APLIKASI PRESENSI KARYAWAN
MENGGUNAKAN QRCODE DAN JAVA RMI
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Program Studi Teknik Informatika
Oleh:
Agus Triyono
085314073
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
i
USING QRCODE AND JAVA RMI
AS EMPLOYERS ATTENDANCE APPLICATION
A Thesis
Presented as Partial Fullfillment of the Requirements
To Obtain the Sarjana Komputer Degree
In Study Program of Informatics Engineering
By :
Agus Triyono
085314073
DEPARTMENT OF INFORMATICS ENGINEERING
FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
ii
iii
iv
SSS
Berdoalah dan Berusahalah,
-v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
Tuhan Yesus dan Bunda Maria atas Kasih dan
Karunian-Nya
Keluarga, Guru dan Dosen
Teman
–
teman TI Angkatan 2008
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 25 Juli 2012 Penulis,
vii
ABSTRAK
APLIKASI PRESENSI KARYAWAN
MENGGUNAKAN QRCODE DAN JAVA RMI
Presensi karyawan merupakan indikator apakah seorang karyawan menjalankan kewajibannya sebagai karyawan sesuai dengan jam kerjanya. Presensi yang ada saat ini masih menggunakan sistem presensi manual. Namun, dengan adanya presensi secara manual tersebut menimbulkan kecurangan. Seorang karyawan dapat melakukan kecurangan dengan memalsukan tanda tangan karyawan lain yang tidak hadir. Teknologi presensi lain yaitu menggunakan sidik jari. Akan tetapi masih memiliki kelemahan, yaitu ketika jumlah alat terbatas maka akan menimbulkan antrian pada saat presensi. Oleh karena itu, sistem yang akan dibangun berbasis qrcode menggunakan device webcam sebagai alat bantunya. Selain itu sistem ini sudah terkomputerisasi dengan database sehingga laporan presensi dapat diperoleh dengan cepat. Sehingga dengan sistem ini dapat mengatasi masalah antrian dan kecurangan yang dilakukan oleh karyawan.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji unjuk kerja aplikasi pengambilan gambar pada system presensi berbasis qrcode. Setiap karyawan yang melakukan presensi akan menunjukan kartu identitas berbasis qrcode pada kamera di komputer karyawan. Selesai presensi, foto karyawan diambil secara periodik dan disimpan di folder yang sudah ditentukan. Secara rutin, server akan mengambil foto tersebut dari komputer karyawan. Metode pengambilan yang digunakan menggunakan cara kerja remotemethodinvocation (RMI).
viii
ABSTRACT
Using QRcode and JavaRMI as employers attendance
application
Employers attendance becomes an indicator whether the employers do their job according to the determined working hour. Nowadays, the system of attendance report can be gathered quickly. qrcode-based attendance system with webcam device as the helper tool is best used to overcome queueing and fraud problems done by the employers.
This study aims to test picture shot application on qrcode employees attendance system. Every employer who will check the attendance should show the Qrcode-base identity card to the camera in the employer‟s computer. After
that, employer‟s picture will be taken periodically and be saved in a specific
folder. Then the server will take the pictures. The method which is used is by using Remote Method Invocation (RMI) system
ix
HALAMAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Agus Triyono
Nomor Mahasiswa : 085314073
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
APLIKASI PRESENSI KARYAWAN
MENGGUNAKAN QRCODE DAN JAVA RMI
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Pada tanggal: 25 Juli 2012
Yang menyatakan,
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Yesus Kristus dan Bunda Maria yang telah memberikan karunia dan berkat-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Aplikasi Presensi Karyawan Menggunakan Qrcode dan Jave RMI ”.
Penyusunan tugas akhir ini tidak lepas dari semua pihak yang telah memberikan semangat, doa, dan bantuan sehingga tugas akhir ini dapat selesai. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih sebesar besarnya kepada :
1. Bapak Puspaningtyas Sanjoyo Adi S.T., M.T. selaku dosen pembimbing yang senantiasa memberikan masukkan dan bantuan dalam membimbing penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini.
2. Bapak H. Agung Hernawan, S.T.,M.T. dan Bapak Iwan Binanto, S.Si.,M.Cs. selaku dosen penguji atas kritik dan saran yang telah diberikan.
3. Segenap Laboran, angga, endra dan mas Danang yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan pengujian kepada penulis.
4. Bapak Petrus Sardi Hadimiyono, Ibu Cristina Suparmi yang dengan tulus memberikan perhatian, doa dan dukungan yang sangat besar. 5. Kedua kakakku Atik dan Ririn serta adikku Budi yang terlah
memberikan doa , semangat dan dukungannya.
6. Elisabeth Gadis Pujiningtyas Rahayu, atas doa, dukungan, dan motivasi selama penulis menyelesaikan tugas akhir.
7. Teman-teman kuliah, awis, aji, arif, helan, edward, hendra, hugo, tomas, dede, linardi, angga, endra, roy serta teman-teman TI 2008 lainnya atas segala kebersamaan dan dukungan yang selalu diberikan kepada penulis. 8. Teman-teman UKM Sepak Bola tian, gilang, putra, aji serta lainnya yang telah selalu menemani dan memberikan dukungan dalam tugas akhir ini.
xi
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat pada tugas akhir ini. Saran dan kritik penulis harapkan untuk kebaikan bersama. Semoga bermanfaat.
Yogyakarta, 25 Juli 2012
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN ... II
HALAMAN PENGESAHAN ... III
HALAMAN PERSEMBAHAN ... V
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... VI
ABSTRAK ... VII
ABSTRACT ... VIII
HALAMAN PERSETUJUAN ... IX
KATA PENGANTAR ... X
DAFTAR ISI ... XII
DAFTAR GAMBAR ... XVII
DAFTAR TABEL ... XVIII
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
2.4.2. Algoritma QR Code ... 9
2.4. JAVA RMI ... 13
2.5. MYSQL ... 15
2.6. METODE PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK ... 16
2.6.1. Rational Unified Process ... 16
2.6.2. Fase RUP dalam Rational Unified Process ... 18
BAB III. ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 20
3.1. TAHAP INCEPTION ... 20
3.1.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN ... 20
3.2. TAHAP ELABORATION ... 21
xiii
BAB IV. IMPLEMENTASI DAN ANALISIS SISTEM ... 32
4.1. TAHAP CONSTRUCTION ... 32
4.1.1. Spesifikasi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak ... 32
4.1.2. Implementasi Diagram Kelas ... 32
4.2. TAHAP TRANSITION ... 33
4.2.1. Pengujian ... 33
4.2.1.1. Pengujian Kinerja Sistem ... 33
4.2.1.2.2.Pengujian Kecepatan Ethernet 10 Mb/s ... 46
4.2.1.2.2.1 Pengujian topologi untuk client dan server berada dalam 1 router ... 46
4.2.1.2.2.2. Pengujian topologi untuk client dan server berada diantara 2 router ... 51
4.3. PEMBAHASAN PENGUJIAN ... 56
BAB V. PENUTUP ... 58
5.1KESIMPULAN ... 58
5.2SARAN ... 59
DAFTAR PUSTAKA ... 60
LAMPIRAN 1. ... 62
DIAGRAM AKTIFITAS ... 71
xiv
MODEL ANALISIS ... 84
1. PRESENSI ... 85
STORE PROCEDURE ... 122
1. STORED PROCEDURE CEK_ID_KAR ... 123
xvi
Client Dual Core: Realtek RTC8139 Family PCI Fast Ethernet NIC #2 ... 215
Client Celeron :Realtex PCI e FE Family Controler ... 217
B. TOPOLOGI :2 CLIENT BERBEDA NETWORK ... 219
C. TOPOLOGI KETIKA ROUTER DAN CLIENT BERADA DIANTARA 2 ROUTER: ... 222
Client Dual Core: Realtek RTC8139 Family PCI Fast Ethernet NIC #2 ... 222
Client Celeron :Realtex PCI e FE Family Controler ... 224
D. TOPOLOGI :2 CLIENT BERBEDA NETWORK ... 226
2. PENGUJIAN 10 MB/S... 230
A. TOPOLOGI :1 CLIENT BERBEDA NETWORK ... 230
