• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran guru dalam meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam di SDIT Muhammadiyah Gunung Terang Kecamatan Langkapura Bandar Lampung. - Raden Intan Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Peran guru dalam meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam di SDIT Muhammadiyah Gunung Terang Kecamatan Langkapura Bandar Lampung. - Raden Intan Repository"

Copied!
173
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS

Diajukan Kepada Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) Oleh

Asep Bambang Susanto

NPM :1522010119

Pembimbing I : Prof. Dr. Idham Kholid, M.Ag. Pembimbing II : Dr. Nasir, S. Pd., M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PROGRAM PASCASARJANA

(2)

Nama

: AseP Bambang Susanto

NPM

: 15220101 19

Program

Str,rdi

: Pendidikan Agama Islam

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang berjudul "PERAN GURU

PAI DALAM MBNINGKATKAN MINAT BE,LAJAR SISWA PADA MATA

PIILA.IAR-AN PBNDTDTKAN AGAMA ISLAM DI SDIT MUHAMMADIYAH

GUNLNG TERANG KECAMATAN LANGKAPURA BANDAR LAMPLING" adalah benar-benar asli hasil karya saya, kecuali yang disebutkan sumbernya'

Apabila terdapat kesalahan clal kekeliruan sepenlrhnya menjadi tanggung jawab sava"

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya'

Bandar lampung, 20 Februari20lT Yang menyatakan,

iii

(3)

iv

didiknya dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Akan tetapi sebaliknya jika guru kurang memiliki kompetensi, maka akan menimbulkan hambatan dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas, karena guru tersebut akan dihadapkan pada situasi dan kondisi yang kurang kondusif, karena para siswa yang memiliki sikap dan perilaku yang heterogen dalam menerima pelajaran. Untuk itu peran seorang guru Pendidikan Agama Islam turut serta memberikan pencerahan bagi peserta didiknya di sekolah. Dari beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat prestasi siswa dan hal itu turut menentukan berhasil tidaknya siswa dalam proses belajar mengajar selain peran guru, adalah minat belajar siswa. Dalam kegiatan belajar mengajar, minat adalah kecenderungan seseorang terhadap obyek atau suatu kegiatan yang digemari disertai perasaan senang, adanya perhatian dan keaktifan untuk berbuat.

Dalam penelitian ini peneliti mendapati sesuatu yang berbeda/unik disalah satu sekolah di Kecamatan Langkapura yaitu SDIT Muhammadiyah Gunung Terang, guru melaksanakan perannya dengan porsi yang tidak sama dengan sekolah lainnya dan minat peserta didik baik. Untuk memudahkan penelitian ini, maka sebagai rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDIT Muhammadiyah Gunung Terang Kecamatan Langkapura Bandar Lampung?”

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami tentang peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan minat belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, yang berlokasi di SDIT Muhammadiyah Gunung Terang Kecamatan Langkapura Bandar Lampung. Peneliti melakukan wawancara terstruktur maupun wawancara tidak terstruktur dengan para nara sumber (guru-guru Pendidikan Agama Islam) dengan didukung oleh data dokumentasi dan observasi secara langsung.

(4)

PERSETt.l.ItiAf.{

Judul fesis

Nama lv{ahasisrva

NPM

Prograrn Studi

:

PEI{AN CUR[-; PAI DAI.AM I.{ENINGKA-IKAN MINAT

BELA.]AR SIS\1'A

PAt]A

NTAI'A

PELAJARAN

PENDIDIKAN

AGAIv,IA

ISLAM DI

SDIT

.1,1 [ ] t I A M MA ll I 1' A I I C I iN I i: .N G

-f

ERANG K ECA MATAN

LAI JCL{}'}LiR;\ BANDA R I-AiUP{ IN{i

:

Asep Bambang Susanto

:

l5120l0t l9

:

Pendidikan Asama Islam

'I'elah disetu-iui untr:k diajukan dafam tertutup pada Pragrarn Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung.

,1,

NIIP. 19601 i r969M0520090r 1003

Ketua Progra::n Tarhi;"ah

a

NtP. r955012 r 1 1003

(5)

PfiO€RAttfl ?ASCA SAfiIAlI& {PPs}

Alarnat: Jl. Yulius Usman Labuhanratu Telg. {s72x} 787392, Fax {0721} 7E739? Bandar Lamoung

PERSE'Tt..ITJAI{

Tesis -r.ang irc{udul I'LRAN Gt-iRLj

P.\l

DAt-AIv{ I,IE]{IN{}KATKAN L'llNAT BtrLAJ;\R SlStrqiA {}At}A MA.IA PI.-I.AJARAN Piir\i-D{DIKA}J ACAtu{A ISI-AI,I

DI

SDIT

bILiHAtulir'lADtY:\ii GUNLI?{C TERANG KITCAI!{ATA};

I-ANGKAPURA I}ANtlAR. I-A:\{}'t-ii'\iG, ditr,rlis olth : Asep Bambang Susanto. NPM-I522010119 telah diujikan dalam u-iian terturup dan discrujui trntuk diajukan dalam Ujian Tertr*ka pada Program Pascasarlana IAIN Raden Intan l-arnpung.

.fim Pengu_ii

Ketua Sidang : Prof. Dr-'

L{A

(

{

4

'l/n

Sekremris

Peng*ji

Pengu"ii II

1-anggal l-ulus Lr.iian 'ferrutup : Selasa. 07 Fcbruari 2017

)

)

vl : Dr,'lriasir.- S. P'C-" ht- ild.

jl#iif;

I)r. H. Suhandi- illN{.

li:,1

kir

till

(6)

PROGRATIII

PSCA

SARIAfIIA TPPs}

Alamat :.11. Yulius Usman Labuhanratu Kedaton Telp. {0721} 787392, Fax (07211 787392 Bandar Lampung

P{:Nt}F,SA}{Ai\

.lrsis

r"a:lc

lN'nuilui Pfilt.4l'\ CL,l{Ll

i'.\[

i],1,1."4\,1 MLN]NCKA'fKAN h'IINA-T't]Lt-A"I.4R SIS\{.A PADA fu{ATi\ Pi-{--4-IA.f{A\I I}ENL}U}IKAT.J ACAi\,,IA ISl.,Ah,{

D}

SDi'I'

h{t-jLI.,t\{L.tAL}l}'.\iJ Gt.,\'{-;Nfi l-ERANC KECAII{ATA;--" l-;\N{}KAPL,RA IIAFiDAR i-AL{Ft,N$. ditr.riis c}rh : Llsep F}anri:ar:g Susanto- i\l}M. I-522tli$lt9 teiah diujikan dtlam

lijian

I-erhr"rka pada Pr"*gr*rn Pascasariana I;\trN Raden Intan

Lampung-fim Pengu.!i

F,etue Sitlang ; Pr*l'- Dr". Ll. Sullha* Srehr"ii"

\4,,\

t i

ft'\l't,

Sekretaris

PengLiii

tr .{

lYl-NII), 1 iqS8rli t0t)5

Tansgal l-ulus LI!ian f'*rtruka : Senin. 2* Frhnrari

ltlt?

j

)

vii Penguji I

(7)

viii

Huruf Arab Huruf Latin Huruf Arab Huruf Latin

ا TidakDilambangkan ط t

ب B ظ z

ت T ع

ث S غ g

ج J ف f

ح H ق q

خ Kh ك k

د D ل l

د Z م m

ر R ن n

ز Z و w

س S ه h

ش Sy ء

ص S ي y

(8)

ix

Hurufdan Harakat Harakat danTanda

ى ___

A

ي ___

I

و

___

U

Pedomantransliterasiinidimodifikasidari : Tim PuslitbangLekturKeagamaan,

PedomanTransliterasi Arab –

Latin,ProyekPengkajianPengembanganLekturPendidikan Agama, BadanLitbang

(9)

x

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT. Atas rahmat dan

taufiknya sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan tesis yang berjudul

“PERAN GURU PAI DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDIT

MUHAMMADIYAH GUNUNG TERANG KECAMATAN LANGKAPURA

BANDAR LAMPUNG” ini.

Dengan kemampuan yang maksimal dan waktu yang panjang dalam

menulis tesis ini, penulis sangat menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari

kesempurnaan, sebagaimana penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini tidak

akan sampai pada babak finalisasi jika tanpa bantuan dari banyak pihak. Oleh

karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. IdhamKholid, M. Ag.selakuDirektursekaligus sebagai

pembimbing I yang tidak bosan-bosannya memberikan bimbingan

sehingga penulisan tesis ini berjalan dengan baik.

2. BapakDr. H. AchmadAsrori, MAselakuketua Program StudiPendidikan

Agama Islam yang senantiasa membantu memberikan solusi dalam

memecahkan masalah selama perkuliahan.

3. Bapak Dr. Nasir, S.Pd.,M.Pd. selakuPembimbing II tesisini, yang selalu

memberikan saran dan arahan selama penyusunan tesis maupun dalam

perkuliahan.

