• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan materi menyimak level beginner berbasis interkultural untuk pembelajar BIPA - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengembangan materi menyimak level beginner berbasis interkultural untuk pembelajar BIPA - USD Repository"

Copied!
192
0
0

Teks penuh

(1)

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Disusun Oleh : Yakub Lanang Prakosa

071224003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

PENGEMBANGAN MATERI MENYIMAK LEVEL BEGINNER BERBASIS INTERKULTURAL UNTUK PEMBELAJAR BIPA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Disusun Oleh : Yakub Lanang Prakosa

071224003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv   

Motto

1. Positif thinking pasti pikirannya ditambah, negative thinking pasti pikirannya dikurangi (Penulis).

(6)

 

v   

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan sebagai tanda cintaku kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikanku sukacita dan semangat

yang selalu baru dalam mengerjakan skripsi ini.

2. Bapak Joedo Muljono Hadi Wardojo, Ibu Sri Djuati, keluarga Nur Hakim,

keluarga Edi Purwanto, keluarga Daud Lanang Prabowo, Samuel

Wicaksono Jati, Obey Immanuel Putra Prabowo, Abraham Resitama, dan

Exel Joy Immanuel Putra Prabowo, terima kasih atas dukungan dan

doanya.

3. Yuni Suprihati yang selalu mendampingi seluruh proses pembuatan skripsi

ini.

4. Komisi Pemuda Timotius GKMI Yogyakarta, Pdt. Rudyanto, Rya

Rosantika, Theo Angga, Y. Laras, Kris Tiyanti, Giovan Setiawan, dan

lain-lain. Terima kasih atas dukungannya, mari bersekutu lagi di hari

(7)

vi   

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 12 Desember 2011

Penulis

(8)

 

vii   

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Yakub Lanang Prakosa

Nomor Mahasiswa : 071224003

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Universitas Sanata Dharma, karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGEMBANGAN MATERI MENYIMAK LEVEL BEGINNER

BERBASIS INTERKULTURAL UNTUK PEMBELAJAR BIPA

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Universitas Sanata Dharma, hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk keperluan akademis tanpa perlu minta izin dari saya maupun memberikan royalti pada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya,

(9)

viii   

ABSTRAK

Prakosa, Yakub Lanang. 2011.Pengembangan Materi Menyimak Level Beginner Berbasis Interkultural untuk Pembelajar BIPA. Skripsi PBSID. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Skripsi ini merupakan penelitian pengembangan. Penelitian pengembangan ini menghasilkan produk silabus dan materi pembelajaran keterampilan menyimak untuk level beginner. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah (1) Materi menyimak seperti apakah yang sesuai dengan pembelajar BIPA level

beginner? (2) Bagaimana pengembangan materi menyimak untuk pembelajar BIPA level beginner berbasis interkultural?

Pengembangan produk ini diawali dengan analisis kebutuhan untuk mengetahui kebutuhan materi menyimak pembelajar BIPA level beginner. Analisis kebutuhan dilakukan dengan membagikan kuesioner pembelajar BIPA level beginner dan wawancara terhadap guru bahasa Indonesia di Wisma Bahasa Yogyakarta. Berdasarkan analisis kebutuhan dapat disimpulkan bahwa pembelajar menginginkan topik materi (1) Salam, (2) Memperkenalkan diri, (3) Makan, (4) Transportasi dan (5) Berbelanja. Hasil analisis kebutuhan tersebut digunakan dalam pengembangan materi menyimak dengan prosedur: (1). Pengembangan Model Dick & Carey, (2) analisis kebutuhan, dalam bentuk wawancara dan angket, (3) draf silabus pembelajaran, (4) draf materi pembelajaran, (5) uji coba tahap I, (6) revisi (konsultasi para ahli), (7) uji coba tahap II, (8) revisi (konsultasi para ahli), dan (9) produk silabus dan materi pembelajaran.

Produk ini belum diujicobakan di kelas nyata. Untuk mengetahui tingkat kelayakan produk, diadakan penilaian oleh satu orang dosen ahli bahasa Indonesia dan dua pengajar bahasa Indonesia dari Wisma Bahasa Yogyakarta. Hasil penilaian dari satu dosen ahli dan dua orang pengajar bahasa Indonesia dari Wisma Bahasa Yogyakarta digunakan peneliti sebagai bahan revisi untuk penyempurnaan produk.

Pengembangan produk materi menyimak ini dikaji berdasarkan pemahaman interkultural dan materi pembelajaran mengacu pada hasil analisis kebutuhan pembelajar BIPA dan wawancara dengan pengajar bahasa Indonesia dari Wisma Bahasa Yogyakarta.

Produk materi ini dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran menyimak level

(10)

 

ix   

ABSTRACT

Prakosa, Yakub Lanang. 2011.Development of Interculturally ─ Based Listening Materials for BIPA learners in Beginner Level. A Thesis of PBSID. Yogyakarta: Sanata Dharma University.

This thesis is a development research. This development research produces syllabus and learning materials of listening skill for Beginner Level. Problems raised and formulated in this research are (1) What kind of listening materials are appropriate for BIPA learners in Beginner Level? (2) How is the development of listening materials for intercultural based BIPA learners in beginner level?

This product development started with a need analysis in order to find out listening materials’ needed of BIPA learners in beginner level. The need analysis was conducted by distributing questioners to BIPA learners in beginner level and through interviews with Bahasa Indonesia teachers in Wisma Bahasa Yogyakarta. Based on the need analysis it can be concluded that the learners need materials with the following topics: (1) Greeting, (2) Self Introduction, (3) Food and Baverages, (4) Transportation and (5) Shopping. That result of need analysis was used in listening materials’ development with procedures of: (1) Development of Dick and Carey Model, (2) need’s analysis, in kind of interviews and questioners, (3) draft of learning syllabus, (4) draft of learning materials, (5) try out Stage I, (6) revision (consultation with the experts), (7) try out Stage II, (8) revision (consultation with the experts), and (9) product of Syllabus and learning materials.

This product has not been tested in real class. In order to know the product’s feasibility and properness at the product, evaluations by an expert lecturers of Bahasa Indonesia and two Bahasa Indonesia teachers form Wisma Bahasa Yogyakarta were conducted. The researcher used that evaluation result as for revising materials to complete the product.

This listening materials product development was examined based on intercultural understanding and learning materials with a reference to the need’s analysis of BIPA learners and interviews with Bahasa Indonesia teachers from Wisma Bahasa Yogyakarta.

(11)

x   

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat, rahmat,

dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.

Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah.

Penulis menyadari keberhasilan penulisan skripsi ini tentu tidak lepas dari

bantuan, dukungan, nasihat, kerja sama, dan bimbingan yang diberikan berbagai

pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Setya Tri Nugraha,S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing I yang sangat

baik, sabar, dan memberikan dorongan serta kritik selama proses

penyusunan skripsi.

2. Bapak Agung Siswanto, selaku pengajar di Wisma Bahasa Yogyakarta yang

dengan sabar membantu dan meluangkan waktu kepada penulis dalam

penyusunan skripsi.

3. Dr. Yuliana Setiyaningsih selaku Kaprodi yang telah mendukung dan memberi kemudahan selama penyusunan skripsi.

4. Drs. R. Rohandi, M. Ed., Ph.D, selaku Dekan FKIP serta C. Tutyandari,

S.Pd., M.Pd., selaku ketua jurusan PBS yang telah memberikan izin

penelitian kepada penulis.

5. Bapak Agus selaku direktur Wisma Bahasa Yogyakarta yang telah

(12)

 

xi   

6. Seluruh pengajar dan murid-murid di Wisma Bahasa Yogyakarta yang telah

menyediakan waktu dan membantu penulis selama proses penelitian.

7. Seluruh pegawai di Wisma Bahasa Yogyakarta yang membantu

memperlancar proses penelitian.

8. Para dosen PBSID serta karyawan sekretariat PBSID, khususnya Mas Dadi

yang dengan sabar memperlancar administrasi kuliah.

9. Bapak, Ibu, kakak dan keponakan yang selalu memberikan semangat, doa,

kebebasan, dan dukungan kepada penulis selama penyusunan skripsi.

10. Teman-teman seperjuanganku Almendo Thio Lindra S.Pd., Efisien Dakhi

S.Pd., Erni Dwi Widowati S.Pd., Rooselina Ayu Setyaningrum S.Pd., dan

Hastri Eva Febriantari S.Pd.,

11. Teman-teman seperjuangan di PBSID angkatan 2007, yang selalu

memberiku keceriaan dan kebersamaan yang manis selama kita kuliah

sampai proses penulisan skripsiku.

12. Keluarga Arif Yuwono dan teman-teman di Super Photo Studio, terima

kasih atas dukungannya, senang bisa bekerja dengan kalian.

13. Sobatku di GKMI Sola Gratia Semarang, atas dukungan doa dan semangat

yang kalian berikan.

14. Komunitas Youth for Peace (Y4P) terima kasih atas perhatian yang telah

kalian berikan kepada penulis. Mari menjadi pembawa damai di dunia ini.