Client Dual Core: Realtek RTC8139 Family PCI Fast Ethernet NIC #2 ... 230
Client Celeron :Realtex PCI e FE Family Controler ... 232
B. TOPOLOGI :2 CLIENT BERBEDA NETWORK ... 234
C. TOPOLOGI KETIKA ROUTER DAN CLIENT BERADA DIANTARA 2 ROUTER: ... 238
Client Dual Core: Realtek RTC8139 Family PCI Fast Ethernet NIC #2 ... 238
Client Celeron :Realtex PCI e FE Family Controler ... 240
D. TOPOLOGI :2 CLIENT BERBEDA NETWORK ... 242
CAPTURE KECEPATAN ETHERNET : ... 245
Linux (router) ... 245
Windows(Client dan server) ... 245
Pengiriman 1 gambar untuk 1 client ... 246
Pengiriman 5 gambar untuk 1 client ... 246
Pengiriman 20 gambar untuk 1 client ... 247
Pengiriman 1 gambar untuk 5 client ... 247
Pengiriman 5 gambar untuk 5 client ... 248
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1: Barcode 2D dan Barcode Linier ... 8
Gambar 2.2: Contoh QR Code ... 9
Gambar 2.3: Struktur QR Code ... 13
Gambar 3.1 Flowchart Admin ... 21
Gambar 3.2 Flowchart Manager ... 22
Gambar 3.3 Flowchart Karyawan Presensi ... 22
Gambar 3.4 Arsitektur Sistem ... 24
Gambar 3.5 Diagram Use Case User... 25
Gambar 3.6 Diagram Usecase Admin ... 26
Gambar 3.7 Diagram Kelas ... 28
Gambar 3.8 Diagram Kelas Client RMI... 29
Gambar 3.9 Diagram Kelas server RMI ... 29
Gambar 4.1 konfigurasi client ... 104
Gambar 4.2 pesan kesalahan ... 104
Gambar 4.3 tryicon client ... 105
Gambar 4.4 konfigurasi server ... 105
Gambar 4.5 konfigurasi waktu server ... 106
Gambar 4.5 konfigurasi server ... 107
Gambar 4.6 pesan kesalahan ... 108
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Tabel Tipe Data ... 10
Tabel 2.2. Tabel Pola Data QR Code ... 12
Tabel 2.3. Tabel Format Informasi ... 12
Tabel 3.1 Tabel Karyawan ... 30
Tabel 3.2 Tabel Data Kartu ... 30
Tabel 3.3 Tabel Login... 30
Tabel 3.4 Tabel Presensi ... 31
BAB I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Persensi karyawan yang digunakan pertama adalah karyawan melakukan presensi dengan melakukan tanda tangan pada kertas presensi. Hal itu mengandung kelemahan yaitu karyawan tidak dapat langsung mendapatkan rekap presensinya. Presensi yang sering digunakan juga adalah menggunakan finggerprint yaitu dengan menggunakan pendeteksi sidik jari pada saat melakukan presensi. Presensi menggunakan sidik jari mempunyai kelebihan yaitu dapat mengatasi masalah pada presensi manual atau menggunakan tanda tangan, diantaranya rekap dapat dilakukan dengan cepat, meminimalkan kecurangan karyawan yang menitip presensi dan meminimalkan kesalahan penginputan data. Akan tetapi presensi menggunakan sidik jari ini memiliki kelemahan yaitu ketika sistem ini terpusat pada satu sistem saja sehingga untuk menangani jumlah karyawan yang jumlahnya banyak akan menimbulkan antrian saat melakukan presensi. Tetapi jika jumlah alat diperbanyak maka akan menyebabkan besarnya biaya pengadaan disuatu instansi tersebut. Solusinya adalah dengan membuat aplikasi karyawan pada masing-masing PC atau komputer karyawan.
Teknologi lain yang dapat dimanfaatkan adalah Java RMI. Java RMI sangat cocok digunakan karena client yang terlibat dalam aplikasi adalah multiclient dan penyimpanan yang terdistribusi. Sehingga dengan menggunakan Java RMI dapat menangani sistem terdistribusi. Selain itu, keuntungan lain adalah Java RMI tidak hanya berjalan di operating system Windows, tetapi Linux dan Mac.
1.2. Rumusan Masalah
Menguji unjuk kerja aplikasi presensi karyawan dengan menggunakan qrcode
dan java RMI.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Membangun sistem aplikasi presensi menggunakan qrcode dan RMI. 2. Mempercepat karyawan dalam melakukan presensi.
3. Mengembangkan sistem terdistribusi menggunakan RMI.
1.4. Batasan Masalah
Batasan masalah pada penelitian ini adalah analisis, perancangan, implementasi, dan pengujian sistem. Sistem ini menggunakan cara kerja qrcode. Sistem ini juga menggunakan webcam untuk melakukan pembacaan qrcode
karyawan dan mengambilan foto aktifitas karyawan selama melakukan presensi masuk sampai presensi keluar. Sistem ini digunakan di instansi yang memiliki komputer di masing-masing meja karyawannya. Dan sistem ini dapat menghasilkan output yaitu perhitungan prosentase kehadiran karyawan. RMI dipakai untuk pengakses data dari komputer aplikasi karyawan ke komputer server, begitu juga sebaliknya yaitu untuk mengakses dari komputer server ke komputer karyawan. Pengujian dilakukan untuk mengukur waktu pengambilan gambar oleh server pusat dan pembacaan qrcode pada computer celeron dan dual
1.5. Metode Penelitian
Pada penelitian ini dilakukan langkah-langkah sebagai berikut 1. Studi literatur
Studi literatur mengenai sistem presensi dengan mengumpulkan data melalui refrensi dan dokumentasi ataupun artikel dari berbagai sumber yang ada relevansinya dengan masalah yang dikerjakan oleh penulis. 2. Rekayasa Perangkat Lunak
Rekayasa perangkat lunak yang dikembangkan adalah dengan metode
Rational Unified Process (RUP). Metode ini terdapat 4 tahapan yaitu
Inception, Elaboration,Construction,dan Transition. Metode ini digunakan untuk pengembangan perangkat lunak sehingga menghasilkan sebuah sistem yang bisa digunakan untuk melakukan presensi dan melihat aktifitas karyawan. Selain itu juga proses pengambilan file untuk backup
data sehingga dapat digunakan untuk autentifikasi.
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Hasil pembuatan sistem dapat digunakan dan diterapkan oleh organisasi manapun.
2. Hasil pembuatan sistem dapat digunakan sebagai pendukung refrensi bagi organisasi dan pihak-pihak yang membutuhkan.
3. Untuk tercapainya efektifitas dan efisiensi kerja, sehingga dapat memberikan keuntungan bagi suatu instansi.
1.7. Sistematika Penulisan
Untuk lebih memahami penelitian ini, maka penulisan materi akan dibagi kedalam beberapa bab dengan sistematika berikut:
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penulisan yang digunakan, dan sistematika penulisan Tugas Akhir.
BAB 2 LANDASAN TEORI
Bab ini membahas tentang teori yang mendukung penelitian , beberapa contoh penelitian yang menjadi acuhan dari penelitian ini. Dibahas juga tentang perbedaan dan kesamaan antara sistem yang menjadi contoh dengan sistem yang akan dibuat oleh penulis. Dibahas juga teori dasar qrcode, RMI sampai dengan teori dasar perangkat lunak yang digunakan dalam pembangunan sistem.
BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN
Akan membahas tentang kebutuhan sistem serta perancangan aplikasi sistem presensi. Pada bab ini juga akan dibahas tentang perancangan secara umum sistem presensi dan spesifikasi proses.
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai lingkungan implementasi berisi spesifikasi hardware, spesifikasi software, struktur menu, dan pengujian sistem.
BAB 5 PENUTUP
BAB II.
LANDASAN TEORI
2.1.Sistem Presensi
Salah satu keberhasilan suatu organisasi bergantung pada kinerja sumber daya manusianya. Untuk memperoleh kinerja optimal dari keberadaan sumber daya manusia dalam suatu organisasi perlu menerapkan stategi yang tepat dalam mengelola SDM agar dapat mencapai tujuan telah ditetapkan. Dalam upaya mengoptimalkan SDM perlu dikontrol diantaranya melalui kehadiran / presensi. Banyak cara untuk menjaga dan mengontrol kehadiran karyawan baik secara konvensional ataupun cara modern. Definisi dari presensi adalah daftar kehadiran karyawan. Sedangkan definisi dari sistem presensi adalah sistem pencatatan kehadiran dan pelaporan dalam rangka pembinaan karyawan.
