STUDI DESKRIPTIF TENTANG STRES KERJA PADA
MEDICAL REPRESENTATIF
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun oleh :
Christian Tommy Susanto
039114023
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk :
Papa dan Mama
Saudara-Saudaraku
vii ABSTRAK
Christian Tommy Susanto (2009), Studi Deskriptif Tentang Stres Kerja Pada Medical Representatif
Pekerjaan selalu membawa konsekuensi yang berbeda, dampak yang ditimbulkan dari pekerjaan ada yang positif dan ada yang negatif. Dampak negatif yang ditimbulkan dari suatu pekerjaan adalah beban kerja yang berat yang menyebabkan stres.
Beban pekerjaan dari suatu pekerjaan dengan pekerjaan yang lainnya tentu saja berbeda-beda. Salah satu jenis pekerjaan yang dengan beban pekerjaan yang cukup berat adalah sebagai Medical Sales Representatif.
Hasil penelitian dan analisis ini memberikan bukti empiris tentang tingkat stres yang dialami karyawan Medical Sales Representatif yang diukur dengan menggunakan total skor skala. Semakin rendah total skor skala stres maka semakin tinggi tingkat stres yang dialami, demikian pula sebaliknya jika semakin tinggi total skor skala stres semakin rendah pula tingkat stres yang dialami. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa tingkat stres yang dialami karyawan Medical Sales Representatif termasuk dalam kategori yang sedang.
viii
Job always getting different consequence, impact from a job is positif and negative causes. Negative impact is bring a serious job responsibility causes stress.
Job responsibility from the one job and the other job of course different. One of the kind of job with serious responsibility is a Medical Sales Representatif.
The result from this research and analisys is gave evidence an empirical study about level of stress Medical Sales Representatif employee. Level of stress Medical Sales Representatif employee measurebility with total score scale. Much more lower total score so much high level of stress. And so conversely if much more high total score so much lower level of stress. The result of this analisys is to show level of stress Medical Sales Representatif employee implied in medium category.
x
Puji dan syukur atas segala rahmat dan berkah yang telah diberikan oleh Sang Maha Kuasa, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Maksud dan tujuan penulis menyusun skripsi ini adalah untuk melengkapi syarat dalam memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah berkenan membantu di dalam menyelesaikan skripsi ini, yaitu :
1. Ibu MM. Nimas Eki Suprawati, Psi., M.Si selaku Dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, saran dan terutama dorongan agar penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan tepat.
2. Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi.,M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan ijin untuk memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.
3. Segenap Dosen dan Staff Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membantu dan membekali penulis dari awal kuliah sampai dengan penulisan skripsi ini.
4. Kepada Papa dan Mama tercinta yang telah memberikan kasih sayang semangat dan dorongannya.
xi
6. Semua teman-teman seperjuangan. Terima kasih atas semangat dan dukungan yang kalian berikan.
7. Seluruh pihak yang telah memberikan dukungan kepada penulis, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Maka dari itu segala kritik dan saran yang ada diterima dengan senang hati demi perbaikan penulisan serupa yang akan dilakukan di masa mendatang.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini mampu memberikan manfaat bagi penelitian selanjutnya dan bagi semua orang yang membacanya.
Yogyakarta, Maret 2009 Penulis
xii
Halaman Judul ... i
Halaman Persetujuan Pembimbing ... ii
Halaman Pengesahan ... iii
Halaman Motto ... iv
Halaman Persembahan ... v
Pernyataan Keasilan Karya ... vi
Abstrak ... vii
Abstract ... viii
Pernyataan Persetujuan Publikasi ... ix
Kata Pengantar ... x
Daftar Isi ... xi
Daftar Tabel ... xiii
Daftar Lampiran ... xiv
Daftar Gambar ... xv
BAB I Pendahuluan ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II Tinjauan Pustaka ... 5
A. Stress Kerja ... 5
1. Stres ... 5
2. Pengertian Stres Kerja ... 6
3. Sumber Stres Kerja ... 7
4. Aspek-Aspek Yang Terkait Dengan Stres Kerja ... 11
B. Medical Representatif ... 14
xiii
2. Tugas Medical Sales Representatif... 14
C. Stres Kerja Pada Medical Representatif... 15
D. Pertanyaan Penelitian ... 17
BAB III Metodologi Penelitian ... 19
A. Jenis Penelitian ... 19
B. Identifikasi Variabel ... 19
C. Definisi Operasional ... 19
D. Subjek Penelitian ... 19
E. Prosedur Penelitian ... 20
F. Instrumen Penelitian ... 20
G. Validitas dan Reliabilitas ... 22
H. Metode Analisis Data ... 24
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 25
A. Hasil Penelitian ... 25
1. Deskripsi Subjek Penelitian ... 25
2. Validitas dan Reliabilitas ... 26
3. Deskripsi Hasil Penelitian ... 26
B. Pembahasan ... 27
BAB V Penutup ... 30
A. Kesimpulan ... 30
B. Saran ... 30
Daftar Pustaka ... 32
xiv
Halaman
Tabel 1. Blue-print skala stres kerja ... 21
Tabel 2. Persentase Responden ... 25
Tabel 3. Blue-print skala stres kerja setelah uji validitas dan reliabilitas ... 26
Tabel 4. Hasil analisis Deskriptif ... 27
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pekerjaan selalu membawa konsekuensi yang berbeda, dampak yang
ditimbulkan dari pekerjaan ada yang positif dan ada yang negatif. Dampak negatif
yang ditimbulkan dari suatu pekerjaan adalah beban kerja yang berat yang
menyebabkan stres. Stres kerja menurut David dan Newstrom (1992) adalah suatu
kondisi yang mempengaruhi emosi, proses pikiran, dan kondisi fisik seseorang.
Stres akan mengakibatkan dampak yang kurang baik bagi perusahaan
maupun karyawan itu sendiri. Stres mempunyai potensi untuk mendorong atau
mengganggu pelaksanaan kerja, tergantung seberapa besar tingkat stres (Mardiana
dan Muafi, 2001).
Dampak negatif dari stres adalah menurunnya kinerja karyawan dan
kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan yang menurun atau cenderung stagnan
tentu saja tidak mendukung perkembangan perusahaan. Menurunnya kinerja
karyawan tentu saja berdampak pada menurunnya keuntungan yang mampu
diperoleh perusahaan yang secara langsung maupun tidak langsung akan
mempengaruhi besarnya pendapatan (gaji, insentif, maupun bonus) yang
diberikan bagi karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa stres yang dialami
karyawan pada dasarnya tidak baik karena dapat menurunkan kinerja karyawan
Beban suatu pekerjaan dengan pekerjaan yang lainnya tentu saja
berbeda-beda. Salah satu jenis pekerjaan yang dengan beban pekerjaan yang cukup berat
adalah sebagai medical sales representatif. Medical sales representatif juga sering disebut MR. MR menurut Dhanjal (2008) merupakan wakil penjualan perusahaan
yang bertugas untuk menghubungkan antara industri farmasi dengan pekerjaan
yang berhubungan dengan medik (dokter, rumah sakit, apotek, toko obat dan lain
sebagainya). Sebagai wakil dari perusahaan, MR mempunyai banyak jenis
pekerjaan dan target penjualan yang harus dipenuhi oleh seorang MR. Tugas dari
seorang MR menurut Assauri dan Ghozali (2006) terdiri dari: mencari calon
pembeli, menetapkan sasasaran, kemampuan untuk menginformasikan tentang
produk ataun jasa perusahaan (berkomunikasi), melayani permintaan pembeli,
kemampuan untuk menjual produk, mengumpulkan informasi berdasarkan
kebutuhan pasar, dan mengalokasikan produk.
Tugas yang demikian banyak seperti mencari pembeli, mengumpukan
informasi, mengalokasikan produk, dll kadangkala dapat menyebabkan stres pada
MR. Hal ini disebabkan karena karyawan tidak mampu menyelesaikan semua
pekerjaannya tersebut. Berdasarkan hasil dari wawancara dengan beberapa MR
dapat disimpulkan bahwa beban pekerjaan yang mereka tanggung sangat berat.
Kondisi tersebut dapat merusak kinerja seorang MR dan menimbulkan dampak
yang buruk yaitu stres.
Saat ini terdapat lebih dari 50 perusahaan farmasi berskala nasional
maupun internasional yang beroperasi di Indonesia, serta melibatkan lebih dari
3
persaingan antar perusahaan farmasi dalam memperebutkan pangsa pasar yang ada.
