HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN
AKTUALISASI AKHLAKUL KARIMAH SISWA (Studi Kasus Siswa MI N urul H uda S epakung B anyubiru Kab. S em arang
Tahun 2010)
S K R I P S I
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
IANAH
NIM: 11408198
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
KEMENTRIAN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. 323706 Fax. 323433 kode Pos. 50721 Salatiga
Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya, maka skripsi saudara:
Nama : LAN AH NIM :114 08 198
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Judul : HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG
PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN AKTUALISASI AKHLAKUL
KARIMAH SISWA (Studi kasus Terhadap Siswa MI Nurul Huda Sepakung Banyubiru)
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Demikian surat ini dibuat, harap menjadikan perhatian dan digunakan sebagaimana mestinya.
W assalam u’alaikum Wr. Wb.
Salatiga, 16 Agustus 2010 Pembimbing
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara:
Nama : IANAH
NIM : 114 08 198
Jurusan : Tarbiyah
Program studi : Pendidikan Agama Islam
Judul : HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG
PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM DENGAN AKTUALISASI AKHLAKUL
KARIMAH SISWA. (Studi Kasus Terhadap Siswa MI
Nurul Huda Sepakung Banyubiru)
telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 16 Agustus 2010
Pembimbing
K E M E N T E R I A N A G A M A PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN AKTUALISASI AKHLAKUL KARIMAH SISWA. (Studi Kasus Terhadap Siswa MI Nurul Huda Sepakung Banyubiru Tahun 2010)".
telah dimunaqasahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah
Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada h a r i: Sabtu, 28 Agustus 2010 dan telah
diterim a sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Islam (S. Pd. L).
PERNYATAAN KEASLIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ianah
NIM : 114 08 198
Jurusan : Tarbiyah
Program studi : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode
etik ilmiah.
Salatiga, 16 Agustus 2010
Yang menyatakan,
M O TTO DAN PERSEMBAHAN
M O TTO
Gi-jA-Q
"bekerjalah kamu untuk duniamu seolah-olah kamu akan hidup untuk
selama-lamanya. Dan bekerjalah kamu untuk akhiratm u seolah-olah kamu akan mati
esok"
PERSEMBAHAN
Untuk orang tuaku,
Saudara-saudaraku,
Sahabat-sahabatku,
Suami dan anak-anakku tercinta
ABSTRAK
Ianah, 2010. Hubungan Persepsi Siswa Tentang Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam dengan Aktualisasi Akhlakul Karimah Siswa (Studi Kasus Siswa MI Nurul Huda Sepakung, kecamatan Banyubiru, kabupaten Semarang). Skripsi Jurusan Tarbiyah, Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Drs. A. Bahrudin, M. Ag.
Kata kunci: persepsi siswa tentang profesionalisme guru.
Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam. Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimana profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam di MI Nurul Huda Sepakung?, (2) Bagaimana aktualisasi akhlakul karimah siswa MI Nurul Huda Sepakung?, dan (3) Bagaimana hubungan profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam dengan aktualisasi akhlakul karimah siswa MI Nurul Huda Sepakung?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan rumus product moment.
Temuan penelitian profesionalisme ini menunjukkan bahwa dari 30 responden terdapat 30% tergolong tinggi, 60% tergolong sedang dan 10% tergolong rendah. Aktualisasi akhlakul siswa yang menyatakan tinggi 43,33% yang tergolong sedang 50% dan 6,67% tergolong rendah.
Berdasarkan analisa data terdapat hubungan yang signifikansi antara profesionalisme guru PAI dengan aktualisasi akhlakul karimah siswa. Mengacu pada temuan tersebut bahwa profesionalisme guru PAI perlu ditingkatkan agar pembentukan akhlakul karimah tercapai.
DAFTAR ISI
Lembar Berlogo... i
Halaman Judul ... ii
Halaman Nota Pembimbing... iii
Halaman Pengesahan Penguji ... iv
Pernyataan Keaslian T ulisan... v
Motto dan Persembahan... vi
A bstrak... vii
Kata Pengantar... viii
Daftar Isi ... x
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Penegasan Istilah ... 3
C. Rumusan Masalah ... 4
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Hipotesis Penelitian ... 5
F. Manfaat Penelitian ... 5
G. Metode Penelitian ... 6
H. Sistematika Penulisan Skripsi ... 9
BAB II. LANDASAN TEORI A. Masalah Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam ... 11
1. Pengertian Profesionalisme ... 12
2. Pandangan Islam tentang Profesionalisme ... 13
3. Cara menerapkan profesionalisme di sekolah Islam ... 14
4. Karakteristik suatu profesi ... 15
5. Tugas guru pendidikan Islam ... 15
B. Masalah Aktualisasi Akhlakul Karimah... 17
1. Pengertian akhlakul karimah ... 17
2. Pentingnya Akhlakul Karimah dalam hidup ... 18
3. Pentingnya pendidikan akhlak Islam ... 19
4. Akhlak-akhlak terpuji yang diperintahkan A llah... 20
5. Proses terbentuknya Akhlakul karimah sisw a ... 22
BAB
m.
LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum MI Nurul Huda Sepakung... 241. Sejarah berdirinya ... 24
2. Visi dan Misi ... 25
B. Struktur Organisasi Sekolah ... 26
C. Keadaan guru ... 27
D. Keadaan Siswa ... 28
E. Sarana dan Prasarana ... 29
BAB IV. ANALISA DATA A. Analisa Pendahuluan... 32
B. Analisa Uji H ipotesis... 50
BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ... 52
B. Saran ...
53
C. Penutup ...
54
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah memberi anugrah dan petunjuknya kepada kami. Salah satu
anugrah yang penulis rasakan adalah kesempatan menuntut ilmu di STAIN
Salatiga, dengan harapan semoga dapat bermanfaat dalam kehidupan nanti.
Atas ijin dan pertolongan-Nya pula penulis dapat menyelesaikan tugas
menyususn skripsi yang beijudul Hubungan Persepsi Tentang Profesionalisme
Guru Pendidikan Agama Islam Dengan Aktualisasi Akhlakul Karimah Siswa
(Studi Kasus Terhadap Siswa MI Nurul Huda Sepakung Kec. Banyubiru)
Penyusunan skripsi ini dapat selesai berkat bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Bapak Drs. Imam Sutomo, M. Ag. selaku ketua STAIN Salatiga.
2. Bapak Drs. Bahrudin, M.Ag. selaku dosen pembimbing yang dengan penuh
kesabaran memberikan bimbingan dan pengarahan
3. Bapak Sugiri, A.Ma. selaku kepala MI Nurul Huda Sepakung yang telah
memberikan ijin kepada penulis untuk penelitian dalam rangka penyusunan
skripsi.
4. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, semoga Allah
Akhirnya penulis memanjatkan doa kepada Allah semoga skripsi ini
bermanfaat bagi pribadi penulis khususnya, para pembaca dan dunia pendidikan
pada umumnya.
Salatiga, Agustus 2010
PENDAHULUAN BAB I
A. Latar Belakang Masalah
Dalam proses pembelajaran guru mempunyai peranan penting. Oleh
karena itu seorang guru didalam melaksanakan tugasnya harus sungguh-
sungguh dan didukung kemampuan, kemauan dan disiplin yang tinggi. Dalam
arti khusus dapat dikatakan bahwa setiap diri guru itu terletak tanggungjawab
untuk membawa para siswanya pada suatu kedewasaan atau taraf kematangan
tertentu. Dalam rangkaian ini guru tidak semata-mata sebagai “pengajar” yang
transfer o f knowledge tetapi juga sebagai “pendidik” yang transfer o f values
dan sekaligus sebagi pembimbing yang memberikan pengarahan dan
menuntun siswa dalam belajar (Sardinian A M, 1994:123)
Proses pembelajaran adalah suatu proses yang sistimatis dan didasari
adanya tujuan yang hendak dicapai.