Data presensi menjadi gerbang untuk mengelola kinerja SDM yang ada yang menentukan produktivitas organisasi/perusahaan. Dengan demikian faktor kehadiran (presensi) karyawan merupakan hal yang penting karena berhubungan dengan produksi, penggajian, prestasi kerja, dan lain-lain. Secara konvensional kontrol kehadiran diantaranya dengan membubuhkan tandatangan, melubangi kartu, menandai bagian tubuh, dan lain-lain. Pada alat pencatatan presensi karyawan yang konvensional memerlukan banyak intervensi karyawan bagian administrasi kekaryawanan (SDM/Human resource management) maupun kejujuran karyawan. Untuk kapasitas yang besar dimungkinkan adanya manupulasi data kehadiran apabila pengawasan yang kontinyu pada proses ini tidak dilakukan semestinya.
a. Untuk melihat kehadiran karyawan.
b. Untuk meningkatkan kedisiplinan karyawan. c. Untuk meningkatkan semangat kerja karyawan. d. Untuk mengetahui keadaan bawahan dihari kerja
e. Untuk mengetahui apakah bawahan mempunyai semangat kerja dengan melihat kehadiran karyawan dihari kerja
f. Sebagai bahan laporan kepada atasan tetang karyawan yang disiplin.
Dengan diterapkannya presensi ini dengan sendirinya telah membantu meningkatkan mutu dari instansi itu. Kebanyakan orang menilai adanya penggunaan presensi berarti adanya disiplin pada tempat yang bersangkutan. Selanjutnya orang menilai sistem kerja ditempat tersebut berkualitas baik. Dengan demikian presensi ini juga ikut membantu penilaian yang baik bagi setiap organisasi yang menerapkannya.
2.2.Teknologi Presensi
2.3.Acuan Sistem yang pernah dikembangkan
Salah satu karya tulis yang menjadi acuan dalam penelitian ini adalah Tugas akhir yang berjudul Pengembangan aplikasi sistem absensi karyawan dengan menggunakan metode barcode pada PT. Kemenangan jaya (adam pratama, 2007). Pada penulisan ini ditulisakan bahwa sistem yang dibuat adalah suatu sistem aplikasi absensi yang akan mencatat data dan kehadiran karyawan, waktu kedatangan, dan waktu pulang, yang akan dibuat secara sistematis dan terkomputerisasi dengan menggunakan metode barcode, sehingga akan menghilangkan proses pencatatan kehadiran karyawan yang selama ini telah berjalan secara manual pada PT.Kemenangan Jaya dan juga dengan penggunaan metode barcode akan mengurangi tingkat kesalahan penginputan id karyawan dalam proses absensi tersebut. Pada pembuatan sistem aplikasi absensi karyawan ini digunakan Borland Delphi 5 dan databasenya digunakan SQL Server 2000.
2.4.Barcode 2 Dimensi
2.4.1. QR Code
QR Code atau Kode QR adalah suatu jenis kode matriks atau kode batang dua
dimensi yang dikembangkan oleh Denso Wave, sebuah divisi Denso Corporation yang merupakan sebuah perusahaan Jepang dan dipublikasikan pada tahun 1994 dengan fungsionalitas utama yaitu dapat dengan mudah dibaca oleh pemindai. QR merupakan singkatan dari quick response atau respons cepat, yang sesuai dengan tujuannya adalah untuk menyampaikan informasi dengan cepat dan mendapatkan respons yang cepat pula. Berbeda dengan kode batang, yang hanya menyimpan informasi secara horizontal, kode QR mampu menyimpan informasi secara horizontal dan vertikal, oleh karena itu secara otomatis Kode QR dapat menampung informasi yang lebih banyak daripada kode batang. [1] Kode QR berfungsi bagaikan hyperlink fisik yang dapat menyimpan alamat dan URL,nomer telepon, teks dan sms yang dapat digunakan pada majalah, surat harian, iklan, pada tanda-tanda bus, kartu nama ataupun media lainnya. Kehadiran kode ini memungkinkan audiens berinteraksi dengan media yang ditempelinya melalui ponsel secara efektif dan efisien. Pengguna juga dapat menghasilkan dan mencetak sendiri kode QR untuk orang lain dengan mengunjungi salah satu dari beberapa ensiklopedia kode QR .
Gambar 2.1: Barcode 2D dan Barcode Linier
kana,hiragana,simbol,dan kode biner. Secara spesifik, kode QR mampu menyimpan data berupa :
- numerik sampai dengan 7.089 karakter - alphanumerik sampai dengan 4.296 karakter - kode biner sampai dengan 2.844 byte
- huruf kanji sampai dengan 1.817 karakter.
Selain itu kode QR memiliki tampilan yang lebih kecil daripada kode batang. Hal ini dikarenakan kode QR mampu menampung data secara horizontal dan vertikal, oleh karena itu secara otomatis ukuran dari tampilannya gambar kode QR bisa hanya sepersepuluh dari ukuran sebuah kode batang. Tidak hanya itu kode QR juga tahan terhadap kerusakan, sebab kode QR mampu memperbaiki kesalahan sampai dengan 30%. Oleh karena itu, walaupun sebagian simbol kode QR kotor ataupun rusak, data tetap dapat disimpan dan dibaca. Tiga tanda berbentuk persegi di tiga sudut memiliki fungsi agar simbol dapat dibaca dengan hasil yang sama dari sudut manapun sepanjang 360 derajat.
Gambar 2.2: Contoh QR Code
2.4.2. Algoritma QR Code
Menentukan Kapasitas
meningkat bila tingkat kesalahan lebih besar pada data yang sama. Jadi, pertama kita perlu mempertimbangkan tingkat mengoreksi kesalahan, dan selanjutnya kita mempertimbangkan versi jika perlu.
Encode Data
Pada bagian ini, data diencode dengan melakukan perhitungan-perhitungan dan menempatkannya ke dalam kode QR.
Menentukan tipe data
Data akan dibaca tipe datanya. Masing-masing tipe data akan disimpan ke dalam representasi bilangan biner 4 bit dan mempunyai panjang karakter penyimpanan tertentu. Tipe data tersebut terdapat pada Tabel 2.1.
No Tipe Data Representasi data 4 bit Panjang penimpanan
1 Numerik 0001 10 bit
2 Alphanumerik 0010 9 bit
3 Biner (8 bit) 0100 8 bit
4 Kanji 1000 8 bit
Tabel 2.1. Tabel Tipe Data
Konversi data ke dalam bentuk biner
Konversi biner ke dalam bentuk desimal
Data yang sudah terkonversi ke dalam bentuk biner, akan dirubah ke dalam bentuk desimal berdasarkan kapasitas dari masing-masing versi QR Code yang telah ditentukan.
Menghitung tingkat koreksi kesalahan
Tingkat koreksi kesalahan ditentukan dengan menggunakan metode Reed
Solomon berdasarkan versi QR Code yang digunakan dengan toleransi kesalahan
maksimal yang digunakan adalah 30%.
Alokasi Data
Data hasil encode akan dialokasikan ke dalam bentuk gambar QR Code. Data yang akan dialokasikan adalah data hasil representasi biner dan data hasil perhitungan koreksi kesalahan. Aturan peletakan data dalam QR Code adalah sebagai berikut :
1. Data akan dialokasikan ke dalam matriks dengan ukuran sesuai kapasitas data pada versi QR Code.
2. Data pertama kali akan diletakkan pada koordinat pojok kanan bawah. 3. Data selanjutnya akan diletakkan diatasnya.
4. Jika pada peletakkan awal QR Code telah terdapat data sebelumnya, maka peletakkan data akan dimulai pada modul yang kosong dan mempunyai arah dari kiri ke kanan. Jika sebelah kanan penuh maka arah selanjutnya adalah ke atas. Jika bagian atas penuh, maka arah selanjutnya adalah ke bawah dengan tetap memperhatikan arah peletakkan data yaitu dari kanan ke kiri.
Penentuan pola data
Pola Data Kondisi
000 (i+j) mod 2 = 0
001 i mod 2 = 0
010 j mod 3 = 0
011 (i+j) mod 3 = 0
100 (( i div 2)+(j div 3)) mod 2 = 0 101 (ij) mod 2 + (ij) mod 3 = 0 110 ((ij) mod 2 +(ij) mod 3) mod 2 = 0 111 ((ij)mod 3 + (i+j) mod 2) mod 2 = 0
Tabel 2.2. Tabel Pola Data QR Code
Penentuan format informasi data
Format informasi terdiri dari tingkat koreksi error dan indikator pembentuk pola sebanyak 15 bit, yang terdiri dari 2 bit untuk koreksi kesalahan yang ada pada tabel 2.3, 3 bit untuk pembentuk pola .yang ada pada tabel 2.2 dan 10 bit untuk format informasi data.
