosedur Pengawasan Tindak Lanjut 1. Reviu Rencana 2. Perencanaan Lanjutan Proses Implementasi
Gambar 1.2 : Paradigma Penelitian
20
I Kinerja GTT I 1. Landasan
BAB i n
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Sesuai dengan permasalahan dan tujuan yang diajukan dalam penelitian ini yaitu untuk memperoleh gambaran secara empirik tentang implementasi dari perencanaan tenaga kependidikan serta pengamhnya terhadap kinerja guru, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yang dilaksnakan melalui survey. Metode ini diterapkan karena penelitian ini diarahkan untuk mengungkap masalah yang terjadi pada masa sekarang, yaitu pada saat penelitian
berlansung dan bersifat aktual. Dengan menggunakan metode ini dapat
dikemukakan gambaran yang nyata mengenai perencanaan tenaga kependidikan
dan implementasinya, serta pengaruhnya terhadap kinerja gum di Sekolah Dasar. Pada tahap selanjutnya data yang terkumpul dan tersusun dapat dijelaskan dan
disimpulkan, sehingga dapatdigunakan untukmemecahkan masalah penelitian.
Berdasarkan tipe data yang akan dianalisis, penelitian ini menggunakan dua pendekatan yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Penelitian kuantitatif diarahkan untuk menjawab permasalahan yang diajukan melalui teknik analisis korelasional dengan menggunakan statistik sebagai alat bantu. Pendekatan
kualitatif digunakan untuk menganalisis faktor-faktor lingkungan baik secara
internal ataupun eksterna yang berkaitan dengan proses pengadaan tenaga
kependidikan dengan menggunakan Analisis SWOT sebagai alat bantu.
83
Melalui metode ini diharapkan memperoleh kesimpulan yang dapat
diangkat ketaraf generalisasi berdasarkanhasil pengolahan dan analisis data. Dari
kesimpulan dan generalisasi yang diperoleh, selanjutnya dijadikan bahan
implikasi dan rekomendasi sebagai kontribusi bagi perbaikan, peningkatan, dan
pengembangan perencanaan tenaga kependidikan dan kinerja gum, serta untuk kepentingan proses evaluasi dimasa mendatang.
B. Populasi Dan Sam pel Penelitian
Penelitian tentang konsistensi perencanaan dan implementasi pengadaan
tenaga kependidikan serta pengamhnya terhadap kinerja gum dilaksanakan dengan mengambii objek penelitian yang dijadikan sumber data dan informasi
meliputi:
<1) Tim Perencana Bidang Pendidikan Pemda Tingkat I Riau
(2) Tim pengelola Gum Tidak Tetap Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Riau
(3) Tim Pengelola Gum Tidak Tetap Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten
Kampar
(4) Kepala Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan
(5) Kepala Sekolah Dasar Negeri di daerah terpencil
(6) Gum Tidak Tetap yang mengajar di SDN daerah terpencil
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah gum-gum tidak
tetap di Kabupaten Kampar Provinsi Riau pada tahun ajaran 2001/2002 yang
84
terpencil di 8 kecamatan, dari 13 kecamatan yang ada di Kabupaten Kampar, yaitu: Kecamatan Kampar Kiri, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, kampar Kiri Hilir,
Kecamatan Tapung, Kecamatan Tapung Kiri, Kecamatan Tapung Hilir,
Kecamatan Tapung Hulu, dan Kecamatan XIII Koto Kampar.
Berdarkan populasi diatas, penulis menggunakan tabel Krejcie dalam
menentukan jumlah sampel dengan tingkat kesalahan 5% dari populasi. Dari 204
jumlah populasi maka didapat 134 orang yang dijadikan sampel, Sugiono (1994:
65). Penetapan ini didasarkan pada anggapan untuk memberikan informasi
tentang perencanaan dan implementasi serta kinerja guru telah terwakili.
