KAJIAN MENGENAI PENGARUH KUALITAS SEKOLAH MENENGAH ATAS TERHADAP JANGKAUAN PELAYANAN SEKOLAH
(Studi Kasus SMA I dan SMA 12 Padang)
Fakhrul Satria, Tomi Eriawan, ST,MT, Ir Hamdi Nur, MTP.
Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Bung Hatta, Padang
Email : Fakhrul_satria@yahoo.com, tomieriawan@yahoo.com,
hamdi.nur@yahoo.com Abstrak
Penelititan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas sekolah terhadap jangkauan pelayanan sekolah SMA I dan SMA 12 Padang. Penelititan ini bersifat komparatif yaitu penelitian yang bersifat membandingkan, yaitu dengan membandingkan dua sekolah yang berbeda kualitasnya.
Pada tahapan pengumpulan data metode yang digunakan adalah survey sekunder berupa teknik pengumpulan data ke instansi pemerintahan dan Survey Primer. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepadatan penduduk, Jumlah murid, jarak dan waktu tempuh, kepadatan penduduk digunakan untuk mengetahui kesesuaian teori Walter Christeller tentang jangkauan pelayanan pendidikan minimal sangat tergantung pada tingkat kepadatan penduduk makin tinggi kepadatan penduduk makin kecil wilayah jangkaun pelayanan pendidikan begitu juga sebaliknya, berdasarkan jumlah murid dilihat dari seberapa banyak murid yang berasal dari suatu kelurahan baik untuk SMA I dan SMA 12 Padang dan kemudian dibandingkan, selanjutnya dari segi jarak dan waktu yang dilihat berdasarkan jumlah siswa yang berasal dari klasifikasi jarak yang kemudian dibandingkan presentase jumlah muridnya adapun pembagian kelas jarak dilakukan dengan menggunakan metode klasifikasi interval. pada kondisi idealnya semakin dekat lokasi sekolah maka semakin banyak murid yang bersekolah disana namun hal tersebut tidak sesuai karena ada faktor lain yang mempengaruhi pelajar dalam memilih sekolah yaitu kualtias sekolah.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa berdasarkan kepadatan penduduk lokasi SMA tersebut berkepadatan rendah yang artinya teori tersebut sesuai, sedangkan berdasarkan jarak dan waktu tempuh bahwa tidak semua murid berasal dari lokasi yang dekat dengan sekolah Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas sekolah berpengaruh terhadap jangkauan pelayanan sekolah.
STUDY ON THE EFFECT OF QUALITY HIGH SCHOOL OF REACH OF SCHOOL SERVICE
(Case Study SMA SMA 12 Padang)
Fakhrul Satria, Tomi Eriawan, ST,MT, Ir Hamdi Nur, MTP.
Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Bung Hatta, Padang
Email : Fakhrul_satria@yahoo.com, tomieriawan@yahoo.com,
hamdinur@yahoo.com Abstract
This study was aimed to determine the effect of school quality. For range service of school SMA 1 and SMA 12. This study was comparative research that is compared, by comparing two different school quality.
At the stage of data collection method used is a secondary form of survey data collection techniques to government agencies and Primary Survey. The variables used in this study is population density, number of students, the distance and time, population density is used to determine the suitability of Walter Christeller theory of minimal educational outreach is highly dependent on population density the higher the population density the smaller the region's reach educational services and vice versa. based on the number of students seen how many students who come from a village well for SMA I and SMA 12 Padang and then compared, then in terms of distance and time is seen by the number of students who come from a distance classification which is then compared to the percentage of the number of students while class divisions distances were calculated using interval classification. the ideal conditions closer location of the school, the more students who attend school there, but it is not appropriate because there are other factors that affect students in schools that drive quality schools.
From the results, that is based on the population density of the location of the high school, which means a low density of the corresponding theory, while based on the distance and time that not all students come from locations close to the school From the description above it can be concluded that the effect of school quality on school outreach
.
