PRARANCANGAN PABRIK MINYAK GORENG
DARI BUAH KELAPA DENGAN PROSES
FERMENTASI
KAPASITAS PRODUKSI 25.000 TON/TAHUN
Di Susun Oleh
Nur Rohman Sahara 00 521 141
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGIINDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
PRA RANCANGAN PABRIK MINYAK GORENG
DARI BUAH KELAPA DENGAN PROSES FERMENTAS1
KAPASITAS PRODUKSI: 25.000 TON/TAHUN
TUGASAKHIR
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Kimia
Disusun Oleh :
Nur rohman Sahara
00521141
Disahkan dan disetujui oleh Dosen Pembimbing pada :
September, 2009
Pembimbing Pembimbinsi II
PRA RANCANGAN PABRIK MINYAK GORENG
DARI BUAH KELAPA DENGAN PROSES FERMENT ASI KAPASITAS 25.000 TON/TAHUN
TUGAS AKHIR
Disusun oleh
Nur rohman Sahara 00521141
Telah dipertahankan didepan sidang penguji sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Teknik Kimia Fakultas Teknologi IndustriUniversitas Islam Indonesia
Yogyakarta, November 2009 Tim Penguji : Tr. Diaka HartaiaJMM Ketua Ir. H Sukirman MM Anggota I Tr.Drs. Faisal RM MT.PHD Anggota II Mengetahui,
a Jurusan Teknik Kimia
rsitas Islani Indonesia
warMsi )
PRARANCANGAN PABRIK MINYAK GORENG
DARI BUAH KELAPA DENGAN PROSES
FERMENTASI
KAPASITAS PRODUKSI 25.000 TON/TAHUN
Disusun oleh :
Nur Rohman Sahara 00 521 141
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA
Jf
'&HM.
^k
¥&> v-^'^afcg
KATA PENGANTAR
Assalaanni 'alaikitm Wr. Wb.
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang mempunyai kerajaan langit dan
bumi, tidak ada Tuhan melainkan Dia, yang menghidupkan dan mematikan. Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpah kepada Nabi besar Muhammad SAW serta rahmatdan ridhonya semoga tercurah kepada para Sahabat dan Keluarganya, Amien.
Atas berkah, rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Pra
Rancangan Pabrik dengan judul "PRARANCANGAN PABRIK MINYAK GORENGDARI BUAH KELAPA DENGAN PROSES FERMENTASI KAPASITAS 25.000
TONATAHUN.
Tugas akhir merupakan mata kuliah yang harus ditempuh oleh mahasiswa
Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar SI.Dalam pengerjaannya kami memperoleh banyak dukungan, bantuan, dan
bimbingan dari berbagai pihak. Dengan segenap ketulusan hati pada kesempatan ini,
kami ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Fathul Wahid. ST,M.Sc selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri
Universitas Islam Indonesia yang terhormat.
Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia.
3. Bapak Ir.Prayitno, Msc,Eng dan Bapak Ir.Djaka Hartaja,MM selaku Dosen
Pembimbing Tugas Ahir.4. Bapak, Ibu Dosen Fakultas Teknologi Industri juaisan Teknik Kimia atas
didikasinya.5. Bapak, Ibu, Kakak, Adik, atas kasih sayang, dukungan, dan dorongan hingga
selesainya tugas akhir ini.6. Semua pihak yang telah membantu dengan tulus dan ikhlas yang tidak mungkin
kami sebutkan satu per satu.
Kami menyadari penyusunan laporan ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik
dan saran dari pembaca sangat kami harapkan. Akhir kata kami berharap agar tugas akhir
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Wassalaamu 'alaikttm Wr. Wb.
Yogyakarta, November 2009
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI iii
KATA PENGANTAR iv DAFTAR ISI vi DAFTAR TABEL ix DAFTAR GAMBAR xi ABSTRAKSI xii BAB 1 PENDAHULUAN I 1.1. Latar Belakang I 1.2. Kapasitas Perancangan 4
1.3. Pemi 1iIran Lokasi 7
1.4. Tinjauan Pustnka I 1
BAB II DESKR1PSI PROSES 24
2.1. Pemilihan Proses 24
2.2. Uraian Proses 25
2.3. Bagan Alir Proses 29
2.4. Spesifikasi Bahan 30
2.5. Konsep Proses 31
BAB III METODE PERANCANGAN 33
3.2. Neraca Massa 33
3.3. N araca Panas 37
3.4. Spesifikasi Alat Proses 39
BAB IV UTILITAS 49
4.1. Unit Pengadaan Air 50
4.2. Unit Pengadaan Steam 56
4.3. Unit Pengadaan Tenaga Listrik 56
4.4. Unit Pengadaan Bahan Bakar 56
4.5. Unit Pengadaan Udara Tekan 57
4.6. Unit Pengolahan Limbah 57
4.7. Spesifikasi Alat Utilitas 60
4.8. Laboratorium 77
4.9. Kesehatan dan Keselamatan Kerja 81
BAB V ORGANISAS1 PERUSAHAAN 83
5.1. Bentuk Perusahaan 83
5.2. Struktur Organisasi 85
5.3. Tugas dan Wewenang 89
5.4. Sistem Kepegawaian 97
5.5. Pembagian Jam Kerja 98
5.6 Pembagian Jabatan 100
5.7. Perincian Jumlah Karyawan 100
5.9. Tata Letak Pabrik dan Peralatan 104
BAB VI ANALISA EKONOMI 110
6.1. Perhitungan Biaya 141 6.2. Hasil Perhitungan 118 BAB IV KESIMPULAN 124 Daftar Pustaka 125 LAMP1RAN 127 \ Vlll
Tabel
1.1. Kebutuhan Minyak Goreng 5
1.2. Permintaan dan Penawaran minyak Goreng Indonesia
5
1.3. Permintaan Minyak Goreng Dunia 6
1.4. Komposisi Kimia daging kelapa I |
1.5. Perbandingan komposisi santan dengan air kelapa
12
1.6. Komposisi Asam lemak minyak kelapa
17
1.7. Standar Mutu Minyak goreng 19
3.1. Neraca Massa di Rietz Disintegrator 28
3.2. Neraca Massa di Screw Prees 29
3.3. Neraca Massa di Tangki-2 Pengendapan
29
3.4. Neraca Massa di Fermentator 30
3.5. Neraca Massa di Decanter 30
3.6. Neraca Massa di Tngki-3 Pemanas 3 [
3.7. Neraca Massa di Filter Prees 3 i
3.8. Nerana Massa di Tangki-4 Penampungan
3 |
3.9. Neraca Panas di Tangki Pemanasl 32
3.10. Neraca Panas di Screw Press 32
3.11. Neraca Panas di Tangki Santan 33
3.12. Neraca Panas di Tangki Pemanas 2 33
5.3. Jadwal Kerja untuk setiap Regu 92
5.4 Perincian Jumlah Karyawan 94
6.1. Indeks CEP tahun 1991 sampai dengan 2000 104
6.2. Physical Plant Cost (PPC) 111
6.3. Working Capital (WC) n 1
6.4. Direct Manufacturing Cost (DMC) I \2
6.5. Indirect Manufacturing Cost (IMC) 1|2
6.6. Total Manufacturing Cost 113
6.7. Fixed Capital Invesment (FCI) 113
6.8. General Expence 113
6.9. Total Production Cost 114
6.10. Fixed Manufacturing Cost (FMC) 114
6.11. Variable Cost (Va) N4
6.12. Regulated Cost (Ra) 114
1 1
Gambar
2.1. Bagan Alir Proses 25
3.1. Diagram Alir Kualitatif 42
3.2. Diagram Alir Kuantitatif. 43
4.1. Diagram Alir Pengolahan Air Utilitas 50
5.1. Struktur Organisasi g I
5.2. Tata Letak Pabrik \$ \
5.3. Tata Letak Peralatan 102
6.1. Gambar Grafik BEP dan SDP 116
Perkembangan disektor ekonomi yang sedang giat ditingkatkan oleh pemerintah
dengan dikeluarkannya UU No 22/99 Tentang otonomi daerah untuk mencapai
kemandirian perekonomian daerah salah satunya meningkatkan perekonomian di sektor
industri.
Perkembangan industri dalam hal ini usaha memproduksi Minyak Goreng dan buah
kelapa dengan meggunakan proses Fermentasi. Karena proses yang dikerjakan lebih
effisien sehingga akan lebih mendatangkan keuntungan antara lain dapat meningkatkan
pangsa pasar kususnya dalam negeri, dengan mempunyai industri yang kuat dan maju,
membuka kesempatan bentuk usaha baru, menyediakan lapangan kerja dan sekaligus
dapat membantu kelangsungan hidup masyarakat.
Pabrik Minyak Goreng dengan proses fermentasi ini direncanakan bciiokasi di daerah
Yogyakarta khususnya di Bantul Jetis dengan luas area 25.450m2.Pabrik ini
menggunakan proses Fermentasi dengan menggunakan bahan baku buah atau daging
kelapa,air dan ragi, dengan kapasitas produksi 25.000 ton/tahun.Komposisi daging kelapa
untuk bahan baku terdiri dari(protein 3%, kalori 3%, lemak 34%, karbohidrat 14%,
air30%,kalsium 2,1% vitamin 1,1% dan bagian dapat dimakan).Dari komposisi lemaknya kandungan trigliserida diproses fermentasi dengan penambhan
ragi tape 3% dan air untuk mendapatkan minyak goreng.