15. Khusus untuk pendukung setiaku, Jonathan Yonas, Johan Kurniawan, Abia

Margiono, Dyah Sri Utami, dan ibu Ani Widjaja, terima kasih atas

(13)

xii   

16. Seluruh warga dusun Tegal Mindi dan OREGAL, terima kasih telah

memberikan tempat yang nyaman untuk penulis selama di Yogyakarta ini.

17. Semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini, yang

tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari

sempurna. Meskipun demikian, penulis berharap skripsi ini dapat memberikan

manfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 12 Desember 2011

(14)

 

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMISI……….. vii

ABSTRAK ... viii

1.4 Spesifikasi Produk yang Diharapkan ………. 3

1.5 Pentingnya Pengembangan………. 4

1.6 Definisi Istilah………. 4

(15)

xiv   

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori-teori Terdahulu yang Relevan …..………. 8

2.1.1 Pengertian, Fungsin dan tujuan BIPA ……….…………. 8

2.1.2 Penyusunan Materi Menyimak BIPA ……….. 16

2.1.3 Prinsip-prinsip Pengajaran Menyimak ... 12

2.1.4 Pendekatan Interkultural ... 24

2.1.5 Kompetensi dan performansi ... 18

2.1.6 Model Pengembangan ... 19

2.2 Kajian Hasil-hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 27

3.2 Model Pengembangan ... 27

3.3 Prosedur Pengembangan ... 28

3.4 Uji Coba Produk ... 29

3.5 Desain Uji Coba ... 30

3.6 Subjek Uji Coba ... 30

3.7 Jenis Data ………. 30

3.8 Instrumen Pengumpulan Data ……….. 31

3.9 Teknik Analisis Data ……… 31

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN 4.1 Penyajian Data Uji ... 34

4.2 Penjabaran Analisis Kebutuhan melalui Wawancara ... 45

(16)

 

xv   

4.3.1 Paparan Hasil Uji Coba Pertama oleh Pengajar BIPA di Wisma

Bahasa Yogyakarta ……..……….. 49

4.3.2 Paparan Hasil Uji Coba Kedua oleh Pengajar BIPA di Wisma Bahasa Yogyakarta ... 54

4.4 Revisi Produk ... 60

BAB V PENUTUP 5.1 Kajian Produk yang Telah di Revisi ... …… 61

5.1.1 Kajian Materi Pembelajaran Menyimak Level Beginner Berbasis Interkultural untuk Pembelajar BIPA ... 5.2 Saran ... 62

5.2.1 Saran untuk Keperluan pemanfaatan Produk ... 62

5.2.2 Saran untuk Keperluan Pengembangan Lebih Lanjut ... 63

5.2.3 saran untuk Penulis Bahan Pembelajaran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 65

PRODUK MATERI PEMBELAJARAN MENYIMAK LEVEL BEGINNER

BERBASIS INTERKULTURAL UNTUK PEMBELAJAR BIPA LAMPIRAN

(17)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pengajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) memiliki karakteristik yang berbeda dengan pengajaran bahasa Indonesia bagi penutur asli. Pembelajar BIPA adalah pembelajar yang telah memiliki bahasa pertama dan memiliki latar belakang budaya yang berbeda. Perbedaan tersebut tentulagi akan berdampak kepada materi pelajaran yang digunakan.

Seorang pengajar BIPA harus memiliki pengetahuan tentang penyusunan materi pembelajaran BIPA. Penyusunan materi merupakan unsur yang sangat penting yang harus disiapkan oleh pengajar. Seorang pengajar BIPA harus menyusun materi pembelajaran materi yang bervariasi. Tersedianya sejumlah materi yang bervariasi itu memungkinkan juga para pengajar mengadakan pilihan-pilihan yang dapat disajian kepada pembelajar (Rombepajung, 1988 : 13). Materi yang bervariasi ini dilakukan juga semata-mata untuk penyediaan materi berdasarkan kebutuhan para pembelajar. Materi disusun berdasarkan level pembelajar.Dalam pengajaran BIPA, ada tiga level yang membedakan pembelajar yang satu dengan yang lain, yakni : beginner (pemula), intermediate (menengah), dan advance (mahir). Materi yang akan dikembangkan oleh peneliti ditujukan untuk pembelajar tingkat beginner.

(18)

2

yang saling melengkapi. Ini mengindikasikan bahwa materi bahasa Indonesia tidak hanya sekadar mengajarkan tata bahasa Indonesia dan penggunaan bahasa Indonesia, tetapi juga mengajarkan budaya Indonesia yang mana melandasi pembentukan Bahasa Indonesia.

(19)

1.2Rumusan masalah

Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan di atas maka rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut:

1. Materi menyimak seperti apakah yang sesuai dengan pembelajar BIPA level beginner?

2. Bagaimana pengembangan materi menyimak untuk pembelajar BIPA level beginner berbasis interkultural?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian mengenai rumusan masalah maka tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah tersusunnya pengembangan materi tingkat beginner berbasis Interkultural untuk pembelajar BIPA.

1.4Spesifikasi Produk yang Diharapkan

Penelitian pengembangan ini bertujuan pokok menghasilkan: (1) seperangkat bahan pembelajaran bahasa Indonesia untuk keterampilan menyimak level awal (beginner) dalam bentuk cetak/hard copy dan CD/ soft copy untuk menfasilitasi pembelajaran BIPA, (2) buku kerja untuk pembelajaran berbahasa Indonesia bagi pembelajar BIPA.

(20)

4

pembelajaran, (4) kegiatan pembelajaran, (5) alokasi waktu, (6) latihan-latihan dan (7) catatan budaya.

1.5Pentingnya Pengembangan

Ada empat alasan pentingnya pengembangan materi menyimak level beginner untuk pembelajar BIPA, empat alasan adalah sebagai berikut.

A. Produk pengembangan dapat ini digunakan sebagai salah satu contoh pengembangan materi menyimak level awal (beginner) berbasis Interkultural untuk pembelajar BIPA.

B. Menyediakan materi menyimak level awal (beginner) berbasis Interkultural untuk pembelajar BIPA dengan komponen penting yang mendukung pembelajaran materi membaca.

C. Produk pengembangan materi menyimak kini dapat menciptakan situasi belajar yang lebih aktif, menyenangkan, dan menarik bagi pembelajar BIPA. D. Produk pengembangan materi menyima kini diharapkan memberikan

motivasi dan wawasan bagi pengajar BIPA untuk mengembangkan materi-materi berbasis Interkultural yang lebih inovatif.

1.6Definisi Istilah

Definisi istilah ini dilakukan pada empat batasan berikut ini. A. Pengembangan

(21)

mempelajari masalah-masalah agar mendapatkan pemecahan yang teruji validitasnya dan praktis bias dilaksanakan (Elly melalui Gafur, 1980 : 21). B. Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran adalah isi yang diberikan kepada siswa pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar (Sudjana, 1989 : 67).

C. Keterampilan Menyimak

Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta makna komunikasi yang tidak disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan (Tarigan 1985:19).

D. Interkultural

Interkultural adalah Proses komunikasi antar pribadi merupakan interaksi antar pribadi dan komunikasi antar pribadi yang dilakukan oleh beberapa orang yang memiliki latar belakang kebudayaan yang berbeda (Liliweri. 2002 : 13).

1.7Sistematika Penulisan Skripsi initerdiri dari lima bab. (1) Bab I Pendahuluan

(22)

6

(2) Bab II Kajian Pustaka

Bab ini berisi tentang (a) kajian teori-teori terdahulu yang relevan dan (b) kajian hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan.

(3) Bab III Metode Pengembangan

Bab ini berisi tentang (a) jenis penelitian, (b) model pengembangan, (c) prosedur pengembangan, (d) uji coba produk, (e) disain uji coba, (f) subyek uji coba (g) jenis data, (h) instrumen pengumpulan data, dan (i) teknik analisis data.

(4) Bab IV Hasil Pengembangan

Bab ini berisi tentang (a) penyajian data uji coba, (b) analisis data, (c) revisi produk.

(5) Bab V Penutup

(23)

7 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1Kajian Teori-teori Terdahulu yang Relevan

2.1.1 Pengertian, Fungsi, dan Tujuan Pengajaran BIPA A. Pengertian BIPA

BIPA adalah bentuk singkat dari Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing. Dalam hal ini, bahasa Indonesia menjadi bahasa asing bagi penutur asing atau orang yang memiliki bahasa selain bahasa Indonesia. Misalnya, penutur bahasa Inggris, Prancis, Jerman, Jepang, dan Arab dapat disebut sebagai penutur asing (GBPP, 2004).

B. Fungsi BIPA

Materi ajar bahasa indonesia merupakan materi utama yang diajarkan di dalam lembaga-lembaga kursus BIPA yang pembelajarnya terdiri adalah orang-orang asing. Dalam kaitan itu, bahasa Indonesia berfungsi sebagai sarana komunikasi dan sebagai alat untuk memahami berbagai aspek kehidupan dalam masyarakat Indonesia, baik aspek ilmu pengetahuan, politik, ekonomi, maupun seni budaya Indonesia (GBPP, 2004).

C. Tujuan Pengajaran BIPA

(24)

8

kemampuan tersebut diharapkan dapat dicapai selama empat semester sesuai dengan jenjang kursus yang ditempuh (GBPP, 2004).