Pendahuluan
Kota merupakan suatu pusat aktivitas yang mana didalamnya terdapat berbagai aktivitas seperti perdagangan jasa dan pendidikan dan Kota merupakan suatu lokasi yang kompleks dimana perkembangan dan pembangunnya terus berjalan dengan perkembangan kota dan mengikuti
perkembangan zaman maupun
tuntutan hidup diperlukan
pembangunan kota yang
berkelanjutan baik dari sarana dan prasarana yang memadai dan harus seimbang dan harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat terutama di perkotaan.
pendidikan merupakan sarana perkotaan yang harus dipenuhi dan mampu memenuhi kebutuhan peserta didik, dan pendidikan juga berfungsi
sebagai salah satu wahana
pembentuk karakter bangsa, sekolah adalah lokasi penting dimana para
generasi Bangsa Indonesia
diharapkan dapat berjuang membawa negara bersaing di kancah global. Seiring dengan derasnya tantangan global, tantangan dunia pendidikan pun menjadi semakin besar, hal ini
yang mendorong para siswa
mendapatkan prestasi terbaik.
Kota Padang memiliki kualitas pendidikan yang baik sehingga menarik minat pelajar baik dari dalam Kota Padang hingga luar Kota Padang terutama untuk tingkatan menengah keatas dan tingkat mahasiswa. untuk tingkat SMA (Sekolah Menengah Atas) yang tersebar pada Kecamatan di Kota Padang, namun terdapat beberapa hal yang mendasari pelajar dan orang tua mereka dalam memilih sekolah yang mereka inginkan.
Pelajar memiliki kriteria dalam memilih sekolah yang mereka inginkan baik dalam rayon ataupun luar rayon sekolah mereka karena didasari berbagai faktor dalam menentukan sekolah, salah satunya jarak sekolah karena semakin jauh jarak sekolah akan berdampak pada biaya dan waktu tempuh dan selain itu juga menghasilkan pola pergerkan pelajar dari daerah asal ketempat tujuan
Pada pemilihan sekolah setiap pelajar menginginkan sekolah yang berkualitas terutama sekolah favorit
dan ada juga yang memilih sekolah biasa dengan mempertimbangkan jarak dari asal (Rumah) ke tujuan (Sekolah), bergerak dari hal itu penulis ini mengkaji bagaimana pengaruh kualitas sekolah terhadap jangkauan pelayanan sekolah tersebut.
Adapun alasan penulis memilih SMA (Sekolah Menengah Atas) sebagai lingkup studi karena. Tingkat pendidikan SMA masih berada dalam skala regional, apabila dibandingkan dengan perguruan tinggi yang memiliki skala lebih besar yaitu skala nasional .
pemilihan SMA 1 sebagai objek studi dilatar belakangi oleh lokasi yang strategis dan dekat dari jalan Arteri sehingga akses lebih mudah dan lancar dibandingkan dengan SMA ungulan lainnya. Sedangkan pemilihan SMA 12 dikarenakan secara lokasi tidak terlalu jauh dengan SMA 1 Padang dan secara kualitas berbeda.
1.1Rumusan Masalah
dari pembahasan diatas yang menjadi pokok pembahasan adalah
1. Bagaimana pengaruh
kualitas sekolah terhadap
jangkauan pelayanan
sekolah.
2. Bagaimana perbandingan jangkauan pelayan sekolah favorit dan sekolah biasa.
1.2Tujuan dan Sasaran
Adapun tujuan dan sasaran dari studi ini adalah :
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh kualitas sekolah terhadap jangkauan pelayanan sekolah.
Adapun sasaran dari studi ini adalah
1. Mengindentifikasi sekolah yang favorit dan sekolah
biasa yang dilihat
berdasarkan lokasi sekolah, 2. Mengidentifikasi jangkauan
pelayanan sekolah favorit dan sekolah biasa,
3. Mengidentifikasi pengaruh kualitas sekolah terhadap jangkauan pelayanan sekolah. Adapun ruang lingkup dibagi menjadi ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup materi
1.3Ruang Lingkup
A. Ruang Lingkup Wilayah
Ruang lingkup wilayah studi adalah Kota Padang yang terletak dipantai barat Pulau Sumatra dengan
luas keseluruhan adalah 694,96 km yang didominasi oleh kawasan perbukitan yang ditutupi oleh hutan lindung. terletak pada 100º05’05’’ BT – 100º34’09’’ BT dan 00º44’00’’ LS - 01º08’35’’ LS.
B. Ruang Lingkup Materi
Adapun ruang materi dari studi ini adalah sekolah SMA (Sekolah Menengah Atas) yang terdapat di Kota Padang dengan kriteria 2 SMA yang berdekatan dengan kualitas
yang berbeda dengan
mengidentifikasi rumah (asal) dan sekolah (tujuan).