Persepsi siswa tentang keprofesionalisme guru adalah penting dalam
rangka mencapai tujuan pendidikan yaitu dalam rangka pembentukan pribadi
yang sempurna sesuai dengan tujuan pendidikan yang termuat dalam UU
Sisdiknas 2003, yaitu tercapainya manusia seutuhnya (insan kamil) yang ciri
utamanya adalah beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara
yang demokaratis serta tanggungjawab.
Untuk mencapai hasil pembelajaran yang maksimal salah satunya adalah
pendidik yang professional yang memiliki rasa kasih sayang, memiliki
pengetahuan dan ketrampilan yang relevan.
Jika seorang guru sudah dinilai siswa sebagai guru yang cerdas, santun,
baik dan hal positif lainnya, siswa akan termotivasi untuk meneladani guru
tersebut. Sebaliknya jika siswa tidak simpati kepada guru niscaya tujuan yang
diinginkan tidak tercapai secara maksimal.
2
Proses pembelajaran yaitu suatu proses perubahan tingkah laku
individu melalui interaksi dengan lingkungan. Didalam interaksi inilah teijadi
serangkaian pengalaman belajar yang akan membentuk kepribadian seorang
anak.
Akhlak mulia merupakan tujuan pokok dalam pendidikan akhlak Islam
ini. akhlak seorang akan dianggap mulia jika perbuatannya mencerminkan
nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur'an ( Ali Abdul Halim Mahmud,
2004,204 : 159)
Guru Pendidikan Agama Islam menjadi mediator tercapainya tujuan
pembelajaran. Yang menjadi obyek evaluasinya adalah aktualisasi akhlakul
karimah dari masing-masing individu yaitu siswa. Akhlak adalah : Menangnya
keinginan dari beberapa keinginan manusia dengan langsung berturut-turut.
(Pro. Dr. Abmad Amin, 1995:62) Adapun yang penulis maksudkan
kemampuan aktualisasi akhlakul karimah yaitu kesanggupan berprilaku atau
berbuat baik dan terpuji yang memungkinkan timbulnya hubungan baik
terhadap Allah maupun terhadap sesama manusia.
Inilah yang membuat penulis tertarik untuk meneliti sejauh mana
pengaruh persepsi siswa tentang profesionalisme guru pendidikan agama
Islam terhadap kemampuan aktualisasi akhlakul karimah siswa. Sebab jika
seorang guru tidak terampil, kurang menguasi materi pelajaran, siswa akan
malas mengikuti pelajaran dan meneladaninya. Dengan melihat gejala
fenomena di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti anak-anak MI Nurul
Huda Sepakung Banyubiru dengan judul "HUBUNGAN PERSEPSI SISWA
TENTANG PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TERHADAP AKTUALISASI AKHLAKUL KARIMAH SISWA"
3
B. Penegasan Istilah
Suatu istilah sering menimbulkan perbedaan penafsiran, maka untuk
menghindarinya perlu penulis jelaskan mengenai beberapa istilah dalam judul.
1. Persepsi Siswa
Persepsi adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari suatu
serapan, proses untuk mengetahui beberapa hal melalui panca indra.
Sedangkan murid (siswa) adalah pelajar.
Jadi persepsi siswa yang dimaksud di sini adalah suatu tanggapan
langsung siswa dari hasil proses melalui panca indra.
2. Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam
Profesionalisme berasal dari kata profesi yang berarti bidang
pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (ketrampilan) tertentu.
Profesional adalah : 1. Bersangkutan dengan profesi. 2. Memerlukan
kepandaian khusus untuk menjalankannya (Syarifudin Nurdin, 2002 : 15)
kemudian mendapat imbuhan isme menjadi profesionalisme yang berubah
arti menjadi kualitas, mutu dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu
profesi atau orang yang profesional.
Guru adalah orang yang pekerjaannya mengajar. Jadi pengertian
profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam yang dimaksud di sini
adalah seorang guru Pendidikan Agama Islam yang memiliki kualitas
mutu dan tindak tanduknya menunjukkan hal yang memang profesional,
4
3. Aktualisasi Akhlakul Karimah
Akhlak menurut Ahmad bin Mushthofa adalah ilmu yang darinya
dapat diketahui jenis-jenis keutamaan
Akhlak yang mulia (Akhlakul Karimah) menurut Islam adalah
melaksanakan kewajiban-kewajiban menjauhi larangan, memberikan hak
kepada yang mempunyainya baik yang berhubungan dengan Allah
maupun yang berhubungan dengan makhluk, diri sendiri, orang lain dan
lingkungannya dengan sebaik-baiknya seakan-akan melihat Allah dan
apabila tidak bisa melihat Allah harus yakin bahwa Allah melihatnya
(Rachmat Djatnika, 1996 : 26)
Adapun yang penulis maksudkan aktualisasi akhlakul karimah
yaitu kesanggupan mewujudkan prilaku yang baik dan terpuji yang
memungkinkan timbulnya hubungan baik terhadap Allah maupun sesama
manusia.
C. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana profesionalisme guru pendidikan agama Islam di MI Nurul
Huda Sepakung?
2. Bagaimana aktualisasi akhlakul karimah siswa MI Nurul Huda Sepakung?
3. Bagaimana hubungan profesionalisme guru pendidikan agama Islam
5
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka penelitian ini bertujuan
untuk:
1. Mengetahui profesionalisme guru pendidikan agama Islam di MI Nurul
Huda Sepakung.
2. Mengetahui aktualisasi akhlakul karimah di MI Nurul Huda Sepakung.
3. Mengetahui hubungan profesionalisme guru pendidikan agama Islam
dengan aktualisasi akhlakul karimah siswa.
E. Hipotesis Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto, hipotesis adalah jawaban sementara
terhadap masalah penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
Sedangkan menurut Sutrisno Hadi, hipotesis adalah dugaan yang
mungkin benar mungkin salah. Menurut Nana Sudjono hipotesis adalah
pendapat yang kebenarannya rendah atau kadar kebenarannya belum
meyakinkan dan kebenarannya perlu diuji atau dibuktikan.
Dari penjelasan di atas penulis membuat hipotesis : Adakah hubungan
positif antara profesionalisme guru PAI dengan aktualisasi akhlakul karimah.
Artinya semakin tinggi profesionalisme guru PAI maka akan semakin tinggi
pula aktualisasi akhlakul karimah siswa.
F. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut:
1. Agar seorang guru PAI memiliki kualitas yang profesional baik mutu
maupun tingkah lakunya.
2. Agar profesionalisme guru benar-benar mempengaruhi aktualisasi
G. Metode penelitian
1. Populasi
6
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian (Suharsimi, 1991 :
62). Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MI
Nuruk Huda Sepakung Banyubiru kabupaten Semarang yang berjumlah
160 siswa.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti
(suharsimi, 1991 : 108). Menurut Sutrisno Hadi sebagian populasi disebut
sampel. Sampel adalah penduduk yang jumlahnya kurang dari populasi
(Sutrisno Hadi, 2002 : 69)
Penulis menyimpulakan bahwa sampel adalah sebagian dari
populasi yang merupakan wakil dari keseluruhan obyek penelitian,
menurut Suharsimi Arikunto Apabila subyeknya kurang dari seratus lebih
baik diambil semua sehingga penelitiannya berupa penelitian populasi.
Sedangkan jika subyeknya besar dapat diambil 10%-15% atau 20%-25%
atau lebih sesuai kemampuanya.
Dalam penelitian ini peneliti mengambil 20% dari total populasi
yaitu 30 siswa. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara acak
atau randum sampling.