Beban kerja ini tentu saja ditanggung oleh tenaga pemasaran mereka dalam hal ini
adalah MR.
Tujuan menggunakan MR adalah untuk menjangkau seluruh wilayah di
Indonesia. Hal ini merupakan salah satu strategi pemasaran yang dilakukan pihak
perusahaan dalam meningkatkan pangsa pasar perusahaan. Tujuan lain
penggunaan MR adalah untuk mengantisipasi persaingan dalam binsis farmasi
yang semakin ketat dewasa ini. Dalam rangka meningkatkan volume penjualan
perusahaan, masing-masing perusahaan farmasi memiliki kebijakan yang berbeda.
Namun terdapat kesamaan kebijakan perusahaan yaitu, masing-masing MR harus
dapat memenuhi target penjualan yang telah ditentukan oleh pihak perusahaan.
Tekanan dari pihak perusahaan tersebut menjadikan para MR untuk bekerja
dengan lebih giat lagi selain adanya tekanan dari luar yaitu persaingan antar MR
dari perusahaan farmasi yang lainnya.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis mengidentifikasi
masalah yang dibicarakan dan diteliti adalah sebagai berikut: Bagaimanakah
tingkat stres kerja MR?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui seberapa tinggi
D. Manfaat Penelitian 1. Teoritis.
Memberikan sumbangan pada pengembangan ilmu pengetahuan
terutama untuk ilmu psikologi industri organisasi tentang stres kerja yaitu
sebagai bahan referensi maupun tambahan pengetahuan mengenai dampak
buruk dari stres yang dialami oleh karyawan.
2. Praktis.
Memberikan sumbangan pengertian kepada masyarakat umum
maupun organisasi akan pentingnya memperhatikan stres kerja yang
dialami karyawan demi tercapainya kinerja organisasi yang optimal yaitu
dengan jalan pemahaman gejala stres serta tindakan pencegahannya
maupun tindakan konkrit yang harus dilakukan saat karyawan mengalami
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Stres Kerja 1. Stres
David dan Newstrom (1992) mendefinisi stres kerja sebagai suatu kondisi
yang mempengaruhi emosi, proses pikiran, dan kondisi fisik seseorang. Robbins
(1996) mendefinisikan stres sebagai suatu kondisi dinamik dalam mana seorang
individu dikonfrontasikan dengan sumber peluang, kendala, atau tuntutan yang
dikaitkan dengan apa yang sangat diinginkannya dan yang hasilnya dipersepsikan
tidak pasti dan penting.
Sedangkan Gignac dan Appelbaum (1997) mendefinisikan stres sebagai
interaksi antar individu dan lingkungan yang ditandai oleh perubahan psikologis
dan fisiologis yang menyebabkan suatu penyimpangan dari capaian normal, ini
merupakan suatu peristiwa situasi.
Definisi stres menurut Mahsum (2004) sebagai sesuatu yang kita rasakan
ketika kita didorong ke dalam batas-batas kekuatan dan energi kita. Stres juga bisa
kita pandang sebagai suatu tuntutan untuk melakukan penyesuaian diri atau
adaptasi, terutama terhadap tekanan-tekanan kuat dari dalam ataupun dari luar diri
kita yang bersifat berlebihan.
Berdasarkan beberapa definisi stres kerja di atas dapat disimpulkan bahwa
maupun fisik dalam menghadapi suatu permasalahan atau ketidakmampuan untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
2. Pengertian Stres Kerja
Stres kerja merupakan stres yang terjadi dalam lingkungan kerja
seseorang. Lingkungan kerja merupakan organisasi yang mengatur segala
kebutuhan anggota dan organisasi untuk mencapai tujuan bersama dalam situasi
kerja. Hubungan yang terjadi antar individu, lingkungan dan kondisi organisasi
tidak selalau dapat memenuhi harapan yang menyertai individu dalam bekerja
bahkan organisasi itu sendiri.
Stres di tempat kerja terjadi ketika tidak ada keseimbangan antara individu
dengan lingkungan kerjanya, dalam artian bahwa stres kerja terjadi karena
tuntutan pekerjaan tidak sesuai dengan kemampuan karyawan atau tidak
terpenuhinya kebutuhan karyawan akibat beban kerja yang terlampau berat
(Zimbardo & Ruch, 1980).
Fraser (1985), menjelaskan bahwa pekerjaan merupakan sebuah sistem
yang terdiri dari komponen-komponen manusia, mesin dan lingkungan, sehingga
jika terjadi perubahan dalam keseimbangan sistem tersebut, maka akan timbul
stres. Dilihat dari segi operasional dan antropometrik, manusia merupakan
komponen terlemah dalam sistem tersebut. Akibat yang ditimbulkannya adalah
ketegangan yang dirasakan oleh manusia (stres). Dengan demikian stres terjadi
dalam komponen fisik, pekerjaan/lingkungan sosial pekerjaan, dan dapat
7
Dalam menjelaskan teorinya tentang stres akibat pekerjaan, Lazarus
(dalam Fraser, 1985), menyatakan bahwa stres hanya berhubungan dengan
kejadian-kejadian di sekitar lingkungan kerja yang merupakan bahaya atau
ancaman, dan gejala-gejala emosi yang muncul mencakup rasa takut, cemas, dan
rasa bersalah, marah, sedih, putus ada dan bosan. Abush dan Burkhead (dalam
Fraser, 1985), menyatakan bahwa stres kerja terjadi karena ketidakseimbangan
antara karakteristik kepribadian karyawan dengan karakteristik pekerjaan,
tuntutan kerja dan lingkungan.
McGrath (1980), menggambarkan stres kerja sebagai suatu
ketidakseimbngan antara tuntutan kerja dengan kemampuan individu atau
ketidakseimbangan antara tujuan kerja seseorang dengan
kebutuhan-kebutuhannya seperti pengembangan karir, penghasilan dan kesenangan hidup.
Secara luas, stres kerja dapat dikatakan sebagai ketidaksesuaian antara tujuan dan
kebutuhan dengan lingkungan kerja. Senada dengan pendapat McGrath, Wilford
(dalam Fraser, 1985), menyatakan bahwa stres merupakan hasil penyimpangan
dari kondisi-kondisi optimum yang tidak dapat dengan mudah diperbaiki sehingga
mengakibatkan ketidakseimbangan antara tuntutan kerja dan kemampuan
karyawannya.
Berdasarkan beberapa definisi stres kerja di atas dapat disimpulkan bahwa
stres kerja merupakan suatu kondisi karyawan mengalami gangguan psikologis
maupun fisik dalam menghadapi suatu permasalahan atau ketidakmampuan untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya akibat atau konsekuensi atas
3. Sumber Stres Kerja
a. Sumber Stres
Robbin (1996), membagi sumber penyebab stres kerja yaitu sebagai
berikut:
1) Stres yang disebabkan oleh lingkungan
Ketidakpastian dalam lingkungan kerja juga memiliki hubungan dengan
tingkat stres dikalangan para karyawan dalam suatu organisasi. Salah satu
contoh ketidakpastian lingkungan kerja adalah adanya inovasi baru (misal:
teknologi) sehingga membuat ketrampilan dan pengalaman yang dimiliki
seorang karyawan usang dalam waktu yang pendek.
2) Stres yang disebabkan oleh organisasional
a) Tuntutan tugas. Merupakan faktor yang dikaitkan pada pekerjaan
seseorang. Faktor ini mencakup desain pekerjaan individu itu
(otonomi, keragaman tugas, tingkat otomatisasi), kondisi kerja, dan
tata letak kerja fisik. Rangkaian pekerjaan yang berat dapat
memberikan tekanan pada seseorang apabila ia tidak mampu untuk
melaksanakannya. Makin banyak beban pekerjaan yang harus
ditanggung maka makin berpotensi untuk mengalami stres.
b) Tuntutan peran. Berhubungan dengan tekanan yang diberikan pada
seseorang sebagai suatu fungsi dari peran tertentu yang dimainkan
dalam organisasi tertentu. Konflik peran menciptakan harapan-harapan
9
pada karyawan dapat dipastikan karyawan akan mengalami
ketidakjelasan mengenai apa yang harus dikerjakan.
c) Tuntutan pribadi. Tuntutan pribadi yaitu stres kerja yang terkait
dengan tekanan yang diciptakan oleh karyawan lain. Kurang dukungan
sosial dari rekan-rekan dan hubungan antar pribadi yang buruk dapat
menimbulkan stres yang cukup besar, teristimewa di antara para
karyawan dengan kebutuhan sosial yang tinggi.
