• Tidak ada hasil yang ditemukan

BINA DESA PEMBUATAN ANTISEPTIK DAN HAND SANITIZER DENGAN BAHAN ALAMI UNTUK MEMUTUS RANTAI PENYEBARAN COVID-19

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BINA DESA PEMBUATAN ANTISEPTIK DAN HAND SANITIZER DENGAN BAHAN ALAMI UNTUK MEMUTUS RANTAI PENYEBARAN COVID-19"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BINA DESA PEMBUATAN ANTISEPTIK DAN HAND SANITIZER

DENGAN BAHAN ALAMI UNTUK MEMUTUS RANTAI

PENYEBARAN COVID-19

I Gusti Lanang Wiratma1, I Gusti Lanang Agung Raditya2, Ida Bagus Nyoman Pascima3

ABSTRACT

ABSTRAK

PENDAHULUAN

Wabah pandemi COVID-19 memunculkan banyak permasalahan dalam kehidupan di masyarakat. Permasalahan yang muncul diantaranya, masalah kesehatan, masalah ekonomi, masalah pemutusan hubungan kerja, sehingga secara umum penghasilan masyarakat menurun, dari biasanya. Di Desa Sepang sudah ada kelompok pelatihan pertanian pedesaan swadaya (P4S) Sumber Rejeki. P4S Sumber Rejeki berfokus pada pemberdayaan ternak kambing. Kambing Etawa menjadi komoditi utama pada kelompok peternakan ini, karena menghasilkan susu yang baik. P4S Sumber Rejeki juga telah mengolah hasil peternakan

kambing menjadi berbagai produk. Produk olahan berbahan baku susu hasil ternak kambing etawa yang dihasilkan oleh kelompok masyarakat yang tergabung dalam P4S Sumber Rejeki ini seperti snack stik susu, kosmetik sabun, dan shampoo alami. P4S Sumber Rejeki sudah memiliki tempat khusus dengan standar BPOM untuk memproduksi kosmetik seperti sabun, shampoo, dan sunscreen. Rumah produksi juga dilengkapi dengan alat pengolahan kosmetik profesional. Kapasitas produksi P4S Sumber Rejeki tiap harinya mampu memproduksi 800pcs sabun, 300 botol shampoo, dan 100 botol sunscreen. Hasil produksi kosmetik ini telah memiliki konsumen tetap yang bekerjasama dengan P4S Sumber 1Jurusan Kimia FMIPA UNDIKSHA;23 Jurusan Teknik Informatika FTK UNDIKSHA

Email: lanang.wiratma@undiksha.ac.id

Bina Desa makes hand sanitizer made of piper betel leaf, with the aim of improving the knowledge, skills and attitudes of the community in terms of innovative products to stop of spreading COVID-19. The method applied in this activity is the method of training and lectures, with a participatory approach. The target communities are the P4S Sumber Rejeki entrepreneur group and the COVID-19 Task Force in Sepang Village, Busungbiu District, Buleleng Regency, Bali. The output of the program is a hand sanitizer product already with packaging bottle. Another output obtained is an increase in community welfare from the sale of hand sanitizers. Increased awareness in terms of maintaining and developing betel leaf plants, sharing with other communities to maintain health.

Keywords: hand sanitizers, piper betel, COVID-19

Bina Desa pembuatan hand sanitizer berbahan dasar alami daun sirih, bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap masyarakat dalam hal produk inovatif untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19. Metode yang diterapkan dalam kegiatan ini adalah metode pelatihan dan ceramah, dengan pendekatan partisipatif. Masyarakat sasaran adalah kelompok wira usaha P4S Sumber Rejeki dan Satgas COVID-19 Desa Sepang kecamatan Busungbiu Kabupaten Buleleng Bali. Hasil pembinaan adalah luaran berupa produk

hand sanitizer yang sudah dalam botol kemasan yang praktis dan efektif digunakan. Hasil lain yang didapat adalah ada peningkatan kesejahteraan masyarakat dari hasil penjualan hand sanitizer. Meningkatnya kesadaran dalam hal memelihara dan mengembangkan tanaman daun sirih, berbagi kepada masyarakat lain untuk saling menjaga kesehatan.