3. Variabel Penelitian
7
a. Variabel Independen (variabel yang mempengaruhi) yaitu persepsi
siswa tentang profesionalisme guru PAI, dengan indikator:
1) Siswa memahami sikap keseharian guru dalam kelas
2) Siswa menyukai penampilan guru dalam kelas
3) Siswa menyukai cara guru menyampaikan materi pelajaran
b. Variabel Dependen (variabel yang mempengaruhi) yaitu: Akhlakul
karimah siswa terhadap Allah.
1) Aktualisasi akhlakul karimah siswa terhadap Allah
2) Siswa mewujudkan akhlakul karimah terhadap orang tua/guru
3) Siswa mewujudkan akhlakul karimah terhadap teman
4. Jenis Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam rangka pencarian data yang
dibutuhkan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Metode Angket
Metode ini merupakan sejumlah pertanyaan secara tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden (Suharsimi
Arikunto, 1991 : 140) artinya informasi ini didapat dari siswa yang
penulis teliti.
b. Metode observasi
Metode ini mengamati, mencatat dengan sistematis dari
fenomena-fenomena yang diselidiki, menggunakanmetode ini untuk
memperoleh data yang lebih akurat untuk melengkapi perolehan data
c. Metode Interviw
Disebut juga metode wawancara yang merupakan suatu dialog yang
dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi. Dialog digunakan
dalam rangka menjabarkan perolehan data yang telah terkumpul dari angket
atau observasi sehingga memperkuat informasi yang diperoleh sebelumnya.
5. Teknik Analisa data
Setelah data terkumpul, langkah selanjudnya menganalisa data
untuk membuktikan profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam dan
aktualisasi akhlakul karimah, penulis menggunakan teknik analisa
prosentase dengan rum us:
Keterangan:
P : Prosentase
N : Jumlah Objek
F : Frekuensi
Untuk mengetahui hubungan antara persepsi siswa tentang
profesionalisme guru PAI dengan aktualisasi akhlakul karimah siswa
dengan menggunakan teknik statistik yaitu korelasi product moment P = 77 x 100%
N
rx y =
Keterangan:
rxy : Koefisien korelasi antar variabel x dan y
y : Variabel aktualisasi akhlakul karimah xy : Jumlah xy
N : Jumlah responden
H. Sistematika Penulisan Skripsi BAB I : Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
B. Penegasan Istilah
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
E. Hipotesis
F. Manfaat Penelitian
G. Metode Penelitian
H. Sistematika Penulisan Skripsi
BAB II : Landasan Teori
Pada bab ini berisi sebagai berikut:
A. Profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Profesionalisme
2. Pandangan Islam tentang Profesionalisme
3. Cara menerapkan Profesionalisme di sekolah
4. Karakteristik suatu profesi
5. Tugas guru Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Akhlakul Karimah
2. Pentingnya akhlakul karimah dalam hidup
3. Pentingnya pendidikan akhlak Islam
4. Akhlak terpuji yang diperintahkan Allah
5. Proses pembentukan akhlakul karimah siswa
BAB III : Laporan Hasil Penelitian
Gambaran umum MI Nurul Huda Sepakung Banyubiru,
sejarahnya, struktur organisasinya, visi, misi, keadaan guru,
keadaan siswa, sarana prasarana, nama responden
BAB IV : Analisa Data
A. Analisa Pendahuluan
10
BAB V
B. Analisa Uji Hipotensis
: Penutup
BAB II LANDASAN TEORI
A. Masalah Profesionalisme Guru Pendidikan Agam Islam
Pendidikan telah berkembang pesat di dunia pendidikan Islam sesuai
dengan ayat-ayat Al-Qur'an yang pertama kali turunpun adalah ayat-ayat
tentang pendidikan.
$ vi f i j j I j S f ( j * $
U y I ujt
Artinya : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang M enciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Q.S. Al-'Alaq : 1-5)
Ailc. a&l J&l (J 'JS : 'J* 4j c> a& ^ya\ (fi.
a .r,..^j~J. .>.»( _ f e l, di* (jli
(j
\ \ l j jTj ^LtllljaOaf Artinya : D ari Anas r.a. berkata, bersabda Rosulullah SAW. "Tuntutlah ilmu walau ke negeri Cina maka sesungguhnya m enuntut ilmu itu adalah sangat wajib bagi setiap muslim baik pria maupun wanita.Jadi kalau menurut hadis tersebut tidak boleh seorang pun yang tidak
berpendidikan, karena kewajiban menuntut ilmu itu terletak di pundak setiap
orang Islam. (H.B. Hamdani Ali, 1986 :173)
(JlSl f L s j Aale. Al 1 ahl 1) (jt I Aj c. all
(jc-a
3
<&i (JjluUdc.
4
j
&
dILu
(ya
12
Artinya: Abu Hurairoh r.a. berkata : Rosulullah s.a.w. bersabda : Siapa yang berjalan di suatu jalan untuk menuntut ilmu pengetahuan, Allah akan, memudahkan baginya jalan ke surga (H.R. Muslim)
GIaII JjSj 4_dc. ^ aill (Jli AjCj
ol L»l*lojlIallfrJ oVljl-aj jS^V j
Artinya: Abu Hurairoh r.a. berkata : saya telah mendengar Rasulallah s.a.w. bersabda : Dunia ini terkutuk dan segala isinyaopun terkutuk kecuali dzikrullah (taat pada Allah) dan yang serupa itu dan orang alim dan pelajar (H.R. At Tirmidzi) (Salim, Bahreisy, 3 1 6 -3 1 7 )
Untuk memenuhi hal tersebut di atas dibutuhkan pendidik yang
profesional.
1. Pengertian profesionalisme
Profesionalisme secara etimologi dapat diartikan sebagai
tingkahlaku keahlian qatau kwalitas dan seseorang yang profesional.
Sedangkan secara terminologi makna profesionalisme ialah yang mengacu
kepada sebutan tentang orang yang menyandang suatu profesi dan sebutan
tentang penampilan dalam mewujudan unjuk keija sesuai dengan
profesinya (www. pdii. lipi. go. Id : 30 Agustus 2010)
Profesionalisme adalah paham yang mengajarkan bahwa setiap
pekeijaan harus dilakukan oleh orang yang profesional. Menurut Muchtar
Suthfi dari unversitas Riau seseorang disebut memiliki profesi bila ia
memiliki kriteria:
a. Profesi harus mengandung keahlian. Artinya sesuatu profesi itu mesti
ditandai oleh suatu keahlian yang khusus untuk profesi itu. Keahlian
itu diperoleh dengan cara mempelajarinya secara khusus, profesi
13
b. Profesi dipilih karena panggilan hidup dan dijalani separuh waktu.
Profesi dipilih karena dirasakan sebagai kewajiban. Sepenuh waktu
artinya bukan part time.
c. Profesi memiliki teori-teori yang baku secara universal. Artinya
profesi itu dijalani menurut aturan yang jelas, dikenal umum, teorinya
terbuka. Secara universal pegangan itu diakui.
d. Profesi adalah untuk masyarakat bukan untuk diri sendiri.
e. Profesi harus dilengkapi dengan kecakapan diagnostik dan kompetensi
aplikatif. Kecakapan dan kompetensi itu diperlukan untuk meyakinkan
peran profesi itu untuk kliennya.
f. Pemegang profesi memiliki otonomi dalam melakukan tugas
profesinya. Otonomi ini hanya dapat diuji atau dinilai oleh rekan-rekan
seprofesi.
g. Profesi mempunyai kode etik, disebut kode etik profesi.
h. Profesi harus mempunyai klien yang jelas, yaitu orang yang
membutuhkan layanan (Ahmad Tafsir, 1992 : 111)
2. Pandangan Islam tentang Profesionalisme
Dalam Islam, setiap pekeqaan harus dilakukan secara profesional
dalam arti harus dilakukan secara benar. Itu hanya mungkin dilakukan
oleh orang yang ahli sesuai dengan sabda Rasulullah SAW.
jlikJ A r-U lllljjlajjli aJaIj jC.
