• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori Medis 1. Definisi - Sanggar Dwi Susanti BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori Medis 1. Definisi - Sanggar Dwi Susanti BAB II"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori Medis 1. Definisi

Menopause berasal dari kata men berarti bulan, pause, pausis, paudo berarti periode atau tanda berhenti, sehingga menopause secara definitif diartikan sebagai berhentinya menstruasi. Menopause secara

teknis menunjukkan berhentinya menstruasi yang dihubungkan dengan

berakhirnya fungsi ovarium secara gradual, yang disebut klimakterium.

Menopause adalah suatu fase dari kehidupan seksual wanita, dimana

siklus menstruasi berhenti. Bagi seorang wanita, dengan berhentinya

menstruasi ini berarti berhentinya fungsi reproduksi (tidak dapat hamil dan

mempunyai anak), namun tidak berarti peranannya dalam melayani

suami di bidang kebutuhan seksual berhenti dengan sendirinya

(Purwanto, 2008).

Purwantyastuti (2005) mengatakan bahwa umumnya wanita

Indonesia mengalami menopause di usia 45-55 tahun. Meskipun begitu

ada beberapa wanita yang mengalami menstruasi terakhir sebelum umur

45 tahun, tetapi ada pula wanita yang sesudah berumur 57 tahun baru

mendapatkan menstruasi terakhir.

Menurut Pakasi (dalam Indarwati, 2004) menopause terjadi

ditengah masa klimakterium, yaitu suatu masa yang dimulai pada akhir

masa reproduksi dan berakhir pada awal lanjut usia, yaitu usia 40-63

(2)

kewanitaan seseorang dan cerminan dari kapasitas reproduksi wanita

secara berangsur-angsur mulai berhenti. Menurut Damayanti (2003)

sebagian besar wanita mengalami menopause antara umur 40 tahun dan

55 tahun dan rata-rata pada umur 47 tahun.

Baziad (2010) menopause ialah seorang wanita tidak haid selama

12 bulan dan dijumpai kadar FSH darah meningkat dan kadar estrogen

nya menurun.

Menopause menurut Herawati ( 2009:hal166 ) ialah berhentinya

menstruasi secara definitif atau berhentinya menstruasi jika ovarium tidak

lagi menghasilkan estrogen, yaitu hormon yang membuat wanita menjadi

benar benar murni wanita.

Menopause ialah haid terakhir atau saat menstruasi terakhir dengan

tenggang waktu sekitar 1 sampai 2 tahun (manuaba 2010; hal 548 )

2. Etiologi

Pada wanita usia 40an sudah tidak terjadi pembuahan dan siklus

menstruasi memanjang.mulai 2 sampai 8 tahun sebelum

menopause.Periode dari siklus menstruasi yang lebih panjang

mendahului menopause tidak tergantung umur ketika menstruasi

berhenti, apakah menopause adalah dini atau lambat. Lambatnya fase

folikuler ialah penentu utama dari panjangnya siklus. Perubahan siklus

menstruasi pada masa pre menopause ditandai oleh peningkatan follicle stimulating hormone ( FSH) dan menurunnya kadar inhibin, tetapi kadar LH ( Luteinizing Hormone) normal dan sedikit peningkatan kadar estradiol

menopause terjadi ketika jumlah folikel menurun dibawah suatu ambang

(3)

tergantung umur. Pada wanita bila menjalani transisi menopause

menunjukkan bahwa kadar estrogen tidak mulai mengalami penurunan

yang besar sampai kira-kira 1 tahun sebelum menopause.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi usia menopause

a) Kebiasaan merokok : ini dikenal sebagai salah satu faktor utama yang

mempengaruhi usia menopause. Wanita yang merokok atau pernah

menjadi perokok kemungkinan mengalami menopause sekitar satu

setengah hingga dua tahun lebih awal.

b) Usia saat haid pertama kali

Semakin muda seorang mengalami haid pertama kalinnya, semakin

tua atau lama ia memasuki masa menopause

c) Status gizi : Wanita dengan status gizi yang buruk mengalami

menopause lebih dini daripada dengan ibu yang cukup gizi

d) Lemak tubuh : pada wanita kurus mengalami menopause lebih awal

dibandingkan wanita kegemukan karena Produksi estrogen

dipengaruhi oleh lemak tubuh.

e) Turunan : Beberapa penelitian menunjukan bahwa ibu dan anak

perempuannya cenderung mengalami menopause pada usia yang

sama. Tapi diperlukan beberapa penelitian untuk mengetahui

genetika menjadi faktor kunci dalam menentukan usia menopause.

f) Usia Melahirkan

Semakin tua seseorang melahirkan anak, semakin tua ia memasuki

masa menopause. Penelitian yang dilakukan Beth Israel

mengungkapkan bahwa wanita yang masih melahirkan di atas usia 40

(4)

karena kehamilan dan Persalinan akan memperlambat system kerja

organ reproduksi. Bahkan akan memperlambat proses penuaan

tubuh.

g) Sosial Ekonomi

Keadaan social ekonomi mempengaruhi factor fisik, kesehatan dan

pendidikan.apabila factor tersebut cukup baik, akan mengurangi

beban fisiologis dan psikologis. Sehingga faktor klimakterium

dianggap sebagai paktor fisiologis.

4. Fisiologi Menopause

Menurut Damayanti (2003), menopause dipacu oleh perubahan

hormon dalam tubuh, yang diawali dengan terkelupasnya pelapis rahim

(endometrium) bersama dengan sedikit darah, yang dipicu oleh kadar

hormon progesteron yang rendah dalam tubuh. Pada waktu yang sama

hormon perangsang folikel Foilicle Stimulating Hormone (FSH) dan hormon lutein Luteinizing Hormone (LH) yang dihasilkan kelenjar hipofise merangsang proses pematangan telur dalam ovarium.

Proses pematangan telur dalam ovarium menghasilkan peningkatan

kadar estrogen. Fase ini disebut fase pengelupasan. Fase pengelupasan

akan segera diikuti fase proliferasi dimana kadar estrogen tinggi dan

membuat endometrium mengalami penebalan. Akhirnya kadar hormon

perangsang folikel dan hormon lutein mencapai puncaknya dan terjadi

pelepasan sel telur dari ovarium (ovulasi). Folikel tempat sel telur

dilepaskan akan membentuk sebuah kelenjar yang disebut corpus luteum

(5)

endometrium mengalami fase sekresi sebagai persiapan bila terjadi

perubahan, sehingga siap untuk suatu kehamilan. Jika sel telur tidak

dibuahi, kadar estrogen menurun, corpus luteum mengalami degenerasi

dan kadar progesteronpun menurun.

Mengenai terjadinya menopause, tidak ada batasan umur yang

pasti. Sesungguhnya setiap wanita mengalaminya pada umur tertentu,

setelah masa kesempurnaan berakhir. Sehubungan dengan itu para ahli

memberikan batasan umur pada wanita menopause berbeda-beda antara

satu dengan yang lain, karena ditinjau dari sudut yang berbeda pula

Menurut nadine ( 2009;h.19)menopause ada dua jenis yaitu:

a. Menopause alami

Disebabkan menurunnya produksi hormon kelamin wanita estrogen

dan progesteron oleh ovarium. Ini merupakan proses perlahan lahan

yang biasanya terjadi selama beberapa tahun

b. Menopause karena sebab tertentu

Disebabkan intervensi medis tertentu, misalnya bedah pengangkatan

kedua ovarium karena abnormalitas dalam struktur dan fungsinya

sebelum usia menopause alami menyebabkan menopause karena

pembedahan. Demikian pula obat tertentu, radiasi dan kemoterapi

(penggunaan agen kimiawi untuk merawat berbagai penyakit terutama

kangker) bisa juga menyebabkan menopause karena sebab tertentu.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa periode

terjadinya menopause ketika persediaan sel telur habis, indung telur

(6)

muncul lagi. Pada wanita tersebut menginjak masa menopause, yang

berarti berhentinya masa kesuburannya.

1. Proses menopause

Menurut Baziad (2008; h. 115 – 117)

Sebagian besar wanita akan mengalami berhentinya menstruasi. Oleh

karena itu harus melewati dengan tenang.wanita akan mengalami

klimakterium yang berarti masa peralihan dari masa reproduksi aktif

menjadi senium, adapun fase klimakterium yaitu :

a. Pramenopause

Pramenopause ialah masa sekitar usia 40 tahun dan ditandai

dengan siklus haid yang tidak teratur, memanjang, sedikit atau

banyak, yang kadang kadang disertai rasa nyeri.

b. Perimenopause

Perimenopause ialah masa perubahan antara pramenopause dan

pascamenopause. Ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur,

siklus haid nya >38 hari dan sisanya ,18 hari

c. Menopause

Menopause ialah wanita yang suhdah tidak menstruasi selama 12

bulan karena jumlah folikel yang mengalami atresia terus

meningkat, sehingga tidak tersedia folikel yang cukup. Produksi

esterogen juga berkurang.

d. Pascamenopause

Pascamenopause ialah masa setelah menopause sampain senium

yang dimulai setelah 12 bulan amenore

(7)

Wanita dikatakan senium apabila telah memasuki usia pasca

menopause lanjut sampai usia >65 tahun. Gangguan ,organik dapat

terjadi seperti kulit terasa kering, epitel vagina tipis yang

menimbulkan dispareunia, infeksi vagina, osteoporosis dapat terjadi

sehingga mudah patah

3. Menurut Manuaba (2010;h 548) proses klimakterium dapat menimbulkan

perubahan pada ibu, yaitu:

a. Gangguan jadwal menopause:

1) Menopause prematur yaitu berhentinya haid pada usia 40 tahun,

terdapat gejala premenopause seperti hot fluses, kenaikan

gonadotropin

2) Menopause terlambat yaitu berhentinya menstruasi setelah usia

55 tahun, terdapat gejala menopause

b. Kelainan organik pada masa menopause

Kelainan pada menopause dapat terjadi apabila rangsangan estrogen

yang diberikan terus menerus tanpa selinan progesteron dapat

menyebabkan tejadinya perdarahan disfungsional semakin

meningkat, terjadinya perubahan alat genitalia menjadi tumor jinak (

mioma uteri, polip endometrial, polip servikal) keganasan payudara.