1.4Metedologi dan Pendekatan
A. Tahap Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah
Survey Sekunder
Survey dilakukan dengan pengambilan data berupa data sekolah dan agreditasi ke Dinas Pendidikan Kota Padang
Survey Primer
Metode yang digunakan
obeservasi dan Kuesioner B. Tahap Pengolahan Dan Analisis
Data
Metode analisa yang digunakan adalah :
Analisis Kepadatan Penduduk. Analisis ini digunakan untuk menghitung kepadatan penduduk perkecamatan dan perkelurahan
dengan rumus sebagai
berikut:
Berdasarkan badan standar nasional kepadatan penduduk dapat dikelompokan menjadi 4 yaitu rendah, sedang, padat dan sangat padat, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 1
Standar Klasifikasi Kepadatan Penduduk No Klasifikasi Kawasan Kepadatan 1 Rendah < 150 jiwa / ha 2 Sedang 151 – 200 jiwa / ha 3 Padat 200 – 400 Jiwa / ha 4 Sangat Padat > 400 jiwa / ha
Sumber: Sni 03-1733-1989, Tata Cara
Perencanaan Kawasan Perumahan Perkotaan Metode Penelitian bersifat
Komparatif yaitu suatu
penelitian yang bersifat membandingkan. Adapun yang dibandingkan adalah:
a) Analisis perbandingan
berdasarkan jumlah murid yaitu dengan melihat bagaimana sebaran baik perkecamatan maupun kelurahan dan dari
mana murid tersebut kebanyakan berasal. Menurut Sinulingga dalam (Widianantari ; 2008 ; 33) “luas pemasaran itu sejauh mana orang berjalan untuk mencapai itu, dan ketika batas itu dilampaui maka orang akan mencari pelayanan yang lebih dekat” yang artinya semakin dekat tempat tinggal dengan sekolah maka semakin banyak pula murid yang berasal dari lokasi tersebut.
b) Analisis perbandingan
berdasarkan jarak dan waktu, dilihat analisis ini dilakukan
menggunakan rumus
klasifikasi interval tujuannya untuk mengetahui pada jarak dan waktu tempuh mana murid banyak berasal dan dari kedua sekolah tersebut sekolah mana yang memiliki jangkauan lebih jauh.
2 Pembahasan
Analisis Kepadatan Penduduk Analisis ini bertujuan untuk mengetahui kepadatan penduduk Kota Padang yang mana dari hasil analisis ini akan diperoleh kepadatan penduduk terutama untuk Kecamatan
Padang Utara (Kelurahan Lolong Belanti) dan Kecamatan Nanggalo ( Kelurahan Gurun Lawas). Sedangkan kegunaannya untuk mengetahui kesesuaian theory dengan kondisi yang ada di Kelurahan tempat lokasi sekolah berada.
Pada central place theory dalam christaller dijelaskan apabila dikaitkan dengan fasilitas pendidikan maka luas jangkauan pelayanan
pendidikan minimal sangat
tergantung pada tingkat kepadatan penduduk pada wilayah. Makin tinggi kepadatan penduduk makin kecil wilayah jangkauan pelayanan pendidikan begitu juga sebaliknya.
Berdasarkan hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa SMA I yang terletak di Kecamatan Padang Barat Kelurahan Lolong Belanti dan SMA 12 Tterletak di Kecamatan Nanggalo Kelurahan Gurun Lawas berkepadatan rendah yaitu angka kepadatannya < 150 jiwa/ha yang artinya jangkauan pelayanan sekolah tersebut jauh sedangkan kepadatan
penduduk di Kecamatan dan
Kelurahan tersebut rendah. Analisis Perbandingan
Analisis ini digunakan untuk
mengetahui sebaran murid
perkecamatan yang mana dalam kondisi realnya bahwa semakin dekat jarak tempuh maka jumlah muridnya lebih banyak dari murid yang jarak tempuhnya jauh.
Berdasarkan tabel
perbandingan diketahui bahwa murid terbanyak SMA I dengan klasifikasi tinggi berasal dari kelurahan yang jauh dengan lokasi sekolah artinya bahwa tidak semua yang lokasi tempat tinggalnya dekat dengan sekolah banyak yang bersekolah di SMA I. Sedangkan SMA 12 murid kebanyakan berasal dari Kelurahan Surau Gadang dan kelurahan lain yang dekat dengan sekolah yang artinya murid sekolah tersebut banyak berasal dari kelurahan yang dekat dengan lokasi sekolah.
