BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori Medis 1. Definisi
Menopause berasal dari kata men berarti bulan, pause, pausis, paudo berarti periode atau tanda berhenti, sehingga menopause secara definitif diartikan sebagai berhentinya menstruasi. Menopause secara
teknis menunjukkan berhentinya menstruasi yang dihubungkan dengan
berakhirnya fungsi ovarium secara gradual, yang disebut klimakterium.
Menopause adalah suatu fase dari kehidupan seksual wanita, dimana
siklus menstruasi berhenti. Bagi seorang wanita, dengan berhentinya
menstruasi ini berarti berhentinya fungsi reproduksi (tidak dapat hamil dan
mempunyai anak), namun tidak berarti peranannya dalam melayani
suami di bidang kebutuhan seksual berhenti dengan sendirinya
(Purwanto, 2008).
Purwantyastuti (2005) mengatakan bahwa umumnya wanita
Indonesia mengalami menopause di usia 45-55 tahun. Meskipun begitu
ada beberapa wanita yang mengalami menstruasi terakhir sebelum umur
45 tahun, tetapi ada pula wanita yang sesudah berumur 57 tahun baru
mendapatkan menstruasi terakhir.
Menurut Pakasi (dalam Indarwati, 2004) menopause terjadi
ditengah masa klimakterium, yaitu suatu masa yang dimulai pada akhir
masa reproduksi dan berakhir pada awal lanjut usia, yaitu usia 40-63
kewanitaan seseorang dan cerminan dari kapasitas reproduksi wanita
secara berangsur-angsur mulai berhenti. Menurut Damayanti (2003)
sebagian besar wanita mengalami menopause antara umur 40 tahun dan
55 tahun dan rata-rata pada umur 47 tahun.
Baziad (2010) menopause ialah seorang wanita tidak haid selama
12 bulan dan dijumpai kadar FSH darah meningkat dan kadar estrogen
nya menurun.
Menopause menurut Herawati ( 2009:hal166 ) ialah berhentinya
menstruasi secara definitif atau berhentinya menstruasi jika ovarium tidak
lagi menghasilkan estrogen, yaitu hormon yang membuat wanita menjadi
benar benar murni wanita.
Menopause ialah haid terakhir atau saat menstruasi terakhir dengan
tenggang waktu sekitar 1 sampai 2 tahun (manuaba 2010; hal 548 )
2. Etiologi
Pada wanita usia 40an sudah tidak terjadi pembuahan dan siklus
menstruasi memanjang.mulai 2 sampai 8 tahun sebelum
menopause.Periode dari siklus menstruasi yang lebih panjang
mendahului menopause tidak tergantung umur ketika menstruasi
berhenti, apakah menopause adalah dini atau lambat. Lambatnya fase
folikuler ialah penentu utama dari panjangnya siklus. Perubahan siklus
menstruasi pada masa pre menopause ditandai oleh peningkatan follicle stimulating hormone ( FSH) dan menurunnya kadar inhibin, tetapi kadar LH ( Luteinizing Hormone) normal dan sedikit peningkatan kadar estradiol
menopause terjadi ketika jumlah folikel menurun dibawah suatu ambang
tergantung umur. Pada wanita bila menjalani transisi menopause
menunjukkan bahwa kadar estrogen tidak mulai mengalami penurunan
yang besar sampai kira-kira 1 tahun sebelum menopause.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi usia menopause
a) Kebiasaan merokok : ini dikenal sebagai salah satu faktor utama yang
mempengaruhi usia menopause. Wanita yang merokok atau pernah
menjadi perokok kemungkinan mengalami menopause sekitar satu
setengah hingga dua tahun lebih awal.
b) Usia saat haid pertama kali
Semakin muda seorang mengalami haid pertama kalinnya, semakin
tua atau lama ia memasuki masa menopause
c) Status gizi : Wanita dengan status gizi yang buruk mengalami
menopause lebih dini daripada dengan ibu yang cukup gizi
d) Lemak tubuh : pada wanita kurus mengalami menopause lebih awal
dibandingkan wanita kegemukan karena Produksi estrogen
dipengaruhi oleh lemak tubuh.
e) Turunan : Beberapa penelitian menunjukan bahwa ibu dan anak
perempuannya cenderung mengalami menopause pada usia yang
sama. Tapi diperlukan beberapa penelitian untuk mengetahui
genetika menjadi faktor kunci dalam menentukan usia menopause.
f) Usia Melahirkan
Semakin tua seseorang melahirkan anak, semakin tua ia memasuki
masa menopause. Penelitian yang dilakukan Beth Israel
mengungkapkan bahwa wanita yang masih melahirkan di atas usia 40
karena kehamilan dan Persalinan akan memperlambat system kerja
organ reproduksi. Bahkan akan memperlambat proses penuaan
tubuh.
g) Sosial Ekonomi
Keadaan social ekonomi mempengaruhi factor fisik, kesehatan dan
pendidikan.apabila factor tersebut cukup baik, akan mengurangi
beban fisiologis dan psikologis. Sehingga faktor klimakterium
dianggap sebagai paktor fisiologis.
4. Fisiologi Menopause
Menurut Damayanti (2003), menopause dipacu oleh perubahan
hormon dalam tubuh, yang diawali dengan terkelupasnya pelapis rahim
(endometrium) bersama dengan sedikit darah, yang dipicu oleh kadar
hormon progesteron yang rendah dalam tubuh. Pada waktu yang sama
hormon perangsang folikel Foilicle Stimulating Hormone (FSH) dan hormon lutein Luteinizing Hormone (LH) yang dihasilkan kelenjar hipofise merangsang proses pematangan telur dalam ovarium.
Proses pematangan telur dalam ovarium menghasilkan peningkatan
kadar estrogen. Fase ini disebut fase pengelupasan. Fase pengelupasan
akan segera diikuti fase proliferasi dimana kadar estrogen tinggi dan
membuat endometrium mengalami penebalan. Akhirnya kadar hormon
perangsang folikel dan hormon lutein mencapai puncaknya dan terjadi
pelepasan sel telur dari ovarium (ovulasi). Folikel tempat sel telur
dilepaskan akan membentuk sebuah kelenjar yang disebut corpus luteum
endometrium mengalami fase sekresi sebagai persiapan bila terjadi
perubahan, sehingga siap untuk suatu kehamilan. Jika sel telur tidak
dibuahi, kadar estrogen menurun, corpus luteum mengalami degenerasi
dan kadar progesteronpun menurun.
Mengenai terjadinya menopause, tidak ada batasan umur yang
pasti. Sesungguhnya setiap wanita mengalaminya pada umur tertentu,
setelah masa kesempurnaan berakhir. Sehubungan dengan itu para ahli
memberikan batasan umur pada wanita menopause berbeda-beda antara
satu dengan yang lain, karena ditinjau dari sudut yang berbeda pula
Menurut nadine ( 2009;h.19)menopause ada dua jenis yaitu:
a. Menopause alami
Disebabkan menurunnya produksi hormon kelamin wanita estrogen
dan progesteron oleh ovarium. Ini merupakan proses perlahan lahan
yang biasanya terjadi selama beberapa tahun
b. Menopause karena sebab tertentu
Disebabkan intervensi medis tertentu, misalnya bedah pengangkatan
kedua ovarium karena abnormalitas dalam struktur dan fungsinya
sebelum usia menopause alami menyebabkan menopause karena
pembedahan. Demikian pula obat tertentu, radiasi dan kemoterapi
(penggunaan agen kimiawi untuk merawat berbagai penyakit terutama
kangker) bisa juga menyebabkan menopause karena sebab tertentu.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa periode
terjadinya menopause ketika persediaan sel telur habis, indung telur
muncul lagi. Pada wanita tersebut menginjak masa menopause, yang
berarti berhentinya masa kesuburannya.
1. Proses menopause
Menurut Baziad (2008; h. 115 – 117)
Sebagian besar wanita akan mengalami berhentinya menstruasi. Oleh
karena itu harus melewati dengan tenang.wanita akan mengalami
klimakterium yang berarti masa peralihan dari masa reproduksi aktif
menjadi senium, adapun fase klimakterium yaitu :
a. Pramenopause
Pramenopause ialah masa sekitar usia 40 tahun dan ditandai
dengan siklus haid yang tidak teratur, memanjang, sedikit atau
banyak, yang kadang kadang disertai rasa nyeri.
b. Perimenopause
Perimenopause ialah masa perubahan antara pramenopause dan
pascamenopause. Ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur,
siklus haid nya >38 hari dan sisanya ,18 hari
c. Menopause
Menopause ialah wanita yang suhdah tidak menstruasi selama 12
bulan karena jumlah folikel yang mengalami atresia terus
meningkat, sehingga tidak tersedia folikel yang cukup. Produksi
esterogen juga berkurang.
d. Pascamenopause
Pascamenopause ialah masa setelah menopause sampain senium
yang dimulai setelah 12 bulan amenore
Wanita dikatakan senium apabila telah memasuki usia pasca
menopause lanjut sampai usia >65 tahun. Gangguan ,organik dapat
terjadi seperti kulit terasa kering, epitel vagina tipis yang
menimbulkan dispareunia, infeksi vagina, osteoporosis dapat terjadi
sehingga mudah patah
3. Menurut Manuaba (2010;h 548) proses klimakterium dapat menimbulkan
perubahan pada ibu, yaitu:
a. Gangguan jadwal menopause:
1) Menopause prematur yaitu berhentinya haid pada usia 40 tahun,
terdapat gejala premenopause seperti hot fluses, kenaikan
gonadotropin
2) Menopause terlambat yaitu berhentinya menstruasi setelah usia
55 tahun, terdapat gejala menopause
b. Kelainan organik pada masa menopause
Kelainan pada menopause dapat terjadi apabila rangsangan estrogen
yang diberikan terus menerus tanpa selinan progesteron dapat
menyebabkan tejadinya perdarahan disfungsional semakin
meningkat, terjadinya perubahan alat genitalia menjadi tumor jinak (
mioma uteri, polip endometrial, polip servikal) keganasan payudara.
