• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI DESKRIPTIF TENTANG STRES KERJA PADA MEDICAL REPRESENTATIF SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "STUDI DESKRIPTIF TENTANG STRES KERJA PADA MEDICAL REPRESENTATIF SKRIPSI"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI DESKRIPTIF TENTANG STRES KERJA PADA

MEDICAL REPRESENTATIF

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun oleh :

Christian Tommy Susanto

039114023

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

(5)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk :

Papa dan Mama

Saudara-Saudaraku

(6)
(7)

vii ABSTRAK

Christian Tommy Susanto (2009), Studi Deskriptif Tentang Stres Kerja Pada Medical Representatif

Pekerjaan selalu membawa konsekuensi yang berbeda, dampak yang ditimbulkan dari pekerjaan ada yang positif dan ada yang negatif. Dampak negatif yang ditimbulkan dari suatu pekerjaan adalah beban kerja yang berat yang menyebabkan stres.

Beban pekerjaan dari suatu pekerjaan dengan pekerjaan yang lainnya tentu saja berbeda-beda. Salah satu jenis pekerjaan yang dengan beban pekerjaan yang cukup berat adalah sebagai Medical Sales Representatif.

Hasil penelitian dan analisis ini memberikan bukti empiris tentang tingkat stres yang dialami karyawan Medical Sales Representatif yang diukur dengan menggunakan total skor skala. Semakin rendah total skor skala stres maka semakin tinggi tingkat stres yang dialami, demikian pula sebaliknya jika semakin tinggi total skor skala stres semakin rendah pula tingkat stres yang dialami. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa tingkat stres yang dialami karyawan Medical Sales Representatif termasuk dalam kategori yang sedang.

(8)

viii

Job always getting different consequence, impact from a job is positif and negative causes. Negative impact is bring a serious job responsibility causes stress.

Job responsibility from the one job and the other job of course different. One of the kind of job with serious responsibility is a Medical Sales Representatif.

The result from this research and analisys is gave evidence an empirical study about level of stress Medical Sales Representatif employee. Level of stress Medical Sales Representatif employee measurebility with total score scale. Much more lower total score so much high level of stress. And so conversely if much more high total score so much lower level of stress. The result of this analisys is to show level of stress Medical Sales Representatif employee implied in medium category.

(9)
(10)

x

Puji dan syukur atas segala rahmat dan berkah yang telah diberikan oleh Sang Maha Kuasa, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Maksud dan tujuan penulis menyusun skripsi ini adalah untuk melengkapi syarat dalam memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah berkenan membantu di dalam menyelesaikan skripsi ini, yaitu :

1. Ibu MM. Nimas Eki Suprawati, Psi., M.Si selaku Dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, saran dan terutama dorongan agar penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan tepat.

2. Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi.,M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan ijin untuk memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.

3. Segenap Dosen dan Staff Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membantu dan membekali penulis dari awal kuliah sampai dengan penulisan skripsi ini.

4. Kepada Papa dan Mama tercinta yang telah memberikan kasih sayang semangat dan dorongannya.

(11)

xi

6. Semua teman-teman seperjuangan. Terima kasih atas semangat dan dukungan yang kalian berikan.

7. Seluruh pihak yang telah memberikan dukungan kepada penulis, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Maka dari itu segala kritik dan saran yang ada diterima dengan senang hati demi perbaikan penulisan serupa yang akan dilakukan di masa mendatang.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini mampu memberikan manfaat bagi penelitian selanjutnya dan bagi semua orang yang membacanya.

Yogyakarta, Maret 2009 Penulis

(12)

xii

Halaman Judul ... i

Halaman Persetujuan Pembimbing ... ii

Halaman Pengesahan ... iii

Halaman Motto ... iv

Halaman Persembahan ... v

Pernyataan Keasilan Karya ... vi

Abstrak ... vii

Abstract ... viii

Pernyataan Persetujuan Publikasi ... ix

Kata Pengantar ... x

Daftar Isi ... xi

Daftar Tabel ... xiii

Daftar Lampiran ... xiv

Daftar Gambar ... xv

BAB I Pendahuluan ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II Tinjauan Pustaka ... 5

A. Stress Kerja ... 5

1. Stres ... 5

2. Pengertian Stres Kerja ... 6

3. Sumber Stres Kerja ... 7

4. Aspek-Aspek Yang Terkait Dengan Stres Kerja ... 11

B. Medical Representatif ... 14

(13)

xiii

2. Tugas Medical Sales Representatif... 14

C. Stres Kerja Pada Medical Representatif... 15

D. Pertanyaan Penelitian ... 17

BAB III Metodologi Penelitian ... 19

A. Jenis Penelitian ... 19

B. Identifikasi Variabel ... 19

C. Definisi Operasional ... 19

D. Subjek Penelitian ... 19

E. Prosedur Penelitian ... 20

F. Instrumen Penelitian ... 20

G. Validitas dan Reliabilitas ... 22

H. Metode Analisis Data ... 24

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 25

A. Hasil Penelitian ... 25

1. Deskripsi Subjek Penelitian ... 25

2. Validitas dan Reliabilitas ... 26

3. Deskripsi Hasil Penelitian ... 26

B. Pembahasan ... 27

BAB V Penutup ... 30

A. Kesimpulan ... 30

B. Saran ... 30

Daftar Pustaka ... 32

(14)

xiv

Halaman

Tabel 1. Blue-print skala stres kerja ... 21

Tabel 2. Persentase Responden ... 25

Tabel 3. Blue-print skala stres kerja setelah uji validitas dan reliabilitas ... 26

Tabel 4. Hasil analisis Deskriptif ... 27

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

(16)

xvi

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pekerjaan selalu membawa konsekuensi yang berbeda, dampak yang

ditimbulkan dari pekerjaan ada yang positif dan ada yang negatif. Dampak negatif

yang ditimbulkan dari suatu pekerjaan adalah beban kerja yang berat yang

menyebabkan stres. Stres kerja menurut David dan Newstrom (1992) adalah suatu

kondisi yang mempengaruhi emosi, proses pikiran, dan kondisi fisik seseorang.

Stres akan mengakibatkan dampak yang kurang baik bagi perusahaan

maupun karyawan itu sendiri. Stres mempunyai potensi untuk mendorong atau

mengganggu pelaksanaan kerja, tergantung seberapa besar tingkat stres (Mardiana

dan Muafi, 2001).

Dampak negatif dari stres adalah menurunnya kinerja karyawan dan

kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan yang menurun atau cenderung stagnan

tentu saja tidak mendukung perkembangan perusahaan. Menurunnya kinerja

karyawan tentu saja berdampak pada menurunnya keuntungan yang mampu

diperoleh perusahaan yang secara langsung maupun tidak langsung akan

mempengaruhi besarnya pendapatan (gaji, insentif, maupun bonus) yang

diberikan bagi karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa stres yang dialami

karyawan pada dasarnya tidak baik karena dapat menurunkan kinerja karyawan

(18)

Beban suatu pekerjaan dengan pekerjaan yang lainnya tentu saja

berbeda-beda. Salah satu jenis pekerjaan yang dengan beban pekerjaan yang cukup berat

adalah sebagai medical sales representatif. Medical sales representatif juga sering disebut MR. MR menurut Dhanjal (2008) merupakan wakil penjualan perusahaan

yang bertugas untuk menghubungkan antara industri farmasi dengan pekerjaan

yang berhubungan dengan medik (dokter, rumah sakit, apotek, toko obat dan lain

sebagainya). Sebagai wakil dari perusahaan, MR mempunyai banyak jenis

pekerjaan dan target penjualan yang harus dipenuhi oleh seorang MR. Tugas dari

seorang MR menurut Assauri dan Ghozali (2006) terdiri dari: mencari calon

pembeli, menetapkan sasasaran, kemampuan untuk menginformasikan tentang

produk ataun jasa perusahaan (berkomunikasi), melayani permintaan pembeli,

kemampuan untuk menjual produk, mengumpulkan informasi berdasarkan

kebutuhan pasar, dan mengalokasikan produk.

Tugas yang demikian banyak seperti mencari pembeli, mengumpukan

informasi, mengalokasikan produk, dll kadangkala dapat menyebabkan stres pada

MR. Hal ini disebabkan karena karyawan tidak mampu menyelesaikan semua

pekerjaannya tersebut. Berdasarkan hasil dari wawancara dengan beberapa MR

dapat disimpulkan bahwa beban pekerjaan yang mereka tanggung sangat berat.

Kondisi tersebut dapat merusak kinerja seorang MR dan menimbulkan dampak

yang buruk yaitu stres.