(2)

Rejeki seperti pusat oleh-oleh, hotel, villa, dan spa yang berada di wilayah Kuta, Jimbaran, Ubud, dan Tabanan. Namun demikian dunia pariwisata di Bali akibat wabah covid 19 menjadi mandeg dan sepi, sehingga P4S Sumber Rejeki berhenti beroperasi sementara karena konsumen mitra memutus kontrak kerja. Dalam kondisi seperti itu maka dilakukan pelatihan pembuatan hand sanitizer berbahan dasar daun sirih. Di samping itu tim pelaksana juga akan membuat desain packaging hand sanitizer. Dhir, et al (2012) mendefinisikan proses kemasan melibatkan kegiatan mendesain dan memproduksi. Fungsi utama dari kemasan yaitu untuk melindungi produk agar produk tetap terjaga kualitasya. Desain kemasan yang meliputi desain grafis, struktur desain, dan informasi produk memberikan pengaruh cukup tinggi (57,2%) terhadap pembelian tanpa rencana (impulsive buying). (Banerjee, et al, 2012).

Hand sanitizer yang dihasilkan disimpan dalam

botol kemasan yang menarik dan praktis, siap untuk dipasarkan. Untuk pemasaran juga dilatihkan pemasaran secara online. Jadi luaran kegiatan pelatihan berupa produk hand sanitizer

berbahan dasar bahan alam daun sirih, yang siap dipasarkan. Produk hand sanitizer yang dihasilkan yang selanjutnya dijual kepada masyarakat atau kepada pemerintah desa. Produk inovatif yang dihasilkan dalam masa pandemi saat ini diharapkan mampu mensejahterakan masyarakat serta upaya untuk memutus rantai penyebaran COVID-19.

METODE

Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah kombinasi metode substitusi IPTEKS dengan metode pelatihan (Soewandhi, 2010). Kegiatan ini akan memberikan pelatihan IPTEKS baru yang lebih modern dan efisien dengan menggantikan penguasaan ipteks lama kepada kelompok masyarakat P4S Sumber Rejeki, Satgas COVID-19, dan Pemerintah Desa Sepang.

Kegiatan ini terdiri dari beberapa tahapan. Tahap pertama, pelatihan terkait pembuatan antiseptik dan hand sanitizer. Pelatihan diikuti oleh 10 orang yang tergabung dalam kelompok P4S Sumber Rejeki. Setelah proses produksi juga dilakukan pengemasan agar nilai jual produk dapat meningkat. Tim pelaksana kegiatan menyiapkan botol dan desain kemasan. Tahap kedua, dilakukan edukasi bagi satgas COVID-19 desa Sepang yang berjumlah 24 orang. Anggota satgas akan diberikan cara untuk mencampur bibit antiseptik, alcohol dan air yang digunakan pada bilik sterilisasi. Selain itu satgas juga ditugaskan untuk mempromosikan hand sanitizer di pos penjagaan kepada masyarakat yang melewati desa Sepang. Keuntungan hasil penjualan dibagi dua dengan kelompok P4S Sumber Rejeki. Hal ini dimaksudkan untuk penggalian dana juga sebagai reward kepada satgas yang bertugas di pos penjagaan agar dalam melaksanakan tugas lebih semangat.

Tahap ketiga berkoordinasi dengan Pemdes terkait pengadaan antiseptik dan hand sanitizer

yang di produksi oleh P4S Sumber Rejeki. Anggaran yang awalnya digunakan untuk pembelian sabun cair agar diganti menjadi pengadaan antiseptik. Di samping itu agar Pemdes mensosialisasikan produk ke masyarakat luas maupun ke dinas-dinas terkait seperti dinas pertanian maupun dinas kesehatan Kabupaten. Agar produk karya desa Sepang lebih dikenal dan dapat diterima masyarakat luas

Bahan alami yang digunakan dalam pembuatan antiseptik dan hand sanitizer adalah daun sirih, selain itu bahan tambahan menggunakan alkohol, minyak zaitun, dan minyak atsiri untuk menambah aroma. Berdasarkan studi literatur yang telah dilakukan, daun sirih mengandung 31 senyawa yang mana komponen utamanya disajikan dalam Tabel 1.

