• Tidak ada hasil yang ditemukan

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 43 TAHUN 2008

T E N T A N G

TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

Menimbang : a. bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan dalam Pasal 55 Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Kalimantan Tengah, perlu ditetapkan tugas pokok dan fungsi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Kalimantan Tengah ; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf

a, perlu menetapkan Peraturan Gubernur Kalimantan Tengah tentang Tugas Pokok dan Fungsi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Kalimantan Tengah;

Mengingat : 1. Undang Nomor 21 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 10 Tahun 1957 Tentang Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Tengah dan Perubahan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1956 Tentang Pembentukan Daerah-Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan Dan Kalimantan Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1957 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1284) Sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1622);

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890);

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286) ;

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355) ;

(2)

5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 197, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4018) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 Tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4194) ;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593 ) ; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten / Kota ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737 ) ;

12. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741 ) ;

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah ;

14. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 1 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Yang Menjadi Kewenangan Provinsi Kalimantan Tengah ;

15. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Kalimantan Tengah;

(3)

M E M U T U S K A N :

Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Daerah Provinsi Kalimantan Tengah. 2. Provinsi adalah Provinsi Kalimantan Tengah.

3. Pemerintah Daerah adalah Gubernur dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah.

4. Gubernur adalah Gubernur Kalimantan Tengah.

5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Tengah.

6. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa adalah Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Kalimantan Tengah. 7. Unit Pelaksana Teknis Badan yang selanjutnya disebut UPTB adalah

Unit Pelaksana Teknis Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Kalimantan Tengah.

8. Kepala Badan, adalah Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Kalimantan Tengah.

BAB II PENETAPAN

Pasal 2

Dengan Peraturan Gubernur ini ditetapkan Tugas Pokok dan Fungsi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Kalimantan Tengah.

BAB III

SUSUNAN ORGANISASI Pasal 3

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, terdiri dari : 1. Kepala Badan ;

2. Sekretaris, membawahkan :

a. Kepala Sub Bagian Penyusunan Program; b. Kepala Sub Bagian Keuangan;

c. Kepala Sub Bagian Umum, Perlengkapan dan Kepegawaian; 3. Bidang terdiri dari :

a. Kepala Bidang Pembangunan Desa dan Kelurahan, membawahkan : 1) Kepala Sub Bidang Pembangunan Desa dan Kelurahan;

2) Kepala Sub Bidang Penguatan Kapasitas Pemerintahan Desa dan Kelurahan.

b. Kepala Bidang Kelembagaan, Sosial Budaya dan Pelatihan Masyarakat, membawahkan :

1) Kepala Sub Bidang penguatan Kelembagaan dan Pelatihan Masyarakat;

2) Kepala Sub Bidang Pemberdayaan Adat dan Pengembangan Sosial Budaya.

(4)

c. Kepala Bidang Pemanfaatan Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna, membawahkan :

1) Kepala Sub Bidang Rehabilitasi Konservasi dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam;

2) Kepala Sub Bidang Kerjasama dan Pendayagunaan Teknologi Tepat Guna;

d. Kepala Bidang Usaha Ekonomi Masyarakat, membawahkan :

1) Kepala Sub Bidang Pengembangan Usaha Ekonomi Masyarakat dan Lembaga Keuangan Mikro;

2) Kepala Sub Bidang Pemberdayaan Masyarakat Miskin; 4. Kelompok Jabatan Fungsional .

Pasal 4

Bagan Susunan Organisasi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Gubernur ini.