Saat ini terdapat lebih dari 50 perusahaan farmasi berskala nasional

maupun internasional yang beroperasi di Indonesia, serta melibatkan lebih dari

(19)

3

persaingan antar perusahaan farmasi dalam memperebutkan pangsa pasar yang ada.

Beban kerja ini tentu saja ditanggung oleh tenaga pemasaran mereka dalam hal ini

adalah MR.

Tujuan menggunakan MR adalah untuk menjangkau seluruh wilayah di

Indonesia. Hal ini merupakan salah satu strategi pemasaran yang dilakukan pihak

perusahaan dalam meningkatkan pangsa pasar perusahaan. Tujuan lain

penggunaan MR adalah untuk mengantisipasi persaingan dalam binsis farmasi

yang semakin ketat dewasa ini. Dalam rangka meningkatkan volume penjualan

perusahaan, masing-masing perusahaan farmasi memiliki kebijakan yang berbeda.

Namun terdapat kesamaan kebijakan perusahaan yaitu, masing-masing MR harus

dapat memenuhi target penjualan yang telah ditentukan oleh pihak perusahaan.

Tekanan dari pihak perusahaan tersebut menjadikan para MR untuk bekerja

dengan lebih giat lagi selain adanya tekanan dari luar yaitu persaingan antar MR

dari perusahaan farmasi yang lainnya.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis mengidentifikasi

masalah yang dibicarakan dan diteliti adalah sebagai berikut: Bagaimanakah

tingkat stres kerja MR?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui seberapa tinggi

(20)

D. Manfaat Penelitian 1. Teoritis.

Memberikan sumbangan pada pengembangan ilmu pengetahuan

terutama untuk ilmu psikologi industri organisasi tentang stres kerja yaitu

sebagai bahan referensi maupun tambahan pengetahuan mengenai dampak

buruk dari stres yang dialami oleh karyawan.

2. Praktis.

Memberikan sumbangan pengertian kepada masyarakat umum

maupun organisasi akan pentingnya memperhatikan stres kerja yang

dialami karyawan demi tercapainya kinerja organisasi yang optimal yaitu

dengan jalan pemahaman gejala stres serta tindakan pencegahannya

maupun tindakan konkrit yang harus dilakukan saat karyawan mengalami

(21)

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Stres Kerja 1. Stres

David dan Newstrom (1992) mendefinisi stres kerja sebagai suatu kondisi

yang mempengaruhi emosi, proses pikiran, dan kondisi fisik seseorang. Robbins

(1996) mendefinisikan stres sebagai suatu kondisi dinamik dalam mana seorang

individu dikonfrontasikan dengan sumber peluang, kendala, atau tuntutan yang

dikaitkan dengan apa yang sangat diinginkannya dan yang hasilnya dipersepsikan

tidak pasti dan penting.

Sedangkan Gignac dan Appelbaum (1997) mendefinisikan stres sebagai

interaksi antar individu dan lingkungan yang ditandai oleh perubahan psikologis

dan fisiologis yang menyebabkan suatu penyimpangan dari capaian normal, ini

merupakan suatu peristiwa situasi.

Definisi stres menurut Mahsum (2004) sebagai sesuatu yang kita rasakan

ketika kita didorong ke dalam batas-batas kekuatan dan energi kita. Stres juga bisa

kita pandang sebagai suatu tuntutan untuk melakukan penyesuaian diri atau

adaptasi, terutama terhadap tekanan-tekanan kuat dari dalam ataupun dari luar diri

kita yang bersifat berlebihan.

Berdasarkan beberapa definisi stres kerja di atas dapat disimpulkan bahwa

(22)

maupun fisik dalam menghadapi suatu permasalahan atau ketidakmampuan untuk

menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

2. Pengertian Stres Kerja

Stres kerja merupakan stres yang terjadi dalam lingkungan kerja

seseorang. Lingkungan kerja merupakan organisasi yang mengatur segala

kebutuhan anggota dan organisasi untuk mencapai tujuan bersama dalam situasi

kerja. Hubungan yang terjadi antar individu, lingkungan dan kondisi organisasi

tidak selalau dapat memenuhi harapan yang menyertai individu dalam bekerja

bahkan organisasi itu sendiri.

Stres di tempat kerja terjadi ketika tidak ada keseimbangan antara individu

dengan lingkungan kerjanya, dalam artian bahwa stres kerja terjadi karena

tuntutan pekerjaan tidak sesuai dengan kemampuan karyawan atau tidak

terpenuhinya kebutuhan karyawan akibat beban kerja yang terlampau berat

(Zimbardo & Ruch, 1980).

Fraser (1985), menjelaskan bahwa pekerjaan merupakan sebuah sistem

yang terdiri dari komponen-komponen manusia, mesin dan lingkungan, sehingga

jika terjadi perubahan dalam keseimbangan sistem tersebut, maka akan timbul

stres. Dilihat dari segi operasional dan antropometrik, manusia merupakan

komponen terlemah dalam sistem tersebut. Akibat yang ditimbulkannya adalah

ketegangan yang dirasakan oleh manusia (stres). Dengan demikian stres terjadi

dalam komponen fisik, pekerjaan/lingkungan sosial pekerjaan, dan dapat

(23)

7

Dalam menjelaskan teorinya tentang stres akibat pekerjaan, Lazarus

(dalam Fraser, 1985), menyatakan bahwa stres hanya berhubungan dengan

kejadian-kejadian di sekitar lingkungan kerja yang merupakan bahaya atau

ancaman, dan gejala-gejala emosi yang muncul mencakup rasa takut, cemas, dan

rasa bersalah, marah, sedih, putus ada dan bosan. Abush dan Burkhead (dalam

Fraser, 1985), menyatakan bahwa stres kerja terjadi karena ketidakseimbangan

antara karakteristik kepribadian karyawan dengan karakteristik pekerjaan,

tuntutan kerja dan lingkungan.

McGrath (1980), menggambarkan stres kerja sebagai suatu

ketidakseimbngan antara tuntutan kerja dengan kemampuan individu atau

ketidakseimbangan antara tujuan kerja seseorang dengan

kebutuhan-kebutuhannya seperti pengembangan karir, penghasilan dan kesenangan hidup.

Secara luas, stres kerja dapat dikatakan sebagai ketidaksesuaian antara tujuan dan

kebutuhan dengan lingkungan kerja. Senada dengan pendapat McGrath, Wilford

(dalam Fraser, 1985), menyatakan bahwa stres merupakan hasil penyimpangan

dari kondisi-kondisi optimum yang tidak dapat dengan mudah diperbaiki sehingga

mengakibatkan ketidakseimbangan antara tuntutan kerja dan kemampuan

karyawannya.

Berdasarkan beberapa definisi stres kerja di atas dapat disimpulkan bahwa

stres kerja merupakan suatu kondisi karyawan mengalami gangguan psikologis

maupun fisik dalam menghadapi suatu permasalahan atau ketidakmampuan untuk

menyesuaikan diri dengan lingkungannya akibat atau konsekuensi atas

(24)

3. Sumber Stres Kerja

a. Sumber Stres

Robbin (1996), membagi sumber penyebab stres kerja yaitu sebagai

berikut:

1) Stres yang disebabkan oleh lingkungan

Ketidakpastian dalam lingkungan kerja juga memiliki hubungan dengan

tingkat stres dikalangan para karyawan dalam suatu organisasi. Salah satu

contoh ketidakpastian lingkungan kerja adalah adanya inovasi baru (misal:

teknologi) sehingga membuat ketrampilan dan pengalaman yang dimiliki

seorang karyawan usang dalam waktu yang pendek.

2) Stres yang disebabkan oleh organisasional

a) Tuntutan tugas. Merupakan faktor yang dikaitkan pada pekerjaan

seseorang. Faktor ini mencakup desain pekerjaan individu itu

(otonomi, keragaman tugas, tingkat otomatisasi), kondisi kerja, dan

tata letak kerja fisik. Rangkaian pekerjaan yang berat dapat

memberikan tekanan pada seseorang apabila ia tidak mampu untuk

melaksanakannya. Makin banyak beban pekerjaan yang harus

ditanggung maka makin berpotensi untuk mengalami stres.

b) Tuntutan peran. Berhubungan dengan tekanan yang diberikan pada

seseorang sebagai suatu fungsi dari peran tertentu yang dimainkan

dalam organisasi tertentu. Konflik peran menciptakan harapan-harapan

(25)

9

pada karyawan dapat dipastikan karyawan akan mengalami

ketidakjelasan mengenai apa yang harus dikerjakan.

c) Tuntutan pribadi. Tuntutan pribadi yaitu stres kerja yang terkait

dengan tekanan yang diciptakan oleh karyawan lain. Kurang dukungan

sosial dari rekan-rekan dan hubungan antar pribadi yang buruk dapat

menimbulkan stres yang cukup besar, teristimewa di antara para

karyawan dengan kebutuhan sosial yang tinggi.

