• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aspek Pembiayaan Pembangunan Bidang Cipta Karya Kabupaten Kerinci

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Aspek Pembiayaan Pembangunan Bidang Cipta Karya Kabupaten Kerinci"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

Pemerintah Kabupaten Kerinci

Dinas Pekerjaan Umum

Bab 9 - 1

Aspek Pembiayaan

(2)

Sesuai PP no. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan

antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah

Kabupaten/Kota, diamanatkan bahwa kewenangan pembangunan bidang Cipta

Karya merupakan tanggung jawab Pemerintah Kabupaten/Kota. Oleh karena

itu, Pemerintah Kabupaten/Kota terus didorong untuk meningkatkan belanja

pembangunan prasarana Cipta Karya agar kualitas lingkungan permukiman di

daerah meningkat. Di samping membangun prasarana baru, pemerintah

daerah perlu juga mengalokasikan anggaran belanja untuk pengoperasian,

pemeliharaan dan rehabilitasi prasarana yang telah terbangun.

Namun, seringkali pemerintah daerah memiliki keterbatasan fiskal

dalam mendanai pembangunan infrastruktur permukiman. Pemerintah daerah

cenderung meminta dukungan pendanaan pemerintah pusat, namun perlu

dipahami bahwa pembangunan yang dilaksanakan Ditjen Cipta Karya dilakukan

sebagai stimulan dan pemenuhan standar pelayanan minimal. Oleh karena itu,

alternatif pembiayaan dari masyarakat dan sektor swasta perlu dikembangkan

untuk mendukung pembangunan bidang Cipta Karya yang dilakukan

pemerintah daerah. Dengan adanya pemahaman mengenai keuangan daerah,

diharapkan dapat disusun langkah-langkah peningkatan investasi

pembangunan bidang Cipta Karya di daerah

Pembahasan aspek pembiayaan dalam RPI2-JM bidang Cipta Karya pada

dasarnya bertujuan untuk:

a. Mengidentifikasi kapasitas belanja pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya,

b. Mengidentifikasi alternatif sumber pembiayaan antara lain dari masyarakat dan sektor swasta untuk mendukung pembangunan bidang

Cipta Karya,

(3)

Pemerintah Kabupaten Kerinci

Dinas Pekerjaan Umum

Bab 9 - 3

9.1.

Arahan Kebijakan Pembiayaan Bidang Cipta Karya

Pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya perlu memperhatikan

arahan dalam peraturan dan perundangan terkait, antara lain:

1. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah:

Pemerintah daerah diberikan hak otonomi daerah, yaitu hak,

wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan

mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat

setempat sesuai dengan peraturan perundangundangan. Dalam hal ini,

Pemerintah Daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang

menjadi kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang menjadi

urusan Pemerintah Pusat yaitu politik luar negeri, pertahanan,

keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional, serta agama.

2. Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah: untuk mendukung

penyelenggaraan otonomi daerah, pemerintah daerah didukung

sumber-sumber pendanaan meliputi Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan,

Pendapatan Lain yang Sah, serta Penerimaan Pembiayaan. Penerimaan

daerah ini akan digunakan untuk mendanai pengeluaran daerah yang

dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah.

3. Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 Tentang Dana Perimbangan:

Dana Perimbangan terdiri dari Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil, dan

Dana Alokasi Khusus. Pembagian DAU dan DBH ditentukan melalui rumus

yang ditentukan Kementerian Keuangan. Sedangkan DAK digunakan untuk

mendanai kegiatan khusus yang ditentukan Pemerintah atas dasar

prioritas nasional. Penentuan lokasi dan besaran DAK dilakukan

berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis.

4. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan

Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota: Urusan pemerintahan yang

menjadi kewenangan pemerintahan daerah, terdiri atas urusan wajib

(4)

pemerintahan daerah untuk kabupaten/kota merupakan urusan yang

berskala kabupaten/kota meliputi 26 urusan, termasuk bidang pekerjaan

umum. Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat wajib yang

berpedoman pada standar pelayanan minimal dilaksanakan secara

bertahap dan ditetapkan oleh Pemerintah. Urusan wajib pemerintahan

yang merupakan urusan bersama diserahkan kepada daerah disertai

dengan sumber pendanaan, pengalihan sarana dan prasarana, serta

kepegawaian sesuai dengan urusan yang didesentralisasikan.

5. Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman Daerah:

Sumber pinjaman daerah meliputi Pemerintah, Pemerintah Daerah Lainnya,

Lembaga Keuangan Bank dan Non-Bank, serta Masyarakat. Pemerintah

Daerah tidak dapat melakukan pinjaman langsung kepada pihak luar

negeri, tetapi diteruskan melalui pemerintah pusat. Dalam melakukan

pinjaman daerah Pemda wajib memenuhi persyaratan:

a. total jumlah pinjaman pemerintah daerah tidak lebih dari 75%

penerimaan APBD tahun sebelumnya;

b. memenuhi ketentuan rasio kemampuan keuangan daerah untuk

mengembalikan pinjaman yang ditetapkan pemerintah paling sedikit

2,5;

c. persyaratan lain yang ditetapkan calon pemberi pinjaman;

d. tidak mempunyai tunggakan atas pengembalian pinjaman yang

bersumber dari pemerintah;

e. pinjaman jangka menengah dan jangka panjang wajib mendapatkan

persetujuan DPRD.

6. Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama

Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur

(dengan perubahan Perpres 13/2010 & Perpres 56/2010): Menteri atau

Kepala Daerah dapat bekerjasama dengan badan usaha dalam

penyediaan infrastruktur. Jenis infrastruktur permukiman yang dapat

dikerjasamakan dengan badan usaha adalah infrastruktur air minum,

infrastruktur air limbah permukiman dan prasarana persampahan.