C. Sumber Data
Untuk kepentingan penelitian ini, data yang diperlukan pada dasamya
diperoleh dari dua sumber, yaitu data primer dan data sekunder. Data Primer
mempakan data yang diperoleh secara langsung melalui proses wawancara
dengan Kepala Perencanaan Bidang Pendidikan Pemda Tingkat I Riau; Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau; Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kampar;
Kepala Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan; Kepala Sekolah Dasar Negeri di
daerah terpencil; Gum Tidak Tetap yang mengajar di SDN daerah terpencil. Data
primer lainnya diperoleh melalui penyebaran angket (Kuesioner) kepada para gum
tidak tetap yang mengajar di Sekolah Dasar Kabupaten Kampar. Sedangkan data sekunder diperoleh dalam bentuk dokumen yang berkaitan dengan perencanaan
85
D. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan jenis dan sumber data, terdapat tiga teknik utama yang
digunakan untuk mengumpulkan data penelitian yaitu:
(1) Wawancara; Teknik ini digunakan untuk menggali selumh data dan
informasi yang berkaitan dengan perencanaan tenaga kependidikan.
Prosesnya dilakukan melalui interaksi lansung dengan menyampaikan
sejumlah pertanyaan lisan kepada responden yang berkompeten dan
representatif dalam memberikan jawaban berkaitan dengan perencanaan
tenaga kependidikan. Wawancara dilakukan dengan menggunakan
pedoman, diajukan dengan terbuka dan terstruktur, dan dilakukan sampai
pada titik jenuh dengan menerapkan konsep snowball sampling, kemudian
dilakukan recheck dan audit trail
(2) Penyebaran Angket (Keosioner); Teknik ini dipergunakan untuk
memperoleh data bempa jawaban, tanggapan, serta sikap tertulis dari
responden melalui sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang berkaitan
dengan persepsinya terhadap perencanaan dan kinerja gum.
(3) Studi Dokumentasi; menyangkut informasi yang diperoleh dari catatan
dan dokumen. Proses pengumpulan data melalui studi dokumentasi
dilakukan dengan menghimpun dan menelaah dokumen yang berhubungan
dengan perencanaan tenaga kependidikan. Dokumen tersebut bempa arsip
86
£. Alat Pengumpulan Data
Data penelitian yang dijaring dari berbagai sumber data, pada dasarnya adalah untuk kepentingan menjawab sejumlah pertanyaan penelitian atau menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Pertimbangan penentuan alat pengumpul data penelitian didasarkan kepada kebutuhan dan kesesuaian alat tersebut dengan objek dan situasi-situasi penelitian yang dihadapi dan kepentingan untuk meminimalisir
atau menghilangkan terjadinya bias.
Berdasarkan mmusan dan pembatasan masalah serta tujuan penelitian sebagaimana yang telah dijelaskan pada Bab I, bahwa penelitian ini diarahkan kepada upaya untuk memperoleh gambaran empirik tentang perencanaan dan implementasinya serta pengaruhnya terhadap kinerja gum, maka untuk kepentingan memperoleh data dan informasi yang berkaitan dengan perencanaan tenaga kependidikan yang ditujukan kepada pengelola, maka pedoman wawancara dan dokumenter dipandang sebagai alat pengumpul data yang relevan. Beberapa
pertimbangan kearah tersebut antara lain: (1) Data dan informasi benar-benar
diperoleh dari responden yang berkompeten memberikannya, (2) Menjaring data
dan informasi sampai kepada titik jenuh, dan (3) Memperoleh bukti bahwa data
dan informasi yang diberikan benar.
Untuk kepentingan data perencanaan dan implementasi pengadaan tenaga kependidikan dan pengaruhnya terhadap kinerja gum yang ditujukan kepada gum, dipilih angket (kuesioner) yang dipandang sebagai alat pengumpul data yang
87
(1) Untuk memudahkan responden dalam memberikan jawaban yang di perlukan. (2) Untuk kepentingan menjaring sejumlah informasi dan data yang besar. (3) Untuk kepentingan memperoleh data yang benar-benar di persepsikan oleh
responden.