Dalam penelitian ini penulis hanya mengukur stres kerja yang
disebabkan oleh organisasi. Hal ini lebih difokuskan karena stres yang
disebabkan oleh lingkungan belum tentu akan memberikan kontribusi
yang signifikan terhadap stres karyawan. Sebagai contoh, karyawan
tidak secara langsung mengalami stres akibat perubahan politik,
teknologi maupun ekonomi secara global. Selain itu stres yang
disebabkan oleh faktor individual seharusnya tidak relevan untuk
diukur seorang karyawan dituntut untuk bersikap profesional, dimana
dalam bekerja tidak dapat mencampuradukkan dengan masalah pribadi
yang sedang dihadapi.
3) Stres yang disebabkan oleh individual. Faktor individual terdiri dari yang
ada didalam kehidupan pribadi karyawan adalah masalah keluarga,
b. Faktor Karakteristik Individual
Perbedaan individual adalah variabel yang mempengaruhi hubungan
antara faktor-faktor yang menimbulkan stres dengan stres yang dialami, sehingga
masing-masing individu mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam hal
kemampuan menangani stres. Gibson (2003) menyatakan bahwa faktor dari
karakteristik individu yang dapat mendorong atau memicu stres kerja terdiri dari:
faktor keturunan, usia, jenis kelamin, diet, dukungan dari lingkungan,
karakteristik pribadi, dan ketabahan. Robins (1996) menyatakan
sekurang-kurangnya ada lima variabel yang ada di dalam perbedaan individual adalah
sebagai berikut:
1) Persepsi
Penafsiran seorang karyawan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
timbulnya stres kerja. Sebagai contohnya adalah salah satu karyawan yang
mempersepsikan tentang suatu lingkungan kerja yang efisien dan
menantang dapat dipandang oleh karyawan lain sebagai ancaman dan
sebuah tuntutan.
2) Pengalaman kerja
Pengalaman kerja dapat juga disebut sebagai pengurang stres, karena
dengan semakin berpengalaman seorang karyawan tentunya karyawan
tersebut sudah pernah mengalami stres. Dan stres itu lama-kelamaan akan
berkurang. Dengan kata lain bahwa semakin lama karyawan tersebut
dalam organisasinya maka karyawan tersebut lebih tahan terhadap stres
11
3) Dukungan Sosial
Hubungan kolegial dengan rekan sekerja atau penyelia dapat mengurangi
efek negatif dari stres kerja. Sebagai contoh seorang karyawan yang tidak
mendapatkan dukungan dari rekan sekerja akan tetapi mendapat dukungan
sosial dari luar pekerjaan seperti keluarga, teman maupun komunitas akan
membuat stres kerja yang dialami menjadi dapat ditolerir.
4) Locus of Control
Seseorang yang memiliki kontrol kendali secara internal mengasumsikan
bahwa mereka mampu mengendalikan hasil atau tujuan akhir mereka
sendiri. Sedangkan seorang yang tidak memiliki kontrol kendali secara
internal mengasumsikan bahwa kehidupan mereka dikendalikan oleh
kekuatan-kekuatan luar, sehingga mereka mempunyai kemungkikan besar
merasa tidak berdaya bila dalam situasi yang penuh stres.
5) Permusuhan
Seorang karyawan yang mempunyai kepribadian yang mudah marah, suka
bermusuhan, suka curiga dan tidak mudah percaya dengan orang lain akan
lebih mudah merasa stres.
4. Aspek –Aspek yang terkait dengan stres kerja
Aspek-aspek yang terkait dengan stres kerja menurut Davis dan Newstrom
a. Aspek Fisiologis
Stres merupakan reaksi fisik terhadap perubahan-perubahan yang dialami
oleh individu. Bentuk reaksi fisik itu antara lain: sakit kepala (migraine),
tekanan darah tinggi, detak jantung semakin cepat, dan timbulnya penyakit
psikosomatis seperti tuka lambung. Sedangkan Gibson (2003) menyatakan
bahwa dampak fisiologi dari stres yang diterima karyawan dapat berupa
meningkatnya tekanan darah, kolestrol yang tinggi, serta serangan jantung.
b. Aspek Psikologis
Stres menyebabkan ketidakpuasan. Stres yang berkaitan dengan pekerjaan
dapat menimbulkan ketidakpuasan yang berkaitan dengan pekerjaan.
Contohnya seorang karyawan yang ditempatkan dalam pekerjaan yang
mempunyai tuntutan ganda dan berkonflik atau kurang adanya adanya
kejelasan mengenai tugas, wewenang, dan tanggung jawab pekerjaan,
maka stres dan ketidakpuasan karyawan tersebut akan meningkat. Serta
akan mempunyai dampak secara psikologis yaitu timbulnya ketegangan,
kecemasan, mudah marah, kebosanan, dan suka menunda-nunda. Gibson
(2003) menyatakan bahwa dampak psikologis dari stres yang diterima
karyawan berupa: rendahnya proses pengambilan keputusan, menurunnya
konsentrasi, menurunnya daya ingat, frustrasi dan lesu atau tidak
bergairah.
c. Aspek Perilaku
Perilaku sendiri merupakan manifestasi dari gangguan kognitif dan emosi
13
perilaku adalah perubahan dalam produktivitas, absensi, tingkat keluarnya
karyawan, perubahan dalam pola makan, merokok, dan konsumsi alkohol
yang berlebihan. Gibson (2003) menyatakan bahwa dampak perilaku dari
stres yang diterima karyawan berupa: menurunnya kepuasan kerja,
menurunnya kinerja, meningkatnya absensi, meningkatnya
perputaran/perpindahan karyawan, meningkatnya kecelakaan kerja,
konsumsi obat-obatan yang berlebihan, meningkatnya klaim kesehatan.
5. Model Stres Kerja
Menurut Robbin (1996), model stres kerja dapat digambarkan sebagai
berikut:
Gambar 1.
Model Stres Kerja
Stres kerja yang dialami Lingkungan:
• Ketidakpastian ekonomis
• Ketidakpastian politik
• Ketidakpastian teknologi
Organisasi:
• Tuntutan tugas
• Tuntutan peran
• Tuntutan pribadi
Individual:
• Masalah keluarga
• Masalah ekonomi
• Kepribadian
Perbedaan karakteristik individual:
• Persepsi
• Pengalaman pekerjaan • Dukungan sosial • Locus of control
• Sikap bermusuhan
Aspek fisiologis
• Sakit kepala
• Tekanan darah tinggi
• Penyakit jantung
Aspek psikologis:
• Kecemasan
• Murung
• Berkurangnya kepuasan kerja
Aspek perilaku:
• Produktivitas
• Kemangkiran
• Tingkat keluarnya karyawan
Model stres kerja di atas menunjukan bahwa dari beberapa sumber stres dan
faktor individu yang mempengaruhi munculnya stres kerja yang dialami
karyawan akan mampu menimbulkan stres yang sebenarnya atau tidak
tergantung dari perbedaan individual, seperti pengalaman kerja dan dari
kepribadian. Bila seorang karyawan mengalami stres akan berdampak pada
aspek fisiologis, psikologis, dan aspek perilaku.
B. Medical Sales Representatif
1. Pengertian Medical Sales Representatif
Medical sales representative atau yang biasa disingkat dengan istilah
MR merupakan penghubung antara perusahaan farmasi dengan tenaga medis
maupun organisasi kesehatan misalnya rumah sakit. Tugas dari para MR
adalah memberikan pemahaman atau pengetahuan tentang bagaimana
penggunaan produk-produk farmasi secara umum kepada tenaga medis seperti
dokter maupun pada lembaga-lembaga kesehatan/rumah sakit (Assauri dan
Ghozali, 2006).