(5)

Pemerintah Kabupaten Kerinci

Dinas Pekerjaan Umum

Bab 9 - 5 Pengelolaan Keuangan Daerah (dengan perubahan Permendagri 59/2007

dan Permendagri 21/2011). Struktur APBD terdiri dari:

a. Pendapatan daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Pendapatan Lain yang Sah.

b. Belanja Daerah meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung. c. Pembiayaan Daerah meliputi: Pembiayaan Penerimaan dan

Pembiayaan Pengeluaran.

8. Peraturan Menteri PU No. 15 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Teknis

Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur: Kementerian PU

menyalurkan DAK untuk pencapaian sasaran nasional bidang Cipta Karya,

Adapun ruang lingkup dan kriteria teknis DAK bidang Cipta Karya adalah

sebagai berikut:

a. Bidang Infrastruktur Air Minum

DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses pelayanan

sistem penyediaan air minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah

di kawasan kumuh perkotaan dan di perdesaan termasuk daerah

pesisir dan permukiman nelayan. Adapun kriteria teknis alokasi DAK

diutamakan untuk program percepatan pengentasan kemiskinan dan

memenuhi sasaran/ target Millenium Development Goals (MDGs) yang

mempertimbangkan:

 Jumlah masyarakat berpenghasilan rendah;

 Tingkat kerawanan air minum. b. Bidang Infrastruktur Sanitasi

DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitasi

(air limbah, persampahan, dan drainase) yang layak skala kawasan

kepada masyarakat berpenghasilan rendah di perkotaan yang

diselenggarakan melalui proses pemberdayaan masyarakat. DAK

Sanitasi diutamakan untuk program peningkatan derajat kesehatan

masyarakat dan memenuhi sasaran/target MDGs yang dengan kriteria

teknis:

 kerawanan sanitasi;

(6)

9. Peraturan Menteri PU No. 14 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan

Kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum yang Merupakan Kewenangan

Pemerintah dan Dilaksanakan Sendiri: Dalam menyelenggarakan kegiatan

yang dibiayai dana APBN, Kementerian PU membentuk satuan kerja

berupa Satker Tetap Pusat, Satker Unit Pelaksana Teknis Pusat, dan

Satuan Non Vertikal Tertentu. Rencana program dan usulan kegiatan yang

diselenggarakan Satuan Kerja harus mengacu pada RPI2-JM bidang

infrastruktur ke-PU-an yang telah disepakati. Gubernur sebagai wakil

Pemerintah mengkoordinasikan penyelenggaraan urusan kementerian yang

dilaksanakan di daerah dalam rangka keterpaduan pembangunan wilayah

dan pengembangan lintas sektor.

Berdasarkan peraturan perundangan tersebut, dapat disimpulkan

bahwa lingkup sumber dana kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya yang

dibahas dalam RPI2-JM bidang Cipta Karya meliputi:

1. Dana APBN, meliputi dana yang dilimpahkan Ditjen Cipta Karya kepada

Satuan Kerja di tingkat provinsi (dana sektoral di daerah) serta Dana

Alokasi Khusus bidang Air Minum dan Sanitasi.

2. Dana APBD Provinsi, meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB)

dan dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah provinsi untuk

pembangunan infrastruktur permukiman dengan skala provinsi/regional.

3. Dana APBD Kabupaten/Kota, meliputi dana daerah untuk urusan bersama

(DDUB) dan dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah kabupaten untuk

pembangunan infrastruktur permukiman dengan skala kabupaten/kota.

4. Dana Swasta meliputi dana yang berasal dari skema kerjasama pemerintah

dan swasta (KPS), maupun skema Corporate Social Responsibility (CSR).

5. Dana Masyarakat melalui program pemberdayaan masyarakat.

6. Dana Pinjaman, meliputi pinjaman dalam negeri dan pinjaman luar negeri.

Dana-dana tersebut digunakan untuk belanja pembangunan,

pengoperasian dan pemeliharaan prasarana yang telah terbangun, serta

(7)

dana-Pemerintah Kabupaten Kerinci

Dinas Pekerjaan Umum

Bab 9 - 7 dana tersebut perlu dikelola dan direncanakan secara terpadu sehingga

optimal dan memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi peningkatan

pelayanan bidang Cipta Karya.

9.2.

Profil Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten

Kerinci

Secara umum, peningkatan pendapatan Kabupaten Kerinci dan

realisasinya melampui proyeksi yang ditargetkan dalam APBD. Peningkatan

pendapatan Kabupaten Kerinci seiring dengan peningkatan pendapatan yang

diperoleh semua pos pendapatan baik melalui Pendapatan Asli Daerah (PAD),

dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah.

Kontribusi terbesar pendapatan dalam pendapatan APBD Kabupaten

Kerinci selama lima tahun bersumber dari pos dana perimbangan yang setiap

tahunnya mengalami trend naik. Begitu juga dengan belanja daerah APBD

Kabupaten Kerinci setiap tahun mengalami trend kenaikan. Belanja terbesar

APBD Kabupaten Kerinci selama lima tahun adalah Belanja Tidak Langsung.

(8)

Tabel. 9.1.