No Level Koreksi Kesalahan Indikator
1 L 01
2 M 00
3 Q 11
4 H 10
Gambar 2.3: Struktur QR Code
Decode Data
Proses decode adalah proses pembacaan data QR. Langkah-langkah pembacaan data QR Code diantaranya adalah :
1. Mengkonversi gambar QR Code ke dalam bentuk Grayscale 2. Proses binerisasi gambar grayscale
3. Mencari lokasi dan orientasi keberadaan data 4. Mencari pola baris data
5. Proses decode
Adapun proses decode tersebut merupakan kebalikan dari proses encode.
2.4. Java RMI
teregristasi oleh server itu. Hal itu dilakukan dengan memeliharaan database nama dan objek yang terasosiasi dengan nama itu [7].
Gambar Registrasi dari suatu remote object untuk remote access [7] Objek yang mengekspor dirinya sendiri untuk mengakses secara remote harus mengimplementasi Remote interface. Interface ini mengidentifikasi objek sebagai dapat diakses secara remote. Setiap motode yang diminta remote harus
“membuang” (throw) Remote Exception. Eksepsi ini digunakan untuk mengindikasi error yang terjadi selama proses RMI [7].
Metode pendekatan RMI pada java (Java RMI) adalah objek-objek diorganisir dalam suatu framework client/server. Suatu local object atau client. Sebuah remote object yang metodenya diminta oleh local object dijadikan sebagai server object atau server [7].
Java RMI menggunakan stub dan skeleton. Stub adalah suatu local object yang berlaku sebagai local proxy untuk remote object. Stub menyediakan metode yang sama seperti remote object. Local object meminta (invoke) metode dari stub seakan seperti metode dari remote object. Stub kemudian mengkomunikasikan permintaan (invocation) metode kepada remote object melalui suatu skeleton yang diimplementasikan di remote host. Skeleton adalah suatu proxy pada remote object yang berada pada host yang sama dengan remote object. Skeleton berkomunikasi dengan local stub dan menyampaikan nilai itu kembali ke stub. Stub selanjutnya mengirim nilai tersebut kepada local object yang menginisiasi RMI [7].
Stub dan skeleton berkomunikasi melalui remote reference layer. Layer ini menyediakan stub dengan kemampuan untuk berkomunikasi dengan skeleton melalui suatu protokol transport. RMI biasanya menggunakan TCP untuk transport informasi, walaupun bersifat fleksibel untuk dapat menggunakan protokol lainya [7].
2.5. MySQL
MySQL adalah sebuah sistem manajemen database open source yang populer dan gratis untuk platform Unix. Sistem manajemen database MySQL menggunakan kumpulan perintah sederhana untuk memasukkan, memanggil, menghapus, dan memperbarui data, dengan ini kita dapat mengembangkan
database yang kompleks. Beberapa kemampuan MySQL adalah sebagai berikut :
MySQL bisa diakses dan dimanipulasi dari sejumlah bahasa pemrograman terkenal, diantaranya adalah C, C++, Java, Perl, Phyton, dan PHP.
MySQL ditulis dalam C/C++ dan dioptimasi untuk platform Unix dan
Win32.
MySQL mendukung tipe data yang umum digunakan, termasuk FLOAT,
DOUBLE, CHAR, VARCHAR, TEXT, BLOB, DATE, SET, dan ENUM.
MySQL mendukung subset fungsi query dan pengelompokan lanjut, termasuk diantaranya GROUP BY dan ORDER BY.
MySQL memungkinkan alokasi password tiap server. Password yang
melalui MySQL untuk melakukan autentifikasi terenkripsi.
MySQL mendukung berbagai macam metode koneksi, seperti TCP/IP, soket Unix, dan koneksi untuk Windows NT/2000.
MySQL bisa diperoleh secara gratis termasuk aplikasi-aplikasi lain yang
diperlukan dalam memakai MySQL.
2.6. Metode pengembangan perangkat lunak
Terdapat beberapa metode pengembangan perangkat lunak yang umum digunakan. Perkembangan teknologi informasi yang cepat pada bidang analisis dan pemrogramannya mengakibatkan metode pengembangan perangkat lunak juga berkembang. Metode yang lebih baru telah mengadopsi metode yang berorientasi obyek. Metodologi yang cukup populer saat ini adalah metode pengembangan perangkat Rational Unified Process.
2.6.1. Rational Unified Process
Rational Unified Process (RUP) merupakan suatu metode rekayasa
perangkat lunak yang dikembangkan dengan mengumpulkan berbagai best
practises yang terdapat dalam industri pengembangan perangkat lunak. Ciri utama
metode ini adalah menggunakan use-case driven dan pendekatan iteratif untuk siklus pengembangan perangkat lunak. [11]
Gambaran Umum RUP
Rational Unified Process dikembangkan oleh Rational Software (bagian
dari IBM). Rational Unified Process mendeskripsikan pemberian dan pengelolaan tugas serta tanggung jawab dalam sebuah organisasi pengembang perangkat lunak. Unified Process yang dilaksanakan dengan produk-produk bantu yang dibuat oleh Rational Software (IBM) disebut Rational Unified Process
(RUP). [11]
Unified Process mendefinisikan tahap pelaksanaan, kegiatan, peran
pelaksana, hasil pekerjaan, dan prinsip yang harus diikuti. Namun Unified Process
tidak dapat diterapkan secara langsung karena memang dimaksudkan sebagai kerangka proses kerja yang harus diadaptasikan. Unified Process menyediakan berbagai 'pustaka' proses kerja yang harus dipilih untuk disesuaikan dengan tim pelaksana dan jenis perangkat lunak yang dikembangkan.
Prinsip-prinsip Unified Process adalah:
Pengelolaan kebutuhan
Penggunaan arsitektur yang berbasis komponen
Pemodelan perangkat lunak secara visual (diagram UML)
Verifikasi kualitas perangkat lunak
Perubahan pada perangkat lunak yang terkendali
RUP menggunakan konsep object oriented, dengan aktifitas yang berfokus pada pengembangan model dengan menggunakan Unified Model Language
(UML). [11]
Gambar II.1 Arsitektur Rational Unified Process [12]
Melalui gambar diatas dapat dilihat bahwa RUP dapat di deskripsikan menjadi 2 dimensi, yaitu:
Dimensi pertama digambarkan secara horizontal. Dimensi ini mewakili waktu dan aspek-aspek dinamis dari pengembangan perangkat lunak. Aspek ini dijabarkan dalam tahapan pengembangan atau fase. Setiap fase akan memiliki suatu major milestone yang menandakan akhir dari awal dari fase selanjutnya. Setiap fase dapat berdiri dari satu beberapa iterasi. Dimensi ini terdiri atas Inception, Elaboration, Construction, dan Transition.
ke dalam beberapa disiplin. Proses pengembangan perangkat lunak yang dijelaskan kedalam beberapa disiplin terdiri dari empat elemen penting, yakni
–Workers, the ”who” –Activities, the ”how”
–Artifacts, the ”what”
–Workflows, the ”when”
Dimensi ini terdiri atas Business Modeling, Requirement, Analysis and Design, Implementation, Test, Deployment, Configuration dan Change Manegement, Project Management, Environtment. [11]
2.6.2. Fase RUP dalam Rational Unified Process
Inception/insepsi
Pada tahap ini pengembang mendefinisikan batasan kegiatan, melakukan analisis kebutuhan user, dan melakukan perancangan awal perangkat lunak (perancangan arsitektural dan use case).
Elaboration/elaborasi
Pada tahap ini dilakukan perancangan perangkat lunak mulai dari menspesifikasikan fitur perangkat lunak hingga perilisan prototipe versi
Betha dari perangkat lunak. Tujuan utama adalah untuk mengurangi resiko
kunci item diidentifikasi dengan analisis hingga akhir fase ini. Fase perluasan dimana proyek mulai terbentuk. Dalam tahap ini masalah analisis domain dibuat dan proyek arsitektur mendapatkan bentuk dasarnya
Construction/konstruksi
prototype dibuktikan. Pada akhir tahap ini, perangkat lunak versi akhir yang sudah disetujui administrator dirilis beserta dokumentasi perangkat lunak. Dalam proses ini melakukan analisa desain, implementasi dan testing.
Transition/transisi
BAB III.