BAB IV

TUGAS POKOK, FUNGSI DAN KEWENANGAN Bagian Pertama

Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa Pasal 5

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa mempunyai tugas pokok membantu Gubernur dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijaksanaan spesifik dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang pemberdayaan masyarakat dan desa berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 6

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, menyelenggarakan fungsi : 1. merumuskan dan menetapkan kebijakan teknis di bidang pemberdayaan

masyarakat dan desa sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Gubernur berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

2. koordinasi pembinaan pelaksanaan ketahanan masyarakat, sosial budaya masyarakat, pemanfaatan sumberdaya alam dan teknologi tepat guna serta usaha ekonomi masyarakat;

3. koordinasi kebijakan pembangunan masyarakat di pedesaan dalam pengembangan prakarsa dan swadaya gotong royong;

4. melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dan desa; dan

5. penyelenggaraan urusan kesekretariatan. Pasal 7

Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Badan pemberdayaan Masyarakat dan Desa mempunyai kewenangan sebagai berikut :

1. perumusan dan penetapan kebijakan dan penyelenggaraan administrasi pemerintahan desa dan kelurahan skala provinsi;

2. pembinaan, pengawasan dan supervisi penyelenggaraan administrasi pemerintahan desa dan kelurahan skala provinsi;

(5)

3. penetapan pedoman, norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang penguatan kelembagaan dan pengembangan partisipasi masyarakat skala provinsi;

4. koordinasi, fasilitasi, pembinaan, supervisi, monitoring dan evaluasi pengolahan data dan profil desa dan kelurahan skala provinsi;

5. koordinasi, fasilitasi, pembinaan, supervisi, monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pelatihan masyarakat provinsi;

6. koordinasi, fasilitasi, pembinaan, supervisi, monitoring dan evaluasi peningkatan peran masyarakat dalam penataan dan pendayagunaan ruang kawasan perdesaan skala provinsi;

7. penetapan pedoman, norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang pemberdayaan adat dan pengembangan kehidupan sosial budaya masyarakat skala provinsi;

8. koordinasi, fasilitasi, pembinaan, supervisi, monitoring dan evaluasi pemberdayaan lembaga adat dan budaya skala provinsi;

9. Koordinasi, fasilitasi, pembinaan, supervisi, monitoring dan evaluasi pelaksanaan PKK skala provinsi;

10. koordinasi, fasilitasi, pembinaan, supervisi, monitoring dan evaluasi kesejahteraan sosial skala provinsi;

11. koordinasi, fasilitasi, pembinaan, supervisi, monitoring dan evaluasi pemberdayaan ekonomi penduduk miskin skala provinsi;

12. koordinasi, fasilitasi, pembinaan, supervisi, monitoring dan evaluasi pengembangan usaha ekonomi keluarga dan kelompok masyarakat skala provinsi;

13. koordinasi, fasilitasi, pembinaan, supervisi, monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pengembangan lembaga keuangan mikro pedesaan skala provinsi;

14. koordinasi, fasilitasi, pembinaan, supervisi, monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pengembangan produksi dan pemasaran hasil usaha masyarakat skala provinsi ; dan

15. koordinasi, fasilitasi, pembinaan, supervisi, monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam dan teknologi tepat guna skala provinsi.

Bagian Kedua Kepala Badan

Pasal 8

Kepala Badan mempunyai tugas memimpin, membina, mengoordinasikan, merencanakan serta menetapkan program kerja, tata kerja dan mengembangkan semua kegiatan pemberdayaan masyarakat dan desa serta bertanggung jawab atas terlaksananya tugas pokok dan fungsi Badan.

Pasal 9

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa menyelenggarakan fungsi : 1. perumusan dan penetapan kebijakan teknis dibidang pemberdayaan

masyarakat dan pemerintahan desa sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Gubernur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

2. pelaksanaan koordinasi pembinaan Pemerintahan desa dan kelurahan, kelembagaan, sosial budaya masyarakat, usaha ekonomi masyarakat, pemanfaatan usaha sumber daya alam dan teknologi tepat guna;

3. pelaksanaan koordinasi kebijakan pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan prakarsa dan swadaya gotong royong;

(6)

4. pembinaan penyelenggaraan urusan kesekretariatan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan desa; dan

5. pembinaan, pengendalian, monitoring dan evaluasi serta pelaporan tugas pemberdayaan masyarakat.