2. Tugas Medical Sales Representatif
Tugas dari MR yang utama adalah menjual atau menditribusikan
produk-produk farmasi kepada tenaga medis (dokter) maupun pada rumah
15
dilakukan oleh para medical representatif dapat digolongkan sebagai berikut:
(www.prospects.ac.uk/links/occupations:p.1)
a. Membuat janji pertemuan dengan dokter, tenaga medis dan tim kesehatan
rumah sakit yang dilakukan secara berkala maupun aksidental.
b. Melakukan presentasi kepada dokter, tenaga medis maupun perawat, dan
pada para pengecer (toko obat).
c. Mengadakan rapat konferensi pada dokter dan tenaga medis.
d. Membangun dan memelihara hubungan kerja yang positif dengan para
tenaga medis.
e. Membuat anggaran penjualan.
f. Membuat rekap atas semua pekerjaan yang telah dilakukannya, yang
dibutuhkan sebagai data base bagi manajemen.
g. Merencanakan kerja, penjadwalan kerja baik mingguan maupun bulanan.
h. Melakukan pertemuan secara rutin dalam perusahaan, dan memberikan
presentasi teknis dan memberikan brifing.
i. Membuat data dari perusahaan yang disuplay dan mengintepretasikannya
(melakukan analisis), serta melakukan presentasi dan diskusi dari data
yang dianalisis tersebut bersama tenaga apoteker.
j. Memonitor aktivitas dari perusahaan pesaing.
k. Menjaga informasi yang diperoleh, melakukan antisipasi dari dampak
negatif maupun positif pada bisnis dan melakukan penerapan strategi yang
l. Melakukan pengembangan strategi atas peluang yang ada pada tenaga
medis maupun sektor kesehatan.
m. Menyediakan semua informasi yang berkaitan dengan aktivitas dari
pelayanan kesehatan pada daerah pemasarannya masing-masing.
n. Bekerja sama dengan tim dalam merencanakan program pemasaran yang
efektif pada masing-masing daerah pemasaran.
C. Stres Kerja Pada Medical Sales Representatif
Sumber stres yang berasal dari stres organisasional terdiri dari tuntutan
tugas, tuntutan peran, dan tuntutan pribadi. Stres yang dialami oleh para MR
cenderung disebabkan karena tuntutan tugas mereka yang besar (beban kerja yang
berat). Hal ini tergambar dari target penjualan yang harus dipenuhi oleh seorang
MR dalam satu periode tertentu (satu bulan). Stres yang bersumber pada aspek
tuntutan tugas menjadi semakin lebih tinggi saat tidak ada dukungan dari pihak
manajemen untuk membantu karyawan dalam melakukan penjualan. Berdasarkan
data yang dapat dikumpulkan dapat diketahui bahwa rata-rata seorang MR dalam
1 bulan harus mampu menjual produk-produk perusahaan dengan nominal sebesar
Rp. 150.000.000 (www.prospects.ac.uk/links/occupations:p.1). Hal ini merupakan suatu yang cukup berat dalam persaingan bisnis yang semakin ketat dewasa ini.
Stres yang dialami oleh para medical representatif juga disebabkan karena
para medical representatif kadangkala tidak tahu akan deskripsi pekerjaan yang
harus dilakukan. Perbedaan misi dan visi antara karyawan dengan
17
pemicu munculnya stres. Pihak manajemen perusahaan farmasi sering
menetapkan dua standar ganda kepada karyawan yaitu pencapaian volume
penjualan yang meningkat dan pengauasaan pangsa pasar yang besar. Hal ini tentu
saja menjadikan beban pekerjaan yang semakin berat
(www.prospects.ac.uk/links/occupations:p.1)
Penyebab stres pada MR yang lainnya adalah akibat hubungan yang tidak
harmonis baik antara karyawan dengan pimpinan maupun antar karyawan itu
sendiri. Dalam pencapaian prestasi, seringkali terjadi persaingan antar MR. Pada
dasarnya persaingan merupakan hal yang wajar. Hal ini menjadi tidak wajar dan
memicu konflik saat persaingan tersebut diselesaikan dengan cara yang tidak
wajar/tidak benar. Banyak kejadian yang telah dilaporkan bahwa tingkat stres
karyawan yang disebabkan buruknya hubungan kerja antar karyawan maupun
karyawan dengan pimpinan memiliki porsi yang kedua setelah beban kerja
(www.prospects.ac.uk/links/occupations:p.1)
Dampak stres kerja yang dialami oleh MR dalam penelitian ini
digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.
Stres kerja pada medical representatif
Tuntutan Tugas
Tuntutan Peran
Tuntutan Pribadi
Medical Representatif
Positif
Stres yang bersumber pada tuntutan tugas, tuntutan peran dan tuntutan
pribadi pada dasarnya akan memberikan dampak yang berbeda bagi MR baik dari
aspek fisiologis, perilaku maupun psikologis. Stres pada taraf yang rendah, akan
memberikan kontribusi positif bagi karyawan MR. Hal ini karena stres yang
diciptakan pihak manajemen dapat digunakan sebagai sarana atau memotivasi
seorang karyawan bekerja lebih giat. Sebaliknya dampak buruk dari stres adalah
rendahnya kinerja karyawan, menurunnya kepuasan kerja, absensi dan niat untuk
meninggalkan organisasi.
D. Pertanyaan Penelitian
Melalui penelitian ini, peneliti ingin melihat bagaimanakah stres kerja
yang dialami oleh para MR yang bersumber pada faktor organisasional yang
terdiri dari: tuntutan tugas, tuntutan peran dan tuntutan pribadi. Apakah stres kerja
19
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, yang bertujuan untuk
menggambarkan bagaimana tingkat stres kerja pada MR perusahaan farmasi.
B. Identifikasi Variabel
Variabel dalam penelitian ini adalah stres kerja.
C. Definisi Operasional
Dalam penelitian ini stres memiliki aspek fisiologis, aspek psikologis dan
aspek perilaku. Stres diukur dengan menggunakan skala stres. Skor total skala
stres menunjukkan tinggi rendahnya tingkat stres. Semakin tinggi skor total yang
diperoleh semakin rendah tingkat stresnya demikian juga sebaliknya.
D. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah MR. Teknik penentuan sampel yang
dilakukan pada penelitian ini adalah purposive sampling. Pada jenis
sampel-sampel ini, anggota sampel-sampel ditentukan berdasarkan ciri tertentu yang dianggap
mempunyai hubungan erat dengan ciri populasi. Sampel pada penelitian ini adalah
E. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Membuat skala stres kerja dengan metode rating yang dijumlahkan
(summated rating method) untuk diujicobakan pada kelompok uji coba
yang memiliki karakteristik sama dengan kelompok subjek sesungguhnya.
2. Menguji coba skala untuk memperoleh kesahihan butir dan reliabilitas
skala untuk mendapatkan butir yang sahih dan skala yang reliabel.
3. Menentukan subjek penelitian sesuai kriteria, kemudian mengukur tingkat
stres kerja dengan cara mengisi skala yang telah diuji kesahihan dan
keandalannya.
4. Menganalisis data yang masuk.
5. Membuat kesimpulan.
F. Instrumen Penelitian
Pengumpulan data dalam penelitian ini sepenuhnya menggunakan skala.
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala stres kerja yang disusun
oleh peneliti berdasarkan aspek fisiologis, aspek psikologis dan aspek perilaku.
Stres kerja diungkap dengan menggunakan skala Likert. Metode ini
menggunakan respon subjek penelitian sebagai dasar penentuan skalanya. Skala
Likert disusun dari pernyataan favourable dan unfavourable dan menggunakan
empat alternatif jawaban yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju),
dan STS (Sangat Tidak Setuju). Skor untuk skala favourable yaitu SS = 4, S = 3,
21
= 3, dan STS = 4. skor total untuk tiap-tiap subjek diperoleh dengan cara
menjumlahkan semua skor butir yang diperoleh subjek.
Selanjutnya subjek diminta untuk menjawab item-item pernyataan yang
dirumuskan secara favourable dan unfavourable tentang suatu variabel. Jawaban
dalam setiap skala dinyatakan dalam 4 kategori yang dimodifikasi tanpa jawaban
ragu-ragu. Hal tersebut dilakukan penulis dengan alasan bahwa dengan adanya
kategori jawaban ragu-ragu bisa mempunyai arti ganda (belum dapat memutuskan
jawaban atau netral), dan menimbulkan kecenderungan untuk menjawab di tengah
(central tendency effect) terutama bagi subjek yang tidak yakin pada jawaban
yang pasti.
Stres yang dialami karyawan menurut Robbins (2002) dapat disebabkan
oleh tiga konteks yaitu tuntutan tugas, tuntutan peran dan tuntutan pribadi.