Oleh karena itu dalam pemberian hormon harus dalam pengawasan
ketat.sebagai seorang bidan sebaiknya melakukan KIEM sehingga
wanita dengan keluhan menopause dapat memeriksakan ke dokter
puskesmas, bidan berkonsultasi oleh dokter puskesmas, setelah
pengobatan bidan melakukan pengawasan. bidan dapat merujuk
Penatalaksanaan klimakterium Manuaba (2010;h549)
4. Tanda dan gejala
Gejala menopause berbeda-beda antar wanita. Beberapa wanita tidak
melaporkan gejala yang merepotkan sama sekali sementara yang lainnya
melaporkan gejala berat yang berpengaruh negatif pada kehidupannya
yaitu:
a. Perubahan organ reproduksi
Akibat berhentinya haid, berbagagai organ reproduksi mengalami
gangguan, diantaranya :
1) Uterus
Uterus akan mengecil selain disebabkan oleh atrofi endometrium
juga disebabkan hilangnya cairan dan perubahan bentuk jaringan
ikat interstesial. Serabut otot miometrium menebal, pembuluh
darah miometrium menebal dan menonjol
2) Tuba falopi
Lipatan-lipatan tuba menjadi lebih pendek, menipis dan
mengkerut, endosalpingo menipis mendatar dan silia menghilang
3) Serviks
Serviks akan mengkerut, epitelnya menipis dan mulai cedera.
Lendir servik mulai berkurang
4) Vagina
Terjadi penipisan pada vagina menyebabkan hilangnya rugae,
berkurangnya vaskularisasi, elastik yang berkurang, sekret vagina
menjadi encer
Kekeuatan dan elastik menghilang karena atrofi dan melemah nya
daya sokong prolaps uterus vagina
6) Perineum dan anus
Lemak subcutan menghilang, atrofi otot sekitarnya menghilang
yang menyebabkan tonus otot spinter melemah dan menghilang
7) Vesica urinaria
Aktivitas kendali otot kandung kemih menurun sehingga lebih
sering ingin buang air kecil
8) Payudara
Bentuk payudara akan mengecil, mendatar, dan mengendor. Hal
ini bisa terjadi karena pengaruh atrofi pada kelenjar payudara.
Puting susu mengecil dan pigmentasi berkurang
b. Perubahan hormon
Pada ibu menopause terjadi perubahan hormon estrogen yang
berkurang.begitu juga perubahan yang terjadi pada kormon
progesteron. Menurunya kadar hormon ini menyebabkan terjadi
perubahan haid menjadi sedikit, jarang, bahkan siklus haid mulai
terganggu.
c. Perubahan fisik
Menurut manuaba (2009;h 218) Pada perubahan fisik, seorang
wanita mengalami perubahan kulit. Lemak bawah kulit berkurang
sehingga kulit menjadi kendur. Kulit mudah terbakar sinar matahari
dan menimbulkan pigmentasi dan menjadi hitam. Pada kulit tumbuh
lembek. Kelenjar kulit kurang berfungsi, sehingga kulit menjadi kering
dan keriput. Perubahan metabolisme tubuh ditandai dengan
menurunnya pengeluaran hormon tiroksin dan insulin, pembakaran,
dan keperluan tubuh menjadi menurun. Untuk dapat menyesuaikan
penurunan metabolisme dilakukan perubahan pola makan dan
disesuaikan dengan kebutuhan. Wanita yang sudah memasuki masa
menopause sebaiknya mengatur atau mengubah pola makan,
dianjurkan makanan makanan yang mengandung banyak serat. Juga
terjadi perubahan pada kerja usus halus dan besar. Menurunnya
estrogen dapat menimbulkan perubahan kerja usus menjadi lambat.
Kemampuan mereabsorpsi sari makanan makin berkurang. Kerja
usus halus dan besar yang lambat menimbulkan gangguan buang air
besar berupa obstipasi (sembelit).
Perubahan fisik pada wanita menopause meliputi :
1) Perdarahan tidak teratur
Menurut Nadine (2009;h.19-20) Kebanyakan wanita mengenal
menopause karena perdarahan yang sudah tidak teratur.
Perubahan pola menstruasi berbeda-beda dari wanita satu
dengan wanita yang lainnya. Ada periode yang lebih singkat atau
lebih lama, volume yang banyak atau sedikit dan kurun waktu
antar dua siklus. Wanita menopause harus berkonsultasi dengan
dokter atau tenaga kesehatan apabila :
Jarak antar dua siklus kurang dari 21 hari
b) Ada volume darah yang besar per hari tanpa melihat lamanya
menstruasi
c) Mengalami perdarahan selama 6 bulan atau lebih setelah
menstruasi terakhir
2) Rasa kulit terbakar atau hot flush
Ketika terjadi hot flush akan muncul rasa hangat atau sangat
panas secara tiba-tiba yang menyebar pada bagian tubuh,
terutama wajah, kepala dan dada.kadang disertai keringat dan
rasa mengigil.beberapa waita merasa cemas pada saat rasa
panas muncul dan detak jantung meningkat. Rasa panas ini
berasal dari otak yang merespon tingkat estrogen rendah dalam
darah. Akibat stimulasi mekanisme pelepasan panas yang
tiba-tiba dan tidak normal dalam tubuh. Ketika terjadi rasa panas suhu
kulit meningkat dan kapasitas konduksi kulit juga meningkat. Hot
flush terjadi selama beberapa detik hingga beberapa menit.
Frekuensi hot flush berbeda-beda dari wanita satu dengan wanita
yang lain. Umumnya terjadi pada malam hari dan saat stres
(Nadine 2009; h 20)
3) Perubahan sistem jantung dan pembuluh darah
Perubahan sistem kerja jantung dan pembuluh darah dapat
terjadi karena adanya perubahan metabolisme, menurunnya
estrogen, menurunnya pengeluaran hormon paratiroid.
Meningkatkan hormon FSH dan LH serta rendahnya estrogen
dapaf menimbulkan perubahan pembuluh darah. Melebarnya
rasa panas yang disebut "hot fluses," badan terasa panas.
Penimbunan kolesterol pada pembuluh darah menimbulkan
penyakit jantung koroner. (manuaba 2009;h. 218)
4) Perubahan yang terjadi pada alat genitalia
Perubahan ini meliputi liang sanggama terasa kering, lapisan sel
liang sanggama menipis yang menyebabkan mudah terjadi infeksi
(infeksi kandung kencing, infeksi liang sanggama). Daerah sensitif
makin sulit untuk dirangsang. Saat hubungan seksual dapat terjadi
nyeri (dispareunia), dan sulit mencapai orgasme. Lemahnya
penyangga alat kelamin bagian dalam menyebabkan terasa
kurang enak sekitar liang sanggama, liang sanggama terasa turun
(menonjol) dalam bentuk tonjolan kandung kencing (sistokel),
tonjolan dinding bagian belakang (rektokel), dan mulut rahim
terbuka. Kepuasan berkemih dan buang air besar semakin
ber-kurang, seolah-olah masih terdapat sisa.(manuaba 2009;h 219)
5) Perubahan pada tulang
Perubahan tulang dapat terjadi pada wanita menopause karena
kombinasi rendahnya hormon estrogen dan hormon paratiroid.
Tulang mengalami dekalsifikasi (pengapuran) artinya kalium
menurun sehingga tulang keropos dan mudah terjadi patah tulang.
Patah tulang terutama terjadi pada persendian paha. Menghadapi
perubahan turunnya hormonal, seorang wanita dapat
menunjukkan respons berupa mereka siap menghadapi
perubahan sebagai proses alami atau mereka gelisah
psikologis dan gejala klinis, dan memerlukan perawatan dan
pengobatan. ( manuaba 2009;h. 219)
6) Perubahan pada mulut
Kekurangan estrogen menyebabkan perubahan mulut dab hidung.
Selaput lendirnya berkerut, lairan darah berkurang, terasa kering
dan mudah terkena gingivitis. Kandungan air liur juga mengalami
perubahan. Pemberian estrogrn dapat mengurangi keluhan
tersebut (baziad 2010)
7) Gangguan tidur
Kurang nyenyek tidur pada malam hari menurunkan kualitas hidup
wanita menopause. Estrogen memiliki efek terhadap kualitas tidur.