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1. Tahap Inception
3.1.1. Identifikasi Permasalahan
Sistem presensi ini digunakan untuk menggantikan sistem presensi yang lama yaitu sistem manual. Tidak mudah untuk merubah sistem manual menjadi komputerisasi. Ada beberapa permasalahan yang muncul dari sistem presensi yang lama antara lain waktu pemrosesan data, dokumentasi, dan interprestasi data yang dapat mengurangi efisiensi dan efektifitas dalam kegiatan presensi di suatu instansi. Berikut ini beberapa yang menjadi permasalahan yang terjadi :
1. Proses presensi karyawan yang manual membutuhkan waktu yang lama dengan jumlah karyawan yang banyak. Dengan kartu presensi karyawan dilengkapi qrcode maka karyawan cukup men-scan kartu karyawan tanpa harus menulis ulang.
2. Data yang tidak tersusun rapi karena dilakukan secara manual sehingga akan ada kemingkinan terjadinya kesalahan dan kehilangan data. Dengan sistem presensi ini data akan tersimpan dalam database sehingga meminimalkan terjadinya data yang rusak ataupun hilang. 3. Beban kerja manajemen yang berat dalam hal pembuatan laporan
3.2. Tahap Elaboration
3.2.1. Analisis Kebutuhan Sistem
Sistem presensi karyawan ini terdapat dua pelaku yaitu karyawan dan manajemen. Karyawan akan tercatat data dirinya dalam suatu database. Karyawan akan mendapat kartu presensi yang nantinya digunakan saat melakukan presensi, manajemen adalah user yang memiliki wewenang atas proses login dalam sistem presensi ini. Manajemen yang memasukan semua data karyawan hingga mencetak kartu presensi karyawan. Menajemen juga yang memiliki wewenang untuk mendapatkan data presensi, data karyawan, dan membuat laporan presensi karyawan. Manajemen adalah pihak yang memberikan kebijakan terhadap segala aturan yang ada dalam sistem presensi ini. Manajemen dapat melakukan kegiatan menambah, membaca, merubah, dan menghapus (Create, Read, Update, Delete) data user. Tidak hanya itu, tetapi juga menambah, membaca dan menghapus (Create, Read , Delete) data kartu karyawan. Proses tersebut dapat dilihat pada gambar 3.2 dan 3.3.
Kelola Data Karyawan
Kelola Data Kartu Karyawan
Kelola Laporan Presensi start
end
Kelola Laporan Presensi
end
Gambar 3.2 Flowchart Manager
Proses Presensi dapat dijelaskan pada gambar 3.1.
Start
end Scanning qrcode
Tampilan konfirmasi berhasil login Halaman absensi
Take picture
Scanning Qrcode untuk Logout
Tampilan konfirmasi berhasil login
ya
tidak
Pada gambar 3.1 adalah flowchart proses presensi karyawan. Pertama, karyawan dihadapkan pada tampilan presensi. Kemudian karyawan melakukan scanning kartu identitas berbasis qrcode dengan menunjukannya ke kamera di komputer karyawan. Jika pembacaan kartu identitas berhasil maka akan muncul pesan konfirmasi berhasil login. Untuk mengakhiri presensi, karyawan harus melakukan scanning ulang kartu identitas dengan menunjukan ke kamera. Jika pembacaan kartu identitas berhasil maka akan muncul pesan konfirmasi berhasil logout. Selama selang waktu login dan logout akan terdapat proses pengambilan foto wajah selama 5 menit sekali.
Proses pengambilan kumpulan foto atau gambar yang dilakukan oleh server pusat ke server client akan dijelaskan pada gambar 3.4.
Start dalam array list daftar
client
Server melakukan pengambilan secara
periodik
end
Gambar 3.4 Flowchart Pengambilan Kumpulan Gambar
3.2.2. Arsitektur Sistem
Gambar 3.4 Arsitektur Sistem
Ubah, Hapus dan Lihat data karyawan. Selain itu admin dapat melakukan Tambah , Hapus dan Lihat data kartu pegawai.
Dalam aplikasi ini, melakukan distribusi file berupa data foto aktifitas karyawan karena digunakan untuk authentifikasi dan backup data foto jika terjadi kehilangan data foto atau kecurangan yang dilakukan karyawan.
3.2.3. Gambaran Umum Sistem
Pada subbab ini akan dijelaskan gambaran dari sistem yang akan dibangun, berupa diagram use case, narasi use case, diagram aktifitas, diagram kelas, dan desain antarmuka sistem.
3.2.4. Use Case
Gambar 3.5 Diagram Use Case User
Diagram 3.5 merupakan diagram use case dari user. User memiliki wewenang untuk melakukan presensi dan melakukan setting konfigurasi aplikasi client RMI.
Sementara diagram 3.6 merupakan diagram use case dari admin dan manager.
Admin dan manager memiliki wewenang yang berbeda seperti yang terlihat pada
diagram 3.6.
Pada subbab 3.2.2 akan dijelaskan narasi atau skenario dari masing-masing use
case di atas.
Presensi
Karyawan
Gambar 3.6 Diagram Usecase Admin
Manager <<depends on>>
Login
<<depends on>> Admin
Kelola Laporan Presensi Kelola Data karyawan
3.2.5. Narasi Use Case
Setiap use case pada diagram use case gambar 3.2, akan dirinci dalam sebuah narasi usecase yang akan mendeskripsikan secara tertulis aktivitas yang ada pada
use case, adapun skenario use case dari gambar diagram use case gambar 3.2 terdapat pada lampiran 1 halaman 62.
3.2.6. Diagram Aktifitas
Merupakan diagram yang menjelaskan aktivitas antara user dengan sistem. Secara lebih rinci tahap activitydiagram dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 71.
3.2.7. Model Analisis
Merupakan suatu proses untuk menterjemahkan skenario use case menjadi kelas analisis. Dalam kelas analisis terdapat tiga jenis, yaitu form/boundary, controller,
dan entity.
1. Relasi usecase
Analisis kelas dilakukan pada setiap use case. Setiap use case dicari kelas
analisisnya sehingga dapat menentukan kebutuhan kelas. Hasil analisis
kelas dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 84.
3.2.8. Diagram Kelas
TrayIconClient
Gambar 3.8 Diagram Kelas Client RMI
TrayIconServer
3.2.9. Desain Basis Data
Berikut ini adalah desain fisik dari basis data yang dirancang. Dalam desain basis data ini tidak terbentuk relasi antar entitas.
No Nama Kolom Tipe Fungsi
1 ID_KARYAWAN Varchar Sebagai primary key dari tabel
2 NAMA Varchar Menyimpan nama karyawan
3 ALAMAT Varchar Menyimpan alamat karyawan
4 KOTA Varchar Menyimpan kota karyawan
5 TELP Varchar Menyimpan telepon karyawan
6 JABATAN Varchar Menyimpan jabatan karyawan
7 FOTO Blob Menyimpan foto karyawan
8 LAST_UPDATE Datetime Menyimpan waktu penambahan karyawan
Tabel 3.1 Tabel Karyawan
Tabel Karyawan digunakan untuk menyimpan semua informasi karyawan.
No Nama Kolom Tipe Fungsi
1 ID_KARTU Varchar Sebagai primary key dari tabel
2 NAMA Varchar Menyimpan nama kartu karyawan
3 QRCODE Longblob Menyimpan qrcode karyawan
Tabel 3.2 Tabel Data Kartu
Tabel Data Kartu Karyawan digunakan untuk menyimpan semua informasi setiap kartu karyawan.
No Nama Kolom Tipe Fungsi
1 STATUS Varchar Sebagai primary key dari tabel 2 USERNAME Varchar Menyimpan username karyawan 3 PASSWORD Varchar Menyimpan password karyawan
Tabel Karyawan digunakan untuk menyimpan semua informasi login setiap karyawan.
No Nama Kolom Tipe Fungsi
1 ID Varchar Sebagai primary key dari tabel 2 ID_KARYAWAN Varchar Menyimpan id karyawan
3 LOGTIME Varchar Menyimpan waktu presensi karyawan
Tabel 3.4 Tabel Presensi
Tabel Karyawan digunakan untuk menyimpan semua informasi presensi setiap karyawan.
3.2.10. Model Desain
Pada desain antarmuka sistem ini akan ditampilkan desain dari tiap form yang akan dibentuk. Desain antarmuka akan dijelaskan lebih lengkap di lampiran 4 halaman 101.
3.2.11. Model Pengujian
BAB IV.