Tabel 1
Blue-print skala stres kerja
No Konteks Aspek
Tuntutan Tugas Tuntutan Peran Tuntutan Pribadi
Total Favorable Unfavorable Favorable Unfavorable Favorable Unfavorable
1 Fisiologis 1, 19, 37 10, 28, 46 4, 22, 40 13, 31, 49 7, 25, 43 16, 34, 52 18 2 Perilaku 2, 20, 38 11, 29, 47 5, 23, 41 14, 32, 50 8, 26, 44 17, 35, 53 18 3 Psikologis 3, 21, 39 12, 30, 48 6, 24, 42 15, 33, 51 9, 27, 45 18, 36, 54 18
Jumlah 9 9 9 9 9 9 54
G. Validitas dan Reliabilitas
Suatu alat pengukur yang baik dalam suatu penelitian sosial harus
memenuhi validitas (kesahihan) dan reliabilitas (keandalan) agar alat ukur tersebut
dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Pada skala stres kerja inipun
1. Validitas
Untuk mengetahui apakah skala psikologi mampu menghasilkan data yang
akurat sesuai dengan tujuan penelitiannya, diperlukan suatu pengujian validitas
(kesahihan). Pada skala pengukuran stres kerja ini perlu dijalankan suatu prosedur
pengukuran validitas.
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu validitas isi. Validitas
isi adalah validitas yang dipandang dari segi isi skala, yang sejauh mana skala
tersebut isinya telah dianggap dapat mengukur hal-hal yang mewakili keseluruhan
tentang hal-hal yang hendak diukur (Suryabrata, 1983).
Jenis validitas isi diselidiki dengan cara satu orang atau lebih, baik pakar
maupun subyek yang hendak dites diminta memeriksa alat ukur tersebut dan
menyimpulkan apakah tes tersebut memberi kesan mengukur sifat yang mau
diukur (Supraktiknya, 1998).
Peneliti melakukan seleksi skala terlebih dahulu dengan melakukan
pemilihan butir-butir alat ukur sehingga alat ukurnya sesuai dengan fungsi alat
ukur yang dikehendaki (Azwar, 1999). Data yang diperoleh dilakukan perhitungan
korelasi skor skala dengan skor total skala. Menurut Azwar (1999), kriteria
pemilihan skala berdasar korelasi skala total, bisanya digunakan batasan r > 0,30.
Namun apabila jumlah skala yang lolos masih tidak mencukupi jumlah yang
23
2. Reliabilitas
Estimasi reliabilitas dilakukan untuk mengukur kestabilan hasil
pengukuran dengan menggunakan teknik Alpha dari Cronbach. Dengan kata lain,
uji reliabilitas diperlukan untuk melihat sejauh mana pengukuran itu dapat
memberikan hasil yang relatif sama jika dilakukan pengukuran kembali dengan
alat ukur yang sama (Azwar, 1999).
Reliabilitas skala pengukuran dalam penelitian ini didapat dengan teknik
Alpha dari Cronbach. Dalam pendekatan ini prosedurnya hanya memerlukan satu
kali pengenaan sebuah tes kepada sekelompok individu sebagai subyek (single
trial administration). Pendekatan ini dianggap memiliki nilai praktis dan efisiensi
yang tinggi (Azwar, 1999). Reliabilitas dinyatakan oleh koefisiensi yang
angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai 1,00. semakin tinggi koefisien
reliabilitasnya mendekati 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya sebaliknya
koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti semakin rendah
reliabilitasnya. Azwar (1999) menyatakan bahwa suatu instrumen penelitian
dinyatakan andal jika memiliki nilai koefisien Alpha > 0.8. Jika suatu instrumen
penelitian memiliki nilai koefisien Alpha < 0.8 maka intrumen tersebut tidak
H. Metode Analisis Data
Untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini digunakan analisis
mean aritmatik yaitu suatu cara untuk mengukur tingkat stres kerja yang besumber
dari tuntutan tugas, tuntutan peran, dan tuntutan pribadi. Program yang dipakai
25 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Subjek Penelitian
Deskripsi umum subjek dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, usia,
tingkat pendidikan, dan masa kerja.
Tabel 2
Persentase Responden
Karakteristik Responden Frekuensi Persentase Jenis kelamin Laki-laki
Perempuan Tingkat pendidikan SLTA atau sederajat
Diploma
Berdasarkan tabel di atas deskripsi subjek penelitian ini menunjukkan
bahwa, mayoritas adalah laki-laki yaitu sebanyak 80%, berusia antara 20 sampai
34 tahun yaitu sebesar 85%, berpendidikan Sarjana yaitu sebesar 50%, memiliki
masa kerja antara 1 sampai 5 tahun yaitu sebesar 55%. Jumlah subjek dalam
2. Validitas dan Reliabilitas
Hasil uji validitas isi dalam penelitian ini menghasilkan koefisien korelasi
(validitas) sebesar 0,1501 sampai 0,8237. Syarat suatu instrumen dinyatakan valid
adalah sebesar 0,3 akan tetapi nilai daya beda dapat diturunkan menjadi 0,25
(Azwar, 2002). Setelah dilakukan penyaringan diperoleh 49 butir yang valid.
Hasil uji reliabilitas dengan menggunakan teknik alpha menghasilkan nilai
sebesar 0,978. Sesuai dengan ketentuan dari Azwar (1999) berarti bahwa
instrumen dalam penelitian dinyatakan andal karena nilai koefisien Alphanya
lebih besar dari 0.8.
Sedangkan indeks daya beda aitem dalam penelitian ini yang terdiri dari
49 butir yang bergerak dari 0,4072 sampai 0,8318. Indeks daya beda yang
bergerak dari 0,4072 sampai 0,8318 menunjukkan bahwa 49 butir pertanyaan
mempunyai validitas yang cukup bervariasi.
Tabel 3
Blue-print skala stres kerja setelah uji validitas dan reliabilitas
No Konteks Aspek
Tuntutan Tugas Tuntutan Peran Tuntutan Pribadi
Total Favorable Unfavorable Favorable Unfavorable Favorable Unfavorable
1 Fisiologis 19, 37 10, 28, 46 4, 22, 40 13, 49 7, 25, 43 16, 34, 52 16 2 Perilaku 2, 20, 38 11, 29 5, 23, 41 14, 32, 50 8, 44 17, 35, 53 16 3 Psikologis 3, 21, 39 12, 30, 48 6, 24, 42 15, 33, 51 9, 27, 45 18, 36 17
Jumlah 8 8 9 8 8 8 49
3. Deskripsi Hasil Penelitian
Untuk mengetahui tingkat stres MR perusahaan farmasi maka digunakan
analisis deskriptif dengan menggunakan nilai rata-rata hitung. Skor hipotetik
27
Rentang skor adalah 196 – 49 = 147. Dengan demikian satuan deviasi standarnya
bernilai 147/6 = 24,5, sedangkan Mean hipotetiknya adalah 2,5 x 49 = 122,5.
Hasil analisis deskriptif dengan menggunakan nilai rata-rata hitung
adalah sebagai berikut:
Tabel 4
Hasil analisis Deskriptif
Variabel Data Hipotetik Data Empirik
Min Max M SD Min Max M SD
Stres kerja 49 196 122,5 24,5 109 154 130,08 13,215
Keterangan:
Min = skor minimal
Max = skor maksimal
M = mean (rerata)
SD = Simpangan baku
Hasil analisis deskriptif diperoleh nilai rata-rata hitung sebesar 130,08
dengan dan standar deviasi sebesar 13,215. Dengan membandingkan nilai
mean antara data hipotetik dan data empirik maka dapat diketahui bahwa Mean
sebesar 130,08 hampir sama dengan Mean hipotetik. Hal ini berarti bahwa
tingkat stres MR termasuk dalam kategori yang sedang.
Pengelompokan subjek berdasarkan tiga kategori adalah sebagai
berikut:
Tabel 5
Persentase Responden Berdasarkan Tingkas Stres Secara Keseluruhan
Dalam penelitian ini diperoleh hasil tingkat stres MR yang masuk dalam sedang
yaitu sebanyak 36 orang atau 90%, 10% MR yang lain masuk dalam kategori stres
yang rendah. Dan tidak ditemukan MR yang mempunyai tingkat stres yang tinggi.