4. Ibu Sakdiyah, S.Pd.I. selaku pengawas guru PAI, dan Bapak/Ibu guru PAI

yang telah membantu memberikan data dalam penelitian ini.

5. Bapak Andri Sattriawan, S.Pd. selaku kepala sekolah SDIT

Muhammadiyah Gunung Terang yang telah memberikan izin dan

(10)

xi perhatiannya.

8. Sahabat-sahabatku terimakasih atas dukungan, semangat, kerjasama,

persaudaraan, dan persahabatannya selama ini.

9. Teman-teman seangkatan seperjuangan pasca sarjana IAIN yang saya

banggakan, terima kasih atas dukungannya.

10. Seluruh Dosen dan Staf administrasi pasca sarjana IAIN serta semua

pihak yang telah membantu dan tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Akhirnya penulis mengharapkan kritik dan saran yang positif dan

konstruktif dari berbagai pihak sehingga penyusunan tesis ini akan lebih

sempurna. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu

pengetahuan. Amiin..

Bandar Lampung, 20 Februari 2017

Penulis,

Asep Bambang Susanto

(11)

xii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS... iii

ABSTRAK……….. .... iv

HALAMAN PERSETUJUAN BIMBINGAN... v

HALAMAN PERSETUJUAN TIM PENGUJI ... vi

HALAMAN PENGESAHAN... vii

HALAMAN PEDOMAN TRANSLITERASI... viii

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI... xii

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah... 1

B. Identifikasi Dan BatasanMasalah... 11

C. RumusanMasalah ... 12

D. Tujuan Dan KegunaanPenelitian... 12

E. KerangkaPikir ... 13

BAB II LANDASAN TEORI A. Peran Guru PAI dalam Kegiatan Belajar ... 25

1. PengertianPeran Guru Pendidikan Agama Islam ... 25

2. Prasyarat Seorang Guru ... 29

3. Aktivitas dan Tugas Seorang Guru... 35

4. Tujuan dan Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam... 42

B. Minat Belajar... 50

1. PengertianMinat Belajar... 50

(12)

xiii

A. Metode yang Digunakan ... 70

B. Sumber Data... 72

1. Sumber Data Primer ... 72

2. Sumber Data Sekunder ... 73

C. MetodePengumpulan Data ... 74

1. Observasi ... 75

2. Wawancara/ Interview ... 78

3. Dokumantasi... 81

D. MetodeAnalisis Data... 82

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Profil Tempat Penelitian.. ... 85

B. Penyajian dan Analisis Data ... 93

1. Peran Guru Sebagai Pendidik ... 93

2. Peran Guru Sebagai Pembina ... 107

3. Peran Guru Sebagai Pengawas ... 111

C. Peranan Guru PAI dalam Membangkitkan Minat Belajar Siswa... 134

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...141

B. Rekomendasi ...145

(13)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Guru adalah salah satu jendela melihat dunia bagi anak didiknya, selain

kedua orang tuanya, televisi, internet dan lain-lain. Guru masih memegang

peranan sentral dalam membukakan pikiran siswa untuk melihat dunia yang

berkembang dengan cepat dan dinamis. Guru tidak hanya membuka jendela dunia,

tapi sekaligus menyeleksi, memfilter, dan memberikaninformasi terbaik kepada

murid-muridnya. Peran ini berbeda dengan sumber informasi lainnya, seperti

televisi, radio, dan internet yang bebas nilai tanpa memberikan bimbingan, arahan,

dan filter yang baik.

Tugas yang diemban oleh guru sungguh mulia, karena tanpa pamrih

mereka mampu melaksanakan fungsinya sebagai Pembina, pengasuh dan pendidik

siswa menjadi cerdas dan berkualitas sebagai generasi muda harapan bangsa.

Guru sebagai pendidik, telah banyak merubah dan membuka pola pikir peserta

didiknya, sehingga berilmu dan memiliki wawasan berfikir yang luas.

Begitu besar jasa guru dalam membentuk kepribadian anak sehingga

menjadi manusia seutuhnya, beriman dan berilmu, sehingga mereka merubah

segala sesuatu yang memeiliki nilai tambah dan nilai guna untuk kemaslahatan

umat manusia. Kiranya kita tak dapat membalas jasa guru yang potensial, mulai

dari kita tak dapat membaca dan menulis, sampai kita menguasai berbagai disiplin

(14)

Akan tetapi tidak dapat kita pungkiri, bahwa sering ditemukan dalam

proses kegiatan baelajar mengajar, peserta didiknya kurang tanggap dalam

menerima pelajaran disebabkan guru kurang memiliki kapabalitas dan kompetensi

dalam menyajikan materi pelajaran. Ironisnya, materi pelajaran itu adalah

Pendidikan Agama Islam yang berorientasi pada pembentukan moral agama,

akhlak berupa sopan santun dalam bersikap dan berperilaku baik di sekolah

maupun dalam interaksi social masyarakat. Sungguh satu hal yang perlu difikirkan

dan dicari solusi terbaik untuk mengatasinya, demi menyelamatkan generasi muda

dari dekadensi moral.

Guru atau pendidik cukup memberikan andil yang besar dalam

peningkatan kualitas pembelajaran. Mutu belajar peserta didik dan suasana

akademis kelas sangat dipengaruhi oleh kompetensi guru dalam usaha

membelajarkan peserta didik. Untuk itu, peningkatan kemampuan professional,

pedagogis personal dan kemampuan social dan guru perlu mendapatkan perhatian

yang memadai untuk mencapai visi dan misi pendidikan nasional.1 Adapun

Pendidikan Agama Islam (PAI) yang berlangsung di sekolah selama ini menurut

Muhaimin, sering dianggap kurang berhasil (untuk tidak mengatakan gagal)

dalam menggarap sikap dan perilaku keberagaman peserta didik serta membangun

moral dan etika bangsa.2

1

Muhammad Nurdin,Kiat Menjadi Guru Profesional, (Yogyakarta : Ar Ruzz, Media, 2008) h.117

2

Muhaimin,Nuansa Baru Pendidikan Islam Mengurai Benang Kusut Dunia Pendidikan

(15)

Di sisi lain, para guru khususnya guru Pendidikan Agama Islam yang

memiliki kompetensi dalam mengajar, dimungkinkan akan mampu

membangkitkan minat, semangat belajar para peserta didiknya di kelas. Akan

tetapi guru yang kurang memiliki kompetensi, sudah dapat dibayangkan sering

mengalami hambatan dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas. Karena

mereka dihadapkan pada situasi dan kondisi yang kurang kondusif, dimana

peserta didik yang memiliki sikap dan perilaku yang heterogen dalam menerima

pelajaran. Ada yang cepat tanggap dan ada pula yang menganggap enteng

pelajaran, apalagi bukan eksakta misalnya mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam.

Karakteristik seorang guru Pendidikan Agama Islam tidak lepas dari tugas

pokok seorang guru yang professional yaitu menjadi pendidik, mengajar dan

melatih. Yang ketiga-tiganya dapat diwujudkan dalam kesatuan kegiatan

pembelajaran. Untuk itu dalam konteks pendidikan agama Islam, karakteristik

(guru yang professional) selalu tercermin dalam segala aktifitas sebagaimurobbiy,

mu’allim, mursyid, mudarris, dan mu’addib. Dengan demikian guru pendidikan

agama Islam adalah orang yang menguasai ilmu pengetahuan (agama Islam),

internalisasi, serta amaliah (implementasi), mampu menyiapkan peserta didik agar

dapat tumbuh dan berkembang kecerdasan dan daya kreasinya untuk

kemaslahatan diri dan masyarakat, mampu menjadi model atau sentral identifikasi

diri dan konsulatan bagi peserta didik, memiliki kepekaan informasi, intelektual

(16)

peserta didik, dan mampu menyiapkan peserta didik untuk bertanggung jawab

dalam membangun peradaban yang diridloi oleh Allah.3

Untuk melakukan perubahan social (amar ma’ruf nahi munkar) maka guru

Pendidikan Agama Islam harus memposisikan diri sebagai model atau sentral

identifikasi diri dan konsultan bagi peserta didik atau tokoh yang berperan sebagai

“shaper of nem society, transformational leader, change agent, architect of the

new social order”yakni pembentuk masyarakat baru, pemimpin dan pembimbing

serta pengarah transformasi, agen perubahan, serta arsitek dari tatanan social yang

baru selaras dengan ajaran dan nilai-nilai ilahiyah. Agar peranannya itu menjadi

lebih aktif, maka ia harus menjadi aktivis social atau da’i yang senantiasa

mengajak orang lain tanpa bosan dan lelah kepada kebajikan atau

petunjuk-petunjuk ilahi, menyuruh masyarakat kepada yang ma’ruf dan mencegah mereka

dari yang munkar.4

Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai peserta didik ketika

mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah. Prestasi

belajar yang dicapai oleh peserta didik dapat dipengaruhi oleh beberapa factor,

baik yang berasal dari dalam diri peserta didik (factor internal) maupun dari luar

diri peserta didik (factor eksternal). Factor internal diantaranya adalah minat,

bakat, motivasi dan tingkat inteligensi. Sedangkan factor eksternal diantaranya

adalah factor metode pembelajaran dan lingkungan.