Dalam penelitian ini penulis hanya mengukur stres kerja yang

disebabkan oleh organisasi. Hal ini lebih difokuskan karena stres yang

disebabkan oleh lingkungan belum tentu akan memberikan kontribusi

yang signifikan terhadap stres karyawan. Sebagai contoh, karyawan

tidak secara langsung mengalami stres akibat perubahan politik,

teknologi maupun ekonomi secara global. Selain itu stres yang

disebabkan oleh faktor individual seharusnya tidak relevan untuk

diukur seorang karyawan dituntut untuk bersikap profesional, dimana

dalam bekerja tidak dapat mencampuradukkan dengan masalah pribadi

yang sedang dihadapi.

3) Stres yang disebabkan oleh individual. Faktor individual terdiri dari yang

ada didalam kehidupan pribadi karyawan adalah masalah keluarga,

(26)

b. Faktor Karakteristik Individual

Perbedaan individual adalah variabel yang mempengaruhi hubungan

antara faktor-faktor yang menimbulkan stres dengan stres yang dialami, sehingga

masing-masing individu mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam hal

kemampuan menangani stres. Gibson (2003) menyatakan bahwa faktor dari

karakteristik individu yang dapat mendorong atau memicu stres kerja terdiri dari:

faktor keturunan, usia, jenis kelamin, diet, dukungan dari lingkungan,

karakteristik pribadi, dan ketabahan. Robins (1996) menyatakan

sekurang-kurangnya ada lima variabel yang ada di dalam perbedaan individual adalah

sebagai berikut:

1) Persepsi

Penafsiran seorang karyawan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi

timbulnya stres kerja. Sebagai contohnya adalah salah satu karyawan yang

mempersepsikan tentang suatu lingkungan kerja yang efisien dan

menantang dapat dipandang oleh karyawan lain sebagai ancaman dan

sebuah tuntutan.

2) Pengalaman kerja

Pengalaman kerja dapat juga disebut sebagai pengurang stres, karena

dengan semakin berpengalaman seorang karyawan tentunya karyawan

tersebut sudah pernah mengalami stres. Dan stres itu lama-kelamaan akan

berkurang. Dengan kata lain bahwa semakin lama karyawan tersebut

dalam organisasinya maka karyawan tersebut lebih tahan terhadap stres

(27)

11

3) Dukungan Sosial

Hubungan kolegial dengan rekan sekerja atau penyelia dapat mengurangi

efek negatif dari stres kerja. Sebagai contoh seorang karyawan yang tidak

mendapatkan dukungan dari rekan sekerja akan tetapi mendapat dukungan

sosial dari luar pekerjaan seperti keluarga, teman maupun komunitas akan

membuat stres kerja yang dialami menjadi dapat ditolerir.

4) Locus of Control

Seseorang yang memiliki kontrol kendali secara internal mengasumsikan

bahwa mereka mampu mengendalikan hasil atau tujuan akhir mereka

sendiri. Sedangkan seorang yang tidak memiliki kontrol kendali secara

internal mengasumsikan bahwa kehidupan mereka dikendalikan oleh

kekuatan-kekuatan luar, sehingga mereka mempunyai kemungkikan besar

merasa tidak berdaya bila dalam situasi yang penuh stres.

5) Permusuhan

Seorang karyawan yang mempunyai kepribadian yang mudah marah, suka

bermusuhan, suka curiga dan tidak mudah percaya dengan orang lain akan

lebih mudah merasa stres.

4. Aspek –Aspek yang terkait dengan stres kerja

Aspek-aspek yang terkait dengan stres kerja menurut Davis dan Newstrom

(28)

a. Aspek Fisiologis

Stres merupakan reaksi fisik terhadap perubahan-perubahan yang dialami

oleh individu. Bentuk reaksi fisik itu antara lain: sakit kepala (migraine),

tekanan darah tinggi, detak jantung semakin cepat, dan timbulnya penyakit

psikosomatis seperti tuka lambung. Sedangkan Gibson (2003) menyatakan

bahwa dampak fisiologi dari stres yang diterima karyawan dapat berupa

meningkatnya tekanan darah, kolestrol yang tinggi, serta serangan jantung.

b. Aspek Psikologis

Stres menyebabkan ketidakpuasan. Stres yang berkaitan dengan pekerjaan

dapat menimbulkan ketidakpuasan yang berkaitan dengan pekerjaan.

Contohnya seorang karyawan yang ditempatkan dalam pekerjaan yang

mempunyai tuntutan ganda dan berkonflik atau kurang adanya adanya

kejelasan mengenai tugas, wewenang, dan tanggung jawab pekerjaan,

maka stres dan ketidakpuasan karyawan tersebut akan meningkat. Serta

akan mempunyai dampak secara psikologis yaitu timbulnya ketegangan,

kecemasan, mudah marah, kebosanan, dan suka menunda-nunda. Gibson

(2003) menyatakan bahwa dampak psikologis dari stres yang diterima

karyawan berupa: rendahnya proses pengambilan keputusan, menurunnya

konsentrasi, menurunnya daya ingat, frustrasi dan lesu atau tidak

bergairah.

c. Aspek Perilaku

Perilaku sendiri merupakan manifestasi dari gangguan kognitif dan emosi

(29)

13

perilaku adalah perubahan dalam produktivitas, absensi, tingkat keluarnya

karyawan, perubahan dalam pola makan, merokok, dan konsumsi alkohol

yang berlebihan. Gibson (2003) menyatakan bahwa dampak perilaku dari

stres yang diterima karyawan berupa: menurunnya kepuasan kerja,

menurunnya kinerja, meningkatnya absensi, meningkatnya

perputaran/perpindahan karyawan, meningkatnya kecelakaan kerja,

konsumsi obat-obatan yang berlebihan, meningkatnya klaim kesehatan.

5. Model Stres Kerja

Menurut Robbin (1996), model stres kerja dapat digambarkan sebagai

berikut:

Gambar 1.

Model Stres Kerja

Stres kerja yang dialami Lingkungan:

• Ketidakpastian ekonomis

• Ketidakpastian politik

• Ketidakpastian teknologi

Organisasi:

• Tuntutan tugas

• Tuntutan peran

• Tuntutan pribadi

Individual:

• Masalah keluarga

• Masalah ekonomi

• Kepribadian

Perbedaan karakteristik individual:

• Persepsi

• Pengalaman pekerjaan • Dukungan sosial • Locus of control

• Sikap bermusuhan

Aspek fisiologis

• Sakit kepala

• Tekanan darah tinggi

• Penyakit jantung

Aspek psikologis:

• Kecemasan

• Murung

• Berkurangnya kepuasan kerja

Aspek perilaku:

• Produktivitas

• Kemangkiran

• Tingkat keluarnya karyawan

(30)

Model stres kerja di atas menunjukan bahwa dari beberapa sumber stres dan

faktor individu yang mempengaruhi munculnya stres kerja yang dialami

karyawan akan mampu menimbulkan stres yang sebenarnya atau tidak

tergantung dari perbedaan individual, seperti pengalaman kerja dan dari

kepribadian. Bila seorang karyawan mengalami stres akan berdampak pada

aspek fisiologis, psikologis, dan aspek perilaku.

B. Medical Sales Representatif

1. Pengertian Medical Sales Representatif

Medical sales representative atau yang biasa disingkat dengan istilah

MR merupakan penghubung antara perusahaan farmasi dengan tenaga medis

maupun organisasi kesehatan misalnya rumah sakit. Tugas dari para MR

adalah memberikan pemahaman atau pengetahuan tentang bagaimana

penggunaan produk-produk farmasi secara umum kepada tenaga medis seperti

dokter maupun pada lembaga-lembaga kesehatan/rumah sakit (Assauri dan

Ghozali, 2006).