Perkembangan Pendapatan Daerah Kabupaten Kerinci dalam 5 Tahun Terakhir

PENDAPATAN

633.399.288.265,49 100,00 712.596.600.939,83 100,00 941.483.353.323,81 100,00 744.149.387.321,80 100,00 926.363.649.264,00 100,00

PAD 34.938.998.837,66 5,52 32.017.316.681,33 4,49 80.201.122.274,86 8,52 40.802.500.000,00 5,48 59.877.570.740,00 6,46

Pajak Daerah 3.956.736.916,05 0,62 6.163.363.978,84 0,86 18.351.665.626,00 1,95 8.883.700.000,00 1,19 10.952.500.000,00 1,18

Restribusi Daerah 2.588.417.923,00 0,41 3.163.056.904,00 0,44 5.360.407.171,00 0,57 4.815.085.933,00 0,65 3.532.100.000,00 0,38

Hasil Pengolahan Kekayaan Daerah yang dipisahkan

5.860.652.682,87 0,93 3.127.570.558,24 0,44 3.895.734.057,37 0,41 5.860.000.000,00 0,79 7.542.202.465,00 0,81

Lain-lain PAD 22.533.191.315,74 3,56 19.563.325.240,25 2,75 52.593.315.420,49 5,59 21.243.714.067,00 2,85 37.850.768.275,00 4,09

PENDAPATAN TRANSFER

595.792.311.887,83 94,06 671.687.802.778,50 94,26 856.915.157.318,95 91,02 703.346.887.321,80 94,52 866.486.078.524,00 93,54

Transfer

Pemerintah Pusat - Dana

Perimbangan

498.122.506.258,83 78,64 590.445.961.018,00 82,86 714.327.809.235,00 75,87 666.485.907.407,80 89,56 679.584.608.062,00 73,36

Dana Bagi Hasil 19.679.571.903,00 3,11 19.391.340.941,00 2,72 58.409.352.815,00 6,20 70.634.342.407,80 9,49 67.341.011.062,00 7,27

Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (SDA)

60.477.873.355,83 9,55 71.903.292.077,00 10,09 77.910.276.420,00 8,28 - 0,00 - 0,00

Dana Alokasi Umum

369.050.561.000,00 58,27 442.627.808.000,00 62,11 523.680.270.000,00 55,62 545.365.585.000,00 73,29 550.843.627.000,00 59,46

Dana Alokasi Khusus

48.914.500.000,00 7,72 56.523.520.000,00 7,93 54.327.910.000,00 5,77 50.485.980.000,00 6,78 61.399.970.000,00 6,63

(9)

Pemerintah Kabupaten Kerinci

17.548.034.469,00 2,77 22.861.367.760,50 3,21 67.383.445.083,95 7,16 36.860.979.914,00 4,95 16.000.000.000,00 1,73

Pendapatan Bagi Hasil Pajak

17.548.034.469,00 2,77 22.861.367.760,50 3,21 30.310.926.000,00 3,22 20.860.979.914,00 2,80 16.000.000.000,00 1,73

(10)

1. Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Kerinci yang bersumber dari

pajak daerah, retribusi daerah dan penerimaan hasil perusahaan selama

kurun waktu Tahun 2011 – 2015 secara umum mengalami peningkatan dari

awal tahun 2011 sebesar Rp. 633.399.288.265,49 dan pada tahun 2015

sebesar Rp. 926.363.649.264,00.

2. Dana Perimbangan

Proporsi dana perimbangan terhadap APBD Kabupaten Kerinci dari Tahun

2011 sampai dengan Tahun 2015 berkisar di antara angka 73,36 – 89,56 %.

3. Lain-lain Pendapatan yang Sah

Jenis lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah untuk menganggarkan

penerimaan daerah yang tidak termasuk dalam jenis pajak daerah,

retribusi daerah, dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan

dirinci menurut obyek pendapatan yang mencakup seperti berikut :

a. hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan; b. jasa giro;

c. pendapatan bunga;

d. penerimaan atas tuntutan ganti kerugian daerah;

e. penerimaan komisi, potongan ataupun bentuk lain dari akibat dari penjualan dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh daerah; f. penerimaan keuntungan dari selisih nilai tukar rupiah terhadap mata

uang asing;

g. pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan;

h. pendapatan denda pajak; i. pendapatan denda retribusi;

j. pendapatan hasil eksekusi atas jaminan; k. pendapatan dari pengembalian;

l. fasilitas sosial dan fasilitas umum;

(11)

Pemerintah Kabupaten Kerinci

Dinas Pekerjaan Umum

Bab 9 - 11

Tabel. 9.2.

Perkembangan Belanja Daerah Kabupaten Kerinci dalam 5 Tahun Terakhir

BELANJA DAERAH Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

Rp. % Rp. % Rp. % Rp. % Rp. %

TOTAL BELANJA DAERAH 651.638.048.600,21 100,00 720.505.099.980,29 100,00 796.337.130.989,66 100,00 941.533.229.188,84 100,00 976.909.911.410,00 100,00 Belanja Tidak Langsung 479.232.087.666,21 73,54 528.578.826.139,29 73,36 596.445.790.750,66 74,90 547.201.487.533,00 58,12 559.163.505.233,00 57,24 Belanja Pegawai 331.693.061.687,14 50,90 383.139.259.701,00 53,18 403.798.607.296,00 50,71 490.047.433.533,00 52,05 490.047.433.533,00 50,16

Belanja Langsung 172.405.960.934,00 26,46 191.926.273.841,00 26,64 199.891.340.239,00 25,10 394.331.741.655,84 41,88 417.746.406.177,00 42,76

(12)

Struktur belanja dalam APBD Kabupaten Kerinci pada tahun anggaran

2011 – 2015 struktur belanja terdiri dari Belanja Tidak Langsung dan Belanja

Langsung.

1. Belanja Tidak Langsung, merupakan belanja yang dianggarkan tidak

terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, seperti

berikut.

a. Belanja Pegawai dalam bentuk gaji dan tunjangan, tambahan

penghasilan pegawai, penerimaan lainnya pimpinan dan Anggota DPRD

serta Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dan Biaya Pemungutan Pajak

Daerah.

b. Belanja Bunga digunakan untuk pembayaran bunga atas pinjaman

Pemerintah Daerah kepada pihak lainnya.

c. Subsidi, digunakanuntuk menganggarkan bantuan biaya produksi kepada

perusahaan/lembaga tertentu agar harga jual produksi/jasa yang

dihasilkan dapat terjangkau oleh masyarakat banyak.

d. Belanja Hibah, yaitu pemberian hibah untuk penyelenggaraan program

dan kegiatan yang bersifat cross cutting issue.

e. Bantuan Sosial, yaitu bantuan sosial organisasi kemasyarakatan antara

lain bantuan keagamaan, pendidikan, kemasyarakatan, pengadaan

pangan dan bantuan partai politik.

f. Belanja tak Terduga, untuk kegiatan yang sifatnya tidak bisa atau

diharapkan tidak terulang.