3

Muhaimin,Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, di Sekolah, Madrasah dan Perguruan Tinggi,(Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada : 2009) h.51

4

(17)

Dari beberapa factor yang mempengaruhi tingkat prestasi peserta didik dan

hal itu turut menentukan berhasil tidaknya peserta didik dalam proses belajar

mengajar adalah “minat belajar”. Dalam kegiatan belajar, minat adalah

kecendrungan seseorang terhadap obyek atau suatu kegiatan yang digemari yang

disertai perasaan senang, adanya perhatian dan keaktifan berbuat.

Minat memiliki peranan penting dalam proses belajar mengajar baik bagi

guru maupun bagi peserta didik. Bagi guru mengetahui minat belajar dari peserta

didik sangat diperlukan guna memelihara dan meningkatkan semangat belajar

peserta didik. Bagi peserta didik minat belajar dapat menumbuhkan semangat

belajar sehingga peserta didik terdorong untuk melakukan perbuatan belajar.

Peserta didik melakukan perbuatan belajar dengan senang karena didorong oleh

minat yang kuat. Proses belajar mengajar tidak bisa terlepas dari berbagai faktor

yang mempengaruhi dan menunjang keberlangsungannya. Bagi lembaga

pendidikan, setelah menentukan program-program dan kurikulum pendidikan,

haruslah mempunyai prinsip dalam menentukan arah teknis pelaksanaan cita-cita

dari program dan kurikulum yang telah dicanangkan tersebut. Salah satu

penunjang utamanya adalah adanya minat belajar bagi peserta didik yang

(18)

Dalam Al-Qur’an Allah SWT memberikan isyarat pentingnya untuk

belajar atau membaca apa saja yang ada di bumi ini, surat Al-Baqoroh berikut ini

;











Artinya : Dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda)

seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu

berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu

mamang benar orang-orang yang benar!"(Q. S. Al Baqoroh Ayat 31)

Minat bila dikaji menurut para tokoh adalah sebagai berikut, menurut

Sardiman A. M. berpendapat bahwa “minat diartikan sebagai suatu kondisi yang

terjadi apabila seseorang melihat cirri-ciri atau arti sementara situasi yang

dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya

sendiri”.5Sedangkan menurut I. L. Pasaribu dan Simanjuntak mengartikan minat

sebagai “suatu motif yang menyebabkan individu berhubungan secara aktif

dengan sesuatu yang menariknya”.6Selanjutnya menurut Zakiah Daradjat, dkk.,

mengartikan minat adalah “kecendrungan jiwa yang tetap ke jurusan sesuatu hal

yang berharga bagi orang”.7

Sedangkan menurut Winkell, minat adalah kecendrungan yang menetap

dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa

5

Sardiman A. M,Interaksi dan Motifasi Belajar Mengajar,(Jakarta : CV. Rajawali, 1988), h.76

6

I. L. Pasaribu dan Simanjuntak,Proses Belajar Mengajar,(Bandung : Tarsito, 1983), h.52

7

(19)

senang berkecimpung dalam bidang itu.8 Adapun menurut Kurt Singer, minat

adalah suatu landasan yang paling meyakinkan dalam keberhasilan suatu proses

belajar. Jika seorang murid memiliki rasa sangat ingin belajar, ia akan cepat dapat

mengerti dan mengingatnya.9 Dengan demikian dapat difahami bahwa minat

merupakan kecendrungan seseorang untuk melakukan sesuatu yang disukainya.

Para guru khususnya guru Pendidikan Agama Islam yang memiliki

kompetensi dalam mengajar, dipastikan akan mampu membangkitkan minat

semangat belajar anak didiknya di kelas. Akan tetapi guru yang kurang memiliki

kompetensi dalam mengajar, sudah dapat dibayangkan sering mendapat hambatan

dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas. Karena mereka dihadapkan pada

situasi dan kondisi yang kurang kondusif, para peserta didik yang memiliki sikap

dan perilaku yang heterogen dalam menerima pelajaran. Ada yang serius

memperhatikan gurunya dalam memberikan pelajaran dan ada pula yang kurang

dan tidak memperhatikan pelajaran, termasuk mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam.

Dalam suasana yang demikian ini, disinilah letak pentingnya guru

Pendidikan Agama Islam itu harus memiliki kemampuan dalam proses kegiatan

belajar mengajar. Mereka perlu lebih menguasai materi pelajaran, lebih aspiratif

memberikan pemahaman dan penghayatan yang bersifat da’wah, lebih

menggugah perasaan anak didik, dan lebih bijaksana dalam menanamkan ilmu

8

W. S Winkell,Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar,(Jakarta : Gramedia, 1984), h.30

9

(20)

pengetahuan agama sampai mereka mengerti dan paham, menghayati serta

melaksanakan ajaran agama sesuai dengan syari’at dan sunnah Rosululloh SAW.

dengan begitu siswa menjadi baik. Sedang, keberhasilan peserta didik dalam

proses belajar mengajar jelas sangat ditentukan dengan tinggi atau rendahnya

minat siswa, karena siswa yang memiliki minat akan memiliki kemauan keras

untuk memahami apa yang diminatinya.

SDIT Muhammadiyah Gunung Terang adalah salah satu SekolahTingkat

Dasar di Bandar Lampung yang memiliki jumlah siswa 100% beragama Islam.

Dalam penelitian ini peneliti akan lebih fokus mengkaji peran guru Pendidikan

Agama Islam dalam meningkatkan minat belajarpelajaran Pendidikan Agama

Islam di Kecamatan Langkapura. Sebagai bahan dasar penelitian ini berdasarkan

data pra survey yang dilakukan oleh penulis, maka diperoleh data sebagai berikut :

“Sekolah SDIT Muhammadiyah kami ini adalah sekolah yang guru

PAInya wajib minimal memiliki hafalan 2 juz, masuk setiap hari dari pukul 07.00

WIB sampai 14.00 WIB, pembelajaran di kelas di dampingi 2 guru, pembiasaan

siswa di sekolah seluruh guru menyambut datangnya siswa dan semua siswa

bersalaman, pembiasaan tegur sapa bila berjumpa, adapun targetan hafalan siswa

lulus dari sekolah ini adalah 3 juz, tetapi semangat siswa terlihat sangat antusias.10

“Dari yang saya ketahui, mayoritas guru Pendidikan Agama Islam di

Kecamatan Langkapura telah melaksanakan tugas pembelajaran dengan baik yang

mencakup mendidik, membina dan mengawasi peserta didik, ini terlihat dari

kelengkapan administrasi pembelajaran dan kompetensi para guru PAI dalam

menggunakan strategi dan mengunakan media belajar saat supervisi, pelatihan dan

10

Andri Sattriawan, S.Pd., Kepala Sekolah SDIT Muhammadiah Gunung Terang,

(21)

pembinaan guru PAI di Kecamatan Langkapura yang diadakan minimal 1 bulan 1

kali di kegiatan KKG PAI Kecamatan Langkapura. Dengan profesionalitas para

guru seperti itu, saya berasumsi bahwa mereka mampu memotivasi dan

menumbuhkan minat yang besar bagi peserta didik terhadap pelajaran PAI itu

sendiri. Salah satu sekolah yaitu SDIT Muhammadiyah Gunung Terang yang guru

PAI nya masuk setiap hari, dari kegiatan pertama masuk sampai pulangnya siswa,

siswa diberi hafalan al Qur’an dengantargetan 3 Juz.11

Seseorang melakukan aktivitas belajar karena ada yang mendorongnya.

Dalam hal ini motivasi sebagai dasar penggeraknya yang mendorong seseorang

untuk belajar. Dan minat merupakan potensi psikologis yang dapat dimanfaatkan

untuk menggali motivasi bila seseorang sudah termotivasi untuk belajar, maka dia

akan melakukan aktivitas belajar dalam rentang waktu tertentu. Ketiadaan minat

terhadap suatu mata pelajaran menjadi pangkal penyebab peserta didik tidak

bergeming untuk mencatat yang telah disampaikan oleh guru. Itulah sebagai

pertanda bahwa peserta didik tidak memiliki motivasi untuk belajar.