2. Tugas Medical Sales Representatif

Tugas dari MR yang utama adalah menjual atau menditribusikan

produk-produk farmasi kepada tenaga medis (dokter) maupun pada rumah

(31)

15

dilakukan oleh para medical representatif dapat digolongkan sebagai berikut:

(www.prospects.ac.uk/links/occupations:p.1)

a. Membuat janji pertemuan dengan dokter, tenaga medis dan tim kesehatan

rumah sakit yang dilakukan secara berkala maupun aksidental.

b. Melakukan presentasi kepada dokter, tenaga medis maupun perawat, dan

pada para pengecer (toko obat).

c. Mengadakan rapat konferensi pada dokter dan tenaga medis.

d. Membangun dan memelihara hubungan kerja yang positif dengan para

tenaga medis.

e. Membuat anggaran penjualan.

f. Membuat rekap atas semua pekerjaan yang telah dilakukannya, yang

dibutuhkan sebagai data base bagi manajemen.

g. Merencanakan kerja, penjadwalan kerja baik mingguan maupun bulanan.

h. Melakukan pertemuan secara rutin dalam perusahaan, dan memberikan

presentasi teknis dan memberikan brifing.

i. Membuat data dari perusahaan yang disuplay dan mengintepretasikannya

(melakukan analisis), serta melakukan presentasi dan diskusi dari data

yang dianalisis tersebut bersama tenaga apoteker.

j. Memonitor aktivitas dari perusahaan pesaing.

k. Menjaga informasi yang diperoleh, melakukan antisipasi dari dampak

negatif maupun positif pada bisnis dan melakukan penerapan strategi yang

(32)

l. Melakukan pengembangan strategi atas peluang yang ada pada tenaga

medis maupun sektor kesehatan.

m. Menyediakan semua informasi yang berkaitan dengan aktivitas dari

pelayanan kesehatan pada daerah pemasarannya masing-masing.

n. Bekerja sama dengan tim dalam merencanakan program pemasaran yang

efektif pada masing-masing daerah pemasaran.

C. Stres Kerja Pada Medical Sales Representatif

Sumber stres yang berasal dari stres organisasional terdiri dari tuntutan

tugas, tuntutan peran, dan tuntutan pribadi. Stres yang dialami oleh para MR

cenderung disebabkan karena tuntutan tugas mereka yang besar (beban kerja yang

berat). Hal ini tergambar dari target penjualan yang harus dipenuhi oleh seorang

MR dalam satu periode tertentu (satu bulan). Stres yang bersumber pada aspek

tuntutan tugas menjadi semakin lebih tinggi saat tidak ada dukungan dari pihak

manajemen untuk membantu karyawan dalam melakukan penjualan. Berdasarkan

data yang dapat dikumpulkan dapat diketahui bahwa rata-rata seorang MR dalam

1 bulan harus mampu menjual produk-produk perusahaan dengan nominal sebesar

Rp. 150.000.000 (www.prospects.ac.uk/links/occupations:p.1). Hal ini merupakan suatu yang cukup berat dalam persaingan bisnis yang semakin ketat dewasa ini.

Stres yang dialami oleh para medical representatif juga disebabkan karena

para medical representatif kadangkala tidak tahu akan deskripsi pekerjaan yang

harus dilakukan. Perbedaan misi dan visi antara karyawan dengan

(33)

17

pemicu munculnya stres. Pihak manajemen perusahaan farmasi sering

menetapkan dua standar ganda kepada karyawan yaitu pencapaian volume

penjualan yang meningkat dan pengauasaan pangsa pasar yang besar. Hal ini tentu

saja menjadikan beban pekerjaan yang semakin berat

(www.prospects.ac.uk/links/occupations:p.1)

Penyebab stres pada MR yang lainnya adalah akibat hubungan yang tidak

harmonis baik antara karyawan dengan pimpinan maupun antar karyawan itu

sendiri. Dalam pencapaian prestasi, seringkali terjadi persaingan antar MR. Pada

dasarnya persaingan merupakan hal yang wajar. Hal ini menjadi tidak wajar dan

memicu konflik saat persaingan tersebut diselesaikan dengan cara yang tidak

wajar/tidak benar. Banyak kejadian yang telah dilaporkan bahwa tingkat stres

karyawan yang disebabkan buruknya hubungan kerja antar karyawan maupun

karyawan dengan pimpinan memiliki porsi yang kedua setelah beban kerja

(www.prospects.ac.uk/links/occupations:p.1)

Dampak stres kerja yang dialami oleh MR dalam penelitian ini

digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.

Stres kerja pada medical representatif

Tuntutan Tugas

Tuntutan Peran

Tuntutan Pribadi

Medical Representatif

Positif

(34)

Stres yang bersumber pada tuntutan tugas, tuntutan peran dan tuntutan

pribadi pada dasarnya akan memberikan dampak yang berbeda bagi MR baik dari

aspek fisiologis, perilaku maupun psikologis. Stres pada taraf yang rendah, akan

memberikan kontribusi positif bagi karyawan MR. Hal ini karena stres yang

diciptakan pihak manajemen dapat digunakan sebagai sarana atau memotivasi

seorang karyawan bekerja lebih giat. Sebaliknya dampak buruk dari stres adalah

rendahnya kinerja karyawan, menurunnya kepuasan kerja, absensi dan niat untuk

meninggalkan organisasi.

D. Pertanyaan Penelitian

Melalui penelitian ini, peneliti ingin melihat bagaimanakah stres kerja

yang dialami oleh para MR yang bersumber pada faktor organisasional yang

terdiri dari: tuntutan tugas, tuntutan peran dan tuntutan pribadi. Apakah stres kerja

(35)

19

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, yang bertujuan untuk

menggambarkan bagaimana tingkat stres kerja pada MR perusahaan farmasi.

B. Identifikasi Variabel

Variabel dalam penelitian ini adalah stres kerja.

C. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini stres memiliki aspek fisiologis, aspek psikologis dan

aspek perilaku. Stres diukur dengan menggunakan skala stres. Skor total skala

stres menunjukkan tinggi rendahnya tingkat stres. Semakin tinggi skor total yang

diperoleh semakin rendah tingkat stresnya demikian juga sebaliknya.

D. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah MR. Teknik penentuan sampel yang

dilakukan pada penelitian ini adalah purposive sampling. Pada jenis

sampel-sampel ini, anggota sampel-sampel ditentukan berdasarkan ciri tertentu yang dianggap

mempunyai hubungan erat dengan ciri populasi. Sampel pada penelitian ini adalah

(36)

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Membuat skala stres kerja dengan metode rating yang dijumlahkan

(summated rating method) untuk diujicobakan pada kelompok uji coba

yang memiliki karakteristik sama dengan kelompok subjek sesungguhnya.

2. Menguji coba skala untuk memperoleh kesahihan butir dan reliabilitas

skala untuk mendapatkan butir yang sahih dan skala yang reliabel.

3. Menentukan subjek penelitian sesuai kriteria, kemudian mengukur tingkat

stres kerja dengan cara mengisi skala yang telah diuji kesahihan dan

keandalannya.

4. Menganalisis data yang masuk.

5. Membuat kesimpulan.

F. Instrumen Penelitian

Pengumpulan data dalam penelitian ini sepenuhnya menggunakan skala.

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala stres kerja yang disusun

oleh peneliti berdasarkan aspek fisiologis, aspek psikologis dan aspek perilaku.

Stres kerja diungkap dengan menggunakan skala Likert. Metode ini

menggunakan respon subjek penelitian sebagai dasar penentuan skalanya. Skala

Likert disusun dari pernyataan favourable dan unfavourable dan menggunakan

empat alternatif jawaban yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju),

dan STS (Sangat Tidak Setuju). Skor untuk skala favourable yaitu SS = 4, S = 3,

(37)

21

= 3, dan STS = 4. skor total untuk tiap-tiap subjek diperoleh dengan cara

menjumlahkan semua skor butir yang diperoleh subjek.

Selanjutnya subjek diminta untuk menjawab item-item pernyataan yang

dirumuskan secara favourable dan unfavourable tentang suatu variabel. Jawaban

dalam setiap skala dinyatakan dalam 4 kategori yang dimodifikasi tanpa jawaban

ragu-ragu. Hal tersebut dilakukan penulis dengan alasan bahwa dengan adanya

kategori jawaban ragu-ragu bisa mempunyai arti ganda (belum dapat memutuskan

jawaban atau netral), dan menimbulkan kecenderungan untuk menjawab di tengah

(central tendency effect) terutama bagi subjek yang tidak yakin pada jawaban

yang pasti.

Stres yang dialami karyawan menurut Robbins (2002) dapat disebabkan

oleh tiga konteks yaitu tuntutan tugas, tuntutan peran dan tuntutan pribadi.

Tabel 1

Blue-print skala stres kerja

No Konteks Aspek

Tuntutan Tugas Tuntutan Peran Tuntutan Pribadi

Total Favorable Unfavorable Favorable Unfavorable Favorable Unfavorable

1 Fisiologis 1, 19, 37 10, 28, 46 4, 22, 40 13, 31, 49 7, 25, 43 16, 34, 52 18 2 Perilaku 2, 20, 38 11, 29, 47 5, 23, 41 14, 32, 50 8, 26, 44 17, 35, 53 18 3 Psikologis 3, 21, 39 12, 30, 48 6, 24, 42 15, 33, 51 9, 27, 45 18, 36, 54 18

Jumlah 9 9 9 9 9 9 54

G. Validitas dan Reliabilitas

Suatu alat pengukur yang baik dalam suatu penelitian sosial harus

memenuhi validitas (kesahihan) dan reliabilitas (keandalan) agar alat ukur tersebut

dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Pada skala stres kerja inipun

(38)

1. Validitas

Untuk mengetahui apakah skala psikologi mampu menghasilkan data yang

akurat sesuai dengan tujuan penelitiannya, diperlukan suatu pengujian validitas

(kesahihan). Pada skala pengukuran stres kerja ini perlu dijalankan suatu prosedur

pengukuran validitas.