Untuk Belanja Tidak Langsung APBD Kabupaten Kerinci dari Periode tahun

2011-2015 mengalami peningkatan. Pada tahun 2011 Belanja Tidak

Langsung APBD Kabupaten Kerinci sebesar Rp. 479.232.087.666,21 dan

pada tahun 2015 sebesar Rp . 559.163.505.233,00.

2. Belanja Langsung, merupakan belanja yang dianggarkan terkait langsung

dengan program dan kegiatan, seperti berikut.

a. Belanja Pegawai, belanja pegawai, untuk pengeluaran honorarium PNS,

(13)

Pemerintah Kabupaten Kerinci

Dinas Pekerjaan Umum

Bab 9 - 13

b. Belanja Barang dan Jasa, belanja barang dan jasa, untuk pengeluaran

bahan habis pakai, bahan material, jasa kantor, premi asuransi,

perawatan kendaraan bermotor, cetak dan penggandaan, sewa alat

berat, sewa perlengkapan, sewa perlengkapan dan alat kantor, makanan

dan minuman, pakaian dinas dan atributnya, pakaian kerja, pakaian

khusus, perjalanan dinas, beasiswa pendidikan PNS, kursus, pelatihan,

sosialisasi dan bimbingan teknis perjalanan pindah tugas dan lain

sebagainya.

c. Belanja Modal, untuk pengeluaran pengadaan tanah, alat-alat berat,

alat-alat angkutan di darat bermotor, alat-alat angkutan darat tidak

bermotor, alat-alat angkutan di air bermotor, alat-alat angkutan di air

tidak bermotor, alat-alat bengkel, alat-alat pengolahan pertanian dan

peternakan, peralatan kantor, perlengkapan kantor, komputer dan

lain-lain.

Untuk Belanja Langsung APBD Kabupaten Kerinci dari Periode tahun

2011-2015 mengalami peningkatan. Pada tahun 2011 Belanja Langsung APBD

Kabupaten Kerinci sebesar Rp. 172.405.960.934,00 dan pada tahun 2015

(14)

Tabel. 9.3.

Perkembangan Pembiayaan Daerah Kabupaten Kerinci dalam 5 Tahun Terakhir

PEMBIAYAAN DAERAH Tahun

89.162.398.346,69 100,00 64.351.389.964,75 100,00 50.595.890.924,29 100,00 55.305.508.702,77 100,00 58.088.464.600,00 100,00

Penggunaan SILPA 89.098.798.346,69 99,93 64.351.389.964,75 100,00 50.595.890.924,29 100,00 55.305.508.702,77 100,00 58.088.464.600,00 100,00

Pencairan Dana

6.572.248.047,22 100,00 5.847.000.000,00 100,00 11.709.000.000,00 100,00 5.860.000.000,00 100,00 7.542.202.465,00 100,00

Pembentukan Dana

5.860.000.000,00 89,16 5.847.000.000,00 100,00 11.709.000.000,00 100,00 5.860.000.000,00 77,70 7.542.202.465,00 100,00

(15)

Pemerintah Kabupaten Kerinci

Dinas Pekerjaan Umum

Bab 9 - 15 Pembiayaan daerah, semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan

atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang

bersangkutan maupun pada tahun anggaran berikutnya. Pembiayaan daerah

terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan sebagai

berikut :

a. SILPA tahun anggaran sebelumnya;

b. pencairan dana cadangan;

c. hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan;

d. penerimaan pinjaman daerah;

e. penerimaan kembali pemberian pinjaman;

f. penerimaan piutang daerah;

g. penerimaan kembali penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah;

dan

h. penerimaan kembali dana talangan.

Dari periode tahun 2011-2015 penerimaan pembiayaan Kabupaten

Kerinci pada tahun 2011 sebesar Rp. 89.162.398.346,69 dan pada tahun 2015

sebesar Rp. 58.088.464.600,00.

Pengeluaran pembiayaan sebagai berikut :

a. pembentukan dana cadangan;

b. penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah;

c. pembayaran pokok utang;

d. pemberian pinjaman daerah;

e. pembayaran utang belanja;

f. pemberian dana talangan; dan

g. SILPA tahun berkenaan.

Dari periode tahun 2011-2015 penerimaan pembiayaan Kabupaten

Kerinci pada tahun 2011 sebesar Rp. 6.572.248.047,22 dan pada tahun 2015

(16)

9.3.

Profil Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya

Setelah APBD secara umum dibahas, maka perlu dikaji berapa besar

investasi pembangunan khusus bidang Cipta Karya di daerah tersebut selama

3-5 tahun terakhir yang bersumber dari APBN, APBD, perusahaan daerah dan

masyarakat/swasta.

9.3.1. Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber

Dari APBN dalam 5 Tahun Terakhir

Meskipun pembangunan infratruktur permukiman merupakan tanggung

jawab Pemda, Ditjen Cipta Karya juga turut melakukan pembangunan

infrastruktur sebagai stimulan kepada daerah agar dapat memenuhi SPM.

Setiap sektor yang ada di lingkungan Ditjen Cipta Karya menyalurkan dana ke

daerah melalui Satuan Kerja Non Vertikal (SNVT) sesuai dengan peraturan

yang berlaku (Permen PU No. 14 Tahun 2011). Data dana yang dialokasikan

pada suatu kabupaten/kota perlu dianalisis untuk melihat trend alokasi

anggaran Ditjen Cipta Karya dan realisasinya di daerah tersebut. Berikut

(17)

Pemerintah Kabupaten Kerinci

Dinas Pekerjaan Umum

Bab 9 - 17

Tabel. 9.4.