B. Pembahasan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa stres yang diderita oleh para MR
perusahaan farmasi berada pada kategori yang sedang (130,08) dengan jumlah
MR yang mengalami stres pada kategori sedang sebanyak 36 orang atau sebesar
90%, sedangkan sisanya sebanyak 4 orang atau sebesar 10% mengalami stres
pada taraf yang rendah.
Hasil analisis ini menunjukkan bahwa stres yang disebabkan oleh tuntutan
tugas, tuntutan peran, dan tuntutan pribadi akan berdampak pada gangguan
fisiologis berupa menurunnya kesehatan; menurunnya perilaku kerja karyawan
dalam bentuk keteganggan, cemas, menunda pekerjaan dan lain sebagainya; serta
menurunnya psikologis karyawan dalam bentuk menurunnya kepuasan dan
kinerja, meningkatnya absensi, meningkatnya perputaran atau perpindahan,
kecelakaan kerja, serta meningkatnya konsumsi obat-obatan dan klaim kesehatan,
pada kategori yang sedang.
Tingkat stres yang termasuk dalam kategori sedang pada para MR lebih
disebabkan karena tuntutan tugas yang dibebankan pihak perusahaan kepada
karyawan cukup berat, dimana masing-masing karyawan dituntut untuk dapat
melakukan penjualan dengan volume yang cukup besar. Pekerjaan yang diemban
29
perusahaan. Selain itu hubungan antar karyawan dan antara karyawan dengan
pimpinan yang kurang baik secara nyata memberikan kontribusi pada stres yang
dialami para karyawan.
Stres berkepanjangan akan menyebabkan ketegangan dan kekuatiran yang
terus-menerus. stres berkepanjangan ini disebut stres kronis. Stres kronis sifatnya
menggerogoti dan menghancurkan tubuh, pikiran dan seluruh kehidupan
penderitanya secara perlahan-lahan. Akibatnya, orang akan terus-menerus merasa
tertekan dan kehilangan harapan.
Di lain pihak mungkin manajemen tidak peduli bila para MR mengalami
tingkat stress yang rendah sampai sedang. Alasannya, dengan tingkat stress yang
rendah sampai sedang dapat mendorong kinerja MR lebih tinggi. Tetapi tingkat
stres yang semakin tinggi dan berkepanjangan akan menyebabkan menurunnya ke
30
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan, penelitian ini memberikan gambaran tentang tingkat stres yang dialami karyawan MR yang diukur dengan menggunakan total skor skala. Semakin rendah total skor skala stres maka semakin tinggi tingkat stres yang dialami, demikian pula sebaliknya jika semakin tinggi total skor skala stres semakin rendah pula tingkat stres yang dialami. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa tingkat stres yang dialami karyawan MR termasuk dalam kategori yang sedang.
B. Saran
1. Bagi karyawan MR yang mempunyai tingkat stres tinggi
Guna menangani stres kerja yang dialami langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Menjalankan tanggung jawab atau kewajiban mereka untuk menjual produk perusahaan sebagi bentuk pertanggungjawaban atas wewenang yang diberikan pihak perusahaan.
31
c. Meningkatkan kemampuan dalam berkomunikasi atau berhubungan dengan pihak-pihak yang terkait seperti rekan kerja, atasan, maupun pihak lain.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA
___________(2008), Medical sales representative:Job description and activities
www.prospects.ac.uk/links/occupations:p.1, AGCAS & Graduate Prospects Ltd
As’ad, Moh., (2002), Psikologi Industri (Seri Ilmu Sumber Daya Manusia), Cetakan Keempat, Edisi Revisi, Penerbit Liberty, Yogyakarta.
Assauri, Sofyan dan Ghozali, Khakim., (2006). Rancang Bangun Sistem Informasi Pelaporan Penjualan Untuk Informasi Kinerja Medical Representatif PT Kalbe Farma Surabaya. Seminar Tugas Akhir, Institut Teknologi Sepuluh November
Azwar Saifuddin., (1999), Metode Penelitian, Penerbit Pustaka Pelajar, Jakarta. David, Keith, dan John W. Newstrom., (1992), Perilaku Dalam Organisasi, Edisi
kedua, jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta.
David, Keith, dan John W. Newstrom., (1996), Perilaku Organisasi, Edisi ketuju, jilid 2, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Fraser, T.M., 1985. Stress dan Kepuasan Kerja. Jakarta : PT. Pustaka Binaman Pressindo
Gibson, et al., (2003), Organisasi dan Manajemen Perilaku, Edisi Keempat, Cetakan Ketujuh, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Gignac, Ann dan Steven H. Appelbaum., (1997), The Impact of stress on Customer Service Representatives. A Comparative Study, Journal of Workplace Learning Volume 9.Number 1 p.p.20-33
Mahsun., (2004), Bersahabat Dengan Stres, Penerbit Prisme media, Yogyakarta. Mardiana Tri, dan Mufuafi., (2001), Studi Empiris Pengaruh Stressor Terhadap
Kinerja, Jurnal Siasat Bisnis No. 6. Vol. 1. Penerbit Universitas Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
McGrath, J.E., 1980. Stress and Behavior in Organization dalam Dunnette, M.D. (ed). Handbook of Industrial and Organizational Psychology.
33
Supratiknya, A. 1998. Statistik Psikologi. Yogyakarta : Pusat Pengembangan dan Penerbitan Sumber Belajar Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Zimbardo, P.G., and Ruch, F.L., 1980. Essentials Of Psychology And Life. 10th
LAMPIRAN A
ANGKET
I. IDENTITAS RESPONDEN
Bagian pertama kuesioner ini dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik demografi Anda.
Anda dipersilahkan untuk memilih salah satu jawaban dengan memberi tanda silang (X) atau
( ) pada salah satu jawaban yang Anda anggap sesuai dengan karakteristik demografi
Anda:
1. Jenis kelamin :
a. Laki-laki
b. Perempuan
2. Usia Anda saat ini:
a. Kurang dari 20 tahun
b. 20 – 34 tahun
c. 35 – 49 tahun
d. Lebih dari 49 tahun
3. Tingkat pendidikan terakhir Anda:
a. SLTA atau Sederajat
b. Diploma
c. Sarjana
4. Masa kerja anda dimana Anda bekerja saat ini:
a. 1 – 5 tahun
b. 6 – 10 tahun
c. Lebih dari 10 tahun
II. STRES KERJA
Bagian kedua kuesioner ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat stres Anda
sebagai Medical representatif perusahaan farmasi. Anda dipersilahkan untuk
memberi tanda silang (X) atau ( ) pada salah satu jawaban yang telah disediakan
sebagai berikut: Sangat setuju (SS), Setuju (S), Tidak setuju (TS) dan Sangat
Tidak setuju (STS).
No Pernyataan SS S TS STS
1 Saya tidak pusing walaupun tidak memperoleh informasi-informasi yang saya butuhkan untuk melakukan penjualan.
2 Saya tidak akan menyerah walaupun saya mengalami banyak kesulitan.
3 Saya merasa puas dalam bekerja karena saya mempunyai kewenangan yang besar untuk melaksanakannya.
4 Walaupun pekerjaan saya tidak mempunyai deskripsi kerja yang jelas tetapi tidak membuat saya pusing
5 Pekerjaan saya tetap dapat berjalan dengan baik walaupun terdapat perbedaan pandangan dengan atasan berkaitan dengan tugas yang harus saya laksanakan
6 Saya tetap puas dengan pekerjaan sawa walaupun kadangkala saya tidak paham dengan peran saya pada perusahaan ini.
7 Saya tidak pusing walaupun hubungan saya dengan atasan tidak baik.
8 Produktivitas kerja saya menjadi meningkat karena saya memperoleh dukungan dari keluarga saya
9 Saya merasa tidak tertekan walaupun supervisor mengawasi pekerjaan saya dengan ketat.
10 Saya menjadi pusing jika tidak memperoleh informasi-informasi yang saya butuhkan untuk melakukan penjualan
11 Kesulitan dalam melakukan penjualan membuat saya merasa mudah menyerah.
12 Saya tidak puas dengan pekerjaan saya karena saya tidak mempunyai kewenangan yang besar untuk melaksanakannya.
13 Pekerjaan saya tidak mempunyai deskripsi kerja yang jelas hal itu membuat saya pusing
14 Pekerjaan saya menjadi terhambat karena terdapat perbedaan pandangan dengan atasan berkaitan dengan tugas yang harus saya laksanakan
15 Kepuasan kerja saya menjadi menurun akibat saya tidak paham dengan peran saya pada perusahaan ini.
16 Saya pusing karena hubungan saya dengan atasan tidak baik.
18 Saya tertekan karena supervisor mengawasi pekerjaan saya dengan ketat.
19 Tekanan darah saya tetap normal walaupun data yang saya butuhkan dalam melakukan pekerjaan saya tidak dapat saya peroleh sepenuhnya.