Instmmen atau angket yang digunakan dalam penelitian ini disusun
menumt skala likert. Model ini dianggap paling sesuai untuk menanyakan sikap, persepsi atau pendapat seseorang mengenai suatu objek (Sugiono.1994: 73). Angket dibuat dalam bentuk pilihan ganda, dimana jawaban dari pemyataan atau
pertanyaan yang diajukan telah disediakan dan responden tinggal memilih salah
satu dari empat altematif jawaban tersebut. Jawaban yang disediakan disusun
dalam bentuk empat altematif yaitu:
• Altematif a diberi skor 4
• Altematif b diberi skor 3 • Altematif c diberi skor 2
• Altematif d diberi skor 1
Penyusunan instmmen dilakukan berdasarkan indikator setiap variabel
yang ditentukan berdasarkan konsep masing-masing variabel itu sendiri. Pada
penelitian ini terdapat tiga variabel yaitu: Perencanaan tenaga kependidikan
sebagai (Variabel Xi) dan Implementasi perencanaan (Variabel X2) sebagai variabel bebas, yang memberikan makna atau pengaruh terhadap kinerja gum sebagai variabel terikat (Variabel Y). Untuk lebih jelasnya gambaran tentang
88
Tabel 3.1: Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Variabel Indikator Deskriptor No. Item
Perencanan 1. Perencanaan a. Analisis Kebutuhan 1,2,3
dan pengadaan tenaga b. Visi, Misi, dan Tujuan 4,5,6 Implementasi kependidikan guru c. Sasaran / Target 7,8
Pengadaan tidak tetap (GTT) d. Strategi Perencanaan 9,10
Tenaga e. Faktor penunjang dan 11,12,13
Kependidikan 2. Pelaksanaan
penyediaan guru
penghambat
tidak tetap (GTT) a. Dasar pengadan guru tidak tetap
(GTT)
14, 15, 16
3. Penempatan guru b. Rekruitmen 17, 18, 19 tidak tetap (GTT) c. Seleksi 20,21.22 4. Pengawasan / a. Dasar penempatan 23,24
Monitoring guru b. Prosedur penempatan 25,26 tidak tetap (GTT)
5. Tindak lanjut Prosedur pengawasan / Monotoring 27,28
a. Reviu Rencana 29, 30
b. Perencanaan Lanjutan 31,32
Kualitas 1. Landasan a. Memahami profesi guru 1
Kinerja Profesional b. Memahami dan mematuhi etika 2
Tenaga Keguruan guru
Kependidikan c. Meningkatk kualitas profesional 3
2. Penguasaan Bahan a. Sistematika bahan pelajaran 4
Ajar b. Penataan bahan pelajaran 5
c. Kebermaknaan bahan pelajaran 6
3. Pengelolan a. Menggunakan kurikulum 7
Program b. Merumuskan tujuan Pemblajaran 8
Pengajaran c. Memilih &mengembangkan bahan ajar
9
d. Sumber dan media pembelajaran 10
4. Pengelolaan Proses a. Pengorganisasian bahan 11
Pembelajaran pelajaran
b. Metode mengajar 12
c. Motivasi 13
d. Penilaian 14
5. Pengelolaan Kelas a. Presensi 15
b. Jadwal Pelajaran 16
c. Program pengajaran 17
6. Pemanfaatan a. Bahan dan Alat Pembelajaran
18
1
89
Tabel 3.1: Kisi-Kisi Instrumen Penelitian (Ianjutan)
Variabel Indikator Deskriptor No. Item
7. Prosedur Penilaian a.
b.
Buku pelajaran
Alat peraga dan Sumber belajar
20 21 8. Layanan Bimbingan Siswa a. b. c.
Prinsip Penilaian dan Metode penilaian Penilaian Formatif Penilaian Sumatif 22 23 -24 9. Administrasi Kelas/ Pengajaran a. b. c. Program Bimbingan Teknik Bimbingan Prosedur dan peranan
25 26 27 10. Penelitian Tindakan kelas a. b. c. Perencanaan Rumusan penelitian Pengembangan kemampuan 28 29 30
F. Pengujian Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Instmmen atau alat pengumpul data dalam penelitian sebelum digunakan
atau disebarkan kepada responden terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Sudjana (1992:12) bahwa
suatu instmmen atau alat pengumpul data penelitian dikatakan berkualitas baik
bila alat tersebut memenuhi dua hal yaitu ketepatan (validitas) dan keajegan
(reliabilitas) Validitas atau kesahihan dalam pengertian yang paling umum adalah
ketepatan dan kecermatan instmmen pengukuran dalam menjalankan fungsi
ukumya. Reliabilitas adalah karakterisik berikutnya yang hams dipenuhi oleh instmmen pengukuran variabel penelitian setelah di uji validitasnya. Instmmen
pengukuran yang reliabel akan menghasilkan data penelitian atau hasil
90
1. Validitas Instrumen
Validitas menumt Scawin B. Anderson dalam Suharsimi Arikunto
(1991:63) jika alat tes tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur.