2.1.2 Penyusunan Materi Menyimak BIPA

Materi Pembelajaran BIPA merupakan tugas utama setelah mengadakan analisis kebutuhan pembelajar yang harus dilaksanakan oleh pengajar BIPA. Kegiatan melaksanakan analisis kebutuhan merupakan suatu kegiatan yang pertama kali harus dilakukan di dalam setiap model desain sistem instruksional. Hal ini menunjukkan begitu pentingnya melacak informasi tentang harapan dan kenyataan, yakni kemampuan yang harus dimiliki dengan kemampuan yang telah dimiliki (Sanjaya, 2008: 92).

Materi menyimak BIPA dapat digunakan dengan mudah oleh pengajar dan pembelajar. Materi tidak hanya disusun berdasarkan kemampuan pengajar, tetapi juga memperhatikan tingkatan pembelajar. Tarigan,(1985 : 86) mengatakan ‘Sang guru dapat memilih bahan yang sesuai dengan kondisi dan situasi’. Oleh karena itu, teks-teks bacaan yang disajikan kepada pembelajar beginner harus bacaan yang sederhana dengan topik yang menarik berdasarkan kebutuhannya.

2.1.3 Prinsip-Prinsip Pengajaran Menyimak

(25)

baya. Perbedaan pendekatan ini pun akan berimbas pada metode, teknik, dan media yang digunakan.

Tempat kegiatan pembelajaran dilakukan juga sangat mempengaruhi keberhasilan pengajaran. Apabila pembelajaran dilaksanakan ditempat bahasa target, maka keberhasilan pengajaranakan semakin tinggi, karena pengajar juga dapat menggunakan metode langsung dengan membawa siswa asing ke tempat-tempat penting untuk pembelajaran.

Pembelajaran BIPA pada keterampilan menyimak untuk level beginner, materi ajar dapat disajikan dalam tema-tema sebagai berikut (Sunendar, 2008 : 283):

a. Benda-benda yang ada didalam kelas b. Warna

c. Binatang d. Angka 1-100

e. Waktu (jam, hari, bulan, tahun) f. Istilah kekeluargaan

g. Indentifikasi diri h. Ungkapan salam

Dari tema-tema yang akan disampaikan untuk level beginner, dapat menggunakan teknik-teknik pembelajaran keterampilan menyimak bagi tingkat pemula, dapat dilakukan dengan teknik berikut (Sunendar, 2008 :284):

(26)

10

c. Permainan kartu d. Dikte

e. Wawancara

f. Permainan memori g. Biografi

h. Manajemen kelas i. Kisah diri

j. Permainan telepon

Proses menyimak menuntut motivasi dan perhatian dari pendengar. Tanpa keinginan dan perhatian, sulit mengharapkan hasil yang memuaskan. Berdasarkan caranya, menyimak terdiri atas beberapa macam, yakni, seperti berikut :

1. Menyimak Intensif

Menyimak memahami secara terperinci, teliti, dan mendalami bahan yang disimak.

2. Menyimak Ekstensif

Menyimak memahami secara sepintas dan umum dalam garis-garis besar atau butir-butir penting tertentu.

3. Menyimak untuk Belajar

Melalui kegiatan menyimak, seseorang mempelajari berbagai hal yang dibutuhkan. Misalnya, para siswa menyimak ceramah guru bahasa Indonesia, para siswa mendengarkan suara radio, televisi, dan sebagainya.

(27)

Menyimak sesuatu untuk menghibur dirinya. Misalnya, menyimak pembacaan cerita-cerita lucu, pertunjukan sandiwara, film, dan sebagainya.

5. Menyimak untuk Menilai

Menyimak mendengarkan, memahami isi simakan, menelaah, mengkaji, menguji, dan membandingkan dengan pengalaman serta pengetahuan menyimak.

6. Menyimak Diskriminatif

Menyimak untuk membedakan bunyi suara. Dalam belajar bahasa inggris, misalnya siswa harus dapat membedakan bunyi (i) dan (i:).

7. Menyimak Pemecahan Masalah

Menyimak mengikuti uraian pemecahan masalah secara kreatif dan analisis yang disampaikan oleh si pembicara. Mungkin juga penyimak dapat memecahkan masalah yang dihadapinya, secara kreatif dan analisis setelah yang bersangkutan mendapat informasi dari menyimak sesuatu.

2.1.4 Pendekatan Interkultural

Pendekatan interkultural disarikan dari buku UNESCO Guidelines on Intercultural Education, dalam pembahasannya dalam pendidikan interkultural mempunyai tigak prinsip. Prinsip-prinsip Interkultural dalam pendidikan adalah sebagai berikut.

Prinsip 1: Pendidikan interkultural menghormati identitas budaya pembelajar.

Prinsip pertama bisa dicapai melalui:

(28)

12

b. Memasukkan sejarah, pengetahuan dan teknologi, sosial, ekonomi, dan budaya.

c. Membantu pembelajar untuk memahami dan mengapresiasi warisan budaya.

d. Bertujuan mengembangkan pembelajar untuk menghormati identitas budaya, bahasa dan nilai dalam masyarakat.

e. Menggunakan sumber lokal atau daerah. 2. Pengembangan metode pengajaran yang:

a. Menggunakan media seperti bercerita, drama, puisi, dan lagu.

b. Berdasarkan praktik, partisipasi dan pembelajaran yang kontekstual termasuk aktivitas yang berkolaborasi dengan institusi budaya, kunjungan ke tempat-tempat bersejarah dan monumen, dan menghasilkan aktivitas yang berhubungan dengan masyarakat, budaya, dan kebutuhan ekonomi.

3. Pelatihan pengajar yang bertujuan:

a. Membiasakan guru dengan warisan budaya dari negara mereka.

b. Membiasakan guru dengan praktik, partisipasi, dan metode pembelajaran yang kontekstual.

c. Meningkatkan kesadaran pendidikan dan kebutuhan budaya kelompok minoritas.

(29)

e. Memfasilitasi perbedaan sebagai alat di kelas untuk kebaikan pembelajar.

Prinsip 2: Pendidikan interkultural memberikan pembelajar pengetahuan budaya, keterampilan budaya untuk meningkatkan keaktifan dan partisipasi dalam masyarakat.

Prinsip kedua bisa dicapai melalui:

1. Jaminan yang sama dan kesempatan yang sama dalam pendidikan melalui: a. Penghilangan bentuk deskriminasi dalam pendidikan.

b. Tindakan yang memfasilitasi pendidikan yang terintegrasi dengan kebutuhan budaya.

c. Memberikan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam proses pembelajaran.

d. Memberikan lingkungan pembelajaran yang tidak mendiskriminasi dan tenang.

2. Penggunaan kurikulum, pengajaran, dan bahan ajar yang:

a. Menanamkan pengetahuan tentang sejarah, adat istiadat, bahasa dan budaya yang ada pada kelompok minoritas dan mayoritas.

b. Bertujuan menghilangkan prasangka tentang budaya dari negara lain. c. Melibatkan variasi budaya melalui perspektif perbedaan budaya.

(30)

14

memahami situasi di mana mereka tinggal, mengekspresikan kebutuhan mereka, dan ambil bagian dalam kegiatan masyarakat.

3. Metode pengajaran yang:

Menciptakan lingkungan pembelajaran yang aktif melalui tugas- tugas supaya pembelajar memperoleh pengetahuan dan keperpercayaan diri dan pembelajar mendapat keterampilan budaya seperti berkomunikasi atau berhubungan dengan masyarakat.

4. Definisi yang jelas dan kebutuhan yang tepat dari hasil pembelajaran termasuk pengetahuan, keterampilan, tingkah laku, dan nilai.

5. Pengajaran bahasa yang tepat:

Setiap pembelajar harus memperoleh kesempatan untuk berkomunikasi, mengekspresikan diri mereka, mendengarkan dan menggunakan dalam percakapan dalam bahasa ibu mereka, bahasa nasional mereka, satu atau lebih bahasa asing.

Prinsip 3: Pendidikan interkultural memberikan pembelajar pengetahuan budaya, keterampilan budaya sehingga memungkinkan pembelajar menghormati, memahami, dan memiliki rasa kesetiakawanan di antara individu-individu, etnik, sosial, budaya , agama, dan bangsa.

Prinsip ketiga dapat dicapai melalui:

1. Pengembangan kurikulum yang berkontribusi untuk:

(31)

b. Pengetahuan tentang warisan budaya melalui pengjaran sejarah, geografi, bahasa, seni, estetika.

c. Memahami dan menghormati budaya orang lain, nilai dan cara hidup mereka baik budaya dari negara yang sama dan budaya dari negara lain.

d. Memahami pentingnya kerjasama internasional. e. Menghormati perbedaan pola pikir.

2. Pemerolehan keterampilan untuk berkomunikasi dan bekerja sama melalui masalah budaya dan berbagi dan bekerja sama dengan yang lain melalui: a. Pertukaran pelajar, pengajar, yang berbeda negara dan budaya.

b. Kemampuan untuk memecahkan masalah.