Salah satu faktor terbesar yang dapat memotivasi dan meningkatkan minat

belajar peserta didik adalah seseorang yang paling dekat mendampinginya dalam

aktifitas belajar yaitu guru. Sementara guru Pendidikan Agama Islam SDIT

Muhammadiyah Gunung Terang begitu banyak aktifitas kegiatan terutama

keislaman yang diprogramkan oleh sekolah. Ketika peneliti mengadakan

observasi, peneliti mendapati siswa sedang menghafal al Qur’an untuk disetorkan

hafalannya sedang guru sedang mendengarkan hafalan siswa satu-persatu.12

11

Sakdiyah, Pengawas Pendidikan Agama Islam Kecamatan Langkapura,Wawancara,15 Juli 2016.

12

(22)

Pada dasarnya memberikan gambaran bahwa proses pendidikan,

pembinaan dan pengawasan di SDIT Muhammadiyah Gunung Terang Bandar

Lampung, dalam meningkatkan minat belajar peserta didik PAI mata pelajaran

PAI telah dilaksanakan dengan baik, namun sejauh manakeoptimalannya, hal ini

disebabkan karena muatan pelajaran keislamannya terkesan lebih banyak

dibanding sekolah lainnya.Sehingga perlu ada pengawasan dalam mengontrol

perilaku peserta didik dengan baik dengan melihat sejauh mana peranan guru.

Berdasarkan data di atas, memberikan stimulasi kepada peneliti untuk

meneliti lebih jauh dan mendalam terkait dengan peranan guru PAI di SDIT

Muhammadiyah Kecamatan Langkapura Bandar Lampung dalam meningkatkan

minat belajar peserta didik pada mata pelajaran PAI. Hal ini berangkat dari

keunikan atau sesuatu yang berbeda antara sekolah SDIT Muhammadiyah

Gunung Terang dengan sekolah dasar lainnya. Begitu pentingnya peranan

pengawasan dalam pendidikan, untuk mendapatkan informasi langsung dalam

menyikapi perubahan globalisasi masyarakat dan dunia pendidikan pada

khususnya, menjadikan pengawasan sebagai tumpuan pusat informasi dari setiap

perbaikan dan pembaharuan dalam dunia pendidikan termasuk perbaikan masalah

(23)

B. Identifikasi Masalah dan Batasan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang di atas, penelitian ini memiliki jangkauan

permasalahanyang akan dikaji relatif luas. Untuk itu penulis mengidentifikasi

masalah-masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Peranan guru Pendidikan Agama Islam bukan saja sebagai pendidik, akan

tetapi ada peran-peran lainnya.

b. Peranan guru Pendidikan Agama Islam sangat mempengaruhi terhadap

minat belajar peserta didik dalam mengikuti mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam.

c. Peranan guru Pendidikan Agama Islam rendah, maka minat belajar rendah,

begitu juga sebaliknya jika peran guru Pendidikan Agama Islam tinggi,

maka minat belajar peserta didik juga tinggi.

d. Guru Pendidikan Agama Islam banyak memberikan tugas hafalan, namun

siswa mampu menunjukan hafalannya.

e. Guru Pendidikan Agama Islam banyak diberikan tugas dalam menjalankan

kurikulum sekolah akan tetapi pengamalan siswa rerhadap materi

Pendidikan Agama Islam baik.

2. Batasan Masalah

Dari identifikasi masalah di atas, tentunya jangkauan permasalahannya

terlampau luas dan masalah yang diidentifikasi itu tidak mungkin diteliti dalam

(24)

dan fasilitas lain yang dibutuhkan. Oleh karena itu penelitian ini akan dibatasi

pada Peran Guru Pendidikan Agama Islam di SDIT Muhammadiyah Gunung

Terang Bandar lampung.

C. Rumusan Masalah

Dari identifikasi dan pembatasan masalah di atas, untuk memudahkan

penelitian ini, maka penulis merumuskan sebagai berikut :Bagaimanakah peran

guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan minat belajar siswa pada

mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDIT Muhammadiyah Gunung Terang

Kecamatan Langkapura?”

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui tentang peran guru Pendidikan Agama Islam dalam

meningkatkan minat belajar peserta didik terhadap Pendidikan Agama

Islam.

b. Untuk mengetahui upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam

meningkatkan minat belajar siswa di SDIT Muhammadiyah Gunung

Terang.

c. Untuk mengetahui aktivitas peserta didik dalam mengikuti mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam yang menunjukan minat belajar PAI.

d. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di SDIT

(25)

2. Kegunaan Penelitian

Merujuk pada tujuan penelitian di atas, maka penelitian

sekurang-kurangnya dapat memberikan kegunaan/manfaat :

a. Manfaat teoritis, memberikan kontribusi dalam memperkaya khasanah

keilmuan tarbiyah yang berkenan dengan peran guru PAI di Kecamatan

Langkapura khususnya dan di lembaga-lembaga pendidikan pada

umumnya.

b. Manfaat praktis, memberikan sumbangsih pemikiran dan pengetahuan

bagi guru PAI khususnya dan guru pada umumnya, agar dapat

meningkatkan minat belajar peserta didik terhadap mata pelajaran PAI

serta mata pelajaran lainnya dengan merealisasikan perannya sebagai

pendidik, pembina dan pengawas.

c. Dalam rangka mengembangkan kajian tentang ilmu-ilmu tarbiyah,

khusunya tentang kajian peran guru dalam upaya peningkatan minat

belajar peserta didik.

E. Kerangka Pikir

Peran guru sebagai pendidik (nurturer) merupakan peran yang berkaitan

dengan tugas-tugas memberi bantuan dan dorongan (supporter).Untuk lebih jelas

tentang peranan guru sebagai pendidik terutama lebih fokus pada peran guru

Pendidikan Agama Islam. Peran guru Pendidikan Agama Islam sebagai model,

contoh bagi peserta didik. Oleh karena itu, tingkah laku pendidik baik guru, orang

(26)

masyarakat, bangsa dan Negara. Karena nilai-nilai bangsa dan Negara Indonesia

adalah Pancasila, maka tingkah laku pendidik harus selalu diresapi oleh nilai-nilai

Pancasila.

Dengan merujuk pada pendapat para tokoh, bahwa peran guru agama

Islam sebagai pendidik, setidak-tidaknya memiliki peranan yang begitu kompleks

untuk lebih melengkapi khazanah pemahaman tentang peranan guru agama Islam,

maka berikut ini dijelaskan peranan guru Pendidikan Agama Islam secara lebih

lengkap, yaitu :

Pertama, peran guru sebagai pendidik, guru merupakan teladan, panutan

dan tokoh yang akan diidentifikasikan oleh peserta didik. Kedudukan sebagai

pendidik menuntut guru untuk membekali diri dengan pribadi yang berkualitas

berupa tanggung jawab, kewibawaan, kemandirian dan kedisiplinan. Guru yang

bertanggung jawab adalah guru yang mengetahui, memahami nilai-nilai,

norma-norma (kesusilaan, kesopanan, moral, social maupun keagamaan) dan selalu

berusaha untuk menyesuaikan segala tindak tanduk dan perilakunya dengan nilai

dan norma-norma tersebut. Guru Pendidikan Agama Islam harus bertanggung

jawab atas segala tindakannya kepada stake holder pendidikan maupun kepada

Tuhan Yang Maha Esa dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan di sekolah.

Guru harus bertanggung jawab sebagai anggota keluarga maupun sebagai anggota

masyarakat, bangsa dan Negara.

Kedua, selanjutnya peranan guru Pendidikan Agama Islam adalah sebagai

Pembina (supervisor). Sebagai pembina, guru berkewajiban memberikan bantuan

(27)

masalahnya sendiri, mengenal diri sendiri, dan menyesuaikan diri dengan

lingkungannya. Ketiga,peran guru sebagai pengawas serta tugas-tugas yang

berkaitan dengan mendisiplinkan anak agar anak itu menjadi anak yang patuh

terhadap aturan-aturan sekolah dan norma hidup dalam keluarga dan

masyarakat13.

Tugas-tugas ini berkaitan dengan meningkatkan pertumbuhan dan

perkembangan anak untuk memperoleh pengalaman lebih lanjut seperti

penggunaan kesehatan jasmani, bebas dari orang tua dan orang dewasa yang lain,

moralitas, tanggung jawab kemasyarakatan, pengetahuan dan keterampilan dasar,

persiapan untuk perkawinan dan hidup berkeluarga, pemilihan jabatan dan hal-hal

yang bersifat personal dan spiritual. Oleh karena itu, tugas guru dapat disebut

pendidik dan pemelihara anak. Guru sebagai penanggung jawab pendisiplinan

anak harus mengontrol setiap aktifitas anak-anak agar tingkah laku anak tidak

menyimpang dari norma-norma yang ada.