Reseptor estrogen telah ditemukan di ota yang mengatur tidur
(baziad 2010)
Perubahan Kejiwaan atau psikologi
Perubahan kejiwaan yang dialami seorang wanita menjelang
menopause meliputi merasa tua, tidak menarik lagi, rasa tertekan
karena takut menjadi tua, mudah tersinggung, mudah terkejut
sehingga jantung berdebar, takut tidak dapat memenuhi kebutuhan
seksual suami, rasa takut bahwa suami akan menyeleweng,
keinginan seksual menurun dan sulit rnencapai kepuasan (orgasme).
Mereka juga merasa sudah tidak berguna dan tidak menghasilkan
B. Diagnosis menopause 1. Diagnosa umum
Untuk melakukan pencegahan terhadap adanya sindrom pre menopause
maka perlu dilakukan penegakan diagnosis dari tahap pre menopause.
Dengan mengetahui sekumpulan gejala dan hasil pemeriksaan maka
dapat membantu menghambat terjadinya sindrome pre menopause.
Diagnosis pre menopause dilihat dari:
1) riwayat kesehatan
2) tes darah
3) umur
4) gejala yang mendukung seperti: nigh sweat, dryness vaginal,
insomnia, penurunan daya ingat, depresi dan cemas, penurunan
libido, inkontinensia urin, ketidakteraturan siklus haid.
Apabila seorang wanita dengan usia kurang lebih 40 tahun mengalami
gejala tersebut maka kemungkinan dapat didiagnosis mengalami sindrom
pre menopause karena pada usia 40 tahun biasanya wanita sudah
memeasuki masa pre menopause. Maka perlu dilakukan pemeriksaan
lanjutan untuk menangani gejala tersebut dan perlu dilakukan
pemeriksaan lain untuk mengetahui berbagai gangguan kesehatan yang
terjadi.
2. Diagnosa potensial
Pada wanita menopause akan terjadi dignosa potensial yaitu:
a Depresi
pada ibu karena ibu tidajk dapat menerima keadaan yang terjadi
merasa sedih, karena kehilangan kemampuan untuk
bereproduksi, sedih karena kehilangan kesempatan untuk
memiliki anak, dan kehilangan daya tarik. Wanita merasa tertekan
karena kehilangan seluruh perannya sebagai wanita dan harus
menghadapi masa tuanya.
b Osteoporosis
Osreoporosis dapat terjadi karena rendahnya hormon estrogen
memicu osteoklas, intuk melakukan fungsikasi sehingga massa
tulang dan trabekula mengalami penipisan.
(manuaba.2010;h.696)
C. Pemeriksaan yang diperlukan pada pre menopause
Menurut atikah 2010; h. 52-76
Penurunan kadar estrogen sangat mempengaruhi kehidupan wanita.
Pada masa pre menopause terjadi bnyak perubahan baik perubahan fisik
maupun perubhan psikis yang terjadi karena menurunnya kadar estrogen.
Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui kesehatan
secara menyeluruh. Pemeriksaan yang perlu dilakukan pada wanita
menopause ialah:
1. Pap smear pada masa pra menopause
Pap smear ialah suatu tes yang digunakan untuk mencari perubahan sel
servik yang mengarah pada kanker servik atau panyakit yang mungkin
berkembang menjadi kanker. Pada saat pre menopause sebaiknya pap
smear dilukan karena dengan pap smear dapat diketahui adanya
estrogen yang penting untuk pmbentukan lapisan endometrium.
Sehingga jika hormon estrogen ini mengalami penurunan maka akan
terjadi perubahan pada lapisan endometrium. Papsmear dapat digunakan
untuk mendeteksi penyakit pra kanker dan tumor yang mengakibatkan
kanker serviks. Dengan deteksi dini maka kanker serviks dapat
disembuhkan.
2. Kolposkopi
Pada masa menopause sebaiknya perlu dilakukan pemeriksaan
penunjang untuk mengetahui adanya keabnormalan pada organ
reproduksi interna. Pada masa pre menopause terjadi percepatan
penurunan folikel, sehingga perlu pemeriksaan untuk mengetahui
keadaan organ reproduksi interna yang meliputi vagina, uterus, tuba
falopi, ovarium. Salah satu cara untuk mengetahui keadaan organ-organ
tersebut dapat dilakukan pemeriksaan kolposkopi.
Kolposkopi ialah suatu prosedur pemeriksaan vagina dan leher rahim.
3. Sadari
Pada usia 40 tahun kebanyakan wanita sudah memasuki masa pre
menopause, dimana pada masa ini terjadi penurunan kadar estrogen.
Estrogen mempunyai fungsi yang penting dalam mencegah terjadinya
kkanker salah satunya ialah kanker payudara. Maka sebaiknya setelah
memasuki masa pre menopause dilakukan SADARI untuk mengetahui
ada tidaknya keabnormalan pada payudara. Dengan melakukan tes ini
apabila terdapat tanda abnormal dapat dilakukan pemeriksaan lebih
menstruasi hari pertama., dimana payudara tidak dalam keadaan
membengkak dan nyeri. Pemeriksaan SADARI harus memperhatikan
bentuk dan perabaan payudara dan memperhatikan setiap perubahan
dalam payudara seperti:
1) Adanya benjolan baik teraba atau terlihat
2) Perubahan bentuk payudara
3) Penebalan jaringan payudara yang tidak beraturan
4) Adanya cairan yang keluar dari puting
5) Kulit yang memerah dan hangat
6) Gambaran kulit jeruk pada payudara
7) Retraksi puting ( puting tertarik ke dalam)
Menurut American Cancer Society, metode yang terbaik untuk
melakukan pemeriksaan payudara sendiri ialah:
a. Pemeriksaan visual
Tanggalkan pakaian dan bra dan berdiri di depan cermin dengan
posisi lengan atas disamping. Perhatikan dengan selsama dari sisi
depan maupun samping apakah terdapat tanda-tanda pengerutan,
dimpling, perubahan bentuk dan ukuran, serta ketidaksimetrisan
antara payudara kanan dan payudara kiri. Perhatikan pula retraksi
puting. Lakukan pemeriksaan ini dengan posisi tangan yang berbeda
yaitu tangan diangkat ke atas, berkecak pinggang, dan berkecak
b) Pemeriksaan fisik
Lakukan sambil tiduran atau bisa juga dilakukan sambil mandi.
Lepaskan baju dan bra. Bila ingin dilakukan sambil mandi oleskan
sabun pada jari dan payudara erlebih dahulu. Bla dilakukan sambil
tidur lakukan di atasa tempat tidur atau yang permukaan rata.
Perabaan dilakukan dengan 2 pola yaitu:
1) Clock pattern
Letekkan tangan kiri di belakang kepala dan rabalah
payudara kanan denghan tangan kanan. Letakkan tangan pada
arah jam 12 payudara pada puncak payudara. Dengan
menggunakan tiga jari tengah, tekan payudara selembut mungkin
dengan gerakan memutar dan memijat. Rasakan apakah terdapat
benjolan saat tangan bergerak dari arah jam 1 ke jam 2 seterusnya
arah puting, hingga selanjutnya mencapai puting. Periksa bagian di
bawah puting dan perhatikan adanya cairan yang keluar, periksa
pula apakah terdapat pembesaran kelenjar getah bening di ketiak
jaringan sekitar payudara dengan gerakan yang sama. Lakukan
gerakan ini sama pada payudara kiri dengan menggunakan tangan
kiri.
2) Wedge Pattern
Letakkan tangan kiri di belakang kepala dan rabalah
payudara kanan dengan tangan kanan. Anggap payudara sebagai
potongan kue pie. Mulai dari puncak lingkaran sekitar 1-2 cm dari
tulang selangka,gunakan tiga jari tengah tekan payudara selembut
bergerak ke arah puting pada kuadran yang pertama. Lakukan hal
yang sama pada kuadran berikutnya searah jarum jam. Periksa
bagian di bawah puting dan perhatikan adanya cairan yang keluar,
periksa pila apakah terdapat pembesaran kelenjar getah bening di
ketiak.
Apapun pola yang di pilih jangan lupa untuk memeriksa
cairan puting dengan mencubit lembut puting dengan jari pada
posisi jam 12 dan jam 6 dan sekali lagi dengan jari pada posisi jam
Apabila saat melakukan sadari menemukan kelainan dapat dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut pada dokter. Pemeriksaan ini bukan untuk
diagnosis tetapi untuk skrining. Bila ditemukan benjolan dan sebagainya
maka dilakukan pemeriksaan lanjutan seperti USG, mammografi, atau
CT-scan, dan Biopsi
4. Mammografi
Pada wanita pre menopause sebaiknya dilakukan pemeriksaaan
mammografi untuk mengetahui keabnormalan yang disebabkan oleh
sindrom pre menopause atau adanya kanker. Mammografi ialah
pemeriksaan untuk mamae ( payudara) dengan menggunakan sinar X-ray
dosis rendah. Dipakai untuk mendeteksi dini tumor payudara pada wanita.
Tanpa disertai keluhan atau disertai keluhan.