Selanjutnya Sugiyono (1987:119) menyatakan validitas adalah tingkat ketepatan
tes dalam mengukur apa yang hams diukur. Validitas instmmen diuji atau
dianalisis untuk memperlihatkan sejauh mana instrumen tersebut mampu
mengukur atribut dari setiap indikator pengukuran yang dirancang. Suatu
instmmen dikatakan valid atau sahih jika instmmen tersebut mampu mengukur
apa saja yang hendak diukurnya.
Pengujian validitas dilakukan terhadap setiap butir soal yang dinyatakan
dengan menggunakan koefisien korelasi antara skor butir soal dengan skor total
(r#). Hasil pengujian validitas butir soal ditetapkan berdasarkan perbandingan
antara r„ hasil perhitungan dengan nilai kritis r^/ sasuai dengan kriteria berikut:
• *u > ttabei maka butir soal dinyatakan valid • r„ < Ttahei maka butir soal dinyatakan tidak valid.
Rumus Korelasi Product Momen Pearson (Suharsimi, 1993:160) yang
digunakan dalam pengujian validitas butir soal instmmen adalah:
a l t o ) - (2x,-)(Ex,)
r»= s/{n 2X/ - (SXi)2}{n Zx,2 - (ZX,)2}
in = koefisien korelasi skor butir soal dengan skor total n = jumlah responden
91
Nilai koefisien korelasi kritis untuk menentukan valid atau tidaknya butir soal
ditetapkan berdasarkan tabel kritis koefisien korelasi untuk jumlah sampel ujicoba
yang dalam penelitian ini dilaksankan terhadap 20 orang responden ( n = 20) dan
taraf signifikansi a = 0,05 yaitu sebesar rtabei = 0,444. Berdasarkan kriteria
pengujian, dapat dinyatakan bahwa butir soal yang valid adalah yang memiliki
koefisien korelasi skor butir dengan skor totalnya lebih besar dari 0,444.
Pengujian validitas butir soal dapat dilihat pada lampiran 2 untuk variabel
perencanaan pengadaan tenaga kependidikan, lampiran 3 untuk variabel
implementasi pengadaan tenaga kependidikan, dan lampiran 4 untuk variabel
kinerja gum. Hasil pengujian menunjukkan semua butir soal yang diuji
dinyatakan valid. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi antara
skor butir dengan dengan skor totalnya lebih lebih besar dibandingkan dengan
nilai kritisnya.
2. Reliabilitas Instrumen Penelitian
Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan internal consistency
dengan teknik Belah Dua (Split half) yang dianalisis dengan mmus Spearman Brown. Pengujian reliabilitas instmmen dinyatakan dengan angka koefisien
reliabilitas. Semakin tinggi koefisien reliabilitas semakin tinggi pula tingkat
stabilitas data yang diperoleh melalui instrumen tersebut. Proses pengujian
reliabilitas instrumen dilakukan terhadap setiap variabel. Untuk keperluan
92
instmmen dengan ganjil dan kelompok genap. Skor data tiap kelompok disusun,
masing-masing kelompok skor tiap butimya dijumlahkan sehingga menghasilkan
skor total untuk masing-masing belahan. Tahap selanjutnya dihitung koefisien
korelasi antara skor kelompok ganjil dan skor kelompok genap. Koefisien
reliabilitas instrumen masing-masing variabel dihitung dengan menggunakan
rumus Spearman Brown berikut:
r, =-^Jl_
Sugiono (1994:109)
l + rb
Ti = koefisien reliabilitas internal
ib - koefisien korelasi antara skor ganjil dengan skor genap
Berdasarkan hasil perhitungan yang diperlihatkan pada lampiran diperoleh nilai
koefisien reliabilitas instrumen untuk variabel perencanaan pengadaan tenaga
kependidikan sebesar 0,967, variabel implementasi pengadaan tenaga kependidikan sebesar 0,947, dan variabel kinerja gum sebesar 0,961. Hasil
pengujian menunjukkan koefisien reliabilitas yang tinggi untuk setiap variabel
sehingga dianggap layak digunakan sebagai instrumen penelitian.