Bagian Ketiga Sekretariat

Pasal 10

Sekretaris mempunyai tugas mengoordinasikan penyusunan program dan penyelenggaraan tugas-tugas bidang secara terpadu dan tugas pelayanan administratif serta perlengkapan, keuangan, kepegawaian, ketatausahaan, protokol, humas dan rumah tangga, organisasi, tatalaksana dan analisis jabatan serta dokumentasi peraturan perundang-undangan pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.

Pasal 11

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, Sekretaris menyelenggarakan fungsi :

1. penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan penyusunan program, anggaran belanja dan pelaporan;

2. penyiapan bahan ketentuan peraturan perundang undangan dibidang pemberdayaan Masyarakat dan pemerintahan desa;

3. pelaksanaan urusan kepegawaian; 4. pelaksanaan urusan keuangan;

5. pelaksanaan urusan penataan organisasi, tatalaksana dan analisis jabatan;

6. pelaksanaan urusan rumah tangga dan ketatausahaan;

7. pelaksanaan urusan perpustakaan dan hubungan masyarakat ; dan

8. Pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

Pasal 12 Sekretaris, membawahkan :

1. Kepala Sub Bagian Penyusunan Program; 2. Kepala Sub Bagian Keuangan ;

3. Kepala Sub Bagian Umum, Perlengkapan dan Kepegawaian Paragraf 1

Sub Bagian Penyusunan Program Pasal 13

Kepala Sub Bagian Penyusunan Program mempunyai tugas menyiapkan dan menghimpun data dari bidang sebagai bahan penyusunan program dan anggaran badan, serta menghimpun bahan penyusunan pelaporan.

Pasal 14

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, Kepala Sub Bagian Penyusunan Program menyelenggarakan fungsi :

1. menyiapkan bahan dan data penyusunan program dan anggaran;

2. menghimpun data dari semua bidang sebagai bahan dalam penyusunan program dan anggaran badan;

(7)

4. mengolah, meneliti dan mempelajari bahan dan data penyusunan program, anggaran dan pelaporan; dan

5. pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

Paragraf 2

Sub Bagian Keuangan Pasal 15

Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas penyiapan bahan penyusunan rencana anggaran pembiayaan, pengelolaan keuangan dan pelaksanaan anggaran.

Pasal 16

Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, Kepala Sub Bagian Keuangan menyelenggarakan fungsi :

1. pengelolaan penyusunan rencana anggaran rutin; 2. pengelolaan administrasi keuangan;

3. pelaksanaan bimbingan dan pembinaan bendahara rutin, bendahara gaji dan bendahara khusus penerima; dan

4. pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan tugas.

Paragraf 3

Sub Bagian Umum, Perlengkapan dan Kepegawaian Pasal 17

Kepala Sub Bagian Umum, Perlengkapan dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan untuk keperluan urusan surat menyurat, perlengkapan, urusan rumah tangga, administrasi perjalanan dinas, protocol, humas/perpustakaan, inventarisasi barang serta perencanaan dan pengembangan pegawai, mutasi, peningkatan disiplin, kesejahteraan pegawai, organisasi, tatalaksana dan analisis jabatan serta dokumentasi perundang-undangan.

Pasal 18

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, Kepala Sub Bagian Umum, Perlengkapan dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi :

1. penyelenggaraan urusan ketatausahaan, surat menyurat;

2. penyelenggaraan urusan perlengkapan/inventaris barang dan urusan rumah tangga;

3. pengelolaan administrasi perjalanan dinas, humas dan keprotokolan ; 4. pelaksanaan administrasi kepegawaian;

5. penyusunan Daftar urutan kepegawaian;

6. pelaksanaan disiplin dan kesejahteraan pegawai;

7. pelaksanaan organisasi, tatalaksana, formasi jabatan dan analisis jabatan;

8. menghimpun bahan peraturan perundang-undangan; dan

(8)

Bagian Keempat

Bidang Pembangunan Desa Dan Kelurahan Pasal 19

Kepala Bidang Pembangunan Desa dan Kelurahan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, Pemerintah Desa dan Kelurahan meliputi motivasi Pembangunan Desa/ Kelurahan dan Penguatan Kapasitas Pemerintah Desa/Kelurahan.