APBN Cipta Karya di Kabupaten Kerinci dalam 5 Tahun Terakhir Tahun 2010 - 2014

Sektor Tahun (Rp.)

2010 2011 2012 2013 2014

Pengembangan Air Minum - 8.990.775.000,00 6.269.405.000,00 - -

Pengembangan PPLP - 759.852.000,00 - 801.400.000,00 -

Pengembangan Permukiman 750.000.000,00 - - 7.000.000.000,00 3.633.389.000,00

Penataan Bangunan dan Lingkungan 2.630.109.000,00 486.900.000,00 - - -

(18)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Alokasi dana APBN Bidang Cipta

Karya pada tahun 2010 sebesar Rp. 3.380.109.000,00 dengan alokasi terbesar

pada Sektor Pengembangan Permukiman sebesar Rp. 750.000.000,00; dan

pada Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan sebesar Rp.

2.630.109.000,00.

Alokasi dana APBN Bidang Cipta Karya pada tahun 2011 sebesar Rp.

10.237.527.000,00 dengan alokasi terbesar pada Sektor Air Minum sebesar Rp.

8.990.775.000,00; pada sektor Penyehatan Lingkungan Permukiman sebesar

Rp. 759.852.000,00; dan pada Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan

sebesar Rp. 486.900.000,00.

Pada Tahun 2012 Alokasi dana APBN Bidang Cipta Karya mengalami

penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu sebesar Rp.

6.269.405.000,00 dengan alokasi hanya pada Sektor Air Minum sebesar Rp.

6.269.405.000,00.

Pada Tahun 2013 Kabupaten Kerinci mendapat Alokasi dana APBN

Bidang Cipta Karya sebesar Rp. 7.801.400.000,00 yang jika dibandingkan tahun

sebelumnya mengalami kenaikan dengan alokasi terbesar pada Sektor

Pengembangan Permukiman sebesar Rp. 7.000.000.000,00; pada sektor

Penyehatan Lingkungan Permukiman sebesar Rp. 801.400.000,00.

Jika dilihat dari Tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 alokasi APBN

Bidang Cipta Karya yang diperoleh Kabupaten Kerinci mengalami penurunan

2011 ke 2012, kembali mengalami kenaikan pada tahun 2013 dan kembali

mengalami penurunan pada tahun 2014 yang hanya sebesar Rp.

3.633.389.000,00 yang dialokasikan hanya untuk 1 Sektor yaitu hanya untuk

sektor Pengembangan Permukiman.

Di samping Alokasi APBN yang disalurkan Ditjen Cipta Karya kepada

Kabupaten/Kota melalui Satker-satker di Provinsi dan Kabupaten/Kota, untuk

mendukung pendanaan pembangunan infrastruktur permukiman juga

(19)

Pemerintah Kabupaten Kerinci

Dinas Pekerjaan Umum

Bab 9 - 19 APBN yang dialokasikan ke daerah tertentu dengan tujuan mendanai kegiatan

khusus yang merupakan urusan daerah sesuai prioritas nasional.

Prioritas nasional yang terkait dengan bidang Cipta Karya adalah

pembangunan air minum dan sanitasi. DAK Air Minum digunakan untuk

memberikan akses pelayanan sistem penyediaan air minum kepada

masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan kumuh perkotaan dan di

perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan. Sedangkan DAK

Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitasi (air limbah,

persampahan, dan drainase) yang layak skala kawasan kepada masyarakat

berpenghasilan rendah di perkotaan yang diselenggarakan melalui proses

pemberdayaan masyarakat. Besar DAK ditentukan oleh Kementerian Keuangan

berdasarkan Kriteria Umum, Kriteria Khusus dan Kriteria Teknis. Dana DAK ini

perlu dilihat alokasi dalam 5 tahun terakhir sehingga bisa dianalisis

perkembangannya. Perkembangan DAK Bidang Cipta Karya 5 tahun terakhir

(20)

Tabel. 9.5.

Perkembangan DAK Bidang Cipta Karya Kabupaten Kerinci dalam 5 Tahun Terakhir Tahun 2010 - 2014

Jenis DAK Tahun (Rp.)

2010 2011 2012 2013 2014

DAK Air Minum 846.333.000,00 916.100.000,00 1.417.312.000,00 1.102.800.000,00 1.341.267.000,00

DAK Sanitasi 687.556.000,00 736.100.000,00 878.730.000,00 855.000.000,00 1.335.867.000,00

(21)

Pemerintah Kabupaten Kerinci

Dinas Pekerjaan Umum

Bab 9 - 21 Jika dilihat dari tabel diatas Kabupaten Kerinci dari tahun 2010 sampai

dengan tahun 2014 selalu mendapatkan alokasi DAK Bidang Cipta Karya sub

bidang air minum dan sub bidang sanitasi. Secara umum alokasi DAK Bidang

Cipta Karya yang dianggarkan untuk Kabupaten Kerinci dari tahun 2010 sampai

dengan 2014 bisa dikatakan terjadi peningkatan, hanya pada tahun 2013

terjadi penurunan namun meningkat kembali pada tahun 2014.

Pada tahun 2010 Kabupaten Kerinci mendapatkan alokasi DAK Bidang

Cipta Karya sebesar Rp. 1.533.889.000,00, dari besaran tersebut pembagian

untuk sub bidang air minum sebesar Rp. 846.333.000,00 dan sub bidang

sanitasi sebesar Rp. 687.556.000,00. Untuk tahun 2011 alokasi DAK Bidang

Cipta Karya yang dianggarkan untuk Kabupaten Kerinci mengalami

peningkatan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu sebesar Rp.

1.652.200.000,00. Dari besaran tersebut terbagi menjadi sebesar Rp.

916.100.000,00 untuk sub bidang air minum dan Rp. 736.100.000,00 untuk

sub bidang sanitasi.