IMPLEMENTASI DAN ANALISIS SISTEM
4.1. Tahap Construction
Penelitian ini telah diimplementasikan menjadi sebuah aplikasi yang siap digunakan, yang dibangun dengan tahapan-tahapan berikut:
4.1.1. Spesifikasi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak
Perangkat keras yang dipakai untuk membangun sistem adalah sebagai berikut:
Processor : Intel corei5 2.27GHz
Memori : 2GB
Hard Disk : 500 GB
Perangkat lunak yang dipakai untuk membangun sistem adalah sebagai
berikut:
Bahasa Pemrograman : Java NetBeans IDE 6.8
DBMS : MySql 5.0
Java Media Framework : 2.1.1e
4.1.2. Implementasi Diagram Kelas
4.2. Tahap Transition
4.2.1. Pengujian
Tahap akhir dari penelitian ini adalah pengujian sistem yang telah dibangun. Sistem aplikasi presensi yang dibangun memanfaatkan cara kerja
qrcode telah berhasil diimplementasikan ke dalam sebuah program, yang dapat
diakses oleh user secara langsung. Serta penggunaan RMI (Remote Method Invocation) untuk pengambilan gambar telah berhasil diimplementasikan ke dalam sebuah program. Analisis sistem akan dibagi ke dalam beberapa bagian, yaitu penyelesaian rumusan masalah, pengukuran kinerja sistem, kelebihan, serta kekurangan sistem yang telah dibangun.
4.2.1.1. Pengujian Kinerja Sistem
4.2.1.1.1. Pengujian Aplikasi Presensi
KONDISI WEBCAM WAKTU
CAPTURE
SPESIFIKASI KAMERA
BISA LOGITECH
Webcam C170
1 detik Video calling (640 x 480 pixels)
with recommended system Video capture: Up to 1024 x 768 pixels
Logitech Fluid Crystal™
Technology3*
Photos: Up to 5 megapixels (software enhanced)
Built-in mic with noise reduction Hi-Speed USB 2.0 certified (recommended)
Laptop ASUS A42JC-VX062D
2 detik Webcamera 1.3 MP
+ mic (c-168) High Resolution CMOS Color Sensor
Resolution: 2.0 MP (interpolated 5M)
Interface 2.0
Imaging Distance 5cm to infinity Automatic Color Compensation
Tabel 4.1 Tabel pengujian kamera
4.2.1.1.2. Pengujian Aplikasi RMI
Proses pengukuran kinerja sistem dilakukan dalam 2 skenario yaitu saat kecepatan ethernet 100 mb/s dan 10 Mb/s. Untuk masing-masing kecepatan ethernet akan dilakukan pengujian, untuk topologi ketika server dan client berada dalam 1 router dan topologi ketika server dan client berada diantara 2 router. Pada setiap topologi akan dilakukan pengukuran waktu pengambilan gambar wajah karyawan yang melakukan presensi. Spesifikasi yang digunakan adalah:
1. Satu Router dengan operatingsystemXubuntu,
2. Computer server operating system windows 7 dengan processor Intel Core i5 processor 430M 2,26 Ghz, memori 2 Gb
3. Computer client dengan operating system windows XP , processor dual core e 5400 2,7 Ghz, memori 1 Gb, ethernet realtek RTC8139 Family PCI Fast Ethernet NIC #2.
4. Computer client dengan operating system windows XP , processor
4.2.1.1.2.1. Pengujian Kecepatan Ethernet 100 Mb/s
4.2.1.1.2.1.1. Pengujian topologi untuk client dan server berada dalam 1 router
4.2.1.1.2.1.1.1. Computer Client Dual Core
Untuk topologi ketika server berada dalam 1 router, menggunakan computer client dengan operating system windowws XP, processor dual core e 5400 2,7 Ghz, memori 1 Gb, ethernet realtek RTC8139 Family PCI Fast Ethernet NIC #2. Dari percobaan menggunakan spesifikasi diatas, didapat hasil pengujian seperti dalam tabel dibawah ini :
Jumlah
Tabel 4.2 Tabel pengujian Client Dual Core
Grafik pengujian
Gambar 4.1 Grafik pengujian Client Dual Core
Dari gambar grafik 4.1, didapat hasil yang ekuivalen yaitu semakin banyak jumlah gambar dan client maka akan mempengaruhi waktu pengambilan. Hal tersebut dibuktikan dalam tabel 4.2, waktu pengambilan 1 gambar adalah 0.12 detik, jika meningkat menjadi 5 gambar menjadi 0.36. Oleh karena itu bersifat ekuivalen.
4.2.1.1.2.1.1.2. Computer Client Celeron
Untuk topologi ketika server berada dalam 1 router ,menggunakan computer client dengan operating system windows XP , processor celeron CPU 2,53 Ghz 2,7 Ghz, memori 512 Mb, ethernet Realtex PCI e FE Family Controler.
Dari percobaan menggunakan spesifikasi diatas, didapat hasil pengujian seperti dalam tabel dibawah ini :
Jumlah client dalam
1 network Jumlah foto Time (s)
1 1 0.55
5 2.42
20 9.88
5 5 3.16
25 12.59
100 49.6
15 15 11.66
75 39.57
300 160.48
Tabel 4.3 Tabel pengujian Client Celeron
Grafik pengujian
Gambar 4.2 Grafik pengujian Client Celeron
Dari gambar grafik 4.2, didapat hasil yang ekuivalen yaitu semakin banyak jumlah gambar dan client maka akan mempengaruhi waktu pengambilan dibuktikan dalam tabel 4.3.
4.2.1.1.2.1.1.3. Dua network client (Computer Celeron dan Computer Dual core)
Untuk topologi ketika server berada dalam 1 router ,menggunakan computer client dengan operating system windows XP , processor celeron CPU 2,53 Ghz 2,7 Ghz, memori 512 Mb, ethernet Realtex PCI e FE Family Controler dan computer client dengan operating system windowws XP, processor dual core e 5400 2,7 Ghz, memori 1 Gb, ethernet realtek RTC8139 Family PCI Fast Ethernet NIC #2.
Dari percobaan menggunakan spesifikasi diatas, didapat hasil pengujian seperti dalam tabel dibawah ini :
Jumlah client dalam
1 network Jumlah foto Time (s)
1 2 1.13
10 3.15
40 11.28
5 10 4.62
50 15.3
200 58.1
15 30 13.18
150 45.67
600 177.53
Tabel 4.4 Client Celeron dan Dual Core
Grafik pengujian
Gambar 4.3 Grafik pengujian Client Celeron dan Dual Core
Dari grafik diatas, didapat hasil yang ekuivalen yaitu semakin banyak jumlah
gambar dan client maka akan mempengaruhi waktu pengambilan. Hal tersebut
dibuktikan pada tabel 4.3, dengan waktu yang semakin lama ketika melakukan
pengambilan data foto dalam jumlah banyak.
4.2.1.1.2.1.2. Pengujian topologi client dan server berada diantara 2 router Spesifikasi percobaan yang kedua adalah server dan client diantara 2 router :
1. Dua Router dengan operatingsystemXubuntu,
2. Computer client dengan operating system windows XP , processor dual core e 5400 2,7 Ghz, memori 1 Gb, ethernet realtek RTC8139 Family PCI Fast Ethernet NIC #2.
3. Computer client dengan operating system windows XP , Celeron CPU 2,53 Ghz, memori 512 Mb, ethernet Realtex PCI e FE Family Controler.
4. Computer serveroperating system windows 7 dengan processor Intel Core i5 processor 430M 2,26 Ghz, memori 2 Gb
4.2.1.1.2.1.2.1. Computer Client Dual Core
Untuk topologi ketika server dan client berada diantara 2 router, menggunakan computer client dengan operating system windowws XP, processor dual core e 5400 2,7 Ghz, memori 1 Gb, ethernet realtek RTC8139 Family PCI Fast Ethernet NIC #2.
Dari percobaan menggunakan spesifikasi diatas, didapat hasil pengujian seperti dalam tabel dibawah ini :
Jumlah
Tabel 4.5 Tabel pengujian Client Dual Core
Grafik pengujian
Gambar 4.4 Grafik pengujian Client Dual Core
Dari gambar grafik 4.4, didapat hasil yang ekuivalen yaitu semakin banyak jumlah gambar dan client maka akan mempengaruhi waktu pengambilan dibuktikan dalam tabel 4.5.
4.2.1.1.2.1.2.2. Computer Client Celeron
Untuk topologi ketika server dan client diantara 2 router ,menggunakan computer client dengan operating system windows XP , processor celeron CPU 2,53 Ghz 2,7 Ghz, memori 512 Mb, ethernet Realtex PCI e FE Family Controler.