Bahan baku kelapa 10882,6kg dan air 10882,6kg dari proses awal santan dihasilkan
dilanjutkan proses pemisahan antara skim dan krim,krim yang telah dipisahkan
dimasukkan kedalam fermentator dengan penambahan ragi
sebanyak 114,3061kg
sebagai katalis dan akan menghasilkan enzim sehingga terjadi proses fermentasi dan
diperoleh minyak kelapa 3156,5656kg.Kebutuhan air sanitasi 2.000 kg/jam, air pendingin
500 kg/jam, bahan bakar 199,2478 1/jam, listrik 418.322,8695 kW.
Minyak Goreng dikonsumsi oleh semua kalangan masyarakat, baik masyarakat
menengah keatas ataupun menengah kebawah. Usaha memproduksi Minyak Goreng akan
mendatangkan keuntungan antara lain membuka kesempatan bentuk usaha baru dan
sekaligus membantu menyediakan lapangan kerja.Adapun bagian-bagian yang biasanya
terbuang dari buah kelapa masih dapat dimanfaatkan lagi. Ampas yang terbuang dapat
dimanfaatkan sebagai makanan ternak, air kelapa untuk nata de coco,tempurung untuk
industri arang aktif dan serabut untuk industri rumah tangga sedangkan blondo masih
dapat dikonsumsi dan diolah lagi. Hasil evaluasi ekonomi menunjukkan Modal Tetap
{Fixed
Capital
)
Rp.599.875.753.578.37,
Modal
Kerja
{Working
Capital)
Rp. 100.036.209.449.98, Percent, Rreturn ofInvestment ( ROl) before tax 12,42 %Percent
return of Investment ( ROI) after tax 6,21 %, Pay Out Time (POT) before Tax4,462
tahun, Pay Out Time (POT) after rax 6,17 tahun, Break Event Point (BEP)51,45 %, Shut
Down Point (SDP)\6,34 %, Discounted cash Flow (DCF)28,9& %
Berdasarkan tinjauan kondisi operasi, pemilihan bahan baku, lokasi pabrik dan segi ekonomi, Pabrik Minyak Goreng dengan kapasitas 25.000 ton/tahun ini termasuk pabrik
dengan resiko rendah dan cukup menarik bila didirikan di Yogyakarta.
The development in the 'conomic sector which is actively increased by the
government as the issued of UU No 22/99 about the regional otonomic to gain the
independently of the regional economic and one of the propose is to increase the
economic in the industrial sector.
The industrial development in this case is toproduce cooking oilfrom the coconut by the
using offermentation process, in fact the that the process is done more efficient, so it will
give many benefit, such as the increasing ofmarket area esspesially in the domesticfield
because of the powerfull and advance industry open some new type of business, provide
some workfield and also helping the living ofthe people.
The cooking oilfactory which is usefermentation process isplanned to have a location in
central Yogyakarta especially Bantul jetis. The factory is using fermentation process
which the material are coconut waters, yeast, with the capacity is 25.000 ton in ayear.Kompotition meat for raw material consist offprotein 3%, calorie 3%, fat 34%,
carbohidrat 14%, water 30%, calcium 2,1%, vbitaminl,l% and some of it are addible.
Of kompotition it fat ingredient trigliserida fermentation process with addition of
yeasttape is 3% and water to gate cooking oil. The coconut material is 10882,6kg and
water is 10882,6kg from the beginning process, milk that squeezedfrom coconut will be
separated between skim and cream, and than the cream will be included in to the
fermentator by the adding of yeast as the katalis and it will produce enzyme to get the
fermentation process to obtain the cooking oi is 3156,5656kgl. Capasitas water
sanitasion 2.000 kg/watc, water coller 500 kg/watc, sollar 199,2478 l/watc, listrik
418.322,8695 kW.
Cooking oil is consumed by everypeople, wether lower class or high class. The coconut
oil business will give many benefit such as to open a new apportunity of work type, and also provides some job apportunity.
Besides that the waste of coconut can be used again. The dregs can be used as cattle
food, the coconut water will be made nata decoco, the coconut shell can be used in the
active charcoal industry, the coconut fiber for the home industry and the "blondo" still can be consumed or to be cooked again. The result of the economic evaluation shows,
Fixed Capital(FC))Rp.599.S75J53.578.37,WorkingCapital(WC)Rp.\00.036.209A49M,
Percent return of Investment ( ROl) before tax12,42 %, Percent return of Investment ( ROI) after tax 6,21 %, Pay Out Time (POT) before Tax4A63 year, Pay Out Time (POT)
after Tax 6,17 year,Break Event Point (BEP)57,45 %, Shut Down Point (SDP)\6,34 %,
Discounted cash Flow (DCF)2%,9% %
Based on the survey, operational condition, raw material selection, factory location and economic side. The cooking oil factory with the capacity of 25.000 ton/year is quit interesting to be developed in Yogyakarta.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik
Pada masa krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia salah satu produk yang
sangat langka dipasaran sehingga harganya semakin meningkat bahkanmelambung tinggi adalah minyak goreng. Sebagian besar minyak goreng yang
beredar dipasaran khususnya di Indonesia adalah minyak yang berasal dari
minyak inentah kelapa sawit( Crude Palm Oil/ CPO) dan kelapa Crude Coconut
Oil / CCO). Tidak mengherankan jika harga komoditas minyak goreng selalu
dipantau dan dikelola oleh pemerintah.Perkembanagan disektor ekonomi yang yang sedang giat ditingkatkan
oleh pemerintah dengan dikeluarkannya
UU NO 22 / 1999 tentang otonomi
daerah untuk mencapai kemandirian perekonomian daerah, salah satunya
meningkatkan perekonomian disektor industri.Pembangunan disektor industri dalam hal ini usaha memproduksi minyak
goreng yang berasal dari produk pertanian yaitu kelapa, selain itu dari kelapa juga
biasa dihasilkan produk yang bernilai tambah tinggi antara lain bila diolah
menjadi sarana kebrsihan, seperti sabun, kosmetik dan obat-obatan. Sementara itudari sabut kelapa yang urnumnya hanya dipintal menjadi tali dan keset ternyata
juga mempunyai nilai tambah tinggi, serbuk dan serat lebih lanjut dapat diolah
menjadi dinding peredam suara, kayu partikel, media tanaman, matras, jok mobil
pegas.
Sedangkan bagian ampas yang terkumpul dapat dipergunakan sebagai bahan
industri lain seperti makanan ternak, air kelapa untuk industri Nata de Coco
sedangkan tempurung untuk arang aktif
Industri minyak goreng juga akan mendatangkan beberapa keuntungan antara lain dapat meningkatkan pangsa pasar dalam negeri khususnya dengan mempunyai industri yang kuat dan maju sehingga dapat memenuhi kebutuhan
akan minyak baik untuk industri sendiri maupun untuk rumali tangga, membuka
kesempatan bentuk usaha baru, menyediakan lapangan kerja khususnya pada daerah pendirian pabrik.
Pembangunan sektor industri khususnya di Jawa Tengah yang mempunyai
bahan baku kelapa dengan luas panen 241,21 ribu ha (14,97 %) termasuk nomor
dua terkuat di Indonesia ( Sumber BPS 2003). Selain itu kita juga mengetahui
kemampuan Jawa Tengah disektor industri minyak goreng belum maksimal.
Pemanfaatan sumber daya alam disektor industri minyak goreng merupakan
tantangan terhadap pendirian industri-industri baru.
Kelapa merupakan salah satu sumber lemak terpenting di Indonesia.Dalam
penggunaannya kelapa sebagaian dibuat kopra dan kemudian diambil minyaknya,
sebagian lagi dipergunakan dalam bentuk segar baik untuk pembuatan minyak
goreng ataupun digunakan sebagai santan atau dalam bentuk kelapa parut.Pada tahun 2001 total produksi minyak kelapa adalah 693,8 ribu metric
ton / 693,800juta ton. Sebagian besar yaitu 395,02 metrik ton / 395,020juta ton
metrik ton / 278.820, Permintaan berasal dari industri makanan sebesar 215 ribu
metric ton / 215,000 juta ton dan penggunaan lainnya sebesar 63,82 ribu metric
ton / 63,820 juta ton. Dengan demikian kebutuhan minyak goreng di Indonesia
masih belum tercukupi sebesar 20 ribu metric ton.( Sumber FAO,2004)
Sedangkan untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi minyak goreng dunia
tahun 2001 masih kurang sebesar 141 ribu metric ton / 141.000 juta ton.(Sumber
FAO, 2004). Pada tahun 2003 konsumsi minyak goreng masih cukup tinggi yaitu
0.1 liter perminggu sementara konsumsi minyak lainnya antara 0-0.01 liter
perminggu.( BPS, 2003).Menurut Soeatmadja (1984) sekitar 34,7 % dari produksi kelapa
digunakan sebagai santan, 8 % untuk pembuatan minyak kelapa dan 57,3 % untuk
kopra.Kelapa merupakan salah atau komoditi yang penting bagi daerah Jawa khususnya
, komoditi ini juga sangat berperan bagi kehidupan masyarakat baik ditinjau dari
aspek ekonomi maupun sosial budaya. Pada saat sekarang ini soiling dengan laju
pertumbuahan penduduk permintaan terhadap minyak kelapa sebagai minyak
goreng terus meningkat, terutama masyarakat yang mengutamakan mutu dan cita
rasa yang tinggi, hal tersebut dimungkinkan karena minyak goreng dari kelapa
memang mempunyai aroma yang khas dan cita rasa yang lebih dibandingkan
dengan minyak sawit.( Budiarso,2004)
Dengan demikian dirasa perlu didirikannya pabrik Minyak Goreng dengan
Goreng.