5. Pemeriksaan kanker colon
Menjelang pre menopause sebaiknya dilakukan skrining ( deteksi dini
pencegahan sekunder) karena terjadi perubahan fungsi tubuh yaitu
berupa penurunan kadar estrogen dalam tubuh. Estrogen ini sangat
penting untuk mempertahankan siklus kehidupan wanita. Sehingga jika
fisiologis pada tubuh. Pemeriksaan kanker kolon ini merupakan deteksi
dini berupa skrining untuk mengetahui kanker kolorektal sebelum timbul
gejala dapat membantu dokter menemukan polyp dan kanker pada
stadium dini.
6. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium sangat perlu dilakukan terutama pada wanita
yang telah memasuki masa pre menopause karena pada masa ini wanita
banyak kehilangan hormon estrogen dimana estrogen berfungsi untuk
menjaga kestabilan kolesterol dan gula darah.
7. Tes osteoporosis
Pada masa pre menopause perli dilakukan pemeriksaan uji densitas
tulang karena terjadi penurunan kadar estrogen. Estrogen sangat penting
untuk membantu pembentukan tulang. Densitas tulang merupakan
pemeriksaan untuk mengukur kekuatan tulang dan individu untuk
menentukan resiko patah tulang. Pengujian dirancabg untuk mendeteksi
tanda-tanda osteoporosis. Osteoporosis merupakan penyakit yang terjadi
saat tulang menjadi lemah dan tipis. Osteoporosis terjadi bila terdapat
kekurangan kalsium dalam tulang atau kekurangan mineral lainnya yang
memberikan kekuatan untuk menuju ke tulang osteoporosis.
Osteoporosis biasanya terjadi pada wanita pre menopause, menopauuse,
dan pasca menopause pada wanita dan setelah berusia lebih dari 40
tahun
D. Penatalaksanaan
1. Menghindari perubahan kejiwaan
Perubahan dan gejolak jiwa menghadapi klimakterium sampai senium
dapat dihindari dengan keharmonisan keluarga dan saling pengertian.
Menghadapi hidup yang terus berkembang mungkin agak sulit sehingga
sebagian wanita tidak sanggup untuk hidup bersama dengan keluarga
anaknya. Disamping kerisauan yang dihadapi mereka mengalami
kebahagiaan karena telah mampu mengantarkan anak-anaknya ke
jenjang yang lebih tinggi.adanya pikiran kebahagiaan menimang cucu
yang lucu seperti pada saat menimang anaknya yang sedang tumbuh dan
berkembang
2. Menghindari penuaan kulit terlalu cepat
Semakin wanita bertambah umur kulit semakin tipis, makin sensitif
terhadap sinar matahari, lapisan lemak bawah kulitnya longgar sehingga
keriput dan kering di daerah wajah,dagu, dan leher
3. Menyesuaikan pola makan
Makanan yang diperlukan wanita menopause hanya sekedar dapat
mempertahankan proses pergantian jaringan yang rusak dan
mengelupas. Apabila pola makan masih sama seperti berumur 35-40
tahun dapat dipastikan kelebihan yang disimpan dalam bentuk lemak di
bokong, payudara, dan perut. Kelebihan makan dalam kieadaan tubuh
serba kekurangan hormon dan kemampuan metabolisme, dapa
menyebabkan penyakit kencing manis, hipertensi,kolesterol tinggi,
penyakit jantung koroner yang diikuti gagal jantung.
a. Pola makan vegetarian (makan sayur dan buah). Makan dengan pola
vegetarian mempunyai keuntungan yang besar karena dapat
menurunkan lemak tubuh dan kolesterol yang dapat mengurangi
penyakit seperti keganasan pada payudara, keganasan indung telur
dan rahim, menurunkan tekanan darah tinggi, mengurangi penyakit
jantung
b. Vitamin
Vitamin sangat penting karena diperlukan untuk meningkatkan
metabolisme umum dan mempertahankan metabolisme kalsium
sehingga mengurangi terjadinya tulang keropos. Komposisi viytamin
harus mengandung jumlah yang cukup dan kualitas misalnya vitamin B
complek, A,E dan D) mineral yang sangat diperlukan yaitu kalsium dan
zat besi (Fe)
E. Sikap Ibu dalam menghadapi masa menopause.
Berat ringannya stres yang dialami wanita dalam menghadapi dan
mengatasi menopause sangat dipengaruhi oleh bagaimana penilaiannya
terhadap menopause. Penilaian individu terhadap peristiwa yang dialami ada
yang negatif (su’udzon) ada yang positif (khusnudzon) (Noor, 2002).
Kematangan mental, kedewasaan berfikir, faktor ekonomi, budaya dan
wawasan mengenai menopause akan menentukan berat ringannya seseorang
menghadapi kekuatiran saat memasuki masa menopause. Bila seorang
perempuan tidak siap mental menghadapi periode klimakterium atau fase
menjelang menopause dan lingkungan psikososial tidak memberikan
percaya diri, merasa tidak diperhatikan, tidak dihargai, stress dan kuatir
berkepanjangan tentang perubahan fisiknya, misalnya khawatir fisiknya tidak
seindah dan sesehat ketika muda (Vikar, 2009).
Untuk mengatasi gejala-gejala premenopause dan menghilangkan
kecemasan dan kekhawatiran pada saat memasuki masa premenopause dan
menopause adalah dengan kenali gejala-gejalanya dan diatasi dengan bijak,
antara lain; Pada umumnya wanita mengalami gejala haid tidak teratur,
ketidakteraturan ini disebabkan oleh keadaan hormone yang tidak seimbang
yang dapat berupa siklus haid yang lebih pendek, jarak haid yang tidak teratur
atau perdarahan yang banyak yang perlu diwaspadai karena ada
kemungkinan merupakan pertanda adanya suatu yang tidak beres pada
tubuh, misalnya adanya tumor, kanker atau jaringan fibroid yang sering
muncul menjelang menopause. Segera periksakan diri ke dokter untuk
memastikan tidak adanya kelainan (Vikar, 2009).
Bagi wanita yang menilai atau menganggap menopause itu sebagai
peristiwa yang menakutkan (stressor) dan berusaha untuk menghindarinya, maka strespun sulit dihindari. Ia akan merasa sangat menderita karena
kehilangan tanda-tanda kewanitaan yang selama ini dibanggakannya.
Sebaliknya bagi wanita yang menganggap menopause sebagai suatu
ketentuan Allah (Sunnatullah) yang akan dihadapi semua wanita, maka ia tidak akan mengalami stres. Atau, kemungkinan stres yang dialami tidak
seberat dibanding wanita yang mempersepsikan menopause itu sebagai
F. Keluhan akibat penurunan hormon
Sebagian wanita pada masa menopause, tidak dapat mengatasi
berbagai masalah, sehinngga memerlukan bantuan pengobatan dengan
hormon pengganti (tambahan). Penurunan hormon estrogen, bila tidak diatasi
dapat menimbulkan keluhan.
a.
Keluhan PsikologisMenurunnya kemampuan berpikir dan ingatan sehingga
menimbulkan penyakit "pikun" atau Alzheimer. Gangguan emosi berupa rasa takut bila disebut tua, rasa takut menjadi tua dan tidak menarik, sukar
tidur atau cepat bangun, mudah tersinggung dan mudah marah, sangat
emosional dan spontan, merasa tertekan dan sedih tanpa diketahui
se-babnya. Rasa takut kehilangan suami, anak, dan ditinggalkan sendiri.
Keinginan seks menurun dan sulit untuh dirangsang. Situasi demikian
dapat terjadi bila individu belum siap untuk menghadapi klimakterium,
menopause, dan senium.
b.
Keluhan FisikTidak semua keluhan fisik dapat terjadi pada seseorang, dan tidak
semuanya pula dapat dijabarkan secara rinci, tetapi keluhan yang dominan
dan sering dijumpai dapat dijelaskan berikut ini.
c.
Jantung dan pembuluh darahKeluhan yang mempengaruhi fungsi jantung dan pembuluh darah
meliputi kulit terasa kering, keriput, dan longgar. Oleh karena turunnya
sirkulasi menuju kulit, badan terasa panas termasuk wajah, terjadi
perubahan sirkulasi pada wajah yang dapat melebar ke tengkuk berwarna
merah (hot flushes), mudah berdebar-debar, terjadi tekanan darah tinggi
d.
GenitaliaKeluhan yang dirasakan mengenai alat kelamin meliputi liang
sanggama terasa kering, sulit menerima rangsangan karena
sensitivitasnya sudah menurun, epitel Iiang sanggama dan sekitarnya
menipis, sehingga mudah terjadi infeksi, dalam melakukan hubungan seks
sering terasa sakit (dispareunia), elastisitas sudah menurun sehingga
terasa longgar.
e.
Sistem hormonalSecara menyeluruh sistem hormonal sudah menurun fungsinya
sehingga memengaruhi metabolisme tubuh yang juga cenderung
menurun. Oleh karena itu diperlukan perhatian terhadap pola makan yang
sebaiknya vegetarian. Penyakit metabolisme yang dapat terjadi pada
masa klimakterium dan menopause adalah cepat menjadi gemuk,
kelebihan bahan makanan disimpan dalam bentuk lemak di bokong,
payudara, dan perut.
f.
Fungsi sarafPada masa menopause, keluhan saraf disebabkan oleh degenerasi
sel saraf dan sel otak sehingga menimbulkan manifestasi klinis.