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu validitas isi. Validitas

isi adalah validitas yang dipandang dari segi isi skala, yang sejauh mana skala

tersebut isinya telah dianggap dapat mengukur hal-hal yang mewakili keseluruhan

tentang hal-hal yang hendak diukur (Suryabrata, 1983).

Jenis validitas isi diselidiki dengan cara satu orang atau lebih, baik pakar

maupun subyek yang hendak dites diminta memeriksa alat ukur tersebut dan

menyimpulkan apakah tes tersebut memberi kesan mengukur sifat yang mau

diukur (Supraktiknya, 1998).

Peneliti melakukan seleksi skala terlebih dahulu dengan melakukan

pemilihan butir-butir alat ukur sehingga alat ukurnya sesuai dengan fungsi alat

ukur yang dikehendaki (Azwar, 1999). Data yang diperoleh dilakukan perhitungan

korelasi skor skala dengan skor total skala. Menurut Azwar (1999), kriteria

pemilihan skala berdasar korelasi skala total, bisanya digunakan batasan r > 0,30.

Namun apabila jumlah skala yang lolos masih tidak mencukupi jumlah yang

(39)

23

2. Reliabilitas

Estimasi reliabilitas dilakukan untuk mengukur kestabilan hasil

pengukuran dengan menggunakan teknik Alpha dari Cronbach. Dengan kata lain,

uji reliabilitas diperlukan untuk melihat sejauh mana pengukuran itu dapat

memberikan hasil yang relatif sama jika dilakukan pengukuran kembali dengan

alat ukur yang sama (Azwar, 1999).

Reliabilitas skala pengukuran dalam penelitian ini didapat dengan teknik

Alpha dari Cronbach. Dalam pendekatan ini prosedurnya hanya memerlukan satu

kali pengenaan sebuah tes kepada sekelompok individu sebagai subyek (single

trial administration). Pendekatan ini dianggap memiliki nilai praktis dan efisiensi

yang tinggi (Azwar, 1999). Reliabilitas dinyatakan oleh koefisiensi yang

angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai 1,00. semakin tinggi koefisien

reliabilitasnya mendekati 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya sebaliknya

koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti semakin rendah

reliabilitasnya. Azwar (1999) menyatakan bahwa suatu instrumen penelitian

dinyatakan andal jika memiliki nilai koefisien Alpha > 0.8. Jika suatu instrumen

penelitian memiliki nilai koefisien Alpha < 0.8 maka intrumen tersebut tidak

(40)

H. Metode Analisis Data

Untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini digunakan analisis

mean aritmatik yaitu suatu cara untuk mengukur tingkat stres kerja yang besumber

dari tuntutan tugas, tuntutan peran, dan tuntutan pribadi. Program yang dipakai

(41)

25 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Subjek Penelitian

Deskripsi umum subjek dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, usia,

tingkat pendidikan, dan masa kerja.

Tabel 2

Persentase Responden

Karakteristik Responden Frekuensi Persentase Jenis kelamin Laki-laki

Perempuan Tingkat pendidikan SLTA atau sederajat

Diploma

Berdasarkan tabel di atas deskripsi subjek penelitian ini menunjukkan

bahwa, mayoritas adalah laki-laki yaitu sebanyak 80%, berusia antara 20 sampai

34 tahun yaitu sebesar 85%, berpendidikan Sarjana yaitu sebesar 50%, memiliki

masa kerja antara 1 sampai 5 tahun yaitu sebesar 55%. Jumlah subjek dalam

(42)

2. Validitas dan Reliabilitas

Hasil uji validitas isi dalam penelitian ini menghasilkan koefisien korelasi

(validitas) sebesar 0,1501 sampai 0,8237. Syarat suatu instrumen dinyatakan valid

adalah sebesar 0,3 akan tetapi nilai daya beda dapat diturunkan menjadi 0,25

(Azwar, 2002). Setelah dilakukan penyaringan diperoleh 49 butir yang valid.

Hasil uji reliabilitas dengan menggunakan teknik alpha menghasilkan nilai

sebesar 0,978. Sesuai dengan ketentuan dari Azwar (1999) berarti bahwa

instrumen dalam penelitian dinyatakan andal karena nilai koefisien Alphanya

lebih besar dari 0.8.

Sedangkan indeks daya beda aitem dalam penelitian ini yang terdiri dari

49 butir yang bergerak dari 0,4072 sampai 0,8318. Indeks daya beda yang

bergerak dari 0,4072 sampai 0,8318 menunjukkan bahwa 49 butir pertanyaan

mempunyai validitas yang cukup bervariasi.

Tabel 3

Blue-print skala stres kerja setelah uji validitas dan reliabilitas

No Konteks Aspek

Tuntutan Tugas Tuntutan Peran Tuntutan Pribadi

Total Favorable Unfavorable Favorable Unfavorable Favorable Unfavorable

1 Fisiologis 19, 37 10, 28, 46 4, 22, 40 13, 49 7, 25, 43 16, 34, 52 16 2 Perilaku 2, 20, 38 11, 29 5, 23, 41 14, 32, 50 8, 44 17, 35, 53 16 3 Psikologis 3, 21, 39 12, 30, 48 6, 24, 42 15, 33, 51 9, 27, 45 18, 36 17

Jumlah 8 8 9 8 8 8 49

3. Deskripsi Hasil Penelitian

Untuk mengetahui tingkat stres MR perusahaan farmasi maka digunakan

analisis deskriptif dengan menggunakan nilai rata-rata hitung. Skor hipotetik

(43)

27

Rentang skor adalah 196 – 49 = 147. Dengan demikian satuan deviasi standarnya

bernilai 147/6 = 24,5, sedangkan Mean hipotetiknya adalah 2,5 x 49 = 122,5.

Hasil analisis deskriptif dengan menggunakan nilai rata-rata hitung

adalah sebagai berikut:

Tabel 4

Hasil analisis Deskriptif

Variabel Data Hipotetik Data Empirik

Min Max M SD Min Max M SD

Stres kerja 49 196 122,5 24,5 109 154 130,08 13,215

Keterangan:

Min = skor minimal

Max = skor maksimal

M = mean (rerata)

SD = Simpangan baku

Hasil analisis deskriptif diperoleh nilai rata-rata hitung sebesar 130,08

dengan dan standar deviasi sebesar 13,215. Dengan membandingkan nilai

mean antara data hipotetik dan data empirik maka dapat diketahui bahwa Mean

sebesar 130,08 hampir sama dengan Mean hipotetik. Hal ini berarti bahwa

tingkat stres MR termasuk dalam kategori yang sedang.

Pengelompokan subjek berdasarkan tiga kategori adalah sebagai

berikut:

Tabel 5

Persentase Responden Berdasarkan Tingkas Stres Secara Keseluruhan

(44)

Dalam penelitian ini diperoleh hasil tingkat stres MR yang masuk dalam sedang

yaitu sebanyak 36 orang atau 90%, 10% MR yang lain masuk dalam kategori stres

yang rendah. Dan tidak ditemukan MR yang mempunyai tingkat stres yang tinggi.

B. Pembahasan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa stres yang diderita oleh para MR

perusahaan farmasi berada pada kategori yang sedang (130,08) dengan jumlah

MR yang mengalami stres pada kategori sedang sebanyak 36 orang atau sebesar

90%, sedangkan sisanya sebanyak 4 orang atau sebesar 10% mengalami stres

pada taraf yang rendah.

Hasil analisis ini menunjukkan bahwa stres yang disebabkan oleh tuntutan

tugas, tuntutan peran, dan tuntutan pribadi akan berdampak pada gangguan

fisiologis berupa menurunnya kesehatan; menurunnya perilaku kerja karyawan

dalam bentuk keteganggan, cemas, menunda pekerjaan dan lain sebagainya; serta

menurunnya psikologis karyawan dalam bentuk menurunnya kepuasan dan

kinerja, meningkatnya absensi, meningkatnya perputaran atau perpindahan,

kecelakaan kerja, serta meningkatnya konsumsi obat-obatan dan klaim kesehatan,

pada kategori yang sedang.

