4) Mahasiswa PGSD UPI Kampus Cibiru, NIM 1101493 5) Dosen Pembimbing I, Penulis Penanggung Jawab 6) Dosen Pembimbing II, Penulis Penanggung Jawab
PENERAPAN SPELLING MELALUI TEKNIK DICTATION
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM
PEMBELAJARAN WRITING DI SEKOLAH DASAR
Desy Rahmah Sari
1, Winti Ananthia
2, Kurniawati
3Program Studi PGSD Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru rahmahsaridesy@yahoo.com
ABSTRAK
Latar belakang Penelitian Tindakan Kelas ini ialah adanya permasalahan dalam
pembelajaran bahasa Inggris di SD terutama dalam keterampilan writing. Siswa
mengalami kesulitan dalam menuliskan kosakata-kosakata dalam bahasa Inggris sehingga sering terjadi spelling error. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk meningkatkan hasil
belajar siswa dalam pembelajaran writing setelah melakukan kegiatan spelling melalui
teknik dictation. Penelitian dilakukan di kelas IV SD Negeri Buahbatu 09 dengan jumlah
siswa 44 orang. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode John Elliot yang terdiri dari tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga tindakan. Instrumen penelitian yang digunakan berupa lembar observasi kegiatan guru, lembar observasi kegiatan siswa, lembar wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi. Aspek yang dinilai dari pembelajaran
writing adalah ketepatan siswa dalam menulis kata-kata dalam bahasa Inggris. Berdasarkan hasil belajar, rerata siswa pada siklus I masih di bawah KKM yaitu 66. Pada siklus II rerata siswa mengalami peningkatan yaitu 76,5. Pada siklus III rerata siswa meningkat dari siklus
sebelumnya yaitu 79. Hal tersebut menunjukkan bahwa spelling siswa melalui teknik
dictation berpengaruh positif terhadap pembelajaran writing siswa sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
1) Mahasiswa PGSD UPI Kampus Cibiru, NIM 1101493 2) Dosen Pembimbing I, Penulis Penanggung Jawab 3) Dosen Pembimbing II, Penulis Penanggung Jawab
THE IMPLEMENTATION OF SPELLING
THROUGH
DICTATION
TECHNIQUE
TO IMPROVE STUDENTS OUTCOMES IN PRIMARY
SCHOOL TEACHING WRITING
Desy Rahmah Sari
1, Winti Ananthia
2, Kurniawati
3Program Studi PGSD Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru rahmahsaridesy@yahoo.com
ABSTRACT
The background of this Classroom Action Research is the existence of problems in learning English in elementary school, especially in writing skills. Students was having difficulty in writing down the vocabulary in English. So, they have got spelling errors. The purpose of writing this article is to improve students learning outcomes of writing after learning activities using spelling through dictation technique. The study was conducted in the fourth grade primary school of Buahbatu 09 which consisted of 44 students using John Elliot research method. There were three cycles. Each cycle consisted of three acts. The research instrument were used are student and teacher observation sheet, field notes sheet, interview sheet and documentation. Aspect that was assessed is the accuracy of writing words in English language. Based on the result of the research, the data showed that the average score of cycle I is 66 and it`s still under KKM, the average score of cycle II has increased to be 76.5 and the average score of cycle III increased from the last cycle, it became 79. This showed that spelling through dictation technique could bring more positive improvement in writing learning so that students learning outcomes could be improved.
Key words : Spelling, dictation technique, writing, primary school, learning and teaching English
1) Mahasiswa PGSD UPI Kampus Cibiru, NIM 1101493 2) Dosen Pembimbing I, Penulis Penanggung Jawab 3) Dosen Pembimbing II, Penulis Penanggung Jawab
Pendidikan merupakan hal utama yang harus diberikan kepada anak terutama pendidikan anak usia dini sampai pendidikan dasar dimana anak
masih berada pada tahap Golden Age
yaitu masa di mana anak diberi
rangsangan untuk mengoptimalkan
kecerdasannya melalui pendidikan.