14
"Kehancuran" dalam hadis ini dapat diartikan secara terbatas dan
dapat juga diartikan secara luas. Bila seorang guru mengajar tidak dengan
keahliannya, maka yang hancur adalah siswanya. Ini dalam pengertian
yang terbatas, siswa-siswa itu kelak mempunyai siswa. Siswa-siswa itu
kelak berkarya. Keduanya dilakukan dengan tidak benar karena telah
dididik tidak benar, maka akan timbul kehancuran. Yaitu kehancuran
murid-murid itu, dan kehancuran sistem kebenaran karena mereka
mengajarkan pengetahuan yang tidak benar. Ini kehancuran dalam arti luas
(Ahmad Tafsir, 1992: 113)
3. Cara menerapkan Profesionalisme di sekolah-sekolah Islam
Untuk menerapkan profesionalisme dalam pengelolaan pendidikan,
dapat diikuti sekurang-kurangnya dipertimbangkan pikiran berikut i n i;
a. Adanya profesionalisme pada tingkat yayasan untuk mengelola
sekolah harus ada paling sedikit satu orang yang memiliki profesi
pendidikan.
b. Penerapan profesionalisme pada tingkat pimpinan sekolah.
Dalam hal ini yang harus diperhatikan oleh pengurus yayasan ialah
memilih kepala sekolah yang bener-benar profesional dengan
keahlianya itu dapat meningkatkan mutu tenaga guru.
c. Penerapan profesionalisme pada tenaga pengajar.
Untuk meningkatan profesionalisme tenaga pengajar, cara yang paling
15
sendiri dengan mendatangkan guru ahli dari luar atau salah seorang
guru yang dianggap paling ahli, untuk memberikan pelajaran,
d. Profesionalisme ketata usahaan sekolah.
Tata usaha sekolah harus mampu memberikan pelayanan terhadap
kepala sekolah, guru, murid dan orang tua murid.
4. Karakteristik suatu profesi
Stinnett bahwa karakteristik suatu profesi m eliputi:
a. Suatu profesi pada dasarnya memerlukan kegiatan-kegiatan intelektual
b. Suatu profesi memerlukan pengetahuan-pengetahuan khusus
c. Suatu profesi perlu diperluas menjadi profesional
d. Suatu profesi memerlukan pertumbuhan melalui incervice training
cecara terus menerus
e. Suatu profesi memberi pertumbuhan karir dan keanggotanya secara
permanen
f. Suatu profesi sebagai dasar untuk mendapatkan pengakuan
g. Mengutamakan pelayanan
h. Mempunyai kegiatan dalam bentuk organisasi profesi
5. Tugas guru Pendidikan Agama Islam
Setiap guru Agama hendaknya menyadari, bahwa pendidikan
agama bukan sekedar mengajarkan pengetahuan agama dan melatih
ketrampilan anak dalam melaksanakan ibadah. Akan tetapi pendidikan
agama jauh lebih luas dari pada itu. Pertama bertujuan membentuk
16
dan akhlak jauh lebih penting dari pada pandai menghafal dalil-dalil dan
hukum-hukum agama, yang tidak diresapi dan dihayati dalam hidup.
Pendidikan agama hendaknya dapat mewarnai kepribadian auak,
sehingga agama itu benar-benar menjadi bagian dari pribadinya yang akan
menjadi pengendali dalam hidupnya di kemudian hari. Untuk tujuan
pembinaan pribadi itu, maka pendidikan agama hendaknya diberikan oleh
guru yang benar-benar tercermin agama itu dalam sikap, tingkah laku,
gerak-gerik, cara berpakaian, cara berbicara, cara menghadapi persoalan,
dan dalam keseluruhan pribadinya. Atau dengan singkat dapat dikatakan
bahwa pendidikan agama akan sukses apabila ajaran agama itu hidup dan
tercermin dalam pribadi guru agama itu.
Agar agama itu dapat dihayati, dipahami dan digunakan sebagai
pedoman hidup bagi manusia, maka agama itu hendaknya menjadi unsur
dalam kepribadiannya. Hal itu dapat dilakukan dengan latihan-latihan
(pengalaman) dan pengertian tentang ajaran agama, jadi agama adalah
amaliyah dan ilmiah sekaligus. (Zakiyah Daradjat, 1970 : 107)
Profesi guru Pendidikan Agam Islam yang dimaksud adalah
sebagai paham yang mengajarkan bahwa guru menjalankan tugasnya harus
dilakukan secara profesional dalam mengampu mata pelajaran Agama
Islam. Pendidik dalam perspektif pendidikan Islam ialah orang yang
bertanggungjawab terhadap terhadap upaya perkembangan jasmani dan
rohani peserta didik agar mencapai tingkat kedewasaan sehingga ia
17
Islam (Syamsul Nizar, 2002 : 42). Guru sebagai suatu profesi dalam
melaksanakan tugas mendidik mendasarkan pada asumsi-asumsi berikut:
1. Subyek didik adalah manusia dengan berbagai potensi yang akan
berkembang. Karenanya pendidikan dilandasi oleh nilai-nilai
kemanusiaan, dan pendidikan menghargai martabat manusia yang
memiliki kemauan, pengetahuan, emosi dan perasaan.
2. Pendidikan dilakukan secara sadar dan bertujuan, ia tidak dilakukan
secara randum. Karenanya ada unsur tujuan. Pendidikan menjadi
normatif, diikat oleh norma-norma dan nilai-nilai baik yang bersifat
universial, nasional maupun lokal yang menjadi acuan bagi pelaku
pendidikan (guru dan peserta didik).
3. Yang dihadapi pendidik adalah manusia dengan segala kelebihan dan
kekurangan, maka ada teori-teori pendidikan yang merupakan jawaban
atas kerangka hipotesis tentang bagaimana pendidikan harus
dilakukan.
B. Masalah Aktualisasi dan Aklakul Karimah 1. Pengertian Akhlakul Karimah
Definisi akhlak menurut Muhammad bin Ali Asy. Syarif Al-
Juijani, akhlak adalah istilah bagi suatu sifat yang tertanam kuat dalam
diri, yang darinya terlahir perbuatan-perbuatan dengan mudah dan ringan
18
perbuatan-perbuatan yang indah menurut akal dan syariat agama dengan
mudah. (Ali Abdul Halim Mahmud, 2004 : 32)
Sedangkan menurut Ahmad bin Musthofa akhlak adalah ilmu yang
darinya dapat diketahui jenis-jenis keutamaan. (Ali Abdul Halim Mahmud,
2 0 0 4 :3 3 )
Dan menurut Muhammad bin Ali Al-Faaruqi At Tahanawi akhlak
adalah keseluruhan kebiasaan, sifat alami, agama dan harya diri (Ali
Abdul Halim Mahmud, 2004 : 34)
Dari ketiga pendapat tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan
bahwa pengertian akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam diri
dengan kuat yang melahirkan perbuatan-perbuatan dengan mudah, tanpa
diawali berfikir panjang merenung dan memaksaan diri.
Akhlak yang mulia menurut Islam adalah melaksanakan
kewajiban-kewajiban menjauhi segala larangan memberikan hak kepada
yang mempunyainya baik yang berhubungan dengan Allah maupun yang
berhubungan dengan makhluk, diri sendiri, orang lain dan lingkungannya
dengan sebaik-baiknya seakan-akan melihat Allah dan apabila tidak bisa
melihat Allah, harus yakin bahwa Allah selalu melihatnya (Rahmad
Djatnika, 1996:26)
2. Pentingnya akhlakul karimah dalam hidup
Dalam kehidupan sehari-hari tingkah laku seseorang adalah
memiliki akhlakul karimah, karena berkaitan dengan hubungan antara
19
terdapat dalam kehidupan. Bahkan mengatur hubungan antara hamba
dengan Allah.