Analisis Perbandingan berdasarkan Jarak dan Waktu Tempuh
Tujuan dari analisis ini adalah
untuk mengetahui jangkauan
pelayanan paling jauh dari 2 sekolah
yaitu SMA I dan SMA 12
berdasarkan jumlah murid
perkelurahan.
1) Analisis Berdasarkan Jarak. Analisis ini bertujuan untuk membandingkan jarak antar 2 sekolah (SMA 1 dan SMA 12 Padang), dengan cara melihat jarak dari tempat tinggal (kelurahan) ke sekolah tersebut, serta mengetahui di jarak manakah jumlah murid berasal.
Adapun analisis mengenai perbandingan jarak SMA I dan SMA 12 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2
Analisa Perbandingan Jarak SMA I dan SMA 12 Berdasarkan Jumlah
Murid
No Jarak Jumlah (Murid) SMA 1 SMA 12 1 694 - 3.031 242 (32,9 %) 492 (62,5 %) 2 3.032 - 5.369 182 (24,7 % 261 (33,2 %) 3 5.370 - 7.707 121 (16,4 %) 25 (3,2 %) 4 7.708 - 10.045 120 (16,3 %) 7 (0,9 %) 5 10.046 - 12.383 44 (6 %) 1 (0,1 %) 6 12.384 - 14.721 1, (2,3 %) 1 (0,1 %) 7 14.721 - 17.059 1, (2,3 %) - 8 > 17.059 0,1 (1,1 %) - Jumlah 736 (100 %) 761 (100 %) Mean 6.127 Median 5.894 Modus 5.852
0 10 20 30 40 50 60 70 694 -3.031 3.032 -5.369 5.370 -7.707 7.708 -10.045 10.046 -12.383 12.384 -14.721 14.721 -17.059 > 17.059 Ju m lah M u ri d (% ) Jarak (M) Gambar 1
Grafik Perbandingan jumlah Murid SMA 1 dan SMA 12
SMA 1 SMA 12
Dilihat dari tabel dan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa jangkauan pelayanan SMA I lebih jauh dari pada jangkauan pelayanan SMA 12, yang mana SMA I semakin jauh jaraknya presentase jumlah murid SMA I tetap tersebar, sedangkan SMA 12 Semakin dekat jarak ke sekolah presentase jumlah muridnya semakin tinggi.
2) Analisis Perbandingan Berdasarkan Waktu Tempuh. Analisis ini bertujuan untuk membandingkan waktu tempuh antar 2 sekolah (SMA 1 dan SMA 12 Padang), dengan cara melihat waktu tempuh dari tempat tinggal (kelurahan) ke sekolah tersebut, serta mengetahui waktu tempuh manakah kebanyakan murid berasal. Adapun
dalam penentuan moda yang mana dalam analisis ini moda yang digunakan adalah campuran baik sepeda motor, mobil dan angkutan umum.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel dan grafik berikut:
Tabel 3
Analisa Perbandingan Waktu Tempuh SMA I dan SMA 12
No Waktu Jumlah SMA 1 SMA 12 1 5 – 12 108 (14,7 %) 197 (17,9 %) 2 13 – 20 332 (45,1 %) 544 (69,1 %) 3 21 – 27 173 (23,5 %) 31 (3,9 %) 4 27 – 34 96 (13 %) 11 (1,7 %) 5 35 – 42 26 (3,5 %) 2 (0,3 %) 6 43 – 50 1 (0,1 %) 7 51 – 58 - 8 > 58 1 (1,3 %) Jumlah 736 (100 %) 787 (100 %) Mean 22,6 Median 20 Modus 20
0 10 20 30 40 50 60 70 80 5 - 12 13 - 20 21 - 27 27 - 34 35 - 42 43 - 50 51 - 58 > 58 Ju m lah M u ri d (% ) Waktu (Menit) Gambar 2
Grafik Perbandingan waktu tempuh berdasarkan jumlah Murid SMA 1 dan SMA 12
SMA 1 SMA 12
Dilihat dari tabel dan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa waktu tempuh SMA I lebih lama dari pada waktu tempuh SMA 12, yang mana SMA I sampai pada waktu tempuhnya lebih lama, sedangkan SMA 12 Semakin sebentar jarak tempuhnya semakin banyak jumlah muridnya.
Adapun temuan dari hasil analisis ini adalah dilihat berdasarkan jarak dan waktu tempuh dimana belum tentu kelurahan yang dekat dengan lokasi sekolah mempunyai jumlah murid yang banyak, yang hal ini dipengaruhi oleh kualitas sekolah tersebut.