Oleh karena itu dalam pemberian hormon harus dalam pengawasan

ketat.sebagai seorang bidan sebaiknya melakukan KIEM sehingga

wanita dengan keluhan menopause dapat memeriksakan ke dokter

puskesmas, bidan berkonsultasi oleh dokter puskesmas, setelah

pengobatan bidan melakukan pengawasan. bidan dapat merujuk

(8)

Penatalaksanaan klimakterium Manuaba (2010;h549)

(9)

4. Tanda dan gejala

Gejala menopause berbeda-beda antar wanita. Beberapa wanita tidak

melaporkan gejala yang merepotkan sama sekali sementara yang lainnya

melaporkan gejala berat yang berpengaruh negatif pada kehidupannya

yaitu:

a. Perubahan organ reproduksi

Akibat berhentinya haid, berbagagai organ reproduksi mengalami

gangguan, diantaranya :

1) Uterus

Uterus akan mengecil selain disebabkan oleh atrofi endometrium

juga disebabkan hilangnya cairan dan perubahan bentuk jaringan

ikat interstesial. Serabut otot miometrium menebal, pembuluh

darah miometrium menebal dan menonjol

2) Tuba falopi

Lipatan-lipatan tuba menjadi lebih pendek, menipis dan

mengkerut, endosalpingo menipis mendatar dan silia menghilang

3) Serviks

Serviks akan mengkerut, epitelnya menipis dan mulai cedera.

Lendir servik mulai berkurang

4) Vagina

Terjadi penipisan pada vagina menyebabkan hilangnya rugae,

berkurangnya vaskularisasi, elastik yang berkurang, sekret vagina

menjadi encer

(10)

Kekeuatan dan elastik menghilang karena atrofi dan melemah nya

daya sokong prolaps uterus vagina

6) Perineum dan anus

Lemak subcutan menghilang, atrofi otot sekitarnya menghilang

yang menyebabkan tonus otot spinter melemah dan menghilang

7) Vesica urinaria

Aktivitas kendali otot kandung kemih menurun sehingga lebih

sering ingin buang air kecil

8) Payudara

Bentuk payudara akan mengecil, mendatar, dan mengendor. Hal

ini bisa terjadi karena pengaruh atrofi pada kelenjar payudara.

Puting susu mengecil dan pigmentasi berkurang

b. Perubahan hormon

Pada ibu menopause terjadi perubahan hormon estrogen yang

berkurang.begitu juga perubahan yang terjadi pada kormon

progesteron. Menurunya kadar hormon ini menyebabkan terjadi

perubahan haid menjadi sedikit, jarang, bahkan siklus haid mulai

terganggu.

c. Perubahan fisik

Menurut manuaba (2009;h 218) Pada perubahan fisik, seorang

wanita mengalami perubahan kulit. Lemak bawah kulit berkurang

sehingga kulit menjadi kendur. Kulit mudah terbakar sinar matahari

dan menimbulkan pigmentasi dan menjadi hitam. Pada kulit tumbuh

(11)

lembek. Kelenjar kulit kurang berfungsi, sehingga kulit menjadi kering

dan keriput. Perubahan metabolisme tubuh ditandai dengan

menurunnya pengeluaran hormon tiroksin dan insulin, pembakaran,

dan keperluan tubuh menjadi menurun. Untuk dapat menyesuaikan

penurunan metabolisme dilakukan perubahan pola makan dan

disesuaikan dengan kebutuhan. Wanita yang sudah memasuki masa

menopause sebaiknya mengatur atau mengubah pola makan,

dianjurkan makanan makanan yang mengandung banyak serat. Juga

terjadi perubahan pada kerja usus halus dan besar. Menurunnya

estrogen dapat menimbulkan perubahan kerja usus menjadi lambat.

Kemampuan mereabsorpsi sari makanan makin berkurang. Kerja

usus halus dan besar yang lambat menimbulkan gangguan buang air

besar berupa obstipasi (sembelit).

Perubahan fisik pada wanita menopause meliputi :

1) Perdarahan tidak teratur

Menurut Nadine (2009;h.19-20) Kebanyakan wanita mengenal

menopause karena perdarahan yang sudah tidak teratur.

Perubahan pola menstruasi berbeda-beda dari wanita satu

dengan wanita yang lainnya. Ada periode yang lebih singkat atau

lebih lama, volume yang banyak atau sedikit dan kurun waktu

antar dua siklus. Wanita menopause harus berkonsultasi dengan

dokter atau tenaga kesehatan apabila :

Jarak antar dua siklus kurang dari 21 hari

(12)

b) Ada volume darah yang besar per hari tanpa melihat lamanya

menstruasi

c) Mengalami perdarahan selama 6 bulan atau lebih setelah

menstruasi terakhir

2) Rasa kulit terbakar atau hot flush

Ketika terjadi hot flush akan muncul rasa hangat atau sangat

panas secara tiba-tiba yang menyebar pada bagian tubuh,

terutama wajah, kepala dan dada.kadang disertai keringat dan

rasa mengigil.beberapa waita merasa cemas pada saat rasa

panas muncul dan detak jantung meningkat. Rasa panas ini

berasal dari otak yang merespon tingkat estrogen rendah dalam

darah. Akibat stimulasi mekanisme pelepasan panas yang

tiba-tiba dan tidak normal dalam tubuh. Ketika terjadi rasa panas suhu

kulit meningkat dan kapasitas konduksi kulit juga meningkat. Hot

flush terjadi selama beberapa detik hingga beberapa menit.

Frekuensi hot flush berbeda-beda dari wanita satu dengan wanita

yang lain. Umumnya terjadi pada malam hari dan saat stres

(Nadine 2009; h 20)

3) Perubahan sistem jantung dan pembuluh darah

Perubahan sistem kerja jantung dan pembuluh darah dapat

terjadi karena adanya perubahan metabolisme, menurunnya

estrogen, menurunnya pengeluaran hormon paratiroid.

Meningkatkan hormon FSH dan LH serta rendahnya estrogen

dapaf menimbulkan perubahan pembuluh darah. Melebarnya

(13)

rasa panas yang disebut "hot fluses," badan terasa panas.

Penimbunan kolesterol pada pembuluh darah menimbulkan

penyakit jantung koroner. (manuaba 2009;h. 218)

4) Perubahan yang terjadi pada alat genitalia

Perubahan ini meliputi liang sanggama terasa kering, lapisan sel

liang sanggama menipis yang menyebabkan mudah terjadi infeksi

(infeksi kandung kencing, infeksi liang sanggama). Daerah sensitif

makin sulit untuk dirangsang. Saat hubungan seksual dapat terjadi

nyeri (dispareunia), dan sulit mencapai orgasme. Lemahnya

penyangga alat kelamin bagian dalam menyebabkan terasa

kurang enak sekitar liang sanggama, liang sanggama terasa turun

(menonjol) dalam bentuk tonjolan kandung kencing (sistokel),

tonjolan dinding bagian belakang (rektokel), dan mulut rahim

terbuka. Kepuasan berkemih dan buang air besar semakin

ber-kurang, seolah-olah masih terdapat sisa.(manuaba 2009;h 219)

5) Perubahan pada tulang

Perubahan tulang dapat terjadi pada wanita menopause karena

kombinasi rendahnya hormon estrogen dan hormon paratiroid.

Tulang mengalami dekalsifikasi (pengapuran) artinya kalium

menurun sehingga tulang keropos dan mudah terjadi patah tulang.

Patah tulang terutama terjadi pada persendian paha. Menghadapi

perubahan turunnya hormonal, seorang wanita dapat

menunjukkan respons berupa mereka siap menghadapi

perubahan sebagai proses alami atau mereka gelisah

(14)

psikologis dan gejala klinis, dan memerlukan perawatan dan

pengobatan. ( manuaba 2009;h. 219)

6) Perubahan pada mulut

Kekurangan estrogen menyebabkan perubahan mulut dab hidung.

Selaput lendirnya berkerut, lairan darah berkurang, terasa kering

dan mudah terkena gingivitis. Kandungan air liur juga mengalami

perubahan. Pemberian estrogrn dapat mengurangi keluhan

tersebut (baziad 2010)

7) Gangguan tidur

Kurang nyenyek tidur pada malam hari menurunkan kualitas hidup

wanita menopause. Estrogen memiliki efek terhadap kualitas tidur.

Reseptor estrogen telah ditemukan di ota yang mengatur tidur

(baziad 2010)

Perubahan Kejiwaan atau psikologi

Perubahan kejiwaan yang dialami seorang wanita menjelang

menopause meliputi merasa tua, tidak menarik lagi, rasa tertekan

karena takut menjadi tua, mudah tersinggung, mudah terkejut

sehingga jantung berdebar, takut tidak dapat memenuhi kebutuhan

seksual suami, rasa takut bahwa suami akan menyeleweng,

keinginan seksual menurun dan sulit rnencapai kepuasan (orgasme).