Pasal 20

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19, Kepala Bidang Pembangunan Desa dan Kelurahan menyelenggarakan fungsi : 1. penyusunan Program Pembangunan Desa dan Kelurahan;

2. penyiapan perumusan kebijakan fasilitasi pelaksanaan penguatan kapasitas Pemerintah Desa/Kelurahan;

3. pelaksanaan bimbingan dan pembinaan motivasi terhadap lembaga Pemerintahan Desa dan Kelurahan;

4. pelaksanaan pembinaan dan pemberdayaan Lembaga Pemerintahan Desa dan Kelurahan;

5. pelaksanaan bimbingan peningkatan pengetahuan dan keterampilan Perangkat Desa/Kelurahan; dan

6. pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

Pasal 21

Kepala Bidang Pembangunan Desa dan Kelurahan, membawahkan : 1. Kepala Sub Bidang Pembangunan Desa dan Kelurahan;

2. Kepala Sub Bidang Penguatan Kapasitas Pemerintahan Desa dan Kelurahan.

Paragraf 1

Sub Bidang Pembangunan Desa dan Kelurahan Pasal 22

Kepala Sub Bidang Pembangunan Desa dan Kelurahan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan bimbingan dan evaluasi terhadap pelaksanaan pembangunan Desa dan Kelurahan.

Pasal 23

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22, Kepala Sub Bidang Pembangunan Desa dan Kelurahan menyelenggarakan fungsi :

1. penyiapan bahan konsep rencana kerja di Bidang Pembangunan Desa/Kelurahan;

2. pengumpulan dan analisa data Pembangunan Desa dan Kelurahan; dan 3. pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan tugas.

(9)

Paragraf 2

Sub Bidang Penguatan Kapasitas Pemerintahan Desa dan Kelurahan Pasal 24

Kepala Sub Bidang Penguatan Kapasitas Pemerintahan Desa dan Kelurahan melaksanakan tugas penyiapan bahan-bahan pembinaan dan perumusan kebijaksanaan, memfasilitasi pelaksanaan kegiatan di bidang Penguatan Kapasitas Pemerintahan Desa/Kelurahan.

Pasal 25

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24, Kepala Sub Bidang Penguatan Kapasitas Pemerintahan Desa dan Kelurahan menyelenggarakan fungsi :

1. pengumpulan data analisa dan penyiapan bahan perumusan kebijakan Pemberdayaan Lembaga Pemerintahan Desa ;

2. penyiapan fasilitasi pelaksanaan kegiatan dibidang Penguatan Kapasitas Pemerintahan Desa/Kelurahan; dan

3. pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

Bagian Kelima

Bidang kelembagaan, sosial budaya Dan pelatihan masyarakat

Pasal 26

Kepala Bidang Kelembagaan, Sosial Budaya dan Pelatihan Masyarakat mempunyai tugas penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan kelembagaan masyarakat, sosial budaya yang meliputi motivasi swadaya gotong royong, pengembangan sosial budaya masyarakat serta peningkatan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat.

Pasal 27

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26, Kepala Bidang Kelembagaan, Sosial Budaya dan Pelatihan Masyarakat menyelenggarakan fungsi :

1. penyusunan program peningkatan peranan kelembagaan masyarakat, sosial budaya dan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat;

2. penyiapan rumusan kebijaksanaan fasilitas pelaksanaan motivasi swadaya gotong royong masyarakat dalam rangka pemberdayaan masyarakat;

3. pelaksanaan bimbingan dan pembinaan motivasi terhadap lembaga masyarakat;

4. pelaksanaan pembinaan dan pemberdayaan adat dan pengembangan sosial budaya masyarakat;