2
Dengan didirikannya pabrik Minyak Goreng ini akan mempengaruhi
dan meningkatkat beberapa aspek ekonomi anatara laina. Dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.
b. Dapat meningkatkan devisa/pendapatan daerah.
c. Dapat mengurangi pengangguran dan menyerap tenaga kerja.
3. Tersedianya bahan baku yang cukup untuk pembuatan minyak goreng.
Tabel 1.1. Perkembangan konsumsi minyak goreng di Indonesia
1.2. Kapasitas Perancangan
Mengingat pentingnya minyak goreng sebagai kebutuhan industri maupun
rumah tangga, maka kebutuhannya juga meningkat dari waktu ke waktu. Pabrik
minyak goreng yang akan dibuat dapat ditentukan kapasitasnya dengan mengacu
pada pertimbangan antara lain:
1.2.1. Proyeksi
Kebutuhan
Minyak goreng
di Indonesia
Pada Masa
Mendatang.
Prediksi konsumsi minyak goreng di Indonesia selalu mengalami
kenaikan yang berarti. Hal ini berhubungan erat dengan perkembangan
sektor industri khususnya makanan dan seiring dengan laju pertumbuahan
penduduk, karena sebagian besar masyarakat Indonesia bahkan didunia
dalam kehidupan sehari-hari selalu menggunakan minyak goreng sebagai
bahan pembantu.P mggunaan Kapasitas perancangan ditetapkan sebesar
25.000 ton/tahun, dengan pertimbangan sebagian untuk memenuhi
akan minyak goreng dunia masih cukup besar dan selalu mengalami
kenaikan.
Untuk mengetahui perkembangan kebutuhan minyak goreng dalam negeri
dapat dilihat pada table. 1.1.
Table 1.1. Kebutuhan minyak goreng
Tali an Kapasitas ton/tahun
1998 461,569
1999 480,790
2000 520,657
2001 620,726
2002 526,461
Sumber Riset Risindo
Table 1.2 Permintaan dan Penawaran minyak goreng Indonesia
Elemen 1998 1999 2000 2001 Produksi 700,0 708,1 778,0 693,8 lmpor 5,0 0,1 Perubahan Stok -30,0 -50,0 250,0 -20,0 Ekspor 372,7 349,6 734,6 395,0 Penawaran 302,3 308,5 293,5 278,8 Industri Makanan 206,0 209,0 212,0 215,0 Penggunaan lainya 96,0 99,5 81,5 63,8 Sumber FAO, 2004
Elemen 1998 1999 2000 2001 Produksi 3.485 2.684 3.313 3.617 linpor 2.623 1.587 2.387 2346 Perubahan Stok 5 -67 248 -141 ekspor 2.479 [7.348 2.687 2.456 Penawaran 3.635 2.856 3.261 3.366 Buangan 0 0 0 0 Makanan Olahan 0 0 1 0 Makanan -18 -5 -7 -9 Penggunaan lainya 1.877 1.919 1.892 2.092 Sumber FAO, 2004
1.2.2. Ketersediaan Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan adalah kelapa dan air. Kelapa
direncanakan diambil dari perkebunan di Jawa Tengah maupun di
pasar-pasar, sedangkan untuk bahan baku air direncanakan didapat dari sungai
dekat pendirian pabrik dengan cara diolah terlebih dahulu.
1.2.3.
Kapasitas Minimal Pabrik Yang Pernah Didirikan
Kapasitas komersial pabrik minyak goreng yang telah beroperasi
berkisar antara 20.000 - 50.000 ton/tahun. Kebutuhan minyak goreng di
Indonesia diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan membaiknya
perekonomian nasional dan pertunibuhan penduduk. Dari data-data diatas
\
\ - ,
«\ditetapkan perancangan pabrik minyak goreng sebesar 25.000 ton/tahun
yang akan didirikan tahun 2010.1.3. Pemilihan Lokasi Pabrik
Pemilihan lokasi pabrik sangat menentukan kedudukan perusahaan dalam
persaingan dan ikut mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan. Hal ini
berarti dalam menentukan lokasi pabrik perlu dipertimbangkan faktor-faktor yang
mempengaruhi biaya produksi dan distribusi sehingga dapat ditekan seminimal
mungkin. Lokasi pabrik sedapat mungkin dipilih untuk memberikan kemungkinan
perluasan dan penambahan kapasitas terpasang serta jaminan keamanan terhadap
kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan terjadi. Pemilihan lokasi yang tepat,
strategis, dan menguntungkan secara ekonomi akan memberikan keuntungan
maksimal terhadap perusahaan.Lokasi pabrik dapat dikatakan ekonomis bila memenuhi syarat :
1. Penyediaan Bahan Baku dan Utilitas2. Lancarnya Transportasi
3. Daerah Pemasaran yang cukup potensial
4. Penyediaan Tenaga Ke ja
Dari beberapa kawasan industri yang terdapat di Indonesia, dipilih daerah
Jawa Tengah, khususnya yogyakarta dengan pertimbangan sebagai berikut:
1.3.1. Ketersediaan bahan baku
Bahan baku merupakan hal utama dalam pengoperasian pabrik.
Karena pabrik beroperasi atau tidak tergantung pada ketersediaan bahan
baku. Pabrik Minyak Goreng ini akan didirikan di Yogyakarta karena
dekat dengan sumber bahan baku. Bahan baku Kelapa diperoleh dari
perkebunan di Kulon Progo dan pasar-pasar terdekat. Dengan tersedianya
bahan baku kelapa yang relatif besar, diharapkan kebutuhan bahan bakuini bisa terpenuhi. 1.3.2. Pemasaran
Daerah pemasaran minyak goreng tersebar diseluruh Indonesia.
Untuk memasarkan minyak goreng tidak mengalami kesulitan, karena
sarana transportasi yang sudah cukup lengkap, Produk minyak goreng
dalam hal ini khususnya dipasarkan kedaerah : DIY, Solo, Semarang,
daerah-daerah lain dan apabila memungkinkan dapat diekspor keluar
negeri.
1.3.3. Fasilitas Transportasi
Transportasi
dibutuhkan
sebagai
penunjang
utama
untuk
penyediaan bahan baku ataupun pemasaran produk, untuk konsumsi dalam
negeri dan ekspor. Fasilitas transportasi meliputi jalan, pelabuhan, dan
bandar udara.
1.3.4. Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang dibutuhkan adalah tenaga kerja yang terampil
dan non terampil. Tenaga kerja non terampil diperoleh dari lingkungan
masyarakat disekitar lokasi pabrik, hal ini sekaligus dapat membuka
lapangan kerja baru khususnya bagi masyarakat disekitarnya. Tenaga kerja
Air merupakan kebutuhan yang sanagat penting dalam suatu
pabrik. Kebutuhan air untuk keperluan pabrik dapat dipenuhi dari sungai yang ada didekat lokasi maupun dengan pembuatan sumur-sumur sumber air.
1.3.6. Kondisi geografis dan sosial
Lokasi pabrik sebaiknya terletak di daerah yang stabil dari gangguan bencana alam (banjir,tanah longsor dan Iain-lain). Kebijakan pemerintah setempat juga turut mempengaruhi lokasi pabrik yang akan dipilih. Kondisi sosial masyarakat diharapkan memberi dukungan terhadap operasional pabrik sehinggga dipilih lokasi yang memiliki masyarakat yang dapat menerima keberadaan pabrik
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan diatas maka pabrik minyak
goreng ini dalam perencanaan akan didirikan di daerah Bantul Pleret, Yogyakarta. Faktor keunggulanya antara lain :
1. Dekat dengan jalan raya yang akan memudahkan proses pengambilan bahan baku hingga proses pemasaran, bahkan jika memungkinkan impor barang - barang kebutuhan pabrik dan ekspor produk.
2. Cukup dekat dengan sungai sebagai sumber air
3. Dekat dengan sumber bahan baku,yaitu diperoleh dari perkebunan kelapa rakyat,diKulon progo dan pasar-pasar tradisional seperti, pasar Imogiri, pasar Pundong, pasar Jejeran, Pleret, pasar buah Nitikan,
pasar Bantul, pasar Kotagede, pasar piyungan, pasar buah Bringharjo dan sekitarnya.
4. Mudah dalam melakukan perijinan.
5. Dekat dengan SPBU sehingga mudah dalam pengambilan bahan bakar. 6. Harga lanah yang terjangkau sehingga memungkinkan untuk perluasan
pabrik.
7. Faktor keamanan, yang tidak jauh dari kantor Polsek Je'is. 1.4. Pemilihan Proses
Secara uraum urutan proses produksi minyak kelapa sebetulnya hampir sama meskipun dikerjakan secara tradisional maupun dengan teknik yang lebih modern baik oleh industri kecil maupun industri skala menengah atau
besar. Inti dari proses produksi tersebut adalah memisahkan minyak kelapa yang merupakan bagian paling berharga dari buah kelapa.
Proses pembuatan Minyak Goreng dapat dikelompokkan menjadi 3
kelompok yang terdiri dari : 1. Proses Kering
Pada proses ini daging kelapa sebelum diekstrak terlebih dahulu dikeringkan (kopra).
2. Proses Basah
Minyak kelapa dapat dibuat langsung dari daging kelapa segar, tetapi
dalam proses ekstruksi minyak yang dihasikan kurang maksimal.