Syauqi dalam syairnya mengataka sesungguhnya bangsa itu jaya
selama mereka masih mempunyai akhlak yang mulia, maka apabila akhlak
yang baiknya telah hilang maka hancurlah bangsa itu.
Kejayaan, kemuliaan umat di muka bumi ini9 adalah karena akhlak
mereka dan kerusakan yang ditimbulkan di muka bumi ini adalah
disebabkan olreh perbuata mereka sendiri. Allah berfirman :
4 + * y y ' , y y ’9** /v ^ ^
Artinya : Telah nyata kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan tangan manusia . . . . (Q. S. Ar-Ruum : 41)
Karena pentingnya kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia,
maka misi (risalah) Rosulullah SAW. itu sendiri keseluruhannya adalah
untuk memperbaiki akhlak yang mulia sebagaimana sabdanya,
/
o/ ° S
i o
««'f (3 Cu juLuIArtinya : sesungguhnya saya diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak yang m ulia (H.R. Malik)
3. Pentingnya pendidikan akhlak Islami
Tujuan utama pendidikan akhlak dalam Islam adalah agar manusia
berada dalam kebenaran dan senantiasa berada di jalan yang lurus, jalan
yang telah digariskan oleh Allah SW. inilah yang akan mengantarkan
manusia kepada kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Yang termasuk akhlakul karimah adalah sebagaimana yang
20
i Si „ , , * * K * * f t * , s ' " * , , < <
ji>-\'(.
Qll! 4Wl
£a Ijjijf-S/
jl i l w U c ill j jIvJ’^JLjJ ^fj ijio u
©i
4
j>= tji UjJ jsji^'^iUAji ^ uiSK"
Artinya : Janganlah kamu adakan Tuhan yang lain di samping Allah, agar kamu tidak menjadi tercela dan tidak ditinggalkan (Allah). Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya, jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu. Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. (Q.S. Al-Isro': 22-23)
4. Akhlak terpuji yang diperintahkan Allah
Akhlak-akhlak terpuji yang diperintahkan Allah dalam ayat ini adalah
a. Tidak menyekutukan Allah, karena menyekutukan-Nya adalah
perbuatan yang sangat tercela dan membuat manusia ditinggalkan
oleh-Nya.
b. Tidak menyembah selain Allah. Adanya kewajiban untuk hanya
menyembah Allah penyembahan merupakan puncak penghormatan
dari manusia. Dan puncak-puncak penghormatan ini hanya layak
diberikan kepada zat pemberi berbagai nikmat yang tiada taranya, yang
diantaranya adalah nikmat kehidupan, akal, panca indra dan perasaan.
c. Berbuat baik kepada orang tua.
Perintah untuk berbuat baik kepada orang tua ini disebutkan secara
langsung setelah perintah beribadah kepada Pencipta dan Pemberi
21
d. Lima hal yang harus dipenuhi kepada orang tua, yaitu :
1) Jangan berkata "ah" kepada keduanya.
Maksudnya adalah perintah untuk menghormati kedua orang tua
dan tidak menyakiti keduanya meskipun hanya sebatas kata "ah".
2) Jangan membentak keduanya.
Maksudnya jangan sampai mereka mendengar kata-kata kasar dari
anak.
3) Berkatalah dihadapannya dengan perkataan yang baik
4) Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh
kasih sayang
5) Mendoakan orang tua agar Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada
keduanya.
Akhlak mulia merupakan tujuan pokok dalam pendidikan Islam. Akhlak
seseorang akan dianggap mulia jika perbuatannya mencerminkan nilai-
nilai yang tekandung dalm Al-Qur'an.
Secara umum yang termasuk akhlakul karimah adalah sebagi
berikut:
1) Mencintai semua orang. Ini tercermin lewat perkataan dan
perbuatannya.
2) Toleran dan membri kemudahan kepada sesama dalam semua urusan
dan transaksi, seperti jual beli dan sebagainya.
3) Menunaikan hak-hak keluarga, kerabat, dan tetangga tanpa harus
22
4) Menghindari sifat tamak, pelit, boros dan semua sifat tercela.
5) Tidak memutuskan hubungan silaturohmi dengan sesama.
6) Tidak kaku dalam berinteraksi dengan orang lain.
Dengan terlaksananya hal-hal tersebut di atas maka tercapailah
maksud dari pembinaan akhlak bagi seseorang (Ali Abdul Hakim
Mahmud, 2004 : 159)
5. Proses pembentukan akhlakul karimah siswa
Setiap orang pasti ingin memiliki anak yang berakhlak mulia. Hal
itu dapat diwujudkan melalui pendidikan dalam keluarga, di lingkungan
sekolah (lembaga pendidikan formal) dan di lingkungan masyarakat.
a. Lingkungan keluarga
Lingkungan keluarga merupakan tempat pertama anak
menerima pendidikan dari orang tua. Prilaku dan sikap hidup yang
dicontohkan orang tua dengan sendirinya akan membentuk pribadi
anak.
Keluarga adalah tempat dasar untuk meletakkan nilai-nilai
kepribadian seorang anak. Prof. Dr. Sutari Imam Bamadib
mengungkapkan bahwa dasar-dasar kelakuan anak didik tertanam di
dalam keluarga, dalam sikap hidup dan kebiasaan-kebiasaannya.
(Sutari Imam Bamadib, 1986 : 120)
b. Lingkungan sekolah
Sekolah merupakan pendidikan kedua setelah pendidikan
23
orang tua menyerahkan anaknya kelembaga pendidikan yaitu sekolah. Dalam rangka melestarikan pembentukan kepribadian dan akhlakul
karimah dikembangkan dan disempurnakan di sekolah sebagai
lembaga pendidikan yang telah diakui masyarakat.
Guru merupakan wakil dari orang tua di sekolah, sehingga guru
mempunyai kewajiban melatih kebiasaan yang baik dan menanamkan
nilai-nilai moral dalam rangka pembentukan akhlakul karimah pada
anak.
c. Lingkungan masyarakat
Dalam proses pembentukan akhlak pada anak, lingkungan juga
memegang peranan penting. Kalau di dalam masyarakat yang rusak
akhlaknya, akan menghambat penanaman nilai moral dan
BAB m
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI Nurul Huda Sepakung Banyubiru.
MI Nurul Huda terletak di dusun Sepakung Wetan kelurahan Sepakung
kecamatan Banyubiru kabupaten Semarang.
1. Sej arah Berdirinya
Menurut keterangan kepala MI Nurul Huda Sepakung, bapak
Sugiri bahwa pendirian madrasah ini dilatar belakangi oleh keinginan
masyarakat melalui tokoh-tokoh masyarakat setempat untuk mendirikan
suatu lembaga pendidikan Islam untuk mendidik putra putri ini agar
bersekolah.
Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Sepakung didirikan pada tanggal
8 Agustus 1970. Kegiatan belajar mengajar dilakukan dirumah-rumah
penduduk di dua dusun yaitu di dusun Jingkol dan dusun Sepakung,
karena saat itu belum memiliki gedung sekolah.
Pada tahun 1974 bapak Djazuli mewakafkan tanah seluas 215 m2
untuk mendirikan gedung sekolah. Bangunan gedung masih sangat
sederhana hanya terdiri lima kelas dan satu ruang guru, sehingga kelas dua
bergantian dengan kelas satu. Madrasah disahkan pada tanggal 3 Januari
1995 oleh kepala Inspeksi Pendidikan Agama kabupaten Semarang Nomor
: 03.2/116/1995.