5. pelaksanaan bimbingan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat; dan

6. pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

Pasal 28

Kepala Bidang Kelembagaan, Sosial Budaya dan Pelatihan Masyarakat, membawahkan :

(10)

1. Kepala Sub Bidang Penguatan Kelembagaan dan Pelatihan Masyarakat;

2. Kepala Sub Bidang Pemberdayaan Adat dan Pengembangan Sosial Budaya Masyarakat.

Paragraf 1

Sub Bidang Penguatan Kelembagaan dan Pelatihan Masyarakat Pasal 29

Kepala Sub Bidang Penguatan Kelembagaan dan Pelatihan Masyarakat mempunyai tugas penyiapan bahan bimbingan dan evaluasi terhadap lembaga masyarakat serta melaksanakan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat.

Pasal 30

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29, Kepala Sub Bidang Penguatan Kelembagaan dan Pelatihan Masyarakat menyelenggarakan fungsi :

1. penyiapan bahan konsep rencana bagian di Bidang Penguatan Kelembagaan dan Pelatihan Masyarakat ;

2. pengumpulan dan analisa data kelembagaan dan tingkat pengetahuan dan ketrampilan masyarakat ; dan

3. pembinaan, pengendalian monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

Paragraf 2

Sub Bidang Pemberdayaan Adat dan Pengembangan Sosial Budaya Masyarakat

Pasal 31

Kepala Sub Bidang Pemberdayaan Adat dan Pengembangan Sosial Budaya Masyarakat mempunyai tugas penyiapan bahan-bahan pembinaan dan perumusan kebijakan, memfasilitasi pelaksanaan kegiatan di Bidang Pemberdayaan Adat dan Pengembangan Sosial Budaya Masyarakat.

Pasal 32

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31, Kepala Sub Bidang Pemberdayaan Adat dan Pengembangan Sosial Budaya Masyarakat menyelenggarakan fungsi :

1. pengumpulan data analisa dan penyiapan bahan perumusan kebijaksanaan pemberdayaan adat dan pengembangan sosial budaya masyarakat ;

2. penyiapan fasilitasi pelaksanaan kegiatan di bidang pemberdayaan adat dan pengembangan sosial budaya masyarakat ;

3. pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

Bagian Keenam

Bidang Pemanfaatan Sumberdaya Alam dan Teknologi Tepat Guna

Pasal 33

Kepala Bidang Pemanfaatan Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna mempunyai tugas menyiapkan perumusan, koordinasi, pembinaan,

(11)

rehabilitasi, konservasi, pemanfaatan sumber daya alam, pengkajian dan evaluasi teknologi tepat guna pelaksanaan bantuan kerjasama, penerapan dan pengembangan serta pendayagunaan teknologi tepat guna.

Pasal 34

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33, Kepala Bidang Pemanfaatan Sumberdaya Alam dan Teknologi Tepat Guna, menyelenggarakan fungsi :

1. penyiapan penyusunan program, petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan pemanfaatan sumber daya alam dan teknologi tepat guna ; 2. pelaksanaan bimbingan masyarakat dalam rangka peran aktif

masyarakat pedesaan dalam pengelolaan sumber daya alam ;

3. penyelenggaraan pembinaan dan bimbingan rehabilitasi dan konservasi sumber daya alam ;

4. pelaksanaan pembinaan dan bimbingan masyarakat dalam rangka pelatihan keterampilan masyarakat dalam pendayagunaan teknologi tepat guna;

5. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program penerapan dan pengembangan teknologi tepat guna;

6. perumusan kebijakan dan fasilitasi pelaksanaan konservasi dan rehabilitasi lingkungan perdesaan;

7. perumusan kebijakan dan fasilitasi pelaksanaan pengembangan sarana dan prasarana perdesaan;

8. perumusan kebijakan dan fasilitasi pelaksanaan pemanfaatan lahan dan pesisir perdesaan;