Pancaindra mengalami kemunduran fungsi sehingga perlu perhatian,
penglihatan dan pendengaran kurang berfungsi sehingga memerlukan
bantuan alat untuk meningkatkan fungsi.
g.
Fungsi motorikKeluhan fungsi motorik meliputi otot mulai lemah untuk memegang
atau mengambil barang, koordinasi sudah kurang tepat don pegangan
sering lepas, gerakan otot mulai sulit dikendalikan sehingga sering
h.
Fungsi sensorisKeluhan saraf sensoris yang sering muncul adalah kram atau sakit:
Gejala ini timbul saat berdiam diri dan akan menghilang bila digerakkan.
Kemunduran fungsi saraf menyebabkan gangguan sirkulasi darah dan
menimbulkan gangguan rasa perabaan, karena saraf peraba mengalami
kemunduran fungsi.
i.
Fungsi tulangTulang sebagai penyangga utama tubuh, karena proses penuaan
dapat terjadi pengurasan kalsium tulang, sehingga menjadi keropos dan
mudah patah. Tempat yang paling banyak terjadi patah tulang adalah
pada persendian tulang paha, sekalipun jatuh tidak terlalu keras.
Metabolisme kalsium, sebagai bahan tulang, dipengaruhi oleh paratiroid,
estrogen, vitamin E dan D.
G. Terapi sulih hormon
Dalam memberi terapi sulih hormon diperlukan pemeriksaan yang
cermat dan pengawasan yang saksama. Pemberian hormon perlu dilakukan
dengan interval, artinya tidak diberikan terus menerus sehingga organ yang
sensitif terhadap estrogen dan turunannya bebas dari pengaruh estrogen
dalam jangka waktu tertentu. Dapat diikuti dengan pemberian progesteron,
sehingga pengaruh negatif estrogen dapat ditiadakan. Juga perlu diikuti
dengan pemeriksaan terhadap payudara, mulut rahirn, dan badan rahim.
Secara berkala dilakukan pemeriksaan Pap smear sehingga dapat diketahui
Dalam meminta atau ingin mendapatkan hormon tambahan/ pengganti
perlu sekali melakukan konsultasi dengan dokter yang mempunyai simpati
masalah klimakterium, menopause, dan senium. Dalam memilih hormon dan
berapa yang diperlukan sangat tergantung pada pengalaman dan
pengetahuan dokter sendiri. Banyak macam hormon pengganti yang dapat
dipakai sehingga keluhan tersebut dapat diatasi. Untuk maksud tersebut
perlu meminta nasihat dan pengawasan dokter.
H. Tugas Bidan dalam menghadapi ibu menopause.
Tugas bidan menyikapi masalah klimakterium, menopause, dan senium
di tengah masyarakat yaitu:
a. Bidan hanya memberi perhatian agar lansia dapat hidup dengan wajar
artinya sesuai dengan kesanggupannya, tanpa mengharapkan hasilnya.
b. Pernyataan dan kenyataan ini dapat disampaikan kepada keluarganya,
untuk lebih memperhatikan orang tuanya agar tidak jatuh, karena
tulangnya sudah relatif rapuh.
c. Untuk meningkatkan kesehatannya, anjurkan:
1) Mengonsumsi makanan vegetarian, sehingga tidak mengganggu
fungsi alat pencernaannya, artinya fungsinya lancar.
2) Orang tua memerlukan banyak serat dalam makanannya, karena
kekurangan serat akan menimbulkan obstipasi dan malah sisa
kotorannya akan menjadi dan menimbulkan intoksikasi.
3) Aktivitasnya tidak perlu terlalu dibatasi, karena akan mengurangi
fleksibilitas ekstremitasnya.dan menimbulkan kekakuan
4) Tentang kemungkinan pemberian hormon subst#usi sebaiknya
me-Jakukan konsultasi dengan dokter ahli, sehingga dosis yang
diper-lukan serta jenisnya dapat ditetapkan secara pasti.
I. Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan
1. Pengertian
Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh
bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis,
mulai dari pengkajian, analisis data, diagnosa kebidanan, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi (Ambarwati dan Wulandari, 2009; h. 130).
Prinsip proses manajemen kebidanan yaitu secara sistematis
mengumpulkan dan memperbaharui data yang lengkap dan relevan
dengan melakukan pengkajian yang komprehensif terhadap kesehatan
setiap klien, termasuk mengumpulkan riwayat kesehatan dan
pemeriksaan fisik, mengidentifikasi masalah dan membuat diagnosa
berdasarkan interpretasi data dasar, mengidentifikasi kebutuhan terhadap
asuhan kebidanan dalam menyelesaikan masalah dan merumuskan
tujuan asuhan kebidanan bersama klien, memberi informasi dan support
sehingga klien dapat membuat keputusan dan bertanggung jawab
terhadap kesehatannya.
Membuat rencana asuhan yang komprehensif bersama klien,
secara pribadi bertanggung jawab terhadap implementasi rencana
individu, melakukan konsultasi, perencanaan dan melaksanakan
manajemen dengan kolaborasi dan merujuk klien untuk mendapatkan
asuhan selanjutnya, merencanakan manajemen terhadap komplikasi
normal, melakukan evaluasi bersama klien terhadap pencapaian asuhan
sesuai dengan kebutuhan. Penulis mengambil 7 langkah varney dalam
menyusun asuhan kebidanan gangguan reproduksi pada ibu menopause
yaitu menurut Varney (1997) dalam Muslihatun, Mufdlilah dan Setyawati
(2009; h. 227-231). Ketujuh langkah tersebut adalah sebagai berikut :
a. Langkah 1. Pengkajian data
Langkah pertama merupakan awal yang akan menentukan langkah
berikutnya, mengumpulkan data adalah menghimpun informasi
tentang klien/orang yang meminta asuhan. Kegiatan pengumpulan
data dimulai saat klien masuk dan dilanjutkan secara terus menerus
selama proses asuhan kebidanan berlangsung, data yang diambil
bisa dikumpulkan dari berbagai sumber, yaitu sumber yang dapat
memberikan informasi paling akurat yang dapat diperoleh secepat
mungkin dan upaya sekecil mungkin. Teknik pengumpulan data tiga
yaitu : observasi, wawancara, pemeriksaan.
1) Observasi adalah pengumpulan data melalui indera : penglihatan
(perilaku, tanda fisik) pendengaran (bunyi batuk, bunyi nafas)
penciuman (bau nafas, bau luka) perabaan (suhu badan, nadi).
2) wawancara adalah pembicaraan terarah yang umumnya dilakukan
pada pertemuan tatap muka, dalam wawancara yang penting
diperhatikan adalah data yang ditanyakan diarahkan ke data yang
relevan.
3) Pemeriksaan dilakukan dengan memakai alat.
Data secara garis besar, diklasifikasi menjadi data subjektif
harus mengembangkan hubungan antar personal yang efektif
klien yang akan diwawancarai, harus lebih memperhatikan hal-hal
yang menjadi keluhan utama pasien dan yang mencemaskan,
bidan harus berupaya mendapatkan data/fakta yang sangat
bermakna dalam kaitannya dengan masalah pasien.
Pada waktu mengumpulkan data objektif bidan harus
mengamati ekspresi dan perilaku pasien, mengamati perubahan/
kelainan fisik, memperhatikan aspek sosial budaya pasien
menggunakan teknik pemeriksaan yang tepat dan benar,
melakukan pemeriksaan yang terarah dan berkaitan dengan
keluhan pasien.
Data yang harus dikumpulkan pada ibu menopause,
meliputi :
1) Biodata/Identitas baik pasien maupun suami/keluarga.
2) Data subjektif dan data objektif, yang terdiri dari :
a) Pemeriksaan fisik
b) Pemeriksaan panggul
c) Pemeriksaan laboratorium.
b. Langkah 2. Interpretasi data dasar.
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa
atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan data-data yang telah
dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan
Langkah awal dari perumusan masalah/diagnosa kebidanan adalah
pengolahan/analisa data yaitu menggabungkan dan menghubungkan
data satu dengan yang lainnya sehingga tergambar fakta. Masalah
adalah kesenjangan yang diharapkan dengan fakta/kenyataan,
analisa adalah proses pertimbangan tentang nilai sesuatu yang
dibandingkan dengan standar, standar adalah aturan/ukuran yang
telah diterima secara umum dan digunakan sebagai dasar
perbandingan dalam kategori yang sama. Pengertian masalah/
diagnosa adalah suatu pernyataan dari masalah pasien/klien yang
nyata atau potensial dan membutuhkan tindakan, pengertian lain
masalah/diagnosa adalah pernyataan yang menggambarkan masalah
spesifik yang berkaitan dengan keadaan kesehatan seseorang dan
didasarkan pada penilaian asuhan kebidanan yang bercorak negatif
(Hidayat dan Mufdilah, 2009; h. 75-78).
c. Langkah 3. Mengidentifikasi diagnosis atau masalah potensial.
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosis
potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis yang
telah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila
memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien bidan
diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosis / masalah potensial ini
benar-benar terjadi.
d. Langkah 4. Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang
memerlukan penanganan segera.