25
Tahun 2006 bangunan gedung direnovasi dan lokasinya ditambah,
sehingga kini telah memiliki enam kelas, ruang guru dan ruang
perpustakaan.
Adapun yang pernah menjabat sebagai kepala madrasah adalah :
a. Bapak Abdul Djalil
b. Bapak Munir Asrori
c. Bapak sugiri, A.Ma (sampai sekarang)
2. Visi dan Misi Nurul Huda Sepakung
Visi : membentuk siswa siswi yang cerdas, trampil, santun, berbudi
pekerti luhur dan beriman.
Misi
a. Melaksanakan pembelajaran PAKEM
b. Menumbuhkan semangat peningkatan kehandalan dan
keteladanan
c. Mendorong siswa untuk mengenali dirinya
d. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama Islam dan
berbudaya
e. Menumbuhkan suasana madrasah yang kondusif dengan
menerapkan manajemen partisipasif yang melibatkan seluruh
26
B. Struktur Organisasi Sekolah
Organisasi adalah adanya sekelompok manusia yang melakukan
keijasama dengan teratur dan harmonis untuk mencapai tujuan tertentu.
Kerjasama initerdapat dalam suatu sistem yang telah diatur.
STRUKTUR ORGANISASI
27
C. Keadaan Guru
Salah satu faktor pendidikan adalah pendidik atau guru. Dalam
menyelenggarakan pendidikan MI Nurul Huda Sepakung Banyubiru,
melibatkan sejumlah tenaga guru dan tenaga administrasi. Untuk mengetahui
jumlah tenaga guru dan tenaga administrasi tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut in i:
Tabel I
Keadaan Guru Dan Pegawai di MI Nurul Huda
Sepakung Banyubiru Tahun 2010
No Kepegawaian
Guru Pegawai Peseruh Jumlah
L P L P L P L P
1 Guru Tetap 2 - - - 2
-2 Guru Tetap Yayasan 4 2 - - - - 4 2
3 Pegawai
4 Pesuruh - - 1 - 1 - 1
-5 Penjaga
' ' ' '
1
28
Tabel II
Data tentang status tenaga pengajar/guru dan karyawan
MI Nurul Huda Sepakung Banyubiru Tahun 2010
No Nama guru/karyawan Pendidikan Jabatan
Sugiri A.Ma D2 Kepala Sekolah
Moh Arifin MTs. Ketua Komite
Drs. Didik Maryadi SI GuruPenjas
Turned S.Pd SI Guru Kelas I
Nakman SLTA Guru Kelas II
Edi Istiawan S.Pd SI Guru Kelas III
Sulistiono SI Guru Kelas IV
Nur Azizah SLTA Guru Kelas V
Ianah D2 Guru Kelas VI
Syarifudin MI Penjaga
mahfudin M Pesuruh
D. Keadaan Siswa
Untuk mengetahui jumlah siswa di tiap kelas dan jumlah siswa
29
Tabel III
Keadaan Siswa MI Nurul Huda Sepakung Banyubiru Tahun 2010
No Kelas L P Jumlah
1 I 9 12 21
2 II 16 12 28
3 III 16 13 29
4 IV 17
/
15 32
5 V 13 16 29
6 VI 10 11 21
Jumlah 81 79 160
E. Sarana dan Prasarana
Proses pembelajaran dapat beijalan lancar apabila ada sarana dan
prasarana. Di MI Nurul Huda memiliki bangunan/gedung sekolah di atas
tanah seluas 800 m2, bangunan terdiri dari enam ruang kelas, ruang guru,
perpustakaan, kamar mandi, WC guru, WC siswa.
Peralatan untuk memperlancar proses pembelajaran antara lain :
1. Mej a dan kursi guru
2. Meja dan kursi siswa
4. Globe dan atlas
5. Alat olah raga
6. Buku pegangan guru
7. Buku paket siswa
8. Buku-buku cerita di perpustakaan
Tabel IV
Data nama siswa yang menjadi sampel
No Nama Jenis Kelamin Kelas
1 Ali Mahsun L IV
2 Kisonudin L rv
3 Febriyanti P rv
4 Mutiah P IV
5 Latifah P IV
6 Tri Riwayati P IV
7 Susantiningsih P IV
8 Lailatul Mutaminah P IV
9 Nur Fadloli L IV
10 Samsul Ali Masduki L IV
31
12 Ali Ma'ruf L V
13 Aulia L V
14 Askuriyatun Nikmah P V
15 Agus Widodo L V
16 Siti Muniroh P V
17 SitiN urH asanah P V
18 Zulianti Irmasari P V
19 Fiki Khoirotul Aini P V
20 Sulasih P V
21 Siti Riwayati P V
22 lis Idawati P V
23 Muh Asrofi L V
24 M. N ur Hasim L V
25 M. Irfan Khabibi L V
26 M. Hasanudin L V
27 Khoirudin L V
28 Khoirul Anwar L V
29 Nita Aulia Fahrina P V
ANALISA DATA
BAB IV
A. Analisa Pendahuluan
Pada bab ini penulis menyiapkan tabel nilai profesionalisme guru PAI dan tabel nilai aktualisasi akhlakul karimah. Data profesionalisme guru PAI
diperoleh dari penyebaran angket yang terdiri dari 10 pertanyaan, masing-
masing pertanyaan disediakan 3 alternatif jaw aban dengan bobot sebagai
berikut.
1. Memberikan nilai 3 untuk jaw aban altem atitif A
2. Memberikan nilai 2 untuk jaw aban altem atitif B
3. M emberikan nilai 1 untuk jaw aban altem atitif C
Untuk lebih jelasnya berikut ini adalah pilihan jaw aban dari responden.
Tabel V
Jawaban Angket Tentang Profesionalisme Guru PAI
10 A A A B A A A B B B
11 A B A B A A A A A A
12 A A A A A B B A A A
13 A A B A B A B B B A
14 B B A B B A A C A A
15 A A A B A A C A A A
16 B A A A B C A A B A
17 A A A A B B C A A A
18 A C B A A A A B A B
19 A A B B A B A B A B
20 B A A B A A A B A B
21 A B A A A A A A A A
22 B A B B A C A B A A
23 B C A B B B B B A B
24 B A A C B A B B A B
25 A A A A B B A A A B
26 A A B B A B B A A A
27 A A B B A B A B A A
28 B A B A A A A A A A
29 B A A A A B A B A A
Tabel VI
35
17
7
2
1
21
4
1
26
B
18
6
3
1
18
6
1
25
B
19
6
3
-18
6
1
25
B
20
6
4
-18
8
-26
B
21
8
2
1
24
4
-28
A
22
6
3
1
18
6
1
25
B
23
2
7
1
6
14
1
21
C
24
4
5
-12
10
1
23
B
25
7
3
-21
6
-7
C
26
6
4
-18
8
-26
B
27
6
4
-18
8
-26
B
28
8
2
-24
4
-28
A
29
7
3
-21
6
-27
A
30
5
5
-15
10
-25
B
a.
N
ilai tertinggi (Xt) = 30
b. Nilai terendah (Xr) =19
c. Menetapkan jumlah interval (tinggi, sedang, rendah)
36
(X t - X r ) + 1 3
(30 - 19) + 1 11 + 1
12
i = 4
Tabel VII
Interval persepsi siswa tentang profesionalme guru PAI
Nilai Interval Jumlah Nilai Nominasi Kategori
2 7 -3 0 9 A Tinggi
2 3 -2 6 18 B Sedang
2 1 -2 4 3 C Rendah
Dengan demikian dapat diketahui nilai:
1. Persepsi siswa tentang profesionalisme guru PAI yang mendapat nilai 27 -
30 sebanyak 9 siswa.