Dari percobaan menggunakan spesifikasi diatas, didapat hasil pengujian seperti dalam tabel dibawah ini :
5 3.31
Tabel 4.6 Tabel pengujian Client Celeron
Pada tabel 4.6, waktu pengambilan berbanding lurus dengan jumlah foto. Jadi
Gambar 4.5 Grafik pengujian Client Celeron
Dari gambar grafik 4.5, didapat hasil yang ekuivalen yaitu semakin banyak jumlah gambar dan client maka akan mempengaruhi waktu pengambilan dibuktikan dalam tabel 4.6.
4.2.1.1.2.1.2.3. Dua network client (Computer Celeron dan Computer Dual core)
Untuk topologi ketika server dan client diantara 2 router ,menggunakan computer client dengan operating system windows XP , processor celeron CPU 2,53 Ghz 2,7 Ghz, memori 512 Mb, ethernet Realtex PCI e FE Family Controler dan computer client dengan operating system windowws XP, processor dual core e 5400 2,7 Ghz, memori 1 Gb, ethernet realtek RTC8139 Family PCI Fast Ethernet NIC #2.
Dari percobaan menggunakan spesifikasi diatas, didapat hasil pengujian seperti dalam tabel dibawah ini :
Jumlah client
Dari tabel 4.7 untuk pengambilan satu gambar, membutuhkan waktu 1.08 detik. Ketika 5 gambar membutuhkan 3.16 detik, begitu pula saat pengambilan 100 dan 300 gambar membutuhkan waktu 40,56 detik dan 176,98 detik. Dengan demikian jumlah foto berbanding lurus dengan waktu pengambilan gambar.
Grafik pengujian
Gambar 4.6 Grafik pengujian Client Celeron dan Dual Core
Dari grafik gambar 4.6 dapat dihasilkan kesimpulan bahwa semakin banyak jumlah foto maka akan semakin lama pula waktu pengambilan gambarnya. Hal tersebut dibuktikan dalam tabel 4.7.
4.2.1.2.2. Pengujian Kecepatan Ethernet 10 Mb/s
4.2.1.2.2.1 Pengujian topologi untuk client dan server berada dalam 1 router
4.2.2.2.2.1.1 Computer Client Dual Core
Untuk topologi ketika server berada dalam 1 router, menggunakan computer client dengan operating system windowws XP, processor dual core e 5400 2,7 Ghz, memori 1 Gb, ethernet realtek RTC8139 Family PCI Fast Ethernet NIC #2.
Dari percobaan menggunakan spesifikasi diatas, didapat hasil pengujian seperti dalam tabel dibawah ini :
Jumlah
Tabel 4.8 Tabel pengujian Client Dual Core
gambar dibutuhkan waktu 0.11 detik, 5 gambar 0.47, 20 gambar 1.78 dan 300 gambar 26.7 detik.
Grafik pengujian
Gambar 4.7 Grafik pengujian Client Dual Core
Dari gambar grafik 4.7, didapat hasil yang ekuivalen yaitu semakin banyak jumlah gambar dan client maka akan mempengaruhi waktu pengambilan dibuktikan dalam tabel 4.8.
4.2.2.2.2.1.2. Computer Client Celeron
Untuk topologi ketika server berada dalam 1 router ,menggunakan computer client dengan operating system windows XP , processor celeron CPU 2,53 Ghz 2,7 Ghz, memori 512 Mb, ethernet Realtex PCI e FE Family Controler.
Dari percobaan menggunakan spesifikasi diatas, didapat hasil pengujian seperti dalam tabel dibawah ini :
Jumlah client dalam
1 network Jumlah foto Time (s)
1 1 0.76
5 2.7
20 9.84
5 5 3.39
25 13.51
100 53.12
15 15 11.84
75 43.66
300 199.66
Tabel 4.9 Tabel pengujian Client Celeron
Grafik pengujian
Gambar 4.8 Grafik pengujian Client Celeron
Dari gambar grafik 4.8, didapat hasil yang ekuivalen yaitu semakin banyak jumlah gambar dan client maka akan mempengaruhi waktu pengambilan dibuktikan dalam tabel 4.9.
4.2.2.2.2.1.3. Dua network client (Computer Celeron dan Computer Dual core) Untuk topologi ketika server berada dalam 1 router ,menggunakan computer client dengan operating system windows XP , processor celeron CPU 2,53 Ghz 2,7 Ghz, memori 512 Mb, ethernet Realtex PCI e FE Family Controler dan computer client dengan operating system windowws XP, processor dual core e 5400 2,7 Ghz, memori 1 Gb, ethernet realtek RTC8139 Family PCI Fast Ethernet NIC #2.
Dari percobaan menggunakan spesifikasi diatas, didapat hasil pengujian seperti dalam tabel dibawah ini :
40 12.41
Tabel 4.10 Tabel Pengujian Client Celeron dan Dual Core
Pada skenario topologi 1 router dengan 2 network client didapatkan waktu pengambilan berbanding lurus dengan jumlah foto. Jadi semakin banyak foto dan jumlah client maka waktu yang dibutuhkan akan semakin lama. Hal tersebut dapat dilihat dari waktu pengambilan data foto semakin lama ketika jumlah foto semakin banyak. Dalam pengujian ini, untuk 1 gambar dibutuhkan waktu 0.96 detik, 5 gambar 3.27, 20 gambar 12.41 dan 300 gambar 209.71 detik.
Grafik pengujian
Gambar 4.9 Grafik pengujian Client Celeron dan Dual Core
Dari grafik diatas, didapat hasil yang equivalen yaitu semakin banyak jumlah
gambar dan client maka akan mempengaruhi waktu pengambilan.
4.2.1.2.2.2. Pengujian topologi untuk client dan server berada diantara 2 router Spesifikasi percobaan yang kedua adalah server dan client diantara 2 router :
1. Dua Router dengan operatingsystemXubuntu,
2. Computer client dengan operating system windows XP , processor dual core e 5400 2,7 Ghz, memori 1 Gb, ethernet realtek RTC8139 Family PCI Fast Ethernet NIC #2.
3. Computer client dengan operating system windows XP , Celeron CPU 2,53 Ghz, memori 512 Mb, ethernet Realtex PCI e FE Family Controler.
4. Computer serveroperating system windows 7 dengan processor Intel Core i5 processor 430M 2,26 Ghz, memori 2 Gb
4.2.1.2.2.2.1. Computer Client Dual Core
Untuk topologi ketika server dan client berada diantara 2 router, menggunakan computer client dengan operating system windowws XP, processor dual core e 5400 2,7 Ghz, memori 1 Gb, ethernet realtek RTC8139 Family PCI Fast Ethernet NIC #2.
Dari percobaan menggunakan spesifikasi diatas, didapat hasil pengujian seperti dalam tabel dibawah ini :
75 7.38
300 27.45
Tabel 4.11 Tabel pengujian Client Dual Core
Pada tabel 4.11, waktu pengambilan berbanding lurus dengan jumlah foto. Jadi
Gambar 4.10 Grafik pengujian Client Dual Core
Dari gambar grafik 4.10, didapat hasil yang ekuivalen yaitu semakin banyak jumlah gambar dan client maka akan mempengaruhi waktu pengambilan dibuktikan dalam tabel 4.11.
4.2.1.2.2.2.2. Computer Client Celeron
Untuk topologi ketika server dan client diantara 2 router ,menggunakan computer client dengan operating system windows XP , processor celeron CPU 2,53 Ghz 2,7 Ghz, memori 512 Mb, ethernet Realtex PCI e FE Family Controler.
Dari percobaan menggunakan spesifikasi diatas, didapat hasil pengujian seperti dalam tabel dibawah ini :
Jumlah
Tabel 4.12 Tabel pengujian Client Celeron
Grafik pengujian
Gambar 4.11 Grafik pengujian Client Celeron
Dari gambar grafik 4.11, didapat hasil yang ekuivalen yaitu semakin banyak jumlah gambar dan client maka akan mempengaruhi waktu pengambilan dibuktikan dalam tabel 4.12.
4.2.1.2.2.2.3. Dua network client (Computer Celeron dan Computer Dual core)
Untuk topologi ketika server dan client diantara 2 router ,menggunakan computer client dengan operating system windows XP , processor celeron CPU 2,53 Ghz 2,7 Ghz, memori 512 Mb, ethernet Realtex PCI e FE Family Controler dan computer client dengan operating system windowws XP, processor dual core e 5400 2,7 Ghz, memori 1 Gb, ethernet realtek RTC8139 Family PCI Fast Ethernet NIC #2.