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan
tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah
keempat ini mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen
kebidanan.
e. Langkah 5. Merencanakan asuhan yang menyeluruh
Pada langkah ini dilakukan perencanaan yang menyeluruh, ditentukan
langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan
manajemen terhadap diagnosis atau masalah yang telah diidentifikasi
atau diantisipasi, pada langkah ini informasi/data dasar yang tidak
lengkap dapat dilengkapi.
Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini
haruslah rasional dan benar-benar valid berdasarkan pengetahuan
dan teori yang up to date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan atau tidak akan dilakukan klien. Rasional berarti tidak
berdasarkan asumsi, tetapi sesuai dengan keadaan klien dan
pengetahuan teori yang benar dan memadai atau berdasarkan suatu
data dasar yang lengkap dan bisa dianggap valid sehingga
menghasilkan asuhan klien yang lengkap dan tidak berbahaya.
f. Langkah 6. Melaksanakan perencanaan.
Pada langkah ini bidan mengarahkan atau melaksanakan rencana
asuhan secara efektif dan aman. Pelaksanaan asuhan ini sebagian
dilakukan oleh bidan, sebagian oleh klien sendiri atau oleh petugas
asuhan sendiri, tetapi dia tetap memiliki tanggung jawab untuk
mengarahkan pelaksanaannya.
g. Langkah 7. Evaluasi
Pada langkah ini dievaluasi keefektifan asuhan yang telah diberikan,
apakah telah memenuhi kebutuhan asuhan yang telah teridentifikasi
dalam diagnosis maupun masalah. Pelaksanaan rencana asuhan
tersebut dapat dianggap efektif apabila anak menunjukan
pertumbuhan dan perkembangan yang lebih baik, terjadi pencapaian
dalam tugas perkembangan sesuai dengan kelompok usia dan ukuran
fisik.
Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut terlaksana
dengan efektif dan mungkin sebagian belum efektif. Karena proses
manajemen asuhan ini merupakan suatu kegiatan yang
berkesinambungan maka perlu evaluasi, mengapa asuhan yang
diberikan belum efektif.
2. Tinjauan teori asuhan kebidanan kesehatan reproduksi pada ibu
menopause
a. Pengkajian (Pengumpulan data dasar)
Pengkajian atau pengumpulan data dasar adalah mengumpulkan
semua data yang dibutuhkan untuk mengevaluasi keadaan pasien.
Merupakan langkah pertama untuk mengumpulkan semua informasi
yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi
pasien.
1) Data Subyektif
(1) Nama
Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan
sehari-hari agar tidak keliru dalam memberikan penanganan
(Varney, 2007; h. 31).
(2) Umur
Dicatat dalam tahun untuk mengetahui menopause
pertama kali. Menurut Baziad (2003) menopause terjadi
antara usia 45 – 50 tahun.
(3) Agama
Data agama dikaji untuk memantapkan identitas,
disamping itu perilaku seseorang tentang kesehatan sering
berhubungan dengan agama (Matondang dkk, 2004).
(4) Pekerjaan dan Ekonomi
Pekerjaan berpengaruh pada keadaan sosial ekonomi,
untuk mensejahterakan keluarganya khususnya kesehatan
(Wiknjosastro, 2002).
(5) Pendidikan
Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk
mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga
bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan
pendidikannya terutama tentang masa menopause yang
dihadapinya (Ambarwati, Wulandari, 2009; h. 132).
Alamat atau tempat tinggal ibu ditulis dengan lengkap dan
jelas agar sewaktu-waktu dapat dihubungi apabila terdapat
ke gawat-daruratan (Matondang dkk, 2004).
b) Keluhan utama
Untuk mengetahui alasan pasien tersebut mengunjungi klinik,
seperti keluhannya terutama tentang keluhan masa
menopause yang dihadapinya (Varney, 2007; h. 32).
(1) Psikologi
menurut Manuaba (2009, h. 217-221), perubahan kejiwaan
yang dialami seorang wanita menjelang menopause
meliputi merasa tua, tidak menarik lagi, rasa tertekan
karena takut menjadi tua, mudah tersinggung, mudah
terkejut sehingga jantung berdebar, takut tidak dapat
memenuhi kebutuhan seksual suami, rasa takut bahwa
suami akan menyeleweng, keinginan seksual menurun dan
sulit rnencapai kepuasan (orgasme). Mereka juga merasa
sudah tidak berguna dan tidak menghasilkan sesuatu,
merasa memberatkan keluarga dan orang lain. Menurut
Baziad (2003) bahwa lebih dari 70% wanita menopause
mengalami keluhan vasomotorik, depresi dan keluhan
psikis serta somatis lainnya.
(2) Fisik
Menurut Manuaba (2009, h. 217-221) seorang wanita pada
bawah kulit berkurang sehingga kulit menjadi kendur. Kulit
mudah terbakar sinar matahari dan menimbulkan
pig-mentasi dan menjadi hitam. Pada kulit tumbuh bintik hitam.
Otot bawah kulit wajah mengendur sehingga jatuh dan
lembek. Kelenjar kulit kurang berfungsi, sehingga kulit
menjadi kering dan keriput. Perubahan metabolisme tubuh
ditandai dengan menurunnya pengeluaran hormon tiroksin
dan insulin, pembakaran, dan keperluan tubuh menjadi
menurun.
c) Riwayat Perkawinan
Yang perlu dikaji adalah berapa kali menikah, umur klien saat
perkawinan, lama perkawinan, status menikah sah atau tidak
(Muslihatun, dkk, 2009; h. 226 ).
d) Riwayat menstruasi
(1) Menarche (menstruasi pertama yang dialami oleh klien). Perlu dikaji untuk mengetahui usia terjadinya menopause,
karena wanita yang mengalami menarche lebih awal akan mengalami menopause pada usia lebih tua (Maslachah,
2011). Menurut Kartini (2006), secara normal menstruasi
berlangsung pada usia 11 – 16 tahun.
(2) HPMT (Hari Pertama Menstruasi Terakhir) : perlu dikaji
untuk bisa menentukan kapan ibu mulai mengalami masa
menopause (Saifuddin, 2006; h. MK-51). Menopause
terjadi antara usia 45 – 50 tahun (Baziad, 2003).
(3) Siklus menstruasi: dikaji untuk mengetahui siklus
menghadapi masa menopause (Saifuddin, 2006; h.
MK-52). Menurut Damayanti (2003), gejala yang mengawali
masa menopause, yaitu mulai terjadi pola haid yang tidak
beraturan, haid dapat berubah-ubah dari banyak menjadi
sedikit tanpa pola tertentu pada wanita yang berusia
sekitar 45 tahun ke atas.
e) Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan sangat penting untuk dikaji baik
pasien sendiri, ibu, ayah, saudara kandung, kakek, nenek,
paman dan bibi. Karena ada penyakit yang menurun dan
pasien juga bisa terkena penyakit dari keluarganya, dan
memastikan pasien tidak sedang menderita penyakit (Varney,
2007; h. 32). Menurut Damayanti (2003), gejala yang
mengawali masa menopause, yaitu osteoporosis
(pengeroposan tulang) dan pruritis, merupakan istilah
kedokteran untuk rasa gatal pada kulit di daerah vulva atau
alat kelamin.
f) Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari, meliputi :
(1) Pola nutrisi (makan dan minum).
Perlu dikaji untuk mengetahui kebiasaan makan dan
minum ibu mulai dari jenis makan, minuman. Berapa
banyak / porsinya karena nanti bisa berpengaruh terhadap
menopause (Priharjo, 2007; h. 4). Pada saat menopause
kadar estrogen menurun dan hal ini akan mepermudah
hilangnya kalsium tubuh. Peningkatan asupan kalsium dan
Fraktura akibat osteoporosis terjadi pada 50% diatas usia
50 tahun.
(2) Personalhygiene
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga
kebersihan tubuh terutama pada daerah genetalia karena
jika kurang personal hygine bisa menjadikan keputihan, infeksi (Ambarwati, wulandari, 2009; h. 137). Dampak tidak
dilakukannya personal hygiene genetaliayaitu dapat terjadi infeksi pada vagina, bau badan yang berlebihan dan
integritas permukaan kulit. Vaginitis adalah peradangan
pada vagina yang terjadi karena perubahan keseimbangan
normal bakteri (Utamadi, 2009).
(3) Aktifitas
Menggambarkan pola aktifitas pasien sehari-hari (Priharjo,
2007; h. 4). Olahraga dan tidur yang teratur, mengurangi
kenaikan tekanan darah dan obstipasi untuk mengurangi
keluhan pada masa menopause.
(4) Istirahat
Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien, berapa
jam pasien tidur, kebiasan sebelum tidur misalnya :
membaca, kebiasaan dengan mengkonsumsi obat tidur,
kebiasaan tidur siang, penggunaan waktu luang. (Wilson
dkk dalam Dimsdale, 1995) menyatakan bahwa pada saat
menopause mengalami perubahan dalam masalah
mencegah penurunan kondisi tubuh biasanya
mengkonsumsi vitamin, sayuran, buah-buahan, istirahat
yang cukup, serta berolahraga.