Dalam hal sebagai pendidik peran guru Pendidikan Agama Islam itu

adalah sebagaikorektor (mampu membedakan nilai yang baik dan buruk),

inspirator (guru dapat memberikan ilham yang baik bagi kamajuan anak didik),

informatory (guru harus dapat memberikan informasi perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi), organisator (guru hendaknya memiliki kegiatan

pengelolaan kegiatan akademik, menyusun tata tertib sekolah, menyusun kalender

akademik dan lain sebagainya), sebagai motivator (guru hendaknya mampu

13

(28)

mendorong anak didik agar bergairah dan aktif belajar), inisiator (guru harus

dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan dan pengajaran),

fasilitator (guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan

kemudahan kegiatan belajar anak didik), pembimbing, demonstrator, sebagai

supervisor dan evaluator.14

Minat merupakan kekuatan pendorong bagi aktivitas seseorang. Ramayulis

memberikan pengertian bahwa minat adalah kekuatan pendorong yang

menyebabkan individu memberikan perhatian kepada seseorang, sesuatu atau

kepada aktivitas-aktivitas tertentu.15 Sedangkan minat menurut pendapat

Mohammad Ali adalah kemauan dan dorongan untuk melakukan kegiatan belajar

yang dapat memberikan pengalaman belajar untuk mencapai pemahaman.16

Dari pendapat di atas, bahwa minat merupakan kemauan hati seseorang

kepada sesuatu dengan perasaan senang karena ia merasa ada kepentingan dengan

sesuatu itu. Pendapat di atas menunjukan bahwa minat sangat penting

keberadaannya untuk tercapainya aktivitas dalam memperoleh tujuan belajar,

karena dengan minat yang tinggi keberhasilan belajar dapat tercapai dengan baik.

Belajar adalah perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan

akibat dari pengalaman, baik itu dari hasil proses belajar maupun dari interaksi

dengan lingkungan. Selanjutnya Arifin memberikan pengertian belajar sebagai

suatu kegiatan anak didik dalam menerima, menanggapi serta menganalisa

bahan-14

Djamarah, Syaiful Bahri,Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif,(Jakarta : Rineka Cipta, 2005), h. 43

15

Ramayulis,Ilmu Pendidikan Islam,(Jakarta : Kalam Mulya, 1994), h.175

16

(29)

bahan yang disajikan oleh guru dan berakhir pada kemampuan untuk menguasai

bahan pelajaran yang disajikan itu.17Sedangkan menurut M. Alisuf Sabri, minat

dalam belajar yaitu sebagai motifating force yaitu sebagai kekuatan yang akan

mendorong siswa untuk belajar.18

Adapun minat belajar dalam pendidikan agama Islam juga sangatlah

dibutuhkan sebagai fungsinya yang dominan dalam meningkatkan gairah belajar

siswa. Sebagaimana dikemukakan oleh Subandijah, bahwa fungsi minat belajar

adalah meningkatkan gairah serta kegembiraan belajar peserta didik, sehingga

peserta didik memiliki motivasi yang kuat dan keleluasaan mengembangkan

kemampuannya masing-masing.19

Minat belajar dipengaruhi oleh berbagai macam, diantaranya oleh

kebutuhan-kebutuhan yang melekat pada dirinya, dengan kata lain seseorang itu

berbuat karena didorong untuk memenuhi kebutuhannya. Hal ini sesuai dengan

ungkapan Sardiman AM bahwa orang yang beraktivitas karena adanya kebutuhan

yang harus mendapat pemenuhan, baik kebutuhan psikologis maupun kebutuhan

biologis, dengan demikian motivasi akan selalu berkaitan dengan kebutuhan

social.20

Dari pendapat di atas memberi gambaran, bahwa motivasi yang ada pada

seseorang dipengaruhi oleh kebutuhan dan keperluan pada orang yang

bersangkutan. Demikian pula halnya dengan peserta didik, pada dasarnya

beraktivitas itu untuk memenuhi kebutuhan yang melihat pada dirinya, kebutuhan

17

HM. Arifin,Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan Sekolah dan Keluarga,(Jakarta : Bulan Bintang, 1978) h.172

18

M. Alisuf Sabri,Psikologi Pendidikan,(Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1995) h.85

19

Subandijah,Pengembangan dan Inovasi Kurikulum,(Jakarta : Rajawali 1993) h.122

20

(30)

peserta didik khususnya dan pada umumnya manusia dapat digolongkan dalam

beberapa bagian, yaitu :

a. Kebutuhan memperoleh kasih sayang

b. Kebutuhan memperoleh harga diri

c. Kebutuhan memperoleh penghargaan diri yang sama dengan orang lain

d. Kebutuhan ingin kenal

e. Kebutuhan memperoleh prestasi tinggi

f. Kebutuhan merasa dibutuhkan orang lain

g. Kebutuhan merasa bagian dari kelompok

h. Kebutuhan rasa aman dan perlindungan diri

i. Kebutuhan untuk memperoleh kemerdekaan diri.21

Adapun cara membangkitkan minat anak adalah dengan mencari cara-cara

yang menarik perhatian dengan jalan positif maupun negative.

a. Jalan Negatif

1. Menjaga agar suasana kelas tidak kacau

2. Menjaga tata tertib sekolah

3. Antara pelajaran yang satu dengan yang lain harus ada selingan

4. Menjelaskan akan pentingnya pelajaran yang diajarkan

b. Jalan Positif

1. Bahan pelajaran disesuaikan dengan perkembangan jiwa anak dan

sedapat mungkin diambil dari lingkungan anak.

2. Bahan mengajar diusahakan mempraktekkan sifat.

21

(31)

3. Bersikap positif terhadap tugasnya.22

Adapun fungsi minat adalah sebagai berikut :

1. Minat sebagai alat pembangkit motivasi belajar

Secara teoritis bahwa semakin kuat minat seseorang semakin besar pula

dorongan untuk melakukan sesuatu, sepertinya dalam hal belajar, minat sebagai

motivasi dalam belajar dalam arti dapat mendorong seseorang untuk belajar lebih

baik. Dalam hal ini sesuai dengan pendapat Oemar Hamalik menyatakan bahwa

“belajar dengan minat akan mendorong anak belajar dengan baik”.23

2. Minat Sebagai Pusat Perhatian

Dengan adanya minat, seseorang memungkinkan lebih berkonsentrasi

penuh terhadap suatu obyek yang diminati. Dengan demikian dengan adanya

minat, maka peserta didik akan lebih fokus dalam mengikuti proses kegiatan

belajar mengajar di sekolah.

3. Minat Sebagai Sumber Hasrat Belajar

Menurut Sofyan Ahmad minat adalah untuk mempertinggi derajat hidup

dengan meninggalkan kebodohan dan meningkatkan kemauan serta

kemampuan.24Sehingga dengan memiliki minat yang baik, maka motivasi peserta

didik dalam mengikuti belajar mengajar lebih baik.

4. Minat Untuk Mengenal Kepribadian

22

Abu Ahmadi,Didaktik Metodik,(Semarang : CV. Toha Putra, 1975),h.55-56

23

Oemar Hamalik,Didaktik Asas Metode Tehnik,(Jakarta ; Bulan Bintang, 1983),h.66

24

Ahmad Sofyan,Pembinaan dan Pengembangan Sistem Pendidikan Islam,(Jakarta :

(32)

Minat termasuk aspek kejiwaan yang tidak Nampak dari luar. Untuk

membangkitkan minat belajar pada garis besarnya dapat digolongkan pada dua

bagian :

a. Untuk membangkitkan perhatian secara spontan

1) Mengajar dengan cara yang menarik

2) Mengadakan selingan yang sehat

3) Menggunakan alat peraga

b. Untuk membangkitkan perhatian secara sengaja

1) Dapat menunjukkan kegunaan bahan ajar yang diajarkan

2) Berusaha mengadakan appersepsi

3) Menggunakan hukuman dan hadiah yang bijaksana.25

Fungsi keluarga adalah sebagai minat utama bagi peserta didik, karena

memiliki intensitas yang lebih tinggi untuk menanamkan motif-motif tertentu bagi

proses pembelajaran anak. Hal paling mendasar yang digunakan sebagai minat

dasar dalam Islam adalah, pentingnya menanamkan unsur-unsur ideology dalam

proses pembelajaran, sehingga dalam proses perjalanan pembelajaran siswa tidak

mengalami kegoncangan jiwa yang bisa menghambat hasil dari pendidikan itu

sendiri.

Dengan maksimalnya peran guru Pendidikan Agama Islam dalam proses

belajar, maka diharapkan akan meningkatkan minat belajar siswa dalam

mempelajari mata pelajaran tersebut. Indikator dari meningkatnya minat belajar

siswa sebagaimana yang dikatakan oleh Hamzah B.Uno adalah:

25

(33)

INPUT PROSES OUTPUT

1. Tanggung jawab terhadap tugas/PR yang diberikan oleh guru

2. Tidak terlambat masuk kelas

3. Perhatian terhadap materi pelajaran/ fokus dalam mengikuti pelajaran

4. Keinginan menjadi yang terbaik/ mendapat nilai terbaik

5. Kehadiran tatap muka/ rajin

6. Kesiapan untuk belajar (tidak bercanda dengan teman ketika proses

pelajaran berlangsung).26

F. Sistematika Pembahasan

26

Hamzah B.Uno,Teori Motivasi dan Pengukurannya, Analisis Bidang Pendidikan,(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h.23.

GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Peran Guru PAI sebagai:

1. Pendidik (korektor, informatory, inspirator, fasilitator, mediator dll) 2. Pembina (melakukan bimbingan secara terus menerus, supervisor) 3. Pengawasan (tanggung jawab)

Minat Belajar Siswa :

1. Tanggung jawab terhadap tugas/PR yang diberikan oleh guru

2. Tidak terlambat masuk kelas 3. Perhatian terhadap

materi pelajaran/ fokus dalam mengikuti pelajaran 4. Keinginan menjadi

yang terbaik/ mendapat nilai terbaik

5. Kehadiran tatap muka/ rajin

6. Kesiapan untuk belajar (tidak bercanda dengan teman ketika

(34)

Dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam (triangulasi)

dan dilakukan secara terus menerus maka penelitian kualitatif pada umumnya

akan memiliki variasi data yang sangat tinggi. Oleh karenanya analisis data dalam

penelitian kualitatif akan bersifat induktif, artinta analisis berdasarkan data yang

diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu atau menjadi

hiotesis.

Penelitian ini menggunakan analisis kualitatif. Cara ini dimaksudkan

bahwa analisis bertitik tolak dari data dan bermuara pada kesimpulan-kesimpulan

yang bersifat umum. Metode ini berdasarkan pertimbangan pertama,

menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan

kenyataan ganda, kedua, metode ini menjadikan secara langsung hakekat

hubungan antara peneliti dan responden, ketiga, metode ini lebih peka dan lebih

dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan

terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.27

Menurut Noeng Muhadjir, bahwa penelitian kualitatif berlandaskan atas

phenomenology sama dengan yang berlandaskan rasionalisme, dan berbeda

dengan yang berlandaskan positivisme. Metodologi kualitatif ini berlandaskan

atas phenomenology yang menuntut pendekatan hilistic, mendudukan obyek

penelitian dalam suatu konstruksi ganda, melihat obyeknya dalam suatu konteks

natural bukan parsial.28 Selanjutnya bahwa metodologi penelitian kualitatif ini

secara epistemology tidak menuntut penyusunan kerangka teori (meskipun

27

Lexy J. Moloeng,Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2000),h.5.

28

(35)

spesifik), sedangkan phenomenology sebagai langkah awal dalam pelaksanaan

suatu penelitian.

Analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

merencanakan daftar pertanyaan kepada guru Pendidikan Agama Islam,

dilanjutkan dengan wawancara langsung kepada guru Pendidikan Agama Islam

dengan harapan dapat menggali data yang dibutuhkan.

Data reduction atau reduksi data dilakukan untuk merangkum, memilih

hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari tema dan

polanya dan membuang yang tidak perlu. Hal ini dilakukan agar data yang telah

direduksi memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti

untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.

Analisis ini diperlukan karena data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup

banyak dan makin lama peneliti di lapangan, maka datanya makin kompleks dan

rumit.

Data display atau penyajian data dilakukan untuk mempermudah dalam

memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa

yang telah dipahami tersebut. Setelah data direduksi, selanjutnya data disajikan

yaitu dengan membuat teks yang naratif. Dengan analisis inimaka peneliti akan

mendapatkan gambaran yang lebih utuh mengenai sejauh mana data yang

diperoleh telah menjawab masalah yang diteliti. Sehingga peneliti dapat membuat

rencana selanjutnya apa yang harus dilakukan untuk melengkapi jawaban atas

(36)

Conclusion drawing/ verivication yaitu tahap dimana peneliti harus

membuat kesimpulan dan verifikasi. Apabila kesimpulan yang dibuat pada tahap

awal didukung oleh bukti-bukti yang valid, akurat, dan konsisten terhadap apa

yang sedang diteliti, maka dimungkinkan pada saat peneliti kembali ke lapangan

untuk mengumpulkan data maka kesimpulan yang di kemukakan merupakan

kesimpulan yang kredibel, dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

BAB II

(37)

A. Peranan Guru PAI dalam Kegiatan Belajar

1. Pengertian Peranan Guru Pendidikan Agama Islam

Guru dalam pengertian sederhana adalah orang yang memfasilitasi alih

ilmu pengetahuan dari sumber belajar kepada peserta didik. Sementara,

masyarakat memandang guru sebagai orang yang melaksanakan pendidikan di

sekolah, masjid, musholla, atau tempat-tempat lain. Semua pihak sependapat

bahwa guru memegang peranan penting dalam mengembangkan sumber daya

manusia melalui pendidikan.29Sedang tentang peranan guru, dalam sebuah

literature dijelaskan bahwa peranan guru adalah terciptanya serangkaian tingkah

laku yang saling berkaitan yang dilakukan dalam situasi tertentu serta

berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan peserta

didik yang menjadi tujuannya.30 Sedangkan kata peran dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia adalah perangkat tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh

orang yang berkedudukan di masyarakat atau lembaga tertentu.31Sementara dalam

bahasa Inggris peran adalah “role”, yang didefinisikan dengan “Person’s task or

duty in undertaking”.32Sebagai pengajar atau pendidik, guru merupakan salah satu

factor penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Itulah sebabnya setiap

adanya inovasi pendidikan, khususnya dalam kurikulum dan peningkatan sumber

daya manusia yang dihasilkan dari upaya pendidikan selalu bermuara pada factor

29

Asmani, Jamal Ma’mur,Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif dan Inovatif,(Jogjakarta: Diva Press, 2015). H.20.

30

Moh Uzer Usman,Menjadi Guru Profesional,(Bandung :PT. Remaja Rosda Karya,2003), h.4

31

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,Kamus Besar Bahasa Indonesia.Edisi IV, Jakarta : Balai Pustaka 2016, h.751

32

(38)

guru. Hal ini meninjukkan betapa pentingnya peranan seorang guru dalam dunia

pendidikan.

Sesungguhnya Islam telah memberikan pencerahan kepada para pendidik

dengan tanggung jawab yang besar untuk mendidik anak didiknya, menumbuhkan

kesadaran mempelajari ilmu pengetahuan dan budaya, serta memusatkan seluruh

fikiran untuk mencapai sebuah pemahaman yang mendalam, pengetahuan yang

murni dan pertimbangan yang matang dan benar. Secara historis ayat yang

pertama diturunkan adalah perintah untuk membaca, seperti dalam surat al-‘Alaq

:1-5 sebagai berikut :



















Artinya :” Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia

telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan

Tuhanmulah yang Maha pemurah,Yang mengajar (manusia) dengan

perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak

diketahuinya”.

(39)

تاﻮﻤﺴﻟا ﻞﻫاو ﻪﺘﻜﺌﻠﻣو ﷲا نا ﻢﻛﺎﻧدا ﻰﻠﻋ ﻲﻠﻀﻔﻛ ﺪﺑﺎﻌﻟا ﻰﻠﻋ ﻢﻟﺎﻌﻟا ﻞﻀﻓ

ﺮﻴﺨﻟا سﺎﻨﻟا ﻲﻤﻠﻌﻣ ﻰﻠﻋ نﻮﻠﺼﻴﻟ تﻮﺤﻟا ﻰﺘﺣوﺎﻫﺮﺤﺟ ﻲﻓ ﺔﻠﻤﻨﻟا ﻰﺘﺣ ضرﻻاو

)

يﺬﻣﺮﺘﻟا ﻩاور

(

Artinya : Keutamaan orang ‘alim disbanding seorang hamba, bagaikan

keutamaanku atas orang yang paling rendah diantara kamu.

Sesungguhnya Allah, para MalaikatNya, penduduk langit dan bumi

sampai pada semut dalam lubangnya serta ikan di laut benar-benar

mendo’akan kebaikan atas orang-orang yang mengajarkan kebaikan

kepada manusia. (HR. At-Tirmidzi)33

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia edisi kedua 1991, guru diartikan

sebagai orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya) mengajar. Dalam hal ini

berarti bukan hanya seseorang yang sehari-harinya mengajar di sekolah saja yang

dapat disebut sebagai guru, melainkan yang berposisi sebagai kiyai di pesantren,

pendeta di gereja, dan instruktur di balai pendidikan dan pelatihan juga. Kegiatan

mengajar yang dilakukan oleh guru itu tidak hanya berorientasi pada

kecakapan-kecakapan berdimensi ranah cipta saja, tetapi kecakapan-kecakapan yang berdimensi ranah

rasa dan karsa.34 Sedangkan dalam Undang-undang No. 2 Tahun 1989,

dikemukakan bahwa “tenaga Pengajar merupakan tenaga pendidik yang khusus

diangkatdengan tugas utama mengajar” atau dengan kata lain adalah guru.35

33

Syeikh Muhammad Al Utsaimin,Syarah Riyadhus Shalihin, II,(Mesir : Daar Al Bashirah Iskandariyah, 2001), h.285.