20 Saya tidak akan meninggalkan perusahaan ini walaupun beban pekerjaan yang saya tanggung cukup berat. 21 Saya tetap dapat berpikir dengan jernih walaupun beban
kerja yang saya tanggung cukup berat.
22 Tekanan darah saya tetap stabil walaupun latar belakang pendidikan saya berbeda dengan pekerjaan saya saat ini.
23 Produktivitas kerja kami tetap terjaga walaupun dalam tim kerja kami terdapat latar belakang pendidikan yang berbeda.
24 Saya puas dengan tanggung jawab yang saya miliki dalam perusahaan ini.
25 Saya tidak pusing walaupun hubungan saya dengan rekan kerja tidak baik.
26 Saya tetap akan bekerja pada perushaan ini walaupun atasan saya tidak mendukung pekerjaan yang saya lakukan.
27 Saya tetap bersemangat walaupun keluarga saya tidak menyetujui dengan pekerjaan saya saat ini.
28 Tekanan darah saya menjadi meningkat akibat minimnya data yang dapat diketahui oleh karyawan dalam melakukan penjualan.
29 Saya akan meninggalkan perusahaan karena beban beban pekerjaan yang saya tanggung sangat berat. 30 Saya menjadi tidak dapat berpikir dengan jernih karena
beban kerja yang saya tanggung cukup berat
31 Tekanan darah saya menjadi meningkat karena latar belakang pendidikan saya tidak mendukung pekerjaan saya
32 Latar belakang pendidikan yang berbeda-beda membuat tim kerja tidak dapat bekerja secara produktif.
33 Saya tidak puas dengan pekerjaan saya karena tanggung jawab yang saya miliki dalam perusahaan ini tidak jelas.
34 Saya pusing karena hubungan saya dengan rekan kerja tidak baik.
35 Saya akan meninggalkan pekerjaan saya karena atasan saya tidak mendukung pekerjaan yang saya lakukan. 36 Saya menjadi murung karena keluarga saya tidak
menyetujui dengan pekerjaan saya saat ini.
37 Saya tidak merasakan gangguan pusing yang disebabkan karena sistem penjualan yang tidak akurat 38 Saya tetap akan masuk kerja walaupun pekerjaan saya
cukup monoton dari waktu ke waktu
39 Saya merasa cemas jika pekerjaan saya tidak dapat terselesaikan dengan baik.
40 Jantung saya tetap bekerja dengan normal walapun saya tidak paham dengan peran saya dalam perusahaan
41 Saya tetap akan bekerja pada perusahaan ini walaupun rekan-rekan sekerja saya didak mendukung pekerjaan saya
42 Saya tidak merasa cemas walaupun peran saya dalam perusahaan ini tidak jelas
43 Tekanan darah tetap normal walaupun atasan saya terlalu ketat dalam mengawasi pekerjaan karyawan. 44 Produktivitas kerja saya tetap terjaga dengan baik
walaupun rekan kerja saya menghambat pekerjaan yang saya lakukan.
45 Kepuasan kerja saya tetap terjaga dengan baik karena rekan-rekan kerja saya mendukung prestasi kerja saya 46 Saya merasa pusing akibat sistem penjualan yang tidak
akurat
47 Saya sering mangkir dari pekerjaan saya karena pekerjaan saya cukup membosankan.
48 Saya tidak merasa cemas walaupun pekerjaan saya tidak dapat terselesaikan dengan baik
49 Jantung saya menjadi berdegup dengan kencang karena saya tidak paham dengan peran saya dalam perusahaan 50 Saya akan keluar dari perusahaan ini karena
rekan-rekan sekerja saya didak mendukung pekerjaan saya 51 Saya merasa cemas karena peran saya dalam
perusahaan ini tidak jelas
52 Tekanan darah saya menjadi meningkat akibat atasan saya yang terlalu ketat dalam mengawasi pekerjaan karyawan.
53 Produktivitas kerja saya menjadi menurun akibat hambatan dari rekan kerja saya.
Reliability
Case Processing Summary
40 100.0
Listwise deletion based on all variables in the procedure. a.
Reliability Statistics
.973 54 Cronbach's
Alpha N of Items
Item-Total Statistics
141.78 441.922 .196 .975 141.48 435.948 .591 .973 141.48 428.102 .761 .973 141.63 432.035 .757 .973 141.48 428.307 .711 .973 141.55 434.100 .634 .973 141.28 426.512 .671 .973 141.43 426.712 .682 .973 141.48 430.256 .727 .973 141.58 431.994 .714 .973 141.58 433.379 .716 .973 141.38 432.702 .643 .973 141.78 437.820 .483 .973 141.50 433.179 .701 .973 141.50 428.103 .708 .973 141.48 431.230 .741 .973 141.40 424.810 .754 .973 141.48 432.820 .735 .973 141.50 427.487 .822 .972 141.55 431.895 .730 .973 141.55 432.100 .721 .973 141.60 434.964 .580 .973 141.53 431.794 .605 .973 141.53 434.102 .646 .973 141.58 430.712 .629 .973 141.98 445.769 .175 .974 141.73 430.461 .745 .973 Var_1
Scale Mean if Item Deleted Alpha if Item
Deleted
Item-Total Statistics
141.43 431.430 .662 .973 141.55 426.203 .799 .972 141.43 437.276 .511 .973 141.80 444.574 .150 .974 141.68 435.507 .543 .973 141.60 432.503 .635 .973 141.60 433.990 .677 .973 141.48 428.871 .732 .973 141.60 430.862 .700 .973 141.45 430.203 .695 .973 141.53 428.153 .784 .972 141.40 427.169 .749 .973 141.75 433.782 .608 .973 141.90 440.913 .403 .973 141.60 433.477 .776 .973 141.63 432.599 .808 .973 141.48 430.666 .710 .973 141.78 435.102 .602 .973 141.68 433.148 .764 .973 141.58 443.892 .159 .974 141.65 433.464 .756 .973 141.75 431.731 .824 .972 141.65 431.618 .618 .973 141.60 433.374 .781 .973 141.70 436.779 .583 .973 141.63 435.317 .673 .973 141.65 442.900 .211 .974 Var_28
Scale Mean if Item Deleted Alpha if Item
Deleted
Scale Statistics
Case Summaries
Var_1 Var_2 Var_3 Var_4 Var_5 Var_6 Var_7 Var_8 Var_9
Case Summaries
Case Summaries
Var_19 Var_20 Var_21 Var_22 Var_23 Var_24 Var_25 Var_26 Var_27
Case Summaries
Case Summaries
Var_37 Var_38 Var_39 Var_40 Var_41 Var_42 Var_43 Var_44 Var_45
Case Summaries
LAMPIRAN B
Kuesioner Setelah Uji Coba
ANGKET
I. IDENTITAS RESPONDEN
Bagian pertama kuesioner ini dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik demografi Anda.
Anda dipersilahkan untuk memilih salah satu jawaban dengan memberi tanda silang (X) atau
( ) pada salah satu jawaban yang Anda anggap sesuai dengan karakteristik demografi
Anda:
1. Jenis kelamin :
a. Laki-laki
b. Perempuan
2. Usia Anda saat ini:
a. Kurang dari 20 tahun
b. 20 – 34 tahun
c. 35 – 49 tahun
d. Lebih dari 49 tahun
3. Tingkat pendidikan terakhir Anda:
a. SLTA atau Sederajat
b. Diploma
c. Sarjana
4. Masa kerja anda dimana Anda bekerja saat ini:
a. 1 – 5 tahun
b. 6 – 10 tahun
II. STRES KERJA
Bagian kedua kuesioner ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat stres Anda
sebagai Medical representatif perusahaan farmasi. Anda dipersilahkan untuk
memberi tanda silang (X) atau ( ) pada salah satu jawaban yang telah disediakan
sebagai berikut: Sangat setuju (SS), Setuju (S), Tidak setuju (TS) dan Sangat
Tidak setuju (STS).