G. Pelaksanaan Penelitian
Setelah Instrumen sebagai alat pengumpul data di uji cobakan, kemudian
diuji validitas dan koefisien reliabilitasnya, maka instmmen dapat digunakan
dalam penelitian yang sebenamya guna memperoleh data yang dibutuhkan.
93
(1) Mempersiapkan instmmen sebanyak responden yang menjadi objek
penelitian
(2) Memproses perizinan penelitian kapada pihak-pihak yang terkait.
(3) Melakukan penelitian lapangan, mendatangi sumber data atau lokasi penelitian, dan menyebarkan instmmen kepada para responden.
(4) Mengumpulkan kembali data atau instrumen yang telah di isi oleh responden, bersamaan dengan itu dilakukan pemeriksaan kembali kelengkapan dan keutuhan alat pengumpul data yang dikumpulkan. Kemudian selanjutnya diolah dan dianalisis sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
H. Pengolahan dan Analisis Data Penelitian
Analisis merupakan pencarian untuk eksplenasi dengan pemahaman yang
berada dalam rangkaian konsep dan teori yang diharapkan menjadi kemajuan,
pertimbangan, dan perkembangan. Karena dengan analisis peneliti akan
menemukan yang sebenamya dalam bentuk hubungan yang lebih luas dan rinci.
Jenis data yang diperoleh dari penelitian ini pada dasarnya dibagi dalam dua bagian yaitu: "data kualitatifdan data kuantitatif." Data kualitatif akan diolah dengan tahapan reduksi, display, dan verifikasi. Pada tahapan reduksi dilakukan
upaya untuk menemukan hal-hal pokok tentang objek penelitian, yaitu
pokok-pokok pengelolaan yang mengacu kepada pengangkatan atau penugasan gum
94
dengan susunan yang sistimatis, sehingga tema sentral yang berhubungan dengan
pengangkatan guru tidak tetap, implementasi, dan kinerjanya dapat diketahui
dengan mudah. Pada tahap verifikasi dilakukan pemberian makna yang relevan
atas kesimpulan yang diambil dalam tema berkaitan dengan masalah dan fokus
penelitian yaitu meneliti konsistensi perencanaan dalam implementasi pengadaan
dan kinerja dari Gum Tidak Tetap di Kabupaten Kampar Propinsi Riau. Data
yang telah diperoleh dan dianalisis dengan tahapan-tahapan tersebut, maka
selanjutnya di interpretasikan sesuai dengan tujuan, dengan demikiaan diharapkan akan menghasilkan informasi yang benar dan bermanfaat.
Data kuantitatif diolah dan dianalisis melalui pendekatan statistik. Untuk
kepentingan perhitungan statistik rumus-rumus dan asumsi-asumsi statistik yang
dipergunakan adalah:
1. Untuk membuat daftar distribusi frekwensi dari masing-masing variabel
adalah:
a. Menentukan Rentang Nilai (R) dengan mmus: R = Nt - Nr Nt = Nilai tertinggi
Nr = Nilai terendah
b. Menentukan banyak kelas interval (BK) dengan mmus: BK =1 + 3,3 Log N dimana N adalah jumlah responden
R
c. Menentukan panjang kelas interval (P) dengan mmus : P
BK R = Rentang Nilai
2. Rumus untuk menghitung rata-rata (x), varians (s2)dan standar Deviasi (s):
dan
,2 _n]LX~iXX/
(Sudjana, 1992:67)
x = ^—
a =
s2=-n n(n-l)
3. Menentukan persamaan regresi linier sederhana:
Y = a + bX
95
(£y»xX>,2)-(£x,xI>,y,)
nZxiyi-(Ex4)<Zyj>
(Sudjana, 1992:315)4. Untuk Menguji signifikansi Linieritas Regresi menggunakan tabel Anava
Sumber
Variasi
Dk JK KT Fhitung
Total N JK(T)
-Koefisien (a) Regresi (bla) Sisa 1 1 n-2 JK{a) JK( bla) JK(S) KT{a)
s2reg
s2sisas2reg
s2sisa Tuna cocok Galat k-2 n-k JK(TC) JK(G) s2TC s2G s2TC s2G5. Rumus menghitung koefisien korelasi dua variabel.