(5) Seksualitas
Dengan semakin bertambahnya usia, maka perilaku seks
juga akan berubah. Perubahan seksual pada wanita,
khususnya setelah menopause, akan menurunkan tingkat
produksi hormon esterogen dan androgen. Ini akan
menyebabkan terjadinya beberapa perubahan fisik. Wanita
menopause membutuhkan waktu lama atau sulit
mengalami ketertarikan secara seksual. Hubungan intim
mungkin akan menimbulkan sakit sebab dinding vagina
menjadi tipis (Manuaba, 2009).
g. Data Psikologi, kultural
1. Data Psikologi dan Kultural
a. Psikologi : Perubahan-perubahan psikologi maupun fisik ini
berhubungan dengan kadar estrogen, gejala yang
menonjol adalah berkurangnya tenaga dan gairah,
berkurangnya konsentrasi dan kemampuan akademik,
timbulnya perubahan emosi seperti mudah tersinggung,
susah tidur, rasa kekurangan, rasa sepi, ketakutan,
keganasan, tidak sabar lagi dan lain-lain.Perubahan psikis
ini berbeda-beda tergantung dari kemampuan si wanita
b. Kultural
Pengaruh budaya dan lingkungan sudah dibuktikan
sangat mempengaruhi wanita untuk dapat untuk dapat
atau tidak dapat menyesuaikan diri dengan fase
klimakterium dini. (Proverawati, 2010;h.40)
h. Data Objektif
a) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan ini penting dilakukan karena pasien akan
diperiksa secara umum dengan cara menyentuh pasien dan
apa yang akan kita inginkan pasien juga melakukan
sehingga pemeriksaan ini akan membuat pasien merasa
tidak nyaman. Dan yang penting lagi selalu menjaga privasi
pasien (Varney, 2007; h. 34).
(1) Keadaan Umum
Keadaan umum pasien diamati mulai saat
pertama kali bertemu dengan pasien, dilanjutkan
sewaktu mengukur tanda-tanda vital dan sewaktu
mengukur tinggi dan berat badan (Priharjo, 2007; h. 22).
Pada masa menopause diikuti perubahan-perubahan
baik fisik maupun psikisnya (informed consent) (Damayanti, 2003).
(2) Tanda - tanda Vital
Tanda-tanda vital diukur setelah posisi pasien diatur
yang nyaman serta keadaan umumnya diketahui.
suhu, nadi dan pernafasan serta berat dan tinggi badan
( Priharjo, 2007; h. 23 )
(a) Tekanan Darah
Jika tekanan darah tinggi (>180/110 mmHg) maka
pasien memiliki tekanan darah tinggi (Hartanto,
2004; h. 110)
Pada dewasa muda umur 16 - 21 TD> 140/90
mmHg dianggap hipertensi, pada manula umur
50-60 TD normalnya 140/90 (Gleadle, 2003; h. 37).
(b) Suhu Badan
Suhu Menurun sekitar 0,1 – 0,9 C Seringkali tubuh
menggigil pada akhir hot flush. (Suryoprajogo,
2009;h.22)
Jika suhu badan lebih dari 38oC maka dapat
dicurigai pasien mengalami infeksi, sehingga
pasien harus segera berobat (Ambarwati,
Wulandari, 2009; h. 138)
(c) Frekuensi pernafasan
Pernafasan berada dalam batas yang normal yaitu
antara 20-30 x/menit ( Everett, 2008; h. 159).
Keluhan fisik yang dialami wanita menopause
antara lain mudah berdebar-debar.
(d) Denyut nadi
Jika denyut nadi di atas 100 x/menit sebaiknya
periksa adakah tanda-tanda infeksi (Varney, 2007;
dan pembuluh darah meliputi kulit terasa kering,
keriput, dan longgar (Manuaba, 2009).
(e) Berat badan
Selama masa menopause, kadar estrogen dalam
tubuh menurun, begitu juga dengan kondisi tubuh
secara umum yang menyebabkan naiknya kadar
lemak dalam tubuh.
(3) Status Present
(a) Kepala
- Rambut
Pasca menopause terjadi perubahan terhadap
pertumbuhan rambut yaitu rambut pubis,
ketiak,serta rambut kepala, menjadi tipis
(Sarwono P, 2003; h. 43)
- Mata
Kekurangan estrogen dapat menyebabkan atrofi
kornea dan konjungtiva, serta turunnya fungsi
kelenjar air mata. (Sarwono P, 2003; h. 45)
- Mulut, hidung dan telinga
Kekurangan estrogen juga menyebabkan
perubahan mulut dan hidung. Selaput lendirnya
berkerut,aliran darah berkurang, terasa kering,
dan mudah terkena giginvitis (Sarwono P, 2003;
(b) Dada
Dikaji adakah retraksi dinding dada (sesak) dan
nyeri atau tidak, karena jika terdapat nyeri dada
saat pemeriksaan patut dicurigai adanya penyakit
jantung atau tuberculosis. Progestin dapat
menurunkan kadar HDL-kolesterol serta
meningkatkan kadar LDL-kolesterol. Terjadinya
aterosklerosis (deposit lemak) dipercepat oleh
kadar LDL-kolesterol yang tinggi didalam darah
yang kadang-kadang didahului oleh sakit dada
hebat yang berulang-ulang sehingga serangan
jantung terjadi pada klien (Hartanto, 2004; h.
116-117).
(c) Abdomen
Abdomen diperiksa untuk mengetahui ada tidakya
pembengkakan hati dengan cara palpasi bagian
perut sebelah kanan ditekan. Jika ibu merasa
kesakitan atau teraba massa kemungkinan terdapat
penyakit hati dan periksa juga apakah
massa/benjolan karena ibu hamil atau mioma
uterus. (Hartanto, 2004; h.106).
(d) Ekstremitas bawah
Ekstremitas bawah perlu diperiksa untuk
mengetahui adanya trombophlebitis atau kelainan
b) Pemeriksaan Obstetri
1) Inspeksi
Payudara
Inspeksi payudara dengan mengamati ukuran, bentuk, dan
kesimetrisan payudara. Payudara normalnya melingkar
agak simetris dan besar, sedang atau kecil. Lihat juga
warna dan edema pada kulit payudara, warna aerola.
payudara diamati ada tidaknya penonjolan atau retraksi
pada payudara (Priharjo, 2007; h. 120)
Abdomen
Abdomen diamati bentuknya secara umum, kontur
permukaan abdomen dan adanya retraksi, penonjolan
serta ketidak simetrisan. Amati gerakan kulit abdomen saat
inspirasi dan ekspirasi. Amati juga pertumbuhan rambut
dan pigmentasi pada kulit secara lebih teliti (Priharjo, 2007;
h. 127). Amati adakah bekas luka operasi yang
berhubungan dengan mioma uterus (Saiffudin, 2006; h.
MK-50).
Genetalia
Kulit dilihat ukuran dan adanya kelainan yang tampak pada
genetalia, dan adakah perdarahan pervaginam, penonjolan
atau pembengkakan pada vagina (Priharjo, 2007; h. 148).
Keluhan yang dirasakan mengenai alat kelamin meliputi
karena sensitivitasnya sudah menurun, epitel Iiang
sanggama dan sekitarnya menipis, sehingga mudah terjadi
infeksi, dalam melakukan hubungan seks sering terasa
sakit (dispareunia), elastisitas sudah menurun sehingga
terasa longgar (Manuaba, 2009).
2) Pemeriksaan dalam : tidak diperiksa
3) Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium umum
Yang dilakukan secara rutin meliputi darah
lengkap, urine lengkap, fungsi hati dan ginjal,
pemeriksaan kolesterol, serta gula darah. Sedangkan
pemeriksaan laboratorium khusus meliputi
pemeriksaan pap smear, biopsi lapisan dalam rahim,
dan biopsi mulut rahim. (Manuaba, 2009 ; h. 229)
b. Pemeriksaan rutin
Sederhana
1) Keluhan yang dikemukakan, keluhan ini akan
dikembangkan melalui pertanyaan yang lebih rinci
terhadap pasien. Ini dilakukan untuk
mengupayakan arah kemungkinan penyakit sudah
dapat dipastikan.
2) Pemeriksaan yang meliputi pemeriksaan fisik
umum (tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan,
pemeriksaan perut, pemeriksaan payudara) dan
Dengan alat
1) Kolnoskopi, untuk mengetahui adanya
kelainan/perlukaan bibir kemaluan, kelainan liang
senggama, atau kelainan mulut
2) Histereskopi, untuk mengetahui adanya kelainan
pada ruang rahim
3) Ultrasonografi, untuk mengetahui adanya kelainan
pada abdomen umumnya, kelainan ginjal, hati,
kelainan indung telur, rahim dan sekitarnya, serta
kelainan payudara.