9. perumusan kebijakan dan fasilitasi pelaksanaan pemetaan kebutuhan dan pengkajian teknologi perdesaan;

10. perumusan kebijakan dan fasilitasi pelaksanaan pemasyarakatan kerjasama teknologi perdesaan; dan

11. pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

Pasal 35

Kepala Bidang Pemanfaatan Sumberdaya Alam dan Teknologi Tepat Guna, membawahkan :

1. Kepala Sub Bidang Rehabilitasi Konservasi dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam ;

2. Kepala Sub Bidang Kerjasama dan Pendayagunaan Teknologi Tepat Guna.

Paragraf 1

Kepala Sub Bidang Rehabilitasi Konservasi dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam

Pasal 36

Kepala Sub Bidang Rehabilitasi Konservasi dan pemanfaatan Sumber Daya Alam mempunyai tugas merencanakan dan menetapkan petunjuk teknis pelaksanaan dalam rangka penerapan dan pengembangan pemanfaatan sumber daya alam sekaligus peningkatan peran aktif masyarakat dalam pelestarian lingkungan hidup.

(12)

Pasal 37

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36, Kepala Sub Bidang Rehabilitasi Konservasi dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam menyelenggarakan fungsi :

1. penyiapan bahan-bahan konsep rencana program ;

2. pengumpulan bahan dan analisa data dalam rangka rehabilitasi konservasi pemanfaatan sumber daya alam ;

3. penyiapan bahan-bahan dalam rangka pembinaan petunjuk, pedoman dan pembinaan teknis pengembangan pemanfaatan sumber daya alam ; 4. perumusan kebijakan dan fasilitasi pelaksanaan konservasi dan

rehabilitasi lingkungan pedesaan;

5. perumusan kebijakan dan fasilitasi pelaksanaan pengembangan prasarana dan prasarana perdesaan ;

6. perumusan kebijakan dan fasilitasi pelaksanaan pemanfaatan lahan dan pesisir perdesaan ; dan

7. pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

Paragraf 2

Sub Bidang Kerjasama dan Pendayagunaan Teknologi Tepat Guna Pasal 38

Kepala Sub Bidang Kerjasama dan Pendayagunaan Teknologi Tepat Guna mempunyai tugas penyiapan bahan penyusunan petunjuk dan bimbingan teknis dalam rangka pemanfaatan kerjasama dan pendayagunaan Teknologi Tepat Guna.

Pasal 39

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38, Kepala Sub Bidang Kerjasama Teknologi Tepat Guna menyelenggarakan fungsi :

1. Penyiapan bahan-bahan, konsep rencana program.

2. Pengumpulan dan analisa data, pembinaan dan pemanfaatan kerjasama penerapan pendayagunaan Teknologi Tepat Guna ;

3. Penyiapan bahan dalam rangka pemberian petunjuk pedoman dan pembinaan teknis penerapan pengembangan Teknologi Tepat Guna; 4. Perumusan Kebijakan dan Fasilitasi pelaksanaan pemetaan kebutuhan

dan pengkajian teknologi pedesaan ;

5. Perumusan Kebijakan dan Fasilitasi pelaksanaan kemasyarakatan kerjasama teknologi pedesaan;

6. pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

Bagian Ketujuh

Bidang Usaha Ekonomi Masyarakat Pasal 40

Kepala Bidang Usaha Ekonomi Masyarakat mempunyai tugas menyiapkan rumusan kebijakan, koordinasi pembinaan usaha ekonomi masyarakat dan penanggulangan kemiskinan yang meliputi pengembangan Usaha Ekonomi Masyarakat dan Lembaga Keuangan Mikro, Pemberdayaan Masyarakat Miskin dan Ketahanan Pangan.