Mereka juga merasa sudah tidak berguna dan tidak menghasilkan

(15)

B. Diagnosis menopause 1. Diagnosa umum

Untuk melakukan pencegahan terhadap adanya sindrom pre menopause

maka perlu dilakukan penegakan diagnosis dari tahap pre menopause.

Dengan mengetahui sekumpulan gejala dan hasil pemeriksaan maka

dapat membantu menghambat terjadinya sindrome pre menopause.

Diagnosis pre menopause dilihat dari:

1) riwayat kesehatan

2) tes darah

3) umur

4) gejala yang mendukung seperti: nigh sweat, dryness vaginal,

insomnia, penurunan daya ingat, depresi dan cemas, penurunan

libido, inkontinensia urin, ketidakteraturan siklus haid.

Apabila seorang wanita dengan usia kurang lebih 40 tahun mengalami

gejala tersebut maka kemungkinan dapat didiagnosis mengalami sindrom

pre menopause karena pada usia 40 tahun biasanya wanita sudah

memeasuki masa pre menopause. Maka perlu dilakukan pemeriksaan

lanjutan untuk menangani gejala tersebut dan perlu dilakukan

pemeriksaan lain untuk mengetahui berbagai gangguan kesehatan yang

terjadi.

2. Diagnosa potensial

Pada wanita menopause akan terjadi dignosa potensial yaitu:

a Depresi

pada ibu karena ibu tidajk dapat menerima keadaan yang terjadi

(16)

merasa sedih, karena kehilangan kemampuan untuk

bereproduksi, sedih karena kehilangan kesempatan untuk

memiliki anak, dan kehilangan daya tarik. Wanita merasa tertekan

karena kehilangan seluruh perannya sebagai wanita dan harus

menghadapi masa tuanya.

b Osteoporosis

Osreoporosis dapat terjadi karena rendahnya hormon estrogen

memicu osteoklas, intuk melakukan fungsikasi sehingga massa

tulang dan trabekula mengalami penipisan.

(manuaba.2010;h.696)

C. Pemeriksaan yang diperlukan pada pre menopause

Menurut atikah 2010; h. 52-76

Penurunan kadar estrogen sangat mempengaruhi kehidupan wanita.

Pada masa pre menopause terjadi bnyak perubahan baik perubahan fisik

maupun perubhan psikis yang terjadi karena menurunnya kadar estrogen.

Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui kesehatan

secara menyeluruh. Pemeriksaan yang perlu dilakukan pada wanita

menopause ialah:

1. Pap smear pada masa pra menopause

Pap smear ialah suatu tes yang digunakan untuk mencari perubahan sel

servik yang mengarah pada kanker servik atau panyakit yang mungkin

berkembang menjadi kanker. Pada saat pre menopause sebaiknya pap

smear dilukan karena dengan pap smear dapat diketahui adanya

(17)

estrogen yang penting untuk pmbentukan lapisan endometrium.

Sehingga jika hormon estrogen ini mengalami penurunan maka akan

terjadi perubahan pada lapisan endometrium. Papsmear dapat digunakan

untuk mendeteksi penyakit pra kanker dan tumor yang mengakibatkan

kanker serviks. Dengan deteksi dini maka kanker serviks dapat

disembuhkan.

2. Kolposkopi

Pada masa menopause sebaiknya perlu dilakukan pemeriksaan

penunjang untuk mengetahui adanya keabnormalan pada organ

reproduksi interna. Pada masa pre menopause terjadi percepatan

penurunan folikel, sehingga perlu pemeriksaan untuk mengetahui

keadaan organ reproduksi interna yang meliputi vagina, uterus, tuba

falopi, ovarium. Salah satu cara untuk mengetahui keadaan organ-organ

tersebut dapat dilakukan pemeriksaan kolposkopi.

Kolposkopi ialah suatu prosedur pemeriksaan vagina dan leher rahim.

3. Sadari

Pada usia 40 tahun kebanyakan wanita sudah memasuki masa pre

menopause, dimana pada masa ini terjadi penurunan kadar estrogen.

Estrogen mempunyai fungsi yang penting dalam mencegah terjadinya

kkanker salah satunya ialah kanker payudara. Maka sebaiknya setelah

memasuki masa pre menopause dilakukan SADARI untuk mengetahui

ada tidaknya keabnormalan pada payudara. Dengan melakukan tes ini

apabila terdapat tanda abnormal dapat dilakukan pemeriksaan lebih

(18)

menstruasi hari pertama., dimana payudara tidak dalam keadaan

membengkak dan nyeri. Pemeriksaan SADARI harus memperhatikan

bentuk dan perabaan payudara dan memperhatikan setiap perubahan

dalam payudara seperti:

1) Adanya benjolan baik teraba atau terlihat

2) Perubahan bentuk payudara

3) Penebalan jaringan payudara yang tidak beraturan

4) Adanya cairan yang keluar dari puting

5) Kulit yang memerah dan hangat

6) Gambaran kulit jeruk pada payudara

7) Retraksi puting ( puting tertarik ke dalam)

Menurut American Cancer Society, metode yang terbaik untuk

melakukan pemeriksaan payudara sendiri ialah:

a. Pemeriksaan visual

Tanggalkan pakaian dan bra dan berdiri di depan cermin dengan

posisi lengan atas disamping. Perhatikan dengan selsama dari sisi

depan maupun samping apakah terdapat tanda-tanda pengerutan,

dimpling, perubahan bentuk dan ukuran, serta ketidaksimetrisan

antara payudara kanan dan payudara kiri. Perhatikan pula retraksi

puting. Lakukan pemeriksaan ini dengan posisi tangan yang berbeda

yaitu tangan diangkat ke atas, berkecak pinggang, dan berkecak

(19)

b) Pemeriksaan fisik

Lakukan sambil tiduran atau bisa juga dilakukan sambil mandi.

Lepaskan baju dan bra. Bila ingin dilakukan sambil mandi oleskan

sabun pada jari dan payudara erlebih dahulu. Bla dilakukan sambil

tidur lakukan di atasa tempat tidur atau yang permukaan rata.

Perabaan dilakukan dengan 2 pola yaitu:

1) Clock pattern

Letekkan tangan kiri di belakang kepala dan rabalah

payudara kanan denghan tangan kanan. Letakkan tangan pada

arah jam 12 payudara pada puncak payudara. Dengan

menggunakan tiga jari tengah, tekan payudara selembut mungkin

dengan gerakan memutar dan memijat. Rasakan apakah terdapat

benjolan saat tangan bergerak dari arah jam 1 ke jam 2 seterusnya

(20)

arah puting, hingga selanjutnya mencapai puting. Periksa bagian di

bawah puting dan perhatikan adanya cairan yang keluar, periksa

pula apakah terdapat pembesaran kelenjar getah bening di ketiak

jaringan sekitar payudara dengan gerakan yang sama. Lakukan

gerakan ini sama pada payudara kiri dengan menggunakan tangan

kiri.

2) Wedge Pattern

Letakkan tangan kiri di belakang kepala dan rabalah

payudara kanan dengan tangan kanan. Anggap payudara sebagai

potongan kue pie. Mulai dari puncak lingkaran sekitar 1-2 cm dari

tulang selangka,gunakan tiga jari tengah tekan payudara selembut

(21)

bergerak ke arah puting pada kuadran yang pertama. Lakukan hal

yang sama pada kuadran berikutnya searah jarum jam. Periksa

bagian di bawah puting dan perhatikan adanya cairan yang keluar,

periksa pila apakah terdapat pembesaran kelenjar getah bening di

ketiak.

Apapun pola yang di pilih jangan lupa untuk memeriksa

cairan puting dengan mencubit lembut puting dengan jari pada

posisi jam 12 dan jam 6 dan sekali lagi dengan jari pada posisi jam

(22)

Apabila saat melakukan sadari menemukan kelainan dapat dilakukan

pemeriksaan lebih lanjut pada dokter. Pemeriksaan ini bukan untuk

diagnosis tetapi untuk skrining. Bila ditemukan benjolan dan sebagainya

maka dilakukan pemeriksaan lanjutan seperti USG, mammografi, atau

CT-scan, dan Biopsi

4. Mammografi

Pada wanita pre menopause sebaiknya dilakukan pemeriksaaan

mammografi untuk mengetahui keabnormalan yang disebabkan oleh

sindrom pre menopause atau adanya kanker. Mammografi ialah

pemeriksaan untuk mamae ( payudara) dengan menggunakan sinar X-ray

dosis rendah. Dipakai untuk mendeteksi dini tumor payudara pada wanita.

Tanpa disertai keluhan atau disertai keluhan.

5. Pemeriksaan kanker colon

Menjelang pre menopause sebaiknya dilakukan skrining ( deteksi dini

pencegahan sekunder) karena terjadi perubahan fungsi tubuh yaitu

berupa penurunan kadar estrogen dalam tubuh. Estrogen ini sangat

penting untuk mempertahankan siklus kehidupan wanita. Sehingga jika

(23)

fisiologis pada tubuh. Pemeriksaan kanker kolon ini merupakan deteksi

dini berupa skrining untuk mengetahui kanker kolorektal sebelum timbul

gejala dapat membantu dokter menemukan polyp dan kanker pada

stadium dini.

6. Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan laboratorium sangat perlu dilakukan terutama pada wanita

yang telah memasuki masa pre menopause karena pada masa ini wanita

banyak kehilangan hormon estrogen dimana estrogen berfungsi untuk

menjaga kestabilan kolesterol dan gula darah.

7. Tes osteoporosis

Pada masa pre menopause perli dilakukan pemeriksaan uji densitas

tulang karena terjadi penurunan kadar estrogen. Estrogen sangat penting

untuk membantu pembentukan tulang. Densitas tulang merupakan

pemeriksaan untuk mengukur kekuatan tulang dan individu untuk

menentukan resiko patah tulang. Pengujian dirancabg untuk mendeteksi

tanda-tanda osteoporosis. Osteoporosis merupakan penyakit yang terjadi

saat tulang menjadi lemah dan tipis. Osteoporosis terjadi bila terdapat

kekurangan kalsium dalam tulang atau kekurangan mineral lainnya yang

memberikan kekuatan untuk menuju ke tulang osteoporosis.

Osteoporosis biasanya terjadi pada wanita pre menopause, menopauuse,

dan pasca menopause pada wanita dan setelah berusia lebih dari 40

tahun

D. Penatalaksanaan

(24)

1. Menghindari perubahan kejiwaan

Perubahan dan gejolak jiwa menghadapi klimakterium sampai senium

dapat dihindari dengan keharmonisan keluarga dan saling pengertian.

Menghadapi hidup yang terus berkembang mungkin agak sulit sehingga

sebagian wanita tidak sanggup untuk hidup bersama dengan keluarga

anaknya. Disamping kerisauan yang dihadapi mereka mengalami

kebahagiaan karena telah mampu mengantarkan anak-anaknya ke

jenjang yang lebih tinggi.adanya pikiran kebahagiaan menimang cucu

yang lucu seperti pada saat menimang anaknya yang sedang tumbuh dan

berkembang

2. Menghindari penuaan kulit terlalu cepat

Semakin wanita bertambah umur kulit semakin tipis, makin sensitif

terhadap sinar matahari, lapisan lemak bawah kulitnya longgar sehingga

keriput dan kering di daerah wajah,dagu, dan leher

3. Menyesuaikan pola makan

Makanan yang diperlukan wanita menopause hanya sekedar dapat

mempertahankan proses pergantian jaringan yang rusak dan

mengelupas. Apabila pola makan masih sama seperti berumur 35-40

tahun dapat dipastikan kelebihan yang disimpan dalam bentuk lemak di

bokong, payudara, dan perut. Kelebihan makan dalam kieadaan tubuh

serba kekurangan hormon dan kemampuan metabolisme, dapa

menyebabkan penyakit kencing manis, hipertensi,kolesterol tinggi,

penyakit jantung koroner yang diikuti gagal jantung.

(25)

a. Pola makan vegetarian (makan sayur dan buah). Makan dengan pola

vegetarian mempunyai keuntungan yang besar karena dapat

menurunkan lemak tubuh dan kolesterol yang dapat mengurangi

penyakit seperti keganasan pada payudara, keganasan indung telur

dan rahim, menurunkan tekanan darah tinggi, mengurangi penyakit

jantung

b. Vitamin

Vitamin sangat penting karena diperlukan untuk meningkatkan

metabolisme umum dan mempertahankan metabolisme kalsium

sehingga mengurangi terjadinya tulang keropos. Komposisi viytamin

harus mengandung jumlah yang cukup dan kualitas misalnya vitamin B

complek, A,E dan D) mineral yang sangat diperlukan yaitu kalsium dan

zat besi (Fe)

E. Sikap Ibu dalam menghadapi masa menopause.

Berat ringannya stres yang dialami wanita dalam menghadapi dan

mengatasi menopause sangat dipengaruhi oleh bagaimana penilaiannya

terhadap menopause. Penilaian individu terhadap peristiwa yang dialami ada

yang negatif (su’udzon) ada yang positif (khusnudzon) (Noor, 2002).

Kematangan mental, kedewasaan berfikir, faktor ekonomi, budaya dan

wawasan mengenai menopause akan menentukan berat ringannya seseorang

menghadapi kekuatiran saat memasuki masa menopause. Bila seorang

perempuan tidak siap mental menghadapi periode klimakterium atau fase

menjelang menopause dan lingkungan psikososial tidak memberikan

(26)

percaya diri, merasa tidak diperhatikan, tidak dihargai, stress dan kuatir

berkepanjangan tentang perubahan fisiknya, misalnya khawatir fisiknya tidak

seindah dan sesehat ketika muda (Vikar, 2009).

Untuk mengatasi gejala-gejala premenopause dan menghilangkan

kecemasan dan kekhawatiran pada saat memasuki masa premenopause dan

menopause adalah dengan kenali gejala-gejalanya dan diatasi dengan bijak,

antara lain; Pada umumnya wanita mengalami gejala haid tidak teratur,

ketidakteraturan ini disebabkan oleh keadaan hormone yang tidak seimbang

yang dapat berupa siklus haid yang lebih pendek, jarak haid yang tidak teratur

atau perdarahan yang banyak yang perlu diwaspadai karena ada

kemungkinan merupakan pertanda adanya suatu yang tidak beres pada

tubuh, misalnya adanya tumor, kanker atau jaringan fibroid yang sering

muncul menjelang menopause. Segera periksakan diri ke dokter untuk

memastikan tidak adanya kelainan (Vikar, 2009).

Bagi wanita yang menilai atau menganggap menopause itu sebagai

peristiwa yang menakutkan (stressor) dan berusaha untuk menghindarinya, maka strespun sulit dihindari. Ia akan merasa sangat menderita karena

kehilangan tanda-tanda kewanitaan yang selama ini dibanggakannya.

Sebaliknya bagi wanita yang menganggap menopause sebagai suatu

ketentuan Allah (Sunnatullah) yang akan dihadapi semua wanita, maka ia tidak akan mengalami stres. Atau, kemungkinan stres yang dialami tidak

seberat dibanding wanita yang mempersepsikan menopause itu sebagai

(27)

F. Keluhan akibat penurunan hormon

Sebagian wanita pada masa menopause, tidak dapat mengatasi

berbagai masalah, sehinngga memerlukan bantuan pengobatan dengan

hormon pengganti (tambahan). Penurunan hormon estrogen, bila tidak diatasi

dapat menimbulkan keluhan.

a.

Keluhan Psikologis

Menurunnya kemampuan berpikir dan ingatan sehingga

menimbulkan penyakit "pikun" atau Alzheimer. Gangguan emosi berupa rasa takut bila disebut tua, rasa takut menjadi tua dan tidak menarik, sukar

tidur atau cepat bangun, mudah tersinggung dan mudah marah, sangat

emosional dan spontan, merasa tertekan dan sedih tanpa diketahui

se-babnya. Rasa takut kehilangan suami, anak, dan ditinggalkan sendiri.

Keinginan seks menurun dan sulit untuh dirangsang. Situasi demikian

dapat terjadi bila individu belum siap untuk menghadapi klimakterium,

menopause, dan senium.

b.

Keluhan Fisik

Tidak semua keluhan fisik dapat terjadi pada seseorang, dan tidak

semuanya pula dapat dijabarkan secara rinci, tetapi keluhan yang dominan

dan sering dijumpai dapat dijelaskan berikut ini.

c.

Jantung dan pembuluh darah

Keluhan yang mempengaruhi fungsi jantung dan pembuluh darah

meliputi kulit terasa kering, keriput, dan longgar. Oleh karena turunnya

sirkulasi menuju kulit, badan terasa panas termasuk wajah, terjadi

perubahan sirkulasi pada wajah yang dapat melebar ke tengkuk berwarna

merah (hot flushes), mudah berdebar-debar, terjadi tekanan darah tinggi

(28)

d.

Genitalia

Keluhan yang dirasakan mengenai alat kelamin meliputi liang

sanggama terasa kering, sulit menerima rangsangan karena

sensitivitasnya sudah menurun, epitel Iiang sanggama dan sekitarnya

menipis, sehingga mudah terjadi infeksi, dalam melakukan hubungan seks

sering terasa sakit (dispareunia), elastisitas sudah menurun sehingga

terasa longgar.

e.

Sistem hormonal

Secara menyeluruh sistem hormonal sudah menurun fungsinya

sehingga memengaruhi metabolisme tubuh yang juga cenderung

menurun. Oleh karena itu diperlukan perhatian terhadap pola makan yang

sebaiknya vegetarian. Penyakit metabolisme yang dapat terjadi pada

masa klimakterium dan menopause adalah cepat menjadi gemuk,

kelebihan bahan makanan disimpan dalam bentuk lemak di bokong,

payudara, dan perut.

f.

Fungsi saraf

Pada masa menopause, keluhan saraf disebabkan oleh degenerasi

sel saraf dan sel otak sehingga menimbulkan manifestasi klinis.

Pancaindra mengalami kemunduran fungsi sehingga perlu perhatian,

penglihatan dan pendengaran kurang berfungsi sehingga memerlukan

bantuan alat untuk meningkatkan fungsi.

g.

Fungsi motorik

Keluhan fungsi motorik meliputi otot mulai lemah untuk memegang

atau mengambil barang, koordinasi sudah kurang tepat don pegangan

sering lepas, gerakan otot mulai sulit dikendalikan sehingga sering

(29)

h.

Fungsi sensoris

Keluhan saraf sensoris yang sering muncul adalah kram atau sakit:

Gejala ini timbul saat berdiam diri dan akan menghilang bila digerakkan.