Tingkat stres yang termasuk dalam kategori sedang pada para MR lebih

disebabkan karena tuntutan tugas yang dibebankan pihak perusahaan kepada

karyawan cukup berat, dimana masing-masing karyawan dituntut untuk dapat

melakukan penjualan dengan volume yang cukup besar. Pekerjaan yang diemban

(45)

29

perusahaan. Selain itu hubungan antar karyawan dan antara karyawan dengan

pimpinan yang kurang baik secara nyata memberikan kontribusi pada stres yang

dialami para karyawan.

Stres berkepanjangan akan menyebabkan ketegangan dan kekuatiran yang

terus-menerus. stres berkepanjangan ini disebut stres kronis. Stres kronis sifatnya

menggerogoti dan menghancurkan tubuh, pikiran dan seluruh kehidupan

penderitanya secara perlahan-lahan. Akibatnya, orang akan terus-menerus merasa

tertekan dan kehilangan harapan.

Di lain pihak mungkin manajemen tidak peduli bila para MR mengalami

tingkat stress yang rendah sampai sedang. Alasannya, dengan tingkat stress yang

rendah sampai sedang dapat mendorong kinerja MR lebih tinggi. Tetapi tingkat

stres yang semakin tinggi dan berkepanjangan akan menyebabkan menurunnya ke

(46)

30

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan, penelitian ini memberikan gambaran tentang tingkat stres yang dialami karyawan MR yang diukur dengan menggunakan total skor skala. Semakin rendah total skor skala stres maka semakin tinggi tingkat stres yang dialami, demikian pula sebaliknya jika semakin tinggi total skor skala stres semakin rendah pula tingkat stres yang dialami. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa tingkat stres yang dialami karyawan MR termasuk dalam kategori yang sedang.

B. Saran

1. Bagi karyawan MR yang mempunyai tingkat stres tinggi

Guna menangani stres kerja yang dialami langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Menjalankan tanggung jawab atau kewajiban mereka untuk menjual produk perusahaan sebagi bentuk pertanggungjawaban atas wewenang yang diberikan pihak perusahaan.

(47)

31

c. Meningkatkan kemampuan dalam berkomunikasi atau berhubungan dengan pihak-pihak yang terkait seperti rekan kerja, atasan, maupun pihak lain.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

(48)

DAFTAR PUSTAKA

___________(2008), Medical sales representative:Job description and activities

www.prospects.ac.uk/links/occupations:p.1, AGCAS & Graduate Prospects Ltd

As’ad, Moh., (2002), Psikologi Industri (Seri Ilmu Sumber Daya Manusia), Cetakan Keempat, Edisi Revisi, Penerbit Liberty, Yogyakarta.

Assauri, Sofyan dan Ghozali, Khakim., (2006). Rancang Bangun Sistem Informasi Pelaporan Penjualan Untuk Informasi Kinerja Medical Representatif PT Kalbe Farma Surabaya. Seminar Tugas Akhir, Institut Teknologi Sepuluh November

Azwar Saifuddin., (1999), Metode Penelitian, Penerbit Pustaka Pelajar, Jakarta. David, Keith, dan John W. Newstrom., (1992), Perilaku Dalam Organisasi, Edisi

kedua, jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta.

David, Keith, dan John W. Newstrom., (1996), Perilaku Organisasi, Edisi ketuju, jilid 2, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Fraser, T.M., 1985. Stress dan Kepuasan Kerja. Jakarta : PT. Pustaka Binaman Pressindo

Gibson, et al., (2003), Organisasi dan Manajemen Perilaku, Edisi Keempat, Cetakan Ketujuh, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Gignac, Ann dan Steven H. Appelbaum., (1997), The Impact of stress on Customer Service Representatives. A Comparative Study, Journal of Workplace Learning Volume 9.Number 1 p.p.20-33

Mahsun., (2004), Bersahabat Dengan Stres, Penerbit Prisme media, Yogyakarta. Mardiana Tri, dan Mufuafi., (2001), Studi Empiris Pengaruh Stressor Terhadap

Kinerja, Jurnal Siasat Bisnis No. 6. Vol. 1. Penerbit Universitas Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

McGrath, J.E., 1980. Stress and Behavior in Organization dalam Dunnette, M.D. (ed). Handbook of Industrial and Organizational Psychology.

(49)

33

Supratiknya, A. 1998. Statistik Psikologi. Yogyakarta : Pusat Pengembangan dan Penerbitan Sumber Belajar Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Zimbardo, P.G., and Ruch, F.L., 1980. Essentials Of Psychology And Life. 10th

(50)

LAMPIRAN A

(51)

ANGKET

I. IDENTITAS RESPONDEN

Bagian pertama kuesioner ini dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik demografi Anda.

Anda dipersilahkan untuk memilih salah satu jawaban dengan memberi tanda silang (X) atau

( ) pada salah satu jawaban yang Anda anggap sesuai dengan karakteristik demografi

Anda:

1. Jenis kelamin :

a. Laki-laki

b. Perempuan

2. Usia Anda saat ini:

a. Kurang dari 20 tahun

b. 20 – 34 tahun

c. 35 – 49 tahun

d. Lebih dari 49 tahun

3. Tingkat pendidikan terakhir Anda:

a. SLTA atau Sederajat

b. Diploma

c. Sarjana

4. Masa kerja anda dimana Anda bekerja saat ini:

a. 1 – 5 tahun

b. 6 – 10 tahun

c. Lebih dari 10 tahun

(52)

II. STRES KERJA

Bagian kedua kuesioner ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat stres Anda

sebagai Medical representatif perusahaan farmasi. Anda dipersilahkan untuk

memberi tanda silang (X) atau ( ) pada salah satu jawaban yang telah disediakan

sebagai berikut: Sangat setuju (SS), Setuju (S), Tidak setuju (TS) dan Sangat

Tidak setuju (STS).

No Pernyataan SS S TS STS

1 Saya tidak pusing walaupun tidak memperoleh informasi-informasi yang saya butuhkan untuk melakukan penjualan.

2 Saya tidak akan menyerah walaupun saya mengalami banyak kesulitan.

3 Saya merasa puas dalam bekerja karena saya mempunyai kewenangan yang besar untuk melaksanakannya.

4 Walaupun pekerjaan saya tidak mempunyai deskripsi kerja yang jelas tetapi tidak membuat saya pusing

5 Pekerjaan saya tetap dapat berjalan dengan baik walaupun terdapat perbedaan pandangan dengan atasan berkaitan dengan tugas yang harus saya laksanakan

6 Saya tetap puas dengan pekerjaan sawa walaupun kadangkala saya tidak paham dengan peran saya pada perusahaan ini.

7 Saya tidak pusing walaupun hubungan saya dengan atasan tidak baik.

8 Produktivitas kerja saya menjadi meningkat karena saya memperoleh dukungan dari keluarga saya

9 Saya merasa tidak tertekan walaupun supervisor mengawasi pekerjaan saya dengan ketat.

10 Saya menjadi pusing jika tidak memperoleh informasi-informasi yang saya butuhkan untuk melakukan penjualan

11 Kesulitan dalam melakukan penjualan membuat saya merasa mudah menyerah.

12 Saya tidak puas dengan pekerjaan saya karena saya tidak mempunyai kewenangan yang besar untuk melaksanakannya.

13 Pekerjaan saya tidak mempunyai deskripsi kerja yang jelas hal itu membuat saya pusing

14 Pekerjaan saya menjadi terhambat karena terdapat perbedaan pandangan dengan atasan berkaitan dengan tugas yang harus saya laksanakan

15 Kepuasan kerja saya menjadi menurun akibat saya tidak paham dengan peran saya pada perusahaan ini.

16 Saya pusing karena hubungan saya dengan atasan tidak baik.

(53)

18 Saya tertekan karena supervisor mengawasi pekerjaan saya dengan ketat.

19 Tekanan darah saya tetap normal walaupun data yang saya butuhkan dalam melakukan pekerjaan saya tidak dapat saya peroleh sepenuhnya.

20 Saya tidak akan meninggalkan perusahaan ini walaupun beban pekerjaan yang saya tanggung cukup berat. 21 Saya tetap dapat berpikir dengan jernih walaupun beban

kerja yang saya tanggung cukup berat.

22 Tekanan darah saya tetap stabil walaupun latar belakang pendidikan saya berbeda dengan pekerjaan saya saat ini.

23 Produktivitas kerja kami tetap terjaga walaupun dalam tim kerja kami terdapat latar belakang pendidikan yang berbeda.

24 Saya puas dengan tanggung jawab yang saya miliki dalam perusahaan ini.

25 Saya tidak pusing walaupun hubungan saya dengan rekan kerja tidak baik.

26 Saya tetap akan bekerja pada perushaan ini walaupun atasan saya tidak mendukung pekerjaan yang saya lakukan.

27 Saya tetap bersemangat walaupun keluarga saya tidak menyetujui dengan pekerjaan saya saat ini.

28 Tekanan darah saya menjadi meningkat akibat minimnya data yang dapat diketahui oleh karyawan dalam melakukan penjualan.