\
-3. Proses Fermentasi
Dari tiga proses yang ada , proses yang dipilih yaitu dengan Fermentasi,
karena pada Proses ini sangat hemat energi
1.5 Tinjauan Pustaka
1.5.1 Daging Buah Kelapa
Daging buah kelapa atau endosperm kelapa muda tipis dan seperti
jeli, tetapi pada saat buah tersebut menua akan menebal sampai sekitar
lcm atau lebih. Pada tahap pertama ( 4-6 bulan ), tempurung dalam sabut
hanya membesar tapi masih lunak, buah kelapa berisi penuh air kelapa.
Pada tahap kedua ( 6-9 bulan ) sabut dan tempurung berangsur-angsurmenebal tetapi belum begitu mengeras. Pada tahap ketiga endosperm
berkembang penuh dan buah masak penuh. Pada kelapa yang tua,presentase endosperm sekitar 28% dari seluruh berat kelapa (setya
Admaja, 1982)
Daging buah kelapa kaya akan kalori terutama dari karbohidrat.
Protein kelapa, dibandingkan dengan kacang-kacangan, lebih baik dalam
hal asam amino isoleusin, leusin, lisin, threonin dan valin. Adapun analisa
nilai nutrisi daging buah kelapa umur 8 bulan adalah kadar air 90,59%, kalori 437 kkal/100 g, minyak 26,67%, protein 10,67%, serat kasar 3,98%,
total karbohidrat 38,45%, pati 13,53%, gula sebagai glukosa 24,92%. Sementara komposisi asam amino daging buah kelapa adalah isoleusin 2,5 g/16 g N, leusin 4,9 g/16 g N, lisin 2,7 g/16 g N, tnetionin 1,5
g. Mineral utama yang terdapat pada daging buah kelapa adalah Fe (17
ppm), S (4,4 ppm), Cu (3,2), P (2.4 ppm). Kan-dungan vitamin pada buah
meliputi vitamin C (10 ppm), vitamin B (15 IU), dan vitamin E (2 ppm).
Djadmiko melakukan studi mengenai ukuran fisik buah kelapa
pada berbagai tingkat pertumbuhan dan dilaporkanya bahwa pertumbuhan
yang sangat cepat terdapat pada umur 4-9 bulan. Endosperm tampak mulai
mengeras pada umur 7-8 bulan dan istilah kelapa muda (degan) diberikan
bagi buah yang berumur 8-9 bulan.Woodrof (1975) mclapoikan basil analisa daging buah dari
berbagai tingkat umur buah kelapa, yaitu antara 8
15 bulan. Kadar air
dan protein menurun dengan matangnya buah, tetapi kadar minyaknya
banyak. Puncak tertinggi kadar minyak terlihat pada buah berumur 12 dan
13 bulan, kemudian sedikit demi sedikit akan menurun saat buah semakin
tua.
Kadar serat kasar tertinggi terdapat pada buah berumur 9 dan 10
bulan, dan terendah pada tahap awal dan akhir dari perkembangan
tersebut. Kondisi tempat tumbuh juga mempengaruhi kompisisi kimia
daging buah kelapa, juga varietas kelapa. Kadar air pada endosperm akan
menurun pada saat buah kelapa semakin tua, sedangkan kadar minyaknya
Table 1.4 Komposisi kimia daging Buah Kelapa pada berbagai tingkat kematangan.
Analisa
(dalam lOOgr)
Buah Muda Buah
Setengah Tua
Buah Tua
Kalori 68kal 180 kal 359 kal
Protein Igr 4gr 3,4 gr Lemak 0,9 gr 13 gr 34,2 gr Karbohidrat 14 gr 10 gr 14gr Kalsium 17 mg 18 mg 21 mg Fisport 30 gr 1 mg 35 gr 1,3 mg 21 mg 2mg Besi
Aktivitas Vit.A 0,0 IU 10,5 IU 0IU
Thramin 0,0 mg 0,5 mg 0,1 mg
Asam Askorbat 4gr 4,0 mg 2,0 mg
Air 83,3 gr 70 gr 40,9 gr
Bagian dapat dimakan 53 gr 53 gr 53 gr Sumber Anomymous (1970)
1.5.2 Santan
Sebagian besar produksi dikonsumsi dalam bentuk segar terutama
dalam bentuk santan. Santan kelapa adalah emulsi minyak dalam air yang
berwarna putih, yang diekstraksi dari daging kelapa parut dengan cara
pemerasan atau pen >epresan mekanik, dengan tanpa atau penambahan air.Balasubramaniam (1976) menyatakan bahwa galaktomanan,
fosiblipida dan protein dapat berfungsi sebagai emulsitier (pemantap
emulsi) pada santan. Sedangkan fosfolipida di samping sebagai emulsifier,ternyata dapat menyebabkan penibahan warna menjadi putih kecoklatan
akibat oksidasi asam lemak tak jenuh. Pada keenam jenis kelapa hibrida
dengan umur buah 10 bulan kadar galaktomanan dan fosfolipida cukup tinggi, meskipun kadar protein bervariasi
Oleh karena itu kandungan galaktomanan tinggi, sangat diperlukan
agar diperoleh sifat organoleptik yang disenangi konsumen, nainun nilai
gizinya cukup tinggi sebab pada umur buah 8 bulan, daging buah kelapa memiliki kadar protein dan karbohidrat tinggi. Sedangkan pengolahan selai membutuhkan bahan yang dapat memberikan tingkat homogenitas
tinggi. Kadar protein, galaktomanan dan fosfolipida (lipida yang mengikat
unsur fosfor) tingg., menunjang sifat yang dibutuhkan produk
Komposisi santan kelapa bervariasi tergantung pada varietas
kelapa yang dipergunakan, umur dan daerah dimana pohon kelapa
tumbuh. Menurut Soatmadja (1984) komposisi santan tergantung pada
cara pembuatannya dan efisiensi ektraksi.Table 1.5. Perbandingan komposisi santan dengan air kelapa
Kompsisi Coconut Water (%) Coconut Milk
Total solid 4,71 10,29 Reducing Sugar 0,08 0,35 Sukrosa 1,28 1,40 Total Sugar 2,08 Ash 0,62 Sodium 1,5 Potassium 3,12 Calsium 2,9 Magnesium 3,0 Iron 0,01 Copper 0,004 Phosphorus 3,7 3,3 Sulfur 3,4 Chlorine 18,3 Protein 0,80 Fat 7,10 Carbohydrate 1,75
Sumber Anomymous (1970)
Tingginya
kadar
kandungan
air dan
protein
dari
santan
menyebabkan santan sangat mudah ditumbuhi mikroorganisme pembusuk,
sehingga tidak bisa disimpan terlalu lama dan memerlukan pengawetan. Pemanasan juga dapat mengawetkan santan, tetapi apabila terlalu lama juga dapat merusak emulsinya dan menyebabkan perubahan warna. Hal ini
dapat dicegah dengan penambahan stabilizer supaya santan tetap stabil dalam keadaan koloid dan mencegah terjadinya agregrasi serta
pengendapan.
Stabilizer yang digunakan pada santan harus tidak beracun,
berwarna putih, mempunyai rasa dan bau yang netral, dengan demikian
penggunaan stabilizer tidak akan merubah karakteristik warna, rasa dan
bau dari santan asli. Disamping itu, karena santan merupakan emulsi lemak dalam air, maka stabilizer yang digunakan juga harus bersifat
hydrophilic. Stabilizer yang dapat digunakan antara lain Natrium Casienat,
Natrium phospat dan Atmos 18 ( suatu campuran monogliserida) dengan
perbandingan 0,5 : 0,005 : 0,25 %.
1.5.3. Ragi
Ragi merupakan mikroba aktif(bio katalisator) yang berfungsi
untuk mempercepat
perubahan santan menjadi minyak, dan dapat
metnutus ikatan protein yang mengikat minyak sehingga diperoleh hasil
minyak yang lebih bersih. Dalam perkembangannya, mikroba (ragi) yang
dimasukkan kedalam fermentator membutuhkan nutrisi dan 02 yang steril,
agar mikroba dapat tumbuh dan berproses dengan baik. Dalam proses
fermentasi dilakukan beberapa variasi dalam pengunaan ragi yaitu :
Dalam proses fermentasi ini, ragi yang dipergunakan adalah ragi tape,
karena minyak yang diperoleh akan lebih baik dan minyak yang
dihasilkan lebih bagus, hal ini dapat dilihat dari warna, aroma
dibandingkan dengan menggunakan ragi roti ataupun bahan lain.Dari
segi ekonomi ragi tape lebih murah dan mudah didapat
ditoko-toko.sedangkan keunggulan lain dari ragi tape adalah:
-
Lebih unggul : Mampu menghasilkan produk yang dikehendaki
secara cepat dan diperoleh hasil yang besar/maksimal.
Stabil : Microbianya mempunyai sifat tetap tidak mengalami
mutasi atau lingkungan.- Bukan sejenis Pathogen : Agar tidak menimbulkan akibat samping pada lingkungan.
(llmu Microbiologi, Nurhidayat-Sri Suhartini)
2. Variasi jumlah ragi yang ditambahkanSemakin besar jumlah ragi yang ditambahkan maka semakin banyak
jumlah minyak yang diperoleh sampai batas maksimum tertentu.
Penambahan ragi lebih dari batas maksimum akan menurunkanperolehan minyak yang dihasilkan, karena banyaknya bakteri yang
mati disebabkan kurangnya makanan.