Tabel1. Kandungan Daun Siih

Kandungan Kadar (%)

(3)

Asam 2,5-dimetil benzoat 12,08 dekahidro-4a-metil-1-metilenil naftalena 7,18 1,2,3,4,4a, 5,6,8aoktahidro-7-metil naftalena 8,36 1,2,3,4, 4a,5,6,8a-oktahidro-4a-metil naftalena 13,43 Eugenol

(Pratiwi & Muderawan, 2016).

Senyawa eugenol yang terkandung dalam daun sirih ini dapat digunakan sebagai antiseptik. Penelitian Sari, dkk (2006) menyatakan cairan atau gel yang mengandung 25% ekstrak daun sirih mampu menghilangkan seluruh mikroorganisme dalam telapak tangan. Alkohol adalah cairan pelarut yang bersifat antiseptik. Dari bahan dasar alam daun sirih, alkohol dan minyak zaitun selanjutnya dibuat resep, dan cara kerja untuk menghasilkan produk hand sanitizer yang efektif dalam rangka memutus penularan COVID-19.

Prosedur yang ditempuh dalam kegiatan Desa Binaan ini adalah sebagai berikut. Pertama melaksanakan pertemuan awal antara tim pelaksana dengan perangkat Desa, Satgas COVID-19 desa Sepang, serta pimpinan P4S Sumber Rejeki untuk mensosialisasikan konsep kegiatan dan materi pelatihan, serta peralatan penunjang yang dibutuhkan saat kegiatan berlangsung. Tahap selanjutnya menyusun jadwal kegiatan yang visibel, dan tidak mengganggu kegiatan regular baik dari pihak tim pelaksana dan peserta kegiatan. Kegiatan pelatihan dibagi menjadi tiga periode, periode pertama bersama anggota P4S Sumber Rejeki akan melaksanakan pelatihan pembuatan bibit antiseptik dan hand sanitizer. Periode selanjutnya edukasi satgas COVID-19. Periode akhir koordinasi dengan Pemdes untuk memsosialisasikan dan mempromosikan antiseptik dan hand sanitizer alami buatan P4S Sumber Rejeki.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perencanaan kegiatan dimulai dengan mempersiapkan alat dan bahan untuk mendukung kegiatan ini, adapun beberapa bahan yang disiapkan adalah daun sirih, minyak zaitun, alcohol 98 %, minyak atsiri melati. Sedangkan untuk alat-alat yang disiapkan adalah, panci, gelas ukur, saringan, kertas saring, botol kemasan.

Setelah alat dan bahan disiapkan langkah selanjutnya melakukan eksperimen pembuatan

hand sanitizer berbahan dasar daun sirih,

dengan tim PkM, di laboratorium sederhana. Dari hasil eksperimen tersebut ditemukan resep dan teknik yang paling visibel untuk dilakukan pada saat pengabdian di Desa. Resep yang dibuat dengan hasil berupa hand sanitizer yang sangat efektif untuk mencegah penularan virus, termasuk virus covid 19. Produk hand sanitizer yang dibuat berbahan dasar daun sirih ini, disamping sebagai pelindung tangan untuk mencegah penyebaran virus, juga dapat dimanfaatkan sebagai obat untuk luka ringan di kulit.

Gambar 1. Proses Experimen Awal Selanjutnya dilakukan kunjungan awal berdiskusi dengan pihak kelompok wirausaha desa yang akan dibina dan dilatih membuat produk hand sanitizer. Membuat kesepakatan untuk menentukan hari dan tempat dilakukan pelatihan, sekalian persiapan alat yang diperlukan.