Kemunduran fungsi saraf menyebabkan gangguan sirkulasi darah dan

menimbulkan gangguan rasa perabaan, karena saraf peraba mengalami

kemunduran fungsi.

i.

Fungsi tulang

Tulang sebagai penyangga utama tubuh, karena proses penuaan

dapat terjadi pengurasan kalsium tulang, sehingga menjadi keropos dan

mudah patah. Tempat yang paling banyak terjadi patah tulang adalah

pada persendian tulang paha, sekalipun jatuh tidak terlalu keras.

Metabolisme kalsium, sebagai bahan tulang, dipengaruhi oleh paratiroid,

estrogen, vitamin E dan D.

G. Terapi sulih hormon

Dalam memberi terapi sulih hormon diperlukan pemeriksaan yang

cermat dan pengawasan yang saksama. Pemberian hormon perlu dilakukan

dengan interval, artinya tidak diberikan terus menerus sehingga organ yang

sensitif terhadap estrogen dan turunannya bebas dari pengaruh estrogen

dalam jangka waktu tertentu. Dapat diikuti dengan pemberian progesteron,

sehingga pengaruh negatif estrogen dapat ditiadakan. Juga perlu diikuti

dengan pemeriksaan terhadap payudara, mulut rahirn, dan badan rahim.

Secara berkala dilakukan pemeriksaan Pap smear sehingga dapat diketahui

(30)

Dalam meminta atau ingin mendapatkan hormon tambahan/ pengganti

perlu sekali melakukan konsultasi dengan dokter yang mempunyai simpati

masalah klimakterium, menopause, dan senium. Dalam memilih hormon dan

berapa yang diperlukan sangat tergantung pada pengalaman dan

pengetahuan dokter sendiri. Banyak macam hormon pengganti yang dapat

dipakai sehingga keluhan tersebut dapat diatasi. Untuk maksud tersebut

perlu meminta nasihat dan pengawasan dokter.

H. Tugas Bidan dalam menghadapi ibu menopause.

Tugas bidan menyikapi masalah klimakterium, menopause, dan senium

di tengah masyarakat yaitu:

a. Bidan hanya memberi perhatian agar lansia dapat hidup dengan wajar

artinya sesuai dengan kesanggupannya, tanpa mengharapkan hasilnya.

b. Pernyataan dan kenyataan ini dapat disampaikan kepada keluarganya,

untuk lebih memperhatikan orang tuanya agar tidak jatuh, karena

tulangnya sudah relatif rapuh.

c. Untuk meningkatkan kesehatannya, anjurkan:

1) Mengonsumsi makanan vegetarian, sehingga tidak mengganggu

fungsi alat pencernaannya, artinya fungsinya lancar.

2) Orang tua memerlukan banyak serat dalam makanannya, karena

kekurangan serat akan menimbulkan obstipasi dan malah sisa

kotorannya akan menjadi dan menimbulkan intoksikasi.

3) Aktivitasnya tidak perlu terlalu dibatasi, karena akan mengurangi

fleksibilitas ekstremitasnya.dan menimbulkan kekakuan

(31)

4) Tentang kemungkinan pemberian hormon subst#usi sebaiknya

me-Jakukan konsultasi dengan dokter ahli, sehingga dosis yang

diper-lukan serta jenisnya dapat ditetapkan secara pasti.

I. Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan

1. Pengertian

Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh

bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis,

mulai dari pengkajian, analisis data, diagnosa kebidanan, perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi (Ambarwati dan Wulandari, 2009; h. 130).

Prinsip proses manajemen kebidanan yaitu secara sistematis

mengumpulkan dan memperbaharui data yang lengkap dan relevan

dengan melakukan pengkajian yang komprehensif terhadap kesehatan

setiap klien, termasuk mengumpulkan riwayat kesehatan dan

pemeriksaan fisik, mengidentifikasi masalah dan membuat diagnosa

berdasarkan interpretasi data dasar, mengidentifikasi kebutuhan terhadap

asuhan kebidanan dalam menyelesaikan masalah dan merumuskan

tujuan asuhan kebidanan bersama klien, memberi informasi dan support

sehingga klien dapat membuat keputusan dan bertanggung jawab

terhadap kesehatannya.

Membuat rencana asuhan yang komprehensif bersama klien,

secara pribadi bertanggung jawab terhadap implementasi rencana

individu, melakukan konsultasi, perencanaan dan melaksanakan

manajemen dengan kolaborasi dan merujuk klien untuk mendapatkan

asuhan selanjutnya, merencanakan manajemen terhadap komplikasi

(32)

normal, melakukan evaluasi bersama klien terhadap pencapaian asuhan

sesuai dengan kebutuhan. Penulis mengambil 7 langkah varney dalam

menyusun asuhan kebidanan gangguan reproduksi pada ibu menopause

yaitu menurut Varney (1997) dalam Muslihatun, Mufdlilah dan Setyawati

(2009; h. 227-231). Ketujuh langkah tersebut adalah sebagai berikut :

a. Langkah 1. Pengkajian data

Langkah pertama merupakan awal yang akan menentukan langkah

berikutnya, mengumpulkan data adalah menghimpun informasi

tentang klien/orang yang meminta asuhan. Kegiatan pengumpulan

data dimulai saat klien masuk dan dilanjutkan secara terus menerus

selama proses asuhan kebidanan berlangsung, data yang diambil

bisa dikumpulkan dari berbagai sumber, yaitu sumber yang dapat

memberikan informasi paling akurat yang dapat diperoleh secepat

mungkin dan upaya sekecil mungkin. Teknik pengumpulan data tiga

yaitu : observasi, wawancara, pemeriksaan.

1) Observasi adalah pengumpulan data melalui indera : penglihatan

(perilaku, tanda fisik) pendengaran (bunyi batuk, bunyi nafas)

penciuman (bau nafas, bau luka) perabaan (suhu badan, nadi).

2) wawancara adalah pembicaraan terarah yang umumnya dilakukan

pada pertemuan tatap muka, dalam wawancara yang penting

diperhatikan adalah data yang ditanyakan diarahkan ke data yang

relevan.

3) Pemeriksaan dilakukan dengan memakai alat.

Data secara garis besar, diklasifikasi menjadi data subjektif

(33)

harus mengembangkan hubungan antar personal yang efektif

klien yang akan diwawancarai, harus lebih memperhatikan hal-hal

yang menjadi keluhan utama pasien dan yang mencemaskan,

bidan harus berupaya mendapatkan data/fakta yang sangat

bermakna dalam kaitannya dengan masalah pasien.

Pada waktu mengumpulkan data objektif bidan harus

mengamati ekspresi dan perilaku pasien, mengamati perubahan/

kelainan fisik, memperhatikan aspek sosial budaya pasien

menggunakan teknik pemeriksaan yang tepat dan benar,

melakukan pemeriksaan yang terarah dan berkaitan dengan

keluhan pasien.

Data yang harus dikumpulkan pada ibu menopause,

meliputi :

1) Biodata/Identitas baik pasien maupun suami/keluarga.

2) Data subjektif dan data objektif, yang terdiri dari :

a) Pemeriksaan fisik

b) Pemeriksaan panggul

c) Pemeriksaan laboratorium.

b. Langkah 2. Interpretasi data dasar.

Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa

atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan data-data yang telah

dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan

(34)

Langkah awal dari perumusan masalah/diagnosa kebidanan adalah

pengolahan/analisa data yaitu menggabungkan dan menghubungkan

data satu dengan yang lainnya sehingga tergambar fakta. Masalah

adalah kesenjangan yang diharapkan dengan fakta/kenyataan,

analisa adalah proses pertimbangan tentang nilai sesuatu yang

dibandingkan dengan standar, standar adalah aturan/ukuran yang

telah diterima secara umum dan digunakan sebagai dasar

perbandingan dalam kategori yang sama. Pengertian masalah/

diagnosa adalah suatu pernyataan dari masalah pasien/klien yang

nyata atau potensial dan membutuhkan tindakan, pengertian lain

masalah/diagnosa adalah pernyataan yang menggambarkan masalah

spesifik yang berkaitan dengan keadaan kesehatan seseorang dan

didasarkan pada penilaian asuhan kebidanan yang bercorak negatif

(Hidayat dan Mufdilah, 2009; h. 75-78).

c. Langkah 3. Mengidentifikasi diagnosis atau masalah potensial.

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosis

potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis yang

telah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila

memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien bidan

diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosis / masalah potensial ini

benar-benar terjadi.

d. Langkah 4. Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang

memerlukan penanganan segera.

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan

(35)

tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah

keempat ini mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen

kebidanan.

e. Langkah 5. Merencanakan asuhan yang menyeluruh

Pada langkah ini dilakukan perencanaan yang menyeluruh, ditentukan

langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan

manajemen terhadap diagnosis atau masalah yang telah diidentifikasi

atau diantisipasi, pada langkah ini informasi/data dasar yang tidak

lengkap dapat dilengkapi.

Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini

haruslah rasional dan benar-benar valid berdasarkan pengetahuan

dan teori yang up to date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan atau tidak akan dilakukan klien. Rasional berarti tidak

berdasarkan asumsi, tetapi sesuai dengan keadaan klien dan

pengetahuan teori yang benar dan memadai atau berdasarkan suatu

data dasar yang lengkap dan bisa dianggap valid sehingga

menghasilkan asuhan klien yang lengkap dan tidak berbahaya.

f. Langkah 6. Melaksanakan perencanaan.