3. Pengajaran bahasa asing dan memperkuat komponen budaya dalam pembelajaran bahasa.

Tugas dan Sasaran Pendidikan Interkultural: 1. Belajar Mengetahui

Mengkombinasi pengetahuan dengan kesempatan bekerja dalam kelompok kecil.

2. Belajar Melakukan

(32)

16

3. Belajar Hidup Bersama

Pembelajar membutuhkan pemerolehan pengetahuan, keterampilan, dan nilai yang membuat mereka dapat bekerja sama di antara perbedaan individu dan kelompok dalam masyarakat.

4. Belajar Menjadi

Pendidikan tidak mengabaikan potensi seseorang seperti potensi budaya

Dalam pembelajaran BIPA tidak lepas dengan pendidikan budaya dan bahasa, ada 2 pendekatan pendidikan, pendekatan multikultural dan intercultural. Pendidikan multikultural menggunakan belajar tentang budaya lain untuk menghasilkan penerimaan, atau setidaknya toleransi, ini budaya. Pendidikan antarbudaya bertujuan untuk melampaui koeksistensi pasif, untuk mencapai cara mengembangkan dan berkelanjutan hidup bersama dalam multikultural masyarakat melalui penciptaan pemahaman, menghormati dan dialog antara kelompok-kelompok budaya yang berbeda (UNESCO, 2006 : 17)

Implementasi pendekatan pendidikan multikultural dan interkultural dapat diwujudkan dalam berbagai metode. Hughes (1986: 167-168) mengajukan beberapa alternatif strategi pembelajaran multi budaya dalam pembelajaran bahasa dan atau bahasa kedua sebagai berikut.

a. Comparison Method

(33)

diskusi difokuskan pada alasan-alasan perbedaan-perbedaan budaya tersebut dapat mengakibatkan masalah/kesalahpahaman budaya.

b. Culture Assimilator

Culture assimilator merupakan deskripsi singkat dari suatu critical insident (peristiwa-peristiwa yang berpotensi mengakibatkan kesalahpahaman) dalam interaksi lintas budaya yang memungkinkan disalahartikan oleh pembelajar. Dalam teknik ini, pengajar memberikan deskripsi dari suatu critical insident disertai dengan beberapa alternatif penjelasan dan pemecahannya. Pembelajar diminta untuk memilih satu alternatif penjelasan dan pemecahannya. Bila jawaban pembelajar salah, maka mereka harus berusaha mencari informasi yang benar dengan diskusi dengan kelompok lain.

c. Culture Capsule

Strategi ini hampir sama dengan culture assimilator. Pengajar memberikan presentasi dan penjelasan mengenai perbedaan pokok budaya Indonesia (target) dengan budaya asing (pembelajar) melalui media audio-visual. Presentasi tersebut juga dilengkapi dengan berbagai pertanyaan yang memungkinkan terjadinya diskusi antarpembelajar.

d. Audiomotor unit or Total Physical Respon

Metode ini biasanya dirangkaikan dalam pembelajaran menyimak. Pembelajar diminta untuk melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang mereka dengar dan atau lihat. Hal ini dilakukan agar pembelajar secara langsung mengalami suatu aktivitas budaya tertentu.

(34)

18

Pembelajar diminta untuk membandingkan berbagai aspek budaya mereka dengan budaya Indonesia sebagaimana yang terlihat dalam surat kabar. Berbagai bagian surat kabar akan menunjukkan adanya berbagai perbedaan budaya, misalnya dalam headlines, iklan, editorial, dan karikatur.

f. Projected Media

Penggunaan film, slide, dan video yang berisi informasi budaya akan sangat menarik perhatian pembelajar untuk mempelajari berbagai aspek budaya Indonesia (target). Pemakaian video yang dihasilkan oleh pembelajar ketika melakukan perjalanan akan menjadikan pembelajaran lebih interaktif.

g. The Cultural Island

Pengajar dan pembelajar bersama-sama mengubah kelas menjadi suatu setting budaya tertentu dengan memasang atau meletakkan poster, gambar, artefak, atau musik. Hal ini memungkinkan pembelajar untuk “mengalami” hidup adalam suatu budaya tertentu.

2.1.5 Kompetensi dan Performansi

(35)

pengetahuan yang cukup untuk mempelajari bahasa Indonesia daripada penutur asing yang memiliki latar bahasa, dan budaya yang berbeda.

Performansi adalah teori penggunaan bahasa; penggunaan aktual bahasa.(Chomsky, 1965 via Tarigan, 1990: 23). Suatu perbedaan dibuat antara pengetahuan seseorang mengenai bahasa (kompetensi) dan bagaimana seseorang menggunakan pengetahuan itu dalam upaya menghasilkan dan memahami kalimat-kalimat (performansi) (Tarigan, 1990: 23). Berkaitan dengan hal itu pengetahuan akan bahasa dan budaya bahasa Indonesia dalam teks-teks bacaan untuk level beginner seharusnya ditanamkan secara baik dan benar agar dalam praktiknya menjadi baik dan benar.

2.1.6 Model pengembangan

(36)

20

Gambar 2.1

Model desain sistem instruksional dari Dick and Cery (Sanjaya, 2008 : 76)

Model Dick and Carey terdiri dari 10 langkah. Setiap langkah sangat jelasmaksud dan tujuannya. Dari 10 langkah pada model Dick and Carey, ada 8 kotak yang berhubungan dan suatu garis utama yang memperlihatkan balikan dari kotak terakhir ke kotak yang terdahulu. Kotak-kotak tersebuut mengacu pada perangkat prosedur dan teknik yang dipakai untuk merancang, memproduksi, menilai, dan merevisi pengajaran (Uno, 2007, 90). Berikut ini akan dijelaskan langkah demi langkah yang telah ditetapkan oleh Dick and Carey.

Write

Identify entry behavior

(37)

a. Mengidentifikasi Tujuan Umum Pembelajaran

Setiap Perancang harus mempertimbangkan secara mendalam rumusan tujuan umum yang akan ditentukan. Mempertimbangkan secara mendalam artinya, untukmerumuskan tujuan umum pembelajaran harus mempertimbangkan karakteristik bidang studi, karakteristik siswa dan kondisi lapangan. Tujuan pembelajar sangat penting dalam proses instruksional ataudalam setiap kegiatan pbelajar mengajar, karena tujuan pembelajar yang dirumuskan secara spesifik dan jelas akan memberikan keuntungan kepada; (a) siswa, untuk dapat mengatur waktu dan pemusatan perhatian kepada tujuan yang ingin dicapai; (b) guru, untuk dapat mengatur kegiatan instruksional, metode, dan strategi pembelajaran untuk mencapai tujuan tersebut; (c) evaluator, untuk dapat menyusun tes sesuai dengan apa yang harus dicapai oleh anak didik.

b. Melakukan Analisis Pembelajaran

(38)

22

c. Mengidentifikasi Tingkah Laku Masukan Dan Karakteristik Pembelajar

Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa dalam pengembangan program pembelajaran sangat perlu dilakukan, yaitu untuk mengetahui kualitas perseorangan sehingga dapat dijadikan petunjuk dalam mempreskripsikan strategi pengelolaan pembelajaran. Aspek-aspek yang diungkap dalam kegiatan ini bisa berupa bakat, motivasi belajar, kemampuan berpikir, minat, atau kemampuan awal.

Untuk mengungkap kemampuan awal, dapat dilakukan dengan member tes dari tingkat bawah atau tes yang berkaitan dengan materi ajar sesuai panduan kurikulum. Sedangkan minat, motivasi, kemampuan berpikir, gaya belajar, dan lain-lainnya dapat dilakukan dengan bantuan tes baku yang telah diranang para ahli.

d. Merumuskan Tujuan Performansi

Menurut Dick and Carey (1985), tujuan performansi terdiri dari: (1) tujuan harus menguraikan apa yang akan dapat dikerjakan atau diperbuat oleh anak didik, (2) menyebutkan tujuan, memberikan kondisi atau keadaan yang menjadi syarat,

e. Mengembangkan Butir-Butir Tes Acuan Patokan

Ada empat macam tes yang disampaikan oleh Dick and Carey, yakni (1)Tes entry behavior, (2) pretes, (3) tes sisipan, dan (4) pasca tes.

(39)

Dalam merencanakan satu unit pembelajaran ada tiga tahap, yaitu (1) mengurutkan dan merumpunkan tujuan ke dalam pembelajaran, (2)merencanakan prapembelajaran, pengetesan, dan kegiatan tindak lanjut; (3) menyusun alokasi waktu berdasarkan strategi pembelajaran.

g. Mengembangkan dan Memilih Materi Pembelajaran

Ada tiga pola yang dapat diikuti oleh pengajar untuk merancang atau menyampaikan pembelajaran, yaitu (1) pengajar merancang bahan pembelajaran individual, semua tahap pembelajaran dimasukkan ke dalam bahan, kecuali pretes dan pasca tes. (2) pengajar memilih dan mengubah bahan yang adaagar sesuai dengan startegi pembelajaran. (3) pengajar tidak memakai bahan, tetapi menyampaikan semua pembelajaran menurut strategi pemebelajarannya yang telah disusunnya.

h. Mendesain dan Melaksanakan Evaluasi Formatif

Ada tiga fase dalam melaksanakan evaluasi formatif, (1) fase perseorangan atau fase klinis. (2) fase kelompok kecil tes dilaksanakan terdiri dari delapan sampai sepuluh orang. (3) fase uji lapangan tes dilaksanakan atas 30 orang

i. Merevisi Bahan Pembelajaran

(40)

24

laku masukan, (2) tanggapan langsung terhadap pembelajaran termasuk tes sisipan, (3) hasil pembelajaran pasca tes (4) jawaban terhadap kuesioner.

j. Mendesain dan Melaksanakan Evaluasi Sumatif

Evaluasi sumatif perlu dilaksanakan karena melalui evaluasi sumatif dapat ditetapkan atau diberikan nilai atas suatu desain pembelajaran, dimana dasar keputusan penilaian didasarkan pada keefektifan dan efisiensi dalam kegiatan belajar mengajar. Apabila semua tujuan sudah dapat dicapai maka efektifitas pelaksanaan kegiatan pembelajaran dianggap berhasil dengan baik.