34

Sahabuddin,Mengajar dan Belajar,(Makassar : State University of Makassar Press,1999), h.6

35

(40)

Oleh sebab itu dalam perspektif psikologi pendidikan, mengajar pada

prinsipnya berarti proses perbuatan guru yang membuat peserta didik belajar,

dalam arti mengubah seluruh dimensi perilakunya. Perilaku ini mencakup tingkah

laku yang sifatnya terbuka seperti keterampilan membaca, juga yang bersifat

tertutup seperti berfikir dan berperasaan. Guru sebagai pendidik atau pengajar

merupakan factor penentu kesuksesan usaha pendidikan. Itulah sebabnya setiap

perbincangan mengenai pembaharuan kurikulum, pengadaan alat-alat belajar

sampai ada criteria sumber daya manusia yang dihasilkan oleh usaha pendidikan

selalu bermuara pada guru. Atau dengan secara sederhana guru adalah orang yang

memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Guru adalah semua orang

yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan peserta didiknya,

baik secara individual maupun klasikal, baik di sekolah maupun di luar sekolah.36

Sedangkan yang dimaksud dengan guru Pendidikan Agama Islam adalah

seseorang yang mempunyai tugas dan tanggung jawab yang sangat berat namun

mulia dalam melaksakan tugasnya untuk membentuk manusia beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung

jawab.37

Dengan demikian dapatdipahami bahwa Peranan guru Pendidikan Agama

Islam adalah upaya yang dilakukan oleh guru untuk merubah perilaku peserta

didik agar memiliki keimanan kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia,

36

Akmal Hawi,Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam,(Jakarta: PT Raja Grafindo, 2013), h.9.

37

(41)

sehat, berilmu, cakap dan menjadi peserta didik yang bertanggung jawab terhadap

dirinya, keluarga dan lingkungan.

2. Prasyarat Seorang Guru

Seorang guru harus memenuhi syarat-syarat yang ada dalam

Undang-undang No. 12/1954 tentang Dasar-dasar Pendidikan dan Pengajaran di sekolah

untuk seluruh Indonesia, pada pasal 15. Dari pasal tersebut, disimpulkan

syarat-syarat untuk menjadi seorang guru sebagai berikut :

1. Berijazah, yakni dengan ijazah dapat memberi wewenang untuk menjalankan

tugas sebagai guru di suatu sekolah. Ijazah adalah surat bukti yang

menunjukkan bahwa seseorang telah memiliki ilmu pengetahuan dan

kesanggupan-kesanggupan tertentu yang diperlukan untuk suatu jabatan atau

pekerjaan.

2. Sehat jasmani dan rohani, artinya kesehatan jasmani dan rohani adalah salah

satu syarat yang penting bagi tiap-tiap pekerjaan. Manusia tidak dapat

melakukan pekerjaan dengan baik jika badannya selalu diserang penyakit.

3. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berkelakuan baik, artinya

pembentukan manusia susila yang takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa hanya

mungkin diberikan oleh orang-orang yang memiliki dan hidup sesuai dengan

norma-norma agama dan masyarakat serta aturan yang berlaku.

4. Bertanggung jawab, artinya dalam pembentukan warga Negara yang

demokratis dan bertanggung jawab itu sungguh suatu tugas yang tidak mudah,

dan hanya dapat dilakukan oleh orang yang berjiwa demokratis dan memiliki

(42)

5. Berjiwa nasional, artinya pendidikan nasional tidak dapat diberikan oleh

orang-orang a-nasional, tetapi guru harus berjiwa nasional untuk mendidik anak-anak,

sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.

Di samping syarat-syarat tersebut di atas, masih banyak lagi syarat lain

yang harus dimiliki oleh guru jika menghendaki tugas atau pekerjaannya sebagai

guru mendatangkan hasil yang lebih baik. Ada beberapa syarat guru di sekolah,

yaitu :

1. Adil

2. Percaya diri

3. Sabar dan rela berkorban

4. Memiliki perbawa (gejag) terhadap anak-anak

5. Penggembira

6. Bersikap baik terhadap guru-guru lainnya

7. Bersikap baik terhadap masyarakat

8. Benar-benar menguasai materi

9. Menyukai mata pelajaran yang diajarkan

10. Berpengetahuan luas.38

Dalam system pengajaran masa depan yang ditingkatkan dengan bantuan

teknologi computer, maka peran seorang guru tidak lagi terbatas pada

mengajarkan keahliannya saja, tetapi guru dapat membantu para peserta didik

yang menghadapi masalah spesifik yang membutuhkan bimbingan individual.

Pada masa sekarang ini dan masa akan dating guru yang diperlukan adalah guru

38

(43)

yang kreatif dan mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan oaring lain terutama

peserta didik dan yang mempunyai kompetensi-kompetensi inti dan

kemampuan-kemampuan khusus untuk melakukan kegiatan proses belajar mengajar secara

baik dan bertanggung jawab.

Jadi peranan seorang guru akan berubah dari “yang bertanggung jawab”

menjadi “pembimbing sekaligus penasehat”. Oleh sebab itu system pendidikan

tidak dapat lagi membentuk seseorang dengan langkah-langkah yang distandarkan

sekaligus menindas seperti dulu. Walaupun kecanggihan teknologi dapat

memberdayakan siswa untuk mendapatkan pengetahuan dasar sendiri, seorang

guru hendaknya memperhatikan kebutuhan peserta didik tersebut dan

membimbingnya untuk meraih kemajuan sesuai dengan kecepatan belajarnya

sendiri. Guru diibaratkan sebagai pembimbing dalam suatu perjalanan (journey)

yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya bertanggung jawab atas

kelancaran perjalanan tersebut.39 Dan semua itu dilakukan berdasarkan kerjasama

yang baik dengan peserta didik, tetapi guru memberikan pengaruh utama dalam

setiap aspek perjalanan. Sebagai pembimbing, guru memiliki berbagai hak dan

tanggung jawab dalam setiap perjalanan yang direncanakan dan dilaksanakannya.

Istilah perjalanan merupakan suatu proses belajar, baik dalam kelas

maupun di luar kelas yang mencakup seluruh kehidupan, setiap perjalanan tentu

memiliki tujuan. Menurut Mulyasa bahwa guru sebagai pembimbing perjalanan

memerlukan kompetensi yang tinggi untuk melaksanakan empat hal, yaitu :

39

(44)

1. Guru harus merencanakan tujuan dan mengidentifikasi kompetensi yang

hendak dicapai.

2. Guru harus melihat keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran.

3. Guru harus memaknai kegiatan belajar.

4. Guru harus melaksanakan penilaian.40

Pada proses pendidikan dan pembelajaran memerlukan latihan

keterampilan, baik intelektual maupun motorik, sehingga menuntut guru untuk

bertindak sebagai pelatih. Karena latihan seorang peserta didik tidak akan mampu

menunjukkan penguasaan kompetensi yang dikembangkan. Oleh sebab itu, guru

berperan sebagai pelatih yang bertugas melatih peserta didik.

Belajar adalah sangat pribadi, maka dalam penerusan pengetahuan yang

sederhana dan murni, misalnya kemajuan teknologi dapat mencapai konsistensi

dan objektifitas dan bahkan dapat mengendalikan hal-hal seperti kecepatan

pembelajaran, tetapi dalam soal-soal yang lebih kompleks dan factor-faktor

pribadi, sang guru tetap saja tidak tergantikan. “Seorang guru harus meneruskan

jalan moral untuk mempersiapkan seorang siswa dan membantunya untuk

memecahkan berbagai masalah”.41 Oleh sebab itu seorang guru seharusnya

melakukan hal-hal yang jauh lebih penting selain meneruskan pengetahuan. Ini

mencakup membimbing peserta didik dalam soal moralitas, pengembangan diri,

bergaul dengan sesame, menangani berbagai urusan dan mengembangkan diri

mereka, simpati, keadilan dan kasih untuk menjadi seorang guru yang

professional.

40

Ibid

41

(45)

Pada masyarakat sekarang ini, kebanyakan orang tua mungkin tidak lebih

beberapa menit setiap harinya melihat anak-anak mereka, malah anak-anak

mereka lebih banyak melewatkan waktunya bersama guru mereka. Oleh sebab itu

kata-kata dan perbuatan sang guru bisa ditiru oleh anak didik. Secara sadar

ataupun tidak, guru dapat mempengaruhi anak. Tetapi sekarang fungsi seorang

guru hanya menjadi penerus pengetahuan semata. Meneruskan pengetahuan

tentunya bukan hal terpenting dalam kehidupan ini, karena dalam mendidik

anak-anak jika hanya menekankan kemampuan intelektual dan kognitifnya, masyarakat

sekitarnya akan menekankan prinsip-prinsip yang murni, mementingkan manfaat,

menciptakan banyak perbedaan dalam hubungan-hubungan pribadi. Tetapi guru

juga harus mengembangkan pendidikan dalam kasih dan belas kasih atau lebih

seimbang antara kemampuan intelektual dan kemampuan emosional.