2. Persepsi siswa tentang profesionalisme guru PAI yang mendapat nilai 23 -
26 sebanyak 18 siswa.
3. Persepsi siswa tentang profesionalisme guru PAI yang mendapat nilai 21
37
Kemudian dipersenkan masing-masing kategori dengan rumus sebagai
berikut:
P = £ X 1 0 0 %
N
Untuk kategori tinggi:
P = ^ X 1 0 0 % = 30 %
Untuk kategori sedang:
P “ X 1 0 0 % = 60 %
Untuk kategori rendah:
P = — X 1 0 0 % = 10 % 30
Tabel VHI
Prosentase Jawaban Responden Tentang
Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam
No Kategori Nilai nominasi Frekuensi Prosentase (%)
1 Tinggi A 9 30%
2 Sedang B 18 60%
3 Rendah C 3 10%
38
TABEL IX
Prosentase Jawaban Responden Tentang
Profesionalisme Guru pai
No Item Soal
Jawaban Prosentase %
A B C A B C
1 Setiap hari Bapak/Ibu masuk kelas? 19 11 0 63,3 36,7
-2
a. Tepat waktu
b. Sering terlambat
c. Sering tidak masuk
Sebelum memulai pembelajran apa yang
dilakukan Bapak/Ibu guru? 23 5 2 76,6 16,7 6,7
3
a. Mengabsen kehadiran siswa
b. Langsung memulai pembelajaran
c. Langsung memberi tugas
Apakah Bapak/Ibu guru menjelaskan
tujuan pembelajaran? 19 11 63,3 36,7
4
a. Ya, selalu
b. Jarang
c. Tidak pernah
Ketika pembelajaran berklangsung
39
taat kepada orang tua? 21 9 70 30
6
a. Ya, selalu
b. Jarang
c. Tidak pernah
Apakah Bapak/Ibu guru suka memberi
nasehat agar kamu menghormati
perintah Allah misalnya sholat, puasa? 16 12 2 53,3 40 6,7
7
a. Ya, selalu
b. Jarang
c. Tidak pernah
Apakah Bapak/Ibu guru memberi
nasihat, agar kamu menjadi anak yang
bagaimana tindakan Bapak/Ibu guru
40
Tabel X
Jawaban Angket Tentang Profesionalisme Guru PAI No
Responden
Nomer Item
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 B A A B C B A B B B
2 A A A A B B B A B B
4 B B A A B A B B B B
5 B A A B B A A A A A
6 A A A A A B B B A A
7 B B A A A B A A B B
8 B A A A A A B B B B
9 B C C C C B C C C B
10 A B A A B B B B B B
11 A A C A A A B A A A
12 B A A A A B A A B B
13 B A A A A A A A A A
14 B B A A A B A A A A
15 B A A B B A A A A A
16 B A A A A B A B A A
17 B B B B B B B B B B
18 A B A B A A A A A A
19 B A A A B B B B B A
20 A B B A B A A B A A
21 B A A A B B B A B A
22 B A A A B B C A A A
23 A A B A A A A A A A
24 B A A A A A A A A A
25 B A A A A B B B A A
42
Nilai Angket Aktualisasi Akhlakul Karimah
-44
1. Data Tentang Aktualisasi Akhlakul Karimah
Untuk mengetahui data tentang akhlakul karimah, penulis
menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Meneliti jawaban angket, dan memberikan nilai tiap jawaban
responden, dengan memberi nilai 3 untuk jawaban pilihan A, nilai 2
untuk jawaban pilihan B, nilai 1 untuk jawaban pilihan C.
b. Mencari lebar interval (i) untuk membuat kategori aktualisasi akhlakul
karimah tinggi A, aktualisasi akhlakul karimah sedang B, aktualisasi
akhlakul karimah rendah C, dengan menggunakan rum us:
( X t - X r ) + 1
1 ~ 3
(31 - 13) + 1 18 + 1
Tabel XII
Interval Aktualisasi Akhlakul Karimah Siswa
Nilai Interval Jumlah Nilai Nominasi Kategori
2 6 - 3 1 13 A Tinggi
2 0 - 2 5 15 B Sedang
45
1. Untuk kategori aktualisasi akhlakul karimah siswa tinggi adalah 13
siswa.
13
— x 100 % = 43,33 %
2. Untuk kategori aktualisasi akhlakul karimah siswa tinggi adalah 13
siswa.
^ x 100 % = 50 %
3. Untuk kategori aktualisasi akhlakul karimah siswa sedang adalah 15
siswa.
2
— X 100 % = 6,67 %
Tabel XIII
Persentase Jawaban Responden
Tentang Aktualisasi Akhlakul Karimah Siswa
No Kategori Nilai
Nominasi
Frekuensi Presentase (%)
1 Tinggi A 13 43,33 %
2 Sedang B 15 50%
3 Rendah C 2 6,67 %
45
1. Untuk kategori aktualisasi akhlakul karimah siswa tinggi adalah 13
siswa.
13
— x 100 % = 43,33 %
2. Untuk kategori aktualisasi akhlakul karimah siswa tinggi adalah 15
siswa.
15
— x 100 % = 50 % 30
3. Untuk kategori aktualisasi akhlakul karimah siswa sedang adalah 2
siswa.
2
30 x 100 % = 6,67 %
Tabel XIII
Persentase Jawaban Responden
Tentang Aktualisasi Akhlakul Karimah Siswa
No Kategori Nilai
Nominasi
Frekuensi Presentase (%)
1 Tinggi A 13 43,33 %
2 Sedang B 15 5 0 %
3 Rendah C 2 6,67 %
46
Tabel XIV
Prosentase Jawaban Responden Tentang
Aktualisasi Akhlakul Karimah Siswa
No Item Soal
Jawaban Prosentase %
A B C A B C
1 Dalam sehari semalam, berapa kali
kamu menjalankan salat wajib? 9 21
_
30 70 .2
Jika kamu menginginkan sesuatu apa
yang kamu lakukan? 22 6 2 73,3 20 6,7
4
a. Berusaha dan berdoa pada Allah
b. Berusaha
c. Diam saja
Jika kamu naik kelas bagaimana
5
a. Bersyukur pada Allah
b. Bangga dan senang
c. Biasa-biasa saja
Ketika sedang bermain kamu disuruh
6
ibu belajar, maka kamu?
a. Segera belajar
b. Belajarnya setelah selesai bermain
c. Tidak mau belajar
Jika kamu berjumpa Bapak/ibu guru,
12 16 2 40 53,3 6,7
Kalau kamu melakukan kesalahan, apa
11 16 36,7 63,3
8
yang kamu lakukan?