Adapun hubungan dari
analisis-analisis diatas adalah sebagai berikut
1. Analisis Kepadatan Penduduk dengan Jumlah murid
Dari analisis kepadatan penduduk dan jumlah murid dapat disimpulkan bahwa jumlah murid SMA 1 bukan hanya berasal dari lokasi yang dekat dengan sekolah dengan
kepadatan penduduk
dikecamatan Padang Utara tergolong rendah, sedangkan lokasi SMA 12 tergolong padat sehingga jumlah murid banyak berasal dekat dengan lokasi sekolah.
2. Analisis Kepadatan Penduduk dengan Jarak dan Waktu Tempuh
Dari analisis diatas
disimpulkan bahwa SMA I berkepadatan rendah dengan jangkauan pelayanan yang
jauh, yang mana hal ini sesuai berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Weber Christaller.
3. Analisis Jumlah murid dengan jarak dan waktu
waktu tempuh SMA I lebih lama dari pada waktu tempuh SMA 12, yang mana SMA I sampai pada waktu tempuhnya lebih lama, sedangkan SMA 12 Semakin sebentar jarak tempuhnya semakin banyak jumlah muridnya begitu juga dengan jarak.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan data dari bab- bab sebelumnya , maka dapat disimpulkan bahwa kualitas sekolah berpengaruh terhadap jangkauan pelayanan sekolah yang dilihat berdasarkan kepadatan penduduk, jarak dan waktu tempuh
1) Berdasarkan kepadatan
Penduduk
Berdasarkan hasil analisis disimpulkan bahwa kualitas sekolah berpengaruh terhadap jangkauan pelayanan sekolah
2) Berdasarkan Jumlah Murid Berdasarkan hasil analisis yang mana jumlah murid dihubungkan dengan jarak dari rumah ke sekolah. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa tidak semua jumlah murid terbanyak berasal berada dekat dengan lokasi sekolah.
3) Berdasarkan Jarak Dan Waktu Berdasarkan hasil analisis murid SMA I tidak hanya berasal dari lokasi sekolah namun juga berasal dari lokasi yang jauh dari sekolah. Yang mana dalam hal ini terlihat bahwa kualitas sekolah yang menjadi acuan pelajar dalam memilih sekolah.
5.2 Rekomendasi
Adapun beberapa saran mengenai pengaruh kualitas sekolah terhadap jangkauan pelayanan adalah sebagai berikut:
1. Pendidikan merupakan suatu sarana untuk membentuk karakter bangsa oleh karena itu sekolah harus selalu
meningkatkan mutu dan
kualitas sekolah baik dari input, Proses Pembelajaran dan output.
2. Untuk studi lanjutan kajian mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
siswa dalam pemilihah
sekolah. Baik dari segi lokasi, Akreditasi dan kualitas
3. Untuk pemerintah yaitu kemudahan aksesibilitas untuk pelajar, hendakanya setiap lokasi sekolah harus ditunjang dengan kondisi jaringan jalan yang baik dan ketersedian moda angkutan umu harus dipenuhi unutuk
mempermudah murid ke
sekolah.
DAFTAR PUSTAKA :
Badan Standar Nasional (BSN) Pendidikan Tahun 2006 Tentang Standar Sarana Dan Prasarana SMA / MA.
Badan Standar Nasional (BSN) SNI 03-1733-2004 Tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan Diperkotaan.
Depdiknas, Pengembangan Sekolah Unggul, 1994.
Keputusan Menteri Permukiman Dan
Prasarana Wilayah No.
534/Kpts/M/2001 Tentang Pedoman Penentuan Standar Pelayanan
Minimal Bidang Penataan Ruang, Perumahan dan Permukiman dan Pekerjaan Umum.
Tarigan, Robinson (2005)
“Perencanaan Pembangunan
Wilayah”. Bumi Aksara Jakarta. Widianantari, (2008) tentang Kebutuhan dan Jangkauan Pelayanan Pendidikan DiKecamatan Bandongan Kabupaten Magelang.
Yulianidar, Tika (2012) tentang Jangkauan Pelayanan 7-ELEVEN Jakarta Selatan.
Aronoff (1989) dalam Modul Pelatihan GIS Labscan PWK ; 2012 ; 1 tentang Sistem Informasi Geografis