(13)

Pasal 41

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40, Kepala Bidang Usaha Ekonomi Masyarakat menyelenggarakan fungsi : 1. Penyiapan penyusunan program, petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan

Usaha Ekonomi Masyarakat dan Lembaga keuangan Mikro ;

2. Penyiapan penyusunan program, petunjuk teknis dan fasilitasi pelaksanaan kegiatan bantuan pembangunan untuk Pemberdayaan Masyarakat Miskin dan Ketahanan Pangan Masyarakat ;

3. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan tugas dan fungsi Bidang Usaha Ekonomi Masyarakat dan kegiatan teknis yang ditangani.

Pasal 42

Kepala Bidang Usaha Ekonomi Masyarakat membawahkan :

1. Kepala Sub Bidang Pengembangan Usaha Ekonomi Masyarakat dan Lembaga Keuangan Mikro ;

2. Kepala Sub Bidang Pemberdayaan Masyarakat Miskin; Paragraf 1

Sub Bidang Pengembangan Usaha Ekonomi Masyarakat dan Lembaga Keuangan Mikro

Pasal 43

Kepala Sub Bidang Pengembangan Usaha Ekonomi Masyarakat dan Lembaga Keuangan Mikro mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pembinaan dalam rangka menumbuh kembangkan usaha ekonomi masyarakat dan lembaga keuangan mikro di wilayah perdesaan.

Pasal 44

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43, Kepala Sub Bidang Pengembangan Usaha Ekonomi Masyarakat dan Lembaga Keuangan Mikro, menyelenggarakan fungsi :

1. pengumpulan bahan dan analisa data dan inventarisasi usaha ekonomi masyarakat, data perkreditan, data produksi dan pemasaran serta Lembaga Keuangan Mikro Perdesaan ;

2. melakukan pembinaan dan pelatihan, workshop, bimbingan teknis, rapat koordinasi teknis dan penguatan kapasitas kegiatan-kegiatan teknis ; 3. meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat dalam

pengembangan usaha, produksi, pemasaran, perkreditan dan pengelolaan Lembaga Keuangan Mikro ;

4. melakukan koordinasi dengan dinas/instansi terkait tentang bantuan kredit, produksi dan pemasaran, usaha ekonomi keluarga dan masyarakat serta pengembangan lembaga keuangan mikro; dan

5. pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

Paragraf 2

Sub Bidang Pemberdayaan Masyarakat Miskin Pasal 45

Kepala Sub Bidang Pemberdayaan Masyarakat Miskin mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pembinaan, menyusun petunjuk teknis pelaksanaan dan mempersiapkan laporan pelaksanaan penanggulangan

(14)

kemiskinan dalam rangka pemberdayaan masyarakat miskin dan ketahanan pangan.

Pasal 46

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45, Kepala Sub Bidang Pemberdayaan Masyarakat Miskin menyelenggarakan fungsi :

1. pengumpulan bahan dan analisis data, pemetaan kantong kemiskinan dan inventarisasi penanggulangan kemiskinan dalam rangka upaya pemberdayaan masyarakat miskin dan ketahanan pangan masyarakat ; 2. melakukan pembinaan dan pelatihan, workshop, bimbingan teknis, rapat

koordinasi teknis dan penguatan kapasitas kegiatan-kegiatan teknis penanggulangan kemiskinan, pemberdayaan masyarakat miskin dan ketahanan pangan masyarakat ;

3. meningkatkan keberdayaan masyarakat miskin dan ketahanan pangan masyarakat dalam upaya pembangunan manusia seutuhnya ;

4. melakukan koordinasi dengan dinas/instansi terkait tentang pemberdayaan masyarakat miskin dan ketahanan pangan dalam rangka penanggulangan kemiskinan ; dan

5. pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

BAB V

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 47

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.

Pasal 48

(1) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47, terdiri dari sejumlah tenaga dalam jenjang Jabatan Fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya. (2) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.

(3) Jumlah Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.

(4) Jenis Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (3), diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan yang berlaku.