Indeks bias dari minyak kelapa dengan mempergunakan katalis ragi
tempe adalah sekitar 1,4528. indeks bias ini sudah mendekati indeks bias
standar mutu karena menurut SNI indeks bias standar minyak goreng
adalah 1,452.
1.5.4.Minyak Kelapa
Minyak kelapa berdasarkan kandungan asam lemak digolongkan
kedalam asam lauratnya paling besar jika dibandingkan dengan asam
lemak lainnya. I erdasarkan tingakt
ketidakjenuhannya yang dapat
dinyatakan dengan bilangan lod, maka minyak kelapa dapat dimasukkan
kedalam golongan non drying oils. Karena bilangan lod minyak kelapa
berkisar antara 7,5-10,5.
Minyak kelapa mempunyai titk cair yang rendah dan tingkat
ketidak jenuhan yang rendah pula. Sifat fisik minyak kelapa yang
terpenting adalah jika dipanaskan tidak mencair tahap demi tahap seperti
lemak yang lain tetapi langsung berubah menjadi cair. Hal ini disebabkan
karena titik cair asam lemak penyusunannya berdekatan, yaitu asam laurat,
milistrat, dan palmitat yang masing-masing 44 °C, 54 °C dan 63 "C.
Dengan demikian plastisida trigliserida juga terbatas. Hal ini juga banyak
membatasi penggunaannya dalam industri makanan, yaitu kecilkemungkinannya merubah sifatnya.
Jika minyak kelapa dibiarkan
memadat kemudian disaring, terdapat fraksi padat yang disebut Stearatkelapa.
Lebih lanjut dilihat dari segi kesehatan Minyak kelapa merupakan
minyak yang paling sehat jika dibandingkan dengan menggunakan bahan
dari jagung, kedelai, conola dan bunga matahari. Hal ini telah dibuktikan oleh beberapa penalitian yang antara lain dilaporkan oleh Bruce Fife pada tahun 2003 dalam bukunya The Healing Miracle of ("oconut (Budiarso2004) antara lain keunggulan minyak dari bahan kelapa, tidak meningkatkan kolesterol, kelengketan dan gumpalan dalam darah, tidak
berperan buruk dalam permasalahan berat badan.dapat mengutangi resiko kangker, menyediakan bahan gizi yang penting bagi kesehatan, menyediakan kalori yang sedikit dibanding lemak lainnya, mempunyai
cita rasa yang khas,enak dan lembut, sangat tidak cepat rusak(tahan lama), tahan terhadap panas(minyak yang paling sehat untuk memasak)
Terdapat 8 mineral pada daging buah kelapa yakni K, Ca, P, Mg, Fe, Zn, Mn, dan Cn (Kemala dan Velayutham, 1978). Komposisi asam lemak esensial linoleat pada daging buah kelapa muda juga tergolong tinggi sekitar 2,35% (Barlina, 1999b), dan sangat baik untuk kesehatan
A. Lemak dan Minyak
Lemak dan Minyak terdiri dari Trigliserida campuran yang merupakan
ester dan gliserol dan asam kuat rantai panjang. Lemak nabati terdapat pada
buah-buahan dan biji-bijian, kacang -kacangan, akar tanaman dan sayur-sayuran. Dalam jaringan hewan lemak terdapat disekitar badan tetapi lebih banyak terdapat dalam jaringan adipose dan tulang sum-sum ( Ketaren 1986)
Lemak dan minyak jika dihidrolis menghasilkan tiga molekul asam lemak rantai panjang dan satu molekul gliserol.
Reaksi hidrolisis lemak atau minyak dapat ditulis dengan persamaan reaksi sebagai berikut :
H2G—O O II C o R HC O C R + H20 HC O C R CH2OH R,COOH •> CHOH + R2COOH CH2OH R3COOH
Gliserol Asam lemak Trigliserida
Trigliserida dapat berupa padat atau cair, hal ini tergantung pada
komposisi asam lemak penyusun. Sebagian besar minyak nabati berbentuk
cairan karena mengandung sejumlah asam lemak tak jenuh yaitu, asam oleat
dan lenoleat.
Lemak hewan pada umumnya berbentuk padat pada suhu kamar karena banyak mengandung atam lemak jenuh.
B. Asam Lemak
Minyak kelapa berdasarkan kandungannya asam lemak digolongkan kedalam minyak asam laurat karena kandungan asam lauratnya paling besar
jika dibandingkan dengan asam lemak lainnya ( Ermanini, 1990), seperti
dapat dilihat pada tabel 1.6.
Table 1.6 Komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa
Asam Lemak Rumus Kimia Jumlah ( % )
Asam Lemak jenuh
Asam Kaprilat CH17COOH 5,5-9,5
Asam Koprat C9H59COOH 4,5-9,5
Asam Laurat C11H24COOH 44,0 52,0
Asam Meristat C13H27COOH 13,0-19,0
Asam Palmitat C15H31COOH 2,5- 10,5
Asam Streatat C7H35COOH 1,0 3,0
Asam Arachidat C19H39COOH 0,0 - 0,4
Asam Tak Jenuh
Asam Palmitoleat C15H29COOH 0,0- 1,3
Asam Oleat C7H33COOH 5,0-8,0
Asam Lenoleat C17H31COOH 1,5-2,5
Sumber Thime2.G( 1986)
Minyak goreng didalam Standart Nasional Indonesia ( SNI/ 1992)
didefinisikan sebagai minyak yang diperoleh dengan cara pemurnian minyak nabati dan dipergunakan sebagai bahan makanan. Minyak goreng selain berfungsi sebagai media penghantar panas juga dapat berfungsi
memberikan rasa gurih spesifik pada hasil gorengan sebagai bahan energi, pelarut berbagai zat besi dan sumbar asam lemak essential.
Jenis minyak yang digunakan untuk menggoreng pada umunya
adalah minyak nabati khusunya minyak kelapa. Minyak kelapa termasuk dalam "Laurie Acid Group" karena mengandung 40 - 50 % asam laurat, dan asam tidak jenuh seperti Asam oleat, Lenoleat hanya sekitar 8 %.
Mutu minyak sangat dipengaruhi oleh komponen asam lemaknya,
karena asam lemak tersebut akan mempengaruhi sifat fisik, kimia dan
stabilitas minyak selama proses penggorengan.
C. Mutu Minyak Goreng.
Mutu bahan pangan merupakan sifat khas yang dapat membedakan
setiap unit individu suatu produk dan penting bagi pembeli untuk
menentukan dapat atau tidaknya produk tersebut diterima. Suatu dikatakanbaik apabila mempunyai sifat khas seperti yang dikehendaki oleh
konsumen (Khramer dan Twigg, 1984)
Mutu minyak goreng dapat ditentukan oleh beberapa sifat yang
disebut sifat penentu mutu. Beberapa sifat mutu yang dipakai untuk
menentukan minyak goreng adalah kadar asam lemak bebas, angka
peroksida. Sedangkan dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) sifat
penentu mutu minyak goreng meliputi kadar asam, kadar asam lemak
bebas, kadar air, rasa, bau minyak pelican, cemaran dan arsen. Standar
mutu minyak goreng yang telah ditentukan oleh Dewan Standar Nasional
tahun 1992 dapat dilihat pada table 1.7
Tabel 1. 7 Standar Mutu Minyak Goreng
No Kriteria Uji Persyaratan
1 Keadaan
• Bau Normal
2. Air, %, b/b Maks. 0.3
3. Asam lemak bebas, %, b/b Maks. 0. 3
4. Minyak pelican Tidak ternyata
5. Cemaran
• Besi (fe), mg/kg Maks. 1. 5 • Timbale (pb) Maks. 0. 1 • Tembaga (Cu) mg/kg Maks. 0. 1 • Seng (Zn), mg/kg Maks. 40
• Raksa (Hg), mg/kg Maks. 0. 05 • Timah (Sn), mg/kg Maks. 40
6. Arsen (AS), %, b/b Maks. 0.1 Sumber: SNI 01-2902-(1992)
PEMILIHAN DAN URA1AN PROSES
2.1. Pemilihan Proses
Didalam pembuatan minyak goreng dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok yang terdiri dari :
1. Proses Basah
2. Proses Kering
3. Proses Fermentasi
2.1.1 Proses Basah
Proses pembuatan minyak goreng melalui santan dimana santan merupakan emulsi minyak dalam air, untuk memperoleh minyak dari
santan maka airnya diuapkan dengan cara pemanasan sehingga pada proses ini membutuhkan energi yang cukup besar.
2.1.2 Proses Kering
Proses ini dilakukan melalui kopra kemudian dipress, kelemahannya pada tahap pengolahan kopra, dimana kopra dengan kadar air yang tinggi mudah diserang jainur disamping itu digunakan energi untuk mengeringkan kelapa menjadi kopra yang memakan waktu paling kurang dua hari, pada proses dibutuhkan energi yang cukup besar sehingga biaya produksinya akan bertambah.
2.1.3 Proses fermentasi
Pada proses fermentasi ini minyak didapatkan dengan penambahan
ragi kedalam santan kelapa karena ragi dapat memutuskan ikatan protein
yang mengikat minyak, sehingga diperoleh minyak yang lebih bersih..
2.1.4 Pemilihan ProsesDari tiga proses yang ada, proses yang dipilih adalah proses
fermentasi, karena pada proses ini prosesnya cepat hemat energi,minyak
hasil yang diperoleh lebih bagus dapat dilihat dari warna dan aroma yang
khas, dan kemungkinan rusaknya asam lemak pada minyak relatif lebih
kecil karena tanpa pemanasan.banyaknya minyak yang didapat 64,2%.