Pada langkah ini bidan mengarahkan atau melaksanakan rencana

asuhan secara efektif dan aman. Pelaksanaan asuhan ini sebagian

dilakukan oleh bidan, sebagian oleh klien sendiri atau oleh petugas

(36)

asuhan sendiri, tetapi dia tetap memiliki tanggung jawab untuk

mengarahkan pelaksanaannya.

g. Langkah 7. Evaluasi

Pada langkah ini dievaluasi keefektifan asuhan yang telah diberikan,

apakah telah memenuhi kebutuhan asuhan yang telah teridentifikasi

dalam diagnosis maupun masalah. Pelaksanaan rencana asuhan

tersebut dapat dianggap efektif apabila anak menunjukan

pertumbuhan dan perkembangan yang lebih baik, terjadi pencapaian

dalam tugas perkembangan sesuai dengan kelompok usia dan ukuran

fisik.

Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut terlaksana

dengan efektif dan mungkin sebagian belum efektif. Karena proses

manajemen asuhan ini merupakan suatu kegiatan yang

berkesinambungan maka perlu evaluasi, mengapa asuhan yang

diberikan belum efektif.

2. Tinjauan teori asuhan kebidanan kesehatan reproduksi pada ibu

menopause

a. Pengkajian (Pengumpulan data dasar)

Pengkajian atau pengumpulan data dasar adalah mengumpulkan

semua data yang dibutuhkan untuk mengevaluasi keadaan pasien.

Merupakan langkah pertama untuk mengumpulkan semua informasi

yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi

pasien.

1) Data Subyektif

(37)

(1) Nama

Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan

sehari-hari agar tidak keliru dalam memberikan penanganan

(Varney, 2007; h. 31).

(2) Umur

Dicatat dalam tahun untuk mengetahui menopause

pertama kali. Menurut Baziad (2003) menopause terjadi

antara usia 45 – 50 tahun.

(3) Agama

Data agama dikaji untuk memantapkan identitas,

disamping itu perilaku seseorang tentang kesehatan sering

berhubungan dengan agama (Matondang dkk, 2004).

(4) Pekerjaan dan Ekonomi

Pekerjaan berpengaruh pada keadaan sosial ekonomi,

untuk mensejahterakan keluarganya khususnya kesehatan

(Wiknjosastro, 2002).

(5) Pendidikan

Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk

mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga

bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan

pendidikannya terutama tentang masa menopause yang

dihadapinya (Ambarwati, Wulandari, 2009; h. 132).

(38)

Alamat atau tempat tinggal ibu ditulis dengan lengkap dan

jelas agar sewaktu-waktu dapat dihubungi apabila terdapat

ke gawat-daruratan (Matondang dkk, 2004).

b) Keluhan utama

Untuk mengetahui alasan pasien tersebut mengunjungi klinik,

seperti keluhannya terutama tentang keluhan masa

menopause yang dihadapinya (Varney, 2007; h. 32).

(1) Psikologi

menurut Manuaba (2009, h. 217-221), perubahan kejiwaan

yang dialami seorang wanita menjelang menopause

meliputi merasa tua, tidak menarik lagi, rasa tertekan

karena takut menjadi tua, mudah tersinggung, mudah

terkejut sehingga jantung berdebar, takut tidak dapat

memenuhi kebutuhan seksual suami, rasa takut bahwa

suami akan menyeleweng, keinginan seksual menurun dan

sulit rnencapai kepuasan (orgasme). Mereka juga merasa

sudah tidak berguna dan tidak menghasilkan sesuatu,

merasa memberatkan keluarga dan orang lain. Menurut

Baziad (2003) bahwa lebih dari 70% wanita menopause

mengalami keluhan vasomotorik, depresi dan keluhan

psikis serta somatis lainnya.

(2) Fisik

Menurut Manuaba (2009, h. 217-221) seorang wanita pada

(39)

bawah kulit berkurang sehingga kulit menjadi kendur. Kulit

mudah terbakar sinar matahari dan menimbulkan

pig-mentasi dan menjadi hitam. Pada kulit tumbuh bintik hitam.

Otot bawah kulit wajah mengendur sehingga jatuh dan

lembek. Kelenjar kulit kurang berfungsi, sehingga kulit

menjadi kering dan keriput. Perubahan metabolisme tubuh

ditandai dengan menurunnya pengeluaran hormon tiroksin

dan insulin, pembakaran, dan keperluan tubuh menjadi

menurun.

c) Riwayat Perkawinan

Yang perlu dikaji adalah berapa kali menikah, umur klien saat

perkawinan, lama perkawinan, status menikah sah atau tidak

(Muslihatun, dkk, 2009; h. 226 ).

d) Riwayat menstruasi

(1) Menarche (menstruasi pertama yang dialami oleh klien). Perlu dikaji untuk mengetahui usia terjadinya menopause,

karena wanita yang mengalami menarche lebih awal akan mengalami menopause pada usia lebih tua (Maslachah,

2011). Menurut Kartini (2006), secara normal menstruasi

berlangsung pada usia 11 – 16 tahun.

(2) HPMT (Hari Pertama Menstruasi Terakhir) : perlu dikaji

untuk bisa menentukan kapan ibu mulai mengalami masa

menopause (Saifuddin, 2006; h. MK-51). Menopause

terjadi antara usia 45 – 50 tahun (Baziad, 2003).

(3) Siklus menstruasi: dikaji untuk mengetahui siklus

(40)

menghadapi masa menopause (Saifuddin, 2006; h.

MK-52). Menurut Damayanti (2003), gejala yang mengawali

masa menopause, yaitu mulai terjadi pola haid yang tidak

beraturan, haid dapat berubah-ubah dari banyak menjadi

sedikit tanpa pola tertentu pada wanita yang berusia

sekitar 45 tahun ke atas.

e) Riwayat kesehatan

Riwayat kesehatan sangat penting untuk dikaji baik

pasien sendiri, ibu, ayah, saudara kandung, kakek, nenek,

paman dan bibi. Karena ada penyakit yang menurun dan

pasien juga bisa terkena penyakit dari keluarganya, dan

memastikan pasien tidak sedang menderita penyakit (Varney,

2007; h. 32). Menurut Damayanti (2003), gejala yang

mengawali masa menopause, yaitu osteoporosis

(pengeroposan tulang) dan pruritis, merupakan istilah

kedokteran untuk rasa gatal pada kulit di daerah vulva atau

alat kelamin.

f) Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari, meliputi :

(1) Pola nutrisi (makan dan minum).

Perlu dikaji untuk mengetahui kebiasaan makan dan

minum ibu mulai dari jenis makan, minuman. Berapa

banyak / porsinya karena nanti bisa berpengaruh terhadap

menopause (Priharjo, 2007; h. 4). Pada saat menopause

kadar estrogen menurun dan hal ini akan mepermudah

hilangnya kalsium tubuh. Peningkatan asupan kalsium dan

(41)

Fraktura akibat osteoporosis terjadi pada 50% diatas usia

50 tahun.

(2) Personalhygiene

Dikaji untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga

kebersihan tubuh terutama pada daerah genetalia karena

jika kurang personal hygine bisa menjadikan keputihan, infeksi (Ambarwati, wulandari, 2009; h. 137). Dampak tidak

dilakukannya personal hygiene genetaliayaitu dapat terjadi infeksi pada vagina, bau badan yang berlebihan dan

integritas permukaan kulit. Vaginitis adalah peradangan

pada vagina yang terjadi karena perubahan keseimbangan

normal bakteri (Utamadi, 2009).

(3) Aktifitas

Menggambarkan pola aktifitas pasien sehari-hari (Priharjo,

2007; h. 4). Olahraga dan tidur yang teratur, mengurangi

kenaikan tekanan darah dan obstipasi untuk mengurangi

keluhan pada masa menopause.

(4) Istirahat

Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien, berapa

jam pasien tidur, kebiasan sebelum tidur misalnya :

membaca, kebiasaan dengan mengkonsumsi obat tidur,

kebiasaan tidur siang, penggunaan waktu luang. (Wilson

dkk dalam Dimsdale, 1995) menyatakan bahwa pada saat

menopause mengalami perubahan dalam masalah

(42)

mencegah penurunan kondisi tubuh biasanya

mengkonsumsi vitamin, sayuran, buah-buahan, istirahat

yang cukup, serta berolahraga.

(5) Seksualitas

Dengan semakin bertambahnya usia, maka perilaku seks

juga akan berubah. Perubahan seksual pada wanita,

khususnya setelah menopause, akan menurunkan tingkat

produksi hormon esterogen dan androgen. Ini akan

menyebabkan terjadinya beberapa perubahan fisik. Wanita

menopause membutuhkan waktu lama atau sulit

mengalami ketertarikan secara seksual. Hubungan intim

mungkin akan menimbulkan sakit sebab dinding vagina

menjadi tipis (Manuaba, 2009).

g. Data Psikologi, kultural

1. Data Psikologi dan Kultural

a. Psikologi : Perubahan-perubahan psikologi maupun fisik ini

berhubungan dengan kadar estrogen, gejala yang

menonjol adalah berkurangnya tenaga dan gairah,

berkurangnya konsentrasi dan kemampuan akademik,

timbulnya perubahan emosi seperti mudah tersinggung,

susah tidur, rasa kekurangan, rasa sepi, ketakutan,

keganasan, tidak sabar lagi dan lain-lain.Perubahan psikis

ini berbeda-beda tergantung dari kemampuan si wanita

(43)

b. Kultural

Pengaruh budaya dan lingkungan sudah dibuktikan

sangat mempengaruhi wanita untuk dapat untuk dapat

atau tidak dapat menyesuaikan diri dengan fase

klimakterium dini. (Proverawati, 2010;h.40)

h. Data Objektif

a) Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan ini penting dilakukan karena pasien akan

diperiksa secara umum dengan cara menyentuh pasien dan

apa yang akan kita inginkan pasien juga melakukan

sehingga pemeriksaan ini akan membuat pasien merasa

tidak nyaman. Dan yang penting lagi selalu menjaga privasi

pasien (Varney, 2007; h. 34).