No Pernyataan SS S TS STS 1 Saya tidak akan menyerah walaupun saya mengalami
banyak kesulitan.
2 Saya merasa puas dalam bekerja karena saya mempunyai kewenangan yang besar untuk melaksanakannya.
3 Walaupun pekerjaan saya tidak mempunyai deskripsi kerja yang jelas tetapi tidak membuat saya pusing
4 Pekerjaan saya tetap dapat berjalan dengan baik walaupun terdapat perbedaan pandangan dengan atasan berkaitan dengan tugas yang harus saya laksanakan
5 Saya tetap puas dengan pekerjaan sawa walaupun kadangkala saya tidak paham dengan peran saya pada perusahaan ini.
6 Saya tidak pusing walaupun hubungan saya dengan atasan tidak baik.
7 Produktivitas kerja saya menjadi meningkat karena saya memperoleh dukungan dari keluarga saya
8 Saya merasa tidak tertekan walaupun supervisor mengawasi pekerjaan saya dengan ketat.
9 Saya menjadi pusing jika tidak memperoleh informasi-informasi yang saya butuhkan untuk melakukan penjualan
10 Kesulitan dalam melakukan penjualan membuat saya merasa mudah menyerah.
11 Saya tidak puas dengan pekerjaan saya karena saya tidak mempunyai kewenangan yang besar untuk melaksanakannya.
12 Pekerjaan saya tidak mempunyai deskripsi kerja yang jelas hal itu membuat saya pusing
13 Pekerjaan saya menjadi terhambat karena terdapat perbedaan pandangan dengan atasan berkaitan dengan tugas yang harus saya laksanakan
14 Kepuasan kerja saya menjadi menurun akibat saya tidak paham dengan peran saya pada perusahaan ini.
15 Saya pusing karena hubungan saya dengan atasan tidak baik.
16 Produktivitas kerja saya menjadi menurun karena keluarga saya tidak mendukung pekerjaan saya
17 Saya tertekan karena supervisor mengawasi pekerjaan saya dengan ketat.
18 Tekanan darah saya tetap normal walaupun data yang saya butuhkan dalam melakukan pekerjaan saya tidak dapat saya peroleh sepenuhnya.
19 Saya tidak akan meninggalkan perusahaan ini walaupun beban pekerjaan yang saya tanggung cukup berat. 20 Saya tetap dapat berpikir dengan jernih walaupun beban
kerja yang saya tanggung cukup berat.
22 Produktivitas kerja kami tetap terjaga walaupun dalam tim kerja kami terdapat latar belakang pendidikan yang berbeda.
23 Saya puas dengan tanggung jawab yang saya miliki dalam perusahaan ini.
24 Saya tidak pusing walaupun hubungan saya dengan rekan kerja tidak baik.
25 Saya tetap bersemangat walaupun keluarga saya tidak menyetujui dengan pekerjaan saya saat ini.
26 Tekanan darah saya menjadi meningkat akibat minimnya data yang dapat diketahui oleh karyawan dalam melakukan penjualan.
27 Saya akan meninggalkan perusahaan karena beban beban pekerjaan yang saya tanggung sangat berat. 28 Saya menjadi tidak dapat berpikir dengan jernih karena
beban kerja yang saya tanggung cukup berat
29 Latar belakang pendidikan yang berbeda-beda membuat tim kerja tidak dapat bekerja secara produktif.
30 Saya tidak puas dengan pekerjaan saya karena tanggung jawab yang saya miliki dalam perusahaan ini tidak jelas.
31 Saya pusing karena hubungan saya dengan rekan kerja tidak baik.
32 Saya akan meninggalkan pekerjaan saya karena atasan saya tidak mendukung pekerjaan yang saya lakukan. 33 Saya menjadi murung karena keluarga saya tidak
menyetujui dengan pekerjaan saya saat ini.
34 Saya tidak merasakan gangguan pusing yang disebabkan karena sistem penjualan yang tidak akurat 35 Saya tetap akan masuk kerja walaupun pekerjaan saya
cukup monoton dari waktu ke waktu
36 Saya merasa cemas jika pekerjaan saya tidak dapat terselesaikan dengan baik.
37 Jantung saya tetap bekerja dengan normal walapun saya tidak paham dengan peran saya dalam perusahaan 38 Saya tetap akan bekerja pada perusahaan ini walaupun
rekan-rekan sekerja saya didak mendukung pekerjaan saya
39 Saya tidak merasa cemas walaupun peran saya dalam perusahaan ini tidak jelas
40 Tekanan darah tetap normal walaupun atasan saya terlalu ketat dalam mengawasi pekerjaan karyawan. 41 Produktivitas kerja saya tetap terjaga dengan baik
walaupun rekan kerja saya menghambat pekerjaan yang saya lakukan.
42 Kepuasan kerja saya tetap terjaga dengan baik karena rekan-rekan kerja saya mendukung prestasi kerja saya 43 Saya merasa pusing akibat sistem penjualan yang tidak
akurat
44 Saya tidak merasa cemas walaupun pekerjaan saya tidak dapat terselesaikan dengan baik
45 Jantung saya menjadi berdegup dengan kencang karena saya tidak paham dengan peran saya dalam perusahaan
46 Saya akan keluar dari perusahaan ini karena rekan-rekan sekerja saya didak mendukung pekerjaan saya 47 Saya merasa cemas karena peran saya dalam
perusahaan ini tidak jelas
48 Tekanan darah saya menjadi meningkat akibat atasan saya yang terlalu ketat dalam mengawasi pekerjaan karyawan.
Reliability
Case Processing Summary
40 100.0
Listwise deletion based on all variables in the procedure. a.
Reliability Statistics
.978 49 Cronbach's
Alpha N of Items
Item-Total Statistics
129.00 408.974 .595 .978 129.00 401.538 .758 .977 129.15 405.259 .758 .977 129.00 401.949 .700 .977 129.08 407.302 .633 .978 128.80 399.600 .681 .978 128.95 400.408 .672 .978 129.00 403.692 .721 .977 129.10 405.272 .713 .977 129.10 406.400 .724 .977 128.90 405.682 .653 .978 129.30 411.087 .473 .978 129.03 406.333 .703 .977 129.03 401.256 .716 .977 129.00 404.564 .738 .977 128.93 398.379 .750 .977 129.00 405.897 .741 .977 129.03 401.153 .811 .977 129.08 404.994 .736 .977 129.08 405.507 .713 .977 129.13 407.856 .591 .978 129.05 405.228 .598 .978 129.05 407.331 .643 .978 129.10 404.349 .616 .978 129.25 403.577 .752 .977 128.95 404.613 .665 .978 129.08 399.353 .809 .977 Var_2
Scale Mean if Item Deleted Alpha if Item
Deleted
Item-Total Statistics
128.95 410.459 .506 .978 129.20 408.318 .556 .978 129.13 405.548 .642 .978 129.13 407.138 .678 .977 129.00 402.000 .740 .977 129.13 403.958 .707 .977 128.98 403.512 .694 .977 129.05 401.485 .785 .977 128.93 400.122 .765 .977 129.28 407.076 .603 .978 129.43 413.789 .407 .978 129.13 406.471 .787 .977 129.15 405.772 .811 .977 129.00 403.949 .710 .977 129.30 407.856 .619 .978 129.20 406.523 .755 .977 129.18 406.661 .756 .977 129.28 404.820 .832 .977 129.18 405.020 .612 .978 129.13 406.266 .797 .977 129.23 410.076 .573 .978 129.15 408.541 .668 .978 Var_30
Scale Mean if Item Deleted Alpha if Item
Deleted
Scale Statistics
LAMPIRAN C
Analisis Data
Descriptives
Descriptive Statistics
40 18 31 49 39.27 5.023
40 16 35 51 44.67 5.181
40 15 39 54 46.12 4.381
40 45 109 154 130.08 13.215
40 Aspek fisiologis
Aspek Perilaku Aspek Psikologis Stres
Valid N (listwise)
Case Summaries
Var_1 Var_2 Var_3 Var_4 Var_5 Var_6 Var_7 Var_8 Var_9
Case Summaries
Case Summaries
Var_19 Var_20 Var_21 Var_22 Var_23 Var_24 Var_25 Var_26 Var_27
Case Summaries
Case Summaries
Var_37 Var_38 Var_39 Var_40 Var_41 Var_42 Var_43 Var_44 Var_45
Case Summaries