Dari percobaan menggunakan spesifikasi diatas, didapat hasil pengujian seperti dalam tabel dibawah ini :
Jumlah client
Tabel 4.13 Tabel pengujian Client Celeron dan Dual Core
Dari tabel 4.13 untuk pengambilan satu gambar, membutuhkan waktu 0.64 detik. Ketika 5 gambar membutuhkan 2.73 detik, begitu pula saat pengambilan 100 dan 300 gambar membutuhkan waktu 61.37 detik dan 190.15 detik. Dengan demikian jumlah foto berbanding lurus dengan waktu pengambilan gambar.
Grafik Pengujian
Gambar 4.12 Grafik pengujian Client Celeron dan Dual Core
Dari grafik gambar 4.12 dapat dihasilkan kesimpulan bahwa semakin banyak jumlah foto maka akan semakin lama pula waktu pengambilan gambarnya. Hal tersebut dibuktikan dalam tabel 4.13.
4.3. Pembahasan Pengujian
Dari pengujian yang telah dilakukan didapatkah beberapa point kesimpulan:
1. Aplikasi berhasil dibuat dan aplikasi dapat dijalankan.
2. Spesifikasi webcam yang dapat digunakan dalam aplikasi ini adalah diatas 1.3 Megapixel dan disarankan sudah memiliki autofocus.
3. Waktu pembacaan qrcode sekitar 1-2 detik untuk device yang memenuhi spesifikasi. Jika tidak memenuhi spesifikasi maka qrcode
tidak dapat terbaca.
4. Waktu bebanding lurus dengan jumlah foto hal itu dapat dilihat dari setiap tabel pengujian yang sudah dilakukan.
5. Topologi jaringan sedikit mempengaruhi pengambilan gambar. Hal ini dapat dilihat dalam tabel berikut :
computer kecepatan
ethernet
Rata-rata perbedaan waktu pengambilan
server dan client berada dalam 1 router
dan 2 router
dualcore 100 Mb/s 0.1 detik
celeron 4 detik
dualcore dan celeron 3 detik
dualcore 10 Mb/s 0.3 detik
celeron 3 detik
Dari tabel diatas rentang waktu rata-rata ketika server dan client berada dalam 1 router dan 2 router perbedaannya maksimal sekitar 3 detik. Sehingga dapat disimpulkan Topologi jaringan sedikit mempengaruhi pengambilan gambar.
6. Pada topologi 1 router, ideal waktu yang dibutuhkan untuk pengambilan gambarnya adalah 0.1 detik untuk client dengan processor dual core baik untuk kecepatan ethernet 10 ataupun 100 Mb/s. Pada computer client celeron waktu ideal yang dibutuhkan adalah 1 detik. Pada 2 client 1 detik.
Sedangkan pada waktu ideal untuk topologi 2 router client dualcore adalah 0.5 detik sedangkan client celeron 1 detik. Pada 2 client yaitu 1 detik baik kecepatan ethernet 10 Mb/s maupun 100 Mb/s.
BAB V.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pembangunan sistem presensi karyawan ini dibangun memanfaatkan cara
kerja qrcode dan Remote Method Invocation (RMI) untuk pengambilan gambar di
komputer karyawan. Penelitian ini merupakan studi untuk mengetahui ujuk kerja
Remote Method Invocation (RMI) pada aplikasi presensi karyawan. Kesimpulan
yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Laporan hasil presensi karyawan dapat diperoleh secara cepat dengan adanya
aplikasi presensi karyawan. Hal itu disebabkan laporan dapat dicetak dalam
kertas, baik laporan harian, bulanan,dan tahunan.
2) Penggunaan teknologi qrcode sangat membantu kinerja aplikasi presensi
karena menggunakan device webcam yang mempunyai nomilal terjangkau
dibandingkan RFID.
3) Kedisiplinan karyawan dapat dilihat dari capture aktifitas yang dilakukan oleh
karyawan.
4) Pengambilan gambar yang dilakukan oleh server, pada skenario komputer
karyawan masih dalam satu router waktu pengambilan gambar tidak terpaut
jauh dibandingkan dengan komputer karyawan yang berada diantara dua
5) Pengambilan gambar pada komputer client dalam jumlah banyak akan
menurunkan unjuk kerja server. Hal itu diselesaikan dengan adanya
scheduling dalam pengambilan gambar ke komputer karyawan. Schedul
pengambilan dilakukan satu per satu dari jumlah client yang terhubung ke
server.
5.2 Saran
Saran yang dapat penulis berikan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Bagi Peneliti Selanjutnya
Sistem ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, sebaiknya bagi
peneliti selanjutnya dapat memperbaiki kualitas dan kinerja sistem,
diantaranya :
DAFTAR PUSTAKA
[1] Amanah Burhania Rizky, I Made Wiryana. Aplikasi Mobile dengan Barcode 2D untuk Informasi Biodiversitas.,[pdf],
(http://papers.gunadarma.ac.id/index.php/industry/article/viewFile/736/70
9), Diakses pada tanggal 31 Desember 2012).
[2] Bellina,Mira. Sistem Informasi Absensi Pegawai pada Cv. Flashindomedia Medan Berbasis Web.,[pdf],
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7806/1/09E02447.pdf),
Diakses pada tanggal 19 Januari 2012).
[3] Abdul Fadlil, Kartika Firdausy, Fauzi Hermawam. Pengembangan Sistem Basis Data Presensi Perkuliahan Dengan Kartu mahasiswa
Ber-Barcode.,[pdf],
(http://telkomnika.ee.uad.ac.id/n9/files/Vol.6No.1Apr08/6.1.4.08.09.pdf),
Diakses pada tanggal 19 Januari 2012).
[4] M. Pasca Nugraha, Dr. Ir. Rinaldi Munir M.T. Pengembangan Aplikasi QR Code Generator dan QR Code Reader dari Data Berbentuk
Image.,[pdf],
(
http://webmail.informatika.org/~rinaldi/Penelitian/Makalah-KNIF-2011-05.pdf), Diakses pada tanggal 2 Februari 2012).
[5] Fahmi Mohammad Priadi . Framework Mobile Payment Menggunakan Barcode 2D Sebagai Media Trandfer Informasi
Penggina.,[pdf],(
[6] Anonim 2012. MySql.,[pdf],
(
http://elearning.amikom.ac.id/index.php/download/materi/190302068-ST080-27/MySQL.pdf), Diakses pada tanggal 13 Januari 2012).
[7] Anonim 2012. Kajian Pustaka.,[pdf],
(http://repository.unikom.ac.id/repo/sector/kampus/view/blog/key/27/QRC
ODE-Jaringan-Pertemanan-Unikom.pdf), Diakses pada tanggal 2 Februari
2012).
[8] Anonim 2012. Tinjauan Pustaka.,[pdf],
(http://repository.upi.edu/operator/upload/s_d545_0605439_chapter2.pdf)
, Diakses pada tanggal 19 Januari 2012).
[9] Anonim 2012. Pengujian dan Analisis.,[pdf],
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29816/1/Appendix.pdf),
Diakses pada tanggal 23 April 2012).
[10] Pressman Roger S and Harnaningrum LN(Penerjemah) . 2002. Rekayasa Perangkat Lunak : Pendekatan Praktisi (Buku I) [Buku]. - Yogyakarta : Andi.
[11] Suryana Taryana dan Musnansyah M.T. Ahmad. 2007. Metode RUP [Buku]. - Bandung : STMIK LIKMI BANDUNG.
LAMPIRAN 1.
NARASI USE CASE
1. USECASE PRESENSI ... 63
2. USECASESETTING KONFIGURASI ... 64
1. Usecase Presensi
Nama Use Case: Presensi
Aktor: Karyawan
Deskripsi Use Case: Use case ini menggambarkan proses dimana karyawan melakukan presensi. Karyawan harus melakukan pembacaan
qrcode.
Prakondisi Karyawan telah memiliki kartu presensi.
Trigger: -
Langkah Umum: Kegiatan Aktor Respon Sistem
Langkah 2: karyawan melakukan pembacaan
qrcode dengan
mengarahkan kartu presensi ke kamera
Langkah 1: Sistem akan menampilkan halaman presensi karyawan.
Langkah 3: Sistem mengecek validasi di database.
Langkah 4: Sistem menampilkan peringatan presensi berhasil.
Langkah Alternatif: Alt- Langkah 2,4: Admin mengklik tombol KELUAR, sehingga tidak jadi melakukan presensi dan keluar dari aplikasi.
Alt- Langkah 3: Jika pembacaan qrcode gagal maka akan menampilkan pesan kesalahan.