(1) Keadaan Umum

Keadaan umum pasien diamati mulai saat

pertama kali bertemu dengan pasien, dilanjutkan

sewaktu mengukur tanda-tanda vital dan sewaktu

mengukur tinggi dan berat badan (Priharjo, 2007; h. 22).

Pada masa menopause diikuti perubahan-perubahan

baik fisik maupun psikisnya (informed consent) (Damayanti, 2003).

(2) Tanda - tanda Vital

Tanda-tanda vital diukur setelah posisi pasien diatur

yang nyaman serta keadaan umumnya diketahui.

(44)

suhu, nadi dan pernafasan serta berat dan tinggi badan

( Priharjo, 2007; h. 23 )

(a) Tekanan Darah

Jika tekanan darah tinggi (>180/110 mmHg) maka

pasien memiliki tekanan darah tinggi (Hartanto,

2004; h. 110)

Pada dewasa muda umur 16 - 21 TD> 140/90

mmHg dianggap hipertensi, pada manula umur

50-60 TD normalnya 140/90 (Gleadle, 2003; h. 37).

(b) Suhu Badan

Suhu Menurun sekitar 0,1 – 0,9 C Seringkali tubuh

menggigil pada akhir hot flush. (Suryoprajogo,

2009;h.22)

Jika suhu badan lebih dari 38oC maka dapat

dicurigai pasien mengalami infeksi, sehingga

pasien harus segera berobat (Ambarwati,

Wulandari, 2009; h. 138)

(c) Frekuensi pernafasan

Pernafasan berada dalam batas yang normal yaitu

antara 20-30 x/menit ( Everett, 2008; h. 159).

Keluhan fisik yang dialami wanita menopause

antara lain mudah berdebar-debar.

(d) Denyut nadi

Jika denyut nadi di atas 100 x/menit sebaiknya

periksa adakah tanda-tanda infeksi (Varney, 2007;

(45)

dan pembuluh darah meliputi kulit terasa kering,

keriput, dan longgar (Manuaba, 2009).

(e) Berat badan

Selama masa menopause, kadar estrogen dalam

tubuh menurun, begitu juga dengan kondisi tubuh

secara umum yang menyebabkan naiknya kadar

lemak dalam tubuh.

(3) Status Present

(a) Kepala

- Rambut

Pasca menopause terjadi perubahan terhadap

pertumbuhan rambut yaitu rambut pubis,

ketiak,serta rambut kepala, menjadi tipis

(Sarwono P, 2003; h. 43)

- Mata

Kekurangan estrogen dapat menyebabkan atrofi

kornea dan konjungtiva, serta turunnya fungsi

kelenjar air mata. (Sarwono P, 2003; h. 45)

- Mulut, hidung dan telinga

Kekurangan estrogen juga menyebabkan

perubahan mulut dan hidung. Selaput lendirnya

berkerut,aliran darah berkurang, terasa kering,

dan mudah terkena giginvitis (Sarwono P, 2003;

(46)

(b) Dada

Dikaji adakah retraksi dinding dada (sesak) dan

nyeri atau tidak, karena jika terdapat nyeri dada

saat pemeriksaan patut dicurigai adanya penyakit

jantung atau tuberculosis. Progestin dapat

menurunkan kadar HDL-kolesterol serta

meningkatkan kadar LDL-kolesterol. Terjadinya

aterosklerosis (deposit lemak) dipercepat oleh

kadar LDL-kolesterol yang tinggi didalam darah

yang kadang-kadang didahului oleh sakit dada

hebat yang berulang-ulang sehingga serangan

jantung terjadi pada klien (Hartanto, 2004; h.

116-117).

(c) Abdomen

Abdomen diperiksa untuk mengetahui ada tidakya

pembengkakan hati dengan cara palpasi bagian

perut sebelah kanan ditekan. Jika ibu merasa

kesakitan atau teraba massa kemungkinan terdapat

penyakit hati dan periksa juga apakah

massa/benjolan karena ibu hamil atau mioma

uterus. (Hartanto, 2004; h.106).

(d) Ekstremitas bawah

Ekstremitas bawah perlu diperiksa untuk

mengetahui adanya trombophlebitis atau kelainan

(47)

b) Pemeriksaan Obstetri

1) Inspeksi

Payudara

Inspeksi payudara dengan mengamati ukuran, bentuk, dan

kesimetrisan payudara. Payudara normalnya melingkar

agak simetris dan besar, sedang atau kecil. Lihat juga

warna dan edema pada kulit payudara, warna aerola.

payudara diamati ada tidaknya penonjolan atau retraksi

pada payudara (Priharjo, 2007; h. 120)

Abdomen

Abdomen diamati bentuknya secara umum, kontur

permukaan abdomen dan adanya retraksi, penonjolan

serta ketidak simetrisan. Amati gerakan kulit abdomen saat

inspirasi dan ekspirasi. Amati juga pertumbuhan rambut

dan pigmentasi pada kulit secara lebih teliti (Priharjo, 2007;

h. 127). Amati adakah bekas luka operasi yang

berhubungan dengan mioma uterus (Saiffudin, 2006; h.

MK-50).

Genetalia

Kulit dilihat ukuran dan adanya kelainan yang tampak pada

genetalia, dan adakah perdarahan pervaginam, penonjolan

atau pembengkakan pada vagina (Priharjo, 2007; h. 148).

Keluhan yang dirasakan mengenai alat kelamin meliputi

(48)

karena sensitivitasnya sudah menurun, epitel Iiang

sanggama dan sekitarnya menipis, sehingga mudah terjadi

infeksi, dalam melakukan hubungan seks sering terasa

sakit (dispareunia), elastisitas sudah menurun sehingga

terasa longgar (Manuaba, 2009).

2) Pemeriksaan dalam : tidak diperiksa

3) Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan laboratorium umum

Yang dilakukan secara rutin meliputi darah

lengkap, urine lengkap, fungsi hati dan ginjal,

pemeriksaan kolesterol, serta gula darah. Sedangkan

pemeriksaan laboratorium khusus meliputi

pemeriksaan pap smear, biopsi lapisan dalam rahim,

dan biopsi mulut rahim. (Manuaba, 2009 ; h. 229)

b. Pemeriksaan rutin

Sederhana

1) Keluhan yang dikemukakan, keluhan ini akan

dikembangkan melalui pertanyaan yang lebih rinci

terhadap pasien. Ini dilakukan untuk

mengupayakan arah kemungkinan penyakit sudah

dapat dipastikan.

2) Pemeriksaan yang meliputi pemeriksaan fisik

umum (tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan,

pemeriksaan perut, pemeriksaan payudara) dan

(49)

Dengan alat

1) Kolnoskopi, untuk mengetahui adanya

kelainan/perlukaan bibir kemaluan, kelainan liang

senggama, atau kelainan mulut

2) Histereskopi, untuk mengetahui adanya kelainan

pada ruang rahim

3) Ultrasonografi, untuk mengetahui adanya kelainan

pada abdomen umumnya, kelainan ginjal, hati,

kelainan indung telur, rahim dan sekitarnya, serta

kelainan payudara.

4) Mammografi untuk mengetahui kelainan khusus

payudara. (Manuaba, 2009 ; h. 229)

B. INTERPRETASI DATA

Dalam interpretasi data diperoleh dari data pengkajian yang sudah didapat

dan terkumpul pada kasus gangguan reproduksi pada ibu menopause

sehingga muncul diagnosa.

a. Diagnosis Kebidanan

Ny ....P .... A .... Umur .... tahun, Dengan Menopause

Data Dasar :

1) Data Subjektif

a. Ibu mengatakan bernama Ny ... umur ... tahun

b. Ibu mengatakan tidak haid selama 12 bulan…

c. Ibu mengatakan sudah pernah hamil berapa kali, melahirkan beraoa

kali, dan pernah keguguran atau tidak

d. Ibu mengatakan keluhan yang dirasakan saat ini dan ibu

(50)

2) Data Objektif

Data objektif meliputi data hasil pemeriksaan fisik dan obstetrik. Data

pemeriksaan fisik meliputi keadaan umum ibu, tanda-tanda vital

(tekanan darah, suhu badan, frekuensi pernafasan, denyut nadi), dan

berat badan. Selain itu juga dikumpulkan data tentang status present

mulai kepala, dada, abdomen dan ekstremitas bawah. Adapun

pemeriksaan obstetri meliputi inspeksi payudara, abdomen, dan

genetalia.

b. Masalah

Tidak ada

C. DIAGNOSA POTENSIAL

Diagnosa yang mungkin terjadi pada menopause ialah:

Masalah Fisik:

a. Dampak pendek yang terjadi :

1) Gangguan vasomotor

2) Dryness Vaginal (Kekeringan pada vagina)

3) Penurunan Libido

4) Drypareunia (rasa sakit ketika berhubungan seksual)

5) Inkontensia Urin (Beser)

b. Dampak panjang yang terjadi:

1) Resiko Kanker Payudara

2) Kanker Leher Rahim (Serviks).