2.2Kajian Hasil-hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan

Penelitian pengembangan ini telah dilakukan oleh banyak orang. Ada tiga skripsi yang diambil oleh peneliti sebagai hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini.

Skripsi Kusumawati (2007) berjudul ‘Pengembangan Materi Pembelajaran Berbicara Bermuatan Pragmatik dalam Bidang Studi Bahasa

Indonesia Berdasarkan Pendekatan Kompetensi untuk Siswa Kelas X, Semester II,

SMA Pangudi Luhur 1 Yogyakarta’. Penelitian pengembangan yang dilakukan oleh peneliti menghasilkan produk silabus dan materi pembelajaran berbicara yang bermuatan pragmatik dan berdasarkan KBK. Hasil pengembangan materi ini dihasilkan setelah melakukan analisis kebutuhan. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan komunikatif dan student active learning (SAL).

(41)

Indonesia Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi untuk Siswa Kelas 1

SMP Stella Duce 2 Yogyakarta’. Penelitian pengembangan yang dilakukan oleh peneliti menghasilkan materi berbicara berdasarkan KBK dan analisis kebutuhan. Produk yang dihasilkan adalah silabus dan materi berbicara kemampuan berbahasa mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia berdasarkan KBK untuk siswa kelas 1 SMP Stella Duce 2 Yogyakarta. Penelitian ini belum diterapkan dalam kelas.

Skripsi Nurani, Monika Dewi (2009) berjudul ‘Pengembangan Silabus dan Materi Pembelajaran Keterampilan Menulis dengan Media Audio-Visual

untuk Siswa Kelas VII Semester II SMP Pangudi Luhur Santo Vincentius Sedayu’. Penelitian pengembangan yang dilakukan oleh peneliti, menggunakan model pengembangan model Jerold Kemp. Analisis kebutuhan dilakukan dengan menggunakan angket. Produk yang dihasilkan dalam penelitian pengembangan ini adalah silabus dan materi pembelajaran keterampilan menulis dengan media audio-visual untuk kelas VIII dan IX.

(42)

26

(43)

27 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini dikemukakan tentang metode penelitian. Hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian meliputi: (1) jenis penelitian, (2) model pengembangan, (3) prosedur pengembangan, (4) penilaian produk dan uji coba produk, (5) desain uji coba, (6) subjek uji coba, (7) jenis data, (8) instrumen pengumpulan data, (9) analisis data.

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian pengembangan. Penelitian mengembangkan materi pembelajaran menyimak level beginner berbasis interkultural untuk pembelajar BIPA. Produk yang dihasilkan berupa materi pembelajaran membaca berbasis interkultural.

3.2 Model Pengembangan

(44)

28

Untuk mencapai tujuan khusus selanjutnya dikembangkan dikembangkan strategi pembelajaran, yakni skenario pelaksanaa pembelajaran yang diharapkan dapat mencapai tujuan secara optimal, setelah itu dikembangkan bahan-bahan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan. Langkah akhir dari desain ini adalaha melakukan evaluasi, yakni evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif berfungsi untuk menilai efektivitas program dan evaluasi sumatif berfungsi untuk menentukan kedudukan setiap siswa dalam penguasaan materi pelajaran. Berdasarkan hasil evaluasi inilah selanjutnya dilakukan umpan balik dalam merevisi program pembelajaran (Sanjaya, 2008, 75).

3.3 Prosedur Pengembangan

(45)

(9) produk silabus dan materi pembelajaran. Apabila dijabarkan dalam bentuk bagan sederhana adalah sebegai berikut:

3. 4 Penilaian Produk dan Uji Coba Produk

Penilaian produk pengembangan dilakukan dalam dua tahap, tahap pertama oleh dua pengajar BIPA di Wisma Bahasa dalam uji coba tahap I, dan penilaian produk tahap kedua oleh satu dosen ahli bahasa Indonesia dan dua pengajar BIPA di Wisma Bahasa dalam uji coba tahap II. Penilaian dilakukan untuk mengetahui tingkat kelayakan produk materi pembelajaran yang disusun oleh peneliti.

Subjek Penelitian

Analisis Kebutuhan

Draf Silabus Pembelajaran

Draf Materi Pembelajaran

Uji Coba Tahap I

(46)

30

3. 5 Desain Uji Coba

Uji coba tidak dapat dilakukan di kelas nyata, karena belum ada kesempatan dari pembelajar BIPA di Wisma Bahasa. Penilaian produk dilaksanakan oleh dua pengajar dari Wisma Bahasa Yogyakarta pada uji coba tahap I dan uji coba tahap kedua dinilai oleh dua pengajar bahasa Indonesia di Wisma Bahasa dan satu dosen ahli bahasa Indonesia.

3.6 Subjek Penelitian

Subjek uji coba dalam penelitian ini adalah pembelajar BIPA level beginner di lembaga bahasa Wisma Bahasa di Yogyakarta. Jumlah pembelajar asing sebagai subyek uji coba adalah 5 pembelajar asing level awal (beginner)

3.7 Jenis Data

(47)

3.8 Instrumen Pengumpulan data

Instrumen pengumpulan data dari penelitian ini berupa observasi di kelas melalui wawancara dengan pembelajar BIPA dan instrumen observasi pengajar BIPA di kelas. Pengumpulan data akan dilakukan di lembaga bahasa yang menjadi tempat penelitian.

3.9 Teknik Analisis Data

Analisis data digunakan untuk mengetahui informasi mengenai kebutuhan dan minat pembelajar BIPA, serta umpan balik yang diberikan pembelajar BIPA terhadap uji coba produk. Informasi tersebut sangat diperlukan untuk memperoleh gambaran tentang proses pembelajaran di kelas yang dilakukan oleh pembelajar BIPA. Data yang digunakan dalam analisis data berupa data kuantitatif yang diperoleh dari hasil analisis kebutuhan pembelajar BIPA akan materi dan umpan balik pembelajar BIPA terhadap uji coba produk.

Analisis data yang digunakan untuk mengetahui informasi mengenai kebutuhan pembelajar asing terhadap pembelajaran bahasa Indonesia, dan umpan balik yang diberikan pembelajar asing terhadap uji coba produk. Data yang diperoleh adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari kuesioner analisis kebutuhan dan kuesioner penilaian produk pengembangan. Peneliti menganalisis data dari kuesioner pembelajar dengan cara mencari presentase jawaban. Hitungan yang digunakan sebagai berikut.

Jumlah kebutuhan siswa

(48)

32

Sementara itu, penilaian produk pengembangan berupa materi membaca level beginner berbasis interkultural yang dilakukan oleh satu dosen pengembangan materi pembelajaran bahasa Indonesia dan satu orang pengajar di Wisma Bahasa Yogyakarta dinilai dengan kriteria penilaian berikut.

Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Produk Pengembangan Interval Persentase

Tingkat Pencapaian

Nilai Kualifikasi

90% – 100% 5 Baik sekali

80% – 89% 4 Baik

65% – 79% 3 Cukup baik

55% – 64% 2 Kurang baik

0% – 54% 1 Sangat kurang

(49)

Tabel 3.2 Kriteria Revisi Komponen Materi Pembelajaran Interval Persentase

Tingkat Pencapaian

Nilai Keterangan

90% – 100% 5 Baik sekali. Tidak perlu dilakukan revisi. 80% – 89% 4 Baik. Tidak perlu dilakukan revisi.

65% – 79% 3 Cukup baik. Komponen yang mendapat nilai ini harus dipertimbangkan untuk dilakukan revisi. Pertimbangan didasarkan pada beberapa hal, yaitu (1) penilaian produk pengembangan oleh dosen dan pengajar di Wisma Bahasa Yogyakarta terhadap uji coba, dan (3) umpan balik pembelajar asing.

55% – 64% 2 Kurang baik. Komponen yang mendapat nilai ini perlu dilakukan revisi.

(50)

34 BAB IV

HASIL PENGEMBANGAN

Dalam bab ini dikemukakan tentang hasil data dan hasil pengembangan produk. Hal-hal yang berkaitandengan hasil data dan pengembangan produk meliputi: (1) Penyajian data Uji, (2) analisis data, (3) revisi produk.