Pendidikan yang diberikan harus sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu
mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat agar menjadi manusia yang berakhlak mulia, beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT seperti yang tertera dalam Undang -undang Dasar Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Bertemali dengan pengetahuan
bahasa Inggris, untuk jenjang sekolah dasar pengetahuan bahasa Inggris ini wajib untuk diajarkan sebagai pelajaran muatan lokal mulai dari kelas 1 sampai kelas VI (Karsidi, 2007). Tetapi dalam pengajarannya banyak kendala yang dirasakan salahsatunya yaitu kurangnya upaya khusus penyiapan guru bahasa Inggris untuk SD sehingga jika dilihat dari kenyataan, banyak guru yang belum kompeten dalam mengajarkan bahasa Inggris di SD sehingga materi yang
diajarkan tidak sesuai tahap
perkembangan kognitif.
Dalam pembelajaran writing,
pembelajaran dibagi menjadi tiga macam
Scott dan Ytreberg (2010) yaitu
Controlled writing activities, Guided written activities dan Free writing activities. Controlled writing activities
merupakan kegiatan di mana guru
mengontrol aktivitas siswa dalam
menulis. Guided written activities
merupakan kegiatan di mana guru
membimbing siswa dalam aktivitas menulis. Untuk free writing activities,
kegiatan ini mengarahkan siswa untuk menulis bebas. Tugas guru di sini yaitu
sebagai fasilitator atau helper.
Berdasarkan macam-macam
pembelajaran di atas, peneliti memilih
pembelajaran guided written activities
yang diaplikasikan dalam penelitian tindakan kelas.
Dalam pembelajaran writing,
menjelaskan bahwa kegiatan spelling
sangat cocok untuk digunakan dengan
menggunakan teknik dictation (Harmer,
2004). Untuk tahap awal pengenalan
spelling, siswa diperkenalkan tentang
Alphabets. Siswa setidaknya dapat menguasai 26 huruf yaitu mulai dari A
sampai Z begitupun dengan cara
pengucapannya yang sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Inggris. Menurut Harmer (2004) tahap ini dapat disebut
dengan tahap recognition atau
pengenalan.
Pada penelitian ini, Pelaksanaan
pembelajaran writing terbagi ke dalam
tiga siklus yang masing-masing siklus terdiri dari tiga tindakan. Untuk tahap awal yaitu tahap persiapan. Tahap ini
dilaksanakan sebelum pembelajaran
dimulai. guru mempersiapkan segala sesuatu mulai dari media yang akan
ditampilkan, spidol, pulpen merah,
reward sampai mengkondisikan siswa untuk duduk siap. Tahap kedua yaitu tahap apersepsi. Pada tahap ini, guru
mengenalkan lagu alphabets dan
mengajak siswa untuk menyanyikannya bersama-sama. Karena pembelajaran ini
lebih mengarah pada spelling, siswa
didorong untuk menguasai 26 huruf
alphabets dan cara pengucapannya dalam bahasa Inggris dengan benar. Tahap ketiga yaitu tahap pelaksanaan. Pada tahap ini, Guru menampilkan media sesuai dengan subtema yaitu berupa gambar. Kemudian guru melakukan tanya jawab mengenai gambar yang berkaitan
1) Mahasiswa PGSD UPI Kampus Cibiru, NIM 1101493 2) Dosen Pembimbing I, Penulis Penanggung Jawab 3) Dosen Pembimbing II, Penulis Penanggung Jawab
dengan materi yang akan diajarkan dan melatih siswa untuk mengejanya. Setelah itu, guru membagi siswa ke dalam kelompok untuk tindakan 1 dan membagi siswa secara pasangan untuk tindakan 2. Setelah siswa duduk berkelompok, guru
menunjukkan worksheet dan memberikan
instruksi cara pengerjaannya. Setelah
siswa mengerti, guru membagikan
worksheet dan siswa mengerjakannya sesuai instruksi. Tahap terakhir yaitu tahap penilaian. Pada tahap ini, Penilaian
dilakukan guru pada saat proses
pembelajaran dan evaluasi. Guru menilai kerjasama dan keaktifan siswa selama proses pembelajaran pada tindakan satu dan dua termasuk dengan penilaian
worksheet nya. Pada akhir pembelajaran, guru menilai hasil soal evaluasi yang dikerjakan siswa. Hal ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa mengenai materi. Peneliti mengukur kognitif siswa dari hasil evaluasi siswa yang dikerjakan pada setiap tindakan. Peneliti dapat melihat perkembangan hasil belajar siswa setiap siklusnya, apakah meningkat atau malah menurun.