29 Saya akan meninggalkan perusahaan karena beban beban pekerjaan yang saya tanggung sangat berat. 30 Saya menjadi tidak dapat berpikir dengan jernih karena

beban kerja yang saya tanggung cukup berat

31 Tekanan darah saya menjadi meningkat karena latar belakang pendidikan saya tidak mendukung pekerjaan saya

32 Latar belakang pendidikan yang berbeda-beda membuat tim kerja tidak dapat bekerja secara produktif.

33 Saya tidak puas dengan pekerjaan saya karena tanggung jawab yang saya miliki dalam perusahaan ini tidak jelas.

34 Saya pusing karena hubungan saya dengan rekan kerja tidak baik.

35 Saya akan meninggalkan pekerjaan saya karena atasan saya tidak mendukung pekerjaan yang saya lakukan. 36 Saya menjadi murung karena keluarga saya tidak

menyetujui dengan pekerjaan saya saat ini.

37 Saya tidak merasakan gangguan pusing yang disebabkan karena sistem penjualan yang tidak akurat 38 Saya tetap akan masuk kerja walaupun pekerjaan saya

cukup monoton dari waktu ke waktu

39 Saya merasa cemas jika pekerjaan saya tidak dapat terselesaikan dengan baik.

40 Jantung saya tetap bekerja dengan normal walapun saya tidak paham dengan peran saya dalam perusahaan

(54)

41 Saya tetap akan bekerja pada perusahaan ini walaupun rekan-rekan sekerja saya didak mendukung pekerjaan saya

42 Saya tidak merasa cemas walaupun peran saya dalam perusahaan ini tidak jelas

43 Tekanan darah tetap normal walaupun atasan saya terlalu ketat dalam mengawasi pekerjaan karyawan. 44 Produktivitas kerja saya tetap terjaga dengan baik

walaupun rekan kerja saya menghambat pekerjaan yang saya lakukan.

45 Kepuasan kerja saya tetap terjaga dengan baik karena rekan-rekan kerja saya mendukung prestasi kerja saya 46 Saya merasa pusing akibat sistem penjualan yang tidak

akurat

47 Saya sering mangkir dari pekerjaan saya karena pekerjaan saya cukup membosankan.

48 Saya tidak merasa cemas walaupun pekerjaan saya tidak dapat terselesaikan dengan baik

49 Jantung saya menjadi berdegup dengan kencang karena saya tidak paham dengan peran saya dalam perusahaan 50 Saya akan keluar dari perusahaan ini karena

rekan-rekan sekerja saya didak mendukung pekerjaan saya 51 Saya merasa cemas karena peran saya dalam

perusahaan ini tidak jelas

52 Tekanan darah saya menjadi meningkat akibat atasan saya yang terlalu ketat dalam mengawasi pekerjaan karyawan.

53 Produktivitas kerja saya menjadi menurun akibat hambatan dari rekan kerja saya.

(55)

Reliability

Case Processing Summary

40 100.0

Listwise deletion based on all variables in the procedure. a.

Reliability Statistics

.973 54 Cronbach's

Alpha N of Items

Item-Total Statistics

141.78 441.922 .196 .975 141.48 435.948 .591 .973 141.48 428.102 .761 .973 141.63 432.035 .757 .973 141.48 428.307 .711 .973 141.55 434.100 .634 .973 141.28 426.512 .671 .973 141.43 426.712 .682 .973 141.48 430.256 .727 .973 141.58 431.994 .714 .973 141.58 433.379 .716 .973 141.38 432.702 .643 .973 141.78 437.820 .483 .973 141.50 433.179 .701 .973 141.50 428.103 .708 .973 141.48 431.230 .741 .973 141.40 424.810 .754 .973 141.48 432.820 .735 .973 141.50 427.487 .822 .972 141.55 431.895 .730 .973 141.55 432.100 .721 .973 141.60 434.964 .580 .973 141.53 431.794 .605 .973 141.53 434.102 .646 .973 141.58 430.712 .629 .973 141.98 445.769 .175 .974 141.73 430.461 .745 .973 Var_1

Scale Mean if Item Deleted Alpha if Item

Deleted

(56)

Item-Total Statistics

141.43 431.430 .662 .973 141.55 426.203 .799 .972 141.43 437.276 .511 .973 141.80 444.574 .150 .974 141.68 435.507 .543 .973 141.60 432.503 .635 .973 141.60 433.990 .677 .973 141.48 428.871 .732 .973 141.60 430.862 .700 .973 141.45 430.203 .695 .973 141.53 428.153 .784 .972 141.40 427.169 .749 .973 141.75 433.782 .608 .973 141.90 440.913 .403 .973 141.60 433.477 .776 .973 141.63 432.599 .808 .973 141.48 430.666 .710 .973 141.78 435.102 .602 .973 141.68 433.148 .764 .973 141.58 443.892 .159 .974 141.65 433.464 .756 .973 141.75 431.731 .824 .972 141.65 431.618 .618 .973 141.60 433.374 .781 .973 141.70 436.779 .583 .973 141.63 435.317 .673 .973 141.65 442.900 .211 .974 Var_28

Scale Mean if Item Deleted Alpha if Item

Deleted

Scale Statistics

(57)

Case Summaries

Var_1 Var_2 Var_3 Var_4 Var_5 Var_6 Var_7 Var_8 Var_9

(58)

Case Summaries

(59)

Case Summaries

Var_19 Var_20 Var_21 Var_22 Var_23 Var_24 Var_25 Var_26 Var_27

(60)

Case Summaries

(61)

Case Summaries

Var_37 Var_38 Var_39 Var_40 Var_41 Var_42 Var_43 Var_44 Var_45

(62)

Case Summaries

(63)

LAMPIRAN B

Kuesioner Setelah Uji Coba

(64)

ANGKET

I. IDENTITAS RESPONDEN

Bagian pertama kuesioner ini dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik demografi Anda.

Anda dipersilahkan untuk memilih salah satu jawaban dengan memberi tanda silang (X) atau

( ) pada salah satu jawaban yang Anda anggap sesuai dengan karakteristik demografi

Anda:

1. Jenis kelamin :

a. Laki-laki

b. Perempuan

2. Usia Anda saat ini:

a. Kurang dari 20 tahun

b. 20 – 34 tahun

c. 35 – 49 tahun

d. Lebih dari 49 tahun

3. Tingkat pendidikan terakhir Anda:

a. SLTA atau Sederajat

b. Diploma

c. Sarjana

4. Masa kerja anda dimana Anda bekerja saat ini:

a. 1 – 5 tahun

b. 6 – 10 tahun

(65)

II. STRES KERJA

Bagian kedua kuesioner ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat stres Anda

sebagai Medical representatif perusahaan farmasi. Anda dipersilahkan untuk

memberi tanda silang (X) atau ( ) pada salah satu jawaban yang telah disediakan

sebagai berikut: Sangat setuju (SS), Setuju (S), Tidak setuju (TS) dan Sangat

Tidak setuju (STS).

(66)

No Pernyataan SS S TS STS 1 Saya tidak akan menyerah walaupun saya mengalami

banyak kesulitan.

2 Saya merasa puas dalam bekerja karena saya mempunyai kewenangan yang besar untuk melaksanakannya.

3 Walaupun pekerjaan saya tidak mempunyai deskripsi kerja yang jelas tetapi tidak membuat saya pusing

4 Pekerjaan saya tetap dapat berjalan dengan baik walaupun terdapat perbedaan pandangan dengan atasan berkaitan dengan tugas yang harus saya laksanakan

5 Saya tetap puas dengan pekerjaan sawa walaupun kadangkala saya tidak paham dengan peran saya pada perusahaan ini.

6 Saya tidak pusing walaupun hubungan saya dengan atasan tidak baik.

7 Produktivitas kerja saya menjadi meningkat karena saya memperoleh dukungan dari keluarga saya

8 Saya merasa tidak tertekan walaupun supervisor mengawasi pekerjaan saya dengan ketat.

9 Saya menjadi pusing jika tidak memperoleh informasi-informasi yang saya butuhkan untuk melakukan penjualan

10 Kesulitan dalam melakukan penjualan membuat saya merasa mudah menyerah.

11 Saya tidak puas dengan pekerjaan saya karena saya tidak mempunyai kewenangan yang besar untuk melaksanakannya.

12 Pekerjaan saya tidak mempunyai deskripsi kerja yang jelas hal itu membuat saya pusing

13 Pekerjaan saya menjadi terhambat karena terdapat perbedaan pandangan dengan atasan berkaitan dengan tugas yang harus saya laksanakan

14 Kepuasan kerja saya menjadi menurun akibat saya tidak paham dengan peran saya pada perusahaan ini.

15 Saya pusing karena hubungan saya dengan atasan tidak baik.

16 Produktivitas kerja saya menjadi menurun karena keluarga saya tidak mendukung pekerjaan saya

17 Saya tertekan karena supervisor mengawasi pekerjaan saya dengan ketat.

18 Tekanan darah saya tetap normal walaupun data yang saya butuhkan dalam melakukan pekerjaan saya tidak dapat saya peroleh sepenuhnya.