4) Mammografi untuk mengetahui kelainan khusus
payudara. (Manuaba, 2009 ; h. 229)
B. INTERPRETASI DATA
Dalam interpretasi data diperoleh dari data pengkajian yang sudah didapat
dan terkumpul pada kasus gangguan reproduksi pada ibu menopause
sehingga muncul diagnosa.
a. Diagnosis Kebidanan
Ny ....P .... A .... Umur .... tahun, Dengan Menopause
Data Dasar :
1) Data Subjektif
a. Ibu mengatakan bernama Ny ... umur ... tahun
b. Ibu mengatakan tidak haid selama 12 bulan…
c. Ibu mengatakan sudah pernah hamil berapa kali, melahirkan beraoa
kali, dan pernah keguguran atau tidak
d. Ibu mengatakan keluhan yang dirasakan saat ini dan ibu
2) Data Objektif
Data objektif meliputi data hasil pemeriksaan fisik dan obstetrik. Data
pemeriksaan fisik meliputi keadaan umum ibu, tanda-tanda vital
(tekanan darah, suhu badan, frekuensi pernafasan, denyut nadi), dan
berat badan. Selain itu juga dikumpulkan data tentang status present
mulai kepala, dada, abdomen dan ekstremitas bawah. Adapun
pemeriksaan obstetri meliputi inspeksi payudara, abdomen, dan
genetalia.
b. Masalah
Tidak ada
C. DIAGNOSA POTENSIAL
Diagnosa yang mungkin terjadi pada menopause ialah:
Masalah Fisik:
a. Dampak pendek yang terjadi :
1) Gangguan vasomotor
2) Dryness Vaginal (Kekeringan pada vagina)
3) Penurunan Libido
4) Drypareunia (rasa sakit ketika berhubungan seksual)
5) Inkontensia Urin (Beser)
b. Dampak panjang yang terjadi:
1) Resiko Kanker Payudara
2) Kanker Leher Rahim (Serviks).
3) Osteoporosis
5) Dimensia
D. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA ATAU KOLABORASI DAN KONSULTASI
1. Masalah Fisik yaitu seperti:
a. Gangguan vasomotor
Pencegahan terhadap rasa panas (Hot flush) yakni:
1. tidur yang cukup serta rileks
2. Hindari faktor-faktor yang dapat memicu rasa panas seperti
makanan berbumbu banyak, makanan yang pedas dan panas,
makanan berlemak, alkohol dan kopi.
b. Penurunan Libido dan Dryness Vaginal (Kekeringan pada vagina)
Pencegahan terhadap adanya gairah seksual dan kekeringan pada
vagina yakni:
1) Pada saat akan melakukan hubungan di dapat dirangsang dengan
menonton film pornografi agar dapat memacu rangsangan
sehingga pada saat melakukan hubungan seksual tidak terasa
sakit
2) Gunakan penambahan pelicin, krim atau jelly sebelum melakukan
hubungan seksual.
c. Inkontensia Urin (Beser)
Pencegahan terhadap adanya inkontensia urin dengan senam kegel:
Cara melakukan senam kegel:
1) Langkah pertama, posisi duduk atau berbaring, cobalah untuk
menahan dan mengontraksikan otot panggul dengan cara yang
2) Kontraksikan otot panggul selama 10 detik, kemudian istirahat
selama 10 detik.
3) Lakukan latihan ini berulang-ulang sampai 10-15 menit, lakukan
tiga kali sehari.
d. Resiko Kanker Payudara
Pencegahan terhadap adanya resiko kanker payudara :
1) Menurunkan berat badan karena dapat terkena kanker payudara
2) Lakukan periksaan payudara sendiri (sadari) yang dapat
dilakukan di rumah.
e. Kanker Leher Rahim (Serviks).
Pencegahan terhadap adanya kanker serviks :
1) Menggunakan kondom setiap melakukan hubungan seksual
f. Osteoporosis,
Pencegahan terhadap adanya resiko osteoporosis:
1) Olahraga yang cukup dan teratur
2) Konsumsi asupan makanan yang mengandung kalsium
3) Konsumsi vitamin D
g. Penyakit jantung
Pencegahan terhadap adanya resiko penyakit jantung:
1) Konsumsi vitamin beberapa jenis vitamin (A, B, C, E ,D )
2) Konsumsi susu non fat atau low fat, jus jeruk, sayur hijau, makan
sarden kaleng yang banyak mengandung kalsium.
3) Konsumsi Makan-makan beserat
4) Berolahraga teratur, mulai dari berjalan jauh atau senam jantung
5) Hindari merokok, minum alkohol dan minum banyak air putih
2. Masalah Psikis
1) Menjalani hidup sehat dengan makan, minum, istirahat dan olahraga
yang cukup dan teratur
2) Pikiran rileks sehingga menjadi tenang dan terasa nyaman
Pencegahan masalah psikis tentang adanya insomnia (gangguan
tidur) :
b) Berolahraga, mulai dari berjalan atau senam
c) Jangan terlalu lelah dalam melakukan aktifitas
d) Jangan terlalu banyak pikiran sehingga akan menyebabkan ibu
susah tidur
E. PERENCANAAN
1. Jelaskan kepada ibu tentang tanda tanda menopause
2. berikan konseling penanganan gejala menopause yang sedang ibu alami
saat ini
3. jelaskan cara mencegah dan penanganan seksual pada ibu menopause
4. jelaskan tentang pemberian nutrisi pada ibu menopause untuk mencegah
timbulnya osteoporosis
5. jelaskan akibat terjadinya gangguan perkemihan
6. jelaskan perubahan yang terjadi secara psikologis
7. jelaskan perubahan pola spiritual pada ibu menopause
F. PELAKSANAAN
1. Memberitahu ibu tanda – tanda menopause yaitu:
a) Terjadi panas di tubuh terutama di daerah muka dan dada
b) Susah tidur pada malam hari
d) Saluran kencing menipis dan kering
e) Badan terasa lebih gemuk
f) Terjadi gangguan pada punggung dan tulang
g) Akan terasa pegel linu pada bagian punggung, paha, dan tangan
h) Pusing dan sakit kepala
i) Payudara menjadi kendor
2. memberikan konseling kepada ibu tentang penanganan gejala pada masa
menopause seperti :
a. rasa panas pada wajah dan dada
1) Sebaiknya setiap malam ibu menggunakan pakaian yang tipis
dan menyereap keringat
2) Hindari stress didalm rumah tangga
3) Menghindari minum minuman padas pada malm hari
4) Melakukan olah raga stiap hari pada pagi atau sore hari
b. nyeri dan linu pada tubuh
rasa lelah sering kali muncul ketika menjelang menopause karena
terjadi perubahan hormonal pada wanita yaitu hormon
estrogen.Sehingga ibu akan mudah merasa pegal atau linu pada
tubuhnya waktu malam hari.
c. Susah tidur pada malam hari
Terjadinya susah tidur pada malam hari yang dialami wanita
menopause dapat terjadi karena adanya rasa panas pada wajah dan
dada, berkeringat, perasaan panik dan gelisah.
Penatalaksanaan: menghindari kafein, hindari aktifitas yang
tidur yang teratur, mandi air hangat pada malam hari, minum susu
sebelum tidur.
d. vagina terasa sakit saat berhubungan
Pada wanita yang sudah menopause apabila berhubungan seksual
akan tersa sakit karena vagina menjadi pendek menyempit, hilang
elastisitas, epitelnya tipis dan mudah trauma karena kurang lubrikasi.
3. Menjelaskan cara pencegahan dan penanganan seksual pada ibu yang
sudah menopause:
a. Pencegahan seksual setelah masa menopause yaitu :
menganjurkan sebelum melakukan hubungan seksual dengan suami
berikan jell atau sabun agar pada saat berhubungan ibu tidak terasa
salit
b. Penanganan seksual setelah masa menopause yaitu:
Setelah melaukukan hubungan dengan suami sebaiknya alat
kemaluan ibu dibasuh menggunakan air hangat untuk mencegah
terjadinya infeksi
4. Menjelaskan kepada ibu pentingnya pemberian nutrisi tentang adanya
masalah yang dapat mencegah dan timbulnya tulang keropos yaitu
dengan olah raga teratur, mengkonsumsi vitamin D, makan makanan
yang mengandung kalsium seperti ikan teri, susu, buah-buahan,
kacang-kacangan
5. Menjelaskan pengertian akibat terjadinya gangguan berkemih dan
penatalaksanaanya, yaitu: melakukan senam kegel
1) bertujuan:
b. mencegah terjadinya beser
c. mencegah hemoroid
d. membantu meningkatkan kepuasaan seksual pada ibu
menopause
2) memberikan penkes tentang cara melakukan senam kegel
a. langkah pertama, posisi duduk atau berbaring, kontraksikan otot
panggul seperti sedang mengencangkan atau menutup vagina
atau seperti menahan pipis
b. menahan kontraksi selama 3 hitungan kemudian rileksasikan
c. lakukan berulang – ulang sampai 10 – 15 menit, latihan ini
dilakukan 3x sehari
6. memberikan konseling tentang perubahan psikologis yang terjadi
pada ibu menopause:
perubahan yang dialami ibu akan merasa tua, tidak menarik lagi, rasa
tertekan kareba takut menjadi tua, mudah tersinggung dan mudah
terkejut sehingga jantung berdebar, takut tidak dapat memenuhi
kebutuhan seksual suami rasa takut bahwa suami akan
menyeleweng, keinginan seksual akan menurun dan sulit mencapai
kepuasan memrasa memberatkan keluarga dan orang lain.
7. . Memberikan konseling tentang perubahan pola spiritual pada ibu
menopause: pada masa menopause sebaiknya lebih rajin untuk
melakukan ibadah dan berserah diri kepada Allah dengan