Kelemahan proses basah banyak membutuhkan energi/panas,kurang
efisien, minyak didapat sekitar 57,2%.Untuk proses kering sangat
tegantung cuaca,waktu dan konsdisi pengeringan tidak dapat diatur,
kemungkinan pertumbuhan jamur bila cuaca buruk, minyak didapat sekitar
54,7%. 2.2 Uraian Proses
Proses fermentasi cream coconut terdiri dari beberapa tahapan :
1. Seleksi buah kelapa2. Pengupasan kelapa dan pemisahan kulit ari
3. Pemarutan4. Penambahan air dan pemerasan 5. Pemisahan ere rm dan skim
7. Pemisahan
8. Penyaringan
2.2.1 Seleksi Buah Kelapa
Tidak semua buah yang dihasilkan oleh pohon induk yang sudah
terpilih dapat digunakan untuk bahan baku. Untuk diperoleh santan kelapa
yang baik dipilih buah kelapa yang tua dan besar yaitu kurang lebih
berumur 11-12 bulan setelah pembuahan. Syarat-syarat buah kelapa yang
dapat digunakan sebagai bahan baku :
1. Berasal dari pohon induk yang baik
2. Bentuk bulat atau bulat lonjong
3. Ukuran panjang antara 22 - 25 cm dan lebar 17 - 22 cm
4. Kulit luar kering dan tidak cacat5. Bebas dari tanda-tanda serangan hama
6. Bobot berat dan masak dipohon
7. sabut berwarna coklat
8. Mengandung air(dikocok tiap buah
2.2.2
Pengupasan Kulit Kelapa dan Pemisaham Kulit Ari
Pengupasan kelapa dilakukan secara manual dengan menggunakan
benda tajam, kemudian dikupas tempurungnya dengan alat pemukul serta
dikerjakan dalam keadaan panas. Kemudian diperoleh daging kelapa yang
bersih telah terlepas dari tempurung dan kulit ari tersebut melekat pada
bagian tempurung kelapa.Kemudian dUakukan pengecekan untuk memberikan jika ada
sisa-sisa tempurung dan kulit ari yang mungkin masih melekat. Pengecekan
dilakukan secara manual, sehingga diperoleh daging kelapa yang putih
bersih.2.2.3 Pemarutan
Kelapa bersih yang diperoleh dari pemecah kemudian dilakukan
pencucian, dilewatkan melalui conveyor dan bucket elevator dibawa ke
mesin penggilingan (disintegrator), dimana kelapa dijadikan bagian-bagian
kecil (kelapa parut) sesuai dengan ukuran untuk memperoleh santan.
Hasil parutan yang diperoleh dapat mempengaruhi jumlah santan
yang dapat diperoleh. Makin kecil ukuran kelapa parut, makin banyak
santan yang diperoleh, demikian sebaliknya. Tetapi bila ukuran kelapa
parut sangat kecil, maka akan mempersulit pada operasi pemerasan dan
santan yang diperoleh akan mengandung banyak solid.
2.2.4 Penambahan Air
Kelapa parut yang dihasilkan dari disintegrator, dimasukkan
kedalam srew press. Agar santan yang dihasilkan maksimal maka diberi
air panas dengan suhu sekitar 50 °C dan dilakukan penekanan, untuk
menghasilkan santan sebanyak-banyaknya.2.2.5 Pemisahan Kriam dan Skim
Dari hasil pemerasan santan ditampung ditangki untuk didiamkan
sampai terpisah antara ceram (cairan kental putih) dengan skim (cairan
bening) kemudian skim yang tidak dipergunakan ditampung untuk
dimanfaatkan lain.2.2.6 Fermentasi
Krim santan dari hasil pemisahan dimasukkan kedalam alat
fermentator. Untuk mengubah Krim santan menjadi minyak ditambahkan
ragi sesui kebutuhan, setelah itu didiamkan selama tujuh jam sehingga
minyak terpisah pada bagian atas sedangkan blendo dan air pada bagian
bawah.2.2.7 Pemisahan
Hasil fermentasi yang berupa minyak, blendo dan air kemudian
dimasukkan kedalam decanter untuk memisahkan dari blendo dan air.
Kemudian minyak hasil pemisahan ditampung kedalam accumulator.
2.2.8 PenyaringanDari hasil pemisahan yang berupa blondo dan air dimasukkan
kedalam tangki dan dilakukan pemanasan agar blendo tidak mengandung
air. Kemudian baru dilakukan penyaringan pada filter press. Minyak hasilpenyaringan dimasukkan kedalam tangki accumulator kemudian disimpan
2.3. Bagan Alir Proses
MEMILIH BUAH KELAPA
( SELEKSI BUAH KELAPA)
MEMISAHKAN KULIT KELAPA DAN MENGILANGKAN KULIT ARI
MENGHALUSKAN BUAH KELAPA
(MENGGILING/MEMARUT)
MENAMBAHKAN AIR DAN MEMERAS CAMPURAN
MEMISAHKAN KRIM DAN SKIM
(DIDALAM TANGKI)
FERMENTASI
(PENAMBAHAN RAGI)
MEMISAHKAN MINYAK DARI BLONDO DAN AIR
MENYARING MINYAK
2.4 Spesifikasi Bahan
Bahan Baku:
2.3.1 Kelapa
Penyusun Trigleserida , Asam lemak dan Gliserol
Komposisi : Air : 50% Minyak : 34% Abu : 2,2% Serat :3% Protein : 3,5% Karbohidrat : 7,4% 2.3.2 Katalis
Ragi (inokulum tape) : 3% 2.3.3 Air
Rumus Molekul : H2O
Berat Molekul : 18,02 gr/mol
Berat jenis : lgr/cm3 Titik Didih : 100°C o Suhukritis : 373,15 C :; t • 1 v \
Hasil Produk:
2.3.4 Minyak 0
Rumus molekul : ( 2HC- O-C -R)3 Berat Molekul : 200,3 gr/mol
Berat jenis
: 0,923gr/cm3
Kadar Air : 0,3%
Indeks Bias : 1,452
TitikDidih
:220°C
Suhukritis
: 175°C
Asam lemak bebas : 0,3%
2.3.5. Hasil Sam ping Bermanfaat:
Air Kelapa : Untuk Nata Decoco Ampas Kelapa : Untuk makanan Ternak
Sabut Kelapa :Untuk Perdam suara, kayu partukel, media
tanamam, pelapis tempat tidur pegas
Tempurung : Untuk Arang aktif
Blendo : Untuk Industri makan ketak
2.5 Konsep Proses
2.1. Dasar Reaksi
Fermensai adalah suatu reaksi oksidasi-reduksi dalam system
biologi yang menghasilkan energi, dimana donor dam aseptor adalah
senyawa organic. Senyawa tersebut akan dirubah oleh reaksi reduksi oksidasi dengan katalis enzim. Enzim ini akan dihasilkan oleh aktivitas
mikrobia, sehingga jumlah dan jenis senyawa hasil fermentasi itu
tergantung dari jenis mikrobia dan perlakuannya.
Prinsip dasar pembuatan minyak kelapa dengan cara fermentasi
adalah bahwa lapisan pelindung dari protein yang berfungsi sebagai
stabilisator atau emulsifier santan, akan rusak pada PH tertentu. PH ini dihasilkan oleh aktivitas mikrobia yang menghasilkan asam selama fermentasi, sehingga minyak akan dapat dipisahkan.
2.2. Mekanisme Reaksi Fermentasi
Ragi Tempe H,C-0-C-R*2
HC-O-C-R+ H20
CH2OH R,COOH
I I
*- CHOH + R2COOH • (2HC-OC-R)3
I
f
\
\
H2C-0-C-R CH2OH R3COOH
METODE PERANCANGAN
3.1. Penentuan kapasitas
Prediksi konsumsi minyak goreng di Indonesia selalu mengalami kenaikan yang berarti. Hal ini berhubungan erat dengan perkembangan
sektor industri khususnya makanan dan seiring dengan laju pertumbuahan
penduduk, karena sebagian besar masyarakat Indonesia bahkan didunia
dalam kehidupan sehari-hari selalu menggunakan minyak goreng sebagai
bahan pembantu.Penggunaan Kapasitas perancangan ditetapkan sebesar
25.000 ton/tahun, dengan pertimbangan sebagian untuk memenuhi
kebutuhan dalam negeri dan sebagaian komoditi ekspor karena konsumsi
akan minyak goreng dunia masih cukup besar dan selalu mengalami
kenaikan.