n£xy-(Xx)-(£y)
r =
>Zx2-(Xx)2}{nXy2-((Ey)2}
(Sudjana, 1992:369)6. Menghitung kontribusi yang diberikan oleh variabel bebas terhadap variabel
2 x 100%
7. Menentukan model regresi linear ganda
Y = b0 + biXi + b2X2
b0 = Y-b,Xi —b2X2
h =(Zx2)(Zx-y)~£xix2)(Zx2y)
. _(Zx2)(Zx2y)-(Zxix2)(Zxiy)
2=
(IXJK^-OJ
8. Menguji signifikansi model regresi linear ganda menggunkan tabel Anava
Sumber Variasi dk JK KT F
Total n-1
Regresi (bla) Sisa
k n-k-1
JK(Reg) JK(S)
KT(Reg) KT(S)
KT(Ree) KT(S)
9. Menghitung koefisien korelasi dan koefisien determinasi ganda
Rz JK(Reg)
2y2
96
BABV
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menganalisis bagaimana
pengelolaan tenaga kependidikan yang dilaksanakan di Kabupaten Kampar
Provinsi Riau dan menganalisis hubungan antara perencanaan dan implementasi
pengadaan tenaga kependidikan dengan kinerja gum tidak tetap. Pembahasan
berikut ini akan mengungkapkan kesimpulan, implikasi, dan rekomendasi
berdasarkan hasil analisis data dan temuan penelitian yang telah dikemukakan
sebelumnya.
A. KESIMPULAN
Kebijaksanaan pengadaan gum kontrak atau gum tidak tetap untuk
mengatasi kekurangan gum didaerah terpencil, mempakan suatu bentuk besamya perhatian Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar terhadap pendidikan. Hal ini
mempakan suatu komitmen yang patut diberikan penghargaan, dan diharapkan
program tersebut dapat berkelanjutan, dan lebih ditingkatkan dimasa-masa
mendatang. Dalam upaya mendapatkan tenaga kependidikan dengan kinerja yang
tinggi diperlukan langkah perencanaan dengan memperhatikan kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman seperti kondisi organisasi pengelola, kondisi politis, kondisi ekonomi, dan kondisi georafis. Dibutuhkan rumusan-rumusan dan kegiatan-kegiatan yang logis dan realistis, serta koordinasi yang baik dari
141
berbagai pihak yang terkait. Karena kondisi geografis dan sosial budaya untuk
setiap daerah kecamatan di Kabupaten Kampar berbeda, maka diperlukan
orientasi dan pembekalan moril/sipritual, kemampuan dan ketrampilan bagi setiap
guru yang akan ditempatkan. Berdasarkan hasil analisis data dan proses pengujian
hipotesis yang telah dikemukakan sebelumya dapat ditarik kesimpulan penelitian
sebagai berikut
(1) Terdapat hubungan positif yang signifikan antara konsistensi perencanaan dalam implementasi pengadaan tenaga kependidikan dengan kinerja gum. Tingkat hubungan tersebut ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,406 yang signifikan pada taraf nyata (a = 0,01). Koefisien korelasi memperlihatkan adanya hubungan yang cukup erat. Dapat dinyatakan bahwa makin konsisten implementasi dengan perencanaan maka makin tinggi kinerja gum tidak tetap yang direkrutnya. Konsistensi perencanaan dapat dilihat berdasarkan program
perencanaan pengadaan, pelaksanaan penyediaan, penempatan, dan
pengawasan/monitoring terhadap gum tidak tetap serta tindak lanjutnya. Peningkatan konsistensi perencanaan dengan implementasi akan memberikan kontribusi positif pada peningkatan kinerja gum tidak tetap. (2) Terdapat hubungan positif yang signifikan antara proses implementasi
pengadaan tenaga kependidikan dengan kinerja gum. Tingkat hubungan tersebut ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,443 yang
142
memperlihatkan hubungan yang cukup erat. Dapat dinyatakan bahwa
makin baik proses implementasi maka makin tinggi kinerja gum tidak
tetap yang direkrutnya. Proses implementasi ditunjukkan dengan
kegiatan penyusunan perencanaan program, pelaksanaan, penempatan,
pengawasan/monitoring dan tindak lanjut pengadaan gum tenaga
kependidikan. Proses implementasi yang baik akan memberikan
kontribusi positif pada peningkatan kinerja gum.