METODE
Peneliti menggunakan metode
penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan di kelas IV semester 2. Yang menjadi subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa-siswi kelas IV yang berjumlah 44 siswa dengan rincian siswa perempuan sebanyak 26 orang dan siswa laki-laki sebanyak 18 orang. Penelitian berlokasi di SDN Buahbatu 09 kota bandung. Masalah yang terjadi pada kelas tersebut adalah, siswa masih belum
dapat menuliskan kata-kata bahasa
Inggris dengan benar sehingga terjadi
mispelling.
Metode penelitian yang peneliti
gunakan adalah metode Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Banyak sekali masalah yang terjadi dalam dunia
pendidikan khususnya pada saat
pembelajaran. Pada saat proses
pembelajaran, berbagai masalah muncul baik dari segi siswa, kondisi kelas atau strategi pembelajaran. Oleh karena itu,
peneliti memilih metode penelitian
tindakan kelas sebagai metode penelitian yang cocok untuk diterapkan di kelas. Penelitian Tindakan kelas (PTK) menurut Abidin (2011, hlm. 217) ialah penelitian yang dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara berulang atau bersiklus berulang untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas.
Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti memilih desain penelitian model Elliot. PTK model Elliot ini terdiri dari beberapa siklus, dan setiap siklusnya memiliki tiga tindakan. Setiap selesai satu siklus, akan dilakukan refleksi
sebagai perbaikan untuk siklus
berikutnya.
Penelitian ini menggunakan
beberapa instrumen yaitu lembar
observasi, lembar wawancara, catatan lapangan, lembar kerja siswa, dan
dokumentasi. Adapun teknik
pengumpulan data yang digunakan
berupa observasi, wawancara, penilaian hasil belajar, dan penilaian sikap. Teknik analisis data yang digunakan adalah
teknik kuantitatif, kualitatif, dan
triangulasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada pelaksanaan penelitian di siklus
I peneliti menggunakan tema yaitu At
home dengan sub tema tindakan satu
yaitu the things in my bedroom, sub tema
tindakan dua yaitu the things in my
bathroom, dan sub tema tindakan tiga yaitu gabungan dari sub tema tindakan satu dan dua. Pada siklus I ini, siswa
masih mengalami kesulitan dalam
mengeja secara lisan terutama huruf a, e, i, g dan h yang sering tertukar pengucapannya. Dilihat dari lembar wawancara pun, mengeja dalam bahasa Inggris merupakan kegiatan yang sulit
1) Mahasiswa PGSD UPI Kampus Cibiru, NIM 1101493 2) Dosen Pembimbing I, Penulis Penanggung Jawab 3) Dosen Pembimbing II, Penulis Penanggung Jawab
bagi siswa. Oleh karena itu, setiap tindakan guru melatih siswa mengeja kata-kata pada tahap pre writing. Selain itu, ada beberapa kosakata yang belum dipahami siswa sehingga siswa salah
dalam menulisnya seperti tooth brush,
tooth paste, blanket dan cup board. Pada siklus II peneliti menggunakan
tema animals yang dibagi menjadi tiga
sub tema. Pada tindakan satu, sub tema
yang dipilih yaitu mengenai farm animals
dengan language targets 10 kosakata.