19 Saya tidak akan meninggalkan perusahaan ini walaupun beban pekerjaan yang saya tanggung cukup berat. 20 Saya tetap dapat berpikir dengan jernih walaupun beban

kerja yang saya tanggung cukup berat.

(67)

22 Produktivitas kerja kami tetap terjaga walaupun dalam tim kerja kami terdapat latar belakang pendidikan yang berbeda.

23 Saya puas dengan tanggung jawab yang saya miliki dalam perusahaan ini.

24 Saya tidak pusing walaupun hubungan saya dengan rekan kerja tidak baik.

25 Saya tetap bersemangat walaupun keluarga saya tidak menyetujui dengan pekerjaan saya saat ini.

26 Tekanan darah saya menjadi meningkat akibat minimnya data yang dapat diketahui oleh karyawan dalam melakukan penjualan.

27 Saya akan meninggalkan perusahaan karena beban beban pekerjaan yang saya tanggung sangat berat. 28 Saya menjadi tidak dapat berpikir dengan jernih karena

beban kerja yang saya tanggung cukup berat

29 Latar belakang pendidikan yang berbeda-beda membuat tim kerja tidak dapat bekerja secara produktif.

30 Saya tidak puas dengan pekerjaan saya karena tanggung jawab yang saya miliki dalam perusahaan ini tidak jelas.

31 Saya pusing karena hubungan saya dengan rekan kerja tidak baik.

32 Saya akan meninggalkan pekerjaan saya karena atasan saya tidak mendukung pekerjaan yang saya lakukan. 33 Saya menjadi murung karena keluarga saya tidak

menyetujui dengan pekerjaan saya saat ini.

34 Saya tidak merasakan gangguan pusing yang disebabkan karena sistem penjualan yang tidak akurat 35 Saya tetap akan masuk kerja walaupun pekerjaan saya

cukup monoton dari waktu ke waktu

36 Saya merasa cemas jika pekerjaan saya tidak dapat terselesaikan dengan baik.

37 Jantung saya tetap bekerja dengan normal walapun saya tidak paham dengan peran saya dalam perusahaan 38 Saya tetap akan bekerja pada perusahaan ini walaupun

rekan-rekan sekerja saya didak mendukung pekerjaan saya

39 Saya tidak merasa cemas walaupun peran saya dalam perusahaan ini tidak jelas

40 Tekanan darah tetap normal walaupun atasan saya terlalu ketat dalam mengawasi pekerjaan karyawan. 41 Produktivitas kerja saya tetap terjaga dengan baik

walaupun rekan kerja saya menghambat pekerjaan yang saya lakukan.

42 Kepuasan kerja saya tetap terjaga dengan baik karena rekan-rekan kerja saya mendukung prestasi kerja saya 43 Saya merasa pusing akibat sistem penjualan yang tidak

akurat

44 Saya tidak merasa cemas walaupun pekerjaan saya tidak dapat terselesaikan dengan baik

45 Jantung saya menjadi berdegup dengan kencang karena saya tidak paham dengan peran saya dalam perusahaan

(68)

46 Saya akan keluar dari perusahaan ini karena rekan-rekan sekerja saya didak mendukung pekerjaan saya 47 Saya merasa cemas karena peran saya dalam

perusahaan ini tidak jelas

48 Tekanan darah saya menjadi meningkat akibat atasan saya yang terlalu ketat dalam mengawasi pekerjaan karyawan.

(69)

Reliability

Case Processing Summary

40 100.0

Listwise deletion based on all variables in the procedure. a.

Reliability Statistics

.978 49 Cronbach's

Alpha N of Items

Item-Total Statistics

129.00 408.974 .595 .978 129.00 401.538 .758 .977 129.15 405.259 .758 .977 129.00 401.949 .700 .977 129.08 407.302 .633 .978 128.80 399.600 .681 .978 128.95 400.408 .672 .978 129.00 403.692 .721 .977 129.10 405.272 .713 .977 129.10 406.400 .724 .977 128.90 405.682 .653 .978 129.30 411.087 .473 .978 129.03 406.333 .703 .977 129.03 401.256 .716 .977 129.00 404.564 .738 .977 128.93 398.379 .750 .977 129.00 405.897 .741 .977 129.03 401.153 .811 .977 129.08 404.994 .736 .977 129.08 405.507 .713 .977 129.13 407.856 .591 .978 129.05 405.228 .598 .978 129.05 407.331 .643 .978 129.10 404.349 .616 .978 129.25 403.577 .752 .977 128.95 404.613 .665 .978 129.08 399.353 .809 .977 Var_2

Scale Mean if Item Deleted Alpha if Item

Deleted

(70)

Item-Total Statistics

128.95 410.459 .506 .978 129.20 408.318 .556 .978 129.13 405.548 .642 .978 129.13 407.138 .678 .977 129.00 402.000 .740 .977 129.13 403.958 .707 .977 128.98 403.512 .694 .977 129.05 401.485 .785 .977 128.93 400.122 .765 .977 129.28 407.076 .603 .978 129.43 413.789 .407 .978 129.13 406.471 .787 .977 129.15 405.772 .811 .977 129.00 403.949 .710 .977 129.30 407.856 .619 .978 129.20 406.523 .755 .977 129.18 406.661 .756 .977 129.28 404.820 .832 .977 129.18 405.020 .612 .978 129.13 406.266 .797 .977 129.23 410.076 .573 .978 129.15 408.541 .668 .978 Var_30

Scale Mean if Item Deleted Alpha if Item

Deleted

Scale Statistics

(71)

LAMPIRAN C

Analisis Data

(72)

Descriptives

Descriptive Statistics

40 18 31 49 39.27 5.023

40 16 35 51 44.67 5.181

40 15 39 54 46.12 4.381

40 45 109 154 130.08 13.215

40 Aspek fisiologis

Aspek Perilaku Aspek Psikologis Stres

Valid N (listwise)

(73)

Case Summaries

Var_1 Var_2 Var_3 Var_4 Var_5 Var_6 Var_7 Var_8 Var_9

(74)

Case Summaries

(75)

Case Summaries

Var_19 Var_20 Var_21 Var_22 Var_23 Var_24 Var_25 Var_26 Var_27

(76)

Case Summaries

(77)

Case Summaries

Var_37 Var_38 Var_39 Var_40 Var_41 Var_42 Var_43 Var_44 Var_45

(78)

Case Summaries

Gambar

Gambar 1. Model Stres Kerja
Gambar 2. Stres kerja pada medical representatif
Tabel 2
Tabel 3 skala stres kerja setelah uji validitas dan reliabilitas
+2

Referensi

Dokumen terkait

1) Pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun seperti deviden, termasuk deviden yang dibayarkan oleh perusahaan asuransi kepada pemegang polis dan pembagian

Bank Danamon akan menginformasikan setiap perubahan manfaat, biaya, risiko kepada Nasabah melalui media komunikasi yang tersedia pada Bank dan dalam hal Nasabah tidak

Dengan mengkombinasikan algoritma Background Subtraction dengan metode Gaussisan Mixture Model [9] untuk mendapatkan objek kendaraan dalam video dan metode analisis

salah satu referensi analisis untuk menganalisis pengaruh bahan baku clinker, gypsum, trass, batu kapur, dan fly ash terhadap peningkatan kualitas kuat tekan

Perbandingan antara cakupan program yang dicapai di provinsi Bali berdasarkan laporan program dengan target Standar Pelayanan Minimal (SPM), target MDG’s tahun 2015, Rencana

“Pajak adalah Kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang – undang, dengan tidak mendapatkan

Dari hasil test siklus I menunjukkan bahwa masih ada siswa yang nilainya kurang dari nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 62. Siswa yang mencapai

21 Saya pernah berdebat tentang fiture-fiture yang ditawarkan IM3 dengan produk lain.. 22 Saya cenderung sering menggunakan IM3 dalam