(3) Ketiga, terdapat hubungan positif yang signifikan antara konsistensi
perencanaan dengan implementasi dan proses implementasi pengadaan
tenaga kependidikan secara bersama-sama dengan kinerja gum. Tingkat
hubungan tersebut ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,505
yang signifikan pada taraf nyata (a = 0,01). Koefisien korelasi tersebut
memperlihatkan hubungan yang cukup erat. Makin konsisten
perencanaan dengan implementasi dan didukung oleh proses
implementasi yang baik makin tinggi pula kinerja gum tidak tetap.
B. IMPLIKASI
Kinerja gum pada dasamya mempakan refleksi dari kualitas proses
pembelajaran dan juga kualitas hasil belajar yang dilaksanakan di sekolah.
Tingginya kinerja gum akan memberikan efek positif terhadap terhadap
pencapaian tujuan pendidikan. Sedangkan rendahnya kinerja gum baik secara
143
siswa dan juga kualitas hasil pendidikan. Hasil penelitian yang telah dilakukan
menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara perencanaan dan
implementasi pengadaan tenaga pendidikan dengan kinerja gum. Atas dasar hasil
penelitian tersebut, Peningkatkan kinerja gum salah satunya dapat dilakukan melalui upaya peningkatan konsistensi perencanaan dan peningkatan kualitas proses implementasi pengadaan tenaga kependidikan.
Dalam upaya untuk meningkatan dan mengoptimalisasikan kegiatan perencanaan dan implementasi pengadaan tenaga kependidikan di Kabupaten Kampar Provinsi Riau dapat dikemukakan beberapa langkah sebagai berikut:
(1) Perlunya penyempumaan dalam membuat suatu perencanaan, baik dalam
teknis maupun dalam bentuk, jenis dan jangka waktu perencanaan
tersebut. Perencanaan tenaga kependidikan harus komprehensif dan
sistematis serta disusun secara logis dan rasional dengan memperhatikan
kompleksitas tenaga kependidikan yang mencakup berbagai aspek
esensial dari setiap karakteristik perencanaan yang dikembangkan.
Perencanaan itu harus disusun dengan data perencanaan yang lengkap,
karena dengan data yang lengkap perencana dapat mengembangkan
perencanaan tenaga kependidikan yang diperlukan sesuai dengan
kebutuhan baik dalam jumlah maupun kualifikasinya.
(2) Perlunya pembenahan dalam penyusunan dari setiap program-program
kegiatan. Dalam membuat suatu perencanaan tenaga kependidikan para
144
kondisi tenaga kependidikan (gum) yang diharapkan baik secara
kuantitatif maupun kualitatif. Rencana yang dibuat hams didukung oleh
rasionalitas yang tinggi dan didukung oleh data yang akurat sehingga
perencanaan itu benar-benar dapat di implementasikan dari setiap
aktifitas konkrit yang telah disusun atau ditetapkan untuk mendapatkan
tenaga kependidikan yang sesuai dengan kebutuhan. Sejalan dengan itu
dalam upaya mengimplementasikan perencanaan tenaga kependidikan
yang telah disusun juga sangat diperlukan koordinasi yang baik sejak dari awal persiapan program sampai kepada setiap tahap-tahap kegiatannya seperti rekruitmen, seleksi, penempatan, dan pengawasan terhadap
berbagai realisasi program kegiatan.