Setelah pelaksanaan audiensi dengan mitra kegiatan, sebelum melaksanakan kegiatan tim pelaksana juga menyiapkan desain kemasan produk hand sanitizer. Desain kemasan dibuat semenarik mungkin bertujuan untuk menarik minat konsumen untuk membeli produk hasil

(4)

kegaiatan PkM ini. Beberapa kendala saat pengadaan kemasan yang dihadapi tim PkM adalah kelangkaan kemasan botol spray dipasaran,

hal ini juga menyebabkan harga botol kemasan spray sangat mahal. Kelangkaan botol spray ini disebabkan banyaknya masyarakat dan UMKM membuat hand sanitizer di masa pandemi covid 19 saat ini.

Gambar 2. Desain Kemasan Produk Hand Sanitizer

Pada hari yang sudah disepakati, pelatihan dilakukan pada tanggal 22 mei 2020. Di Desa Sepang Kecamatan Busung Biu, Kabupaten Buleleng. Pelatihan diikuti oleh anggota kelompok wirausaha Bali Etawa Cosmetic, yang selanjutnya akan memproduksi hand sanitizer. Pelatihan juga diikuti oleh aparat Desa, sekaligus sebagai petugas di desa yang akan mensosialisaikan lebih lanjut. Pelatihan dimulai dengan informasi resep, dan cara kerja pembuatan hand sanitizer. Selanjutnya dilakukan praktek mulai dari perebusan daun sirih, penyaringan, pencampuran dengan alkohol, dengan minyak zaitun, dan penambahan minyak atsiri melati sebagai aroma. Selanjutnya dilakukan proses penyaringan tahap ke dua, dan memasukkan dalam botol kemasan, sehingga produk jadi siap digunakan atau diedarkan kepada masyarakat. Produk yang sudah dalam kemasan botol semprot dibagikan kepada masyarakat melalui aparat Desa yang hadir pada saat pelatihan dilakukan.

Gambar 3. Pelaksanaan Kegiatan Produk yang dihasilkan dari hasil pelatihan, sebagian besar dibagikan cuma-cuma kepada masyarakat dan tetangga sekitar, terutama pada saat ada kegiatan yang terkait upacara kematian. Selanjutnya dilakukan pengembangan sendiri oleh kelompok wirausaha tersebut agar tampilan produknya lebih bening, melalui proses penyaringan bertingkat. Produk yang dihasilkan dengan kemasan botol yang sangat praktis, akhirnya laku dijual. Di samping itu Pemerintah Desa sekitar juga memesan untuk pengadaan hand sanitizer kepada kelompok wirausaha ini. Tim pelaksana juga melakukan pengenalan produk karya Undiksha ini ke beberapa sekolah-sekolah. Salah satu sekolah yang memesan produk ini yakni SMA Laboratorium telah memesan sebanyak 5 liter

hand sanitizer ANTICOV-G20.

Pelatihan pembuatan hand sanitizer dalam kondisi pandemi COVID-19, pada kelompok P4S desa Sepang Kecamatan Busungbiu Kabupaten Buleleng, memberikan dampak yang luar biasa bagi anggota kelompok P4S dan masyarakat sekitar. Dari pelatihan tersebut anggota kelompok P4S, memiliki kompetensi tambahan yang berkaitan dengan pembuatan hand sanitizer berbahan dasar daun sirih. Pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki oleh masyarakat bermuara pada kesadaran untuk memelihara dan mengembangkan tanaman daun sirih. Produk hand sanitizer yang dihasilkan yang sudah dikemas dengan indah dan praktis, menjadikan masyarakat menyadari menjaga kebersihan tangan dengan cara menyemprotkan hand sanitizer yang mereka

(5)

buat sendiri. Di samping itu produk hand sanitizer ini juga di pasarkan dengan bekerja sama dengan pemerintah desa sekitar, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan anggota kelompok P4S. Masyarakat Desa Sepang secara tidak langsung telah menerapkan ajaran filsafat Tri Hita Karana, dimana mereka menjaga keharmonisan dengan alam dan manusia, sebagai pengejawantahan rasa bakti kepada Sang Pencipta.