Alokasi anggaran DAK Bidang Cipta Karya sebesar Rp. 2.296.042.000,00

untuk tahun 2012 yang terbagi Rp. 1.417.312.000,00 untuk sub bidang air

minum dan Rp. 878.730.000,00 untuk sub bidang sanitasi. Untuk tahun 2013

alokasi anggaran DAK Bidang Cipta Karya terjadi penurunan dari tahun

sebelumnya menjadi Rp. 1.957.800.000,00 dengan pembagian Rp.

1.102.800.000,00 untuk sub bidang air minum dan Rp. 855.000.000,00 untuk

sub bidang sanitasi. Pada tahun 2014 alokasi DAK Bidang Cipta Karya kembali

meningkat menjadi sebesar 2.677.134.000,00 dengan pembagian Rp.

1.341.267.000,00 untuk sub bidang air minum dan Rp. 1.335.867.000,00

(22)

9.3.2. Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber

dari APBD dalam 4 Tahun Terakhir

Pemerintah Kabupaten/Kota memiliki tugas untuk membangun

prasarana permukiman di daerahnya. Untuk melihat upaya pemerintah daerah

dalam melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya perlu dianalisis

proporsi belanja pembangunan Cipta Karya terhadap total belanja daerah

dalam 3-5 tahun terakhir. Proporsi belanja Cipta Karya meliputi pembangunan

infrastruktur baru, operasional dan pemeliharaan infrastruktur yang sudah

ada. Untuk melihat Proporsi belanja Cipta Karya di Kerinci dapat dilihat pada

(23)

Pemerintah Kabupaten Kerinci

Dinas Pekerjaan Umum

Bab 9 - 23

Tabel. 9.6.

Perkembangan Alokasi APBD II untuk Pembangunan Bidang Cipta Karya Kabupaten Kerinci dalam 4 Tahun Terakhir

SEKTOR Tahun

2011 2012 2013 2014

Rp. % Rp. % Rp. % Rp. %

Pengembangan Air Minum

- 0,00 - 0,00 - 0,00 - 0,00

Pengembangan PPLP 10.427.990.000,00 1,60 5.478.440.000,00 0,76 6.707.170.000,00 0,84 1.923.780.000,00 0,00

Pengembangan Permukiman

- 0,00 - 0,00 - 0,00 - 0,00

Penataan Bangunan dan Lingkungan

- 0,00 - 0,00 - 0,00 - 0,00

(24)

Dari tabel diatas dapat pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2014

total APBD II Kabupaten Kerinci berturut-turut sebesar Rp.

651.638.048.600,21, Rp. 720.505.099.980,29, Rp. 796.337.130.989,66 dan

941.533.229.188,84; dengan alokasi dana selama 4 tahun berturut-turut hanya

untuk sektor Penyehatan Lingkungan Permukiman yaitu sebesar Rp.

10.427.990.000,00 untuk tahun 2011, Rp. 5.478.440.000,00 untuk tahun 2012,

Rp. 6.707.170.000,00 untuk tahun 2013 dan Rp. 1.923.780.000,00 untuk tahun

2014.

Dari data diatas dapat disimpulkan Anggaran Keciptakaryaan yang

dialokasi oleh APBD II untuk 4 sektor yang terkait dengan pendanaan yang

bersumber dari APBN yaitu sektor Air Minum, Penyehatan Lingkungan

Permukiman, Penataan Bangunan dan Lingkungan dan Pengembangan

Permukiman masih sangat kecil sekali. Jika diambil rata-rata pertahun hanya

(25)

Pemerintah Kabupaten Kerinci

Dinas Pekerjaan Umum

Bab 9 - 25

Tabel. 9.7.

Perkembangan Alokasi APBD I untuk Pembangunan Bidang Cipta Karya Kabupaten Kerinci dalam 4 Tahun Terakhir

SEKTOR Tahun

2011 2012 2013 2014

Rp. Rp. Rp. Rp.

Pengembangan Air Minum 830.000.000,00 1.550.000.000,00 4.582.000.000,00 4.555.000.000,00

Pengembangan PPLP - - - -

Pengembangan Permukiman

- 35.000.000,00 - -

Penataan Bangunan dan Lingkungan

100.000.000,00 - - 837.500.000,00

(26)

Dari Tabel diatas dapat dilihat dari rentang tahun 2011 sampai dengan

2014 Anggaran yang bersumber dari APBD I yang dialokasikan untuk Bidang

Cipta Karya di Kabupaten Kerinci sangat minim sekali, yang selalu ada hanya

untuk sektor Air Minum dengan rincian sebesar Rp. 830.000.000,00 pada

tahun 2011, sebesar Rp. 1.550.000.000,00 pada tahun 2012, sebesar Rp.

4.582.000.000,00 pada tahun 2013. dan sebesar Rp. 4.555.000.000,00 pada

tahun 2014. Sedangkan untuk sektor lainnya hanya pada sektor Penataan

Bangunan dan Lingkungan yaitu pada tahun 2011 sebesar Rp. 100.000.000,00

dan Rp. 837.500.000,00 pada tahun 2014. Serta sektor Pengembangan

Permukiman sebesar Rp. 35.000.000,00 pada tahun 2012.

Selain itu, pemerintah daerah juga didorong untuk mengalokasikan

Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) sebagai dana pendamping kegiatan

APBN di kabupaten/kota. DDUB ini menunjukan besaran komitmen pemerintah

daerah dalam melakukan pembangunan bidang Cipta Karya. Mengenai hal

(27)

Pemerintah Kabupaten Kerinci

Dinas Pekerjaan Umum

Bab 9 - 27

Tabel. 9.8.