Pengajaran yang distandarkan sekarang ini memaksa setiap peserta didik

ke dalam cetakan yang sama, padahal talenta dan kemampuan masing-masing

siswa itu berbeda-beda. Jika semua orang dipaksa belajar menurut model yang

tetap, maka dampak yang ditimbulkan adalah :

1. Peserta didik kehilangan minat sama sekali dalam belajar dan putus sekolah.

2. Peserta didik mungkin pada mulanya kreatif, tetapi kreatifitasnya secara

bertahap akan menurun akibat model pembelajaran yang tetap dan kaku.

Banyak orang hanya sadar bahwa reformasi pendidikan itu akan

menyelamatkan siswa yang kurang dan putus sekolah. Padahal peserta didik yang

pintar dan kreatifpun juga merasakan akibat dari sistem pendidikan yang

(46)

beruntung, yang terinspirasi melainkan dapat diterapkan terhadap kehidupan yang

biasa. Guru dengan segala upaya merangsang otak para peserta didik dengan cara

mengajar atau mentransfer ilmu tetapi seorang guru juga harus memberi waktu

luang untuk sendirian bagi peserta didiknya.42 Karena dengan waktu luanglah

pikiran sang anak bisa meluas dan imajinasinya bisa berkembang tak terhalang.

Guru adalah sosok arsitektur yang dapat membentuk jiwa dan watak anak didik.43

Oleh karena guru mempunyai kekuasaan untuk membentuk dan

membangun kepribadian anak didik menjadi seorang yang berguna bagi agama,

nusa dan bangsa. Guru bertugas mempersiapkan manusia susila yang cakap yang

diharapkan dapat membangun dirinya dan membangun bangsa dan negara. Guru

dalam melaksanakan tugasnya dihadapkan pada pilihan:

1. Cara bertindak yang paling tepat

2. Bahan belajar yang paling sesuai

3. Metode penyajian yang paling efektif

4. Alat bantu yang paling cocok

5. Langkah-langkah yang paling efisien

6. Sumber belajar yang paling lengkap

7. Sistem evaluasi yang paling tepat.44

Guru menjadi seorang instruktur yang baik dalam upaya peserta didik

untuk belajar, dengan lembut menarik kembali peserta didik yang menyimpang

42

Ibid

43

Syaiful Damaroh,Guru dan anak didik dalam interaksi edukatif, (Banjar Masin: Rhineka Cipta, 1997),h.36

44

(47)

dari jalurnya dan membantu mereka berkembang secara mental maupun

emosional untuk mengatasi situasi-situasi yang berbeda. Seorang guru hendaknya

mampu merangsang potensi kreatif peserta didiknya dan seorang guru pun harus

kreatif untuk reformasi pendidikan lebih luas.

3. Aktivitas dan Tugas Seorang Guru

Aktivitas guru menurut Etty Kartikawati adalah sebagai berikut:

1. Dalam bidang administrasi kurikulum, diantaranya:

a. Menyusun program megajar sesuai GBPP

b. Menyusun model satuan pelajaran beserta pembagian waktunya

c. Menyusun dan merencanakan program evaluasi

d. Memberikan bimbingan belajar kepada pesera didiknya.

2. Dalam bidang administrasi murid, diantaranya :

a. Menjadi panitia penerimaan murid baru

b. Mempertimbangkan syarat kenaikan kelas atau kelulusan

c. Menyusun tata tertib sekolah

d. Membantu mengawasi dan membimbing organisasi murid

e. Berpartisipasi dalam upacara kegiatan sekolah

3. Dalam bidang administrasi sarana pendidikan, diantaranya:

a. Inventarisasi alat peraga dalam bidang studi masing-masing

b. Merencanakan dan mengusahakan buku pegangan baik untuk guru

maupun murid

(48)

4. Kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat:

a. Pengabdian masyarakat, misalnya memberikan ceramah, ikut membina

karang taruna, bekerja sama dengan masyarakat sekitar.

b. Duduk bersama dalam kepanitian tertentu

c. Ikut rapat dalam BP3/ komite orang tua peserta didik

d. Ikut menjaga dan mempertahankan nama baik sekolah.45

Menurut Zakiyah Daradjat menyatakan bahwa “faktor terpenting bagi

seseorang adalah kepribadiannya. Kepribadian itulah yang akan menentukan

apakah ia menjadi pendidik dan pembina yang baik bagi peserta didiknya ataukah

akan menjadi penghancur dan perusak”.46

Kemampuan terpenting seorang guru adalah mampu berkomunikasi

dengan peserta didiknya. Seperti halnya pimpinan perusahaan atau pemimpin

pemerintahan, keterampilan terpenting adalah mampu berkomunikasi dengan

orang pada umumnya. Ketika teknologi semakin maju dalam dunia pendidikan,

peran seorang guru untuk meneruskan pengetahuan menurun. Karena kebanyakan

peserta didik mendapatkan pengetahuan dari informasi teknologi tersebut. Para

guru yang dapat bertahan adalah mereka yang dapat memahami teknologi dan

berkomunikasi dengen peserta didiknya.47 agar dapat memberikan layanan yang

memuaskan bagi masyarakat, guru harus selalu dapat menyesuaikan kemampuan

45

Etty Kartikawati dan Willem Lusikooy,Profesi Keguruan,(Jakarta: UT Pres, 1994), h.106-107.

46

Zakiyah Daradjat,Kepribadian Guru,(Jakarta: Bulan Bintang, 1984), h.16.

47

(49)

dan pengetahuannya dengan keinginan dan permintaan masyarakat, dalam hal ini

peserta didik dan orang tuanya.

Tugas seorang guru juga meliputi pemberian kasih sayang kepada peserta

didiknya sebagai pengganti kasih sayang orang tuanya di rumah. M.I Soelaeman

menyatakan bahwa “harapan mereka begitu tinggi dapat dipahami, karena guru di

sekolah dipandang sebagai pengganti orang tua, penjaga, pelindung dan pengasuh

anak, penyambung lidah dan tangan orang tua.48

Jadi seorang guru tidak hanya memiliki tugas untuk membimbing anak

sebagai anak didik, melainkan juga harus mencurahkan kasih sayangnya kepada

anak didik selayaknya anak mereka sendiri dengan penuh perhatian, kasih sayang

dan memberikan penghargaan yang dapat membesarkan jiwa anak.

Keinginan dan permintaan selalu berkembang sesuai dengan

perkembangan masyarakat yang biasanya dipengaruhi oleh perkembangan ilmu

dan teknologi. Oleh karena itu guru dituntut untuk secara terus-menerus

meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan mutu layanan.

Guru dengan profesinya tidak mungkin dapat meningkatkan mutu dan martabat

profesinya bila guru tidak meningkatkan atau menambah pengetahuan dan

keterampilannya. Karena ilmu dan pengetahuan yang menunjang profesi itu

selalu berkembang sesuai dengan kemajuan zaman.

Guru saat ini dan guru masa depan hendaknya melengkapi diri dengan

keterampilan menggunakan alat teknologi modern, seperti bangsa komputer dan

48

(50)

yang lainnya sebagai alat bantu, karena ini dapat membantu mencapai dua kali

lipat dengan upaya separuhnya. Oleh karena semakin diandalkannya teknologi

dalam bidang pendidikan, seorang guru yang tidak memiliki kemampuan

bert

Referensi

Dokumen terkait

[r]

(1) Jumlah anggaran pendapatan negara dan hibah Tahun Anggaran 2010 sebesar Rp.949.656.115.114.000,00 (sembilan ratus empat puluh sembilan triliun enam ratus lima puluh

Naskah siap cetak dari 165 buku yang disediakan tahun 2016 telah diserahkan ke Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk selanjutnya diharapkan bisa dicetak

Jobdiscribtion : Pemilik saham terbesar, sebagai dewan Pengawasan dan Evaluasi seluruh rumah makan PTM. Serta menjadi atasan para pimpinan RM PTM setiap cabang

Guru dapat mengembangkan dan memperkaya pengalaman belajar siswa dengan daya kreasi dalam bentuk kegiatan-kegiatan lain yang relevan dan disesuaikan dengan potensi siswa di

comnrents by using audiotaped fccdback procedure for the first contpositiorr. I--or the sccond conrposition. thc u,riter also givcs a fccdback both rn3. crror correctiorrs

Dalam menghadapi corona, insentif pajak yang diberikan oleh pemerintah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 23/PMK.03/2020 tentang Insentif Pajak

Gambar 123 Relief tersamar menyerupai burung yang digambarkan dengan jalinan motif awan, pada salah satu panil di teras pertama Candi induk