a. Minta maaf
b. Diam saja
c. Tidak mau mengakui
Jika ada pengemis di rumahmu apa yang
48
9 Temanmu ada yang lupa membawa alat
tulis, apa yang kamu lakukan? 17 13 1 56,7 40 3,3
10
a. Meminjaminya
b. Meminjami kalau minta ijin
c. Tidak meminjami
Kalau temanmu berbuat salah padamu,
sikapmu? 21 12 70 30
a. Memaafkan
b. Memarahinya
c. Membalasnya
Tabel XV
Tabel untuk mencari korelasi antara variabel
No X Y X2 Y2 XY
1 26 19 676 361 454
2 26 25 676 625 625
3 27 28 729 784 756
4 26 27 676 729 702
5 25 23 625 529 575
6 19 27 361 729 513
7 26 24 676 576 624
8 26 25 676 625 650
10
26
23
676
529
598
11
28
27
784
729
756
12
30
26
900
676
780
13
25
31
625
961
775
14
24
23
576
529
552
15
27
27
729
729
784
16
28
27
784
729
756
17
26
20
676
400
520
18
25
28
625
784
700
19
25
22
625
484
550
20
26
24
676
576
624
21
28
25
784
625
700
22
25
24
625
576
576
23
21
31
441
961
651
24
23
31
529
961
713
25
27
26
729
676
702
26
26
24
676
576
624
27
26
28
676
784
728
28
28
22
784
484
616
29
27
23
729
529
621
30
25
25
625
625
625
50
B. Analisis Uji Hipotesis
Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara profesionalisme guru
PAI dengan aktualisasi akhlakul karimah siswa, maka data yang telah
diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi product
moment yang rumusnya adalah sebagai berikut:
Keterangan:
Txy : Koefisiensi korelasi antara variabel X dan Y
x : Variabel persepsi siswa tentang profesionalisme guru PAI
y : Variabel aktualisasi akhlakul karimah siswa
xy : Jumlah
N : Jumlah responden
Dengan melihat tabel, maka rumus korelasi product moment dapat
digunakan. Adapun penghitungannya adalah sebagai berikut:
r
IX Y - g i 2 p19202-( 7 5 1 X 7 4 8 ) xy
2 0 3 6 1 -(7 5 1)
■
if
1 9 0 5 0 -(7 4 8)"1 9 2 0 2 _ ( Z ^ M j ' —__________ ________ oy___________
^ J { 2 0 3 6 1 - = 5 |M ) { l 9 0 5 0 - ^ |5 0 1 )
r ____________ 1 9 2 0 2 -1 8 7 2 4 ,9 3 3 _______ I x y 7 (2 0 3 6 1 —18800,033)(1 9 0 5 0 —18650,133)
477,067 p =
---x y V (1 5 6 °,976X 399,876)
477,067
Y = ---Xy 7 6 2 4 1 7 9 ,1 9
j, 477,067
Xy 790,051187
= 0,603843969
BABY
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan dan analisis data yang terkumpul tentang ada
tidaknya hubungan profesionalisme guru pendidikan agama Islam dengan
Aktualisasi akhlakul karimah siswa MI Nurul Huda Sepakung Banyubiru
tahun 2009/2010, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Profesionalisme guru PAI di MI Nurul Huda Sepakung Banyubiru
termasuk kategori sedang. Hal ini terbukti dari hasil penelitian yang
menunjukkan dari 30 responden terdapat 30 % tergolong tinggi, 60 %
tergolong sedang, dan 10 % tergolong rendah.
2. Aktualisasi akhlakul karimah siswa MI Nurul Huda Sepakung Banyubiru
termasuk kategori cukup. Hal ini terbukti dari hasil penelitian yang
menunjukkan dari 30 responden terdapat 43,33% yang tinggi, 50% yang
tergolong sedang, dan 6,67% tergolong rendah.
3. Berdasarkan analisis data dengan rumus product moment diperoleh hasil
r xy = ° ,604 yang lebih besar dari tabel pada taraf signifikasi 5% (0,361).
Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan yang
signifikansi akhlakul karimah siswa diterima, terbukti r hitung lebih besar
dari r tabel.
53
B. Saran-saran
Dalam rangka peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas
khususnya dilembaga pendidikan formal, maka melalui skripsi ini penulis
menyampaikan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagin Kepala Sekolah
a. Hendaknya melengkapi fasilitas pembelajaran agar proses
pembelajaran dapat beijalan lancar.
b. Hendaknya lebih meningkatkan perhatiannya kepada guru-guru
Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Sepakung Banyubiru agar lebih
meningkatkan kualitas serta proses pembelajarannya.
c. Hendaknya menjalin hubungan kerjasama dengan pihak terkait agar
dapat menarik simpati dan bisa meraih prestasi.
2. Bagi guru Pendidikan Agama Islam
a. Guru sebagai pendidik hendaknya memberikan contoh yang baik baik
dalam perkataan dan tingkah lakunya.
b. Guru sebagai motivator disekolah hendaknya senantiasa memberikan
motivasi yang sesuai dengan bakat dan minat siswa.
3. Bagi siswa
Siswa hendaknya memiliki akhlakul karimah dimanapun berada,
54
C. Penutup
Demikian laporan hasil penelitian yang peneliti lakukan. Peneliti
menyadari bahwa dalam penelitian dan penyajian laporan masih terdapat
kekurangan. Namun demikian peneliti telah berusaha semaksimal mungkin,
mudah-mudahan hasil penelitian ini bermanfaat bagi peneliti dan para
pembaca yang budiman.
Kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian
ini, peneliti sampaikan trimakasih. Akhirnya semoga bermanfaat dan hanya
Allah sumber kebenaran yang sejati. Semoga dalam setiap langkah-langkah
DAFTAR PUSTAKA
Abdul H, Mahmud. 2004. Aklakul Mulia. Jakarta : Gema Insani.
Ali, Hamdani. 1987. Filsafat Pendidikan. Yogyakarta : Kota Kembang.
Amin, Ahmad. 1975. Etika (Ilmu Akhlak). Jakarta : Bulan Bintang.
Bahraisy, Salim. Riadhus shalihin. Bandung : PT. Al Ma'arif.
Barnadib, Sutari Imam. 1986. Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis. Yogyakarta : Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Yogyakarta.
Darodjat, Zakiyah. 1970. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang.
Depag RI. A l Quran dan Terjemahannya. Jakarta : Depag RI.
Depdiknas. 2003. Undang-undang R I nomor 20 Tahun 2003 Tentang Pendidikan Nasional.
Hadi, Sutrisno. 1977. Statistik II. Yogyakarta : UGM Fakultas Psikologi.
Jatnika, Rahmad. 1996. Sistem Etika Islam. Jakarta : Pustaka Panjimas.
Nizar, Syamsul. 2002. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta : Ciputat Pers.
Nurdin, Syarifudin. 2002. Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum. Jakarta : Ciputat Pers.
Sardinian, A.M. 1994. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Grafindo Persada.
ANGKET
TENTANG PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
NAMA :
KELAS :
Berilah tanda silang (X) pada huruf A,B? atau C yang kamu anggap paling sesuai
1.Setiap hari Bapak/Ibu guru masuk di kelas:
A. tepat waktu
B. .sering terlambat
C. sering tidak masuk
2.Sebelum memasuki pelajaran apa yang dilakukan Bapak/ Ibu guru?
A. mengabsen kehadiran siswa
B. Langasung memulai pelajaran
C. Langsung member tugas
3. Apakah Bapak /Ibu guru menjelaskan tujuan pembelajaran sebelum memulai pelajaran?
A. ya, selalu
B. jarang
C. tidak pemah
4. Ketika pelajaran sedang berlangsung bagaimana suasana kelas?
A. semua aktif mengikuti
B. sebagian yang aktif
C. banyak yang bergurau
5. Apakah Bapak/ Ibu guru suka member nasehat agar kamu menghormati dan patuh terhadap orang
Tua?
A. ya, selalu
C.tidak pernah
6. Apakah Bapak/ Ibu guru suka member i nasehat agar kamu menjalankan perintah Allah, seperti shalat,
Puasa Ramadhan?
A.ya, selalu
B jarang
C.tidak pernah
7. Apakah Bapak/Ibu guru suka member nasehat agar kamu menjadi anak yang jujur?
A. ya, selalu
B. jarang
C. tidak pernah
8. Bagaimana tindakan Bapak/Ibu guru kalau kamu lupa m engejakan tugas rumah?
A. dinasehati
B. dimarahi
C. dihukum
9.Sebelum mengakhiri pelajaran apakah Bapak/Ibu guru suka memberi pertanyaan tentang materi yang
Telah diajarkan?
A. ya, selalu
B. jarang
C. tidak pernah
lO.Dalam mengajar sikap Bapak /Ibu guru menurutmu:
A. menyenangkan
B. sabar