Perkembangan DDUB Kabupaten Kerinci dalam 4 Tahun Terakhir

SEKTOR Tahun

2011 2012 2013 2014

Alokasi APBN DDUB Alokasi APBN DDUB Alokasi APBN DDUB Alokasi APBN DDUB

Pengembangan Air Minum

8.990.775.000,00 830.000.000,00 6.269.405.000,00 1.550.000.000,00 - 4.582.000.000,00 - 4.555.000.000,00

Pengembangan PPLP

759.852.000,00 10.427.990.000,00 - 5.478.440.000,00 801.400.000,00 6.707.170.000,00 - 1.923.780.000,00

Pengembangan Permukiman

- - - 35.000.000,00 7.000.000.000,00 - 3.633.389.000,00 -

Penataan Bangunan dan Lingkungan

486.900.000,00 100.000.000,00 - - - - - 837.500.000,00

(28)

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pada tahun 2011 dari total

alokasi APBN untuk Kabupaten Kerinci sebesar Rp. 10.237.527.000,00 yang

terdiri dari; Rp. 8.990.775.000,00 sektor Air Minum, Rp. 759.852.000,00 dari

sektor Penyehatan Lingkungan Permukiman dan sebesar Rp. 486.900.000,00

dari sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan. DDUB yang dialokasikan untuk

tahun ini sebesar Rp. 830.000.000,00 untuk sektor Air Minum, Rp.

10.427.990.000,00 untuk Sektor Penyehatan Lingkungan Permukiman, dan Rp.

100.000.000,00 untuk Penataan Bangunan dan Lingkungan.

Pada tahun 2012 dari total alokasi APBN untuk Kabupaten Kerinci

sebesar Rp. 6.269.405.000,00 yang hanya dialokasi untuk sektor Air Minum.

Namun DDUB yang dialokasikan melebihi alokasi yang diberikan oleh APBN

dan dialokasi untuk 3 (tiga) Sektor yaitu Rp. 1.550.000.000,00 untuk sektor Air

Minum, Rp. 5.478.440.000,00 untuk Sektor Penyehatan Lingkungan

Permukiman, dan Rp. 35.000.000,00 untuk Pengembangan Permukiman.

Pada tahun 2013 dari total alokasi APBN untuk Kabupaten Kerinci

sebesar Rp. 7.801.400.000,00 yang hanya dialokasikan untuk 2 (dua) Sektor

yaitu: Rp. 801.400.000,00 untuk sektor Penyehatan Lingkungan Permukiman

dan Rp. 7.000.000.000,00 untuk sektor Pengembangan Permukiman. DDUB

yang dialokasikan juga terdiri dari 2 (dua) sektor yaitu Rp. 4.582.000.000,00

untuk sektor Air Minum dan Rp. 6.707.170.000,00 untuk sektor Penyehatan

Lingkungan Permukiman.

Dan Pada tahun 2014 dari total alokasi APBN untuk Kabupaten Kerinci

sebesar Rp. 3.633.389.000,00 yang hanya dialokasi untuk sektor

Pengembangan Permukiman. Namun DDUB yang dialokasikan dari 3 (tiga)

sektor yaitu Rp. 4.555.000.000,00 untuk sektor Air Minum, Rp.

1.923.780.000,00 untuk sektor Penyehatan Lingkungan Permukiman, dan Rp.

(29)

Pemerintah Kabupaten Kerinci

Dinas Pekerjaan Umum

Bab 9 - 29

9.4.

Proyeksi dan Rencana Investasi Bidang Cipta Karya

Untuk melihat kemampuan keuangan daerah dalam melaksanakan

pembangunan bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan (sesuai jangka

waktu RPI2-JM) maka dibutuhkan analisis proyeksi perkembangan APBD.

9.4.1. Proyeksi APBD Kabupaten Kerinci 5 tahun ke depan

Proyeksi APBD Kabupaten Kerinci dalam lima tahun ke depan dilakukan

dengan melakukan perhitungan regresi terhadap kecenderungan APBD dalam

lima tahun terakhir menggunakan asumsi atas dasar trend historis. Setelah

diketahui pendapatan dan belanja maka diperkirakan alokasi APBD terhadap

bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan dengan asumsi proporsinya

(30)

Tabel. 9.9.

Proyeksi APBD Kabupaten Kerinci 5 tahun ke depan

Komponen APBD

Realisasi Persentase

Pertumbuhan

Proyeksi

Y-2 Y-1 Y-0 Y1 Y2 Y3 Y4 Y5

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Pendapatan Asli Daerah

80.201.122.274,86 40.802.500.000,00 59.877.570.740,00 -0,01 59.877.570.739,99 59.877.570.739,98 59.877.570.739,96 59.877.570.739,95 59.877.570.739,94

Dana Perimbangan

856.915.157.318,95 703.346.887.321,80 866.486.078.524,00 0,03 866.486.078.524,03 866.486.078.524,05 866.486.078.524,08 866.486.078.524,11 866.486.078.524,13

DBH 58.409.352.815,00 70.634.342.407,80 29.805.279.762,00 -0,18 29.805.279.761,82 29.805.279.761,63 29.805.279.761,45 29.805.279.761,26 29.805.279.761,08

DAU 523.680.270.000,00 545.365.585.000,00 550.843.627.000,00 0,03 550.843.627.000,03 550.843.627.000,05 550.843.627.000,08 550.843.627.000,10 550.843.627.000,13

DAK 54.327.910.000,00 50.485.980.000,00 61.399.970.000,00 0,07 61.399.970.000,07 61.399.970.000,15 61.399.970.000,22 61.399.970.000,29 61.399.970.000,36

Lain-Lain Pendapatan Yang Sah

30.310.926.000,00 20.860.979.914,00 16.000.000.000,00 -0,27 15.999.999.999,73 15.999.999.999,46 15.999.999.999,18 15.999.999.998,91 15.999.999.998,64

Total APBD 967.427.205.593,81 765.010.367.235,80 942.363.649.264,00 0,01 942.363.649.263,74 942.363.649.263,48 942.363.649.263,23 942.363.649.262,97 942.363.649.262,71

(31)

Pemerintah Kabupaten Kerinci

Dinas Pekerjaan Umum

Bab 9 - 31 Berdasar tabel hitungan Proyeksi Proyeksi Pendapatan APBD Kabupaten

Kerinci dalam 5 Tahun ke Depan diatas dan trend peningkatan alokasi dana

untuk Bidang Cipta Karya dari APBD Kabupaten Kerinci dapat diketahui

perkiraan kemampuan APBD Kabupaten Kerinci dalam pendanaan Bidang Cipta

Karya untuk 5 tahun kedepan berkisar antara Rp. 18.000.000.000,00 sampai

Rp. 19.000.000.000,00 pertahunnya.