(3) Perlunya perencanaan yang benar dan teliti serta didukung dengan teknik dan kemampuan profesional yang tinggi sehingga mempersatukan tujuan dan arah kegiatan yang sama. Dengan demikian akan dapat memberikan pengaruh terhadap peningkatan kinerja gum sebagai pelaksana teknis kegiatan operasional pendidikan di sekolah yang memberikan layanan pendidikan terhadap selumh peserta didik pada setiap sekolah. Karena pada dasamya pembangunan pendidikan secara operasional dilaksanakan
di sekolah, karena itu secara konseptual dan secara praktis sekolah adalah
tempat realisasi perencanaan tenaga kependidikan yang dalam hal ini
adalah gum sebagai ujung tombak yang diandalkan untuk mewujudkan
145
Kondisi empirik menunjukan bahwa kegiatan perencanaan pengadaan pengadaan tenaga kependidikan dengan segala bentuk kegiatan-kegiatan yang telah dilakukankan berhasil lebih baik lagi jika mampu mengoptimalkan pemberdayaan dan pemanfaatan kekuatan dan peluang yang dimiliki oleh berbagai komponen yang ada serta mampu meminimalkan intensitas pengamh faktor kelemahan dan hambatan disertai upaya untuk memperbaiki atau
mengatasinya.
C. REKOMENDASI
Peningkatan kinerja gum pada dasamya mempakan tanggungjawab dari
pengelola dan penyelenggara pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
peningkatan kinerja gum dapat dilakukan melalui peningkatan konsistensi antara
perencanaan dengan implementasi pengadaan tenaga kependidikan serta
peningkatan kualitas proses implementasi itu sendiri. Dalam upaya mendukung
hal tersebut, berikut ini dikemukakan rekomendasi kaitannya dengan perencanaan
dan implementasi pengadaan tenaga kependidikan yaitu sebagai berikut:
(1) Dalam upaya menjaga kesinambungan dan perbaikan program diperlukan
penyempurnaan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasannya
baik yang menyangkut personil, pembiayaan, maupun koordinasi atau
kerjasama dengan berbagai instansi atau lembaga yang terkait.
(2) Dinas Pendidikan seharusnya mempunyai lembaga pelatihan gum
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Kabupaten Kampar. (2001). Kampar Dalam Angka 2000.
Bangkinang: BAPEDA Kabupaten Kampar
Amstrong, D.G. Hansen K.T.Savace T.V. (1981). Education on Introduction.
New York: Mc Millan Publishing Co.Inc.
Anaroga, P. (1992). Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta.
Arifin, D.S. (1983). Pembinaan Guru Sekolah Dasar Daerah Sulit dalam Rangka
Menyonsong Kewajiban Belajar di Daerah Riau. Dinas Pendidikan Propinsi
Riau.
Arikunto, S. (1993). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Bebby, C.E. (1980). Perencanaan Pendidikan Di Indonesia. Jakarta: Depdikbud
Bernardin,H.J & Russel,E.A.(1993). Human Research for Education. An
Experiential Approach.Singapore:Mc Graw Hill International Editions,Mc
Graw Hill Book
Bidan, R.C. and Biklen, S.K (1982). Qualitative Research for Education. An
Introduction to Theory andMethod. Boston, USA: Allyn and Bacon.
Buchori,
M.
(1994).
Pendidikan
Dalam Pembangunan.
Jakarta:
IKIP
Muhammadiyah
Castetter,
W.B.(1996).77*e
Human
Resource
Function
in
Educational
Administration. New Jersey: Prentice Hall, Inc. Englewood Cliffs
Dharma, A. (1990). Manajemen Prestasi Kerja. Jakarta: Rajawali
Djamarah, S.B. (1994). Prestasi dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha
Nasional.
Djamarah, S.B. (2000). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta:
Rineka Cipta.
Engkoswara. (2000). Menuju Indonesia Modern 2020. Bandung: Yayasan Amal
Keluarga
148
Furqon. (1999). Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Gaffar, M.F. (1987). Perencanaan Pendidikan Teori dan Metodologi. Jakarta:
Depdikbud
Guthrie, J.W. & Rodney, R. (1991). Educational Administration and Policy;
Effective
Leadership for
American
Educational.
Second
Edition
Massachutusets: A Devision of Simon & Schuster.
Hamalik, Oemar. (1993). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Mandar Maju
Handoko, T.H. (1998). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Ibrahim, R. dan Sudjana, N. (1989). Penelitian dan Penilaian Pendidikan.
Bandung: Sinar Baru.
Makmun, A.S. (1996). Pengembangan Profesi dan Kinerja Tenaga Kependidikan.
Bandung: LKIP