4.1 Penyajian Data Uji

Peneliti akan memaparkan data analisis kebutuhan yang diperoleh melalui (1) angket dan (2) wawancara. Angket diberikan kepada lima orang pembelajar asing yang sedang belajar di Wisma Bahasa. Pemberian angket ini dimaksudkan untuk menganalisis identitas pembelajar, topik-topik materi berbasis interkultural yang ingin dipelajari pembelajar, dan metode pembelajaran yang dikehendaki (ini berhubungan dengan tugas-tugas yang akan dilakukan pembelajar). Sedangkan analisis kebutuhan melalui wawancara ditujukan kepada guru BIPA yang sedang mengajar di Wisma Bahasa.

(51)

a. Paparan Analisis Kebutuhan Melalui Angket

Angket diberikan kepada lima orang pembelajar asing yang sedang belajar di Wisma Bahasa. Angket ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang identitas pembelajar, berbagai topik pembelajaran yang diminati, dan bentuk-bentuk penugasan serta proses pembelajaran yang dinginkan oleh pembelajaran. Berikut data identitas kelima pembelajar yang menerima angket.

1. Name Gabriella Kristoffersen

2. Age 52

3. Language learning history - 4. Purposes for Indonesian work 5. People with whom learner

will interact

Officials from public service

6. Current proficiency level beginner

7. Education background University degree

8. Other language German (mother language), English, france, and italian

9. Where language will be used At work

1. Name Candice

2. Age 24

(52)

36

4. Purposes for Indonesian to work and live in Indonesia 5. People with whom learner

will interact

collegues, friends, and shop assistants

6. Current proficiency level Conversational

7. Education background Undergraduate degree

8. Other language Australian sign language and English 9. Where language will be used In Indonesia, in the work place, etc

1. Name Alice

2. Age 57

3. Language learning history Beginner English-Indonesia 4. Purposes for Indonesian AVI volunteer

5. People with whom learner will interact

Local Indonesians

6. Current proficiency level Beginner 7. Education background B. DipEd. 8. Other language German (a little)

9. Where language will be used Jakarta and around Indonesia

1. Name Dennis Malone

2. Age 55

(53)

4. Purposes for Indonesian Training-work 5. People with whom learner

will interact

Staff Rumah Sakit

6. Current proficiency level Low

7. Education background Diploma Engineer 8. Other language English

9. Where language will be used Everywhere

1. Name Debra

2. Age 50

3. Language learning history English 4. Purposes for Indonesian Work 5. People with whom learner

will interact

Balinese

6. Current proficiency level Basic

7. Education background TEE/Nursing 8. Other language NIC

9. Where language will be used Bali Hospital

(54)

38

menurut pembelajar merupakan topik-topik yang utama dipelajari di level beginner. Berikut hasil analisis kontak bahasa dari kelima pembelajar asing di Wisma Bahasa.

No. Topics Very Useful Useful Not Useful

A B C D E A B C D E A B C D E 1. Greetings √ √ √ √ √

2. Introduce yourself √ √ √ √ √

3. Family √ √ √ √ √

4. Transportation √ √ √ √ √

5. Find new place in the city

√ √ √ √ √

6. Shopping in traditional market

√ √ √ √ √

7. Breakfast, lunch, and dinner

√ √ √ √ √

8. Telephone √ √ √ √ √

9. Daily activity √ √ √ √ √

10. Talk to your boss √ √ √ √ √

11. Talk to neighbors √ √ √ √ √

(55)

Ket:

A: Gabriella Kristoffersen B: Candice

C: Alice

D: Dennis Malone E: Debra

Berdasarkan data di atas, peneliti menyimpulkan sebagai berikut.

Num. Topics Very

Useful

Useful Not Useful

1. Greetings 100% - -

2. Introduce yourself 100% - -

3. Family 100% - -

4. Transportation 80% 20% -

5. Find new place in the city 80% 20% - 6. Shopping in traditional market 100% - - 7. Breakfast, lunch, and dinner 100% - -

8. Telephone 80% 20% -

9. Daily activity 100% - -

10. Talk to your boss 100% - -

11. Talk to neighbors 100% - -

12. Borrow something 40% 60% -

(56)

40

Data analisis selanjutnya adalah topik-topik pilihan yang ingin dipelajari oleh pembelajar. Topik- topik ini merupkan topik-topik yang menurut pembelajar perlu dipelajari terlebih dahulu dalam proses pembelajaran BIPA level beginner.

Pembelajar Topik-topik pilihan

A Greetings Introduce myself

B Greetings Introduce yourself

(57)

Berdasarkan data-data yang telah disajikan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa topik-topik yang ditawarkan sangat diminati oleh para pembelajar. Hal ini terbukti dari presentase kebergunaan topik-topik yang tinggi. Peneliti memahami bahwa pembelajar sangat mengharapkan agar topik-topik di atas dapat diajarkan dalam proses pembelajaran karena sangat penting untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari pembelajar. Berikut peneliti memaparkan susunan topik materi pembelajaran dan alasan-alasannya.

a. Salam

Topik “salam” menjadi materi pertama yang perlu dipelajari oleh pembelajar karena berdasarkan angket, pertama, semua pembelajar memilih topik ini diajarkan dalam proses pembelajaran. Kedua, menurut peneliti topik ini akan sangat bermanfaat bagi pembelajar karena akan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, baik di tempat kerja maupun di lingkungan masyarakat bahasa pembelajar. Dan alasan yang ketiga, menurut topik ini merupakan topik yang paling mudah untuk dipelajari oleh pembelajar..

(58)

42

Selain pengenalan dalam situasi, pembelajar diajak juga dalam penggunaan salam berdasarkan konteks waktu dan berbagai macam penggunaaan salam dalam kegiatan keseharian masyarakat di Indonesia.

b. Memperkenalkan diri

Topik “memperkenalkan diri” berada diurutan yang kedua karena pembelajar memilih topik ini untuk diajarkan dalam proses pembelajar. Peneleti juga mempertimbangkan bahwa topik ini akan sering digunakan dalam komunikasi sehari-hari setelah pembelajaran topik salam.

(59)

c. Makan

Topik makan, merupakan topik ketiga yang perlu dipelajari oleh pembelajar, menurut peneliti topik ini merupakan hal primre yang harus diketahui oleh pembelajar.

Dalam topik yang ketiga ini, peneliti akan memasukkan berbagai kebiasaan makan, jenis-jenis makanan di Indonesia dan kata-kata sifat yang berkaitan dengan rasa makanan serta warna akan disajikan dalam topik ini. Kebiasaan-kebiasaan itu akan digambarkan dalam percakapan yang akan disajikan oleh peneliti dan mejelaskan dalam catatan budaya tentang kebiasaan-kebiasaan makan di Indonesia.

d. Transportasi

Topik “transportasi” merupakan materi yang dipilih oleh sebagian besar pembelajar. Transportasi akan menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari hidup pembelajar. Pembelajar yang berada di Indonesia dengan berbagai alasan akan sangat membutuhkan transportasi dalam melakukan kegiatannya sehari-hari.

(60)

44

e. Berbelanja

Kegiatan berbelanja merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh pembelajar selama berada di Indonesia. Oleh karena itu, dalam topik ini, pembelajar akan diajarkan tentang berbagai teknik berbelanja yang biasa dilakukan orang-orang Indonesia pada umumnya.

Berbelanja di pasar tradisional akan menjadi fokus dalam topik ini. Alasannya, sejumlah interaksi sosial akan terjadi di pasar tradisional. Dalam materi yang akan disajikan, pembelajar akan diajarkan bagaimana cara tawar-menawar harga dan bagaimana sikap orang-orang Indonesia dalam berbelanja pada umumnya. Selain itu, pembelajaran kata tunjuk “ini” dan “itu” akan disajikan dalam topik ini dan pembelajaran tentang angka juga akan diajarkan dalam topik ini.

(61)

4.2 Penjabaran Analisis Kebutuhan Melalui Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap Ibu Poppy, guru BIPA di Wisma Bahasa. Pemilihan narasumber dipilihkan oleh Bapak Agung Siswanto, manajer pengajaran Wisma Bahasa. Ibu Poppy dipilih sebagai narasumber karena sudah dua tahun mengajar dan menurut Pak Agung, dia sudah mengetahui banyak hal tentang proses pembelajaran yang ada di Wisma Bahasa.

Analisis kebutuhan melalui wawancara ini bertujuan untuk mengetahui pendekatan, metode pembelajaran membaca, teknik pembelajaran membaca, media-media pembelajaran membaca, proses pembelajaran Bahasa Indonesia dalam aspek membaca, dan berbagai pengalaman lapangan guru-guru BIPA di Wisma Bahasa yang diwakili oleh Ibu Poppy. Analisis kebutuhan melalui wawancara ini juga bertujuan untuk membantu peneliti dalam menentukan model-model penugasan, teknik pembelajaran, dan media-media yang menurut peneliti dapat membantu para pembelajar dalam mempelajari topik-topik yang dipelajari. Berikut tabel hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti.

No. Pertanyaan Jawaban

1 Pendekatan pembelajaran bahasa apa yang digunakan dalam pembelajaran membaca di level beginner?

(62)

46

Pendekatan komunikatif ini disukai oleh pembelajar.