BAB VI TATA KERJA

Pasal 49

(1) Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Badan, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian, dan Kepala Sub Bidang serta pemegang Jabatan Fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, simplikasi dan sinkronisasi secara vertikal serta horizontal baik dalam lingkungan Badan maupun instansi lain sesuai dengan tugas pokok masing - masing.

(15)

(2) Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti, memenuhi petunjuk-petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasannya masing- masing serta menyampaikan laporan tepat pada waktunya.

BAB VII

KETENTUAN PENUTUP Pasal 50

Uraian tugas masing-masing pejabat dan pelaksana pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa ditetapkan oleh Kepala Badan dengan Peraturan Kepala Badan.

Pasal 51

Dengan berlakunya Peraturan Gubernur ini, maka Keputusan Gubernur Kalimantan Tengah Nomor 52 Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tatakerja Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Kalimantan Tengah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.

Pasal 52

Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Kalimantan Tengah.

Ditetapkan di Palangka Raya pada tanggal 1 Juli 2008

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH, Cap/ttd

AGUSTIN TERAS NARANG

Diundangkan di Palangka Raya pada tanggal 1 Juli 2008

SEKRETARIS DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH,

Cap/ttd

THAMPUNAH SINSENG

(16)

TANGGAL 1 JULI 2008

BAGAN SUSUNAN ORGANISASI BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH, Cap/ttd

AGUSTIN TERAS NARANG

SUB BAGIAN UMUM, PERLENGKAPAN DAN

KEPEGAWAIAN

BIDANG

PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN

BIDANG

KELEMBAGAAN SOSIAL BUDAYA & PELATIHAN MASYARAKAT

BIDANG PEMANFAATAN SDA & TEKNOLOGI TEPAT GUNA

BIDANG

PEMBERDAYAAN USAHA EKONOMI MASYARAKAT

SUB BIDANG

PENGEMBANGAN USAHA EKONOMI MASYARAKAT & LEMBAGA

KEUANGAN MIKRO SUB BIDANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN KEPALA BADAN SUB BAGIAN KEUANGAN SUB BAGIAN PENYUSUNAN PROGRAM SEKRETARIAT SUB BIDANG PEMANFAATAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA SUB BIDANG PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM SUB BIDANG

PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN

SUB BIDANG

PENGUATAN KELEMBAGAAN & PELATIHAN MASYARAKAT

SUB BIDANG PEMBERDAYAAN ADAT DAN

PENGEMBANGAN SOSBUD SUB BIDANG

PENGUATAN KAPASITAS PEMERINTAHAN DESA DAN KEL

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Referensi

Dokumen terkait

1)Survei Industri Besar dan Sedang (IBS) Triwulanan menghasilkan Indeks Produksi digunakan adalah Survei IBS.. Tahunan 1990 dan sampel yang terpilih sebanyak 1722 perusahaan.

Penurunan dan keretakan serta kemiringan dinding, bukan karena daya dukung tanah yang rendah melainkan akibat kesalahan pada teknis pelaksanaan dimana tanah urug yang di hampar

Kebenaran konsep Naskah diungkapkan dengan tepat, terdapat aspek penting, analisis dan membantu memahami konsep serta tidak menjiplak karya orang lain Naskah Diungkap

Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan simulasi model pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan berbasis kesenjangan harapan-kenyataan tentang pelaksanaan

Setelah data primer atau data utama pada riset dilakukan, sebagai sarana pendukungnya adalah data bersifat sekunder atau yang kedua, maksudnya adalah bahwa selain data utama,

Sesuai dengan prinsip keterbukaan dalam negara demokrasi yang mengharuskan Penyelenggara Negara membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang

sebesar 5,594. Strategi ini menjadi strategi terbaik karena manajemen usahatani merupakan kunci keberhasilan usahatani jagung. Optimalisasi manajemen usahatani jagung

Nasmoco Bahtera Motor fungsi penjualan bertugas dan bertanggung jawab dalam memasarkan unit kendaraan, menerima order dari pelanggan dengan mengisi form SPK (Surat