3) Osteoporosis

(51)

5) Dimensia

D. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA ATAU KOLABORASI DAN KONSULTASI

1. Masalah Fisik yaitu seperti:

a. Gangguan vasomotor

Pencegahan terhadap rasa panas (Hot flush) yakni:

1. tidur yang cukup serta rileks

2. Hindari faktor-faktor yang dapat memicu rasa panas seperti

makanan berbumbu banyak, makanan yang pedas dan panas,

makanan berlemak, alkohol dan kopi.

b. Penurunan Libido dan Dryness Vaginal (Kekeringan pada vagina)

Pencegahan terhadap adanya gairah seksual dan kekeringan pada

vagina yakni:

1) Pada saat akan melakukan hubungan di dapat dirangsang dengan

menonton film pornografi agar dapat memacu rangsangan

sehingga pada saat melakukan hubungan seksual tidak terasa

sakit

2) Gunakan penambahan pelicin, krim atau jelly sebelum melakukan

hubungan seksual.

c. Inkontensia Urin (Beser)

Pencegahan terhadap adanya inkontensia urin dengan senam kegel:

Cara melakukan senam kegel:

1) Langkah pertama, posisi duduk atau berbaring, cobalah untuk

menahan dan mengontraksikan otot panggul dengan cara yang

(52)

2) Kontraksikan otot panggul selama 10 detik, kemudian istirahat

selama 10 detik.

3) Lakukan latihan ini berulang-ulang sampai 10-15 menit, lakukan

tiga kali sehari.

d. Resiko Kanker Payudara

Pencegahan terhadap adanya resiko kanker payudara :

1) Menurunkan berat badan karena dapat terkena kanker payudara

2) Lakukan periksaan payudara sendiri (sadari) yang dapat

dilakukan di rumah.

e. Kanker Leher Rahim (Serviks).

Pencegahan terhadap adanya kanker serviks :

1) Menggunakan kondom setiap melakukan hubungan seksual

f. Osteoporosis,

Pencegahan terhadap adanya resiko osteoporosis:

1) Olahraga yang cukup dan teratur

2) Konsumsi asupan makanan yang mengandung kalsium

3) Konsumsi vitamin D

g. Penyakit jantung

Pencegahan terhadap adanya resiko penyakit jantung:

1) Konsumsi vitamin beberapa jenis vitamin (A, B, C, E ,D )

2) Konsumsi susu non fat atau low fat, jus jeruk, sayur hijau, makan

sarden kaleng yang banyak mengandung kalsium.

3) Konsumsi Makan-makan beserat

4) Berolahraga teratur, mulai dari berjalan jauh atau senam jantung

5) Hindari merokok, minum alkohol dan minum banyak air putih

2. Masalah Psikis

(53)

1) Menjalani hidup sehat dengan makan, minum, istirahat dan olahraga

yang cukup dan teratur

2) Pikiran rileks sehingga menjadi tenang dan terasa nyaman

Pencegahan masalah psikis tentang adanya insomnia (gangguan

tidur) :

b) Berolahraga, mulai dari berjalan atau senam

c) Jangan terlalu lelah dalam melakukan aktifitas

d) Jangan terlalu banyak pikiran sehingga akan menyebabkan ibu

susah tidur

E. PERENCANAAN

1. Jelaskan kepada ibu tentang tanda tanda menopause

2. berikan konseling penanganan gejala menopause yang sedang ibu alami

saat ini

3. jelaskan cara mencegah dan penanganan seksual pada ibu menopause

4. jelaskan tentang pemberian nutrisi pada ibu menopause untuk mencegah

timbulnya osteoporosis

5. jelaskan akibat terjadinya gangguan perkemihan

6. jelaskan perubahan yang terjadi secara psikologis

7. jelaskan perubahan pola spiritual pada ibu menopause

F. PELAKSANAAN

1. Memberitahu ibu tanda – tanda menopause yaitu:

a) Terjadi panas di tubuh terutama di daerah muka dan dada

b) Susah tidur pada malam hari

(54)

d) Saluran kencing menipis dan kering

e) Badan terasa lebih gemuk

f) Terjadi gangguan pada punggung dan tulang

g) Akan terasa pegel linu pada bagian punggung, paha, dan tangan

h) Pusing dan sakit kepala

i) Payudara menjadi kendor

2. memberikan konseling kepada ibu tentang penanganan gejala pada masa

menopause seperti :

a. rasa panas pada wajah dan dada

1) Sebaiknya setiap malam ibu menggunakan pakaian yang tipis

dan menyereap keringat

2) Hindari stress didalm rumah tangga

3) Menghindari minum minuman padas pada malm hari

4) Melakukan olah raga stiap hari pada pagi atau sore hari

b. nyeri dan linu pada tubuh

rasa lelah sering kali muncul ketika menjelang menopause karena

terjadi perubahan hormonal pada wanita yaitu hormon

estrogen.Sehingga ibu akan mudah merasa pegal atau linu pada

tubuhnya waktu malam hari.

c. Susah tidur pada malam hari

Terjadinya susah tidur pada malam hari yang dialami wanita

menopause dapat terjadi karena adanya rasa panas pada wajah dan

dada, berkeringat, perasaan panik dan gelisah.

Penatalaksanaan: menghindari kafein, hindari aktifitas yang

(55)

tidur yang teratur, mandi air hangat pada malam hari, minum susu

sebelum tidur.

d. vagina terasa sakit saat berhubungan

Pada wanita yang sudah menopause apabila berhubungan seksual

akan tersa sakit karena vagina menjadi pendek menyempit, hilang

elastisitas, epitelnya tipis dan mudah trauma karena kurang lubrikasi.

3. Menjelaskan cara pencegahan dan penanganan seksual pada ibu yang

sudah menopause:

a. Pencegahan seksual setelah masa menopause yaitu :

menganjurkan sebelum melakukan hubungan seksual dengan suami

berikan jell atau sabun agar pada saat berhubungan ibu tidak terasa

salit

b. Penanganan seksual setelah masa menopause yaitu:

Setelah melaukukan hubungan dengan suami sebaiknya alat

kemaluan ibu dibasuh menggunakan air hangat untuk mencegah

terjadinya infeksi

4. Menjelaskan kepada ibu pentingnya pemberian nutrisi tentang adanya

masalah yang dapat mencegah dan timbulnya tulang keropos yaitu

dengan olah raga teratur, mengkonsumsi vitamin D, makan makanan

yang mengandung kalsium seperti ikan teri, susu, buah-buahan,

kacang-kacangan

5. Menjelaskan pengertian akibat terjadinya gangguan berkemih dan

penatalaksanaanya, yaitu: melakukan senam kegel

1) bertujuan:

(56)

b. mencegah terjadinya beser

c. mencegah hemoroid

d. membantu meningkatkan kepuasaan seksual pada ibu

menopause

2) memberikan penkes tentang cara melakukan senam kegel

a. langkah pertama, posisi duduk atau berbaring, kontraksikan otot

panggul seperti sedang mengencangkan atau menutup vagina

atau seperti menahan pipis

b. menahan kontraksi selama 3 hitungan kemudian rileksasikan

c. lakukan berulang – ulang sampai 10 – 15 menit, latihan ini

dilakukan 3x sehari

6. memberikan konseling tentang perubahan psikologis yang terjadi

pada ibu menopause:

perubahan yang dialami ibu akan merasa tua, tidak menarik lagi, rasa

tertekan kareba takut menjadi tua, mudah tersinggung dan mudah

terkejut sehingga jantung berdebar, takut tidak dapat memenuhi

kebutuhan seksual suami rasa takut bahwa suami akan

menyeleweng, keinginan seksual akan menurun dan sulit mencapai

kepuasan memrasa memberatkan keluarga dan orang lain.

7. . Memberikan konseling tentang perubahan pola spiritual pada ibu

menopause: pada masa menopause sebaiknya lebih rajin untuk

melakukan ibadah dan berserah diri kepada Allah dengan

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan kriteria diterima atau ditolaknya hipotesis maka dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa menerima hipotesis yang diajukan terbukti atau dengan kata lain variabel

21 RS IMMANUEL BANDUNG KOTA BANDUNG 35 22 RSIA HUMANA PRIMA BDG KOTA BANDUNG 35 23 RS PUSAT AU DR M SALAMUN KOTA BANDUNG 15 24 RSU TK IV SARININGSIH KOTA BANDUNG 15 25 RSU

Tujuan labelling ini menurut Hudaya (2008), perlu dilakukan untuk memudahkan pemeriksaan jika ada suatu kerusakan atau kelainan yang terjadi pada produk akhir yang

Raymond's unique characterisation of Father Christmas is based on his father - "Father Christmas and the milkman both have wretched jobs: working in the cold, wet and dark."

(2) Dalam hal Nilai Perolehan Objek Pajak sebagaimana dimaksud pada Pasal 50 ayat (2) huruf a sampai dengan huruf n tidak diketahui atau lebih rendah dari NJOP yang

The readers of this document are referred to Annex B for guidelines for using this recommended practice to meet the requirements of IEEE/EIA 12207.1-1997, IEEE/EIA

Berdasarkan hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa Self Organized Map sudah mampu mengelompokkan jerawat berdasarkan fitur warnanya dengan akurat, namun karena

Kepuasan responden di Instalasi Rawat Inap RSUD Tugurejo Semarang kategori tinggi adalah 38 responden ( 38 % ) dan kategori sedang 62 responden ( 62 % ), dengan