2 Metode dan teknik apa saja yang dipakai pengajar BIPA dalam pembelajaran membaca?

Metode yang digunakan adalah terjemahan. Teknik yang digunakan adalah menterjemahakan,

menceritakan ulang apa yang dibaca (terutama bagi pembelajar yang tidak tahu berbahasa Inggris) dan

mengasosiakan kata-kata terhadap benda-benda nyata.

3 Bagaimana cara menentukan kebutuhan siswa dalam pembelajaran membaca?

Satu orang pembelajar memiliki satu koordinator. Koordinator akan mengumpulkan banyak informasi tentang pembelajar. informasi ini akan dianalisis lagi oleh guru melalui wawancara langsung dan melihat kenyataan pembelajar. Informasi-informasi ini akan menjadi referensi bagi guru untuk menentukan materi apa yang akan dibelajarkan kepada pembelajar.

4 Apa dasar penentuan tujuan pembelajaran BIPA?

(63)

dan tingkat kompetensi pembelajar pada saat pembelajaran berlangsung.

5 Jenis bacaan apa saja yang diberikan kepada pembelajar BIPA dalam pembelajaran membaca?

Bacaan-bacaan dapat diambil internet dan media massa. Bacaan-bacaan itu diolah oleh guru dan disesuaikan dengan standar level beginner dengan menyederhanakan kalimat-kalimatnya.

6 Bentuk teks apa saja yang diberikan kepada pembelajar BIPA dalam pembelajaran membaca?

Setiap pelajaran selalu ada teks dalam bentuk percakapan. Ada juga materi membaca dalam bentuk wacana yang disusun dalam teks yang sederhana (kalimat yang sederhana), yang menurut guru dapat dimengerti oleh pembelajar.

7 Media pembelajaran apa yang dipakai pengajar BIPA dalam pembelajaran membaca?

Buku cerita bergambar, media

gambar, media massa, native speaker, teks-teks yang disederhanakan oleh guru.

8 Bagaimana evaluasi pembelajaran membaca bagi pembelajar BIPA di level beginner?

(64)

48

bentuk teks tertulis.

9 Bagaimana kemampuan awal membaca pembelajar BIPA di level beginner?

Kemampuan awal pembelajar dalam membaca terlihat kurang baik. Oleh karena itu guru meminta pembelajar untuk membaca teks yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya dan guru memperbaiki.

10 Bagaimana pembelajar menyingkap perbedaan budaya yang ada dalam kelas?

Beberapa pembelajar sensitive dengan budaya-budaya yang berbeda dengan budayanya. Oleh karena itu, guru harus hati-hati dalam memasukan budaya dalam materi pembelajaran. Guru harus menjelaskan terlebih dahulu budaya yang ada dalam materi pembelajaran dengan baik dan benar. Di Wisma Bahasa juga diadakan malam budaya yang bertujuan untuk memperkenalkan budaya-budaya Indonesia kepada para pembelajar asing.

11 Bagaimana caranya

mengintegrasikan budaya dalam konteks pembelajaran bahasa?

(65)

12 Apakah Anda pernah menemukan pembelajar yang sulit menerima budaya baru? bagaimana cara anda mengatasinya?

Pernah, beberapa pembelajar protes tentang sikap atau kebiasaan orang Indonesia yang menurutnya tidak biasa atau tidak wajar di buadayanya. Dalam menghadapi ini, guru harus sabar dalam menghadapi berbagai karakteristik pembelajar, mendekati pembelajar secara komunikatif

(akrab), dan mengingatkan pembelajar tentang sikap yang salah yang

dilakukan oleh pembelajar. Tabel 4.3 Hasil Analisis Kebutuhan melalui Wawancara

4.3Paparan Hasil Uji Coba Produk Pengembangan

Uji coba produk dilaksanakan dua kali, uji coba pertama dinilai oleh dua orang pengajar Wisma Bahasa, dan uji coba kedua dinilai oleh satu orang dosen ahli Bahasa Indonesia dan dua pengajar Wisma Bahasa

4.3.1 Paparan Hasil Uji Coba Pertama oleh Pengajar BIPA di Wisma Bahasa

(66)

50

No Komponen yang dinilai Pengajar I Ketepatan topik materi pembelajaran

4 3 70%

2. Ketepatan perumusan tujuan pembelajaran

3 4 70%

3. Ketepatan perumusan struktur pembelajaran

3 2 50%

4. Ketepatan pengalokasian waktu 4 3 80%

Tabel 4.4 Data Hasil Penilaian Silabus oleh Pengajar BIPA di Wisma Bahasa Dari tabel 4.4 diperoleh nilai rata-rata keseluruhan silabus 67.5% jika dilihat pada tabel 3.2 Kriteria Revisi Komponen Materi Pembelajaran, silabus materi menyimak level beginner berbasis interkultural untuk pembelajar BIPA sudah memenuhi kriteria kelayakan, namun masih ada komponen dalam silabus yang harus direvisi yaitu ketepatan perumusan struktur pembelajaran.

Berikut ini akan dipaparkan data hasil penilaian materi pembelajaran menyimak oleh pengajar BIPA di Wisma Bahasa.

No Komponen yang dinilai Pengajar I

3. Kesesuaian media dengan materi pembelajaran

3 3 60%

4. Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran

3 3 60%

5. Kesesuaian tingkat kesulitan bahan pembelajaran dengan level pembelajar

3 2 50%

6. Kejelasan petunjuk-petunjuk kegiatan pembelajaran dan soal-soal setiap unit pembelajaran

2 3 50%

7. Ketercapaian aspek menyimak dalam materi

2 3 50%

8. Kesesuaian latihan-latihan dengan materi

2 2 50%

(67)

note) dan refleksi dengan materi

10. Kemenarikan disain 3 2 50%

Tabel 4.5 Data Hasil Penilaian Materi Pembelajaran Menyimak oleh Pengajar BIPA di Wisma Bahasa

Dari tabel 4.5 diperoleh nilai rata-rata keseluruhan materi 57%. Jika dilihat pada table 3.2 Kriteria Revisi Komponen Materi Pembelajaran, materi menyimak level beginner berbasis interkultural untuk pembelajar BIPA belum memenuhi kriteria kelayakan, masih ada komponen dalam silabus yang harus direvisi diantaranya kesesuaian media dengan materi pembelajaran, kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran, kesesuaian tingkat kesulitan bahan pembelajaran dengan level pembelajar, kejelasan petunjuk-petunjuk kegiatan pembelajaran dan soal-soal setiap unit pembelajaran, ketercapaian aspek menyimak dalam materi, kesesuaian latihan-latihan dengan materi, kesesuaian catatan budaya (culture note) dan refleksi dengan materi, dan kemenarikan disain

Berikut ini akan dipaparkan data hasil penilaian media audiovisual pembelajaran menyimak oleh pengajar BIPA di Wisma Bahasa.

No Komponen yang dinilai Pengajar I

Pengajar II

Interval persentase 1. Kemenarikan media audiovisual

Rekaman “Rec 01 (Salam Steve)” 3 4 70%

Rekaman “Rec 02 (salam Non-formal)

3 4 70%

Klip 01 Salam 4 4 80%

Rekaman “Rec 03 (Perkenalan Formal Yakub)”

4 3 70%

Rekaman “Rec 04 (Aziz berkenalan dengan Yakub)”

3 4 70%

Rekaman “Rec 05 (Memperkenalkan orang lain)”

4 4 80%

Klip 02 Huruf 4 3 70%

Rekaman “Rec 06 (Menawarkan roti)

(68)

52

Rekaman “Rec 07 (Penjual Melon) 3 4 70%

2. Kesesuaian media audiovisual dengan topik dan tujuan pembelajaran

Rekaman “Rec 01 (Salam Steve)” 3 4 70%

Rekaman “Rec 02 (salam Non-formal)

4 4 80%

Klip 01 Salam 4 4 80%

Rekaman “Rec 03 (Perkenalan Formal Yakub)”

4 3 70%

Rekaman “Rec 04 (Aziz berkenalan dengan Yakub)”

4 3 70%

Rekaman “Rec 05 (Memperkenalkan orang lain)”

4 3 70%

Klip 02 Huruf 4 3 70%

Rekaman “Rec 06 (Menawarkan roti)

3 3 60%

Rekaman “Rec 07 (Penjual Melon) 3 3 60%

3. Kebernilaian media audiovisual

Rekaman “Rec 01 (Salam Steve)” 3 4 70%

Rekaman “Rec 02 (salam Non-formal)

4 4 80%

Klip 01 Salam 4 4 80%

Rekaman “Rec 03 (Perkenalan Formal Yakub)”

3 3 60%

Rekaman “Rec 04 (Aziz berkenalan dengan Yakub)”

3 4 70%

Rekaman “Rec 05 (Memperkenalkan orang lain)”

4 4 80%

Klip 02 Huruf 4 4 80%

Rekaman “Rec 06 (Menawarkan roti)

3 3 60%

Rekaman “Rec 07 (Penjual Melon) 3 3 60%

Tabel 4.6 Data Hasil penilaian Media Audiovisual oleh Pengajar BIPA di Wisma Bahasa

(69)

tidak perlu diganti karena sudah sesuai dengan topik dan materi, tetapi perlu diperbaiki beberapa rekaman, karena kualitas suara yang kurang baik.