9.5.

Analisis

Keterpaduan

Strategi

Peningkatan

Investasi

Pembangunan Bidang Cipta Karya

Sebagai kesimpulan dari analisis aspek pembiayaan, dilakukan analisis

tingkat ketersediaan dana yang ada untuk pembangunan bidang infrastruktur

Cipta Karya yang meliputi sumber pemerintah pusat, pemerintah daerah,

perusahaan daerah, serta dunia usaha dan masyarakat. Kemudian, perlu

dirumuskan strategi peningkatan investasi pembangunan bidang Cipta Karya

dengan mendorong pemanfaatan pendanaan dari berbagai sumber.

9.5.1. Analisis Kemampuan Keuangan Daerah Kabupaten Kerinci

Bila dilihat dari trend alokasi dana yang bersumber dari APBN dari

tahun-tahun sebelumnya Kabupaten Kerinci pertahunnya bisa mendapatkan

alokasi dana yang bersumber dari APBN untuk kegiatan keciptakaryaan

berkisar anatara Rp. 3.380.109.000,00 sampai dengan Rp. 10.237.527.000,00

atau jika ditarik rata-rata dapat diasumsikan Kabupaten Kerinci bisa

mendapatkan alokasi APBN berkisar Rp. 6.264.366.000,00 pertahunya. Dan

melihat dari hitungan proyeksi kemampuan APBD Kabupaten Kerinci untuk

lima tahun kedepan pada pembahasan sebelumnya APBD Kabupaten Kerinci

mempunyai kemampuan untuk mendanai Infrastruktur Bidang Cipta Karya

berkisar Rp. 18.000.000.000,00. Selain itu dalam mendanai Infrastruktur

Bidang Cipta Karya Kabupaten Kerinci juga bisa mendapatkan dana yang

bersumber dari APBD Provinsi Jambi dan untuk selanjutnya bisa diusahakan

dari sektor swasta salah satunya melalui program CSR perusahaan-perusahaan

(32)

9.5.2. Strategi Peningkatan Investasi Bidang Cipta Karya

Untuk lebih meningkankan investasi bidang Cipta Karya Dalam

Kebijakan keuangan Daerah Kerinci periode tahun 2016 - 2020 diarahkan

untuk mengoptimalkan penerimaan daerah baik yang bersumber dari

Pendapatan Asli Daerah (PAD), maupun dana perimbangan serta penerimaan

pembiayaan.

Berdasarkan data historis keuangan daerah tersebut, maka kebijakan

keuangan Kabupaten Kerinci selama periode tahun 2016 - 2020 diarahkan

pada hal-hal berikut:

1. Mengintensifkan penerimaan daerah yang bersumber dari Pendapatan

Asli Daerah (PAD) baik pajak, retribusi dan pendapatan lain yang sah.

2. Menggali dan mengembangkan potensi sumber-sumber pendapatan asli

daerah yang baru dan yang sah.

3. Mengupayakan peningkatan penerimaan dari dana perimbangan,

terutama yang bersumber dari dana bagi hasil pengelolaan sumberdaya

alam yang selama ini dirasakan kurang adil dan membantu pemerintah

pusat dalam melakukan pemungutan dana bagi hasil pajak di daerah.

4. Terus mengupayakan tersedianya Dana Alokasi Khusus Bidang Cipta

Gambar

Tabel. 9.1.  Perkembangan Pendapatan Daerah Kabupaten Kerinci  dalam 5 Tahun Terakhir
Tabel. 9.2.  Perkembangan Belanja Daerah Kabupaten Kerinci dalam 5 Tahun Terakhir
Tabel. 9.3.Perkembangan Pembiayaan Daerah Kabupaten Kerinci dalam 5 Tahun Terakhir
Tabel. 9.4. APBN Cipta Karya di Kabupaten Kerinci dalam 5 Tahun Terakhir Tahun 2010 - 2014
+6

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari perhitungan ini adalah untuk mengetahui efek yang terjadi pada sistem perpipaan apabila dikenakan gaya reaksi akibat beroperasinya safety valve apakah

NB : bagi yang tidak mendapatkan tugas sebagai penanggung jawab ataupun petugas pada waktu acara diharapkan membantu petugas dan penanggung jawab pada jalannya acara

Indikator Ketertarikan dengan Produk, Ketertarikan terhadap Warna Logo, Ketertarikan terhadap Icon Logo dan Ketertarikan terhadap Tipografi Logo masuk pada faktor 1, karena

Maka tanggungan pembayaran tersebut merupakan hutang yang harus dibayar oleh mustary (nasabah), dan bank syariah menggunakan prinsip kehati- hatian dengan mengenakan

Loc.cit,. Sugiyono, Metode Penelitian Menejemen, hlm.. induktif, jadi tidak dipengaruhi oleh konsep atau pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif membuka kemungkinan

Dalam penelitian ini yang digunakan dalam menganalisa data yang sudah diperoleh adalah dengan cara menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh kontribusi peserta, claim , dan hasil investasi secara simultan dan parsial terhadap surplus

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kecemasan dalam menghadapi obesitas pada remaja putri, tetapi dalam penelitian ini yang ingin diteliti adalah faktor citra