3.2. Neraca Massa
1. Neraca Massa di Rietz Disintegrator
Tabel 3.1. Neraca Massa di Rietz Disintegrator
Komponen Masuk Keluar
Daging Kelapa Segar 10882.6 kg/jam
Kelapa Parut/ Giling 10882.6 kg/jam
2. Neraca Massa di Screw Prees
Tabel 3.2. Neraca Massa di ScrewPrees
Komponen Masuk
Kelapa Parut 10882.6 kg/jam
Air 10882.6 kg/jam
Santan
Ampas
Total 21772.6 kg/jam
3. Neraca Massa di Tangki-2 Pengendapan
Tabel 3.3 Neraca Massa di Tangki-2 Pengendapan
Komponen Masuk Santan 19051.025 kg/jam Krim Skim Total 19051.025 kg/jam Keluar 19051.025 kg/jam 2721.575 kg/jam 21772.6 kg/jam Keluar 3810.295 kg/jam 15240.82 kg/jam 19051.025 kg/jam
4. Neraca Massa di Fermentator
Tabel 3.4. Neraca Massa di Fermentator
Komponen Masuk Keluar
Krim 3810.295 kg/jam
Ragi 114.3061 kg/jam 114.3061 kg/jam
Minyak 2667.1435 kg/jam
Blendo 1143.0615 kg/jam
Total 3924.5111 kg/jam 3924.5111 kg/jam
5. Neraca Massa di Decanter
'fabel 3.5. Neraca Massa di Decanter
Komponen Masuk Keluar
Minyak 2667.1435 kg/jam 2438.5312 kg/jam
Blendo 1143.0615 kg/jam 1143.0615 kg/jam
Air, Minyak 228.6123 kg/jam
6. Neraca Massa di Tngki-3 Pemanas
Tabel 3.6. Neraca Massa di Tngki-3 Pemanas
Komponen Masuk Keluar
Air, Minyak 228.6123 kg/jam
Minyak 718.0344 kg/jam
Blendo 1143.0615 kg/jam 379 3047 kg/jam
Air 274 3347 kg/jam
Total
. . . . - .
1371.6738 kg/jam 1371.6738 kg/jam
7. Neraca Massa di Filter Prees
Tabel 3.7. Neraca Massa di Filter Prees
Komponen Masuk Keluar
Minyak 718.0344 kg/jam 718.0344 kg/jam
Blendo 379.3047 kg/jam 379.3047 kg/jam
Total 1097.3391 kg/jam 1097 3391 kg/jam
8. Neraca Massa di Tangk;;-4 Penampungan
Tabel 3.8. Neraca Massa di Tangki-4 Penampungan
Komponen Masuk Keluar
Minyak
Dari Filter Prees 718.0344 kg/jam
3156.5656 kg/jam
Dari Dekanter 2438.5312 kg/jam
3.3. Neraca Panas 1. Tangki Pemanas 1
Tabel 3.9. Neraca Panas di Tangki Pemanas 1
Komponen Masuk Keluar
Air 20376.5802 kcal/jam
Q Suply 120770.9466 kcal/jam
Air 102404.1777kcal/jam
Q loss 38743.3715 kcal/jam
Total 141147.5268 kcal/jam 141147.5492 kcal/jam
2. Screw Press
Tabel 3.10. Neraca Panas di Srew Press
Komponen Masuk Keluar
Daging kelapa 528348.0535 kcal/jam
Air I02404.1777kcal/jam
Santan 522754.4107 kcal/jam
Ampas 108218.2589 kcal/jam
3. Tangki Santan
Tabel 3.11. Neraca Panas di Tangki Santan
Komponen Masuk Keluar
Santan 522754.4107 kcal/jam
Cream 97602.5923 kcal/jam
Skim 124342.23 kcal/jam
Panas yang hilang 300809.5884 kcal/jam
Total 522754.4107 kcal/jam 522754.4107 kcal/jam
4. Tangki Pemanas 2
Tabel 3.12. Neraca Panas di Tangki Pemanas 2
Komponen Masuk Keluar
Blendo, air, minyak 1740357.908 kcal/jam
Minyak, blendo 3151496.552 kcal/jam
Air 11038.761 kcal/jam
Q Suply 209396.804 kcal/jam
Q loss 671724.3214 kcal/jam
3.4 Spesifikasi Alat Proses
1. Belt Conveyor
Fungsi : Alat transportasi padatan (membawa daging kelapa ke rietz disintegrator melalui bucket elevator)
Kodealat : BE-01
Kapasitas : 10882.6 kg/jam
Ukuran : - Lebar belt = 14" = 35 cm
Belt plies : Minimum : 3" Maksimum : 5" Powert motor : 0,5 HP 2. Bucket Elevator Fungsi disintegrator Type Ukuran Bucket spacing Kapasitas Power motor Jumlah
Membawa daging kelapa menuju rietz
slow speed perfect discharge elevator
6x4x4l/2" 12" 10882.6 kg/jam 3 HP 1 buah 3. Rietz Disintegrator
Fungsi
: Memarut/ menggiling daging kelapa menjadi
massa yang berben.uk pulp, sehingga memungkinkan untuk mengekstra
minyaknya. : RD-01 : vertical disintegrator
:24" (Perry 5th ed bab 8-37)
:3600 : 100 HP Kode alat Type Rotor diameter Maksimum rpm Power motorKapasitas Jumlah
: 13.212 nrVjam
: 1 buah4. Tangki Pemanas-1
Memanaskan Air untuk proses
Kode alat : T-01
Tipe
: Silinder vertical dengan tutup dishead
Kapasitas: 13.212 m3/jam
Tekanan : 1 atm Temperatur : 50°C Diameter tangki :2.2387 m Tinggi tangki : 3.3580 m Tebal Tangki : 1.3574 cmBahan konstruksi : stainless steel
Jumlah : 1 buah
5. Screw Press
Fungsi
: Memeras pulp/gilingan kelapa sehingg
santan
Kode alat SP-01
Type Carbon steel
Kapasitas
26.4257 ft3/jam
Power motor 2,5 HP Tekanan 1 atm Waktu 30 menit Jumlah 1 buah 6. Tangki SantanFungsi : Menampung santan setelah keluar dari screw press
Type Kapasitas Tekanan Temperatur Diameter tangki Tinggi tangki Bahan konstuksi Jumlah bejana
: silinder vertical dengan tutup dished
. 21.0508 m3 : 1 atm : 30T : 2.6992 m : 4.0488 m : stainless steel : 1 buah 7. Fermentator 1
Fungsi : Untuk mengubah cream santan menjadi minyak
Kode alat : FR
Type : silinder vertical
Kapasitas
: 34.5357 m3/7 jam
Tekanan : 1 atm
Ukuran : - Diameter : 3.0839 m
Tebal : 5.9cm
- Tinggi : 4.6258 m Bahan konstruksi : stainless steel Jumlah : 1 buah
8. Fermentator 2
Fungsi : Untuk mengubah cream santan menjadi minyak
Kode alat :FR
Type : silider vertical
Kapasitas
: 34.5357 m3/7 jam
Tekanan : 1 atm
Ukuran : - Diameter : 3.0839 m
- Tebal : 5.9cm - Tinggi : 4.6258 m
Bahan konstruksi : stainless steel
Jumlah : 1 buah
9. Decanter
Fungsi : Untuk memisahkan minyak dengan blendo dan air
Kode alat : D-01
Type
: Silinder horizontal dengan kedua ujung ellip soidal
Tempertur
: 30°C
Tekanan : 1 atm
Diameter : 1.6121 m
Kapasitas
: 4.9336 m3/7jam
Bahan konstruksi : stainless steel, SA 167 type 304 grade 3
Jumlah : 1 buah
10. Tangki Pemanas 2
Fungsi : Memanaskan Blendo untuk memisahkan air dan minyak
Kode alat : T-03
Tipe
: Silinder vertical dengan tutup dishead
Kapasitas
: 1.7218 m3/7jam
Tekanan : 1 atmTemperatur
: 113°C
Diameter tangki : 1.1350m Tinggi tangki : 1.703 m Tebal Tangki :1.304 cm Bahan konstruksi : stainless steelJumlah : 1 buah
11. Filter Prees
Fungsi : Memeras/Memisahkan Blendo dan Minyak
Tipe Kapasitas Tekanan Temperatur Diameter partikel Tinggi Tebal Bahan konstruksi Jumlah Plat Bahan konstruksi Jumlah
: Plat dan Frame
: 1.722 m/7jam : 1 atm : 113°C :0,1m : 1.702 m : 1.332 cm : stainless steel : 5 cm : stainslees steel : 1 buah 12. Tangki Akumulator
Fungsi : Menampung Minyak dari decanter dan filter prees
Kode alat Tipe Kapasitas Tekanan Temperatur Diameter tangki Tinggi Tebal Bahan konstruksi Jumlah :T-04: Siinder vertical dengan tutup dishead
: 3.968 m3/7jam
1 atm 30°C 1.499 m 2.249 m 1.338 cm stainless steel 1 buah 13. Storage TankFungsi : Menampung minyak produk
Kode alat
Type Kapasitas
ST
silider tegak dengan tutup dishead
3156.5656 kg/7jamTekanan : 1 atm Tinggi tanki :2.249 m
Tebal : 1.338 cm
Diameter tanki : 1.499 m
Bahan konstruksi : Fiber
Jumlah bejana : 2 buah
14. Pom pa 01
Fungsi : mangalirkan air dari Tangki 01 ke screw press
Jenis : centrifugal pump
Kapasitas : 10882.6 kg/jam Suhu :50°C Tekanan : 1 atm Tenaga pompa :0.1042Hp Daya pompa : 0.0834 Hp Pipa OD : 3.5 in ID : 3.068 in
Bahan : stainless steel
Jumlah : 1 buah
15. Pompa 02
Fungsi : mengalirkan krim dari tanki 02 ke Fermentator
Jenis : centrifugal pump
Kapasitas Suhu Tekanan Tenaga pompa Daya pompa Pipa 3810.3 kg/jam 30 °C 1 atm 0.0385 Hp 0.0308 Hp
^>m
OD : 1.66 in
ID : 1.38 in
Bahan : stainless steel
Jumlah : 1 buah
16. Pompa 03
Fungsi : mengalirkan minyak dari Fermentator ke Decanter
Jenis : centrifugal pump
Kapasitas : 3924.5 kg/jam Suhu : 30 °C Tekanan : I atm Tenaga pompa : 0.0399 Hp Daya pompa : 0.032 Hp X 1UCI OD : 1.66 in ID : 1.38 in
Bahan : stainless steel
Jumlah : 1 buah
17. Pompa 04
Fungsi : mengalirkan minyak dari decanter ke tangki 04 Jenis : centrifugal pump
Kapasitas : 2438.6 kg/jam Suhu :30°C Tekanan : 1 atm Tenaga pompa : 0.0238 Hp Daya pompa : 0.019 Hp Pipa OD : 1.66 in ID : 1.38 in
Bahan : stainless steel
Jumlah : 1 buah
18. Pompa 05
Fungsi : mengalirkan minyak dari tanki 03 ke storage tank Jenis : centrifugal pump
Kapasitas : 3156.6 kg/jam Suhu :30°C Tekanan : 1 atm Tenaga pompa : 0.0313 Hp Daya pompa : 0.0251 Hp Pipa OD : 1.66 in ID : 1.38 in
Bahan : stainless steel
Kelapa Parut/Giling
->-•
Air Ampas (SP) Screw Prees Skim BAK-01 Santan (D-02 Tangki Krim Ragi (Katalis) (FR) FermentatorMiryak Blendo Ragi
Gambar 3.1. Diagram Alir Kualitatif (D) Decanter Minyak,Air Blendo
Krim: 3810.295kg/jam Ragi (Katalis) : 114.3061 kg/jam J l_ Kelapa Parut/Giling : 10882.6 kg/jam (SP) Screw Prees Santan : 19051.025 kg/jam Air: 10882.6 kg/jam ->"• Ampas :2721.575 kg/jam Skim :15240.82 kg/jam t • BAK-01 (D-02 Tangki (FR) Fermentator Minyak: 2667.1435 kg/jam Blendo : 1143.0615 kg/jam Ragi : 114.3061 kg/jam : 3924.5111 kg/jam
Gambar
3.2
Diagram
Alir
Kuantitatif
; | Minyak A I ; -.2438.5312 kg/jam (D) Decanter Minyak,Air : 226.6123 kg/jam Blendo : 1143.0615 kg/jam : 1369.6738 kg/jamUTILITAS
Utilitas adalah bagian penunjang produksi yang ada pada suatu pabrik untuk
membantu dan mempertahankan kondisi operasi normd dan dapat dipakai untuk
menunjang kebutuhan di luar pabrik baik secara langsung maupun tidak langsung.