Selain berdasarkan hasil analisis data kuantitatif, revisi juga dilakukan berdasarkan analisis data kualitatif yang diperoleh melalui instrumen penilaian produk sebagai berikut:

Keunggulan produk:

1. Topik lengkap dan beragam , ada pengenalan, struktur, mendengarkan, latihan dan catatan

2. Media audiovisual cukup menarik dengan menampilkan banyak logat. Kelemahan produk:

1. Kosakata terlalu rumit 2. Materi terkesan campur aduk

3. Pengenalan konsep dan latihan kurang sesuai 4. Latihan mendengarkan kurang

5. Belum konsisten dengan isi percakapan rekaman. Saran

1. Kosakata dipermudah

2. Sesuaikan dengan pengenalan konsep dengan latihan 3. Setia pada satu topic untuk setiap pelajaran

4. Perhatikan tata tulis dan instruksi dalam latihan

5. Instruksi dalam pelajaran maupun latihan seharusnya menggunakan bahasa Inggris.

(70)

54

4.3.2 Paparan Hasil Uji Coba Kedua oleh Pengajar BIPA di Wisma Bahasa dan Dosen Ahli Bahasa Indonesia Universitas Sanata Dharma

Dalam uji coba produk tahap II ini penilaiaan dilakukan oleh satu dosen ahli bahasa Indonesia dan dua pengajar BIPA di Wisma Bahasa.

No Komponen yang dinilai Pengajar I

Pengajar II

Dosen Interval persentase A.

1.

Silabus Pembelajaran

Ketepatan topik materi pembelajaran

5 3 5 86.67%

2. Ketepatan perumusan tujuan pembelajaran

4 3 4 73,33%

3. Ketepatan perumusan struktur pembelajaran

4 2 5 73,33%

4. Ketepatan pengalokasian waktu

4 2 5 73.33%

Tabel 4.7 Data Hasil Penilaian Silabus oleh Pengajar BIPA di Wisma Bahasa dan Dosen Ahli Bahasa Indonesia Universitas Sanata Dharma

Dari tabel 4.7 diperoleh nilai rata-rata keseluruhan silabus 76.66% jika dilihat pada tabel 3.2 Kriteria Revisi Komponen Materi Pembelajaran, silabus menyimak level beginner berbasis interkultural untuk pembelajar BIPA sudah memenuhi kriteria kelayakan. Ada peningkatan nilai pada ketepatan topik dan perumusan struktur pembelajaran dan perumusan struktur pembelajaran, namun ada penurunan nilai pada pengalokasian waktu.

(71)

No .

Komponen yang dinilai Pengajar I

Pengajar II

Dosen Interval persentase 1. Ketepatan teks dengan topik 4 2 4 66.66% 2. Ketepatan pengalokasian waktu 4 2 5 73,33% 3. Kesesuaian media dengan materi

pembelajaran

4 2 5 73,33%

4. Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran

4 3 5 80%

5. Kesesuaian tingkat kesulitan bahan pembelajaran dengan level pembelajar

4 2 4 66.66%

6. Kejelasan petunjuk-petunjuk kegiatan pembelajaran dan soal-soal setiap unit pembelajaran

4 2 4 66,66%

7. Ketercapaian aspek menyimak dalam materi

4 2 4 66.66%

8. Kesesuaian latihan-latihan dengan materi

3 2 5 66,66%

9. Kesesuaian catatan budaya (culture note) dan refleksi dengan materi

4 3 5 80%

10. Kemenarikan disain 4 2 4 66.66%

Tabel 4.8 Data Hasil Penilaian Materi Pembelajaran Menyimak oleh Pengajar di Wisma Bahasa dan Dosen Ahli Bahasa Indonesia Universitas

Sanata Dharma

(72)

56

Selanjutnya pada tabel 4.9 akan dipaparkan data hasil uji coba media audiovisual pembelajaran memyimak oleh pengajar BIPA di Wisma Bahasa dan Dosen Ahli Bahasa Indonesia Universitas Sanata Dharma.

No .

Komponen yang dinilai Pengajar I

Pengajar II

Dosen Interval persentase 1. Kemenarikan media

audiovisual

Rekaman “Rec 01 (Salam Steve)” yang berdurasi 8 detik.

4 2 4 66.66%

Rekaman deskripsi “Rec 02 ” yang berdurasi 10 detik.

3 2 5 66.66%

“Klip Salam” menggunakan media power point.

4 3 5 80%

Rekaman “Rec 03(Rekaman Salam)” yang berdurasi 1 menit 6 detik.

3 2 5 66.66%

Rekaman “Rec 04

(Perkenalan Formal)” yang berdurasi 23 detik.

5 2 5 80%

Rekaman “Rec 05 (Aziz berkenalan dengan Yakub” yang berdurasi 16 detik.

3 2 5 66.66%

Rekaman “Rec 06 (memperkanalkan orang lain)” berdurasi 23 detik.

4 3 4 73.33%

“Klip 02 huruf” menggunakan media power point.

4 4 5 86.66%

Rekaman “Rec 07 (Makan Rendang)” yang berdurasi 58 detik.

4 2 5 73.33%

Rekaman “Rec 08 (Test

Transoportasi” yang berdurasi 58 detik.

4 2 5 73.33%

Rekaman “Rec 09 (Penjual Melon) yang berdurasi 55 detik.

4 3 4 73.33%

2. Kesesuaian media

audiovisual dengan topik dan tujuan pembelajaran

(73)

Steve)” yang berdurasi 8 detik.

Rekaman deskripsi “Rec 02 ” yang berdurasi 10 detik.

4 2 5 73.33%

Rekaman “Rec 01 (Salam Steve)” yang berdurasi 8 detik.

4 3 5 80%

Rekaman “Rec 03(Rekaman Salam)” yang berdurasi 1 menit 6 detik.

3 2 5 66.66%

Rekaman “Rec 04

(Perkenalan Formal)” yang berdurasi 23 detik.

4 2 4 66.66%

Rekaman “Rec 05 (Aziz berkenalan dengan Yakub” yang berdurasi 16 detik.

4 2 4 66.66%

Rekaman “Rec 06 (memperkanalkan orang lain)” berdurasi 23 detik.

4 3 5 80%

“Klip 02 huruf” menggunakan media power point.

4 4 5 86.66%

Rekaman “Rec 07 (Makan Rendang)” yang berdurasi 58 detik.

4 2 5 73.33%

Rekaman “Rec 08 (Test

Transoportasi” yang berdurasi 58 detik.

4 2 5 73.33%

Rekaman “Rec 09 (Penjual Melon) yang berdurasi 55 detik.

4 2 5 73.33%

3. Kebernilaian media

audiovisual

Rekaman “Rec 01 (Salam Steve)” yang berdurasi 8 detik.

4 2 4 66.66%

Rekaman deskripsi “Rec 02 ” yang berdurasi 10 detik.

4 2 5 73.33%

“Klip Salam” menggunakan media power point.

4 3 5 80%

Rekaman “Rec 03(Rekaman Salam)” yang berdurasi 1 menit 6 detik.

3 2 5 66.66%

Rekaman “Rec 04

(Perkenalan Formal)” yang

Gambar

Gambar 2.1 Model desain sistem instruksional dari Dick and Cery (Sanjaya, 2008 : 76)
Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Produk Pengembangan
Tabel 3.2 Kriteria Revisi Komponen Materi Pembelajaran
Tabel 4.2 Topik-topik pilihan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kekayaan perusahaan dapat meningkat apabila keuntungan yang diperoleh dari sebuah investasi dapat melebih biaya-biaya yang dikeluarkan ketika akan memulai dan menjalankan

Pengumpulan data untuk pengaruh perilaku ibu yang berbudaya jawa dalam pemberian makanan pendamping ASI ( MP-ASI) pada bayi usia 0-6 bulan yaitu dengan

Biaya-biaya terkait dengan kedua perjanjian tersebut yang dibebankan dalam operasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2010 adalah sebesar Rp171.724.749 yang

Menimbang, bahwa oleh karena Pengadilan Tinggi berpendapat bahwa gugatan para Penggugat (WAHID THONA.semula Penggugat II/Pembanding dan MAHA PUTRA THONA/Penggugat

Bila menu keluar yang dilambangkan dengan gambar X warna merah pada menu dipilih utama dipilih, maka aplikasi akan segera ditutup.

Faktor predisposisi dapat dimulai sejak masih bayi, seperti penolakan orangtua menyebabkan anak merasa tidak dicintai dan mengakibatkan anak gagal mencintai dirinya dan akan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN METODEMIND MAPPING PADA MATA PELAJARAN IPS MATERI KOPERASI DI KELAS IV A SDN BUAHBATU LEMBANG!. Universitas

Sia p DRT 9% Wa rta 80% Port Dickson Kuala Pilah Tampin Rembau Melaka Tengah Alor Gajah Jasin Muar Kluang Segamat Mersing Rompin MELAKA Seremban Sepang. SUMBER: Unit Pe ny e la ra