Pada tindakan dua, sub tema yang dipilih
mengenai pet animals dengan language
targets 10 kosakata. Pada tindakan tiga, sub tema yang dipilih yaitu gabungan dari sub tema tindakan satu dan sub tema
tindakan dua dengan language targets 10
kosakata. Pada siklus II ini, siswa masih belum terbiasa menuliskan kosakata
buffalo, donkey, goat dan lamb sehingga ketika dalam mengerjakan soal evaluasi siswa menulisnya dengan ejaan yang salah.
Pada siklus III peneliti menggunakan tema tema food. Pada tindakan satu, sub tema yang dipilih yaitu mengenai
vegetables dengan language targets 10 kosakata. Pada tindakan dua, sub tema
yang dipilih mengenai fruits dengan
language targets 10 kosakata. Pada tindakan tiga, sub tema yang dipilih yaitu gabungan dari sub tema tindakan satu dan
sub tema tindakan dua dengan language
targets 10 kosakata . Pada siklus III ini, hampir senua siswa dapat menuliskan kosakata yang telah ditentukan sehingga siswa memperoleh hasil belajar yang memuaskan.
Rerata hasil belajar siswa mengalami peningkatan pada setiap siklus.
Berdasarkan diagram tersebut,
terlihat bahwa terjadi peningkatan hasil belajar pada setiap siklusnya. Pada siklus I, rerata nilai siswa adalah 66. Nilai tersebut masih berada di bawah KKM (70). Pada siklus I ini terdapat 23 siswa yang mendapatkan nilai dibawah 69 dengan kategori rendah. 16 siswa mendapatkan nilai pada kategori sedang (70-80). 5 siswa mendapatkan nilai pada kategori tinggi (81-100).Jumlah siswa yang telah mencapai KKM sebanyak 21 siswa. Jumlah siswa yang ti bawah KKM sebanyak 23 siswa.
Hal ini disebabkan karena Siswa masih megalami kesulitan dalam menulis kosakata bahasa Inggris. Spelling siswa
dalam pembelajaran writing masih
terbilang rendah. Oleh karena itu, perlu
diadakan perbaikan untuk siklus
selanjutya.
Pada siklus II, rerata nilai siswa meningkat menjadi 76,5. Rerata yang diperoleh telah mencapai nilai KKM. Jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 33 siswa. Jumlah siswa yang tidak mencapai KKM sebanyak 11 siswa.
Spelling siswa dalam pembelajaran
writing terbilang cukup meningkat.
Kesalahan-kesalahan ejaan (spelling)
dalam writing sudah mulai berkurang.
Pada siklus III, rerata nilai siswa meningkat menjadi 79. Rerata yang diperoleh telah mencapai nilai KKM. Jumlah siswa yang telah mencapai KKM sebanyak 35 siswa. Jumlah siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 19
50 60 70 80
siklus I siklus II siklus III
Grafik Nilai Rerata Hasil Belajar Siswa
66
1) Mahasiswa PGSD UPI Kampus Cibiru, NIM 1101493 2) Dosen Pembimbing I, Penulis Penanggung Jawab 3) Dosen Pembimbing II, Penulis Penanggung Jawab
siswa. Spelling siswa dalam pembelajaran
writing meningkat. Oleh karena itu, penelitian ini telah berhasil dilaksanakan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan selama 3 siklus pada
pembelajaran writing di kelas IV SD
Negeri Buahbatu 09, dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar writing dengan
menggunakan spelling melalui teknik
dictation mengalami peningkatan pada setiap siklus. Nilai rerata hasil belajar siswa pada siklus I adalah 66, pada siklus II adalah 76,5, dan pada sikus III adalah 79. Dari perolehan nilai rerata tersebut, dapat dilihat bahwa nilai siswa telah mencapai KKM.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Yunus. (2011). Penelitian
pendidikan dalam gamintan
pendidikan dasar dan paud.
Bandung : Rizqi Press.
Harmer, Jeremy. (2004). How to teach
writing. England : Pearson
Education.
Karsidi. (2007). Model Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD dan MI. Solo : PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Scott, W. A. and Ytreberg, L. H. (2003).
Teaching English to children. England : Longman.