Unit-unit pendukung proses antara lain adalah Unit-unit: 1. Unit Pengolahan Air
Unit ini berfungsi sebagai penyediaan kebutuhan air proses, air sanitasi dan air
pengisi boiler disamping itu unit ini juga mengolah air buangan pabrik.
2. Unit Pembangkit Steam
Unit ini berfungsi sebagai penyedia kebutuhan steam pada proses pemanasan
dan supply pembangkit tenaga listrik
3. Unit Pembangkit Tenaga ListrikUnit berfungsi sebagai penyedia kebutuhan listrik bagi alat-alat bangunan, jalan
raya dan sebagainya.4. Unit Bahan Bakar
Unit ini berfungsi sebagai penyedia kebutuhan bahan bakar bagi alat-alat
generator, boiler dan sebagainya.
5. Unit Pengolahan limbahUnit ini berfungsi untuk mengolah limbah yang dihasilkan dari seluruh area
pabrik, sehingga air buangan pabrik tidak mencemari lingkungan.
1. Limbah padat
Limbah padat berupa sabut kelapa, batok dan ampas kelapa Untuk limbah
padat tidak diolah tetapi langsung dijual.
2. Limbah Cair
Limbah cair berupa limbah buangan samtasi, air berminyak dari pompa dan
air sisa proses
4.1.
Unit pendukung proses yang terdapat dalam pabrik Minyak Goreng adalah:
4.1.1. Unit Penyediaan dan Pengolahan Air
Berfungsi sebagai air sanitasi, air untuk umpan boiler dan air pendingin.
Dalam memenuhi kebutuhan air, suatu industri pada umumnya menggunakan air
sumur, air sungai, air danau maupun air laut sebagai sumber untuk mendapatkan
air.
Air diperoleh dari air sungai terdekat dengan lokasi pabrik yang kemudian
diolah dahulu sehingga memenuhi persyaratan..
Dalam perancangan pabrik Minyak Goreng
ini, sumber air yang
digunakan berasal dari sungai dekat pabrik dan sumur
Pertimbangan
digunakannya sungai sebagai sumber untuk mendapatkan air karena
pengolahannya relatif murah.
A. Unit Penyediaan Air
Dalam pengembangan persediaan air bagi industri, jumlah dan mutu
merupakan hal yang sangat penting. Penyediaan air pada pabrik Minyak Goreng
meliputi air proses, air umpan boiler dan air sanitasi (air minum).
1. Air Pendingin
Sumber air diambil dari sungai terdekat dan sumur yang telah diolah
sehingga memenuhi syarat sebagai air pendingin.
Pada umumnya dipergunakan air sebagai media pendingin adalah
karena faktor-faktor berikut:
a. Air merupakan materi yang dapat diperoleh dalam jumlah yang
besar.
b. Mudah dalam pengaturan dan pengolahannya.
c. Dapat menyerap sejumlah panas persatuan volume yang tinggi.
d. Tidak terdekompisisi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada air pendingin:
a. Kesadahan ( hardness), yang dapat menyebabkan kerak.
b. Besi, yang dapat menimbulkan korosi.
c. Minyak, yang merupakan penyebab terganggunya film corrotion
inhibitor, menurunkan heat transfer coefficient, dapat menjadi
makanan mikroba sehingga menimbulkan endapan.
2. Air Umpan Boiler
Air
yang
digunakan
sebagai
umpan
boiler terlebih
dahulu
dilakukan pengolahan secara kimiawi. Beberapa hal yang perludiperhatikan dalam
penanganan
air
umpan
boiler
adalah sebagai
berikut:
Korosi yang terjadi di dalam boiler disebabkan karena air mengandung
larutan - larutan asam dan gas - gas terlarut, seperti 02, C02, H2S dan
NH3.
• Zat yang menyebabkan kerak {scaleforming).
Pembentukan kerak disebabkan karena adanya kesadahan dan suhu tinggi,
yang biasanya berupa garam - garam karbohidrat dan silikat.
•
Zat yang dapat menyebabkan foaming.
Air yang diambil dari proses pamanasan bisa menyebabkan foaming pada
boiler karena adanya zat-zat organik, anorganik dan zat-zat yang tak larut
dalam jumlah besar. Efek pembusukan terjadi pada alkalinitas tinggi.
3. Air Sanitasi
Air sanitasi digunakan untuk kebutuhan air milium, laboratorium,
kantor dan pcrumahan.
Syarat air sanitasi meliputi:
a. Syarat fisik:• Suhu di bawah suhu udara luar
• Warna jernih
• Tidak mempunyai rasa
• Tidak berbau
b. Syarat kimia:
•
Tidak mengandung zat organik maupun anorganik
• Tidak beracun c. Syarat bakteriologis:
• Tidak mengandung bakteri-bakteri, terutama bakteri yang patogen.
Suatu system penyediaan air yang mampu menyediakan air dalam jumlah
yang cukup merupakan hal yang penting bagi suatu industri.
Unsur-unsur yang membentuk suatu system penyediaan air meliputi:
1) Sumber-sumber penyediaan
Sumber-sumber air permukaan bagi penyediaan, misalnya sungai, danau,
dan waduk atau sumber air tanah (sumur).
2) Sarana-sarana penampungan
Sarana-sarana yang dipergunakan untuk menampung air yang biasanya
diletakkan pada a.au dekat sumber penyediaannya.
3) Sarana-sarana penyaluran
Sarana-sarana untuk menyalurkan air dari penampungan ke sarana-sarana
pengolahan.
4) Sarana-sarana pengolahan
Sarana-sarana yang dipergunakan untuk memperbaiki atau merubah mutu
air.
5) Sarana-sarana pengolahan (dari pengolahan) penampungan sementara
Sarana-sarana untuk menyalurkan air yang sudah diolah ke sarana-sarana
penampungan sementara serta ke satu atau beberapa titik distribusi.
6) Sarana-sarana distribusi
Sarana-sarana yang dipergunakan untuk membagi air ke masing-masing
pemakai yang terkait didalam system.
Dalam perancangan pabrik Minyak Goreng mi, sumber air yang digunakan
berasal dan air sumur dan sungai. Pertimbangan digunakannya air sungai
sebagai sumber untuk mendapatkan air adalah:
a. Lokasi pendirian pabrik ini berada dekat dengan aliran sungai.
b. Penggunaan air sungai yang merupakan air tawar, mempermudah dalam
hal pengolahannya dan mengurangi gangguan korosi.
B. Kebutuhan Air
1. Kebutuhan air untuk steam
Kebutuhan air untuk Proses/steam pada pabrik minyak goreng
kapasitas 25.000 ton/tahun terdiri dari :
Untuk pencampuran di Screw press
=; 10882.6 kg/jam
Total kebutuhan air pembangkit steam/proses
= 10882.6 kg/jam
2. Kebutuhan air untuk pendingin
Untuk persediaan air pendingin direncanakan
Total kebutuhan air untuk pendingin
= 1000 kg/jam
Air make up
=0.5 x1000 kg/jam
= 500 kg/jam 3. Kebutuhan air untuk sanitasi