SIMPULAN

Pelatihan pembuatan hand sanitizer berbahan dasar alami daun sirih menjadikan masyarakat memiliki pengetahuan tentang pentingnya kebersihan dan kesehatan tangan, memiliki keterampilan cara membuat hand sanitizer sampai pada pengkemasan yang siap dipasarkan. Dari pemasaran produk hand sanitizer tersebut menjadikan masyarakat kesejahteraanya meningkat, karena memeroleh hasil penjualan hand sanitizer. Di samping itu secara aktif sudah melakukan pencegahan penularan COVID-19 yang merupakan pandemi global.

DAFTAR RUJUKAN

Banerjee Sonali & Sunetra Saha. 2012. Impulse Buying Behavior in Retail Store Triggering the Sense. Asia Pasific Journal of Marketing and Management Review, Vol. 1 No. 2, ISSN 2319-2836. Dhir Swela & Bhavana Sharma. 2012.

Packaging: Changing with the Change. International Journal of Research in Management. July 2012, Issue, Volume 4.

Ni Putu Rahayu Kusuma Pratiwi & I Wayan Muderawan. 2016. Analisis Kandungan Kimia Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper Betle) Dengan GC-MS. Prosiding Seminar Nasional MIPA. FMIPA Undiksha.

Retno Sari & Dewi Isadiartuti. 2006. Studi Efektivitas Sediaan Gel Antiseptik Tangan Ekstrak Daun Sirih (Piper Betle Linn). Majalah Farmasi Indonesia. 17(4), 163 – 169.

Soewandhi, Nurono Sundani. 2010. Sebuah Pemikiran Tentang Diseminasi Karya Pengabdian Kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Indonesia. Majalah Aplikasi Iptekes Ngayah, 1(1), 2-12.

Gambar

Gambar 1.  Proses Experimen Awal  Selanjutnya  dilakukan  kunjungan  awal  berdiskusi  dengan  pihak  kelompok  wirausaha  desa  yang  akan  dibina  dan  dilatih  membuat  produk  hand  sanitizer
Gambar 3. Pelaksanaan Kegiatan  Produk  yang  dihasilkan  dari  hasil  pelatihan,  sebagian  besar  dibagikan  cuma-cuma  kepada  masyarakat dan tetangga sekitar, terutama pada  saat ada kegiatan yang terkait upacara kematian

Referensi

Dokumen terkait

Laporan Pengabdian Masyarakat ini berjudul “Pelatihan Pembuatan Hand Sanitizer Untuk Anak Sekolah Dasar Sebagai Edukasi Pencegahan Dini Covid-19 Di Lingkungan RT.15 Kompleks

Hasil rukyat al-hilal akhir Ramadhan 1433 Hijriyah di Pantai Pasir Putih Situbondo dilaporkan tidak terlihat disebabkan kondisi ufuk yang kotor karena

Langkah-langkah penelitian yang dilakukan yaitu mengumpulkan data dari hasil wawancara dan observasi, menganalisa biaya operasional yang tidak efisien, melakukan perhitungan

Hal ini dapat dilihat bahwa hasil estimasi yang menggunakan asumsi eksponensial mengandung informasi waktu kejadian, banyak kejadian pada selang waktu tunggu ,

Selain itu penulis juga akan menelusuri pegiat disko Indonesia mulai dari mengulas lagu, profil, dan hal menarik lain yang dapat dinikpati penggemar musik..

Contoh nyata adalah saat pelaksanaan Program Pengabdian Upaya pencegahan covid 19 melalui pembuatan hand sanitizer alami yang dilaksanakan pada tanggal 03 agustus

anak-anak akan kebersihan. Metode pelatihan offline dan online dipilih dalam rangka mencegah penyebaran lebih luas wabah COVID-19 agar turun langsung dan masyarakat

Selain kurangnya pengetahuan dari masyarakat terdapat faktor lain yang membuat masyarakat tidak melaksanakan protokol kesehatan dan penerapan pola hidup bersih